PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR Dajukan sebaga Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sans pada Jurusan Matematka Oleh : IIS ERIANTI 8 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR IIS ERIANTI 8 Tanggal Sdang : Jul Tanggal Wsuda : Jurusan Matematka Fakultas Sans dan Teknolog Unverstas Islam Neger Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. Pekanbaru ABSTRAK Sstem persamaan lnear kompleks adalah sstem persamaan lnear yang berbentuk blangan rl dan majner, yang d smbolkan dengan bentuk +, dmana adalah blangan rl dan adalah blangan majner. Proses penyelesaan sstem persamaan lnear kompleks terlebh dahulu akan dtentukan matrks kompleks yang berukuran dan selanjutnya akan dpsahkan antara blangan real dan kompleks, dan akan menghaslkan matrks yang berukuran. Untuk matrks kompleks yang berukuran 7 7 akan menghaslkan matrks yang berukuran. Kemudan dtentukan solus penyelesaan dar sstem persamaan lnear kompleks. Sstem persamaan lnear kompleks dapat dselesakan dengan menggunakan metode dekomposs QR. Metode dekomposs QR merupakan suatu metode yang mendekomposskan suatu matrks A menjad matrks Q dan R, dengan Q adalah matrks yang vektor kolomnya ortonormal dan R adalah matrks segtga atas. Katakunc: bass ortogonal, bass ortonormal, dekomposs QR, sstem persamaan lnear kompleks. v

3 KATA PENGANTAR Alhamdulllahrabbl alamn, segala puj syukur penuls ucapkan kehadrat Allah SWT karena atas rahmat dan hdayah-nya sehngga penuls dapat menyelesakan Tugas Akhr dengan judul Penyelesaan Sstem Persamaan Lnear Kompleks Menggunakan Metode Dekomposs QR. Penulsan tugas akhr n dmaksudkan untuk memenuh salah satu syarat dalam rangka menyelesakan stud Strata (S) d Unverstas Islam Neger Sultan Syarf Kasm Rau. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Nab Muhammad SAW, mudah-mudahan kta semua selalu mendapat syafa at dan dalam lndungan Allah SWT amn. Dalam penyusunan dan penyelesaan tugas akhr n, penuls tdak terlepas dar bantuan berbaga phak, bak langsung maupun tdak langsung. Untuk tu penuls mengucapkan termakash yang tak terhngga kepada kedua orang tua tercnta ayahanda dan bunda yang tdak pernah lelah dalam mencurahkan kash sayang, perhatan, do a, dan dukungan untuk menyelesakan tugas akhr n. Pada kesempatan n pula, penuls mengucapkan termakash kepada :. Bapak Prof. Dr. H. M. Nazr selaku Rektor Unverstas Islam Neger Sultan Syarf Kasm Rau.. Ibu Dra. Hj. Yenta Morena, M.S selaku Dekan Fakultas Sans dan Teknolog Unverstas Islam Neger Sultan Syarf Kasm Rau.. Ibu Sr Basrat, M.Sc selaku Ketua Jurusan Matematka Fakultas Sans dan Teknolog Unverstas Islam Neger Sultan Syarf Kasm Rau.. Ibu Ftr Aryan, M.Sc selaku pembmbng tugas akhr yang telah banyak membantu, mengarahkan, mendukung, dan membmbng penuls dengan penuh kesabarannya dalam penulsan tugas akhr n.. Ibu Yuslenta Muda, M.Sc selaku penguj I yang telah banyak membantu, memberkan krtkan dan saran serta dukungan dalam penulsan tugas akhr n.

4 . Bapak Wartono, M.Sc selaku penguj II yang telah banyak membantu, mendukung dan memberkan saran dalam penulsan tugas akhr n. 7. Semua dosen-dosen Jurusan Matematka yang telah memberkan dukungan serta saran dalam menyelesakan tugas akhr n. Dalam penyusunan tugas akhr n penuls telah berusaha semaksmal mungkn. Walaupun demkan tdak tertutup kemungknan adanya kesalahan dan kekurangan bak dalam penulsan maupun dalam penyajan mater. Oleh karena tu, penuls mengharapkan krtk dan saran dar berbaga phak dem kesempurnaan tugas akhr n. Pekanbaru, Jul Is Erant

5 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SIMBOL... DAFTAR GAMBAR... Halaman v v v v v v BAB I BAB II PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah... I-. Rumusan Masalah... I-. Batasan Masalah... I-. Tujuan Peneltan... I-. Manfaat Penulsan... I-. Sstematka Penulsan... I- LANDASAN TEORI. Sstem Persamaan Lnear... II-. Sstem Persamaan Lnear Kompleks... II-. Dekomposs QR... II-8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN... BAB IV PEMBAHASAN... III- IV-

6 BAB V PENUTUP. Kesmpulan... V-. Saran... V- DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP

7 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Sstem persamaan lnear merupakan sekumpulan persamaan lnear yang terdr dar koefsen dan varabel. Koefsen pada persamaan lnear ada yang berbentuk blangan real, ada yang berbentuk blangan nterval, ada yang berbentuk blangan fuzzy dan ada juga yang berbentuk blangan kompleks. Kajan dalam tugas akhr n adalah sstem persamaan lnear kompleks. Peneltan masalah sstem persaman lnear telah banyak dlakukan oleh para matematkawan. Banyak metode yang dkembangkan untuk menentukan solus dar sstem persaman lnear. Sstem persamaan lnear pada dasarnya memlk tujuan yang sama yatu mencar solus yang memenuh dar sstem persamaan lnear tersebut. Penyelesaan masalah sstem persaman lnear dapat d lakukan dengan cara Operas Bars Elementer (OBE), Elmnas Gauss, Elmnas Gauss-Jordan, aturan Cramer dan metode dekomposs. Beberapa jens dekomposs matrks lannya adalah sepert; Dekomposs Nla Sngular, Dekomposs Schur, Dekomposs Dolete, Dekomposs Cholesky, Dekomposs LU, Dekomposs QR. Dalam tugas akhr n menggunakan metode dekomposs QR. Metode Dekomposs QR adalah suatu metode yang membag suatu matrks menjad suatu hasl perkalan matrks Q dan R, dengan Q merupakan matrks dengan vektor kolom yang ortonormal dan R merupakan matrks segtga atas yang dapat d balk. Maka A dapat dfaktorkan sebaga A QR. Metode dekomposs QR telah banyak dgunakan oleh penelt-penelt sebelumnya pada skrps Sugeng Wdodo yang berjudul Kajan Dekomposs Matrks pada tahun. Sugeng Wdodo dalam peneltannya memaparkan bahwa terdapat hubungan antara Dekomposs Nla Sngular dan Dekomposs QR yatu nla sngular A pada Dekomposs Nla Sngular adalah nla sngular R pada Dekomposs QR dar A. Tess Purbandn dengan judul Sstem Pengenalan

8 Wajah pada Subruang Orthogonal Dengan Menggunakan Laplacanface Terdekomposs QR, tahun. Peneltan oleh Purbandn memberkan hasl bahwa dengan mengkombnaskan Algortma LPP dan QR akan dhaslkan keakuratan hasl dan baya komputas yang murah dalam pengklasfkasan pengenalan wajah. Penyelesaan sstem persamaan lnear kompleks sudah dbahas sebelumnya pada buku Ncholson, W. Keth Elementery Algebra. Frst Edton. McGraw- Hll, Sngapore.. Selanjutnya Skrps Dew Yulant yang berjudul Penyelesaan Sstem Persamaan Lnear Kompleks menggunakan Metode Dekomposs SVD pada tahun. Berdasarkan uraan tersebut, maka penuls tertark untuk menggunakan dekomposs QR dalam menyelesakan sstem persamaan lnear kompleks. Sehngga pada Tugas Akhr n penuls melakukan peneltan dengan judul Penyelesaan Sstem Persamaan Lnear Kompleks Menggunakan Metode Dekomposs QR.. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah durakan datas, rumusan masalah dalam tugas akhr n adalah, Bagamana menyelesakan sstem persamaan lnear kompleks menggunakan metode dekomposs QR?.. Batasan Masalah Agar tujuan dar peneltan n dapat dcapa dengan bak dan tepat, maka dperlukan adanya pembatasan masalah, dantaranya:. Sstem persaman lnear kompleks yang dtelt adalah sstem persamaan lnear dengan persamaan untuk varabel, dan 7 persamaan untuk 7 varabel.. Koefsen pada sstem persamaan lnear berbentuk + dengan,. I-

9 . Tujuan Peneltan Tujuan peneltan n adalah memperoleh penyelesaan dar sstem persamaan lnear kompleks dengan persamaan untuk varabel dan 7 persamaan untuk 7 varabel dengan menggunakan metode dekomposs QR.. Manfaat Peneltan Manfaat dar penulsan n adalah sebaga berkut:. Untuk memperdalam pemahaman penuls mengena mater tentang sstem persamaan lnear kompleks, dan mengembangkan wawasan dspln lmu yang telah dpelajarr untuk mengkaj suatu permasalahan aljabar lnear khususnya dalam hal menyelesakan system persamaan lnear kompleks dengan menggunakan metode dekomposs QR.. Memberkan nformas kepada pembaca bahwa dekomposs QR dapat juga dgunakan untuk menyelesakan system persamaan lnear kompleks.. Sstematka Penulsan Sstematka penulsan tugas akhr n adalah sebaga berkut: BAB I Pendahuluan Bab n berss latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan peneltan, manfaat penulsan, dan sstematka penulsan. BAB II Landasan Teor Bab n menjelaskan tentang sstem persamaan lnear, blangan kompleks, blangan konjugat kompleks, matrks kompleks, ruang hasl kal dalam, bass orthogonal dan bass ortonormal, Gram Schmt, dan Dekomposs QR BAB III Metodolog Peneltan Bab n berskan langkah-langkah atau prosedur dalam menyelesakan sstem persamaan lnear kompleks dengan menggunakan metode dekomposs QR. I-

10 BAB IV BAB V Pembahasan Bab n berskan penjelasan bagamana metode dekomposs QR dapat dgunakan untuk menyelesakan suatu sstem persamaan lnear kompleks. Kesmpulan dan Saran Bab n berskan kesmpulan dar hasl dan pembahasan yang telah dlakukan pada bab IV dan saran dar penuls. I-

11 BAB II LANDASAN TEORI Bab n berskan penjelasan mengena teor pendukung yang akan dgunakan dalam menyelesakan sstem persamaan lnear kompleks dengan menggunakan metode dekomposs QR.. Sstem Persamaan Lnear Defns. (Schaum s, ): Sstem persamaan lnear adalah sekumpulan persamaan lnear yang terdr dar persamaan lnear,,,, dengan varabel yang tdak dketahu,,,, dapat dsusun dalam bentuk sebaga berkut: (.) dengan adalah koefsen dar varabel yang tdak dketahu pada persamaan, dan blangan adalah konstanta dar persamaan. Sstem persamaan lnear pada persamaan (.) yang terdr dar persamaan lnear dengan varabel ekuvalen dengan persamaan matrks AX B, yatu : (.) dengan [ ] adalah matrks koefsen, [ ] adalah vektor kolom dar varabel-varabel yang tdak dketahu, dan [ ] adalah vektor kolom dar konstanta. Sstem persamaan lnear pada persamaan (.) dsebut sebaga sstem persamaan lnear m n. Sstem n dsebut sstem bujur sangkar jka m n, yatu jka banyaknya persamaan sama banyaknya varabel yang tdak dketahu.

12 Sstem persamaan lnear pada persamaan (.) dsebut sebaga sstem persamaan lnear homogen jka semua koefsen konstantanya adalah nol, yatu jka,,,. Jka tdak maka sstem persamaan lnear tu dsebut sebaga sstem persamaan lnear non homogen. Beberapa bentuk pemecahan atau solus dar sstem persamaan lnear adalah sebaga berkut: ) Memlk satu solus. Dkatakan memlk satu solus apabla gars-gars persamaan berpotongan d satu ttk. In terjad jka gars-gars memlk kemrngan yang berbeda. ) Tdak memlk solus. Dkatakan tdak memlk solus apabla gars-gars persamaan salng sejajar. In terjad jka gars-gars memlk kemrngan yang berbeda. ) Memlk banyak solus. Dkatan memlk banyak solus apabla gars-gars persamaan berhmptan. In terjad jka gars-gars memlk kemrngan yang sama. Selanjutnya, akan dberkan contoh penyelesaan sstem persamaan lnear real sebaga berkut : Contoh. : Selesakan sstem persamaan lnear berkut dengan menggunakan operas bars elementer (OBE) Penyelesaan: 8 + Bars kedua dtambah kal bars pertama II-

13 8 8 Bars ketga dtambah bars pertama 8 + Bars kedua dkal bars kedua + Bars ketga dtambah kal bars pertama 8 Bars ketga dkal bars kedua 8 Bars pertama dkurang kal bars ketga 8 Bars kedua dkurang kal bars ketga 8 8 Jad, solus dar sstem persamaan lnear d atas adalah solus tunggal dengan, 8, dan 8.. Sstem Persamaan Lnear Kompleks Sebelum membahas mengena sstem persamaan lnear kompleks, akan djelaskan terlebh dahulu pengertan blangan kompleks. Blangan kompleks II-

14 adalah blangan yang terdr dar blangan real dan majner. Berkut akan dberkan defns dar blangan kompleks. Defns. (Hasugan, M. ): Blangan kompleks z adalah pasangan terurut dar blangan nyata dan, dtuls sebaga berkut :, +. (.) notas dsebut sebaga satuan majner,, maka, dengan dsebut sebaga bagan nyata (real) dar dan dsebut sebaga bagan majner dar, Re, I (.) Jka suatu blangan kompleks z y, maka konjugat dar adalah, selanjutnya, maka berlaku sfat sebaga +. Defns. (Lpschutz, S. ): Matrks adalah susunan seg empat sku-sku dar blangan-blangan dalam susunan tersebut dnamakan entr dalam matrks. Matrks kompleks yatu matrks dengan entr-entr blangan kompleks. Msalkan adalah matrks kompleks, jka + adalah blangan kompleks, maka adalah konjugatnya. Konjugat dar matrks kompleks, yang dtuls, adalah matrks yang dperoleh dar dengan cara menghtung konjugat dar setap entr. Operas transpose dan operas konjugas bersfat komutatf untuk sebarang matrks A, dan notas dgunakan untuk transpose konjugat, yatu : ( ) Selanjutnya, akan dberkan contoh matrks kompleks sebaga berkut : Contoh. : Carlah transpos konjugat dar matrks + + II-

15 Penyelesaan: a. Mencar konjugat dar matrks b. Mencar transpos konjugat dar matrks ( ). Hubungan antara matrks kompleks dan transpos konjugatnya akan menghaslkan beberapa jens matrks kompleks, salah satu dantaranya adalah matrks Unter. Matrks unter merupakan matrks kompleks yang bars-bars dan kolom-kolomnya membentuk suatu hmpunan ortonormal yang relatf terhadap hasl kal ttk dar vektor-vektor kompleks. Defns. (Anton, H. ): Sebuah matrks kompleks dsebut unter jka: dengan catatan haruslah bujur sangkar dan dapat dbalk. dengan entr-entr blangan (.) Contoh. : Tunjukkan bahwa Penyelesaan : a. Mencar nla adalah matrks unter. + + b. Mengalkan matrks A dengan matrks. + + II-

16 karena, maka. Jad merupakan matrks unter. Dar defns (. ) maka sstem persamaan lnear kompleks merupakan sstem persamaan lnear dengan koefsen atau konstantanya adalah blangan kompleks. Menurut Ncholson () menjelaskan bahwa sstem persaman lnear kompleks dapat juga dselesakan dengan menggunakan Operas Bars Elementer. Contoh. : Selesakan sstem persamaan lnear kompleks berkut dengan menggunakan Operas Bars Elementer (OBE). Penyelesaan: Bars kedua dkurang ( Bars ketga dtambah bars pertama + + Bars kedua dkal bars kedua + Bars pertama dkurang +, +, +, +, + Bars ketga dkurang bars kedua ) bars pertama + + bars kedua ( + ) II-

17 , +, Msalkan, maka ddapat solus banyak dar sstem persamaan lnear d atas dengan, +, dan +. Defns. (Rahgooy, dkk. 9) Suatu sstem persamaan lnear kompleks n n (.) dengan koefsen matrks,, adalah matrks kompleks n n. Pada persamaan (.) dapat dnyatakan dalam bentuk sebaga berkut :,,,, dmana, Sehngga penjabarannya dbentuk sebaga berkut : (.7) Sehngga solus sstem persamaan lnearnya dapat dtuls sebaga berkut : untuk,,,, Selanjutnya dapat dtuls dalam bentuk matrks sebaga berkut : (.8) II-7

18 . Dekomposs QR Dekomposs QR merupakan metode yang membag suatu matrks menjad suatu hasl perkalan matrks Q dan matrks R, dmana Q merupakan matrks ortonormal dan R merupakan matrks segtga atas yang dapat dbalk. Untuk menentukan suatu matrks ortonormal dan matrks segtga atas, salah satunya dengan menggunakan proses Gram-Schmdt. Sebelum melakukan proses Gram-Schmdt akan djelaskan terlebh dahulu mengena hasl kal dalam, bass orthogonal dan bass ortonormal. Defns. (Anton, H. ): Ruang hasl kal dalam (nner product space) pada sebuah ruang vektor rl adalah fungs yang mengasosaskan sebuah blangan rll, dengan semua vektor, dan d dalam dan skalar dar sebuah blangan rl, sehngga memenuh sfat-sfat sebaga berkut:.,, untuk semua,.,, untuk semua dan semua,. +,, +, untuk semua,, v., dan, untuk semua jka dan hanya jka. Jka adalah sebuang hasl kal dalam, maka norma (norm) sebuah vektor d dalam d notaskan dengan dan ddefenskan sebaga berkut :. Defns.8 (Anton, H. ): Jka adalah suatu ruang vektor sebarang dan {,,, }, maka dsebut bass untuk jka memenuh kedua syarat berkut: () Hmpunan S bebas lnear. () Hmpunan merentang pada. Defns.9 (Anton, H. ): Vektor, d dalam sebuah ruang hasl kal dalam pada dkatakan ortogonal jka,. Selanjutnya, jka dkatakan bass ortonormal jka dan hanya jka. II-8

19 Teorema. (Anton, H. ) Jka,,, adalah sebuah bass ortonormal untuk sebuah ruang hasl kal dalam, dan adalah sebuah vektor sebarang pada, maka:, +, + +,. Bukt: karena,,, adalah sebuah bass, dmana vektor dapat dnyatakan dalam bentuk sebaga berkut: akan dtunjukan bahwa, untuk,,,. Untuk setap vektor dperoleh:, + + +, +, +, Karena,,, adalah sebuah hmpunan ortonormal, maka dperoleh:, dan, jka j, Oleh karena tu, maka, dapat dsederhanakan menjad, Jka,,, adalah sebuah bass ortogonal untuk sebuah ruang vektor, maka normalsas tap-tap vektor d dalam bass n akan menghaslkan bass ortonormal yatu dengan bentuk sebaga berkut:,,..., Sehngga, jka adalah sebuah vektor sebarang d dalam, berdasarkan Teorema. maka d peroleh:, +, , (.9) Berdasarkan Defns.9 pada persamaan (.9) dapat d tulskan kembal sebaga :, +, , (.) II-9

20 Pada persamaan (.), menyatakan sebuah kombnas lnear dar vektorvektor d dalam bass ortogonal. Dan untuk menentukan bass ortogonal dan ortonormal pada ruang hasl kal dalam akan d gunakan konsep proyeks ortogonal. Secara umum dapat d defnskan proyeks ortogonal pada terhadap ruang hasl kal dalam adalah sebaga berkut : Defns. (Anton, H. ): Jka,, adalah sebuah bass ortogonal untuk W, dan adalah sebuah vektor sebarang pada, maka proyeks ortogonal terhadap adalah: Proj, +, + +, (.) Proses mengubah sebarang bass ortogonal ke bass ortonormal dnamakan proses gram-schmdt. Berkut langkah-langkah proses gram-schmdt: Langkah : Msalkan : Langkah : Jka, maka bukan merupakan vektor bass. Dar akan d peroleh:, Langkah : Untuk membentuk sebuah vektor yang ortogonal terhadap maupun, maka akan d tentukan komponen yang ortogonal terhadap ruang yang d rentang oleh dan, yatu: II-

21 Langkah : Untuk menentukan sebuah vektor yang ortonormal terhadap dan, dan, akan d tentukan komponen yang orthogonal terhadap ruang yang drentang oleh,, dan, yatu: Secara umum, proses gram-schmdt dapat dnyatakan sebaga berkut: untuk,,,,, Dar penjabaran proses gram-schmdt, sehngga dapat dtentukan solus metode dekomposs QR. Berkut adalah Teorema yang mendefnskan dekomposs QR : Teorema. (Anton, H. ): Jka adalah sebuah marks yang memlk vektor-vektor kolom yang bebas lnear, maka dapat dfaktorkan sebaga dengan Q adalah sebuah matrks m n yang memlk vektor-vektor kolom ortonormal, dan R adalah matrks segtga atas yang dapat dbalk. Bukt : Msalkan dketahu matrks C. Bahwa vektor-vektor kolom dar A adalah,, dan vektor-vektor kolom ortonormal dar Q adalah,,, sehngga, C dan C. Berdasarkan Teorema. bahwa,, dapat dnyatakan dalam bentuk vektor-vektor,, maka,, dapat dsajkan sebaga kombnas lnear dar bass ortonormal tersebut, yatu: II-

22 , +, + +,, +, + +,, +, + +, Vektor kolom ke- sebuah hasl kal matrks adalah sebuah kombnas lnear dar vektor-vektor kolom pertamanya dengan koefsen-koefsen yang dturunkan dar kolom ke- faktor keduanya. Selanjutnya hubungan n dapat dtuls dalam bentuk matrks sebaga berkut:,,,,,,,,, dan dapat dtuls: (.) Akan tetap, sfat proses Gram-Schmdt menggarskan bahwa untuk, vektor ortogonal terhadap,,, ; sehngga, semua entr yang terletak d bawah dagonal utama R adalah nol. Dapat dtuls sebaga berkut :,,,,,,. Teorema. (Steven, j. ): Jka A adalah matrks yang dperoleh dar faktor AQR, dmana Q adalah matrks kolom vektor dar bass ortonormal untuk kolom A dekomposs QR maka sstem normal untuk dapat dnyatakan sebaga, dan solusnya dapat dnyatakan sebaga berkut : (.) II-

23 Bukt : Jka A adalah matrks non-sngular yatu :, kemudan A ddekomposskan ke dalam sebuah hasl kal QR, maka persamaanpersamaan n dapat drubah kedalam bentuk sebaga berkut :, Karena Q merupakan kolom-kolom ortonormal, sehngga, Karena R dapat dbalk, maka solus dapat dnyatakan sebaga berkut : Contoh. : Gunakan Dekomposs QR untuk menyelesakan sstem persamaan lnear berkut: Penyelesaan: Dbentuk: , 9 8 Matrks A dapat dnyatakan ke dalam bentuk matrks kolom, dengan:,,, 7, dperoleh : Untuk menentukan matrks Q maka dlakukan proses gram-schmdt sebaga berkut: II-

24 ) (,,, ) Karena maka, ),,,,,,,,,,,, 8 8, 9, 7, 8 8,,,,,,. Karena maka, ),,,,,,,,, 8,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 7 9,, 9. II-

25 Karena maka,.7, ), 7,,, 7,,,,, 8,,,, 7,,,,,,,,, 7,,, 7 9,, 9 7, 7 9,, 9 7, 77,, 98 Karena maka, ,87.. Sehngga dapat dbentuk matrks Q, yatu: II-

26 Sehngga, ddapatkan matrks yatu sebaga berkut:,,,,,,,,,, Selanjutnya akan dcar matrks dan : Sehngga dengan menggunakan persamaan (.) maka : maka d dapatkan nla untuk,, dan. II-

27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodolog yang dgunakan dalam penulsan tugas akhr n adalah stud pustaka dengan mempelajar lteratur-lteratur yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Dengan langkah-langkah sebaga berkut : ) Dberkan sstem persamaan lnear kompleks. ) Mengubah sstem persamaan lnear kompleks ke dalam bentuk persamaan matrks AXB. ) Membentuk matrks AXB menjad matrks. ) Menentukan matrks Q dengan proses Gram-Schmdt sebaga berkut: dengan, sehngga matrks., untuk,,,, ) Menentukan matrks segtga atas R dengan menggunakan ketentuan sebaga berkut : ) Menentukan matrks.,,,,,, 7) Menentukan matrks. 8) Menentukan solus nla dar operas matrks dengan ketentuan..

28 Langkah-langkah metodolog peneltan datas juga dapat gambarkan pada flowchart berkut n : Mula Dberkan sstem persamaan lnear kompleks Mengubah persamaan ke dalam bentuk matrks AX B Membentuk matrks AX B ke dalam bentuk matrks Menentukan matrks Q dengan proses Gram-Schmdt berkut :, dengan,, untuk,,,, sehngga matrks Menentukan Matrks R dengan ketentuan sebaga berkut :,,,,,, Menentukan Matrks Q T Menentukan Matrks R - Menentukan solus nla X dengan ketentuan. Selesa Gambar. Flowchart Metodolog Peneltan III-

29 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab n akan djelaskan tentang penyelesaan sstem persamaan lnear kompleks menggunakan metode dekomposs QR. Sstem persamaan lnear dapat dbentuk dalam bentuk persamaan dengan A merupakan matrks koefsen yang akan dtentukan bentuk QR-nya dan selanjutnya akan dtentukan solus nla dar sstem persamaan lnearnya. Berkut akan dberkan contoh penyelesaan sstem persamaan lnear kompleks dengan menggunakan metode dekomposs QR. Contoh.: Dberkan sstem persamaan lnear kompleks dengan persamaan dan varabel sebaga berkut : Selesakan sstem persamaan lnear kompleks d atas menggunakan metode dekomposs QR. Penyelesaan: Berdasarkan soal d atas maka ddapatkan sstem persamaan lnear kompleks, yatu sebaga berkut :

30 IV- Selanjutnya, dar persamaan (.7) maka akan dperoleh matrks sebaga berkut: D, E, P P P P P P P, S S S S S S S, U, V. Selanjutnya mengubah matrks D, E, P, S, U dan V ke dalam bentuk matrks pada persamaan (.8) sebaga berkut : S S S S S S P P P P P P

31 Sehngga, dar matrks datas maka dperoleh vektor kolom sebaga berkut : u u u u u u 7 9, u,, u,, u, , u , , u , , u Selanjutnya yatu menentukan matrks Q menggunakan proses Gram-Schmdt dengan langkah-langkah sebaga berkut : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk :,,,,,,,,,,, ,897 Sehngga ddapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : IV-

32 Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : IV-

33 Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : IV-

34 Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : IV-

35 Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : IV-7

36 Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk: IV-8

37 Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : Dar langkah-langkah yang telah dlakukan untuk memperoleh vektor kolom maka dapat dbentuk matrks Q sebaga berkut : IV-9

38 Selanjutnya, untuk menentukan matrks segtga atas R dengan menggunakan ketentuan sebaga berkut :,,,,,, Sehngga ddapatkan matrks R yatu : IV-

39 Selanjutnya, ddapatkan matrks dengan bantuan software MATLAB 7. sebaga berkut : IV-

40 Selanjutnya, akan dtentukan matrks yatu : Selanjutnya, dengan menggunakan persamaan (.) maka ddapatkan nla sebaga berkut : IV-

41 IV- Sehngga ddapatkan solus dar sstem persamaan lnear kompleks d atas adalah sebaga berkut : (.987. ) (.. ) Contoh. : Dberkan sstem persamaan lnear kompleks untuk 7 persamaan dan 7 varabel sebaga berkut : Selesakan sstem persamaan lnear kompleks d atas menggunakan metode dekomposs. Penyelesaan : Berdasarkan sstem persamaan lnear datas maka ddapatkan sstem persamaan lnear kompleks sebaga berkut :

42 IV Selanjutnya, dar persamaan (.7) maka akan dperoleh matrks sebaga berkut: D, E 7 P P P P P P P P, 7 S S S S S S S S, U, V

43 Selanjutnya mengubah matrks D, E, P, S, U dan V ke dalam bentuk matrks pada persamaan (.8) sebaga berkut : P P P P P P P 7 S S S S S S S7 Sehngga, dar matrks datas maka dperoleh vektor kolom yatu sebaga berkut : u u u u u u u 7 9 -, u , , u , , u , , u , , u , , u , u Selanjutnya, yatu menentukan matrks Q menggunakan proses Gram-Schmdt dengan langkah-langkah sebaga berkut : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : v u,,,,,,,,,,,,, v 8. IV-

44 Sehngga ddapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : IV-

45 Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : IV-7

46 Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : IV-8

47 Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : IV-9

48 Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk: Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : IV-

49 Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : IV-

50 ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : ) Berkut akan dtentukan vektor kolom dengan mengoperaskan bentuk : IV-

51 Sehngga d dapatkan vektor kolom yatu : Sehngga dapat dbentuk matrks Q sebaga berkut : IV-

52 Selanjutnya, untuk menentukan matrks segtga atas R dengan menggunakan ketentuan sebaga berkut :,,,,,, Sehngga ddapatkan matrks R yatu : IV-

53 Selanjutnya, ddapatkan matrks dengan bantuan software MATLAB 7. sebaga berkut : IV-

54 Selanjutnya, akan dtentukan matrks yatu : Selanjutnya, dengan menggunakan persamaan (.) maka ddapatkan nla sebaga berkut : IV-

55 Sehngga ddapatkan solus dar sstem persamaan lnear kompleks datas adalah sebaga berkut : ( ) ( ) ( ) (. +.9 ) (.8.79 ) (.. ) ( ). IV-7

56 V- BAB V PENUTUP. Kesmpulan Berdasarkan pembahasan pada bab IV, maka dperoleh solus dar hasl peneltan dengan menggunakan metode dekomposs QR untuk contoh. sstem persamaan lnear kompleks untuk persamaan dan varabel sebaga berkut : dan memlk solus sebaga berkut : (.987. ) (.. ) Kemudan, untuk contoh. sstem persamaan lnear kompleks untuk 7 persamaan dan 7 varabel adalah sebaga berkut:

57 dan memlk solus sebaga berkut : ( ) ( ) ( ) (. +.9 ) (.8.79 ) (.. ) ( ).. Saran Pada tugas akhr n, penuls menggunakan metode dekomposs QR dalam menyelesakan sstem persamaan lnear kompleks. Bag penelt yang ngn melanjutkan peneltan n, dsarankan untuk menggunakan metode lan dalam menyelesakan sstem persamaan lnear kompleks. V-

58 DAFTAR PUSTAKA Anton, Howard. Aljabar Lnear Elementer Vers Aplkas, Eds Kedelapan. Erlangga. Jakarta.. Hasugan, M. Jmmy, dan Agus Prjono. Menguasa Analss Kompleks dalam Matematka Teknk. Rekayasa Sans, Bandung.. Leon, Steven J. Aljabar Lnear dan Aplkasnya, Eds Kelma. Erlangga, Jakarta.. Lpschutz, Seymour. Marc Lars Lpson. Aljabar Lnear Schaum s. Eds Ketga. Erlangga, Jakarta.. Ncholson, W. Keth. Elementary Lnear Algebra. Frst Edton. Mc Graw-Hll, Sngapore.. Purbandn. Sstem Pengenalan Wajah Pada Subruang Orthogonal Dengan Menggunakan Laplacanfaces Terdekomposs QR. (ITS) Surabaya.. Taher Rahgooy, dkk. Fuzzy Comple System of Lnear Equatons Appled to Crcut Analyss. Vol., No., December, 9. Wdodo, Sugeng. Kajan Dekomposs Matrks. (ITS) Surabaya.. Yulant, Dew. Penyelesaan Sstem Persamaan Lnear Kompleks menggunakan Metode Dekomposs SVD. UIN-SUSKA Rau..

APLIKASI METODE SINGULAR VALUE DECOMPOSITION(SVD) PADA SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS

APLIKASI METODE SINGULAR VALUE DECOMPOSITION(SVD) PADA SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS Vol No Jurnal Sans Teknolog Industr APLIKASI METODE SINGULAR VALUE DECOMPOSITION(SVD) PADA SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS Ftr Aryan Dew Yulant Jurusan Matematka Fakultas Sans Teknolog UIN SUSKA Rau Emal:

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Dekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya

Dekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya A : Dekomposs Nla Sngular dan Aplkasnya Gregora Aryant Dekomposs Nla Sngular dan Aplkasnya Oleh : Gregora Aryant Program Stud Penddkan Matematka nverstas Wdya Mandala Madun aryant_gregora@yahoocom Abstrak

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Matematka dbag menjad beberapa kelompok bdang lmu, antara lan analss, aljabar, dan statstka. Ruang barsan merupakan salah satu bagan yang ada d bdang

Lebih terperinci

PELABELAN HARMONIOUS PADA GRAF TANGGA DAN GRAF KIPAS

PELABELAN HARMONIOUS PADA GRAF TANGGA DAN GRAF KIPAS PELABELAN HARMONIOUS PADA GRAF TANGGA DAN GRAF KIPAS SKRIPSI Oleh Dony Rusdanto NIM 041810101044 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 011 PELABELAN HARMONIOUS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/0906577381

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/0906577381 Bab 1 Ruang Vektor Defns Msalkan F adalah feld, yang elemen-elemennya dnyatakansebaga skalar. Ruang vektor atas F adalah hmpunan tak kosong V, yang elemen-elemennya merupakan vektor, bersama dengan dua

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE

PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE PERSETUJUAN PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE SKRIPSI Telah dsetuju dan dsyahkan pada tanggal: 3 November 2010 Untuk dpertahankan ddepan Dewan Penguj Skrps

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

DIMENSI PARTISI GRAF GIR

DIMENSI PARTISI GRAF GIR Jurnal Matematka UNAND Vol. 1 No. 2 Hal. 21 27 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematka FMIPA UNAND DIMENSI PARTISI GRAF GIR REFINA RIZA Program Stud Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

APLIKASI PERKONGRUENAN DALAM MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA PEUBAH. Yuni Yulida dan Muhammad Ahsar K

APLIKASI PERKONGRUENAN DALAM MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA PEUBAH. Yuni Yulida dan Muhammad Ahsar K Jurnal Matematka Murn dan Terapan Vol. 3 No. Desember 009: 4-6 APLIKASI PERKONGRUENAN DALAM MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA PEUBAH Yun Yulda dan Muhammad Ahsar K Program Stud Matematka Unverstas

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE ITERASI GAUSS-SEIDEL TUGAS AKHIR

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE ITERASI GAUSS-SEIDEL TUGAS AKHIR PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE ITERASI GAUSS-SEIDEL TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh :

Lebih terperinci

ALJABAR LINIER LANJUT

ALJABAR LINIER LANJUT ALABAR LINIER LANUT Ruang Bars dan Ruang Kolom suatu Matrks Msalkan A adalah matrks mnatas lapangan F. Bars pada matrks A merentang subruang F n dsebut ruang bars A, dnotaskan dengan rs(a) dan kolom pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

SEMI RING POLINOM ATAS ALJABAR MAX-PLUS

SEMI RING POLINOM ATAS ALJABAR MAX-PLUS JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal. 289-297 SEMI RING POLINOM ATAS ALJABAR MAX-PLUS Suroto Prod Matematka, Jurusan MIPA, Fakultas Sans dan Teknk Unverstas Jenderal Soedrman e-mal : suroto_80@yahoo.com

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN Latar elakang Sekolah merupakan salah satu bagan pentng dalam penddkan Oleh karena tu sekolah harus memperhatkan bagan-bagan yang ada d dalamnya Salah satu bagan pentng yang tdak dapat dpsahkan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR. Misalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformasi linear f L ( V, F )

BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR. Misalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformasi linear f L ( V, F ) 28 BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR III.1 Ruang Dual Defns III.1.2: Ruang Dual [10] Msalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformas lnear f L ( V, F ) dkatakan fungsonal lnear (atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI. Penduga Kuadrat Terkecil. Penduga b0 dan b1 yang memenuhi kriterium kuadrat terkecil dapat ditemukan dalam dua cara berikut :

REGRESI DAN KORELASI. Penduga Kuadrat Terkecil. Penduga b0 dan b1 yang memenuhi kriterium kuadrat terkecil dapat ditemukan dalam dua cara berikut : BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA REGRESI DAN KORELASI Tujuan metode kuadrat terkecl adalah menemukan nla dugaan b0 dan b yang menghaslkan jumlah kesalahan kuadrat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS A8 M. Andy Rudhto 1 1 Program Stud Penddkan Matematka FKIP Unverstas Sanata Dharma Kampus III USD Pangan Maguwoharjo Yogyakarta 1 e-mal: arudhto@yahoo.co.d

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

UJI PRIMALITAS. Sangadji *

UJI PRIMALITAS. Sangadji * UJI PRIMALITAS Sangadj * ABSTRAK UJI PRIMALITAS. Makalah n membahas dan membuktkan tga teorema untuk testng prmaltas, yatu teorema Lucas, teorema Lucas yang dsempurnakan dan teorema Pocklngton. D sampng

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III SKEMA NUMERIK

BAB III SKEMA NUMERIK BAB III SKEMA NUMERIK Pada bab n, akan dbahas penusunan skema numerk dengan menggunakan metoda beda hngga Forward-Tme dan Centre-Space. Pertama kta elaskan operator beda hngga dan memberkan beberapa sfatna,

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR (SVD) TUGAS AKHIR. Oleh : DEWI YULIANTI

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR (SVD) TUGAS AKHIR. Oleh : DEWI YULIANTI PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR (SVD) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Jurusan Matematika

Lebih terperinci

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN Ita Rahmadayan 1, Syamsudhuha 2, Asmara Karma 2 1 Mahasswa Program Stud S1 Matematka

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagan besar peneltan-peneltan bdang statstka berhubungan dengan pengujan asums dstrbus, bak secara teor maupun praktk d lapangan. Salah satu uj yang serng dgunakan

Lebih terperinci

PROPERTY DAN PERDAGANGAN SEBAGAI SEKTOR DOMINAN PADA DATA BURSA SAHAM. DENGAN Principal Component Analysis (PCA)

PROPERTY DAN PERDAGANGAN SEBAGAI SEKTOR DOMINAN PADA DATA BURSA SAHAM. DENGAN Principal Component Analysis (PCA) PROPERT DAN PERDAGANGAN SEBAGAI SEKTOR DOMINAN PADA DATA BURSA SAHAM DENGAN Prncpal Component Analyss (PCA) Oleh : Hanna aa Parhusp, usp, Deva eawdyananto a dan Bernadeta Desnova Kr Program Stud Statstka

Lebih terperinci

PADA GRAF PRISMA BERCABANG

PADA GRAF PRISMA BERCABANG PELABELAN TOTAL SUPER (a, d)-busur ANTI AJAIB PADA GRAF PRISMA BERCABANG Achmad Fahruroz,, Dew Putre Lestar,, Iffatul Mardhyah, Unverstas Gunadarma Depok Program Magster Fakultas MIPA Unverstas Indonesa

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Sifat-sifat Operasi Perkalian Modular pada Graf Fuzzy

Sifat-sifat Operasi Perkalian Modular pada Graf Fuzzy SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 07 Sfat-sfat Operas Perkalan Modular pada raf Fuzzy T - 3 Tryan, ahyo Baskoro, Nken Larasat 3, Ar Wardayan 4,, 3, 4 Unerstas Jenderal Soedrman transr@yahoo.com.au

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI DOOLITTLE TUGAS AKHIR

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI DOOLITTLE TUGAS AKHIR PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI DOOLITTLE TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK 34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN : JRNAL MATEMATIKA DAN KOMPTER Vol 4 No 1, 3-3, Aprl 1, ISSN : 141-51 KAJIAN DISKRETISASI DENGAN METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP EFISIENSI SOLSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SK KONVEKSI Suhartono dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

AHFAIZIN NIM : SKRIPSI

AHFAIZIN NIM : SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PRODUKTIVITAS PEGAWAI DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Dsusun untuk memenuh

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER PADA GRAF CORONA-LIKE UNICYCLIC

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER PADA GRAF CORONA-LIKE UNICYCLIC PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER PADA GRAF CORONA-LIKE UNICYCLIC Kurnawan *, Rolan Pane, Asl Srat Mahasswa Program Stud S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

VLE dari Korelasi nilai K

VLE dari Korelasi nilai K VLE dar orelas nla Penggunaan utama hubungan kesetmbangan fasa, yatu dalam perancangan proses pemsahan yang bergantung pada kecenderungan zat-zat kma yang dberkan untuk mendstrbuskan dr, terutama dalam

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai ring embedding dan faktorisasi. tunggal pada ring komutatif tanpa elemen kesatuan.

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai ring embedding dan faktorisasi. tunggal pada ring komutatif tanpa elemen kesatuan. BAB III PEMBAHASAN Pada bab n akan dbahas mengena rng embeddng dan faktorsas tunggal pada rng komutatf tanpa elemen kesatuan. A. Rng Embeddng Defns 3.1 (Malk et al. 1997: 318 Suatu rng R dkatakan embedded

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci