Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bambu ke Pipa PVC di Sekitar Sungai Musi Palembang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bambu ke Pipa PVC di Sekitar Sungai Musi Palembang"

Transkripsi

1 Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bamu ke Pipa PC di Sekitar Sungai Musi Palemang Zuul Fitriana Umari Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UTP zuulitrianaumari@gmail.com Palemang merupakan kota air yang anyak dialiri sungai. Sungai Musi agi masyarakat palemang sangat vital keeradaanya, seagi sarana transportasi dan sumer mata pencaharian dengan ikan tangkap. Dengan kondisi geograis seperti ini, eerapa orang penduduk palemang menghuni rumah yang terapung di atas sungai, diseut dengan nama rumah rakit. Sejumlah rumah Rakit merupakan warisan lintas generasi yang tahan dihuni puluhan tahun, meskipun amu yang mendasari Rakit dan tiang penamat perlu diganti secara periodik. Rumah rakit umumnya menggunakan ahan dari amu. Maka dari itu penulis memahas masalah tentang landasan rumah rakit yaitu amu, dan agaimana jika amu terseut diganti dengan ahan pipa PC (Poly inil Chloride). Tujuannya adalah agar didapat ahan alternati atau pengganti amu yang menjadi landasan rumah rakit yang cocok, ekonomis, dan eisien untuk digunakan. Dari hasil penelitian dihasilkan, ahwasanya landasan pipa PC dapat diterapkan seagai ahan alternati pengganti amu pada pemangunan rumah rakit. Kata kunci : Rumah rakit, amu, pipa pvc. 1. LATAR BELAKANG Rumah rakit Palemang merupakan tempat tinggal tetap (tidak erpindah-pindah) yang terapung. Rumah jenis ini teruat dari kayu dan amu dengan atap kajang (nipah), sirap dan elakangan ini menggunakan atap seng (ahan yang leih ringan). Rumah rakit diangun di atas seuah rakit, aik yang teruat dari rangkaian amu-amu. Pintu pada rumah rakit isanya ada dua, satu menghadap ke sungai dan yang satunya lagi menghadap ke daratan. Jendelanya, iasanya, erada pada sisi kiri dan kanan dinding rumah rakit, tetapi ada juga yang erada di sisi kanan dan kiri pintu masuk rumah. Rumah rakit merupakan konsep water ront city nya Kota Palemang yang ertahan sejak ratusan tahun silam. ( Jelajah Musi, 2010). Dalam sejarahnya, rumah rakit ukan sekadar hunian darurat melainkan juga seagai rumah untuk mengangkut arang dagangan oleh pedagang dari kawasan Uluan Palemang ke pusat kota, angunannya sendiri ikut mereka jual setelah sekian lama tertahan erulan-ulan di pinggiran kota sungai musi. Sejumlah rumah rakit merupakan warisan lintas generasi yang tahan dihuni puluhan tahun, meskipun amu yang mendasari rakit perlu diganti secara periodik. Bamu merupakan ahan yang penting dalam pemuatan rumah rakit tetapi akan ada waktunya amu akan sulit di dapatkan. maka dalam penelitian ini akan di coa untuk melakukan penelitian tentang penggantin amu seagai pondasi rumah rakit. (1). Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah mencari ahan pengganti amu pada landasan rumah rakit jika tanaman amu sulit untuk didapatkan. (2). Ruang Lingkup Pada penelitian ini ruang lingkup penelitian yaitu mematasi pada struktur awah rumah rakit yaitu pondasi erupa amu yang akan digantikan dengan penggunaan Pipa PC (Poly inil Chloride) seagai ahan pondasi rumah rakit. 2. TINJAUAN PUSTAKA (1). Pengertian Rumah Rakit Yang dimaksud dengan rumah rakit, pada dasarnya adalah rumah yang merupakan tempat tinggal yang tetap dan terapung. Rumah rakit diangun di atas seuah rakit terapung di atas air. Namun akiat dari peruahan pasang naik dan pasang surut Sungai Musi, eerapa rumah rakit ada yang erada antara atas ketinggian air ratarata ila tidak pasang naik dengan tanah. Dengan posisi ini, rumah akan terapung hanya jika sedang pasang naik.. Ruamh rakit tidak hanya erungsi seagai tempat tinggal tetapi juga seagai kegiatan ekonomi. (melayuonline.com). Gamar 1. Rumah Rakit Palemang Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bamu ke Pipa PC di Sekitar Sungai Musi Palemang (Zuul Fitriana Umari) 66

2 (2). Bahan Bahan pemuatan rumah rakit a. Bamu Bahan utama pemuatan rumah Rakit adalah Bamu. Bamu yang digunakan adalah amu jenis manyan. Bamu ini di samping tahan lama juga esar - esar ukuran erkisar antara 2,5 s/d 3 sehingga cukup agus digunakan seagai pelampung agar isa mengamang di atas permukaan air. Di samping ahan untuk memuat agian awah rumah Rakit, amu juga digunakan untuk memuat dinding, yaitu dengan cara dicacah dan direntangkan. (Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia, 1995). Papan Untuk memuat dinding rumah Rakit, selain menggunakan amu, juga sering menggunakan papan. c. Ulit (sejenis daun yang dianyam) Bahan ini digunakan untuk memuat atap rumah Rakit. d. Rotan Rotan yang digunakan ada dua macam, yaitu rotan selinep dan rotan sago. Rotan selinep adalah rotan kecil yang digunakan untuk mengikat agian atas rumah Rakit, sedangkan rotan sago adalah rotan yang digunakan untuk mengikat amuamu yang digunakan seagai ahan pelampung. (3). Tahapan Pemangunan Rumah Rakit a. Persiapan Bamu merupakan ahan utama untuk memuat rumah Rakit. Untuk mendapatkan amu ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu mencari sendiri di hutan atau memesan kepada pedagang amu. Bamu yang dicari sendiri ke hutan ataupun dipesan kepada pedagang amu, ukurannya disesuaikan dengan peruntukannya, misalnya untuk pelampung, dinding atau langitlangit.. Tahap pemuatan pondasi rumah rakit Bagian awah dari rumah Rakit merupakan agian terpenting. Bagian ini, menentukan kokoh tidaknya rumah Rakit. Oleh karena itu, pemangunan agian awah rumah Rakit dilakukan secara cermat, mulai dari pemilihan ahan (amu-amu) sampai pada proses merangkai ahan-ahan terseut menjadi pelampung. Adapun prosesnya adalah seagai erikut: 1. Bamu-amu yang dipersiapkan seagai pelampung diluangi pada ujung dan pangkalnya. 2. Setelah itu, kemudian dirangkai dengan memasukkan sepotong kayu seagai pasak pengikat. Setiap rangkaian amu terdiri dari 8 sampai 12 atang amu. Proses merangkai atang amu ini diseut mengarang. 3. Jumlah rangkaian atang amu yang diuat erjumlah 6 sampai 8 ikatan. 4. Rangkaian terseut kemudian ditumpuk menjadi satu ikatan yang tersusun. Susunan amu terseut erjumlah 48 sampai 96 atang amu, kadang-kadang digenapkan sampai 100 atang amu Agar ikatan pada rangkaian amu terseut semakin kuat, maka selain menggunakan /pasak pengikat/, juga diikat dengan menggunakan rotan. 5. Kemudian rangkaian amu terseut dihuungkan dengan alok-alok kayu yang dipasang melintang sehingga menjadi seuah lanting (lantai). 6. Agar ikatan semakin kuat, pada jarak antara setengah sampai satu setengah meter, lanting terseut diikat dengan rotan. 7. Selesainya pengikatan pada lanting, maka pemuatan agian awah rumah Rakit sudah selesai. (4). Pemeanan Dalam merencanakan ean untuk rumah dan gedung diharuskan memperhatikan penggunaan ean-ean yang diijinkan dalam perencanaan. (Beton Prategang, 2001). a. Bean Mati Bean mati merupakan erat dari semua agian dari suatu gedung yang ersiat tetap, termasuk segala unsur tamahan, penyelesaianpenyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan agian yang tak terpisahkan dari gedung itu. 1. Berat Sendiri Berat sendiri merupakan erat dari komponen-komponen Bangunan atau gedung. Dari eerapa komponen gedung yang harus ditinjau didalam menentukan ean mati dari suatu gedung, harus diamil menurut tale seperti diawah ini : Tael 1. Berat Sendiri Bahan Bangunan No Bahan Bangunan Berat (kg/m³) 1 Baja Batu Alam Batu elah, atu ulat, atu gunung (erat tumpuk) Batu karang (erat tumpuk) Batu Pecah Batu tuang Beton Beton ertulang Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bamu ke Pipa PC di Sekitar Sungai Musi Palemang (Zuul Fitriana Umari) 67

3 9 Kayu (kelas I) Kerikil, koral (kering udara sampai lema, tanpa diayak) Pasangan ata merah Pasangan atu elah, atu ulat, atu gunung Pasangan atu cetak Pasangan atu karang Pasir (kering udara sampai lema) Pasir (jenuh air) Pasir kerikil, koral (kering udara sampai lema) Tanah, lempung dan lanau (kering udara sampai lema) Tanah, lempung dan lanau (asah) 2000 Sumer : Beton Prategang, 2001 Tael 2. Berat Sendiri Komponen Gedung No Komponen Gedung Berat (kg/m²) 1 Adukan, per cm teal : - dari semen - dari kapur, semen merah atau tras 2 Aspal, termasuk ahan-ahan mineral penamah, / cm teal 3 Dinding pasangan ata merah - Satu atu - Setengah atu 4 Dinding pasangan atako : Berluang - teal dinding 20 cm (HB20) - teal dinding 10 cm (HB10) Tanpa luang - teal dinding 15 cm - teal dinding 10 cm 5 Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari : - semen ases (eternity dan ahan lain sejenis), maks teal 4mm - kaca, dengan teal 3-5 mm Lantai kayu sederhana dengan alok kayu, tanpa langit-langit dengan entang maks 200kg/m² 40 7 Penutup genting dengan reng dan usuk/kaso /m² idang atap 8 Penutup sirap dengan reng dan usuk/kaso /m² idang atap 9 Penutup atap seng gelomang (BJLS-25) tanpa gordeng 10 Penutup lantai uin semen Portland, teraso dan eton tanpa adukan, / cm teal 11 Semen ases gelomang (teal 5mm) Sumer : Beton Prategang, Bean Hidup Bean hidup yang diperhitungkan harus enar-enar diperhitungkan terutama ean hidup pada lantai gedung dan atap gedung. Bean hidup agian atap serta pada struktur tudung (canopy) yang dapat dicapai dan dieani oleh orang, harus diamil minimum seesar 100 kg/m² idang datar. Tael 3. Bean Hidup Pada Lantai Gedung NO Bean Hidup Berat (kg/m²) 1 Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang diseut dalam no 2 2 Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gudang tidak penting yang ukan untuk toko, parik atau engkel 3 Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, took, tosera, restoran, hotel, asrama dan rumah sakit. Sumer : Beton Prategang, c. Pipa PC Pipa PC merupakan jenis pipa air yang iasa dipakai untuk keutuhan sanitair, seagai penyalur air aik itu untuk instalasi air ersih maupun instalasi air kotor. Pipa PC memiliki eragai macam produk dan ukuran dengan spesiikasi tertentu, sehingga dalam penggunaannya dapat disesuaikan dengan ungsi. Dalam penelitian yang dilakukan penulis pipa PC yang digunakan merupakan produk dari PT.Wavin Duta Jaya. Dari dua jenis Standar pipa digunakan standar AW untuk penelitian yang akan dilaksanakan penulis Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bamu ke Pipa PC di Sekitar Sungai Musi Palemang (Zuul Fitriana Umari) 68

4 CLA SS Tael 4. Tael Pipa Wavin Standar AW Diameter Teal Dinding Inchi Mm WallnTh icnes (mm) Panjang Lengan (mm) Sistem Samung Jointing System 1/ SC 3/ SC SC 1 1/ SC AW 1 1/ SC (10 kg /cm 3) SC 2 1/ SC SC SC SC SC SC Sumer : (4). Hukum Archimedes Hukum Archimedes merupakan suatu hukum yang menyatakan ahwa suatu enda yang seagian atau seluruhnya dicelupkan kedalam zat cair akan mendapat gaya ke atas yang esarnya sama dengan erat zat cair yang dipindahkan oleh enda terseut. (Asas asas isika, 2007). Ada tiga keadaan enda yang tercelup dalam zat cair, yaitu terapung, melayang, dan tenggelam. Adanya tiga kemungkinan enda yang tercelup dalam zat cair diseakan oleh gaya ke atas (gaya apung). Dengan menggunakan hukum I Newton dan hukum Archimedes, kita dapat menentukan syarat seuah enda terapung, melayang, dan tenggelam didalam suatu zat cair. a. Terapung Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat enda yang terapung diatas permukaan air diantaranya diamil contoh gaus, enda seperti gaus terapung karena erat gaus tidak mampu melawan gaya apung. Fa Fa W dimana : Fa Gaya apung W Berat gaus Pada saat terapung, esarnya gaya apung sama dengan erat gaus. Pada kondisi terseut, hanya seagian volume gaus yang tercelup didalam air sehingga volume air yang dipindahkan leih kecil dari volume total gaus yang mengapung. Pada saat terapung, gaus tidak ergerak ke atas dan ke awah. Dengan demikian digunakanlah rumus hukum I Newton pada arah vertikal. Hukum I Newton pada arah vertikal, F y 0 F A m.g g t t g olume enda yang tercelup ( t ) leih kecil dari pada (olume enda total), maka syarat enda mengapung adalah : < Jadi, agar enda terapung massa jenis enda harus leih kecil daripada massa jenis zat cair.. Melayang Suatu enda dikatakan melayang jika, esarnya gaya apung sama dengan erat enda. Dalam keadaan itu terjadi kesetimangan antara gaya erat dan gaya ke atas. Dengan kata lain, esarnya gaya apung sama dengan erat enda. Karena seluruh enda tercelup dalam air, maka pada peristiwa melayang volume zat cair yang dipindahkan sama dengan volume enda itu sendiri. Fa W m g Gamar 3. Benda yang sedang melayang W Gamar 2. Benda yang sedang terapung Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bamu ke Pipa PC di Sekitar Sungai Musi Palemang (Zuul Fitriana Umari) 69

5 Hukum I Newton pada arah vertikal, F y 0 F A g m g t g Pada peristiwa melayang, volume enda yang tercelup sama dengan volume enda total, sehingga syarat enda melayang adalah Jadi, pada enda melayang massa jenis enda sama dengan massa jenis zat cair. c. Tenggelam Suatu enda yang tenggelam, gaya apung esarnya leih kecil daripada erat enda. Pada peristiwa terseut, volume enda yang tercelup didalam zat cair sama dengan volume total enda. N Fa W m g Gamar 4. Banda yang sedang tenggelam Hukum I Newton pada arah vertikal, Karena F y 0 F A + N m g t + N g g N g ( - t ) t (volume enda yang tercelup) sama dengan (volume enda total), maka syarat enda tenggelam adalah : > Jadi, pada enda tenggelam massa jenis enda leih esar daripada massa jenis zat cair. 3. METODOLOGI Pada penelitian ini proses pelaksanaannya adalah seagai erikut: (1). Tinjauan Pustaka Pelaksanaan penelitian mengacu pada studi literatur yang erhuungan langsung dengan penelitian yang nantinya akan erguna dalam mempermudah proses penelitian. (2). Survey Lapangan Survey di lapangan ertujuan untuk mengetahui keadaan real di lapangan, dan melakukan oservasi secara langsung. (3). Perhitungan Pemeanan Pada tahap ini penulis menggunakan gamar untuk menghitung pemeanan yang dipakai pada rumah rakit diantaranya ean sendiri rumah, atap, dan orang yang tinggal pada rumah rakit. Berdasarkan standar pemeanan angunan gedung yang telah ada. (4). Uji Pemeanan dan Bahan Dalam tahap inilah inti dari penelitian yang dilakukan penulis, yang mana teragi dalam eerapa tahapan pekerjaan diantaranya yaitu : a. Persiapan dan Pengadaan Bahan Pada tahap persiapan dan pengadaan ini penulis harus sudah menyiapkan segala sesuatu yang erhuungan dengan penelitian seperti alat dan ahan yang diutuhkan. 1. Pipa PC Pipa PC untuk pengujian ini menggunakan jenis pipa type AW dari produk Wavin, dengan dimeter luar 3. Sedangkan untuk penutup digunakan dov 3 PC standar wavin. 2. Bamu Bamu yang digunakan merupakan amu jenis Manyan, amu jenis ini merupakan jenis amu yang kuat dan tahan lama diandingkan dengan jenis amu lain seperti amu gading, amu dao, dan lainnya. Selain itu juga amu jenis ini tumuh dan mudah didapat di Sumatera khususnya Sumatera agian Selatan. Ukuran amu yang digunakan untuk pengujian ini dicari ukuran yang sama atau mendekati pada pipa PC yaitu Tali Pengikat Tali pengikat digunakan untuk mengikat dan menyatukan pipa PC menggunakan karet ekas, sedangkan pada amu menggunakan tali plastik rome seagai pengikat antar amu yang akan dijadikan ahan pengujian. 4. Pengaku Pengaku ini digunakan utuk menyatukan amu ataupun PC yang akan diikat, penggunaan pengaku ini terdapat untuk setiap lapisan. Pengaku ini teruat dari Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bamu ke Pipa PC di Sekitar Sungai Musi Palemang (Zuul Fitriana Umari) 70

6 potongan amu atau potongan kayu kecil yang tealnya leih kurang 1 sampai 2 cm saja. 5. Lem dan Amplas Lem dan amplas digunakan untuk penguatan tutup rongga pada pipa PC yang ditutup dengan dov, agar didapat sample yang kuat dan enar-enar kedap air.. Pemuatan Sampel / Contoh 1. Memotong pipa PC ikuran panjang 60 cm seanyak 16 uah untuk satu uah sample, dan menutupnya dengan dov yang telah disediakan seelumnya. Seelum ditutup dov seaiknya ujung pipa diamplas dan dieri lem terleih dahulu agar dov enar-enar merekat pada pipa. 2. Memotong dan memilah amu untuk ukuran yang sama yaitu 60 cm. Pada amu dicari potongan yang ketemu ruas agar ias terdapat ruang seperti PC. 3. Jumlah amu yang dipotong sama 16 uah untuk satu uah sampel.. 4. Pengikatan sampel untuk keduan ahan yang akan diuji, untuk amu menggunakan tali rome dan untuk PC menggunakan karet. Sampel yang diikat terdiri dari 4 lapis ini dikarenakan pada pondasi rumah rakit menggunakan konstruksi seperti itu juga. 5. Pada setiap lapisnya harus dieri pengaku, agar sampel tetap kaku. 6. Pastikan sampel dalam keadaan ersih dan kuat, dan sampel siap diuji. (5). Analisa Hasil dan Pemahasan Pada tahap ini penulis menganalisa hasil dari pengujiaan ahan yang telah dilakukan pada dua uah sampel yang ereda, yaitu analisa dari sampel amu dan analisa dari sampel PC serta perandingan dari kedua sampel ahan terseut. 4. ANALISA PENELITIAN (1). Detail Rumah Rakit Gamar 5. Kuda-kuda rumah rakit Kuda kuda terdiri atas alok dan tiang dengan spesiikasi kayu kelas II jenis Merawan dengan erat maksimum 1,03 gr / cm3. 2. Gording Gording ukuran 5 x 7 cm jenis kayu sama dengan tiang dan alok kuda-kuda. 3. Reng Dudukan Seng Reng dudukan menggunakan reng ukuran 5 x 5 cm jenis Merawan 4. Seng Seng yang digunakan adalah seng gelomang standar SNI tipe BJLS 20K dengan erat 189 gr / m2. 5. Teeng Layar Teeng layar menggunakan papan ukuran 2 / 25 cm jenis kayu merawan kelas II.. Konstruksi Bagian Tengah Pada konstruksi agian tengah ini meliputi eerapa agian diantaranya 1. Kolom Kolom pada rumah rakit menggunakan jenis kayu yang sama dengan kuda-kuda yaitu jenis merawan kelas II dengan ukuran 8 / 10 cm. 2. Dinding Dinding merupakan agian dari rumah rakit yang erungsi seagai pelindung dan pematas ruangan. Dinding pada rumah rakit ini menggunakan papan ukuran 2 / 25 cm dengan jenis kayu kelas II seperti kolom dan kuda-kuda. 3. Pagar, Pintu dan Jendela Merupakan agian penting dari rumah rakit yang erungsi seagai tempat ventilasi dan tempat keluar masuk penghuni rumah. Menggunakan kayu dari jenis merawan dengan ukuran yang ervariasi. c. Konstruksi Bagian Bawah Dari data dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis didapatlah gamaran mengenai keadaan real di lapangan entuk dan detail rumah rakit, yang terdiri atas tiga agian diantaranya konstruksi agian awah, tengah, dan konstruksi agian atas. a. Konstruksi Bagian Atas Pada konstruksi agian atas ini terdiri atas seluruh ahan dan konstruksi penutup angunan rumah rakit yang terdiri dari : 1. Kuda kuda Papan 2/20 Lantai Tiang Kolom 10/10 Balok 5/10 gelagar lantai Balok 5/5 pengikat pondasi Sloo (kong) Balok 12/20 Lantingan (Susunan Bamu) Gamar 6.Konstruksi Bagian Bawah Rumah Rakit Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bamu ke Pipa PC di Sekitar Sungai Musi Palemang (Zuul Fitriana Umari) 71

7 1. Lantai Lantai rumah rakit terdiri atas susunan papan kelas I jenis Onglen (unglen) dengan ukuran 3 / 20 cm. 2. Gelagar Lantai Gelagar lantai merupakan penunjang lantai terdiri atas alok kayu (sento) ukuran 5 / 10 cm dari jenis kayu kelas I 3. Sloo / Kong dan Pengikat Sloo atau Kong merupakan struktur awah yang menopang ean keseluruhan rumah rakit yang akan diteruskan ke landasan amu. Kong ini diuat dari kayu kelas I jenis onglen erukuran 12 / 20 cm 4. Bamu Bamu merupakan struktur utama dari landasan rumah rakit, semua ean pada rumah rakit diteruskan seluruhnya ke landasan amu. Terdiri atas susunan amu yang telah diikat empat lapisan atau sering diseut lantingan. (2). Perhitungan Pemeanan Rumah Rakit Perhitungan pemeanan yang dihitung merupakan perhitungan dari detail angunan rumah rakit yang telah dioservasi oleh penulis. Pemeanan didapat dari ukuran volume ahan dan material yang terdiri atas kayu dan ahan lainnya. Bahan dan material yang dipakai dalam penelitian penulis memiliki erat maksimum ratarata diantaranya adalah : - Kayu Kelas I Jenis Onglen : 1,19 gr / cm kg / m3 - Kayu Kelas II Jenis Merawan : 1,03 gr / cm kg / m3 - Seng Gelomang Biasa : 189 gr / m2 0,189 kg / m2 a. Perhitungan Konstruksi Bagian Atas Perhitungan pemeanan konstruksi agian atas merupakan jumlah dari seluruh erat ahan yang dipakai dalam konstruksi agian atas angunan rumah rakit. Struktur agian atas terdiri atas kuda kuda 4 uah, Gording, Reng dan Atap seng gelomang, menwggunakan kayu dengan kelas sama yaitu jenis kayu Merawan kelas II. 8 /12 34 m (0,08x0,12x34m ) 0,3264 m3. 6 /12 12 m (0,06x0,12 x 12 m ) 0,0864 m3. 5 /7 54,4 m (0,05x0,07x54,4 m) 0,1904 m3. 5 /5 216 m (0,05x0,05x216 m ) 0,54 m3. Berat Struktur Atas ( total kayu x erat kayu ) + ( total seng x erat ) (1,1432m3x1030kg/ m3 ) + (163,2m x0,189kg / m2 ) ( 1177 kg + 30,845 kg) 1207,845 kg.. Perhitungan Konstruksi Bagian Tengah Perhitungan pemeanan konstruksi agian tengah merupakan jumlah dari seluruh erat ahan yang dipakai dalam konstruksi agian tengah angunan rumah rakit. Struktur agian tengah terdiri atas kolom, dinding, serta penunjang seperti pintu, jendela, dan pagar. Semua menggunakan kayu dengan kelas sama yaitu jenis kayu Merawan kelas II. Papan 2 / , 07 m2 x 0,02 m 2,84 m3 10 / m x 0,1 m x 0,1 m 1,14 m3 6/10 49,94mx0,06 m x0,1 m 0,29 m3 5 / 10 48,8 m x 0,05 m x 0,1 m 0,244 m3 2,5/10 62,8 m x 0,025 m x 0,1 m 0,157 m3 3 / 6 80,65 m x 0,03 m x 0,06 m 0,145 m3 Total Kayu dan Papan yang digunakan 4,816 m3 Total Berat Konstruksi Bagian Tengah ( 4,816 m3 x Berat kayu ) ( 4,816 m3 x 1030 kg / m3 ) 4960,48 kg c. Perhitungan Konstruksi Bagian Bawah Perhitungan pemeanan konstruksi agian awah merupakan jumlah dari seluruh erat ahan yang dipakai dalam konstruksi agian awah angunan rumah rakit. Struktur agian awah terdiri atas Sloo ( Kong ), Gelagar Lantai, serta Lantai. Untuk konstruksi awah menggunakan kayu dengan kelas yang leih aik dan kuat dengan tujuan agar dapat tahan leih lama yaitu jenis kayu Onglen kelas I. Seng Gelomang Total Kayu 163,2 m2 1,1432 m3 Papan 2 / m2 x 0,02 m 2,16 m3 12 / m x 0,12 m x 0,2 m 0,96 m3 5 / m x 0,05 m x 0,1 m 0,54 m3 Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bamu ke Pipa PC di Sekitar Sungai Musi Palemang (Zuul Fitriana Umari) 72

8 Total Kayu dan Papan yang digunakan 3,66 m3 Total Berat Konstruksi Bagian Bawah ( 3,66 m3 x Berat kayu ) ( 3,66 m3 x 1190 kg / m3 ) 4355,4 kg Jadi, total perhitungan pemean pada rumah rakit adalah : ( 1207, 8 kg+ 4960,4 kg ,4 kg ) 10523,6 kg (3). Hukum Archimedes Dalam pengujian ini diperhitungkan juga pengapungan rumah rakit yang telah dihitung, yaitu dengan memandingkan perhitungan dengan hukum Archimedes. Tael 5. Daya Apung Bamu Terhadap Bean Di Atas Air NAMA DAYA APUNG DI ATAS AIR BAHAN BAMBU (Penampang 60 x 30 cm) Rata rata 2 KG 10 CM 9 CM 8 CM 9 cm 8 KG 8 CM 5 CM 3 CM 5 cm 10 KG 4 CM 2 CM 1 CM 2 cm SENDIRI 19 CM 17 CM 13 CM 16 cm Dari tael diatas uji coa pada amau dipakai dengan mengunakan luasan amu dak kuat tekan apung dari permukaan air yang dilakukan pada pengujian didalam air sehingga didapat hasil yang terdapat ditael Fa W W m. g. Pipa PC {( 1,1432 m3 x 1030 kg / m3 ) + ( 163,2 m2 x 0,189 kg / m2 ) + ( 4,816 m3 x 1030 kg / m3 ) + ( 3,66 m3 x 1190 kg / m3 )} 10523,6 kg]] N : Berat kayu yang digunakan sudah termasuk gravitasi. Fa m. g (. Bj pipa ). g ( 900 tg x 8,806 x 9,8 ) 77668,92 kg N : Bj pipa PC 8,806 kg / tg Jadi dari hasil perhitungan dapat dilihat ahwa Fa W jadi konstruksi rumah rakit yang dihitung mengapung (4). Pengujian Bahan Pengujian dilakukan dengan menggunakan dua ahan yang ereda diantaranya adalah Bamu dan Pipa PC yang disusun sama dengan ukuran yang sama pula. a. Bamu Pengujian amu dilakukan dengan memuat dua uah sampel dari amu ukuran panjang 60 cm sampai luar ruas diameter rata-rata 3 (±8cm) dengan disusun sama seperti keadaan landasan rumah rakit yang telah dioservasi seelumnya oleh penulis. Dari hasil uji coa ahan menggunakan amu didapat hasil seagai erikut: Pengujian Pipa PC dilakukan dengan memuat sampel dari Pipa jenis PC merk Wavin ukuran panjang 60 cm diameter 3 dilengkapi dove seagai penutup loang pada pipa dengan disusun sama seperti keadaan landasan rumah rakit yang telah dioservasi seelumnya oleh penulis. Dari hasil uji coa ahan menggunakan Pipa PC didapat hasil seagai erikut : Tael 6. Daya Apung Pipa PC Wavin Terhadap Bean Di Atas Air NAMA BAHAN Pipa PC Wavin (AW) (Penampang 60 x 30 cm) Rata rata 2 KG 28 CM 27 CM 28 CM 27,5 cm DAYA APUNG DI ATAS AIR 8 KG 25 CM 25 CM 25 CM 25 cm 10 KG 23 CM 22 CM 23 CM 22,5 cm SENDIRI 30 CM 30 CM 30 CM 30 cm Dari tael diatas daya tekan pipa yang isa digunakan terdapat pada daya dukung yang dikeluarkan oleh produk pipa PC pada tael 4. Kemudian peneliti melakukan pengujian dengan memerikan ean dan memperoleh hasil daya apung erat sendiri seesar 30 cm (5). Analisa Hasil Daya Apung Dari hasil pengujian dan penelitian di lapangan didapatlah analisa ahwa landasan dari pipa PC jauh leih esar daya apungnya diandingkan ahan dari amu. Untuk pemeanan rumah rakit seluruhnya di lapangan landasan amu penampang 12m x 9m dapat memikul total ean seesar 10523,6 kg Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bamu ke Pipa PC di Sekitar Sungai Musi Palemang (Zuul Fitriana Umari) 73

9 dengan daya apung amu di atas air setinggi 16 cm. Dari hasil perhitungan ean total rumah rakit dan daya apung amu di lapangan dapat ditarik kesimpulan ahwa dengan menggunakan pipa PC lapisan pada landasan rumah rakit isa mengalami pengurangan, namun akan leih aik jika tetap disusun 4 lapis selain akan tampak leih kokoh juga menimulkan arsitektur tersendiri. (6). Keamanan Dan Keawetan Bahan 1. Keamanan Keamanan pada landasan dipengaruhi oleh kekuatan dan ketahanan ahan terhadap ean yang dipikul. Pada amu kekuatannya relati, ila dalam keadaan aru amu isa dikatakan kuat dan jika sudah terkena cuaca dan dalam waktu tertentu amu harus diganti dan akan mengalami kerusakan. Bereda dengan pipa PC merk Wavin dari ahannya saja sudah dipastikan pipa ini tahan terhadap air dan memiliki daya dukung ean seesar 5 sampai dengan 10 kg / cm3. 2. Keawetan Bahan Landasan amu pada rumah rakit rata-rata di dapat dari data survey lapangan mengalami penggantian lapisan 3 sampai 5 tahun sekali. Ini dikarenakan amu di dalam air menjadi sarang udang yang menyeakan amu lama kelamaan rusak dan mengalami pergantian. Bereda dengan pipa PC yang memang diuat untuk tahan air, dan pada ujung pipa ditutup dengan penutup yang tidak memungkinkan hewan sungai seperti udang untuk ersarang. Dan ketahanan pipa dipastikan leih dari 5 tahun ahkan isa mencapai 10 tahunan. (2). Saran Menyarankan agar penelitian lain dapat mengemangkan mencari alternati lain untuk konstruksi rumah rakit pada Sekitaran sungai musi Palemang. DAFTAR PUSTAKA (diakses pada hari, tanggal 28 April 2017 pukul WIB) Laporan Jurnalistik Kompas, 2010, Jelajah Musi PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta. melayuonline.com (diakses pada hari, tanggal 28 April 2017 pukul WIB) Melalatoa, Junus, 1995, Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia, PT. Eka Putra, Jakarta. Nawi G, Edward, 2001, Beton Prategang, Erlangga, Jakarta. Ruwanto, Bamang, 2007, Asas-asas Fisika, Yudistira, Bogor. 5. KESIMPULAN DAN SARAN (1). Kesimpulan Dari hasil penelitian ini penulis dapat menyimpulkan ahwah dengan mengunakan ahan pipa PC memiliki ketahanan yang relati leih lama diandingkan dengan pengunaan ahan amu, yang mana ketahanan pipa PC isa ertahan selama 10 tahun sedangkan amu hanya isa ertahan 3 sampai 5 tahun. Dengan menggunakan Pipa PC pekerjaan pondasi isa leih mudah dan leih ringan. Kemampuan pipa PC memiliki daya dukung ean 5 (lima) kali leih esar diandingkan dengan ahan amu. Maka dari itu pipa PC isa dipakai seagai pondasi pada rumah rakit dan ahan nya mudah didapat dipasaran mengingat keeradaan amu sudah sulit didapat. Menganalisa Pondasi Rumah Rakit dari Bamu ke Pipa PC di Sekitar Sungai Musi Palemang (Zuul Fitriana Umari) 74

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 7 3.2. Data Yang Diperlukan Untuk kelancaran penelitian maka diperlukan beberapa data yang digunakan sebagai sarana

Lebih terperinci

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung - 1983 Kombinasi Pembebanan Pembebanan Tetap Pembebanan Sementara Pembebanan Khusus dengan, M H A G K = Beban Mati, DL (Dead Load) = Beban Hidup, LL

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,

Lebih terperinci

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna. DISCLAIMER Seluruh nilai/angka koefisien dan keterangan pada tabel dalam file ini didasarkan atas Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI-1.3.5.3-1987), dengan hanya mencantumkan nilai-nilai

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF Jamiatul Akmal 1, a *, Ofik Taufik Purwadi 2,, Joko Pransytio 3, c 1,3) Jurusan Teknik Mesin, UNILA, Bandar

Lebih terperinci

7. FLUIDA FLUIDA STATIK FENOMENA FLUIDA DINAMIK

7. FLUIDA FLUIDA STATIK FENOMENA FLUIDA DINAMIK 7. FLUID Materi Kuliah: - Fluida dan Fenomena - Massa Jenis - Tekanan - Prinsip Pascal - Prinsip rchimedes FLUID Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering diseut seagai zat alir. Fasa

Lebih terperinci

BAB XII GAYA DAN TEKANAN

BAB XII GAYA DAN TEKANAN BAB XII GAYA DAN TEKANAN 1. Bagaimanakah huungan antara gaya dan tekanan?. Faktor apakah yang mempengaruhi tekanan di dalam zat cair? 3. Apakah yang dimaksud dengan hukum Pascal? 4. Apakah yang dimasudkan

Lebih terperinci

UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM PERKULIAHAN FLUIDA

UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM PERKULIAHAN FLUIDA 180 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 180-185 UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM

Lebih terperinci

PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan

PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan dan atau unsur bangunan, termasuk segala unsur tambahan

Lebih terperinci

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN Ba ini akan memahas kapasitas samungan rangka aja ringan terhadap gaya-gaya dalam yang merupakan hasil analisis struktur rangka aja ringan pada pemodelan a seelumnya.

Lebih terperinci

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM A COMPARATIVE STUDY OF PLATE STRUCTURE ANALYSIS USING STRIP METHOD, PBI 71, AND FEM Guntara M.

Lebih terperinci

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimang: a ahwa seagai pelaksanaan Pasal 19

Lebih terperinci

STRUKTUR PELAT. 1. Definisi

STRUKTUR PELAT. 1. Definisi STRUKTUR PELAT 1. Definisi Pelat adalah elemen horizontal struktur yang mendukung beban mati maupun beban hidup dan menyalurkannya ke rangka vertikal dari sistem struktur 2. Tinjauan Umum Pelat Pelat merupakan

Lebih terperinci

BAB VI DEFLEKSI BALOK

BAB VI DEFLEKSI BALOK VI DEFEKSI OK.. Pendahuluan Semua alok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apaila tereani. Dalam struktur angunan, seperti : alok dan plat lantai tidak oleh melentur terlalu erleihan untuk

Lebih terperinci

KAPASITAS LENTUR LANTAI GRID DENGAN MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH. Naskah Publikasi

KAPASITAS LENTUR LANTAI GRID DENGAN MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH. Naskah Publikasi KAPASITAS LENTUR LANTAI GRID DENGAN MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH Naskah Pulikasi untuk memenuhi seagian persyaratan menapai derajat sarjana S- Teknik Sipil diajukan oleh : Fahrudin Setiawan NIM : D 00

Lebih terperinci

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON Wiratman Wangsadinata 1, Hamdi 2 1. Pendahuluan Dalam analisis struktur eton, pengaruh peretakan eton terhadap kekakuan unsurunsurnya menurut SNI

Lebih terperinci

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN V. DEFEKSI BOK ESTIS: METODE-US MOMEN Defleksi alok diperoleh dengan memanfaatkan sifat diagram luas momen lentur. Cara ini cocok untuk lendutan dan putaran sudut pada suatu titik sudut saja, karena kita

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dan pemahasan serius dari pemerintah dan ahli kependudukan. Bila para ahli

Lebih terperinci

APERSEPSI. Jenis-jenis zat Massa jenis dan bobot jenis Tekanan

APERSEPSI. Jenis-jenis zat Massa jenis dan bobot jenis Tekanan LUID PERSEPSI Jenis-jenis zat Massa jenis dan oot jenis Tekanan luida Karakteristik luida Zat yang tidak dapat mempertahankan entuk Zat yang memiliki kemampuan mengalir Tekanan merupakan konsep yang sangat

Lebih terperinci

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji Konstruksi dan Bangunan Perencanaan hidraulik endung dan pelimpah endungan tipe gergaji Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktoer 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

dlp2usaha - - USAHA DAN ENERGI - - Usaha dan Eenergi 8105 Fisika 1 mv

dlp2usaha - - USAHA DAN ENERGI - - Usaha dan Eenergi 8105 Fisika 1 mv - - USAHA DAN ENERGI - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp2usaha Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor agaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW Silviana 1, Nova Risdiyanto Ismail 2 1 Universitas Widyagama Malang/ Dosen Teknik Industri, Kota Malang 2 Universitas

Lebih terperinci

Konstruksi Rangka Batang

Konstruksi Rangka Batang Konstruksi Rangka atang Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka atang merupakan suatu konstruksi yang terdiri dari sejumlah atang atang

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ttp://ejournal-s1.undip.ac.id/index.pp/naval JURNAL TEKNIK ERKAALAN Jurnal Hasil Karya Ilmia Lulusan S1 Teknik erkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Analisa Teknis Dan Ekonomis enggunaan Bamu

Lebih terperinci

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN Sumer: Art & Gallery 44 Matematika X SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Standar kompetensi persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat terdiri atas tiga kompetensi dasar.

Lebih terperinci

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik VII. BALOK KOLOM Komponen struktur seringkali menderita kominasi eerapa macam gaya secara ersama-sama, salah satu contohnya adalah komponen struktur alok-kolom. Pada alok-kolom, dua macam gaya ekerja secara

Lebih terperinci

BAB IV ESTIMASI STRUKTUR

BAB IV ESTIMASI STRUKTUR BAB IV ESTIMASI STRUKTUR 4.1 Perancangan Balok Perancangan alok induk dan alok anak perlu memperhatikan eanean pada agian luasan yang didukung (triutary area) oleh komponen struktur terseeut. Balok Anak

Lebih terperinci

4. Mononom dan Polinom

4. Mononom dan Polinom Darpulic www.darpulic.com 4. Mononom dan Polinom Sudaratno Sudirham Mononom adalah pernataan tunggal ang erentuk k n, dengan k adalah tetapan dan n adalah ilangan ulat termasuk nol. Fungsi polinom merupakan

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983) 7 1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989) 2. Perencaaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung SNI-03-1726-2002 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai disetiap tempat. Pembangunan rumah tinggal, gedung bertingkat, fasilitas umum, hingga jalan raya

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1)

PENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1) PENDEKATAN TEORI A. Perpindahan Panas Perpindahan panas didefinisikan seagai ilmu umtuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya peredaan suhu diantara enda atau material (Holman,1986).

Lebih terperinci

1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan

1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan 1- PENDAHULUAN Baja Sebagai Bahan Bangunan Sejak permulaan sejarah, manusia telah berusaha mencari bahan yang tepat untuk membangun tempat tinggalnya, jembatan untuk menyeberangi sungai dan membuat peralatan-peralatan

Lebih terperinci

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah I. Materi Ajar: Pertemuan : A. Macam-macam ilangan real. Bilangan Asli (A) Bilangan asli adalah suatu ilangan yang mula-mula dipakai untuk memilang. Bilangan asli dimulai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No. 2, Juli 2006 HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN I Made Alit Karyawan Salain 1 dan I.B.

Lebih terperinci

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Ba 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Model kinematika diperlukan dalam menganalisis pergerakan suatu root moil. Model kinematik merupakan analisis pergerakan sistem yang direpresentasikan secara matematis

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R.

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R. PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Taita R. Matana ABSTRACT The purpose of this study was to determine the pereptions

Lebih terperinci

Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling

Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 085-17 Volume 6, Nomor, Juni 014 Hal. 98-106 Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling Roessiana D L; Setiyadi dan Sandy

Lebih terperinci

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0 B.3 Fungsi Kuadrat a. Tujuan Setelah mempelajari uraian kompetensi dasar ini, anda dapat: Menentukan titik potong grafik fungsi dengan sumu koordinat, sumu simetri dan nilai ekstrim suatu fungsi Menggamar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Distriusi Distriusi dapat diartikan seagai kegiatan pemasaran untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian arang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Standar kompetensi:. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat Kompetensi Dasar:. Memahami konsep fungsi.

Lebih terperinci

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1 PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT- Mata Pelajaran K e l a s Nomor Modul : Matematika : X (Sepuluh) : MAT.X.0 Penulis Pengkaji Materi Pengkaji Media : Drs. Suyanto : Dra.Wardani Rahayu, M.Si. : Drs. Soekiman DAFTAR

Lebih terperinci

Perbandingan Nilai Ekonomi Material B-PANEL dan Bata Ringan LEIBEL pada Bangunan Komersial

Perbandingan Nilai Ekonomi Material B-PANEL dan Bata Ringan LEIBEL pada Bangunan Komersial Jurnal Reka Karsa Teknik Arsitektur Itenas No. 3 Vol. 2 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktoer 2014 Perandingan Nilai Ekonomi Material B-PANEL dan Bata Ringan LEIBEL pada Bangunan Komersial BAMBANG

Lebih terperinci

Perencanaan Struktur Baja

Perencanaan Struktur Baja STRUKTUR BAJA 1 MODUL Perencanaan Struktur Baja Materi Pembelajaran : 1. Definisi.. Prinsip-prinsip Perencanaan. 3. Prosedur Perencanaan. 4. Perencanaan beban Kerja. Beban Mati. Beban Hidup. Beban Angin.

Lebih terperinci

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv BAB II PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv 2.1. Transformator Daya Transformator adalah suatu alat listrik statis yang erfungsi meruah tegangan guna penyaluran daya listrik dari suatu rangkaian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp.

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp. PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp. 071-5904 5751 TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHAP 1 TAHUN PELAJARAN 01/01 Mata Pelajaran

Lebih terperinci

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Sumer: Art and Gallery Standar Kompetensi 6. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat Kompetensi Dasar 6. Mendeskripsikan peredaan konsep relasi dan fungsi

Lebih terperinci

SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PAKET TIGA

SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PAKET TIGA Ruang Pertemuan OL UJIN NIONL THUN PELJRN 015/01 PKET TIG 1. Operasi # erarti kalikan ilangan pertama dan kedua, kemudian jumlahkan hasilnya dengan ilangan pertama. Hasil dari #. 1. C. D. 1. apak dan paman

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN BAUT PONDASI REL CARRIER PADA IRADIATOR GAMMA UNTUK STERILISASI HASIL PERTANIAN

ANALISIS KEKUATAN BAUT PONDASI REL CARRIER PADA IRADIATOR GAMMA UNTUK STERILISASI HASIL PERTANIAN ANALISIS KEKUATAN BAUT PONDASI REL CARRIER PADA IRADIATOR GAMMA UNTUK STERILISASI HASIL PERTANIAN ABSTRAK Sanda Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional ANALISIS KEKUATAN BAUT PONDASI

Lebih terperinci

ANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN

ANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN NLISIS KONSENTRSI TEGNGN PD GELGR BERLUBNG MENGGUNKN PEMODELN DN EKSPERIMEN khmad aizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com strak Belum diketahuinya

Lebih terperinci

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN 16 BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN Randomisasi merupakan langkah peting dalam penelitian yang tidak dilakukan secara sensus. Dengan randomisasi yang aik maka akan dapat diperoleh sampel yang representatif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peningkatan pertumuhan jagung melalui pemerian pupuk merupakan usaha untuk memperaiki kondisi pertumuhan jagung dan menamah keseuran tanah. Pemerian pupuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

Lampiran A. Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan

Lampiran A. Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan Lampiran A Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan Berikut ini koefisien tenaga kerja, koefisien bahan dan koefisien alat untuk menghitung HSP bidang ipta Karya, yang terdiri dari 6 kelompok pekerjaan:

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berat sendiri plat = 288 kg/m 2. Beratplafon = 11 kg/m 2. Berat penggantung = 7 kg/m 2. Spesi = 0.42 kg/m 2. Berat keramik = 0.

LAMPIRAN. Berat sendiri plat = 288 kg/m 2. Beratplafon = 11 kg/m 2. Berat penggantung = 7 kg/m 2. Spesi = 0.42 kg/m 2. Berat keramik = 0. LAMPIRAN I. Perhitungan Bean akiat Gaya Gravitasi 1. Plat Lantai a. Bean mati (DL) Berat sendiri plat = 88 kg/m Beratplafon = 11 kg/m Berat penggantung = 7 kg/m Spesi = 0.4 kg/m Berat keramik = 0.4 kg/m

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN ANALISA BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN PERSIAPAN SNI.01.2.6.1 1 m² Membersihkan lapangan dengan peralatan 0,1000 Oh Pekerja Rp. - - 0,0500 Oh Mandor Rp. - - SNI.01.2.6.

Lebih terperinci

D Avg

D Avg BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gamaran Umum Oyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laoratorium Fisika Universitas Negeri Gorontalo, dengan menggunakan taung yang teruat dari pipa dan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.

Lebih terperinci

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA Oleh : A.A.M DINDING Menurut fungsinya dinding dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Dinding Struktural : Yaitu dinding yang berfungsi untuk ikut menahan beban struktur,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp.

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp. PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp. 071-90 71 TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHAP 1 TAHUN PELAJARAN 01/01 Mata Pelajaran

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13 Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 SKS : 3 SKS Samungan Baut Pertemuan - 13 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur aja eserta alat samungnya TIK : Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Silika Hasil Isolasi dari Sekam Padi Analisis kuantitatif dengan metode X-Ray Fluorescence dilakukan untuk mengetahui kandungan silika au sekam dan oksida-oksida lainnya aik logam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan. Kelebihan beton bila dibandingkan dengan material lain diantaranya adalah tahan api, tahan

Lebih terperinci

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium.

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium. 6.5 Tekanan Apa kamu pernah mendengar orang terkena penyakit darah tinggi? Hal itu terjadi karena adanya penyempitan pada pembuluh darah. Kejadian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara besar tekanan

Lebih terperinci

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF 49 PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF Pendahuluan Pakan diutuhkan ternak untuk memenuhi keutuhan untuk hidup pokok, produksi

Lebih terperinci

TINJAUAN BALOK DAN KOLOM TERHADAP TEKANAN STRUKTUR ASRAMA DUA LANTAI HAISAL¹, SYAHRONI. ST², ARIE SYAHRUDDIN S, ST³ ABSTRAK

TINJAUAN BALOK DAN KOLOM TERHADAP TEKANAN STRUKTUR ASRAMA DUA LANTAI HAISAL¹, SYAHRONI. ST², ARIE SYAHRUDDIN S, ST³ ABSTRAK TINJAUAN BALOK DAN KOLOM TERHADAP TEKANAN STRUKTUR ASRAMA DUA LANTAI HAISAL¹, SYAHRONI. ST², ARIE SYAHRUDDIN S, ST³ ABSTRAK Pada setiap bangunan konstruksi gedung, komponen semua strukturnya harus memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton merupakan batu buatan yang terbuat dari campuran agregat kasar, agregat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton merupakan batu buatan yang terbuat dari campuran agregat kasar, agregat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Beton Bertulang Beton merupakan batu buatan yang terbuat dari campuran agregat kasar, agregat halus, perekat hidrolis (semen) dan air. Campuran tersebut akan mengeras

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percoaan Penelitian ini dilaksanakan di dalam rumah kaca yang terletak pada ketinggian 1100 m diatas permukaan laut. Tanaman gerera yang digunakan merupakan iit yang

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ANGKUTAN SEIMEN PAA MUARA SUNGAI PALU Triyanti Anasiru * Astract This Research is aim how amount sediment transport has happened effect of changing velocity has influenced

Lebih terperinci

MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT

MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT 1. TUJUAN - Memahami hukum dan prinsip fisika yang mendasari metode gaya erat - Mengetahui serta memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai variasi gaya erat di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Perkuatan struktur umumnya dilakukan apaila angunan terseut mengalami kegagalan desain, peruahan desain, peruahan fungsi angunan, kegagalan pada saat pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam hukum ekonomi memiliki berbagai banyak kebutuhan. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Rumah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo

KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo KARAKTERISTIK GELOMBANG PECA DI PERAIRAN PERAK SURABAYA Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo Astract The ojectives of this study were to examine the height and period of sea

Lebih terperinci

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA STRUKTUR MASSA 1.1. PENDAHULUAN Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat

Lebih terperinci

Elli Afrida. Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk Unpab

Elli Afrida. Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk Unpab 8 EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK A32 DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum. L.) VARIETAS BREBES Elli Afrida Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap Gambar 12.1 Rencana Atap Rumah Tinggal 12.2 Menggambar Ditail Potongan Kuda-kuda dan Setengah Kuda- Kuda Gambar 12.2 Potongan Kuda-kuda dan

Lebih terperinci

memperhatikan kekuatan dan kekakuan dinding bata dalam desain perencanaannya.

memperhatikan kekuatan dan kekakuan dinding bata dalam desain perencanaannya. 1 STUDI PENGARUH KEKUATAN DAN KEKAKUAN DINDING BATA PADA BANGUNAN BERTINGKAT Nama : Redha Sadhu Leksono NRP : 3107 100 117 Jurusan : Teknik Sipil FTSP ITS Dosen Pemiming : Data Iranata ST., MT., Ph.D.

Lebih terperinci

BAB FLUIDA A. 150 N.

BAB FLUIDA A. 150 N. 1 BAB FLUIDA I. SOAL PILIHAN GANDA Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan g = 10 m/s 2, tekanan atmosfer p 0 = 1,0 x 105 Pa, dan massa jenis air = 1.000 kg/m 3. dinyatakan dalam meter). Jika tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pekerjaan konstruksi dikenal tiga jenis bahan utama untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan kontruksi yaitu kayu, baja dan beton. Dalam pemilihan ketiga bahan tersebut

Lebih terperinci

Biltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1

Biltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1 ANALISA DAN EVALUASI JABATAN DENGAN METODE ANGKA PADA PD ANEKA INDUSTRI DAN JASA MEDAN Djaka Prasetya 1, Eddy, Rini Halila Nasution 3 1,,3 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl.

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika K3 Antiremed Kelas 0 Fisika Persiapan UTS Semester Genap Halaman 0. Sebuah pegas disusun paralel dengan masingmasing konstanta sebesar k = 300 N/m dan k 2 = 600 N/m. Jika pada pegas tersebut diberikan

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR a 6 TRIGONOMETRI A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN ELAJAR Kompetensi Dasar 1. Menghayati pola hidup disiplin, kritis, ertanggungjawa, konsisten dan jujur serta menerapkannya dalam kehidupan sehari hari..

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT STUDI PENGARUH BENTANGAN(SPAN) PADA SINGLE GIRDER OVERHEAD CRANE DENGAN KAPASITAS 5 TON TYPE EKKE DAN ELKE DAN KAPASITAS 10 TON TYPE EKKE TERHADAP BERAT KONSTRUKSI GIRDERNYA Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari

Lebih terperinci

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia FLUIDA Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia FLUIDA Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut sebagai zat alir. Fasa zat cair dan gas termasuk ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu teknologi dalam bidang teknik sipil mengalami perkembangan dengan cepat. Beton merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan pada saat

Lebih terperinci

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION Universitas Padjadjaran, 3 Novemer 200 (R.2) PERANDINGAN METODE OOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION I Gede Nyoman Mindra Jaya Jurusan Statistika

Lebih terperinci

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu Bahan Kuliah ke-21 IF5054 Kriptografi Message Authentication Code (MAC) Pemangkit Bilangan Acak Semu Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan

Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan oleh Widya Fransiska Febriati Prog. Studi Teknik Arsitektur FT. Universitas Sriwijaya, Palembang Email: widyafrans@telkom.net

Lebih terperinci

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Lampiran Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Uraian Sampel Sampel Pasir jenuh kering muka ( ) 500 gr 500 gr Pasir setelah keluar oven ( ) 489,3

Lebih terperinci

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap Pekerjaan atap yang diseting pada software rab meliputi pekerjaan sbb: 1. Rangka atap baja ringan 2. Tutup atap genting plentong 3. Genting bubung plentong 4. Listplang

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD )

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ) LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ) Mata Pelajaran Materi Pokok : FISIKA : Fluida Statik NAMA KELOMPOK : ANGGOTA : 1.. 3. 4. 5. Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 - 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK

Lebih terperinci