SIMULASI BIOHEAT TRANSFER UNTUK PERENCANAAN CRYOSURGERY PADA KANKER PARU-PARU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMULASI BIOHEAT TRANSFER UNTUK PERENCANAAN CRYOSURGERY PADA KANKER PARU-PARU"

Transkripsi

1 SIMUASI BIOHEAT TRANSFER UNTUK PERENCANAAN CRYOSURGERY PADA KANKER PARU-PARU C.W. Fadmawat 1, S.S. Prasetyawat, D. Tarwd 3 1,,3 Prod Ilmu Komputas, Fakultas Informatka, Telkom Unversty Jalan Telekomunkas 1, Dayeuh Kolot Bandung 4057 Indonesa 1 cw_fadmawat@yahoo.com, wat100175@gmal.com, 3 dede.tarwd@gmal.com Abstrak Pada Tugas Akhr n akan membahas smulas pemusnahan sel kanker yang terjad pada organ paru-paru menggunakan proses cryosurgery. Pemusnahan dlakukan dengan cara mengalrkan caran ntrogen kemudan akan menyebarkan suhu yang sangat dngn. Dstrbus suhu dlakukan dengan menggunakan pengembangan skema numerk Godunov dan metode volume hngga. Persamaan temperatur yang dgunakan mengaplkaskan perubahan fase yang melbatkan batas bergerak. Persamaan numerk dvaldas dengan solus eksak, sehngga memberkan hasl yang akurat dan dapat dgunakan pada sstem dua dmens. Pada analsa n akan lebh detal pada pengembangan smulas numerk satu dmens dan dua dmens untuk smulas perpndahan panas. Hasl smulas berupa gambar yang memberkan nfomas profl temperatur dan poss nterface, sehngga dapat terlhat jelas bagamana proses cryosurgery dapat terjad. Dengan smulas n dharapkan dapat menentukan waktu optmal dar proses cryosurgery tu sendr, sehngga dapat mengetahu waktu yang dbutuhkan sedemkan hngga memaksmalkan jarngan kanker dan memnmalkan jarngan sehat dsektar akbat dar proses cryosurgery. Sehngga dengan melhat hasl smulas, dokter dapat memnmalsas resko yang dakbatkan pada proses yang berjalan secara nyata. Kata Kunc : cryosurgery, perpndahan panas, metode godunov, metode volume hngga. Abstract In ths fnal project wll dscuss the smulated destructon of cancer cells that occurs n the lungs usng cryosurgery process. Extermnaton carred out by flowng lqud ntrogen and then wll spread very cold temperatures. The temperature dstrbuton s done by usng the numercal Godunov scheme development and methods of volume up. Temperature equaton used to apply phase change nvolvng movng boundares. Valdated numercal equatons wth exact soluton, so as to provde accurate results and a decent used n two-dmensonal systems. On ths analyss wll be more detal on the development of the numercal smulaton of one-dmensonal and two-dmensonal smulatons of heat transfer. The smulaton result s an mage that nformng the temperature profle and the poston of the nterface, so t can be seen clearly how the process of cryosurgery may occur. Wth ths smulaton s expected to determne the optmal tme of cryosurgery process tself, so that t can determne the tme requred so that maxmze the cancerous tssue whle mnmzng healthy tssue surroundng the result of cryosurgery process. So as to see the results of the smulaton, the doctor can mnmze the rsk posed to the real. Keywords: cryosurgery, boheat transfer, Godunov method, fnte volume method. 1. Pendahuluan Penyakt kanker merupakan salah satu penyebab kematan terbesar dduna. Sepert halnya dengan kanker paru-paru yang memlk tngkat kematan yang tngg d duna. Pernyataan n dperkuat dengan data yang mengatakan bahwa lebh dar 1,3 juta kasus kanker paru-paru duna telah menyebabkan sektar 1,1 juta kematan setap tahunnya. Menurut World Health Organzaton (WHO), pada tahun 005 tngkat kematan yang dakbatkan oleh kanker dseluruh duna sebesar 13%, bahkan d Negara Thaland Insdence Rate (IR) kanker paru-paru mengalam lebh dar empat kal lpat [8]. Sehngga bukan hal asng lag jka penyakt kanker paru-paru telah menduduk perngkat keenam sebaga penyebab kematan terbesar d Indonesa setelah masalah kecelakaan lalu lntas, penyakt nfeks, jantung, dare, dan stroke. Penngkatan Proportonal Mortalty Rate (PMR) penyakt kanker d Indonesa dar 3,4% pada tahun 1980 berubah menjad 6% pada tahun 001[9]. Dengan dtemukannya berbaga jens penyakt kanker n menyebabkan semakn banyak penelt yang ngn mencptakan pengobatannya. Selama n ahl kesehatan telah berupaya dalam pengobatan kanker paru-paru dengan pembedahan dan kemoterap pada saat stadum awal dan kemoradoterap pada stadum lanjut [10]. Namun, pengobatan tersebut dnla cukup menakutkan karena penderta mengalam rasa nyer yang cukup hebat. Sehngga penelt ngn mengembangkanpengobatan tersebut dengan memanfaatkan kemajuan teknolog dbdang kesehatan. Sampa saat n penelt mash melakukan peneltan terhadap metode cryosurgery untuk mengembangkan skema numerk yang secara sgnfkan dapat mengurang waktu perpndahan panas. Karena pembedahan cryosurgery mash memberkan akbat kurang bak bag jarngan sehat

2 yang berada dsektarnya, sehngga pembuatan skema numerk dan perencanaan komputersas cryosurgery dnla akan membantu mengoptmalkan duras perpndahan panas [1]. Proses pendngnan pada cryosurgery dndkaskan dengan terjadnya perpndahan panas dar daerah suhu tngg ke suhu yang lebh rendah dalam jangka waktu tertentu. Dmana semakn cepat pembekuan, maka semakn kecl pula tngkat kerusakan sel jarngan sehat yang rusak akbat proses cryosurgery. Pada proses n terdapat dua jens zat yang berbeda, yatu zat padat (sold) dan zat car (lqud) yang bergerak selama proses cryosurgery berlangsung. Pada peneltan n penuls akan melakukan analss untuk menentukan waktu optmal proses cryosurgery menggunakan metode volume hngga dengan skema numerk Godunov. Hasl smulas n akan dketahu sebelum pembedahan, sehngga dapat mengurang resko yang dakbatkan pada proses pembedahan cryosurgery secara nyata.. Dasar Teor.1 Kanker Paru-paru Kanker paru-paru merupakan penyakt dengn cr khas adanya pertumbuhan jarngan sel tumor yang tdak terkontrol pada jarngan paru-paru. Bla tdak segera dcegah, maka pertumbuhan jarngan sel tumor akan menyebar ke luar dar paruparu sehngga jarngan sehat atau organ tubuh lannya akan dapat tertular oleh penyakt n [7].. Cryosurgery Cryosurgery merupakan teknk pengobatan yang menggunakan teknk pembekuan pada jarngan tumor untuk memusnahkan jarngan sel yang rusak [1]. Para ahl menggunakan metode n pada jarngan hdup, sepert pada manusa dan hewan dengan bantuan alat khusus bernama cryoprobe yang dgunakan untuk menyuntkkan ntrogen car kedalam jarngan tumor. Caran tersebut akan beraks membekukan jarngan hngga kerng dan mat, hal n terjad karena sel yang dbekukan mengalam kekurangan darah dan oksgen. Walaupun banyak manfaatnya, bukan berart pengobatan dengan cryosurgery bebas dar resko. Efek sampng yang dberkan cryosurgery tetap ada, bahkan bla terjad kegagalan multorgan (cryoshock) dalam operas dapat berakbat fatal. Oleh karena tu dperlukan smulas untuk memnmalkan resko yang terjad pada proses nyata. Maka perlu menymulaskan proses sebelum proses cryosurgery berlangsung untuk mengurang resko tersebut [7]. Cryosurgery tdak dapat daplkaskan secara efsen jka tdak menggunakan alat yang canggh. Salah satu contoh alat yang dgunakan adalah compute tomography (CT) atau magnetc resonance magng (MRI). Kedua alat n dgunakan untuk mngontrol jalnnya cryosurgery secara langsung [8]. Proses smulas n dperlukan untuk mempredks proses cryosurgery agar pada proses nyata menjad efektf dan efsen..3 Transfer Bo Heat Pada pemodelan panas ddalam tubuh dapat dtentukan menggunakan persamaan transfer boheat untuk jarngan hdup. Pemodelan panas merupakan predctor untuk melhat keefektfan suhu panas yang telah dtngkatkan dengan menghtung suhu yang ada ddalam tubuh setelah dalam konds optmal. Adapun persamaan transfer boheat yatu sebaga berkut []. T C k T bcb Tb T q (.1) met t Persamaan datas merupakan pengaruh transfer panas akbat alran darah.. Pada proses cryosurgery akan dlakukan pendngnan jarngan tumor secara berulang-ulang hngga mencapa suhu tertentu untuk mematkan sel kanker [7]. Interval suhu yang dberkan hanya asums saja untuk keperluan smulas. Pada kasus n dlustraskan bahwa pada daerah yang telah dbekukan akan mengalam perbedaan suhu, energ panas akan mengalr dan akan mengakbatkan perubahan fase..4 Metode Godunov Metode Godunov merupakan salah satu skema numerk konservatf yang dgunakan untuk menghaslkan persamaan baru agar ddalam perhtungan dapat mendekat solus eksaknya. Metode n dkembangkan untuk menyelesakan hukum persamaan non lnear. Pada kasus yang dbahas dsn merupakan kasus perubahan wujud car dan padat, dmana poss nterface akan selalu bergerak sehngga batas doman untuk masngmasng wujud zat tdak dapat dketahu. Untuk mempermudah perhtungan, maka konduks panas sebaknya dformulaskan kedalam persamaan energ. Kemudan untuk dskrtsasnya dapat menggunakan metode Godunov sepert dbawah n [1]: q X -1/ E(x,t) E(x,t) Gambar.1 Fluks alran panas yang melewat 1 / dan x 1 / Pada gambar datas mendeskrpskan fluks alran panas pada poss x saat t atau dapat dtuls, E xt, merupakan entalp dengan qx t dan X +1/ per satuan panjang pada poss x saat t, dengan c dan c S adalah konstan. Nla dar Entalp ( E ) merupakan hasl penjumlahan dar sensble heat dan kalor laten dalam lqud. Untuk c dan c S konstan dapat dtunjukkan kedalam persamaan sebaga berkut: (.) c S(T( x,t ) T m ), T( x,t ) T m, ( sold ), E( x,t ) c (T( x,t ) T m ), T( x,t ) T m, (lqud ). atau dapat dtulskan dalam bentuk fungs temperatur sebaga berkut [1]: E( x,t ) T m, E( x,t ) 0 ( sold ), cs T( x,t ) T m, 0 E( x,t ) ( nterface ), E( x,t ) T m, E( x,t ) 0 ( lqud ), c x (.3)

3 Dengan mengasumskan untuk S adalah konstan, maka tdak akan terjad ekspans volume dalam proses n..5 Metode Volume Hngga Penyelesaan dengan metode numerk tdaklah mudah karena jarngan ddalam tubuh selalu bergerak. Perlu memformulaskan persamaan konduks panas ke dalam suatu bentuk persamaan lan. Salah satu penggunaan metode volume hngga adalah untuk membag doman menjad beberapa bagan yang berbentuk perseg, dmana setap perseg tersebut merupakan satu kontrol volume. Setap grd yang menandakan terjadnya perubahan antara fase sold dan lqud dhubungkan dengan persamaan konservas fluks panas yang dserap [4]. melewat batas x 1/ dan x 1/ berdasarkan metode volume hngga adalah sebaga berkut [1]: T T 1 q 1/, dan, R 1/ x. (.10) R 1/ k 1 k.5. Metode Godunov Dua Dmens Dengan mengembangkan persamaan yang dkembangkan dar persamaan Godunov satu dmens, doman akan ddskrtsas pada sumbu x dan y. Msalkan pada selang [0, l 1] dan [0, l ] masngmasng dapat drepresentaskan pada subnterval M 1 dan M, maka akan dperoleh persamaan sebaga berkut: Gambar. Volume Hngga 1 Dmens Dar gambar terlhat bagamana suatu volume doman suatu materal dbag menjad beberapa bagan (M), dmana setap bagan tersebut merupakan kontrol volume volume V x x. Setap kontrol volume 1/ 1/ dlakukan perhtungan terhadap perubahan energ, sehngga untuk setap bagan harus dketahu besar fluks yang melewat batas x 1/ dan x 1/. Dengan begtu, V harus dkatkan dengan x dan akan dperoleh persamaan sebaga berkut n [4]: x x x, x, (.4) x 1/ x 1/.5.1 Dskrtsas Persamaan Entalp Dskrtsas merupakan suatu proses untuk membag doman menjad beberapa bagan (M) yang dapat dsebut juga dengan kontrol volume (CV). Setap kontrol volume akan dlhat bagamana pengaruh poss (x) dan waktu (t) terhadap laju energ t nantnya. Dasumskan bahwa selang waktu adalah kecl, sehngga fluks panas akan bernla konstan dan mendekat fluks panas pada waktu ntermedate antara t n dan t n+1 pada selang tersebut, sehngga akan menghaslkan skema baru yatu[1]: n1 n t n n E E [q 1/ q 1/ ] (.6) x Karena memperhtungkan adanya perubahan nla dar perpndahan panas akbat alran darah dan suhu dalam tubuh, maka persamaan perpndahan panas ddalam tubuh juga dperhtungkan. Sehngga akan ddapatkan persamaan sebaga berkut: n1 n t n n E E [ q 1/, q 1/ ] wbc b( Tb T ) q (.8) met x Nla kalor dpengaruh dengan adanya konduks panas yang melalunya. Hukum Fourer dgunakan untuk menghtung nla fluks masuk dan fluks keluar. Sedangkan untuk menghtung fluks yang Gambar.3 Skema Metode Godunov Pada gambar.3 ddeskrpskan bahwa terdapat nterval yatu pada selang 0 xl dan 1 0 xl dengan kontrol volume V dan, j ( x, yj) adalah ttk V x,x y,y. koordnat, dmana, j 1/ 1/ j 1/ j 1/ Berdasarkan nterval tersebut, maka lama waktu proses pembekuan akan dapat dtunjukkan melalu setap ttk grd yang berada dalam nterval. Interval waktu maksmum dtunjukkan dalam persamaan berkut []: 1 ( x ) t (.11) ks k max, cs c Syarat datas merupakan syarat kestablan persamaan panas pada umumnya. Dar persamaan tersebut akan dketahu lama waktu perluasan pembekuan jarngan. Dengan menggunakan metode volume hngga, maka akan dapat dtentukan persamaan eksplst sebaga berkut: t t E E [ q q ] [ q q ] w c (T T ) q x y n1 n n n n n, j, j 1/ j 1/ j, j 1/ j 1/ b b b, j met (.1) Dmana qj 1 / merepresentaskan fluks panas yang melewat batas y dan qj 1 / merepresentaskan x. fluks panas yang melewat batas Dalam perhtungan fluks dan energ panas sama dengan sstem satu dmens, hanya saja pada kasus dua dmens harus mencar fluks panas secara lebh melebar yatu dengan mencar terlebh dahulu kalor yang melewat dar ss kr, hal n dapat dselesakan dengan persamaan[]:

4 T T n n n j 1 j q 1/ j, R 1/ j dan x 1 R 1/ j 1/ 1/ x. k 1 j k j (.13) Kemudan menghtung fluks panas yang melewat batas kanan, atas, dan bawah dengan persamaan yang sama..6 Solus Analtk Solus analtk merupakan persamaan yang dapat dgunakan untuk melhat perbedaan hasl atau untuk melhat keakuratan sebuah persamaan numerk yang dbentuk. Solus analtk untuk permasalahan denstas pada konds sem-nfnte doman x 0 dapat dperoleh dengan menggunakan smlarty varable x/ t. Kemudan dtentukan solus dalam bentuk T( x, t) Fs( ) dalam daerah sold dan T( x, t) Fl( ) dengan nla t adalah sama, sehngga perlu dtentukan besar yang memenuh X(t) t. Poss nterface dmula dar x=0 dan pada doman 0 x l mempunya temperatur T T, M sehngga pada syarat n dapat dtulskan sepert berkut: T( x,0) T T, T (l, t) 0, X (0) 0 M Pada saat x=0 dberkan temperatur s M sedangkan pada x=l dsolas, sehngga tdak ada transfer panas yang mengalr. Dengan begtu syarat batas dapat dberkan sepert berkut: T(0, t) TS TM, Tx (l, t) 0, X (0) 0 Sehngga ddapatkan solus analtk sebaga berkut [9]: x erf st t T (Tm T s) s,0 x X ( t), t 0,(sold) erf ( ) T( x 1) x erfc tt T (T T m), x X ( t), t 0,(lqud) s erfc l dmana, ks k s (.16) s s,,,, danx ( t) st. c c s dengan nla parameter lambda ( ) merupakan x T T persamaan transcendental [9]: Sts St, (.17) exp( ) erf ( ) exp( ) erfc( ) dengan nla, cs ( Tm Ts ) St s, dan c( T Tm ) St. (.18) Sehngga dapat dgunakan tebakan awal hasl penurunan persamaan (.17), yatu persamaan sebaga berkut n [9]: 1 stl. (.19) v sts stl / v 3. Perancangan Sstem Pada tugas akhr n akan dhaslkan model persamaan matematka untuk mempredks waktu optmal dar proses cryosurgery. Proses n melput beberapa target yang harus dpenuh agar perencanaan dapat berjalan lancar dan menghaslkan nla yang akurat. Model matematka dgunakan untuk menghtung besar kalor, jumlah energ, dan dstrbus suhu per satuan panjang pada poss x saat t dengan nla parameter lannya yang telah dketahu. Pada proses pencaran solus matematka menggunakan metode numerk volume hngga dengan skema numerk Godunov dan perubahan suhu dlakukan dengan pendekatan persamaan entalp. Mencar solus numerk persamaan boheat -D menggunakan metode Godunov Smulas cryosurgery untuk mencar waktu optmal Menca solus eksak persamaan boheat 1-D Solus Eksak Ya Analss hasl smulas START Data yang dgunakan untuk cryosurgey Error kecl? Waktu optmal untuk proses cryosurgery Mencar solus numerk persamaan boheat 1-D menggunakan metode Godunov Solus Numerk STOP Gambar 3.1 Dagram Alur Perencanaan Tdak 3.1 Penjelasan Alur Dagram Pada proses penentuan waktu optmal n akan menggunakan metode volume hngga dengan skema numerk Godunov. Skema perhtungannya dbag menjad, yatu solus numerk dan solus eksak yang keduanya menggunakan metode volume hngga. Jka nla solus numerk mendekat dengan nla solus eksaknya, maka nla error yang dhaslkan adalah kecl. Sehngga akan dlajutkan pada tahap berkutnya yatu menyelesakan persamaan dengan menggunakan metode volume hngga dengan solus Godunov untuk dmens. Jka dar hasl perhtungan mendapatkan error yang mash besar, maka perhtungan akan dulang hngga perhtungan memlk error yang relatf kecl. Proses untuk menghaslkan model persamaan matematka akan dlakukan melalu beberapa tahap, tahap pertama yatu menentukan bagan nt dar proses pembekuan sel tumor. Pada tahap n dlakukan pemlhan parameter yang dperlukan. Tahap selanjutnya adalah predks model, proses n dlakukan dengan memanfaatkan metode yang dgunakan dengan berbaga modfkas pada persamaan. Dan tahap yang terakhr adalah valdas model, pada tahap n dlakukan pengujan model dengan menghtung akuras.

5 3.1.1 Solus Numerk 1 Dmens Solus numerk dgunakan untuk mencar nla yang menunjukkan bagamana keadaan materal (ar) dapat berubah wujud menjad keadaan sold dan lqud. Dengan menggunakan parameter c S, c, k S, k, T m, T S, T, dan ρ yang dasumskan bernla konstan, maka menghaslkan data poss nterface dan dstrbus suhu, yang nantnya akan menjad acuan perbandngan dengan solus numerk volume hngga. Dstrbus suhu akan dpengaruh oleh batas energ yang telah dtentukan untuk memsahkan daerah sold dan lqud. Pada tahap n akan dlakukan perhtungan dengan menggunakan persamaan (.8) dan fungs batas yang dgunakan terdapat pada persamaan (.4) Solus Eksak 1 Dmens Pada langkah n tdak begtu berbeda dengan langkah solus numerk, hanya saja langkah perhtungan solus eksak menggunakan parameter lambda ( ) dmana nla ( ) dperoleh dar hasl teras Newton Raphson. Pada perhtungan persamaan n nantnya juga akan menghaslkan data poss nterface dan dstrbus suhu, sehngga dapat djadkan acuan untuk mencar nla akuras dar solus numerk Valdas Model Pada tahapan n akan dlakukan prose valdas model dengan menghtung error. Nla error dapat dketahu berdasarkan selsh perhtungan dstrbus suhu yang dhaslkan dar solus eksak dengan solus numerk. Jka nla error kecl, yatu < 5%, maka skema numerk dapat dkatakan bak sehngga dapat dgunakan untuk smulas dmens Solus Numerk Godunov Dmens Pada langkah n djelaskan proses dskrtsas yatu dengan membag menjad beberapa daerah yang dsebut sebaga kontrol volume. Pada dasarnya sama dengan sstem 1 dmens, hanya saja pada sstem dmens dlakukan terhadap sumbu (x,y). Dtentukan pula bagamana persamaan waktu berdasarkan dengan perubahan suhu setap ttk grd dengan nterface yang bergerak sehngga menghaslkan perubahan waktu mengkut pergerakannya. Pada tahap n akan dlakukan perhtungan dengan menggunakan persamaan (.1) Penerapan Metode Volume Hngga Pada pencaran solus menggunakan metode volume hngga 1 dmens hampr sama dengan penyelesaan metode volume hngga dmens, hanya saja pada akhr penyelesaan terdapat sedkt perbedaan. Dasar dar setap skema dar metode volume hngga dapat drunut dar deret Taylor. Pada skema maju nformas ttk htung dhubungkan dengan nformas pada ttk htung 1 yang berada ddepannya. Begtu dengan sebalknya, pada skema mundur nformas pada ttk htung dhubungkan dengan nformas pada ttk htung 1 yang berada dbelakangnya Smulas Setelah dperoleh hasl analss dan akuras yang besar, maka tahap selanjutnya adalah mplementas smulas dstrbus suhu pada cryosurgery untuk membantu dalam mengamat dan mengontrol proses cryosurgery. Smulas berupa hasl plottng sstem dmens, kemudan smulas n akan dlakukan pada alat canggh yang bertujuan untuk mengurang resko yang dakbatkan dar proses cryosurgery pada duna nyata nantnya. 3. Skenaro Pengujan Sstem 3..1 Implementas Sstem Smulas dstrbus suhu menggunakan beberapa pendekatan dar persamaan matematka. Untuk menentukan solus bak numerk maupun eksak dgunakan software Codeblock untuk memudahkan proses dskrtsas dan software Gnuplot untuk memudahkan proses plottng. Sedangkan untuk membantu vsualsas smulas, dgunakan vdeo untuk membantu menunjukkan gambaran secara keseluuhan proses cryosurgery. 3.. Skenaro Proses Analsa Pada tahap pengujan kasus n terdapat beberapa skenaro uj yang masng-masng dlakukan untuk mendapatkan hasl untuk dapat danalsa nantnya Skenaro Pengujan Parameter Proses pendskrtsasan doman dlakukan dengan melakukan beberapa kal pengujan, yatu dengan melhat bagamana pengaruh besar keclnya nla panjang penampang ( x) terhadap waktu ( t) Skenaro Pembangunan Doman Pembangunan doman pada sstem dua dmens dar proses cryosurgery n mengacu kepada jurnal peneltan yang telah dlakukan oleh Mchael R. Ross, dkk [7]. Jurnal tersebut menjelaskan bahwa data yang dgunakan merupakan hasl dar CT Scan (Computed Termography Scannng). Data tersebut berupa gambar tga dmens yang telah dproyekskan menjad gambar dua dmens untuk mempermudah proses analsa. Dalam smulas proses cryosurgery kanker paru yang dlakukan pada tugas akhr npun mengacu kepada data gambar dua dmens tersebut. Bak untuk pembangunan doman, letak cryoprobe, dan bentuk sel kanker dbentuk serupa dengan gambar dua dmens. Gambar 3.3 Kanker paru-paru menggunakan CT Scan

6 Memperlhatkan bahwa proses cryosurgery dmula dengan menyuntkkan caran ntrogen. Dar gambar datas dapat dambl gambar hasl CT Scan sepert gambar dbawah n. Berdasarkan gambar CT Scan datas memperlhatkan adanya sel kanker yang dtunjukkan dengan warna menyala sepert ap. Dar gambar 3.3 dapat dbuat gambar sederhana yang merepresentaskan sel kanker terhadap cryoprobe. Pada gambar akan djelaskan mengena satu sel kanker yang dlakukan penyuntkkan sebanyak 10 ttk penyuntkan. Dasumskan bahwa suhu dalam darah bak sel kanker dan sel sehat memlk suhu yang sama, yatu sebesar 37 o C. Proses penyuntkan dlakukan tepat pada sel kanker melalu cryoprobe berdameter 0,003m dengan cryoprobe yang dmsalkan berbentuk lngkaran. Pada setap lngkaran tersebut dalr caran ntrogen sehngga lngkaran akan menghaslkan batu Krstal, sedangkan dsektar batu krstal juga akan mengalam perubahan suhu. Namun karena adanya fluks masuk dan fluks keluar, maka semakn lama suhu dngn akan berkurang. Sehngga nla suhu akan kembal normal yatu sebesar 37 o C Skenaro Vsualsas Dstrbus Suhu Vsualsas berupa gambar dperoleh dar hasl plottng data pada sstem dua dmens. Vsualsas dtamplkan dalam sebuah vdeo yang menjelaskan bagamana proses pembekuan yang terjad pada setap perubahan waktu dalam setap detknya. Dar vdeo tersebut akan terlhat perubahan warna akbat penyebaran suhu. 4. Hasl dan Analss 4.1 Solus Numerk dan Solus Eksak 1 Dmens Hasl pengembangan dan smulas yang telah dlakukan dapat danalss pada setap skenaro pengujannya aju Suhu Terhadap Poss Pada proses dskrtsas panjang doman telah dbag menjad beberapa sel dalam waktu yang sama. Dar hasl plottng solus numerk 1 dmens dan solus eksak 1 dmens dbandngkan untuk mengetahu jumlah errornya. Untuk dapat menyelesakan persamaan numerk 1 dmens dgunakan beberapa parameter awal, yatu suhu dalam darah (Tl) sebesar 37 o C atau sama dengan 310 K dan asums parameter lannya yang danggap konstan dengan nla sebaga berkut: Gambar 3.6 Deskrps proses cryosurgery Pada gambar 3.6 dmsalkan doman yang akan dkaj adalah berukuran 0 < x < 0,1m dengan bagan 0 < x < 0,04m merupakan jarngan sel kanker, sedangkan ssanya merupakan jarngan sel sehat. Caran ntrogen bersuhu -00 o C dsuntkkan tepat pada sel kanker menggunakan cryoprobe berdameter 0.003m. Akbatnya adalah suhu dsektar cryoprobe akan berubah dan membekukan sel-sel kanker hngga sel tersebut mat. Cryoprobe dletakkan dengan tepat, sehngga suhu yang dsebarkan akan mendekat suhu normal tepat pada gars pembatas antara sel kanker dan sel sehat. Sehngga sel sehat tetap pada konds normal. Pada dasarnya semakn banyak cryoprobe, maka akan semakn cepat pula proses pembekuan, sehngga waktu yang dperlukan akan semakn cepat. Data yang dhaslkan berupa ttk dar sumbu x dan sumbu y yang memperlhatkan nformas profl temperature pada setap ttknya. Data yang dtamplkan pada lampran menunjukkan bahwa proses pendngnan hanya terjad dsektar ttk yang dalr ntrogen. Kemudan semakn lama proses penyebaran suhu dngn akan berkurang dan mendekat suhu normal yatu 37 o C. Hal n dapat membenarkan asums dan menjad acuan dalam penentuan waktu yang tepat dalam penghancuran sel kanker. Gambar 4.1 Suhu solus eksak dan solus numerk Pada gambar 4.1 menjelaskan bahwa perbandngan dstrbus suhu dengan waktu sama yatu t=5 ment yang dlakukan pada masngmasng panjang doman yang berbeda, yatu dengan nla x l/ 51. Grafk menunjukkan bahwa poses pendngnan sedang merambat menuju ttk maksmum. Gambar 4.1 menunjukkan poss nterface menurut solus eksak dan solus numerk menggunakan metode volume hngga. Grafk tersebut memberkan nformas bahwa semakn banyak grd yang dgunakan, maka nterface hasl solus numerk akan semakn mendekat solus eksaknya, sehngga error yang dhaslkanpun akan semakn kecl. Dalam proses cryosurgery, nformas poss nterface sangat dperlukan untuk dapat menymulaskan dengan jelas bagamana perubahan suhu fase, yatu dar wujud zat car yang membeku akbat adanya caran ntrogen bersuhu (-00 o C). Caran ntrogen nlah yang akan memusnahkan jarngan tumor. Pada gambar datas menunjukkan bahwa bertambahnya jumlah grd tdak menghaslkan perbedaan poss yang cukup mencolok dsektar nterface, bahkan semakn banyak grd solus numerk semakn mendekat solus eksak. Hal n

7 membuktkan bahwa solus numerk telah konvergen terhadap solus eksak Analss Valdas Data Pengujan data dlakukan dengan menghtung nla error antara solus numerk dengan solus eksak. Error menunjukkan adanya perbedaan dstrbus suhu pada kedua data tersebut. Pada tahap valdas model persamaan perhtungan error mengacu pada persamaan analtk dar pendngnan wujud zat. Dar grafk yang dtamplkan terlhat bahwa terdapat error relatf besar pada poss tertentu, hal n terjad karena pada poss tersebut sedang terjad perubahan fase. Solus numerk memang mash kurang akurat pada daerah tersebut, salah satu penyebabnya adalah nla parameter rata-rata pada nterface belum menjamn fluks panas pada poss nterface kontnu. Hal n dkarenakan mplementas pada metode numerk menggunakan doman terbatas, sedangkan pada solus eksak menggunakan doman sem tak hngga. Tabel 4. Rata-rata error relatf x Error (%) l/ l/ l/ l/ l/ Dar tabel 4. menunjukkan bahwa nla error akan berkurang serng dengan perubahan nla x. Dar 5 percobaan ddapatkan nla error yang semakn kecl serng dengan semakn banyaknya jumlah grd yang dgunakan. Nla error relatf kecl yatu %. Berdasarkan hasl tersebut dapat dsmpulkan bahwa data hasl perhtungan menggunakan solus numerk 1 dmens dapat dgunakan untuk smulas cryosurgery pada sstem dmens Hubungan Suhu Terhadap Waktu Untuk mengetahu laju suhu dlakukan pengujan sebanyak 5 kal dengan nla grd yang berbeda, setap percobaan dlakukan dengan lama waktu yang sama yatu pada saat t=5 ment. Berdasarkan perhtungan lama waktu yang dperluan untuk mencapa ttk beku adalah sebaga berkut : berlangsung semakn lambat untuk merambatkan kalor hngga mencapa ttk maksmum, karena setap grd akan dhtung besar kalornya. Penngkatan suhu setap detknya akan menngkat hngga mengalam staknas pada ttk beku ar. Staknans terjad karena selang waktu ( t) pada proses pembekuan cukup kecl, sehngga suhu akan menjad konstan dan mendekat panas pada waktu ntermedate d selang tersebut. Proses staknans pada besar energ dperlukan agar proses pembekuan dapat kta atur sesua dengan kebutuhan, sehngga tdak merusak jarngan sehat dsektarnya. 4. Hasl Smulas Cryosurgery Dmens Penyebaran suhu akbat proses cryosurgery dsmulaskan kedalam bentuk vdeo, sehngga terlhat jelas bagamana penyebaran suhu dngn pada setap waktunya hngga suhu tersebut berhent menyebar. Proses smulas mendeskrpskan bahwa suatu sel kanker dalr caran ntrogen melalu suntkkan yang dlakukan sebanyak 10 ttk penyuntkan. Kemudan proses pembekuan mula terjad pada saat t=0 detk hngga mencapa waktu yang optmal pada saat t= detk. Pada smulas yang djelaskan dsn menggunakan jumlah grd sebanyak 104, sehngga contour yang dhaslkan terhat cukup halus. Gambar 4.3 Temperatur berdasarkan kecepatan aju penngkatan suhu berbandng lurus dengan panjang doman. Jka semakn besar jumlah grd yang dgunakan, maka penngkatan suhu akan

8 Gambar 4.10 Profl temperatur dan poss nterface terhadap kanker paru selama proses pembekuan Gambar 4.10 menglustraskan bahwa lngkaran berwarna bru tua merupakan caran ntrogen dengan suhu -00 o C yang telah dalrkan pada sel kanker. Kemudan suhu dngn ntrogen akan menyebar pada daerah dsektarnya, dalam penyebaran suhu tersebut terdapat konservas energ yang mengakbatkan suhu akan mengalam perubahan nla. Suhu dngn yang pada mulanya bernla -00 o C akan terus berubah hngga mencapa 0 o C. Proses penyebaran suhu akan terus melebar hngga menempel pada contour merah tebal yang merupakan batas sel kanker, sedangkan gars htam tps merupakan tanda bahwa pada poss tersebut suhu telah hlang (0 o C) dan setelah suhu mencapa 0 o C tdak akan terjad lag pemusnahan sel kanker, karena sel kanker hanya akan musnah pada suhu -30 o C hngga -0 o C. Proses hlangnya energ dapat terjad akbat adanya suhu panas yang tersmpan ddalam tubuh yang mengakbatkan suhu dngn akan hlang dan terus menngkat menuju 37 o C. Pada smulas yang dtunjukkan oleh gambar 4.10 menjelaskan bahwa pemusnahan sel kanker telah optmal dengan waktu 11, 898 detk tanpa merusak sel sehat dsektarnya, hal n dtunjukkan dengan besar suhu yang dsebarkan akan tepat habs pada saat contour 0 o C menyentuh batas sel kanker. 5. Kesmpulan dan Saran 5.1 Kesmpulan Berdasarkan hasl pengujan dan analsa yang telah dlakukan pada peneletan Tugas Akhr n, maka dapat ddapatkan kesmpulkan bahwa: a. Dengan melhat pola penyebaran suhu yang dhaslkan dar beberapa skenaro, menunjukan bahwa solus numerk dapat dterapkan pada sstem satu dmens dan dua dmens. b. Pada permasalahan penyebaran panas satu dmens menggunakan metode Godunov menunjukan bahwa nla dstrbus suhu yang dhaslkan mendekat hasl solus eksaknya, yatu dengan nla error relatf %. c. Hasl smulas dua dmens berupa profl temperatur yang merupakan nformas pentng dalam mengontrol proses cryosurgery. Dengan demkan dapat dlakukan pengontrolan waktu agar dapat memusnahkan seluruh jarngan sel kanker dan memnmalkan kerusakan pada jarngan sehat dsektarnya. 5. Saran a. Pengujan sebaknya dlakukan dengan jumlah grd yang lebh banyak lag, agar contour yang dhaslkan menyerupa bentuk kanker pada kenyataannya. b. Perlu dlakukan peneltan yang lebh mendalam untuk mengetahu berapa jumlah dan poss cryoprobe yang dgunakan pada sel kanker paruparu. c. Dperlukan kerja sama dengan team meds untuk mengetahu ukuran sel kanker paru-paru yang sebenarnya sehngga agar hasl yang dperoleh lebh mendekat dengan kenyataan. Daftar Pustaka [1] D. Tarwd and S. Pudjaprasetya, "Godunov Method for Stefan Problems wth Entalphy Formulatons," East Asan Journal on Appled Mathematcs, vol. 3, pp , May 013. [] R. R. Mchael, T. Dago, S. Kenj, R. Yoed, An effcent numercal technque for boheat smulatons and ts applcaton to computerzed cryosurgery plannng, Department of Mechancal Engneerng, Carnege Mellon Unversty, Pttsburgh, PA 1513, Unted State. [3] N. N. Korpan, Atlas of Cryosurgery, Department of Surgery Evangelcal Hosptal Wen-Wahrng, Venna, Austra. [4] R. J. eveque, Fnte Volume Methods for Hyperbolc Problems, Cambrdge Texts n Appled Mathematcs, Cambrdge Unversty Press, Cambrdge 00. [5] He, X. and J. C. Bschof (003). Quantfcaton of temperature and njury response n thermal therapy and cryosurgery. Crtcal Revews n Bomedcal Engneerng 31(5&6): [6] S. Kumar and V. K. Katyar, Numercal Study on Phae Chance Heat Transfer Durng Combned Hypertherma and Cryosurgcal Treatment of ung Cancer, Department of Mathematcs, Indan Insttute of Technology Roorkee, Roorkee, Inda, August 007. [7] B. Rubnsky, J.C. Glbert, G.M. Onk, M.S. Roos, S.T.S. Wong, K.M. Brennan, Montorng cryosurgery n the bran and the prostate wth proton NMR, Cryobology 30 (1993) [8] C.-W. Chen, H.-S. Kou, H.-E. u, C.-K. Chuang and.-j. Wang, "Computer Asssted Smulaton Model of Renal Tumor Cryosurgery". [9] V. Alevades and A. D.Solomon, Mathematcal Modellng of Meltng and Freeznf Processes, Washngton DC: Hemsphere Publshng Corporaton, [10] Syahruddn E, Pratama AD, Aruef N. A retrospectve study: clncal and dagnostc characterstcs n advanced stage of lung cancer patents wth pleural effuson n persahabatan hosptal J Respr Indo 010;30:146-1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PANAS BALIK (BACKWARD HEAT PROBLEM)

PENYELESAIAN MASALAH PANAS BALIK (BACKWARD HEAT PROBLEM) PENYELESAIAN MASALAH PANAS BALIK (BACKWARD HEAT PROBLEM) Rcha Agustnngsh, Drs. Lukman Hanaf, M.Sc. Jurusan Matematka, Fakultas MIPA, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Aref Rahman Hakm, Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

SIMULASI SMOOTHED PARTICLE HYCRODYNAMICS DUA DIMENSI DENGAN METODE DETEKSI PARTIKEL PERMUKAAN

SIMULASI SMOOTHED PARTICLE HYCRODYNAMICS DUA DIMENSI DENGAN METODE DETEKSI PARTIKEL PERMUKAAN SIMULASI SMOOTHED PARTICLE HYCRODYNAMICS DUA DIMENSI DENGAN METODE DETEKSI PARTIKEL PERMUKAAN Muh.Kk Ad Panggayuh 1, Sr Suryan P., Dede Tarwd 3 1,,3 Prod Ilmu Komputas Telkom Unversty, Bandung 1 adpanggayuh@gmal.com,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN Ita Rahmadayan 1, Syamsudhuha 2, Asmara Karma 2 1 Mahasswa Program Stud S1 Matematka

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant)

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant) PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Stud Kasus : Metode Secant) Melda panjatan STMIK Bud Darma, Jln.SM.Raja No.338 Sp.Lmun, Medan Sumatera Utara Jurusan Teknk Informatka e-mal : meldapjt.78@gmal.com

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

Eksistensi Bifurkasi Mundur pada Model Penyebaran Penyakit Menular dengan Vaksinasi

Eksistensi Bifurkasi Mundur pada Model Penyebaran Penyakit Menular dengan Vaksinasi 1 Eksstens Bfurkas Mundur pada Model Penyebaran Penyakt Menular dengan Vaksnas Intan Putr Lestar, Drs. M. Setjo Wnarko, M.S Jurusan Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Insttut Teknolog

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

Hukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1

Hukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1 ERMODINAMIKA Hukum ermodnamka ke-0 Hukum ermodnamka ke-1 Hukum ermodnamka k ke-2 Mesn Kalor Prnsp Carnot & Mesn Carnot FI-1101: ermodnamka, Hal 1 Kesetmbangan ermal & Hukum ermodnamka ke-0 Jka dua buah

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN : JRNAL MATEMATIKA DAN KOMPTER Vol 4 No 1, 3-3, Aprl 1, ISSN : 141-51 KAJIAN DISKRETISASI DENGAN METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP EFISIENSI SOLSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SK KONVEKSI Suhartono dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB III MODEL - MODEL KEAUSAN

BAB III MODEL - MODEL KEAUSAN BAB III MODEL - MODEL KEAUSAN 3.1 Model keausan Archard [15] Archard 1953 mengusulkan suatu model pendekatan untuk mendeskrpskan keausan sldng. Da berasums bahwa parameter krts dalam keausan sldng adalah

Lebih terperinci

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA ISTITUT TEKOLOGI BADUG FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM PROGRAM STUDI FISIKA FI-500 Mekanka Statstk SEMESTER/ Sem. - 06/07 PR#4 : Dstrbus bose Ensten dan nteraks kuat Kumpulkan d Selasa 9 Aprl

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory BAB II DASAR TEORI Perkembangan zaman telah membuat hubungan manusa semakn kompleks. Interaks antar kelompok-kelompok yang mempunya kepentngan berbeda kemudan melahrkan konflk untuk mempertahankan kepentngan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III SKEMA NUMERIK

BAB III SKEMA NUMERIK BAB III SKEMA NUMERIK Pada bab n, akan dbahas penusunan skema numerk dengan menggunakan metoda beda hngga Forward-Tme dan Centre-Space. Pertama kta elaskan operator beda hngga dan memberkan beberapa sfatna,

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph TINJAUAN PUSTAKA Bayesan Networks BNs dapat memberkan nformas yang sederhana dan padat mengena nformas peluang. Berdasarkan komponennya BNs terdr dar Bayesan Structure (Bs) dan Bayesan Parameter (Bp) (Cooper

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Semnar Nasonal Aplkas Teknolog Informas 004 Yogyakarta, 19 Jun 004 Aplkas Pemrograman Komputer Dalam Bdang Teknk Kma Arf Hdayat Program Stud Teknk Kma Fakultas Teknolog Industr, Unverstas Islam Indonesa

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI

ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI Oleh: Nmas Puspto Pratw Dosen Pembmbng : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T Nur Lala Hamdah, ST.

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci