KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur

2 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan I-2013 dapat diselesaikan dan disusun dengan baik dan tepat waktu serta dipublikasikan kepada stakeholders Bank Indonesia. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Timur diterbitkan secara periodik setiap triwulan sebagai perwujudan peranan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dalam memberikan informasi kepada stakeholders tentang perkembangan ekonomi Kalimantan Timur terkini serta prospeknya ke depan. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu referensi atau acuan dalam proses diskusi atau proses pengambilan kebijakan berbagai pihak terkait. Analisa pada kajian ini menggambarkan perekonomian daerah Provinsi Kalimantan Timur didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak seperti instansi di lingkungan pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Timur, Badan Pusat Statistik, pelaku usaha dan akademisi, laporan dari perbankan serta data hasil analisis intern Bank Indonesia dan sumber-sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami menyadari bahwa buku kajian ini masih belum sempurna ataupun terdapat penyajian data yang kurang tepat, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan kritikan, masukan, dan saran untuk lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang maksimal di masa yang akan datang. Akhirnya besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dalam memahami perekonomian Kalimantan Timur. Terima kasih. Samarinda, Mei 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Ameriza M. Moesa Kepala Perwakilan i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii RINGKASAN EKSEKUTIF... x I. Assesmen Perkembangan Ekonomi Makro... x II. Assesmen Perkembangan Inflasi... x III. Assesmen Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran... x IV. Assesmen Perkembangan Keuangan Daerah...xi V. Assesmen Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan...xi VI. Assesmen Prospek Perekonomian... xii BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Gambaran Umum Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Ekspor dan Impor Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor Bangunan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor Lainnya iii

4 BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI KALIMANTAN TIMUR Gambaran Umum Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan(qtq) Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Tahunan Kota Samarinda Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Inflasi Tahunan Kota Tarakan BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Gambaran Umum Perkembangan Usaha Bank Umum Total Aset dan Aktiva Produktif Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Penyaluran Kredit Bank Umum a. Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim b. Kredit Bank Umum berlokasi Proyek di Kaltim Perkembangan Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Perkembangan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Perkembangan Aset BPR di Kaltim Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR di Kaltim Perkembangan Perbankan Syariah Aset Dana Pihak Ketiga Penyaluran Kredit Assesmen Risiko Perbankan Risiko Kredit Risiko Likuiditas iv

5 3.5.3 Risiko Pasar Kondisi Umum Sistem Pembayaran Perkembangan Transaksi Tunai Perkembangan Pengedaran Uang Kartal Jumlah Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal Perkembangan Transaksi Non-Tunai Perkembangan Transaksi Kliring Perkembangan Transaksi BI-RTGS BAB IV KEUANGAN DAERAH Gambaran Umum Pendapatan Belanja BAB V PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Kesejahteraan BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I Prospek Perkembangan Inflasi Boks. Prospek Industri Batu Bara Tahun 2013 LAMPIRAN v

6 DAFTAR TABEL Halaman 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur Komoditas Utama Ekspor Non Migas Kaltim Triwulan I Komoditas Impor Non Migas Utama Kaltim Triwulan I Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I Inflasi Triwulan (qtq) di Kota Samarinda Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Samarinda Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Balikpapan Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Tarakan Inflasi Tahunan Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang & Jasa Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa Perkembangan Inflasi Nasional, Kaltim dan Kota Jumlah Kantor Bank di Kalimantan Timur Perkembangan Kinerja Bank Umum Berdasarkan Kabupaten/Kota di Kaltim Perkembangan Jumlah Aset dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum di Kaltim Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Perkembangan Kredit UMKM di Kalimantan Timur Perkembangan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perkembangan Usaha BPR di Kaltim Perkembangan Kolekbilitas Kredit Bank Umum di Kaltim Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim Realisasi Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I Realisasi Belanja APBD Kaltim Triwulan I Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltim per SKPD Trwulan I Perkembangan Ketenagakerjaan di Kaltim Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama vi

7 DAFTAR GRAFIK Halaman 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy) Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Indeks Ekspektasi Konsumen Kredit Konsumsi Belanja Modal APBD Realisasi Investasi Kredit Investasi Jumlah Proyek Investasi Kaltim Ekspor Pelabuhan Samarinda Nilai Ekspor Non Migas Kalimantan Timur Volume Ekspor Non Migas Kalimantan Timur Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Nilai Impor Non Migas Kaltim Volume Impor Non Migas Kaltim Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas Indeks Produksi Padi Indeks Produksi Sawit Kredit Sektor Pertanian Indeks Produksi Batubara Produksi 3 Perusahaan Terbesar PKP2B Kredit Pertambangan Produksi Kilang Minyak Kaltim Produksi LNG Kredit Sektor Industri Kredit Konstruksi Penjualan Retail Kredit Perdagangan Arus Penumpang Pelabuhan Samarinda Perkembangan Kredit Kaltim a Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy) b Inflasi Provinsi se-kalimantan Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm) vii

8 3.1 KinerjaTriwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq) Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) Perkembangan Simpanan Masyarakat Perkembangan Suku Bunga kredit di Kaltim Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Perkembangan Kredit Bank Umum berlokasi Proyek di Kaltim Proporsi Penyaluran Kredit UMKM Perkembangan Penyaluran Kredit UMKM Perkembangan Aset BPR Perkembangan DPK BPR Perkembangan Kredit BPR Perkembangan Aset Perbankan Syariah Pangsa Indikator DPK Syariah Pertumbuhan DPK Syariah Pertumbuhan Kredit Perbankan Syariah (qtq & yoy) Perkembangan Kredit Perbankan Syariah Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs Peredaran Uang Kartal di Kaltim Peredaran Uang Kartal di Kaltim Berdasarkan Wilayah Kerja KPw BI Jumlah PTTB per-wilker KBI Perkembangan Transaksi Kliring Perkembangan Transaksi RTGS Perkembangan RTGS per Wilker KBI Realisasi Pendapatan (Nilai) Realisasi Pendapatan (Persentase) Realisasi Belanja (Nilai) Realisasi Belanja (Persentase) Realisasi Pendapatan Transfer Realisasi Pendapatan Asli Daerah Realisasi Belanja Operasional Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen Indeks Kenyakinan Konsumen Indeks Penghasilan Indeks Ekspektasi Konsumen Acuan dan Harga Internasional Batubara Harga Komoditas Gula-Kedelai Harga Minyak Kelapa Sawit viii

9 6.5 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1) Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2) ix

10 RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER) TRIWULAN I-2013 ASSESMEN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 tumbuh positif, yaitu sebesar 0,22%(yoy). Pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan triwulan IV-2012 yang tumbuh sebesar 2,02%(yoy), dan lebih rendah jika dibandingkan PDB Nasional yang tumbuh 6,02%(yoy). Dari sisi permintaan, pelambatan ekonomi di triwulan I-2013 dipicu oleh penurunan kinerja ekspor luar negeri, di samping komponen pengeluaran pemerintah dan investasi yang juga tumbuh melambat. Sementara dari sisi penawaran, pelambatan disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor industri pengolahan karena semakin terkontraksinya produksi LNG, serta pelambatan beberapa sektor yang memberikan kontribusi cukup signifikan lainnya seperti sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Penopang pertumbuhan secara sektoral berasal dari peningkatan sektor pertambangan dan penggalian terutama meningkatnya (recovery) produksi tambang batubara Kaltim akibat mulai meningkatnya permintaan internasional sebagai imbas dari optimisme membaiknya perekonomian global. ASSESMEN PERKEMBANGAN INFLASI Pada periode triwulan I-2013 laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 menunjukkan tren peningkatan. Inflasi Kalimantan Timur triwulan I-2013, tercatat sebesar 6,29%(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi triwulan IV-2012 sebesar 5,61%(yoy). Laju inflasi Kaltim ini berbeda arah dengan laju inflasi tahunan nasional yang mengalami sedikit penurunan dari 4,31% di triwulan IV-2012 menjadi 4,3(yoy) di triwulan I Sementara itu, secara total inflasi di Kalimantan mengalami peningkatan dari 5,83% (yoy) di triwulan IV-2012 menjadi 5,98% (yoy) di triwulan I-2013, dengan peningkatan inflasi terjadi di provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. ASSESMEN PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Pencapaian awal tahun 2013 triwulan pertama bagi perkembangan perbankan mengalami pertumbuhan yang melambat. Meskipun melambat, indikator perbankan menunjukkan pertumbuhan yang masih positif, sebagaimana tercermin pada pertumbuhan positif tiga faktor utama yaitu Aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) serta penyaluran kredit perbankan yang secara tahunan (yoy) mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 8,38%, 12,96%, dan x

11 RINGKASAN EKSEKUTIF 24,58%. Kondisi tersebut sejalan dengan pertumbuhan nasional yang juga mengalami perlambatan pertumbuhan masing-masing sebesar 14,25%, 13,5 dan 19,97%. Fungsi intermediasi perbankan yang tercermin pada Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat pada kisaran 65,06% dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 59,0(qtq). Peningkatan fungsi intermediasi tersebut didorong oleh membaiknya penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh bank yang selanjutnya disalurkan melalui kredit pada sektor produktif. Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur sampai dengan triwulan I-2013 menunjukkan peningkatan pertumbuhan secara tahunan. Transaksi tunai yang mencapai Rp 3,96 triliun pada triwulan I-2013 atau naik 27,04% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu transaksi pembayaran melalui kliring di Wilayah Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari sisi nilai mencapai Rp 6,07 triliun, atau apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya jumlah ini mengalami peningkatan 1,49%(yoy), dan dari sisi volume transaksi mencapai bilyet. Sedangkan nilai transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) di Kaltim pada triwulan I-2013 mencapai Rp 67,88 triliun, atau tumbuh sebesar 54,27% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. ASSESMEN PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2013 secara umum masih menunjukkan pertumbuhan positif, sebagaimana terlihat pada realisasi belanja jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun Meskipun dari sisi realisasi pendapatan sedikit mengalami penurunan. Total pendapatan APBD Provinsi Kaltim yang terealisasi sampai dengan triwulan I mencapai Rp. 2,32 trilyun atau mengalami penurunan -31,26% dibandingkan total pendapatan realisasi pada triwulan yang sama tahun 2012 sebesar Rp. 3,37 trilyun. Sementara itu realisasi belanja APBD provinsi Kaltim pada triwulan I-2013 secara nilai mencapai Rp. 1,18 trilyun atau mengalami peningkatan 20,59% (yoy) dibanding realisasi tahun 2012 yakni sebesar Rp. 983 milyar. ASSESMEN PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Timur menunjukkan kondisi yang lebih baik dari triwulan sebelumnya. Perkembangan jumlah penduduk Kalimantan Timur yang berusia 15 tahun ke atas berdasarkan survei ketenagakerjaan bulan Februari 2013, berjumlah orang. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 3,54% (yoy) (dibandingkan data bulan Februari 2012) atau bertambah sebanyak orang. Dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas, yang termasuk dalam kategori angkatan kerja berjumlah orang. Jumlah ini mengalami pertumbuhan xi

12 RINGKASAN EKSEKUTIF sebesar 3,12% (yoy) atau bertambah sebanyak orang dari periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 69,6, lebih tinggi dibandingkan dengan TPAK bulan Agustus 2012 yang sebesar 66,64%. Sementara itu, jumlah pengangguran di Kaltim mengalami penurunan 1,48% (yoy) dari orang menjadi orang, begitu pula Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dibandingkan dengan periode Agustus tahun 2012, yaitu dari 8,9 menjadi 8,87%. ASSESMEN PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2013 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 1,7 + 1 % (yoy). Dari sisi permintaan, faktor positif pendorong pertumbuhan diperkirakan berasal dari peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat, banyaknya even kegiatan kampanye menjelang Pilkada Gubernur, serta semakin membaiknya iklim usaha di Kaltim. Sementara itu kinerja ekspor Kaltim diperkirakan masih mengalami kontraksi meskipun magnitudenya semakin mengecil. Ekspor komoditas migas diperkirakan masih mengalami penurunan, sebaliknya komoditas non migas mulai meningkat seiring dengan mulai meningkatnya perkembangan harga batubara internasional. Perkiraan peningkatan harga batubara tersebut juga akan berimbas pada sisi penawaran, dimana sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor utama perekonomian Kaltim juga diperkirakan akan mengalami peningkatan kinerja di triwulan II Membaiknya perekonomian Amerika Serikat yang ditunjukkan dengan rendahnya tingkat pengangguran, memberikan optimisme terhadap peningkatan perekonomian global sehingga akan meningkatkan kebutuhan energi (batubara) dunia. Tekanan inflasi Kaltim pada triwulan II-2013 diperkirakan meningkat dibandingkan posisi triwulan I-2013 yang tercatat 6,29% (yoy). Laju inflasi Kaltim pada triwulan mendatang diperkirakan berada pada kisaran 6,89 +1% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi diperkirakan berasal dari kenaikan harga bahan makanan terutama bumbu-bumbuan dan sayuran. Faktor yang menahan laju inflasi antara lain pergerakan harga komoditas pangan di pasar dunia seperti minyak sawit dan kedelai diperkirakan masih cukup rendah sehingga akan menurunkan harga produk turunannya seperti minyak goreng, tahu, dan tempe. Sementara itu peningkatan inflasi inti diperkirakan masih bersumber dari kenaikan kelompok Perumahan, serta kenaikan harga kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga mendekati pergantian tahun ajaran baru. xii

13 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.1 Gambaran Umum Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 tumbuh positif, yaitu sebesar 0,22%(yoy). Pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan triwulan IV-2012 yang tumbuh sebesar 2,02%(yoy), dan lebih rendah jika dibandingkan PDB Nasional yang tumbuh 6,02%(yoy) (Grafik 1.1). (% yoy) Kaltim Nasional Kaltim Nasional Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah Dari sisi permintaan, pelambatan ekonomi di triwulan I 2012 dipicu oleh penurunan kinerja ekspor luar negeri, di samping komponen pengeluaran pemerintah dan investasi yang juga tumbuh melambat. Sementara dari sisi penawaran, pelambatan disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor industri pengolahan karena semakin terkontraksinya produksi LNG, serta pelambatan beberapa sektor yang memberikan kontribusi cukup signifikan lainnya seperti sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Penopang pertumbuhan secara sektoral berasal dari peningkatan sektor pertambangan dan penggalian terutama meningkatnya (recovery) produksi tambang batubara Kaltim akibat mulai meningkatnya permintaan internasional sebagai imbas dari optimisme membaiknya perekonomian global. 1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan disumbangkan secara positif oleh hampir semua komponen, kecuali ekspor neto. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasal dari komponen investasi yaitu sebesar 1,11%, diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 0,92% (Tabel 1.1). Meskipun cenderung melambat, pertumbuhan investasi di Kaltim masih cukup tinggi 7,23% (yoy). 2

14 Bab 1-Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur Sumber : BPS Kaltim, diolah Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi rumah tangga Kaltim di triwulan I-2013 tumbuh sebesar 6,44%(yoy), meningkat dari 6,32%(yoy) pada triwulan sebelumnya. Peningkatan konsumsi rumah tangga ini ditengarai oleh meningkatnya Upah Minimum Provinsi Kaltim yang cukup tinggi pada tahun 2013 sebesar 48,86% sehingga meningkatkan daya beli msyarakat Kaltim. Peningkatan konsumsi rumah tangga dikonfirmasi dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Provinsi Kaltim pada triwulan I-2013, dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara umum masih menunjukkan optimisme masyarakat Kaltim (di atas level 100), serta level keyakinan mengalami peningkatan dibandingkan level keyakinan pada triwulan IV-2012 (Grafik 1.2). (Indeks) 160 Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen Garis 100 Indeks Kondisi Ekonomi Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia Optimisme keyakinan konsumen masih terjaga oleh optimisme terhadap kondisi ekonomi (IKE), terutama yang berasal dari pembelian barang tahan lama dan keyakinan 3

15 Bab 1-Perkembangan Ekonomi Makro Regional terhadap penghasilan. Begitu pula ekspektasi konsumen (IEK) ke depan juga mengalami peningkatan, berasal dari meningkatnya ekspektasi terhadap penghasilan, kondisi ekonomi, maupun ketersediaan lapangan pekerjaan (Grafik 1.3 dan 1.4). Peningkatan konsumsi rumah tangga di Kaltim juga dipengaruhi oleh masih tingginya pertumbuhan kredit konsumsi perbankan berdasarkan lokasi proyek pada triwulan I-2013 yang secara tahunan sebesar 20,93%, atau meningkat dari Rp.15,71 trilyun pada triwulan I-2012 menjadi Rp.19,01 trilyun di triwulan I-2013 (Grafik 1.5). Pertumbuhan tersebut relatif stabil dari pertumbuhan di triwulan sebelumnya yang mencapai 22,59%(yoy). Penghasilan Saat Ini Pembelian Durable Goods Indeks Ketersediaan Lap. Kerja Garis Eksp. Penghasilan Eksp. Ekonomi Indeks Eksp. Ketersediaan Lap.Kerja Garis Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia (Rp milyar) Konsumsi growth (yoy) 20,000 16,000 12,000 8,000 4,000 (yoy) * Grafik 1.5 Kredit Konsumsi Sumber : LBU Bank Indonesia Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran pemerintah pada triwulan I-2013 tumbuh sebesar 3,17%(yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2012 yang tercatat sebesar 5,62%. Pelambatan pertumbuhan belanja pemerintah daerah pada triwulan I-2013 dapat dilihat pada pelambatan konsumsi APBD secara tahunan yang diperkirakan berasal dari lambatnya realisasi belanja modal pada triwulan laporan, baik dari sisi anggaran maupun penyelesaian fisiknya (Grafik 1.6). Hal ini disebabkan oleh realisasi belanja infrastruktur untuk pembuatan jalan dan sarana perhubungan relatif kecil, serta beberapa proyek besar multiyears yang belum menunjukkan angka realisasi yang tinggi (signifikan) pada 4

16 Bab 1-Perkembangan Ekonomi Makro Regional awal tahun ini, antara lain pembangunan freeway Balikpapan-Samarinda, pembangunan jembatan Pulau Balang, serta pembangunan Bandara Samarinda Baru. Indeks Belanja Modal APBD g (yoy) 260 growth Grafik 1.6 Belanja Modal APBD Sumber : Prompt Indicator BPS Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 7,23%(yoy), sedikit lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2012 sebesar 8,47%(yoy). Pelambatan pertumbuhan PMTDB sebagai proksi dari kegiatan investasi dapat dilihat dari melambatnya realisasi investasi (Grafik 1.7) pada triwulan laporan. Indeks Realisasi Investasi g (yoy) growth % % % (Rp milyar) Investasi growth (yoy) (yoy) 32, ,000 24,000 20, ,000 12, ,000 4, * Grafik 1.7 Realisasi Investasi Sumber : LBU Bank Indonesia Grafik 1.8 Kredit Investasi Sumber : LBU Bank Indonesia Pelambatan investasi juga ditunjukkan oleh pembiayaan kredit investasi perbankan berdasarkan lokasi proyek di Kaltim yang mencapai Rp.30,11 trilyun atau tumbuh 27,91%, lebih lambat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 36,11%(yoy) (Grafik 1.8). Sementara itu data BPPMD provinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa realisasi investasi PMA pada triwulan I-2013 mencapai 136 juta USD (78 proyek), mengalami penurunan dibandingkan triwulan I-2012 yang mencapai 245,54 juta USD (72 proyek). Namun sebaliknya, investasi PMDN mengalami peningkatan yang signifikan dari Rp. 2,29 trilyun (20 proyek) di triwulan I-2012 menjadi Rp. 4,85 trilyun (24 proyek) di triwulan I-2013 (Grafik 1.9). 5

17 Bab 1-Perkembangan Ekonomi Makro Regional Ekspor dan Impor Kinerja ekspor Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 mengalami kontraksi - 1.8, turun dibandingkan pertumbuhan ekspor di triwulan IV-2012 yang tumbuh positif 1,26%(yoy). Kondisi ini terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja ekspor luar negeri, disamping ekspor antar daerah yang juga tumbuh melambat. Penurunan kinerja ekspor dapat dilihat dari perkembangan ekspor di Pelabuhan Samarinda yang masih tumbuh negatif 8,28%(yoy) dengan volume ekspor mencapai 13,65 juta ton. Kondisi ini melanjutkan kinerja ekspor triwulan sebelumnya yang terkontraksi secara tahunan sebesar 67,33%(yoy) dengan volume ekspor sebesar 5,11 juta ton (Grafik 1.10). Jumlah Proyek Tw I-2012 Tw I PMA PMDN (Juta Ton) Ekspor Pelabuhan Samarinda Growth (yoy) (% yoy) I II III IV I II III IV I II III IV I Grafik 1.9 Jumlah Proyek Investasi Kaltim Sumber : BPPMD Kaltim Grafik 1.10 Ekspor Pelabuhan Samarinda Sumber : LBU Bank Indonesia Apabila dilihat dari jenis komoditasnya, penurunan kinerja ekspor luar negeri Kaltim disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor komoditas migas dan ekspor non migas yang didominasi oleh batubara. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang diolah Bank Indonesia, ekspor non migas Kaltim triwulan I-2013 mencapai USD juta, atau secara tahunan ekspor non migas pada triwulan laporan turun sebesar - 3,9(yoy), melanjutkan pertumbuhan negatif di triwulan IV-2012 yang tumbuh - 11,64%(yoy) (Grafik 1.11). Pertumbuhan negatif ekspor non migas dari sisi nilai dipengaruhi oleh perkembangan harga batubara yang masih cukup rendah, karena kinerja ekspor non migas dari sisi volume tumbuh positif 19,99%(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,04%(yoy) (Grafik 1.12). Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur pada triwulan laporan, China memiliki pangsa nilai ekspor terbesar yaitu 26,62%, diikuti oleh India 17,14%, Jepang 13,69%, dan Korea Selatan 12,3 (Grafik 1.13). Pangsa ekspor ke China tersebut mengalami penurunan dari triwulan lalu yang mampu mencapai 32,38%, sebaliknya pangsa ekspor non migas ke negara tujuan India dan Korsel mengalami peningkatan dari 16,35% dan 10,01% pada triwulan lalu. Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 88,29% dengan nilai USD juta (Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas tersebut mengalami kontraksi -4,87% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu, sehingga kontraksi ekspor 6

18 Bab 1-Perkembangan Ekonomi Makro Regional komoditas bahan bakar mineral memberikan kontribusi sebesar -4,3 terhadap kontraksi pertumbuhan ekspor non migas Kalimantan Timur secara keseluruhan. (Juta USD) Nilai Ekspor g Nilai Ekspor (yoy) 6, , , , ,000 1, (Juta Ton) Vol Ekspor g Vol Ekspor (yoy) Grafik 1.11 Nilai Ekspor Non Migas Grafik 1.12 Volume Ekspor Non Migas Kalimantan Timur Kalimantan Timur Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah Share 35% 3 25% 2 15% 1 5% INDIA RRC KORSEL TAIWAN JEPANG Grafik 1.13 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah Tabel 1.2 Komoditas Utama Ekspor Non Migas Kaltim Triwulan I-2013 (HS2 Digit, dalam USD) Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah 7

19 Bab 1-Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sementara itu, pertumbuhan kegiatan impor Kaltim pada triwulan I-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 1,07%(yoy), melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2013 yang sebesar 3,11%. Pelambatan impor ini disebabkan oleh penurunan kinerja impor migas maupun impor non migas Kalimantan Timur. Berdasarkan data yang tercatat di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, nilai impor non migas Kalimantan Timur selama triwulan I-2013 mencapai USD 512,63 juta atau tumbuh -12,93%(yoy), menurun dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 20,77%(yoy) (Grafik 1.14). Pertumbuhan positif impor diperkirakan masih dijaga oleh peningkatan faktor nilai dan jenis komoditas, karena dari sisi volume kinerja impor non migas Kaltim turun lebih dalam sebesar -57,26%(yoy) (Grafik 1.15). Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas Kaltim lebih besar dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim) sebesar USD juta, namun net ekspor tersebut mengalami penurunan sebesar -2,6(yoy). (Juta USD) 1, Nilai Impor g Nilai Impor (yoy) (Juta Ton) Vol Impor g Vol Impor (yoy) Grafik 1.14 Nilai Impor Non Migas Kaltim Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah Grafik 1.15 Volume Impor Non Migas Kaltim Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama Kaltim Triwulan I-2013 (HS2 Digit, dalam USD) Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah 8

20 Bab 1-Perkembangan Ekonomi Makro Regional (Share) 5 SINGAPORE C. USA C. JAPAN C. R.R.C C. CANADA Grafik 1.16 Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah 1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dari sisi penawaran di triwulan I-2013 berasal dari sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan dengan kontribusi sebesar 0,63% (yoy), diikuti oleh sektor utama pertambangan dan penggalian dengan kontribusi 0,53% (yoy), dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi 0,51%(yoy). Sektor utama pertambangan dan penggalian (pangsa 46,66%) mulai mengalami peningkatan kinerja, hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi pertambangan non migas (batubara) yang tumbuh 3,5 (yoy), sementara pertambangan migas mengalami pertumbuhan negatif -4,52% (yoy). Peningkatan produksi batubara terjadi seiring dengan mulai meningkatnya kembali permintaan batubara dari beberapa negara seperti India dan Korea Selatan, meskipun perkembangan harga komoditas tersebut di pasar internasional belum meningkat secara signifikan. Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur Sumber : BPS Kaltim, diolah 9

21 Bab 1-Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kalimantan Timur, industri pengolahan (pangsa 23,57%) semakin terkontraksi pada triwulan I-2013 atau tumbuh - 11,52%(yoy), sehingga memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi secara total dari sisi penawaran sebesar -2,71%. Hal utama penyebab penurunan kinerja pada sektor industri pengolahan adalah penurunan industri pengolahan migas karena semakin terbatasnya sumber pasokan gas (feed gas) sebagai bahan baku utama produksi LNG PT. Badak Bontang Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan pada triwulan I-2013 mengalami ekspansi sebesar 0,93%(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 1,25%. Pertumbuhan positif sektor ini didorong oleh pertumbuhan positif tanaman bahan makanan terutama produksi padi sawah, padi lading, dan ubi-ubian (Grafik 1.17). Namun, dari subsektor perkebunan, produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit sebagai komoditas utama perkebunan Kaltim menunjukkan kecenderungan melambat dibandingkan periode sebelumnya (Grafik 1.18). Indeks Padi Sawah g (yoy) 180 growth 6 Indeks Produksi Kelapa Sawit (TBS) g (yoy) 260 growth Grafik 1.17 Indeks Produksi Padi Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.18 Indeks Produksi Sawit Sumber : Prompt Indicator BPS (Rp milyar) Pertanian growth (yoy) 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2, * (yoy) Grafik 1.19 Kredit Sektor Pertanian Sumber : LBU Bank Indonesia Kinerja melemah juga terjadi di subsektor perikanan, yang dipicu oleh penurunan produktivitas ikan perairan umum, tambak, dan budidaya, serta kinerja hasil perikanan laut masih tumbuh negatif. Pelambatan kinerja sektor pertanian juga dipengaruhi oleh pertumbuhan penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek yang 10

