UJI PRIMALITAS. Sangadji *

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI PERKONGRUENAN DALAM MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA PEUBAH. Yuni Yulida dan Muhammad Ahsar K

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

BEBERAPA SIFAT TERKAIT SUBMODUL SEMIPRIMA

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai ring embedding dan faktorisasi. tunggal pada ring komutatif tanpa elemen kesatuan.

Dekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya

PADA GRAF PRISMA BERCABANG

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

SEMI RING POLINOM ATAS ALJABAR MAX-PLUS

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

BILANGAN RAMSEY SISI DARI r ( P, )

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR. Misalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformasi linear f L ( V, F )

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

ALJABAR LINIER LANJUT

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

BAB 2 LANDASAN TEORI

KAJIAN DAN ALGORITMA PELABELAN PSEUDO EDGE-MAGIC. memiliki derajat maksimum dan tidak ada titik yang terisolasi. Jika n i adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

DIMENSI PARTISI GRAF GIR

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 PRINSIP INKLUSI EKSKLUSI

BAB III PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

Bab 3. Teori Comonotonic. 3.1 Pengurutan Variabel Acak

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 33-40, April 2001, ISSN : KLASIFIKASI INTERAKSI GELOMBANG PERMUKAAN BERTIPE DUA SOLITON

PELABELAN TOTAL SISI TAK BERATURAN PADA GRAF GABUNGAN BIPARTIT LENGKAP

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER PADA GRAF CORONA-LIKE UNICYCLIC

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN :

Bab III Analisis Rantai Markov

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak

APLIKASI METODE SINGULAR VALUE DECOMPOSITION(SVD) PADA SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS

UKURAN GEJALA PUSAT &

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

GELANGGANG HEREDITER

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

PENGAMANAN PESAN RAHASIA MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI ELGAMAL ATAS GRUP PERGANDAAN Zp*

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sifat-sifat Operasi Perkalian Modular pada Graf Fuzzy

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN

JMP : Volume 5 Nomor 1, Juni 2013, hal SPEKTRUM PADA GRAF REGULER KUAT

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

Sistem Kriptografi Stream Cipher Berbasis Fungsi Chaos Circle Map Dengan Pertukaran Kunci Diffie-Hellman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

TEORI KESALAHAN (GALAT)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

VLE dari Korelasi nilai K

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Transkripsi:

UJI PRIMALITAS Sangadj * ABSTRAK UJI PRIMALITAS. Makalah n membahas dan membuktkan tga teorema untuk testng prmaltas, yatu teorema Lucas, teorema Lucas yang dsempurnakan dan teorema Pocklngton. D sampng tu, makalah n juga membahas satu contoh aplkas untuk dsesuakan oleh tga teorema tersebut, sehngga dapat menunjukkan efsens relatf dar ketga teorema. ABSTRACT PRIMALITY TESTING. Ths paper dscusses and proves three theorems for prmalty testng,.e. Lucas theorem, mproved Lucas theorem, and Pocklngton s theorem. Besdes, ths paper also dscusses one example to be solved by the tree theorems, and thereby showng the relatve effcences of the three theorems. PENDAHULUAN Blangan bulat postf n > dsebut kompost bla terdapat faktorsas n = ab dengan a dan b blangan bulat postf dengan a < n & b < n. Bla tdak demkan blangan n tersebut dsebut prma. Sesua dengan namanya, blangan-blangan prma berperan sangat pentng dan fundamental dalam Teor Blangan. Perlu dketahu bahwa terdapat tak berhngga banyak blangan-blangan prma. Bukt dar pernyataan atau teorema n dapat dperoleh dalam buku-buku teks Teor Blangan. Dalam Teorema Fundamental Artmetk a dnyatakan bahwa setap blangan alam yang lebh besar dar adalah produk dar blangan-blangan prma dengan penyajan atau penulsan yang tunggal, terlepas dar urutan faktor-faktornya. D sn kta tdak membuktkan Teorema Fundamental Artmetka tersebut. Bukt dar teorema n juga dapat dperoleh dalam buku-buku teks Teor Blangan. Uj prmaltas adalah suatu ujan untuk menentukan apakah sebarang blangan alam yang lebh besar dar satu yang dberkan adalah blangan prma atau bukan. Uj prmaltas adalah salah satu masalah yang sangat pentng dalam konsep blangan. * Pusat Pengembangan Teknolog Informas dan Komputas - BATAN

Metode klask yang cukup dkenal adalah Eratosthenes yang dkenal dengan nama Seve of Eratosthenes. Metode tersebut berdasar pada ujan apakah ada blangan bulat mula 2 sampa dengan [ n ] yang merupakan faktor dar n, d mana [ n ] adalah blangan bulat terbesar yang lebh kecl atau sama dengan n. Bla blangan tersebut dapat dtemukan, maka n adalah blangan kompost atau bukan prma. Bla tdak demkan maka blangan tersebut adalah blangan prma. Kelemahan dar metoda tersebut adalah bahwa, meskpun dlakukan oleh komputer yang canggh, metode tersebut tdak prakts dan banyak memerlukan waktu. Bukt dar metode Eratosthenes dapat dperoleh dalam sebagan besar buku-buku teks tentang Teor Blangan. Dalam makalah n dbahas tga teorema untuk uj prmaltas, yatu teorema Lucas, teorema Lucas yang dsempurnakan dan teorema Pocklngton. Sebaga pelengkap dbahas juga satu contoh aplkas dar tga teorema tersebut. UJI PRIMALITAS Sebelum kta membahas dan membuktkan tga teorema d muka, terlebh dulu kta perkenalkan beberapa defns dan termnolog yang dperlukan. Blangan bulat x congruent dengan blangan bulat y modulo n dengan n blangan bulat postf, dtuls x y (mod n), bla x-y pembag dar n, dtuls x y n. Bla blangan-blangan bulat x dan y yang keduanya bukan blangan nol mempunya sfat bahwagcd( x, y) =, maka x dan y dsebut prma relatf. Untuk setap blangan bulat postf n, fungs ϕ(n) menyatakan banyaknya blangan alam yang lebh kecl atau sama dengan n yang prma relatf terhadap n. Fungs ϕ (n) n dsebut fungs ph Euler. Jelas bahwa untuk blangan prma p, maka ϕ ( p) = p. Msalkan n blangan bulat dengan n >. Msalkan juga blangan bulat a dan n keduanya prma relatf. Yang dmaksud dengan order dar a modulo n adalah blangan alam terkecl k sedemkan sehngga a k (mod n). D bawah n berturut-turut dbahas dan dbuktkan tga teorema, yatu teorema Lucas, teorema Lucas yang dsempurnakan dan teorema Pocklngton.

TEOREMA (LUCAS) Bla terdapat blangan bulat a sedemkan sehngga a n (mod n) ( n ) / p a (mod n) adalah blangan prma. dan untuk semua blangan prma p yang membag n, maka n BUKTI Msalkan a punya order k modulo n. Berdasarkan Teorema 8. pada Daftar Pustaka, konds a n (mod n) menghaslkan k n. Sehngga terdapat blangan bulat j sedemkan sehngga n = k j. Bla j > maka j akan mempunya pembag prma q. Jad terdapat blangan bulat h yang memenuh j = qh. Sebaga hasl dperoleh k h h ( a ) = (mod n) ( n ) / q a = yang kontradks dengan hpotess d atas. Jad dperoleh j = karena j adalah blangan bulat postf. Mengngat order dar a tdak melampau ϕ (n), maka n = k ϕ ( n) n yang berakbat ϕ( n) = n. Dar hasl terakhr n dapat dsmpulkan bahwa n adalah blangan prma. TEOREMA 2 (PENYEMPURNAAN DARI TEOREMA ) Bla untuk setap blangan prma p yang membag n terdapat blangan ( n ) / p bulat a sedemkan sehngga a n (mod n) tetap a (mod n), maka n adalah blangan prma. BUKTI k 2 Msalkan bahwa k k n = p r p2 L pr, d mana para p adalah blanganblangan prma yang berlanan. Msalkan juga h adalah order dar a modulo n.

Menggunakan fakta bahwa h n dan h tdak membag ( n ) / p dapat k dperoleh hasl bahwa p h. Sehngga untuk setap dperoleh h ϕ ( n) dan ddapat p k ϕ ( n). Jad n ϕ( n) dengan n blangan prma. TEOREMA 3 (POCKLINGTON) k k2 s Msalkan n = mj, d mana m = p p p k 2 L s, m n dan gcd( m, j) =. Bla untuk setap blangan prma, s terdapat blangan bulat a dengan a n ( n )/ (mod n) dan gcd( a p, n) =, maka n adalah blangan prma. BUKTI Msalkan p sebarang pembag prma dar n. Msalkan juga h adalah order dar a modulo p. Maka dperoleh h p. Mengngat bahwa (mod p) dperoleh ( n / juga h n. Dar hpotess gcd( a, ) ) p n = yang berakbat bahwa a (mod p), menghaslkan fakta bahwa tdaklah benar h ( n ) / p. Jad ( n ) / p p a n k dapat dsmpulkan bahwa p h sehngga dperoleh p k p. Karena n berlaku untuk setap maka m p. Mengngat bahwa setap pembag prma dar n harus lebh besar dar prma. m n maka tmbul suatu kontradks, sehngga n adalah blangan CONTOH PENGGUNAAN D bawah n dberkan contoh penggunaan dar uj prmaltas, berturut-turut sebaga aplkas dar Teorema, Teorema 2 dan Teorema 3 d atas. Contoh Menggunakan uj prmaltas dar Teorema, akan dseldk apakah 997 prma atau kompost.

Solus Dengan mengambl n = 997 dan bass a = 7, maka ddapat 7 996 2 (mod 997). Karena n = 996 = 2 3 83, kta lakukan komputas berkut 7 7 996/ 2 996/ 3 = 7 = 7 (mod 997), 304(mod 997), 996/ 83 2 7 = 7 9(mod 997). Menggunakan Teorema d atas, dapat dsmpulkan bahwa 997 adalah blangan prma. 498 332 Contoh 2 Untuk membandngkan dua uj prmaltas dar dua teorema d atas, akan dseldk juga apakah 997 prma atau kompost menggunakan Teorema 2. Solus Ambl n = 997. Mengngat pembag-pembag prma dar n = 996 adalah 2, 3 dan 83, maka dengan bass-bass 3, 5 dan 7 dperoleh 996/ 83 2 3 = 3 40(mod 997), 3 996/ 2 = 5 (mod 997), 996/ 3 332 7 = 7 304(mod 997). Menggunakan Teorema 2 d atas, juga dapat dsmpulkan bahwa 997 adalah blangan prma. 498 Contoh 3 Menggunakan uj prmaltas dar Teorema 3, akan dseldk juga apakah 997 prma atau kompost. Solus Mengngat n = 996 = 2 83, d mana 83 > 997, maka dperlukan pemlhan bass yang sesua untuk 83, msalkan 2. Mengngat 2 996 (mod 997) dan 996/ 83 gcd(2,997) = gcd(4095,997) =, dengan Teorema 3 d atas dapat dsmpulkan bahwa 997 juga prma.

KESIMPULAN Dar tga uj prmaltas d atas yang dnyatakan oleh Teorema, Teorema 2 dan Teorema 3, maka dapat dsmpulkan bahwa ketganya lebh bak dar metode Seve of Eratosthenes. Uj prmaltas dar Teorema 2 lebh bak dar uj prmaltas dar Teorema, sedangkan uj prmaltas dar Teorema 3 lebh bak dar dua uj prmaltas dar dua teorema sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA. BURTON, DAVID M., Elementary Number Theory, Ffth Edton, McGraw-Hll Hgher Educaton, McGraw-Hll Company, New York (2002) 2. FLATH, DANIEL E., Introducton to Number Theory, John Wley & Sons Inc., New York (989) 3. NIVEN, I., ZUCKERMAN, H., and MONTGOMERY, H., An Introducton to the Theory of Numbers, Ffth Edton, John Wley & Sons Inc., New York (99)