KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur

2 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan I-2012 dapat selesai disusun dan dipublikasikan kepada stakeholders Bank Indonesia. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Timur diterbitkan secara periodik setiap triwulan sebagai perwujudan peranan Kantor Bank Indonesia Samarinda dalam memberikan informasi kepada stakeholders tentang perkembangan ekonomi Kalimantan Timur terkini serta prospeknya. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu referensi atau acuan dalam proses diskusi atau proses pengambilan kebijakan berbagai pihak terkait. Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan I-2012 sebagai berikut : 1. Pertumbuhan Ekonomi pada triwulan I-2012 mengalami pertumbuhan secara positif, yaitu sebesar 6,40% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,16% (yoy). 2. Laju Inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan I-2012 mencapai 5,78% (yoy), menurun dibandingkan inflasi triwulanan sebelumnya yang sebesar 6,34% (yoy). 3. Perkembangan Perbankan Daerah Kaltim masih menunjukan perkembangan yang positif. Pertumbuhan Aset, penghimpunan DPK dan penyaluran Kredit mengalami pertumbuhan yang meningkat sebesar 12,07%, 7,30% dan 0,43%(qtq). Perkembangan sistem pembayaran tunai mengalami pertumbuhan yang positif, meningkat sebesar 67,52%(yoy), sedangkan transaksi pembayaran melalui kliring meningkat secara nilai sebesar 13,19% dan menurun secara volume sebesar - 16,88%(yoy). 4. Perkembangan Keuangan Daerah, realisasi pendapatan APBD Kaltim triwulan I tahun 2012 secara total mencapai Rp. 3,29 trilyun atau secara persentase mencapai 36,21% dari total pendapatan APBD 2012 yang direncanakan di 2012 yaitu sebesar Rp. 9,10 trilyun. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat sebesar Rp. 1,12 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 63,56% jika dibandingkan realisasi pada triwulan I-2011 yang sebesar Rp. 0,68 trilyun, sedangkan untuk realisasi belanja APBD menunjukkan nilai realisasi mencapai Rp. 983 milyar atau secara prosentase realisasi sebesar 9,36% dari total belanja yang direncanakan i

3 KATA PENGANTAR pada APBD tahun Realisasi ini mengalami peningkatan secara nilai jika dibandingkan dengan realisasi belanja pada APBD triwulan I-2011 yang hanya mencapai Rp. 624 milyar. 5. Prospek Perekonomian, perkembangan ketenagakerjaan dan kesejahteraan mengalami sedikit peningkatan, dapat dilihat dari penurunan jumlah pengangguran sebesar 2,67% (yoy) dan peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen. Perekonomian Kaltim diperkirakan akan tetap tumbuh positif dalam kisaran 6,3% + 0,5 (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan disebabkan oleh peningkatan kinerja ekspor dan kegiatan investasi, sedangkan dari sisi penawaran disebabkan peningkatan kinerja sektor pertambangan dan penggalian. Untuk tekanan inflasi, diperkirakan akan mengalami peningkatan yang disebabkan oleh kenaikan harga beberapa komoditas utama bahan kebutuhan pokok. Selain itu juga terjadi peningkatan harga semen (jumlah semen yang langka dibandingkan kebutuhan) dan peningkatan biaya sewa rumah atau biaya tempat tinggal di Kaltim. Kami menyadari bahwa buku kajian ini masih belum sempurna oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan kritikan dan masukan membangun demi penyempurnaan di masa yang akan datang. Dalam proses penyusunan Kajian Ekonomi Regional ini, kami menggunakan data yang diperoleh dari berbagai pihak, yakni instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Badan Pusat Statistik, pelaku usaha dan akademisi, laporan dari perbankan serta data hasil analisis intern Bank Indonesia dan sumber-sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Untuk itu kepada para pihak tersebut, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga hubungan yang telah terjalin erat selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Akhirnya besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dalam memahami perekonomian Kalimantan Timur. Terima kasih. Samarinda, Mei 2012 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Androecia Darwis Kepala Perwakilan ii

4 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... viii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 I Assesmen Perkembangan Ekonomi Makro... 1 II Assesmen Perkembangan Inflasi... 1 III Assesmen Perkembangan Perbankan Daerah... 2 IV Assesmen Perkembangan Keuangan Daerah... 2 V Assesmen Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan... 3 VI Assesmen Prospek Perekonomian... 3 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Gambaran Umum Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Ekspor dan Impor Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Sektor Bangunan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor Pengangkutan dan Komunikasi iii

5 1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor Jasa-Jasa Boks.1 Pengembangan Potensi Perikanan Kalimantan Timur BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI KALIMANTAN TIMUR Gambaran Umum Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan(qtq) Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Tahunan Kota Samarinda Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Inflasi Tahunan Kota Tarakan BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Gambaran Umum Perkembangan Usaha Bank Umum Total Aset dan Aktiva Produktif Penghimpunan Dana Masyarakat Penyaluran Kredit Bank Umum a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim b. Kredit Bank Umum berlokasi Proyek di Kaltim Perkembangan Kredit Mikro, Kecil Dan Menengah (MKM) Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) a. Perkembangan Aset BPR di Kaltim b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR Assesmen Risiko Perbankan Risiko Kredit Risiko Likuiditas Risiko Pasar iv

6 3.6 Perkembangan Sistem Pembayaran Perkembangan Transaksi Tunai Perkembangan Peredaran Uang Kartal Jumlah Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal Perkembangan Transaksi Non Tunai Perkembangan Transaksi Kliring Perkembangan Transaksi BI-RTGS BAB IV KEUANGAN DAERAH Gambaran Umum Pendapatan Belanja Boks.2 Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kalimantan Timur BAB V PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Kesejahteraan BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV Prospek Perkembangan Inflasi LAMPIRAN v

7 DAFTAR TABEL Halaman 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur Komoditas Utama Ekspor Non Migas Kaltim Triwulan I Komoditas Impor Non Migas Utama Kaltim Triwulan I Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I Inflasi Triwulan (qtq) di Kota Samarinda Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Samarinda Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Balikpapan Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Tarakan Inflasi Tahunan Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang & Jasa Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional,Kaltim dan Kota Komoditas Andil Inflasi Terbesar Januari Maret Perkembangan Jumlah Asset dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum di Kaltim Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Jumlah Kredit Bank Umum Beralokasi Proyek Di Kaltim Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kab / Kota di Kaltim Perkembangan Kredit Umum Menurut Skala Kredit di Kaltim Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto ( Gross-NPLs ) Perkembangan Usaha BPR di Kaltim Perkembangan Kolekbilitas Kredit Bank Umum di Kaltim Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim Realisasi Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I Realisasi Belanja APBD Kaltim Triwulan I B2.1 Pembiayaan Jalan dan Jembatan TA dan B2.2 Perkembangan Fisik dan Keuangan Pembangunan Jalan Tol vi

8 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Di Kalimantan Timur Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama vii

9 DAFTAR GRAFIK Halaman 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy) Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Indeks Ekspektasi Konsumen Kredit Konsumsi Belanja Modal APBD Rencana Investasi Kredit Investasi Nilai Ekspor Non Migas Kaltim Volume Ekspor Non Migas Kaltim Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim Nilai Impor Non Migas Kaltim Volume Impor non Migas Kaltim Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Nonmigas Kaltim Indeks Produksi Padi Indeks Produksi Sawit Kredit Sektor Pertanian Produksi Batubara Kredit Pertambangan Produksi Kilang Minyak Produksi LNG Kredit Sektor Industri Kredit Sektor Listrik dan Air Kredit Konstruksi Indeks Sektor PHR Kredit Perdagangan Penumpang Angkutan Udara Perkembangan Kredit Kaltim B1.1 Produksi Perikanan Laut B1.2 Produksi Perikanan Darat B1.3 Produksi Perikanan Kaltim Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy) Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) viii

10 2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm) Kinerja triwulan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional(qtq) Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) Perkembangan Simpanan Masyarakat Suku Bunga kredit Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Perkembangan Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim Perkembangan Aset BPR Perkembangan DPK BPR Perkembangan Kredit BPR Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs Peredaran Uang Kartal di Kaltim Peredaran Uang Kartal di Wilker KBI Jumlah PTTB per Wilker KBI Perkembangan Transaksi Kliring Perkembangan Transaksi RTGS Kaltim Perkembangan RTGS Per Wilker KBI Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I Belanja APBD Kaltim Triwulan I Realisasi PAD APBD Kaltim Realisasi Pendapatan Transfer APBD Kaltim Realisasi Belanja Operasi APBD Kaltim Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen Perkembangan Nominal Jaminan Hari Tua (JHT) di Samarinda Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan Indeks Ekspektasi Konsumen Harga Komoditas Minyak & Batubara Harga Komoditas Gula Harga Minyak Kelapa Sawit Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1) Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2) ix

11 RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 tumbuh secara positif, yaitu sebesar 6,40% (yoy), pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,16% (yoy). Dari sisi permintaan, terjadi peningkatan yang didorong oleh peningkatan kinerja ekspor neto Kaltim, peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama konsumsi bahan makanan, serta peningkatan pertumbuhan investasi di Kaltim pada awal tahun Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi masih didorong oleh pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong oleh faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan I PERKEMBANGAN INFLASI Pada periode triwulan I-2012 laju inflasi Kalimantan Timur menurun yakni sebesar 5,78% dari triwulan sebelumnya 6,34% (yoy). Namun laju Inflasi Kaltim ini masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 3,97% (yoy). Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food pada triwulan I-2012 terjadi inflasi pada bulan Januari (inflasi 5,55%) dan Maret (inflasi 0,44%), sedangkan deflasi terjadi pada bulan Februari sebesar - 0,22%(mtm). Meningkatnya laju inflasi Kalimantan Timur disebabkan karena meningkatnya peningkatan harga komoditas ikan segar, daging segar, dan sayur-sayuran akibat berkurangnya jumlah pasokan. Selain itu peningkatan juga terjadi pada kelompok inflasi inti yang disebabkan oleh meningkatnya harga sub kelompok perumahan karena meningkatnya harga semen dan biaya sewa rumah/kontrak rumah yang terjadi pada bulan Januari dan Februari 2012 terutama di kota Samarinda dan Balikpapan. Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan terjadi pada kota Balikpapan sebesar 6,17% (yoy), diikuti oleh kota Samarinda dan Tarakan masing-masing sebesar 5,56% (yoy) dan 5,41% (yoy). Dilihat dari 10 komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi, yang mempunyai andil signifikan dalam laju inflasi pada triwulan I tahun 2012 antara lain kenaikan harga beras, ikan segar dan sayuran dilihat dari kelompok bahan makanan, serta kenaikan harga semen dan biaya sewa rumah dari kelompok perumahan merupakan komoditas yang sering muncul sebagai andil inflasi terbesar di ketiga kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur. 1

12 RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Intermediasi perbankan cenderung membaik, hal ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami oleh sebagian besar indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi pertumbuhan asset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan yang mengalami peningkatan secara triwulanan masing-masing sebesar 12,07%, 7,30% dan 0,43%(qtq). Begitu pula bila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy) yang menunjukkan perkembangan kinerja yang positif pada Aset, DPK, dan Kredit bank umum di Kaltim yang mengalami peningkatan cukup tinggi masing-masing sebesar 42,33%, 34,36%, dan 22,96%, searah dengan pertumbuhan nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 18,34%, 17,55% dan 21,39%. Sementara itu kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menunjukkan perkembangan kinerja yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah Aset, DPK, Kredit BPR yang mencapai 5,40%, 5,39%, dan 7,25% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan sebelumnya, masing-masing tumbuh sebesar 3,95%, -1,61%, dan 6,13% (yoy). Perkembangan sistem pembayaran tunai di Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 menunjukkan pertumbuhan positif, ditunjukkan oleh perkembangan transaksi tunai yang mencapai Rp. 3,12 trilyun pada triwulan I-2012 atau meningkat sebesar 67,52% (yoy). Sementara itu transaksi pembayaran melalui kliring di wilayah Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan dari sisi nilai sebesar 13,19% dan dari sisi volume mengalami penurunan transaksi sebesar -16,88% (yoy). Sedangkan transaksi pembayaran melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (RTGS) untuk wilayah Kalimantan Timur juga mengalami peningkatan dari sisi nilai untuk transaksi masuk ke Kaltim yang tumbuh sebesar 14,67% (yoy), sedangkan nilai transaksi keluar dari Kaltim mengalami penurunan sebesar 7,42% (yoy). PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Realisasi APBD Kaltim triwulan I tahun 2012 mengalami peningkatan secara nilai dan secara prosentase jika dibandingkan dengan realisasi APBD pada triwulan 1 tahun Total pendapatan APBD provinsi Kaltim 2011 yang sudah terealisasi pada triwulan I secara nilai mencapai Rp. 3,29 trilyun atau mengalami kenaikan 36,21% (yoy) jika dibandingkan dengan total pendapatan pada triwulan I tahun 2011 yang sebesar Rp. 1,73 trilyun. Apabila dilihat rinciannya, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada triwulan I tahun 2012 tercatat sebesar Rp.1,12 trilyun atau meningkat 63,56% jika dibandingkan dengan realisasi APBD triwulan I tahun 2011 yang sebesar Rp. 0,68 trilyun. Secara prosentase realisasi PAD pada triwulan I-2012 mencapai 26,09% dari total anggaran. Total realisasi belanja APBD provinsi Kalimantan Timur pada triwulan I tahun 2012 mencapai Rp. 983 milyar atau secara prosentase sebesar 9,36%. Realisasi ini mengalami peningkatan baik secara nilai maupun secara prosentase jika dibandingkan dengan realisasi belanja 2

13 RINGKASAN EKSEKUTIF pada APBD triwulan I-2011 yang mencapai Rp 624 milyar. Apabila dilihat menurut rincian jenis belanja, belanja operasi, belanja modal, dan transfer mencapai prosentase realisasi masing-masing sebesar 12,11%, 0,58%, dan 13,31%. Dilihat dari realisasi belanja operasi, yang mempunyai kontribusi paling besar adalah belanja bantuan keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota yaitu sebesar 54,11% terhadap total realisasi belanja operasi. Sedangkan pada belanja modal,share terbesar yaitu belanja jalan, irigasi dan jaringan masih menunjukkan penurunan, yang berati kegiatan proyek pembangunan infrastruktur di Kaltim pada awal tahun belum menunjukkan peningkatan dibandingkan pada tahun sebelumnya. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Kondisi ketenaga kerjaan di Kalimantan Timur menunjukan peningkatan kinerja. Jumlah pengangguran di Kaltim mengalami penurunan 2,67% (yoy) dari orang menjadi orang, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 10,21% menjadi 9,29%. Dilihat dari perkembangan pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) Jamsostek, perkembangan ketenagakerjaan di Kalimantan Timur mengalami penurunan dilihat dari adanya peningkatan nominal pencairan JHT dari Rp 15,56 milyar pada triwulan I-2011 menjadi Rp 20,10 milyar pada triwulan I Kondisi kesejahteraan di Kalimantan Timur menunjukan peningkatan diindikasikan oleh naiknya Indeks Ekspektasi Konsumen yang naik dari rata-rata 126,66 pada triwulan I-2011 menjadi rata-rata 131,50 di triwulan I-2012 (yoy). PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 diperkirakan akan tetap tumbuh positif pada berkisar antara 6,3% + 0,5 (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya. Dari sisi permintaan pertumbuhan positif didukung oleh meningkatnya kinerja ekspor Kalimantan Timur dan semakin mengeliatnya kegiatan investasi, sedangkan dari sisi penawaran pertumbuhan didukung oleh peningkatan kinerja sektor pertambangan dan penggalian yang diperkirakan masih cukup tinggi karena stabilnya permintaan dan masih baiknya harga komoditas unggulan Kaltim yaitu minyak mentah dan batubara di pasar internasional Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan I-2012 diperkirakan akan meningkat dan berada pada kisaran 6,1% + 0,5 (yoy). Inflasi di Kaltim pada triwulan depan diperkirakan banyak disumbangkan dari peningkatan harga bahan makanan. Faktor yang mendorong kenaikan harga tersebut adalah berkurangnya jumlah pasokan yang disebabkan oleh faktor cuaca buruk yang mengganggu panen dan kelancaran distribusi barang. Sementara itu, sumber tekanan inflasi inti diperkirakan masih berasal dari kelompok perumahan yaitu meningkatnya harga semen (jumlah semen yang langka dibandingkan kebutuhan di Kaltim) dan peningkatan biaya sewa rumah atau biaya tempat tinggal di Kaltim. 3

14 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.1 Gambaran Umum Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 tumbuh secara positif, yaitu sebesar 6,40% (yoy), mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan IV-2011 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,16% (yoy), dan lebih tinggi jika dibandingkan PDB Nasional yang tumbuh sebesar 6,30% (Grafik 1.1). Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan I-2012 meningkat sebesar 1,69%, lebih lambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,83% (qtq). (% yoy) Kaltim Nasional Kaltim Nasional Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara tahunan pada triwulan I-2012 terutama berasal dari peningkatan kinerja ekspor neto Kaltim, peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama konsumsi bahan makanan, serta peningkatan pertumbuhan investasi di Kaltim pada awal tahun Sementara itu pengeluaran pemerintah di Kaltim meskipun mengalami pertumbuhan positif namun sedikit mengalami pelambatan dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi masih didorong oleh pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong oleh faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan I Selain itu sektor lainnya yang turut memberikan kontribusi yang cukup signifikan adalah sektor pertanian dan sektor perdagangan hotel restoran yang mengalami perkembangan yang cukup baik pada awal tahun

15 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan disumbangkan secara positif oleh semua komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasal dari komponen ekspor neto yaitu sebesar 2,16%, diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 0,80%, serta investasi sebesar 0,75% (Tabel 1.1). Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur Jenis Penggunaan Pertumbuhan (% yoy) Kontribusi Pertumbuhan Tw 3-11 Tw 4-11 Tw 1-12 Tw 3-11 Tw 4-11 Tw 1-12 Konsumsi Rumah Tangga Makanan Non Makanan Pengeluaran KLSN Pengeluaran Pemerintah Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok Ekspor Ekspor LN Ekspor Antar Daerah Impor Impor LN Impor Antar Daerah Ekspor Neto PDRB Sumber : BPS Kaltim, diolah Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Rumah Tangga di Kaltim pada triwulan I-2012 mengalami ekspansi sebesar 6,60%(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,83% (yoy). Meningkatnya konsumsi rumah tangga pada periode laporan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena faktor musiman liburan tahun baru 2012, serta didorong oleh peningkatan Upah Minimum Provinsi sebesar 8,5%. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada triwulan I tahun 2012, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara umum masih menunjukkan optimisme masyarakat Kaltim (diatas level 100), meskipun level keyakinan sedikit mengalami penurunan pada bulan Februari dan Maret 2012 (Grafik 1.2). 5

16 Perkembangan Ekonomi Makro Regional (Indeks) 160 Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Indeks Ekspektasi Konsumen Garis Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia Indeks Keyakinan Konsumen yang menunjukkan masih tingginya optimisme masyarakat pada triwulan laporan ini disebabkan oleh masih tingginya optimisme terhadap kondisi ekonomi (IKE) terutama yang berasal dari meningkatnya penghasilan dan ketersediaan lapangan pekerjaan pada periode tersebut, juga didukung dari meningkatnya ekspektasi konsumen (IEK) terutama berasal dari ekspektasi terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja (Grafik 1.3). Semakin banyaknya proyek pembangunan infrastruktur serta meningkatnya kegiatan investasi di Kaltim menjadi faktor yang menjaga ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja. Sementara itu meskipun sedikit melambat, ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini juga masih berada di atas level optimis (Grafik 1.4). Indeks Penghasilan Saat Ini Pembelian Durable Goods Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini Garis Indeks Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja Garis Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia 6

17 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.5 Kredit Konsumsi Sumber : LBU Bank Indonesia Peningkatan konsumsi rumah tangga di Kaltim juga masih didorong oleh pertumbuhan positif kredit konsumsi (berdasarkan lokasi proyek) pada triwulan I-2012 secara tahunan sebesar 28,47%, atau meningkat dari Rp. 11,97 trilyun pada triwulan I-2011 menjadi Rp. 15,38 trilyun pada triwulan I-2012 (Grafik 1.5). Namun pertumbuhan tahunan ini mengalami pelambatan jika dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh 45,83% (yoy). Perkembangan kredit konsumsi ini juga mengalami peningkatan secara triwulanan sebesar 1,05%(qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya dimana kredit yang tersalurkan sebesar Rp. 15,22 trilyun Pengeluaran Pemerintah Grafik 1.6 Belanja Modal APBD Sumber : Prompt Indicator BPS Pengeluaran pemerintah pada triwulan pertama tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 4,45% (yoy), melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang tercatat sebesar 4,88%. Melambatnya pertumbuhan belanja pemerintah daerah pada triwulan I-2012 disebabkan pelambatan konsumsi Pemda APBD secara tahunan yang terjadi pada Januari dan Februari 2011, yang diperkirakan berasal dari masih lambatnya belanja operasi pemerintah daerah (belanja barang dan belanja keuangan). Selain itu belanja modal juga menunjukkan penurunan realisasi keuangan dan fisik secara tahunan dan pertumbuhannya menurun jika dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.6). Hal ini disebabkan oleh realisasi belanja jalan, irigasi, dan jaringan yang masih cukup rendah dan banyak yang belum dimulai pada awal tahun Hanya beberapa proyek besar multi years saja yang sudah memulai kegiatannya antara lain pembangunan infrastruktur jalan freeway Balikpapan-Samarinda, pembangunan jembatan pulau Balang dan pembangunan beberapa bandara (Sepinggan dan Samarinda Baru). 7

18 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 5,96%(yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 5,50% pada triwulan IV Meningkatnya pertumbuhan PMTDB sebagai proksi kegiatan investasi dapat dilihat dari meningkatnya realisasi dan rencana investasi (Grafik 1.7) pada triwulan laporan. Sementara itu beberapa faktor positif yang menjadi pendorong pertumbuhan PMTDB pada periode berjalan ini adalah konsumsi listrik industri di Kaltim yang menunjukkan tren peningkatan. Selain itu, pertumbuhan investasi juga didorong oleh pembiayaan kredit investasi perbankan berdasarkan lokasi proyek di Kaltim yang mencapai Rp. 22,73 trilyun, tumbuh positif sebesar 39,70%, meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 46,30% (yoy) (Grafik 1.8). (Rp milyar) Investasi growth (yoy) (yoy) % % % % * Grafik 1.7 Rencana Investasi Sumber : LBU Bank Indonesia Grafik 1.8 Kredit Investasi Sumber : LBU Bank Indonesia Ekspor dan Impor Kinerja ekspor Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 tumbuh positif sebesar 7,71%, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor di triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar 5,96% (yoy). Peningkatan pertumbuhan disebabkan oleh meningkatnya kinerja ekspor Kaltim ke luar negeri, sedangkan ekspor antar daerah mengalami pelambatan. Apabila dilihat berdasarkan jenis komoditasnya, peningkatan kinerja ekspor Kaltim disebabkan meningkatnya kinerja ekspor komoditas migas Kaltim, sedangkan komoditas non migas yang didominasi oleh batubara mengalami pelambatan pertumbuhan. Pelambatan kinerja ekspor non migas dapat dilihat dari perkembangan ekspor di Pelabuhan Samarinda (mayoritas komoditas non migas), yang pada triwulan I-2011 tumbuh sebesar 17,47%(yoy) dengan volume ekspor mencapai 14,88 juta ton. Pertumbuhan ini lebih rendah dari pertumbuhan ekspor triwulan lalu yang sebesar 46,13% (yoy). 8

19 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Apabila dilihat perkembangan ekspor non migas berdasarkan data dari Ditjen Bea dan Cukai yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kaltim triwulan I mencapai USD juta, mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 19,64% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD juta. Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan IV-2011 yang mengalami pertumbuhan sebesar 56,29%(yoy) (Grafik 1.9). Begitu juga dari sisi volume, kinerja ekspor non migas tumbuh 12,98% (yoy) melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 37,10% (yoy) (Grafik 1.10). (Juta USD) Nilai Ekspor g Nilai Ekspor 6,000 (yoy) 60% (Juta Ton) Vol Ekspor g Vol Ekspor 70 (yoy) 70% 5,000 4,000 3,000 2,000 1, % 40% 30% 20% 10% 0% -10% % 50% 40% 30% 20% 10% 0% -10% Grafik 1.9 Nilai Ekspor Nonmigas Grafik 1.10 Volume Ekspor Nonmigas Kalimantan Timur Kalimantan Timur Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah Share 35% INDIA RRC KORSEL TAIWAN JEPANG 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Grafik 1.11 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur pada triwulan laporan, China memiliki pangsa nilai ekspor terbesar yaitu 24,72%, diikuti oleh India 18,03%, dan Jepang 13,47% (Grafik 1.11). Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan 9

20 Perkembangan Ekonomi Makro Regional bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 89,74% dengan nilai USD juta (Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas ini mengalami ekspansi sebesar 17,42% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, sehingga ekspansi ekspor komoditas bahan bakar mineral memberikan kontribusi sebesar 15,63% terhadap pertumbuhan ekspor non migas Kaltim pada triwulan laporan. Tabel 1.2 Komoditas Utama Ekspor Non Migas Kaltim Triwulan I-2012 (HS2 Digit, dalam USD) Komoditas Nilai (Jt USD) Pangsa Growth (yoy) Kontribusi 27 - Mineral fuels, mineral oil products 4, % 17.42% 15.63% 15 - Animal or vegt. fats and oils % % 3.84% 44 - Wood and articles of wood % 29.38% 0.68% 31 - Fertilizers % % 63.24% 28 - Inorganic chemicals % % -0.28% 03 - Fish,crustaceans,moluscs,oth.invert % -1.46% -0.01% lainnya % % -0.27% Total 4, % 19.64% 19.64% Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah Sementara itu, pertumbuhan kegiatan impor Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 8,79% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 7,32%. Peningkatan impor disebabkan oleh peningkatan kinerja impor migas yang memiliki kontribusi cukup besar, juga peningkatan impor non migas. Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama triwulan I-2012 berjumlah USD 587,24 juta, atau tumbuh 46,73%(yoy), mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 39,88%(yoy) (Grafik 1.12). Pertumbuhan positif impor diperkirakan berasal dari peningkatan harga, karena dari sisi volume kinerja impor non migas Kaltim mengalami pertumbuhan negatif, yaitu turun sebesar - 13,48% (yoy) (Grafik 1.13). 10

21 Perkembangan Ekonomi Makro Regional (Juta USD) Nilai Impor g Nilai Impor 700 (yoy) 60% (Juta Ton) Vol Impor g Vol Impor 0.80 (yoy) 200% % 20% 0% -20% -40% % 100% 50% 0% % % Grafik 1.12 Nilai Impor Nonmigas Grafik 1.13 Volume Impor Nonmigas Kalimantan Timur Kalimantan Timur Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 adalah komoditas nuclear react., boilers, dan mechanical appl. (pangsa 41,11%) dengan impor sebesar USD 241,40 juta atau meningkat 71,13% (yoy), diikuti oleh komoditas ships, boats and floating structures dengan nilai USD 102,11 juta (pangsa 17,39%) yang tumbuh 153,72% (yoy) (Tabel 1.3). Sementara berdasarkan negara asal impor, mayoritas impor di triwulan berasal dari Amerika Serikat sebesar USD 102,23 juta (pangsa 17,41%), diikuti oleh Jepang yaitu sebesar USD 89,88 juta (15,31%), dan Singapura sebesar USD 85,37 juta (14,54%) (Grafik 1.14). Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama Kaltim Triwulan I-2012 (HS2 Dijit, dalam USD) Komoditas Nilai (Jt USD) Pangsa Growth (yoy) Kontribusi 84 - Nuclear react.,boilers,mech. appli % 71.13% 29.24% 89 - Ships,boats and floating structures % % 26.73% 87 - Vehicles other than railway % 40.10% 4.09% 40 - Rubber and articles thereof % 63.99% 6.41% 31 - Fertilizers % % -1.57% 73 - Articles of iron and steel % 8.18% 0.37% lainnya % -6.88% -0.75% Total % 46.73% 46.73% Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah 11

22 Perkembangan Ekonomi Makro Regional (Share) 30% SINGAPORE C. USA C. JAPAN C. R.R.C GERMANY 20% 10% 0% Grafik 1.14 Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Nonmigas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas Kaltim lebih besar dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim) sebesar USD juta, atau mengalami peningkatan sebesar 16,53% (yoy). 1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Kaltim dari sisi penawaran di triwulan I-2012 berasal dari sektor utama pertambangan dan penggalian (pangsa 51,03%) dengan kontribusi sebesar 6,34% dan diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi 0,74% (yoy). Pertumbuhan positif pada sektor pertambangan dan penggalian disebabkan oleh masih tingginya produksi pertambangan migas dan batubara di Kaltim seiring dengan masih tingginya permintaan dan perkembangan harga komoditas tersebut di pasar internasional. Sementara itu perkembangan positif pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran dalam perekonomian Kaltim (pangsa 7,67%) dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan ekonomi, pembangunan, dan investasi di Kaltim pada awal tahun 2012 sehingga meningkatkan pertumbuhan pada sektor-sektor pendukungnya termasuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran. 12

23 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur Lapangan Usaha Pertumbuhan (% yoy) Kontribusi Pertumbuhan Tw 3-11 Tw 4-11 Tw1-12 Tw 3-11 Tw 4-11 Tw 1-12 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, Jasa Perush Jasa-jasa PDRB PDRB TANPA MIGAS Sumber : BPS Kaltim, diolah Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kaltim, sektor industri pengolahan (pangsa 23,00%) mengalami penurunan pertumbuhan pada triwulan I yaitu tumbuh sebesar -6,08% (yoy), sehingga memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi secara total dari sisi penawaran sebesar -1,40%. Hal utama penyebab penurunan kinerja pada sektor industri pengolahan (yang didominasi industri pengolahan migas) ini dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber pasokan gas (feed gas), sehingga produksi LNG PT Badak Bontang yang terus mengalami penurunan di tahun Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan pada triwulan I mengalami ekspansi sebesar 3,02%(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 2,48%. Perkembangan positif sektor ini didorong oleh pertumbuhan kinerja subsektor tanaman bahan makanan terjadi pada peningkatan produksi padi sawah dan padi ladang di Kaltim (Grafik 1.15). Dari subsektor perkebunan, produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit sebagai komoditas yang paling dominan di Kaltim masih menunjukkan pertumbuhan positif secara tahunan. Namun demikian pertumbuhan produksi TBS ini sedikit melambat dibandingkan periode sebelumnya, yang terlihat dari melambatnya indeks produksi sawit (Grafik 1.16). 13

24 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.15 Indeks Produksi Padi Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.16 Indeks Produksi Sawit Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.17 Kredit Sektor Pertanian Sumber : LBU Bank Indonesia Sementara itu, perkembangan positif terjadi pada peningkatan produksi peternakan sapi, kambing, dan babi dari subsektor peternakan, dan dari subsektor perikanan mengalami perkembangan positif terutama dipicu oleh produksi ikan perairan umum, tambak, dan budidaya, sedangkan kinerja hasil perikanan laut masih tumbuh negatif di triwulan I Pertumbuhan positif kinerja sektor pertanian juga didukung oleh kinerja positif penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek yang disalurkan pada sektor pertanian Kaltim di triwulan I-2012 yang mencapai Rp. 8,33 trilyun atau meningkat 29,64% (yoy) (Grafik 1.17) Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2012 mengalami peningkatan pertumbuhan, yaitu mencapai 12,43%(yoy) atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar 8,80%(yoy). Faktor pendukung yang menyebabkan meningkatnya kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan laporan adalah curah hujan menengah di sebagian besar wilayah pertambangan Kaltim yang berada pada tingkat menengah pada level menengah ( mm) selama bulan Januari-Maret 2012, sehingga operasional pertambangan dapat meningkat. Selain itu masih tingginya permintaan dan harga komoditas tambang andalan Kaltim (minyak mentah dan batubara) yang masih tinggi di pasar internasional menjadi faktor pendorong lain 14

25 Perkembangan Ekonomi Makro Regional peningkatan produksi pertambangan Kaltim. Perkembangan positif kinerja sektor pertambangan dan penggalian dapat terlihat dari indeks produksi batubara perusahaan di Kaltim yang tumbuh secara tahunan meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar (Grafik 1.18). Hampir seluruh PKP2B dan beberapa KP di Kaltim diperkirakan merencanakan peningkatan target produksi pada tahun Grafik 1.18 Indeks Produksi Batubara Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.19 Kredit Pertambangan Sumber : LBU Bank Indonesia Sementara itu perkembangan sektor pertambangan dan penggalian yang meningkat pada triwulan laporan didorong juga oleh kinerja kredit lokasi proyek sektor pertambangan dan penggalian yang secara tahunan tumbuh 22,83%(yoy), meskipun melambat jika dibandingkan dengan peningkatan kredit pertambangan secara tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 38,05%(yoy) (Grafik 1.19) Sektor Industri Pengolahan Sektor Industri Pengolahan masih mengalami kontraksi pertumbuhan pada triwulan I-2012 sebesar -6,08%(yoy), sebagaimana terjadi pada triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar -5,61%(yoy). Faktor positif yang menjaga kinerja industri pengolahan adalah recovery industri pengolahan minyak Pertamina Balikpapan. Setelah terjadi penurunan produksi pada triwulan II yang mencapai -4,03%(yoy) diakibatkan oleh kegiatan turn arround (maintenance) besar berkala tiga tahunan, produksi kilang minyak Pertamina Balikpapan berangsur-angsur normal dan mengalami kenaikan pada triwulan III sebesar 7,44%(yoy), tumbuh 17,91%(yoy) pada triwulan IV, dan kembali tumbuh positif 3,46%(yoy) di triwulan (Grafik 1.20). Namun sumber utama penurunan industri pengolahan disebabkan oleh masih menurunnya produksi LNG karena semakin terbatasnya pasokan gas PT Badak NGL. Setelah pada tahun 2011 target pengapalan LNG turun 4,8% (dari 303,7 cargo di 15

26 Perkembangan Ekonomi Makro Regional menjadi 288 cargo di 2011), pada tahun 2012 target produksi diperkirakan akan kembali turun sekitar 5% (Grafik 1.21). (Jt Barrel) Produksi Growth (%yoy) 30% 20% 10% 0% -10% -20% -30% -40% Grafik 1.20 Produksi Kilang Minyak Sumber : Pertamina UPV Balikpapan (Cargo) Pengapalan LPG Pengapalan LNG Grafik 1.21 Produksi LNG Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.22 Kredit Sektor Industri Sumber : Prompt Indicator BPS Selain itu faktor yang kurang mendukung kinerja industri pengolahan juga ditunjukkan oleh menurunnya kredit lokasi proyek sektor perindustrian yang mencapai Rp. 2,30 trilyun tumbuh -1,40% atau tumbuh negatif setelah mengalami pertumbuhan 7,29% (yoy) pada triwulan sebelumnya (Grafik 1.22) Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Sektor listrik, gas, dan air bersih pada periode triwulan laporan mengalami pertumbuhan sebesar 11,68%(yoy), tumbuh sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor ini pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,68%. (Rp milyar) Listrik, Gas, Air growth (yoy) * (yoy) 300% 200% 100% 0% -100% Grafik 1.23 Kredit Sektor Listrik dan Air Sumber : LBU Bank Indonesia 16

27 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Meningkatnya proyek pembangunan pembangkit listrik di Kaltim menjadi faktor utama meningkatkan kinerja sektor listrik, gas, dan air pada triwulan I Selain itu faktor yang mendorong pertumbuhan positif kinerja sektor ini adalah penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek yang pada triwulan I-2012 mencapai Rp. 1,04 trilyun, meningkat 84,54% (yoy) dibandingkan jumlah nominal pada triwulan I tahun 2011 yang sebesar Rp. 566 milyar. Secara triwulanan kredit sektor listrik, gas, dan air bersih juga tumbuh 1,14% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya yang sebesar Rp. 1,03 milyar (Grafik 1.23) Sektor Bangunan Grafik 1.24 Kredit Konstruksi Sumber : Prompt Indicator BPS Sektor bangunan pada triwulan I mengalami pertumbuhan sebesar 11,08%(yoy), tumbuh relatif moderat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar 11,49%. Masih tingginya pertumbuhan sektor bangunan di Kaltim disebabkan oleh semakin meningkatnya pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, serta bangunan lainnya yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Pertumbuhan positif sektor bangunan ini searah dengan peningkatan kredit sektor tersebut, dimana kinerja kredit konstruksi berdasarkan lokasi proyek yang disalurkan ke Kaltim pada triwulan I-2012 mencapai Rp 2,85 trilyun atau tumbuh 20,60% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 17,52%(yoy) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan I-2012 mengalami pertumbuhan yang positif mencapai 9,62% (yoy), tumbuh relatif moderat jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar 9,72%. Faktor pendorong pertumbuhan positif sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada triwulan ini adalah meningkatnya permintaan masyarakat terutama permintaan terhadap hotel dan restoran akibat peningkatan kegiatan ekonomi dan investasi di Kaltim (Grafik 1.25). Faktor yang menahan pertumbuhan salah satunya adalah pelambatan pertumbuhan kredit lokasi proyek yang disalurkan untuk sektor perdagangan, hotel, 17

28 Perkembangan Ekonomi Makro Regional restoran di Kaltim pada triwulan I-2012 mencapai Rp. 8,97 trilyun, mengalami pertumbuhan sebesar 13,44%(yoy), melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 20,55% (yoy) (Grafik 1.26). Grafik 1.25 Indeks Sektor PHR Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.26 Kredit Perdagangan Sumber : LBU Bank Indonesia Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan I-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 10,94%(yoy), melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang sebesar 10,94%. Faktor penyebab pelambatan pertumbuhan sektor ini adalah berkurangnya aktivitas perjalanan masyarakat dari dan keluar Kaltim pada awal tahun Grafik 1.27 Penumpang Angkutan Udara Sumber : Prompt Indicator BPS Melambatnya pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi terutama terlihat dari perkembangan Indeks jumlah penumpang angkutan udara di Kaltim yang menunjukkan pelambatan di triwulan I-2012 (Grafik 1.27). Begitu pula peningkatan arus penumpang dan arus barang angkutan laut yang juga pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. 18

29 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Grafik 1.28 Perkembangan Kredit Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan I-2012 ini mengalami pertumbuhan sebesar 11,18% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 sebesar 13,42%. Faktor positif yang masih mendukung sektor keuangan dan jasa perusahaan pada triwulan I-2012 ini ditunjukkan oleh penyaluran kredit perbankan berlokasi di Kaltim dimana penyaluran kredit mencapai Rp. 42,84 trilyun, atau tumbuh sebesar 2,98% (qtq) dari triwulan sebelumnya yang mencapai Rp. 41,60 trilyun. Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan, perkembangan kredit meningkat 26,49% (yoy), sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 27,88%(yoy) (Grafik 1.28) Sektor Jasa-jasa Sektor ini pada periode laporan mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 11,24%, relatif moderat dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan IV-2011 sebesar 11,27% (yoy). Pertumbuhan positif kinerja pada sektor jasa ini dipengaruhi oleh meningkatnya beberapa proyek pembangunan infrastruktur di Kaltim dan semakin meningkatnya kegiatan investasi di Kaltim. 19

30 Pengembangan Potensi Perikanan Kalimantan Timur BOKS 1. PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN KALIMANTAN TIMUR Kalimantan Timur sebagai provinsi yang terdiri dari 14 kabupaten/kota tidak hanya memiliki lahan darat yang luas dan potensial, tapi juga mempunyai potensi perikanan dan kelautan yang sangat prospektif. Potensi tersebut diantaranya terdiri dari : 1. Wilayah Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia sepanjang laut Sulawesi seluas 2,75 juta Ha. 2. Wilayah penangkapan di pantai seluas 12,00 juta Ha. 3. Hutan mangrove yang dapat dikonversi untuk budidaya air payau seluas 91,38 ribu Ha. 4. Perairan umum seluas 2,77 juta Ha. Dari sisi permintaan, apabila dilihat tingkat konsumsi ikan masyarakat Kaltim ternyata juga sudah jauh berada diatas rata-rata konsumsi ikan nasional. Jika standar nasional konsumsi ikan sekitar 32,97 kilogram (kg) perkapita pertahun, maka realitas konsumsi ikan masyarakat Kaltim pada tahun 2011 telah mencapai 58,47 kg perkapita pertahun (meningkat tinggi dari 49,27 Kg perkapita pertahun di 2010). Peningkatan permintaan komoditas perikanan yang cukup tinggi juga ditunjukkan oleh sering munculnya komoditas perikanan sebagai 10 besar andil inflasi selama tiga tahun terakhir, diantaranya komoditas ikan layang, kembung, trakulu, gabus, bandeng, sampai komoditas udang basah. Selain permintaan produksi ikan untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Kaltim, permintaan komoditas perikanan untuk ekspor baik ke daerah lain maupun ke luar negeri juga cukup tinggi. Hal ini dikonfirmasi oleh hasil liaison Bank Indonesia Provinsi Kaltim pada April 2012 ke salah satu unit usaha produksi budidaya dan pengepul udang, bandeng, dan kepiting di kota Tarakan yang menyatakan tidak dapat memenuhi peningkatan permintaan dari beberapa perusahaan coldstorage di Tarakan dan Surabaya yang terus menunjukkan tren peningkatan mulai tahun Pengusaha budidaya hanya dapat meningkatkan kapasitas produksi rata-rata 10% per tahun untuk mengimbangi peningkatan permintaan. Berdasarkan beberapa latar belakang potensi perairan dan tingginya permintaan komoditas perikanan Kaltim tersebut maka potensi subsektor perikanan di Kaltim layak untuk dikembangkan menjadi subsektor unggulan. Secara umum potensi perikanan Kalimantan Timur terdiri dari beberapa jenis : 1. Potensi perikanan demersal 1, terdapat jenis ikan kakap, kerapu, bawal, lidah, baronang, cucut, hiu, pari, kuro, kakap merah, udang barong, udang windu, udang dogol. 2. Potensi perikanan pelagis 2, terdapat jenis ikan kembung, layang, selar, tenggiri, kuwe, tembang, cumi-cumi, dan sotong. 3. Potensi perikanan lainnya terdapat jenis teripang, ubur-ubur, rajungan. 1 Perikanan demersal adalah perikanan yang habitatnya berada di bagian dasar perairan, dapat dikatakan juga bahwa ikan demersal adalah ikan yang tertangkap dengan alat tangkap ikan dasar seperti trawl dasar (bottom trawl), jaring insang dasar (bottom gillnet), rawai dasar (bottom long line), bubu dan lain sebagainya. 2 Perikanan pelagis adalah salah satu sumberdaya perikanan yang umumnya hidup pada lapisan permukaan dan terdiri dari banyak spesies yang ukuran badannya relatif tetap kecil meskipun telah dewasa. 20

31 Pengembangan Potensi Perikanan Kalimantan Timur Dari beberapa jenis komoditi tersebut yang cukup prospektif memiliki nilai jual tinggi dan menonjol untuk dikembangkan adalah budidaya udang air payau dan budidaya laut ikan kerapu, sedangkan untuk perairan ZEEI memiliki potensi ikan tuna dan perikanan demersal lainnya. Adapun jika dilihat wilayah kabupaten/kota di Kaltim yang cukup tinggi memproduksi perikanan laut adalah Kutai Kartanegara, Berau, Paser, dan Samarinda, sedangkan produksi perikanan darat terbesar berasal dari Kutai Kartanegara, Nunukan, dan Paser (Grafik B1.1 dan Grafik B1.2). Sementara itu jika dilihat peningkatan produksi perikanan total Kaltim terus mengalami tren peningkatan dimana pada tahun 2010 mencapai 306,62 ribu ton atau meningkat 29,17% dari tahun sebelumnya (Grafik B1.3), sementara produksi tahun 2011 diperkirakan lebih dari 400 ribu ton atau meningkat 32,08% (yoy). Grafik B1.1 Produksi Perikanan Laut Sumber : Kaltim Dalam Angka 2011 Grafik B1.2 Produksi Perikanan Darat Sumber : Kaltim Dalam Angka 2011 ribu ton 400 Produksi growth yoy 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Grafik B1.3 Produksi Perikanan Kaltim Sumber : Kaltim Dalam Angka 2011 Untuk meningkatkan produksi peternakan, salah satu program yang dicanangkan pemerintah provinsi adalah program 500 ribu keramba, dengan realisasi hingga 2011 berjumlah keramba, sehingga terjadi peningkatan dari realisasi tahun 2009 sebanyak keramba dan 2010 sebanyak keramba. Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan daerah terbanyak realisasi kerambanya yaitu keramba, kemudian kabupaten Berau keramba, Kutai Barat keramba, dan Paser keramba. Program lainnya adalah pemberian bantuan dana Pengembangan Usaha Mina Perdesaan Perikanan Budidaya (PUMP-PB) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)kepada 21

32 Pengembangan Potensi Perikanan Kalimantan Timur kelompok pembudidaya ikan di Kaltim. Penerima bantuan tahun ini meningkat, dari tahun sebelumnya hanya 29 kelompok kini menjadi 73 kelompok yang berasal dari 11 kabupaten/kota se-kaltim. Selain peningkatan produksi budidaya perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan akan terus mendorong pengembangan sektor industri perikanan dengan pengiriman hasil produksi ikan. Kaltim sengaja tidak melakukan ekspor ikan utuh dengan pertimbangan faktor keuntungan dengan nilai tambah yang ada, maka dapat memperoleh keuntungan berlipat. Pengembangan industri perikanan, selain meningkatkan nilai tambah juga akan meningkatkan serapan tenaga kerja dalam proses produksi yang kemudian juga akan berdampak terhadap pengurangan pengangguran dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kaltim. 22

33 BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI KALIMANTAN TIMUR 2.1 Gambaran Umum Laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 menunjukkan penurunan. Inflasi Kalimantan Timur triwulan I-2012 yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar 5,78% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV-2011 sebesar 6,34% (yoy). Namun laju Inflasi Kaltim ini masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 3,97% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditas, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 16,48% (yoy); diikuti oleh kelompok sandang sebesar 9,41%, dan kelompok bahan makanan sebesar 6,49%. Sementara kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat inflasi terendah, yaitu sebesar 1,85% (Tabel 2.1). (% yoy) Kaltim Nasional 10 Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I Grafik 2.1 Laju Inflasi Kaltim & Nasional (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah KELOMPOK III-2011 IV-2011 I-2012 qtq yoy qtq yoy qtq yoy U M U M BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TBK PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI Sumber : BPS Kaltim, diolah 23

34 Evaluasi Perkembangan Inflasi Identifikasi awal terhadap peningkatan laju inflasi tahunan Kaltim menunjukkan bahwa kelompok volatile food pada akhir triwulan I-2012 mengalami inflasi sebesar 6,55%(yoy), meningkat jika dibandingkan inflasi volatile food di triwulan IV-2011 yang sebesar 4,10%(yoy) (Grafik 2.2). Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food pada triwulan I-2012 terjadi inflasi pada bulan Januari (inflasi 5,55%) dan Maret (inflasi 0,44%), sedangkan deflasi terjadi pada bulan Februari sebesar -0,22%(mtm) (Grafik 2.3). Inflasi volatile food pada triwulan I-2012 disebabkan oleh peningkatan harga komoditas ikan segar (layang, tongkol, bandeng), daging segar (daging ayam), dan sayur-sayuran (kacang panjang, tomat sayur, cabe rawit) akibat berkurangnya jumlah pasokan. Selain itu peningkatan juga terjadi pada kelompok inflasi inti yang disebabkan oleh meningkatnya harga sub kelompok perumahan karena peningkatan harga semen dan biaya sewa rumah/kontrak rumah yang terjadi pada bulan Januari dan Februari 2012 terutama di kota Samarinda dan Balikpapan. (% yoy) CPI core volatile food administered Grafik 2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah (% mtm) Core Volatile Foods Administered Grafik 2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm) Sumber : BPS Kaltim, diolah 24

35 PERKEMBANGAN INFLASI Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan terjadi di Balikpapan yakni sebesar 6,17% (yoy), diikuti oleh kota Samarinda dan Tarakan masing-masing sebesar 5,56% (yoy) dan 5,41% (yoy). Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan I-2012 dari sisi permintaan dan penawaran, antara lain : Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat terjadi pada bulan Januari yang didorong oleh peningkatan upah minimum provinsi/kabupaten/kota sehingga meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat. Dari sisi penawaran, masih adanya keterbatasan pasokan beberapa komoditas bahan makanan seperti beberapa jenis ikan segar, daging ayam, dan sayur-sayuran akibat gelombang tinggi sehingga mengganggu produksi nelayan ikan dan mengganggu kelancaran distribusi barang dari sentra produksi di Jawa dan Sulawesi. 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda pada triwulan I-2012 mencapai 2,13% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan IV-2011 yang sebesar -0,21% (qtq). Kelompok komoditas bahan makanan mengalami inflasi yang cukup tinggi yaitu sebesar 5,92% (qtq). Beberapa komoditas yang harganya mengalami peningkatan pada kelompok ini di kota Samarinda antara lain peningkatan harga ikan segar (layang, tongkol, kembung, dan gabus), harga daging ayam ras, harga beras, serta peningkatan harga sayur-sayuran seperti kacang panjang, tomat sayur, dan cabe rawit (Tabel 2.2 dan Tabel 2.3). Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 U M U M BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI Sumber : BPS Kaltim, diolah 25

36 Evaluasi Perkembangan Inflasi Laju inflasi terbesar kedua terjadi pada kelompok komoditas perumahan yaitu sebesar 1,53% (qtq) yang disebabkan karena peningkatan harga semen, serta peningkatan biaya sewa dan kontrak rumah, diikuti laju inflasi kelompok kesehatan (0,86%) dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,79%). Tabel 2.3 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda JANUARI FEBRUARI MARET KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL DAGING AYAM RAS 0.36 UDANG BASAH 0.10 LAYANG 0.33 LAYANG 0.17 EMAS PERHIASAN 0.09 SEWA RUMAH 0.11 KACANG PANJANG 0.09 JAGUNG MANIS 0.08 CABE RAWIT 0.06 TONGKOL 0.08 BERAS 0.07 KEMBUNG/GEMBUNG 0.05 BERAS 0.07 ROTI MANIS 0.06 UDANG BASAH 0.04 GABUS 0.07 SEWA RUMAH 0.05 BERAS 0.03 TOMAT SAYUR 0.06 TONGKOL 0.04 LEMARI PAKAIAN 0.02 NANGKA MUDA 0.06 SEMEN 0.04 CABE MERAH 0.02 KONTRAK RUMAH 0.06 BANDENG 0.04 SEMEN 0.01 KEMBUNG/GEMBUNG 0.05 TELUR AYAM RAS 0.04 TELUR AYAM RAS 0.01 Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq) Perkembangan barang dan jasa secara triwulanan di kota Balikpapan pada triwulan I-2012 tercatat sebesar 2,11% (qtq), berbeda arah jika dibandingkan dengan triwulan IV yang mengalami deflasi sebesar -0,18% (qtq). Kelompok komoditas yang mengalami inflasi adalah bahan makanan yang mengalami inflasi 5,86% karena peningkatan harga ikan segar (layang, tongkol, bawal), daging ayam ras, dan beberapa komoditas sayur-sayuran seperti tomat sayur, kacang panjang, bayam, dan cabe rawit (Tabel 2.4 dan Tabel 2.5). Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 U M U M BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI Sumber : BPS Kaltim, diolah 26

37 PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi juga terjadi pada kelompok sandang karena adanya peningkatan harga emas perhiasan pada bulan Februari Selain itu peningkatan laju inflasi juga terjadi pada kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 1,30% (qtq) karena peningkatan harga mie, nasi, dan teh manis, serta kenaikan harga kelompok perumahan (0,78%) dan kelompok kesehatan (0,78%). Tabel 2.5 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan JANUARI FEBRUARI MARET KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL DAGING AYAM RAS 0.58 BERAS 0.24 CABE RAWIT 0.16 KACANG PANJANG 0.38 LAYANG 0.11 LAYANG 0.07 TOMAT SAYUR 0.27 REKREASI 0.09 BAWAL 0.05 TONGKOL 0.13 EMAS PERHIASAN 0.04 BERAS 0.04 SEMEN 0.10 SEMEN 0.04 KAKAP MERAH 0.04 KEMBUNG/GEMBUNG 0.09 BAYAM 0.02 NASI 0.03 SELAR 0.05 BANDENG 0.02 T E H MANIS 0.03 BANDENG 0.04 KONTRAK RUMAH 0.02 TRAKULU 0.03 NASI 0.04 MIE 0.02 UDANG BASAH 0.02 TOMAT BUAH 0.03 KENTANG 0.02 TONGKOL 0.02 Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) Perkembangan harga barang jasa secara triwulanan di kota Tarakan pada triwulan I-2012 mengalami inflasi sebesar 2,17% (qtq), lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan IV-2011 yang mengalami inflasi sebesar 3,03% (qtq) (Tabel 2.6 dan Tabel 2.7). Tabel 2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 U M U M BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 4,03% (qtq) akibat peningkatan harga beras, sayur-sayuran 27

38 Evaluasi Perkembangan Inflasi (kacang panjang, bayam, cabe rawit), ikan segar (layang, bandeng), dan telur ayam ras. Inflasi yang cukup tinggi lainnya terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 3,07% (qtq) akibat kenaikan biaya jaringan saluran yang cukup tinggi pada bulan Februari. Tabel 2.7 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan JANUARI FEBRUARI MARET KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KACANG PANJANG 0.40 BAYAM 0.12 CABE RAWIT 0.24 DAGING AYAM RAS 0.21 BIAYA JARINGAN SAL.TV 0.11 LAYANG 0.22 SEWA RUMAH 0.16 SAWI HIJAU 0.11 SENG 0.08 SEMEN 0.15 BERAS 0.09 NASI 0.06 BAYAM 0.15 KACANG PANJANG 0.08 BERAS 0.06 LAYANG 0.15 ROKOK KRETEK 0.07 BAWAL 0.05 TOMAT SAYUR 0.10 BANDENG 0.06 KAKAP PUTIH 0.03 PAPAN 0.07 TELUR AYAM RAS 0.05 MIE KERING INSTANT 0.03 KANGKUNG 0.06 ROKOK KRETEK FILTER 0.04 CABE MERAH 0.03 TELUR AYAM RAS 0.05 TAHU MENTAH 0.03 TAHU MENTAH 0.03 Sumber : BPS Kaltim, diolah 2.3 Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Tahunan Kota Samarinda Laju inflasi kota Samarinda secara tahunan pada triwulan I-2012 tercatat sebesar 5,56% (yoy), atau lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 6,23% (yoy). Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas sandang 11,70%(yoy), diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 10,19% (yoy), diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan 9,33% (yoy) (Tabel 2.8). Tabel 2.8 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang & Jasa KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 U M U M BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI Sumber : BPS Kaltim, diolah 28

39 PERKEMBANGAN INFLASI Kenaikan kelompok Sandang berasal dari kenaikan harga emas perhiasan yang dipengaruhi oleh kenaikan harga emas di pasar internasional, meskipun pergerakan harga emas internasional mulai mengalami penurunan yang telah dimulai pada akhir tahun Kenaikan inflasi pada kelompok pendidikan, rekreasi, olahraga disebabkan oleh kenaikan tarif pendidikan terutama akademi/perguruan tinggi. Sementara itu, inflasi tahunan terendah terjadi pada kelompok transportasi dan komunikasi dengan inflasi sebesar 0,65% (yoy) Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Laju inflasi tahunan di kota Balikpapan pada triwulan I-2012 mencapai 6,17% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi pada triwulan IV-2011 yang sebesar 6,45% (yoy). Laju inflasi tertinggi di kota Balikpapan terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 20,80% (yoy) sedikit lebih tinggi jika dibandingkan inflasi tahunan triwulan sebelumnya 20,51% (yoy), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan pada awal tahun ajaran baru 2011 terutama untuk pendidikan SLTA dan akademi/perguruan tinggi Tabel 2.9 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 U M U M BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Tahunan Kota Tarakan Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan I-2012 mencapai 5,41% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan IV-2011 yang sebesar 6,43% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 18,62% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas sandang 8,86% (yoy). Faktor pendorong meningkatnya inflasi di kelompok pendidikan Kota Tarakan secara tahunan masih dipengaruhi oleh adanya SK penyesuaian tarif 29

40 Evaluasi Perkembangan Inflasi pendidikan untuk akademi keperawatan di kota Tarakan. Sementara inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 2,43% (yoy), dipengaruhi bertambahnya pasokan ke kota Tarakan yang salah satunya disebabkan dibukanya jalur pelayaran Tarakan-Toli-Toli (sentra produksi pertanian). Tabel 2.10 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 U M U M BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI Sumber : BPS Kaltim, diolah Apabila dilihat inflasi tahun kalender (Tabel 2.11) sampai dengan triwulan I-2012 inflasi kumulatif Kaltim sampai dengan Maret 2012 mencapai 2,13% (ytd), lebih rendah dari inflasi kumulatif di Maret 2011 yang sebesar 2,68% (ytd). Dibandingkan dengan inflasi kumulatif nasional sampai dengan triwulan I tahun 2012 yang tercatat 0,88 (ytd), inflasi kumulatif Kaltim masih lebih tinggi (Tabel 2.11). Tabel 2.11 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim dan Kota TAHUN INFLASI KALENDER JANUARI-MARET INFLASI KALENDER JANUARI-DESEMBER Smr Bpp Trk Kaltim Nas Smr Bpp Trk Kaltim Nas Sumber : BPS Kaltim, diolah Dari ketiga kota di Kaltim, kota Tarakan memiliki laju inflasi tertinggi yaitu 2,17% (ytd), diikuti oleh laju inflasi Samarinda 2,13% (ytd), dan Balikpapan 2,11% (ytd). Pencapaian inflasi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi tahun kalender 30

41 PERKEMBANGAN INFLASI yang terjadi di triwulan I tahun Apabila dilihat komoditas yang sering menjadi 10 komoditas andil inflasi terbesar pada triwulan I tahun 2012, kenaikan harga beras, ikan segar (bandeng, layang, tongkol, kembung, dan udang basah), sayuran (kacang panjang, bayam, cabe rawit) dari kelompok bahan makanan, serta kenaikan harga semen dan biaya sewa rumah dari kelompok perumahan merupakan komoditas yang sering muncul sebagai andil inflasi terbesar di ketiga kota (Tabel 2.12). Tabel 2.12 Komoditas Andil Inflasi Terbesar Jan-Maret 2012 SAMARINDA BALIKPAPAN TARAKAN BERAS BERAS BERAS LAYANG LAYANG LAYANG BANDENG BANDENG BANDENG SEWA RUMAH KACANG PANJANG KACANG PANJANG TONGKOL SEMEN BAYAM UDANG BASAH NASI TELUR AYAM RAS IKAN GABUS TRAKULU CABE RAWIT 31

42 BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1. Gambaran Umum Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan I-2012 secara umum masih menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun secara tahunan (yoy). Hal ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami sebagian besar indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi pertumbuhan aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan. Kaltim Nasional*) Kaltim Nasional*) Kredit 0.43% 0.13% Kredit 22.96% 21.39% DPK -0.75% 7.30% DPK 17.55% 34.36% Aset -0.95% 12.07% Aset 18.34% 42.33% -2% 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% Grafik 3.1 Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq) Sumber: LBU Bank Indonesia 0% 10% 20% 30% 40% 50% Grafik 3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) Sumber: LBU Bank Indonesia Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Februari 2012) menurut pertumbuhan triwulanan, indikator kegiatan usaha perbankan dari sisi pertumbuhan Aset dan DPK di Kaltim dan nasional menunjukkan perbedaan arah perkembangan. Jumlah Aset dan DPK yang disalurkan bank umum secara nasional mengalami kontraksi pertumbuhan masing-masing sebesar -0,95% dan -0,75%, dimana pada periode yang sama bank umum di Kaltim mengalami arah peningkatan Aset dan DPK yang berbeda yaitu tumbuh sebesar 12,07% dan 7,30% (qtq). Sementara itu, baik penyaluran kredit nasional maupun nasional mengalami pertumbuhan triwulanan yang positif masingmasing tumbuh sebesar 0,13% dan 0,43% (qtq). Apabila dilihat perkembangan kinerja perbankan secara tahunan (yoy), menunjukkan kinerja positif dan searah dimana jumlah Aset, DPK dan Kredit bank umum di Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing sebesar 42,33%, 34,36%, dan 22,96%, searah dengan pertumbuhan nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 18,34%, 17,55% dan 21,39%. 32

43 Perkembangan Perbankan Daerah Sementara itu, perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan kinerja yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah Aset, DPK, Kredit BPR yang mencapai 5,30%, 5,39%, dan 7,25% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan sebelumnya,masing-masing tumbuh sebesar 3,95%, -1,61%, dan 6,13% (yoy). Assesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah, memperlihatkan terjadinya peningkatan risiko karena terjadi penurunan kualitas kredit, serta peningkatan risiko likuiditas dalam kondisi lebih tinggi jika dibandingkan risiko triwulan sebelumnya Perkembangan Usaha Bank Umum Total Aset dan Aktiva Produktif Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan I-2012 tercatat Rp 96,39 trilyun, mengalami peningkatan 12,07% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, bank pemerintah (pangsa 73,69%) mengalami peningkatan jumlah aset bersih sebesar 17,43%, sementara aset bersih bank swasta (pangsa 26,31%) turun sebesar negatif 0,64% (qtq). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan I-2011, total aset perbankan secara tahunan mencatat pertumbuhan sebesar 42,33% (yoy). Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim Keterangan Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12 Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy Jumlah Aset Bersih 79,139 86,012 96, % % 12.07% 42.33% Bank Pemerintah 55,940 60,488 71, % 73.69% 17.43% 50.51% Bank Swasta 23,199 25,523 25, % 26.31% -0.64% 23.52% Aktiva Produktif 49,532 52,340 60, % % 14.97% 46.55% Penempatan pada BI 9,586 9,380 16, % 27.42% 75.92% % Penempatan pada Bank Lain 1,265 1,645 1, % 1.70% % % Surat berharga yang dimiliki % 0.10% 87.32% % Kredit yang diberikan 38,470 41,185 42, % 70.61% 3.17% 26.32% Lainnya % 0.16% 1.35% % Sumber : LBU Bank Indonesia Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi oleh kredit yang diberikan (pangsa sebesar 70,61%) yang meningkat 3,17% (qtq) jika dibandingkan dengan triwulan IV Sementara itu penempatan pada Bank 33

44 Perkembangan Perbankan Daerah Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 75,92% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya, sedangkan penempatan pada Bank lainnya mengalami penurunan sebesar -37,81% (qtq). Apabila dilihat perkembangan aktiva produktif secara tahunan, kredit yang diberikan dan penempatan pada Bank Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing sebesar 26,32% dan 196,88% (yoy), berbeda arah dengan penempatan pada bank lain yang mengalami penurunan negatif 21,31% (yoy) Penghimpunan Dana Masyarakat Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan I-2012 mencapai Rp 71,01 trilyun, atau tumbuh meningkat 7,30% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 3.3). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan I-2011, penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 34,36% (yoy). Peningkatan DPK pada triwulan laporan berasal dari peningkatan kinerja penghimpunan giro dan deposito. DPK (Rp trilyun) DPK g (yoy) g (qtq) growth 40% 30% 20% 10% 0% % Grafik 3.3 Perkembangan Simpanan Masyarakat Sumber: LBU Bank Indonesia Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq), tabungan mencatat pertumbuhan sebesar negatif 8,00%, sementara deposito dan giro mengalami pertumbuhan yang positif masing-masing sebesar 16,46% dan 21,34%. Menurut kelompok bank, peningkatan positif simpanan secara triwulanan terjadi pada kelompok bank pemerintah yaitu sebesar 11,01%, sebaliknya pada kelompok bank milik swasta mengalami pertumbuhan yang negatif sebesar -1,47% dengan kontribusi penurunan yang cukup besar berasal dari giro dengan kontraksi pertumbuhan sebesar -4,73% (qtq) (Tabel 3.2). Sementara itu secara tahunan (yoy) pertumbuhan DPK di Kaltim juga mengalami perkembangan yang cukup positif yaitu tumbuh sebesar 34,36%. Pertumbuhan ini 34

45 Perkembangan Perbankan Daerah didorong oleh pertumbuhan giro dan deposito yang cukup tinggi masing-masing sebesar 52,84% dan 40,59% (yoy). Apabila dilihat menurut kelompok bank, pertumbuhan tinggi DPK secara tahunan dicapai oleh bank pemerintah yang tumbuh 39,27% (yoy), sebaliknya pertumbuhan yang melambat terjadi pada kelompok bank swasta yang tumbuh sebesar 22,84% (yoy) (lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 26,05%). Tabel 3.2 Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum di Kaltim Jenis Simpanan Posisi (Rp milyar) Komposisi Pertumb. Tw1-12 Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy Total DPK 61,077 66,186 71, % % 7.30% 34.36% Giro 15,496 17,463 21, % 29.84% 21.34% 52.84% Tabungan 24,592 28,261 26, % 36.61% -8.00% 17.95% Deposito 20,989 20,462 23, % 33.55% 16.46% 40.59% Bank Pemerintah 43,532 46,505 51, % % 11.01% 39.27% Giro 12,235 13,972 17, % 34.60% 27.85% 61.70% Tabungan 16,683 19,528 17, % 33.59% % 15.76% Deposito 14,614 13,005 16, % 31.81% 26.27% 48.72% Bank Swasta 17,545 19,681 19, % % -1.47% 22.84% Giro 3,260 3,491 3, % 17.15% -4.73% 18.09% Tabungan 7,910 8,733 8, % 44.65% -0.86% 22.59% Deposito 6,375 7,457 7, % 38.20% -0.66% 25.41% Sumber : LBU Bank Indonesia Penyaluran Kredit Bank Umum Penyaluran kredit bank umum di Kaltim triwulan I-2012 menunjukkan pertumbuhan positif. Peningkatan pertumbuhan kredit diperkirakan disebabkan oleh menurunnya tingkat bunga pinjaman, terutama penurunan suku bunga kredit investasi dan konsumsi, sementara itu suku bunga kredit modal kerja relatif tetap di sekitar level 11,83%. Penurunan BI-rate 5,75% pada triwulan laporan berpengaruh terhadap suku bunga kredit perbankan yang juga sedikit mengalami penurunan (Grafik 3.4). %suku bunga K. Inv K. Kons KMK BI-rate Grafik 3.4 Suku Bunga Kredit Sumber: LBU Bank Indonesia 35

46 Perkembangan Perbankan Daerah a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan I-2012 mencapai Rp. 41,36 trilyun. Secara triwulanan, pertumbuhan kredit pada triwulan laporan tercatat 0,43% (qtq), melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang sebesar 6,53% (qtq). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan I-2011, penyaluran kredit pada triwulan I-2012 telah tumbuh sebesar 22,96% (yoy) atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 26,60% sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 3.5. Kredit (Rp trilyun) 50 kredit g (yoy) g (qtq) growth 40% % 20% 10% % Grafik 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Sumber: LBU Bank Indonesia Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp. 24,34 trilyun (pangsa 58,85%) atau mengalami penurunan -1,85% (qtq) secara triwulanan. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada triwulan laporan mencapai Rp. 17,02 trilyun (pangsa 41,15%) atau meningkat sebesar 3,87% dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan jenis penggunaannya, dua jenis kredit dengan pangsa terbesar yaitu kredit modal kerja dan konsumsi mengalami pertumbuhan negatif secara triwulanan. Kredit modal kerja (pangsa 35,01%) mencatat pertumbuhan -3,04% menjadi Rp 14,48 trilyun, sedangkan kredit konsumsi (pangsa 34,03%) mencatatkan pertumbuhan triwulanan -0,37% menjadi Rp 14,08 trilyun. Berbeda halnya dengan kredit investasi (pangsa 30,96%) mengalami pertumbuhan triwulanan positif sebesar 5,63% menjadi Rp 12,12 trilyun. Sementara itu secara tahunan baik kredit modal kerja, investasi, maupun konsumsi mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi masing-masing tumbuh sebesar 12,34%, 43,28%, dan 19,17% (yoy). Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan tertinggi kredit secara triwulanan terjadi pada sektor pertanian yaitu sebesar 6,93%, diikuti sektor perindustrian sebesar 5,49%, 36

47 Perkembangan Perbankan Daerah sektor jasa dunia usaha 4,22%, dan sektor pertambangan 3,13%. Sementara itu kredit sektoral yang mengalami kontraksi pertumbuhan adalah sektor listrik, gas, dan air, jasa sosial, dan perdagangan yang masing-masing turun sebesar -14,46%, -5,19%, dan - 2,65% (qtq) (Tabel 3.3). Apabila dilihat pertumbuhan kredit secara tahunan, beberapa kredit sektoral yang mengalami pertumbuhan positif yang cukup tinggi antara lain sektor angkutan (86,76%), sektor pertambangan (40,50%), sektor jasa dunia usaha (29,87%) serta sektor konstruksi (21,63%). Sementara itu jika dilihat nisbah kredit terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami penurunan dari 62,23% pada triwulan IV tahun 2011 menjadi 58,24% pada triwulan I Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Keterangan Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert.Tw1-12 Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy Kredit 38,660 41,185 41, % % 0.43% 22.96% Kelompok Bank Bank Pemerintah 23,484 24,798 24, % 58.85% -1.85% 16.10% Bank Swasta 15,175 16,387 17, % 41.15% 3.87% 34.31% Jenis Penggunaan Modal Kerja 14,585 14,937 14, % 35.01% -3.04% 12.34% Investasi 10,752 12,121 12, % 30.96% 5.63% 43.28% Konsumsi 13,323 14,127 14, % 34.03% -0.37% 19.17% Sektor Ekonomi Pertanian 1,727 1,948 2, % 5.04% 6.93% 42.69% Pertambangan 2,121 2,332 2, % 5.82% 3.13% 40.50% Perindustrian 1,145 1,096 1, % 2.79% 5.49% 4.41% Listrik, Gas dan Air % 0.27% % % Konstruksi 2,905 2,997 3, % 7.39% 1.96% 21.63% Perdagangan 7,440 7,713 7, % 18.15% -2.65% 14.43% Angkutan 2,816 3,140 3, % 7.80% 2.82% 86.76% Jasa Dunia Usaha 3,895 4,499 4, % 11.33% 4.22% 29.87% Jasa Sosial 2,259 2,323 2, % 5.33% -5.19% 17.07% Lain-Lain 14,222 15,009 14, % 36.08% -0.57% 15.56% LDR 63.30% 62.23% 58.24% Sumber : LBU Bank Indonesia 37

48 Perkembangan Perbankan Daerah b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d Februari 2012) tercatat sebesar Rp 64,27 trilyun, mengalami penurunan sebesar -2,16%(qtq) dibandingkan dengan posisi kredit pada triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2011, kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami pertumbuhan sebesar 27,86% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang sebesar 39,97% (yoy) (Grafik 3.6). Kredit (Rp trilyun) kredit g (yoy) g (qtq) 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 % growth 100% 80% 60% 40% 20% 0% -20% % Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim Sumber: SEKDA Bank Indonesia Perkembangan kredit secara triwulanan berdasarkan kelompok bank, bank pemerintah mengalami pertumbuhan kredit yang positif sebesar 0,15%, berbeda arah dengan kredit bank swasta yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar -4,40% (qtq) (Tabel 3.4). Menurut jenis penggunaannya, pertumbuhan positif terjadi pada kredit investasi dan konsumsi yang tumbuh masing-masing sebesar 3,93% dan 1,05% sedangkan pada kredit modal kerja mengalami penurunan sebesar -8,52% (qtq). Sementara itu berdasarkan sektor ekonomi, beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan kredit yang positif secara triwulanan adalah sektor angkutan (2,58%), sektor pertanian (2,33%), sektor listrik,gas dan air (1,14%), sektor jasa sosial (0,73%) dan jasa dunia usaha (0,65%). Pertumbuhan kredit lokasi proyek yang mengalami penurunan/pertumbuhan negatif secara sektoral terjadi pada sektor pertambangan (- 12,27%), sektor konstruksi (-4,24%), sektor perdagangan (-2,90%), dan sektor perindustrian (-1,51%) (qtq) (Tabel 3.4). Secara tahunan berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan kredit lokasi proyek bank pemerintah cukup tinggi yaitu sebesar 33,38% (yoy), sedangkan bank swasta tumbuh 22,59% (yoy). Berdasarkan penggunaannya pertumbuhan kredit lokasi proyek tertinggi adalah kredit investasi dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 38

49 Perkembangan Perbankan Daerah 39,70% dan 28,47% (yoy). Menurut sektor ekonomi pertumbuhan tahunan kredit lokasi proyek tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas, air sebesar 84,54%, diikuti sektor angkutan (76,22%), dan jasa dunia usaha (59,03%) (yoy). Sementara itu sektor yang mengalami pertumbuhan negatif yaitu sektor perindustrian sebesar -1,40% (yoy). Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja memiliki pangsa yang tertinggi yaitu sebesar 40,70%, diikuti oleh kredit investasi sebesar 35,37%, dan kredit konsumsi 23,93%. Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah kredit pada sektor pertambangan, sektor perdagangan, dan sektor pertanian dengan pangsa masing-masing sebesar 17,00%, 13,97% dan 12,97%. Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Keterangan Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12 Tw 3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy Kredit Lokasi Proyek 57,743 65,687 64, % % -2.16% 27.86% Kelompok Bank Bank Pemerintah 27,713 32,419 32, % 50.52% 0.15% 33.48% Bank Swasta 30,030 33,268 31, % 49.48% -4.40% 22.59% Jenis Penggunaan Modal Kerja 24,346 28,595 26, % 40.70% -8.52% 18.78% Investasi 19,322 21,872 22, % 35.37% 3.93% 39.70% Konsumsi 14,076 15,220 15, % 23.93% 1.05% 28.47% Sektor Ekonomi Pertanian 7,016 8,145 8, % 12.97% 2.33% 29.64% Pertambangan 9,438 12,456 10, % 17.00% % 22.83% Perindustrian 1,955 2,341 2, % 3.59% -1.51% -1.40% Listrik, Gas dan Air ,033 1, % 1.63% 1.14% 84.54% Konstruksi 2,829 2,979 2, % 4.44% -4.24% 20.60% Perdagangan 9,062 9,247 8, % 13.97% -2.90% 13.44% Angkutan 3,932 4,492 4, % 7.17% 2.58% 76.22% Jasa Dunia Usaha 3,803 4,500 4, % 7.05% 0.65% 59.03% Jasa Sosial 4,899 5,272 5, % 8.26% 0.73% 22.87% Lain-Lain 14,076 15,220 15, % 23.93% 1.05% 28.47% LDR - lokasi proyek 94.54% 99.25% 90.50% Sumber : SEKDA Bank Indonesia 39

50 Perkembangan Perbankan Daerah Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp 18,83 trilyun (pangsa 29,29%) dan di kota Balikpapan sebesar Rp 17,41 trilyun (pangsa 27,08%). Sementara itu, alokasi kredit yang terkecil diperoleh Kabupaten Tana Tidung yaitu sebesar Rp. 178 milyar (pangsa 0,28%) dan Kabupaten Malinau sebesar Rp. 306 milyar (pangsa 0,48%). Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi terjadi di kota Bontang sebesar 161,43%, diikuti oleh kabupaten Kutai Timur sebesar 140,19%, kabupaten Kutai Kartanegara (113,52%), dan Kota Balikpapan (107,61%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Bulungan dengan nisbah sebesar 12,73% (pada Tabel 3.5). Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kab/Kota di Kaltim Kab/Kota Nominal (Rp milyar) Pangsa Kredit DPK Kredit DPK Kab. Kutai Kartanegara 6,806 5, % 8.78% % Kab. Berau 2,838 2, % 3.98% % Kab. Pasir 1,856 2, % 3.35% 81.17% Kab. Bulungan 538 4, % 6.19% 12.73% Kab. Kutai Timur 3,315 2, % 3.46% % Kab. Nunukan 456 1, % 1.58% 42.17% Kota Samarinda 18,827 24, % 36.52% 75.48% Kota Balikpapan 17,405 16, % 23.68% % Kota Tarakan 1,867 4, % 6.77% 40.42% Kota Bontang 6,268 3, % 5.69% % Kab. Kutai Barat 3,068 * 4.77% Kab. Malinau 306 ** 0.48% Kab. Tana Tidung 178 ** 0.28% Kab. Penajam Paser Utara 541 *** 0.84% LDR Kaltim 64,271 68, % % 94.11% Ket : DPK dimasukkan dalam DPK *Kab Kukar, **Bulungan, ***Balikpapan Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Bank Indonesia 3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Penyaluran kredit berskala mikro, kecil, dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim pada triwulan I-2011 mencapai Rp. 25,07 trilyun, dengan pangsa 60,62% terhadap total kredit yang disalurkan (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan 40

51 Perkembangan Perbankan Daerah kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar -2,13%, sehingga menghambat pertumbuhan total kredit yang mengalami pertumbuhan hanya sebesar 0,43%(qtq). Menurut skalanya, penurunan pertumbuhan terbesar kredit MKM terjadi pada kredit berskala mikro (s.d Rp. 50 juta) yang turun sebesar -7,45% (qtq). Sementara itu, kredit berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 500 juta) sebagai pangsa terbesar kredit MKM mengalami penurunan menjadi sebesar -0,94%(qtq). Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan laporan tercatat Rp 14,38 trilyun atau mengalami penurunan sebesar - 4,19% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan terjadi pada jumlah kredit MKM yang dikucurkan oleh bank swasta yang tercatat Rp 10,70 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 0,80% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Menurut jenis penggunaannya, kredit konsumsi, investasi, dan modal kerja yang telah disalurkan masing-masing berjumlah Rp. 13,88 trilyun (pangsa 55,36%), Rp. 3,37 trilyun (pangsa 13,46%), dan Rp. 7,82 trilyun (pangsa 31,18%). Dilihat dari pertumbuhan secara triwulanan, kredit konsumsi tumbuh sebesar -0,48%, kredit investasi tumbuh sebesar 3,59% sedangkan kredit modal kerja tumbuh lebih rendah yaitu sebesar -7,06% (qtq) (Tabel 3.7). Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit di Kaltim Skala Kredit Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12 Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy Mikro (s.d Rp 50 jt) 4,958 4,966 4, % 11.11% Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt) 10,353 11,092 10, % 26.57% Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) 8,909 9,559 9, % 22.94% Kredit MKM (s.d Rp 5 miliar) 24,219 25,618 25, % 60.62% % % % % -0.41% 23.21% 19.11% 16.62% Besar (> Rp 5 miliar) 14,251 15,567 16, % 39.38% 4.64% 34.20% Total 38,470 41,185 41, % % 0.43% 22.96% Sumber : LBU Bank Indonesia 41

52 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Kaltim Keterangan Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12 Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy Kredit MKM ,00% 100,00% -2,12% 16,62% Kelompok Bank Bank Pemerintah ,57% 57,34% -4,19% 13,44% Bank Swasta ,43% 42,66% 0,80% 21,18% Jenis Penggunaan Modal Kerja ,84% 31,18% -7,06% 9,49% Investasi ,72% 13,46% 3,59% 26,35% Konsumsi ,44% 55,36% -0,48% 18,75% Sektor Ekonomi Pertanian ,30% 1,25% -6,14% 30,89% Pertambangan ,32% 1,48% 10,10% 40,05% Perindustrian ,52% 1,58% 1,65% 12,45% Listrik, Gas dan Air ,06% 0,06% -9,11% -34,09% Konstruksi ,39% 3,83% -14,61% 10,69% Perdagangan ,44% 19,96% -4,42% 13,55% Angkutan ,48% 2,54% 0,09% 21,93% Jasa Dunia Usaha ,44% 7,47% -1,69% 26,26% Jasa Sosial ,54% 3,39% -6,35% 15,98% Lain-Lain ,51% 58,45% -0,53% 16,22% Sumber : LBU Bank Indonesia Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 19,96%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 7,47%), dan sektor konstruksi (pangsa 3,83%). Dilihat dari pertumbuhan secara triwulanan, pertumbuhan yang positif terjadi pada sektor pertambangan yang 10,10%, diikuti oleh sektor perindustrian sebesar 1,65%, dan sektor angkutan 0,09% (qtq), sedangkan sektor yang lain mencatat pertumbuhan yang negatif dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu perkembangan kredit MKM secara tahunan menunjukkan terjadi peningkatan pada sektor pertambangan yang tumbuh 40,05%, dan sektor perindustrian tumbuh sebesar 12,45% (yoy). Sementara sektor yang mengalami pertumbuhan tahunan negatif adalah sektor listrik, gas dan air menjadi sebesar -34,09% (yoy). Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan I menunjukkan peningkatan kinerja seperti terlihat dari persentase kredit bermasalah bruto (gross-non performing loans/npls) yang sebesar 2,66%, menurun jika 42

53 Perkembangan Perbankan Daerah dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 3,22%. Jika dilihat menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor konstruksi (9,75%), sektor jasa sosial (5,77%), sektor angkutan (5,14%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5% pada triwulan I-2012 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Sektor Ekonomi Kaltim Posisi (Rp milyar) Pert. qtq Nisbah NPL Keterangan Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 NPLs Kredit MKM % % 3.22% 2.66% Sektor Ekonomi Pertanian % -9.63% 4.81% 4.64% Pertambangan % % 13.94% 3.06% Perindustrian % 27.02% 2.83% 3.54% Listrik, Gas dan Air Konstruksi % % 12.46% 9.75% Perdagangan % % 3.10% 2.81% Angkutan % % 10.22% 5.14% Jasa Dunia Usaha % % 5.51% 3.56% Jasa Sosial % % 6.00% 5.77% Lain-Lain % 8.64% 1.52% 1.66% Sumber : LBU Bank Indonesia 3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1 a. Perkembangan Aset BPR di Kaltim (Rp milyar) Total Aset growth Aset Grafik 3.7 Perkembangan Aset BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia (% yoy) 25% 20% 15% 10% 5% 0% Jumlah aset BPR di wilayah Kaltim pada triwulan I tahun 2012 tumbuh sebesar 5,40% (yoy), dengan total aset mencapai Rp. 268,30 milyar (Grafik 3.7). Pertumbuhan aset ini meningkat secara tahunan (yoy) jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang sebesar 3,95%(yoy). Peningkatan pertumbuhan aset BPR secara tahunan terutama disebabkan oleh 1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S) 43

54 Perkembangan Perbankan Daerah peningkatan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh BPR Kalimantan Timur. Sementara itu secara triwulanan, aset BPR mengalami penurunan dibandingkan dengan jumlah aset pada triwulan IV-2011 sebesar Rp. 281,80 milyar menjadi Rp. 268,30 milyar atau turun sebesar -4,79% (qtq). b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim (Rp milyar) Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) BPR di Kaltim pada triwulan I mengalami pertumbuhan sebesar 5,39% (yoy), dengan nilai mencapai Rp 165,78 milyar (Grafik 3.8). Pertumbuhan ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang sebesar - 1,61% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan DPK pada triwulan I-2012 dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan deposito sebagai komponen utama DPK BPR yang tumbuh positif sebesar 4,35% (yoy) mencapai Rp. 96,44 milyar setelah triwulan sebelumnya tumbuh -6,94% (yoy). Sementara itu jumlah tabungan juga mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu tumbuh 6,87% walaupun secara nominal mengalami penurunan menjadi Rp 69,34 milyar setelah triwulan sebelumnya mampu tumbuh sebesar 6,20% (yoy) dengan nominal sebesar Rp. 76 milyar. c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR di Kaltim (Rp milyar) Deposito growth DPK Investasi Modal Kerja Tabungan Grafik 3.8 Perkembangan DPK BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia Konsumsi growth Kredit Grafik 3.9 Perkembangan Kredit BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia (yoy) Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan I-2012 mencapai Rp 190,93 milyar atau tumbuh sebesar 1,06% (qtq), semakin meningkat pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,41% (qtq). Secara tahunan jumlah kredit mengalami pertumbuhan sebesar 7,25% (yoy) dibandingkan triwulan I-2011 (Grafik 3.9), lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar 6,13% (yoy). Peningkatan pertumbuhan kredit terutama disebabkan oleh kredit 40% 30% 20% 10% 0% -10% (yoy) 30% 20% 10% 0% 44

55 Perkembangan Perbankan Daerah modal kerja yang tumbuh positif sebesar 8,32%(yoy) menjadi Rp. 107,74 milyar, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2011 yang tumbuh 6,57%(yoy) dengan nilai sebesar Rp. 108,35 milyar. Kredit konsumsi mengalami penurunan pertumbuhan (melambat) tumbuh 8,90%(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 14,79%(yoy). Sementara itu kredit investasi masih mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -7,56% (yoy) setelah tumbuh -28,34% (yoy) pada triwulan sebelumnya. INDIKATOR Tabel 3.9. Perkembangan Usaha BPR di Kaltim Posisi (dalam Rp milyar) Pert. Tw 4-11 Pert. Tw 1-12 Tw 3-11 Tw 4-11 Tw1-12 qtq yoy qtq yoy Total Aset (Rp Miliar) % 3.95% -4.79% 5.40% DPK (Rp Miliar) % -1.61% -4.54% 5.39% Tabungan % 6.20% -8.77% 6.87% Giro Deposito % -6.94% -1.25% 4.35% Kredit (Rp Miliar) % 6.13% 1.06% 7.25% Modal Kerja % 6.57% -0.56% 8.32% Konsumsi % 14.79% 1.56% 8.90% Investasi % % 13.04% -7.56% Rasio NPL Gross (%) ,55 LDR (%) % % % Sumber : Simwas BPR Bank Indonesia 3.5. Asesmen Risiko Perbankan Risiko Kredit Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim mengalami peningkatan karena terdapat peningkatan persentase kredit bermasalah bruto (Gross- NPLs) untuk jenis penggunaan kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi, serta sebagian sektor ekonomi yang dibiayai. Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan mengalami peningkatan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan I-2012 sebesar 2,49% atau lebih tinggi jika dibandingkan nisbah NPLs pada triwulan IV-2011 sebesar 2,00% (Tabel 3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah nominal kredit bermasalah tercatat mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 24,95%(qtq) bila dibandingkan dengan posisi triwulan IV

56 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum di Kaltim Kolektibilitas Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12 Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy 1-Lancar 34,706 37,885 37, % 91.18% -0.46% 25.40% 2-Dalam Perhatian Khusus 2,716 2,475 2, % 6.33% 5.80% -2.99% 3-Kurang lancar % 0.59% % 74.29% 4-Diragukan % 0.36% 19.95% 22.49% 5-Macet % 1.54% 4.94% 5.70% NPLs (3+4+5) 1, % 2.49% 24.95% 19.20% Total Kredit 38,470 41,185 41, % % 0.43% 22.96% Sumber : LBU Bank Indonesia Risiko kredit menurut jenis penggunaan masih tercatat pada rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 4,02% (Tabel 3.11). Persentase NPLs kredit modal kerja mengalami penurunan dibandingkan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,82%. Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat masing-masing sebesar 1,58% dan 1,75%. Berdasarkan sektor ekonomi, secara umum nisbah NPLs tercatat relatif rendah (dibawah 5%), kecuali sektor konstruksi yang mengalami kenaikan sehingga NPLs mencapai 8,90%, jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 4,67%. Kenaikan pada sektor konstruksi dikarenakan banyaknya pembangunan sarana infrastruktur yang masih belum selesai tepat sesuai jadwal waktu yang ditentukan sehingga menambah sisi biaya. Tabel 3.11 Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum Keterangan Nominal NPL (Rp milyar) Pert. Tw1-12 Nisbah NPL (%) Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 +/- qtq Tw4-11 Tw1-12 Jenis Penggunaan Modal Kerja % 2.82% 4.02% Investasi % 1.55% 1.58% Konsumsi % 1.53% 1.75% Sektor Ekonomi Pertanian % 0.83% 0.70% Pertambangan % 2.01% 1.97% Perindustrian % 1.00% 1.21% Listrik, Gas & Air Konstruksi % 4.67% 8.90% Perdagangan % 2.10% 2.40% Angkutan % 2.07% 2.11% Jasa Dunia Usaha % 2.33% 2.33% Jasa Sosial % 2.34% 2.95% Lain-Lain % 1.49% 1.75% Total NPL , % 2.00% 2.49% Sumber : LBU Bank Indonesia 46

57 Perkembangan Perbankan Daerah Risiko Likuiditas Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan. Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 92,24% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Selain itu, prosentase simpanan jangka pendek pada triwulan I-2012 ini mengalami tren peningkatan jika dibandingkan dengan prosentase simpanan jangka pendek pada triwulan sebelumnya yang sebesar 91,52%, hal ini mengindikasikan adanya peningkatan risiko likuiditas perbankan. Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim Posisi (Rp milyar) Pert.Tw1-12 Komposisi Keterangan Tw3- Tw4- Tw1-12 -/+ qtq Tw4-11 Tw1-12 Jangka pendek Giro 15,496 17,463 21,190 3, % 26.38% 29.84% Tabungan 24,592 28,261 26,000 (2,261) -8.00% 42.70% 36.61% Simpanan bjk s.d 3 bulan 15,971 14,851 18,317 3, % 22.44% 25.79% Total DPK s.d 3 bulan 56,059 60,575 65,507 4, % 91.52% 92.24% Jangka menengah panjang Total DPK > 3 bulan 5,018 5,611 5,512 (99) -1.76% 8.48% 7.76% Total DPK 61,077 66,186 71,019 4, % 100% 100% Sumber : LBU Bank Indonesia Risiko Pasar Berdasarkan analisis grafis yang menghubungkan antara suku bunga kredit dengan rasio NPLs dalam periode triwulan I-2006 s.d triwulan I-2012 (Grafik 3.10), terlihat adanya pergerakan yang searah antara nisbah NPLs dengan suku bunga kredit. Hal ini didukung oleh i kredit npl Bunga Kredit (sumbu kiri) Gross NPLs (sumbu kanan) Grafik 3.10 Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs Sumber: LBU Bank Indonesia 47

58 Perkembangan Perbankan Daerah hasil penghitungan koefisien korelasi 2 kedua variabel tersebut yang hanya 0,66. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga kredit perbankan Perkembangan Sistem Pembayaran Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur triwulan I tahun 2012 menunjukkan peningkatan pertumbuhan. Sistem pembayaran tunai yang dilihat dari peredaran uang kartal (uang masuk dan uang keluar kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur 3 ) menunjukkan adanya peningkatan secara tahunan, begitu pula perkembangan sistem pembayaran non tunai baik RTGS dan kliring yang secara tahunan juga mengalami peningkatan Perkembangan Transaksi Tunai Perkembangan Pengedaran Uang Kartal Transaksi tunai antara perbankan dengan Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, pada triwulan I-2012 mencapai Rp 3,12 trilyun atau mengalami pertumbuhan sebesar 67,52% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (Grafik 5.1). Secara triwulanan, perkembangan transaksi tunai di Kaltim I-2012 mengalami pertumbuhan sebesar -43,33% (qtq). Dari nominal transaksi tunai pada periode triwulan laporan, jumlah uang yang keluar dari kas (outflow) Bank Indonesia di Kaltim mencapai Rp 1,45 trilyun. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 46,30% (yoy). Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp 1,66 trilyun atau naik sebesar 91,94% (yoy). Secara (Rp milyar) 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 - Outflow Growth (yoy) Inflow I II III IV I II III IV I % 100% 50% 0% -50% -100% Grafik 3.11 Peredaran Uang Kartal di Kaltim Sumber: Bank Indonesia Rp.milyar 3,000 2,000 1,000 - Inflow Smr Inflow Bpp Outflow Smr Outflow Bpp I II III IV I II III IV I Grafik 3.12 Peredaran Uang Kartal Wilker KBI Sumber: Bank Indonesia 2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah 3 Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur terdiri dari Bank Indonesia Provinsi Kaltim di Samarinda (Smr) dan Bank Indonesia Balikpapan (Bpp) 48

59 Perkembangan Perbankan Daerah keseluruhan, pada triwulan I-2012, Kalimantan Timur mengalami net intflow (jumlah uang yang masuk lebih besar dibandingkan dengan uang yang keluar) sebesar Rp. 204,60 milyar Jumlah Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk menjadi alat pembayaran karena mengalami kelusuhan atau rusak. Jenis uang yang termasuk dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia memberikan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk dalam kategori PTTB ini pada triwulan I-2012 mencapai Rp 546,76 milyar atau tumbuh sebesar 16,42% (yoy) (Grafik 5.3). Sedangkan secara triwulanan, jumlah PTTB ini mengalami peningkatan sebesar 86,17% (qtq) dibandingkan PTTB pada triwulan IV-2011 yang sebesar Rp 293,69 milyar Perkembangan Transaksi Non-Tunai Perkembangan Transaksi Kliring (Rp milyar) Kaltim Bpp Smr Growth I II III IV I II III IV I (yoy) 400% 300% 200% 100% 0% -100% Grafik 3.13 Jumlah PTTB per-wilker KBI Sumber: Bank Indonesia (Rp trilyun) Nilai Growth I II III IV I II III IV I II III IV I (yoy) 20% 10% 0% -10% -20% Grafik 3.14 Perkembangan Transaksi Kliring Sumber: Bank Indonesia Transaksi Kliring di Wilayah Kalimantan Timur pada Triwulan I mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (Grafik 5.4). Jumlah transaksi kliring triwulan I mencapai Rp 5,98 trilyun, atau apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya jumlah ini mengalami pertumbuhan 13,19%(yoy). Sementara itu volume transaksi kliring pada triwulan I-2012 mencapai 158,076 bilyet, jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011 volume transaksi ini mengalami penurunan transaksi sebesar -16,88%(yoy). Secara 49

60 Perkembangan Perbankan Daerah triwulanan, volume transaksi kliring di Kaltim pada triwulan I-2012 juga mengalami penurunan sebesar 15,71% (qtq) Perkembangan Transaksi BI-RTGS Nilai Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) di Kaltim pada triwulan I-2012 mencapai Rp 44,00 trilyun, atau tumbuh sebesar 3,95% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan transaksi RTGS periode laporan dipengaruhi oleh pertumbuhan yang terjadi pada nilai transaksi yang masuk ke Kaltim yang tumbuh sebesar 14,67% (yoy), sedangkan nilai (Rp Trilyun) Kaltim Growth yoy Growth qtq I II III IV I II III IV I Grafik 3.15 Perkembangan Transaksi RTGS Kaltim Sumber: Bank Indonesia 50% 25% 0% -25% transaksi keluar dari Kaltim mengalami penurunan sebesar 7,42% (yoy). Adanya peningkatan nilai transaksi secara tahunan tersebut tidak searah dengan perkembangan volume transaksi RTGS Kaltim yang mengalami penurunan sebesar -6,88% (yoy) dari volume transaksi RTGS pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi (Rp. Trilyun) Smr Bpp Kaltim growth I II III IV I II III IV I (yoy) 40% 30% 20% 10% 0% -10% Grafik 3.16 Perkembangan RTGS per Wilker KBI Sumber: Bank Indonesia volume transaksi RTGS di triwulan I tahun 2012 (Grafik 5.5). Secara triwulanan, volume transaksi RTGS pada triwulan I-2012 ini juga mengalami penurunan yaitu sebesar -13,88% (qtq). Berdasarkan Lokasi Kantor Perwakilan BI di wilayah Kalimantan Timur, nilai transaksi RTGS wilker BI Provinsi Kaltim di Samarinda pada triwulan I-2012 mencapai Rp. 30,36 trilyun atau tumbuh sebesar 2,20% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu nilai RTGS di BI Balikpapan tercatat sebesar Rp. 13,64 trilyun atau tumbuh sebesar 8,07% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (Grafik 5.6). 50

61 BAB IV KEUANGAN DAERAH 4.1 Gambaran Umum Realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2012 mengalami peningkatan kinerja dibandingkan dengan realisasi APBD pada triwulan I Secara prosentase, realisasi pendapatan APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2012 mengalami peningkatan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2011, begitu juga prosentase realisasi belanja yang juga memiliki realisasi diatas prosentase realisasi belanja pada APBD triwulan I Realisasi pendapatan APBD Kaltim triwulan I tahun 2012 secara total mencapai Rp. 3,29 trilyun atau secara persentase mencapai 36,21% dari total pendapatan APBD 2012 yang direncanakan di 2012 yaitu sebesar Rp. 9,10 trilyun. Apabila dilihat realisasi tiap komponen pendapatan, realisasi tertinggi dicapai oleh pendapatan transfer dan pendapatan asli daerah dengan nilai masing-masing sebesar Rp. 2,17 trilyun dan Rp. 1,12 trilyun, atau mengalami peningkatan sebesar 107,43% dan 63,56% jika dibandingkan dengan nilai realisasi pendapatan transfer dan pendapatan asli daerah pada APBD Kaltim triwulan I-2011 yang masing-masing sebesar Rp. 1,04 trilyun dan Rp. 0,68 trilyun (Gafik 4.1). Grafik 4.1 Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah Sementara itu realisasi belanja APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2012 secara nilai mencapai Rp. 983 milyar atau mengalami peningkatan 57,47% (yoy) dari realisasi belanja APBD Kaltim triwulan I-2011 sebesar Rp. 624 milyar. Apabila dilihat 51

62 Keuangan Daerah rincian realisasi belanja, nilai realisasi tertinggi dicapai oleh belanja operasi sebesar Rp. 721 milyar atau mengalami peningkatan sebesar 127,72%(yoy) dari belanja operasi pada triwulan yang sebesar Rp. 316 milyar. Sedangkan untuk realisasi belanja modal APBD Kaltim Triwulan I-2012 masih relatif kecil yaitu sebesar Rp. 15,50 milyar, justru mengalami penurunan sebesar 6,65% dari belanja modal pada triwulan yang sebesar Rp. 16,61 milyar (Grafik 4.2). Grafik 4.2 Belanja APBD Kaltim Triwulan I Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah 4.2 Pendapatan Realisasi pendapatan asli daerah (PAD) APBD Kaltim triwulan I-2012 tercatat sebesar Rp. 1,12 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 63,56% jika dibandingkan realisasi pada triwulan I-2011 yang sebesar Rp. 0,68 trilyun (Tabel 4.1). Dari jumlah tersebut, kontribusi utama berasal dari pendapatan pajak daerah sebesar Rp. 991,28 milyar dengan tingkat prosentase realisasi sebesar 27,86% dari jumlah total pendapatan pajak daerah yang direncanakan pada APBD tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 3,55 trilyun. Realisasi pendapatan pajak daerah yang memiliki kontribusi sebesar 88,44% terhadap realisasi pendapatan asli daerah ini mengalami peningkatan realisasi 54,97% dibandingkan periode yang sama tahun 2011 (Grafik 4.3). Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap PAD adalah lain-lain PAD yang sah yang berasal dari optimalisasi pemanfaatan dana kas daerah, pendapatan dari denda pajak, denda retribusi dan denda pengembalian, serta pendapatan rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, dengan nilai realisasi sampai dengan triwulan I-2012 sebesar Rp. 124,56 milyar atau 24,69% dari total yang direncanakan pada APBD Begitu pula realisasi dari retribusi daerah yang terdiri dari retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha dan perijinan memiliki tingkat 52

63 Keuangan Daerah realisasi yang cukup tinggi sebesar 48,16%. Sedangkan realisasi pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, masih relatif kecil yaitu sebesar 0,09%. Tabel 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I-2012 Uraian Jumlah (Milyar) Anggaran Realisasi Lebih /Kurang Realisasi (%) Pendapatan 9, , (5,806.87) Pendapatan Asli Daerah 4, , (3,174.91) Pendapatan Pajak Daerah 3, (2,567.22) Retribusi Daerah (5.23) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan (222.50) 0.09 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yg Sah (379.97) Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan 4, , (2,623.93) Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 4, , (2,249.93) Dana Alokasi Umum (35.09) Dana Alokasi Khusus (34.62) 0.00 Dana Insentif Daerah Dana Penyesuaian dan Otonom Khusus (304.29) Lain-Lain Pendapatan Daerah yg Sah (8.03) Pendapatan Hibah (8.03) Sumber: Biro Keuangan Pemprov.Kaltim, diolah Grafik 4.3 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kaltim Triwulan I Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah 53

64 Keuangan Daerah Pencapaian realisasi yang cukup tinggi juga ditunjukkan oleh pendapatan transfer atau dana perimbangan APBD Kaltim di triwulan I-2012 tercatat sebesar Rp. 2,17 trilyun atau secara prosentase realisasi sebesar 45,28% dari total pendapatan transfer. Realisasi pendapatan transfer atau dana perimbangan ini mayoritas berasal dari komponen dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak dengan nilai realisasi Rp. 2,03 trilyun atau memiliki kontribusi sebesar 93,82% terhadap total pendapatan transfer dan 61,82% terhadap total pendapatan APBD triwulan I Jika dibandingkan dengan nilai realisasi di triwulan , realisasi dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak di triwulan 1 tahun 2012 meningkat 97,86%(yoy) (Grafik 4.4). Dana bagi hasil dari pertambangan batubara, bagi hasil pertambangan gas bumi, bagi hasil pertambangan minyak bumi, dan iuran-iuran eksplorasi-eksplorasi (royalti) memiliki kontribusi yang sangat dominan pada komponen dana bagi hasil SDA (bagi hasil bukan pajak) APBD Kaltim. Grafik 4.4 Realisasi Pendapatan Transfer Kaltim Triwulan I Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah 4.3 Belanja Komponen belanja APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2012 menunjukkan nilai realisasi mencapai Rp. 983 milyar atau secara prosentase realisasi sebesar 9,36% dari total belanja yang direncanakan pada APBD tahun Realisasi ini mengalami peningkatan secara nilai jika dibandingkan dengan realisasi belanja pada APBD triwulan I yang hanya mencapai Rp. 624 milyar. Apabila dilihat rincian realisasi belanja, belanja operasi dan belanja modal sebagai bagian terbesar dari total belanja APBD masih mencapai prosentase realisasi yang cukup rendah masing-masing sebesar 12,11% dan 0,58%, begitu pula belanja transfer yang baru mencapai 13,31% (Tabel 4.2). Realisasi belanja operasi APBD Kaltim triwulan I-2012 mencapai Rp. 721,06 milyar atau secara prosentase sebesar 12,11% dibandingkan total belanja yang direncanakan di 54

65 Keuangan Daerah 2012 yang sebesar Rp. 5,95 trilyun. Nilai realisasi tersebut mengalami peningkatan 127,72% dibandingkan dengan nilai realisasi belanja operasi pada triwulan I-2011 yang sebesar Rp. 316,64 milyar. Jika dilihat setiap rincian realisasi belanja operasi, jenis belanja bantuan keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota memiliki kontribusi realisasi terbesar yaitu 54,11% terhadap total realisasi belanja operasi, dengan nilai realisasi pada triwulan I sebesar Rp. 390 trilyun atau mencapai 25,38% dari total rencana belanja bantuan keuangan pada APBD Kaltim Nilai realisasi belanja bantuan keuangan tersebut mengalami peningkatan cukup tinggi 272% dari realisasi belanja bantuan keuangan pada periode yang sama tahun lalu (Grafik 4.5). Belanja pegawai sebagai kontributor nilai realisasi terbesar kedua setelah belanja bantuan keuangan, pada triwulan I-2012 mencapai realisasi sebesar Rp. 169,21 milyar atau secara prosentase realisasi mencapai 13,39% dari total belanja pegawai yang direncanakan pada APBD Kaltim 2012 yang sebesar Rp. 1,26 trilyun. Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Triwulan I-2012 Uraian Jumlah (Milyar) Anggaran Realisasi Lebih /Kurang Realisasi (%) Belanja 10, (9,519.61) 9.36 Belanja Tidak Langsung/Operasi 5, (5,233.64) Belanja Pegawai 1, (1,094.70) Belanja Barang dan Jasa 2, (2,233.48) 2.76 Belanja Hibah (642.44) Belanja Bantuan Sosial (115.78) 0.00 Belanja Bantuan Keu. Prov/Kab/Kota 1, (1,147.24) Belanja Modal 2, (2,670.43) 0.58 Belanja Tidak Terduga (10.00) 0.00 Transfer 1, (1,605.53) Belanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota 1, (1,605.53) Sumber: Biro Keuangan Pemprov.Kaltim, diolah 55

66 Keuangan Daerah Grafik 4.5 Realisasi Belanja Operasi Triwulan I Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah Realisasi belanja modal APBD Kaltim triwulan I-2012 memiliki pencapaian realisasi yang masih kecil yaitu sebesar Rp. 15,50 milyar atau secara prosentase sebesar 0,58 %. Belanja jalan, irigasi, dan jaringan yang memiliki share terbesar pada komponen belanja modal masih menunjukkan nilai realisasi yang kecil sebagaimana juga terjadi pada triwulan I Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kegiatan proyek pembangunan infrastruktur di Kaltim pada awal tahun belum menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan kegiatan proyek pembangunan infrastruktur pada tahun lalu. 56

67 Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kaltim BOKS 2. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012 Ketersediaan infrastruktur sebagai salah satu sarana yang penting dalam mendorong perkembangan perekonomian daerah, mendapatkan perhatian yang besar dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Hal ini terlihat dari alokasi dana yang dianggarkan oleh Pemerintah Provinsi untuk kegiatan pembangunan jalan dan jembatan di tahun 2012 yang masih sangat besar. Anggaran tersebut digunakan bukan hanya untuk melanjutkan pembangunan proyek infrastruktur yang telah ada (multiyears project), namun anggaran tahun 2012 juga dialokasikan untuk proyek pembangunan infrastruktur yang mulai dilakukan tahun ini. Dari beberapa program pembangunan jalan dan jembatan pada Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur, diantaranya merupakan program dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Proyek pembangunan tersebut antara lain pengerjaan jalan tol Samarinda-Balikpapan, pembangunan jembatan Pulau Balang Balikpapan-Penajam Paser Utara, pelabuhan Kariangau Balikpapan, pelabuhan Palaran Samarinda dan pembangunan pelabuhan internasional Maloy di Kabupaten Kutai Timur. Oleh karena itu, pada tahun anggaran 2012 proyek-proyek ini masih mendapat porsi alokasi APBD yang cukup besar dari Bidang Bina Marga terutama untuk pembangunan belanja pengadaan konstruksi jalan. (Tabel B1.1). Tabel B1.1 Pembiayaan Jalan dan Jembatan TA dan 2012 Bidang Bina Marga Sumber Dana APBD Sumber: Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kaltim Dari beberapa program pembangunan jalan dan jembatan tersebut, pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda mendapat alokasi terbesar pada APBD Kaltim tahun anggaran 2012, baik jika dilihat dari alokasi anggaran pengadaan konstruksi jalan maupun anggaran untuk belanja pengadaan lahan. Alokasi untuk pembangunan jalan tol pada tahun anggaran 2012 sebesar Rp. 750 milyar, meningkat Rp. 250 milyar atau 50,02% dibandingkan tahun anggaran 2011 yang mendapatkan alokasi dana sebesar Rp. 499 milyar. Sementara itu alokasi 57

68 Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kaltim anggaran pembebasan lahan yang baru dianggarkan pada tahun 2012 ini mendapat alokasi sebesar Rp.168 milyar, namun anggaran ini digabungkan dengan pembebasan lahan untuk pembangunan jembatan kembar. Pembangunan jalan tol ini walaupun sudah masuk dalam program pembangunan MP3EI dan telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2011, pada prosesnya menghadapi beberapa kendala diantaranya izin menteri kehutanan terkait lokasi pembangunan jalan tol yang melewati kawasan Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto dan Hutan Lindung Sungai Manggar (HLSM). Selain pembangunan jalan tol, proyek yang mendapatkan alokasi cukup besar pada tahun anggaran 2012 ini adalah pembangunan jembatan Pulau Balang bentang pendek 400 m, yang mendapatkan alokasi sebesar Rp. 65 milyar, meningkat sebesar Rp. 43 milyar (195,67%) dari tahun anggaran Selain itu juga dialokasikan program pembangunan jalan dan jembatan Dinas Pekerjaan Umum Bagian Bina Marga untuk Pelabuhan Kariangau yang terbagi menjadi dua yaitu pembangunan jalan Km. 13 sebesar Rp. 40 milyar dan pembangunan jalan Ramp 3 dan 4 Km.13 sebesar Rp. 24 milyar, namun dari kedua pembangunan tersebut anggaran yang dialokasikan mengalami penurunan 27,78% dari anggaran tahun Sementara itu pada proyek pengembangan pelabuhan Palaran Samarinda, pemindahan dari pelabuhan Yos Sudarso (lama) ke Terminal Peti Kemas (TPK) Palaran saat ini masih belum didukung dengan kesiapan infrastruktur berupa akses jalan. Oleh karena itu pada anggaran tahun 2012 dialokasikan pembangunan jalan Samarinda menuju Sanga-Sanga (TPK Palaran) untuk belanja pengadaan konstruksi jalan sebesar Rp. 94 milyar. Selain beberapa proyek tersebut diatas, beberapa alokasi anggaran untuk pembangunan jalan dan jembatan di Kaltim antara lain pembanguna jembatan Kembar Samarinda, jalan akses Maloy, dan pembangunan jalan Km.38 Semoi Sepaku Petung (Tabel B1.2). Tabel B1.2 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan TA Sumber: Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kaltim 58

69 BAB V PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Perkembangan jumlah penduduk Kalimantan Timur yang berusia 15 tahun ke atas berdasarkan survei Ketenagakerjaan bulan Februari 2012, berjumlah orang. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 3,55% (yoy) (dibandingkan data bulan Februari 2011) atau bertambah sebanyak orang. Dari jumlah penduduk usia 15 tahun keatas, yang termasuk dalam kategori angkatan kerja berjumlah orang. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 6,96% (yoy) atau bertambah sebanyak orang dari periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 69,89%, lebih tinggi dibandingkan dengan TPAK bulan Februari 2011 yang sebesar 67,66%. Sementara itu, jumlah pengangguran di Kaltim mengalami penurunan 2,67% (yoy) dari orang menjadi orang, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 10,21% menjadi 9,29% (Tabel 5.1). Tabel 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur dilihat dari rata-rata indeks kondisi ketersediaan lapangan kerja triwulan I tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata indeks kondisi ketersediaan lapangan kerja triwulan I tahun 2011 sebesar 86,17 atau mengalami peningkatan 22 poin dari indeks rata-rata periode yang sama tahun sebelumnya (Grafik 5.1). Jika dilihat dari indeks rata-rata ekspektasi ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang dari hasil survei konsumen Bank Indonesia, ekspektasi konsumen 59

70 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan masih berada pada level optimis yaitu sebesar 117,17 poin, mengalami peningkatan 22,67 poin dari periode yang sama tahun sebelumnya. Indeks 140 Kondisi ketersediaan lapangan kerja Ekspektasi ketersediaan lap.kerja 6 bln y.a.d Grafik 5.1 Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Dilihat dari status pekerjaan utama, dari orang pekerja di Kalimantan Timur, status pekerjaan utama terbanyak sebagai buruh/karyawan sebesar orang atau 50,09%, diikuti berusaha sendiri sebesar orang atau 16,36%, berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar atau 13,87% dan pekerja tidak dibayar orang atau 13,24%, sedangkan pekerja bebas di pertanian orang atau 0,65% (Tabel 5.2). Tabel 5.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah 60

71 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan Ditinjau dari perkembangan pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) data Jamsostek kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Timur menunjukkan adanya penurunan. Indikasi ini terlihat dari pencairan JHT secara nominal yang mengalami peningkatan dari Rp 15,56 milyar pada triwulan I-2011 menjadi Rp 20,10 milyar pada triwulan I-2012 atau mengalami peningkatan sekitar 29,17% (yoy) (Grafik 6.2). (Rp juta) Jaminan Hari Tua y-o-y (%) I II III IV I II III IV I II III IV I (100) Grafik 6.2 Perkembangan Nominal Jaminan Hari Tua (JHT) di Samarinda Sumber: PT. Jamsostek Kantor Cabang Samarinda, diolah. 5.2 Kesejahteraan Kondisi kesejahteraan masyarakat di triwulan I-2012 diperkirakan sedikit meningkat dibandingkan triwulan IV-2011 dan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini diindikasikan oleh Indeks Keyakinan Konsumen yang mengalami kecenderungan meningkat (Grafik 6.3). Peningkatan keyakinan tersebut berasal dari meningkatnya kondisi ekonomi saat ini yang naik dari rata-rata 102,00 pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi rata-rata 115,56 pada triwulan I-2012 atau meningkat 4,56 poin dari rata-rata triwulan IV-2011 yang sebesar 111,00 poin. Sementara itu ekspektasi konsumen mengalami peningkatan dari rata-rata 126,66 pada triwulan I-2011 menjadi rata-rata 131,50 poin pada triwulan I-2012 namun mengalami sedikit penurunan 1,94 poin dari rata-rata 133,44 pada triwulan IV Walaupun demikian baik perkembangan keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi maupun ekspektasi konsumen ke depan menunjukkan tingkat optimisme yang masih terjaga. 61

72 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan Indeks Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini Ekspektasi Konsumen Masyarakat memperkirakan bahwa penghasilan mereka pada enam bulan yang akan datang masih tetap optimis sebagaimana tercermin pada Indeks Ekspektasi (Grafik 6.4). Kondisi tersebut tercermin dari rata-rata Indeks Ekspektasi Penghasilan triwulan I sebesar 145,00 dan mengalami penurunan 3,50 poin dibandingkan rata-rata pada triwulan IV Sementara itu, optimisme konsumen terhadap ekspektasi penghasilan 6 (enam) bulan yang akan datang berasal dari jumlah konsumen yang mengatakan tingkat penghasilan mengalami kenaikan/lebih baik sebanyak 42,00 persen, penghasilannya tetap sebanyak 57,50 persen dan sisanya hanya 0,50 persen menyatakan penghasilannya mengalami penurunan. Grafik 5.3 Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Indeks Kondisi Penghasilan Ekspektasi Penghasilan Grafik 5.4 Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia 62

73 BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 6.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan II-2012 Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar Indeks antara 6,3% + 0,5 (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan April 2011 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 120,50. Hal ini dipengaruhi oleh sebagian besar komponen ekspektasi konsumen yang cukup optimis (Grafik 7.1), terutama ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan dan ekspektasi terhadap penghasilan. Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja Garis Grafik 6.1 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survey Konsumen BI Dari sisi permintaan pertumbuhan positif didukung oleh meningkatnya kinerja ekspor Kaltim dan semakin mengeliatnya kegiatan investasi seiring dengan bertambahnya kebutuhan masyarakat dan kegiatan ekonomi sehingga meningkatkan iklim usaha di Kaltim. Sementara itu dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Kaltim masih didukung USD minyak wti (per barel) coal (per MT) Grafik 6.2 Harga Komoditas Minyak & Batubara Sumber : Datastream Bloomberg oleh perkembangan positif di sektor pertambangan dan penggalian yang diperkirakan masih cukup tinggi karena stabilnya permintaan dan masih baiknya harga komoditas unggulan Kaltim yaitu minyak mentah dan batubara di pasar internasional (Grafik 7.2). Selain itu meningkatnya kegiatan ekonomi terutama kegiatan investasi dan proyek-proyek pembangunan 63

74 Prospek perekonomian Daerah infrastruktur di triwulan II-2012 juga akan memberikan efek pertumbuhan positif pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor angkutan dan komunikasi sebagai sektor pendukung. 6.2 Prospek Perkembangan Inflasi Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan I diperkirakan akan meningkat dan berada pada kisaran 6,1% + 0,5 (yoy). Pergerakan harga komoditas pangan di pasar dunia seperti minyak sawit mengalami tren kenaikan sehingga diperkirakan akan meningkatkan produk turunannya seperti minyak goreng, sementara harga komoditas gula relatif stabil (Grafik 7.3 dan Grafik 7.4). Inflasi di Kaltim pada triwulan depan diperkirakan banyak disumbangkan dari peningkatan harga bahan makanan. Berdasarkan pemantauan harga pada April dan awal Mei 2012 yang dilakukan oleh Disperindagkop Provinsi Kaltim, beberapa komoditas utama bahan kebutuhan pokok di kota Samarinda pada April 2012 mulai mengalami peningkatan diantaranya beras, minyak goreng, sayuran, dan bumbu-bumbuan (bawang merah, bawang putih) (Grafik 7.5). Sementara bahan makanan produk peternakan seperti telur ayam ras, daging ayam ras, dan daging sapi relatif lebih stabil (Grafik 7.6). Faktor yang mendorong kenaikan harga beberapa komoditas tersebut adalah berkurangnya jumlah pasokan yang disebabkan oleh faktor cuaca buruk yang mengganggu panen dan kelancaran distribusi barang. Sementara itu, sumber tekanan inflasi inti diperkirakan masih berasal dari kelompok perumahan yaitu meningkatnya harga semen (jumlah semen yang langka dibandingkan kebutuhan di Kaltim) dan peningkatan biaya sewa rumah atau biaya tempat tinggal di Kaltim. USD/pound USD/MT 1,600 1, , Grafik 6.3 Harga Komoditas Gula Grafik 6.4 Harga Minyak Kelapa Sawit Sumber : Datastream Bloomberg 64

75 Prospek Perekonomian Daerah (mtm) 80% Cabe Merah Besar Minyak Goreng Tepung Terigu Beras Bengawan Gula Pasir (DN) Bawang Merah 60% 40% 20% 0% -20% % Grafik 6.5 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1) Sumber : Disperindagkop Provinsi Kaltim (mtm) Daging Ayam Boiler Telur Ayam Boiler Daging Sapi 40% 30% 20% 10% 0% -10% % -30%. Grafik 6.6 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2) Sumber : Disperindagkop Provinsi Kaltim 65

76 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH 1. Inflasi dan PDRB 66

77 2. Perbankan 67

78 3. Sistem Pembayaran 68

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triw u lan IV-2011 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2010 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV 21 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunianya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I - 21 Kantor Bank Indonesia Samarinda RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN I-21 I. Gambaran

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan 01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN II-2011 KANTOR BANK INDONESIA PONTIANAK Penanggung Jawab: Kelompok Kajian, Statistik dan Survey (KKSS) Kantor Bank Indonesia Pontianak Jl. Ahmad

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 No. 06/05/62/Th.V, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2011 dibanding Triwulan yang sama tahun 2010 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur mulai memperlihatkan tanda pemulihan dari tekanan gejolak penurunan harga minyak mentah maupun harga pangan dunia (CPO) yang

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN III 211 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Kelompok Kajian Ekonomi Bank Indonesia Denpasar Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar Bali,

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 211 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan ii Daftar Isi Ringkasan Eksekutif Halaman v Tabel Indikator Ekonomi Banten Halaman ix Bab I Perkembangan Makro Ekonomi Regional Halaman 1 Sisi Permintaan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV-2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 No. 10/02/63/Th XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 010 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,58 persen, dengan n pertumbuhan tertinggi di sektor

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III-2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Kendari, Mei 2010 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin

Kendari, Mei 2010 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN JAWA TIMUR TRIWULAN III INDONESIA SURABAYA

KAJIAN JAWA TIMUR TRIWULAN III INDONESIA SURABAYA KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR TRIWULAN III - 2012 BANK INDONESIA SURABAYA Penerbit : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Ekonomi Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Visi, Misi Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan IV - 2008 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung i Visi, Misi Bank Indonesia Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN IV 21 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Kelompok Kajian Ekonomi Bank Indonesia Denpasar Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar Bali,

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian Misi Bank Indonesia kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011 No. 059/11/63/Th.XV, 7 November 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011 Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2011 triwulan II-2011 (q-to-q) mencapai angka 8,13 persen. Pertumbuhan tertinggi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN TRIWULANAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA BANK INDONESIA TERNATE Jl. Jos Sudarso No.1 Tenate Telp. 62-921-3121217 Fax : 62-921-3124017 LAPORAN TRIWULANAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan V2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci