KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur

2 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan IV-2012 dapat diselesaikan dan disusun dengan baik dan tepat waktu serta dipublikasikan kepada stakeholders Bank Indonesia. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Timur diterbitkan secara periodik setiap triwulan sebagai perwujudan peranan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dalam memberikan informasi kepada stakeholders tentang perkembangan ekonomi Kalimantan Timur terkini serta prospeknya ke depan. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu referensi atau acuan dalam proses diskusi atau proses pengambilan kebijakan berbagai pihak terkait. Analisa pada kajian ini menggambarkan perekonomian daerah Provinsi Kalimantan Timur didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak seperti instansi di lingkungan pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Timur, Badan Pusat Statistik, pelaku usaha dan akademisi, laporan dari perbankan serta data hasil analisis intern Bank Indonesia dan sumber-sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami menyadari bahwa buku kajian ini masih belum sempurna ataupun terdapat penyajian data yang kurang tepat, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan kritikan, masukan, dan saran untuk lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang maksimal di masa yang akan datang. Akhirnya besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dalam memahami perekonomian Kalimantan Timur. Terima kasih. Samarinda, Februari 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Ameriza M. Moesa Kepala Perwakilan i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 I Assesmen Perkembangan Ekonomi Makro... 1 II Assesmen Perkembangan Inflasi... 1 III Assesmen Perkembangan Perbankan Daerah... 2 IV Assesmen Perkembangan Keuangan Daerah... 2 V Assesmen Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan... 3 VI Assesmen Prospek Perekonomian... 3 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Gambaran Umum Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Ekspor dan Impor Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor Bangunan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor Lainnya iii

4 BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI KALIMANTAN TIMUR Gambaran Umum Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan(qtq) Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Tahunan Kota Samarinda Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Inflasi Tahunan Kota Tarakan BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Gambaran Umum Perkembangan Usaha Bank Umum Total Aset dan Aktiva Produktif Penghimpunan Dana Masyarakat Penyaluran Kredit Bank Umum a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim b. Kredit Bank Umum berlokasi Proyek di Kaltim Perkembangan Kredit Mikro, Kecil Dan Menengah (MKM) Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) a. Perkembangan Aset BPR di Kaltim b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR di Kaltim Assesmen Risiko Perbankan Risiko Kredit Risiko Likuiditas Risiko Pasar Perkembangan Perbankan Syariah Dana Pihak Ketiga Penyaluran Kredit Perkembangan Sistem Pembayaran iv

5 3.7.1 Perkembangan Transaksi Tunai Perkembangan Pengedaran Uang Kartal Jumlah Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal Perkembangan Transaksi Non-Tunai Perkembangan Transaksi Kliring Perkembangan Transaksi BI-RTGS BAB IV KEUANGAN DAERAH Gambaran Umum Pendapatan Belanja BAB V PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Kesejahteraan BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV Prospek Perkembangan Inflasi Boks. Dampak Pelemahan Demand Global Terhadap Kinerja Sektor Pertambangan Batubara Kalimantan Timur LAMPIRAN v

6 DAFTAR TABEL Halaman 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur Komoditas Utama Ekspor Non Migas Kaltim Triwulan IV Komoditas Impor Non Migas Utama Kaltim Triwulan IV Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan IV Inflasi Triwulan (qtq) di Kota Samarinda Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Samarinda Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Balikpapan Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Tarakan Inflasi Tahunan Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang & Jasa Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional,Kaltim dan Kota Komoditas Andil Inflasi Terbesar Perkembangan Jumlah Asset dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum di Kaltim Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Jumlah Kredit Bank Umum Beralokasi Proyek Di Kaltim Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kab / Kota di Kaltim Perkembangan Kredit Umum Menurut Skala Kredit di Kaltim Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto ( Gross-NPLs ) Perkembangan Usaha BPR di Kaltim Perkembangan Kolekbilitas Kredit Bank Umum di Kaltim Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim Realisasi Pendapatan APBD Kaltim Triwulan II Realisasi Belanja APBD Kaltim Triwulan II Perkembangan Ketenagakerjaan di Kaltim Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama vi

7 DAFTAR GRAFIK Halaman 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy) Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Indeks Ekspektasi Konsumen Kredit Konsumsi Belanja Modal APBD Rencana Investasi Kredit Investasi Sektor Investasi Kaltim Ekspor Pelabuhan Samarinda Nilai Ekspor Non Migas Kaltim Volume Ekspor Non Migas Kaltim Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim Nilai Impor Non Migas Kaltim Volume Impor non Migas Kaltim Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Nonmigas Kaltim Indeks Produksi Padi Indeks Produksi Sawit Kredit Sektor Pertanian Produksi Batubara Produksi 3 Perusahaan PKP2B Kredit Pertambangan Produksi Kilang Minyak Produksi LNG Kredit Sektor Industri Kredit Konstruksi Penjualan Ritail Kredit Perdagangan Penumpang Angkutan Udara Arus Penumpang Pelabuhan Samarinda Perkembangan Kredit Kaltim Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy) Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm) Kinerja triwulan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional(qtq) vii

8 3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) Perkembangan Simpanan Masyarakat Suku Bunga kredit Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Perkembangan Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim Perkembangan Aset BPR Perkembangan DPK BPR Perkembangan Kredit BPR Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs Perkembangan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Perkembangan Pembiayaan/Kredit Perbankan Syariah Peredaran Uang Kartal di Kaltim Peredaran Uang Kartal Wilker KBI Jumlah PTTB per Wilker KBI Perkembangan Transaksi Kliring Perkembangan Transaksi RTGS Kaltim Perkembangan RTGS Per Wilker KBI Realisasi Pendapatan (Nilai) Realisasi Pendapatan (Persentase) Realisasi Belanja (Nilai) Realisasi Belanja (Persentase) Realisasi Pendapatan Transfer Realisasi Pendapatan Asli Daerah Realisasi Belanja Operasional Realisasi Belanja Modal Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen Indeks Kenyakinan Konsumen Indeks Penghasilan Indeks Ekspektasi Konsumen Acuan dan Harga Internasional Batubara Harga Komoditas Gula-Kedelai Harga Minyak Kelapa Sawit Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1) Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2) viii

9 RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER) TRIWULAN IV-2012 ASSESMEN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 tumbuh secara positif, yaitu sebesar 2,02% (yoy), pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,51% (yoy). Dari sisi permintaan, terjadinya perlambatan yang disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor neto Kaltim, di samping komponen konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah dan investasi yang juga tumbuh melambat. Berdasarkan sisi penawaran, pelambatan pertumbuhan didorong oleh melambatnya kinerja pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian akibat berkurangnya produksi batubara sebagai imbas dari penurunan permintaan dari beberapa negara di Asia terutama China. Pelambatan juga terjadi pada beberapa sektor yang turut memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian Kaltim antara lain sektor perdagangan hotel restoran, serta sektor angkutan dan komunikasi, meskipun masih tergolong mengalami perkembangan kinerja cukup baik pada triwulan IV tahun ASSESMEN PERKEMBANGAN INFLASI Pada periode triwulan IV-2012 laju inflasi Kalimantan Timur menunjukkan peningkatan yakni sebesar 5,6 dari triwulan sebelumnya 5,39% (yoy). Namun laju Inflasi Kaltim ini berbeda arah dengan laju inflasi tahunan nasional yang mengalami penurunan dari 4,31% (yoy) pada triwulan III-2012 menjadi 4,3 (yoy) pada triwulan IV Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food pada triwulan IV-2012 terjadi pada Desember sebesar 1,79% (mtm), sedangkan deflasi terjadi pada bulan Oktober sebesar negatif 2,13%(mtm). Meningkatnya laju inflasi Kalimantan Timur disebabkan karena meningkatnya peningkatan harga komoditas ikan segar, daging segar, bumbu-bumbuan, dan beberapa sayur-sayuran akibat berkurangnya jumlah pasokan. Selain itu walaupun terjadi penurunan pada kelompok inflasi inti namun laju inflasi masih tergolong tinggi yang disebabkan oleh meningkatnya harga makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (mie, nasi, gula pasir, dan rokok kretek filter) di ketiga kota, serta peningkatan harga kelompok perumahan yang disebabkan oleh peningkatan harga sewa rumah dan kontrak rumah terutama di Tarakan dan Samarinda. 1

10 RINGKASAN EKSEKUTIF ASSESMEN PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kinerja perbankan di Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 secara umum menunjukkan perkembangan yang positif, walaupun mengalami pertumbuhan yang melambat tercermin dari pertumbuhan yang dialami oleh sebagian besar indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi pertumbuhan asset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan yang mengalami penurunan secara triwulanan masing-masing sebesar 1,41%, 0,08% dan 5,56%(qtq). Begitu pula bila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy) yang mengikuti pertumbuhan triwulanan, dimana terjadi perlambatan pada Aset, DPK, dan Kredit bank umum di Kaltim yang masing-masing sebesar 22,16%, 19,82%, dan 24,86%, searah dengan pertumbuhan nasional yang juga mengalami perlambatan masing-masing sebesar 12,34%, 12,41% dan 19,59% (yoy). Fungsi intermediasi perbankan yang tercermin pada Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat pada kisaran 64,85% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 61,38%(qtq). Peningkatan fungsi intermediasi tersebut didorong oleh membaiknya penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh bank yang selanjutnya disalurkan melalui kredit pada sektor produktif. Perkembangan sistem pembayaran tunai di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 menunjukkan pertumbuhan yang melambat, ditunjukkan oleh perkembangan transaksi tunai yang mencapai Rp. 5,21 trilyun pada triwulan IV-2012 atau menurun sebesar 5,31% (yoy). Sementara itu transaksi pembayaran melalui kliring di wilayah Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan yang meningkat dibandingan triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu sisi nilai sebesar 32,93% (yoy) dan sisi volume mengalami kenaikan transaksi sebesar 0,24% (yoy). Sedangkan transaksi pembayaran melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (RTGS) untuk wilayah Kalimantan Timur juga mengalami peningkatan dari sisi nilai yaitu sebesar Rp. 77,10 trilyun atau tumbuh sebesar 39,49% (yoy), dimana peningkatan dipengaruhi oleh pertumbuhan nilai transaksi yang masuk ke Kaltim yang tumbuh melambat, turun sebesar 1,63% (yoy), dan nilai transaksi keluar dari Kaltim mengalami pertumbuhan sebesar 89,2 (yoy). ASSESMEN PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Realisasi APBD Kaltim triwulan IV tahun 2012 mengalami peningkatan kinerja dari sisi nilai jika dibandingkan dengan realisasi APBD pada triwulan IV tahun Namun jika dilihat dari prosentase, realisasi pendapatan sedikit menurun dan realisasi belanja sedikit meningkat dibandingan prosentase pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Total pendapatan APBD provinsi Kaltim 2012 yang sudah terealisasi pada triwulan IV secara nilai mencapai Rp. 11,75 trilyun atau mengalami kenaikan 23,48% (yoy) jika dibandingkan dengan total pendapatan pada triwulan IV tahun 2011 yang sebesar Rp. 9,51 trilyun. Total realisasi belanja APBD provinsi Kalimantan Timur pada triwulan IV tahun 2012 mencapai Rp. 11,33 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 2

11 RINGKASAN EKSEKUTIF 41,84% (yoy). Realisasi ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan realisasi belanja pada APBD triwulan IV-2011 yang mencapai Rp 7,99 trilyun. ASSESMEN PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Timur menunjukkan kondisi yang tidak jauh berbeda dari triwulan sebelumnya. Dari sisi ekspektasi ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang mengalami sedikit penurunan, namun hasil survei konsumen Bank Indonesia masih berada level optimis sebesar 112,00 atau meningkat 8,00 poin dari indeks rata-rata dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara kondisi kesejahteraan di Kalimantan Timur diperkirakan mengalami penurunan diindikasikan oleh turunnya nilai Indeks Ekspektasi Konsumen searah dengan kondisi penghasilannya yang juga mulai terkoreksi. Keyakinan konsumen yang menurun lebih disebabkan oleh ekspektasinya terhadap kondisi ke depan yang menurun cukup tajam, sementara keyakinan dalam memandang kondisi saat ini masih relatif meningkat. ASSESMEN PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 diperkirakan akan tetap tumbuh positif pada berkisar antara 2,8% + 1 (yoy). Dari sisi permintaan terjadi pertumbuhan yang positif yang berasal dari peningkatan konsumsi rumah tangga, dan investasi seiring meningkatnya pertumbuhan kebutuhan masyarakat dan peningkatan iklim usaha di Kaltim. Kinerja ekspor Kalimantan Timur diperkirakan mengalami peningkatan pertumbuhan terutama komoditas non migas, seiring dengan perkiraan mulai meningkatnya harga batubara acuan dan internasional. Sedangkan dari sisi penawaran, dimana sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor utama perekonomian Kaltim juga diperkirakan akan mengalami peningkatan kinerja di triwulan I Peningkatan kegiatan ekonomi terutama investasi dan beberapa proyek pembangunan infrastruktur di triwulan I-2013 diperkirakan akan memberikan efek pertumbuhan cukup tinggi pada sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor angkutan dan komunikasi sebagai sektor pendukung. Sementara itu faktor penarik pertumbuhan berasal dari sektor industri pengolahan yang diperkirakan masih akan terkontraksi. Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan I-2013 diperkirakan akan sedikit meningkat dan berada pada kisaran 5,81% + 1 (yoy). Inflasi di Kaltim pada triwulan depan diperkirakan banyak disumbangkan dari peningkatan harga bahan makanan terutama bumbu-bumbuan dan sayuran. Adapun faktor yang menahan laju inflasi diperkirakan antara lain pergerakan harga komoditas pangan di pasar dunia seperti minyak sawit dan kedelai diperkirakan masih menurun sehingga harga produk turunannya seperti minyak goreng, tahu dan tempe akan ikut turun. 3

12 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.1 Gambaran Umum Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 tumbuh positif, yaitu sebesar 2,02%(yoy). Pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan triwulan III-2012 yang tumbuh sebesar 2,51%(yoy), dan lebih rendah jika dibandingkan PDB Nasional yang tumbuh 6,11%(yoy) (Grafik 1.1). Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada tahun 2012 sebesar 3,98%(yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada tahun sebelumnya yang sebesar 4,08%(yoy). (% yoy) Kaltim Nasional Kaltim Nasional Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah Dari sisi permintaan, pelambatan ekonomi di triwulan IV 2012 dipicu oleh penurunan kinerja ekspor luar negeri, di samping komponen konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah dan investasi yang juga tumbuh melambat. Sementara dari sisi penawaran, pelambatan disebabkan oleh melambatnya kinerja pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian akibat berkurangnya produksi batubara sebagai imbas dari penurunan permintaan dari beberapa negara di Asia terutama China. Pelambatan juga terjadi pada beberapa sektor pendukung yang turut memberikan kontribusi cukup signifikan pada perekonomian Kaltim, antara lain perdagangan hotel restoran, serta angkutan dan komunikasi, meskipun masih mengalami kinerja positif di triwulan IV

13 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan disumbangkan secara positif oleh hampir semua komponen, kecuali ekspor neto. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasal dari komponen investasi yaitu sebesar 1,32%, diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 0,9 (Tabel 1.1). Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur Sumber : BPS Kaltim, diolah Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi rumah tangga Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 tumbuh sebesar 6,32%(yoy), melambat dari 6,43%(yoy) pada triwulan sebelumnya. Meskipun konsumsi rumah tangga mengalami pelambatan, pertumbuhan komponen ini tergolong cukup terjaga. Pelambatan konsumsi rumah tangga ini dikonfirmasi dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012, meskipun Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara umum masih menunjukkan optimisme masyarakat Kaltim (di atas level 100), namun level keyakinan mengalami penurunan dibandingkan posisi triwulan III-2012 (Grafik 1.2). Optimisme keyakinan konsumen masih terjaga dengan optimisme terhadap kondisi ekonomi (IKE) terutama yang berasal dari pembelian barang tahan lama dan ketersediaan lapangan kerja pada periode laporan. Di sisi lain ekspektasi konsumen (IEK) mengalami penurunan terutama berasal dari penurunan ekspektasi terhadap penghasilan dan ekspektasi kondisi ekonomi (Grafik 1.3), sedangkan ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan meningkat, dengan masih tingginya realisasi investasi terutama 5

14 Perkembangan Ekonomi Makro Regional proyek pembangunan infrastruktur di Kaltim diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan baru di Kaltim (Grafik 1.4). (Indeks) 160 Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen Garis 100 Indeks Kondisi Ekonomi Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia Penghasilan Saat Ini Pembelian Durable Goods Indeks Ketersediaan Lap. Kerja Garis Eksp. Penghasilan Eksp. Ekonomi Indeks Eksp. Ketersediaan Lap.Kerja Garis Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia (Rp milyar) Konsumsi growth (yoy) 20,000 16,000 12,000 8,000 4, * Grafik 1.5 Kredit Konsumsi Sumber : LBU Bank Indonesia (yoy) Pelambatan konsumsi rumah tangga di Kalimantan Timur juga dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan kredit konsumsi perbankan berdasarkan lokasi proyek di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 secara tahunan sebesar 19,66%, atau meningkat dari Rp.15,22 trilyun pada triwulan IV-2011 menjadi Rp.18,21 trilyun di triwulan IV-2012 (Grafik 1.5). Pertumbuhan kredit tersebut melambat jika dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 24,99%(yoy). 6

15 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Pengeluaran Pemerintah Indeks Belanja Modal APBD g (yoy) Grafik 1.6 Belanja Modal APBD Sumber : Prompt Indicator BPS growth Pengeluaran pemerintah pada triwulan IV tahun 2012 tumbuh sebesar 5,62%(yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2012 yang tercatat sebesar 6,31%. Pelambatan pertumbuhan belanja pemerintah daerah pada triwulan IV dapat dilihat pada pelambatan konsumsi APBD secara tahunan yang diperkirakan berasal dari lambatnya realisasi belanja modal pada triwulan laporan, baik dari sisi anggaran maupun penyelesaian fisiknya (Grafik 1.6). Hal ini disebabkan oleh realisasi belanja untuk pembuatan jalan, irigasi, dan jaringan yang relatif kecil, serta beberapa proyek besar multiyears yang belum menunjukkan realisasi yang tinggi (signifikan), antara lain pembangunan freeway Balikpapan-Samarinda, pembangunan jembatan Pulau Balang, serta pembangunan Bandara Samarinda Baru Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 8,47%(yoy), sedikit lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2012 sebesar 8,7(yoy). Pelambatan pertumbuhan PMTDB sebagai proksi dari kegiatan investasi dapat dilihat dari melambatnya rencana dan realisasi investasi (Grafik 1.7) pada triwulan laporan. Indeks Realisasi Investasi g (yoy) Grafik 1.7 Realisasi Investasi Sumber : LBU Bank Indonesia growth 15% 1 5% -5% (Rp milyar) Investasi growth (yoy) 28,000 24,000 20,000 16,000 12,000 8,000 4, * Grafik 1.8 Kredit Investasi Sumber : LBU Bank Indonesia (yoy)

16 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Rp Milyar Tersier Sekunder Primer 35,000 32,214 29,254 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5, , Grafik 1.9 Sektor Investasi Kaltim Sumber : BPPMD Kaltim Pelambatan investasi juga ditunjukkan oleh pembiayaan kredit investasi perbankan berdasarkan lokasi proyek di Kaltim yang mencapai Rp.29,06 trilyun atau tumbuh 32,88%, lebih lambat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 42,17%(yoy) (Grafik 1.8). Sementara itu data BPPMD provinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa realisasi investasi secara keseluruhan pada tahun 2012 (PMA dan PMDN) mencapai Rp.32,21 trilyun, meningkat 10,12%(yoy) dari realisasi investasi di tahun 2011 yang sebesar Rp.29,25 trilyun. Investasi sektor primer merupakan pangsa terbesar mencapai 78,56%, yang disumbangkan dari investasi pertambangan, serta investasi perkebunan dan tanaman bahan makanan (Grafik 1.9) Ekspor dan Impor Kinerja ekspor Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 tumbuh sebesar 0,8, mengalami pelambatan jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor di triwulan III-2012 yang tumbuh sebesar 1,26%(yoy). Kondisi ini terutama disebabkan oleh (Juta Ton) Ekspor Pelabuhan Samarinda Growth (yoy) I II III IV I II III IV I II III IV (% yoy) Grafik 1.10 Ekspor Pelabuhan Samarinda Sumber : LBU Bank Indonesia menurunnya kinerja ekspor luar negeri, disamping ekspor antar daerah yang juga tumbuh melambat. Penurunan kinerja ekspor dapat dilihat dari perkembangan ekspor di Pelabuhan Samarinda yang turun 67,33%(yoy) dengan volume ekspor hanya mencapai 5,11 juta ton. Kondisi ini melanjutkan kinerja ekspor triwulan sebelumnya yang telah mengalami kontraksi sebesar 77,8(yoy) dengan volume ekspor sebanyak 3,38 juta ton (Grafik 1.10). Apabila dilihat dari jenis komoditasnya, pelambatan kinerja ekspor Kalimantan Timur disebabkan oleh pelambatan kinerja ekspor komoditas migas Kaltim dan kinerja ekspor non migas yang didominasi oleh batubara. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang diolah Bank Indonesia, ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan IV-2012 mencapai USD juta, atau secara tahunan ekspor non migas pada 8

17 Perkembangan Ekonomi Makro Regional triwulan laporan turun sebesar -11,75%(yoy), melanjutkan pertumbuhan negatif di triwulan III-2012 yang tumbuh -16,68%(yoy) (Grafik 1.11). Pertumbuhan negatif ekspor non migas dari sisi nilai dipengaruhi oleh perkembangan harga batubara yang masih cukup rendah, karena kinerja ekspor non migas dari sisi volume tumbuh positif 12,91%(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi - 6,95%(yoy) (Grafik 1.12). (Juta USD) Nilai Ekspor g Nilai Ekspor 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1, (yoy) (Juta Ton) Vol Ekspor g Vol Ekspor (yoy) Share 35% 3 25% 2 15% 1 5% Grafik 1.11 Nilai Ekspor Nonmigas Grafik 1.12 Volume Ekspor Nonmigas Kalimantan Timur Kalimantan Timur Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah INDIA RRC KORSEL TAIWAN JEPANG Grafik 1.13 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur pada triwulan laporan, China memiliki pangsa nilai ekspor terbesar yaitu 32,33%, diikuti oleh India 16,37%, dan Jepang 13,69% (Grafik 1.13). Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 88,08% dengan nilai USD juta (Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas ini mengalami kontraksi -13,99% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu, sehingga kontraksi ekspor komoditas bahan bakar mineral memberikan kontribusi sebesar -12,33% terhadap kontraksi pertumbuhan ekspor non migas Kalimantan Timur secara keseluruhan pada triwulan laporan. 9

18 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.2 Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan IV-2012 (HS2 Digit, dalam USD) Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah Sementara itu, pertumbuhan kegiatan impor Kalimantan Timur pada triwulan IV mengalami pertumbuhan sebesar 3,011%(yoy), melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2012 yang sebesar 3,37%. Pelambatan impor ini disebabkan oleh pelambatan kinerja impor migas maupun impor non migas Kalimantan Timur. Berdasarkan data yang tercatat di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, nilai impor non migas Kalimantan Timur selama triwulan IV-2012 mencapai USD 691,04 juta atau tumbuh 16,89%(yoy), mengalami pelambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 21,85%(yoy) (Grafik 1.14). Pertumbuhan positif impor diperkirakan masih dijaga oleh peningkatan faktor nilai dan jenis komoditas, karena dari sisi volume kinerja impor non migas Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan negatif, yaitu turun -6,95%(yoy) (Grafik 1.15). (Juta USD) Nilai Impor g Nilai Impor 1, (yoy) (Juta Ton) Vol Impor g Vol Impor (yoy) Grafik 1.14 Nilai Impor Non Migas Kalimantan Timur Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah Grafik 1.15 Volume Impor Non Migas Kalimantan Timur 10

19 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Komoditas impor non migas terbesar Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 adalah nuclear react., boilers, and mechanical appl. (pangsa 32,84%) dengan impor sebesar USD 226,92 juta atau meningkat 11,09%(yoy), diikuti oleh komoditas ships, boats and floating structures dengan nilai USD 127,27 juta (pangsa 18,42%) yang tumbuh 10,6(yoy) (Tabel 1.3). Sementara itu berdasarkan negara asal impor, mayoritas impor di triwulan IV-2012 berasal dari Singapura sebesar USD 201,59 juta (pangsa 29,19%), diikuti oleh Amerika Serikat yaitu sebesar USD 99,27 juta (14,37%), dan RRC sebesar USD 52,87 juta (7,65%) (Grafik 1.16). Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama Kaltim Triwulan IV-2012 (HS2 Dijit, dalam USD) Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas Kalimantan Timur lebih besar dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kalimantan Timur) sebesar USD juta, namun mengalami net ekspor tersebut mengalami penurunan sebesar -15,26%(yoy). (Share) 5 SINGAPORE C. USA C. JAPAN C. R.R.C C. CANADA Grafik 1.16 Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah 11

20 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dari sisi penawaran di triwulan IV-2012 berasal dari sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan dengan kontribusi sebesar 0,64%(yoy), diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi 0,54%(yoy), sektor bangunan dengan kontribusi 0,41%(yoy), dan sektor pengangkutan dan komunikasi dengan kontribusi 0,4 (yoy). Sementara itu sektor utama Kaltim pertambangan dan penggalian (pangsa 44,53%) pada triwulan ini memberikan kontribusi yang cukup kecil yaitu hanya sebesar 0,3 (yoy), karena melambatnya pertumbuhan pada sektor tersebut yang disebabkan oleh penurunan produksi pertambangan migas yang masih tumbuh negatif, sementara pertambangan tanpa migas yang didominasi oleh batubara mengalami pelambatan. Pelambatan produksi batubara terjadi seiring dengan penurunan permintaan batubara terutama dari China, serta perkembangan harga komoditas tersebut di pasar internasional yang juga belum mengalami peningkatan yang signifikan. Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur Sumber : BPS Kaltim, diolah Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kalimantan Timur, industri pengolahan (pangsa 25,07%) masih mengalami pertumbuhan negatif pada triwulan IV- 2012, yaitu kontraksi sebesar -3,9(yoy), sehingga memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi secara total dari sisi penawaran sebesar -0,98%. Hal utama penyebab penurunan kinerja pada sektor industri pengolahan (yang didominasi industri pengolahan migas) ini dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber pasokan gas (feed gas), sehingga produksi LNG PT. Badak Bontang juga terus mengalami penurunan, selain itu industri pengilangan minyak juga mengalami penurunan kinerja. 12

21 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan pada triwulan IV-2012 mengalami ekspansi sebesar 1,25%(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,55%. Pertumbuhan positif sektor ini masih didorong oleh pertumbuhan positif tanaman bahan makanan terutama produksi padi sawah, padi ladang, kedelai dan ubiubian (Grafik 1.17). Namun, dari subsektor perkebunan, produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit sebagai komoditas utama perkebunan Kaltim menunjukkan kecenderungan melambat dibandingkan periode sebelumnya (Grafik 1.18). Indeks Padi Sawah g (yoy) 180 growth 6 Indeks Produksi Kelapa Sawit (TBS) g (yoy) 260 growth Grafik 1.17 Indeks Produksi Padi Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.18 Indeks Produksi Sawit Sumber : Prompt Indicator BPS (Rp milyar) Pertanian growth (yoy) 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2, * Grafik 1.19 Kredit Sektor Pertanian Sumber : LBU Bank Indonesia (yoy) Kinerja melemah juga terjadi di subsektor perikanan, yang dipicu oleh penurunan produktivitas ikan perairan umum, tambak, dan budidaya, serta kinerja hasil perikanan laut masih tumbuh negatif. Pelambatan kinerja sektor pertanian juga dipengaruhi oleh pertumbuhan penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek yang disalurkan pada sektor pertanian Kaltim di triwulan IV-2012 yang mencapai Rp.11,72 trilyun. Penyaluran kredit pertanian tersebut tumbuh 43,98%, lebih rendah jika dibandingkan triwulan lalu yang mampu tumbuh sebesar 47,16%(yoy) (Grafik 1.19). 13

22 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 0,68%(yoy) atau lebih rendah dibandingkan triwulan III-2012 yang tumbuh sebesar 3,77%(yoy). Pelambatan kinerja sektor pertambangan dan penggalian disebabkan oleh penurunan produksi migas dan pelambatan produksi batubara (non migas) sebagai komoditas andalan Kaltim. Kondisi tersebut dapat terlihat dari indeks produksi batubara perusahaan di Kalimantan Timur yang tumbuh secara tahunan melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (Grafik 1.20). Kinerja produksi batubara masih terjaga oleh relatif stabilnya pertumbuhan produksi PKP2B (Grafik 1.21), sedangkan produksi ijin usaha pertambangan mengalami penurunan kinerja. Pelambatan produksi batubara disebabkan oleh penurunan permintaan batubara terutama dari China, karena membanjirnya pasokan batubara dari Amerika Serikat dan Australia di China dengan jenis kalori yang lebih tinggi dengan tingkat harga bersaing. Selain penurunan permintaan, masih rendahnya harga komoditas batubara di pasar internasional juga turut menahan optimalisasi produksi di triwulan IV Indeks Produksi Batubara g (yoy) 200 growth 3 (Juta Ton) Produksi 3 PKP2B Growth (yoy) (Growth) Grafik 1.20 Indeks Produksi Batubara Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.21 Produksi 3 Perusahaan PKP2B (KPC, Berau Coal, Kideco) Sumber : Distamben Provinsi Kaltim Rp milyar) Pertambangan growth (yoy) 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2, * Grafik 1.22 Kredit Pertambangan Sumber : LBU Bank Indonesia (yoy) Selain itu, pelambatan pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan laporan adalah curah hujan di sebagian besar wilayah pertambangan Kalimantan Timur yang berada pada tingkat menengah level menengah ( mm) selama Oktober - Desember 2012, sehingga memperlambat operasional pertambangan. 14

23 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Begitu pula kredit lokasi proyek pada sektor pertambangan dan penggalian, pada triwulan laporan menunjukkan penurunan secara tahunan, dengan pertumbuhan - 6,11%(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh secara positif 30,75%(yoy) (Grafik 1.22) Sektor Industri Pengolahan Sektor Industri Pengolahan masih mengalami kontraksi pertumbuhan pada triwulan IV-2012 sebesar -3,9(yoy), meskipun magnitudenya melemah dibanding triwulan III-2012 yang mencatat kontraksi hingga -9,69%(yoy). Faktor penyebab utamanya adalah penurunan produksi kilang minyak Pertamina Balikpapan yang mencapai 6,01%, setelah pada triwulan sebelumnya juga telah mengalami penurunan produksi sebesar 3,98% (yoy) (Grafik 1.23). Penurunan produksi tersebut disebabkan adanya program maintenance tahunan yang dilakukan pada bulan November Sementara itu sumber utama penurunan industri pengolahan masih berasal dari menurunnya produksi LNG karena semakin terbatasnya pasokan gas PT. Badak NGL Bontang. Setelah pada tahun 2011 target pengapalan LNG turun 4,8% (dari 303,7 cargo di 2010 menjadi 288 cargo di 2011), pada tahun 2012 produksi mengalami penurunan sekitar 6% (Grafik 1.24). (Jt Barrel) Produksi Pertamina Bpp Growth (%yoy) Grafik 1.23 Produksi Kilang Minyak Sumber : Pertamina UPV Balikpapan Indeks Produksi LNG g (yoy) 100 growth 1 (Rp milyar) Perindustrian growth (yoy) 4,000 (yoy) ,000 2,000 1, * Grafik 1.24 Produksi LNG Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.25 Kredit Sektor Industri Sumber : Prompt Indicator BPS 15

24 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Pelambatan kinerja industri pengolahan juga dapat dikonfirmasi oleh penyaluran kredit lokasi proyek sektor perindustrian yang mencapai Rp.2,40 trilyun, tumbuh sebesar 11,94% atau mengalami pelambatan setelah tumbuh 33,43%(yoy) pada periode triwulan sebelumnya (Grafik 1.25) Sektor Bangunan (Rp. milyar) Konstruksi growth (yoy) 5,000 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, * Grafik 1.26 Kredit Konstruksi Sumber : Prompt Indicator BPS Sektor bangunan pada triwulan IV-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 12,58% (yoy), tumbuh melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2012 yang tumbuh sebesar 13,17%. Melambatnya pertumbuhan sektor bangunan di Kaltim disebabkan oleh melambatnya realisasi pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, serta bangunan lainnya yang dilakukan oleh pemerintah. Sementara realisasi proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh pihak swasta diperkirakan tumbuh meningkat sehingga menjaga pertumbuhan sektor bangunan meskipun melambat namun tergolong masih cukup tinggi. Masih tingginya sektor bangunan ini didukung oleh pertumbuhan kredit sektor tersebut, dimana kinerja kredit konstruksi berdasarkan lokasi proyek yang disalurkan ke Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 mencapai Rp.4,59 trilyun atau tumbuh 54,35%(yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 42,39%(yoy) (Grafik 1.26). (yoy) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada triwulan IV-2012 mengalami pertumbuhan yang positif 5,92%(yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan III yang tumbuh sebesar 6,98%(yoy). Pelambatan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada triwulan ini disebabkan oleh melambatnya permintaan masyarakat terutama permintaan terhadap penjualan retail (supermarket) dan permintaan malam kamar terjual (hotel) di Kalimantan Timur (Grafik 1.27). Pelambatan pertumbuhan sektor ini ditahan oleh masih tingginya pertumbuhan kredit lokasi proyek yang disalurkan untuk sektor perdagangan, hotel, restoran di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 yang mencapai Rp.11,63 trilyun, tumbuh 16

25 Perkembangan Ekonomi Makro Regional sebesar 25,86%(yoy), atau relatif sama dari pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 25,48%(yoy) (Grafik 1.28). Indeks Penjualan Retail g (yoy) Grafik 1.27 Penjualan Retail Sumber : Prompt Indicator BPS growth (Rp milyar) Perdagangan growth (yoy) 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2, * Grafik 1.28 Kredit Perdagangan Sumber : LBU Bank Indonesia (yoy) Sektor Lainnya Beberapa sektor lainnya di Kalimantan Timur sebagian besar juga mengalami pelambatan. Salah satunya ditunjukkan oleh sektor yang memberikan andil cukup besar di triwulan laporan, yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi yang mengalami pertumbuhan sebesar 9,44%(yoy) di triwulan IV-2012, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2012 yakni sebesar 12,07%(yoy). Indikasinya dapat terlihat dari menurunnya aktivitas perjalanan masyarakat dari dan keluar Kalimantan Timur. Pelambatan pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi dapat terlihat dari perkembangan indeks jumlah penumpang angkutan udara di Kalimantan Timur yang menunjukkan pelambatan (Grafik 1.29), begitu juga arus penumpang angkutan laut di Pelabuhan Samarinda, turun sebesar -2,77%(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun sebesar -2,32%(yoy) (Grafik 1.30). Indeks Penumpang Angkutan Udara g (yoy) growth Penumpang Embarkasi Debarkasi Growth (yoy) , , , , , I II III IV I II III IV I II III IV (yoy) Grafik 1.29 Penumpang Angkutan Udara Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.30 Arus Penumpang Pelabuhan Samarinda Sumber : Pelindo IV Samarinda 17

26 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Faktor cuaca buruk yang terjadi pada triwulan laporan diperkirakan berdampak pada kinerja sektor angkutan terutama pada jenis angkutan laut baik angkutan barang maupun angkutan penumpang. Sementara itu sektor yang Rp Trilyun Kredit Growth (yoy) % yoy 35% 3 25% 2 15% 1 5% Grafik 1.31 Perkembangan Kredit Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia mengalami peningkatan pertumbuhan adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan pada triwulan IV-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 19,44%(yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2012 sebesar 18,42%. Faktor positif yang masih mendukung sektor keuangan dan jasa perusahaan pada triwulan IV-2012 ini ditunjukkan oleh kinerja positif penyaluran kredit perbankan Kalimantan Timur yang mencapai Rp.51,42 trilyun atau tumbuh sebesar 5,956%(qtq) dari triwulan sebelumnya yang mencapai Rp.48,71 trilyun. Apabila dilihat dari pertumbuhan secara tahunan, perkembangan kredit tumbuh 24,86%(yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 26,01%(yoy) (Grafik 1.31). 18

27 BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI KALIMANTAN TIMUR 2.1 Gambaran Umum Laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 menunjukkan tren peningkatan. Inflasi Kalimantan Timur triwulan IV-2012 yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar 5,6(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi triwulan III-2012 sebesar 5,39%(yoy). Laju inflasi Kaltim ini berbeda arah dengan laju inflasi tahunan nasional yang mengalami sedikit penurunan dari 4,31% di triwulan III-2012 menjadi 4,3(yoy) di triwulan IV Berdasarkan kelompok komoditas, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan yaitu 9,33%(yoy), diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau sebesar 8,65%(yoy), serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 4,97%(yoy). Sementara kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi terendah, yaitu 1,25%(yoy) (Tabel 2.1). (% yoy) Kaltim Nasional Grafik 2.1 Laju Inflasi Kaltim & Nasional (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan IV-2012 Sumber : BPS Kaltim, diolah Identifikasi awal terhadap peningkatan laju inflasi tahunan Kaltim menunjukkan bahwa kelompok volatile food pada akhir triwulan IV-2012 mengalami inflasi sebesar 19

28 PERKEMBANGAN INFLASI 9,38%(yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi volatile food di triwulan III-2012 yang sebesar 8,83%(yoy) (Grafik 2.2). Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food pada triwulan IV-2012 terjadi pada bulan Desember 2012 sebesar 1,79%(mtm), sedangkan deflasi terjadi pada bulan Oktober sebesar -2,13%(mtm) (Grafik 2.3). Komoditas yang memberikan tekanan inflasi volatile food antara lain ikan segar (layang, trakulu, kembung, udang basah), bumbu-bumbuan (bawang merah, bawang putih, cabe rawit), serta beberapa sayuran (kacang panjang, sawi hijau, bayam) akibat berkurangnya jumlah pasokan. Sementara itu, laju inflasi kelompok inti meskipun melambat namun tergolong masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya harga makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (mie, nasi, gula pasir, dan rokok kretek filter) di ketiga kota, serta peningkatan harga kelompok perumahan yang disebabkan oleh peningkatan harga sewa rumah dan kontrak rumah terutama di Tarakan dan Samarinda. (% yoy) CPI Core Volatile Food Administered Grafik 2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah (% mtm) Core Volatile Foods Administered Grafik 2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm) Sumber : BPS Kaltim, diolah 20

29 PERKEMBANGAN INFLASI Berdasarkan kota pembentuk inflasi di Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan akhir 2012 terjadi di Balikpapan yakni sebesar 6,41%(yoy), diikuti oleh Kota Tarakan sebesar 5,99%(yoy), dan inflasi terendah terjadi di Samarinda 4,81%(yoy). Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim triwulan IV-2012 antara lain : Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat terjadi pada bulan Desember yang didorong oleh peningkatan tingkat konsumsi masyarakat pada hari raya Natal dan perayaan Tahun Baru Dari sisi penawaran, keterbatasan pasokan beberapa komoditas bahan makanan seperti beberapa jenis ikan segar, sayuran, dan bumbu-bumbuan akibat faktor cuaca yang menurunkan produksi di beberapa sentra di Jatim dan Sulsel, serta menghambat kelancaran distribusi barang dari Jatim dan Sulsel. 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda pada triwulan IV-2012 sebesar 0,21%(qtq), lebih rendah dibandingkan laju inflasi triwulan III-2012 yang sebesar 2,31%(qtq). Hal ini disebabkan oleh kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar -0,84%(qtq), yang disebabkan oleh penurunan harga beberapa jenis ikan segar (layang, kembung, bawal, udang basah), daging segar, dan beberapa sayuran (kangkung, buncis, nangka muda, sawi hijau) di bulan Oktober dan November. Namun harga ikan segar dan sayuran kembali naik pada Desember 2012 karena jumlah pasokan yang menurun (Tabel 2.2 dan Tabel 2.3). Sementara itu, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 2,57%(qtq), karena peningkatan biaya pendidikan SD, SLTA, dan Akademi pada akhir tahun Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda Sumber : BPS Kaltim, diolah 21

30 PERKEMBANGAN INFLASI Peningkatan laju inflasi juga terjadi pada kelompok kesehatan yaitu sebesar 1,29%(qtq) karena peningkatan harga beberapa kosmetika (bedak dan parfum), kemudian diikuti oleh laju inflasi kelompok transportasi dan komunikasi (0,51%) karena peningkatan harga bahan pelumas dan sepeda motor. Tabel 2.3 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq) Perkembangan inflasi triwulanan Kota Balikpapan pada triwulan IV-2012 tercatat sebesar 0,52%(qtq), lebih rendah jika dibandingkan inflasi triwulan III-2012 yang sebesar 2,82%(qtq). Penurunan inflasi tersebut disebabkan kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar -0,13% (qtq), yang disebabkan oleh menurunnya harga ikan segara (terutama kembung, trakulu dan udang basah), serta harga sayuran (terutama kacang panjang dan jagung manis) (Tabel 2.4 dan 2.5). Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan Sumber : BPS Kaltim, diolah 22

31 PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 2,31%, disebabkan oleh peningkatan harga pendidikan sekolah dasar dan taman kanak-kanak pada bulan Oktober dan November, kemudian disusul oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,93%) karena adanya peningkatan harga soto, sate, gado-gado, serta rokok kretek dan rokok kretek filter. Sementara itu pada kelompok perumahan mengalami laju inflasi sebesar 0,8, meningkat dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 0,38%(qtq) karena meningkatnya tarif tukang bukan mandor dan bahan bakar rumah tangga. Tabel 2.5 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) Perkembangan harga barang dan jasa secara triwulanan di Kota Tarakan pada triwulan IV-2012 mengalami inflasi sebesar 1,04%(qtq), lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi triwulan III-2012 yang sebesar 2,62%(qtq). Inflasi kelompok bahan makanan mencapai 0,87%(qtq) atau lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan lalu yang sebesar 4,65%(qtq), disebabkan oleh menurunnya harga ikan segar (terutama ikan layang dan ikan merah), serta penurunan harga daging ayam ras dan daging sapi pada bulan Oktober dan November. Sementara itu penurunan harga bahan makanan ditahan oleh meningkatnya harga bumbu-bumbuan (cabe rawit, cabe merah, bawang merah, bawang putih) dan sayuran (sawi hijau, bayam, buncis, tomat sayur, dan kacang panjang) (Tabel 2.6 dan Tabel 2.7). Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 2,12%(qtq) akibat peningkatan harga tarif angkutan udara pada bulan Desember 2012, serta inflasi kelompok perumahan karena peningkatan harga batu bata dan sewa rumah 23

32 PERKEMBANGAN INFLASI pada bulan Oktober Inflasi tinggi juga terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 1,2(qtq) akibat adanya kenaikan biaya akademi/perguruan tinggi dan harga personal komputer. Tabel 2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan Sumber : BPS Kaltim, diolah Tabel 2.7 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan Sumber : BPS Kaltim, diolah 2.3 Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Tahunan Kota Samarinda Laju inflasi tahunan Samarinda pada triwulan IV-2012 tercatat sebesar 4,81%(yoy), atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 4,38%(yoy). Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 8,56%(yoy) karena peningkatan harga nasi, mie, ikan bakar, gula pasir, rokok kretek filter, dan soto yang cukup tinggi akibat meningkatnya permintaan, diikuti inflasi kelompok bahan makanan sebesar 6,59%(yoy) dan kelompok sandang sebesar 5,74% (yoy) (Tabel 2.8). 24

33 PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi kelompok bahan makanan di Samarinda disebabkan oleh kenaikan harga ikan segar (layang, gabus, bandeng, bawal, udang basah) dan sayuran (jagung manis, kacang panjang, dan wortel) yang memberikan andil cukup tinggi di tahun Hal ini disebabkan jumlah pasokan yang menurun akibat gangguan cuaca yang sering terjadi di perairan Kaltim (untuk ikan segar) dan berkurangnya produksi sayuran di beberapa sentra di Jatim dan Sulsel. Sementara itu, inflasi terendah terjadi pada kelompok transportasi dan komunikasi yaitu sebesar 1,0(yoy) karena meningkatnya jumlah suplai terutama pada subsektor transportasi di Samarinda. Tabel 2.8 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang & Jasa Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada triwulan IV-2012 mencapai 6,41%(yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan III-2012 yang sebesar 5,67%(yoy). Laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan yaitu sebesar 13,44%(yoy) lebih tinggi jika dibandingkan inflasi periode sebelumnya 11,07%(yoy). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga ikan segar (layang, udang basah, kembung, trakulu, bawal, udang basah) serta bumbu-bumbuan (bawang putih, bawang merah, cabe rawit) yang sering memberikan andil inflasi cukup tinggi di 2012 karena keterbatasan jumlah pasokan. Inflasi tahunan cukup tinggi lainnya terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau (9,86%), yang disebabkan peningkatan permintaan yang cukup tinggi terhadap produk-produk makanan jadi seperti soto, nasi, mie, rokok putih, dan rokok kretek filter, juga peningkatan harga gula pasir yang juga terjadi secara nasional. Selain itu kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mencatat kenaikan yang cukup tinggi karena kenaikan biaya pendidikan terutama Sekolah Dasar. Sementara itu banyaknya pembukaan jalur penerbangan baru dari dan ke Kaltim melalui bandara 25

34 PERKEMBANGAN INFLASI Sepinggan menurunkan tekanan harga angkutan udara di Balikpapan sehingga menurunkan tekanan inflasi kelompok transportasi dan komunikasi. Tabel 2.9 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Tahunan Kota Tarakan Laju inflasi tahunan Kota Tarakan triwulan IV-2012 mencapai 5,99%(yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan III-2012 yang sebesar 8,08%(yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok bahan makanan merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 7,7(yoy), diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau 6,1(yoy). Faktor pendorong meningkatnya inflasi kelompok bahan makanan di Tarakan secara tahunan adalah peningkatan harga ikan segar (layang, bawal, bandeng, kakap putih, senangin) dan harga sayuran (terong panjang, sawi hijau, bayam). Kenaikan cukup tinggi juga terjadi pada kelompok perumahan, meningkat 6,1 (yoy) disebabkan oleh peningkatan harga sewa rumah, harga seng, dan semen, serta beberapa peralatan rumah tangga seperti kasur, panci, piring, dan gelas. Sementara itu inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas sandang yaitu sebesar 2,27%(yoy), meski demikian inflasi sandang mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya karena peningkatan harga emas perhiasan. 26

35 PERKEMBANGAN INFLASI Tabel 2.10 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa Sumber : BPS Kaltim, diolah Apabila dilihat perkembangan inflasi tahunan selama tiga tahun terakhir (Tabel 2.11), inflasi di ketiga Kota yaitu Samarinda, Balikpapan dan Tarakan mengalami penurunan laju inflasi, dengan penurunan terendah terjadi di Kota Samarinda. Sementara itu komoditas yang sering menjadi 15 andil inflasi terbesar secara keseluruhan di tahun 2012 adalah daging ayam ras, beras, ikan segar (bandeng, layang, tongkol), sayuran (kacang panjang, bayam, nangka muda), bumbu-bumbuan (bawang putih, cabe rawit) dari kelompok bahan makanan, serta kenaikan harga kelompok makanan jadi (nasi, mie, gula pasir, dan rokok kretek filter) di ketiga kota di Kaltim (Tabel 2.12). Tabel 2.11 Perkembangan Inflasi Nasional, Kaltim, dan Kota Sumber : BPS Kaltim, diolah 27

36 PERKEMBANGAN INFLASI Tabel 2.12 Komoditas Andil Inflasi Terbesar 2012 Sumber : BPS Kaltim, diolah 28

37 BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN 3.1. Kondisi Umum Perbankan Kinerja perbankan di Kaltim pada triwulan IV-2012 secara umum masih menunjukkan pertumbuhan positif, sebagaimana tercermin pada indikator utama yang meliputi total aset, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan. Kaltim Nasional Kaltim Nasional Kredit 19.59% 24.86% Kredit 2.94% 5.56% DPK 12.41% 19.82% -0.08% DPK 2.64% Aset 12.34% 22.16% 1.41% Aset 2.35% % 2% 4% 6% Grafik 3.1 Kinerja Triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq) Sumber : LBU Bank Indonesia Secara triwulanan, pertumbuhan aset dan DPK bank umum di Kaltim menunjukkan perlambatan, searah dengan kinerja pertumbuhan aset dan DPK secara nasional yang juga melambat masing-masing dari 3,04% menjadi 2,35% dan dari 3,18% menjadi 2,64% (qtq). Pada periode yang sama kinerja bank umum di Kaltim dari sisi aset mencatat penurunan 1,41%, sementara pada triwulan sebelumnya masih tumbuh 3,84% (qtq). Sejalan dengan itu, DPK yang dihimpun juga mengalami penurunan 0,08% dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq). Sementara itu penyaluran kredit di Kaltim mengalami pertumbuhan 5,56% (qtq), lebih tinggi dibandingkan kredit nasional yang tumbuh 2,94% (qtq). Grafik 3.2 Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) Sumber : LBU Bank Indonesia Apabila dilihat secara tahunan (yoy), perkembangan kinerja perbankan menunjukkan sejalan dan searah dengan pertumbuhan triwulanan dimana jumlah aset, DPK dan kredit bank umum di Kaltim mengalami pertumbuhan yang melambat masingmasing sebesar 22,16%, 19,82%, dan 24,86%. Kondisi tersebut searah dengan 29

38 Perkembangan Perbankan Daerah pertumbuhan nasional yang mengalami penurunan pertumbuhan masing-masing sebesar 12,34%, 12,41% dan 19,59%. Sementara itu, perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan kinerja yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah aset, DPK yang tumbuh sebesar 9,93% dan 10,49% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan sebelumnya masing-masing tumbuh sebesar 4,04% dan 3,33% (yoy). Searah dengan aset dan DPK, kredit mengalami pertumbuhan yang meningkat, pada triwulan IV-2012 kredit BPR tumbuh sebesar 11,43% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,43% (yoy) Perkembangan Usaha Bank Umum Total Aset dan Aktiva Produktif Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan IV-2012 tercatat Rp.105,07 trilyun, mengalami penurunan sebesar negatif 1,41% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, bank pemerintah (pangsa 73,27%) mengalami penurunan jumlah aset bersih sebesar negatif 3,66% (qtq), sementara aset bersih bank swasta (pangsa 26,73%) mengalami pertumbuhan yang meningkat sebesar 5,34% (qtq). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan IV-2011, total aset perbankan secara tahunan mencatat pertumbuhan sebesar 22,16% (yoy). Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi oleh kredit yang diberikan (pangsa sebesar 76,56%) yang meningkat 5,56% (qtq) jika dibandingkan dengan triwulan III Sementara itu penempatan pada Bank 30

39 Perkembangan Perbankan Daerah Indonesia mengalami penurunan yang cukup tinggi yaitu sebesar negatif 30,31% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya, sedangkan aktiva produktif lainnya mengalami peningkatan sebesar 31,81% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh negatif sebesar 28,58% (qtq). Apabila dilihat perkembangan aktiva produktif secara tahunan, Surat Berharga yang dimiliki mengalami peningkatan yang sangat tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya Penghimpunan Dana Masyarakat Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan IV-2012 mengalami pertumbuhan yang melambat, yaitu mencapai Rp.79,30 trilyun atau tumbuh negatif 0,08% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 3.3). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan IV-2011, penghimpunan Dana Pihak Ketiga tumbuh 19,82% (yoy). DPK (Rp trilyun) dpk g (yoy) g (qtq) grow th Grafik 3.3 Perkembangan Simpanan Masyarakat Sumber : LBU Bank Indonesia Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq), yang mengalami pertumbuhan yang meningkat adalah pada tabungan yang tumbuh sebesar 13,54%, berbeda arah dengan deposito yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 16,95% (qtq) dan giro mengalami pertumbuhan yang melambat sebesar 1,29% (qtq). Menurut kelompok bank, penurunan simpanan secara triwulanan terjadi pada kelompok bank pemerintah yang tumbuh negatif yaitu sebesar 2,34% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4.45%(qtq). Sementara itu berbeda arah dengan bank pemerintah, pada kelompok bank milik swasta mengalami kenaikan yang pesat yaitu tumbuh sebesar 6,81% (qtq) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,22% (qtq) dengan kontribusi peningkatan yang cukup besar 31

40 Perkembangan Perbankan Daerah berasal dari deposito yang tumbuh sebesar 7,9 (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,25% (qtq) (Tabel 3.2). Sementara itu secara tahunan (yoy) pertumbuhan DPK di Kaltim juga mengalami perkembangan yang melambat yaitu tumbuh sebesar 19,82% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 29,94% (yoy). Penurunan ini didorong oleh menurunnya baik giro, tabungan dan deposito, yang tumbuh melambat masing-masing sebesar 46,72%, 15,65%, dan 2,61% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 63,25%, 17,02%, dan 20,45 (yoy). Apabila dilihat menurut kelompok bank, pertumbuhan yang melambat untuk DPK secara tahunan dialami baik oleh kelompok bank pemerintah maupun kelompok bank milik swasta yaitu masingmasing sebesar 25,4 dan 6,62% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar masing-masing 37,18% dan 11,98% (yoy). Tabel 3.2 Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum di Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia Penyaluran Kredit Bank Umum Penyaluran kredit bank umum di Kaltim pada triwulan IV-2012 menunjukkan pertumbuhan positif. Peningkatan pertumbuhan kredit diperkirakan disebabkan oleh penurunan suku bunga pinjaman, baik pada suku bunga kredit investasi, modal kerja, dan konsumsi, masing-masing sebesar 11,25%, 11,62% Grafik 3.4 Suku Bunga Kredit Sumber : Cognos Bank Indonesia 32

41 Perkembangan Perbankan Daerah dan 13,53% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada pada level masing-masing 11,36%, 11,71%, dan 13,67%. BI-rate yang masih dipertahankan pada posisi 5,75% pada triwulan laporan berpengaruh terhadap suku bunga kredit perbankan yang mengalami penurunan (Grafik 3.4). a. Kredit Bank Umum Berkantor di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan IV-2012 mencapai Rp.51,42 trilyun. Secara triwulanan, pertumbuhan kredit pada triwulan laporan tercatat 5,56% (qtq), meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2012 yang sebesar 4,98% (qtq). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan IV-2011, penyaluran kredit pada triwulan IV-2012 tumbuh sebesar 24,86% (yoy) atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 26,01% sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 3.5. Kredit (Rp trilyun) Kredit g(yoy) g(qtq) % 3 25% 2 15% 1 5% Grafik 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah dan bank umum swasta mengalami kenaikan baik secara nilai maupun pada pertumbuhannya. Kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp.31,42 trilyun (pangsa 61,1) dan mengalami pertumbuhan yang meningkat sebesar 6,31% (qtq) secara triwulanan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,22% (qtq). Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada triwulan laporan mencapai Rp.20 trilyun (pangsa 38,9) mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 4,41% dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,13% (qtq) Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit dengan pangsa terbesar(36,78%) yaitu kredit modal kerja dengan nilai sebesar Rp.18,91 trilyun mengalami kenaikan 33

42 Perkembangan Perbankan Daerah pertumbuhan yaitu dari triwulan sebelumnya sebesar 5,17% (qtq) menjadi sebesar 7,38% (qtq) pada triwulan IV Hal serupa terjadi pada kredit konsumsi (pangsa 33,54%) dengan nilai mencapai Rp.17,25 trilyun, yang tumbuh positif sebesar 5,77% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,76% (qtq). Sementara itu kredit investasi secara nilai mengalami kenaikan dari Rp.14,80 trilyun pada triwulan III-2012 menjadi Rp.15,27 trilyun pada triwulan IV-2012, namun mengalami pertumbuhan yang melambat sebesar 3,17% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,92%. Secara tahunan kredit modal kerja mengalami pertumbuhan yang meningkat yaitu sebesar 26,62% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 20,76% (yoy). Sedangkan untuk kredit investasi dan konsumsi mencatat pertumbuhan yang melambat masing-masing sebesar 25,94%, dan 22,09% (yoy) bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh masing-masing sebesar 37,62% dan 22,39% (yoy). Menurut sektor ekonomi, kredit yang mengalami pertumbuhan meningkat secara triwulanan terjadi pada sektor perdagangan yaitu sebesar 5,7, diikuti sektor jasa dunia usaha, jasa sosial, dan sektor lainnya masing-masing sebesar 6,89%, 7,56%, dan 6,16% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh masing-masing sebesar 3,74%, 0,0, 1,29% dan 4,91% (qtq). Sementara itu, sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan terjadi pada sektor angkutan 10,82%, sektor perindustrian 5,96%, sektor pertanian 6,13%, dan sektor konstruksi 3,11% (qtq). Sedangkan kredit sektoral yang mengalami pertumbuhan negatif yang cukup besar adalah pada sektor pertambangan yang tumbuh negatif 5,92% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh positif sebesar 2,81% (qtq), serta sektor listrik, gas dan air yang masih tumbuh negatif 15,8 (qtq) di triwulan IV-2012 dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga tumbuh negatif 13,96% (qtq) (Tabel 3.3). Apabila dilihat pertumbuhan kredit secara tahunan, beberapa kredit sektoral yang mengalami pertumbuhan positif yang cukup tinggi antara lain sektor perindustrian (73,56%), sektor perdagangan (37,42%), serta sektor lain-lain (18,55%) (yoy). Sementara itu, jika dilihat nisbah kredit terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami peningkatan dari 61,38% pada triwulan III tahun 2012 menjadi 64,85% pada triwulan IV

43 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum Berkantor di Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia b. Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang berlokasi di Wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d November 2012) tercatat sebesar Rp.77,42 trilyun, tumbuh sebesar 3,83% (qtq) melambat dibandingkan dengan posisi kredit pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,43% (qtq). Jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2011, kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami pertumbuhan sebesar 17,87% (yoy), menurun dari pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang sebesar 29,13% (yoy) (Grafik 3.6). 35

44 Perkembangan Perbankan Daerah Kredit (Rp trilyun) Kredit growth (yoy) growth (qtq) Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim Sumber : SEKDA Bank Indonesia Perkembangan kredit secara triwulanan berdasarkan kelompok bank, bank pemerintah mengalami peningkatan pertumbuhan yang signifikan sedangkan bank swasta mengalami pertumbuhan yang melambat. Kredit yang disalurkan bank pemerintah mengalami kenaikan yang tumbuh sebesar 7,24% (qtq) dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,72% (qtq). Sementara itu, berlawanan arah dengan bank pemerintah, bank swasta mencatat pertumbuhan menurun pada triwulan IV-2012 dengan tumbuh sebesar 0,21% (qtq) bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 5,11% (qtq) (Tabel 3.4). Secara tahunan, baik bank pemerintah maupun bank swasta pada triwulan IV-2012 pertumbuhannya mengalami penurunan, dimana pada triwulan IV-2012 tercatat masing-masing tumbuh sebesar 27,13% dan 8,83% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh masing-masing sebesar 38,69% dan 20,31% (yoy). Menurut jenis penggunaannya, pertumbuhan signifikan terjadi pada kredit investasi yang tumbuh sebesar 5,81% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,26% (qtq), sedangkan pada kredit modal kerja dan kredit konsumsi mengalami pertumbuhan yang melambat masing-masing sebesar 2,18% dan 3,52% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh masing-masing sebesar 6,1 dan 6,15% (qtq). Dilihat dari pertumbuhan tahunan kredit lokasi proyek baik kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi masing-masing mengalami pertumbuhan yang melambat, tercatat masing-masing tumbuh sebesar 5,42%. 32,88%, dan 19,66% (yoy) apabila dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya dimana kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 21,18%, 42,17%, dan 24,99% (yoy). 36

45 Perkembangan Perbankan Daerah Sementara itu, berdasarkan sektor ekonomi, secara umum mengalami pertumbuhan yang positif kecuali sektor pertambangan yang mencatat pertumbuhan negatif sebesar 1,6 (qtq) serta sektor listrik, gas dan air yang tumbuh melambat sebesar negatif 1,76% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,83% dan negatif 2,61% (qtq). Sedangkan sektor yang mengalami kenaikan pertumbuhan yang positif di triwulan IV-2012 antara lain sektor konstruksi (30,82%), sektor pertanian (19,65%), sektor angkutan (12,57%), sektor perindustrian (12,41%), sektor jasa dunia usaha (9,96%), sektor lain-lain (9,89%), sektor perdagangan (6,79%), dan sektor jasa sosial (1,48%) (qtq) (Tabel 3.4). Secara tahunan kredit lokasi proyek yang mengalami pertumbuhan meningkat terjadi pada sektor konstruksi (54,35%) dan diikuti sektor perdagangan (25,86%) (yoy), dibandingkan dengan triwulan sebelumnya tumbuh sebesar masing-masing 42,39% dan 25,48% (yoy). Sedangkan beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu sektor pertanian (43,98%), sektor jasa dunia usaha (29,14%), sektor angkutan (28,79%), sektor listrik, gas dan air (22,07%), sektor lain-lain (19,66%), dan sektor perindustrian (11,94%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya tumbuh sebesar masing-masing 47,16%, 47,8, 40,68%, 70,41%, 25,03% dan 33,43% (yoy). Sementara itu, sektor pertambangan yang merupakan salah satu sektor unggulan mengalami pertumbuhan yang menurun tajam hingga tumbuh negatif 6,11% pada triwulan IV-2012 dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar negatif 1,6 (yoy). Sektor lain yang mengalami pertumbuhan negatif juga terjadi pada sektor jasa sosial yang tumbuh sebesar negatif 22,69% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh negatif 20,56% (yoy). Dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja memiliki pangsa yang tertinggi yaitu sebesar 38,94% dengan nilai Rp.30,15 trilyun, diikuti oleh kredit investasi sebesar 37,54% dengan nilai Rp.29,07 trilyun, dan kredit konsumsi 23,52% dengan nilai Rp.18,21 trilyun. Apabila dilihat dari kelompok bank yang menyalurkan kredit pada triwulan IV-2012, bank pemerintah sedikit lebih unggul dalam meraih pangsa pasar dengan persentase mencapai 53,23% dengan nilai yang dikucurkan sebesar Rp. 41,22 trilyun, sementara kelompok bank swasta meraih pangsa pasar sebesar 46,77% dengan nilai sebesar Rp.36,21 trilyun. Sedangkan menurut sektor ekonomi, kredit dengan pangsa terbesar adalah kredit pada sektor lain-lain, sektor pertanian, sektor pertambangan, dan sektor perdagangan dengan pangsa masingmasing sebesar 23,52%, 15,15%, 15,1 dan 15,03% dengan nilai masing-masing sebesar Rp.18,21 trilyun, Rp.11,73 trilyun, Rp.11,69 trilyun dan Rp.11,64 trilyun (Tabel. 3.4). 37

46 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Sumber : SEKDA Bank Indonesia Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek di Kota Samarinda dan Kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di Kota Samarinda mencapai Rp.22,15 trilyun (pangsa 30,36%) dan di Kota Balikpapan sebesar Rp.20,46 trilyun (pangsa 28,06%). Sementara itu, alokasi kredit yang terkecil diperoleh Kabupaten Malinau yaitu sebesar Rp.524 milyar (pangsa 0,72%) dan Kabupaten Tana Tidung sebesar Rp.283 milyar (pangsa 0,39%). Sedangkan untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), tertinggi dicapai oleh Kota Samarinda dengan nilai Rp.28,54 trilyun (pangsa 38,31%), disusul oleh Kota Balikpapan dengan nilai Rp.17,69 trilyun (pangsa 23,75%). Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR), nilai nisbah tertinggi diatas 10 terjadi di Kabupaten Berau sebesar 173,16%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Timur sebesar 168,57%, Kota Bontang (126,97%), Kota Balikpapan (115,66%), dan Kabupaten Kutai Kartanegara (115,19%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Bulungan dengan nisbah sebesar 14,36% (pada Tabel 3.5). 38

47 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kab/Kota di Kaltim Ket : DPK dimasukkan dalam DPK *Kab. Kukar, **Bulungan, ***Balikpapan Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Bank Indonesia 3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Penyaluran kredit berskala Mikro, Kecil, dan Menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim pada triwulan IV-2012 mengalami peningkatan nilai mencapai Rp.31,14 trilyun, dengan pangsa 60,54% terhadap total kredit yang disalurkan (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar 4,85% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,51% (qtq). Penurunan ini terjadi terutama pada kredit berskala mikro (pangsa 9,33%) yang pada triwulan III-2012 tumbuh sebesar 3,16% (qtq) turun tajam sehingga tumbuh negatif 3,7 (qtq) pada triwulan IV Pertumbuhan yang melambat juga terjadi pada kredit skala menengah (pangsa 23,51%) yang tumbuh sebesar 4,9 dibandingkan dengan triwulan sbelumnya yang tumbuh sebesar 5,71% (qtq). Sementara itu pangsa terbesar kredit MKM yaitu pada kredit skala kecil (27,7) mengalami situasi yang berbeda, dimana mengalami pertumbuhan yang signifikan yaitu tumbuh dengan kenaikan sebesar 8,04% (qtq) dibandingkan dengan triwulan III-2012 yang tumbuh sebesar 6,26% (qtq). Secara tahunan, peningkatan pertumbuhan terjadi pada kredit skala kecil (Rp.50 juta s.d Rp.500 juta) yang tumbuh sebesar 28,43% (yoy) lebih baik dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. 39

48 Perkembangan Perbankan Daerah Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan yang meningkat sebesar 9,19% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,68%(qtq). Hal yang berbeda terjadi pada kredit MKM yang dikucurkan oleh bank swasta yang tercatat tumbuh sebesar negatif 1,49% (qtq) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,61% (qtq). Sementara itu, secara nilai, jumlah kredit yang dikucurkan oleh bank pemerintah mengalami peningkatan sebesar Rp.19,25 trilyun dari Rp.17,63 trilyun pada triwulan III-2012 dan bank swasta mengalami penurunan dengan mengucurkan kredit sebesar Rp.11,89 trilyun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp.12,07 trilyun. Kredit MKM menurut jenis penggunaannya pada triwulan IV-2012 secara nilai mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, dimana kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat menyalurkan kredit masing-masing berjumlah Rp.10,19 trilyun (pangsa 32,71%), Rp.3,96 trilyun (pangsa 12,71%), dan Rp.16,99 trilyun (pangsa 54,57%). Dilihat dari pertumbuhan secara triwulanan, baik kredit modal kerja, investasi dan konsumsi mengalami pertumbuhan yang melambat dengan masing-masing tumbuh sebesar 4,93%, 1,97% dan 5,5 (qtq) jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang dapat tumbuh masing-masing sebesar 5,47%, 4,57% dan 5,77% (qtq). Sementara itu, secara tahunan pertumbuhan yang mengalami kenaikan terjadi pada kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 21,07% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 19,42% (yoy). Berbeda arah dengan kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi pada triwulan IV-2012 mengalami pertumbuhan yang melambat masing-masing sebesar 21,51% dan 21,83% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 32,15 % (yoy) dan 22,44% (yoy) (Tabel 3.7). Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit di Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia 40

49 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 21,83%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 6,72%), dan sektor konstruksi (pangsa 5,12%). Dilihat dari pertumbuhan secara triwulanan, pertumbuhan positif yang mengalami kenaikan pertumbuhan tercatat pada sektor pertambangan sebesar 6,35%, diikuti oleh sektor perdagangan sebesar 3,72%, dan sektor perindustrian sebesar 2,01%(qtq), sedangkan pertumbuhan negatif atau yang mengalami penurunan terjadi pada sektor listrik, gas dan air yang tumbuh negatif 23,73% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan kredit MKM secara tahunan yang mengalami peningkatan terjadi pada sektor konstruksi yang tumbuh 41,98%, sektor perdagangan tumbuh sebesar 29,97% (yoy), sektor perindustrian 29,07% dan sektor jasa sosial sebesar 2,29% (yoy) dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya. Sementara sektor yang mengalami pertumbuhan yang menurun adalah pada sektor pertanian (55,48%), sektor listrik, gas dan air (32,79)%, sektor angkutan (28,26%), sektor pertambangan (19,99) dan sektor jasa dunia usaha (9,83%) bila dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar masing-masing 68,59%, 201,51%, 35,66%, 35,75% dan 26,07%(yoy). 41

50 Perkembangan Perbankan Daerah Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan IV menunjukkan penurunan kinerja seperti terlihat dari persentase kredit bermasalah bruto (gross-non performing loans/npls) yang sebesar 2,81%, meningkat jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,76%. Dilihat dari pertumbuhan triwulanan, persentase NPLs mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu tumbuh sebesar 6,53% (qtq) pada triwulan IV-2012 dibandingkan pada triwulan III-2012 yang tumbuh sebesar 12,95% (qtq). Jika dilihat menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor konstruksi (8,51%), sektor pertambangan (6,96%), sektor jasa dunia usaha (6,86%) dan sektor jasa sosial (5,22%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5% pada triwulan IV-2012 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Sektor Ekonomi Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia 3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1 a. Perkembangan Aset BPR di Kaltim Jumlah aset BPR di Wilayah Kaltim pada triwulan IV tahun 2012 mengalami peningkatan pertumbuhan signifikan sebesar 9,93% (yoy), dengan total aset mencapai Rp.309,78 milyar, jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2012 yang tumbuh sebesar 4,04% (yoy) dengan nilai sebesar Rp.268,91 milyar (Grafik 3.7). Peningkatan pertumbuhan aset BPR secara tahunan terutama disebabkan oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun oleh BPR di Kalimantan Timur. 1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S) 42

51 Perkembangan Perbankan Daerah (Rp milyar) Total Aset growth (yoy) % 2 15% 1 5% -5% Sementara itu secara triwulanan, aset BPR mengalami pertumbuhan yang meningkat pada triwulan III-2012 dari 1,46% (qtq) menjadi sebesar 15,2 (qtq) pada triwulan IV Grafik 3.7 Perkembangan Aset BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) BPR di Kaltim pada triwulan III-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 10,49% (yoy), dengan nilai mencapai Rp.191,89 milyar (Grafik 3.8). Pertumbuhan ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan (Rp milyar) Deposito Tabungan grow th DPK (yoy) Grafik 3.8 Perkembangan DPK BPR Sumber : Simwas BPR Bank Indonesia -1 pertumbuhan pada triwulan III-2012 yang sebesar 3,33% (yoy) dengan nilai sebesar Rp.169,63 milyar. Meningkatnya pertumbuhan DPK pada triwulan IV-2012 dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan deposito sebagai komponen utama DPK BPR yaitu sebesar 15,48% (qtq) dengan nominal Rp.116,36 milyar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,11% (qtq) dengan nilai Rp.100,76 milyar, sedangkan tabungan juga mengalami peningkatan pertumbuhan yang signifikan yaitu tumbuh 9,67% (qtq) dengan nilai mencapai Rp.75,53 milyar lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar negatif 1,4 (qtq) dengan nilai sebesar Rp.68,87 milyar. Secara tahunan, deposito mengalami pertumbuhan yang lebih baik yaitu sebesar 19,13% (yoy) meningkat dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar negatif 1,2 (yoy). Sementara itu, tabungan mengalami penurunan pertumbuhan yaitu tumbuh negatif 0,62% (yoy) menurun dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh positif sebesar 10,76% (yoy)

52 Perkembangan Perbankan Daerah c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR di Kaltim (Rp mily ar) Investasi Konsumsi Modal Kerja growth Kredit (y oy ) Grafik 3.9 Perkembangan Kredit BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia 2 1 Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan IV-2012 mencapai Rp.210,53 milyar atau tumbuh sebesar 1,32% (qtq), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,17% (qtq). Secara tahunan jumlah kredit mengalami pertumbuhan sebesar 11,43% (yoy) pada triwulan IV-2012 (Grafik 3.9), lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan III yang tumbuh sebesar 10,43% (yoy). Pertumbuhan kredit yang mengalami peningkatan terutama disebabkan oleh kredit konsumsi yang yang mengalami kenaikan dalam pertumbuhannya yang tumbuh sebesar 2,05% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,01% (qtq). Sedangkan secara tahunan, kredit konsumsi juga mengalami peningkatan dengan tumbuh sebesar 8,16% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,1 (yoy). Hal serupa terjadi pada kredit investasi, dimana pertumbuhan baik secara triwulan maupun secara tahunan mengalami peningkatan. Secara triwulan, kredit investasi pada triwulan IV-2012 tumbuh sebesar negatif 3,86% (qtq) lebih baik dibandingkan pada triwulan III yang tumbuh sebesar negatif 4,99% (qtq). Sedangkan dilihat secara tahunan, kredit investasi tumbuh sebesar 25,49% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 15,11% (yoy). Berbeda arah dengan kredit investasi dan kredit konsumsi, kredit modal kerja mengalami pertumbuhan yang melambat dilihat secara tahunan yaitu tumbuh sebesar 11,98% (yoy) menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,65% (yoy). Sementara itu, secara triwulan, pertumbuhan kredit modal kerja juga mengalami pertumbuhan yang melambat sebesar 1,54% (qtq) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,76% (qtq) (Tabel 3.9). 44

53 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.9. Perkembangan Usaha BPR di Kaltim Sumber : Simwas BPR Bank Indonesia 3.5. Asesmen Risiko Perbankan Risiko Kredit Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan di Wilayah Kalimantan Timur mengalami penurunan meskipun terjadi peningkatan jumlah kredit yang telah disalurkan. Hal ini terlihat dari jumlah kredit bermasalah (NPL Gross) selama 3 triwulan terakhir yang cenderung mengalami penurunan untuk setiap jenis penggunaan kredit (modal kerja, investasi, dan konsumsi), serta untuk sebagian sektor ekonomi yang telah dibiayai. Secara nilai, NPLs (Non Performing Loans) pada triwulan IV-2012 tercatat sebesar Rp.1,220 trilyun lebih tinggi dibandingkan pada triwulan III-2012 yang sebesar Rp.1,091 trilyun. Persentase kualitas kredit yang disalurkan perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 mengalami penurunan bila dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu sebesar 2,24% pada triwulan III-2012 naik menjadi sebesar 2,37% pada triwulan IV-2012 (Tabel 3.10). Sedangkan dilihat pertumbuhan triwulanan, posisi NPLs pada triwulan IV-2012 menunjukkan pertumbuhan yang meningkat sebesar 11,89% (qtq) jika dibandingkan dengan posisi triwulan III-2012 yang tumbuh sebesar 0,35% (qtq). Sementara itu, dilihat dari perkembangan pertumbuhan tahunan, posisi NPLs pada triwulan III-2012 tercatat sebesar 4,05% (yoy) naik menjadi 47,96% (yoy) pada triwulan IV

54 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum di Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia Risiko kredit menurut jenis penggunaan pada rasio NPLs masih tercatat dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan IV-2012 mencapai 3,13% lebih tinggi dibandingkan pada triwulan III-2012 sebesar 3,08% (Tabel 3.11). Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi masing-masing sebesar 2,23% dan 1,67%. Berdasarkan sektor ekonomi, sebagian besar sektor ekonomi yang telah dibiayai perbankan di Kalimantan Timur menunjukkan persentase NPLs yang cenderung menurun dan relatif rendah (dibawah 5%), kecuali sektor konstruksi yang memiliki persentase NPLs mencapai 5,9 (diatas 5%) namun persentasenya menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 6,12%. Menurunnya NPLs sektor konstruksi ini lebih banyak disebabkan oleh banyaknya pembangunan sarana infrastruktur yang masih belum terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan yang berdampak pada kelancaran pembiayaan. Tabel 3.11 Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum Sumber : LBU Bank Indonesia 46

55 Perkembangan Perbankan Daerah Risiko Likuiditas Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan. Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 90,75% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Selain itu, persentase simpanan jangka pendek pada triwulan IV-2012 ini mengalami penurunan (90,75%) jika dibandingkan dengan persentase simpanan jangka pendek pada triwulan sebelumnya yang sebesar 90,86%. Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia Risiko Pasar Berdasarkan analisis grafis yang menghubungkan antara suku bunga kredit dengan rasio NPLs dalam periode triwulan I-2010 s.d triwulan IV-2012 (Grafik 3.10), terlihat adanya pergerakan yang searah antara nisbah NPLs dengan suku bunga kredit. Hal ini didukung oleh hasil penghitungan koefisien korelasi 2 kedua variabel Grafik 3.10 Perkembangan Bunga Kredit & Rasio NPLs Sumber : COGNOS, Bank Indonesia 2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah 47

56 Perkembangan Perbankan Daerah tersebut sebesar 0,637. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa persentase NPLs dinilai cukup sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga kredit perbankan Perkembangan Perbankan Syariah Dana Pihak Ketiga Perkembangan perbankan syariah di Kalimantan Timur mengalami perkembangan yang meningkat pada periode laporan. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh perbankan syariah mengalami peningkatan pertumbuhan yang signifikan sebesar 13,95% (qtq) dengan nilai mencapai Rp.3,16 trilyun (grafik 3.11). Kondisi tersebut menunjukkan kemajuan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,34%(qtq). Meningkatnya pertumbuhan pada triwulan IV-2012 terutama terjadi karena peningkatan pertumbuhan pada semua indikator DPK yaitu baik pada giro, tabungan, maupun deposito yang tumbuh masing-masing sebesar 36,6, 13,93% dan 8,74% (qtq) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar masing-masing -12,73%, 5,68%, dan 4,47% (qtq). Pangsa terbesar pada dana pihak ketiga yaitu pada tabungan (53,98%) dengan jumlah nominal mencapai Rp.1,71 trilyun, diikuti oleh deposito (pangsa 35,64%) dengan nilai mencapai Rp.1,13 trilyun dan giro dengan pangsa 10,37% mencatat nilai nominal sebesar Rp.328 milyar. Secara tahunan perkembangan dana pihak ketiga mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 21,26% (yoy) dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 27,42% (yoy). Perlambatan pertumbuhan terutama disumbang oleh giro dan deposito yang tumbuh masing-masing sebesar 32,17% dan 14,83% (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar masingmasing 39,2 dan 33,07% (yoy). Sementara itu tabungan mengalami peningkatan pertumbuhan secara tahunan sebesar 23,87% (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan III-2012 yang tumbuh sebesar 22,18% (yoy). 48

57 Perkembangan Perbankan Daerah (Rp. Milyar) 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 75% 6 45% 3 15% -15% Deposito Tabungan Giro g (yoy) DPK g (qtq) DPK Grafik 3.11 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Sumber : LBU Bank Indonesia Penyaluran Kredit Penyaluran kredit oleh perbankan syariah di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 mencapai Rp.2,76 trilyun atau tumbuh sebesar 16,01% (qtq) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,79% dengan nilai Rp.2,38 trilyun. Kredit konsumsi dengan pangsa terbesar (44,22%) tumbuh sebesar 11,78% (qtq) dengan nilai 1,22 trilyun mengalami kenaikan dibandingkan triwulan sebelumya yang tumbuh sebesar 6,74% (qtq). Sedangkan kredit modal kerja juga mengalami kenaikan yang signifikan dalam pertumbuhannya pada triwulan IV-2012 yaitu tumbuh sebesar 20,88% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,79% (qtq). searah dengan kredit modal kerja dan kredit konsumsi, kredit investasi juga mencatat kenaikan pertumbuhan yang signifikan sebesar 17,51% (qtq) lebih baik dibandingkan triwulan III-2012 yang mencatat pertumbuhan negatif 4,44% (qtq) (Grafik 3.12). (Rp. Milyar) Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 growth Konsumsi Investasi Modal Kerja g (yoy) kredit g (qtq) kredit Grafik 3.12 Perkembangan Pembiayaan/Kredit Perbankan Syariah Sumber : LBU Bank Indonesia 49

58 Perkembangan Perbankan Daerah Dilihat secara tahunan, pertumbuhan kredit pada triwulan IV-2012 mengalami pertumbuhan yang meningkat. Hal ini berarti geliat perbankan syariah di pembiayaan mulai menunjukkan kemajuan Kredit mengalami pertumbuhan sebesar 30,87% (yoy) lebih tinggi bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang secara tahunan tumbuh sebesar 17,96% (yoy). Pertumbuhan yang meningkat didorong oleh meningkatnya pertumbuhan pada kredit modal kerja dan kredit investasi yang tumbuh masing-masing sebesar 39,71% dan 9,92% (yoy) meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan III-2012 yang tumbuh sebesar masing-masing 5,59% dan 6,12% (yoy). Sedangkan kredit konsumsi pada triwulan IV-2012, pertumbuhan secara tahunan mengalami perlambatan, dimana tumbuh sebesar 34,87% (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan III-2012 yang tumbuh sebesar 36,47% (yoy). 3.7 Kondisi Umum Sistem Pembayaran Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 secara umum masih menunjukkan perkembangan yang positif dimana transaksi pembayaran non tunai, baik melalui kliring maupun RTGS menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi sehubungan dengan banyaknya aktivitas pembayaran dan pelunasan berbagai pekerjaan oleh pemerintah dan swasta. Sementara itu transaksi pembayaran tunai melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (KPw BI Kaltim) mengalami sedikit penurunan sejalan dengan arah perekonomian Kaltim yang melambat di triwulan laporan Perkembangan Transaksi Tunai Perkembangan Pengedaran Uang Kartal Transaksi tunai yang terjadi di Kalimantan Timur sepanjang triwulan IV-2012 mencapai Rp.5,21 trilyun atau turun 5,31% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (Grafik 3.13). Dari nominal transaksi tunai pada periode triwulan laporan, jumlah uang yang keluar dari kas (outflow) Bank Indonesia di Kaltim mencapai Growth yoy (Rp Milyar) Outflow Inflow Growth I II III IV I II III IV I II III IV Grafik 3.13 Peredaran Uang Kartal di Kaltim Sumber : Bank Indonesia 50

59 Perkembangan Perbankan Daerah Rp.4,31 trilyun. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,02% (yoy). Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan (inflow) mencapai Rp.901 milyar atau naik sebesar 3,78% (yoy). Secara keseluruhan, pada triwulan IV-2012, Kalimantan Timur (Rp Milyar) Inflow Smr Outflow Smr Inflow Bpp Outflow Bpp Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Grafik 3.14 Peredaran Uang Kartal di Kaltim berdasarkan Wilayah Kerja KPw BI Sumber : Bank Indonesia mengalami net outflow (jumlah uang yang keluar lebih besar dibandingkan dengan uang yang masuk) sebesar Rp.3,41 trilyun Jumlah Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di Wilayah Kalimantan Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk menjadi alat pembayaran karena mengalami kelusuhan atau rusak. Jenis uang yang termasuk (Rp Milyar) Smr Kaltim Bpp Growth (yoy) Kaltim Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Grafik 3.15 Jumlah PTTB per-wilker KBI Sumber : Bank Indonesia dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia memberikan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk dalam kategori PTTB ini pada triwulan IV-2012 mencapai Rp.59,04 milyar atau mengalami penurunan sebesar 79,9 (yoy) (Grafik 3.15). Sedangkan secara triwulanan, jumlah PTTB ini juga mengalami penurunan sebesar 166,5 (qtq) dibandingkan PTTB pada triwulan III-2012 yang sebesar Rp.22,15 milyar. 51

60 Perkembangan Perbankan Daerah Perkembangan Transaksi Non-Tunai Perkembangan Transaksi Kliring Rp Trilyun Nilai Growth yoy I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Grafik 3.16 Perkembangan Transaksi Kliring Sumber : Bank Indonesia (yoy) 35% 3 25% 2 15% 1 5% -5% -1 Transaksi Kliring di Wilayah Kalimantan Timur pada triwulan IV-2012 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (Grafik 3.16). Jumlah transaksi kliring triwulan IV-2012 mencapai Rp.6,66 trilyun, atau apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya jumlah ini mengalami peningkatan 32,93%(yoy). Sementara itu volume transaksi pada triwulan IV-2012 yang mencapai bilyet, atau meningkat sebesar 0,24% (yoy). Secara triwulanan, volume transaksi kliring di Kaltim pada triwulan IV mengalami penurunan sebesar 1,26% (qtq) Perkembangan Transaksi BI-RTGS Nilai Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) di Kaltim pada triwulan IV mencapai Rp.77,10 trilyun, atau tumbuh sebesar 39,49% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingginya pertumbuhan transaksi RTGS pada periode laporan mencerminkan besarnya transaksi pembayaran yang terjadi dalam rangka penyelesaian berbagai kegiatan oleh pemerintah dan swasta. Peningkatan nilai transaksi ini searah dengan perkembangan volume transaksi RTGS Kaltim yang juga meningkat sebesar 22,09% (yoy) dari transaksi menjadi transaksi (Grafik 3.17). Secara triwulanan, volume transaksi RTGS pada triwulan IV-2012 ini juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 12,84% (qtq). (Rp Trilyun) Kaltim Growth yoy Growth qtq I II III IV I II III IV I II III IV % -25% Grafik 3.17 Perkembangan Transaksi RTGS Kaltim Sumber : Bank Indonesia Berdasarkan Lokasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) di Wilayah Kalimantan Timur, nilai transaksi RTGS wilayah kerja Bank Indonesia Provinsi Kaltim di Samarinda pada triwulan IV-2012 mencapai Rp.59,07 trilyun atau tumbuh sebesar 52

61 Perkembangan Perbankan Daerah 51,77% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu nilai RTGS di Bank Indonesia Balikpapan tercatat sebesar Rp.18,03 trilyun atau tumbuh sebesar 10,25% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (Grafik 3.18). Rp Trilyun Smr Kaltim Bpp Growth yoy I II III IV I II III IV I II III IV (yoy) Grafik 3.18 Perkembangan RTGS per Wilker KBI Sumber : Bank Indonesia 53

62 BAB IV KEUANGAN DAERAH 4.1 Gambaran Umum Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Rp. Milyar Grafik 4.1 Realisasi Pendapatan (Nilai) Sumber: Biro Keuangan Setprov. Kaltim Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan IV-2012 secara umum mengalami peningkatan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2011, meskipun dari sisi prosentase realisasi pendapatan sedikit mengalami penurunan. Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah Pendapatan ,52% 118,8 111,74% 108,73% 112,13% 114,04% 111,92% % Realisasi ,99% Grafik 4.2 Realisasi Pendapatan (Presentase) Sumber: Biro Keuangan Setprov. Kaltim Total pendapatan APBD Provinsi Kaltim yang terealisasi sampai dengan triwulan IV mencapai Rp. 11,75 trilyun atau mengalami kenaikan 23,48% dibandingkan dengan total pendapatan realisasi tahun 2011 sebesar Rp. 9,51 trilyun. Realisasi tertinggi berasal dari pendapatan transfer dan pendapatan asli daerah dengan nilai masing-masing sebesar Rp. 6,47 trilyun dan Rp. 5,25 trilyun, atau mengalami peningkatan masing-masing sebesar 25,32% dan 21,42% jika dibandingkan dengan realisasi pendapatan transfer dan pendapatan asli daerah pada triwulan IV tahun (Grafik 4.1 dan Grafik 4.2). Sementara itu realisasi belanja APBD provinsi Kaltim pada triwulan IV 2012 secara nilai mencapai Rp. 11,33 trilyun atau mengalami peningkatan 41,84% (yoy) dibanding realisasi tahun 2011 yakni sebesar Rp. 7,99 trilyun. Apabila dilihat realisasi per-komponen belanja, nilai realisasi tertinggi dicapai oleh belanja operasi sebesar Rp 6,70 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 53,91% dari belanja operasi pada triwulan IV tahun 2011 yang sebesar Rp 4,35 trilyun. Sementara itu belanja modal jika dilihat nilai realisasinya mengalami peningkatan sebesar 40,87% atau meningkat dari Rp. 1,77 trilyun pada triwulan IV tahun 2011 menjadi Rp. 2,49 trilyun pada triwulan IV tahun 2012 (Grafik 4.3 dan Grafik 4.4). 54

63 Keuangan Daerah Belanja Tak Terduga Belanja Modal Belanja Operasi Rp. Milyar Transfer Belanja Grafik 4.3 Realisasi Belanja (Nilai) Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim Transfer Belanja Tak Terduga Belanja Modal Belanja Operasi Belanja 0,0 85,81% 82,41% 76,78% 99,72% 94,44% 85,12% 87,89% 86,14% 86,27% Grafik 4.4 Realisasi Belanja (Prosentase) Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim 4.2 Pendapatan Realisasi pendapatan APBD provinsi Kaltim triwulan IV-2012 menunjukkan kinerja yang cukup positif. Apabila dilihat rinciannya, realisasi Pendapatan Transfer berada pada urutan pertama dengan nilai sebesar Rp. 6,47 trilyun (tabel 4.1) atau meningkat sebesar 25,32% jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Secara prosentase realisasi Pendapatan Transfer pada triwulan IV-2012 mencapai 111,74% dari total anggaran, lebih rendah dari realisasi triwulan IV tahun sebelumnya yang sebesar 118,8%. Kontribusi utama realisasi pendapatan transfer diperoleh dari Transfer Pemerintah Pusat/Dana Perimbangan (pangsa 93,7 terhadap total realisasi pendapatan transfer), dengan realisasi mencapai Rp. 6,07 trilyun (Grafik 4.5) atau secara prosentase sebesar 112,9 dari total transfer pemerintah pusat-dana perimbangan pada APBD tahun 2012 yang direncanakan sebesar Rp. 5,37 trilyun. Komponen total transfer pemerintah pusatdana perimbangan paling besar disumbang oleh Dana Bagi Hasil Bukan Pajak-Sumber Daya Alam sebesar Rp. 5,26 trilyun, kemudian Dana Bagi Hasil Pajak sebesar Rp. 715 milyar (Grafik 4.5). Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Triwulan III-2012 Sumber: Biro Keuangan Pemprov.Kaltim, diolah 55

64 Keuangan Daerah Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Umum Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) Dana Bagi Hasil Pajak Grafik 4.5 Realisasi Pendapatan Transfer Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah Realisasi terbesar kedua Pendapatan berasal dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 5,25 trilyun atau secara prosentase sebesar 112,13%. Komponen utama pendapatan asli daerah berasal dari pendapatan pajak daerah sebesar Rp. 4,48 trilyun (pangsa 85,29% terhadap total realisasi pendapatan asli daerah). Selain itu realisasi yang berasal dari pendapatan retribusi daerah (pangsa 0,42%), pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (pangsa 3,95%) serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah (pangsa 10,33%) masing-masing sebesar 147,54%, 99,95% dan 89,23% (Grafik 4.6) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Pajak Daerah Rp Milyar Grafik 4.6 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah 4.3 Belanja Belanja APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan IV tahun 2012 mencapai Rp. 11,33 trilyun atau 86,27% dari target belanja tahun Realisasi ini mengalami peningkatan secara nilai jika dibandingkan dengan realisasi belanja pada APBD triwulan IV tahun 2011 yang mencapai Rp. 7,99 trilyun. Apabila dilihat menurut jenis belanja, 56

65 Keuangan Daerah belanja operasi, belanja modal, dan transfer mencapai prosentase realisasi masing-masing sebesar 87,89%, 76,78%, dan 94,44% dari yang ditargetkan (Tabel 4.2). Belanja operasi yang meliputi 59,12% dari APBD Provinsi Kaltim tahun 2012 mencapai tingkat realisasi sebesar Rp. 6,70 trilyun atau secara prosentase sebesar 87,89%, mengalami peningkatan jika dibandingkan realisasi tahun lalu yakni sebesar Rp. 4,35 trilyun (secara prosentase 81,39%). Jika diliat rincian belanja operasi, jenis belanja bantuan keuangan (pangsa 35,23% terhadap total belanja operasi) pada triwulan IV tahun 2012 memiliki pencapaian realisasi terbesar Rp. 2,36 trilyun atau 92,41% dari total rencana belanja barang pada APBD Kaltim 2012 (Grafik 4.7). Sementara belanja pegawai, belanja hibah dan belanja bantuan keuangan pada triwulan IV masing-masing mencapai realisasi Rp. 2,21 trilyun (secara prosentase 82,09%), Rp. 1,25 trilyun (secara prosentase 85,65%), Rp. 857 milyar (secara prosentase 96,29%) dan Rp. 7,07 milyar (secara prosentase 83,22%). Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Triwulan III tahun 2012 Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Triwulan IV-2011 Sumber: Biro Keuangan Pemprov.Kaltim, diolah Sumber: Biro Keuangan Pemprov.Kaltim, diolah 57

66 Keuangan Daerah Belanja Bantuan Keuangan Belanja Bantuan Sosial Belanja Hibah Belanja Barang Belanja Pegawai Rp Milyar Grafik 4.7 Realisasi Belanja Operasi Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah Jika dibandingkan dengan realisasi belanja operasi, realisasi jenis belanja modal APBD Kaltim triwulan IV tahun 2012 memiliki pencapaian realisasi yang lebih rendah yaitu sebesar Rp. 2,49 trilyun atau mencapai prosentase sebesar 76,78%. Belanja jalan, irigasi dan jaringan memiliki kontribusi terbesar pada realisasi belanja modal dengan tingkat realisasi mencapai Rp. 1,56 trilyun atau secara prosentase mencapai 76,75% (Grafik 4.8). Pencapaian realisasi belanja modal mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan realisasi belanja modal pada APBD triwulan IV tahun 2011 yang mencapai Rp. 1,77 trilyun (secara prosentase hanya mencapai 79,69%). Sementara itu jenis belanja bangunan dan gedung serta belanja peralatan dan mesin menunjukkan realisasi masing-masing sebesar Rp.655 milyar (secara prosentase 89,23%) dan Rp. 199 milyar (secara prosentase 82,26%). Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Bangunan dan Gedung Belanja Peralatan dan Mesin Rp Milyar Belanja Tanah Grafik 4.7 Realisasi Belanja Modal Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah 58

67 BAB V PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Timur pada periode akhir 2012 diperkirakan relatif tidak berbeda dengan triwulan sebelumnya. Magnitude perlambatan ekonomi semakin melemah memberikan indikasi bahwa perekonomian mulai memasuki tahap kestabilan baru yang akan cenderung direspon sektor usaha dengan mempertahankan tingkat kapasitas produksi saat ini. Hasil survei konsumen Bank Indonesia juga mengindikasikan adanya perbaikan ketersediaan lapangan kerja secara umum. Berdasarkan Survei Ketenagakerjaan bulan Agustus 2012, jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bekerja sebanyak orang, bertambah orang (0,72%) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada periode yang sama tercatat menurun dari 68,51% menjadi 66,64%. Kondisi ini erat kaitannya dengan situasi perekonomian Kalimantan Timur di triwulan III-2012 yang melambat tajam dibandingkan triwulan sebelumnya. Meskipun demikian, tingkat penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur dalam setahun terakhir masih cukup baik sebagaimana terlihat dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang mengalami penurunan dari 9,84% menjadi 8,9 (Tabel 5.1). Tabel 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah Sementara jika dilihat dari status pekerjaan utama, sebagian besar penduduk bekerja sebagai buruh/karyawan yakni mencapai orang atau 52,71% total pekerja. Adapun penduduk yang berusaha sendiri sebanyak orang (16,36%), 59

68 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar (10,86%), pekerja tidak dibayar orang (12,15%), dan pekerja bebas mencapai orang atau 3,58% total pekerja di Kalimantan Timur (Tabel 5.2). Tabel 5.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah Berdasarkan hasil survei konsumen Bank Indonesia, kondisi ketenagakerjaan pada triwulan IV-2012, dilihat dari rata-rata indeks kondisi ketersediaan lapangan kerja, mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata indeks kondisi ketersediaan lapangan kerja pada triwulan IV-2012 sebesar 112,00 atau meningkat 8,0 poin dari indeks rata-rata di triwulan sebelumnya sebagaimana terlihat pada Grafik 5.1. Walaupun dari sisi ekspektasi akan ketersediaan lapangan kerja dalam waktu 6 bulan yang akan datang secara rata-rata sedikit menurun, namun masih berada pada area optimis yang mencerminkan keyakinan masyarakat akan ketersediaan lapangan pekerjaan dalam jangka pendek. Indeks Kondisi ketersediaan lapangan kerja Ekspektasi ketersediaan lap.kerja 6 bln y.a.d Grafik 5.1 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia 60

69 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan 5.2 Kesejahteraan Sementara itu, kondisi kesejahteraan masyarakat pada triwulan IV-2012 diperkirakan sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Kondisi tersebut dimungkinkan akibat dari tingginya tingkat inflasi di akhir tahun yang berdampak terhadap penurunan daya beli masyarakat. Hal ini diindikasikan oleh Indeks Keyakinan Konsumen yang cenderung menurun, searah dengan kondisi penghasilannya yang juga mulai terkoreksi. Keyakinan konsumen yang menurun lebih disebabkan oleh ekspektasinya terhadap kondisi ke depan yang menurun cukup tajam, sementara keyakinan dalam memandang kondisi saat ini masih relatif meningkat. Ekspektasi konsumen yang menurun kemungkinan dipicu oleh kondisi penghasilannya yang mengalami penurunan pada periode yang sama. Menurunnya jumlah penghasilan bahkan diproyeksikan berlanjut dalam 6 bulan ke depan (Grafik 5.3). Meski demikian secara umum masih terdapat optimisme konsumen dalam memandang kondisi ekonominya secara umum sebagaimana ditunjukkan oleh nilai indeks yang berada di atas 100. Indeks Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini Ekspektasi Konsumen Indeks Kondisi Penghasilan Ekspektasi Penghasilan Grafik 5.2 Indeks Keyakinan Konsumen Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Grafik 5.3 Indeks Penghasilan 61

70 BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 6.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I-2013 Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar Indeks Eksp. Penghasilan Eksp. Ekonomi Eksp. Ketersediaan Lap.Kerja Garis Grafik 6.1 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survey Konsumen BI antara 2,8 + 1 % (yoy). Salah satu indikator yang mendorong arah pertumbuhan positif tersebut terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan Januari 2013 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 130,42. Hal ini dipengaruhi oleh seluruh komponen ekspektasi konsumen yang cukup optimis (Grafik 6.1), terutama ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan dan ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja. Perkiraan pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan IV-2012 yang sebesar 2,02% (yoy). Dari sisi permintaan, faktor positif pendorong pertumbuhan diperkirakan berasal dari peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi seiring meningkatnya pertumbuhan kebutuhan masyarakat dan peningkatan iklim usaha di (USD/MT) Harga Batubara Acuan (HBA) International Coal Price Grafik 6.2 Harga Acuan dan Harga Internasional Batubara Sumber : ESDM dan Bloomberg $81.75 $ Kaltim. Begitu pula dengan kinerja ekspor Kalimantan Timur diperkirakan peningkatan mengalami pertumbuhan terutama komoditas non migas, seiring dengan perkiraan mulai meningkatnya harga batubara acuan dan internasional. Perkiraan peningkatan harga batubara tersebut juga akan berimbas pada sisi penawaran, dimana sektor pertambangan dan 62

71 Prospek Perekonomian Daerah penggalian sebagai sektor utama perekonomian Kaltim juga diperkirakan akan mengalami peningkatan kinerja di triwulan I-2013 (Grafik 6.2). Selain itu peningkatan kegiatan ekonomi terutama investasi dan beberapa proyek pembangunan infrastruktur di triwulan I-2013 diperkirakan akan memberikan efek pertumbuhan cukup tinggi pada sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor angkutan dan komunikasi sebagai sektor pendukung. Sementara faktor yang menarik pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur adalah sektor industri pengolahan yang diperkirakan masih akan terkontraksi. 6.2 Prospek Perkembangan Inflasi Tekanan inflasi Kaltim pada triwulan I-2013 diperkirakan meningkat dibandingkan posisi akhir tahun 2012 yang tercatat 5,6 (yoy). Laju inflasi Kaltim pada triwulan mendatang diperkirakan berada pada kisaran 5,81 +1% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi diperkirakan berasal dari kenaikan harga bahan makanan terutama bumbu-bumbuan dan sayuran. Faktor yang menahan laju inflasi antara lain pergerakan harga komoditas pangan di pasar dunia seperti minyak sawit dan kedelai diperkirakan masih akan menurun sehingga akan menurunkan harga produk turunannya seperti minyak goreng, tahu, dan tempe. Selain itu harga komoditas gula juga masih stabil di kisaran 31 USD/pound (Grafik 6.3 dan Grafik 6.4). USD/pound Sugar Soybean 40 USD/MT 1, , Grafik 6.3 Harga Gula - Kedelai Grafik 6.4 Harga Minyak Kelapa Sawit Sumber : Datastream Bloomberg Berdasarkan pemantauan harga pada Januari dan awal Februari 2013 yang dilakukan oleh Disperindagkop Provinsi Kalimantan Timur, beberapa komoditas utama bahan kebutuhan pokok di Kota Samarinda mulai mengalami peningkatan diantaranya bumbu-bumbuan (bawang merah, bawang putih, cabe merah besar, dan cabe keriting) (Grafik 6.5), ikan segar (layang, kembung, mas), dan sayuran (kentang, kol, tomat) Demikian halnya dengan bahan makanan produk peternakan seperti daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras yang juga mengalami peningkatan (Grafik 6.6). Faktor yang mendorong kenaikan harga beberapa komoditas tersebut adalah cuaca buruk yang 63

72 Prospek Perekonomian Daerah menggangku produksi di beberapa sentra penghasil, sekaligus menghambat kelancaran distribusi barang. Sementara itu, sumber tekanan inflasi inti diperkirakan berasal dari kelompok perumahan karena peningkatan biaya sewa rumah pada awal tahun 2013, dan peningkatan harga makanan jadi terutama di Samarinda dan Balikpapan karena permintaan yang diperkirakan akan meningkat di kedua kota tersebut. (mtm) Cabe Merah Besar Minyak Goreng Tepung Terigu Beras Bengawan Gula Pasir (DN) Bawang Merah Grafik 6.5 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1) Sumber : Disperindagkop Provinsi Kaltim (mtm) Daging Ayam Boiler Telur Ayam Boiler Daging Sapi Grafik 6.6 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2) Sumber : Disperindagkop Provinsi Kaltim 64

73 BOKS DAMPAK PELEMAHAN DEMAND GLOBAL TERHADAP KINERJA SEKTOR PERTAMBANGAN BATUBARA KALIMANTAN TIMUR Harga batubara yang terus mengalami koreksi akibat permintaan global secara umum telah berdampak pada aktivitas eksplorasi perusahaan tambang batubara di Indonesia. Lebih jauh, kinerja keuangan yang semakin menurun mengharuskan beberapa perusahaan untuk mengurangi jumlah tenaga kerjanya, terutama terjadi pada perusahaan pertambangan skala kecil-menengah. Menurunnya permintaan China sebagai konsumen batubara terbesar dunia pada akhirnya mempengaruhi pelemahan harga batubara global. Hal ini juga sejalan dengan pergerakan harga energi fosil lainnya yakni gas dan minyak yang masih mengalami tekanan akibat perlambatan ekonomi global. Meski mulai rebound sejak pertengahan tahun, harga perdagangan batubara global pada bulan Desember 2012 yang ditutup pada level US$68,15 per metrik ton tercatat masih mengalami koreksi 10,5% dibandingkan posisi Desember Sebaliknya, harga batubara acuan (HBA) yang menjadi salah satu referensi penting transaksi batubara dalam negeri mencatat level penurunan yang lebih tajam mencapai 27,4% dan dipatok pada harga US$81,75 per metrik ton di bulan Desember (USD/MT) Harga Batubara Acuan (HBA) International Coal Price $81.75 $68.15 Grafik B1. Harga Batubara Internasional dan HBA Sumber: Kementerian ESDM & IMF Grafik B2. Kondisi Industry Baja & Penggunaan Batubara oleh Pembangkit Listrik di Cina Sumber: McCloskey China Coal Monthly Sep.12 Sebagai negara tujuan ekspor terbesar, situasi ekonomi dan politik China saat ini perlu lebih dicermati. Indikator perekonomian China yang diharapkan dapat mendorong permintaan energi khususnya batubara hingga triwulan III masih belum mengalami tanda perbaikan. Pemerintah China akhirnya merevisi target pertumbuhan ekonomi dari 7,4% menjadi 7,. Tekanan dari sisi bauran energi China hingga bulan Agustus menunjukkan turunnya output dari industry baja dan penggunaan batubara oleh perusahaan-perusahaan pembangkit besar. Selain itu, permainan trader di China yang memanfaatkan selisih harga batubara domestik dengan harga global yang tinggi pada awal hingga pertengahan tahun mengakibatkan stok batubara di pelabuhan pelabuhan China meningkat tinggi. Rata rata jumlah stok batubara China hingga awal 65

74 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Okt-11 Nop-11 Des-11 Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 Mei-12 Jun-12 Jul-12 Agust-12 Sep-12 Okt-12 Nop-12 Oktober meningkat menjadi 22,4 juta ton, lebih tinggi 13,1% dibandingkan 2011 yang berjumlah 19,8 juta ton. Risiko juga datang dari sisi kredit perbankan kepada para trader batubara yang semakin diperketat. Imbasnya, trader di China akan lebih sulit mendapatkan fasilitas Letters of Credit (LC) yang dapat berujung pada berhentinya impor. Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sebagai kiblat batubara Nasional menjadi daerah yang paling merasakan dampak penurunan harga tersebut. Analisis didasarkan pada kinerja produksi dan ekspor dari 18 perusahaan batubara PKP2B di Kaltim, dimana hasil produksinya mencapai 147,4 juta ton atau sekitar 7 dari total produksi batubara Kaltim yang tercatat 210 juta ton di tahun Sejak awal tahun 2012, tingkat produksi yang dihasilkan dari 18 perusahaan tersebut mulai terindikasi menurun bersamaan dengan tren ekspor yang juga melambat. Indeks Produksi Batubara g (yoy) growth (juta Ton) Produksi Batubara Ekspor Domestik Grafik B3. Indeks Produksi Batubara Kaltim Sumber: BPS Provinsi Kaltim Grafik B4 Produksi, Penjualan Ekspor-Domestik 18 Perusahaan Batubara PKP2B di Kaltim Sumber: Kementerian ESDM, diolah Produksi beberapa perusahaan batubara besar tersebut sempat mencapai titik tertingginya di periode triwulan III-2011 dengan rata-rata produksi mencapai 13,3 juta ton setiap bulannya, berada di atas rata-rata produksi sepanjang tahun 2011 yang berkisar 12,3 juta ton per bulan. Setelah periode tersebut rata-rata produksi terus mengalami penurunan hingga menjadi 11,4 juta ton per bulannya di triwulan III-2012, atau turun sekitar 14,1% dalam setahun terakhir. Dengan analisis rata-rata, pelemahan demand global telah menyebabkan produksi beberapa perusahaan PKP2B sepanjang tahun 2012 mengalami penurunan sekitar 3% dibandingkan tahun Kondisi yang sama juga terlihat pada kinerja ekspor perusahaan-perusahaan tersebut. Realisasi ekspor sepanjang triwulan III-2012 mencapai rata-rata 11,9 juta ton setiap bulan sementara di triwulan III-2012 mengalami penurunan 23% menjadi 9,1 juta ton per bulannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dampak penurunan demand global terasa lebih besar pada kinerja ekspor rata-rata yang melemah hingga mencapai 7%. 66

75 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Okt-11 Nop-11 Des-11 Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 Mei-12 Jun-12 Jul-12 Agust-12 Sep-12 Okt-12 Nop-12 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Okt-11 Nop-11 Des-11 Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 Mei-12 Jun-12 Jul-12 Agust-12 Sep-12 Okt-12 Nop (juta US$) India China Taiwan Jepang Korea Selatan Nilai Ekspor Batubara (juta Ton) Hongkong Jepang Taiwan Korea Selatan India China Vol.Ekspor Batubara Grafik B5. Nilai Ekspor Batubara Kaltim berdasarkan Negara Tujuan Sumber: DSM - BI Grafik B6. Volume Ekspor Batubara Kaltim berdasarkan Negara Tujuan Sumber: DSM - BI Namun demikian, optimisme pemulihan sektor batubara mulai terlihat dari tren peningkatan ekspor batubara Kaltim yang terjadi di triwulan IV Kondisi ini sejalan dengan harga batubara global yang juga mulai rebound sejak pertengahan tahun lalu. Dilihat dari negara tujuannya, kenaikan realisasi ekspor batubara didorong oleh meningkatnya permintaan China sejalan dengan berbagai indikator ekonominya yang mulai membaik di akhir tahun. Sektor manufaktur China mulai memperlihatkan arah yang positif. Index, level NBS PMI Manuf HSBC PMI Manuf 35 Source: Bloomberg Date Dec 2012 Jan-08 Jul-08 Jan-09 Jul-09 Jan-10 Jul-10 Jan-11 Jul-11 Jan-12 Jul-12 Grafik B7. PMI Manufacture China Sumber: London Commodity Brokers Jan.13 Grafik B8. Harga Pasar Swap Komoditi Batubara Sumber: London Commodity Brokers Jan.13 Optimisme bahkan semakin meningkat jika dilihat berdasarkan volume batubara yang terkirim dan harga perdagangan transaksi swap untuk pengiriman ke negara tersebut yang semakin membaik di tahun Realisasi ekspor ke India juga terlihat membaik di akhir tahun sejalan dengan inisiatif pemerintah India yang mendorong penggunaan energi batubara guna meningkatkan rasio elektrifikasi hingga ke tingkat pedesaan. Selain itu, pasar ekspor Jepang juga masih cukup prospektif mengingat semakin tingginya kebutuhan bahan bakar batubara saat ini untuk menggantikan penggunaan seluruh reaktor nuklirnya. Pulihnya kinerja sektor unggulan Kaltim ini di tahun 2013 juga didasarkan pada penyerapan pasar domestik yang cenderung stabil dengan tren rata-rata mengalami peningkatan. Kondisi ini sangat berpotensi mendorong naiknya aktivitas produksi di tahun 67

76 mendatang. Meningkatnya kebutuhan batubara dalam negeri khususnya berasal dari pembangkit listrik yang dibangun oleh swasta (independent power producer/ipp) menjadi insentif pengalihan hasil produksi yang tidak terserap oleh pasar ekspor. Dalam jangka panjang, sektor industri dan sebagian besar pembangkit listrik, bahkan usaha skala kecil dan rumah tangga juga akan menjadi konsumen batubara. 68

77 Tabel Indikator Ekonomi Terpilih TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH 1. Inflasi dan PDRB 58

78 Tabel Indikator Ekonomi Terpilih 2. Perbankan 59

79 Tabel Indikator Ekonomi Terpilih 3. Sistem Pembayaran 60

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triw u lan IV-2011 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2010 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV 21 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunianya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I - 21 Kantor Bank Indonesia Samarinda RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN I-21 I. Gambaran

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan 01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur mulai memperlihatkan tanda pemulihan dari tekanan gejolak penurunan harga minyak mentah maupun harga pangan dunia (CPO) yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1. PERKEMBANGAN 7 BAB 1. PERKEMBANGAN KAJIAN EKONOMI PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I 2008 KANTOR 8 BAB 1. PERKEMBANGAN Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel)

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Visi, Misi Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan IV - 2008 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung i Visi, Misi Bank Indonesia Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi 2017 Terkendali Dan Berada Pada Sasaran Inflasi Inflasi IHK sampai dengan Desember 2017 terkendali dan masuk dalam kisaran sasaran

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian Misi Bank Indonesia kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga. No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2014 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017 RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 217 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi Bulan Februari 217 Terkendali Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat,23% (mtm) di bulan Februari. Inflasi di bulan ini

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,

Lebih terperinci

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI PROVINSI REGIONAL RIAU Triwulan II - 200 7 Kantor Bank Indonesia P e k a n b a r u KATA PENGANTAR BUKU Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Riau ini merupakan terbitan rutin triwulanan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 No.11/02/63/Th XVII, 5 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2012 tumbuh sebesar 5,73 persen, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor konstruksi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-III 2013 halaman ini sengaja dikosongkan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Triwulan III-2013 iii Kata Pengantar Bank Indonesia memiliki tujuan

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2016

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2016 BPS KOTA TARAKAN No. 04/04/6571/Th.X, 01 April 2016 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2016 Mulai bulan Februari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2011 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

Kata pengantar. Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka

Kata pengantar. Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka Kata pengantar Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun 2012 merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen data terhadap data-data yang sifatnya strategis, dalam

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN III 211 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Kelompok Kajian Ekonomi Bank Indonesia Denpasar Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar Bali,

Lebih terperinci

KAJIAN JAWA TIMUR TRIWULAN III INDONESIA SURABAYA

KAJIAN JAWA TIMUR TRIWULAN III INDONESIA SURABAYA KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR TRIWULAN III - 2012 BANK INDONESIA SURABAYA Penerbit : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Ekonomi Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii ... 48... 49... 56... 57... 59... 59... 60 iii iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GRAFIK vi vii viii RINGKASAN UU ix x xi xii BAB 1 EKONOI AKRO REGIONAL Pada triwulan II-2013, ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci