KONTRIBUSI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MADRASAH TSANAWIYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONTRIBUSI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MADRASAH TSANAWIYAH"

Transkripsi

1 EuMa Vol. 6 No. 1 Juli 217 ISSN KONTRIBUSI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MADRASAH TSANAWIYAH Rifqi Hiaya 1), Saerah 2) 1) Universias Muhammaiyah Cirebon, Jl. Tuparev No.7, Cirebon; rifqi.mah@gmail.com 2) Universias Muhammaiyah Cirebon, Jl. Tuparev No.7, Cirebon; Absrac Peneliian ini mengkaji akan kemampuan berpikir kriis maemais siswa MTs seelah ierapkannya moel pembelajaran projec base learning paa pembelajaran maemaika. Peneliian ini iasari oleh renahnya kemampuan berpikir kriis maemais siswa MTs an kurangnya keakifan siswa MTs alam pembelajaran maemaika. Tujuan peneliian ini aalah unuk mengeahui perbeaan sera peningkaan kemampuan berpikir kriis menggunakan moel Projec Base Learning engan pembelajaran secara konvensional. Peneliian ini merupakan peneliian Quasi Experimenal Dign engan benuk Nonequivalen Conrol Group Dign. Populasi alam peneliian ini aalah seluruh siswa kelas VII MTs NU Pura 1 Bune Panren ahun pelajaran 214/215. Sampel peneliian iambil engan eknik purposive sampling yaiu sebanyak 2 siswa paa kelas VII C engan penerapan moel pembelajaran Projec Base Learning an sebanyak siswa paa kelas VII A engan pembelajaran secara konvensional. Insrumen yang igunakan alam peneliian ini aalah kemampuan berpikir kriis maemais. Analisis aa ilakukan secara kuaniaif an kualiaif. Analisis kuaniaif ilakukan engan menggunakan Inepenen Sample -T. Hasil peneliian menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan berpikir kriis menggunakan moel pembelajaran Projec Base Learning lebih baik aripaa kemampuan berpikir kriis secara konvensional; (2) Peningkaan kemampuan berpikir kriis menggunakan penerapan moel pembelajaran Projec Base Learning lebih baik aripaa peningkaan kemampuan berpikir kriis secara konvensional. Keywors : Projec Base Learning, Kemampuan Berpikir Kriis. PENDAHULUAN Tujuan peniikan paa asarnya menganarkan para siswa paa perubahanperubahan ingkah laku, baik inelekual, moral maupun sosial agar apa hiup maniri sebagai iniviu an mahluk sosial, ari pernyaaan ersebu menyirakan ari peningnya pembelajaran yang melibakan pera iik unuk uru sera secara akif alam pros belajar mengajar. Pros belajar mengajar merupakan ineraksi anar guru an pera iik secara erencana, erarah, erprogram. Secara seerhana, pros belajar mengajar harus melahirkan perubahan yang berari paa pera iik. Perubahan ini apa berupa kemampuan kogniif, psikomoor, aaupun afekif. Upaya mencapai ujuan ersebu, seorang guru berusaha meningkakan profinya sebagai enaga peniik, moivaor, ransformaor, meiaor, fasilisaor an sebagainya (Tafsir kk, 28: 15). Kurikulum 21 ini membawa beberapa implikasi, salah saunya alam hal penggunaan penekaan an moel pembelajaran yaiu...penekaan Sainific, Discovery Learning, Projec Base Learning, Problem Base Learning, Inquiry Learning an High Orer Thinking Skills, alam pembelajaran. Penggunaan meoe-meoe ersebu memberikan kempaan kepaa siswa unuk kriis, kreaif an akif alam pros pembelajaran. Teapi, belum erbiasanya siswa engan meoe ersebu mengakibakan Pros pembelajaran siswa akif memerlukan waku yang lebih panjang

2 9 EuMa Vol. 6 No. 1 Juli 217 ISSN ari pros pembelajaran penyampaian informasi karena pera iik perlu laihan unuk melakukan pengamaan, menanya, asosiasi, menyaji an komunikasi (Kemikbu, 21: 4). Maa pelajaran maemaika merupakan salah sau maa pelajaran yang apa igunakan unuk membangun cara berpikir siswa. Maemaika merupakan salah sau biang sui yang menuuki peranan pening alam peniikan, pelajaran maemaika i sekolah iak sekear menekankan paa pemberian rumus-rumus melainkan juga mengajarkan siswa unuk apa menyelaikan berbagai masalah maemais yang berkaian engan kehiupan sehari-hari. Selain iu pelajaran maemaika i sekolah iharapkan mampu membua siswa memanang maemaika sebagai suau yang apa ipahami merasakan maemaika sebagai suau yang berguna, an meyakini usaha yang ekun an ule alam mempelajari maemaika akan membuahkan hasil. Keakifan pera iik alam pros pembelajaran merupakan salah sau inikaor keberhasilan pembelajaran. Salah sau bagian pening yang menukung keberhasilan pros pembelajaran aalah penggunaan moel an meia pembelajaran yang epa suai engan ujuan an maeri pembelajaran. Penggunaan moel an meia pembelajaran alam pros belajar mengajar i samping memiliki aya arik bagi pera iik juga akan meningkakan kualias pembelajaran, baik kualias pros maupun kualias hasil. Hal ersebu sejalan engan pernyaaan Melvin (Tafsir, 28: 17), yaiu: yang saya engar saya lupa; yang saya engar an liha, saya seiki inga; yang saya engar, liha an peranyakan engan orang lain saya mulai paham; yang saya engar, liha, bahas an erapkan, saya menapakan pengeahuan an keerampilan; yang saya ajarkan kepaa orang lain saya kuasai. Pernyaaan ersebu menyirakan ari peningnya pembelajaran yang melibakan pera iik unuk uru sera secara akif alam pros belajar mengajar. Berbea halnya engan pembelajaran alam kurikulum 21, pembelajaran yang berlangsung i sekolah selama ini yang lebih banyak berpusa paa guru, kurang memberikan kempaan siswa unuk lebih akif alam pros pembelajaran an siswa lebih banyak pasif menerima informasi yang iberikan. Paa laporan Trens in Inernaional Mahemaics an Science Suy TIMSS (27), siswa Inonia beraa paa posisi 6 ari 49 negara yang isurvei. Prasi Inonia jauh ibawah negara-negara Asia lainnya, engan raa-raa skor inernasional 5 an sanar eviasi 1, nilai maemaika Inonia beraa paa skor 97, engan emikian nilai maemaika Inonia beraa signifikan ibawah nilai raa-raa inernasional. Berpikir kriis merupakan salah sau pros berpikir ingka inggi yang apa igunakan alam pembenukan sisem konsepual siswa. Menuru Ennis (Hiaya, 212: 17) menyaakan bahwa komponen kemampuan berpikir kriis ikenal engan isilah keerampilan berpikir kriis an berpikir kriis aalah cara berpikir reflekif yang masuk akal aau berasarkan nalar yang ifokuskan unuk menenukan apa yang harus iyakini an ilakukan. Renahnya kemampuan berpikir kriis juga iinikasikan apa berimplikasi paa renahnya prasi siswa. Berasarkan pengamaan yang elah ilakukan penelii i MTs Pura 1 Bune Panren Kabupaen Cirebon keaaan yang hampir sama iemukan, yaiu siswa merasa kulian alam menyelaikan soal-soal maemaika yang iberikan, khususnya soalsoal berkaegori sukar. Hal ini ibukikan engan nilai raa-raa Ujian Nasional yang masih renah, yaiu unuk maa pelajaran maemaika hanya berkisar 6,. Kulian siswa isebabkan berbagai alasan misalnya iak hafal rumus, salah menempakan rumus, soal-soal laihan berbea engan conoh soal an lupa engan maeri yang ipelajari sebelumnya. Inikasi yang muah iliha aalah hasil belajar siswa yang kurang maksimal an masih aa yang menapa nilai ibawah Krieria Keunasan Minimal (KKM), yaiu 75. Beberapa fakor yang berkaian engan renahnya hasil

3 EuMa Vol. 6 No. 1 Juli 217 ISSN belajar siswa, yang paling uama aalah renahnya akivias siswa unuk mengikui pelajaran engan baik an bersungguhsungguh, siswa kurang ilibakan secara akif alam pembelajaran, kurang menariknya guru alam melakukan ugas mengajar, sera kurangnya kemampuan berpikir kriis maemais siswa. seorang yang berpikir kriis maemais akan cenerung memiliki sikap yang posiif erhaap maemaika, sehingga akan berusaha menalar an mencari sraegi penyelaian masalah maemaika. Tanangan bagi guru aalah perlunya memahami enang maeri an sraegi pembelajaran. Peran guru alam pembelajaran berpusa paa siswa berger ari semula sebagai pengajar menjai fasiliaor. Fasilisaor aalah orang yang memberikan kemuahan-kemuahan, menyiapkan sarana-sarana belajar yang iperlukan siswa, seperi: guningan koran, kamus an sumber-sumber belajar lainnya (Kosasih, 214: 4). Faka i aas menunjukkan bahwa kurangnya perhaian erhaap kemampuan berpikir kriis alam maemaika bera implikasinya, engan emikian maka sanga iperlukan perhaian lebih paa kemampuan ini guna pembelajaran maemaika saa ini. Penggunaan moel aau meoe pembelajaran aalah salah sau aspek yang sanga pening alam akivias pembelajaran, karena penggunaan moel pembelajaran yang epa an suai engan maeri pembelajaran memiliki aya arik bagi pera iik. Sebagaimana yang ikemukakan Teguh (29: 79), Bangunlah keerarikan an ajaklah muri-muri ana menapaki perjalanan inelekual alam pros-pros belajar mengajar yang ana pimpin engan semanga yang jelas an penuh kegembiraan engan bersungguhsungguh alam mencapai hasil yang baik ari hal-hal yang ainya belum icoba. Pernyaaan ersebu menjelaskan bahwa pros pembelajaran harus ibua engan muah sekaligus menyenangkan agar siswa iak erekan secara psikologis an iak merasa bosan erhaap suasana i kelas, sera apa yang iajarkan oleh gurunya. Salah sau moel pembelajaran yang apa igunakan unuk meningkakan kemampuan berpikir kriis maemais siswa yaiu moel pembelajaran Projec Base Learning (PjBL). Projec Base Learning yaiu moel pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiaan sebagai ujuannya (Kosasih, 214; 96). Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan paa akivias siswa yang berupa pengumpulan informasi an pemanfaaannya, eapi eap erkai engan Kompeensi Dasar (KD) alam kurikulum (Kosasih, 214: 96). Kulian yang mungkin ihaapi oleh guru alam menerapkan pembelajaran PjBL ini ialah, PjBL memerlukan ambahan sarana mungkin juga biaya, siswa juga belum erbiasanya engan moel pembelajaran yang menekankan kekriisan siswa alam belajar maemaika, mengakibakan aanya kemungkinan siswa menghaapi jalan bunu an kemungkinan lamanya waku yang iperlukan unuk menemukan jawaban aas soal maemaika alam pros pembelajaran Projec Base Learning (Kosasih, 214: 97). Hal iu sebaiknya iak perlu menjai alasan unuk iak erselenggaranya moel pembelajaran ersebu karena aa suau yang lebih berharga yakni siswa apa berpikir rasional an kriis alam menggunakan prinsipprinsip an asar-asar pengerian alam menjawab peranyaan seperi bagaimana an mengapa (Kosasih, 214: 5). Berasarkan laar belakang yang iuraikan i aas, maka rumusan masalah alam peneliian ini aalah sebagai beriku: 1. Apakah kemampuan berpikir kriis menggunakan moel Projec Base Learning lebih baik aripaa siswa yang pembelajarannya secara konvensional? 2. Apakah peningkaan kemampuan berpikir kriis maemais siswa yang pembelajarannya menggunakan moel Projec Base Learning lebih baik aripaa siswa yang pembelajarannya secara konvensional? Unuk menjaga agar peneliian ini fokus paa masalah yang akan ielii, maka penelii membaasi hal-hal beriku: 1. Moel Projec Base Learning alam peneliian ini suai engan penapanya Kosasih (214) yaiu moel pembelajaran

4 11 EuMa Vol. 6 No. 1 Juli 217 ISSN yang menggunakan proyek/kegiaan sebagai ujuannya, sera peneliian ini berbasis ala peraga sebagai prouknya. 2. Inikaor kemampuan berpikir kriis maemais alam peneliian ini yaiu ari 5 inikaor yang ijelaskan Ennis (Hiaya, 212), ianaranya: memberikan penjelasan seerhana, membangun keerampilan asar an mengaur sraegi sera eknik. METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini menggunakan ain peneliian Quasi Experimenal engan benuk Nonequivalen Conrol Group Dign. Populasi alam peneliian ini aalah seluruh siswa kelas VII MTs NU Pura 1 Bune Panren Kabupaen Cirebon ahun pelajaran 214/215. Teknik sampling menggunakan eknik Sampling Purposive, ujuan ilakukan pengambilan sampel engan eknik ini aalah agar peneliian apa ilaksanakan secara efekif an efisien eruama alam hal pengawasan, konisi subyek peneliian, waku peneliian yang ieapkan, konisi empa peneliian sera proseur perijinan.sampel peneliian yaiu 2 siswa kelas VII C sebagai kelas eksperimen yang iberi perlakukan menggunakan moel Projec Base Learning an siswa kelas VII A sebagai kelas konrol yang pembelajarannya secara konvensional. Insrumen yang igunakan unuk mengukur variabel-variabel alam peneliian ini aalah, kemampuan berpikir kreaif maemais. T ini igunakan unuk mengukur kemampuan berpikir kriis maemais siswa MTs alam benuk uraian. HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan berpikir kriis maemais siswa apa ikeahui ari hasil pre- an pos- kelas ekpserimen an konrol. Gambaran hasil pre- an pos- keua kelompok siswa isajikan paa abel 1 beriku. Tabel 1. Gambaran Umum Hasil Pre- an Pos- Kemampuan Berpikir Kriis Da a Pr e- Po s Kelas Eksper imen Konro l Eksper imen Konro l N 2 2 Mi n 6,6 7 6,6 7 65, 4, M ax 25, 25, 95, 8, Me an 15, 21 16, 82, 6, 8 S Devia ion 5,28 4,4 6,58 7,78 Berasarkan abel 1 i aas, ikeahui nilai reraa pre- kelas eksperimen sebar 15,21 an unuk kelas konrol sebar 16,. Arinya kemampuan awal berpikir kriis maemais keua kelas/kelompok siswa relaif sama. Seangkan nilai reraa pos- kemampuan berpikir kriis maemais siswa kelas eksperimen mencapai 82, lebih inggi aripaa nilai reraa pos- siswa kelas konrol, yaiu sebar 6,8. Guna membukikan bahwa nilai pos kemampuan berpikir kriis maemais siswa kelas eksperimen lebih baik aripaa kelas konrol ilakukan uji perbeaan reraa nilai pos- engan menggunakan uji Inepenen Sample T-T karena aa nilai pos- berisribusi normal an homogen. Beriku rangkuman hasil uji perbeaan reraa skor pos- paa araf signifikansi α =,5. Pembahasan hasil peneliian ini berasarkan paa fakor-fakor yang iamai an iemukan alam peneliian. 1. Kemampuan Berpikir Kriis Siswa

5 EuMa Vol. 6 No. 1 Juli 217 ISSN Tabel 2. Daa Hasil Uji Perbeaan Reraa Skor Pos- Kemampuan Berpikir Kriis Pos_e s Skor Equal varianc assume Levene's T for Equali y of Varianc F Sig. - for Equaliy of Means f Sig. (1- aile ) Berasarkan abel 2 i aas, hasil uji perbeaan reraa pos- iperoleh nilai sig.(1-aile) aalah,. Karena sig.(1- aile) =, <,5 maka HO iolak. Arinya hipois ierima yaiu kemampuan berpikir kriis maemais siswa yang pembelajarannya menggunakan moel Projec Base Learning lebih baik aripaa siswa yang pembelajarannya secara konvensional. 2. Peningkaan Kemampuan Berpikir Kriis Peningkaan pemahaman konsep maemais siswa kelas ekpserimen an konrol apa ikeahui ari nilai N-gain. Gambaran umum hasil N-gain keua kelompok siswa isajikan paa abel beriku. Tabel. Gambaran Umum Hasil Peningkaan Kemampuan Berpikir Kriis Da a N- gai n Kelas Eksper imen Konro l N 2 M in, 59, 25 M ax, Me an,7 9,5 S Devia ion,7,95 Berasarkan abel i aas, reraa peningkaan kemampuan berpikir kriis menggunakan moel Projec Base Learning memiliki kaegori inggi engan nilai,79 lebih inggi aripaa siswa yang pembelajarannya secara konvensional berkaegori seang, yaiu,5. Guna membukikan bahwa nilai peningkaan kemampuan berpikir kriis maemais siswa kelas eksperimen lebih baik aripaa kelas konrol ilakukan uji perbeaan reraa nilai N-gain engan menggunakan uji Inepenen Sample T- T, karena aa nilai N-gain berisribusi normal an homogen. Beriku rangkuman hasil uji perbeaan reraa skor N-gain paa araf signifikansi α =,5. Tabel 4. Daa Hasil Uji Perbeaan Reraa N-gain Kemampuan Berpikir Kriis N_Gai n Skor Equal varianc assume Levene's T for Equali y of Varianc F Sig. - for Equaliy of Means f Sig. (1- aile ) Berasarkan abel 4 i aas, uji perbeaan reraa N-gain iperoleh nilai sig.(1-aile) aalah,. Karena iperoleh sig.(1-aile) =, <,5 maka HO iolak. Arinya hipois ierima yaiu peningkaan kemampuan berpikir kriis maemais siswa yang pembelajarannya menggunakan moel Projec Base Learning lebih baik aripaa peningkaan kemampuan berpikir kriis secara konvensional.

6 1 EuMa Vol. 6 No. 1 Juli 217 ISSN KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berasarkan hasil pengolahan aa, analisis, emuan an pembahasan iperoleh kimpulan sebagai beriku: (1) Kemampuan berpikir kriis menggunakan moel Projec Base Learning lebih baik aripaa kemampuan berpikir kriis maemais siswa yang pembelajarannya secara konvensional; (2) Peningkaan kemampuan berpikir kriis maemais siswa yang pembelajarannya menggunakan moel Projec Base Learning lebih baik aripaa peningkaan kemampuan berpikir kriis secara konvensional. Kimpulan yang elah ikemukakan i aas, memberikan rekomenasi sebagai beriku: (1) Penggunaan moel Projec Base Learning alam pembelajaran maemaika masih abu bagi guru an siswa eruama paa guru an siswa i aerah kabupaen, oleh karena iu sanga iperlukan aanya sosialisasi oleh pihak sekolah engan harapan apa meningkakan kemampuan maemais siswa, khususnya alam meningkakan kemampuan berpikir kriis maemais siswa yang enunya akan berimplikasi paa peningkaan prasi siswa alam penguasaan maeri maemaika; (2) Pembelajaran engan menggunakan moel pembelajaran Projec Base Learning membuuhkan sarana an biaya paa saa pelaksanaan kegiaan, maka henaknya guru memperhiungkannya engan maang sehingga iak banyak sarana an biaya yang erbuang. Kemenrian Peniikan an Kebuayaan. 21. Kompeensi Dasar Sekolah Menengah Perama (SMP)/Marasah Tsanawiyah (MTs). [online]. Terseia: hp:// m-21-kompeensi-asarsmp-ver pf. [6 Mare 215]. Kosasih, E Sraegi Belajar an Pembelajaran (Implemenasi Kurikulum 21). Banung: Yrama Wiya. Tafsir, kk. 28. Pengembangan Wawasan Profi Guru (Bahan Ajar Peniikan an Laihan Profi Guru/PLPG). Banung. Fakulas Tarbiyah an Keguruan UIN Sunan Gunung Djai Banung. Teguh, M. 29. Guru Super Inonia. Jakara: Mario Teguh Publishing House. TIMSS. 27. Inernaional Mahemaics Repor: Finings from IEA s Trens in Inernaional Mahemaics an Science Suy a he Fourh an Eighh Gra. [Online].Terseia:hp://imss.bc.eu/i mss27/inl_repors.hml. [29 Agusus 215]. DAFTAR PUSTAKA Hiaya, W Meningkakan Kemampuan Berpikir Kriis an Kreaif Maemaik Siswa Melalui Pembelajaran Kooperaif Think-Talk- Wrie /TTW (Sui Kuasi Eksperimen i kelas XI IPA SMA Negeri 2 Koa Cimahi. Tis paa SPs UPI Banung : Tiak Dierbikan.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newon pada Siswa X SMA Negeri 4 Palu Nursia, Darsikin, dan Syamsu Shiajung@yahoo.co.id Pend. Fisika, FKIP, Universias

Lebih terperinci

Indah Nursuprianah, Darsono

Indah Nursuprianah, Darsono Perbedaan Kemampuan Komunikasi Maemaika Siswa Yang Menggunakan Pendekaan Pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) Dan Pendekaan Konvensional Indah Nursuprianah, Darsono Program Sudi Pendidikan Maemaika,

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11 PERBEDAAN PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KOMPETENSI MEMBUAT POLA CELANA PANJANG (SLACK) DI SMK NEGERI 3 KEDIRI Aufa Rohmaul Laili Mahasiswi Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 CONTOH - CONTOH MODEL

BAB 2 CONTOH - CONTOH MODEL BAB COTOH - COTOH MODEL. Penahuluan Dalam bab ini kia akan mempelajari sejumlah conoh-conoh seerhana moel yang ibangun ari area yang berbea. Tujuan uamanya aalah unuk mengilusrasikan cara berpikir keika

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA Rika Mulyai Musika Sari Program Sudi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sauan Pendidikan : SMA Kelas/Semeser Maa Pelajaran Topik Waku : X / Ganjil : Fisika (Wajib/Mina*) : Gerak Jauh Bebas : 4 45 meni A. Kompeensi Ini KI 1: Menghayai dan mengamalkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI WAKTU PRODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INPUT-OUTPUT SISTEM LINEAR MAKS-PLUS WAKTU INVARIAN

OPTIMALISASI WAKTU PRODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INPUT-OUTPUT SISTEM LINEAR MAKS-PLUS WAKTU INVARIAN Bulein Ilmiah Ma. Sa. an Terapannya (Bimaser) Volume 04, No. 1 (2015), hal 63 68. OTIMALISASI WAKTU RODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INUT-OUTUT SISTEM LINEAR MAKS-LUS WAKTU INVARIAN Wina Firi Winari,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Solusi Eksak Persamaan Boltzman dengan Nilai Awal Bobylev Misalkan dipilih nilai awal Bobylev berikut:

PEMBAHASAN. Solusi Eksak Persamaan Boltzman dengan Nilai Awal Bobylev Misalkan dipilih nilai awal Bobylev berikut: PEMBAHASAN Paa karya ilmiah ini persamaan Bolzmann yang akan icari solusinya aalah persamaan Bolzmann spasial homogen yaiu persamaan Bolzmann engan x bernilai nol iuliskan: S cos [ ] e. g θ 4 uas kiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Bab 3. Migrasi Data Seismik. Migrasi dilakukan untuk memindahkan posisi reflektor yang terlihat pada

Bab 3. Migrasi Data Seismik. Migrasi dilakukan untuk memindahkan posisi reflektor yang terlihat pada Bab 3 Migrasi Daa Seismik Migrasi ilakukan unuk meminahkan posisi reflekor yang erliha paa rekaman aa seismik menjai posisi yang sebenarnya sesuai engan posisi i bawah permukaan. Unuk srukur geologi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan Dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V. Inernaional Journal of

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

Unnes Science Education Journal

Unnes Science Education Journal USEJ 3 (1) (014) Unnes Science Educaion Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU MENGGUNAKAN LKS BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Rosy M., Rahardjo S., Susiswo Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang

Rosy M., Rahardjo S., Susiswo Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) KOTA MALANG BULAN JANUARI SAMPAI BULAN JUNI TAHUN 013 MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) Rosy M., Raharjo S., Susiswo Jurusan Maemaika

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUAT TATITIK 3.. ejarah ingka BP (Badan Pusa aisik) A. Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 920, Kanor aisik perama kali didirikan oleh Direkur peranian, Kerajinan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

SAMBUNGAN PASAK ( KEYS )

SAMBUNGAN PASAK ( KEYS ) SAMBUNGAN PASAK ( KEYS ) Pasak igunakan unuk menyambung ua bagian baang (poros) aau memasang roa, roa gigi, roa ranai an lain-lain paa poros sehingga erjamin iak berpuar paa poros. Pemilihan jenis pasak

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT Agus Purwoko Absrak Peneliian ini berujuan unuk unuk mengkaji dampak yang

Lebih terperinci

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk..

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk.. PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS III SDN MANAHAN SURAKARTA Eviani Damasui dan Sugini *) sugini@fkip.uns.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

5/12/2014. Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Outline Materi

5/12/2014. Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Outline Materi 5/2/24 Maakuliah : Teknik enali Tahun : 24 Versi Learning Oucomes aa akhir peremuan ini, iharapkan mahasiswa akan mampu : menjelaskan konsep pengenalian sisem pengauran engan konroler ID 2 Ouline Maeri

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN BIJAK Volume 14, No. 02, Sepember 2017 Majalah Ilmiah Insiu STIAMI PENGARUH BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BAGIAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

Description Indicators Verification Asssesstment P

Description Indicators Verification Asssesstment P Logical Framework Qualiy Enhancemen Research Iniiaive (QERI) Descripion Indicaors Verificaion Asssessmen P 1a. Meningkakan 2.a Kemampuan mahasiswa hubungan u kualias peneliian sudi inernasional dalam melakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK LURUS

KINEMATIKA GERAK LURUS Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan

Lebih terperinci