Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jurusan Statistika Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111, Indonesia. Surel:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jurusan Statistika Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111, Indonesia. Surel:"

Transkripsi

1 MODEL KLASIFIKASI MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) (Stud Kasus: Data Surve Baya Hdup (SBH) Kota Kedr Tahun 2012) Sumarno 1), dan Bambang Wdanarko Otok 2) Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, Jurusan Statstka Aref Rahman Hakm, Surabaya 60111, Indonesa 1) Mahasswa S2 Jurusan Statstka ITS, Surabaya, 2) Jurusan Statstka FMIPA ITS, Surabaya Surel: ABSTRACT Good classfcaton method should gve the least msclassfcaton rates. The Logstc Regresson and Multvarate Adaptve Regresson Splne (MARS) model was some of classfcaton method whch often used when there were any categorcal varable of response, wanted to be predcted wth categorcal or contnous type of predctor varable. Ths research am to get the best model among the two on classfcaton, takng the case of study of household preference on clothng shoppng place n Kedr, and ts nfluencng varables, based on 2012 s Cost of Lvng Surveys (SBH). Method performance s measured by ts accuracy rate, Nose Sgnal Rato (NSR) and G-Mean from classfcaton table. The classfcaton usng logstc regresson shows that response varable were only nfluenced by household ncome, numbers of household member, the educaton level of household leader, car ownershp, the source of household ncome, and nod food expendture percentage. Meanwhle, the result gven by MARS added two more nfluenced varables named the age of household leader and housng ownershp statuses. The accuracy rate, NSR, and G-mean performance ganed by MARS method reached consecutvely 71.2, 26.2, and 60.6 percent, Meanwhle the same results by Logstc Regresson consecutvely shows only 70.6, 30.3, and 36.3 percent. It was lead to the concluson that n ths case of study, classfcaton usng MARS performs better than Logstc Regresson. Keywords: classfcaton, logstc regresson, MARS, SBH PENDAHULUAN Pasar sebaga salah satu fasltas perbelanaan selama n sudah menyatu dan memlk tempat pentng dalam kehdupan masyarakat. Pasar atau tempat berbelana barang dapat dbedakan menad dua, yatu pasar modern dan bukan pasar modern. Pasar modern yang dmaksud dsn adalah yang terdr dar Supermarket, Hypermarket, Mnmarket, Swalayan dan Depertement Store, sedangkan yang dkategorkan bukan pasar modern yatu pasar tradsonal, toko/warung, pedagang kellng dan lannya. 38

2 Serng dengan kemunculan pusat-pusat pembelaaan pasar modern d Kota Kedr belakangan n merupakan cermn teradnya perubahan gaya hdup masyarakat d Kota Kedr. Berdasarkan data dar Dnas Perndustran, Perdagangan, Pertambangan dan Energ Pemerntah Kota Kedr, pada tahun 2012 Kota Kedr yang hanya terdr dar 3 kecamatan memlk 23 pasar tradsonal yang sebarannya merata hampr ke seluruh wlayah Kota Kedr, dan memlk 41 pusat perbelanaan modern yang terdr dar: 31 mnmarket, 1 supermarket, 3 departemen store dan 6 hypermarket, d mana sebaran untuk mnmarket uga hampr merata ke seluruh wlayah Kota Kedr, sedangkan untuk supermarket, departemen store dan hypermarket cenderung mengelompok pada daerahdaerah tertentu, sepert d Jl. Panglma Sudrman, Jl. Hasanudn, Jl. Hayam Muruk, dan Jl. Brgen Katamso. Ke empat lokas n merupakan pusat-pusat keramaan d Kota Kedr. Menurut Raharda (2010) konsep preferens berkatan dengan kemampuan konsumen menyusun prortas plhan agar dapat mengambl keputusan. Sehngga dapat dkatakan seorang konsumen akan mengatur pembelannya sesua dengan pendapatan yang dmlknya dengan memlh berbelana d pasar tradsonal atau d rtel modern. Dalam hal pengamblan keputusan untuk memlh tempat berbelana d pasar modern atau bukan pasar modern, tentu saa akan lebh menark untuk dlakukan peneltan lebh lanut dengan mengklasfkaskan sehngga dapat dketahu faktor-faktor apa saa yang mempengaruh rumah tangga dalam menentukan plhannya berbelana d pasar modern atau bukan pasar modern d Kota Kedr. Peneltan n akan menggunakan dua teknk modellng yatu regres logstk dan MARS tuuannya untuk mendapatkan model yang deal mengena faktor-faktor yang mempengaruh tempat berbelana barang kebutuhan sandang rumah tangga d Kota Kedr tahun 2012 yatu d pasar modern atau bukan pasar modern kemudan dar model yang sudah ddapatkan akan dtentukan metode mana yang lebh tepat untuk dpergunakan pada klasfkas tempat berbelana barang kebutuhan sandang rumah tangga d Kota Kedr tahun Pengukuran performa klasfkas menggunakan nla ketepatan klasfkas (Accuracy), Nose Sgnal Rato (NSR) dan Geometrc Mean (G- Mean). 39

3 Regres Logstk Analss regres logstk adalah analss yang dgunakan untuk melhat hubungan antara varabel respon kategork dengan varabel-varabel predktor kategork maupun kontnyu (Agrest, 2002). Regres logstk dapat dgunakan untuk pengklasfkasan seumlah obek ke dalam dua kelompok, karena varabel respon (Y) hanya terdr dar dua kategor (msal: 1 dan 0). Bentuk umum fungs regres logstk dengan k varabel predktor dformulaskan exp( 0 1x1 2x2... kxk) sebaga berkut: ( x), = 1 exp( x x... x ) parameter ke- dan = 1,2,..., k k k Nla Transformas logt dar ( x) menghaslkan persamaan sebaga berkut (Hosmer ( x) dan Lameshow, 2000): gˆ( x) ln 0 1x1 2x2... kx 1 ( x) k Pendugaan Parameter Model regres logstk dengan varabel respon bernla 0 atau 1 dmana antar pengamatan dasumskan salng bebas maka penduga parameter dperoleh dengan metode Maxmum Lkelhood Estmaton (MLE). Pada dasarnya prnsp dar pendugaan maksmum lkelhood adalah dengan mencar nla dar dengan memaksmumkan nla dar fungs lkelhood L( 0, 1,..., k ). Karena setap pengamatan dasumskan salng bebas, maka fungs lkelhood merupakan fungs kepadatan gabungan yatu: n L( ) f (, y ). Berhubung varabel respon regres logstk mengkut sebaran 1 dstrbus bernoull, sehngga fungs lkelhood menad n y 1 y 1, dmana ( x ) L ( ) [ ( x )] [1 ( x )] dtuls menunukkan nla ( x) ke- x dapat n k k k k 1 ln[ L( )] y ( x... x ) ln(1 exp( x... x )). menad: Untuk mendapatkan nla yang memaksmalkan L( ) maka perlu mendfferensalkan L( ) terhadap ( 0, 1, 2,..., k ) dan membuat persamaan yang 40

4 dperoleh sama dengan nol, dengan demkan dperoleh: n 1 [ y ( x )] 0dan n y x x ( x ) 0 dengan = 1,2,..., k. Hasl dar turunan pertama basanya 1 dmasukkan dalam sebuah vektor, yang dsebut vector gradent ( g ). Sedangkan turunan kedua haslnya dmasukkan dalam matrks yang dsebut matrks Hessan ( H ), dengan bentuk umum turunannya adalah: 2 L(,,..., ) 0 1 k n x ( )(1 ( )) 1 xw x x, w dmana,w =0,1,2,...,k. U Sgnfkans Parameter a. U Serentak Adapun hpotess yang dgunakan dalam penguan n adalah: :... 0 H : 1 Palng sedkt ada satu 0, dengan = 1,2,..., k. H0 1 2 k Statstk U-G drumuskan sebaga: G 2ln L 0 L1 dmana L0 Penduga lkelhood tanpa varabel predktor L1 Penduga lkelhood dengan varabel predktor (model penuh). Hpotess nol ( H 0 ) akan dtolak ka nla G htung 2 ( k, ) atau Pvalue. b. U Parsal Hpotess yang dgunakan dalam penguan n adalah: H : 0 0 H : 0 1, dengan = 1,2,..., k. Statstk u Wald drumuskan sebaga berkut: ˆ W ; 0,1,2,..., k SEˆ( ˆ ) dmana ˆ adalah nla penduga untuk parameter dengan SEˆ( ˆ ) merupakan dugaan galat baku untuk parameter. Jka nla Pvalue atau W dmana 2 2 (,1) adalah taraf sgnfkans atau tngkat kesalahan yang dtentukan, maka varabel predktor mempengaruh varabel respon. 41

5 c. Interpretas Koefsan Parameter Interpretas model regres logstk dlakukan dengan melhat nla odds rato (OR) pada masng-masng varabel dengan menganggap varabel lan konstan, OR ddefnskan sebaga pembandng antara dua nla logt pada X = 1 dan X = 0, maka: exp( 0 ) 1 (1) /[1 (1)] 1 exp( 0 ) 1 exp( 0) OR (0) /[1 (0)] exp( ) exp( 0) 1 exp( 0 ) Sehngga ORˆ exp( ˆ ) dan ln ORˆ ( ˆ ) exp( 0 ) exp( ) exp( ) 0 Pemodelan Multvarate Adaptve Regresson Splnes (MARS) Pada dasarnya MARS merupakan kombnas yang kompleks dar Splne dan Recursve Parttonng Regresson (RPR). Menurut Dllon (1978) dan Sharma (1996) metode MARS merupakan salah satu metode untuk klasfkas statstk modern yang sudah memanfaatkan fleksbltas model dan menduga suatu dstrbus d dalam masngmasng kelas yang pada akhrnya menyedakan suatu aturan pengelompokan. Untuk penentuan knot yatu menggunakan algortma forward stepwse dan backward stepwse. Pemlhan model yang palng optmum (terbak) dalam model MARS yatu ka nla GCV dar model tersebut mempunya nla GCV yang palng rendah (mnmum) dantara model-model lan. Menurut Fredman (1991) setelah dlakukan modfkas model RPR, dperoleh M K m model MARS adalah sebaga berkut: f ( x) a0 am [ skm.( xv( k, m) tkm)] m1 k1 Model MARS d atas dapat dsakan sebaga berkut: M y a a B ( x) dmana, Bm ( x) [ skm( xv( k, m) tkm)] 0 m m m1 K m m1 42

6 METODE Data yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah data skunder dar Badan Pusat Statstk (BPS) mengena data rumah tangga hasl Surve Baya Hdup tahun 2012 (SBH 2012) d Kota Kedr, dengan umlah sampel rumah tangga SBH 2012 sebanyak rumah tangga. Unt observas/analss dar peneltan n adalah rumah tangga. Dar data n kemudan dolah menggunakan program SPSS 20 dan paket MARS 2.0. Dalam peneltan n varabel-varabel yang dduga berhubungan atau berpengaruh terhadap tempat berbelana barang kebutuhan sandang rumah tangga (Y) d Kota Kedr tahun 2012 adalah varabel pendapatan rumah tangga (X 1 ), umur kepala rumah tangga (X 2 ), banyaknya anggota rumah tangga (X 3 ), ens kelamn kepala rumah tangga (X 4 ), penddkan terakhr kepala rumah tangga (X 5 ), status penguasaan bangunan tempat tnggal (X 6 ), kepemlkan mobl (X 7 ), sumber pendapatan utama rumah tangga (X 8 ) dan persentase pengeluaran untuk kelompok non makanan (X 9 ). Untuk mencapa tuuan dar peneltan n maka dlakukan langkah-langkah sebaga berkut: 1. Pemsahan data peneltan menad 2 bagan, yatu data tranng (sebanyak rumah tangga) dan testng (sebanyak 160 rumah tangga) untuk valdas. 2. Untuk mendapatkan model dengan regres logstk tahapannya sebaga berkut: a. Mendefnskan varabel respon dan predktor dalam pembentukan model. b. Menduga parameter model dengan menggunakan MLE. c. Melakukan u smultan dengan menggunakan statstk u-g. d. Melakukan u parsal dengan menggunakan statstk u wald. e. Dar langkah (a) sampa dengan (d) dapat dketahu varabel-varabel predktor (X) apa saa yang mempengaruh varabel respon (Y). f. Mengnterpretaskan model. 3. Untuk mendapatkan model dengan MARS, dlakukan tahapan sebaga berkut: a. Mendefnskan varabel respon (Y) dan varabel predktor (X). b. Menentukan model terbak, dperoleh dengan cara tral and error sampa ddapatkan model dengan nla GCV mnmum. Tahapannya sebaga berkut: Menentukan maksmum fungs bass (BF) yatu 2 sampa 4 kal banyaknya varabel predktor. Menentukan umlah maksmum nteraks (MI) yatu 1, 2, dan 3. 43

7 Semnar Nasonal Sans & Teknolog V Menentukan mnmal umlah pengamatan setap knot atau observas mnmum (MO) antar knot sebanyak 0, 1, 2, atau 3 (Fredman, 1991). c. Mengulang langkah (b) sampa ddapat model dengan nla GCV mnmum dan tngkat ketepatan klasfkas terbesar. d. Dar urutan hasl tersebut datas akan dperoleh varabel-varabel yang berpengaruh secara sgnfkan dar pembentukan model MARS. e. Mengnterpretaskan model MARS terbak. 4. Menentukan metode mana yang mempunya performa terbak antara metode regres logstk dan metode MARS dengan membandngkan nla Accuracy, Nose Sgnal Rato (NSR) dan G-Mean. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemodelan dengan Regres Logstk Dar hasl pengolahan dengan menggunakan SPSS 20 dperoleh model regres logstk, dmana dar 9 varabel predktor yang dduga mempengaruh varabel respon, ternyata hanya ada 6 varabel saa yang secara sgnfkan mempengaruh tempat berbelana barang kebutuhan sandang rumah tangga d Kota Kedr (nla sgnfkasnya kurang dar 0, 05) yatu: pendapatan rumah tangga (X 1 ), banyaknya anggota rumah tangga (X 3 ), penddkan terakhr kepala rumah tangga (X 5 ), kepemlkan mobl (X 7 ), sumber pendapatan utama rumah tangga (X 8 ) dan persentase pengeluaran untuk kelompok non makanan (X 9 ). Dengan tngkat accuracy sebesar 70,0 persen untuk data tranng dan setelah d valdas dengan data testng nak menad 70,6 persen, NSR dan G-Mean masng-masng 30,3 persen dan 36,3 persen. Sehngga model regres logstk yang ddapatkan adalah sebaga berkut: exp(0, 989 0, 000X1 0, 089X 3 0, 764 X 5(1) 0, 476 X 5(2) 0,811 X 7(1) 0, 270 X 8(1) 0, 000 X 9) ( x) 1 exp(0, 989 0, 000X 0, 089X 0, 764 X (1) 0, 476 X (2) 0,811 X (1) 0, 270 X (1) 0, 000 X ) atau apabla dlakukan transformas logt maka persamaan d atas menad: ( x) gˆ( x) ln 0, 989 0, 000X 0, 089X 0, 764 X (1) 0, 476 X (2) 0,811 X (1) 0, 270 X (1) 0, 000X 1 ( x)

8 Dar output SPSS dperoleh nla Exp(B) atau nla Odds Rato (OR) untuk (X 1 ), (X 3 ), (X 5 (1)), (X 5 (2)), (X 8 ) dan (X 9 ) masng-masng sebesar: 1,000, 0,914, 0,466, 0,621, 0,445, 0763 dan 1,000 dapat dambl kesmpulan sebaga berkut: o Varabel X 1, dengan nla OR=1,000: Jka pendapatan rumah tangga bertambah 1 rupah, maka kecenderungan rumah tangga tersebut berbelana d pasar modern berlpat sebanyak 1,000 kal dengan asums varabel lannya konstan. o Varabel X 3, dengan nla OR=0,914: Jka banyaknya anggota rumah tangga bertambah 1 orang, maka kecenderungan rumah tangga tersebut berbelana d pasar modern berlpat sebanyak 0,914 kal atau menurun sebesar (1/0,914) 1,09 kal dengan asums varabel lannya konstan. o Varabel X 9, dengan nla OR=1,000: Jka rumah tangga persentase pengeluaran untuk kelompok non makanan bertambah 1 persen, maka kecenderungan rumah tangga tersebut berbelana d pasar modern berlpat sebanyak 1,000 kal dengan asums varabel lannya konstan. Pemodelan dengan MARS Pembentukan model MARS dlakukan dengan cara tral and error terhadap maksmum Bass Fungs (BF), Maksmum Interaks (MI), dan mnmum umlah pengamatan dantara knot atau Mnmum Observas (MO) sampa dperoleh model optmal dengan nla GCV dan MSE mnmum. Dar cara tral and error terhadap kombnas antara BF, MI dan MO, Maka dperoleh model yang terbak adalah model 35. Model MARS yang terbentuk memlk nla GCV dan MSE terkecl sebesar 0,202 dan 0,194 dengan 8 varabel predktor yang berpengaruh terhadap tempat berbelana barang kebutuhan sandang rumah tangga d Kota Kedr, tngkat ketepatan klasfkas data tranng sebesar 70,56 persen, dan setelah dvaldas dengan data testng nak menad 71,2 persen, nla NSR dan G-Mean sebesar 26,2 persen dan 60,6 persen. Model 35 n merupakan kombnas antara BF=36, MI=3, dan MO=2. Sehngga persamaan model MARS adalah sebaga berkut: Y = 0,764 0,868E-07*BF2 + 0,427E-08* BF6 + 0,424E-07*BF7 0,162E-07*BF9 0,241E-07*BF13 + 0,017*BF22 0,448E-07*BF26 + 0,217E-07*BF29 0,116E-07*BF30 0,008*BF36 dmana, 45

9 BF2 = max(0, PENDAPAT) BF6 = max(0, UMUR )*BF3 Semnar Nasonal Sans & Teknolog V BF3 = ( MOBIL = 0)*BF2 BF7 = (PENDIDIK = 3)*BF3 BF9 = ( SUMBER = 0)*BF3 BF13 = max(0, JMLART )*BF3 BF17 = (PENDIDIK = 2 OR PENDIDIK = 3) BF19 = ( MOBIL = 0) BF22 = max(0, NONMAKAN )*BF17 BF24 = max(0, NONMAKAN )*BF17 BF30 = ( RUMAH = 0) * BF29 BF34 = ( RUMAH = 1)*BF19 BF26 = max(0, PENDAPAT )*BF24 BF29 = max(0, JMLART )*BF2 BF36 = max(0, UMUR )*BF34 Interpretaskan dar koefsen-koefsen fungs bass pada model MARS d atas adalah sebaga berkut: o Koefsen BF2 = max(0, PENDAPAT ) dengan koefsen -0,869E- 07: Artnya, koefsen BF2 akan bermakna ka nla pendapatan rumah tangga (X 1 ) lebh kecl dar rupah maka setap kenakan fungs bass (BF2) dapat mengurang resko rumah tangga berbelana barang kebutuhan sandang d pasar modern sebesar 0,869E-07 dengan rata-rata pendapatan rumah tangga kurang dar rupah. o BF6 = max(0, UMUR ) * BF3 dengan koefsen 0,427E-08: Artnya, koefsen BF6 akan bermakna ka umur kepala rumah tangga (X 2 ) lebh kecl dar 34 tahun dan kepemlkan mobl (X 7 ) adalah tdak memlk mobl dan pendapatan rumah tangga (X 1 ) lebh kecl dar rupah maka setap kenakan satu fungs bass (BF6) dapat menambah resko rumah tangga berbelana barang kebutuhan sandang d pasar modern sebesar 0,427E-08 dengan rata-rata umur kepala rumah tangga (X 2 ) kurang dar 34 tahun dan rata-rata pendapatan rumah tangga (X 1 ) kurang dar rupah. o Koefsen BF36 = max(0, UMUR ) * BF34 dengan koefsen -0,008: Artnya, koefsen BF36 akan bermakna ka umur kepala rumah tangga (X 2 ) lebh besar dar 52 tahun dan status penguasaan bangunan tempat tnggal (X 6 ) adalah mlk sendr dan kepemlkan mobl (X 7 ) adalah tdak memlk mobl maka setap kenakan satu fungs bass (BF36) dapat mengurang resko rumah tangga 46

10 berbelana barang kebutuhan sandang d pasar modern sebesar 0,008 dengan ratarata umur kepala rumah tangga (X 2 ) lebh dar dar 52 tahun. Ketepatan Klasfkas pada Model Regres Logstk Dengan menggunakan regres logstk, Ketepatan klasfkas yang dhaslkan sebesar 70,0 persen untuk data tranng dan setelah dvaldas dengan data testng nak sebesar 70,6 persen, nla NSR sebesar 30,3 persen dan nla G-Mean sebesar 36,3 persen. Ketepatan Klasfkas pada Model MARS Dengan menggunakan metode MARS, ternyata Ketepatan klasfkas yang dhaslkan sebesar 70,6 persen untuk data tranng dan dvaldas dengan data testng nak menad 71,2 persen, nla NSR sebesar 26,2 persen dan nla G-Mean sebesar 60,6 persen. KESIMPULAN 1. Dar hasl klasfkas dengan model regres logstk ddapatkan hanya 6 varabel yang mempengaruh tempat berbelana barang kebutuhan sandang rumah tangga d Kota Kedr yatu: (X 1 ), (X 3 ), (X 5 ), (X 7 ), (X 8 ) dan (X 9 ). Model regres logstk yang dperoleh adalah sebaga berkut: gˆ( x) 0, 989 0, 000X 0, 089X 0, 764 X (1) 0, 476 X (2) 0,811 X (1) 0, 270 X (1) 0, 000X Sedangkan dar hasl klasfkas dengan model MARS varabel predktor yang berpengaruh bertambah menad 8 varabel yatu: (X 1 ),(X 2 ),(X 3 ),(X 5 ),(X 6 ),(X 7 ),(X 8 ) dan (X 9 ). Model MARS yang dperoleh sebaga berkut: Y = 0,764 0,868E-07*BF2 + 0,427E-08* BF6 + 0,424E-07*BF7 0,162E- 07*BF9 0,241E-07*BF13 + 0,017*BF22 0,448E-07*BF26 + 0,217E-07*BF29 0,116E-07*BF30 0,008*BF36 Dengan: BF2 = max(0, PENDAPAT) BF3 = ( MOBIL = 0)*BF2 47

11 BF6 = max(0, UMUR )*BF3 BF7 = (PENDIDIK = 3)*BF3 BF9 = ( SUMBER = 0)*BF3 BF13 = max(0, JMLART )*BF3 BF17 = (PENDIDIK = 2 OR PENDIDIK = 3) BF19 = ( MOBIL = 0) BF22 = max(0, NONMAKAN )*BF17 BF30 = ( RUMAH = 0) * BF29 BF24 = max(0, NONMAKAN )*BF17 BF34 = ( RUMAH = 1)*BF19 BF26 = max(0, PENDAPAT )*BF24 BF29 = max(0, JMLART )*BF2 BF36 = max(0, UMUR )*BF34 2. Berdasarkan penghtungan ketepatan klasfkas dalam model maka metode MARS mempunya ketepatan klasfkas yang lebh bak ka dbandngkan dengan regres logstk yatu sebesar 71,2 persen untuk data testng, nla NSR yatu sebesar 26,2 persen dan nla G-Mean yatu sebesar 60,6 persen. sehngga dalam kasus n metode yang tepat untuk mengklasfkaskan terhadap tempat berbelana barang kebutuhan sandang rumah tangga d Kota Kedr lebh tepat menggunakan metode MARS. UCAPAN TERIMA KASIH Penuls mengucapkan terma kash kepada Bapak Dr. Bambang Wdanarko Otok, M.S atas bmbngan dan saran-saran yang dberkan selama n. DAFTAR PUSTAKA Agrest, A, (2002), Categorcal Data Analyss, John Wley & Sons, Hoboken, New Jersey. BPS, (2012), Pedoman Surve Baya Hdup 2012, Badan Pusat Statstk, Jakarta. Dllon, W.R, (1978), On The Performance of Some Multnomal Classfcaton Rules, Journal of Amercan Statstcal Assocaton, vol 73: Fredman, J.H, (1991), Multvarate Adaptve Regresson Splne, The Annals of Statstcs, Vol.19, No.1.(Mar., 1991).Hlm

12 Hosmer, D.W., dan Lemeshow, S., (2000), Appled Logstc Regresson, Second Edton, John Wley and Sons. Kubat, M., dan Matwn, S., (1997), Addressng the Curse of Imbalanced Tranng Sets: One-Sdded Selecton, n Proc.of the 14th Intl. Conf.on Machne Learnng, Hlm Raharda, P, (2010), Teor Mkroekonom, Lembaga Penerbt FE UI, Jakarta. Sharma, S, (1996), Appled Multvarate Technques, Jhon Wley and Sons, nc, New York. 49

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

ANALISIS PEUBAH RESPON BINER

ANALISIS PEUBAH RESPON BINER Analss Peubah Respon Bner... (Ksmantn) ANALISIS PEUBAH RESPON BINER Ksmantn Jurusan Penddkan Matematka FMIPA Unverstas Neger Yogyakarta Abstrak Pada regres lner klask, peubah respon dasumskan merupakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 193-204 Onlne d: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR) DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

Corresponding Author:

Corresponding Author: Perbandngan Fungs Ketahanan Hdup Dengan Metode Non Parametrk Menggunakan Uj Gehan Dan Uj Cox-Mantel (Lvng wth Securty Functon Comparson Method Usng Non Paremetrk Gehan test and Cox-Mantel Tes Ans Sept

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL

OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL Heru Wbowo, Suyono, Wdyant Rahayu Program Stud Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Neger Jakarta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi)

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi) 0 Oktober 206 Analtk Data Tngkat Lanut (Regres) Imam Cholssodn mam.cholssodn@gmal.com Pokok Bahasan. Konsep Regres 2. Analss Teknkal dan Fundamental 3. Regres Lnear & Regres Logstc (Optonal) 4. Regres

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL BAKU, LOGNORMAL, DAN GAMMA

PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL BAKU, LOGNORMAL, DAN GAMMA Prosdng Semnar Nasonal Sans dan Penddkan Sans IX, Fakultas Sans dan Matematka, UKSW Salatga, 21 Jun 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922 PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

ANALISIS PEUBAH RESPONS KONTINU NON NEGATIF DENGAN REGRESI GAMMA DAN REGRESI INVERSE GAUSSIAN 1

ANALISIS PEUBAH RESPONS KONTINU NON NEGATIF DENGAN REGRESI GAMMA DAN REGRESI INVERSE GAUSSIAN 1 ANALISIS PEUBAH RESPONS KONTINU NON NEGATIF DENGAN REGRESI GAMMA DAN REGRESI INVERSE GAUSSIAN Ksmantn Jurusan Penddkan Matematka, FMIPA Unverstas Neger Yogyakarta Emal : ksm@uny.ac.d Abstrak Peubah respons

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode statistika yang umum digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode statistika yang umum digunakan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Analss Regres Analss regres adalah suatu metode statstka yang umum dgunakan untuk melhat pengaruh antara varabel ndependen dengan varabel dependen. Hal n dapat dlakukan melalu

Lebih terperinci

BAB IV TRIP GENERATION

BAB IV TRIP GENERATION BAB IV TRIP GENERATION 4.1 PENDAHULUAN Trp Generaton td : 1. Trp Producton 2. Trp Attracton j Generator Attractor - Setap tempat mempunya fktor untuk membangktkan dan menark pergerakan - Bangktan, Tarkan

Lebih terperinci

Spline Truncated Multivariabel pada Permodelan Nilai Ujian Nasional di Kabupaten Lombok Barat

Spline Truncated Multivariabel pada Permodelan Nilai Ujian Nasional di Kabupaten Lombok Barat Jurnal Matematka Vol. 7, No., Desember 07, pp. 3-43 ISSN: 693-394 Artcle DOI: 0.4843/JMAT.07.v07.0.p90 Splne Truncated Multvarabel pada Permodelan Nla Ujan Nasonal d Kabupaten Lombok Barat Nurul Ftryan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc.

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc. PEMODELAN REGRESI POISSON PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN 007 Yayuk Lstan NRP 06 00 068 DOSEN PEMBIMBING Dr. Purhad, M. Sc. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

ANALISIS PEUBAH RESPONS KONTINU NON NEGATIF DENGAN REGRESI GAMMA DAN REGRESI INVERSE GAUSSIAN 1. Kismiantini

ANALISIS PEUBAH RESPONS KONTINU NON NEGATIF DENGAN REGRESI GAMMA DAN REGRESI INVERSE GAUSSIAN 1. Kismiantini Prosdng Semnar Nasonal Peneltan, Penddkan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Unverstas Neger Yogyakarta, 6 Me 9 ANALISIS PEUBAH RESPONS KONTINU NON NEGATIF DENGAN REGRESI GAMMA DAN REGRESI INVERSE GAUSSIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

Oleh : Deri Akhmad (9738) Johan Arifin (9834) Muhammad Alawido (10830) esi Hapsari (10832) Windu Pramana Putra (10835) Tya Hermoza (10849) Gempur

Oleh : Deri Akhmad (9738) Johan Arifin (9834) Muhammad Alawido (10830) esi Hapsari (10832) Windu Pramana Putra (10835) Tya Hermoza (10849) Gempur Oleh : Der Akhmad (9738) Johan Arfn (9834) Muhammad Alawdo (83) es Hapsar (83) Wndu Pramana Putra (835) Tya Hermoza (849) Gempur Safar (877) Febra Aryan (97) Asr Wdyasar (978) Nur Inayah (4) Adharsa Rakhman

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Rahmadeni 1, Zulya Desmita 2 ABSTRAK. Kata Kunci: Overdispersi, Regresi Binomial Negatif, Regresi Generalized Poisson, Regresi Poisson.

Rahmadeni 1, Zulya Desmita 2 ABSTRAK. Kata Kunci: Overdispersi, Regresi Binomial Negatif, Regresi Generalized Poisson, Regresi Poisson. Jurnal Sans Matematka dan Statstka, Vol. No. Jul 16 ISSN 46-454 Perbandngan Model Regres Generalzed Posson Dan Bnomal Negatf Untuk Mengatas Overdspers Pada Regres Posson (Stud Kasus: Penderta Flarass d

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

PEMODELAN B-SPLINE DAN MARS PADA NILAI UJIAN MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA JURUSAN DISAIN KOMUNIKASI VISUAL UK. PETRA SURABAYA

PEMODELAN B-SPLINE DAN MARS PADA NILAI UJIAN MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA JURUSAN DISAIN KOMUNIKASI VISUAL UK. PETRA SURABAYA PEMODELAN B-SPLINE DAN MARS PADA NILAI UJIAN MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA (I Nyoman Budantara, et al.) PEMODELAN B-SPLINE DAN MARS PADA NILAI UJIAN MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA JURUSAN DISAIN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

Dr. Nussar Hajarisma, M.Si Jurusan Statistika Terapan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjajaran.

Dr. Nussar Hajarisma, M.Si Jurusan Statistika Terapan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjajaran. STUDI SIMULASI EVALUASI KETEPATAN KLASIFIKASI INDEKS MASSA TUBUH BERDASARKAN TABEL KLASIFIKASI INDEKS MASSA TUBUH WHO DENGAN PENDEKATAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN ANALISIS DISKRIMINAN (Stud Kasus Klasfkas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

PELUANG ALUMNI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UMB DALAM MENDAPATKAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK

PELUANG ALUMNI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UMB DALAM MENDAPATKAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK p-issn 979 3693 e-issn 477 0647 MEDIA SAISIKA 0( 7: 85-94 http://ejournal.undp.ac.d/ndex.php/meda_statstka PELUANG ALUMNI PENDIDIKAN MAEMAIKA FKIP UMB DALAM MENDAPAKAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI ZERO INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) PADA KASUS TETANUS NEONATORUMDI PROVINSIJAWA TIMUR

PEMODELAN REGRESI ZERO INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) PADA KASUS TETANUS NEONATORUMDI PROVINSIJAWA TIMUR ISBN : 978.602.36.002.0 PEMODELAN REGRESI ZERO INFLAED NEGAIVE BINOMIAL (ZINB) PADA KASUS EANUS NEONAORUMDI PROVINSIJAWA IMUR Cndy Cahyanng Asut, Isman Zan 2 Mahasswa Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh

Lebih terperinci

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan)

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan) APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Stud Kasus Pengenalan Karakter Tulsan Tangan) Irwan Bud Santoso Jurusan Teknk Informatka, Sans dan Teknolog Unverstas Islam

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

Analisis Faktor Risiko Kematian Ibu dan Kematian Bayi dengan Pendekatan Regresi Poisson Bivariat di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

Analisis Faktor Risiko Kematian Ibu dan Kematian Bayi dengan Pendekatan Regresi Poisson Bivariat di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 4, No., (05) 337-350 (30-98X Prnt) Analss Faktor Rsko Kematan Ibu dan Kematan Bay dengan Pendekatan Regres Posson Bvarat d Provns Jawa mur ahun 03 D39 Ind Arkand dan Wwek

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan Semnar Hasl Tugas Akhr Pemodelan Regres Zero-Inflated Posson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Penyakt Tuberkuloss (TBC) d Kabupaten Sorong Selatan Oleh : Nur Setyanngrum 1307100078 Pembmbng

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method Model Regres Varabel dengan Metode Selsh Mutlak Moderatng Varable Regresson Model wth an Absolute Dfference Method Desy Ika Rachmawat 1, Des Yunart, dan Darnah And Nohe 3 1 Mahasswa Program Stud Statstka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

Bootstrap Pada Regresi Linear dan Spline Truncated

Bootstrap Pada Regresi Linear dan Spline Truncated Statstka, Vol. 8 No. 1, 47 54 Me 2008 Bootstrap Pada Regres Lnear dan Splne runcated Harson Darmaw 1) dan Bambang Wdjanarko Otok 2) 1) enaga Pengajar d Jurusan Matematka UNRI, Pekanbaru e-mal: son_ms@yahoo.co.d

Lebih terperinci

Analysis of Covariance (ANACOVA)

Analysis of Covariance (ANACOVA) Analss of Covarance ANACOVA Bett Kash Paramtha Ihda Ihsana Gempur Safar Oleh: La Ftran Muhammad Alawdo Erma Aprlana Eka Setanngsh Prof Dr Sr Haratm Kartko Program Stud Statstka FMIPA Unverstas Gadah Mada

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL LOGIT DALAM PEMETAAN POTENSI PENGEMBANGAN BANK SYARIAH 1)

PENERAPAN MODEL LOGIT DALAM PEMETAAN POTENSI PENGEMBANGAN BANK SYARIAH 1) , Oktober 2006, p: 2-27 Vol. No. 2 ISSN : 0853-85 PENERAPAN MODEL LOGIT DALAM PEMETAAN POTENSI PENGEMBANGAN BANK SYARIAH ) Har Wayanto Departemen Statstka Insttut Pertanan Bogor, Bogor Abstrak Penerapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 575-584 Onlne d: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA PENERAPAN MEODE LINIEAR DISCRIMINAN ANALYSIS PADA PENGENALAN AJAH ERASIS KAMERA Asep Sholahuddn 1, Rustam E. Sregar 2,Ipng Suprana 3,Setawan Had 4 1 Mahasswa S3 FMIPA Unverstas Padjadjaran e-mal: asep_sholahuddn@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL

PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL Tan Wahyu Utam, Indah Manfaat Nur Unverstas Muhammadyah Semarang, emal : tan.utam88@gmal.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci