Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010"

Transkripsi

1 JDA Jurnal Dinamika Akunansi Vol. 2, No. 2, Sepember 21, ISSN hp://journal.unnes.ac.id/index.php/jda VOLATILITAS RELEVANSI NILAI INCREMENTAL DARI LAA DAN NILAI UKU. Linggar Yeki Nugraheni Universias Kaolik Soegijapranaa Semarang Jalan Pawiyaan Luhur IV/1 endan Dhuwur, Semarang 5234 Dierima: 9 Mei 21. Diseujui: 26 Juni 21. Dipublikasikan: Sepember 21 Absrak Dalam peneliian ini dikaji relevansi nilai pola volailias pendapaan dan equias nilai buku. Diprediksi bahwa relevansi nilai volailias adalah dikaikan dengan horizon waku. Menggunakan model Ohslon, hipoesis yang dikembangkan adalah (1) laba dan nilai buku ekuias berhubungan posiif dengan harga saham, dan (2) ada penurunan aau peningkaan paern relevansi nilai ambahan. Sampel yang digunakan dalam peneliian ini adalah perusahaan manufakur yang erdafar di EI (ursa Efek Indonesia) selama periode Hasilnya menunjukkan bahwa earnings dan nilai buku ekuias erkai secara posiif dengan harga saham dan relevansi nilai laba menurun semenara ekuias nilai buku ekuias selama periode pengamaan. Absrac This research invesigaes he value of relevance volailiy paern of earnings and book value equiy. I is prediced ha he volailiy of value relevance is associaed wih he ime horizon. Using he Ohslon model, he hypohesis developed are: (1) earnings and book value equiy are associaed posiively wih he sock price (2) There is decrease or increase paern of incremenal value relevance. The sample used in his research is manufacuring companies lised in ISE (Indonesia Sock Exchange) during periods. The resul shows ha earnings and book value equiy are relaed posiively wih sock price and value relevance of earnings is decreasing while book value equiy is increasing during he observaion periods. 21 Universias Negeri Semarang Keywords: value-relevance; ohslon model; earnings; book value equiy Pendahuluan Relevansi-nilai adalah kemampuan menjelaskan (explanaory power) informasi akunansi erhadap harga aau reurn saham. Peneliian mengenai relevansi-nilai dirancang unuk meneapkan manfaa nilai-nilai akunansi erhadap penilaian ekuias perusahaan. Relevansi nilai merupakan pelaporan angka-angka akunansi yang memiliki suau model prediksi berkaian dengan nilai-nilai pasar sekurias. Konsep relevansi nilai idak erlepas dari krieria relevan dari sandar akunansi keuangan karena jumlah suau angka akunansi akan relevan jika jumlah yang disajikan merefleksikan informasi-informasi yang relevan dengan penilaian suau perusahaan. Ada beberapa isu dan keprihainan yang berkembang di kalangan akademisi dan prakisi keuangan bahwa laporan keuangan berbasis kos hisoris elah kehilangan sebagian besar relevansinya bagi invesor yang diakibakan oleh perubahan besar-besaran dalam perekonomian, yaiu dari perekonomian indusrial ke perekonomian bereknologi inggi dan berorienasi jasa.. Linggar Yeki Nugraheni ( ) linggarb@yahoo.com

2 Keprihainan ersebu beriku implikasi-implikasinya bagi akunan keuangan, audior, penyusun sandar, dan akunan pendidik, elah mendorong dilakukannya sejumlah peneliian dan diajukannya inisiaif-inisiaif kebijakan yang ujuan umumnya adalah unuk memperbaiki model pelaporan keuangan yang sekarang ini berlaku. Dewasa ini, pengguna laporan keuangan mulai beralih menuju informasi lain yang idak dapa disediakan oleh laporan keuangan. Dengan ersedianya daa-daa dan analisis mengenai informasi perusahaan, maka fungsi laporan keuangan sebagai sumber informasi keuangan perusahaan menjadi menurun. erbagai sumber juga menyaakan bahwa saa komunias akunansi menghadapi problem besar mengenai ingka kepeningan laporan keuangan yang elah mengalami penurunan. Hal ersebu mengakibakan menurunnya porsi informasi yang dihasilkan laporan keuangan dalam pengambilan kepuusan Keerbaasan manfaa laporan keuangan ini mungkin disebabkan sandar dan prakik akunansi yang elah berubah dengan cara aau arah yang berbeda dari yang seharusnya menyampaikan informasi yang mengandung relevansi nilai. Inkonsisensi dianara emuan-emuan peneliian masih ampak mencolok eruama berkenaan dengan arah kenaikan dan penurunan sepanjang waku relevansi nilai informasi akunansi dan menyangku fakor-fakor aau fenomena yang erkai dengan isu ersebu. Pinasi (24) menguji kandungan informasi laba yang dikondisi dengan beban-beban idak berulang aau idak biasa (nonrecurring, unusual charges) yang berjumlah besar. Mereka menguji kelebihan reurn disesuaikan pasar (marke-adjused excess reurns) dengan laba idak diekspekasi sebelum iem-iem khusus (unexpeced laba before special iems) dan iem-iem khusus (special iems). Laba idak diekspekasi sebelum iem-iem khusus merepresenasi komponen permanen sedangkan iem-iem khusus merepresenasi komponen semenara (ransiory). Mereka menemukan kecilnya koefisien iem-iem khusus. Temuan ini mengisyarakan bahwa pasar memberikan bobo yang lebih rendah erhadap iem-iem khusus dibandingkan erhadap laba sebelum iem-iem khusus. Panman (22) menguji relevansi nilai daa akunansi kuaralan selama periode unuk sampel di Thailand. Dengan menggunakan pendekaan harga, mereka menemukan bahwa laba dan nilai buku di Thailand secara signifikan berhubungan posiif dengan harga saham. aik nilai buku maupun laba masing-masing memiliki kandungan informasi incremenal sau sama lain. Anggono (22) dalam Rahmawai (25) melakukan pengujian mengenai daya penjelas komponen laba pada nilai pasar ekuias, inkremenal erhadap laba abnormal saa ini menunjukkan hasil bahwa arus kas dan akrual idak relevan unuk penilaian ekuias. Pengujian mengenai kemampuan (prediksi dan daya penjelas) komponen laba pada perusahaan yang memiliki laba usaha posiif. Arus kas menunjukkan persisensi yang lebih baik jika dibandingkan dengan akrual yang idak signifikan. aik akrual maupun arus kas idak signifikan aau value irrelevance. Dari sejumlah fakor yang biasa dikaikan dengan isu relevansi nilai, peneliian ini hanya akan menyelidiki volailias relevansi nilai incremenal dari laba dan nilai buku di Indonesia. H 1 : Terdapa hubungan yang posiif dan signifikan anara laba dan nilai buku secara bersamasama dengan harga saham. H 2 : Terdapa hubungan yang posiif dan signifikan anara laba dan nilai buku secara individual dengan harga saham. Hasil pengujian aas kedua hipoesis di aas akan mendasari pengukuran relevansi nilai incremenal dari laba dan nilai buku. Di anara sejumlah peneliian yang menguji perubahan sepanjang waku relevansi nilai informasi akunansi, secara umum hasilnya menunjukkan elah erjadi penurunan relevansi nilai dari earnings. H 3 : Terdapa pola kenaikan aau penurunan sepanjang waku relevansi nilai gabungan laba dan nilai buku. H 4 : Terdapa pola kenaikan aau penurunan sepanjang waku relevansi nilai incremenal dari laba dan nilai buku. 84 Jurnal Dinamika Akunansi Vol. 2. No. 2. (21) 83-91

3 Meode Sampel peneliian ini adalah seluruh perusahaan yang erdafar di ursa Efek Indonesia dan mempublikasi laporan keuangannya pada ahun-ahun Meode pengambilan sampel adalah dengan meode purposive sampling. Adapun krieria yang digunakan dalam pengambilan sampel peneliian ini adalah perusahaan yang beruru-uru erdafar di ursa Efek Indonesia selama periode Peneliian ini menggunakan daa ime series unuk meliha pola kenaikan dan pola penurunan, sera frekuensi dari negaif laba yang dilaporkan oleh perusahaan sampel. Daa laba ahunan, nilai buku, dan harga saham ersedia. Laba yang dianalisis adalah laba per saham selama sau ahun fiskal, nilai buku adalah nilai buku per saham pada akhir ahun fiskal, dan harga adalah harga saham penuupan iga bulan seelah akhir ahun fiskal. Dari meode ersebu di aas diperoleh 229 sampel yang ersajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Dafar Sampel Keerangan Jumlah Sampel Perusahaan yang erdafar di EI dari ahun Tidak ersedia daa yang dibuuhkan (earnings, nilai buku, harga 58 saham dan anggal pengumuman) Sampel Akhir 229 Sumber: Daa sekunder diolah, 29 Rerangka penilaian Ohlson (1995) mengimplikasi nilai ekuias sebuah perusahaan sebagai fungsi dari laba dan nilai buku: P i = α + α 1 EPS i + α 2 EKU + i (1) Dalam peneliian ini, P i direpresenasi nilai selembar saham perusahaan i pada saa pengumuman laba. E i direpresenasi oleh laba persaham (EPS) perusahaan I selama ahun. V i direpresenasi dengan nilai buku (book values) per lembar saham perusahaan i selama ahun. Dan E i informasi yang memiliki relevansi nilai lainnya dari perusahaan i unuk ahun yang orogonal dengan laba dan nilai buku. P didefinisi sebagai nilai selembar saham perusahaan i iga bulan seelah akhir ahun fiskal dengan asumsi bahwa pada waku iu harga saham elah mencerminkan semua informasi yang ersedia di pasar (Collins e al.,1997). Persamaan (1) di aas digunakan unuk mengukur relevansi nilai gabungan yang koefisien deerminasinya dinyaakan dengan R 2 [TOTAL], merupakan ukuran kemampuan laba dan nilai buku secara bersama-sama unuk menjelaskan variasi harga sekurias. Peneliian ini mendefinisi relevansi nilai relaif (relaive value-relevance) dan relevansi nilai incremenal (incremenal value-relevance). Dalam membandingkan dua sumber informasi, salah saunya bisa memiliki relevansi nilai yang lebih besar dari, lebih kecil dari, aau sama dengan relevansi nilai yang diberikan oleh yang lainnya. Sebagai conoh, laba bisa memiliki kemampuan menjelaskan yang lebih inggi dibandingkan nilai buku aau sebaliknya, sehingga memiliki relevansi nilai relaif yang lebih besar. Relevansi nilai incremenal mengandung ari bahwa salah sau sumber informasi bisa memberikan informasi yang melampaui yang diberikan oleh yang lainnya. aik laba aaupun nilai buku bisa memiliki kemampuan menjelaskan yang melampaui yang diberikan oleh yang lainnya, erlepas dari yang mana di anara keduanya yang memiliki informasi relaif lebih besar. Unuk mengukur relevansi nilai relaif laba dan relevansi nilai relaif nilai buku peneliian ini menggunakan regresi univaria harga dengan laba dan harga dengan nilai buku sebagai beriku: P α + i (2) dan Pi = α + α1eku+ i (3) Koefisien-koefisien deerminasi dari persamaan (2) dan (3), yang dinyaakan dengan i = + α1eps i VOLATILITAS RELEVANSI NILAI INCREMENTAL DARI LAA DAN NILAI UKU. Linggar Yeki Nugraheni 85

4 R 2 [EPS] dan R 2 [EKU] beruru-uru merupakan ukuran kemampuan laba dan nilai buku secara erpisah unuk menjelaskan variasi harga sekurias. Lebih lanju, relevansi nilai incremenal earnings, yang dinyaakan dengan INCR_EPS, diukur dengan menghiung selisih anara R 2 [TOTAL] dengan R 2 [EKU], demikian juga relevansi nilai incremenal nilai buku, yang dinyaakan dengan INCR_EKU, diukur dengan menghiung selisih anara R 2 [TOTAL] dengan R 2 [EPS]. Unuk menyelidiki apakah relevansi nilai dari laba dan nilai buku memiliki pola kenaikan aau penurunan sepanjang waku, peneliian ini meregresi R 2 [TOTAL], INCR_EPS, dan INCR_ EKU masing-masing dengan variabel rend waku: 2 R ( TOTAL) φtime INC EPS φ TIME (5) dan = φ (4); _ = + φ1 + INC_ EKU = φ + φ1time + (6) TIME adalah 1, 2,., 1 yang sesuai dengan periode peneliian dari ahun 1998 sampai dengan 27. Kemampuan menjelaskan incremenal dikaakan elah menurun (meningka) sepanjang waku jika Ø 1 secara signifikan beranda negaif (posiif). Dengan mengadopsi eknik yang digunakan oleh Collins e al. (1997), dampak dari pelaporan laba negaif erhadap relevansi nilai incremenal dari laba dan nilai buku diuji dengan membagi sampel ke dalam dua kelompok, yaiu sampel dengan laba negaif dan sampel dengan laba posiif. Akan eapi, berbeda dengan Collins e al. (1997) yang menggunakan angka laba core sebagai dasar pengelompokan sampel, peneliian ini menggunakan laba boom line. Ini berari peneliian ini idak memisahkan pengaruh yang berasal dari laba core dan yang berasal dari iem-iem khusus dan iem-iem idak berulang. Unuk masing-masing kelompok sampel ersebu relevansi nilai incremenal dari laba dan nilai buku dibandingkan. Jika kemampuan menjelaskan incremenal dari laba (nilai buku) unuk sampel dengan laba negaif lebih kecil (lebih besar) dibandingkan dengan yang unuk sampel dengan laba posiif, maka bisa disimpulkan bahwa nilai buku menjadi lebih relevan dan laba menjadi kurang relevan unuk perusahaan yang mengalami laba negaif. Collins e al. (1997) mengisyarakan bahwa relevansi nilai dari laba dan nilai buku akan bergerak berkebalikan sau sama lain. Ini berari keika relevansi nilai laba mengalami penurunan sepanjang waku. Penurunan ersebu akan diganikan oleh meningkanya relevansi nilai dari nilai buku. Salah sau fakor yang erbuki berpengaruh erhadap pergerakan ini, di anara yang lainlainnya, adalah laba negaif. Jika berdasarkan pengujian sebelumnya diperoleh buki berkenaan dengan erjadinya penurunan relevansi nilai dari laba dan peningkaan relevansi nilai dari nilai buku sepanjang waku, peneliian ini juga mengamai apakah pergeseran ersebu bisa dijelaskan oleh frekuensi laba boom line negaif. Unuk iu peneliian ini menambahkan proksi unuk frekuensi laba negaif ke dalam persamaan (4), (5), dan (6) sehingga menjadi: 2 R ( TOTAL) φ + φ1time+ φ LOSS + (7) = 2 INC_ EPS φ + φ1time+ φ LOSS + (8) = 2 INC_ EKU = φ + φ1time+ φ2loss + (9) TIME adalah 1, 2,., 1 yang sesuai dengan periode peneliian dari ahun 1998 sampai dengan 27 dan LOSS adalah persenase perusahaan sampel dalam ahun yang memiliki laba negaif. Hasil dan Pembahasan eriku ini akan disajikan saisik deskripif dari daa peneliian. Seelah melalui uji asumsi klasik, sampel direduksi dari 229 menjadi Hasil saisik diskripif dapa diliha pada Tabel 2. Pada variable price, nilai minimum adalah sebesar 1, dan maksimum sebesar 17.8, sera 86 Jurnal Dinamika Akunansi Vol. 2. No. 2. (21) 83-91

5 mean 795,686. Arinya raa-raa harga saham pada saa publikasi laporan keuangan pada perusahan sampel adalah sebesar Rp 795,68. Pada variabel EPS, nilai maksimum adalah sebesar dan nlai minimum adalah sebesar sera nilai mean 17,9677. Nilai raa-raa ersebu menunjukkan bahwa raa-raa laba per lembar saham yang beredar adalah sebesar 17,9677. Pada variabel EKU (nilai buku ekuias), nilai maksimum adalah sebesar dan nilai minimum sebesar ,17. Nilai mean adalah sebesar ,3874 yang arinya raa-raa nilai buku ekuias adalah sebesar ,3874. Tabel 2. Saisik Deskripif N Minimum Maksimum Raa-raa Sd. Deviaion Price , 17.8, 795, ,35814 EPS , 3522, 17, ,72119 Ekuias , , 12449, ,84992 Valid N (liswise) 1432 Sumber: Daa sekunder diolah, 29 Pada uji asumsi klasik normalias, daa direduksi dari 186 sampel menjadi Nilai Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar,68 lebih besar dari,5. Hasil pengujian asumsi klasik ini membukikan bahwa daa elah erdisribusi secara normal. Hasil uji normalias awal dan akhir dapa diliha pada Tabel 3. Tabel 3. Uji Normalias Awal Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Saisic Df Sig. Saisic df Sig. Unsandardized Residual, ,, , Sumber: Daa sekunder diolah, 29 Uji Normalias Akhir Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Saisic df Sig. Saisic df Sig. Unsandardized Residual, ,68, ,73 Sumber: Daa sekunder diolah, 29 Pada pengujian heerokedasisias, variable EPS dan EKUITAS adalah masing-masing,154 dan,751, Signifikansi ini lebih dari,5 yang berari daa erbebas dari masalah heerokedasisias. Hasil uji heerokedasisias dapa diliha pada Tabel 4. Tabel 4. Uji Heerokedasisias Unsandardized Coefficiens Sandardized Coefficiens Sig. Sd. ea 1 (Teapan) 1347,212 6,277 22,35, EPS,83,58,34 1,426,154 Ekuias,, -,8 -,317,751 a. Dependen Variable: absres Sumber: daa sekunder diolah 29 VOLATILITAS RELEVANSI NILAI INCREMENTAL DARI LAA DAN NILAI UKU. Linggar Yeki Nugraheni 87

6 Hipoesis 1 akan menguji mengenai pengaruh laba dan ekuias erhadap harga saham, dengan beberapa model, berdasarkan persamaan. erdasarkan pengujian SPSS, diperoleh hasil yang ersaji pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Pengujian Hipoesis 1 Unsandardized Coefficiens Sandardized Coefficiens Sd. ea 1 (Teapan) 779,873 34,579 22,553, EPS,55,57,228 8,91, Ekuias,1,,99 3,868, a Dependen Variable: Price Sumber: daa sekunder diolah 29 Dari pengujian selama 1 ahun, dan mengguji secara bersama-sama laba per lembar saham (EPS) dengan nilai buku ekuias, diperoleh hasil bahwa EPS dan nilai buku ekuias per lembar saham memiliki pengaruh posiif yang diunjukkan dengan koefisien sebesar,55 dan,1, dan signifikan secara saisik yang diunjukkan dengan nilai signifikansi di bawah,5. Hasil ersebu memberikan buki bahwa EPS dan nilai buku ekuias memiliki relevansi nilai. Dengan demikian hipoesis 1 yang menyaakan bahwa erdapa hubungan yang posiif dan signifikan anara laba dan nilai buku secara bersama-sama dengan harga saham erbuki dan erdukung secara empiris. Pengujian ini merupakan pengujian yang bersifa cross secional. Dalam pengujian secara ahunan, juga diperoleh buki bahwa pada masing-masing ahun pengamaan laba dan nilai buku ekuias berpengaruh posiif dan signifikan erhadap harga saham. Peneliian ini berlawanan dengan peneliian Harai (29) yang menyaakan idak ada hubungan nonlinear anara laba kejuan dengan kinerja saham yang diproksikan dengan reurn saham aau dengan kaa lain laba idak mempunyai relevansi nilai erhadap kinerja saham. Hipoesis 2 menguji apakah secara individual, laba dan nilai buku ekuias berpengaruh posiif dan signifikan erhadap harga saham. Hasilnya disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Pengujian Hipoesis 2 Unsandardized Sandardized Collineariy Sig. Saisics Sd. ea Tolerance VIF 1 (Teapan) 786,59 34,74 22,666, EPS,56,57,229 8,88, 1, 1, a. Dependen Variable: Price Sumber: Daa sekunder diolah 29 Unsandardized Sandardized Collineariy Sig. Saisics Sd. ea Tolerance VIF 1 (Teapan) 788,856 35,497 22,223, EKU,1,,1 3,817, 1, 1, a. Dependen Variable: PRICE Sumber: Daa sekunder diolah 29 Sig. 88 Jurnal Dinamika Akunansi Vol. 2. No. 2. (21) 83-91

7 Hasil pengujian ersebu menunjukan bahwa secara individual, EPS dan nilai buku ekuias berpengaruh posiif dan signifikan erhadap harga saham. Pada pengujian pengaruh EPS erhadap harga saham, diperoleh koefisian posiif sebesar,56 dan signifikansi sebesar,. Sedangkan pada pengujian pengaruh nilai buku ekuias (EKU) erhadap harga saham hasilnya juga menunjukkan koefisien regresi posif sebesar,1 dan signifikan sebesar,. Dengan demikian, hipoesis 2 erdukung secara empiris. Pada pengujian ahunan, juga diperoleh buki bahwa EPS dan EKU berpengaruh secara posiif dan signifikan. Peneliian ini sejalan dengan Aboody (22) menyaakan bahwa sisem akunansi dapa memberikan informasi yang saling melengkapi enang nilai buku dan laba Dengan persamaan yang sama pengujian dilanjukan dengan regresi per ahun unuk variable EPS dan nilai buku ekuias secara bersama-sama erhadap harga saham unuk memperoleh R 2 oal dari iap-iap ahun, sera pengujian secara individual EPS dan nilai buku ekuias erhadap harga saham. R 2 oal dan R 2 dari pengujian invidual digunakan unuk menghiung R 2 incremenal unuk masing-masing variable EPS dan nilai buku ekuias. Hasil R 2 dapa diliha pada Tabel 7. Tabel 7. Tabel R 2 dan Incremenal R 2 Selama 1 ahun Tahun R 2 TOT R 2 EKU R 2 EPS inc eku inc eps 1998,25,114,15,136, ,622,625,125 -,3,497 2,175,142,61,33,114 21,28,16,273,264,7 22,6,52,551,548,49 23,693,9,667,63,26 24,849,115,851,734 -,2 25,93,327,899,63,31 26,91,249,859,661,51 27,865,437,784,428,81 Sumber: daa sekunder diolah 29 Hasil R 2 ini akan digunakan sebagai dasar unuk mengeahui besarnya relevansi nilai dari laba dan nilai buku ekuias. Secara keseluruhan, R 2 dari EPS yang merupakan proksi laba lebih besar daripada R 2 dari nilai buku ekuias. Namun demikian, unuk R 2 inkremenal nilai buku ekuias menunjukkan nilai yang lebih besar jika dibandingkan dengan laba. Pengujian pada ahap-ahap selanjunya akan membukikan apakah fenomena yang berlawanan ini akan mengakibakan hasil yang berlawanan pada pengujian hipoesis berikunya. Kusuma (26) menyaakan penurunan relevansi laba keika perusahaan melakukan manajemen laba mungkin disebabkan oleh anggapan pasar bahwa keika perusahaan melakukan manajemen laba maka angka laba yang dilaporkan idak dapa mencerminkan nilai sebenarnya sehingga angka ersebu idak dapa dipercaya. Meskipun demikian, idak signifikannya relevansi laba, mungkin disebabkan oleh keidakmampuan pasar dalam membedakan anara ala manajemen laba secara shor-erm maupun long-erm. Hal ini berbeda dengan hasil dari Lesari (28) yang menunjukkan hubungan anara laba akunansi dari nilai saham idak memberikan konribusi pada kegunaan informasi laba. Dari hasil ersebu, kemudian dilakukan regresi R 2 oal erhadap variabel waku selama 1 ahun. Hasil pengujian ersebu disajikan pada Tabel 8. Dari regresi periode waku erhadap R 2 oal, diperoleh koefisien regeresi posiif sebesar,8 dan signifikan pada,3. Hasil ersebu memberikan buki bahwa selama periode 1 ahun, erdapa pola kenaikan sepanjang waku relevansi nilai gabungan laba dan nilai buku. Dengan demikian hipoesis 3 didukung secara empiris. Hal ini menemukan elah erjadinya pening- VOLATILITAS RELEVANSI NILAI INCREMENTAL DARI LAA DAN NILAI UKU. Linggar Yeki Nugraheni 89

8 kaan sepanjang waku dari nilai gabungan laba dan nilai buku ekuias. Tabel 8. Hasil Pengujian Hipoesis 3 Unsandardized Sandardized Sig. Collineariy Saisics Sd. ea Tolerance VIF 1 (Consan),18,115 1,564,156 TIME,8,19,835 4,292,3 1, 1, a Dependen Variable: RTOT Sumber: Daa sekunder diolah 29 Unuk menyelidiki apakah relevansi nilai dari laba dan nilai buku memiliki pola kenaikan aau penurunan sepanjang waku, peneliian ini meregresi R 2 [TOTAL], INCREPS dan INCREKU masing-masing dengan variabel rend waku. Hasilnya ersajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Pengujian Hipoesis 4 Unsandardized Sandardized T Sig. Collineariy Saisics Sd. ea Tolerance VIF 1 (Consan),239,91 2,623,31 TIME -,25,15 -,52-1,72,24 1, 1, a Dependen Variable: INCEPS Sumber: daa sekunder diolah 29 Unsandardized Sandardized Sig. Collineariy Saisics Sd. ea Tolerance VIF 1 (Consan),14,124,116,911 TIME,7,2,779 3,519,8 1, 1, a Dependen Variable: INCEKU Sumber: daa sekunder diolah 29 Relevansi nilai incremenal mengandung ari bahwa salah sau sumber informasi bisa memberikan informasi yang melampui yang diberikan oleh yang lainnya. aik laba aaupun nilai buku bisa memiliki kemampuan menjelaskan yang melampaui yang diberikan oleh yang lainnya, erlepas dari yang mana di anara keduanya yang memiliki informasi relaif lebih besar. Kemampuan menjelaskan incremenal dikaakan elah menurun (meningka) sepanjang waku jika Ø 1 secara signifikan beranda negaif (posiif). Dari hasil pengujian hipoesis 4, dikeahui bahwa dari hasil pengujian regresi periode waku selama sepuluh ahun (TIME) erhadap nilai R 2 inkremenal laba (EPS) memiliki koefisien beranda negaif sebesar -,25 dan signifikansi sebesar,24. Sedangkan pada koefisien regresi periode waku selama sepuluh ahun (TIME) erhadap nilai R 2 incremenal ekuias (EKU) adalah sebesar,7 dan signifikan sebesar,8. Hal ini menunjukkan bahwa relevansi nilai dari laba mengalami pola penurunan selama periode pengamaan 1 ahun, dan sebaliknya nilai buku ekuias mengalami pola kenaikan relevansi nilai. Dengan demikian hipoesis 4 erdukung secara empiris. Fenomena ini memberikan buki adanya pola yang saling berlawanan anara relevansi nilai laba dengan nilai buku ekuias pada sepanjang 1 ahun pengamaan. Hal ini mendukung 9 Jurnal Dinamika Akunansi Vol. 2. No. 2. (21) 83-91

9 daa yang memaparkan mengenai daa R2 inkremenal nilai buku ekuias menunjukkan kecenderungan meningka jika dibandingkan dengan laba. Namun hasil peneliian ini Almilia (27) menunjukkan bahwa ada saa-saa erenu yang membua laba idak lagi memiliki relevansi nilai. Pada saa perusahaan mengalami kesulian keuangan (merugi) maka yang dapa digunakn unuk menilai perusahaan adalah informasi nilai buku ekuias Penuup erdasarkan hasil dan pembahasan, peneliian ini bisa disimpulkan sebagai beriku laba dan nilai buku ekuias secara bersama-sama berpengaruh secara posiif dan signifikan erhadap harga saham. Dengan demikian hipoesis 1 didukung secara empiris. Laba dan nilai buku ekuias secara individual berpengaruh secara posiif dan signifikan erhadap harga saham. Dengan demikian hipoesis 2 didukung secara empiris. Terdapa pola kenaikan sepanjang waku relevansi nilai gabungan laba dan nilai buku. Dengan demikian hipoesis 3 didukung secara empiris. Hal ini menunjukkan bahwa relevansi nilai dari laba mengalami pola penurunan selama periode pengamaan dan sebaliknya nilai buku ekuias mengalami pola kenaikan relevansi nilai. Dengan demikian hipoesis 4 erdukung secara empiris Peneliian ini berhasil memberikan buki empiris bahwa laba dan nilai buku ekuias memiliki relevansi nilai. Hal ini enu akan semakin menguakan eori bahwa laba maupun nilai buku ekuias memiliki makna dan mempengaruhi perilaku invesor. Peneliian selanjunya diharapkan bisa menguji dengan memasukkan beberapa variabel kendali seperi risiko pasar maupun komponen asse yang pening seperi besarnya kas perusahaan unuk meliha sejauh mana kedua variabel ersebu mampu mengonrol reaksi pasar erhadap informasi laba dan nilai buku ekuias. Dafar Pusaka Aboody., J. Hughes dan J. Liu. 22. Measuring Value Relevance in a (Possibly) Inefficien Marke. Journal of Accouning Research, Vol. 4, Almilia., L. Spica dan D. Sulisyowai. 27. Analisa Terhadap Relevansi Nilai Laba, Arus Kas Operasi dan Nilai uku Ekuias Pada Periode Disekiar Krisis Keuangan Pada Perusahaan Manufakur di ej. Seminar Nasional Inovasi dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan isnis FE Universias Trisaki Jakara, 9 Juni 27 Harai, N. dan Rahmawai. 29. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Laba, dan Nilai uku erhadap Ki-nerja Saham: Regresi Nonlinear. Jurnal Akunansi dan isnis, Vol. 9 No. 1, 33-4 Harono, J. 2. Teori Porofolio dan Analisis Invesasi. Edisi ke-2. Yogyakara: PFE Kusuma, H. 26. Dampak Manajemen Laba erhadap Relevansi Informasi Akunansi: uki Empiris dari Indonesia. Jurnal Akunansi dan Keuangan, Vol. 8 No. 1, 1-12 Lesari, T. dan Z. aridwan. 28. Pengaruh Amorisasi Goodwill erhadap Kegunaan Informasi Laba. Jurnal Rise akunansi Indonesia, Vol. 11 No. 3, Mayangsari, S. dan Wilopo. 22. Konservaisme Akunansi, Value- Relevance dan Descreionary Accruals: Implikasi Empiris Felham Ohlson (1996). Jurnal Rise Akunansi Indonesia, Vol. 3, Panman, S.H. dan X.J. Zhang. 22. Accouning Conservaism, The Qualiy of Earnings, and Sock Reurn. The Accouning Review, Vol. 77 No. 2, Pinasi, M. 24. Fakor-Fakor yang Menjelaskan Variasi Relevansi-Nilai Informasi Akunansi: Pengujian Hipoesis Alernaif. Makalah dipresenasikan di Simposium Nasional Akunansi 7 di Denpasar, ali Rahmawai. 25. Relevansi Nilai Informasi Akunansi dengan Pendekaan Erinegrasi: Hubungan Nonlinier. Solo: Simposium Nasional Akunansi VIII Sari, D. 24. Hubungan anara Konservaisme Akunansi dengan Konflik ondholder Shareholders Sepuar Kebijakan Deviden dan Peringka Obligasi Perusahaan. Makalah dipresenasikan di Simposium Nasional Akunansi 7 di Denpasar, ali Sumarni, A.S. dan Rahmawai. 27. Relevansi Nilai Informasi Arus Kas Dengan Rasio Laba Harga dan Perubahan Laba Harga sebagai Variabel Moderasi: Hubungan Nonlinier. JAAI, Vol. 11 No. 1, VOLATILITAS RELEVANSI NILAI INCREMENTAL DARI LAA DAN NILAI UKU. Linggar Yeki Nugraheni 91

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA 1279 ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA Ni Komang Dian Trisnawai ¹ Ni Nyoman Ayu Dianini ² ¹ Fakulas Ekonomi Universias Dhyana Pura

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 2 (1) (2013) Accouning Analysis Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN Dwi Mea Karuniasih Jurusan Akunansi

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus Pada BUMN Perbankan Terbuka Yang Berdomisili Di Kota Pangkalpinang)

ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus Pada BUMN Perbankan Terbuka Yang Berdomisili Di Kota Pangkalpinang) JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November 207 44 ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMUHAN LAA (Sudi Kasus Pada UMN Perbankan Terbuka Yang erdomisili Di Koa Pangkalpinang)

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732 ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No. Agusus 016 Page 373 Sifa Asimeris Model Prediksi Generalized Auoregressive Condiional Heerocedasiciy (GARCH) dan Sochasic Volailiy Auoregressive

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci