KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur

2 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan II-2012 dapat diselesaikan dan disusun dengan baik dan tepat waktu serta dipublikasikan kepada stakeholders Bank Indonesia. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Timur diterbitkan secara periodik setiap triwulan sebagai perwujudan peranan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dalam memberikan informasi kepada stakeholders tentang perkembangan ekonomi Kalimantan Timur terkini serta prospeknya ke depan. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu referensi atau acuan dalam proses diskusi atau proses pengambilan kebijakan berbagai pihak terkait. Analisa pada kajian ini menggambarkan perekonomian daerah Provinsi Kalimantan Timur didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak seperti instansi di lingkungan pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Timur, Badan Pusat Statistik, pelaku usaha dan akademisi, laporan dari perbankan serta data hasil analisis intern Bank Indonesia dan sumber-sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami menyadari bahwa buku kajian ini masih belum sempurna ataupun terdapat penyajian data yang kurang tepat, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan kritikan, masukan dan saran untuk lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang maksimal di masa yang akan datang. Akhirnya besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dalam memahami perekonomian Kalimantan Timur. Terima kasih. Samarinda, Agustus 2012 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Androecia Darwis Pemimpin i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 I Assesmen Perkembangan Ekonomi Makro... 1 II Assesmen Perkembangan Inflasi... 1 III Assesmen Perkembangan Perbankan Daerah... 2 IV Assesmen Perkembangan Keuangan Daerah... 2 V Assesmen Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan... 3 VI Assesmen Prospek Perekonomian... 3 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Gambaran Umum Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Ekspor dan Impor Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Sektor Bangunan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor Pengangkutan dan Komunikasi iii

4 1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor Jasa-Jasa Boks.1 Progres Pengembangan Food Estate di Kalimantan Timur tahun BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI KALIMANTAN TIMUR Gambaran Umum Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan(qtq) Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Tahunan Kota Samarinda Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Inflasi Tahunan Kota Tarakan BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Gambaran Umum Perkembangan Usaha Bank Umum Total Aset dan Aktiva Produktif Penghimpunan Dana Masyarakat Penyaluran Kredit Bank Umum a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim b. Kredit Bank Umum berlokasi Proyek di Kaltim Perkembangan Kredit Mikro, Kecil Dan Menengah (MKM) Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) a. Perkembangan Aset BPR di Kaltim b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR Assesmen Risiko Perbankan Risiko Kredit Risiko Likuiditas Risiko Pasar iv

5 3.6 Perkembangan Perbankan Syariah Dana Pihak Ketiga Penyaluran Kredit Perkembangan Sistem Pembayaran Perkembangan Transaksi Tunai Perkembangan Pengedaran Uang Kartal Jumlah Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal Perkembangan Transaksi Non-Tunai Perkembangan Transaksi Kliring Perkembangan Transaksi BI-RTGS BAB IV KEUANGAN DAERAH Gambaran Umum Pendapatan Belanja Boks.2 Perkembangan Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kalimantan Timur Semester I tahun BAB V PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Kesejahteraan BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III Prospek Perkembangan Inflasi LAMPIRAN v

6 DAFTAR TABEL Halaman 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur Komoditas Utama Ekspor Non Migas Kaltim Triwulan II Komoditas Impor Non Migas Utama Kaltim Triwulan II Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan II Inflasi Triwulan (qtq) di Kota Samarinda Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Samarinda Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Balikpapan Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Tarakan Inflasi Tahunan Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang & Jasa Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional,Kaltim dan Kota Komoditas Andil Inflasi Terbesar Januari Maret Perkembangan Jumlah Asset dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum di Kaltim Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Jumlah Kredit Bank Umum Beralokasi Proyek Di Kaltim Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kab / Kota di Kaltim Perkembangan Kredit Umum Menurut Skala Kredit di Kaltim Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto ( Gross-NPLs ) Perkembangan Usaha BPR di Kaltim Perkembangan Kolekbilitas Kredit Bank Umum di Kaltim Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim Realisasi Pendapatan APBD Kaltim Triwulan II Realisasi Belanja APBD Kaltim Triwulan II B2.1 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan TA vi

7 DAFTAR GRAFIK Halaman 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy) Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Indeks Ekspektasi Konsumen Kredit Konsumsi Belanja Modal APBD Rencana Investasi Kredit Investasi Nilai Ekspor Pelabuhan Samarinda Nilai Ekspor Non Migas Kaltim Volume Ekspor Non Migas Kaltim Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim Nilai Impor Non Migas Kaltim Volume Impor non Migas Kaltim Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Nonmigas Kaltim Indeks Produksi Padi Indeks Produksi Sawit Kredit Sektor Pertanian Produksi Batubara Kredit Pertambangan Produksi Kilang Minyak Produksi LNG Kredit Sektor Industri Kredit Sektor Listrik dan Air Kredit Konstruksi Penjualan Ritail Kredit Perdagangan Penumpang Angkutan Udara Arus Penumpang Pelabuhan Samarinda Perkembangan Kredit Kaltim Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy) Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm) Kinerja triwulan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional(qtq) vii

8 3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) Perkembangan Simpanan Masyarakat Suku Bunga kredit Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Perkembangan Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim Perkembangan Aset BPR Perkembangan DPK BPR Perkembangan Kredit BPR Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs Perkembangan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Perkembangan Pembiayaan/Kredit Perbankan Syariah Peredaran Uang Kartal di Kaltim Peredaran Uang Kartal Wilker KBI Jumlah PTTB per Wilker KBI Perkembangan Transaksi Kliring Perkembangan Transaksi RTGS Kaltim Perkembangan RTGS Per Wilker KBI Realisasi Pendapatan (Nilai) Realisasi Pendapatan (Persentasi) Realisasi Belanja (Nilai) Realisasi Belanja (Persentasi) Realisasi Pendapatan Transfer Realisasi Pendapatan Asli Daerah Realisasi Belanja Operasional Semester I Realisasi Belanja Modal Semester I Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen Perkembangan Nominal Jaminan Hari Tua (JHT) di Samarinda Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan Indeks Ekspektasi Konsumen Harga Komoditas Minyak & Batubara Harga Komoditas Gula Harga Minyak Kelapa Sawit Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1) Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2) viii

9 RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER) TRIWULAN II-2012 ASSESMEN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 tumbuh secara positif, yaitu sebesar 5,41% (yoy), pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 6,13% (yoy). Dari sisi permintaan, terjadinya perlambatan disebabkan oleh pelambatan kinerja ekspor neto Kaltim, sedangkan konsumsi rumah tangga terutama konsumsi bahan makanan, investasi, dan konsumsi pemerintah meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan sisi penawaran, pelambatan pertumbuhan didorong oleh melambatnya sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh melambatnya produksi terutama komoditas batubara karena menurunnya permintaan dari beberapa negara di Asia terutama China pada triwulan II Pelambatan juga terjadi pada beberapa sektor yang turut memberikan kontribusi signifikan dalam perekonomian Kaltim antara lain sektor perdagangan hotel restoran, sektor angkutan dan komunikasi, serta sektor bangunan, meskipun masih mengalami perkembangan kinerja cukup baik pada triwulan II tahun ASSESMEN PERKEMBANGAN INFLASI Pada periode triwulan II-2012 laju inflasi Kalimantan Timur menurun yakni sebesar 4,83% dari triwulan sebelumnya 5,78% (yoy). Namun laju Inflasi Kaltim ini masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 4,53% (yoy). Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food pada triwulan II-2012 terjadi deflasi pada bulan April (deflasi - 0,87%) dan Mei (deflasi -0,76%), sedangkan inflasi terjadi pada bulan Juni sebesar 0.88%(mtm). Faktor pendorong laju inflasi Kalimantan Timur disebabkan karena meningkatnya harga komoditas ikan segar, daging segar, dan sayur-sayuran akibat berkurangnya jumlah pasokan. Sementara itu penurunan terjadi pada kelompok inflasi inti yang disebabkan oleh menurunnya harga sub kelompok perumahan karena menurunnya harga semen, serta dari kelompok sandang karena menurunnya harga emas perhiasan di Samarinda dan Balikpapan. Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan terjadi pada kota Tarakan sebesar 6,28% (yoy), diikuti oleh kota Balikpapan dan Samarinda masing-masing sebesar 4,80% (yoy) dan 4,43% (yoy). 1

10 RINGKASAN EKSEKUTIF Beberapa komoditas yang sering mempunyai andil signifikan dalam laju inflasi di ketiga kota pembentuk inflasi di Kaltim pada triwulan II tahun 2012 antara lain beras, ikan segar (bandeng, layang, tongkol, biawan), sayuran (bayam, nangka muda, kacang panjang) dan bumbubumbuan (bawang merah, bawang putih, cabe rawit) dari kelompok bahan makanan, serta kenaikan harga sewa rumah dan kontrak rumah dari kelompok perumahan ASSESMEN PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Kinerja perbankan di Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 menunjukkan perkembangan yang stabil, tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami oleh sebagian besar indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi pertumbuhan asset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan yang mengalami peningkatan secara triwulanan masing-masing sebesar 6,46%, 7,83% dan 12,18%(qtq). Begitu pula bila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy) yang menunjukkan perkembangan kinerja yang positif pada Aset, DPK, dan Kredit bank umum di Kaltim yang mengalami peningkatan cukup tinggi masingmasing sebesar 40,40%, 36,05%, dan 27,87%, searah dengan pertumbuhan nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 19,79%, 19,32% dan 22,32% (yoy). Fungsi intermediasi perbankan yang tercermin pada Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat pada kisaran 60,59% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 58,24%(qtq). Peningkatan fungsi intermediasi tersebut didorong oleh membaiknya penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh bank yang selanjutnya disalurkan melalui kredit pada sektor produktif. Sementara itu kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menunjukkan perkembangan kinerja yang melambat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah Aset dan DPK yang mengalami pertumbuhan yang menurun yaitu sebesar masing-masing -0,10%, dan 2,20% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan sebelumnya, yang masing-masing tumbuh sebesar 5,40% dan 5,39% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan kredit mengalami pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 10,53% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,25% (yoy). Perkembangan perbankan syariah menunjukkan pertumbuhan yang positif dimana terlihat dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Kredit yang menunjukkan pertumbuhan yang meningkat yaitu sebesar masing-masing 41,49% dan 33,64% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 17,85% dan 31,86% (yoy). Fungsi intermediasi perbankan juga menunjukkan perkembangan yang signifikan, dilihat dari Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di kisaran 83,73% dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 81,88%. Peningkatan fungsi 2

11 RINGKASAN EKSEKUTIF intermediasi didorong oleh peningkatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang kemudian disalurkan kepada kredit yang produktif. Perkembangan sistem pembayaran tunai di Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 menunjukkan pertumbuhan positif, ditunjukkan oleh perkembangan transaksi tunai yang mencapai Rp. 4,49 trilyun pada triwulan II-2012 atau meningkat sebesar 34,93% (yoy). Sementara itu transaksi pembayaran melalui kliring di wilayah Kalimantan Timur mengalami penurunan pertumbuhan dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu dari sisi nilai sebesar 1,67% (yoy) dan sisi volume mengalami penurunan transaksi sebesar 1,63% (yoy). Sedangkan transaksi pembayaran melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (RTGS) untuk wilayah Kaltim juga mengalami peningkatan dari sisi nilai yaitu sebesar Rp. 57,97 trilyun atau tumbuh sebesar 39,81% (yoy), dimana peningkatan dipengaruhi oleh pertumbuhan nilai transaksi yang masuk ke Kaltim yang tumbuh sebesar 33,41% (yoy), dan nilai transaksi keluar dari Kaltim mengalami pertumbuhan sebesar 47,63% (yoy). ASSESMEN PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Realisasi APBD Kaltim triwulan II tahun 2012 mengalami peningkatan secara nilai jika dibandingkan dengan realisasi APBD pada triwulan II tahun 2011 dan jika dilihat dari prosentase, realisasi sedikit menurun dibandingkan prosentase pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Total pendapatan APBD provinsi Kaltim 2012 yang sudah terealisasi pada triwulan II secara nilai mencapai Rp. 4,60 trilyun atau mengalami kenaikan 6,45% (yoy) jika dibandingkan dengan total pendapatan pada triwulan II tahun 2011 yang sebesar Rp. 4,32 trilyun. Apabila dilihat rinciannya, nilai realisasi tertinggi pendapatan dicapai oleh pendapatan transfer dan pendapatan asli daerah (PAD), dengan nilai masing-masing sebesar Rp. 3,27 trilyun dan Rp. 1,32 trilyun atau meningkat 42,62% untuk pendapatan transfer dan menurun sebesar - 34,27% pada pendapatan asli daerah jika dibandingkan dengan realisasi triwulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai nilai Rp. 2,29 trilyun dan Rp. 2,03 trilyun. Total realisasi belanja APBD provinsi Kalimantan Timur pada triwulan II tahun 2012 mencapai Rp. 2,81 trilyun atau secara prosentase sebesar 26,82%. Realisasi ini mengalami peningkatan baik secara nilai maupun secara prosentase jika dibandingkan dengan realisasi belanja pada APBD triwulan II-2011 yang mencapai Rp 2,10 trilyun. Apabila dilihat menurut rincian jenis belanja, belanja operasi, belanja modal, dan transfer mencapai prosentase realisasi masing-masing sebesar 27,97%, 13,10%, dan 43,71%. Dilihat dari realisasi belanja operasi, yang mempunyai kontribusi paling besar adalah belanja bantuan keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota yaitu sebesar 3

12 RINGKASAN EKSEKUTIF 59,10% terhadap total realisasi belanja operasi. Sedangkan pada belanja modal, share terbesar yaitu belanja jalan, irigasi dan jaringan masih menunjukkan penurunan. Hal ini menunjukkan pembangunan infrastruktur di Kaltim masih belum menunjukkan progress yang signifikan. ASSESMEN PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Timur menunjukan sedikit peningkatan dilihat dari indeks kondisi ketersediaan lapangan kerja yaitu sebesar 102,67 atau meningkat 12,50 poin dari indeks rata-rata dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, namun mengalami penurunan sebesar 5,50 poin (qtq) pada triwulan sebelumnya di tahun yang sama. Dilihat dari perkembangan pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) Jamsostek, perkembangan ketenagakerjaan di Kalimantan Timur mengalami penurunan dilihat dari adanya peningkatan nominal pencairan JHT dari Rp 20,10 milyar pada triwulan II-2011 menjadi Rp 20,97 milyar pada triwulan II Kondisi kesejahteraan di Kalimantan Timur menunjukan peningkatan diindikasikan oleh naiknya Indeks Ekspektasi Konsumen yang naik dari rata-rata 124,28 pada triwulan II-2011 menjadi rata-rata 127,22 di triwulan II-2012 (yoy). ASSESMEN PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 diperkirakan akan tetap tumbuh positif pada berkisar antara 5,0% + 0,5 (yoy). Dari sisi permintaan terjadi pertumbuhan yang melambat yang berasal dari kinerja ekpor Kaltim yaitu komoditas non migas. Sementara itu faktor positif pendorong pertumbuhan diperkirakan berasal dari konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah serta investasi seiring dengan bertambahnya kebutuhan masyarakat dan meningkatnya iklim usaha di Kaltim. Sedangkan dari sisi penawaran pertumbuhan melambat didorong oleh pelambatan kinerja sektor pertambangan dan penggalian yang diperkirakan menurun seiring dengan menurunnya permintaan dan penurunan harga komoditas unggulan tersebut di pasar internasional. Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan II-2012 diperkirakan akan meningkat dan berada pada kisaran 4,97% + 0,5 (yoy). Inflasi di Kaltim pada triwulan depan diperkirakan banyak disumbangkan dari peningkatan harga bahan makanan. Faktor yang mendorong kenaikan harga tersebut adalah meningkatnya permintaan masyarakat di bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Sementara itu, sumber tekanan inflasi inti diperkirakan berasal dari kelompok sandang yaitu peningkatan harga emas dan pakaian, serta kelompok transportasi dan komunikasi karena meningkatnya harga tarif angkatan laut, darat dan udara. 4

13 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.1 Gambaran Umum Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 tumbuh positif, yaitu sebesar 5,41% (yoy). Pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan triwulan I-2012 yang tumbuh sebesar 6,13% (yoy), dan lebih rendah jika dibandingkan PDB Nasional yang tumbuh sebesar 6,37% (Grafik 1.1). Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 mencapai 0,14%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,43% (qtq). (% yoy) Kaltim Nasional Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah Dari sisi permintaan, pelambatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur secara tahunan terutama berasal dari perlambatan kinerja ekspor neto Kalimantan Timur, sementara itu konsumsi rumah tangga terutama konsumsi bahan makanan, investasi, dan konsumsi pemerintah meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari sisi penawaran, pelambatan pertumbuhan disebabkan oleh perlambatan sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh perlambatan produksi terutama komoditas batubara sebagai akibat dari penurunan permintaan dari beberapa negara di Asia terutama China pada triwulan II Pelambatan juga terjadi pada beberapa sektor yang turut memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian Kalimantan Timur, antara lain sektor perdagangan hotel restoran, sektor angkutan dan komunikasi, serta sektor bangunan, meskipun masih mengalami perkembangan kinerja cukup baik pada triwulan II tahun Kaltim Nasional

14 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan disumbangkan secara positif oleh semua komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasal dari komponen ekspor neto yaitu sebesar 2,74%, diikuti oleh investasi sebesar 1,16%, serta konsumsi rumah tangga sebesar 0,86% (Tabel 1.1). Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur Jenis Penggunaan Pertumbuhan (% yoy) Kontribusi Pertumbuhan Tw 4-11 Tw 1-12 Tw 2-12 Tw 4-11 Tw 1-12 Tw 2-12 Konsumsi Rumah Tangga Makanan Non Makanan Pengeluaran KLSN Pengeluaran Pemerintah Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok Ekspor Ekspor LN Ekspor Antar Daerah Impor Impor LN Impor Antar Daerah Ekspor Neto PDRB Sumber : BPS Kaltim, diolah Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi rumah tangga Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 tumbuh sebesar 6,77% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,60% (yoy). Peningkatan konsumsi rumah tangga pada periode laporan ini dipengaruhi oleh peningkatan permintaan masyarakat sehubungan dengan musim liburan sekolah dan adanya pembayaran gaji ke-13 Pegawai Negeri Sipil. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada triwulan II tahun 2012, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara umum masih menunjukkan optimisme masyarakat Kalimantan Timur (di atas level 100), level keyakinan mengalami peningkatan terutama pada bulan Mei dan Juni 2012 (Grafik 1.2). 6

15 Perkembangan Ekonomi Makro Regional (Indeks) 160 Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen Garis 100 Indeks Kondisi Ekonomi Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia Indeks Keyakinan Konsumen yang menunjukkan masih tingginya optimisme masyarakat pada triwulan laporan ini disebabkan oleh masih tingginya optimisme terhadap kondisi ekonomi (IKE) terutama yang berasal dari peningkatan penghasilan dan ketersediaan lapangan pekerjaan pada periode tersebut, juga didukung oleh peningkatan ekspektasi konsumen (IEK) terutama berasal dari ekspektasi terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja (Grafik 1.3). Semakin banyaknya proyek pembangunan infrastruktur serta peningkatan kegiatan investasi di Kalimantan Timur menjadi faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk tetap menjaga ekspektasinya terhadap ketersediaan lapangan kerja. Sementara itu, meskipun sedikit melambat, ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini juga masih berada di atas level optimis (Grafik 1.4). Indeks Penghasilan Saat Ini Pembelian Durable Goods Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini Garis Eksp. Penghasilan Eksp. Ekonomi Indeks Eksp. Ketersediaan Lap.Kerja Garis Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia 7

16 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Peningkatan konsumsi rumah tangga di Kalimantan Timur juga masih didorong oleh (Rp milyar) Konsumsi growth (yoy) 20,000 16,000 12,000 8,000 4, * Grafik 1.5 Kredit Konsumsi Sumber : LBU Bank Indonesia pertumbuhan positif kredit konsumsi perbankan berdasarkan lokasi proyek di Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 secara tahunan sebesar 25,29%, atau meningkat dari Rp.12,91 trilyun pada triwulan II-2011 menjadi Rp.16,17 trilyun pada triwulan II-2012 (Grafik 1.5). Pertumbuhan tahunan ini melambat jika dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 31,28% (yoy). Secara triwulanan, kredit konsumsi meningkat 2,92% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya dimana kredit yang tersalurkan sebesar Rp.15,71 trilyun. (yoy) 60% 40% 20% 0% Pengeluaran Pemerintah Indeks Belanja Modal APBD g (yoy) Grafik 1.6 Belanja Modal APBD Sumber : Prompt Indicator BPS growth 40% Pengeluaran pemerintah pada triwulan kedua tahun 2012 tumbuh sebesar 6,74% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2012 yang tercatat sebesar 4,45%. Peningkatan pertumbuhan belanja pemerintah daerah pada triwulan II-2012 disebabkan oleh peningkatan konsumsi pada APBD secara tahunan yang diperkirakan berasal dari peningkatan belanja operasi pemerintah daerah (belanja pegawai dan belanja barang). Sementara itu, belanja modal juga menunjukkan peningkatan realisasi keuangan dan fisik pada triwulan laporan ini dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.6). Hal ini disebabkan oleh realisasi belanja untuk pembuatan jalan, irigasi, dan jaringan yang mulai dilakukan di triwulan laporan, serta beberapa proyek besar multiyears sudah memulai kegiatannya, antara lain pembangunan freeway Balikpapan-Samarinda, pembangunan jembatan Pulau Balang, serta pembangunan Bandara Sepinggan dan Samarinda Baru. 30% 20% 10% 0% 8

17 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 8,43% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2012 sebesar 6,23% (yoy). Peningkatan pertumbuhan PMTDB sebagai proksi dari kegiatan investasi dapat dilihat dari peningkatan rencana dan realisasi investasi (Grafik 1.7) pada triwulan laporan. Sementara itu, beberapa faktor positif yang menjadi pendorong pertumbuhan PMTDB pada periode laporan adalah konsumsi listrik industri di Kalimantan Timur yang menunjukkan tren peningkatan. Selain itu, pertumbuhan investasi juga didorong oleh pembiayaan kredit investasi perbankan berdasarkan lokasi proyek di Kalimantan Timur yang mencapai Rp.25,61 trilyun, tumbuh sebesar 48,47% atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 44,68% (yoy) (Grafik 1.8). Indeks Realisasi Investasi g (yoy) Grafik 1.7 Rencana Investasi Sumber : LBU Bank Indonesia Ekspor dan Impor growth 15% 10% 5% 0% -5% (Rp milyar) Investasi growth (yoy) 24,000 20,000 16,000 12,000 8,000 4, * Grafik 1.8 Kredit Investasi Sumber : LBU Bank Indonesia (yoy) 60% 40% 20% 0% Kinerja ekspor Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 tumbuh sebesar 9,27%, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor di triwulan I-2012 yang tumbuh sebesar 7,44% (yoy). Peningkatan pertumbuhan didukung Juta Ton Ekspor Growth (yoy) I II III IV I II III IV I II Growth 120% Grafik 1.9 Ekspor Pelabuhan Samarinda Sumber : LBU Bank Indonesia 90% 60% 30% 0% -30% -60% oleh peningkatan kinerja baik ekspor Kaltim ke luar negeri dan maupun ekspor antar daerah. Peningkatan kinerja ekspor non migas dapat dilihat dari perkembangan ekspor di Pelabuhan Samarinda, yang pada triwulan II-2012 tumbuh sebesar 90,52% (yoy) dengan volume ekspor mencapai 15,05 juta ton. 9

18 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 17,47% (yoy) atau mencapai 14,89 juta ton (Grafik 1.9). Apabila dilihat dari jenis komoditasnya, peningkatan kinerja ekspor Kalimantan Timur disebabkan oleh peningkatan kinerja ekspor komoditas migas Kaltim, sedangkan komoditas non migas yang didominasi oleh batubara mengalami pelambatan pertumbuhan. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang diolah Bank Indonesia, ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan II-2012 mencapai USD juta, atau meningkat dibandingkan triwulan I-2011 yang hanya mencapai USD juta. Secara tahunan, ekspor non migas pada triwulan laporan tumbuh sebesar 1,00% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2012 sebesar 20,67% (yoy) (Grafik 1.10). Begitu pula dari sisi volume, kinerja ekspor non migas tumbuh 11,50% (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 13,38% (yoy) (Grafik 1.11). (Juta USD) Nilai Ekspor g Nilai Ekspor 6,000 (yoy) 60% (Juta Ton) Vol Ekspor g Vol Ekspor 70 (yoy) 70% 5,000 4,000 3,000 2,000 1, % 40% 30% 20% 10% 0% -10% % 50% 40% 30% 20% 10% 0% -10% Grafik 1.10 Nilai Ekspor Nonmigas Grafik 1.11 Volume Ekspor Nonmigas Kalimantan Timur Kalimantan Timur Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur pada triwulan laporan, China memiliki pangsa nilai ekspor terbesar yaitu 31,42%, diikuti oleh India 17,04%, dan Korea Selatan 11,47% (Grafik 1.12). Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 90,62% dengan nilai USD juta (Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas ini mengalami ekspansi 5,53% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu, sehingga ekspansi ekspor komoditas bahan bakar mineral memberikan kontribusi sebesar 5,01% terhadap pertumbuhan ekspor non migas Kalimantan Timur secara keseluruhan pada triwulan laporan. 10

19 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Share 35% INDIA RRC KORSEL TAIWAN JEPANG 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Grafik 1.12 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah Tabel 1.2 Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan II-2012 (HS2 Digit, dalam USD) Komoditas Nilai (Jt USD) Pangsa Growth (yoy) Kontribusi 27 - Mineral fuels, mineral oil products 4, % 5.53% 5.01% 28 - Inorganic chemicals % % -0.86% 44 - Wood and articles of wood % -2.71% -0.06% 31 - Fertilizers % 21.25% 0.43% 03 - Fish,crustaceans,moluscs,oth.invert % 12.49% 0.12% 29 - Organic chemicals % % -0.26% lainnya % % -0.73% Total 4, % 1.00% 1.00% Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah Sementara itu, pertumbuhan kegiatan impor Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 14,83% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2012 yang tumbuh sebesar 8,80%. Peningkatan 11

20 Perkembangan Ekonomi Makro Regional impor ini disebabkan oleh peningkatan kinerja impor migas maupun impor non migas Kalimantan Timur. Berdasarkan data yang tercatat di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, nilai impor non migas Kalimantan Timur selama triwulan II-2012 mencapai USD 939,09 juta atau tumbuh 118,90% (yoy), mengalami peningkatan yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 47,11% (yoy) (Grafik 1.13). Pertumbuhan positif impor diperkirakan berasal dari peningkatan faktor nilai atau jenis komoditas, karena dari sisi volume kinerja impor non migas Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan negatif, yaitu turun -60,56% (yoy) (Grafik 1.14). (Juta USD) Nilai Impor g Nilai Impor 1, (yoy) 140% 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% -20% -40% (Juta Ton) Vol Impor g Vol Impor (yoy) 200% 150% 100% 50% 0% -50% -100% Grafik 1.13 Nilai Impor Non Migas Grafik 1.14 Volume Impor Non Migas Kalimantan Timur Kalimantan Timur Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah Komoditas impor non migas terbesar Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 adalah ships, boats and floating structures (pangsa 40,98%) dengan impor sebesar USD 384,81 juta atau meningkat 536,60% (yoy), diikuti oleh komoditas nuclear react., boilers, and mechanical appl. dengan nilai USD 290,75 juta (pangsa 30,96%) yang tumbuh 70,00% (yoy) (Tabel 1.3). Sementara berdasarkan negara asal impor, mayoritas impor di triwulan II-2012 berasal dari Singapura sebesar USD 421,97 juta (pangsa 44,93%), diikuti oleh Amerika Serikat yaitu sebesar USD 97,99 juta (10,43%), dan Jepang sebesar USD 79,65 juta (8,48%) (Grafik 1.15). 12

21 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama Kaltim Triwulan II-2012 (HS2 Dijit, dalam USD) Komoditas Nilai (Jt USD) Pangsa Growth (yoy) Kontribusi 89 - Ships,boats and floating struct % % % 84 - Nuclear react.,boilers,mech.app % 70.00% 21.67% 87 - Vehicles other than railway % % 7.73% 73 - Articles of iron and steel % 70.42% 3.53% 31 - Fertilizers % 10.50% 0.51% 40 - Rubber and articles thereof % 7.90% 0.33% lainnya % 11.50% 0.92% Total % % % Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah (Share) 50% SINGAPORE C. USA C. JAPAN C. R.R.C GERMANY 40% 30% 20% 10% 0% Grafik 1.15 Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas Kaltim Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas Kalimantan Timur lebih besar dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kalimantan Timur) sebesar USD juta, namun mengalami penurunan sebesar -11,04% (yoy). 13

22 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dari sisi penawaran di triwulan II-2012 berasal dari sektor utama pertambangan dan penggalian (pangsa 48,73%) dengan kontribusi sebesar 4,46% (yoy), diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran (pangsa 8,21%) dengan kontribusi 0,75% (yoy), serta sektor angkutan dan komunikasi (pangsa 3,68%) dengan kontribusi 0,40% (yoy). Pertumbuhan positif pada sektor pertambangan dan penggalian disebabkan oleh kinerja positif produksi pertambangan migas dan batubara di Kalimantan Timur. Meskipun masih tumbuh positif, produksi batubara mengalami pelambatan seiring dengan penurunan permintaan batubara dari China dan penurunan harga komoditas tersebut di pasar internasional. Sementara itu, pertumbuhan positif sektor perdagangan, hotel, dan restoran dipengaruhi oleh peningkatan kegiatan ekonomi, pembangunan, dan investasi di Kalimantan Timur pada triwulan II 2012, sehingga kinerja pada sektor-sektor pendukungnya termasuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor angkutan dan komunikasi masih cukup tinggi. Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur Lapangan Usaha Pertumbuhan (% yoy) Kontribusi Pertumbuhan Tw 4-11 Tw1-12 Tw2-12 Tw 4-11 Tw 1-12 Tw2-12 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB PDRB TANPA MIGAS Sumber : BPS Kaltim, diolah Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kalimantan Timur, sektor industri pengolahan (pangsa 23,74%) mengalami pertumbuhan negatif pada triwulan II- 2012, yaitu kontraksi sebesar -5,87% (yoy), sehingga memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi secara total dari sisi penawaran sebesar -1,39%. Hal 14

23 Perkembangan Ekonomi Makro Regional utama penyebab penurunan kinerja pada sektor industri pengolahan (yang didominasi industri pengolahan migas) ini dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber pasokan gas (feed gas), sehingga produksi LNG PT. Badak Bontang juga terus mengalami penurunan di tahun Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan pada triwulan II mengalami ekspansi sebesar 4,95% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 4,93%. Perkembangan positif sektor ini didorong oleh pertumbuhan positif tanaman bahan makanan terutama produksi tanaman jagung, sedangkan padi sawah dan padi ladang mengalami penurunan kinerja (Grafik 1.16). Dari subsektor perkebunan, produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit sebagai komoditas yang paling dominan di Kalimantan Timur masih menunjukkan pertumbuhan positif secara tahunan. Namun demikian pertumbuhan produksi TBS ini cenderung melambat dibandingkan periode sebelumnya (Grafik 1.17). Indeks Padi Sawah g (yoy) 180 growth 60% Indeks Produksi Kelapa Sawit (TBS) g (yoy) 260 growth 50% % % % 0% % 20% 10% % % Grafik 1.16 Indeks Produksi Padi Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.17 Indeks Produksi Sawit Sumber : Prompt Indicator BPS (Rp milyar) Pertanian growth (yoy) * Grafik 1.18 Kredit Sektor Pertanian Sumber : LBU Bank Indonesia (yoy) 100% 80% 60% 40% 20% 0% Sementara itu, perkembangan positif terjadi pada produksi peternakan sapi, kambing, babi, dan ayam dari subsektor peternakan. Sedangkan dari subsektor perikanan, peningkatan kinerjanya terutama dipicu oleh produksi ikan perairan umum, tambak, dan budidaya Sebaliknya, kinerja hasil perikanan laut masih 15

24 Perkembangan Ekonomi Makro Regional tumbuh negatif. Pertumbuhan positif kinerja sektor pertanian juga didukung oleh kinerja positif penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek yang disalurkan pada sektor pertanian Kalimantan Timur di triwulan II-2012 yang mencapai Rp.9,40 trilyun atau meningkat 37,86% (yoy) (Grafik 1.18) Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2012 mengalami pertumbuhan, yaitu mencapai 9,15% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2012 yang tumbuh sebesar 11,58% (yoy). Pelambatan pertumbuhan kinerja sektor pertambangan dan penggalian disebabkan oleh perlambatan produksi migas dan batubara sebagai komoditas andalan Kalimantan Timur. Pelambatan kinerja sektor pertambangan dan penggalian dapat terlihat dari indeks produksi batubara perusahaan di Kalimantan Timur yang tumbuh secara tahunan melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (Grafik 1.19). Penurunan produksi batubara disebabkan oleh penurunan permintaan batubara terutama dari China, karena membanjirnya pasokan batubara dari Amerika Serikat di China dengan jenis kalori yang lebih tinggi dan tingkat harga bersaing. Selain penurunan permintaan, faktor lain yang menyebabkan pelambatan adalah penurunan harga komoditas batubara di pasar internasional sehingga mayoritas produsen batubara memperlambat tingkat produksinya. Hampir seluruh PKP2B dan beberapa KP di Kalimantan Timur diperkirakan akan merevisi target produksi pada semester II tahun Indeks Produksi Batubara g (yoy) growth 40% 30% 20% 10% Grafik 1.19 Indeks Produksi Batubara Sumber : Prompt Indicator BPS 0% (Rp milyar) Pertambangan growth (yoy) * Grafik 1.20 Kredit Pertambangan Sumber : LBU Bank Indonesia (yoy) 160% 120% 80% 40% 0% -40% Faktor positif yang mendorong pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan laporan adalah curah hujan di sebagian besar wilayah pertambangan Kalimantan Timur yang berada pada tingkat menengah pada level bawah ( mm) selama April-Juni 2012, sehingga mendukung operasional pertambangan. 16

25 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Faktor positif lainnya yang mendorong perkembangan sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan laporan ditunjukkan oleh kinerja kredit lokasi proyek sektor pertambangan dan penggalian yang secara tahunan tumbuh 67,51% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pertambangan secara tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 41,39% (yoy) (Grafik 1.20) Sektor Industri Pengolahan Sektor Industri Pengolahan masih mengalami kontraksi pertumbuhan pada triwulan II-2012 sebesar -5,87% (yoy), sebagaimana terjadi pada triwulan I-2012 yang tumbuh negatif sebesar -6,49% (yoy). Faktor positif yang menjaga kinerja industri pengolahan adalah recovery industri pengolahan minyak Pertamina Balikpapan. Setelah terjadi penurunan produksi pada triwulan II tahun 2011 yang mencapai -4,03% (yoy) diakibatkan oleh kegiatan turn arround (maintenance) besar berkala tiga tahunan, produksi kilang minyak Pertamina Balikpapan berangsur-angsur normal dan mengalami pertumbuhan positif setiap triwulan dan tumbuh mencapai 41,50% (yoy) di triwulan II (Grafik 1.21). Namun sumber utama penurunan industri pengolahan disebabkan oleh masih menurunnya produksi LNG karena semakin terbatasnya pasokan gas PT. Badak NGL Bontang. Setelah pada tahun 2011 target pengapalan LNG turun 4,8% (dari 303,7 cargo di 2010 menjadi 288 cargo di 2011), pada tahun 2012 target produksi diperkirakan akan kembali turun sekitar 5% (Grafik 1.22). (Jt Barrel) Produksi Growth (%yoy) 50% 40% 30% 20% 10% 0% -10% -20% -30% -40% Grafik 1.21 Produksi Kilang Minyak Sumber : Pertamina UPV Balikpapan 17

26 Perkembangan Ekonomi Makro Regional (Cargo) Pengapalan LPG Pengapalan LNG 450 (Rp milyar) Perindustrian growth (yoy) 4,000 (yoy) 120% ,000 2,000 80% 40% 0% ,000-40% * % Grafik 1.22 Produksi LNG Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.23 Kredit Sektor Industri Sumber : Prompt Indicator BPS Faktor positif yang mendukung kinerja industri pengolahan ditunjukkan oleh peningkatan kredit lokasi proyek sektor perindustrian yang mencapai Rp.2,23 trilyun, tumbuh 9,56% atau mengalami peningkatan setelah tumbuh -4,51% (yoy) pada triwulan sebelumnya (Grafik 1.23) Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Sektor listrik, gas, dan air bersih pada periode triwulan laporan mengalami pertumbuhan sebesar 8,18% (yoy), tumbuh melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 12,68%. Perlambatan proyek pembangunan pembangkit listrik di Kalimantan Timur menjadi faktor utama penurunan kinerja sektor listrik, gas, dan air pada triwulan II Faktor positif yang mendorong pertumbuhan positif kinerja sektor ini adalah penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek yang pada triwulan II-2012 mencapai Rp.1,28 trilyun, meningkat 126,79% (yoy) dibandingkan jumlah nominal pada triwulan II tahun 2011 yang sebesar Rp.565 milyar. Secara triwulanan kredit sektor listrik, gas, dan air bersih juga tumbuh 9,35% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya yang sebesar Rp.1,17 milyar (Grafik 1.24). (Rp milyar) 1,400 1,200 1, Listrik, Gas dan Air growth (yoy) * (yoy) 300% 200% 100% 0% -100% Grafik 1.24 Kredit Sektor Listrik dan Air Sumber : LBU Bank Indonesia 18

27 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Bangunan (Rp. milyar) Konstruksi growth (yoy) 4,000 3,000 2,000 1, * Grafik 1.25 Kredit Konstruksi Sumber : Prompt Indicator BPS Sektor bangunan pada triwulan II-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 12,08% (yoy), tumbuh relatif moderat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2012 yang tumbuh sebesar 12,09%. Masih tingginya pertumbuhan sektor bangunan di Kalimantan Timur disebabkan oleh peningkatan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, serta bangunan lainnya yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Pertumbuhan positif sektor bangunan ini searah dengan peningkatan kredit sektor tersebut, dimana kinerja kredit konstruksi berdasarkan lokasi proyek yang disalurkan ke Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 mencapai Rp.3,24 trilyun atau tumbuh 29,19% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 24,47% (yoy) (Grafik 1.25). (yoy) 40% 20% 0% -20% -40% Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada triwulan II-2012 mengalami pertumbuhan yang positif mencapai 9,08% (yoy), sedikit melambat jika dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2012 yang tumbuh sebesar 9,78% (yoy). Faktor pendorong pertumbuhan positif sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada triwulan ini adalah masih tingginya permintaan masyarakat terutama permintaan terhadap penjualan retail (supermarket) akibat peningkatan kegiatan ekonomi dan investasi di Kalimantan Timur (Grafik 1.26). Faktor yang menahan pertumbuhan, salah satunya adalah pelambatan pertumbuhan kredit lokasi proyek yang disalurkan untuk sektor perdagangan, hotel, restoran di Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 mencapai Rp.9,48 trilyun, mengalami pertumbuhan sebesar 13,46% (yoy), melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 14,84% (yoy) (Grafik 1.27). 19

28 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Indeks Penjualan Retail g (yoy) growth % % % % (Rp milyar) Perdagangan growth (yoy) 10,000 8,000 6,000 4,000 2, * (yoy) 60% 40% 20% 0% Grafik 1.26 Penjualan Retail Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.27 Kredit Perdagangan Sumber : LBU Bank Indonesia Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan II-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 10,86% (yoy), meskipun masih tinggi namun sedikit melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2012 yang sebesar 10,96% (yoy). Faktor penyebab pelambatan pertumbuhan sektor ini adalah penurunan aktivitas perjalanan masyarakat dari dan keluar Kalimantan Timur pada awal triwulan II-2012, namun meningkat pada akhir triwulan karena merupakan musim liburan sekolah. Faktor yang mendorong pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi terutama terlihat dari perkembangan indeks jumlah penumpang angkutan udara di Kalimantan Timur yang menunjukkan peningkatan terutama pada akhir triwulan II-2012 (Grafik 1.28). Begitu juga arus penumpang angkutan laut di Pelabuhan Samarinda yang tumbuh meningkat secara tahunan 15% (yoy) dan tumbuh 25% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.29) Indeks Penumpang Angkutan Udara g (yoy) 160 growth 50% Orang Embarkasi Debarkasi Growth (yoy) Growth 50,000 60% % 30% 20% 10% 40,000 30,000 20,000 10,000 30% 0% % - I II III IV I II III IV I II -30% Grafik 1.28 Penumpang Angkutan Udara Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.29 Arus Penumpang Pelabuhan Samarinda Sumber : Pelindo IV Samarinda 20

29 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Rp Trilyun Kredit growth Grafik 1.30 Perkembangan Kredit Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan II ini mengalami pertumbuhan sebesar 12,50% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2012 sebesar 11,01%. Faktor positif yang masih mendukung sektor keuangan dan jasa perusahaan pada triwulan II-2012 ini ditunjukkan oleh kinerja positif penyaluran kredit perbankan Kalimantan Timur yang mencapai Rp.46,40 trilyun atau tumbuh sebesar 12,18% (qtq) dari triwulan sebelumnya yang mencapai Rp.41,36 trilyun. Apabila dilihat dari pertumbuhan secara tahunan, perkembangan kredit meningkat 27,87% (yoy) dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 22,96%(yoy) (Grafik 1.30). % yoy Sektor Jasa-Jasa Sektor ini pada periode laporan mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 11,60%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan I-2012 sebesar 11,24% (yoy). Pertumbuhan positif kinerja pada sektor jasa ini dipengaruhi oleh peningkatan beberapa proyek pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur dan peningkatan kegiatan investasi di Kalimantan Timur sehingga meningkatkan sektor jasa sebagai sektor pendukung kegiatan-kegiatan ekonomi tersebut. 21

30 Perkembangan Ekonomi Makro Regional BOKS 1. PROGRES PENGEMBANGAN FOOD ESTATE DI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012 Latar Belakang Pengembangan Food Estate Kebutuhan pangan di Indonesia selalu fluktuatif setiap tahunnya, khususnya komoditas pangan utama seperti beras. Kondisi ini dipengaruhi banyak faktor antara lain perubahan iklim (banjir, musim tanam berubah, kekeringan), alih fungsi lahan, serangan hama penyakit, ketersediaan sarana produksi khususnya benih varietas unggul dan pupuk. Pemerintah provinsi Kalimantan Timur dengan Program Kaltim Bangkit 2013 melakukan revitalisasi pertanian dalam arti luas untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengembangan budidaya pangan skala luas (Food Estate) yang merupakan bagian dari amanat Inpres no. 5 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi dan Inpres No.1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun Konsep Food Estate didasarkan pada keterpaduan sektor dan sub sektor dalam suatu sistem agribisnis dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang berkualitas, teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan dan kelembagaan yang kuat. Food estate diarahkan pada sistem agribisnis yang berakar kuat di pedesaan berbasis pemberdayaan masyarakat adat lokal yang merupakan landasan dalam pengembangan wilayah. Pasca Penas KTNA, Kalimantan Timur menyatakan kesiapannya untuk menjadi pusat lumbung pangan nasional melalui pengembangan Food Estate Ha, dan untuk mendukung program tersebut saat ini telah tersedia Ha lahan yang tersebar di 10 Kabupaten di Kaltim. Progres Pengembangan Bulungan Food Estate Salah satu program program Food Estate yang sudah berjalan adalah Bulungan Food Estate di daerah Delta Kayan River. Diharapkan dengan pengembangan food estate tersebut akan memberi pengaruh besar terhadap pemenuhan kebutuhan beras beberapa kabupaten/kota di wilayah utara seperti Berau, Nunukan, Malinau, Tana Tidung dan Tarakan. Program tersebut juga menjadi bagian dari program pemerintah pusat yang akan mulai berkonsentrasi untuk melakukan pengembangan areal persawahan di luar Jawa. Saat ini di Delta Kayan River sudah terdapat lahan seluas 4500 Hektar. Bulungan Food Estate telah menarik 3 investor antara lain : PT. Nusa Agro Mandiri (Solaria) untuk tanaman padi dan kedelai, PT. Sang Hyang Sri untuk padi, dan PT. Miwon untuk jagung, dengan luas lahan masing-masing 1980 Ha, 3000 Ha, 3200 Ha. Area tanam meliputi beberapa kecamatan antara lain di Tanjung Selor, Tanjung Palas, Tanjung Palas Tengah, Tanjung Palas Timur, Tanjung Palas Utara. 22

31 Perkembangan Ekonomi Makro Regional PT. Nusa Agro Mandiri (Solaria), telah melakukan panen perdana padi pada lahan konsesi miliknya pada pertengahan Juni Padi yang dipanen tersebut merupakan hasil tanam perdana padi yang dilakukan pada awal Februari 2012 (proses penanaman dilakukan secara bertahap). Setelah proses panen perdana tersebut, PT. Nusa Agro kemudian akan melakukan penanaman untuk tanaman kedelai. Kawasan Delta Kayan saat ini sudah ada yang ditempati oleh masyarakat dan petani setempat serta kawasan transmigrasi dari Jatim, tetapi sebagian besar masih kosong. Beberapa Permasalahan Pengembangan Bulungan Food Estate 1. Luas lahan yang telah disiapkan untuk pengembangan Bulungan Food Estate adalah Ha, sebenarnya terdapat Ha lahan potensial namun terkendala permasalahan clear and clean atau aspek legalitas hukum. Karakteristik tanah Bulungan merupakan tanah aluvial dengan luas tanam rata-rata per petani 2 Ha mayoritas menggunakan tenaga mekanisasi. Target peningkatan produksi Bulungan Food Estate saat ini adalah masa panen yang biasanya 2x panen menjadi masa panen 3x dalam setahun. Belum ada target peningkatan produktivitas dan milestone pencapaian setiap tahun untuk melakukan monitoring keberhasilan program secara spesifik. 2. Konsep food estate pertama kali dikembangkan di Merauke, namun sampai saat ini belum mulai berjalan kendati sudah ada beberapa perusahaan seperti Wilmar Group dan Rajawali group yang sudah mulai masuk ke Merauke. Di Merauke timbul konflik antara masyarakat dengan swasta. Perbedaan antara Bulungan Food Estate dan Merauke Food Estate adalah di Merauke pengembangan berbasis Corporate Oriented sedangkan di Bulungan berbasis System and Family Oriented (petani dan keluarga sebagai pemilik). Saat ini di Bulungan investor masih dibatasi 3 investor saja untuk melihat terlebih dahulu dampak pengembangan / competitive advantage ke petani. 3. Persiapan yang dibutuhkan terkait beberapa aspek kelembagaan pengamanan kawasan, sementara persiapan infrastruktur terkait mana yang harus dibangun terlebih dahulu. Saat ini di Bulungan telah dibentuk Pokja Food Estate dibentuk melalui SK Bupati dengan diketuai oleh Sekda, Dinas Pertanian, Dinas PU, Bappeda dan Dinas Transmigrasi. Biaya pengembangan Bulungan Food Estate dianggarkan pada APBN tahun 2012 sebesar Rp dan APBD Rp Kesulitan pengembangan beras organik adalah pengendalian rumput yang masih harus menggunakan herbisida. Kendala lain bagi petani adalah belum tersedianya pergudangan yang dapat menampung hasil panen untuk lebih menstabilkan harga, sehingga diperlukan gudang untuk masing-masing kawasan yang dapat dikelola oleh Gapoktan. 23

32 BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI KALIMANTAN TIMUR 2.1 Gambaran Umum Laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 menunjukkan penurunan. Inflasi Kalimantan Timur triwulan II-2012 yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar 4,83% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I-2012 sebesar 5,78% (yoy). Namun laju Inflasi Kaltim ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 4,53% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditas, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 16,13% (yoy); diikuti oleh kelompok sandang sebesar 7,07% (yoy), dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 5,57% (yoy). Sementara kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan merupakan kelompok komoditas yang (% yoy) mengalami inflasi terendah, yaitu 1,48% (Tabel 2.1). Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan II Kaltim Nasional Grafik 2.1 Laju Inflasi Kaltim & Nasional (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah KELOMPOK IV-2011 I-2012 II-2012 qtq yoy qtq yoy qtq yoy U M U M BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TBK PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI Sumber : BPS Kaltim, diolah 24

33 PERKEMBANGAN INFLASI Identifikasi awal terhadap peningkatan laju inflasi tahunan Kaltim menunjukkan bahwa kelompok volatile food pada akhir triwulan II-2012 mengalami inflasi sebesar 4,09%(yoy), menurun jika dibandingkan inflasi volatile food di triwulan I-2012 yang sebesar 6,55%(yoy) (Grafik 2.2). Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food pada triwulan II-2012 terjadi deflasi pada bulan April (deflasi -0,87%) dan Mei (deflasi -0,76%), sedangkan inflasi terjadi pada bulan Juni sebesar 0,88%(mtm) (Grafik 2.3). Komoditas yang memberikan tekanan inflasi volatile food antara lain ikan segar (layang, tongkol, bandeng, biawan), daging segar (daging ayam), dan bumbu-bumbuan (bawang merah, bawang putih) akibat berkurangnya jumlah pasokan. Penurunan juga terjadi pada kelompok inflasi inti yang disebabkan oleh menurunnya harga pada kelompok perumahan karena menurunnya harga semen serta dari kelompok sandang karena menurunnya harga emas perhiasan di Samarinda dan Balikpapan. (% yoy) CPI Core Volatile Food Administered Grafik 2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah (% mtm) Core Volatile Foods Administered Grafik 2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm) Sumber : BPS Kaltim, diolah 25

34 Evaluasi Perkembangan Inflasi Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan terjadi di Tarakan yakni sebesar 6,28% (yoy), diikuti oleh kota Balikpapan dan Samarinda masing-masing sebesar 4,80% (yoy) dan 4,43% (yoy). Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim triwulan II-2012 antara lain : Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat terjadi pada bulan Juni yang didorong oleh peningkatan tingkat konsumsi masyarakat mendekati musim liburan sekolah, pergantian tahun ajaran baru pendidikan serta memasuki bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Dari sisi penawaran, masih adanya keterbatasan pasokan beberapa komoditas bahan makanan seperti beberapa jenis ikan segar, daging ayam, dan bumbubumbuan akibat cuaca buruk sehingga menurunkan produksi dan mengganggu proses distribusi barang dari sentra produksi di Jawa dan Sulawesi. 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di kota Samarinda pada triwulan II-2012 sebesar 0,11% (qtq), lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan I-2012 yang sebesar 2,13% (qtq). Kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 2,90% (qtq), karena peningkatan harga mie, ayam goreng, rokok, dan gula pasir. Sementara itu komoditas bahan makanan mengalami deflasi -1,68 (qtq) yang disebabkan penurunan harga beberapa komoditas terutama ikan segar (layang, bandeng, kembung), daging ayam ras dan beberapa sayuran seperti jagung manis, tomat sayur, kacang panjang di bulan April dan Mei. Namun harga ikan segar (layang, tongkol, biawan, bandeng), sayuran (bayam, kacang panjang, wortel), bumbu-bumbuan (bawang merah dan bawang putih) tersebut kembali meningkat pada Juni 2012 karena jumlah pasokan yang terbatas karena menurunnya jumlah produksi (Tabel 2.2 dan Tabel 2.3). 26

35 PERKEMBANGAN INFLASI Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda KELOMPOK II-11 III-11 IV-11 I-12 II-12 U M U M BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI Sumber : BPS Kaltim, diolah Laju inflasi juga terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga yaitu sebesar 0,53% (qtq), diikuti laju inflasi kelompok kesehatan (0,29%), kelompok sandang (0,18%), dan kelompok transportasi dan komunikasi (0,18%). Tabel 2.3 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda APRIL MEI JUNI KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL MIE 0.10 JAGUNG MANIS 0.10 GULA PASIR 0.12 BAWANG MERAH 0.07 BAWANG MERAH 0.05 LAYANG 0.11 AYAM GORENG 0.04 TONGKOL 0.03 DAGING AYAM RAS 0.11 BENSIN 0.03 SEPATU 0.02 BAWANG PUTIH 0.09 PECEL 0.03 BAWANG PUTIH 0.02 EMAS PERHIASAN 0.05 MARTABAK 0.03 GULA PASIR 0.02 BIAWAN 0.05 ROKOK KRETEK FILTER 0.02 IKAN BAKAR 0.01 BANDENG 0.05 BIAWAN 0.02 PATIN 0.01 KEMBUNG/GEMBUNG 0.04 AIR KEMASAN 0.02 SENG 0.01 BAYAM 0.03 KACANG PANJANG 0.02 BIAWAN 0.01 CABE MERAH 0.03 Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq) Perkembangan inflasi triwulanan kota Balikpapan pada triwulan II-2012 tercatat sebesar 0,83% (qtq), lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan I-2012 yang mengalami inflasi sebesar 2,11% (qtq). Kelompok komoditas yang mengalami inflasi adalah bahan makanan yang mengalami inflasi 1,35%, disebabkan oleh peningkatan harga ikan segar (layang, tongkol, bandeng, trakulu), daging segar (daging ayam ras dan 27

36 Evaluasi Perkembangan Inflasi daging sapi), dan bumbu-bumbuan (bawang merah dan bawang putih) (Tabel 2.4 dan Tabel 2.5). Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan KELOMPOK II-11 III-11 IV-11 I-12 II-12 U M U M BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TBK PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi cukup tinggi juga terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (2,05%) karena adanya peningkatan harga mie, soto, gado-gado dan gula pasir, serta inflasi di kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga (1,04%). Peningkatan harga gula pasir yang terjadi pada Mei dan Juni disebabkan karena meningkatnya permintaan untuk pembuatan kue-kue menyambut bulan Ramadhan, sementara kenaikan biaya pendidikan disumbangkan oleh kenaikan biaya pendidikan Sekolah swasta. Tabel 2.5 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan APRIL MEI JUNI KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL TONGKOL 0.16 LAYANG 0.24 BAWANG PUTIH 0.14 DAGING AYAM RAS 0.10 GULA PASIR 0.06 GULA PASIR 0.09 BANDENG 0.07 DAGING AYAM RAS 0.04 BANDENG 0.09 CABE RAWIT 0.06 UDANG BASAH 0.03 SEKOLAH DASAR 0.08 BERAS 0.06 BAWANG MERAH 0.03 DAGING AYAM RAS 0.08 AIR KEMASAN 0.04 BAWAL 0.02 CABE RAWIT 0.04 BAWANG MERAH 0.03 GADO-GADO 0.02 KANGKUNG 0.03 LAYANG 0.03 TRAKULU 0.02 BAYAM 0.02 BAWANG PUTIH 0.03 BAWANG PUTIH 0.02 BUNCIS 0.02 BAWAL 0.02 BIJI NANGKA 0.01 CABE MERAH 0.02 Sumber : BPS Kaltim, diolah 28

37 PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) Perkembangan harga barang-jasa secara triwulanan di kota Tarakan pada triwulan II-2012 mengalami inflasi sebesar 0,06% (qtq), lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan I-2012 yang mengalami inflasi sebesar 2,17% (qtq) (Tabel 2.6 dan Tabel 2.7). Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas transportasi dan komunikasi yang mengalami inflasi sebesar 1,43% (qtq) akibat peningkatan tarif angkutan udara dan harga mobil. Tabel 2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan KELOMPOK II-11 III-11 IV-11 I-12 II-12 U M U M BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi cukup tinggi lainnya terjadi pada kelompok perumahan sebesar 1,19% (qtq) akibat kenaikan biaya kontrak rumah dan sewa rumah selama tiga bulan berturutturut triwulan II-2012 di Tarakan. Sementara itu kelompok bahan makanan mengalami deflasi 1,93% (qtq) yang disebabkan oleh penurunan harga yang cukup tajam dari beberapa komoditas ikan segar (terutama layang, bandeng, dan bawal), serta beberapa jenis sayuran seperti bayam, sawi hijau, kangkung, kacang panjang, dan tomat sayur). 29

38 Evaluasi Perkembangan Inflasi Tabel 2.7 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan APRIL MEI JUNI KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL CABE RAWIT 0.35 BAWANG MERAH 0.11 BANDENG 0.11 BAHAN BAKAR RMH TANGGA 0.08 BERAS 0.05 SEWA RUMAH 0.05 PISANG 0.04 BAWANG PUTIH 0.04 GULA PASIR 0.03 MINYAK GORENG 0.02 Sumber : BPS Kaltim, diolah KANGKUNG 0.11 LAYANG 0.35 PISANG 0.10 BAWANG PUTIH 0.18 SAWI HIJAU 0.08 WORTEL 0.17 BUNCIS 0.05 ANGKUTAN UDARA 0.09 BAYAM 0.05 UDANG BASAH 0.05 BAWANG MERAH 0.03 GULA PASIR 0.05 BAWANG PUTIH 0.03 SATE 0.05 IKAN ASIN BELAH 0.02 EMAS PERHIASAN 0.04 BERAS 0.02 KURSI 0.02 BESI BETON 0.02 CABE RAWIT Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Tahunan Kota Samarinda Laju inflasi kota Samarinda secara tahunan pada triwulan II-2012 tercatat sebesar 4,43% (yoy), atau lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 5,56% (yoy). Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas sandang 9,42%(yoy), diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 8,58% (yoy), dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 5,54% (yoy) (Tabel 2.8). Tabel 2.8 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang & Jasa KELOMPOK II-11 III-11 IV-11 I-12 II-12 U M U M BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI Sumber : BPS Kaltim, diolah 30

39 PERKEMBANGAN INFLASI Kenaikan kelompok Sandang berasal dari kenaikan harga emas perhiasan yang dipengaruhi oleh naiknya harga emas di pasar internasional, meskipun mulai mengalami penurunan harga sejak akhir tahun Kenaikan inflasi pada kelompok pendidikan, rekreasi, olahraga disebabkan oleh kenaikan tarif pendidikan terutama akademi/perguruan tinggi. Sementara itu, inflasi tahunan terendah terjadi pada kelompok transportasi dan komunikasi dengan inflasi sebesar 0,49% (yoy) Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Laju inflasi tahunan di kota Balikpapan pada triwulan II-2012 mencapai 4,80% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan I-2012 yang sebesar 6,17% (yoy). Laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 21,32% (yoy) lebih tinggi jika dibandingkan inflasi tahunan triwulan sebelumnya 20,80% (yoy). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan pada awal tahun ajaran baru 2011 terutama untuk pendidikan SLTA dan akademi/pt. Inflasi tinggi lainnya terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau (5,96%), yang disebabkan peningkatan permintaan yang cukup tinggi terhadap produk-produk makanan jadi seperti nasi dan mie, juga peningkatan harga gula pasir yang juga terjadi secara nasional. Selain itu inflasi cukup tinggi terjadi pada kelompok sandang karena masih tingginya preferensi masyarakat Balikpapan melakukan pembelian emas perhiasan. Tabel 2.9 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa KELOMPOK II-11 III-11 IV-11 I-12 II-12 U M U M BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI Sumber : BPS Kaltim, diolah 31

40 Evaluasi Perkembangan Inflasi Inflasi Tahunan Kota Tarakan Laju inflasi tahunan di kota Tarakan triwulan II-2012 mencapai 6,28% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan I-2012 yang sebesar 5,41% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 19,06% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas perumahan 7,25% (yoy). Faktor pendorong meningkatnya inflasi kelompok pendidikan Kota Tarakan secara tahunan masih dipengaruhi oleh adanya peningkatan tarif pendidikan akademi keperawatan. Tabel 2.10 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa KELOMPOK II-11 III-11 IV-11 I-12 II-12 U M U M BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI Sumber : BPS Kaltim, diolah Sementara itu inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas transportasi dan komunikasi yaitu sebesar 1,64% (yoy), karena bertambahnya beberapa jalur penerbangan dari dan menuju kota Tarakan seperti maskapai Maswing dari dan menuju ke Tawau Malaysia, serta dibukanya pelayaran dari dan ke Toli-Toli sehingga tejadi peningkatan suplai terhadap kebutuhan transportasi masyarakat Tarakan. Apabila dilihat inflasi tahun kalender (Tabel 2.11) sampai dengan triwulan II inflasi kumulatif Kaltim sampai dengan Juni 2012 mencapai 2,52% (ytd), lebih rendah dari inflasi kumulatif di Juni 2011 yang sebesar 3,99% (ytd). Dibandingkan dengan inflasi kumulatif nasional sampai dengan triwulan II tahun 2012 yang tercatat 1,79 (ytd), inflasi kumulatif Kaltim masih lebih tinggi (Tabel 2.11). 32

41 PERKEMBANGAN INFLASI Tabel 2.11 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim, dan Kota TAHUN INFLASI KALENDER JANUARI-JUNI INFLASI KALENDER JANUARI-DESEMBER Smr Bpp Trk Kaltim Nas Smr Bpp Trk Kaltim Nas Sumber : BPS Kaltim, diolah Dari ketiga kota di Kaltim, kota Balikpapan memiliki laju inflasi tahun kalender tertinggi yaitu 2,96% (ytd), diikuti oleh laju inflasi Samarinda 2,24% (ytd), dan Tarakan 2,23% (ytd). Pencapaian inflasi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi tahun kalender yang terjadi di triwulan II tahun Apabila dilihat komoditas yang sering menjadi 10 komoditas andil inflasi terbesar pada triwulan II tahun 2012, kenaikan harga beras, ikan segar (bandeng, layang, tongkol, biawan), sayuran (bayam, nangka muda, kacang panjang), dan bumbubumbuan (bawang merah, bawang putih, cabe rawit) dari kelompok bahan makanan, serta kenaikan harga sewa rumah dan kontrak rumah dari kelompok perumahan merupakan komoditas yang sering muncul sebagai andil inflasi terbesar di ketiga kota (Tabel 2.12). Tabel 2.12 Komoditas Andil Inflasi Terbesar Jan-Juni 2012 SAMARINDA BALIKPAPAN TARAKAN BANDENG BANDENG BANDENG BAWANG MERAH BAWANG MERAH BAYAM BAWANG PUTIH BAWANG PUTIH BAWANG MERAH BERAS BAYAM BAWANG PUTIH BIAWAN BERAS BERAS GABUS CABE RAWIT CABE RAWIT LAYANG DAGING AYAM RAS DAGING SAPI NANGKA MUDA DAGING SAPI GULA PASIR SEWA RUMAH LAYANG KONTRAK RUMAH TONGKOL NASI LAYANG Sumber : BPS Kaltim, diolah 33

42 BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN 3.1. Gambaran Umum Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan II secara umum masih menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun secara tahunan (yoy). Hal ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami sebagian besar indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi pertumbuhan aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan. Kaltim Nasional *) Kaltim Nasional *) Kredit 5.29% 12.18% Kredit 27.87% 22.32% DPK 2.94% 7.83% DPK 19.32% 36.05% Aset 3.20% 6.46% Aset 19.79% 40.40% 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% Grafik 3.1 Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq) Sumber : LBU Bank Indonesia 0% 20% 40% 60% Grafik 3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) Sumber : LBU Bank Indonesia Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Mei 2012) menurut pertumbuhan triwulanan, indikator kegiatan usaha perbankan dari sisi pertumbuhan Aset dan DPK di Kalimantan Timur dan nasional menunjukkan perkembangan yang positif. Aset dan DPK bank umum secara nasional mengalami pertumbuhan masingmasing sebesar 3,20% dan 2,94%, dan pada periode yang sama bank umum di Kalimantan Timur mengalami laju peningkatan Aset dan DPK yang lebih tinggi yaitu tumbuh sebesar 6,46% dan 7,83% (qtq). Begitu pula penyaluran kredit di Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan 12,18% (qtq), lebih tinggi dibandingkan kredit nasional yang tumbuh 5,29% (qtq). Apabila dilihat secara tahunan (yoy), perkembangan kinerja perbankan menunjukkan kinerja positif dan searah dimana jumlah Aset, DPK dan Kredit bank umum di Kalimantan Timur mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing sebesar 40,40%, 36,05%, dan 27,87%. Kondisi tersebut searah dengan pertumbuhan 34

43 Perkembangan Perbankan Daerah nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 19,79%, 19,32% dan 22,32%. Sementara itu, perkembangan kinerja BPR di Kalimantan Timur menunjukkan perkembangan kinerja yang melambat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah Aset, DPK yang tumbuh sebesar -0,10% dan 2,20% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan sebelumnya masing-masing tumbuh sebesar 5,40% dan 5,39% (yoy). Berbeda dengan Aset dan DPK, pertumbuhan kredit mengalami peningkatan sebesar 10,53% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,25% (yoy) Perkembangan Usaha Bank Umum Total Aset dan Aktiva Produktif Total aset bersih (net assets) bank umum di Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 tercatat Rp.102,62 trilyun, mengalami peningkatan 6,46% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, bank pemerintah (pangsa 74,46%) mengalami peningkatan jumlah aset bersih sebesar 7,58%, sementara aset bersih bank swasta (pangsa 25,54%) tumbuh sebesar 3,34% (qtq). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan II-2011, total aset perbankan secara tahunan mencatat pertumbuhan sebesar 40,40% (yoy). Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim Keterangan Posisi (dalam Rp milyar) Komposisi Pertumb. Tw2-12 Tw4-11 Tw1-12 Tw2-12 Tw1-12 Tw2-12 qtq yoy Jumlah Aset Bersih 86,012 96, , % % 6.46% 40.40% Bank Pemerintah 60,488 71,033 76, % 74.46% 7.58% 47.93% Bank Swasta 25,523 25,359 26, % 25.54% 3.34% 22.25% Aktiva Produktif 52,340 60,176 65, % % 8.46% 42.28% Penempatan pada Bank Indonesia 9,380 16,502 16, % 25.52% 0.92% % Penempatan pada Bank Lain 1,645 1,023 2, % 3.11% 98.58% 50.33% Surat berharga yang dimiliki % 0.11% 12.45% % Kredit yang diberikan 41,185 42,491 46, % 71.10% 9.20% 27.87% Lainnya % 0.17% 10.53% 97.47% Sumber : LBU Bank Indonesia Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kalimantan Timur masih didominasi oleh kredit yang diberikan (pangsa sebesar 71,10%) yang meningkat 9,20% (qtq) jika dibandingkan dengan triwulan I Sementara itu penempatan 35

44 Perkembangan Perbankan Daerah pada bank lain mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 98,58% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya, sedangkan penempatan pada Bank Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,92% (qtq). Apabila dilihat perkembangan aktiva produktif secara tahunan, penempatan pada bank lain dan kredit yang diberikan mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing sebesar 50,33% dan 27,87% (yoy), berbeda arah dengan surat berharga yang dimiliki yang mengalami penurunan negatif 86,02% (yoy) Penghimpunan Dana Masyarakat Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 mencapai Rp.76,58 trilyun atau tumbuh 7,83% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 3.3). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan II-2011, penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 36,05% (yoy). DPK (Rp trilyun) DPK Growth (yoy) Growth (qtq) growth 40% 30% % 10% 0% -10% Grafik 3.3 Perkembangan Simpanan Masyarakat Sumber: LBU Bank Indonesia Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq), simpanan dalam bentuk tabungan mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 8,80%, sedangkan deposito dan giro juga mencatat pertumbuhan yang positif sebesar 7,78% dan 6,71%. Menurut kelompok bank, peningkatan positif simpanan secara triwulanan terjadi pada kelompok bank pemerintah yaitu sebesar 10,74%, dan pada kelompok bank milik swasta tumbuh sebesar 0,10% dengan kontribusi peningkatan yang cukup besar berasal dari giro yang tumbuh sebesar 7,92% (qtq) (Tabel 3.2). Sementara itu, secara tahunan (yoy) pertumbuhan DPK di Kalimantan Timur juga mengalami perkembangan yang cukup positif yaitu tumbuh sebesar 36,05%. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan deposito dan giro yang cukup tinggi 36

45 Perkembangan Perbankan Daerah masing-masing sebesar 45,11% dan 43,53% (yoy). Apabila dilihat menurut kelompok bank, pertumbuhan tinggi DPK secara tahunan dicapai kelompok bank pemerintah yang tumbuh 42,82% (yoy). Sebaliknya, pertumbuhan yang melambat terjadi pada kelompok bank swasta yang tumbuh sebesar 19,37% (yoy) (lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 22,84%. Tabel 3.2 Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum di Kaltim Jenis Simpanan Posisi (Rp milyar) Komposisi Pertumb. Tw2-12 Tw4-11 Tw1-12 Tw2-12 Tw1-12 Tw2-12 qtq yoy Total DPK 66,186 71,019 76, % % 7.83% 36.05% Giro 17,463 21,190 22, % 29.53% 6.71% 43.53% Tabungan 28,261 26,000 28, % 36.94% 8.80% 23.86% Deposito 20,462 23,829 25, % 33.54% 7.78% 45.11% Bank Pemerintah 46,505 51,627 57, % % 10.74% 42.82% Giro 13,972 17,864 19, % 33.27% 6.49% 49.14% Tabungan 19,528 17,342 19, % 34.10% 12.41% 26.25% Deposito 13,005 16,421 18, % 32.63% 13.59% 57.63% Bank Swasta 19,681 19,392 19, % % 0.10% 19.37% Giro 3,491 3,326 3, % 18.49% 7.92% 19.68% Tabungan 8,733 8,658 8, % 45.30% 1.56% 18.86% Deposito 7,457 7,408 7, % 36.21% -5.12% 19.85% Sumber : LBU Bank Indonesia Penyaluran Kredit Bank Umum Penyaluran kredit bank umum di Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 menunjukkan pertumbuhan positif. Peningkatan pertumbuhan kredit diperkirakan disebabkan oleh penurunan suku bunga pinjaman, terutama pada kredit investasi dan konsumsi. Sementara itu, suku bunga kredit modal kerja mengalami peningkatan di level 12,21%. Penurunan BIrate 5,75% pada triwulan laporan berpengaruh terhadap suku bunga kredit perbankan yang juga sedikit mengalami penurunan (Grafik 3.4). % suku bunga K. Inv K. Kons KMK BI-rate Grafik 3.4 Suku Bunga Kredit Sumber : LBU Bank Indonesia 37

46 Perkembangan Perbankan Daerah a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kalimantan Timur Jumlah kredit yang disalurkan bank umum yang berkantor di Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 mencapai Rp.46,40 trilyun. Secara triwulanan, pertumbuhan kredit pada triwulan laporan tercatat 12,18% (qtq), meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2012 yang sebesar 0,43% (qtq). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan II-2011, penyaluran kredit pada triwulan II tumbuh sebesar 27,87% (yoy) atau mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 22,96% sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 3.5. Kredit (Rp trilyun) Kredit growth (yoy) growth (qtq) 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Grafik 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Sumber: LBU Bank Indonesia Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp.27,82 trilyun (pangsa 59,96%) atau mengalami peningkatan 14,31% (qtq) secara triwulanan. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada triwulan laporan mencapai Rp.18,58 trilyun (pangsa 40,04%) atau meningkat sebesar 9,14% dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit dengan pangsa terbesar (36,09%) yaitu kredit modal kerja mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 15,63% menjadi Rp.16,75 trilyun. Kredit konsumsi (pangsa 33,23%) mencatat pertumbuhan triwulanan 9,54% menjadi Rp.15,42 trilyun dan kredit investasi (pangsa 30,68%) mengalami pertumbuhan triwulanan positif sebesar 11,20% menjadi Rp.14,24 trilyun. Sementara itu, secara tahunan baik kredit modal kerja, investasi, maupun konsumsi mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi masing-masing tumbuh sebesar 19,88%, 45,76%, dan 22,84% (yoy). Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan tertinggi kredit secara triwulanan terjadi pada sektor perindustrian yaitu sebesar 45,26%, diikuti sektor perdagangan sebesar 28,73%, sektor pertanian 26,67%, dan sektor pertambangan 17,15%. Sektor lain yang mengalami pertumbuhan positif masing-masing sektor angkutan 11,90%, 38

47 Perkembangan Perbankan Daerah sektor jasa dunia usaha 11,07%, sektor konstruksi 8,64%, sektor listrik, gas dan air 8,12% dan sektor lainnya 7,06%. Sedangkan kredit sektoral yang mengalami pertumbuhan negatif cukup besar adalah sektor jasa sosial sebesar -38,08% (qtq) (Tabel 3.3). Apabila dilihat dari pertumbuhan kredit secara tahunan, beberapa kredit sektoral yang mengalami pertumbuhan positif cukup tinggi antara lain sektor angkutan (66,12%), sektor pertanian (64,70%), sektor perdagangan (44,07%) serta sektor perindustrian (42,72%). Sementara itu, jika dilihat dari nisbah kredit terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kalimantan Timur mengalami peningkatan dari 58,24% pada triwulan I tahun 2012 menjadi 60,59% pada triwulan II Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Keterangan Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert.Tw2-12 Tw4-11 Tw1-12 Tw2-12 Tw1-12 Tw2-12 qtq yoy Kredit 41,185 41,362 46, % % 12.18% 27.87% Kelompok Bank Bank Pemerintah 24,798 24,341 27, % 59.96% 14.31% 24.81% Bank Swasta 16,387 17,021 18, % 40.04% 9.14% 32.74% Jenis Penggunaan Modal Kerja 14,937 14,483 16, % 36.09% 15.63% 19.88% Investasi 12,121 12,804 14, % 30.68% 11.20% 45.76% Konsumsi 14,127 14,075 15, % 33.23% 9.54% 22.84% Sektor Ekonomi Pertanian 1,948 2,083 2, % 5.69% 26.67% 64.70% Pertambangan 2,332 2,405 2, % 6.07% 17.15% 33.37% Perindustrian 1,096 1,156 1, % 3.62% 45.26% 42.72% Listrik, Gas dan Air % 0.26% 8.12% % Konstruksi 2,997 3,056 3, % 7.16% 8.64% 22.77% Perdagangan 7,713 7,508 9, % 20.83% 28.73% 44.07% Angkutan 3,140 3,228 3, % 7.78% 11.90% 66.12% Jasa Dunia Usaha 4,499 4,688 5, % 11.22% 11.07% 41.98% Jasa Sosial 2,323 2,203 1, % 2.94% % % Lain-Lain 15,009 14,924 15, % 34.43% 7.06% 14.85% LDR 62.23% 58.24% 60.59% Sumber : LBU Bank Indonesia b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kalimantan Timur Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang berlokasi di wilayah Kalimantan Timur pada periode laporan (s.d Februari 2012) tercatat sebesar Rp.70,93 trilyun, tumbuh sebesar 5,03% (qtq) dibandingkan dengan posisi kredit pada triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan triwulan II tahun 2011, 39

48 Perkembangan Perbankan Daerah kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami pertumbuhan sebesar 34,52% (yoy), sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang sebesar 34,35% (yoy) (Grafik 3.6). Kredit (Rp trilyun) Kredit growth (yoy) growth (qtq) 50% 40% 30% 20% 10% 0% Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim Sumber : SEKDA Bank Indonesia Perkembangan kredit secara triwulanan berdasarkan kelompok bank, baik bank pemerintah dan swasta mengalami peningkatan pertumbuhan. Bank pemerintah mengalami pertumbuhan kredit yang positif sebesar 4,47%, sejalan dengan kredit bank swasta yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan sebesar 5,59% (qtq) (Tabel 3.4). Menurut jenis penggunaannya, pertumbuhan positif terjadi pada kredit investasi dan modal kerja yang tumbuh masing-masing sebesar 8,82% dan 3,05%, begitu pula dengan kredit konsumsi mengalami pertumbuhan sebesar 2,92% (qtq). Sedangkan perkembangan kredit berdasarkan sektor ekonomi, beberapa sektor yang mengalami peningkatan pertumbuhan secara triwulanan adalah sektor pertambangan (11,61%), sektor konstruksi (10,33%), dan sektor perdagangan (4,33%) (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh masing-masing sebesar 0,98%, -1,16% dan -1,70% (qtq). Sedangkan pertumbuhan kredit yang melambat terjadi pada sektor listrik, gas dan air (9,35%), sektor pertanian (6,12%), sektor angkutan (5,28%) dan sektor jasa dunia usaha (2,41%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh masingmasing sebesar 13,56%, 8,77%, 6,76% dan 3,32% (qtq). Pertumbuhan negatif terjadi pada sektor perindustrian dan jasa sosial masing-masing sebesar -4,51% dan -2,47% (qtq) (Tabel 3.4). Secara tahunan, pertumbuhan kredit berdasarkan lokasi proyek bank pemerintah dan bank swasta cukup tinggi yaitu masing-masing sebesar 37,37% dan 32,73% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan tertinggi untuk kredit berdasarkan lokasi proyek terjadi pada kredit investasi dan kredit modal kerja masingmasing tumbuh sebesar 48,47% dan 29,13% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh masing-masing sebesar 44,68% dan 28,38% (yoy). Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan tahunan kredit lokasi proyek tertinggi terjadi pada sektor 40

49 Perkembangan Perbankan Daerah listrik, gas, air sebesar 126,79%, diikuti sektor pertambangan (67,51%) (yoy), dibandingkan dengan triwulan sebelumnya tumbuh masing-masing sebesar 107,21% dan 41,39% (yoy). Sedangkan beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu sektor angkutan (55,04%), sektor jasa dunia usaha (51,79%), sektor perdagangan (13,46%) dan sektor jasa sosial (10,68%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh masing-masing sebesar 83,40%, 63,24%, 14,84% dan 24,63% (yoy). Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja memiliki pangsa tertinggi yaitu sebesar 41,08% dengan nilai Rp.29,14 trilyun, diikuti kredit investasi sebesar 36,12% dengan nilai Rp trilyun, dan kredit konsumsi 22,80% dengan nilai Rp.16,18 trilyun. Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah kredit pada sektor pertambangan, sektor perdagangan, dan sektor pertanian dengan pangsa masing-masing sebesar 19,79%, 13,37% dan 13,26%. Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Keterangan Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw2-12 Tw4-11 Tw1-12 Tw2-12 Tw1-12 Tw2-12 qtq yoy Kredit Lokasi Proyek 65,687 67,532 70, % % 5.03% 34.52% Kelompok Bank Bank Pemerintah 32,419 33,779 35, % 49.75% 4.47% 37.37% Bank Swasta 33,268 33,753 35, % 50.25% 5.59% 32.73% Jenis Penggunaan Modal Kerja 28,595 28,274 29, % 41.08% 3.05% 29.13% Investasi 21,872 23,543 25, % 36.12% 8.82% 48.47% Konsumsi 15,220 15,715 16, % 22.80% 2.92% 25.29% Sektor Ekonomi Pertanian 8,145 8,860 9, % 13.26% 6.12% 37.86% Pertambangan 12,456 12,578 14, % 19.79% 11.61% 67.51% Perindustrian 2,341 2,341 2, % 3.15% -4.51% 9.56% Listrik, Gas dan Air 1,033 1,173 1, % 1.81% 9.35% % Konstruksi 2,979 2,944 3, % 4.58% 10.33% 29.19% Perdagangan 9,247 9,089 9, % 13.37% 4.33% 13.46% Angkutan 4,492 4,796 5, % 7.12% 5.28% 55.04% Jasa Dunia Usaha 4,500 4,650 4, % 6.71% 2.41% 51.79% Jasa Sosial 5,272 5,386 5, % 7.41% -2.47% 10.68% Lain-Lain 15,220 15,715 16, % 22.80% 2.92% 25.29% LDR - lokasi proyek 99.25% 95.09% 98.35% Sumber : SEKDA Bank Indonesia 41

50 Perkembangan Perbankan Daerah Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek di Kota Samarinda dan Kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di Kota Samarinda mencapai Rp.19,74 trilyun (pangsa 27,83%) dan di Kota Balikpapan sebesar Rp.18,64 trilyun (pangsa 26,28%). Sementara itu, alokasi kredit yang terkecil diperoleh Kabupaten Tana Tidung yaitu sebesar Rp.234 milyar (pangsa 0,33%) dan Kabupaten Malinau sebesar Rp.337 milyar (pangsa 0,48%). Sedangkan untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), tertinggi dicapai oleh Kota Samarinda dengan nilai Rp.26,44 trilyun (pangsa 36,67%), disusul oleh Kota Balikpapan dengan nilai Rp.16,31 trilyun (pangsa 26,61%). Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi terjadi di Kota Bontang sebesar 171,60%, diikuti Kabupaten Kutai Timur sebesar 135,86%, Kabupaten Berau (128,94%), dan Kabupaten Kutai Kartanegara (116,86%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Bulungan dengan nisbah sebesar 12,92% (pada Tabel 3.5). Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kab/Kota di Kaltim Kab/Kota Nominal (Rp milyar) Pangsa Kredit DPK Kredit DPK LDR Kab. Kutai Kartanegara 8,395 7, % 9.96% % Kab. Berau 3,738 2, % 4.02% % Kab. Pasir 2,001 2, % 3.03% 91.72% Kab. Bulungan 586 4, % 6.29% 12.92% Kab. Kutai Timur 3,625 2, % 3.70% % Kab. Nunukan 504 1, % 1.71% 40.98% Kota Samarinda 19,738 26, % 36.67% 74.64% Kota Balikpapan 18,640 16, % 22.61% % Kota Tarakan 1,955 4, % 6.30% 43.03% Kota Bontang 7,089 4, % 5.73% % Kab. Kutai Barat 3,441 * 4.85% Kab. Malinau 337 ** 0.48% Kab. Tana Tidung 234 ** 0.33% Kab. Penajem Paser Utara 645 *** 0.91% Kaltim 70,928 72, % % 98.35% Ket : DPK dimasukkan dalam DPK *Kab Kukar, **Bulungan, ***Balikpapan Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Bank Indonesia 42

51 Perkembangan Perbankan Daerah 3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Penyaluran kredit berskala Mikro, Kecil, dan Menengah (MKM) oleh bank umum di Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 mencapai Rp.28,14 trilyun, dengan pangsa 60,65% terhadap total kredit yang disalurkan (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kalimantan Timur pada triwulan laporan mengalami peningkatan sebesar 7,97%, sehingga mendorong pertumbuhan total kredit menjadi sebesar 12,18% (qtq). Menurut skalanya, peningkatan pertumbuhan tertinggi kredit MKM terjadi pada kredit berskala menengah (Rp. 500 juta s.d Rp. 5 milyar) yang tumbuh sebesar 11,44% (qtq) (pangsa 23,50%). Sementara itu, kredit berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 500 juta) dengan pangsa terbesar kredit MKM (26,74%) mengalami pertumbuhan sebesar 7,98%%(qtq). Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan laporan tercatat Rp.16,50 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 8,76% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada jumlah kredit MKM yang dikucurkan oleh bank swasta yang tercatat Rp.11,65 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 6,87% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Menurut jenis penggunaannya, kredit konsumsi, investasi, dan modal kerja yang telah disalurkan masing-masing berjumlah Rp.15,23 trilyun (pangsa 54,11%), Rp.3,71 trilyun (pangsa 13,19%), dan Rp. 9,20 trilyun (pangsa 32,70%). Dilihat dari pertumbuhan secara triwulanan, kredit modal kerja tumbuh sebesar 9,97%, kredit investasi tumbuh sebesar 9,34%, sedangkan kredit konsumsi tumbuh sebesar 6,47% (qtq) (Tabel 3.7). Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit di Kaltim Skala Kredit Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw2-12 Tw4-11 Tw1-12 Tw2-12 Tw1-12 Tw2-12 qtq yoy Mikro (s.d Rp 50 jt) 4,966 4,790 4, % 10.41% 0.86% 1.49% Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt) 11,092 11,493 12, % 26.74% 7.98% 28.85% Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) 9,559 9,783 10, % 23.50% 11.44% 27.85% Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar) 25,618 26,066 28, % 60.65% 7.97% 22.79% Besar (> Rp 5 miliar) 15,567 15,296 18, % 39.35% 19.37% 36.58% Total 41,185 41,362 46, % % 12.18% 27.87% Sumber : LBU Bank Indonesia 43

52 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Kaltim Keterangan Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw2-12 Tw4-11 Tw1-12 Tw2-12 Tw1-12 Tw2-12 qtq yoy Kredit MKM 25,617 26,066 28, % % 7.97% 22.79% Kelompok Bank Bank Pemerintah 15,005 15,168 16, % 58.61% 8.76% 21.51% Bank Swasta 10,613 10,898 11, % 41.39% 6.87% 24.66% Jenis Penggunaan Modal Kerja 8,413 8,368 9, % 32.70% 9.97% 19.97% Investasi 3,258 3,395 3, % 13.19% 9.34% 32.11% Konsumsi 13,947 14,303 15, % 54.11% 6.47% 22.43% Sektor Ekonomi Pertanian % 1.53% 32.14% 89.24% Pertambangan % 1.32% -0.30% 34.96% Perindustrian % 1.72% 20.84% 28.32% Listrik, Gas dan Air % 0.06% 0.91% 55.99% Konstruksi 1, , % 4.24% 22.12% 27.93% Perdagangan 5,236 5,361 6, % 22.49% 18.07% 37.25% Angkutan % 2.57% 12.41% 33.37% Jasa Dunia Usaha 1,906 1,896 2, % 7.24% 7.45% 30.52% Jasa Sosial % 3.05% -3.63% 8.23% Lain-Lain 14,733 15,182 15, % 55.78% 3.40% 15.54% Sumber : LBU Bank Indonesia Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 22,49%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 7,24%), dan sektor konstruksi (pangsa 4,24%). Dilihat dari pertumbuhan secara triwulanan, pertumbuhan yang tercatat pada sektor pertanian 32,14%, diikuti oleh sektor konstruksi sebesar 22,12%, sektor perindustriani 20,84% dan sektor perdagangan 18,07%(qtq). Sementara itu, pertumbuhan tertinggi kredit MKM secara tahunan terjadi pada sektor pertanian yang tumbuh 89,24%, dan sektor listrik, gas dan air tumbuh sebesar 55,99% (yoy). Sementara sektor yang mengalami pertumbuhan yang melambat adalah pada sektor jasa sosial (8,23%) dan sektor pertambangan (34,96)% bila dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar masing-masing 15,98% dan 40,05%(yoy). Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan II menunjukkan peningkatan kinerja seperti terlihat dari persentase kredit bermasalah bruto (gross-non performing loans/npls) yang sebesar 2,58%, menurun jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,66%. Jika dilihat menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor 44

53 Perkembangan Perbankan Daerah konstruksi (9,30%) dan sektor angkutan (5,06%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5% pada triwulan II-2012 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Sektor Ekonomi Kaltim Keterangan Posisi (Rp milyar) Pert. qtq Nisbah NPL Tw4-11 Tw1-12 Tw2-12 Tw1-12 Tw2-12 Tw1-12 Tw2-12 NPLs Kredit MKM % 9.08% 2.66% 2.58% Sektor Ekonomi Pertanian % -8.02% 4.64% 3.11% Pertambangan % -3.86% 3.06% 2.93% Perindustrian % 10.41% 3.54% 3.19% Listrik, Gas dan Air Konstruksi % 18.52% 9.75% 9.30% Perdagangan % 9.04% 2.81% 2.42% Angkutan % 12.05% 5.14% 5.06% Jasa Dunia Usaha % 27.48% 3.56% 4.17% Jasa Sosial % % 5.77% 4.59% Lain-Lain % 7.35% 1.66% 1.67% Sumber : LBU Bank Indonesia 3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1 a. Perkembangan Aset BPR di Kalimantan Timur (Rp milyar) Total Aset growth (yoy) Grafik 3.7 Perkembangan Aset BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia Jumlah aset BPR di wilayah Kaltim pada triwulan II tahun 2012 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -0,10% (yoy), dengan total aset mencapai Rp.265,04 milyar (Grafik 3.7). Pertumbuhan aset ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2012 yang sebesar 5,40% (yoy). Penurunan pertumbuhan aset BPR secara tahunan terutama disebabkan oleh penurunan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh BPR Kalimantan Timur. Sementara itu secara triwulanan, aset BPR mengalami penurunan dibandingkan dengan jumlah aset pada triwulan I-2012 sebesar Rp.268,30 milyar menjadi Rp.265,04 milyar atau turun sebesar -1,22% (qtq). 25% 20% 5% 10% 15% 0% -5% 1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S) 45

54 Perkembangan Perbankan Daerah b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kalimantan Timur (Rp milyar) Deposito Tabungan Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) BPR di Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 2,20% (yoy), dengan nilai mencapai Rp.167,57 milyar (Grafik 3.8). Pertumbuhan ini mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2012 yang sebesar 5,39% (yoy). Menurunnya pertumbuhan DPK pada triwulan II-2012 dipengaruhi oleh pertumbuhan negatif deposito sebagai komponen utama DPK BPR yaitu sebesar -3,29% (yoy) dengan nominal Rp.97,72 milyar. Pada triwulan sebelumnya, deposito tumbuh 4,35% (yoy). Sementara itu, jumlah tabungan mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu tumbuh 11,02% menjadi Rp.69,85 milyar. Posisi ini meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,87% (yoy) dengan nominal sebesar Rp.69,34 milyar. c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR di Kalimantan Timur (Rp milyar) Grafik 3.8 Perkembangan DPK BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia Investasi Modal Kerja Konsumsi growth Kredit Grafik 3.9 Perkembangan Kredit BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia (yoy) 40% 30% 20% 10% 0% -10% (yoy) 30% Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan II-2012 mencapai Rp.205,37 milyar atau tumbuh sebesar 7,57% (qtq), meningkat pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,06% (qtq). Secara tahunan jumlah kredit mengalami pertumbuhan sebesar 10,53% (yoy) dibandingkan posisi kredit triwulan II-2011 (Grafik 3.9), lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan I-2012 yang tumbuh sebesar 7,25% (yoy). Peningkatan pertumbuhan kredit terutama disebabkan oleh kredit modal kerja yang tumbuh positif sebesar 12,62% (yoy) menjadi Rp.116,29 milyar, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan I-2012 yang tumbuh 8,32% (yoy) dengan nilai sebesar Rp.107,74 milyar. Sementara itu kredit investasi mengalami peningkatan pertumbuhan yang signifikan yaitu sebesar 16,41% (yoy) setelah tumbuh -7,56% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Kredit konsumsi mengalami penurunan pertumbuhan 20% 10% 0% 46

55 Perkembangan Perbankan Daerah (melambat) tumbuh 6,22% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,90% (yoy). Tabel 3.9. Perkembangan Usaha BPR di Kaltim INDIKATOR Posisi (dalam Rp milyar) Pert. Tw 1-12 Pert. Tw 2-12 Tw 4-11 Tw1-12 Tw2-12 qtq yoy qtq yoy Total Aset (Rp Miliar) % 5.40% -1.22% -0.10% DPK (Rp Miliar) % 5.39% 1.08% 2.20% Tabungan % 6.87% 0.74% 11.02% Giro Deposito % 4.35% 1.32% -3.29% Kredit (Rp Miliar) % 7.25% 7.57% 10.53% Modal Kerja % 8.32% 7.93% 12.62% Konsumsi % 8.90% 4.35% 6.22% Investasi % -7.56% 21.53% 16.41% Rasio NPL Gross (%) , % LDR (%) % % % Sumber : Simwas BPR Bank Indonesia 3.5. Asesmen Risiko Perbankan Risiko Kredit Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan di wilayah Kalimantan Timur mengalami penurunan meskipun terjadi peningkatan jumlah kredit yang telah disalurkan. Hal ini terlihat dari jumlah kredit bermasalah (NPL Gross) selama 3 triwulan terakhir yang cenderung mengalami penurunan untuk setiap jenis penggunaan kredit (modal kerja, investasi, dan konsumsi), serta untuk sebagian sektor ekonomi yang telah dibiayai. Persentase kualitas kredit yang disalurkan perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan II 2012 mengalami penurunan bila dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu sebesar 2,49% pada triwulan I-2012 turun menjadi sebesar 2,34% pada triwulan II (Tabel 3.10). Sedangkan dilihat dari pertumbuhannya, posisi NPLs pada triwulan II menunjukkan peningkatan sebesar 5,46%(qtq), jika dibandingkan dengan posisi triwulan I-2012 sebesar 24,95%(qtq). Tabel Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum di Kaltim Kolektibilitas Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw2-12 Tw4-11 Tw1-12 Tw2-12 Tw1-12 Tw2-12 qtq yoy 1-Lancar 37,885 37,712 42, % 91.10% 12.09% 28.85% 2-Dalam Perhatian Khusus 2,475 2,619 3, % 6.56% 16.19% 17.76% 3-Kurang lancar % 0.57% 7.40% % 4-Diragukan % 0.29% -8.28% % 5-Macet % 1.48% 7.91% 10.07% NPLs (3+4+5) % 2.34% 5.46% 21.16% Total Kredit 41,185 41,362 46, % % 12.18% 27.87% Sumber : LBU Bank Indonesia 47

56 Perkembangan Perbankan Daerah Risiko kredit menurut jenis penggunaan pada rasio NPLs masih tercatat dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan II-2012 mencapai 4,02% dan sedikit menurun pada triwulan II menjadi 3,60% (Tabel 3.11). Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi masing-masing sebesar 1,56% dan 1,71%. Berdasarkan sektor ekonomi, sebagian besar sektor ekonomi yang telah dibiayai perbankan di Kalimantan Timur menunjukkan persentase NPLs yang cenderung menurun dan relatif rendah (dibawah 5%), kecuali sektor konstruksi yang memiliki persentase NPLs mencapai 9,91% dan meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 8,90%. Tingginya NPLs sektor konstruksi ini lebih banyak disebabkan oleh banyaknya pembangunan sarana infrastruktur yang masih belum terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan yang berdampak pada kelancaran pembiayaan. Tabel 3.11 Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum Keterangan Jenis Penggunaan Nominal NPL (Rp milyar) Pert. Tw2-12 Nisbah NPL (%) Tw4-11 Tw1-12 Tw2-12 +/- qtq Tw1-12 Tw2-12 Modal Kerja % 4.02% 3.60% Investasi % 1.58% 1.56% Konsumsi % 1.75% 1.71% Sektor Ekonomi Pertanian % 0.70% 0.51% Pertambangan % 1.97% 0.39% Perindustrian % 1.21% 0.92% Listrik, Gas & Air Konstruksi % 8.90% 9.91% Perdagangan % 2.40% 1.99% Angkutan % 2.11% 1.88% Jasa Dunia Usaha % 2.33% 2.36% Jasa Sosial % 2.95% 3.31% Lain-Lain % 1.75% 1.81% Total NPL , , % 2.49% 2.34% Sumber : LBU Bank Indonesia Risiko Likuiditas Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan. Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 91,45% (Tabel 3.12). Persentase simpanan jangka pendek pada triwulan II-2012 ini mengalami penurunan jika 48

57 Perkembangan Perbankan Daerah dibandingkan dengan persentase simpanan jangka pendek pada triwulan sebelumnya yang sebesar 92,24%. Namun demikian struktur simpanan jangka pendek ini masih dalam posisi likuiditas yang terjaga dan penurunan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama yang dilakukan oleh nasabah besar. Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim Keterangan Posisi (Rp milyar) Pert.Tw2-12 Komposisi Tw4-11 Tw1-12 Tw2-12 -/+ qtq Tw1-12 Tw2-12 Jangka pendek Giro 17,463 21,190 22,612 1, % 29.84% 29.53% Tabungan 28,261 26,000 28,287 2, % 36.61% 36.94% Simpanan berjangka s.d 3 bulan 14,851 18,317 19, % 25.79% 24.99% Total DPK s.d 3 bulan 60,575 65,507 70,036 4, % 92.24% 91.45% Jangka menengah panjang Total DPK > 3 bulan 5,611 5,512 6,545 1, % 7.76% 8.55% Total DPK 66,186 71,019 76,581 5, % Sumber : LBU Bank Indonesia % % Risiko Pasar Berdasarkan analisis grafis yang menghubungkan antara suku bunga kredit dengan rasio NPLs dalam periode triwulan I-2007 s.d triwulan II (Grafik 3.10), terlihat adanya pergerakan yang searah antara nisbah NPLs dengan suku bunga kredit. Hal ini didukung oleh hasil penghitungan koefisien korelasi 2 kedua variabel tersebut yang hanya 0,709. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga kredit perbankan bunga kredit Gross NPLs Grafik 3.10 Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs Sumber: LBU Bank Indonesia 2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah 49

58 Perkembangan Perbankan Daerah 3.6. Perkembangan Perbankan Syariah Dana Pihak Ketiga Perkembangan perbankan syariah di Kalimantan Timur mengalami perkembangan yang cukup pesat pada periode laporan. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh perbankan syariah mengalami peningkatan sebesar 4,35% (qtq) dengan nilai mencapai Rp.2,68 Trilyun (grafik 3.11). Kondisi tersebut menunjukkan perbaikan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar -1,33%(qtq). Peningkatan pertumbuhan pada triwulan II-2012 terutama terjadi karena peningkatan pertumbuhan giro yang tumbuh sebesar 20,01%, lebih tinggi bila dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh negatif sebesar -7,62%(qtq). Sedangkan pada tabungan yang memiliki pangsa terbesar (52,80%) tumbuh sebesar 3,99% (qtq) dan deposito tumbuh sebesar 1,19%(qtq). Secara tahunan perkembangan dana pihak ketiga mengalami peningkatan yang signifikan yaitu tumbuh sebesar 41,49% (yoy) dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 17,85% (yoy). Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh giro, diikuti deposito dan tabungan tumbuh masing-masing sebesar 84,88%, 40,90%, dan 35,71% (yoy). 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Tw1-11 Tw2-11 Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw % 40% 20% 0% -20% Deposito Tabungan Giro Growth (yoy) growth (qtq) Grafik 3.11 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Sumber : LBU, Bank Indonesia 50

59 Perkembangan Perbankan Daerah Penyaluran Kredit Penyaluran kredit oleh perbankan syariah di Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 mencapai Rp. 2,25 trilyun atau tumbuh sebesar 6,71% (qtq) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar -0,53% dengan nilai Rp. 2,11 trilyun. Kredit konsumsi dengan pangsa terbesar (45,48%) tumbuh sebesar 11,20% dengan nilai 1,02 trilyun meningkat dibandingkan triwulan sebelumya yang tumbuh sebesar 1,65% (qtq). Sementara kredit modal kerja dan investasi tercatat tumbuh masing-masing sebesar 3,97% dan 2,22% (qtq) (Grafik 3.12) % Tw1-11Tw2-11Tw3-11Tw4-11Tw1-12Tw % 30% 20% 10% 0% -10% Konsumsi Investasi Modal Kerja Growth (yoy) Growth (qtq) Grafik 3.12 Perkembangan Pembiayaan/Kredit Perbankan Syariah Sumber : LBU, Bank Indonesia Dilihat secara tahunan, pertumbuhan kredit pada triwulan II-2012 mengalami kenaikan yang positif. Kredit tumbuh sebesar 33,64% (yoy) lebih tinggi bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang secara tahunan tumbuh sebesar 31,86% (yoy). Kredit yang mengalami pertumbuhan yang meningkat yaitu kredit konsumsi tumbuh sebesar 72,58% (yoy) dan kredit investasi tumbuh sebesar 12,57% (yoy) dibandingkan triwulan I-2012 yang tumbuh masing-masing sebesar 71,41% dan 8,93% (yoy). Sedangkan kredit modal kerja mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu tumbuh sebesar 12,40% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 14,12% (yoy). 51

60 Perkembangan Perbankan Daerah 3.7 Perkembangan Sistem Pembayaran Perkembangan Sistem Pembayaran di Kalimantan Timur sampai dengan triwulan II-2012 menunjukkan peningkatan pertumbuhan secara tahunan. Sistem pembayaran tunai yang dilihat dari peredaran uang kartal (uang masuk dan uang keluar kas Bank Indonesia) menunjukkan adanya peningkatan secara tahunan. Sementara itu perkembangan sistem pembayaran non tunai baik RTGS (Rp Milyar) Outflow Inflow Growth 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 dan kliring secara tahunan juga mengalami peningkatan. - I II III IV I II III IV I II Growth yoy 150% 100% 50% 0% -50% -100% Grafik 3.13 Peredaran Uang Kartal di Kaltim Sumber : Bank Indonesia Perkembangan Transaksi Tunai Perkembangan Pengedaran Uang Kartal Rp Milyar 3,000 2,000 1,000 - Inflow Smr Inflow Bpp Outflow Smr Outflow Bpp I II III IV I II III IV I II Grafik 3.14 Peredaran Uang Kartal Wilker KBI Sumber: Bank Indonesia Kaltim II-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 43,92% (qtq). Transaksi tunai antara perbankan dengan Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, pada triwulan II-2012 mencapai Rp 4,49 trilyun atau mengalami pertumbuhan sebesar 34,93% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (Grafik 3.14). Secara triwulanan, perkembangan transaksi tunai di Dari nominal transaksi tunai pada periode triwulan laporan, jumlah uang yang keluar dari kas (outflow) Bank Indonesia di Kaltim mencapai Rp 3,37 trilyun. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 29,55% (yoy). Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp 1,11 trilyun atau naik sebesar 54,26% (yoy). Secara keseluruhan, pada triwulan II-2012, Kalimantan Timur mengalami net outflow (jumlah uang yang keluar lebih besar dibandingkan dengan uang yang masuk) sebesar Rp 2,25 trilyun. 52

61 Perkembangan Perbankan Daerah Jumlah Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk menjadi alat pembayaran karena mengalami kelusuhan atau rusak. Jenis uang (Rp milyar) Kaltim Smr Bpp Growth (yoy) I II III IV I II III IV I Grafik 3.15 Jumlah PTTB per-wilker KBI Sumber: Bank Indonesia yang termasuk dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi (yoy) 400% 300% 200% 100% 0% -100% untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia memberikan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk dalam kategori PTTB ini pada triwulan II-2012 mencapai Rp 46,05 milyar atau mengalami penurunan sebesar 83,03% (yoy) (Grafik 3.15). Sedangkan secara triwulanan, jumlah PTTB ini juga mengalami penurunan sebesar 91,58% (qtq) dibandingkan PTTB pada triwulan I-2012 yang sebesar Rp 546,76 milyar Perkembangan Transaksi Non-Tunai Perkembangan Transaksi Kliring Rp Trilyun Nilai Growth yoy I II III IV I II III IV I II III IV I II (yoy) 20% 15% 10% -5% -10% Grafik 3.16 Perkembangan Transaksi Kliring Sumber: Bank Indonesia 5% 0% Transaksi Kliring di Wilayah Kalimantan Timur pada triwulan II mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (Grafik 3.16). Jumlah transaksi kliring triwulan II-2012 mencapai Rp. 5,29 trilyun, atau apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya jumlah ini mengalami penurunan 1,67%(yoy). Sementara itu volume transaksi pada triwulan II-2012 yang mencapai 187,818 bilyet, jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011 volume transaksi ini mengalami penurunan transaksi sebesar 1,63%(yoy). Secara triwulanan, volume transaksi kliring di Kaltim pada triwulan II-2012 mengalami peningkatan sebesar 18,82% (qtq). 53

62 Perkembangan Perbankan Daerah Perkembangan Transaksi BI-RTGS Nilai Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) di Kaltim pada triwulan II-2012 mencapai Rp 57,97 trilyun, atau tumbuh sebesar 39,81% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan transaksi RTGS periode laporan (Rp Trilyun) Kaltim g yoy g qtq growth 50% 25% 0% dipengaruhi oleh pertumbuhan yang terjadi pada nilai transaksi yang masuk ke Kaltim yang tumbuh sebesar 33,41% - I II III IV I II III IV I II % (yoy), sedangkan nilai transaksi keluar dari Kaltim juga mengalami peningkatan Grafik 3.17 Transaksi RTGS Kaltim Sumber: Bank Indonesia sebesar 47,63% (yoy). Sementara itu secara triwulanan, nilai transaksi pada triwulan II juga meningkat sebesar 31,75% (qtq). Adanya peningkatan nilai transaksi ini searah dengan perkembangan volume transaksi RTGS Kaltim yang mengalami peningkatan sebesar 11,74% (yoy) dari volume transaksi RTGS pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi volume transaksi RTGS di triwulan II-2012 (Grafik 3.17). Secara triwulanan, volume transaksi RTGS pada triwulan II-2012 ini juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 20,78% (qtq). Berdasarkan Lokasi Kantor Rp Trilyun Smr Kaltim Bpp Growth yoy I II III IV I II III IV I II Grafik 3.18 RTGS per Wilker KBI Sumber: Bank Indonesia (yoy) 50% 40% 30% 20% 10% 0% -10% Perwakilan Bank Indonesia (KBI) di wilayah Kalimantan Timur, nilai transaksi RTGS wilker BI Provinsi Kaltim di Samarinda pada triwulan II-2012 mencapai Rp 40,67 trilyun atau tumbuh sebesar 41,74% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu nilai RTGS di BI Balikpapan tercatat sebesar Rp 17,30 trilyun atau tumbuh sebesar 35,47% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (Grafik 3.18). 54

63 BAB IV KEUANGAN DAERAH 4.1 Gambaran Umum Realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur semester I-2012 mengalami peningkatan kinerja dibandingkan realisasi APBD pada semester I Secara nilai, realisasi pendapatan dan belanja APBD provinsi Kaltim semester I-2012 mengalami peningkatan jika dibandingkan periode yang sama tahun Namun jika dilihat secara prosentase realisasi, kinerja semester I 2012 sedikit menurun dibandingkan prosentase realisasi pendapatan dan belanja pada APBD semester I Realisasi pendapatan APBD provinsi Kaltim pada semester I secara nilai mencapai Rp. 4,60 trilyun atau mengalami kenaikan 6,45% jika dibandingkan dengan realisasi pendapatan semester I tahun 2011 yang sebesar Rp. 4,32 trilyun. Apabila dilihat realisasi rincian pendapatan, nilai realisasi tertinggi dicapai oleh pendapatan transfer dan pendapatan asli daerah dengan nilai masing-masing sebesar Rp. 3,27 trilyun dan Rp. 1,32 trilyun, atau meningkat 42,62% pada pendapatan transfer dan turun -34,57% pada pendapatan asli daerah jika dibandingkan dengan realisasi di semester I-2011 dengan nilai masing-masing sebesar Rp. 2,29 trilyun dan Rp. 2,03 trilyun. (Grafik 4.1 dan 4.2) Lain-Lain Pendapatan Yg Sah 7 9 Lain-Lain Pendapatan Yg Sah 63.42% 85.52% Pendapatan Transfer 3,277 2,297 Pendapatan Transfer 68.59% 60.46% Pendapatan Asli Daerah 1,324 2,023 Pendapatan Asli Daerah 31.50% 76.60% Pendapatan 4,608 4,328 Pendapatan 51.24% 67.11% Rp Milyar 0 2,000 4,000 6,000 % Realisasi 0% 50% 100% Grafik 4.1 Realisasi Pendapatan (Nilai) Sumber: Biro Keuangan Setprov. Kaltim Grafik 4.2 Realisasi Pendapatan (Prosentase) Sumber: Biro Keuangan Setprov. Kaltim Sementara itu realisasi belanja APBD provinsi Kaltim pada semester I tahun 2012 secara nilai mencapai Rp. 2,81 trilyun atau mengalami peningkatan 33,72% (yoy) dari APBD provinsi Kaltim semester I tahun 2011 yang sebesar Rp. 2,10 trilyun. Apabila dilihat realisasi per rincian belanja, nilai realisasi tertinggi dicapai oleh belanja operasi 55

64 Keuangan Daerah sebesar Rp.1,66 trilyun atau meningkat 73,98% dari belanja operasi semester I tahun 2011 yang sebesar Rp. 956 milyar. Sementara itu belanja transfer juga mengalami peningkatan sebesar 15,94%, dari Rp. 689 milyar pada semester I-2011 menjadi Rp. 799 milyar pada semester I-2012 (Grafik 4.3 dan 4.4) Transfer Transfer 43.17% 73.23% Belanja Tak Terduga 0 0 Belanja Tak Terduga 0.00% 0.00% Belanja Modal Belanja Modal 13.10% 23.04% Belanja Operasi 956 1,664 Belanja Operasi 27.97% 22.20% Belanja 2,105 2,815 Belanja 26.82% 29.01% Rp Milyar 0 1,000 2,000 3,000 % Realisasi 0% 20% 40% 60% 80% Grafik 4.3 Realisasi Belanja (Nilai) Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim Grafik 4.4 Realisasi Belanja (Prosentase) Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim 4.2 Pendapatan Realisasi pendapatan APBD provinsi Kaltim semester I-2012 menunjukkan kinerja yang cukup positif. Apabila dilihat rinciannya, pendapatan transfer memiliki nilai realisasi terbesar yaitu Rp. 3,28 trilyun (Tabel 4.1) atau meningkat 42,67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara prosentase realisasi pendapatan transfer pada semester I-2012 tersebut mencapai 68,59% dari total anggaran, lebih tinggi dari prosentase realisasi semester I tahun sebelumnya yang sebesar 60,46%. Kontribusi utama realisasi pendapatan transfer diperoleh dari transfer pemerintah pusat/dana perimbangan (pangsa 94,16% terhadap total realisasi pendapatan transfer), dengan realisasi mencapai Rp. 3,08 trilyun (Grafik 4.5) atau secara prosentase sebesar 70,53% dari total dana perimbangan pada APBD tahun 2012 yang direncanakan sebesar Rp. 4,37 trilyun. Komponen dana perimbangan paling besar disumbangkan oleh dana bagi hasil bukan pajak/sumber daya alam sebesar Rp. 2,68 trilyun, kemudian dana bagi hasil pajak sebesar Rp. 366 milyar (Grafik 4.5). Realisasi terbesar kedua pendapatan berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp. 1,32 trilyun atau secara prosentase sebesar 31,50%. Komponen utama PAD berasal dari pendapatan pajak daerah sebesar Rp. 839 milyar (pangsa 63,39% terhadap total realisasi PAD). Selain itu, realisasi berasal dari pendapatan retribusi daerah (pangsa 0,61%), pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 56

65 Keuangan Daerah (pangsa 15,00%), serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah (pangsa 20,99%) dengan prosentase realisasi masing-masing 80,23%, 89,19% dan 67,51% (Grafik 4.6). Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Semester I-2012 Sumber: Biro Keuangan Pemprov.Kaltim, diolah Dana Alokasi Khusus Lain-lain PAD yg Sah Dana Alokasi Umum Hasil Pengelola Kekayaan Daerah Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 2,153 2,682 Pendapatan Retribusi daerah 8 5 Dana Bagi Hasil Pajak Pendapatan Pajak Daerah 839 1,596 Rp Milyar 0 1,000 2,000 3,000 Rp Milyar 0 1,000 2,000 Grafik 4.5 Realisasi Pendapatan Transfer Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah Grafik 4.6 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah 4.3 Belanja Realisasi belanja APBD provinsi Kaltim semester I-2012 mencapai Rp. 2,81 trilyun atau secara prosentase sebesar 26,82%. Realisasi ini mengalami peningkatan secara nilai jika dibandingkan dengan realisasi belanja pada semester I tahun 2011 yang mencapai Rp. 2,10 trilyun. Apabila dilihat menurut jenis belanja, belanja operasi, belanja 57

66 Keuangan Daerah modal, dan belanja transfer mencapai prosentase realisasi masing-masing sebesar 27,97%, 13,10%, dan 43,71% (Tabel 4.2). Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Semester I tahun 2012 Sumber: Biro Keuangan Pemprov.Kaltim, diolah Belanja operasi (pangsa terbesar 59,10%) pada semester I tahun 2012 mencapai realisasi sebesar Rp. 1,66 trilyun atau secara prosentase 27,97%, mengalami peningkatan jika dibandingkan realisasi belanja operasi semester I tahun 2011 yang sebesar Rp. 956 milyar atau secara prosentase 22,20%. Jika diliat rincian belanja operasi, jenis belanja barang (pangsa 31,10% terhadap belanja operasi) pada semester I tahun 2012 memiliki pencapaian realisasi terbesar Rp. 517 milyar atau 22,58% dari rencana belanja barang tahun 2012 (Grafik 4.7). Sementara belanja pegawai, belanja hibah, dan belanja bantuan keuangan pada semester I-2012 masing-masing mencapai realisasi Rp. 483 milyar (secara prosentase 38,22%), Rp. 279 milyar (secara prosentase 37,72%), dan Rp. 384 milyar (secara prosentase 24,98%). Jika dibandingkan dengan realisasi belanja operasi, realisasi belanja modal pada semester I tahun 2012 memiliki pencapaian realisasi yang lebih rendah yaitu sebesar Rp. 351 milyar atau secara prosentase sebesar 13,10%. Belanja jalan, irigasi dan jaringan memiliki kontribusi terbesar pada realisasi belanja modal dengan tingkat realisasi mencapai Rp. 230 milyar atau secara prosentase baru mencapai 13,18% (Grafik 4.8). 58

67 Keuangan Daerah Pencapaian realisasi belanja modal ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan realisasi belanja modal pada APBD semester I tahun 2011 yang mencapai Rp. 459 milyar (secara prosentase 23,04%). Sementara itu jenis belanja bangunan dan gedung serta belanja peralatan dan mesin menunjukkan realisasi masing-masing sebesar Rp.88,59 milyar (secara prosentase 16,51%) dan Rp. 22,79 (secara prosentase 11,26%). Belanja Bantuan Keuangan Belanja Bantuan Sosial Belanja Hibah Belanja Subsidi Belanja Barang Belanja Pegawai Rp Milyar Grafik 4.7 Realisasi Belanja Operasi Semester I Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Jalan,Irigasi dan Jaringan Belanja Bangunan dan Gedung Belanja Peralatan Dan Mesin Belanja Tanah Rp Milyar Grafik 4.8 Realisasi Belanja Modal Semester I Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah 59

68 Keuangan Daerah BOKS.2 PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN KALIMANTAN TIMUR SEMESTER I TAHUN 2012 Pada semester I tahun 2012 realisasi lanjutan pembangunan proyek infrastruktur cukup baik. Beberapa proyek yang saat ini berada dalam tahap perencanaan maupun tahap pengerjaan, jika sudah beroperasi akan berdampak sangat positif bagi percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Dari alokasi APBD pada tahun 2012 ini di Bidang Bina Marga, mayoritas realisasi keuangan digunakan untuk belanja pengadaan konstruksi jalan (Tabel B2.1). Tabel B2.1 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan TA Sumber: Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kaltim Dari beberapa program pembangunan jalan dan jembatan tersebut, pembangunan jalan tol memiliki pagu dana paling besar pada APBD tahun 2012, dengan realisasi keuangan semester I tahun 2012 sebesar Rp. 65,3 milyar atau 8,70% dari dana yang direncanakan sebesar Rp. 750 milyar. Sedangkan apabila dilihat dari presentase realisasi keuangan maka pembangunan jalan Samarinda-Sanga Sanga (TPK Palaran) memiliki realisasi yang tertinggi yaitu 49,00% atau sebesar Rp. 46,1 milyar dari pagu dana sebesar Rp. 94 milyar. Kemudian bila dilihat dari realisasi prosentase fisik/non fisik maka realisasi 60

69 Keuangan Daerah tertinggi pada pembangunan jalan Ramp 3 dan 4 Km 13-Pelabuhan Kariangau sebesar 33,73%. Rendahnya realisasi keuangan pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda terhambat oleh revisi rencana tata ruang dan tata wilayah (RTRW) Kaltim terkait proyek pembangunan jalan tol yang sebagian melewati areal Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto. Adapun kemungkinan yang harus dilakukan untuk menghindari areal Tahura maka pembangunan jalan tol akan dilakukan revisi rancangan yang semula melewati Tahura, sekarang harus menyisir pinggir hutan dan diperkirakan akan menambah panjang sekitar 7 km. Sedangkan tingginya realisasi keuangan pembangunan jalan Samarinda-Sanga Sanga (TPK Palaran) merupakan program percepatan kelancaran akses dari dan menuju TPK Palaran. Jika akses jalan sudah maksimal maka keterbatasan suplai barang, karena lamanya proses distribusi bongkar muat akan teratasi. Pada akhirnya semua aktivitas bongkar muat di TPK Samarinda bisa dialihkan seluruhnya ke TPK Palaran dan masih beroperasinya TPK Samarinda tidak menjadi alasan sebagai salah satu faktor penghambat pembangunan Jembatan Mahakam Kota (Mahkota) II. Sementara itu tingginya persentase realisasi fisik/non fisik pembangunan jalan akses Pelabuhan Kariangau, hal ini terkait dalam rangka mendukung Kawasan Industri Kariangau yang direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2012 ini. 61

70 BAB V PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Perkembangan ketenagakerjaan di Kalimantan Timur dilihat dari rata-rata indeks kondisi ketersediaan lapangan kerja triwulan II-2012 mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama dengan tahun sebelumnya. Rata-rata indeks kondisi ketersediaan lapangan kerja triwulan II tahun 2012 sebesar 102,67 atau mengalami peningkatan 12,50 poin dari indeks rata-rata periode yang sama tahun sebelumnya, namun mengalami penurunan 5,50 poin (qtq) dari periode sebelumnya (Grafik 5.1). Jika dilihat dari indeks rata-rata ekspektasi ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang dari hasil survei konsumen, perkiraan konsumen terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan berada pada level optimis yaitu sebesar 115,00 poin, naik 2,83 poin dari periode yang sama tahun sebelumnya namun mengalami penurunan sebesar 7,67 poin dari triwulan I tahun Indeks 140 Kondisi ketersediaan lapangan kerja Ekspektasi ketersediaan lap.kerja 6 bln y.a.d Grafik 5.1 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Apabila ditinjau dari perkembangan pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) data Jamsostek kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Timur menunjukkan adanya penurunan. Indikasi ini terlihat dari pencairan JHT secara nominal yang mengalami 62

71 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan peningkatan dari Rp. 20,10 milyar pada triwulan I-2012 menjadi Rp. 20,97 milyar pada triwulan II-2012 atau mengalami peningkatan sekitar 4,32% (qtq) (Grafik 5.2). (Rp juta) Jaminan Hari Tua y-o-y (%) I II III IV I II III IV I II III IV I II (100) Grafik 5.2 Perkembangan Nominal Jaminan Hari Tua (JHT) di Samarinda Sumber: PT. Jamsostek Kantor Cabang Samarinda, diolah. 5.2 Kesejahteraan Sebagaimana diprediksi oleh hasil survei konsumen KPw BI Provinsi Kaltim, kondisi kesejahteraan masyarakat di triwulan II-2012 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan kesejahteraan tercermin dari indeks keyakinan konsumen yang meningkat terutama pada bulan Mei dan Juni 2012 (Grafik 5.3). Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dari rata-rata 124,28 pada triwulan II-2011 menjadi rata-rata 127,22. Begitu pula optimisme konsumen juga mengalami peningkatan terutama berasal dari ekspektasi ekonomi yang meningkat dari rata-rata 103,28 pada triwulan II-2011 menjadi rata-rata 114,06 pada triwulan II Indeks 160 Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini Ekspektasi Konsumen Grafik 5.3 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia 63

72 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan Masyarakat memperkirakan bahwa penghasilan mereka pada enam bulan yang akan datang masih tetap optimis sebagaimana tercermin pada Indeks Ekspektasi (Grafik 5.4). Kondisi tersebut tercermin dari rata-rata Indeks Ekspektasi Penghasilan di triwulan II sebesar , namun mengalami penurunan 0,67 poin dibandingkan ekspektasi penghasilan rata-rata pada triwulan II Grafik 5.4 Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Sementara itu, optimisme konsumen terhadap ekspektasi penghasilan pada 6 (enam) bulan yang akan datang berasal dari jumlah konsumen yang mengatakan tingkat penghasilan mengalami kenaikan/lebih baik sebanyak 37,00 persen, penghasilannya tetap sebanyak 61,00 persen dan sisanya hanya 2,00 persen menyatakan penghasilannya mengalami penurunan. Indeks Kondisi Penghasilan Ekspektasi Penghasilan

73 BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 6.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III-2012 Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan III-2012 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar Indeks Eksp. Penghasilan Eksp. Ekonomi Eksp. Ketersediaan Lap.Kerja Garis Grafik 6.1 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survey Konsumen BI antara 5,0% + 0,5 (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan Juli 2012 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 135,33. Hal ini dipengaruhi oleh seluruh komponen ekspektasi konsumen yang cukup optimis (Grafik 6.1), terutama ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan dan ekspektasi terhadap penghasilan. Perkiraan pertumbuhan tersebut lebih lambat dari pertumbuhan triwulan II yang sebesar 5,41%. Dari sisi permintaan, pelambatan berasal dari melambatnya kinerja ekspor Kalimantan Timur terutama komoditas non migas. Sementara itu faktor positif pendorong pertumbuhan USD minyak wti (per barel) coal (per MT) Grafik 6.2 Harga Komoditas Minyak & Batubara Sumber : Datastream Bloomberg diperkirakan berasal dari peningkatan konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, serta investasi seiring dengan pertambahan kebutuhan masyarakat dan peningkatan iklim usaha di Kalimantan Timur. Dari sisi penawaran pelambatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur didorong oleh melambatnya 65

74 Prospek perekonomian Daerah kinerja sektor pertambangan dan penggalian terutama produksi batubara yang diperkirakan menurun seiring penurunan permintaan dan penurunan harga komoditas unggulan tersebut di pasar internasional (Grafik 6.2). Sementara itu, peningkatan kegiatan ekonomi terutama kegiatan investasi dan proyek-proyek pembangunan infrastruktur di triwulan III-2012 diperkirakan akan memberikan efek pertumbuhan positif pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor angkutan dan komunikasi sebagai sektor pendukung. 6.2 Prospek Perkembangan Inflasi Tekanan terhadap laju inflasi pada triwulan III-2012 diperkirakan akan meningkat dan berada pada kisaran 4,97% + 0,5 (yoy). Pergerakan harga komoditas pangan di pasar dunia seperti minyak sawit dan kedelai diperkirakan akan kembali meningkat sehingga diperkirakan akan meningkatkan harga produk turunannya seperti minyak goreng, tahu, dan tempe, sedangkan harga komoditas gula relatif stabil (Grafik 6.3 dan Grafik 6.4). Inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan berikutnya diperkirakan banyak disumbangkan dari peningkatan harga bahan makanan. Berdasarkan pemantauan harga pada Juli dan awal Agustus 2012 yang dilakukan oleh Disperindagkop Provinsi Kalimantan Timur, beberapa komoditas utama bahan kebutuhan pokok di Kota Samarinda mulai mengalami peningkatan diantaranya ikan segar (kembung, layang, tongkol), tomat sayur, bawang putih, cabe merah, dan gula pasir (Grafik 6.5). Demikian halnya dengan bahan makanan produk peternakan seperti daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras yang mulai meningkat (Grafik 6.6). Faktor yang mendorong kenaikan harga beberapa komoditas tersebut adalah peningkatan permintaan masyarakat pada bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Sementara itu, sumber tekanan inflasi inti diperkirakan masih berasal dari kelompok sandang karena peningkatan harga emas dan pakaian, serta kelompok transportasi dan komunikasi karena peningkatan tarif angkutan laut, darat, dan udara. USD/pound USD/MT 1,600 1, , Grafik 6.3 Harga Komoditas Gula Sumber : Datastream Bloomberg Grafik 6.4 Harga Minyak Kelapa Sawit 66

75 Prospek Perekonomian Daerah (mtm) 80% Cabe Merah Besar Minyak Goreng Tepung Terigu Beras Bengawan Gula Pasir (DN) Bawang Merah 60% 40% 20% 0% -20% % Grafik 6.5 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1) Sumber : Disperindagkop Provinsi Kaltim (mtm) Daging Ayam Boiler Telur Ayam Boiler Daging Sapi 40% 30% 20% 10% 0% -10% % -30%. Grafik 6.6 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2) Sumber : Disperindagkop Provinsi Kaltim 67

76 Tabel Indikator Ekonomi Terpilih TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH 1. Inflasi dan PDRB 58

77 Tabel Indikator Ekonomi Terpilih 2. Perbankan 59

78 Tabel Indikator Ekonomi Terpilih 3. Sistem Pembayaran 60

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triw u lan IV-2011 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2010 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV 21 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunianya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I - 21 Kantor Bank Indonesia Samarinda RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN I-21 I. Gambaran

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan 01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga. No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur mulai memperlihatkan tanda pemulihan dari tekanan gejolak penurunan harga minyak mentah maupun harga pangan dunia (CPO) yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian Misi Bank Indonesia kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

KAJIAN JAWA TIMUR TRIWULAN III INDONESIA SURABAYA

KAJIAN JAWA TIMUR TRIWULAN III INDONESIA SURABAYA KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR TRIWULAN III - 2012 BANK INDONESIA SURABAYA Penerbit : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Ekonomi Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 No. 06/05/62/Th.V, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2011 dibanding Triwulan yang sama tahun 2010 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III212 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011 No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN II-2011 KANTOR BANK INDONESIA PONTIANAK Penanggung Jawab: Kelompok Kajian, Statistik dan Survey (KKSS) Kantor Bank Indonesia Pontianak Jl. Ahmad

Lebih terperinci

Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global

Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global Oleh : Marsuki Disampaikan dalam Acara Raker Multi Niaga Group, dengan Tema : Tumbuh di Tengah Krisis keuangan Global. Graha Multi Niaga,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN III 211 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Kelompok Kajian Ekonomi Bank Indonesia Denpasar Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar Bali,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Visi, Misi Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan IV - 2008 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung i Visi, Misi Bank Indonesia Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan II-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 211 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan ii Daftar Isi Ringkasan Eksekutif Halaman v Tabel Indikator Ekonomi Banten Halaman ix Bab I Perkembangan Makro Ekonomi Regional Halaman 1 Sisi Permintaan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA MEDAN 2011 Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci