PEMODELAN B-SPLINE DAN MARS PADA NILAI UJIAN MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA JURUSAN DISAIN KOMUNIKASI VISUAL UK. PETRA SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN B-SPLINE DAN MARS PADA NILAI UJIAN MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA JURUSAN DISAIN KOMUNIKASI VISUAL UK. PETRA SURABAYA"

Transkripsi

1 PEMODELAN B-SPLINE DAN MARS PADA NILAI UJIAN MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA (I Nyoman Budantara, et al.) PEMODELAN B-SPLINE DAN MARS PADA NILAI UJIAN MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA JURUSAN DISAIN KOMUNIKASI VISUAL UK. PETRA SURABAYA I Nyoman Budantara ), Fred Suryad 2), Bambang Wdanarko Otok 3), Suryo Gurtno 4) ) Lecturer at Department of Statstcs, ITS, Surabaya 2) Staf. at Petra Chrstan Unversty, Surabaya e-mal: fsuryad@petra.ac.d 3) Ph.D Student at Department of Mathematcs, UGM; Lecturer at Department of Statstcs, ITS, Surabaya e-mal: otok_bw@yahoo.com 4) Lecturer at Department of Mathematcs UGM, Yogyakarta e-mal: suryogurtno@ugm.ac.d ABSTRAK Analsa regres dgunakan untuk melhat pengaruh varabel ndependen terhadap varabel dependent dengan terlebh dulu melhat pola hubungan varabel tersebut. Hal n dapat dlakukan dengan melalu dua pendekatan. Pendekatan yang palng umum dan serngkal dgunakan adalah pendekatan parametrk. Pendekatan parametrk mengasumskan bentuk model sudah dtentukan. Apabla tdak ada nformas apapun tentang bentuk dar fungs regres, maka pendekatan yang dgunakan adalah pendekatan nonparametrk. (Haerdle, 990). Karena pendekatan tdak tergantung pada asums bentuk kurva tertentu, sehngga memberkan fleksbeltas yang lebh besar. Tuuan peneltan n adalah mendapatkan model terbak mengena nla uan masuk terhadap nla IPK (Indek Prestas Kumulatf) mahasswa urusan Dsan Komunkas Vsual tahun 999 d Unverstas Krsten Petra Surabaya dengan analss regres, bak parametrk maupun nonparametrk. Pendekatan regres parametrk menggunakan regres lnear sederhana, kuadratk dan kubk, sedangkan regres nonparametrk dgunakan B-Splne dan Multvarate Adaptve Regresson Splnes (MARS). Secara keseluruhan, model terbak dplh berdasarkan koefsen determnas terbesar. Namun demkan untuk MARS, model terbak dplh berdasarkan pada GCV, mnmum MSA dan koefsen determnas terbesar. Kata kunc: regres nonparametrk, B-Splne, MARS, koefsen determnas. ABSTRACT Regresson analyss s constructed for capturng the nfluences of ndependent varables to dependent ones. It can be done by lookng at the relatonshp between those varables. Ths task of approxmatng the mean functon can be done essentally n two ways. The quet often use parametrc approach s to assume that the mean curve has some prespecfed functonal forms. Alternatvely, nonparametrc approach,..e., wthout reference to a specfc form, s used when there s no nformaton of the regresson functon form (Haerdle, 990). Therefore nonparametrc approach has more flexbltes than the parametrc one. The am of ths research s to fnd the best ft model that captures relatonshp between admsson test score to the GPA. Ths partcular data was taken from the Department of Desgn Communcaton and Vsual, Petra Chrstan Unversty, Surabaya for year 999. Those two approaches were used here. In the parametrc approach, we use smple lnear, quadrc cubc regresson, and n the nonparametrc ones, we use B-Splne and Multvarate Adaptve Regresson Splnes (MARS). Overall, the best model was chosen based on the maxmum determnant coeffcent. However, for MARS, the best model was chosen based on the GCV, mnmum MSE, maxmum determnant coeffcent. Keywords: nonparametrc regresson, B-Splne, MARS, determnant coeffcents.

2 JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 8, NO., JUNI 2006: -3. PENDAHULUAN Analss regres memperlhatkan hubungan dan pengaruh varabel predktor terhadap varabel respon. Msalnya y adalah varabel respon dan t adalah varabel predktor, untuk n buah pengamatan, secara umum hubungan antara y dan t dapat dtuls sebaga berkut: y = g( t ) + ε ; =, 2... n () dengan ε adalah sesatan random dan g ( t ) merupakan kurva regres. Jka kurva regres merupakan model parametrk maka dsebut sebaga regres parametrk dan apabla model yang dasumskan n benar, maka pendugaan parametrk sangat efsen, tetap ka tdak, menyebabkan nterpretas data yang menyesatkan (Haerdle, 990). Pendekatan parametrk mengasumskan bentuk model sudah dtentukan. Apabla tdak ada nformas apapun tentang bentuk g ( t ), maka pendekatan yang dgunakan adalah pendekatan nonparametrk. Karena pendekatan tdak tergantung pada asums bentuk kurva tertentu, sehngga memberkan fleksbeltas yang lebh besar. Dalam hal n dasumskan g ( t ) termuat dalam ruang fungs (Eubank, 988). Ada beberapa teknk estmas dalam regres nonparametrk antara lan pendekatan hstogram, estmator Splne, estmator kernel, estmator deret orthogonal, analss wavelet dan lan-lan. Pendekatan estmator Splne ada bermacam-macam antara lan Splne orgnal, Splne type M, Splne relaxed, Splne terbobot dan lan-lan. Pendekatan Splne mempunya suatu bass fungs. Bass fungs yang basa dpaka antara lan Splne truncated dan B-Splne. (Lyche dan Morken, 2004). Wahba (990) menunukkan bahwa Splne memlk sfat-sfat statstk yang berguna untuk menganalss hubungan dalam regres. Splne dalam regres nonparametrk terus berkembang sampa pada model adaptve (Bller dan Fahrmer, 2000) dan multvarate respon (Holmes dan Mallck, 2003). Untuk mengestmas bass fungs Splne telah dkembangkan beberapa metode sepert monotoncty (He dan Sh, 998) dan penalsed (Hall dan Opsomer, 2005). Splne adalah salah satu ens pecewse polnomal, yatu polnomal yang memlk sfat tersegmen. Sfat tersegmen n memberkan fleksbltas lebh dar polnomal basa, sehngga memungknkan untuk menyesuakan dr secara lebh efektf terhadap karakterstk lokal suatu fungs atau data. Splne mempunya kelemahan pada saat orde Splne tngg, knots yang banyak dan knot yang terlalu dekat akan membentuk matrk dalam perhtungan yang hampr sngular, sehngga persamaan normal tdak dapat dselesakan. Bass lan yang yang dapat mengatas kelemahan n adalah bass B-Splne. Namun kesultan dengan B-Splne karena bass n hanya dapat ddefnskan secara rekursf dan karenanya tdak dapat devaluas secara langsung (Eubank, 988) dan (Schuemaker, 98). Salah satu penerapan B-Splne dlakukan dalam bdang Flud Dynamcs (Botella dan Sharff, 2003). Dalam tulsan n dlakukan stud perbandngan antara Splne truncated dan B-Splne. Sedangkan stud perbandngan Splne yang pernah dlakukan adalah stud perbandngan Rensch dan Speckman Splne dalam regres nonparametrk (Carter dan Slverman, 992). Pada peneltan n dbahas mengena estmas B-Splne pada model regres nonparametrk, dan melakukan smulas untuk membandngkan MSE B-Splne dan Splne truncated. Selan tu uga penerapan B-Splne pada data rl. 2

3 PEMODELAN B-SPLINE DAN MARS PADA NILAI UJIAN MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA (I Nyoman Budantara, et al.) 2. B-SPLINE Model regres y = g( t ) + ε ; =, 2... n, denganε merupakan resdual dan g ( t ) kurva regres. Apabla dgunakan pendekatan kurva Splne truncated dkatakan regres nonparametrk, maka kurva regres g dapat dtuls menad: m = K g ( = α t + β ( t u ) (Eubank, 988) (2) = m + dmana u, =, 2,..., K dengan u < u2 <... < u K adalah knot dan m Ν 0 ( nteger non negatf). Nla m menunukkan deraat Splne truncated. Jka kurva regres g ddekat dengan fungs B- Splne maka g dapat dtuls menad: m K = + = g( γ B, ( (3) m m dengan B m, m merupakan bass B-Splne. Cara membangun fungs B-Splne orde m dengan ttk ttk knot a < u <... < uk < b adalah dengan terlebh dahulu mendefnskan knot tambahan sebanyak 2m, yatu u ( m ), K, u, u K, uk+ m dmana u ( m ) =... = u0 = a dan uk + =... = u K + m = b. Basanya a dambl dar nla mnmum t dan b dambl dar nla maksmum t. Fungs B-Splne ddefnskan secara rekursf sebaga berkut: t u u+ m t B, m( = B, m ( + B +, m ( u+ m u u+ m u+ dmana B, ( =, ka u < t u + (Botella dan Sharff, 2003) (4) 0 ka t < u atau t u m adalah deraat dar B-Splne. Untuk m=2 memberkan fungs B-Splne lnear, m=3 memberkan fungs B-Splne kuadratk dan m=4 memberkan fungs B-Splne kubk. Untuk mengestmas koefsen γ pada persamaan (3), ddefnskan matrk B( λ ) = ( B, m( t)) =,..., n = ( m ),..., K atau dapat dtuls sebaga berkut B ( m ), m(, B ( m 2), m(, L, BK, m( B( λ ) = M M M B ( m ), m( tn), B ( m 2), m( tn), L, BK, m( tn) Jad B (λ) adalah sebuah matrk berukuran n x (m+k) Sebaga gambaran untuk menelaskan fungs B-Splne, msalnya B-Splne lnear (m=2), dengan satu ttk knot, pada t= 5, dengan nla t mnmum dan nla t maksmum 0. Langkahnya adalah menentukan knot tambahan sebanyak 2m yatu dambl dar nla mnmum dan maksmum sehngga knots menad u = u0 =, u = 5, u2 = u3 = 0, maka matrk yang akan dbentuk adalah B( λ ) = ( B, 2( t ), B 2( t ), B, 2( t )), =,2,...,n yatu sebuah matrk dengan ukuran n x 3. Dar persamaan (4) B ( ) dapat dtuls:, 2 t 3

4 JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 8, NO., JUNI 2006: -3 t 5 t B, 2( = B, ( + B ( 5 B, ( ddefnskan bernla 0 karena u = u0 (Eubank,988), sedangkan B 0, ( akan bernla pada t yang bernla u 0 = 0 sampa dengan u =, dan bernla 0 untuk yang lan, sehngga dapat dtuls sebaga berkut: 5 t, < t 5 B = 4, 2 ( 0, 5 < t 0 Bentuk kurva B, 2 ( dan B 0, 2 ( dtunukkan dalam gambar berkut: Kurva B-splne Lnear Dengan knots= 5 Kurva B-splne Lnear Dengan knots= 5 B, -, B, 0, t t Gambar. Kurva B ) Gambar 2. Kurva B ),,2( t 2( t Untuk bass B 0, 2 ( dengan menggunakan Persamaan (4) dapat dtuls: t 0 t B 2( = B ( + B, ( Selanutnya dapat dtuls sebaga berkut: t, < t 5 4 B 0, 2 ( = 0 t, 5 < t 0 5 Bentuk kurva B 0, 2 ( dtunukkan pada Gambar 2. Untuk bass B t ) dengan menggunakan persamaan (4) dapat dtuls:,2( t 5 0 t t 5 B, 2( = B, ( + B2, ( B, 2( = B, ( Selanutnya dapat dtuls sebaga berkut: 0, < t 5 B, 2 ( = t 5, 5 < t 0 5 Bentuk kurva B,2( dtunukkan pada Gambar 3. Untuk kurva B-Splne kuadratk dengan 2 ttk knot msalnya pada t= 3 dan t=7 dapat dcar dengan cara yang serupa, dengan hasl sebaga berkut: 4

5 PEMODELAN B-SPLINE DAN MARS PADA NILAI UJIAN MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA (I Nyoman Budantara, et al.) ( t )( 3 3, < t ( 7 B =, 3(, 3 < t < t 0 Bentuk kurva B, 3 ( dtunukkan pada Gambar 4. Kurva B-splne Lnear Dengan knots= 5 Kurva B-splne Kuadratk Dengan knots= 3, 7 B,, B, -, t t Gambar 3. Kurva B, 2 ( Gambar 4. Kurva B,3 ( Dengan cara yang serupa, dapat dbuat gambar kurva B-Splne dengan berbaga m dan beberapa ttk knots. 3. MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) Splne adalah salah satu ens potongan polnomal, yatu polnomal yang memlk sfat tersegmen. Sfat tersegmen n memberkan fleksbltas lebh dar polnomal basa, sehngga memungknkan untuk menyesuakan dr secara lebh efektf terhadap karakterstk lokal dar suatu fungs atau data. Secara umum, fungs Splne berorde k adalah sembarang fungs yang dnyatakan sebaga: k h k k k = ( t u ), t u S ( = α t + δ ( t u ) + dengan, ( t u ) + = 0 = 0, t < u dmana: α dan δ : konstanta rl u,..., : ttk-ttk knot u h Fungs Splne tersebut datas menunukkan: a) fungs S merupakan potongan polnomal berorde k pada subnterval [ u, u + ] b) fungs S memlk turunan kontnu tngkat k-2 ( k ) c) S merupakan fungs tangga dengan ttk-ttk lompatan u,..., uh d) fungs S adalah suatu polnomal dengan orde m d luar u, ] [ un 5

6 JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 8, NO., JUNI 2006: -3 Recursve Parttonng Regresson (RPR) merupakan pendekatan dar fungs f( yang tdak dketahu dengan: S f ˆ ( = c ( B ( (5) = dmana, B ( = I[ t R ], I[.] menunukkan fungs ndkator yang mempunya nla (satu) ka pernyataan benar (t R ) dan 0 (nol) ka salah, c ( merupakan koefsen (konstanta) yang dtentukan dalam subregon. Penentuan knots pada regres dummy dlakukan secara manual, karena memlk dmens data yang rendah dan hal n tdak akan mengalam kesultan, sedangkan untuk data yang berdmens tngg terdapat kesultan. Untuk mengatas hal tersebut dgunakan model Recursve Partton Regresson karena penentuan knots tergantung (otomats) dar data. Namun demkan model n mash terdapat kelemahan yatu model yang dhaslkan tdak kontnu pada knots, dan untuk mengatasnya dgunakan model MARS. Model MARS selan penentuan knots yang dlakukan secara otomats dar data, uga menghaslkan model yang kontnu pada knots. Pemlhan knots pada MARS menggunakan algortma forward stepwse dan backward stepwse yang salah satunya ddasarkan nla Generalzed Cross Valdaton (GCV) mnmum. Model MARS dapat dtuls sebaga berkut: M Km m m= k = f ˆ( = a + a [ s.( t (, ) u )] (6) d mana: a 0 = bass fungs nduk a m = koefsen dar bass fungs ke-m M = maksmum bass fungs (nonconstant bass fungs) K m = deraat nteraks S km = nlanya ± t v(k,m) = varabel ndependen u km = nla knots dar varabel ndependen t v(k,m) 0 km v k m Penabaran dar Persamaan (6) dapat dsakan sebaga berkut: fˆ( = a M am m= M am m= M am m= [ s [ s [ s m m m.( t.( t.( t v(, m) v(, m) v(, m) u u u m m m )] )][ s )][ s 2m 2m +... dan secara umum Persamaan (6) dapat dtulskan sebaga berkut: f ˆ ( = a + f ( t ) + f ( t, t ) + f ( t, t, t ) +... (8) 0.( t.( t v( 2, m) v( 2, m) u u 2m 2m k Km = Km = 2 Km = 3 )] km )][ s 3m.( t k v( 3, m) Persamaan (8), menunukkan bahwa penumlahan pertama melput semua bass fungs untuk satu varabel, penumlahan kedua melput semua bass fungs untuk nteraks antara dua varabel, penumlahan ketga melput semua bass fungs untuk nteraks antara tga varabel dan seterusnya. u 3m )] (7) 6

7 PEMODELAN B-SPLINE DAN MARS PADA NILAI UJIAN MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA (I Nyoman Budantara, et al.) m k v m V )}, ( { ) ( = Msalkan adalah hmpunan dar varabel yang dhubungkan K dengan bass m fungs B m ke-m, maka setap penumlahan pertama pada Persamaan (8) dapat dnyatakan sebaga: (9) f ( t ) = ambm( t ) Km = V ( m) f(t ) merupakan penumlahan semua bass fungs untuk satu varabel x dan merupakan Splne dengan deraat q= yang merepresentaskan fungs unvarat. Setap fungs bvarat pada Persamaan (8) dapat dtuls sebaga: f ( t, t ) = ambm ( t, t ) (0) Km 2 (, ) V = ( m) yang merepresentaskan penumlahan semua bass fungs dua varabel t dan t. Penambahan n untuk menghubungkan kontrbus unvarat, yang dtulskan sebaga berkut: f ( t, t ) = f ( t ) + f ( t ) + f ( t, t ) () Untuk fungs trvarat pada penumlahan yang ketga dperoleh dengan menumlahkan semua bass fungs untuk tga varabel, yang dtulskan sebaga berkut: f ( t, t, tk ) = ambm ( t, t, tk ) (2) Km 3 (,, k) = V ( m) Penambahan fungs unvarate dan bvarate mempunya kontrbus dalam bentuk: k f ( t, t, t k ) = f ( t ) + + f k ( t f ( t, t k ) + ) + f k k f ( t k ) + ( t, t, t f ( t, t ) + f k ) Persamaan (8) merupakan dekomposs dar analss varans untuk table kontngens, yang dkenal dengan dekomposs ANOVA dar model MARS. Interpretas model MARS melalu dekomposs ANOVA adalah merepresentaskan varabel yang masuk dalam model, bak untuk satu varabel maupun nteraks antara varabel, selanutnya merepresentaskan secara grafk. Penambahan adtf Persamaan (9) dapat dtunukan dengan membuat plot antara f (t ) dengan t sebaga salah satu model adtf. Kontrbus nteraks antara dua varabel dapat dvsualsaskan dengan membuat plot antara f ( t, t ) dengan t dan t menggunakan kontur plot. Model dengan nteraks yang lebh tngg dalam vsualsas dapat dbuat dengan menggunakan plot dalam beberapa varabel fxed dengan varabel komplemen. Pada model MARS, pemlhan model menggunakan metode stepwse yang terdr dar forward dan backward. Forward stepwse dlakukan untuk mendapatkan umlah bass fungs maksmum dengan krtera pemlhan bass fungs adalah memnmumkan Average Sum Of Square Resdual (ASR). Untuk memenuh konsep parsemon (model sederhana) dlakukan backward stepwse yatu memlh bass fungs yang dhaslkan dar forward stepwse dengan memnmumkan nla Generalzed Cross-Valdaton (GCV). (Fredman and Slverman, 989, Fredman, 99 99). 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pola Hubungan Nla Uan Masuk terhadap IPK dengan Regres Lnear Salah satu varabel yang dpaka untuk menentukan seorang calon mahasswa lulus atau tdak lulus dalam uan masuk d Unverstas Krsten Petra adalah nla uan tuls. Dasar tu dpaka karena dharapkan ada pola hubungan antara nla uan masuk tuls ( dengan varabel Indek k ( t, t k ) (3) 7

8 JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 8, NO., JUNI 2006: -3 Prestas Kumulatf kelulusan (y). Data yang danalss sebaga kasus adalah data nla uan masuk tuls dan IPK, 97 mahasswa urusan Dsan Komunkas Vsual angkatan 999. Pola hubungan nla uan masuk tuls( dengan varabel Indek Prestas Kumulatf kelulusan (y) dengan analss pada regres lnear, kuadratk dan kubk adalah sebaga berkut: IPK IPK 3.60 Observed Lnear 3.60 Observed Quadratc Uan (a) Lnear Uan (b) Kuadratk IPK 3.60 Observed Cubc Uan (c) Kubk Gambar 5. Plot Regres lnear, kuadratk dan kubk Sedangkan pengaruh nla uan masuk tuls ( dengan varabel Indek Prestas Kumulatf kelulusan (y) masng-masng model, secara rnc dsakan pada Tabel berkut: Tabel. Pengaruh Nla Uan Masuk Terhadap IPK dengan Regres Lnear Model Regres Parameter Koefsen Regres F-Htung Sg. R-Square Lnear β 0,427 β 020 6, β 0-4,3 Kuadratk β 389 2, β β 0-8,957 Kubk β 202 β , β

9 PEMODELAN B-SPLINE DAN MARS PADA NILAI UJIAN MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA (I Nyoman Budantara, et al.) Dar Tabel, menunukkan bahwa nla uan masuk tuls ( berpengaruh terhadap IPK (y) bak pada model regres lnear, kuadratk dan kubk. Hal n dapat dlhat dar nla Sg. Yang lebh kecl dar nla alpa (000 < 05). Sedangkan nla koefsen determnas (R 2 ) pada model regres kuadratk dan kubk memberkan nla yang sama yatu sebesar 26 dan pada model regres lnear sebesar 48. Hal n menunukkan bahwa model terbak pada pemodelan regres lnear adalah model regres kuadratk dan kubk. Namun demkan untuk kemudahan nterpretas dan kesederhanaan model dan uga ddukung Gambar 5.b) dan 5.c) maka pola hubungan nla uan masuk tuls ( dengan IPK (y), yang terbak menggunakan model regres kuadratk. Persamaan masng-masng model regres lnear adalah sebaga berkut: Model Regres Lnear: y ˆ =, t d mana: t = nla uan Model Regres Kuadratk: y ˆ = 4, t 002t d mana: t = nla uan Model Regres Kubk: y ˆ = 8, t t t d mana: t = nla uan 2 2 Pola Hubungan Nla Uan Masuk terhadap IPK dengan Pendekatan B-Splne 3 Pola hubungan nla uan masuk tuls ( antara varabel Indek Prestas Kumulatf kelulusan (y) dengan analss B-Splne yatu B-Splne lnear, kuadratk dan kubk adalah sebaga berkut: oooo Lnear kuadratk kubk + = data Gambar 6. Plot B-Splne lnear, kuadratk dan kubk Sedangkan pengaruh nla uan masuk tuls ( dengan varabel Indek Prestas Kumulatf kelulusan (y) masng-masng model, secara rnc dsakan pada tabel berkut: 9

10 JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 8, NO., JUNI 2006: -3 Tabel 2. Pengaruh Nla Uan Masuk Terhadap IPK dengan B-Splne Model B-Splne Parameter Koefsen Regres F-Htung Sg. MSE R-Square γ,03532 Lnear γ 2, , γ 3,4943 γ,268 Kuadratk γ 2,03838 γ 3, γ 4,0664 γ,268 γ 2,0276 Kubk γ 3, , γ 4,7548 γ 5,808 Berdasarkan Tabel 2 d atas, ketga model memberkan nla MSE untuk model B-Splne lnear, kuadratk maupun kubk masng masng mempunya nla yang mendekat sama yatu 0037; 0037; 0037, begtu uga nla koefsen determnas (R 2 ) sebesar 997. Untuk kemudahan nterpretas dan kesederhanaan model dan uga ddukung Gambar 6 maka pola hubungan nla uan masuk tuls ( dengan IPK (y), yang terbak menggunakan model B-Splne lnear. Persamaan masng-masng model regres lnear adalah sebaga berkut: Model B-Splne Lnear: dengan = B ( ), ) B0, 2 t Model B-Splne Kuadratk: dengan = B ( ), ) B0 2, 3 t ^ y =, 03532B0 +, 4796B +, 4943B2 B = B 2 ( t dan B 2 = B,2( ^ y =, 268B0 +, 03838B +, B2 +, 0664B3 B = B, 3 ( t, B2 = B 3 ( dan B3 = B, 3 ( Model B-Splne Kubk adalah: ^ y =, 268B0 +, 0276 B +, 20037B2 +, 7548B3 +, 808B4 dengan B0 = B 3, 4 (, B = B 2, 4 (, B2 = B, 4 (, B3 = B 4 (, B 4 = B, 4 Ttk knot model B-Splne lnear terletak pada nla uan masuk ( sebesar 84, hal n menunukkan terad perubahan pola sebelum dan sesudah nla uan masuk ( sebesar 84. Pola Hubungan Nla Uan Masuk terhadap IPK dengan Pendekatan MARS Pola hubungan antara nla uan masuk tuls ( dengan varabel Indek Prestas Kumulatf kelulusan (y) pendekatan MARS, dengan varas pada bass fungs, nteraks antar varabel ndependen dan mnmum observas subregon secara lengkap tersa pada Tabel 3. berkut. 0

11 PEMODELAN B-SPLINE DAN MARS PADA NILAI UJIAN MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA (I Nyoman Budantara, et al.) Tabel 3. Pengaruh Nla Uan Masuk Terhadap IPK dengan MARS Model MARS BF MO F-Htung GCV R 2 MSE Model 0 0 4, Model , Model , Model , Model , Model Model , Keterangan: BF= bass fungs, MI= maksmum nteraks, MO = mnmum observas pada setap subregon Berdasarkan Tabel 3 d atas, ternyata dengan krtera GCV, R 2 dan MSE, maka model memberkan nla MSE dan GCV yang kecl adalah Model 6, begtu uga pada Model 6 memberkan nla R 2 yang palng besar yatu 997. Sehngga model yang terbak untuk pola hubungan nla uan masuk tuls ( dengan IPK (y) pada pendekatan MARS adalah Model 6. Adapun persamaan Model 6 adalah sebaga berkut. dengan, BF = max( t 83,5) BF2 = max( 83,5 BF3 = max( t 83,7) Secara vsual dapat dlhat pada gambar berkut: y ˆ = 3, BF 027BF BF3 Gambar 7. Plot MARS, Pecewse Cubc dengan 3 Bass Functons Model 6 dan Gambar 7 menunukkan bahwa terad perubahan pola pada t=83,7 dan t = 83,5. Pola dar t=78,5 sampa nla t=83,7 mempunya kecenderungan nak secara taam, dan begtu uga nla dar t=83,7 sampa t=83,5 mempunya kecenderungan nak secara taam menuu nla t = 83,5, sedangkan nla d atas t = 83,5 mempunya kecenderungan turun sampa IPK tertentu.

12 JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 8, NO., JUNI 2006: KESIMPULAN Berdasarkan analss data tentang pola hubungan nla IPK sebaga varabel dependen (Y) dan nla uan masuk tuls sebaga varabel ndependen (, dapat dsmpulkan: a. Hasl analss regres lnear, kuadratk dan kubk menghaslkan nla R 2 yang cenderung sama dengan persamaan regres kuadratk adalah sebaga berkut: 2 y ˆ = 4, t 002t dengan, t = nla uan b. Hasl analss model B-Splne lnear, kuadratk maupun kubk mempunya nla MSE yang mendekat sama. Model yang dperoleh untuk masng-masng orde adalah sebaga berkut : Model B-Splne Lnear adalah: dengan 84 t, 765, < t 84 B = B t = , ( ) 0, 84< t 985, ^ y =, 03532B0 +, 4796B +, 4943B2 t 765,, 765, < t 84 75, B = B02, ( = 985, t, 84< t 985, 45, 0, untuk yang lan B2 = B, 2 ( = t 84, 84 < t 98, 5 4, 5 Pada Model B-Splne lnear, terad perubahan pola pada t=84. Pola sebelum nla 84 mempunya kemrngan yang lebh taam dbandng setelah nla 84. Nla setelah 84 mempunya gars yang hampr mendatar, artnya nla setelah 84, IPK kelulusannya cenderung sama c. Hasl analss model MARS menghaslkan persamaan berkut: y ˆ = 3, BF 027BF BF3 dengan, BF = max( t 83,5) BF2 = max( 83,5 BF3 = max( t 83,7) terad perubahan pola pada t=83,7 dan t = 83,5. Pola dar t=78,5 sampa nla t=83,7 mempunya kecenderungan nak secara taam, dan begtu uga nla dar t=83,7 sampa t=83,5 mempunya kecenderungan nak secara taam menuu nla t = 83,5, sedangkan nla d atas t = 83,5 mempunya kecenderungan turun sampa IPK tertentu. DAFTAR PUSTAKA. Bller, C., and Fahrmer, L., 200 Bayesan varyng-coeffcent models usng adaptve regresson Splne, Statstcal Modelng, 2. Botella, O. and Sharff, K., 2003, B-Splne Methods n Flud Dynamcs. Internatonal Journal of Computatonal Flud Dynamcs, 7 (2), Carter, C.K., and Slverman, B.W., 992, A comparson of the Rensch and Speckman Splnes. Bometrka, 79(), pp Eubank, R.L., 988. Splne Smootng and Nonparametrc Regresson, Marcel Deker: New York. 5. Fredman, J.H., 99 Estmatng functons of mxed ordnal and categorcal varables usng Multvarate Adaptve Regresson Splnes. Techncal Report LCS 07, Statstcs Department, Stanford Unversty. 2

13 PEMODELAN B-SPLINE DAN MARS PADA NILAI UJIAN MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA (I Nyoman Budantara, et al.) 6. Fredman, J.H. and Slverman, B.W., 989. Flexble parsmony smoothng and addtve modelng. Technometrcs, 3, Fredman, J.H., 99. Multvarate Adaptve Regresson Splnes (Wth Dscusson). Stanford Calforna Hall, P., and Opsomer, J.D., Theory for penalzed Splne regresson, Bometrka, 92,. pg Haerdle, W., 99 Appled Nonparametrc Regresson, Cambrge Unversty Press: New York. 0. He, X. and Sh P., 998. Monotone B-Splne Smoothng, Journal of the Amercan Statstcal Assocaton; Jun 998; 93, Holmes, C.C., and Mallck B.K., 2003, Generalzed Nonlnear Modellng Wth Multvarate Free-Knot Regresson Splne, Journal of the Amercan Statstcal Assocaton; 98, Lyche, T., and Morken, K., Splne Methods Draft, ( ndex.html), down load tanggal 23 Feb Schuemaker, L.L., 98, Splne Functons : Basc Theory, John Wley & Sons, Inc: Canada. 4. Wahba, G., 99 Splne Models For Observatonal Data. SIAM, CBMS-NSF Regonal Conference Seres n Appled mathematcs, Phladelpha. 3

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

Bootstrap Pada Regresi Linear dan Spline Truncated

Bootstrap Pada Regresi Linear dan Spline Truncated Statstka, Vol. 8 No. 1, 47 54 Me 2008 Bootstrap Pada Regres Lnear dan Splne runcated Harson Darmaw 1) dan Bambang Wdjanarko Otok 2) 1) enaga Pengajar d Jurusan Matematka UNRI, Pekanbaru e-mal: son_ms@yahoo.co.d

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

Spline Truncated Multivariabel pada Permodelan Nilai Ujian Nasional di Kabupaten Lombok Barat

Spline Truncated Multivariabel pada Permodelan Nilai Ujian Nasional di Kabupaten Lombok Barat Jurnal Matematka Vol. 7, No., Desember 07, pp. 3-43 ISSN: 693-394 Artcle DOI: 0.4843/JMAT.07.v07.0.p90 Splne Truncated Multvarabel pada Permodelan Nla Ujan Nasonal d Kabupaten Lombok Barat Nurul Ftryan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL

PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL Tan Wahyu Utam, Indah Manfaat Nur Unverstas Muhammadyah Semarang, emal : tan.utam88@gmal.com

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

Taksiran Kurva Regresi Spline pada Data Longitudinal dengan Kuadrat Terkecil

Taksiran Kurva Regresi Spline pada Data Longitudinal dengan Kuadrat Terkecil Vol. 11, No. 1, 77-83, Jul 2014 Taksran Kurva Regres Slne ada Data Longtudnal dengan Kuadrat Terkecl * Abstrak Makalah n mengka tentang estmas regres slne khususnya enggunaan ada data longtudnal. Data

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode statistika yang umum digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode statistika yang umum digunakan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Analss Regres Analss regres adalah suatu metode statstka yang umum dgunakan untuk melhat pengaruh antara varabel ndependen dengan varabel dependen. Hal n dapat dlakukan melalu

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN Ita Rahmadayan 1, Syamsudhuha 2, Asmara Karma 2 1 Mahasswa Program Stud S1 Matematka

Lebih terperinci

Parameter Quantile-like dalam Pendugaan Area Kecil Melalui Pendekatan Penalized-Splines

Parameter Quantile-like dalam Pendugaan Area Kecil Melalui Pendekatan Penalized-Splines Statstka, Vol. 8, No. 1, 31-36 Unsba Bandung, Me 2008 Parameter Quantle-lke dalam Pendugaan Area Kecl Melalu Pendekatan Penalzed-Splnes Kusman Sadk Departemen Statstka IPB, Bogor Jl. Merant, Kampus IPB

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI)

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) PowerPont Sldes byyana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 9 Bandung, Telp. 0 013163-53 Hal-hal

Lebih terperinci

Corresponding Author:

Corresponding Author: Perbandngan Fungs Ketahanan Hdup Dengan Metode Non Parametrk Menggunakan Uj Gehan Dan Uj Cox-Mantel (Lvng wth Securty Functon Comparson Method Usng Non Paremetrk Gehan test and Cox-Mantel Tes Ans Sept

Lebih terperinci

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan)

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan) APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Stud Kasus Pengenalan Karakter Tulsan Tangan) Irwan Bud Santoso Jurusan Teknk Informatka, Sans dan Teknolog Unverstas Islam

Lebih terperinci

Oleh : Enny Supartini Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran

Oleh : Enny Supartini Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran Abstrak MENGESTIMASI BEBERAPA DATA HILANG (MISSING DATA) DAN ANALISIS VARIANS UNTUK RANCANGAN BLOK ACAK SEMPURNA Oleh : Enny Supartn Departemen Statstka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jurusan Statistika Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111, Indonesia. Surel:

Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jurusan Statistika Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111, Indonesia. Surel: MODEL KLASIFIKASI MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) (Stud Kasus: Data Surve Baya Hdup (SBH) Kota Kedr Tahun 2012) Sumarno 1), dan Bambang Wdanarko

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagan besar peneltan-peneltan bdang statstka berhubungan dengan pengujan asums dstrbus, bak secara teor maupun praktk d lapangan. Salah satu uj yang serng dgunakan

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Sifat-sifat Operasi Perkalian Modular pada Graf Fuzzy

Sifat-sifat Operasi Perkalian Modular pada Graf Fuzzy SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 07 Sfat-sfat Operas Perkalan Modular pada raf Fuzzy T - 3 Tryan, ahyo Baskoro, Nken Larasat 3, Ar Wardayan 4,, 3, 4 Unerstas Jenderal Soedrman transr@yahoo.com.au

Lebih terperinci

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL BAKU, LOGNORMAL, DAN GAMMA

PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL BAKU, LOGNORMAL, DAN GAMMA Prosdng Semnar Nasonal Sans dan Penddkan Sans IX, Fakultas Sans dan Matematka, UKSW Salatga, 21 Jun 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922 PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian SIFAT-SIFAT ANALISIS REGRESI PowerPont Sldes by Yana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 2007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 229 Bandung, Telp. 022 2013163-2523 Hal-hal yang akan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI. Pada bagian ini akan dibahas bagaimana contoh mengestimasi. parameter model yang diasumsikan memiliki karateristik spasial lag

BAB IV APLIKASI. Pada bagian ini akan dibahas bagaimana contoh mengestimasi. parameter model yang diasumsikan memiliki karateristik spasial lag BAB IV APLIKASI Pada bagan n akan dbahas bagamana contoh mengestmas parameter model yang dasumskan memlk karaterstk spasal lag sekalgus spasal error. Estmas dlakukan dengan menggunakan software Evews 3

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph TINJAUAN PUSTAKA Bayesan Networks BNs dapat memberkan nformas yang sederhana dan padat mengena nformas peluang. Berdasarkan komponennya BNs terdr dar Bayesan Structure (Bs) dan Bayesan Parameter (Bp) (Cooper

Lebih terperinci

METODE NUMERIK. INTERPOLASI Interpolasi Beda Terbagi Newton Interpolasi Lagrange Interpolasi Spline.

METODE NUMERIK. INTERPOLASI Interpolasi Beda Terbagi Newton Interpolasi Lagrange Interpolasi Spline. METODE NUMERIK INTERPOLASI Interpolas Beda Terbag Newton Interpolas Lagrange Interpolas Splne http://maulana.lecture.ub.ac.d Interpolas n-derajat polnom Tujuan Interpolas berguna untuk menaksr hargaharga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

Analysis of Covariance (ANACOVA)

Analysis of Covariance (ANACOVA) Analss of Covarance ANACOVA Bett Kash Paramtha Ihda Ihsana Gempur Safar Oleh: La Ftran Muhammad Alawdo Erma Aprlana Eka Setanngsh Prof Dr Sr Haratm Kartko Program Stud Statstka FMIPA Unverstas Gadah Mada

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER

PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER Penerapan Program Lner Kabur dalam Analss.. Elfranto PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER Elfranto Dosen Unverstas Muhammadyah Sumatera Utara Abstrak: Salah satu kaan

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER PADA GRAF CORONA-LIKE UNICYCLIC

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER PADA GRAF CORONA-LIKE UNICYCLIC PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER PADA GRAF CORONA-LIKE UNICYCLIC Kurnawan *, Rolan Pane, Asl Srat Mahasswa Program Stud S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK CAMPURAN SPLINE TRUNCATED DAN DERET FOURIER (Studi Kasus : Angka Harapan Hidup Provinsi Jawa Timur)

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK CAMPURAN SPLINE TRUNCATED DAN DERET FOURIER (Studi Kasus : Angka Harapan Hidup Provinsi Jawa Timur) TESIS SS 14501 MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK CAMPURAN SPLINE TRUNCATED DAN DERET FOURIER (Stud Kasus : Angka Harapan Hdup Provns Jawa Tmur) KHAERUN NISA NRP. 1315 01 018 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Drs.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

ANALISIS PEUBAH RESPONS KONTINU NON NEGATIF DENGAN REGRESI GAMMA DAN REGRESI INVERSE GAUSSIAN 1

ANALISIS PEUBAH RESPONS KONTINU NON NEGATIF DENGAN REGRESI GAMMA DAN REGRESI INVERSE GAUSSIAN 1 ANALISIS PEUBAH RESPONS KONTINU NON NEGATIF DENGAN REGRESI GAMMA DAN REGRESI INVERSE GAUSSIAN Ksmantn Jurusan Penddkan Matematka, FMIPA Unverstas Neger Yogyakarta Emal : ksm@uny.ac.d Abstrak Peubah respons

Lebih terperinci

Dekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya

Dekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya A : Dekomposs Nla Sngular dan Aplkasnya Gregora Aryant Dekomposs Nla Sngular dan Aplkasnya Oleh : Gregora Aryant Program Stud Penddkan Matematka nverstas Wdya Mandala Madun aryant_gregora@yahoocom Abstrak

Lebih terperinci