22 Bab 1-Perkembangan Ekonomi Makro Regional disalurkan pada sektor pertanian Kaltim di triwulan I-2013 yang mencapai Rp.12,71 trilyun. Penyaluran kredit pertanian tersebut tumbuh 43,51%, lebih rendah jika dibandingkan triwulan lalu yang mampu tumbuh sebesar 51,52%(yoy) (Grafik 1.19) Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 1,13%(yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan IV-2012 yang tumbuh sebesar 0,68%(yoy). Peningkatan kinerja sektor pertambangan dan penggalian disebabkan oleh peningkatan produksi batubara (non migas) sebagai komoditas andalan Kaltim, meskipun di sisi lain ditarik pertambangan migas yang mengalami penurunan. Kondisi tersebut dapat terlihat dari indeks produksi batubara perusahaan di Kaltim yang tumbuh secara tahunan meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (Grafik 1.20). Kinerja produksi batubara masih terjaga oleh meningkatnya pertumbuhan produksi PKP2B di Kaltim mulai akhir tahun lalu (Grafik 1.21), meskipun produksi Ijin Usaha Pertambangan mengalami penurunan kinerja. Peningkatan produksi batubara disebabkan oleh mulai meningkatnya permintaan batubara di pasar internasional seperti dari India dan Korea Selatan karena mulai meningkatnya kebutuhan industri dan kelistrikan di kedua negara tersebut sebagai imbas mulai membaiknya perekonomian global. Di sisi lain, permintaan batubara China sedikit melambat dan tidak sebaik tahun sebelumnya, karena perbaikan infrastruktur rel kereta di China yang berimbas kepada bertambahnya pasokan batubara dari wilayah China daratan. Sementara itu harga komoditas batubara di pasar internasional meskipun mulai meningkat namun belum signifikan sehingga menjadi faktor yang menahan optimalisasi produksi di triwulan I Indeks Produksi Batubara g (yoy) Grafik 1.20 Indeks Produksi Batubara Sumber : Prompt Indicator BPS growth (Juta Ton) Produksi 3 PKP2B Growth (yoy) (Growth) Grafik 1.21 Produksi 3 Perusahaan Terbesar PKP2B Sumber : Distamben Provinsi Kaltim Faktor lainnya yang menahan laju pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian dipicu oleh curah hujan di sebagian besar wilayah pertambangan Kaltim yang berada pada tingkat menengah level menengah ( mm) selama Januari-Maret 2013, sehingga memperlambat operasional pertambangan. Begitu pula kredit lokasi 11

23 Bab 1-Perkembangan Ekonomi Makro Regional proyek sektor pertambangan dan penggalian, pada triwulan laporan menunjukkan penurunan secara tahunan, dengan pertumbuhan -11,92% (yoy), meneruskan pertumbuhan negatif di triwulan sebelumnya sebesar -10,68% (yoy) (Grafik 1.22). (Rp milyar) Pertambangan growth (yoy) 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2, * (yoy) Grafik 1.22 Kredit Pertambangan Sumber : LBU Bank Indonesia Sektor Industri Pengolahan Sektor Industri Pengolahan mengalami kontraksi pertumbuhan yang pada triwulan I-2013 sebesar -11,52%(yoy), semakin dalam magnitudenya dibandingkan triwulan IV-2012 yang mencatat kontraksi -3,9 (yoy). Kinerja positif ditunjukkan produksi kilang minyak Kaltim yang meningkat 2,27% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya mengalami penurunan produksi sebesar -6,01% (yoy) (Grafik 1.23). Namun peningkatan kinerja kilang minyak tersebut tidak mampu menahan sumber utama penurunan industri pengolahan yang berasal dari menurunnya produksi LNG karena semakin terbatasnya pasokan gas PT. Badak NGL Bontang. Setelah pada tahun 2011 target pengapalan LNG turun 4,8%, pada tahun 2012 produksi mengalami penurunan sekitar 6%, dan diperkirakan akan semakin menurun di 2013 (Grafik 1.24). (Jt Barrel) Produksi Growth (%yoy) Indeks Produksi LNG g (yoy) growth Grafik 1.23 Produksi Kilang Minyak Kaltim Grafik 1.24 Produksi LNG Sumber : Prompt Indicator BPS Pelambatan kinerja industri pengolahan juga dapat dikonfirmasi oleh penyaluran kredit lokasi proyek sektor perindustrian yang mencapai Rp.2,55 trilyun, tumbuh sebesar 8,98% atau mengalami pelambatan setelah mampu tumbuh 13,6(yoy) pada periode triwulan sebelumnya (Grafik 1.25). 12

24 Bab 1-Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Bangunan Sektor bangunan pada triwulan I-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 11,33% (yoy), tumbuh melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2012 yang sebesar 12,58%. Melambatnya pertumbuhan sektor bangunan di Kaltim disebabkan oleh melambatnya realisasi pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, serta bangunan lainnya yang dilakukan oleh pemerintah pada awal tahun Sementara realisasi proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh pihak swasta diperkirakan tumbuh meningkat sehingga menjaga pertumbuhan sektor bangunan meskipun melambat namun tergolong masih cukup tinggi. Melambatnya pertumbuhan sektor bangunan dapat dilihat dari pertumbuhan kredit sektor tersebut, dimana kinerja kredit konstruksi berdasarkan lokasi proyek yang disalurkan ke Kaltim pada triwulan I mencapai Rp. 3,77 trilyun atau tumbuh 28,22%(yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 42,81%(yoy) (Grafik 1.26). (Rp milyar) Perindustrian growth (yoy) 4,000 3,000 2,000 1, * Grafik 1.25 Kredit Sektor Industri Sumber : Prompt Indicator BPS (yoy) (Rp. milyar) Konstruksi growth (yoy) 5,000 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, * Grafik 1.26 Kredit Konstruksi Sumber : Prompt Indicator BPS (yoy) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada triwulan I-2013 mengalami pertumbuhan yang positif 5,47% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2012 yang tumbuh sebesar 5,92% (yoy). Pelambatan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada triwulan ini disebabkan oleh melambatnya permintaan masyarakat terutama permintaan terhadap penjualan retail (supermarket) dan permintaan malam kamar terjual (hotel) di Kalimantan Timur (Grafik 1.27). Pelambatan pertumbuhan sektor ini ditahan oleh masih tingginya pertumbuhan kredit lokasi proyek yang disalurkan untuk sektor perdagangan, hotel, restoran di Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 yang mencapai Rp.11,94 trilyun, tumbuh sebesar 31,42%(yoy), atau lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 30,86%(yoy) (Grafik 1.28). 13

25 Bab 1-Perkembangan Ekonomi Makro Regional Indeks Malam Kamar Terjual g (yoy) growth (Rp milyar) Perdagangan growth (yoy) (yoy) 14, ,000 10, ,000 6,000 4, , * Grafik 1.27 Penjualan Retail Sumber : Prompt Indicator BPS Sektor Lainnya Grafik 1.28 Kredit Perdagangan Sumber : LBU Bank Indonesia Beberapa sektor lainnya di Kalimantan Timur sebagian besar juga mengalami pelambatan. Salah satunya ditunjukkan oleh sektor yang memberikan andil cukup besar di triwulan laporan, yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,61%(yoy) di triwulan I-2013, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2012 yakni sebesar 9,44%(yoy). Indikasinya dapat terlihat dari menurunnya aktivitas perjalanan masyarakat dari dan keluar Kaltim yang ditengarai terjadi pada angkutan darat dan udara. Sementara itu angkutan laut mengalami peningkatan yang terlihat dari perkembangan arus penumpang angkutan laut di Pelabuhan Samarinda, tumbuh 1,53%(yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun sebesar -2,77%(yoy) (Grafik 1.29). Penumpang Embarkasi Debarkasi Growth (yoy) 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 - I II III IV I II III IV I II III IV I (yoy) Rp Milyar Kredit Growth (yoy) % yoy 6 60,000 35% 50, ,000 25% 2 30,000 15% 20, , % - Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw Grafik 1.29 Arus Penumpang Pelabuhan Samarinda Sumber : Pelindo IV Samarinda Grafik 1.30 Perkembangan Kredit Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia Sementara itu, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan pada triwulan I-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 18,72%(yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2012 sebesar 19,44%. Pelambatan ini ditunjukkan oleh penyaluran kredit perbankan Kalimantan Timur yang mencapai Rp.53,37 trilyun atau tumbuh secara tahunan 24,58%(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 25,76%(yoy) (Grafik 1.30). 14

26 BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI KALIMANTAN TIMUR 2.1 Gambaran Umum Laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 menunjukkan tren peningkatan. Inflasi Kalimantan Timur triwulan I-2013, tercatat sebesar 6,29%(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi triwulan IV-2012 sebesar 5,61%(yoy). Laju inflasi Kaltim ini berbeda arah dengan laju inflasi tahunan nasional yang mengalami sedikit penurunan dari 4,31% di triwulan IV menjadi 4,3(yoy) di triwulan I-2013 (Grafik 2.1a). Secara total inflasi di Kalimantan mengalami peningkatan dari 5,83% (yoy) di triwulan IV-2012 menjadi 5,98% (yoy) di triwulan I-2013, dengan peningkatan terjadi di provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah (Grafik 2.1b) 6.91 Kalimantan (% yoy) Kaltim Nasional Kalimantan TW IV-2012 I TW IV-2012 I TW IV-2012 I TW IV-2012 I TW IV-2012 I-2013 Grafik 2.1a Laju Inflasi Kaltim & Nasional (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah Grafik 2.1b Inflasi Provinsi se-kalimantan Sumber : BPS Kaltim, diolah Berdasarkan kelompok komoditas, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan yaitu 11,18%(yoy), diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau sebesar 9,9(yoy), serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 4,25%(yoy). Sementara kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi terendah, yaitu 1,68%(yoy) (Tabel 2.1). Identifikasi awal terhadap peningkatan laju inflasi tahunan Kaltim menunjukkan bahwa kelompok volatile food pada akhir triwulan I-2013 mengalami inflasi sebesar 11,16%(yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi volatile food di triwulan IV-2012 yang sebesar 9,38%(yoy) (Grafik 2.2). Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food pada triwulan I-2013 tertinggi terjadi pada bulan Januari 2013 sebesar 4,63%(mtm), 15

27 Bab 2-Evaluasi Perkembangan Inflasi Kalimantan Timur sementara pada Februari dan Maret 2013 yang masing-masing sebesar 1,18% dan 1,55% (mtm) (Grafik 2.3). Komoditas yang memberikan tekanan inflasi volatile food antara lain bumbu-bumbuan (bawang merah, bawang putih, cabe rawit), daging ayam ras, serta beberapa sayuran (tomat sayur, kacang panjang) akibat berkurangnya jumlah pasokan. Sementara itu, laju inflasi kelompok inti dipicu oleh meningkatnya harga kelompok perumahan (sewa rumah, tarif listrik, semen), serta peningkatan harga kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau di ketiga kota. Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I-2013 Sumber : BPS Kaltim, diolah (% yoy) CPI Core Volatile Food Administered Grafik 2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah (% mtm) Core Volatile Foods Administered Grafik 2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm) Sumber : BPS Kaltim, diolah 16

28 Bab 2-Evaluasi Perkembangan Inflasi Kalimantan Timur Berdasarkan kota pembentuk inflasi di Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan I-2013 terjadi di Tarakan yakni sebesar 6,98%(yoy), diikuti kota Balikpapan sebesar 6,84%(yoy), dan inflasi terendah terjadi di Samarinda 5,61%(yoy). Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim triwulan I-2013 : Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat terjadi pada bulan Januari yang didorong oleh peningkatan tingkat konsumsi masyarakat karena peningkatan penghasilan masyarakat akibat meningkatnya UMP/UMK. Dari sisi penawaran, keterbatasan pasokan beberapa komoditas bahan makanan terutama bumbu-bumbuan, sayuran, dan daging ayam ras akibat faktor cuaca yang menurunkan produksi di beberapa sentra dan menghambat kelancaran distribusi barang dari Jatim dan Sulsel, ditambah adanya indikasi peningkatan ekspektasi pedagang akibat kebijakan pembatasan impor produk holtikultura. 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di kota Samarinda pada triwulan I-2013 sebesar 2,91%(qtq), lebih tinggi dibandingkan laju inflasi triwulan IV-2012 yang sebesar 0,21%(qtq). Hal ini disebabkan oleh kelompok bahan makanan mengalami inflasi cukup tinggi yaitu 7,4(qtq), yang disebabkan oleh peningkatan harga beberapa jenis bumbu-bumbuan (bawang merah, bawang putih, cabe rawit), daging segar (daging ayam ras dan daging sapi), dan beberapa sayuran (tomat sayur, kacang panjang, nangka muda) (Tabel 2.2 dan Tabel 2.3). Peningkatan cukup tinggi juga terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau karena peningkatan harga ayam goreng (dipicu kenaikan harga bahan baku daging ayam ras), rokok kretek filter, dan mie kering instan. Sementara itu kelompok sandang mengalami deflasi yaitu sebesar -2,41%(qtq) karena penurunan harga emas perhiasan. Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda Sumber : BPS Kaltim, diolah 17

29 Bab 2-Evaluasi Perkembangan Inflasi Kalimantan Timur Tabel 2.3 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq) Perkembangan inflasi triwulanan kota Balikpapan pada triwulan I-2013 tercatat sebesar 2,52%(qtq), lebih tinggi jika dibandingkan inflasi triwulan IV-2012 yang sebesar 0,52%(qtq). Peningkatan inflasi tersebut bersumber dari kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi 7,77% (qtq), disebabkan oleh meningkatnya harga bumbu-bumbuan (bawang putih dan cabe rawit), harga sayuran (kacang panjang dan tomat sayur), serta harga ikan segar (tongkol, layang, bandeng) (Tabel 2.4 dan 2.5). Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan Sumber : BPS Kaltim, diolah Tabel 2.5 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan Sumber : BPS Kaltim, diolah 18

30 Bab 2-Evaluasi Perkembangan Inflasi Kalimantan Timur Inflasi cukup tinggi juga terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 2,05%, disebabkan oleh peningkatan harga produk dan jasa perawatan jasmani dan kecantikan, kemudian disusul oleh kelompok perumahan (1,21%) karena adanya peningkatan harga semen dan sewa rumah. Sementara itu pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,2, turun dibandingkan inflasi triwulan lalu yang sebesar 0,93%(qtq) karena menurunnya harga gula pasir Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) Perkembangan harga barang dan jasa secara triwulanan di Kota Tarakan pada triwulan I-2013 mengalami inflasi sebesar 3,13%(qtq), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan IV-2012 yang sebesar 1,04%(qtq). Inflasi kelompok bahan makanan mencapai 6,47%(qtq) atau meningkat cukup tinggi dibandingkan inflasi triwulan lalu yang sebesar 0,87%(qtq), disebabkan oleh meningkatnya harga beras, daging segar, bumbu-bumbuan (bawang merah dan bawang putih), serta sayur-sayuran (bayam, tomat sayur, wortel). (Tabel 2.6 dan Tabel 2.7). Tabel 2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan Sumber : BPS Kaltim, diolah Tabel 2.7 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi cukup tinggi juga terjadi pada kelompok perumahan sebesar 3,14%(qtq) akibat peningkatan harga semen dan biaya sewa rumah, serta inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 2,44% (qtq) karena peningkatan harga nasi 19

31 Bab 2-Evaluasi Perkembangan Inflasi Kalimantan Timur dan soto pada bulan Maret Sementara itu deflasi terjadi pada kelompok sandang serta transportasi dan komunikasi, masing-masing -0,88% (qtq) dan -3,03% (qtq) akibat penurunan harga emas perhiasan dan tarif angkutan udara pada Januari dan Maret Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Tahunan Kota Samarinda Laju inflasi tahunan Samarinda pada triwulan I-2013 tercatat sebesar 5,61%(yoy), atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 4,81%(yoy). Kelompok komoditas dengan laju inflasi tahunan terbesar adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 12,08%(yoy) karena peningkatan harga nasi, mie, ikan bakar, ayam goreng, dan soto yang cukup tinggi akibat meningkatnya permintaan dan peningkatan harga bahan baku, diikuti inflasi kelompok bahan makanan sebesar 8,08%(yoy) terutama karena peningkatan harga bumbu-bumbuan (bawang merah, bawang putih, cabe rawit), serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 4,55% (yoy) karena peningkatan biaya Akademi/ Perguruan Tinggi dan SLTA (Tabel 2.8). Tabel 2.8 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang & Jasa Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Laju inflasi tahunan kota Balikpapan pada triwulan I-2013 mencapai 6,84%(yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan IV-2012 yang sebesar 6,41%(yoy). Laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan yaitu sebesar 15,49%(yoy) lebih tinggi jika dibandingkan inflasi periode sebelumnya 13,44%(yoy). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga bumbu-bumbuan (bawang putih, bawang merah, cabe rawit), daging segar dan hasil-hasilnya (daging ayam ras, ayam hidup), serta ikan segar (layang, bandeng, bawal). Inflasi tahunan cukup tinggi lainnya terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau (8,24%), yang disebabkan peningkatan permintaan yang cukup tinggi terhadap produk-produk makanan jadi seperti soto, nasi, mie, rokok putih, 20

32 Bab 2-Evaluasi Perkembangan Inflasi Kalimantan Timur dan rokok kretek filter, juga peningkatan harga gula pasir meskipun tren nya semakin menurun. Selain itu kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mencatat kenaikan yang cukup tinggi karena kenaikan biaya pendidikan terutama Sekolah Dasar. Tabel 2.9 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Tahunan Kota Tarakan Laju inflasi tahunan Kota Tarakan triwulan I-2013 mencapai 6,98%(yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan IV-2012 yang sebesar 5,99%(yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok bahan makanan merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 10,22%(yoy), diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau 6,88%(yoy). Faktor pendorong meningkatnya inflasi kelompok bahan makanan di Tarakan secara tahunan adalah peningkatan harga ikan segar (layang, bawal, bandeng, kakap putih) dan harga bumbu-bumbuan (bawang merah, bawang putih, cabe rawit). Kenaikan cukup tinggi juga terjadi pada kelompok perumahan, meningkat 6,66% (yoy) disebabkan oleh peningkatan harga sewa rumah, harga seng, dan semen, serta beberapa peralatan rumah tangga seperti kasur, panci, piring, dan gelas. Tabel 2.10 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa Sumber : BPS Kaltim, diolah Apabila dilihat perkembangan inflasi tahun kalender Januari-Maret di ketiga kota yaitu Samarinda, Balikpapan dan Tarakan, inflasi pada tahun 2013 mengalami 21

33 Bab 2-Evaluasi Perkembangan Inflasi Kalimantan Timur peningkatan dibandingkan tahun Sementara itu komoditas yang sering menjadi 15 andil inflasi terbesar secara keseluruhan di triwulan I 2013 adalah daging ayam ras, beras, sayuran (kacang panjang, bayam, nangka muda), bumbu-bumbuan (bawang putih, bawang merah, cabe rawit) dari kelompok bahan makanan, kenaikan harga kelompok makanan jadi (nasi, mie, soto, ayam goreng) di ketiga kota (Tabel 2.11). Tabel 2.11 Perkembangan Inflasi Nasional, Kaltim, dan Kota Sumber : BPS Kaltim, diolah 22

34 BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Pencapaian awal tahun 2013 triwulan pertama bagi perkembangan perbankan mengalami pertumbuhan yang melambat. Meskipun melambat, indikator perbankan menunjukkan pertumbuhan yang masih positif. Perkembangan sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai mengalami pertumbuhan yang membaik. 3.1 Kelembagaan Kelembagaan perbankan sebagai salah satu tolak ukur perkembangan perekonomian daerah, menjadikan peran perbankan menjadi faktor penting dalam meningkatkan perekonomian suatu daerah. Keterjangkauan perbankan ke daerahdaerah yang jauh dari perkotaan, dapat meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya jasa perbankan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jumlah bank di Kalimantan Timur, setiap tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan perekonomian Provinsi Kalimantan Timur yang berkembang pesat. Berdasarkan data sampai bulan Maret 2013, jumlah kantor bank di Kalimantan Timur mencapai 132 kantor, terdiri dari 16 kantor pusat (1 kantor pusat bank pemerintah daerah dan 15 kantor pusat BPR/S) dan 116 kantor cabang (110 kantor cabang bank umum dan 6 kantor cabang BPR). Terdapat 107 (93 bank umum dan 14 BPR) menjalankan kegiatan operasional dengan sistem konvensional serta 19 (18 bank umum dan 1 BPRS) mengoperasionalkan kegiatan perbankannya dengan sistem syariah. Tabel 3.1 Jumlah Kantor Bank di Kalimantan Timur Sumber : LBU Identitas, Bank Indonesia 23

35 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran 3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum Kinerja perbankan di Kalimantan Timur mengalami perkembangan yang positif pada triwulan I-2013, sebagaimana tercermin pada pertumbuhan positif tiga faktor utama yaitu Aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) serta penyaluran kredit perbankan. Memasuki tahun 2013, pertumbuhan triwulan pertama untuk Kredit dan DPK bank umum di Kaltim menunjukkan peningkatan yang positif, Pertumbuhan DPK tersebut berlawanan arah dengan kinerja pertumbuhan DPK secara nasional yang turun dari sebesar 5,75% menjadi negatif 0,55% dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq). Kaltim Nasional Kaltim Nasional Kredit % Kredit 24.58% 19.97% DPK -0.55% 2.56% DPK 12.96% Aset % 2% 4% Aset 8.38% 14.25% Grafik 3.1 Kinerja Triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq) Sumber: LBU Bank Indonesia Grafik 3.2 Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) Sumber: LBU Bank Indonesia Sementara itu, kinerja bank umum di Kaltim dari sisi Aset mencatat penurunan sebesar negatif 1,2 lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, DPK yang dihimpun mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 2,56% (qtq) (Grafik 3.1). Berbeda arah dengan perkembangan Aset, penyaluran kredit di Kaltim mengalami pertumbuhan sebesar 2,02% pada triwulan I-2013, lebih baik dibandingkan kredit nasional yang hanya tumbuh sebesar 0,4 pada periode yang sama. Apabila dilihat secara tahunan (yoy), perkembangan Aset, DPK dan Kredit bank umum di Kaltim pada trriwulan I-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 8,38%, 12,96%, dan 24,58% melambat dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 23,38%, 20,86% dan 27,04% (yoy). Kondisi tersebut sejalan dengan pertumbuhan nasional yang juga mengalami perlambatan pertumbuhan masing-masing sebesar 14,25%, 13,5 dan 19,97% (Grafik 3.2). Sedangkan perkembangan perbankan berdasarkan Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur, Kota Samarinda sebagai ibukota provinsi mempunyai share paling tinggi pada Aset (45,8), DPK (37,18%) dan Kredit (43,23%) dengan tingkat LDR 24

36 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran diatas 10 yaitu sebesar 116,27%. Kota Balikpapan sebagai kota terbesar kedua dengan pangsa Aset (22,81%), DPK (23,8) dan Kredit (34,13%). Pada triwulan I- 2013, Balikpapan mencatat tingkat LDR tertinggi sebesar 143,44% yang mengindikasikan fungsi intermediasi perbankan di Kota Balikpapan cukup optimal untuk penyaluran kredit kepada sektor-sektor yang produktif. Pangsa terendah Aset (0,62%)dan DPK (0,79%) di Kalimantan Timur dicapai oleh Kabupaten Penajam Paser Utara. Sedangkan untuk pangsa terendah penyaluran kredit terdapat di Kabupaten Kutai Barat (0,51%) (Tabel 3.2). Tabel 3.2 Perkembangan Kinerja Bank Umum Berdasarkan Kabupaten/Kota di Kaltim (Triwulan I-2013) Sumber: COGNOS Bank Indonesia Total Aset dan Aktiva Produktif Total aset bank umum di Kaltim pada triwulan I-2013 secara nominal tercatat Rp 104,85 triliun mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini berimbas pada pertumbuhan baik triwulan maupun tahunan yaitu sebesar negatif 1,2 (qtq) dan 8,38% (yoy). Secara tahunan, aset bank pemerintah mengalami pertumbuhan yang melambat sebesar 7,53% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya. Sementara itu, aset bank swasta mengalami penurunan pada triwulan I-2013 sebesar negatif 1,35% (qtq), dan pertumbuhan tahunan yang melambat sebesar 10,78% (yoy) (Tabel 3.3). 25

37 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Tabel 3.3 Perkembangan Jumlah Aset dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim Sumber : COGNOS Bank Indonesia Dilihat dari komposisi aktiva produktif, pangsa terbesar yaitu kredit yang diberikan (83,12%), mengalami pertumbuhan yang melambat baik secara triwulan maupun tahunan sebesar 2,02% (qtq) dan 24,58% (yoy). Pangsa terbesar kedua yaitu penempatan pada Bank Indonesia (10,05%), secara triwulan masih mengalami penurunan yaitu -18,91% (qtq), namun tidak sebesar penurunan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, penempatan pada BI menurun tajam sebesar negatif 58,72% (yoy). Pertumbuhan aktiva produktif yang mengalami peningkatan secara tahunan dicapai oleh penempatan pada bank lain yang tumbuh sebesar 251,76% (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan triwulan IV-2012 (Tabel 3.3) Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Memasuki triwulan pertama di tahun 2013, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mengalami peningkatan, yaitu mencapai Rp 82,04 triliun, atau tumbuh 2,56% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 3.3). DPK (Rp milyar) DPK g (yoy) g (qtq) 90,000 75,000 60,000 45,000 30,000 15,000 grow th Grafik 3.3 Perkembangan Simpanan Masyarakat Sumber: COGNOS, Bank Indonesia 26

38 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Secara tahunan, pertumbuhan DPK sedikit melambat dengan tumbuh sebesar 12,96% (yoy) dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya (20,63%). Menurut kelompok bank, peningkatan pertumbuhan triwulan bank pemerintah terutama disumbang oleh peningkatan simpanan berjangka (deposito) sebesar 48,4 (qtq). Sebaliknya, bank swasta mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 3,41% (qtq), dimana penurunan terjadi pada giro. Secara tahunan, bank pemerintah dengan share 72,75% menyumbang perlambatan pertumbuhan DPK pada awal triwulan pertama Penurunan cukup tajam terjadi pada giro sedangkan tabungan dan deposito, masih menunjukkan pertumbuhan yang positif. Sementara itu, bank swasta dengan pangsa 27,25%, mencatat peningkatan pertumbuhan sebesar 15,49%, dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya sebesar 9,54% (yoy). Tabungan dan deposito merupakan penyumbang peningkatan pertumbuhan tahunan DPK bank swasta, masing-masing tumbuh sebesar 17,44% dan 16,96% (yoy). Struktur DPK di Kalimantan Timur masih didominasi oleh tabungan (39,18%), diikuti oleh deposito (34,66%) dan selanjutnya giro (26,16%). Secara triwulan maupun tahunan, pertumbuhan giro pada triwulan I-2013 mengalami penurunan yang cukup tajam dibandingkan dengan tabungan dan deposito. Hal ini dikarenakan mayoritas giro yang tersimpan di bank pemerintah dimiliki oleh instansi daerah. Awal triwulan adalah periode dimulainya pelaksanaan proyek-proyek pemerintah, sehingga giro banyak tersedot untuk pencairan dana proyek-proyek pemerintah. Tabel 3.4 Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum di Kaltim Sumber : COGNOS Bank Indonesia 27

39 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Penyaluran Kredit Bank Umum Penyaluran kredit bank umum di Kaltim pada triwulan pertama tahun 2013 menunjukkan perlambatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan pertumbuhan kredit diperkirakan disebabkan oleh kenaikan suku bunga pinjaman, yaitu suku bunga kredit investasi, dan konsumsi, masing-masing sebesar 10,93%, dan 11,83%. Suku bunga pinjaman tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada pada level masing-masing 10,89%, dan 11,74%. % suku bunga K. Inv K. Kons KMK BI-rate Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Kredit di Kaltim Sumber : COGNOS Bank Indonesia Sedangkan suku bunga modal kerja tetap bertahan di level 12% (Grafik 3.4). a. Kredit Bank Umum Berkantor Di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan I-2013 mencapai Rp. 53,38 triliun. Pada triwulan I tahun 2013, pertumbuhan kredit mengalami perlambatan pertumbuhan baik secara triwulan maupun secara tahunan dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya. Secara triwulanan, pertumbuhan kredit pada triwulan laporan tercatat 2,02% (qtq), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2012 yang sebesar 5,57% (qtq). Searah dengan pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan tahunan kredit berlokasi kantor di Kaltim sedikit melambat sebesar 24,58% (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya sebesar 25,76% (yoy) sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 3.5. (Milyar Rp.) Kredit g (qtq) g (yoy) 60, ,000 30,000 15, Grafik 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Sumber: COGNOS Bank Indonesia 28

40 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Perlambatan kredit di triwulan I-2013, disebabkan adanya penurunan penyaluran kredit oleh bank milik swasta (pangsa 37,09%) yang secara nominal menyalurkan kredit sebesar Rp. 19,80 triliun. Pencapaian ini lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu mengucurkan kredit sebesar Rp. 20,21 triliun. Penurunan tersebut berimbas pada perlambatan pertumbuhan baik triwulan maupun tahunan atas kredit yang dikucurkan bank swasta sebesar negatif 2,04% (qtq) dan 18% (yoy). Sementara penyaluran kredit oleh bank milik pemerintah (pangsa 62,91) meningkat secara nominal sebesar Rp. 33,58 triliun. Pertumbuhan tahunan bank milik pemerintah pada triwulan I-2013, mengalami peningkatan sebesar 28,81% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya. Namun demikian pertumbuhan kredit secara triwulan mengalami pertumbuhan melambat sebesar 4,57% (qtq), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,27% (qtq). Berdasarkan jenis penggunaannya, secara nominal, kredit yang diberikan mengalami peningkatan. Namun demikian, secara triwulanan, semua jenis penggunaan kredit mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar masing-masing 1,91%, 1,17% dan 2,87% (qtq). Sementara itu, secara tahunan, hanya kredit investasi yang mengalami perlambatan sebesar 21,31% (yoy). Kredit modal kerja dan konsumsi mengalami peningkatan pertumbuhan dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya. Menurut sektor ekonomi, kredit listrik, gas dan air yang mengalami penurunan tertinggi yaitu sebesar negatif sebesar 29,74% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya. Beberapa sektor utama Kaltim, yaitu pertanian, pertambangan, serta perdagangan, secara triwulan, tumbuh melambat dan menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu masing-masing sebesar 4,21%, negatif 5,34% dan 3,21% (qtq). Sedangkan sektor perindustrian dan jasa dunia usaha tumbuh positif meningkat sebesar 10,81% dan 8,03% (qtq). Sementara secara tahunan, mayoritas sektor-sektor utama mengalami pertumbuhan yang melambat kecuali sektor perindustrian dan perdagangan yaitu tumbuh sebesar 78,72% dan 41,39% (yoy) lebih baik dari pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya. 29

41 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Tabel 3.5. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Sumber : COGNOS Bank Indonesia b. Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d Februari 2013) tercatat sebesar Rp 78,94 triliun. Secara triwulanan, pencapaian ini menunjukkan perlambatan pertumbuhan jika dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya, dari 5,56% menjadi 0,28% (qtq). Secara tahunan, pencapaian tersebut menunjukkan peningkatan pertumbuhan sebesar 22,82% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 19,83% (yoy) (Grafik 3.6). 30

42 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Kredit Kredit g (yoy) g (qtq) (Rp Milyar) 90,000 75,000 60,000 45,000 30,000 15, * Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berlokasi Proyek di Kaltim Sumber: SEKDA Bank Indonesia Penyaluran kredit baik melalui bank pemerintah maupun swasta dengan lokasi proyek di Kalimantan Timur, mencatat pertumbuhan melambat pada triwulan I-2013 jika dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2012, yaitu sebesar 0,52% dan 0,01% (qtq). Namun, demikian, secara tahunan pertumbuhan kredit berlokasi proyek di Kaltim mengalami pertumbuhan yang meningkat jika dibanding pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya, baik itu dari bank pemerintah maupun bank swasta yaitu sebesar 29,79% dan 15,71% (yoy). Serupa dengan pertumbuhan triwulan penyaluran kredit berdasarkan lokasi kantor, penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek juga mengalami perlambatan pada penyaluran kredit menurut jenis penggunaan baik pada kredit modal kerja, investasi maupun konsumsi. Namun secara tahunan, pertumbuhan kredit modal kerja dan konsumsi mengalami peningkatan sebesar 13,98% dan 23,57% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,91% dan 22,59% (yoy). Sedangkan kredit investasi mengalami pertumbuhan yang melambat sebesar 32,48% dibandingakan triwulan sebelumnya sebesar 36,11% (yoy). Sementara itu, penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek di Kalimantan Timur menurut sektor-sektor ekonomi utama secara umum mengalami pertumbuhan yang positif. Sektor pertanian, secara triwulan mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 3,02% dan sektor perdagangan mengalami penurunan sebesar negatif 1,28% (qtq). Namun demikian, secara tahunan mengalami pertumbuhan yang cukup baik sebesar 52,54% dan 33,05% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya. Sektor utama lain yang mengalami perlambatan pertumbuhan baik pertumbuhan triwulan maupun tahunan dialami oleh sektor perindustrian, konstruksi dan angkutan. Sedangkan sektor utama penyumbang perekonomian Kalimantan Timur, yaitu sektor pertambangan, secara nominal maupun perkembangannya masih 31

43 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran mengalami penurunan. Namun, penurunan pada triwulan laporan masih rendah dibandingkan penurunan pada triwulan sebelumnya, yaitu dari negatif 9,84% pada triwulan IV-2012 menjadi negatif 0,42% pada triwulan I-2013 (qtq). Sementara itu, secara tahunan, sektor pertambangan mengalami pertumbuhan yang meningkat pesat, dimana pada triwulan sebelumnya turun tajam sebesar negatif 10,68% (yoy), namun pada triwulan I-2013 mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,39% (yoy). Hal ini berarti sektor pertambangan secara perlahan mulai menunjukkan perbaikan (Tabel. 3.6). Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Sumber : SEKDA Bank Indonesia Perkembangan Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam rangka mendukung perekonomian daerah, perbankan Kaltim turut berperan dalam penyaluran kredit kepada UMKM. Penyaluran kredit untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kaltim pada triwulan I-2013 mencapai Rp. 16,01 triliun, yang merupakan pangsa 3 terhadap total kredit yang disalurkan. Bank pemerintah (pangsa 65,76%) (grafik 3.7) mencatat peningkatan pertumbuhan baik secara triwulan 32

44 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran maupun tahunan yaitu sebesar 3,89% (qtq) dan 16,63% (yoy) jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan kredit umkm dari bank pemerintah utamanya disebabkan oleh dukungan kepada program pemerintah dalam meningkatkan potensi masyarakat. Sementara itu, bank swasta pada triwulan I-2013, secara triwulan maupun tahunan mengalami penurunan. Dengan pangsa 34,24%, bank swasta mengalami penurunan dalam menyalurkan kredit untuk UMKM, sehingga pertumbuhan triwulan yang dicapai sebesar negatif 2,79% (qtq) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2012 dan secara tahunan, tumbuh melambat sebesar 8,44% (Grafik 3.8). Grafik 3.7 Proporsi Penyaluran Kredit UMKM Pangsa (%) terhadap UMKM 34.24% Bank Swasta 65.76% Bank Pemerintah 20,000 15,000 10,000 5,000 - Grafik 3.8 Perkembangan Penyaluran Kredit UMKM Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw Kredit UMKM g(yoy) Bank Pemerintah g(yoy) Bank Swasta Sumber : COGNOS Bank Indonesia Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit UMKM terbesar digunakan untuk modal kerja (pangsa 68,34%) dengan nominal mencapai Rp. 10,94 triliun. Pencapaian tersebut merupakan peningkatan dibandingkan dengan pencapaian triwulan IV-2012 yang mencapai Rp triliun. Pertumbuhan kredit UMKM modal kerja triwulan I-2013 melambat sebesar 2,99% (qtq), namun secara tahunan meningkat sebesar 19,71% (yoy). Sementara kredit UMKM investasi dengan nilai mencapai Rp. 4,92 trilyun dengan pangsa pasar terbesar kedua (30,7) mengalami perlambatan baik secara triwulan maupun pertumbuhan tahunan. Sedangkan penyaluran kredit UMKM untuk konsumsi mencapai nilai Rp. 153 milyar, yang pada triwulan I-2013 tumbuh positif sebesar 12,52% (qtq) namun melambat pada pertumbuhan tahunan sebesar 9,71% (yoy.) Dilihat dari sektor ekonomi, penyaluran kredit UMKM terutama tersalur pada sektor perdagangan dengan pangsa terbesar(41,13%). Sektor tersebut mencatat pertumbuhan tahunan 32,32% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya. Sektor jasa dunia usaha sebagai pangsa pasar terbesar kedua (15,88%) mencatat peningkatan pertumbuhan tahunan sebesar 10,74% (yoy). Sedangkan sektor konstruksi dengan pangsa 13,28% juga mencatat peningkatan 33

45 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran pertumbuhan sebesar 74,23%, lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Dilihat dari pertumbuhan triwulan, sektor pertambangan mencatat peningkatan pertumbuhan yang pesat, tumbuh sebesar 21,98% (qtq) lebih baik dibandingkan triwulan IV-2012 yang turun sebesar negatif 15,66% (qtq). Sektor jasa dunia usaha juga mencapai peningkatan pertumbuhan dari negatif 0,64% (qtq) pada triwulan IV-2012 menjadi 7,49% (qtq) pada triwulan I Pertumbuhan kredit UMKM secara triwulan yang mengalami perlambatan antara lain disebabkan oleh tingginya NPL (non performing loan), dimana kualitas kredit masih berada pada level berisiko tinggi, dimana persentase NPL pada triwulan I-2013 meningkat dari 3,12% menjadi 3,62%. Namun pertumbuhan jumlah debitur UMKM tiap triwulan menunjukkan perkembangan yang terus meningkat, dilihat dari jumlah rekening (debitur) umkm sebesar rekening pada triwulan I-2013 lebih tinggi daripada pencapaian triwulan IV-2012 sebesar rekening (Tabel 3.7). Tabel 3.7 Perkembangan Kredit UMKM di Kalimantan Timur Sumber : COGNOS Bank Indonesia 34

46 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Perkembangan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan pembiayaan/kredit kepada kelompok usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam bentuk pemberian kredit modal kerja dan kredit investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. Berdasarkan data Kementerian Koordinator Perekonomian RI, realisasi penyaluran KUR dalam skala nasional hingga triwulan I-2013 mencapai Rp. 42,49 triliun denga jumlah debitur sebanyak nasabah atau tumbuh sebesar 31,93% (yoy). Pencapaian penyaluran kredit KUR Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 dengan plafon sebesar Rp. 2,76 triliun tumbuh sebesar 53,65% (yoy), dengan outstanding/baki debet sebesar Rp. 1,20 triliun atau tumbuh sebesar 46,97% (yoy), lebih baik dari pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit KUR juga ditunjukkan oleh peningkatan jumlah debitur yang mencapai nasabah, meningkat dibandingkan pencapaian pada triwulan IV-2012 yang sebanyak nasabah (Tabel 3.8). Tabel 3.8. Perkembangan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Sumber : COGNOS Bank Indonesia 3.3 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Perkembangan BPR di Kaltim menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah Aset, DPK yang tumbuh sebesar 13,56% dan 14,42% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan sebelumnya. Berbeda arah dengan Aset dan DPK, pertumbuhan kredit BPR mengalami pertumbuhan yang melambat, yaitu tumbuh sebesar 11,2 (yoy). 35

47 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Perkembangan Aset BPR di Kaltim (Rp milyar) Total Aset growth (yoy) Nominal aset BPR di wilayah Kaltim pada triwulan laporan mencatat sedikit penurunan dibanding pencapaian triwulan sebelumnya, yaitu dari Rp. 309,78 milyar menjadi Rp. 304,68 milyar. Ditinjau dari pertumbuhannya, secara tahunan, pencapaian aset meningkat sebesar 13,56% (yoy). Sedangkan pertumbuhan triwulanan, pencapaian aset menurun sebesar negatif 1,65% (qtq). Perlambatan pertumbuhan disebabkan oleh penurunan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh BPR Kalimantan Timur Grafik 3.9 Perkembangan Aset BPR Sumber: Statistik BPR Bank Indonesia 25% 2 15% 1 5% -5% Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim (Rp milyar) Deposito Tabungan growth DPK Grafik 3.10 Perkembangan DPK BPR Sumber: Statistik BPR Bank Indonesia (yoy) Secara nominal, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BPR di Kaltim pada triwulan I-2013 mengalami penurunan jika dibanding pencapaian triwulan sebelumnya. DPK pada triwulan IV mencapai Rp. 191,89 milyar, sementara pada triwulan laporan mencatat nominal sebesar Rp. 189,69 milyar. Secara tahunan, DPK yang dihimpun BPR tumbuh sebesar 14,42% (yoy) lebih baik dari pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya. Sebaliknya secara triwulan, mencatat penurunan sebesar negatif 1,14% (qtq), lebih rendah dari pertumbuhan triwulan IV-2012 yang mencapai pertumbuhan positif sebesar 13,12% (qtq). Penurunan secara triwulan disebabkan oleh penurunan tabungan dan deposito, dimana pada triwulan pertama 2013 tercatat sebesar Rp. 74,27 milyar dan Rp. 115,42 milyar lebih rendah dibandingkan pencapaian pada triwulan IV Secara triwulan, pertumbuhan tabungan dan deposito samasama mengalami penurunan yang cukup tinggi dengan tumbuh negatif sebesar 1,66% dan 0,18% (qtq). Sebaliknya secara tahunan, pertumbuhan tabungan dan deposito 36

48 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran menunjukkan pertumbuhan yang positif dimana tumbuh lebih baik sebesar 7,12% dan 19,67% (yoy) dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR di Kaltim (Rp mily ar) Investasi Modal Kerja Grafik 3.11 Perkembangan Kredit BPR Sumber: Statistik BPR Bank Indonesia Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan I-2013 mencapai Rp 212,31 milyar tumbuh melambat baik secara triwulan maupun tahunan sebesar 0,85% (qtq) dan 11,2 (yoy) dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV Pertumbuhan kredit BPR yang melambat pada triwulan I disebabkan pertumbuhan yang menurun pada kredit modal kerja (pangsa terbesar 57,71%) dan kredit konsumsi (pangsa terbesar kedua, 35,1) masing-masing sebesar 0,98% dan 0,06% (qtq) lebih rendah dibandingkan triwulan IV Sedangkan pertumbuhan tahunan kredit modal kerja, tumbuh positif dan meningkat sebesar 13,72% (yoy). Kredit konsumsi secara tahunan melambat sebesar 6,57% (yoy). Sementara kredit investasi meningkat dari triwulan IV-2012 yang tumbuh negatif menjadi tumbuh positif sebesar 3,76% (qtq) dan tumbuh melambat sebesar 15,18% (yoy) dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, meskipun pertumbuhan kredit BPR yang melambat, namun tercatat persentase LDR BPR cukup tinggi, sehingga fungsi intermediasi perbankan mulai membaik dibandingkan pada triwulan sebelumnya, dan efektif dalam penyaluran kredit pada sektor-sektor produktif. Kualitas kredit BPR juga menunjukkan kinerja yang semakin membaik dilihat dari persentase NPL yang semakin menurun (Tabel 3.9). Konsumsi growth kredit (y oy )

49 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Tabel 3.9. Perkembangan Usaha BPR di Kaltim Sumber : Statistik BPR Bank Indonesia 3.4. Perkembangan Perbankan Syariah Perkembangan Perbankan Syariah di Kalimantan Timur pada awal tahun 2013 triwulan pertama menunjukkan pertumbuhan yang positif namun sedkit melambat terutama pada Aset dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Sementara itu penyaluran kredit mengalami pertumbuhan yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya Aset Pertumbuhan Aset perbankan syariah pada triwulan I-2013 secara nilai mencapai Rp. 4,36 triliun meningkat dari triwulan sebelumnya. Secara triwulan, aset syariah mencatat pertumbuhan melambat sebesar 1,12% (qtq) lebih rendah dari pencapaian pada triwulan IV-2012 sebesar 13,71% (qtq). Sementara itu, pertumbuhan tahunan aset perbankan syariah juga mengalami perlambatan sebesar 31,22% (yoy). Grafik 3.12 Perkembangan Aset Perbankan Syariah ASET g (yoy) ASET g (qtq) ASET 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw1 5 35% 2 5% -1-25% Sumber : COGNOS Bank Indonesia 38

50 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Dana Pihak Ketiga Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan syariah di Kalimantan Timur mengalami penurunan sebesar negatif 1,83% (qtq) dengan nilai mencapai Rp. 3,10 triliun (grafik 3.11) lebih rendah dari pencapaian pada triwulan IV Pangsa terbesar DPK perbankan syariah dicapai oleh tabungan (55,48%), dengan pertumbuhan triwulan melambat sebesar 0,89% (qtq) namun tumbuh meningkat secara tahunan sebesar 25,41% (yoy). Pangsa terbesar kedua yaitu deposito (35,28%), melambat baik secara triwulan maupun tahunan sebesar negatif 2,84% (qtq) dan 10,88% (yoy). Sementara itu, giro mengalami pertumbuhan menurun, dimana tumbuh negatif 12,48% (qtq) menurun cukup tajam dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2012 yang tumbuh positif 36,99% (qtq). Sejalan dengan pertumbuhan triwulan, pertumbuhan giro secara tahunan juga melambat sebesar 25% (yoy). Pangsa DPK Perbankan Syariah 9.25% Giro 35.28% Tabungan 55.48% Deposito 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Total DPK g (yoy) DPK g (qtq) DPK Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw Grafik 3.13 Pangsa Indikator DPK Syariah Grafik 3.14 Pertumbuhan DPK Syariah Penyaluran Kredit Kredit yang disalurkan oleh perbankan syariah di Kalimantan Timur pada triwulan pertama tahun 2013 mencapai Rp. 3,19 triliun atau tumbuh sebesar 15,67% (qtq) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, begitu pula pertumbuhan tahunan yang meningkat sebesar 50,25% (yoy) (grafik 3.15). Secara tahunan kredit modal kerja, investasi dan konsumsi mengalami pertumbuhan yang meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yaitu masing-masing sebesar 85,78%, 19,12% dan 40,74% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan secara triwulan, kredit modal kerja yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan sebesar 33,01% (qtq), sedangkan kredit investasi dan konsumsi mencapai pertumbuhan yang melambat pada triwulan I sebesar 3,77% dan 7,61% (qtq). 39

51 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Total Kredit g (yoy) kredit g (qtq) kredit 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw1 6 45% 3 15% -15% 3,600 3,100 2,600 2,100 1,600 1, Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw Modal Kerja Investasi Konsumsi Total Kredit Growth (yoy) Grafik 3.15 Pertumbuhan Kredit Perbankan Syariah (qtq & yoy) Sumber : COGNOS Bank Indonesia Grafik 3.16 Perkembangan Kredit Perbankan Syariah 3.5. Asesmen Risiko Perbankan Risiko Kredit Risiko kredit yang dihadapi perbankan di wilayah Kalimantan Timur mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari jumlah kredit bermasalah (NPL Gross) selama 3 triwulan terakhir yang cenderung mengalami kenaikan baik pada penyaluran kredit menurut jenis penggunaan kredit (modal kerja, investasi, dan konsumsi), serta untuk sebagian sektor ekonomi yang telah dibiayai. Secara nilai, NPLs (Non Performing Loans) pada triwulan I-2013 tercatat sebesar Rp. 1,510 triliun lebih tinggi dibandingkan pada triwulan IV-2012 yang sebesar Rp. 1,239 triliun. Persentase NPLs juga meningkat sebesar 2,83% bila dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu sebesar 2,37% pada triwulan IV-2012 (Tabel 3.10). Secara triwulanan, posisi NPLs mencatat peningkatan pertumbuhan dari 8,79% menjadi 21,87% (qtq). Sementara itu, secara tahunan, NPL mencatat pertumbuhan yang melambat dari 48,67% menjadi sebesar 45,87% (yoy) (Tabel 3.10). Tabel Perkembangan Kolektibilitas Kredit Bank Umum di Kaltim Sumber : COGNOS Bank Indonesia 40

52 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Berdasarkan jenis penggunaan, rasio NPLs masih tercatat dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, mencapai 3,52% lebih tinggi dibandingkan pada triwulan sebelumnya (3,14%). Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi juga meningkat masing-masing sebesar 3,19% dan 1,77%. Sementara itu, persentase NPLs berdasarkan sektor ekonomi, sebagian besar menunjukkan persentase NPLs yang cenderung meningkat, bahkan sektor konstruksi mencapai persentase NPLs tertinggi diatas 5%, yaitu sebesar 8,71%. Meningkatnya NPLs di sektor konstruksi antara lain disebabkan oleh pembangunan infrastruktur yang melambat. Tabel 3.11 Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum Sumber : COGNOS Bank Indonesia Risiko Likuiditas Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan. Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 90,73% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Secara triwulanan 41

53 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran simpanan jangka pendek turun sebesar negatif 0,56% (qtq) dan secara tahunan melambat dari 20,02% menjadi sebesar 8,66% (yoy). Berbeda arah dengan simpanan jangka pendek, simpanan dengan jangka waktu panjang tumbuh meningkat sebesar 47,85% (qtq) dan 84,45% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pencapaian pada triwulan IV Peningkatan pertumbuhan simpanan jangka panjang (lebih dari 3 bulan) kemungkinan disebabkan penawaran suku bunga simpanan jangka panjang yang lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga simpanan jangka pendek, sehingga menarik masyarakat untuk menyimpan dana dalam simpanan jangka panjang. Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim Risiko Pasar Sumber : COGNOS Bank Indonesia Berdasarkan analisis grafis yang menghubungkan antara suku bunga kredit dengan rasio NPLs dalam periode triwulan I-2010 s.d triwulan I-2013 (Grafik 3.17), terlihat adanya pergerakan yang berlainan arah antara nisbah NPLs dengan suku bunga kredit. Perbedaan arah tersebut dapat dilihat dari hasil penghitungan koefisien korelasi 1 kedua variabel tersebut sebesar 0,131. Hal ini i kredit Suku Bunga Kredit Gross NPLs (npl) Grafik 3.17 Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs Sumber: COGNOS, Bank Indonesia 1 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah 42

54 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran mengindikasikan hubungan yang lemah apabila mengkaitkan suku bunga kredit dengan rasio NPLs yang berarti kenaikan suku bunga kredit tidak mendorong kenaikan rasio NPLs, dan begitu pula sebaliknya kenaikan NPLs tidak serta merta menaikkan tingkat suku bunga kredit Kondisi Umum Sistem Pembayaran Perkembangan Sistem Pembayaran di Kalimantan Timur sampai dengan triwulan I-2013 menunjukkan peningkatan pertumbuhan secara tahunan. Peningkatan tersebut dicatat baik di sistem pembayaran tunai yang tercatat di KPw BI Kaltim, maupun sistem pembayaran non tunai. Sistem pembayaran non tunai terdiri dari BI-RTGS dan kliring. Perkembangan tersebut sejalan dengan perkembangan inflasi pada periode yang sama Perkembangan Transaksi Tunai Perkembangan Pengedaran Uang Kartal Transaksi tunai yang terjadi di Kalimantan Timur sepanjang triwulan I-2013 mencapai Rp 3,96 triliun atau naik 27,04% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (Grafik 3.13). Dari nominal transaksi tunai pada periode triwulan laporan, jumlah uang yang keluar dari kas (outflow) Bank Indonesia di Kaltim mencapai Rp. 1,81 triliun. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 24,18% (yoy). Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan (inflow) mencapai Rp. 2,15 triliun atau naik sebesar 29,54% (yoy). Secara keseluruhan, pada triwulan I-2013, Kaltim mengalami net inflow (jumlah uang yang masuk lebih besar dibandingkan dengan uang yang keluar) sebesar Rp. 343 milyar. (Rp Mily ar) 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 - Outflow Inflow Growth I II III IV I II III IV I II III IV I G(y oy (Rp Milyar) Inflow Smr Outflow Smr Inflow Bpp Outflow Bpp Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV QI Grafik 3.18 Peredaran Uang Kartal di Kaltim Sumber: Bank Indonesia Grafik 3.19 Peredaran Uang Kartal di Kaltim berdasarkan Wilayah Kerja KPw BI Sumber: Bank Indonesia 43

55 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Jumlah Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk menjadi alat pembayaran karena mengalami kelusuhan atau rusak. Jenis uang yang termasuk dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia memberikan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk dalam kategori UTLE ini pada triwulan I-2013 mencapai Rp 246 milyar atau mengalami peningkatan sebesar 54,83% (yoy). Sedangkan secara triwulanan, jumlah UTLE ini mengalami peningkatan sebesar 318,35% (qtq) dibandingkan jumlah UTLE pada triwulan IV-2012 yang sebesar Rp 59,04 milyar (Grafik 3.20). (Rp Milyar) Q I Q II Q III Smr Kaltim Q IV Q I Q II Q III Q IV Bpp g Kaltim Q I Q II Q III Q IV QI (yoy) Grafik 3.20 Jumlah PTTB per-wilker KBI Sumber: Bank Indonesia Perkembangan Transaksi Non-Tunai Perkembangan Transaksi Kliring Transaksi Kliring di Wilayah Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (Grafik 3.16). Jumlah transaksi kliring triwulan I-2013 mencapai Rp 6,07 triliun, atau apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya jumlah ini mengalami peningkatan 1,49%(yoy). Sementara itu volume transaksi pada triwulan I-2013 yang mencapai bilyet, atau menurun sebesar 8,82% (yoy). Secara triwulanan, volume transaksi kliring di Kaltim pada triwulan I-2013 mengalami penurunan sebesar 23,33% (qtq). 44

56 Bab 3-Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Perkembangan Transaksi BI-RTGS Nilai Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) di Kaltim pada triwulan I-2013 mencapai Rp 67,88 triliun, atau tumbuh sebesar 54,27% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingginya pertumbuhan transaksi RTGS pada periode laporan mencerminkan besarnya transaksi pembayaran yang terjadi dalam rangka penyelesaian berbagai kegiatan bisnis oleh pemerintah dan swasta. Peningkatan nilai transaksi ini searah dengan perkembangan volume transaksi RTGS Kaltim yang juga meningkat sebesar 25,33% (yoy) dari transaksi menjadi transaksi (Grafik 3.17). Secara triwulanan, volume transaksi RTGS pada triwulan I-2013 mengalami penurunan sebesar 11,6 (qtq). Berdasarkan Lokasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KBI) di wilayah Kalimantan Timur, nilai transaksi RTGS wilker BI Provinsi Kaltim di Samarinda pada triwulan I-2013 mencapai Rp 49,15 triliun atau tumbuh sebesar 61,9 (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu nilai RTGS di BI Balikpapan tercatat sebesar Rp 18,73 triliun atau tumbuh sebesar 37,31% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (Grafik 3.23). Rp Trilyun 7 Nilai Growth yoy I II III IV I II III IV I II III IV I (yoy) (Rp Trilyun) Kaltim Growth yoy Growth qtq I II III IV I II III IV I 75% 5 25% -25% Grafik 3.21 Perkembangan Transaksi Kliring Sumber: Bank Indonesia Grafik 3.22 Perkembangan Transaksi RTGS Sumber: Bank Indonesia Rp. Trilyun Samarinda Kaltim Balikpapan Growth yoy I II III IV I II III IV I (yoy) Grafik 3.23 Perkembangan RTGS per Wilker KBI Sumber: Bank Indonesia 45

57 BAB IV KEUANGAN DAERAH 4.1 Gambaran Umum Realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2013 secara umum masih menunjukkan pertumbuhan positif, sebagaimana terlihat dari realisasi belanja jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun Meskipun dari sisi realisasi pendapatan sedikit mengalami penurunan. Total pendapatan APBD Provinsi Kaltim yang terealisasi sampai dengan triwulan I mencapai Rp. 2,32 trilyun atau turun -31,26% dibandingkan realisasi pendapatan triwulan I-2012 yang sebesar Rp. 3,37 trilyun. Realisasi tertinggi berasal dari Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Transfer dengan nilai masing-masing sebesar Rp. 1,21 trilyun dan Rp. 1,09 trilyun, atau mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 8,71% dan - 51,22% (yoy) jika dibandingkan realisasi triwulan I (Grafik 4.1 dan Grafik 4.2). Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah Pendapatan 0,003 0,004 1,098 1,121 1, ,252 3,376 2,321 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah Pendapatan ,03% 29,56% 17,25% 47,13% 23,8 26,09% 20,18% 37,16% Rp. Trilyun % Realisasi Grafik 4.1 Realisasi Pendapatan (Nilai) Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim Grafik 4.2 Realisasi Pendapatan (%) Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim Sementara itu realisasi belanja APBD provinsi Kaltim pada triwulan I-2013 secara nilai mencapai Rp. 1,18 trilyun atau mengalami peningkatan 20,59% (yoy) dibanding realisasi tahun 2012 yakni sebesar Rp. 983 milyar. Apabila dilihat realisasi per-komponen belanja, nilai realisasi tertinggi dicapai oleh Belanja Operasi sebesar Rp 631 milyar. Sementara itu Belanja Modal dan Belanja Transfer jika dilihat nilai realisasinya mengalami peningkatan sebesar 263,63% dan 101,87% jika dibandingkan triwulan I-2012 (Grafik 4.3 dan Grafik 4.4). 46

58 Bab 4-Keuangan Daerah Transfer Belanja Tak Terduga Belanja Modal Belanja Operasi Belanja ,497 0,246-0,056 0,016 0,631 0,721 1,185 0,983 Transfer Belanja Tak Terduga Belanja Modal Belanja Operasi Belanja 0,0 0,0 1,64% 0,58% ,0 13,31% 8,81% 12,11% 9,19% 9,36% Rp. Trilyun Grafik 4.3 Realisasi Belanja (Nilai) Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim % Realisasi Grafik 4.4 Realisasi Belanja (Presentase) Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim 4.2 Pendapatan Realisasi pendapatan APBD provinsi Kaltim triwulan I-2013 menunjukkan kinerja yang cukup positif. Apabila dilihat rinciannya, realisasi Pendapatan Asli Daerah berada pada urutan pertama dengan nilai sebesar Rp. 1,21 trilyun (tabel 4.1) atau meningkat sebesar 8,71% jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Secara prosentase realisasi Pendapatan Transfer di triwulan I-2013 mencapai 23,8 dari total anggaran, lebih rendah dari realisasi triwulan I tahun sebelumnya yang sebesar 26,09%. Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I-2013 Sumber: Biro Keuangan Pemprov.Kaltim, diolah 47

59 Bab 4-Keuangan Daerah Kontribusi utama realisasi pendapatan berasal dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 1,21 trilyun atau secara prosentase mencapai 23,8. Komponen utama Pendapatan Asli Daerah berasal dari Pendapatan Pajak Daerah sebesar Rp. 1,15 trilyun (pangsa 94,78% terhadap total realisasi Pendapatan Asli Daerah). Selain itu realisasi yang berasal dari Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah (pangsa 4,77%), pendapatan Retribusi Daerah (pangsa 0,42%) serta Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (pangsa 0,04%) masing-masing mencapai 11,49%, 37,13% dan 0,2 (Grafik 4.5). Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Pajak Daerah 0,058 0,125 0,000 0,000 0,005 0, ,155 0,991 Dana Penyesuaian Otonomi Khusus (Bos Satuan Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Umum Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 0,098 0, ,019 0, ,982 2, Rp. Trilyun Grafik 4.5 Realisasi Pendapatan (Nilai) Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim Rp. Trilyun Grafik 4.6 Realisasi Pendapatan (Nilai) Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim Realisasi terbesar kedua pendapatan berasal dari Pendapatan Transfer sebesar Rp. 1,09 trilyun atau secara persentase sebesar 17,25%. Komponen utama Pendapatan Transfer berasal dari Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan sebesar Rp. 1,00 trilyun (pangsa 91,1 terhadap total realisasi Pendapatan Transfer). Selain itu realisasi yang berasal dari Transfer Pemerintah Pusat - lainnya (pangsa 8,9) (Grafik 4.6). 4.3 Belanja Belanja APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I tahun 2013 mencapai Rp. 1,18 trilyun atau 9,19% dari target belanja tahun Realisasi ini mengalami peningkatan secara nilai jika dibandingkan dengan realisasi belanja pada APBD triwulan I tahun 2012 yang mencapai Rp. 983 milyar. Apabila dilihat menurut jenis belanja, Belanja Operasi, Belanja Modal, dan Belanja Transfer mencapai persentase realisasi masing-masing sebesar 8,81%, 1,64%, dan 22,0 dari yang ditargetkan (Tabel 4.2). Belanja Operasi yang meliputi 55,55% dari Belanja APBD Provinsi Kaltim tahun 2013 mencapai tingkat realisasi sebesar Rp. 631 milyar atau sebesar 8,81%, mengalami penurunan -12,42% (yoy) jika dibandingkan realisasi tahun lalu yang sebesar Rp. 721 milyar. Jika dilihat rincian Belanja Operasi, jenis Belanja Hibah (pangsa 15,88% terhadap 48

60 Bab 4-Keuangan Daerah total Belanja Operasi) pada triwulan I tahun 2013 memiliki pencapaian realisasi terbesar Rp. 360 milyar atau 31,67% dari total rencana Belanja Hibah pada APBD Kaltim 2013 (Grafik 4.7). Sementara Belanja Pegawai dan Belanja Barang pada triwulan I masing-masing mencapai realisasi Rp. 182 milyar (11,94%) dan Rp. 88 milyar (3,54%). Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Triwulan I tahun 2013 Sumber: Biro Keuangan Pemprov.Kaltim, diolah Jika dibandingkan dengan realisasi Belanja Operasi, realisasi jenis Belanja Modal APBD Kaltim triwulan I-2013 memiliki pencapaian realisasi yang lebih rendah yaitu sebesar Rp. 56 milyar (secara persentase 1,64%), namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi belanja modal pada triwulan I-2012 yang sebesar Rp. 15 milyar. Belanja Bantuan Keuangan Belanja Bantuan Sosial Belanja Hibah Belanja Barang Belanja Pegawai ,390 0,360 0,098 0,089 0,064 0,182 0,169 Grafik 4.7 Realisasi Belanja Operasi Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim Berdasarkan tingkat penyerapan pada masing-masing SKPD, realisasi anggaran keuangan paling optimal yang mencapai lebih dari 13% dicapai oleh Dinas Pendapatan dengan tingkat realisasi 15,18%, kemudian Dinas Sosial mencapai 13,6, serta Badan Lingkungan Hidup sebesar 13,49% dari total alokasi anggaran. Sementara itu 21 SKPD 49

61 Bab 4-Keuangan Daerah yang memiliki tingkat penyerapan antara 5% sampai dengan 13%, sementara sisanya sebanyak 7 SKPD merealiasasikan anggarannya dibawah 5%. Tabel 4.3 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltim per SKPD TW I Sumber: Biro Keuangan Pemprov.Kaltim, diolah 50

62 BAB V PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Perkembangan jumlah penduduk Kalimantan Timur yang berusia 15 tahun ke atas berdasarkan survei ketenagakerjaan bulan Februari 2013, berjumlah orang. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 3,54% (yoy) (dibandingkan data bulan Februari 2012) atau bertambah sebanyak orang. Dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas, yang termasuk dalam kategori angkatan kerja berjumlah orang. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 3,12% (yoy) atau bertambah sebanyak orang dari periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 69,6, lebih tinggi dibandingkan dengan TPAK bulan Agustus 2012 yang sebesar 66,64%. Sementara itu, jumlah pengangguran di Kaltim mengalami penurunan 1,48% (yoy) dari orang menjadi orang, begitu pula Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dibandingkan dengan periode Agustus tahun 2012, yaitu dari 8,9 menjadi 8,87% (Tabel 5.1). Tabel 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur, dilihat dari rata-rata indeks kondisi ketersediaan lapangan kerja hasil survei konsumen Bank Indonesia provinsi Kaltim pada triwulan I tahun 2013, mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama 51

63 Bab 4-Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan tahun sebelumnya. Rata-rata indeks kondisi ketersediaan lapangan kerja triwulan I tahun 2013 sebesar 122,33 atau mengalami peningkatan 14,17 poin dari indeks rata-rata periode yang sama tahun sebelumnya (Grafik 5.1). Jika dilihat dari indeks rata-rata ekspektasi ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang, ekspektasi konsumen masih berada pada level optimis yaitu sebesar 132,83 poin, mengalami peningkatan 15,67 poin dari periode yang sama tahun sebelumnya. Indeks Dilihat dari status pekerjaan utama, dari orang pekerja di Kalimantan Timur, status pekerjaan utama terbanyak sebagai buruh/karyawan sebesar orang atau 56,35%, diikuti berusaha sendiri sebesar orang atau 15,11%, pekerja tidak dibayar sebesar atau 11,78% dan berusaha dibantu buruh tidak tetap orang atau 10,42% (Tabel 5.2) Kondisi ketersediaan lapangan kerja Ekspektasi ketersediaan lap.kerja 6 bln y.a.d Grafik 5.1 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Tabel 5.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah 52

64 Bab 4-Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan 5.2 Kesejahteraan Kondisi kesejahteraan masyarakat di triwulan I-2013 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV-2012 dan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini diindikasikan oleh Indeks Keyakinan Konsumen yang mengalami kecenderungan meningkat (Grafik 5.2). Peningkatan keyakinan tersebut berasal dari meningkatnya kondisi ekonomi saat ini yang naik dari rata-rata 115,56 pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi rata-rata 125,67 pada triwulan I-2013 atau meningkat 7,61 poin dari rata-rata triwulan IV-2012 yang sebesar 118,06 poin. Sementara itu ekspektasi konsumen mengalami peningkatan dari rata-rata 131,50 pada triwulan I-2012 menjadi rata-rata 143,67 poin pada triwulan I-2013 dan meningkat 9,78 poin dari rata-rata 133,89 pada triwulan IV Dengan demikian baik perkembangan keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi maupun ekspektasi konsumen ke depan menunjukkan tingkat optimisme yang masih terjaga. Masyarakat memperkirakan bahwa penghasilan mereka pada enam bulan yang akan datang masih tetap optimis sebagaimana tercermin pada Indeks Ekspektasi (Grafik 5.3). Kondisi rata-rata Indeks Ekspektasi Penghasilan triwulan I-2013 sebesar 148,67 dan mengalami peningkatan 3,67 poin dibandingkan rata-rata pada triwulan I Sementara itu, optimisme konsumen terhadap kegiatan usaha pada 6 (enam) bulan yang akan datang berasal dari konsumen yang mengatakan kemudahan mendapatkan pembiayaan perbankan sebanyak 35,0, adanya perbaikan infrastruktur sebanyak 32,86%, insentif/subsidi pemerintah meningkat sebanyak 26,43%, inflasi terkendali sebanyak 5,0 dan alasan lainnya sebanyak 0,71%. Indeks Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini Ekspektasi Konsumen Indeks Kondisi Penghasilan Ekspektasi Penghasilan Grafik 5.2 Indeks Keyakinan Konsumen Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Grafik 5.3 Indeks Penghasilan Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia 53

65 BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 6.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan II-2013 Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2013 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 1,7 + 1 % (yoy). Salah satu indikator yang mendorong arah pertumbuhan positif Indeks Eksp. Penghasilan Eksp. Ekonomi Eksp. Ketersediaan Lap.Kerja Garis Grafik 6.1 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survey Konsumen BI tersebut terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan Januari 2013 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 127,25. Hal ini dipengaruhi oleh seluruh komponen ekspektasi konsumen yang cukup optimis (Grafik 6.1), terutama ekspektasi terhadap penghasilan. Perkiraan pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan I-2013 yang sebesar 0,22% (yoy). Dari sisi permintaan, faktor positif pendorong pertumbuhan diperkirakan berasal dari peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat, banyaknya even kegiatan kampanye menjelang (USD/MT) Harga Batubara Acuan (HBA) International Coal Price Grafik 6.2 Harga Acuan dan Harga Internasional Batubara Sumber : ESDM dan Bloomberg $88.56 $ Pilkada Gubernur, serta semakin membaiknya iklim usaha di Kaltim. Sementara itu kinerja ekspor Kaltim diperkirakan masih mengalami kontraksi meskipun magnitudenya semakin mengecil. Ekspor komoditas migas diperkirakan masih mengalami penurunan, sebaliknya komoditas non migas mulai meningkat seiring dengan mulai meningkatnya harga batubara acuan dan harga batubara internasional. 54

66 Bab 6-Prospek Perekonomian Daerah Perkiraan peningkatan harga batubara tersebut juga akan berimbas pada sisi penawaran, dimana sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor utama perekonomian Kaltim juga diperkirakan akan mengalami peningkatan kinerja di triwulan II-2013 (Grafik 6.2). Membaiknya perekonomian Amerika Serikat yang ditunjukkan dengan rendahnya tingkat pengangguran, memberikan optimisme terhadap peningkatan perekonomian global sehingga akan meningkatkan kebutuhan energi. Selain itu, peningkatan kegiatan ekonomi terutama investasi dan beberapa proyek pembangunan infrastruktur pada triwulan II-2013 diperkirakan akan memberikan efek meningkatnya sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor angkutan dan komunikasi sebagai sektor pendukung. Sementara faktor yang menarik pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur adalah sektor industri pengolahan yang diperkirakan masih akan terkontraksi. 6.2 Prospek Perkembangan Inflasi Tekanan inflasi Kaltim pada triwulan II-2013 diperkirakan meningkat dibandingkan posisi triwulan I-2013 yang tercatat 6,29% (yoy). Laju inflasi Kaltim pada triwulan mendatang diperkirakan berada pada kisaran 6,89 +1% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi diperkirakan berasal dari kenaikan harga bahan makanan terutama bumbu-bumbuan dan sayuran. Faktor yang menahan laju inflasi antara lain pergerakan harga komoditas pangan di pasar dunia seperti minyak sawit dan kedelai diperkirakan masih cukup rendah sehingga akan menurunkan harga produk turunannya seperti minyak goreng, tahu, dan tempe. Selain itu harga komoditas gula juga masih stabil di kisaran 31 USD/pound (Grafik 6.3 dan Grafik 6.4). USD/pound Sugar Soybean 40 USD/MT 1, , Grafik 6.3 Harga Gula - Kedelai Grafik 6.4 Harga Minyak Kelapa Sawit Sumber : Datastream Bloomberg Berdasarkan pemantauan harga pada April dan awal Mei 2013 yang dilakukan oleh Disperindagkop Provinsi Kaltim, beberapa komoditas utama bahan kebutuhan pokok di kota Samarinda mulai mengalami peningkatan diantaranya bumbu-bumbuan (bawang 55

67 Bab 6-Prospek Perekonomian Daerah merah, bawang putih, cabe merah besar, dan cabe keriting) (Grafik 6.5), serta sayuran (kentang, kol, tomat sayur). Demikian halnya dengan bahan makanan produk peternakan terutama daging ayam yang juga mengalami peningkatan (Grafik 6.6). Faktor yang mendorong kenaikan harga beberapa komoditas tersebut adalah cuaca buruk yang mengganggu produksi sekaligus menghambat kelancaran distribusi barang. Sementara itu, sumber tekanan inflasi inti diperkirakan berasal dari kelompok perumahan karena peningkatan biaya sewa rumah yang masih terjadi dan peningkatan harga kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga karena peningkatan biaya sekolah dan Akademi/Perguruan Tinggi mendekati pergantian tahun ajaran. (mtm) Cabe Merah Besar Minyak Goreng Tepung Terigu Beras Bengawan Gula Pasir (DN) Bawang Merah Grafik 6.5 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1) Sumber : Disperindagkop Provinsi Kaltim (mtm) Daging Ayam Boiler Telur Ayam Boiler Daging Sapi Grafik 6.6 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2) Sumber : Disperindagkop Provinsi Kaltim 56

68 Boks 1. Prospek Industri Batubara Tahun 2013 Jumlah produksi batubara Indonesia pada tahun 2012 tetap meningkat dibandingkan tahun 2011 meskipun ada tekanan harga batubara internasional. Jika melihat pertumbuhannya, produksi pada tahun 2011 tumbuh sebesar 28,5%, sedangkan produksi tahun 2012 tumbuh sebesar 8,9% (yoy). Untuk proyeksi di tahun 2013, pemerintah menetapkan proyeksi sebesar 391 juta ton, tumbuh hanya 1,6% dibandingkan tahun Namun optimisme peningkatan produksi diperkirakan akan lebih tinggi dari angka proyeksi tersebut, melihat perkembangan permintaan dari 4 besar negara tujuan ekspor batubara Indonesia (share 7 dari total ekspor Indonesia) hampir secara keseluruhan mengalami peningkatan. Dari sisi perkembangan harga, meski mulai rebound sejak pertengahan tahun 2012, harga perdagangan batubara global pada bulan Maret 2013 yang ditutup pada level USD 65,13 per metrik ton tercatat masih mengalami koreksi 1,51%(yoy) dibandingkan posisi Maret Begitu pula harga batubara acuan (HBA) yang menjadi salah satu referensi penting transaksi perusahaan batubara dalam negeri juga mencatat level penurunan mencapai 20,2%(yoy) dan dipatok pada harga USD 90,09 per metrik ton di bulan Maret Ke depan harga batubara diperkirakan akan mengalami peningkatan (Grafik B1.1) (USD/MT) Harga Batubara Acuan (HBA) International Coal Price $88.56 $ Grafik B1.1 Harga Batubara Internasional dan Harga Batubara Acuan Sumber : Datastream Bloomberg dan Kementerian ESDM Perkembangan Produksi Batubara Kaltim di Triwulan I 2013 Produksi beberapa perusahaan batubara besar di Kalimantan Timur mencapai titik produksi tertinggi pada triwulan IV-2011 dan triwulan I Setelah periode tersebut rata-rata produksi terus mengalami penurunan, namun mulai mengalami peningkatan kembali pada triwulan IV tahun 2012 (Grafik B1.2). Perkembangan positif juga ditunjukkan oleh kinerja ekspor batubara Kalimantan Timur dimana terjadi peningkatan pertumbuhan volume ekspor pada triwulan I-2013 yang mencapai 63,23 juta ton atau tumbuh 20,42% (yoy), meskipun dari sisi nilai (mencapai juta USD) masih belum mengalami peningkatan yang signifikan. Trend peningkatan pertumbuhan volume ekspor batubara ini diperkirakan akan terus berlanjut pada triwulan II-2013 (Grafik B1.3). Sementara hasil liaison ke beberapa perusahaan alat berat di Kaltim menyatakan, sejalan dengan penurunan aktivitas pertambangan batubara (terutama untuk skala menengah

69 dan kecil), penjualan perusahaan alat berat di Kaltim pada triwulan I-2013 masih mengalami penurunan pada kisaran 3(yoy). Namun demikian, perusahaan menganggap kondisi penjualan mulai membaik, karena bila dibandingkan triwulan sebelumnya telah terjadi kenaikan penjualan sekitar 2 (qtq), seiring mulai meningkatnya harga jual dan produksi batubara. Disamping penjualan alat berat, perusahaan saat ini berusaha mengoptimalkan pemasukan dari jasa perawatan (service), dengan pangsa 20-25% dari total omset. Indeks Produksi Batubara g (yoy) growth (Juta Ton) Vol Ekspor g Vol Ekspor (yoy) Grafik B1.2 Produksi Batubara Kaltim Grafik B1.3 Volume Ekspor Batubara Kaltim Prospek Permintaan Batubara ke Depan dan Faktor Hambatan Pada tahun 2012, impor batubara China tumbuh 29%, India (estimasi) tumbuh 17,5%, dan Jepang 5,6% (yoy). Untuk proyeksi permintaan di tahun 2013, diperkirakan jumlah impor batubara China 2013 sedikit menurun dikarenakan arbitrase harga batubara impor di tahun ini tidak akan setinggi di tahun lalu karena harga batubara domestik China akan menurun dan suplai domestik dari batubara China sendiri akan meningkat karena infrastruktur perkeretaapian untuk distribusi batubara China akan terealisasi sebagian di pertengahan tahun Impor batubara Jepang juga diperkirakan akan menurun karena kembali beroperasinya sebagian pembangkit listrik nuklir. Berbeda halnya dengan India dan Korea Selatan yang diperkirakan impor batubaranya akan meningkat karena PLTU batubara India banyak akan beroperasi di tahun ini dan Korea Selatan yang pertumbuhan konsumsi listriknya diproyeksi akan meningkat. Prospek peningkatan dari pasar Asean juga diperkirakan akan terjadi, seiring cukup baiknya pertumbuhan ekonomi di beberapa negara Indocina sehingga meningkatkan kebutuhan batubara sebagai sumber energi (Tabel B1.1). Dari permintaan domestik sendiri, tahun ini diharapkan pembangunan beberapa pembangkit program percepatan pembangunan atau fast track program (FTP) tahap 1 akan mulai beroperasi tahun ini. Jika program tersebut berhasil, permintaan domestik Indonesia diperkirakan akan meningkat di Dari perkiraan permintaan ke depan tersebut, diperkirakan perusahaan batubara besar akan tetap meningkatkan jumlah produksinya untuk menutupi pengurangan pendapatan karena harga yang turun. Sementara itu produksi IUP, diperkirakan akan menurun secara signifikan akibat tekanan harga yang tidak dapat menutupi biaya produksi perusahaan.

70 Sementara itu, terdapat beberapa isu yang memberikan hambatan produksi pada tahun antara lain : 1. Penyamarataan royalti IUP dengan PKP2B. Untuk kondisi saat ini, IUP dipungut royalti paling besar hanya 7%, sedangkan PKP2B mencapai 13,5%. Jika regulasi ini diberlakukan, production cost dari IUP akan mengalami peningkatan yang cukup tinggi. 2. Adanya renegosiasi pertambangan untuk menyesuaikan dengan amanat UU no.4 tahun 2009 bagi IUP dan PKP2B. Permasalahan pembatasan luas wilayah pertambangan operasi produksi yang diperbolehkan bagi pelaku usaha pertambangan hanya mencapai Ha. Pada tahun 2011, PKP2B yang memiliki luas wilayah lebih dari Ha masih cukup dominan. Ada 20 perusahaan dari total 77 perusahaan di Indonesia yang memiliki luas diatas Ha. Rata rata luas wilayah yang dimiliki oleh 20 PKP2B tersebut mencapai Ha dengan luas wilayah terbesar mencapai Ha. Jika peraturan diberlakukan, dampaknya akan terjadi penurunan nilai cadangan dari perusahaan batubara yang dapat menurunkan nilai perusahaan secara keseluruhan. 3. Pemerintah berencana untuk melarang ekspor batubara berkalori rendah yakni dibawah Kcal/Kg atau hingga dibawah Kcal/Kg. Melihat performa ekspor batubara jenis lignit di tahun 2012, proporsinya adalah sebesar 1 dari total keseluruhan ekspor batubara. Potensi nilai ekspor yang akan hilang dari adanya regulasi ini mencapai USD 1,8 milyar. Pemerintah juga berencana untuk melakukan penjatahan ekspor batubara agar jumlah ekspor dapat dikendalikan di tahun Mekanismenya adalah menetapkan batas bawah dan batas atas volume penjualan batubara untuk ekspor. Dampak jika peraturan tersebut diberlakukan akan cukup signifikan mengingat 78% dari produksi batubara di tahun 2012 adalah untuk kebutuhan ekspor dan belum akan ada penyerapan dalam negeri yang cukup signifikan untuk menyerap produksi batubara dengan tingkat saat ini. Tabel B1.1 Boks Pertumbuhan Ekonomi ASEAN, China dan India ( ) Sumber: International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, Oktober 2012 *Angka perkiraan

71 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH 1. Inflasi dan PDRB xiv

72 2. Perbankan xv

73 3. Sistem Pembayaran xvi

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triw u lan IV-2011 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2010 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV 21 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunianya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan 01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I - 21 Kantor Bank Indonesia Samarinda RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN I-21 I. Gambaran

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1. PERKEMBANGAN 7 BAB 1. PERKEMBANGAN KAJIAN EKONOMI PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I 2008 KANTOR 8 BAB 1. PERKEMBANGAN Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel)

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017 RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 217 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi Bulan Februari 217 Terkendali Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat,23% (mtm) di bulan Februari. Inflasi di bulan ini

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii ... 48... 49... 56... 57... 59... 59... 60 iii iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GRAFIK vi vii viii RINGKASAN UU ix x xi xii BAB 1 EKONOI AKRO REGIONAL Pada triwulan II-2013, ekonomi

Lebih terperinci

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur mulai memperlihatkan tanda pemulihan dari tekanan gejolak penurunan harga minyak mentah maupun harga pangan dunia (CPO) yang

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian Misi Bank Indonesia kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

KAJIAN JAWA TIMUR TRIWULAN III INDONESIA SURABAYA

KAJIAN JAWA TIMUR TRIWULAN III INDONESIA SURABAYA KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR TRIWULAN III - 2012 BANK INDONESIA SURABAYA Penerbit : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Ekonomi Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI PROVINSI REGIONAL RIAU Triwulan II - 200 7 Kantor Bank Indonesia P e k a n b a r u KATA PENGANTAR BUKU Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Riau ini merupakan terbitan rutin triwulanan

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA MEDAN 2011 Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2014 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Inflasi Lebaran 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016 Rakordal KALTENG Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016 2015 PEREKONOMIAN NASIONAL Triwulan III 2015 PDB Tw III-15: 4,73% gpdrb negatif Perbaikan perekonomian terjadi di Jawa, sementara ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Koreksi Harga Paska Idul Fitri Dorong Deflasi Agustus

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website :

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website : KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI 2017 website : www.bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga. No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A NOVEMBER 217 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017 RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017 Koreksi Harga Pangan dan Faktor Musiman Dorong Deflasi Agustus INFLASI IHK Inflasi Agustus 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Inflasi 2016 Cukup Rendah dan Berada dalam Batas

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Visi, Misi Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan IV - 2008 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung i Visi, Misi Bank Indonesia Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 i Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Kata Pengantar

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2011 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III212 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi 2017 Terkendali Dan Berada Pada Sasaran Inflasi Inflasi IHK sampai dengan Desember 2017 terkendali dan masuk dalam kisaran sasaran

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH NOVEMBER 216 (Kajian Triwulan III-216) VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2016

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2016 BPS KOTA TARAKAN No. 04/04/6571/Th.X, 01 April 2016 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2016 Mulai bulan Februari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN III 211 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Kelompok Kajian Ekonomi Bank Indonesia Denpasar Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar Bali,

Lebih terperinci