Bab IV ANALISA SIRIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab IV ANALISA SIRIP"

Transkripsi

1 Ba IV ANALISA SIRIP..Kalau keleihan panas tidak isa diuang seara alami, maka penamahan luas idang perpindahan panas adalah solusinya.. Bagaimana memuang keleihan panas yang dihasilkan proessor dari seuah komputer? Pada saat ekerja, proessor komputer menguah seagian energi listrik menjadi panas. Energi ini akan menaikkan temperatur proessor, sementara semakin tinggi temperatur akan mengganggu kerja proessor. Jika hal ini diiarkan terus maka akan mengakiatkan kerusakan ahkan terakar. Biasanya ada atasan temperatur yang disarankan untuk memuat seuah perlalatan elektronik, termasuk proessor, ekerja dengan aik. Untuk menghindari hal ini iasanya di atas proessor dipasang heat sink erupa sirip/in dan juga lower keil untuk memuang panas agar proessor dapat ekerja dengan aik. Silahkan uka asing komputer anda, perhatikan motherorad, maka akan anda jumpai heat sink yang erungsi memuang panas. Tapi jangan lupa menutup asingnya lagi. Bayangkan erapa jumlah komputer di seluruh dunia, mungkin riuan juta, dan masing-masing punya satu heat sink. Karena konsumennya anyak, topik ini akan selalu menarik untuk diteliti. Di samping ontoh ini, masih anyak lagi aplikasi engineering yang memanaatkan Fin untuk memuang panas dari seuah mesin atau sistem. Misalnya: sirip yang dipasang pada evaporator dan kondensor AC, sirip pada Alat Penukar Kalor (APK, dan sirip pada radiator. Alasan-alasan ini waji memaksa anda untuk mengetahui agaimana Fin ini ekerja dan mampu menganalisis perormansinya. I. Pendahuluan Pada a seelum ini salah satu ahasan kita adalah mengurangi laju perpindahan panas dengan memasang isolator. Pada a ini kita akan okus pada kealikannya, menaikkan laju perpindahan antara dua medium. Perhatikan kasus erikut, di dalam ruang akar seuah mesin temperatur pemakaran isa sampai ratusan atau ahkan riuan derajat elius. Panas ini akan meramat keluar/lingungan melalui dinding/lok mesin. Sementara, laju perpindahan panas dari dinding mesin ke lingkungan iasanya teratas atau tidak mampu mengimangi aliran panas yang datang dari dalam mesin. Jika hal ini diiarkan, akan mengakiatkan kenaikan temperatur yang tidak terkendali dan dapat mengakiatkan keakaran. Untuk menghindari ini iasanya pada agian luar mesin ditamahkan idang perpindahan panas yang diseut Fin atau sirip. Silahkan lihat agian luar mesin sepeda motor anda. Contoh erikutnya adalah agaimana memuang panas erleih pada proessor seuah komputer. Pada saat ekerja proessor komputer menguah seagian energi listrik menjadi panas. Energi ini akan menaikkan temperatur proessor, sementara semakin tinggi temperatur akan mengganggu kerja proessor. Jika hal ini diiarkan terus maka akan mengakiatkan kerusakan ahkan terakar. Biasanya ditetapkan atasan seuah perlalatan elektronik dapat ekerja. Untuk menghindari hal ini iasanya diatas proessor dipasang Fin dan juga lower keil untuk memuang panas agar proessor dapat ekerja dengan aik. Silahkan perhatikan motherorad komputer anda. Selain kedua ontoh ini, masih anyak lagi aplikasi engineering yang memanaatkan Fin untuk memuang panas yang tidak diinginkan dari seuah mesin atau sistem. Misalnya: sirip yang dipasang pada evaporator dan kondensor AC, sirip pada Alat Penukar Kalor (APK, dan sirip pada radiator. Alasan-alasan ini akan memaksa anda untuk mengetahui agaimana Fin ini ekerja dan menganalisis perormansinya. Seara umum, laju perpindahan panas melalui suatu permukan ke luida lingkungan (atau luida kerja dapat dirumuskan dengan persamaan erikut: Q UA( T T s ( Dimana U adalah koeisien perpindahan panas menyeluruh dan A adalah luas idang perpindahan panas. Dari persamaan ini jelas terlihat, ahwa untuk meningkatkan laju perpindahan panas ada tiga ara yang dapat dilakukan:. Menaikkan koeisien perpindahan panas (U Merupakan salah satu ara yang umum dilakukan, yaitu dengan menamah keepatan aliran luida di sekitar enda dan atau menguah pola aliran. Kumpulan dari ara ini iasa diseut dengan peningkatan perpindahan panas (heat transer enhanement. Karena meliatkan keepatan aliran luida, iasanya ara ini akan erhuungan alat penamah keepatan luida seperti lower, maka iasanya akan erhuungan dengan iaya operasional. Tantangannya di sini adalah menari kominasi yang optimum antara kenaikan laju perpindahan panas dengan iaya operasional. Misalnya agaimana memuat alat penyerap panas (heat sink pada seuah laptop yang ukutannya keil tetapi isa menjaga laptop tidak panas. Saat ini anyak peneliti okus pada topik ini. Cara ini tidak akan diahas di sini, tetapi akan diahas pada mata kuliah khusus seperti APK dan Heat Transer Enhanement.. Meningkatkan peredaan suhu ( T Meskipun seara teori ara ini dapat menaikkan laju perpindahan panas, tetapi ada atasan yang tidak isa dilanggar di sini. Misalnya permukaan enda sudah diatasi tidak oleh meleihi temperatur tertentu. Kemudian kondisi medium yang tersedia juga iasanya tidak isa diuah lagi, misalnya kita hanya Sustainale Energy Researh Group Mehanial Engineering, USU

2 isa menggunakan udara luar yang temperaturnya sudah tetap sekitar 3 o C. Oleh karena itu, kita tidak isa erimprovisasi pada ara ini. 3. Memperluas idang perpindahan panas ( A. Deenisi dari ara ini adalah menamah luas idang perpindahan dengan ahan yang mempunyai konduktivitas aik. Bagian yang ditamahkan ini diseut sirip atau in. Biasanya sirip ukan merupakan komponen utama dari suatu sistem. Misalnya sirip pada agian luar mesin sepeda motor tidak ada huungannya dengan proses yang terjadi di dalam mesin. Sirip di sini hanya ertujuan memuang panas sisa yang datang dari dalam mesin. II. Analisis sirip Menurut persamaan (, seara teori, dapat diseutkan ahwa erapapun nilai luas permukaan sirip A yang digunakan akan meningkatkan Q. Hal ini tidaklah enar sepenuhnya, karena ada atasan yang harus dipenuhi oleh suatu sirip. Untuk mengetahui atasan-atasan ini, harus dilakukan analisis. Perhatikan proses perpindahan panas pada sirip di Gamar erikut ini. Untuk memudahkan analisis awal, luas penampang sirip dimisalkan tetap untuk setiap nilai. Proses perpindahan panas pada elemen adalah seagai erikut: ( dari arah dinding akan masuk panas dengan ara konduksi seesar, ( pada permukaan elemen di seelah kanan akan keluar panas konduksi seesar + (, dan (3 pada keliling elemen, yang ersentuhan dengan udara luar, akan keluar panas dengan ara konveksi seesar. + Gamar Permukaan dengan dan tanpa sirip Pada Gamar ditampilkan permukaan iasa yang tidak mempunyai sirip dan permukaan yang mepunyai sirip. Pada permukaan iasa, perpindahan panas dari dinding ke udara di sekitarnya akan terjadi dengan ara konveksi. Dengan menamahkan sirip, luas idang permindahan panas akan ertamah seluas permukaan sirip. Dari agian dinding yang erhuungan dengan sirip, panas akan mengalir ke dalam sirip dengan ara konduksi. Selanjutnya melalui permukaan sirip akan erpindah dengan ara konveksi dengan udara di sekitarnya. Panas ini masih ertamah dengan panas dari agian dinding yang tidak erhuungan dengan sirip. Oleh karena itu seara total, laju perpindahan panas dari permukaan yang mempuyai sirip akan leih esar. Satu hal yang perlu diatat di sini adalah konduktivitas material pementuk sirip harus esar, untuk menjamin aliran panas seara konduksi masuk ke sirip ukup. Adalah muazir menamahkan sirip tetapi aliran konduksi tidak mampu mensuplai aliran panas. Iarat mengalirkan air ke reservoir yang sangat esar, tetapi diameter pipa yang digunakan hanya eerapa entimeter. Pertanyaannya adalah erapa seenarnya konduktivitas ahan sirip yang seimang dengan luas penampang sirip yang ada?. Inilah salah satu tantangan yang harus dijawa saat melakukan analisis sirip. Masih anyak aktor-aktor lain yang harus dipertimangkan, seperti luas penampang sirip, ds. Semuanya akan diahas pada agian erikutnya. Yang perlu anda ingat di sini adalah dari tiga parameter yang ada di persamaan ( kita hanya akan okus pada menamah luas A. Gamar Proses perpindahan panas pada sirip Dengan menerapkan hukum kekekalan energi pada satu elemen sirip yang tealnya dapat dituliskan pada persamaan yang erlaku pada sirip. Pada kondisi steady dan tidak ada sumer panas: selisih panas yang masuk ke elemen dengan yang keluar dari element akan sama dengan nol. Hukum ini dapat dituliskan seagai erikut: ( + d ( Penyederhanaan persamaan ini adalah: + d (3 Dimana adalah perpindahan panas konduksi dan adalah perpindahan panas konveksi. Perpindahan panas konduksi pada persamaan ini dapat dijaarkan dengan menggunakan hukum Fourier. T ka (4 Perpindahan panas konveksi dapat dijaarkan dengan persamaan erikut: d h T T (5 ( da s Dimana das adalah luas permukaan elemen yang erhuungan dengan udara luar. Luas ini masih isa Sustainale Energy Researh Group Mehanial Engineering, USU

3 dijaarkan seagai perkalian keliling (iasa disimolkan p artinya perimeter dengan teal elemen, atau: da s p (6 Sustitusi persamaan (4 dan persamaan (5 ke dalam persamaan (3 akan menghasilkan: T ka + hpdas ( T T (7 Berdasarkan nilai dari parameter k dan A (penampang elemen searah sumu-, ada dua kemungkinan kasus penyelesaian persamaan ini. Kedua kasus ini adalah:. Kasus dimana k dan atau A (penampang elemen searah sumu- konstan. Pada kasus ini penampang sirip tetap sepanjang seperti yang ditunjukkan pada Gamar.. Kasus dimana k dan atau A eruah. Misalnya penampang sirip pada awalnya leih teal di pangkal dan makin mengeil ke ujung. Sirip yang entuknya seperti ini anyak dijumpai. Jawaan dari persamaan (7 akan sangat ereda erdasarkan pemagian ini. Pada tulisan ini pemahasan juga akan diagi dua, yang disesuaikan dengan masingmasing kasus. III. Sirip dengan Penampang dan siat konstan Karena k dan A konstan, maka kedua parameter ini dapat dikeluarkan dari integral. Maka persamaan (7 dapat disederhakan menjadi: T hp ( T T (8 ka Persamaan ini diseut persamaan dierensial. Untuk menari penyelesaiannya harus kita sesuaikan dengan uku reerensi penyelesaian persamaan dierensial. Persamaan dierensial yang mirip dengan persamaan (8 adalah persamaan dierensial linier homogen, orde dua, dengan koeisien konstan (Lihat uku Engineering Mathematis. Persamaannya adalah: d θ m θ (9 d Dan jawaan dari persamaan ini adalah: m Ce + C m θ e ( Tugas kita sekarang adalah menguah persaman (8 agar sesuai dengan persamaan (9. Hal ini dapat dilakukan dengan mendeinisikan parameter-parameter erikut: θ T T ( hp m ( ka Dengan mengunakan persamaan ( nilai dari d θ d adalah sama dengan d T d karena T adalah konstan. Silahkan diek! Langkah erikutnya adalah menentukan konstanta C dan C dengan menggunakan kondisi atas. Pada kasus seperti ini yang isanya diketahui adalah temperatur pada permukaan tanpa sirip atau temperatur pada pangkal sirip, isa diseut temperature ase. Sustainale Energy Researh Group 3 Pada, θ T (3 Sustitusi persamaan (3 ke persamaan ( akan didapatkan persaman erikut: C + C θ (4 Untuk kondisi atas erikutnya harus diari syarat atas yang lain. Kondisi yang paling umum adalah penerapan hukum kekekalan energi pada ujung kanan sirip. Di sini, konduksi dari sirip akan sama dengan konveksi ke udara lingkungan. Seara matematik dapat dituliskan: T ka ha( T( L atau: L θ k hθ(l (5 L Seagai atatan turunan dari persamaan ( adalah: dθ m m m( Ce Ce (6 d Sustitusi persamaan ( dan persamaan (6 ke persamaan (4: km( C e Ce h( Ce + Ce (7 Persamaan (5 dan persamaan (7 harus diselesaikan untuk mendapatkan C dan C. Dengan melakukan eerapa manipulasi matematik, penyelesaian persamaan ( dengan kondisi atas yang diseutkan akan menghasilkan persamaan erikut: θ osh m( L + ( h mksinh m( L (8 θ osh + ( h mk sinh Dimana arti dari ungsi osh dan sinh adalah: e + e e e osh dan sinh (9 Persamaan (8 hanyalah menyatakan persamaan distriusi temperatur sirip seagai ungsi dari jaraknya dari pangkal (ase, yaitu parameter. Yang menjadi pertanyaan iasanya ukan ini, tetapi erapa laju perpindahan panas dari permukaan sirip. Pertanyaan ini isa dijawa dengan dua ara, yaitu: ( sama dengan perpindahan panas konduksi di pangkal sirip dan ( sama dengan perpindahan panas konveksi dari permukaan sirip. Masing-masing deenisi ini dapat dituliskan pada persamaan erikut: dt dθ ka ka ( d d ( T das h T( hθdas ( As A s Kedua persamaan ini akan memerikan jawaan yang sama, yaitu: sinh + ( h / mkosh hkpa ( T ( osh + ( h / mksinh Jawaan distriusi temperatur yang dituliskan pada persamaan (8 dan laju perpindahan panas yang dituliskan pada persamaan ( adalah jawaan yang umum. Artinya panjang sirip teratas dan tidak ada perlakuan khusus di ujung sirip. Ada eerapa hal khusus yang mungkin dialami sirip, yaitu: (a ujung sirip diisolasi, ( temperatur di ujung sirip diketahui, dan ( panjang sirip tak terhingga. Jawaan dari kemungkinan kondisi khusus ini akan diahas pada agian erikut. Mehanial Engineering, USU

4 a. Jika ujung Sirip diisolasi Untuk syarat ini, persamaan yang didapat adalah: T θ (3 L L Dengan menggunakan syarat ini, maka persamaan (6 menjadi: ( e C e C (4 Penyelesaian persamaan ini dan persamaan (5 akan menghasilkan C dan C, dan seagai jawaan persamaan ( menjadi: θ osh m( L (5 θ osh Dan laju perpindahan panas dari permukaan sirip adalah: sinh hkpa ( T osh Karena tan α sinα osα, maka persamaan di atas dapat ditulis menjadi: ( T T tan hkpa (6. Jika temperatur ujung sirip diketahui Jika temperatur di ujung sirip diketahui, misalkan sama dengan TL atau θ L ( T L, maka nilai persamaan kondisi atas yang didapat adalah: θ C e + C e (7 L Untuk mendapatkan C dan C, selesaikan persamaan (5 dan persamaan (7. Hasilnya akan meuat persamaan distriusi temperatur dan laju perpindahan panas menjadi: θ ( θ L θ sinh m + sinh m( L (8 θ sinh ( θ θ osh L hkpa( T (9 sinh. Jika Panjang sirip tak terhingga Jika panjang sirip tak terhingga, sehingga temperatur di ujung sirip akan menjadi sama dengan temperatur lingkungan, T L T atau θ L. Dengan syarat ini persamaan distriusi temperatur dan laju perpindahan panas akan menjadi: θ m e (3 θ ( T hkpa T (3 Penyelesaian: Proses perpindahan panas digamarkan pada gamar erikut h 6 r,4 Asumsi: steady, satu dimensi, siat konstan, radiasi diaaikan, konveksi seragam di sepanjang sirip. Berdasarkan data yang diketahui, maka persamaan yang akan digunakan adalah persamaan (8: θ osh m( L + ( h mksinh m( L θ osh + ( h mk sinh Parameter-parameter yang harus diari:. Luas penampang dan keliling yang erentuk lingkaran: 4 A πr 8,9 m, dan p πr,57 m (Keliling lingkaran. Hitung parameter m hp 4,57 m 3, ,9 ka 3. Sustitusi paramaet ini, maka persamaan distriusi temperatur akan menjadi: T 3 ( osh m( +,447 sinh m( 3,7 Jika diplot huungan antara temperatur dengan jarak, akan didapat graik erikut: Contoh Penahan seuah oiler erentuk atangan ulat dengan panjang m dan jari-jari,4 m dapat dianggap seagai seuah sirip/in. Konduktivitas atang terseut adalah k 4 W/mK (dianggap konstan dan koeisien konveksi rata-rata di sekitar atang adalah 4 W/m K. Tentukanlah distriusi temperatur dan perkirakan temperatur di ujung atang, serta laju aliran panas melalui atang terseut jika temperatur oiler dianggap sama dengan temperatur air mendidih o C dan temperatur udara luar 3 o C. Dari graik dapat dilihat dengan jelas ahwa sejak pertengahan atang temperatur sudah turun ukup jauh yaitu sudah sekitar 4 o C. Sustainale Energy Researh Group 4 Mehanial Engineering, USU

5 4. Temperatur di ujung dapat diari dengan memasukkan nilai ke perasamaan di atas. Hasilnya adalah 33, o C. 5. Laju aliran panas yang terjadi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan ( sinh + ( h / mkosh hkpa ( T osh + ( h / mksinh 3W IV. Sirip dengan Penampang tidak Konstan Pada agian ini kita akan memahas analisis, agaimana jika luas penampang permukaan tidak konstant. Hukum kekekalan energi yang diterapkan untuk menghasilkan persaman (7 kemali dituliskan: T ka + hpdas ( T T (7 Jika koeisien k konstan dan dilakukan sedikit manipulasi matematik, persamaan ini dapat ditulis menjadi: d T da dt h das + ( T T (3 d A d d A k d Jika penampang sirip A juga konstan akan memuat Sustainale Energy Researh Group da d, dan da s d p. Sustitusi parameter ini ke persamaan (3 akan kemali menjadi persamaan (8. Atau persamaan dierensial untuk kasus sirip dengan penampang tetap, yang telah diselesaikan pada agian terdahulu. Hal ini tentu saja tidak akan diahas lagi. Tujuan menampilkan kemali persamaan (7 ini adalah untuk menganilisis sirip, seandainya penampangnya tidak konstan. Salah satu entuk sirip yang mempunyai penampang tidak konstan adalah sirip radial seperti pada Gamar 4 erikut. t r r r Gamar 4 Sirip radial Dengan menggunakan simol dimensi yang ditampilkan pada Gamar 4, dan arah- diganti arah-r, maka luas penampang yang tegak lurus arah konduksi pada elemen yang diarsir adalah: A r πrt (33 Turunan persamaan ini terhadap r menjadi: da r π t (34 dr Sementara luas permukaan yang mengalami konveksi dengan udara luar adalah A s ( π r r. Persamaan ini r 5 dikali karena penjumlahan luas di permukaan atas dan awah. Atau dalam entuk dierensial persamaan ini dapat ditulis: da s 4πr (35 dr Sustitusi persamaan (34 dan persamaan (35 ke dalam persamaan (3: d T dt h + 4 ( πt πr T T d πrt dr πrt k Jika disederhanakan menjadi: d T dt h + ( T (36 dr r dr tk Dengan mendeenisikan parameter-parameter erikut: h m dan θ ( T (37 tk Persamaan (36 dapat diuah menjadi: d θ dθ + m θ (38 dr r dr Bentuk dari persamaan dierensial (PD ini sangat ereda dengan PD pada persamaan (9. Bentuk persamaan (38 diseut persamaan dierensial iasa orde dua dimana n (seond-order ordinary dierensial euation. Penyelesaiannya adalah modiikasi ungsi Bessel jenis pertama dan kedua atau sering diistilahkan modiied Bessel untion o the irst and seond kinds. Penyelesaiannya dapat ditulis pada persamaan erikut: θ C I ( mr + CK( mr (39 Dimana I dan K adalah ungsi Bessel yang dimodiikasi orde nol. Kedua ungsi ini dideenisikan dengan kontour integral dan sangat rumit jika dituliskan. Nilai ungsi ini dapat dilihat pada agian lampiran uku-uku tentang perpindahan panas. Langkah erikutnya adalah menari masing-masing konstanta C dan C. Untuk itu diperlukan kondisi atas. Pada a ini hanya akan diahas kondisi atas erikut: ( Temperatur pada pangkal sirip sama dengan temperature dasar(ase plate, atau: θ ( r θ (4 ( Ujung sirip diisolasi, atau: dθ (4 dr r Dengan menggunakan kedua kondisi atas ini, konstanta C dan C dapat diari. Maka persamaan (39 menjadi: θ I ( mr K( mr + K( mr I( mr (4 θ I ( mr K ( mr K ( mr I ( mr + ( mr d[ I Dimana I ( mr]/ d( mr adalah orde pertama ungsi Besssel yang dimodiikasi jenis pertaman dan K( mr d[ K( mr]/ d( mr adalah jenis kedua. Sementara laju perpindahan panas melalui sirip dapat dihitung dengan ara menghitung laju konduksi pada pangkal sirip. Hasilnya adalah: K( mr I( mr I( mr K( mr π kr tθ m (43 K ( mr I ( mr + I ( mr K ( mr Bentuk penyelesian yang ditampilkan pada persamaan (4 dan persamaan (43 sangatlah rumit, karena masih Mehanial Engineering, USU

6 menggunakan ungsi Bessel yang dimodiikasi. Satu hal yang perlu diatat juga, ahwa ini hanya merupakan salah satu jawaan, yaitu untuk kasus ujung sirip yang diisolasi ujungnya. Sementara untuk kasus-kasus lainya, seperti sirip dengan panjang tak terhingga dan sirip dengan temperatur di ujung yang diketahui harus dianalysis dengan manupilasi matematika yang juga rumit dan hasilnya akan ereda dengan persamaan (4 dan persamaan (43. Pada a ini analysis ini tidak akan dilanjutkan, tetapi diserahkan agi mahasiswa yang serius untuk menari jawaannya. Seenarnya ada metode alternati yang dapat digunakan untuk menari jawaan dari persamaan (7. Metode ini dapat digunakan untuk kasus dengan luas penampang konstan dan tidak konstan, ahkan untuk siat isik yang tidak konstan sekalipun. Metode ini diseut metode numerik. Dengan menggunakan metode numerik kita tidak perlu erurusan dengan manipulasi yang ereda jika kondisi atasnya ereda. Peredaan kondisi atas ukup disesuaikan pada nilai atas dan metode numerik akan memawa nilai atas ini ke dalam jawaan. Yang dilakukan metode numerik adalah memagi-agi panjang sirip atas elemen atau volume yang ukurannya ukup keil. Kemudian persamaan dierensial, persamaan (7, akan diintegrasi di setiap elemen dan hasilnya adalah persamaan linier. Jika hal ini dilakukan untuk tiap elemen, maka akan dihasilkan kumpulan persamaan linier. Menari jawaan dari kumpulan ini tidak susah, karena anyak penyelesaian yang isa digunakan. Cara ini akan diulang-ulang hingga menghasilkan jawaan yang sama (konvergen. Metode alternati ini tidak akan diaplikasikan di sini, tetapi akan diuat satu a terpisah dengan judul penyelesaian numerik. Ini hanya mengingatkan saja, jika anda rustasi dengan persamaan matematik yang aneh-aneh ini, silahkan erkutat di metode numerik seagai alternati. Ingat yang penting apapun masalahnya harus ada penyelesaiannya. V. Unjuk Kerja Sirip Tujuan digunakan sirip adalah untuk meningkatkan laju perpindahan panas yang tidak isa lagi dilakukan oleh permukaan dasarnya. Seperti juga telah diketahui ahwa tidak ada jaminan semakin esar/luas suatu sirip akan menghasilkan perpindahan panas yang semakin esar. Untuk mengevaluasi kinerja suatu sirip, telah dideenisikan eerapa parameter yang dapat digunakan, yaitu: ( eisiensi, ( eektivitas, (3 tahanan termal, dan (4 panjang yang seharusnya dari seuah sirip (proper length o a in. Besaran ini akan diahas satu persatu. Tetapi seelum esaran ini diahas satu-persatu, ada sedikit analogi yang harus diselesaikan dulu, yaitu pengaruh permukaan ujung sirip dengan kondisi atas ujung sirip. Perhatikan Gamar 5 untuk kasus sirip sederhana erikut ini. Gamar 5 Panjang koreksi A p Pada Gamar 5(a perpindahan panas konveksi yang diperhitungkan pada persamaan-persaman seelumnya adalah permukaan A, B, dan C. Pada kasus seperti ini persamaan laju perpindahan panas pada sirip sedikit leih rumit, yaitu persamaan (. Demi kemudahan, sangat diinginkan menganalysis sirip dengan menggunakan persamaan yang sederhana seperti persamaan (6 untuk sirip yang diisolasi pada ujungnya. Untuk inilah dilakukan sedikit manipulasi dengan memindahkan permukaan C ke permukaan A dan B, kemudian ujungnya menjadi diisolasi, seperti Gamar 5(. Seara logika, kasus pada Gamar 5(a dan Gamar 5( akan menghasilkan laju perpindahan panas yang sama. Kesimpulannya laju perpindahan panas pada persamaan ( dapat diganti dengan persamaan yang leih sederhana, yaitu persamaan (6 dengan atatan panjang yang digunakan adalah panjang koreksi atau L. Panjang L akan sangat tergantung pada jenis sirip yang digunakan, tetapi seara umum dapat dituliskan seagai erikut: A L L + (44 p Jika dijaarkan untuk sirip yang erentuk persegi menjadi: L L + t (44a Dimana t adalah ketealan sirip. Sementara jika sirip erentuk silinder menjadi: L L + D 4 (44 Dimana D adalah diameter sirip. Persamaan panjang koreksi ini akan digunakan untuk merumuskan unjuk kerja sirip. V.. Eisiensi Sirip (Fin Eiieny Adalah perandingan laju perpindahan panas aktual dari seuah sirip dengan laju perpindahan panas maksimum yang mungkin. Atau dapat dituliskan dengan persamaan: η (45 Q ma Dimana adalah laju perpindahan panas yang seenarnya dari seuah sirip dan esarnya tergantung pada jenis dan kondisi atas yang diketahui. Untuk sirip dengan penampang permukaan konstan, persamaan (, persamaan (6, persamaan (9, dan persamaan (3 dapat Sustainale Energy Researh Group 6 Mehanial Engineering, USU

7 digunakan. Sementara Qma adalah laju perpindahan panas maksimum yang mungkin dari seuah sirip. Parameter ini sangat mudah dideenisikan. Kapankah suatu sirip menghantar panas maksimum? Jawanya adalah jika tempertur permukaannya tidak eruah sampai ke ujung. Artinya temperatur permukaan sirip sama dengan temperatur plat dasarnya. Berdasarkan deenisi ini, maka laju perpindahan panas maksimum dari seuah sirip adalah: Qma hain ( T (46 Dimana Ain adalah luas permukaan sirip, dan huungannya dengan keliling (p, perimeter dan panjang sirip (L dapat dirumuskan: A in pl + A (47 Persamaan eisiensi untuk sirip sederhana dan ujung sirip diisolasi dapat dilakukan dengan mensustitusi persamaan (6 dan persamaan (46 ke dalam persamaan (45: ( ( T T hkpa T tan η (48 ha in Pada persamaan ini edakan A yang merupakan luas penampang dengan A. Gunakan persaaan (47 dan in sederhakan akan menghasilkan persamaan eisiensi sirip: tanh η (48 Seagai atatan persamaan (48 adalah persamaan untuk kasus dimana ujung sirip diisolasi. Sementara anyak aplikasi di engineering yang menggunakan sirip tidak diisolasi tetapi diiarkan mengalami konveksi. Untuk kasus tanpa isolasi ini, persamaan (48 tetap dapat digunakan, untuk menganalisis eisiensi sirip tanpa isolasi, tetapi parameter panjang sirip L harus diganti dengan L. Maka eisiensi sirip dengan ujung permukaan tanpa isolasi dapat dihitung dengan persamaan: tanh η (49 Dalam menyajikan graik eisiensi, iasanya parameter harus dijaarkan. Perhatikan sirip erentuk persegi pada Gamar 6 erikut ini. Misalkan lear sirip dimisalkan w, pada gamar arahnya masuk ke dalam kertas menjauhi pemaa. Sementara A luas penampang atau ross setional area, iasanya ukup dituliskan dengan A. Dan Ap luas proil yang dikoreksi, dan dirumuskan dengan persamaan: Ap Lt (5 Untuk sirip yang sangat lear, atau dianding w, teal sirip t menjadi sangat keil. Untuk kasus ini, maka perimeter dapat disederhakan menjadi: p w + t w (5 Gamar 6 Deenisi w dan A p pada sirip persegi Dengan menggunakan semua parameter yang aru dideenisiakan ini, maka dapat disederhanakan seperti erikut: hp h h 3 L L L (5 ka kt ka p Biasanya dalam menggamarkan graik eisiensi seuah sirip, sumu dinyatakan dengan persamaan (5. Dengan ara yang sama, eisiensi eerapa entuk sirip dapat dilakukan dan hasilnya diringkaskan pada pada Tael erikut ini. Tael Persamaan eisiensi eerapa entuk sirip Nama sirip Eisiensi dan Parameter tamahan Persegi Segitiga Paraola t y L Melingkar r r in r ( t / π ( r r A π ( r r r + V t t tanh η (49 Ain wl L L + t A p tl I( η (53 I ( A in w L + ( t A p ( t / L η (54 4( + + [ + L tln( t L ] A in w C L + ( t L ( C C +, A p ( t / 3 L KI IK η C (55 IKo + KIo Dimana r m C r r KI K IK I IKo KIo ( mr I( mr ( mr K( mr I( mr K( mr K( mr I( mr Sustainale Energy Researh Group 7 Mehanial Engineering, USU

8 Sirip Pin Segitiga Paraola D y L tanh η (56 A π, L L + (D 4 in DL πd V L 4 I( η (57 I ( D A in π L + ( D π V D L η (58 4 / 9( A πl C3C in 8D 3 ( D / L C + 4 ( D / L 5 DC4 / L C + C ( + C L ln C D Seagai atatan, ungsi Bessel yang dimodiikasi jenis pertama dan jenis kedua, masing-masing disimolkan dengan I dan K, dapat dilihat pada uku-uku literatur tentang perpindahan panas. Tetapi, seandainya anda susah menemukannya ungsi ini seenarnya sudah terdapat pada mirosot eeel. Silahkan diari pada help nya, agaimana ara menggunakan ungsi Bessel ini. Adakalanya persamaan eisiensi yang dirangkum pada Tael disajikan dalam entuk graik. Pada Gamar 7 ditampilkan graik eisiensi dari sirip iasa dengan entuk penampang koreksi persegi, segitiga, dan paraola. Gamar 7 Graik eisiensi Sirip iasa dengan eerapa entuk penampang V.. Eektivitas Sirip (Fin Eiieny Deenisi dari eektivitas adalah suatu parameter yang menyatakan perandingan laju perpindahan panas setelah 3 menggunakan sirip dengan laju perpindahan panas tanpa sirip sama sekali, atau dirumuskan menajadi: ε (59 Q ha( T Dimana A adalah luas penampang pada pangkal sirip, atau agian permukaan yang tertutup akiat dipasang sirip. Sementara persamaa laju perpindahan panas dengang menggunakan sirip telah dituliskan pada persamaanpersamaan seelumnya. Misalnya kita amil untuk satu kasus, dimana panjang sirip tak erhingga. Maka persamaan (3 dapat digunakan untuk mengganti pada persamaan (59, dan hasilnya menjadi: kp ε (6 ha Nilai eektivitas yang esar akan menunjukka seerapa eekti suatu sirip. Beerapa akta yang dapat digunakan mengamil keputusan di lapangan dapat dijelaskan dengan menganalisis persamaan (6 ini. Pertama: semakin esar nilai k konduktivitas ahan sirip akan memuatnya leih eekti. Berdasarkan akta ini, material teknik yang mempunyai konduktivitas esar adalah aluminium dan opper eserta paduannya, dan opper adalah yang teresar. Tetapi umumnya yang digunakan adalah aluminium, karena eerapa keunggulan yaitu leih ringan dan leih murah. Kedua: seuah sirip akan leih eekti jika perandingan keliling (p dengan luas penampang (A leih esar. Fakta ini akan memantu designer untuk meranang entuk sirip yang eekti. Ketiga: sirip juga akan leih eekti jika koeisien konveksinya rendah. Hal ini mutlak diperhatikan dalam menentukan dimana sirip harus dipasang. Seagai atatan, kita umumnya ekerja memindahkan panas antara dua medium ereda yang diatasi dinding padat. Misalnya anda diminta mendinginkan aliran gas panas yang mengalir di dalam pipa dengan menggunakan aliran air diluar pipa. Umumnya, koeisien konveksi aliran air leih tinggi daripada aliran gas. Untuk meningkatkan laju aliran panasnya, anda memutuskan menggunakan sirip pada salah satu luida. Anda harus memutuskan dimana sirip akan dipasang, apakah pada aliran gas yang didalam pipa atau aliran air yang di luar pipa. Persamaan (6 dapat memantu anda, sirip akan leih eekti di daerah yang koeisien konveksinya rendah, dalam kasus ini adalah sisi aliran gas di dalam pipa. Hal ini dapat juga dianalogikan dengan keinginan memantu seseorang. Misalnya kita akan menyumang uang. Uang yang kita sumang tidak akan eekti jika kita memantu orang yang sudah kaya, ngak ngeek kata anak muda. Tetapi akan sangat eekti kalau kita memantu orang yang tidak punya, eeknya akan leih terasa tentunya. V.. Tahanan Termal Sirip Satu hal tamahan yang harus diatat ahwa menamah sirip pada permukaan suatu idang perpindahan panas adalah juga erarti menamah tahan termal permukaan terseut. Dengan alasan ini, tahanan termal suatu sirip juga sering dijadikan parameter untuk menentukan perormansi suatu sirip. Tahanan termal dapat dideenisikan dengan perasmaan erikut: Sustainale Energy Researh Group 8 Mehanial Engineering, USU

9 R ( T T (6 V.3. Panjang Sirip yang seaiknya (Proper length o Fin Bagi seorang design engineer pertanyaan erikutnya yang harus dijawa adalah erapa seaiknya panjang seuah sirip. Untuk menentukan jawaan pertanyaan ini, pada Gamar 8, ditampilkan graik yang menyatakan huungan antara laju perpindahan panas pada seuah sirip seagai ungsi dari panjang sirip. Sumu vertikal menyatakan persentase laju perpindahan panas terhadap laju perpindahan panas jika panjang sirip tak terhingga, atau: Qr (6, loong Pada gamar dapat dilihat ahwa untuk menapai nilai 99% hanya diperlukan nilai seesar,65. Dan seandainya panjang sirip dipanjangkan lagi hingga menai 5, nilai Qr yang didapat adalah 99,99%. Hal ini menunjukkan hampir tidak ada eeknya jika menamah panjang sirip jika nilai sudah menapai,65. Fakta ini tentu dapat digunakan untuk memerikan pertimangan erapa seaiknya panjang sirip yang sesuai. Angka,65 dapat digunakan atau jika diinginkan hanya 8% saja nilai, dapat digunakan. Gamar 8 Rasio laju perpindahan panas pada sirip Contoh Pada seuah dinding ruang akar terdapat seuah sirip persegi erukuran lear wm dan teal m dan teruat dari ahan dengan konduktivitas 8W/mK. Temperatur permukaan luar ruang akar adalah o C dan konveksi yang terjadi dengan lingkungan 5W/m K. Temperatur rata-rata lingkungan adalah 3 o C. Jika panjang sirip m Tentukalah (a laju perpindahan perpindahan panas dari sirip dan ( eisiensi sirip. Penyelesaian: Asumsi yang digunakan: steady, dimensi, siat kostan, dan radiasi diaaikan. Maka persamaan yang digunakan untuk kemjawa soal ini adalah persamaan (. Langkah penyelesaian soal ini:. Hitung keliling dan luas penampang sirip Sustainale Energy Researh Group 9 p ( w + t (, +,,4 m A w t, m. Hitung m,, dan ( h mk m hp ka 7, ,3763, ( h mk, Hitung laju perpindahan panas sinh + ( h / mkosh hkpa osh + ( h / mksinh ( T T 3,45 4. Hitung Q ma Q ha ( T T ma 374 W Catt: Gunakan persamaan (47 untuk menghitung 5. Maka eisiensi siri adalah η 83% Q ma A. Catatan: Persamaan (49 dapat juga digunakan untuk menghitung eisiensi, tetapi gunakan 6. Hitung dan eisiensi 7,63763(, +, Maka eisiensi dapat dihitung: tanh η,8939,895 Contoh 3 Seuah pipa yang memiliki diameter luar m didalamnya mengalir minyak panas hingga temperatur permukaan pipa sekitar o C. Jika pada dinding luar pipa dipasang in/sirip erentuk silinder dengan jari-jari 5m dan teruat dari aluminium alloy dengan konduktivitas termal 8W/mK dengan ketealan 4 mm. Koeisien konveksi dianggap konstant 5W/m K. Tentukanlah laju perpindahan panas dan eisiensi sirip terseut jika temperatur udara luar 3 o C. Penyelesaian: Asumsi yang digunakan: steady, dimensi, siat kostan, dan radiasi diaaikan. Maka persamaan yang digunakan untuk kemjawa soal ini adalah persamaan (43. K( mr I( mr I( mr K( mr π kr tθm K ( mr I ( mr + I ( mr K ( mr T T Data yang dierikan: r, 5 m, θ ( 7, h 5 W/m K, k 8 W/mK, t, 4 m, r, 5 m. Langkah penyelesaian soal ini:. Hitung m h m,785 tk. Hitung mr dan mr mr,785,5,58956 mr,785,5, Hitung laju perpindahan panas dengan menggunakan persamaan (43 π kr tθ m 86 K ( mr I( mr I( mr K( mr 86 5,938 W K( mr I( mr + I ( mr K( mr 4. Hitung luas sirip dan laju perpindahan panas maksimum Mehanial Engineering, USU

10 A ( r r + π, 6657 π r ma ( T T 788 Qma ha 45, 5. Hitung eisiensi sirip 5,938 η 55,64% Q 45,788 Eisiensi soal ini isa dijawa dengan menggunakan persamaan (55 dengan hasil yang sama. VI. Eisiensi siri menyeluruh (overall in eiieny Pemahasan yang sudah diuat sampai saat ini adalah untuk sirip dengan kondisi tunggal. Artinya eek dari anyak sirip elum dimasukkan pada pemahasan. Sementara pada aplikasinya sirip iasanya digunakan seara anyak, dengan kata lain hampir tidak dijumpai sirip tunggal. Pada pemahasan ini akan dianalysis sirip dengan jumlah anyak, seperti pada gamar erikut. Gamar 9 Multi Sirip Eisiensi total dari permukaan yang mempunyai anyak sirip dapat dirumuskan seagai erikut: t t η o (63 Q ha ( T T ma t Dimana t adalah perpindahan panas total dari permukaan total A t, termasuk permukaan sirip dan permukaan ase. Jika dimisalkan jumlah sirip adalah N, maka luas total dapat dirumuskan dengan menumlahkan luas permukaan tiap sirip A s : A t NAs + A (64 Sementara perpindahan panas total dari seluruh permukaan dapat dijaarkan seagai penjumlahan perpindahan panas dari tiap sirip ditamah dari permukaan ase. t Nη has ( T + ha ( T (65 Gunakan persamaan (64 untuk mengganti parameter A pada persamaan di atas. [ Nη A + ( A NA ]( T t h s t s T Atau: NAs t hat ( η ( T At (66 r r Sustitusi persamaan (66 ke dalam persamaan (63 akan didapat, huungan eisiensi total dengan eisiensi masingmasing sirip, yaitu: NAs ηo ( η (67 At Dengan mengetahui eisiensi total sirip seara keseluruhan, maka laju perpindahan panas total dari kumpulan sirip dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (63. VI. Pengaruh tahanan Kontak Pada proses produksi mesin/struktur ada dua kemungkinan pemasangan sirip. Pertama, sirip menyatu dengan agian utama struktur dan kedua, sirip dipasang kemudian. Jika sirip dipasang menyatu dengan mesin/struktur, maka persamaan (67 dapat digunakan seara langsung. Tetapi, jika sirip dipasang kemudian, maka pengaruh tahanan kontak harus diperhitungkan saat menghitung eisiensi. Persamaan erikut dapat digunakan untuk menghitung eisiensi total sirip dengan memperhitungkan pengaruh tahanan kontak. NA s η η o At C (66 Rt C + η has A. (67 Dimana R t tahanan kontak. Contoh 4 Blok mesin seuah motor akar tersusun atas 8 sirip yang menyatu dengan lok engine erentuk silinder dan teruat dari ahan dengan konduktivitas termal W/mK. Untuk menyederhanakan analysis, susunan dan ukuran sirip diasumsikan seragam. Blok engine dan penyederhanaan sirip ditampilkan pada gamar erikut. Ukuran dari sirip ini adalah seagai erikut: H m, t,5m, r 8m dan r 5m. Jika temperatur permukaan luar mesin 3 o C dan temperatur udara luar 3 o C dan koeisien konveksi diasumsikan tetap seesar 4W/m, tentukalah laju perpindahan panas total setelah dipasang sirip dan perpindahan total seandainya tanpa sirip. Penyelesaian: Sustainale Energy Researh Group Mehanial Engineering, USU

11 Asumsi: kondisi steady, satu dimensi, siat konstan, radiasi diaaikan, dan koeisin konveksi seragam. Maka dengan asumsi ini, laju perpindahan panas total dihitung dengan menggunakan persamaan (66. Langkah penyelesaiannya adalah seagai erikut:. Hitung luas permukaan masing-masing sirip dan luas total Luas permukaan sirip A s π ( r r + πr t,588 m. Luas permukaan ase π r H N πr t,6834 m. A Luar permukaan total A NA + A,4848 m. t s. Hitung eisiensi sirip tunggal dengan menggunakan persamaan (55., h m,649, 99 k mr, r m mr,897367, dan C, 754 r r Maka eisiensi dapat dihitung: K( mr I( mr I( mr K( mr η C,743 I ( mr K ( mr + K ( mr I ( mr 3. Hitung laju perpindahan panas total NAs t hat ( η ( T At t 8,588 4,4848 (,743, ,34 W 4. Jika tidak menggunakan sirip laju perpindahan panas totalnya adalah: Q h π r H ( T T W ( 753 VII. Soal-soal Latihan aman untuk dipegang? (Catatan: aman dipegang jika temperaturnya kurang dari 45 o C. 3. Sudu-sudu turin gas dapat dianggap seagai sirip yang ditanamkan pada poros. Aliran gas panas yang ertekanan akan menyeakan temperatur sudunya naik. Untuk menghindari kerusakan, iasanya agian awah sudu akan didinginkan dengan menggunakan aliran udara. Prosesnya ditunjukkan seperti pada gamar erikut. Gas Panas Coolant Turin Blade Ukuran sudu turin ini adalah, panjang L m, perimeterm, luas penampang 8mm dan teruat dari inonel konduktivitas 5W/mK. Diasumsikan agian ujung sudu turin adiaatik, dan perpindahan panas yang terjadi dari sudu ke dalam rotor hanya satu dimensi. Jika temperatur gas panas o C, temperatur ase 3 o C, dan koeisien konveksi 5W/m K, tentukalah suhu di ujung sudu dan laju perpindahan panas yang harus diserap oleh oolant. 4. Papan pengumuman elektronik yang menggunakan LED (Light-emiting diode iasanya menggukakan heat sink untuk memuang keleihan panas. Berikut salah satu entuk heat sink yang digunakan oleh JR (Japan Rail perusahaan kereta api jepang yang pernah saya teliti. Ukurannya juga ditampilkan pada gamar terseut. Tinggi sirip ini adalah mm dari ase. Sirip teruat dari aluminium dengan konduktivitas W/mK. Untuk mendinginkan heat sink ini digunakan aliran udara 5 o C dengan keepatan m/s hingga didapat koeisien konveksinya rata-rata 45 W/m K. T L. Seuah lash disk erentuk persegi (mm 5mm dengan panjang 3 m, terhuung dengan komputer untuk eerapa lama hingga suhu agian yang terhuung menjadi panas sekitar 5 o C. Jika saat itu temperatur udara luar adalah 6 o C dan koeisien konveksi yang terjadi 5W/m K dan konduksi ahan lash disk rata-rata adalah W/mK, tentukanlah laju perpindahan panas yang teruang dari lash disk dan temperatur ujungnya. Seuah sekop yang gagangnya teruat dari esi dengan kondukstivitas 4W/mK, erentuk silinder dengan diameter 3 m dan panjangnya,m. Salah satu ujungnya terendam pada air mendidih hingga suhunya naik menjadi 9 o C. Sementara ujung yang lain erada eas di udara yang suhunya 5 o C. Jika koeisien konveksi dengan udara luar adalah W/mK, tentukanlah erapa agian gagang sekop terseut yang Sustainale Energy Researh Group Mehanial Engineering, USU

12 48 mm Jika temperatur ase adalah 8 o C, tentukanlah laju perpindahan panas yang dapat diuang oleh heat sink ini. 5. Kemali ke soal no, yang diingikan JR saat itu dari team kami adalah, dengan menggunakan heat sink yang erukuran sama apakah ada kemungkinan menaikkan laju perpindahan panas dari heat sink ini. Untuk menjawa tantangan ini, maka diusulkan heat sink dengan entuk erikut. mm Yang kami lakukan adalah memotong tiap sirip menjadi agian dan menyusunnya seara zig-zag (lihat gamar. Seagai akiatnya koeisien konveksi dari sirip ini naik menjadi W/m K. Dengan kondisi operasi yang sama dengan soal no tentukanlah laju perpindahan panas dari heat sing ini sekarang. Sustainale Energy Researh Group Mehanial Engineering, USU

PENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1)

PENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1) PENDEKATAN TEORI A. Perpindahan Panas Perpindahan panas didefinisikan seagai ilmu umtuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya peredaan suhu diantara enda atau material (Holman,1986).

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,

Lebih terperinci

Konduksi mantap 1-D pada fin. Shinta Rosalia Dewi (SRD)

Konduksi mantap 1-D pada fin. Shinta Rosalia Dewi (SRD) Konduksi mantap 1-D pada in Shinta Rosalia Dewi (SRD) Tugas kelompok Presentasi : 1. Aplikasi konduksi (1-D, 2-D, bidang datar, silinder, bola) dalam bidang ood technology 2. Aplikasi in dalam kehidupan

Lebih terperinci

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Sumer: Art and Gallery Standar Kompetensi 6. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat Kompetensi Dasar 6. Mendeskripsikan peredaan konsep relasi dan fungsi

Lebih terperinci

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0 B.3 Fungsi Kuadrat a. Tujuan Setelah mempelajari uraian kompetensi dasar ini, anda dapat: Menentukan titik potong grafik fungsi dengan sumu koordinat, sumu simetri dan nilai ekstrim suatu fungsi Menggamar

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS SIRIP LONGITUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPAT KEADAAN TAK TUNAK KASUS 2D

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS SIRIP LONGITUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPAT KEADAAN TAK TUNAK KASUS 2D EFISIENSI DAN EFEKIVIAS SIRIP LONGIUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPA KEADAAN AK UNAK KASUS 2D PK Purwadi Jurusan eknik Mesin, FS, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Email: pur@mailcity.com ABSRAK Penelitian

Lebih terperinci

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B. Bayangkan suatu fungsi seagai seuah mesin, misalnya mesin hitung. Ia mengamil suatu ilangan (masukan), maka fungsi memproses ilangan yang masuk dan hasil produksinya diseut keluaran. x Masukan Fungsi f

Lebih terperinci

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Ba 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Model kinematika diperlukan dalam menganalisis pergerakan suatu root moil. Model kinematik merupakan analisis pergerakan sistem yang direpresentasikan secara matematis

Lebih terperinci

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN Sumer: Art & Gallery 44 Matematika X SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Standar kompetensi persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat terdiri atas tiga kompetensi dasar.

Lebih terperinci

4. Mononom dan Polinom

4. Mononom dan Polinom Darpulic www.darpulic.com 4. Mononom dan Polinom Sudaratno Sudirham Mononom adalah pernataan tunggal ang erentuk k n, dengan k adalah tetapan dan n adalah ilangan ulat termasuk nol. Fungsi polinom merupakan

Lebih terperinci

BAB VI DEFLEKSI BALOK

BAB VI DEFLEKSI BALOK VI DEFEKSI OK.. Pendahuluan Semua alok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apaila tereani. Dalam struktur angunan, seperti : alok dan plat lantai tidak oleh melentur terlalu erleihan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN

ANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN NLISIS KONSENTRSI TEGNGN PD GELGR BERLUBNG MENGGUNKN PEMODELN DN EKSPERIMEN khmad aizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com strak Belum diketahuinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dan pemahasan serius dari pemerintah dan ahli kependudukan. Bila para ahli

Lebih terperinci

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1 PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT- Mata Pelajaran K e l a s Nomor Modul : Matematika : X (Sepuluh) : MAT.X.0 Penulis Pengkaji Materi Pengkaji Media : Drs. Suyanto : Dra.Wardani Rahayu, M.Si. : Drs. Soekiman DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN Ba ini akan memahas kapasitas samungan rangka aja ringan terhadap gaya-gaya dalam yang merupakan hasil analisis struktur rangka aja ringan pada pemodelan a seelumnya.

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR a 6 TRIGONOMETRI A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN ELAJAR Kompetensi Dasar 1. Menghayati pola hidup disiplin, kritis, ertanggungjawa, konsisten dan jujur serta menerapkannya dalam kehidupan sehari hari..

Lebih terperinci

Bab III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan

Bab III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan Ba III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan Pada a ini, akan diahas penyearan oksigen di pemuluh kapiler dan jaringan, dimana sel-sel di jaringan diasumsikan mengkonsumsi oksigen

Lebih terperinci

7. FLUIDA FLUIDA STATIK FENOMENA FLUIDA DINAMIK

7. FLUIDA FLUIDA STATIK FENOMENA FLUIDA DINAMIK 7. FLUID Materi Kuliah: - Fluida dan Fenomena - Massa Jenis - Tekanan - Prinsip Pascal - Prinsip rchimedes FLUID Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering diseut seagai zat alir. Fasa

Lebih terperinci

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv BAB II PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv 2.1. Transformator Daya Transformator adalah suatu alat listrik statis yang erfungsi meruah tegangan guna penyaluran daya listrik dari suatu rangkaian

Lebih terperinci

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimang: a ahwa seagai pelaksanaan Pasal 19

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Standar kompetensi:. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat Kompetensi Dasar:. Memahami konsep fungsi.

Lebih terperinci

dlp2usaha - - USAHA DAN ENERGI - - Usaha dan Eenergi 8105 Fisika 1 mv

dlp2usaha - - USAHA DAN ENERGI - - Usaha dan Eenergi 8105 Fisika 1 mv - - USAHA DAN ENERGI - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp2usaha Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor agaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Distriusi Distriusi dapat diartikan seagai kegiatan pemasaran untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian arang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R.

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R. PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Taita R. Matana ABSTRACT The purpose of this study was to determine the pereptions

Lebih terperinci

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON Wiratman Wangsadinata 1, Hamdi 2 1. Pendahuluan Dalam analisis struktur eton, pengaruh peretakan eton terhadap kekakuan unsurunsurnya menurut SNI

Lebih terperinci

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi Konduksi Mantap 2-D Shinta Rosalia Dewi SILABUS Pendahuluan (Mekanisme perpindahan panas, konduksi, konveksi, radiasi) Pengenalan Konduksi (Hukum Fourier) Pengenalan Konduksi (Resistensi ermal) Konduksi

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Sirip Dalam (Internal Fin) untuk Menghasilkan Uap Superheat pada Pembangkit Uap

Pengaruh Penerapan Sirip Dalam (Internal Fin) untuk Menghasilkan Uap Superheat pada Pembangkit Uap Jurnal Teknik Mesin, Vol. 14, No. 1, April 213, 35-39 ISSN 141-9867 DOI: 1.9744/jtm.14.1.35-39 Pengaruh Penerapan Sirip Dalam (Internal Fin) untuk Menghasilkan Uap pada Pemangkit Uap Nuryanti, Adhitya

Lebih terperinci

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM A COMPARATIVE STUDY OF PLATE STRUCTURE ANALYSIS USING STRIP METHOD, PBI 71, AND FEM Guntara M.

Lebih terperinci

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik VII. BALOK KOLOM Komponen struktur seringkali menderita kominasi eerapa macam gaya secara ersama-sama, salah satu contohnya adalah komponen struktur alok-kolom. Pada alok-kolom, dua macam gaya ekerja secara

Lebih terperinci

Konstruksi Rangka Batang

Konstruksi Rangka Batang Konstruksi Rangka atang Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka atang merupakan suatu konstruksi yang terdiri dari sejumlah atang atang

Lebih terperinci

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA Oloni Togu Simanjuntak, Ir. Syamsul Amien, MS Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Konduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan) Shinta Rosalia Dewi

Konduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan) Shinta Rosalia Dewi Konduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan) Shinta Rosalia Dewi SILABUS Pendahuluan (Mekanisme perpindahan panas, konduksi, konveksi, radiasi) Pengenalan Konduksi (Hukum Fourier) Pengenalan Konduksi (Resistensi

Lebih terperinci

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z) Ba 7 Residu dan Penggunaannya BAB 7 RESIDU DAN PENGGUNAAN 7 Residu dan kutu Pada agian seelumnya telah kita pelajari ahwa suatu titik diseut titik singular dari f () ila f () gagal analitik di tetapi analitik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bergerak dalam fluida tersebut. Beberapan ayat dalam Al-Qur an menyebutkan

BAB II KAJIAN TEORI. bergerak dalam fluida tersebut. Beberapan ayat dalam Al-Qur an menyebutkan BAB II KAJIAN TEORI.1 Viskositas Viskositas merupakan ukuran kekentalan yang menyatakan esar kecilnya gesekan dalam luida.semakin esar viskositas luida, semakin sulit suatu enda ergerak dalam luida terseut.

Lebih terperinci

PEMBUKTIAN TEOREMA PYTHAGORAS DARI EUCLID

PEMBUKTIAN TEOREMA PYTHAGORAS DARI EUCLID 1 MKIN OM YHGO I LI {{ umardyono, M.d. }} NHLN eorema apa yang pertama kali dikenal siswa di sekolah? Ya, eorema ythagoras. Walaupun anyak dalil yang dikenal siswa di sekolah namun dalil dengan nama khusus

Lebih terperinci

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu Konduksi Tunak-Tak Tunak, Persamaan Fourier, Konduktivitas Termal, Sistem Konduksi-Konveksi dan Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh Marina, 006773263, Kelompok Kalor dapat berpindah dari satu tempat

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW Silviana 1, Nova Risdiyanto Ismail 2 1 Universitas Widyagama Malang/ Dosen Teknik Industri, Kota Malang 2 Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF Jamiatul Akmal 1, a *, Ofik Taufik Purwadi 2,, Joko Pransytio 3, c 1,3) Jurusan Teknik Mesin, UNILA, Bandar

Lebih terperinci

EVALUASI NILAI TAHANAN PENTANAHAN TOWER SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150kV TRANSMISI MANINJAU SIMPANG EMPAT

EVALUASI NILAI TAHANAN PENTANAHAN TOWER SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150kV TRANSMISI MANINJAU SIMPANG EMPAT EVALUASI NILAI TAHANAN PENTANAHAN TOWE SALUAN UDAA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 5kV TANSMISI MANINJAU SIMPANG EMPAT Arif Putra Utama (), Ir. Arnita, M.T (), Ir. Yani idal, M.T (3) () Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci

E-LEARNING MATEMATIKA

E-LEARNING MATEMATIKA MODUL E-LEARNING E-LEARNING MATEMATIKA Oleh : NURYADIN EKO RAHARJO, M.PD. NIP. 9705 00 00 Penulisan Modul e Learning ini diiayai oleh dana DIPA BLU UNY TA 00 Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Silika Hasil Isolasi dari Sekam Padi Analisis kuantitatif dengan metode X-Ray Fluorescence dilakukan untuk mengetahui kandungan silika au sekam dan oksida-oksida lainnya aik logam

Lebih terperinci

1. Jika p dan q akar-akar persamaan. x 2 bx c 0 dan k konstanta real, maka

1. Jika p dan q akar-akar persamaan. x 2 bx c 0 dan k konstanta real, maka PERSAMAAAN DAN FUNGSI KUADRAT Bentuk umum persamaan kuadrat a + + c =0, a 0 Akar-akar persamaan : D = a D = 4ac Menyusun persamaan paraola y q = a ( p) Diskriminan (D = 4ac) Persamaan kuadrat memiliki.

Lebih terperinci

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z) BAB 7 RESIDU DAN PENGGUNAAN 7 idu dan kutu Pada agian seelumnya telah kita pelajari ahwa suatu titik diseut titik singular dari f () ila f () gagal analitik di tetapi analitik pada suatu titik dari setiap

Lebih terperinci

BAB VI. KONDUKSI TRANSIENT

BAB VI. KONDUKSI TRANSIENT BAB VI. KONDUKSI TRANSIENT Perpindahan Panas I Prepared by: Himsar AMBARITA Bab VI Konduksi Transient Analisi temperatur suatu titik yang berubah setiap waktu adalah tanggung jawab transient analysis

Lebih terperinci

SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PAKET TIGA

SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PAKET TIGA Ruang Pertemuan OL UJIN NIONL THUN PELJRN 015/01 PKET TIG 1. Operasi # erarti kalikan ilangan pertama dan kedua, kemudian jumlahkan hasilnya dengan ilangan pertama. Hasil dari #. 1. C. D. 1. apak dan paman

Lebih terperinci

BAB XII GAYA DAN TEKANAN

BAB XII GAYA DAN TEKANAN BAB XII GAYA DAN TEKANAN 1. Bagaimanakah huungan antara gaya dan tekanan?. Faktor apakah yang mempengaruhi tekanan di dalam zat cair? 3. Apakah yang dimaksud dengan hukum Pascal? 4. Apakah yang dimasudkan

Lebih terperinci

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL Handali, S 1), Gea, O 2) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta e-mail

Lebih terperinci

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN 16 BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN Randomisasi merupakan langkah peting dalam penelitian yang tidak dilakukan secara sensus. Dengan randomisasi yang aik maka akan dapat diperoleh sampel yang representatif

Lebih terperinci

APERSEPSI. Jenis-jenis zat Massa jenis dan bobot jenis Tekanan

APERSEPSI. Jenis-jenis zat Massa jenis dan bobot jenis Tekanan LUID PERSEPSI Jenis-jenis zat Massa jenis dan oot jenis Tekanan luida Karakteristik luida Zat yang tidak dapat mempertahankan entuk Zat yang memiliki kemampuan mengalir Tekanan merupakan konsep yang sangat

Lebih terperinci

D Avg

D Avg BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gamaran Umum Oyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laoratorium Fisika Universitas Negeri Gorontalo, dengan menggunakan taung yang teruat dari pipa dan

Lebih terperinci

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah I. Materi Ajar: Pertemuan : A. Macam-macam ilangan real. Bilangan Asli (A) Bilangan asli adalah suatu ilangan yang mula-mula dipakai untuk memilang. Bilangan asli dimulai

Lebih terperinci

Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger)

Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger) JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) B-316 Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger) Ahmad Zaini dan

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI II DSR TEORI 2. Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 82 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua

Lebih terperinci

Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling

Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 085-17 Volume 6, Nomor, Juni 014 Hal. 98-106 Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling Roessiana D L; Setiyadi dan Sandy

Lebih terperinci

ANALISA TRAFIK PADA JARINGAN CDMA

ANALISA TRAFIK PADA JARINGAN CDMA BAB V AALSA TRAFK PADA JARGA CDMA Analisa trafik pada suatu sistem seluler sangat terkait dengan kapasitas aringan dari sistem terseut. Yang terkait erat dengan kapasitas aringan ini adalah intensitas

Lebih terperinci

ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI

ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI A.P.M., Tarigan *) dan Ahmad Syarif Zein **) *) Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU **) Sarjana Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU

Lebih terperinci

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan

Lebih terperinci

Materi Bahasan. Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis) Analisis Sensitivitas. 1 Pengertian Analisis Sensitivitas

Materi Bahasan. Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis) Analisis Sensitivitas. 1 Pengertian Analisis Sensitivitas Materi ahasan nalisis Sensitivitas (Sensitivity nalysis) Pengertian analisis sensitivitas nalisis sensitivitas dengan metode grafis nalisis sensitivitas dengan metode simpleks Kuliah 7 TI Penelitian Operasional

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP ( SILABUS ) KEGIATAN PEMBELAJARAN TEKNIK.

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP ( SILABUS ) KEGIATAN PEMBELAJARAN TEKNIK. SEKOLAH : SMP NEGERI 9 CIMAHI KELAS : IX MATA PELAJARAN : MATEMATIKA SEMESTER : ( DUA ) KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP ( SILABUS ) BILANGAN Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 206 ISSN : 2085-428 Perancangan Alat Pemuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis Mujiono,*, Erni Junita Dosen Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional Malang *E-mail :

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Inti Anif Fujiati 1, Sri Utami 2 FPMIPA IKIP PGRI MADIUN

Lebih terperinci

MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT

MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT 1. TUJUAN - Memahami hukum dan prinsip fisika yang mendasari metode gaya erat - Mengetahui serta memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai variasi gaya erat di

Lebih terperinci

KAPASITAS LENTUR LANTAI GRID DENGAN MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH. Naskah Publikasi

KAPASITAS LENTUR LANTAI GRID DENGAN MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH. Naskah Publikasi KAPASITAS LENTUR LANTAI GRID DENGAN MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH Naskah Pulikasi untuk memenuhi seagian persyaratan menapai derajat sarjana S- Teknik Sipil diajukan oleh : Fahrudin Setiawan NIM : D 00

Lebih terperinci

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya Vol. 5, No.1, 52-57, Juli 2008 Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya Amir Kamal Amir Astrak Sifat-sifat gelanggang evaluasi eserta pemuktiannya sudah ada dieerapa literatur seperti misalnya pada McConnel

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13 Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 SKS : 3 SKS Samungan Baut Pertemuan - 13 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur aja eserta alat samungnya TIK : Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN V. DEFEKSI BOK ESTIS: METODE-US MOMEN Defleksi alok diperoleh dengan memanfaatkan sifat diagram luas momen lentur. Cara ini cocok untuk lendutan dan putaran sudut pada suatu titik sudut saja, karena kita

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No. 2, Juli 2006 HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN I Made Alit Karyawan Salain 1 dan I.B.

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG

PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG PEMBAHASAN UMUM PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG Pada penelitian tahap pertama diperoleh hasil ahwa ukuran partikel tepung sangat erpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANASAN EORI. Masalah ersediaan alam Sistem Manufaktur Biasanya suatu perusahaan memagi milik perusahaannya menjadi dua agian.. engaturan persediaan atau inventaris dierikan untuk meningkatkan pengurusan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Berikut adalah diagram alir penelitian konduksi pada arah radial dari pembangkit energy berbentuk silinder. Gambar 3.1 diagram alir penelitian konduksi

Lebih terperinci

1. SISTEM TERTUTUP HOMOGEN

1. SISTEM TERTUTUP HOMOGEN BAB II . SISEM EUU HOMOGEN Sistem tertutup adalah sistem yang tidak ada transfer massa antara sistem dan sekeliling W Sistem n out = 0 dn i = 0 (2.) i =, 2, 3,... n in = 0 Q idak ada perpindahan internal

Lebih terperinci

MODIFIKASI JUMLAH KUTUB PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA 36 ALUR

MODIFIKASI JUMLAH KUTUB PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA 36 ALUR MODIFIKASI JUMLAH KUTUB PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA 36 ALUR Muhammad Naim Staf Pengajar Teknik Mesin, Akademi Teknik Soroako, Sorowako *Email: mnaim@ats-sorowako.ac.id Astrak Kecepatan motor induksi 3 fasa

Lebih terperinci

Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bambu ke Pipa PVC di Sekitar Sungai Musi Palembang

Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bambu ke Pipa PVC di Sekitar Sungai Musi Palembang Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bamu ke Pipa PC di Sekitar Sungai Musi Palemang Zuul Fitriana Umari Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UTP Email : zuulitrianaumari@gmail.com Palemang merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR. Desi Apriani Retno Murni Sari. STIE Kesuma Negara Blitar

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR. Desi Apriani Retno Murni Sari. STIE Kesuma Negara Blitar ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR Desi Apriani Retno Murni Sari STIE Kesuma Negara Blitar Astrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji Konstruksi dan Bangunan Perencanaan hidraulik endung dan pelimpah endungan tipe gergaji Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktoer 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang)

PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang) PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Teroyo Cangkiran Semarang) Arfan Bakhtiar, Diana Puspita Sari, Hendy Tantono Industrial

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp.

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp. PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp. 071-5904 5751 TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHAP 1 TAHUN PELAJARAN 01/01 Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 dan 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI

PERTEMUAN 3 dan 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI PERTEMUAN an 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI MOMEN INERSIA? ILMU FISIKA Momen inersia aalah suatu ukuran kelemaman seuah partikel terhaap peruahan keuukan alam gerak lintasan rotasi Momen inersia aalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peningkatan pertumuhan jagung melalui pemerian pupuk merupakan usaha untuk memperaiki kondisi pertumuhan jagung dan menamah keseuran tanah. Pemerian pupuk

Lebih terperinci

MATRIKS DAN TRANSFORTASI I. MATRIKS II. TRANSFORMASI MATRIKS & TRANSFORMASI. a b. a b DETERMINAN. maka determinan matriks A.

MATRIKS DAN TRANSFORTASI I. MATRIKS II. TRANSFORMASI MATRIKS & TRANSFORMASI. a b. a b DETERMINAN. maka determinan matriks A. MATRIKS DAN TRANSFORTASI I. MATRIKS PENGERTIAN Matriks adalah kumpulan ilangan yang dinyatakan dalam aris kolom. Matriks A = 5 dengan ukuran (ordo) : X. Artinya matriks terseut tersusun atas aris kolom.

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT STUDI PENGARUH BENTANGAN(SPAN) PADA SINGLE GIRDER OVERHEAD CRANE DENGAN KAPASITAS 5 TON TYPE EKKE DAN ELKE DAN KAPASITAS 10 TON TYPE EKKE TERHADAP BERAT KONSTRUKSI GIRDERNYA Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari

Lebih terperinci

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu Bahan Kuliah ke-21 IF5054 Kriptografi Message Authentication Code (MAC) Pemangkit Bilangan Acak Semu Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia otomotif khususnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang terjadi pada benda atau material yang bersuhu tinggi ke benda atau material yang bersuhu rendah, hingga tercapainya kesetimbangan

Lebih terperinci

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT AMPAS EMPULUR SAGU TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN IMPAK PADA KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT AMPAS EMPULUR SAGU TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN IMPAK PADA KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT AMPAS EMPULUR SAGU TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN IMPAK PADA KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER Arthur Yanny Leiwakaessy 1) FakultasTeknik Universitas Pattimura Amon Email : arthur.leiwakaessy@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. MANAJEMEN Manajemen adalah Kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penempatan orang (stafing), pengendalian (controlling), pengamilan keputusan (decision) dan

Lebih terperinci

BAB III STUDI KASUS. Plaza Senayan, Jakarta

BAB III STUDI KASUS. Plaza Senayan, Jakarta BAB III STUDI KASUS III.1. Plaza Senayan, Jakarta III.1.1. Deskripsi kasus Pengaturan signage dilakukan sendiri oleh pihak manajemen Plaza Senayan (PS), yaitu agian design and conctruction management,

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA (PDB) ORDE SATU

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA (PDB) ORDE SATU BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA (PDB) ORDE SATU Tujuan Instruksional: Mampu memahami dan menyelesaikan PD orde-1 dg integrasi langsung, pemisahan variael. Mampu memahami dan menyelesaikan Persamaan

Lebih terperinci

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION Universitas Padjadjaran, 3 Novemer 200 (R.2) PERANDINGAN METODE OOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION I Gede Nyoman Mindra Jaya Jurusan Statistika

Lebih terperinci

Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger)

Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No. 1, (013) 1-5 1 Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger) Ahmad Zaini 1 dan Gunawan Nugroho Jurusan

Lebih terperinci

UN SMA 2015 Matematika IPA

UN SMA 2015 Matematika IPA UN SMA 05 Matematika IPA Soal Doc. Name: UNSMA05MATIPA Doc. Version : 05- halaman 0. Ani rajin elajar maka naik kelas. Ani dapat hadiah atau tidak naik kelas. Ani rajin elajar. Kesimpulan yang sah adalah

Lebih terperinci

BAB XIV V E K T O R Pengertian Vektor adalah besaran yang mempunyai arah. Tafsiran geometri sebuah vektor dilukiskan sebagai panah.

BAB XIV V E K T O R Pengertian Vektor adalah besaran yang mempunyai arah. Tafsiran geometri sebuah vektor dilukiskan sebagai panah. XIV V E K T O R 4. engertian adalah esaran yang mempunyai arah. Tafsiran geometri seuah vektor dilukiskan seagai panah. dengan titik pangkal (a x, a y, a z ) dan titik ujung ( x, y, z ) dinotasikan dengan.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp.

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp. PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp. 071-90 71 TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHAP 1 TAHUN PELAJARAN 01/01 Mata Pelajaran

Lebih terperinci

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SOAL-SOAL KONSEP: 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! Temperatur adalah ukuran gerakan molekuler. Panas/kalor adalah

Lebih terperinci

BAB II TEORI GELOMBANG DAN ARUS DEKAT PANTAI

BAB II TEORI GELOMBANG DAN ARUS DEKAT PANTAI BAB II TEORI GELOMBANG DAN ARUS DEKAT PANTAI II.1 Teori Gelomang Gelomang laut dapat ditimulkan oleh eragai gaya pemangkit, seperti gaya angin, gaya gempa, gaya tarik enda-enda langit dan lain-lain, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang go pulic di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diamil diatasi pada perusahaanperusahaan

Lebih terperinci

ENERGY SAVER ALAT PENGHEMAT LISTRIK UNTUK RUMAH TANGGA Tinjauan Terhadap Kemampuan Menghemat

ENERGY SAVER ALAT PENGHEMAT LISTRIK UNTUK RUMAH TANGGA Tinjauan Terhadap Kemampuan Menghemat ENERGY SAVER ALAT PENGHEMAT LISTRIK UNTUK RUMAH TANGGA Tinjauan Terhadap Kemampuan Menghemat Pranyoto Peneliti Bidang Listrik PT PLN (Persero) Litang Astract There have een eing availale in the market

Lebih terperinci