MODEL MATEMATIKA REAKSI SINTESIS DIASILGLISEROL MENGGUNAKAN BIOKATALIS MELALUI MEKANISME ESTERIFIKASI TAK REVERSIBLE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL MATEMATIKA REAKSI SINTESIS DIASILGLISEROL MENGGUNAKAN BIOKATALIS MELALUI MEKANISME ESTERIFIKASI TAK REVERSIBLE"

Transkripsi

1 MAKARA, SAINS, VOL. 15, NO. 1, APRIL 2011: MODEL MATEMATIKA REAKSI SINTESIS DIASILGLISEROL MENGGUNAKAN BIOKATALIS MELALUI MEKANISME ESTERIFIKASI TAK REVERSIBLE Heri Hermansyah *), Tania Surya Uami, an Fajar Achmai Priano Deparemen Teknik Kimia, Fakulas Teknik, Universias Inonesia, Depok 16424, Inonesia *) Absrak Diasilgliserol, suau komponen yang erapa alam minyak nabai memiliki fungsi fisiologis yang mengunungkan, eruama sebagai minyak yang memiliki efek aniobesias an ani peningkaan lemak ubuh. Berbagai sui unuk mensinesis iasilgliserol secara efisien elah ilakukan para penelii i Jepang. Eserifikasi asam lemak an gliserol menggunakan biokaalis elah igunakan sebagai proses sinesis yang efisien alam skala inusri. Sebuah moel kineika sinesis iasilgliserol iajukan, namun moel ini sanga spesifik sehingga kurang sesuai unuk iaplikasikan alam konisi yang berbea. Paa sui kali ini iajukan sebuah moel unuk reaksi sinesis iasilgliserol melalui eserifikasi gliserol oleh asam lemak secara berahap engan asumsi an konisi yang lebih umum. Meoe Runge- Kua igunakan paa perhiungan konsenrasi subsra secara numerik. Moel ini berguna alam melakukan preiksi erhaap perilaku subsra paa eserifikasi asam lemak an gliserol yang suli unuk ienukan secara eksperimen, sera sebagai preiksi alam perancangan sisem unuk mensinesis iasilgliserol paa skala berbea. Absrac Mahemaical Moel for Synhesis Reacion of Diacylglycerol by Irreversible Eserificaion Mechanism. Diacylglycerol, a componen of naural oil has beneficial physiological funcion, mainly as oil wih ani-obesiy an ani fa accumulaion effec. Several suies for efficien synhesis of iacylglycerol have been one by researchers in Japan. Eserificaion of fay aci an glycerol using biocaalys has been use as an effecive synhesis process on i was inusrial scale. A kineics moel for iacylglycerol synhesis was propose, however, i was very specific so ha no appropriae o be applie in ifferen coniion. In his suy, a moel for iacylglycerol synhesis by sepwise eserificaion of glycerol by fay aci base on general assumpion an coniion is propose. Runge-Kua meho is use in numerical calculaion of subsrae concenraion. This moel is useful for preicing behaviors of subsrae a eserificaion of fay aci an glycerol which is ifficul o be measure experimenally, also as preicion in sysem esign for iacylglycerol synhesis a ifferen scale. Keywors: iacylglycerol, irreversible eserificaion, Runge-Kua meho, riacylglycerol 1. Penahuluan Konsumsi minyak an lemak ilakukan seiap hari. Pola konsumsi lemak an minyak yang iak seha membua resiko erhaap penyaki yang berkaian engan gaya hiup an obesias meningka [1]. Konsumsi minyak yang iperkaya engan iasilgliserol (DAG) engan kanungan hingga 80% erbuki apa menurunkan resiko erkena penyaki yang isebabkan oleh peningkaan kaar lemak alam arah. Hal ini berkaian engan pola meabolisme DAG, eruama komponen 1,3-DAG, i alam ubuh yang berbea engan pola meabolisme minyak konvensional yang kaya akan riasilgliserol (TAG) [2]. Hal ini menorong ilakukannya peneliian unuk memprouksi DAG secara efisien [3 20]. Unuk mempelajari perilaku ari reaksi sinesis DAG, sebuah moel seerhana melalui rue eserifikasi iajukan. Moel yang iajukan iharapkan apa igunakan unuk mempelajari perilaku reaksi alam konisi operasi yang berbea. 28

2 MAKARA, SAINS, VOL. 15, NO. 1, APRIL 2011: Gliserol k 2 k 1 k 3 1-Monoasilgliserol k 4 k 6 + FA 1,3-Diasilgliserol k 5 [ glycerol] = [ glycerol] 0 [ 1 MAG] [ 2 MAG] [ 1,2 DAG] [ 1,3 - DAG] [ TAG] [ H O] = [ 1 - MAG] + [ 2 - MAG] [ 1,2 - DAG] + 2 [ 1,3 - DAG] [ TAG] (7) (8) 2-Monoasilgliserol 1,2(2,3) -Diasilgliserol Triasilgliserol Gambar 1. Mekanisme Reaksi unuk Moel yang Diusulkan 2. Meoe Peneliian Moel maemaika reaksi sinesis DAG yang iusulkan ibangun engan asumsi, sebagai beriku: 1) Reaksi eserifikasi berlangsung secara berahap, 2) Reaksi eserifikasi ianggap berlangsung searah, 3) Sinesis 1,2- DAG ari 1-monoasilgliserol (1-MAG) iabaikan. Mekanisme reaksi unuk moel yang iusulkan iperlihakan paa Gambar 1. Dari mekanisme ersebu, persamaan reaksi iurunkan unuk 1-MAG, 2-MAG, 1,2-DAG, 1,3-DAG, an TAG seperi iunjukkan oleh persamaan (1) hingga (5). [ 1 - MAG] [ 2 - MAG] [ 1,2 DAG] [ 1,3 DAG] [ TAG] [ FA][ Glycerol] [ FA][ 1 - MAG] = k1 k 3 (1) [ FA][ Glycerol] [ FA][ 2 - MAG] = k2 k 4 (2) = k 4 = k 3 [ FA][ 2 - MAG] k [ FA][ 1,2 - DAG] 6 [ FA][ 1 - MAG] k [ FA][ 1,3 - DAG] 5 [ FA][ 1,3 - DAG] k [ FA][ 1,2 - DAG] k (3) (4) = (5) Seangkan konsenrasi asam lemak (FA), gliserol, an air ihiung engan penerapan konsep neraca massa subsra yang erapa alam sisem yang iperlihakan oleh persamaan (6) hingga (8). [ FA] = [ FA] 0 [ 1 - MAG] [ 2 - MAG] 2 [ 1,2 - DAG] 2 [ 1,3 - DAG] 3 [ TAG] (6) Dari persamaan-persamaan yang elah iperoleh, erapa enam parameer konsana reaksi yang iak ikeahui nilainya. Sebuah se aa igunakan unuk melakukan valiasi unuk menenukan keenam parameer konsana reaksi ersebu. Daa yang igunakan unuk valiasi berasal ari eserifikasi asam lemak bebas yang ilakukan Menenukan konsana baru iak ya Sar Menenukan esimasi nilai konsana-konsana reaksi = 0 Se konsenrasi awal komponen i, C i,0 = + Δ Kalkulasi C i engan penyelesaian persamaan iferensial menggunakan meoe runge kua maks Menghiung kuara kesalahan relaif anara aa eksperimen an aa perhiungan Konvergen? Selesai Gambar 2. Diagram Alir Valiasi Moel

3 30 MAKARA, SAINS, VOL. 15, NO. 1, APRIL 2011: oleh Waanabe engan konisi sebagai beriku [7]: 1) Asam olea igunakan sebagai sumber asam lemak, 2) Konsenrasi awal asam lemak aalah 2,59 M, 3) Konsenrasi awal gliserol 1,29 M, 4) Temperaur reaksi 50 C, 5) Enzim yang igunakan aalah Lypozime RM IM (Rhizomucor miehei 1,3-regioselekif lipase yang iimobilisasi paa resin penukar ion), 6) Konsenrasi resin enzim erimobilisasi 5% (basis kering), 7) Penghilangan air ilakukan engan konisi vakum paa 3 mmhg (0,4 kpa). Valiasi ilakukan melalui pencocokan kurva konsenrasi hasil perhiungan menggunakan moel yang iajukan engan hasil eksperimen.[7] Daa yang igunakan merupakan aa konsenrasi unuk FA, 1-MAG, 2-MAG, 1,2-DAG, 1,3-DAG, an TAG. Penyelesaian persamaan iferensial ilakukan secara numerik menggunakan meoe Runge-Kua ore 4 engan incremen waku paa perhiungan sebesar 0,1 jam. Gambar 2 memperlihakan alur valiasi unuk menenukan nilai esimasi konsana kineika. 3. Hasil an Pembahasan Dari valiasi yang ilakukan, iperoleh nilai esimasi konsana reaksi moel yang iajukan (k 1 k 6 ) seperi iunjukkan paa Tabel 1 engan kesalahan sebesar 1,257%. Paa moel ini, konsana reaksi unuk reaksi pembenukan 1-MAG jauh lebih besar ari konsana reaksi unuk pembenukan 2-MAG ari reakan yang sama. Hal ini berkaian engan konisi operasi yang igunakan paa eksperimen sebenarnya, imana igunakan biokaalis yang selekif erhaap ikaan sn-1,3 sehingga akan mengakomoir asam lemak bebas unuk berikaan paa ikaan sn-1 paa ranai gliserol [7]. Karena reaksi pembenukan 1-MAG ikaalisasi oleh enzim seangkan reaksi pembenukan 2-MAG iak ikaalisasi oleh enzim, akibanya konsana reaksi yang iperoleh engan perhiungan menggunakan moel unuk pembenukan 1-MAG menjai jauh lebih besar ari konsana reaksi pembenukan 2-MAG. Dengan membaningkan aa yang iperoleh engan hasil peneliian sebelumnya, konsana kineika unuk sinesis 1,3-DAG ari 1-MAG alam moel ini bernilai Tabel 1. Nilai Esimasi Konsana Kineika ari Moel Yang Diusulkan (alam L mol-1 s-1). Konsana Kineika Nilai Esimasi k 1 2,01 x k 2 1,17 x k 3 2,85 x k 4 2,63 x k 5 3,48 x k 6 2,36 x ,85 x 10-4, hampir sama enga nilai yang iperoleh ari lieraur yaiu 2,91 x 10-4, i mana erapa perbeaan mekanisme reaksi engan moel yang iajukan [7]. Moel lieraur hasil peneliian sebelumnya mengikui mekanisme paa Gambar 3. Perbeaan anara moel yang iusulkan engan moel lieraur erliha paa mekanisme reaksi, i mana mekanisme reaksi yang erapa paa lieraur merupakan reaksi eserifikasi reversible [7]. Hal ini iasari oleh perbeaan asumsi erhaap konisi iak erjainya keseimbangan alam sisem. Moel lieraur mengasumsikan iak erjainya keseimbangan reaksi sebagai akiba ari aanya pembuangan air secara simulan ari sisem, sehingga moel ersebu juga menghiung laju pembuangan air seperi yang apa iliha paa Gambar 3 [7-8]. Seangkan paa moel yang iajukan laju pembuangan air iak iperhiungkan. Asumsi ini iasari paa perimbangan bahwa air yang ibuang ari sisem secara koninyu menyebabkan iak aanya reaksi balik yang mengarahkan paa erjainya hirolisis minyak yang erbenuk, aau engan kaa lain, reaksi yang erjai merupakan reaksi irreversible. Paa Gambar 4 iperlihakan hasil pencocokan perhiungan menggunakan moel engan aa eksperimen [7]. Paa gambar ersebu, erliha bahwa prouk yang memiliki laju reaksi yang eramai hanya 1- MAG an 1,3-DAG. Hal ini sesuai jika mengacu paa konsana kineika reaksi yang iperlihakan Tabel 1, karena konsana kineika yang iperoleh ari moel unuk pembenukan 1-MAG jauh lebih besar ari 2- MAG, maka laju sinesis 1-MAG jauh lebih inggi ibaningkan laju sinesis 2-MAG. Meskipun konsana unuk pembenukan 1,2-DAG an 1,3-DAG memiliki nilai yang sebaning, namun karena jumlah 2-MAG alam sisem sanga seiki, maka laju reaksi pembenukan 1,2-DAG menjai sanga kecil ibaningkan laju reaksi pembenukan 1,3-DAG. TAG, sebagai prouk akhir eserifikasi oal juga memiliki laju reaksi pembenukan yang iak signifikan. Aa ua alasan yang menyebabkan hal ini: 1) Pembenukan TAG melalui 1,2-DAG meski memiliki konsana kineika yang besar ibaasi oleh jumlah reakan (1,2-DAG) yang sanga seiki, 2) Pembenukan TAG melalui jalur 1,3-DAG iak ikaalisis oleh enzim sehingga konsana reaksinya menjai kecil, akibanya meski jumlah 1,3-DAG alam sisem sanga banyak, reaksi pembenukan TAG melalui konsumsi 1,3-DAG menjai iak signifikan. Unuk mengeahui kesensiivan parameer kineika yang elah iperoleh ari moel ini, ilakukan analisis sensiivias parameer kineika engan cara mengubah

4 MAKARA, SAINS, VOL. 15, NO. 1, APRIL 2011: nilai salah sau konsana kineika menjai seengah aau ua kali lipanya anpa mengubah nilai konsana lainnya. Dari perubahan nilai parameer kineika ersebu iamai eviasi yang erjai unuk menenukan apakah parameer ersebu memiliki sensiivias yang baik aau iak. Parameer ikaakan memiliki sensiivias yang baik jika perubahan nilainya menghasilkan error yang signifikan (cukup besar). Tabel 2 memperlihakan hasil analisis sensiivias konsana kineika unuk moel yang iajukan. Dapa iliha paa Tabel 2 bahwa parameer ari moel ini yang memiliki sensiivias yang cukup baik aalah k 1, k 3, an k 6. k 1 an k 3 merupakan konsana kineika yang mengakomoir reaksi uama, yaiu reaksi sinesis 1-MAG an 1,3-DAG yang merupakan prouk uama alam reaksi yang ikaalisis oleh enzim 1,3-regioselekif lipase. Konsana reaksi ini memiliki sensiivias yang baik karenaa perubahan yang erjai paanya akan mempengaruhi sebagian besar isribusi konsenrasi subsra yang erapa i alam sisem, seangkan k 6 merupakan konsana unuk reaksi uama pembenukan TAG merupakan konsana penenu pembenukan prouk samping sebagai hasil reaksi lanjuan yang iak memerlukan kaalisasi oleh enzim. Keiga konsana lainnya iak memiliki sensiivias yang baik isebabkan konsana-konsana ersebu merupakan konsana unuk reaksi yang sanga lamba, sehingga perubahan nilainya iak menghasilkan perubahan laju reaksi yang signifikan. Akibanya, eviasi konsenrasi susbra yang erjai juga iak signifikan. Sebuah simulasi ilakukan unuk mengeahui efek konisi reaksi erhaap konsenrasi DAG. Paa sui ini, variasi yang apa ilakukan hanya variasi rasio awal konsenrasi asam lemak : gliserol. Tabel 2. Hasil Analisis Sensiivias Konsanaa Kineika Konsana Konsenrasi Subra (M) k 1 k 2 k 3 k 4 k 5 k 6 Nilai 1,01 x ,01 x ,03 x ,83 x ,17 x ,33 x ,42 x ,85 x ,69 x ,32 x ,63 x ,26 x ,74 x ,48 x ,96 x ,18 x ,36 x ,72 x SSE 2,15 1,92 1,28 1,86 1,50 1,25 1,28 1,40 1,49 Waku Reaksi (jam) Deviasi 71,16% 52,50% 1,84% 1,13% 32,57% 19,75% 0,78% 0,95% 0,52% 1,61% 11,12% 18,35% Gambar 4. Kurva Pencocokann (Fiing) Hasil Perhiungan engan Daa Eksperimen unuk Komponen 1- MAG ( ), 1,3-DAG ( ), an FA ( ), Garis Yang Bersesuaian Merupakan Konsenrasi Subsra Hasil Perhiungan. Konsenrasi 2- MAG, 1,2-DAG, an TAG iak Diserakan Dalam Grafik Karena Terlalu Kecil (Jangkauan Konsenrasi Beruru-Turu M; 0 0, 114 M; sera 0 0,164 M) Gambar 5 menunjukkan hasil simulasi menggunakan moel. Paa gambar erliha konsenrasi 1,3-DAG meningka hingga mencapai konisi erenu kemuian bergerak menjai sasioner. Gambar 3. Mekanisme Reaksi Sinesiss 1,3-Diasilgliserol Peneliian Sebelumnya [7] Paa awal reaksi, 1,3-DAG engan cepa erbenuk karena banyak 1-MAG yang ihasilkan ari reaksi asam

5 32 MAKARA, SAINS, VOL. 15, NO. 1, APRIL 2011: Konsenrasi DAG (M) Gambar 5. Simulasi Efek Rasio Awal Asam Lemak an Gliserol Terhaap Konsenrasi DAG paa Perbaningan 1 : 1 ( ), 2 : 1 ( ), 3 : 1 ( ), an 3 : 2 (Δ) lemak engan gliserol. Reaksi ini berlangsung engan cepa ianai engan kenaikan konsenrasi DAG yang inggi, ikarenakan enzim memiliki akivias yang inggi. Konisi sasioner mungkin erjai akiba salah sau reakan elah habis bereaksi. Meskipun paa asarnya reaksi eserifikasi merupakan reaksi yang bersifa reversible, namun asumsi reaksi berlangsung ak reversible apa ierima engan alasan paa eksperimen yang ilakukan igunakan sisem unuk mengeluarkan air yang erbenuk secara simulan, sehingga keseimbangan iak ercapai an reaksi kebalikan iak erjai. Oleh karena iu, apa isimpulkan bahwa konisi sasioner erjai akiba habisnya salah sau aau keua reakan. Paa rasio asam lemak an gliserol 2 : 1, konisi sasioner iak erliha. Hal ini mungkin isebabkan karena rasio konsenrasi awal reakan sesuai engan rasio soikiomeris anara keua reakan unuk menghasilkan DAG, yaiu 2 mol asam lemak unuk 1 mol gliserol. Dengan emikian, meski konsenrasi DAG yang ihasilkan bukan yang eringgi, namun rasio ini merupakan rasio yang paling efisien. 4. Simpulan Moel maemaika unuk sinesis DAG melalui mekansime eserifikasi yang iseerhanakan elah ikembangkan engan baik. Parameer yang ihasilkan memiliki sensiivias yang cukup baik. Moel ini apa menggambarkan perilaku reaksi sebagai pengaruh ari rasio awal reakan engan baik. Dafar Acuan Waku reaksi (jam) [1] B.D. Flickinger, N. Masuo, Lipis 38 (2003) 129. [2] H. Kono, T. Hase, T. Murase, I. Tokimisu, Lipis 38 (2001) 25. [3] T. Yamane, S.T. Kang, K Kawahara, Y. Koizumi. J. Am. Oil Chem. Soc. 71 (1994) 339. [4] J.F. Plou, M. Baraniarn, V.M. Calvo, A. Balleseros, E. Paser, Enzyme Microb Technol 18 (1996) 66. [5] M. Berger, K. Laumen, M. Schneier, J Am Oil Chem Soc 69 (1992) 955. [6] R. Rosu, M. Yasui, Y. Iwasaki, T. Yamane, J. Am. Oil Chem. Soc 76 (1999) 839. [7] T. Waanabe, M. Shimizu, M. Sugiura, M. Sao, J. Kohori, N. Yamaa, K. Nakanishi, J. Am. Oil Chem. Soc. 80 (2003) [8] T. Waanabe, M. Sugiura, M. Sao, N. Yamaa, K. Nakanishi, Process Biochemisry 40 (2004) 637. [9] H. Hermansyah, A. Wijanarko, Dianursani, M. Gozan, P.P.D.K. Wulan, R. Arbiani, R.W. Soemanojo, T.S. Uami, Yuliusman, M. Kubo, N. Shibasaki-Kiakawa, T. Yonemoo, Jurnal Makara Seri Teknologi 11 (2007) 30. [10] H. Hermansyah, A. Wijanarko, M. Kubo, N. Shibasaki-Kiakawa, T. Yonemoo, Bioprocess an Biosysem Engineering, 33/7 (2010) 787. [11] H. Hermansyah, M. Kubo, N. Shibasaki-Kiakawa, T. Yonemoo, Biochemical Engineering Journal 31 (2006) 125. [12] H. Hermansyah, A. Wijanarko, M. Gozan, R. Arbiani, T.S. Uami, M. Kubo, N. Shibasaki- Kiakawa, T. Yonemoo, Jurnal Teknologi XXI (2007) 151. [13] H. Hermansyah, M. Gozan, A. Wijanarko, P.P.D.K. Wulan, M. Kubo, N. Shibasaki-Kiakawa, T. Yonemoo, Proceeing The 2n Biannual Meeing on Bioprocess Engineering, Yogyakara, Inonesia, 2006, p [14] H. Hermansyah, A.P. Fajar, Prosiing Seminar Nasional Teknik Kimia USU 2009, Mean, Inonesia, [15] H. Hermansyah, S. Karoharjono, R. Arbiani, A. Wijanarko, A. Buiman, D. Novia, M. Firaus, Prosiing Seminar Teknik Kimia Unpar 2010, Banung, Inonesia, [16] K.C. Maki, M.H. Davison, R. Tsushimas, N. Masuo, I. Tokimisu, D.M. Umporowicz, M.R. Dicklin, G.S. Foser, K.A. Ingram, B.D. Anerson, S.D. Fros, M. Bell, Am. J. Clin. Nur. 76 (2002) [17] Y. Nakajima, J. Fukasawa, A. Shimaa, Physicochemical Properies of Diacylglyerol, AOCS Press, U.S.A., 2004, p [18] H. Taguchi, H. Waanabe, K. Onizawa, J. Am. Coll Nur. 79 (2000) 789. [19] Y. Ohno, J. Oleo Sci. Jpn. 51 (2002) 275. [20] Y. Ohno, J. Cookery Sci. Jpn. 36 (2002) 397.

BAB 2 CONTOH - CONTOH MODEL

BAB 2 CONTOH - CONTOH MODEL BAB COTOH - COTOH MODEL. Penahuluan Dalam bab ini kia akan mempelajari sejumlah conoh-conoh seerhana moel yang ibangun ari area yang berbea. Tujuan uamanya aalah unuk mengilusrasikan cara berpikir keika

Lebih terperinci

SIMULASI REAKSI ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DAN GLISEROL UNTUK MENGHASILKAN MINYAK DIASILGLISEROL

SIMULASI REAKSI ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DAN GLISEROL UNTUK MENGHASILKAN MINYAK DIASILGLISEROL Reaktor, Vol. 13 No., Desember 010, Hal. 95-10 SIMULASI REAKSI ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DAN GLISEROL UNTUK MENGHASILKAN MINYAK DIASILGLISEROL Heri Hermansyah *), Tania Surya Utami, Rita Arbianti dan

Lebih terperinci

Bab 3. Migrasi Data Seismik. Migrasi dilakukan untuk memindahkan posisi reflektor yang terlihat pada

Bab 3. Migrasi Data Seismik. Migrasi dilakukan untuk memindahkan posisi reflektor yang terlihat pada Bab 3 Migrasi Daa Seismik Migrasi ilakukan unuk meminahkan posisi reflekor yang erliha paa rekaman aa seismik menjai posisi yang sebenarnya sesuai engan posisi i bawah permukaan. Unuk srukur geologi yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Solusi Eksak Persamaan Boltzman dengan Nilai Awal Bobylev Misalkan dipilih nilai awal Bobylev berikut:

PEMBAHASAN. Solusi Eksak Persamaan Boltzman dengan Nilai Awal Bobylev Misalkan dipilih nilai awal Bobylev berikut: PEMBAHASAN Paa karya ilmiah ini persamaan Bolzmann yang akan icari solusinya aalah persamaan Bolzmann spasial homogen yaiu persamaan Bolzmann engan x bernilai nol iuliskan: S cos [ ] e. g θ 4 uas kiri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Pertemuan 10 MENDIFERENSIALKAN FUNGSI TERSUSUN

Pertemuan 10 MENDIFERENSIALKAN FUNGSI TERSUSUN Peremuan 0 MENDIFERENSIALKAN FUNGSI TERSUSUN Jika Y z F (z) f() Y F[f()] (Fungsi Tersusun) p p q q r r Auran Ranai Meneferensialkan : Benuk Y [f()] g() V Aau Y imana V f() g() Y V Y V V ln V + Penerivaifan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI WAKTU PRODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INPUT-OUTPUT SISTEM LINEAR MAKS-PLUS WAKTU INVARIAN

OPTIMALISASI WAKTU PRODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INPUT-OUTPUT SISTEM LINEAR MAKS-PLUS WAKTU INVARIAN Bulein Ilmiah Ma. Sa. an Terapannya (Bimaser) Volume 04, No. 1 (2015), hal 63 68. OTIMALISASI WAKTU RODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INUT-OUTUT SISTEM LINEAR MAKS-LUS WAKTU INVARIAN Wina Firi Winari,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

Rosy M., Rahardjo S., Susiswo Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang

Rosy M., Rahardjo S., Susiswo Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) KOTA MALANG BULAN JANUARI SAMPAI BULAN JUNI TAHUN 013 MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) Rosy M., Raharjo S., Susiswo Jurusan Maemaika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA. Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA. Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 KINETIK KIMI LJU DN MEKNISME DLM REKSI KIMI Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 03 Pendahuluan Perubahan kimia secara sederhana diulis dalam persamaan reaksi dengan koefisien seimbang Namun persamaan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

Analisis Model Kinematik Peluru Kendali Pada Penembakan Target Menggunakan Metode Kendali Optimal

Analisis Model Kinematik Peluru Kendali Pada Penembakan Target Menggunakan Metode Kendali Optimal JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., -6 Analisis Moel Kinemaik Peluru Kenali Paa Penembakan Targe Menggunakan Meoe Kenali Opimal Resu Tri Asui, Subchan [], an Kamiran [] Maemaika, Fakulas Maemaika an Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. E-Journal SPEKTRUM Vol. 2, No. 4 Desember , 2,

1. PENDAHULUAN. E-Journal SPEKTRUM Vol. 2, No. 4 Desember , 2, ANALISA SETTING RELAY PENGAMAN GENERATOR PLTG DI PT INDONESIA POWER UBP BALI UNIT PESANGGARAN I.G.N. Ruy, I. W. Rinas, I. M. Suarika,, JurusanTeknikElekro, FakulasTeknik,UniversiasUayana Email: swee.black9@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan Jurnal Teknik Indusri, Vol. 19, No. 1, Juni 17, 1- ISSN 111-5 prin / ISSN 7-739 online DOI: 1.97/ji.19.1.1- Konrol Opimal pada Model Economic Order Quaniy Inisiaif Tim Penjualan Abdul Laif Al Fauzi 1*,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI KENDALI PADA MASALAH INVENTORI

PENERAPAN TEORI KENDALI PADA MASALAH INVENTORI Jurnal Maemaika Murni an erapan Vol.6 No. Desember 01 : 38 46 PENERAPAN EORI KENDALI PADA MASALAH INVENORI Pari Affani, Faisal, Yuni Yulia Program Sui Maemaika Universias Lambung Mangkura Jl. Jen. A. Yani

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 Analisis Gerak Osilaor Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Meode Elemen Hingga Dewi Sarika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universias Hasanuddin, Makassar

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

SYARAT PERLU EXTREMAL FUNGSIONAL DENGAN WAKTU AKHIR BEBAS TITIK AKHIR TETAP 1. Oleh: Muhammad Fauzan

SYARAT PERLU EXTREMAL FUNGSIONAL DENGAN WAKTU AKHIR BEBAS TITIK AKHIR TETAP 1. Oleh: Muhammad Fauzan Ke Makalah M-8 SYARAT PERLU EXTREMAL FUNGSIONAL DENGAN WAKTU AKHIR BEBAS TITIK AKHIR TETAP 1 Oleh: Muhamma Fauzan Absrak Dalam ulisan ini akan iunakan Terema Funamenal alculus Variains an Lemma Funamenal

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

SAMBUNGAN PASAK ( KEYS )

SAMBUNGAN PASAK ( KEYS ) SAMBUNGAN PASAK ( KEYS ) Pasak igunakan unuk menyambung ua bagian baang (poros) aau memasang roa, roa gigi, roa ranai an lain-lain paa poros sehingga erjamin iak berpuar paa poros. Pemilihan jenis pasak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORITIS

BAB 2 URAIAN TEORITIS BAB URAIAN EORIIS Paa bab ini akan ibaas enang masala opimisasi berpembaas persamaan. Sebelum membaas masala opimisasi berpembaas persamaan maka erlebi aulu iberikan pengerian an sia-sia eksrim ari suau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN REAKTOR REAKTOR SEMIBATCH. I Gusti S. Budiaman & Siti Diyar Kholisoh

PERANCANGAN REAKTOR REAKTOR SEMIBATCH. I Gusti S. Budiaman & Siti Diyar Kholisoh PERNCNGN REKTOR REKTOR SEMITCH I Gusi S. udiaman & Sii Diyar Kholisoh JURUSN TEKNIK KIMI FTI UPN ETERN YOGYKRT SEMESTER GSL THUN KDEMIK 28/29 November 28 Tipe Reakor Semibach Reakor semibach ipe 1 Digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan)

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galaia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Saionary Disribuion of Swiss Bonus-Malus

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING Bab ini memperkenalkan model berlaku unuk daa ime series dengan musiman, ren, aau keduana komponen musiman dan ren dan daa sasioner. Meode peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENGUKURAN OPTIMASI KINERJA KANAL REVERSE JARINGAN WIRELESS DS-CDMA

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENGUKURAN OPTIMASI KINERJA KANAL REVERSE JARINGAN WIRELESS DS-CDMA SAINTEKBU Jurnal Sains an Teknologi APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENGUKURAN OPTIMASI KINERJA KANAL REVERSE JARINGAN WIRELESS DS-CDMA THE GENETIC ALGORITHM APPLICATION FOR MEASURING THE REVERSE CHANNEL

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

KONTRIBUSI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MADRASAH TSANAWIYAH

KONTRIBUSI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MADRASAH TSANAWIYAH EuMa Vol. 6 No. 1 Juli 217 ISSN 286 918 8 KONTRIBUSI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MADRASAH TSANAWIYAH Rifqi Hiaya 1), Saerah 2) 1) Universias

Lebih terperinci

Pengembangan Formula SCF untuk Analisa Kelelahan Joint (Sambungan) T pada Struktur Bangunan Lepas Pantai

Pengembangan Formula SCF untuk Analisa Kelelahan Joint (Sambungan) T pada Struktur Bangunan Lepas Pantai awekal, Vol. 13 No. kk. 1 Januari 6 urnal EKNIK SIPIL Pengembangan Formula unuk Analisa Kelelahan Join (Sambungan) paa Srukur Bangunan Lepas Panai Ricky L awekal 1) Firiany ) M. aufan ukuboya 3) Absrak

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PERMINTAAN BARANG PADA CV. KONVEKSI JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Kuncono 1) 1) S1/ Jurusan Sisem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informaika &

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci