KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV Kantor Bank Indonesia Samarinda

2 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan IV-2009 dapat dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihakpihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kaltim. Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan IV-2009, adalah sebagai berikut: 1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 2,29% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-2009 yang tumbuh sebesar 1,64% (y-o-y). Namun pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mencapai 4,3% (y-o-y). 2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan IV-2009 mencapai 4,31% (y-o-y), menunjukkan peningkatan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 3,65% (y-o-y). Laju inflasi tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 2,78% (y-o-y). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, yang merupakan wilayah baru yang dimasukkan untuk perhitungan laju inflasi di Kalimantan Timur, masing-masing sebesar sebesar 4,06% (y-oy), 3,60% (y-o-y) dan 7,21% (y-o-y). 3. Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum se- Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 43,70 triliun, mengalami peningkatan sebesar 5,26% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama triwulan IV-2009 mencapai sebesar Rp 22,98 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 21,99% dibandingkan dengan posisi triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 22,08% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 34,42 triliun pada triwulan IV-2009 (s.d November). c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 83,34%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 57,15%. d) Pembiayaan berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 63,27% atau Rp 16 triliun dari total kredit sebesar Rp 22,98 triliun. Penyaluran kredit UMKM pada triwulan IV tercatat meningkat sebesar 17,88% dibandingkan dengan triwulan IV Dengan mencermati berbagai faktor, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan I-2010 diperkirakan mencapai 3,5% - 4,5% (y-o-y), dengan laju inflasi triwulanan yang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Kebangkitan kembali perekonomian Kalimantan Timur pada periode akhir tahun 2009 ini tidak terlepas dari pulihnya perekonomian negara-negara di berbagai belahan dunia, yang kemudian sebagai implikasinya adalah meningkatnya kebutuhan akan energi. Kalimantan Timur sebagai daerah i

3 penghasil komoditas energi meraih keuntungan dari hal ini, yang menyebabkan perekonomiannya bergerak dan tumbuh lebih cepat. Namun perlu disadari bahwa hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan perekonomian Kalimantan Timur pada sektor-sektor yang berbasi Sumber Daya Alam (SDA) tidak terbarui semakin besar. Oleh karena itu tepatlah bahwa prioritas pembangunan diarahkan pada sektor-sektor yang terbarukan, dengan didukung oleh infrastruktur yang memadai sebagai prasyarat utama percepatan pembangunan yang berkesinambungan. Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun serta umpan balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Dalam penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Samarinda, Februari 2010 BANK INDONESIA SAMARINDA Androecia Darwis Pemimpin ii

4 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL iii vi DAFTAR GRAFIK... RINGKASAN EKSEKUTIF.. I. Gambaran Umum.... II. Asesmen Perekonomian... III. Asesmen Inflasi.. IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran Perbankan Sistem Pembayaran... V. Perkiraan.. vii BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Gambaran Umum Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Ekspor dan Impor Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor Listrik dan Air Bersih Sektor Bangunan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor Jasa-jasa... Boks. 1 Pengembangan Infrastruktur di Provinsi Kalimantan Timur BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI Gambaran Umum Inflasi Triwulanan (q-t-q) Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (q-t-q) Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q) Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q) 2.3. Inflasi Tahunan (y-o-y) Inflasi Tahunan Kota Samarinda iii

5 2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Inflasi Tahunan Kota Tarakan BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Gambaran Umum Perkembangan Usaha Bank Umum Total Aset dan Aktiva Produktif Penghimpunan Dana Masyarakat Penyaluran Kredit Bank Umum... a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim..... b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM). 3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR). a. Perkembangan Aset BPR... b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR.. c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR Asesmen Risiko Perbankan Risiko Kredit Risiko Likuiditas Risiko Pasar BAB IV KEUANGAN DAERAH Gambaran Umum Pendapatan Belanja... BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN. 5.1 Gambaran Umum. 5.2 Perkembangan Transaksi Tunai Perkembangan Peredaran Uang Kartal Perkembangan Transaksi Non-Tunai Perkembangan Transaksi Kliring Perkembangan Transaksi BI-RTGS.. BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur. 6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur berdasarkan Kabupaten/Kota. BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I Prospek Perkembangan Inflasi... LAMPIRAN iv

6 DAFTAR TABEL Halaman Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur... Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan IV (HS 2 dijit, dalam juta USD)... Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan IV-2009 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Samarinda... Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Balikpapan... Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Tarakan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa... Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa... Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa... Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim... Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim... Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim... Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim... Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim... Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit... Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi... Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Menurut Skala Kredit Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi... Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah)... Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibilitas... Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum... Struktur Jangka Waktu, Sebaran Nominal dan Rekening DPK... Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Semester I Realisai Belanja Modal Lima SKPD dengan Share Belanja Modal Tertinggi APBD Kaltim Tahun 2009 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar)... Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Prov. Kalimantan Timur Menurut Kabupaten/Kota Tahun v

7 DAFTAR GRAFIK Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (y-o-y).. IKK & Indeks Ketepatan Membeli Barang Tahan Lama (rata-rata tiga bulanan)... Indeks Konsumsi Pemda Perkembangan Kredit Investasi... Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri... Perkembangan Ekspor Pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan... Indeks Perkembangan Impor Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri.. Perkembangan Ekspor & Impor di Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan Indeks Ekpor Migas Kaltim dan Impor Migas Kaltim.. Komoditas Penyumbang Ekspor Non Migas Kaltim Tw Kontribusi Pertumbuhan Ekspor Non Migas Kaltim Tw per Negara. Kontribusi Utama Pertumbuhan Impor Non Migas per Negara Asal Barang Tw III Kontribusi Pertumbuhan Impor Non Migas Kaltim Tw Indeks Produksi Padi... Indeks Sub Sektor Kehutanan dan Perikanan... Perkembangan Kredit Sektor Pertanian... Indeks Produksi Minyak Mentah (Kondensat) & Gas Bumi di Kaltim.... Indeks Produksi Batubara.. Indeks Sektor Industri Pengolahan.. Indeks Produksi Pengolahan Migas.. Perkembangan Kredit Sektor Listrik... Indeks Nilai Bangunan Tempat Tinggal dan Indeks Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal. Perkembangan Konsumsi Semen di Kalimantan Timur Indeks Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Perkembangan Kredit Perdagangan di Kaltim Indeks Sub Sektor Angkutan.. Perkembangan Arus Penumpang Domestik di Bandara Sepinggan.. Perkembangan Penyaluran Kredit Perbankan. Indeks Sewa Bangunan Tempat Tinggal & Bukan Tempat Tinggal.. Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum. Laju Inflasi Kalimantan Timur dan Nasional (y-o-y).. Kinerja Triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (q-t-q)... Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (y-o-y)... Perkembangan Suku Bunga Simpanan dan BI-Rate... Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-Rate... Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim... Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim... Perkembangan Aset BPR... Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis... Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan... Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim vi

8 Struktur Kepemilikan Simpanan... Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs... Anggaran dan Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim per Semester I-2009 Anggaran dan Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim per Semester I-2009 Perkembangan Pengedaran Uang Kartal di Kaltim.. Perkembangan PTTB.. Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Timur. Perkembangan Transaksi RTGS di Kota Samarinda & Balikpapan... Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen Ketepatan Waktu untuk membeli barang tahan lama... Perkembangan Survei Kegiatan Usaha... Ekspektasi Penghasilan dan Ekspektasi Tabungan... Indeks Perubahan Harga Umum 3 bulan yang akan datang vii

9 Ringkasan Eksekutif RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN IV-2009 I. Gambaran Umum Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 2,29% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang sebesar 1,64%. Dari sisi permintaan, kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2009 ini berasal komponen ekspor neto, yang dipengaruhi oleh meningkatnya laju pertumbuhan komponen ekspor yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan. Dari sisi penawaran, laju pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan berasal dari sektor pertambangan dan penggalian, yang dipengaruhi oleh meningkatnya produksi batubara dan migas karena permintaan yang meningkat dan harga yang cukup tinggi. Sementara itu, laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada periode berjalan ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan III Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman dan meningkatnya harga komoditas di pasar dunia, seperti gula pasir. Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 ditandai dengan pertumbuhan yang positif pada bank umum di Kaltim dalam hal penghimpunan simpanan masyarakat (5,26%) dan penyaluran pinjaman baik kredit atas dasar lokasi kantor (21,99%) maupun kredit atas dasar lokasi proyek (22,08%). Pada triwulan I-2010, perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan akan tumbuh posisitf dalam kisaran antara 3,5% sampai dengan 4,5% (y-o-y). Faktor yang diperkirakan akan menjadi pendorong pergerakan ekonomi triwulan I-2010 dari sisi permintaan adalah meningkatnya permintaan pasar terhadap komoditas ekspor Kalimantan Timur seiring dengan pulihnya kondisi perekonomian global. Sedangkan dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, yang merupakan sektor dominan dalam perekonomian Kalimantan Timur, karena pengaruh meningkat produksi yang didorong oleh pertumbuhan permintaan. Laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan I-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan karena pengaruh meningkatnya harga komoditas pangan di pasar dunia. II. Asesmen Perekonomian Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 2,29% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya; lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang mencapai 1,64% (y-o-y). Dari sisi permintaan, kontributor terbesar laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV ini berasal dari komponen ekspor neto yaitu sebesar 1,22%, dengan pertumbuhan mencapai 2,01% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh peningkatan ekspor karena meningkatnya permintaan untuk komoditas-komoditas unggulan Kalimantan Timur, seperti migas dan 1

10 Ringkasan Eksekutif batubara. Kontribusi lainnya yang cukup besar berasal dari komponen pembentukan modal tetap domestik bruto (PMDTB) karena meningkatnya realisasi investasi. Dari sisi penawaran, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan terutama berasal dari pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian, yang tumbuh sebesar 1,92% (y-o-y), dengan kontribusi sebesar 0,78% terhadap pertumbuhan PDRB Kalimantan Timur triwulan IV Pertumbuhan pada sektor ini terutama dipengaruhi oleh meningkatnya produksi batubara karena meningkatnya permintaan. Sektor lainnya yang juga diperkirakan menjadi pendorong laju pertumbuhan triwulan berjalan adalah sektor pengangkutan yang diperkirakan menyumbang sebesar 0,67% terhadap laju pertumbuhan triwulan berjalan, dengan pertumbuhan 12,57% (y-o-y). III. Asesmen Inflasi Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009, yang ditunjukkan oleh pergerakan IHK, tercatat sebesar 4,31% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-2009 tercatat sebesar 3,65%. Laju inflasi tahunan Kalimantan Timur ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 2,78%. Meningkatnya laju inflasi ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga komoditas, terutama gula pasir, dan meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman. Laju inflasi tahunan Kota Samarinda triwulan IV-2009 mencapai 4,06% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2009 sebesar 3,69%. Laju inflasi tahunan tertinggi di Kota Samarinda terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 7,57% (y-o-y), terutama dipengaruhi oleh laju inflasi yang tinggi di Sub Kelompok Komoditas Minuman yang Tidak Beralkohol, yaitu sebesar 20,69% (y-o-y). Hal ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan harga gula pasir. Kelompok komoditas lainnya yang memiliki laju inflasi cukup tinggi adalah kelompok komoditas kesehatan (6,64%), kelompok komoditas bahan makanan (5,97%) dan kelompok komoditas sandang (5,54%). Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan pada periode berjalan ini mencapai 3,60% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,30%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi di Kota Balikpapan terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 19,80% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan; kemudian diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,92%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (5,08%). Laju inflasi tahunan Kota Tarakan triwulan IV-2009 tercatat sebesar 7,21% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan III-2009 yang mencapai 6,33%. Kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi, yaitu sebesar 15,93% (y-o-y), diikuti oleh kelompok komoditas sandang (10,62%) dan kelompok komoditas bahan makanan (9,89%). IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran 1. Perbankan Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan IV-2009 dari sisi penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 5,26% (y-o-y) sehingga posisinya menjadi Rp miliar. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada triwulan laporan berasal dari tabungan yang meningkat sebesar 21,87% (y-o-y) menjadi Rp miliar; sedangkan giro dan deposito mengalami penurunan masing-masing sebesar -2,49% dan - 6,80% (y-o-y) menjadi Rp miliar dan Rp miliar. 2

11 Ringkasan Eksekutif Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan laporan mencapai Rp miliar atau mengalami peningkatan sebesar 21,99% (y-o-y). Sementara itu, penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek pada periode laporan (s.d November 2009) tercatat berjumlah Rp miliar atau mengalami peningkatan sebesar 22,08% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, LDR atas dasar lokasi proyek mencapai 83,34% atau lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor yang sebesar 57,15%. Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim pada Triwulan IV-2009 mencapai Rp miliar atau dengan pangsa 63,27% terhadap total kredit. Searah dengan pertumbuhan kredit secara keseluruhan, kredit MKM pada triwulan laporan juga tumbuh positif sebesar 17,88% (y-o-y). Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan penghimpunan dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 21,73% dan 36,73% (y-o-y). Jumlah aset meningkat menjadi Rp 222,44 miliar dan DPK meningkat menjadi Rp 143,46 miliar. Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 8,73% (y-o-y); menjadi Rp 147,93 miliar; dengan persentase NPL menjadi 18% dari 12,87% pada triwulan III Sistem Pembayaran Jumlah transaksi uang kartal antara perbankan di wilayah Kalimantan Timur dengan Bank Indonesia pada triwulan IV-2009 mencapai Rp miliar, naik 5,61% (y-o-y) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 685 miliar dan jumlah outflow sebesar Rp miliar; sehingga pada triwulan IV-2009 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net outflow sebesar Rp 2.248,58 miliar. Meningkatnya jumlah peredaran uang kartal di wilayah Kalimantan Timur pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas penggunaan uang kartal oleh masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan momen pergantian tahun. Sementara itu jumlah uang kartal yang dikategorikan dalam Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 227 miliar atau naik 16,95% (y-o-y). Sedangkan jumlah transaksi kliring di Kalimantan Timur triwulan IV-2009 tercatat sebesar Rp miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 2,42% (y-o-y); dan transaksi RTGS mencapai Rp miliar, atau mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 2,89% (y-o-y). V. Perkiraan 1. Perekonomian Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2010 diperkirakan akan tumbuh positif, yaitu berkisar antara 3,5% s.d. 4,5% (y-o-y). Berdasarkan PDRB sisi penggunaan, faktor pertumbuhan diperkirakan berasal dari meningkatnya ekspor Kalimantan Timur karena permintaan yang mulai pulih paska krisis keuangan global. Sedangkan dari PDRB sektoral, sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2010 dengan meningkatnya produksi batubara karena meningkatnya permintaan. 3

12 Ringkasan Eksekutif 2. Inflasi Laju inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan I-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan IV Hal ini terutama dipengaruhi oleh meningkatnya harga komoditas bahan pangan, seperti beras dan gula pasir. 4

13 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.1 Gambaran Umum Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 2,29% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang mengalami kontraksi sebesar 1,64%. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur ini diperkirakan lebih rendah dibandingkan perkiraan pertumbuhan PDB Nasional sebesar 4,3% (Grafik 1.1.). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dipengaruhi oleh pertumbuhan komponen ekspor karena meningkatnya permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas ekspor Kalimantan Timur. Selain itu juga, pertumbuhan di dorong oleh meningkatnya investasi dan pengeluaran pemerintah. Berdasarkan PDRB sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh meningkatnya pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan dan harga jual komoditas yang lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya. 1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia Samarinda, diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan IV-2009 menurut PDRB sisi permintaan, mengalami pertumbuhan sebesar 2,29% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-2009 yang mengalami kontraksi sebesar 1,64%. Kontribusi terbesar pertumbuhan pada periode berjalan diperkirakan berasal dari komponen ekspor neto, yang dipengaruhi oleh meningkatnya ekspor karena pulihnya permintaan negara-negara importir. Faktor pendorong lainnya diperkirakan berasal dari komponen penanaman modal tetap domestik bruto (PMTDB) dan pengeluaran pemerintah, yang dipengaruhi oleh meningkatnya investasi dan meningkatnya pembiayaan proyek yang berasal dari anggaran pemerintah daerah. Sementara konsumsi masyarakat diperkirakan mengalami kontraksi dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh melambatnya permintaan masyarakat. 5

14 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur Jenis Penggunaan Pertumbuhan (y-o-y) Kontribusi Q I-09 Q II-09 Q III-09 Q IV-09* Q I-09 Q II-09 Q III-09 Q IV-09* Konsumsi Rumah Tangga Makanan Non Makanan Pengeluaran KLSN Pengeluaran Pemerintah Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok Ekspor Neto (a-b) a. Ekspor Ekspor LN Ekspor Antar Daerah b. Impor Impor LN Impor Antar Daerah PDRB Kaltim Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah (Q IV-09 perkiraan Bank Indonesia) Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami kontraksi sebesar -0,86% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 2,94%. Menurunnya konsumsi rumah tangga pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh menurunnya permintaan masyarakat. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada triwulan IV-2009, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara rata-rata triwulanan masih berada diatas level optimis 100, yaitu sebesar 118,45; namun lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada triwulan III-2009 yang sebesar 123,19. Indeks Ketepatan Waktu Membeli Barang Tahan Lama juga mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi di triwulan III-2009, yaitu dari 98,50 menjadi 95,83 (Grafik 1.2) Pengeluaran Pemerintah Pengeluran Pemerintah pada triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 5,10% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III-2009 yang tercatat sebesar 4,64%. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya belanja pemerintah daerah untuk pembiayaan berbagai proyek pembangunan, yang 6

15 Perkembangan Ekonomi Makro Regional terlihat dari meningkatnya Indeks Konsumsi Pemda (APBD), yang berada di atas level 100 (Grafik 1.3) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMDTB) Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 4,90% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan PMTDB pada triwulan III-2009 yang mencapai 4,48%. Dari sisi pembiayaan perbankan, penyaluran kredit investasi perbankan pada triwulan IV-2009 mencapai Rp 6,68 triliun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 32,71% (y-o-y). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang sebesar 23,30% (y-o-y) (Grafik 1.4). Sementara itu, faktor positif yang juga menjadi pendorong meningkatnya kinerja PMDTB pada periode berjalan ini dapat terlihat dari Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri yang berada di atas level 100 (Grafik 1.5). Tingginya kedua indeks tersebut menunjukkan meningkatnya iklim investasi di Kalimantan Timur Ekspor dan Impor Laju pertumbuhan ekspor Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009, diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 5,34% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III- 2009, yaitu sebesar -5,63%. Pertumbuhan tersebut terlihat juga dari pertumbuhan ekspor barang melalui Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan, yang pada triwulan IV-2009 tumbuh sebesar 3,16% (y-o-y) dengan volume ekspor sebesar 11,16 juta ton (Grafik 1.6). Sementara itu berdasarkan data ekspor non migas yang berasal dari Ditjen. Bea dan Cukai yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan IV mencapai USD 1.737,6 juta, mengalami kontraksi sebesar -3,70% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 1.804,5 juta. Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 85,39% dengan nilai USD 1.483,9 juta (Tabel 1.3). Nilai ekspor komoditas ini mengalami kontraksi sebesar - 7

16 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 8,45% dibandingkan dengan triwulan triwulan yang sama tahun sebelumnya, sehingga kontraksi ekspor komoditas ini memberikan kontribusi sebesar -7,59% terhadap pertumbuhan ekspor non migas Kalimantan Timur periode berjalan. Tabel 1.2. Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan IV-2009 (HS 2 dijit, dalam USD) Komoditas Jumlah Pangsa Negara Jumlah Pangsa 27 - Bahan Bakar Mineral 1,483,852, % Cina 367,471, % 28 - Bahan Kimia Anorganik 56,983, % Korea Selatan 259,945, % 44 - Kayu, Barang dari Kayu 54,823, % Taiwan 245,640, % 15 - Lemak & Minyak Hewan / Nabati 37,927, % Jepang 204,225, % 03 - Ikan dan Udang 29,606, % India 146,471, % 29 - Bahan Kimia Organik 23,078, % Malaysia 127,593, % 31 - Pupuk 22,331, % Filipina 87,604, % 84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 16,647, % Italia 69,695, % 90 - Perangkat Optik 4,122, % Hongkong 65,018, % 12 - Biji-bijian berminyak 4,004, % Belanda 44,843, % Lainnya 4,265, % Lainnya 119,133, % Total 1,737,642, % Total 1,737,642, % Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah Berdasarkan negara tujuan ekspor, pangsa terbesar triwulan IV ini dimiliki oleh Cina (21,15%), diikuti oleh Korea Selatan (14,96%), dan negara dengan pangsa pasar terbesar ketiga adalah Taiwan (14,14%). Sementara itu berdasarkan kontribusi terhadap kontraksi yang terjadi pada ekspor non migas periode berjalan, dipengaruhi oleh kontraksi ekspor ke beberapa negara yang termasuk dalam 10 besar tujuan ekspor non migas Kalimantan Timur, yaitu Jepang, India, Taiwan, dan Belanda yang memiliki pangsa sebesar 36,90% terhadap ekspor non migas triwulan IV Kontribusi terbesar adalah kontraksi yang terjadi pada ekspor ke Jepang, yaitu sebesar -8,37%, diikuti oleh India (-5,43%) dan Taiwan (-4,83%) (Grafik 1.7). Sementara itu, pertumbuhan impor Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 9,23% (y-o-y); lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -11,21% (y-o-y). Pertumbuhan ini terlihat dari perkembangan impor yang melalui pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan yang pada triwulan IV-2009 mengalami pertumbuhan sebesar 12,38% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang sebesar 102,9%. (Grafik 1.8). Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama triwulan IV berjumlah USD 224,03 juta atau mengalami kontraksi sebesar -47,60% (y-o-y). Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur adalah komoditas mesinmesin/pesawat mekanik yaitu sebesar USD 79,1 juta, diikuti oleh komoditas kendaraan dan bagiannya (USD 27,47 juta) dan pupuk (USD 26,39 juta). Sementara berdasarkan 8

17 Perkembangan Ekonomi Makro Regional negaranya, impor Kalimantan Timur berasal dari Amerika Serikat yaitu sebesar USD 48,86 juta, Singapura (USD 43,38 juta) dan Jepang (USD 24,52 juta) (Tabel 1.3). Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan IV-2009 (HS 2 Dijit, dalam USD) Komoditas Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa Negara (USD) Pasar (USD) Pasar 84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 79,099, % Amerika Serikat 48,860, % 87 - Kendaraan dan Bagiannya 27,465, % Singapura 43,278, % 31 - Pupuk 26,385, % Jepang 24,524, % 89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 26,154, % Australia 20,702, % 40 - Karet dan Barang dari Karet 22,620, % Perancis 16,164, % 73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 10,909, % Cina 9,105, % 90 - Perangkat Optik 8,641, % Kanada 8,036, % 85 - Mesin / Peralatan Listik 7,049, % Malaysia 7,681, % 38 - Berbagai Produk Kimia 5,802, % Italia 5,890, % 36 - Bahan Peledak 3,616, % Inggris 5,413, % Lainnya 6,280, % Lainnya 34,367, % Total 224,025, % Total 224,025, % Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah Kontribusi terjadinya kontraksi pada pertumbuhan impor non migas Kalimantan Timur berdasarkan negara asal barang, dipengaruhi oleh kontraksi impor untuk komoditas yang berasal dari Inggris, dengan kontraksi sebesar -31,29%, merupakan kontributor terbesar. Kemudian diikuti oleh Amerika Serikat (-9,75%) dan Jepang (-3,12%) (Grafik 1.9). Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 mengalami masih mengalami net export (jumlah ekspor lebih besar dibandingkan dengan impor) sebesar USD 1.165,2 juta. 1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan III-2009, berdasarkan perkiraan Bank Indonesia Samarinda, mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 0,47% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -1,06%. Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan pada periode berjalan ini berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yang berkontribusi sebesar 0,57%, diikuti oleh kontribusi dari sektor pengangkutan sebesar 0,37%. Kedua sektor ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri, yang menyebabkan adanya lonjakan permintaan barang dan jasa. Sektor industri pengolahan juga memberikan kontribusi pertumbuhan yang cukup tinggi pada periode berjalan ini, yaitu sebesar 0,35%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya produksi pengilangan minyak Pertamina karena meningkatnya permintaan. Namun demikian, di sisi lain, sektor pertambangan dan penggalian, yang juga merupakan salah satu sektor terbesar pembentuk PDRB Kalimantan Timur, mengalami kontraksi sebesar - 2,23% (y-o-y), sehingga berkontribusi negatif sebesar -0,88%. Hal ini dipengaruhi oleh produksi minyak dan gas yang mengalami penurunan. Kemudian diikuti oleh sektor pertanian yang mengalami kontraksi sebesar -3,24% (y-o-y), dengan kontribusi sebesar -0,22%. 9

18 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur Sektor Ekonomi Pertumbuhan (y-o-y) Kontribusi Q I-09 Q II-09 Q III-09 Q IV-09* Q I-09 Q II-09 Q III-09 Q IV-09* Pertanian Pertambangan & penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas, & air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan Keuangan Jasa-jasa PDRB PDRB tanpa Migas Sumber: BPS Kaltim & BI Samarinda (Q 4-09 perkiraan Bank Indonesia) Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang moderat, yaitu berkisar 3,74% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-2009 yang mengalami kontraksi sebesar - 5,92%. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya produksi pada sub sektor perkebunan, seperti meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit, Karet, Lada dan Coklat. Hal ini terlihat pada indeks produksi tanaman perkebunan yang berada diatas level optimis (100) (Grafik 1.10). Sub sektor perikanan juga menunjukkan adanya peningkatan, yang terlihat dari Indeks Produksi Perairan Umum dan Tambak yang berada diatas level optimis; demikian juga halnya untuk tanaman bahan makanan (tabama) khususnya produksi padi sawah (Grafik 1.11 dan 1.12) Produksi Kayu Log Perairan Umum Produksi Kayu Olahan Tambak Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des 2009 Grafik Indeks Produksi Sub Sektor Kehutanan dan Sub Sektor Perikanan Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des 2009 Grafik Indeks Produksi Padi Padi Sawah Padi Ladang Dari sisi pembiayaan perbankan, penyaluran kredit untuk sektor pertanian pada triwulan IV-2009 mencapai Rp 1.020,6 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 15,01% (y-o-y), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan III-2009 yang sebesar 24,22% (Grafik 1.13). 10

19 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini pada triwulan IV-2009 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu mencapai 1,92% (y-o-y), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III yang tumbuh sebesar 3,90% (y-o-y). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya produksi batubara, minyak bumi dan gas alam, yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan. Pertumbuhan tersebut terlihat dari Indeks Produksi Batubara dan Indeks Produksi Gas Bumi, yang berada diatas level 100; sementara Indeks Produksi Minyak Bumi walaupun masih berada di bawah level optimis, namun menunjukkan perkembangan yang meningkat (Grafik 1.14) Sektor Industri Pengolahan Sektor ini diperkirakan masih mengalami kontraksi pada triwulan IV- 2009, yaitu sebesar -1,61% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan kontraksi yang terjadi pada triwulan III-2009 yang sebesar - 4,70%. Kontraksi terutama dipengaruhi oleh rendahnya produksi LNG, yang memiliki pangsa terbesar industri pengolahan, karena pasokan gas yang terbatas. Namun demikian di sisi lain, produksi pengilangan minyak relatif mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada Indeks Produksi LNG dan Indeks Produksi Kilang Minyak (Grafik 1.15). Peningkatan produksi pengilangan minyak dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan karena dorongan pola konsumsi musiman Sektor Listrik dan Air Bersih Sektor listrik dan air bersih pada periode laporan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 7,99% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 6,75%. Penyaluran kredit perbankan untuk sektor ini pada triwulan IV-2009 mencapai Rp 132,897 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 387,87% (y-o-y) (Grafik 1.16). 11

20 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Bangunan Sektor bangunan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 8,02% (y-o-y), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang tumbuh sebesar 8,74%. Pertumbuhan tersebut dapat terlihat dari Indeks Nilai Bangunan Tempat Tinggal dan Indek Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal yang berada di atas level optimis (100)(Grafik 1.17). Dari sisi penyaluran kredit perbankan, kredit untuk sektor konstruksi yang disalurkan oleh perbankan di Kalimantan Timur triwulan IV-2009 mencapai Rp 2.926,11 miliar, mengalami peningkatan sebesar 18,16% (y-o-y) (Grafik 1.18). Indeks Nilai Bangunan Tempat Tinggal Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Rp miliar 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Konstruksi Pertumb Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV (%) Grafik 1.17 Indeks Sektor Bangunan Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Konstruksi di Kaltim Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 4,93% (yo-y), lebih lambat dibandingkan dengan triwulan III-2009 yang tumbuh sebesar 9,53%. Pertumbuhan pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat yang dipengaruhi oleh adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan momen pergantian tahun. Hal ini terlihat dari Indeks Harga Perdagangan Besar, Indeks Malam Kamar Terjual (Hotel) dan Indeks Omzet Restoran yang berada di atas level optimis (100) (Grafik 1.19). Berdasarkan penyaluran kredit perbankan, penyaluran kredit untuk sektor perdagangan pada triwulan IV-2009 mencapai Rp 5.624,76 miliar, mengalami peningkatan sebesar 18,03% (y-oy)(grafik 1.20). 12

21 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan & komunikasi pada triwulan IV-2009 diprediksi mengalami pertumbuhan sebesar 4,93% (y-o-y), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang sebesar 9,53%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas perjalanan masyarakat yang memanfaatkan momen perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan pergantian tahun untuk pulang ke kampung halamannya. Pertumbuhan di sektor pengangkutan dan komunikasi terlihat dari perkembangan Indeks Indeks Jumlah Angkutan Darat, Laut dan Udara yang berada di atas level optimis (Grafik 1.21). Sementara itu, berdasarkan jumlah penumpang pesawat tujuan domestik yang melalui Bandara Sepinggan, Balikpapan, jumlah penumpang yang datang selama triwulan IV-2009 mencapai orang dengan pertumbuhan sebesar 32,08% (y-oy); sementara jumlah penumpang yang berangkat mencapai orang, atau tumbuh sebesar 28,38% (y-o-y). Sehingga jumlah keseluruhan penumpang yang menggunakan Bandara Sepinggan adalah sebesar orang, mengalami pertumbuhan sebesar 30,22% (y-o-y) (Grafik 1.22) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan IV-2009 ini diperkirakan akan mengalami petumbuhan sebesar 10,15% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 sebesar 7,70%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh penyaluran kredit perbankan yang masih mengalami pertumbuhan. Penyaluran kredit perbankan pada triwulan IV mencapai Rp 24,98 triliun atau tumbuh sebesar 21,99% (y-o-y) (Grafik 1.23). Faktor pendukung lainnya adalah meningkatnya nilai sewa bangunan, yang terlihat dari Indeks Sewa Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal, yang berada di atas level optimis (Grafik 13

22 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1.24). Meningkatnya biaya sewa dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat akan tempat tinggal, sebagai alternatif dari membeli rumah, dan tempat usaha Sektor Jasa-jasa Sektor ini pada periode laporan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 4,72% (y-oy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2009 sebesar 5,18%. Salah satu indikator meningkatnya sektor jasa-jasa terlihat dari Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum yang berada di atas level optimis (Grafik 1.31). 14

23 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Boks 1. Pengembangan Infrastruktur di Provinsi Kalimantan Timur Kalimantan Timur merupakan sebuah provinsi yang kaya sumber daya alam, dan oleh karena itu menjadi magnet yang sangat kuat bagi masuknya investasi ke daerah ini. Namun demikian, Kalimantan Timur masih harus menghadapi persoalan klasik, yaitu kondisi infrastruktur yang masih belum memadai. Oleh karena itu dalam upaya mewujudkan visi Kaltim Bangkit 2013 yaitu menjadikan Kalimantan Timur sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka Menuju Masyarakat Adil dan Sejahtera, Pemerintah Provinsi telah menetapkan prioritas pembangunan pada infrastruktur, pertanian dan SDM. Sebagai perwujudan pembangunan infrastruktur, Pemerintah Prov. Kalimantan Timur telah dan akan melakukan pembangunan berbagai proyek, antara lain pengembangan lapangan udara, pelabuhan laut, rel kereta api dan pengembangan di sektor manufaktur. 1. Lapangan Udara Prioritas pengembangan infrastruktur lapangan udara di Kalimantan Timur difokuskan pada 4 lapangan udara utama, yaitu: Bandara Sepinggan, Balikpapan Perpanjangan landasan pacu dari meter menjadi meter dan memperluas terminal penumpang dari m2 menjadi m2. Target penyelesaian tahun 2012, dengan anggaran sebesar Rp 500 miliar. Bandara Samarinda Baru, Samarinda Merupakan pengganti Bandara Temindung. Panjang landasan direncanakan meter dengan terminal penumpang seluas m2. Rencana anggaran sebesar Rp 2,4 triliun. Saat ini pengerjaan telah mencapai 30%. Bandara Juwata, Tarakan Membuat landasan pacu baru sepanjang meter, untuk menggantikan landasan pacu yang lama, dan membangun terminal penumpang seluas m2, menggantikan terminal penumpang yang lama dengan luas m2. Anggaran Rp 950 miliar. Bandara Kalimarau, Berau Perpanjangan landasan pacu dari meter menjadi meter, dan membangun terminal penumpang baru seluas m2 untuk menggantikan terminal penumpang lama yang hanya seluas 300 m2. Anggaran Rp 200 miliar. 2. Pelabuhan laut Di Kalimantan Timur terdapat 2 pelabuhan utama, yang termasuk dalam 25 pelabuhan strategis di Indonesia, yaitu: Pelabuhan Samarinda Merupakan pelabuhan kelas 1, yang 8 buah dermaga, dengan panjang bervariasi dari 50 meter hingga 250 meter, memiliki kapasitas antara 375 ton/m2 hingga ton/m2. Pelabuhan ini melayani impor sebanyak ton (2006), ton (2007) dan ton (2008); ekspor sebanyak ton (2006), ton (2007), ton (2008); bongkar sebanyak ton (2006), ton (2007) dan ton (2008); muat sebanyak ton (2006), ton (2007), dan ton (2008). Arus penumpang berangkat yang dilayani oleh pelabuhan ini adalah sebanyak orang (2006), orang (2007), dan orang (2008); penumpang datang sebanyak orang (2006), orang (2007) dan orang (2008). 15

24 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Pelabuhan Semayang, Balikpapan Merupakan pelabuhan kelas 1 yang memiliki fasilitas 8 buah dermaga dengan panjang bervariasi dari 50 meter hingga 75 meter, memiliki kapasitas antara ton/m2 hingga ton/m2. Pelabuhan ini melayani impor sebanyak ton (2007) dan ton (2008); ekspor sebanyak ton (2007) dan ton (2008); bongkar sebanyak ton (2007) dan ton (2008); muat sebanyak ton (2007) dan ton (2008). Arus penumpang berangkat yang dilayani pelabuhan ini sebanyak orang (2007) dan orang (2008); arus penumpang turun sebanyak orang (2007) dan orang (2008). 3. Rencana Pembangunan Rel Kereta Api Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Ruler Ras Al Khaimah (RAK) dari Uni Emirat Arab untuk pembangunan rel kereta api dari Muara Wahau ke Lubuk Tutung sepanjang 135 kilometer dan terminal batubara di Bengalon, Kab. Kutai Timur. Investasi ini direncanakan sebesar USD 5 miliar. Rencana ini direncakan untuk dimulai pada bulan Februari Selain membangun rel kereta api dan terminal batubara, juga akan dibangun pabrik pengolahan tambang (smelter) dan pembangkit listrik. 4. Perkembangan Sektor Manufaktur Sektor manufaktur utama di Kalimantan Timur adalah: Industri Pengilangan Minyak Industri pengilangan Minyak di Kalimantan Timur dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) yang berada di Kota Balikpapan. Untuk meningkatkan kapasitas produksinya, Pertamina telah melakukan penandatanganan kerjasama dengan ETA Star Dubai dan Ithocn Corporation untuk membangun kilang minyak di Balikpapan dengan nilai investasi sebesar US 1,7 miliar. Produksi kilang Balikpapan tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 untuk premium meningkat 13,94% (y-o-y), minyak tanah (12,89%), solar (18,13%), pertamax (2,66%) dan Elpiji (27,77%). Sementara untuk perbandingan data tahun 2009 s.d. bulan Oktober masing-masing mengalami pertumbuhan untuk premium (5,75%), minyak tanah (-31,71%), solar (17,41%), pertamax (125,53%) dan Elpiji (-21,92%). Industri Liquid Natural Gas (LNG) Industri LNG di Kalimantan Timur dilakukan oleh PT. Badak NGL di Kota Bontang. Kapasitas produksinya mencapai 22,38 juta ton, dengan perkiraan produksi tahun 2009 sebanyak 17,4 juta ton, maka kapasitas utilisasi hanya berkisar 77%. Industri Pupuk PT. Pupuk Kalimantan Timur atau PKT yang terdapat di Kota Bontang merupakan produsen pupuk urea dan amoniak di Kalimantan Timur dengan kapasitas produksi sebesar ton per tahun untuk urea dan ton per tahun untuk amoniak. Kapasitas produksi PKT saat ini hanya sebesar 75% yang dipengaruhi oleh menurunnya pasokan gas alam karena berkurangnya sumber yang ada. Investasi yang direncanakan adalah pembangunan Pabrik Kaltim 5 dengan nilai investasi direncanakan sebesar USD 700 juta, melalui kredit sindikasi yang diatur oleh Bank Mandiri. Pabrik Kaltim 5 direncanakan mampu memproduksi amoniak sebesar metrik ton per hari dan metrik ton urea per hari. 16

25 BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI 2.1 Gambaran Umum Laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar 4,30% (y-o-y); lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III sebesar 3,89% (y-o-y). Namun masih lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 2,78% (y-oy). Berdasarkan komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 9,59% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,57%), dan kelompok komoditas sandang (5,31%). Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan satu-satunya kelompok komoditas yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -2,46%. Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan terjadi di Tarakan yakni sebesar 7,21% (y-o-y), diikuti oleh Samarinda dan Balikpapan masingmasing sebesar 4,06% (y-o-y) dan 3,60% (y-o-y). Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan IV 2009, meliputi: Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat yang didorong oleh pola konsumsi musiman karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru. Dari sisi penawaran, meningkatnya harga komoditas di pasar dunia, seperti komoditas gula pasir, dan meningkatnya biaya pendidikan. Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan IV-2009 Inflasi (Q 4-09) Kelompok Q-t-Q Y-o-Y Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah 17

26 Evaluasi Perkembangan Inflasi 2.2 Inflasi Triwulanan (q-t-q) Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (q-t-q) Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda pada triwulan IV-2009 mencapai 0,29% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan III-2009 yang sebesar 1,81%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas sandang yaitu sebesar 2,26% (q-t-q), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan emas perhiasan dan harga emas di pasar dunia; diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (1,18%), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan karena pengaruh pola konsumsi musiman. Sementara itu, kelompok komoditas bahan makanan menjadi satu-satunya kelompok komoditas yang mengalami deflasi, yaitu sebesar - 0,60% (q-t-q). Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Samarinda Kelompok Inflasi Q-t-Q (%) Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Q 4-09 Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q) Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar 0,69% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-2009 yang sebesar 2,55%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 2,64% (q-t-q) yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan; diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (2,37%) dan kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (2,09%). Sedangkan kelompok komoditas bahan makanan menjadi satu-satunya yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -2,12% (q-t-q). Tabel 2.3 Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Balikpapan Kelompok Inflasi Q-t-Q (%) Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Q 4-09 Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah 18

27 Evaluasi Perkembangan Inflasi Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q) Laju inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan IV-2009 mencapai 1,66% (q-t-q), merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Kalimantan Timur, lebih rendah dibandingkan triwulan III-2009 yang mencapai 3,52%. Laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas sandang yang mencapai 3,70% (q-t-q), diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (2,31%) dan kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (2,27%). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan pergantian tahun. Sementara deflasi terjadi pada kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan yaitu sebesar -0,03% (q-tq). Tabel 2.3 Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Tarakan Kelompok Q-t-Q (%) Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Q 4-09 Bahan Makanan Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah 2.3 Inflasi Tahunan (y-o-y) Inflasi Tahunan Kota Samarinda Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar 4,06% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 3,69%. Laju inflasi Kota Samarinda ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan secara nasional yang tercatat sebesar 2,78%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 7,57%, diikuti oleh kelompok komoditas kesehatan (6,64%) dan kelompok komoditas bahan makanan (5,97%). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga gula pasir, harga obat-obatan dan meningkatnya permintaan bahan pangan yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman (Tabel 2.5). Sementara itu, deflasi terjadi pada kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (-2,99%). 19

28 Evaluasi Perkembangan Inflasi Tabel 2.4 Inflasi tahunan (y-o-y) Kota Samarinda menurut kelompok barang & jasa Kelompok Inflasi Y-o-Y (%) Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Q 4-09 Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 3,60% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan III-2009 yang mencapai 3,30%. Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 2,83%. Laju inflasi tertinggi di kota ini tercatat terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 19,80% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan. Kelompok komoditas lainnya yang juga memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi pada triwulan IV-2009 adalah kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,92%), yang dipengaruhi oleh meningkatnya harga gula pasir; dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (4,55%). Sementara itu, deflasi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan dan kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu masing-masing sebesar - 3,06% dan -1,55%. Tabel 2.5 Inflasi tahunan (y-o-y) Kota Balikpapan menurut kelompok barang & jasa Kelompok Inflasi Y-o-Y (%) Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Q 4-09 Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah Inflasi Tahunan Kota Tarakan Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan IV-2009 mencapai 7,21% (y-o-y), merupakan yang tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur. Laju inflasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan III-2009 yang sebesar 6,33%. Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok & tembakau merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 15,93% (y-o- 20

29 Evaluasi Perkembangan Inflasi y); diikuti oleh kelompok komoditas sandang (10,62%), dan kelompok komoditas bahan makanan (9,89%). Faktor pendorong meningkatnya inflasi di Kota Tarakan dipengaruhi oleh mengingkatnya harg komoditas gula pasir, harga emas perhiasan dan meningkatnya permintaan komoditas bahan makanan karena faktor pola konsumsi musiman. Sementara deflasi terjadi pada kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar -3,28% (y-o-y). Tabel 2.6 Inflasi tahunan (y-o-y) Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa Kelompok Y-o-Y (%) Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Q 4-09 Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah 21

30 BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1. Gambaran Umum Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy). Hal ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit. 0.00% 2.00% 4.00% 6.00% 8.00% 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% Aset 0.04% 2.31% Aset 5.59% 19.89% DPK 2.70% 1.76% Nasional Kaltim DPK 8.19% 5.26% Nasional Kaltim Kredit 2.30% 6.23% Kredit 6.86% 21.99% Grafik 3.1 Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq) Grafik 3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Nopember 2009) menurut pertumbuhan triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan di Kaltim dan nasional menunjukkan perkembangan yang searah. Jumlah aset, DPK, dan kredit bank umum secara nasional mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 2,31%, 2,70%, dan 2,30%. Sementara pada periode yang sama bank umum di Kaltim mengalami peningkatan aset, DPK dan kredit masing-masing sebesar 0,04%, 1,76%, dan 6.23%. Berdasarkan pertumbuhan tahunan (yoy), jumlah aset dan kredit bank umum di Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi masingmasing sebesar 19,89% dan 21,99%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 5,59% dan 6,86%. Namun dari sisi penghimpunan DPK, prosentase DPK bank umum di Kaltim naik 5,26% atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan DPK secara nasional sebesar 8,19%. Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 21,73% (y-o-y). Demikian juga halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 36,73% (y-o-y), sementara kredit hanya mampu tumbuh sebesar 8,73% (y-o-y) atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu mencapai pertumbuhan sebesar 17,14%. Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah, memperlihatkan terjadinya penurunan risiko kredit dan risiko likuiditas dan dalam kondisi yang membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. 22

31 Perkembangan Perbankan Daerah 3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum Total Aset dan Aktiva Produktif Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan IV-2009 tercatat Rp miliar, mengalami peningkatan 4,31% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan jumlah aset bersih yang cukup signifikan dialami oleh bank swasta, yakni sebesar 17,03% sedangkan bank pemerintah mencatat aset bersih yang tetap. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan IV-2008, total aset perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 19,89% (yoy). Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim Keterangan Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi Pertumb. Tw4-09 Tw4-08 Tw3-09 Tw4-09 Tw3-09 Tw4-09 qtq yoy Jumlah Aset Bersih 46,465 53,404 55, % % 4.31% 19.89% Bank Pemerintah 32,634 39,883 39, % 71.59% 0.00% 22.21% Bank Swasta 13,832 13,521 15, % 28.41% 17.03% 14.40% Aktiva Produktif 30,487 31,702 30, % % -4.31% -0.49% Penempatan pada Bank Indonesia 7,891 6,616 2, % 7.81% % % Penempatan pada Bank Lain , % 4.85% % 86.01% Surat berharga yang dimiliki 1,308 1,447 1, % 4.98% 4.42% 15.51% Kredit yang diberikan 20,474 23,318 24, % 82.33% 7.11% 22.00% Lainnya % 0.03% 0.00% % Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi oleh aktiva kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 82,33%, sementara penempatan pada Bank Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifkan sebesar 372,67% atau dengan pangsa sebesar 7,81%. Suku bunga acuan (BI-rate) pada triwulan laporan yang bertahan pada level 6,5%, diperkirakan ikut berpengaruh terhadap penurunan penempatan pada BI sebesar 13,06%, dari Rp miliar pada triwulan III-2009 menjadi Rp miliar pada triwulan laporan Penghimpunan Dana Masyarakat Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan IV-2009 mencapai Rp miliar, atau meningkat 1,75% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan IV-2008, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) telah mengalami pertumbuhan sebesar 5,26% (yoy). Peningkatan dana pada triwulan DPK (triliun Rp) DPK (sumbu kiri) g (yoy) g (qtq) % 35% % 25% % 15% % 5% % -5% % Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q Grafik 3.3. Perkembangan Simpanan Masyarakat laporan berasal dari giro dan tabungan, sementara deposito mengalami kontraksi. Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq), tabungan mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 17,74%, giro mengalami pertumbuhan sebesar 0,16%; sedangkan deposito mengalami kontraksi sebesar -14,81%. Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan terjadi pada bank milik swasta, yakni sebesar 10,38% sedangkan bank milik pemerintah mengalami kontraksi sebesar 1,59%. Hal ini dipengaruhi oleh simpanan deposito yang mnegalami penurunan secara signifikan sebesar -25,14% (qtq). 23

32 Perkembangan Perbankan Daerah Jenis Simpanan Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim Posisi (dalam Rp Miliar) Komposisi Pert. Tw4-09 Tw3-08 Tw4-08 Tw 3-09 Tw 4-09 Tw4-09 q-t-q y-o-y Total DPK 39,350 41,518 42,948 43, % 1.76% 5.26% Giro 13,532 12,917 12,575 12, % 0.16% -2.49% Tabungan 14,474 15,525 16,069 18, % 17.74% 21.87% Deposito 11,344 13,075 14,303 12, % % -6.81% Bank Pemerintah 29,183 29,940 30,934 30, % -1.59% 1.67% Giro 11,643 10,859 10,287 10, % -1.09% -6.30% Tabungan 10,405 10,962 11,154 13, % 17.96% 20.03% Deposito 7,135 8,119 9,493 7, % % % Bank Swasta 10,166 11,578 12,014 13, % 10.38% 14.54% Giro 1,889 2,059 2,289 2, % 5.74% 17.54% Tabungan 4,069 4,563 4,915 5, % 17.21% 26.26% Deposito 4,208 4,957 4,810 5, % 5.57% 2.45% Penyaluran Kredit Bank Umum Penyaluran kredit bank umum di Kaltim triwulan IV-2009 menunjukkan perlambatan namun masih tercatat positif. Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut terjadi ditengah mulai turunnya tingkat bunga pinjaman. Akan tetapi, penurunan suku bunga simpanan tersebut masih relatif kecil seiring dengan BIrate selama triwulan laporan yang tetap sebesar 6.5% (Grafik 3.4). a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim Suku Bunga (%) K. Inv K. Kons KMK BI-rate Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q Grafik 3.4. Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate Jumlah kredit yang disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada Kredit g (yoy) g (qtq) % triwulan IV-2009 mencapai Rp , % 30% miliar (tabel 3.3). Secara triwulanan, % pertumbuhan kredit pada triwulan laporan % % tercatat 6,16% (qtq) atau lebih tinggi 10% % dibandingkan dengan pertumbuhan pada % triwulan III-2009 sebesar 5,75%. Jika Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 dibandingkan dengan posisi triwulan IV- 2008, penyaluran kredit pada triwulan IV Grafik telah tumbuh sebesar 21,99% (yoy) Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim atau melambat dibanding pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 18,55% (Grafik 3.5). Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp ,7 miliar (pangsa 65%) atau mengalami peningkatan 5,41% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada triwulan laporan meningkat sebesar 3,61%, menjadi Rp 8.750,2 miliar (pangsa 35%). Berdasarkan jenis penggunaannya, semua jenis kredit mengalami pertumbuhan yang positif secara triwulanan (qtq). Kredit investasi (pangsa 26,7%) mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 12,65% menjadi Rp 6.676,3 miliar. Selanjutnya kredit konsumsi (pangsa 32%) meningkat sebesar 8,69% menjadi Rp 7.989,3 miliar, Kredit (triliun Rp) 24

33 Perkembangan Perbankan Daerah diikuti kredit modal kerja (pangsa 41,3%) yang meningkat 0,59% menjadi Rp ,6 miliar. Menurut sektor ekonomi, sama dengan triwulan sebelumnya pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan air (65,15%), diikuti sektor pertambangan (45,04%), sektor angkutan (28,70%) dan sektor perdagangan (7,41%). Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Keterangan Posisi (dalam Rp Miliar) Komposisi Pert. Tw4-09 Tw3-08 Tw4-08 Tw3-09 Tw4-09 Tw4-09 q-t-q y-o-y Kredit 19, , , , % 6.16% 21.99% Kelompok Bank Bank Pemerintah 11, , , , % 5.41% 34.90% Bank Swasta 7, , , , % 7.56% 3.61% Jenis Penggunaan Modal Kerja 8, , , , % 0.59% 15.09% Investasi 4, , , , % 12.65% 32.71% Konsumsi 6, , , , % 8.69% 23.20% Sektor Ekonomi Pertanian , % -2.89% 15.01% Pertambangan % 45.04% % Perindustrian % 1.76% -4.37% Listrik, Gas dan Air % 65.15% % Konstruksi 2, , , % % 18.16% Perdagangan 4, , , % 7.41% 18.03% Angkutan , % 28.70% 49.30% Jasa Dunia Usaha 3, , , % -0.72% 6.91% Jasa Sosial % 11.83% 19.77% Lain-Lain 6, , , % 8.59% 23.06% LDR 50.44% 49.31% 54.78% 57.15% Dengan terjadinya pertumbuhan kredit yang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan simpanan maka nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami kenaikan dari 54,78% pada triwulan III-2009 menjadi 57,15% pada triwulan laporan. b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d November 2009) tercatat sebesar Rp miliar, mengalami peningkatan sebesar 6.61% (qtq) dibandingkan dengan posisi kredit pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.6). Begitu juga jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2008, kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami pertumbuhan sebesar 20,73% (yoy) atau mengalami kenaikan pertumbuhan dibanding triwulan sebelumnya sebesar 17,35% (Grafik 3.6). Kredit (sb kanan) g (yoy ) g (qtq) Kredit (triliun Rp) % % % % % % % -5.0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4-20% Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kalimantan Timur Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan triwulanan menunjukkan peningkatan yang cukup positif pada bank swasta yang mengalami peningkatan kredit sukup signifikan sebesar 37,33%. Sedangkan bank pemerintah justru mengalami penurunan 25

34 Perkembangan Perbankan Daerah sebesar 21,82%. Menurut sektor ekonomi, hampir keseluruhan sektor ekonomi mengalami pertumbuhan kredit yang positif kecuali sektor jasa dunia usaha yang mengalami penurunan sebesar 5,86%. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pertanian (18,52%), sektor listrik, gas dan air (11,31%), disusul sektor pertambangan, perdagangan dan jasa sosial dengan prosentase masing-masing pada kisaran 10 %. Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja memiliki pangsa yang tertinggi yaitu 46,7%, diikuti oleh kredit investasi sebesar 31,7%. Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah sektor perdagangan dan pertambangan dengan pangsa masing-masing sebesar 17,2% dan 16,5%. Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Keterangan Posisi (dalam Rp Miliar) Komposisi Pert. Tw4-09 Tw3-08 Tw4-08 Tw3-09 Tw4-09 Tw4-09 q-t-q y-o-y Kredit Lokasi Proyek 29, , , , % 6.61% 20.73% Kelompok Bank Bank Pemerintah 14, , , , % % -8.26% Bank Swasta 15, , , , % 37.33% 49.86% Jenis Penggunaan Modal Kerja 14, , , , % 8.67% 24.18% Investasi 9, , , , % 3.45% 15.75% Konsumsi 6, , , , % 7.05% 21.12% Sektor Ekonomi Pertanian 2, , , , % 18.52% 50.08% Pertambangan 5, , , , % 10.59% 30.38% Perindustrian 1, , , , % 6.77% 18.95% Listrik, Gas dan Air % 11.31% 47.81% Konstruksi 3, , , , % 3.39% 20.18% Perdagangan 5, , , , % 6.18% 15.59% Angkutan 1, , , , % 10.78% 39.76% Jasa Dunia Usaha 4, , , , % -5.86% -6.01% Jasa Sosial % 10.28% 20.24% Lain-Lain 6, , , , % 6.94% 21.48% LDR - lokasi proyek 75.5% 72.7% 82.9% 87.94% Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp miliar (pangsa 31,09%) dan di kota Balikpapan (termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara) sebesar Rp miliar (pangsa 26,57%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh Kabupaten Kutai Barat sebesar Rp 102 miliar (pangsa 0,28%). Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim Kabupaten/Kota Nominal* (Rp M) Pangsa Kredit DPK Kredit DPK LDR Kab. Kutai 4,166 2, % 6.01% % Kab. Berau 1,424 1, % 4.43% 77.59% Kab. Pasir 1,074 1, % 4.73% 54.86% Kab. Bulungan 521 1, % 3.67% 34.23% Kab. Kutai Barat % 0.70% % Kab. Kutai Timur 965 2, % 5.51% 42.26% Kab. Malinau % 1.56% 15.74% Kab. Nunukan % 1.35% 46.20% Kodya Samarinda 11,322 13, % 33.40% 81.83% Kodya Balikpapan 9,678 10, % 25.64% 91.14% Kodya Tarakan 1,293 3, % 7.80% 40.02% Kodya Bontang 5,111 2, % 5.20% % *) konsep netto yaitu tidak termasuk milik pemerintah pusat dan bukan penduduk 26

35 Perkembangan Perbankan Daerah Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi terjadi di kota Bontang sebesar 237,51%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Barat sebesar 175,89%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Kartanegara (167,41%) dan kota Balikpapan (91,14%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau dengan nisbah 15,74% (Tabel 3.5) Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim pada Triwulan IV-2009 mencapai Rp miliar atau dengan pangsa 63,8% terhadap total kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mencapai 3,93% (qtq) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang sebesar 6,16%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit berskala kecil kredit berskala besar (> 5 miliar) yang tumbuh sebesar 10,31% dan kredit berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 5oo juta) yang tumbuh sebesar 7,92%. Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit Skala Kredit Posisi (miliar Rp) Komposisi Pert. Tw4-09 Tw3-08 Tw4-08 Tw3-09 Tw4-09 Tw 3-09 Tw 4-09 q-t-q y-o-y Mikro (s.d Rp 50 jt) 3,499 3,523 3,932 3, % 15.9% 1.25% 12.99% Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt) 4,212 4,248 5,089 5, % 22.0% 7.92% 29.29% Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) 5,705 5,804 6,300 6, % 25.8% 2.38% 11.14% Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar) 13,416 13,575 15,321 15, % 63.8% 3.93% 17.30% Besar (> Rp 5 miliar) 6,431 6,899 8,207 9, % 36.2% 10.31% 31.22% Total 19,847 20,474 23,528 24, % 100.0% 6.16% 21.99% Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan laporan tercatat Rp miliar atau mengalami peningkatan sebesar 4,46% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta tercatat Rp miliar atau mengalami peningkatan sebesar 7,70% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7). Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi Keterangan Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi Pert. Tw4-09 Tw3-08 Tw4-08 Tw 3-09 Tw 4-09 Tw 3-09 Tw 4-09 q-t-q y-o-y Kredit UMKM 13, , , , % % 5.70% 17.88% Kelompok Bank Bank Pemerintah 7, , , , % 61.12% 4.46% 35.31% Bank Swasta 5, , , , % 38.88% 7.70% -1.97% Jenis Penggunaan Modal Kerja 5, , , , % 38.47% -1.07% 12.75% Investasi 1, , , , % 13.05% 11.36% 16.40% Konsumsi 6, , , , % 48.48% 10.17% 22.74% Sektor Ekonomi. Pertanian % 2.50% % 13.73% Pertambangan % 1.36% 18.11% 55.78% Perindustrian % 1.34% 15.76% 16.68% Listrik, Gas dan Air % 0.09% % % Konstruksi 1, , , % 6.50% % 7.28% Perdagangan 3, , , , % 25.25% 5.31% 16.66% Angkutan % 2.51% 14.42% 7.72% Jasa Dunia Usaha 1, , , , % 11.07% 12.78% 7.92% Jasa Sosial % 0.86% 14.27% 40.12% Lain-Lain 6, , , , % 48.53% 9.92% 22.59% 27

36 Perkembangan Perbankan Daerah Peningkatan penyaluran kredit MKM pada triwulan laporan juga didukung oleh penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di Kalimantan Timur yang pada triwulan laporan mencapai Rp 370 miliar dengan jumlah debitur sebanyak debitur. Menurut jenis penggunaan, lebih dari separoh kredit MKM disalurkan untuk usaha produktif yang pangsanya mencapai 53,5%, terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi masing-masing berjumlah Rp 6.155,6 miliar (pangsa 38,47%) dan Rp 2.088,1 miliar (pangsa 13,05%). Sementara sisanya sebesar Rp 7.758,4 miliar (pangsa 48,48%) merupakan kredit konsumsi. Dilihat dari pertumbuhannya secara triwulanan (qtq), kredit investasi tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 11,36%, diikuti kredit konsumsi yang meningkat 10,17%. Sedangkan kredit modal kerja mengalami penurunan sebesar 1,07%. Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 25,25%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 11,07%) dan sektor konstruksi (pangsa 6,5%). Dilihat dari pertumbuhan triwulanannya (qtq), pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor pertambangan dan perindustrian, masing-masing sebesar 18,11% dan 15,76%. Sedangkan, sektor yang mengalami penurunan cukup signifikan adalah sektor listrik, gas dan air (-48,79%) dan sektor pertanian (-23,44%). Tabel 3.8 Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi Keterangan Posisi (Rp miliar) Tw04 Nisbah NPL Tw3-08 Tw4-08 Tw3-09 Tw4-09 q-t-q Tw3-09 Tw4-09 NPLs Kredit UMKM % 2.92% 2.55% Jenis Penggunaan Modal Kerja % 3.53% 3.80% Investasi % 3.26% 2.39% Konsumsi % 2.29% 1.61% Sektor Ekonomi Pertanian % 2.19% 3.30% Pertambangan % 3.46% 5.00% Perindustrian % 5.34% 2.53% Listrik, Gas dan Air % 0.00% Konstruksi % 4.41% 8.31% Perdagangan % 3.26% 2.55% Angkutan % 2.36% 2.67% Jasa Dunia Usaha % 3.07% 2.86% Jasa Sosial % 9.03% 0.62% Lain-Lain % 2.35% 1.64% Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan laporan menunjukkan kinerja yang membaik seperti terlihat dari persentase kredit bermasalah bruto (gross-non performing loans/npls) yang sebesar 2,55% atau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,92%. Dilihat dari jenis penggunaan kredit (tabel 3.9), persentase NPLs UMKM untuk kredit modal kerja merupakan yang tertinggi yaitu mencapai 3,53%, lebih tinggi dibanding persentase NPLs triwulan sebelumnya yang sebesar 3,80%. Selanjutnya, persentase NPLs UMKM untuk kredit investasi dan konsumsi juga mengalami penurunan masing-masing menjadi 2,39% dan 1,61%, atau lebih rendah jika dibandingkan dengan persentase NPLs triwulan sebelumnya sebesar 3,26% dan 2,29%. Menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor konstruksi (8,31%) dan sektor pertambangan (5%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5% pada periode triwulan laporan. 28

37 Perkembangan Perbankan Daerah 3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1 a. Perkembangan Aset BPR Jumlah aset BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 mengalami pertumbuhan sebesar 21,73% (y-o-y), dengan total nilai mencapai Rp 222,43 miliar. Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang sebesar 16,98%. Sementara secara triwulanan aset BPR tumbuh sebesar 10,09% (q-t-q) dibandingkan dengan jumlah aset pada triwulan III R p miliar Aset Y -o-y Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Grafik 3.7 Perkembangan Aset BPR % b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR Jumlah dana pihak ketiga (DPK) BPR di Depos ito Tabungan Grow th (y-o-y) Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 ini mengalami peningkatan sebesar 36,73% (yo-y) dibandingkan triwulan IV-2008, dengan nilai Rp 143,45 miliar. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang sebesar 27,74%. Pertumbuhan DPK periode berjalan ini R p miliar Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV dipengaruhi oleh peningkatan jumlah deposito sebesar 28,99% (y-o-y) menjadi Rp 78,78 miliar, dan pertumbuhan tabungan Grafik 3.8 Perkembangan DPK Berdasarkan J enis yang mencapai 47,50% (y-o-y) menjadi Rp 64,66 miliar. c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan Investasi Kons ums i Moda l K erja Grow th (y-o-y) laporan mencapai Rp 147,92 miliar, atau mengalami peningkatan sebesar 8,73% (y-oy) dibandingkan triwulan IV Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang sebesar 17,14%. Peningkatan kredit periode berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan pada komponen kredit investasi yang tumbuh R p miliar Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV ,14% (y-o-y) menjadi Rp 14,27 miliar, kredit konsumsi tumbuh 35,46% (y-o-y) menjadi Rp 50,40 miliar, sedangkan kredit Grafik 3.9 Perkembangan Kredit Berdas arkan J enis Penggunaan modal kerja mengalami penurunan sebesar 3,32% (y-o-y) menjadi Rp 83,25 miliar. 1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S) 29

38 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.9. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) Keterangan Q IV-2009 Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q-t-Q Y -o-y J umlah BP R Aset 172, , , , , , K redit 125, , , , , , Modal K erja 80,966 86,113 82,183 82,675 84,519 83, Investasi 9,301 12,727 13,116 14,198 14,217 14, K onsumsi 35,248 37,209 42,396 45,890 48,294 50, DPK 101, , , , , , D epos ito 60,423 61,081 67,147 69,410 79,194 78, Tabungan 40,920 43,842 47,791 46,855 50,265 64, LDR (% ) NPLs (% ) Asesmen Risiko Perbankan Risiko Kredit Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim dalam kondisi yang membaik, yaitu terdapat sedikit penurunan persentase kredit bermasalah bruto (Gross- NPLs) pada jenis penggunaan kredit untuk modal kerja, investasi dan konsumsi, serta sebagian sektor ekonomi yang dibiayai. Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan mengalami sedikit peningkatan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan IV-2009 sebesar 2,13% atau lebih rendah jika dibandingkan nisbah NPLs triwulan III-2009 sebesar 2,69% (Tabel 3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit bermasalah tercatat menurun sejumlah Rp 101,9 miliar (16,08%) bila dibandingkan dengan posisi triwulan III Sektor Tabel Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum Kolektibilitas (Rp M) Komposisi Pert. Tw4-09 Tw4-08 Tw3-09 Tw4-09 Tw3-09 Tw4-09 +/- (Rp M) q-t-q 1-Lancar 18, , , % 90.57% 2, % 2-Dalam Perhatian Khusus 1, , , % 7.30% % 3-Kurang lancar % 0.40% % 4-Diragukan % 0.37% % 5-Macet % 1.36% % NPLs (3+4+5) % 2.13% % Total Kredit 20, ,528 24, % % 1, % Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis penggunaan relatif terjaga dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 1,28%. Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat masing-masing sebesar 0.36% dan 0.50%. Dilihat dari perkembangannya, keseluruhan komponen kredit mengalami penurunan persentase NPLs jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan sektor ekonomi, keseluruhan sektor ekonomi mencatat nisbah NPLs yang relatif rendah (dibawah 5%) dan sangat baik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Nisbah NPLs tertinggi terdapat pada sektor perdagangan dan sektor konstruksi dengan prosentase masing-masing sebesar 0,61% dan 0,41%. 30

39 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum Keterangan Nominal NPL (Rp M) Pert. Tw4-09 Nisbah NPL (%) Tw3-08 Tw4-08 TW3-09 Tw4-09 +/- (Rp M) q-t-q Tw4-09 Jenis Penggunaan Modal Kerja % 1.28% Investasi % 0.36% Konsumsi % 0.50% Sektor Ekonomi Pertanian % 0.05% Pertambangan % 0.15% Perindustrian % 0.02% Listrik, Gas & Air Konstruksi % 0.61% Perdagangan % 0.41% Angkutan % 0.11% Jasa Dunia Usaha % 0.26% Jasa Sosial % 0.00% Lain-Lain % 0.51% Total % 2.13% Risiko Likuiditas Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan. Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Posisi nominal (miliar Keterangan Rp) Komposisi Tw3-09 Tw4-09 Tw3-09 Tw4-09 Jangka pendek Giro 12,575 12, % 28.82% Tabungan 16,069 18, % 43.29% Simpanan berjangka s.d 3 bulan 11,823 9, % 21.47% Total DPK s.d 3 bulan 40,468 40, % 93.58% Jangka menengah panjang Total DPK > 3 bulan 2,480 2, % 6.42% Total DPK 42,948 43, % 100.0% Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 93,58% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar Risiko Pasar Berdasarkan analisis grafis yang menghubungkan antara suku bunga kredit dengan rasio NPLs dalam periode triwulan I-2006 s.d triwulan IV-2009 (Grafik 3.10), terlihat pergerakan yang searah antara nisbah NPLs dengan suku bunga kredit. Hal ini didukung oleh hasil penghitungan koefisien korelasi 2 kedua variabel tersebut yang hanya 0,67. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan tingkat bunga kredit Bunga Kredit (sumbu kiri) Gross NPLs (sumbu kanan) Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q Grafik Perkembangan bunga kredit dan rasio NPLs 2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah 31

40 BAB IV KEUANGAN DAERAH 4.1 Gambaran Umum Komponen pendapatan pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2009 secara total mencapai 5,75 trilliun atau mengalami penurunan sebesar 6,05% jika dibandingkan dengan komponen pendapatan pada realisasi APBD tahun 2008 sebesar 6,12 trilliun. Apabila dilihat realisasi per komponen pendapatan, prosentase realisasi tertinggi dicapai oleh komponen lain-lain pendapatan yang sah dan pendapatan asli daerah dengan prosentase masing-masing sebesar 123,87% dan 100,89%. Sedangkan tingkat realisasi komponen pendapatan transfer yang berasal dari dana perimbangan sebesar 83,30%. Hasil analisis terhadap komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2009 menunjukkan bahwa sebagian besar SKPD di provinsi Kalimantan Timur dapat mencapai tingkat realisasi diatas 70%. Beberapa SKPD dengan tingkat realisasi yang cukup memuaskan antara lain RSUD A.Wahab Syahranie, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Peternakan, dan Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil. 4, , % 3, , % % 3, % % 2, , , , % 80.00% 1, % 1, % % % PENDAPATAN ASLI DAERAH PENDAPATAN TRANSFER LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH Anggaran Realisasi Prosentase Realisasi Grafik 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Kalimantan Timur Pendapatan Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada realisasi APBD tahun 2009 tercatat sebesar 2,012 Trilliun. Dari jumlah tersebut, kontribusi utama berasal dari pendapatan pajak daerah sebesar 1,538 trilliun dengan tingkat realisasi sebesar % dari jumlah anggaran perubahan. Komponen pendapatan pajak daerah ini memiliki kontribusi sebesar 76,46% dari total keseluruhan pendapatan asli daerah. Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap pendapatan asli daerah adalah lain-lain PAD yang sah yang berasal dari optimalisasi pemanfaatan dana kas daerah, pendapatan dari denda pajak, denda retribusi dan denda pengembalian, serta sebagian berasal dari pendapatan rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan dan Tarakan. Sedangkan pada komponen yang berasal dari retribusi daerah, retribusi jasa umum memiliki tingkat realisasi yang cukup tinggi yaitu 279,66% melebihi tingkat realisasi pada retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu. 32

41 Keuangan Daerah Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009 J umlah Anggaran Realisasi 2009* Uraian (R p Milyar) (R p Milyar) (% ) PENDAPATAN ASLI DAERAH 1, , % Pendapatan Pajak Daerah 1, , % P endapatan R etribusi Daerah % Pendapatan Hasil Perusahaan Milik Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan % Lain-lain PAD yang S ah % PENDAPATAN TRANSFER 3, , % Dana Perimbangan 3, , % - Dana Bagi Hasil Pajak % - Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (S DA) 3, , % - Dana Alokasi Umum % - Dana Alokasi Khusus % LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH % P endapatan Hibah dari P emerintah % Pendapatan Hibah dari Kelompok Masyarakat % TOTAL PENDAPATAN 5, , % * Data sangat sementara posisi 31 Desember 2009 (masih memungkinkan terjadi perubahan karena adanya kemungkinan pengembalian anggaran) 2, % 2, % 2, % % 1, , % 1, % % 69.41% % % 50.00% Iuran Usaha Provisi Sumber Pemanfaatan Hutan Daya Hutan (IIUPH) Iuran Tetap (Landrent) Iuran Eksplorasi dan Iuran Ekploitasi (Royalti) Pertambangan Minyak Bumi Pertambangan Gas Bumi/Alam 0.00% Anggaran Realisasi Prosentase Realisasi Grafik 4.2 Realisasi Komponen Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) Komponen pendapatan transfer (dana perimbangan) memiliki tingkat realisasi sebesar 83,30%. Dana perimbangan ini mayoritas berasal dari komponen dana bagi hasil bukan pajak (dana bagi hasil SDA) dengan prosentase kontribusi sebesar 82,27% dari total keseluruhan dana perimbangan. Grafik 4.2 menunjukkan bahwa bagi hasil pertambangan gas bumi/alam, bagi hasil pertambangan minyak bumi, dan iuran eksplorasi dan eksploitasi (royalti) memiliki kontribusi yang sangat dominan pada dana bagi hasil bukan pajak (bagi hasil SDA), dengan tingkat realisasi masingmasing secara berturut-turut sebesar 66,40%, 75,28% dan 170,05%. 33

42 Keuangan Daerah 4.3 Belanja Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2009 menunjukan bahwa hampir keseluruhan SKPD provinsi Kalimantan Timur memiliki tingkat realisasi diatas 70%. SKPD dengan tingkat realisasi tertinggi ditunjukkan oleh RSUD AW Syahranie Samarinda dengan tingkat realisasi sebesar 125,73%, diikuti oleh beberapa SKPD seperti Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Peternakan, dan Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil dengan tingkat realisasi diatas 97% (Grafik 4.3). Sementara itu SKPD dengan tingkat realisasi yang kurang tinggi yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Dinas Kesehatan. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindustrian) 86.85% Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kaltim (Perdagangan) 77.89% Dinas Kelautan dan Perikanan 98.26% Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 94.06% Dinas Pertambangan dan Energi 99.85% Dinas Kehutanan 85.79% Dinas Peternakan 99.80% Dinas Perkebunan 93.16% Dinas Perhubungan 81.86% Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil 97.64% RSUD Kanujoso Dajiwibowo Balikpapan 84.24% RSUD A. Wahab Syahranie Samarinda % Dinas Kesehatan 71.81% Dinas Pendidikan 85.28% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140% Grafik 4.3 Realisasi Komponen Belanja Beberapa SKDP Provinsi Kalimantan Timur * Data sangat sementara posisi 31 Desember 2009 (proksi dari SP2D SKPD Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur) 34

43 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 5.1. Gambaran Umum Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 menunjukkan perkembangan yang positif, baik sistem pembayaran secara tunai maupun non tunai. Sistem pembayaran tunai dilihat dari perkembangan peredaran uang kartal, yaitu jumlah uang kartal yang masuk dan keluar dari kas bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, yang menunjukkan adanya penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini berpengaruh pula pada perkembangan uang kartal yang masuk dalam kategori PTTB. Sementara itu perkembangan sistem pembayaran non tunai, yang dilihat dari perkembangan transaksi kliring dan RTGS di wilayah Kalimantan Timur, juga menunjukkan perkembangan yang sama dengan sistem pembayaran tunai, yaitu mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Meningkatnya transaksi keuangan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009, dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang mulai membaik dan adanya dorongan dari pola konsumsi musiman Perkembangan Transaksi Tunai Perkembangan Pengedaran Uang Kartal Transaksi tunai antara perbankan di Kalimantan Timur dengan Kantor Bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan IV-2009 mencapai Rp miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,61% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan III-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -41,85% (grafik 5.1). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, perkembangan transaksi tunai di Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan sebesar 99,29% (q-t-q). Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang yang keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp miliar. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 14,15% (y-o-y). Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp 685 miliar atau turun sebesar - 20,00% (y-o-y). Secara keseluruhan, pada triwulan IV-2009 ini, Kalimantan Timur mengalami net outflow (jumlah uang masuk lebih kecil dibandingkan dengan uang yang keluar) sebesar Rp 2.248,58 miliar. Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu 35

44 Perkembangan Sistem Pembayaran uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk menjadi alat pembayaran, misalnya mengalami kelusuhan dalam tingkat yang parah atau rusak. Jenis uang yang termasuk dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk dalam kategori PTTB ini pada triwulan IV-2009 mencapai Rp 227 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 16,95% (yo-y) dibandingkan triwulan IV-2008 (grafik 5.2). Sedangkan secara triwulanan, jumlah PTTB ini mengalami peningkatan sebesar 92,62% (y-o-y). 5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai Perkembangan Transaksi Kliring Transaksi kliring di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (grafik 5.3). Jumlah transaksi kliring triwulan IV-2009 mencapai Rp miliar atau tumbuh sebesar 2,42% (y-o-y); dengan jumlah volume transaksi sebesar transaksi. Sementara dibandingkan dengan periode triwulan III-2009, transaksi kliring juga mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar - 9,68% (q-t-q). Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya transaksi masyarakat yang didorong oleh faktor musiman Perkembangan Transaksi BI-RTGS Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan IV-2009 mencapai Rp miliar, atau mengalami pertumbuhan sebesar 2,89% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini dipengaruhi yang terjadi pada transaksi RTGS periode berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan yang terjadi pada transaksi RTGS yang keluar dari Kalimantan Timur yaitu sebesar 13,39% (y-oy), sementara transaksi RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur mengalami kontraksi sebesar -5,71% (y-o-y). Secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan IV-2009 mengalami peningkatan sebesar 15,28% (q-t-q) dibandingkan dengan transaksi pada triwulan III-2009 yang sebesar Rp miliar. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh meningkatnya transaksi RTGS baik yang keluar dari Kalimantan Timur, dengan pertumbuhan sebesar 16,41% (q-t-q), dan transaksi RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur dengan pertumbuhan sebesar 14,18% (q-t-q). 36

45 Perkembangan Sistem Pembayaran Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) Transaksi RTGS Q IV-2009 Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q-t-Q Y-o-Y Keluar Kaltim Jumlah 28,145 14,320 16,340 17,746 14,077 16,024 17,285 20, Volume 16,243 17,476 20,648 20,163 17,024 18,579 20,127 22, Masuk Ke Kaltim Jumlah 20,863 15,409 20,123 21,686 14,678 18,141 17,908 20, Volume 22,142 23,940 28,501 30,181 26,740 29,762 31,035 34, Total Jumlah 49,008 29,729 36,463 39,431 28,755 34,165 35,194 40, Volume 38,385 41,416 49,149 50,344 43,764 48,341 51,162 56, Sumber : Bank Indonesia Berdasarkan lokasi Kantor Bank Indonesia (KBI) di Kalimantan Timur, transaksi RTGS di wilayah kerja KBI Samarinda pada periode berjalan ini mencapai Rp miliar dengan volume transaksi sebesar transaksi. Jumlah transaksi RTGS di KBI Samarinda mengalami pertumbuhan sebesar 4,59% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara transaksi RTGS di Balikpapan tercatat sebesar Rp miliar atau menurun sebesar -1,42% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 37

46 BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Perkembangan jumlah penduduk Kalimantan Timur yang berusia 15 tahun ke atas, berdasarkan Survei Ketenagakerjaan Nasional (Sakernas) bulan Agustus 2009, berjumlah orang, mengalami peningkatan sebesar 2,94% (y-o-y) dibandingkan dengan data bulan Agustus 2008 atau bertambah sebanyak orang. Pertambahan tersebut dipengaruhi oleh pertambahan jumlah penduduk laki-laki sebanyak orang dan perempuan sebanyak orang. Dari keseluruhan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas, yang termasuk dalam kategori angkatan kerja berjumlah orang. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 3,11% (y-o-y) atau bertambah sebanyak orang dari periode yang sama tahun sebelumnya; sehingga Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 64,41%, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Agustus 2008 yang sebesar 64,31%. Jumlah penganggur di Kalimantan Timur juga mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar 0,54% (y-o-y) menjadi orang. Namun demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 11,11% menjadi 10,83%. Berdasarkan jenis kelaminnya, komposisi angkatan kerja di Kalimantan Timur didominasi oleh laki-laki sebesar 69,1%, sementara pangsa angkatan kerja perempuan sebesar 30,9%. Pertumbuhan penduduk usia 15 tahun ke atas tertinggi terjadi pada penduduk laki-laki, yaitu tumbuh sebesar 3% (y-o-y), sementara penduduk perempuan tumbuh 2,88%. Pertumbuhan jumlah angkatan kerja penduduk laki-laki mencapai 3,69% (y-o-y), sedangkan pada penduduk perempuan mengalami pertumbuhan sebesar 1,80% (y-o-y). Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Kegiatan Utama Growth Agt 09 (Y-o-Y) Agt Feb Agt Jumlah % Penduduk 15+ 2,203,411 2,242,398 2,268,230 64, Angkatan Kerja 1,416,963 1,488,456 1,460,996 44, Bekerja 1,259,587 1,323,369 1,302,772 43, Penganggur 157, , , Bukan Angkatan Kerja 786, , ,234 20, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 64.31% 66.38% 64.41% Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 11.11% 11.09% 10.83% Sumber: BPS Kalimantan Timur 6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur berdasarkan Kabupaten/Kota Berdasarkan kabupaten/kota, jumlah angkatan kerja terbesar di wilayah Kalimantan Timur terdapat di Kota Samarinda, yaitu mencapai orang atau 18,88% dari keseluruhan angkatan kerja di Kalimantan Timur; kemudian diikuti oleh Kabupaten Kutai Kartanegara (18,05%) dan Kota Balikpapan (16,59%) (Grafik 6.2). Hal ini dipengaruhi oleh besarnya jumlah penduduk usia 15 tahun 38

47 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah keatas di wilayah tersebut yang masingmasing memiliki pangsa sebesar 19,46%, 17,62% dan 16,71% terhadap keseluruhan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas di Kalimantan Timur. Namun demikian, TPAK di ketiga wilayah tersebut bukanlah yang tertinggi karena masing-masing memiliki TPAK sebesar 62,44% di Kota Samarinda, 65,96% di Kab. Kutai Kartanegara dan 63,93% di Kota Balikpapan. TPAK terbesar terdapat di wilayah Malinau, dengan TPAK sebesar 76,14%, sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Kutai Timur sebesar 61,07%. Kab. Malinau memiliki TPAK terbesar karena dipengaruhi oleh struktur ekonominya yang didominasi oleh sektor pertanian, yang mampu menyerap banyak tenaga kerja karena tidak memerlukan kualifikasi pendidikan atau ketrampilan untuk bekerja. Sementara itu, TPT tertinggi terdapat di Kota Bontang, yaitu sebesar 14,66%, sedangkan yang terendah terdapat di Kab. Malinau. Tingginya TPT di Kota Bontang dipengaruhi oleh struktur perekonomiannya yang dipengaruhi oleh industri pengolahan berbasis migas. Kesempatan kerja di sektor ini relatif sedikit dan memerlukan kualifikasi pendidikan dan ketrampilan yang tinggi. Tabel 6.2 Penduduk Umur 15 th keatas berdasarkan Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur Kabupaten/Kota Total Penduduk 15+ Angkatan Kerja Bekerja Pengganguran Bukan Angkt. Kerja Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09 Pasir 135, ,072 90,751 88,447 83,713 81,687 7,038 6,760 44,706 49,625 Kutai Barat 124, ,531 87,452 90,554 81,477 83,884 5,975 6,670 37,437 36,977 Kutai Kartanegara 390, , , , , , ,930 30, , ,055 Kutai Timur 123, ,549 82,972 83, ,218 4,220 12,169 49,389 53,162 Berau 113, ,470 73,438 77,045 66,041 69,823 7,397 7,222 40,278 41,425 Malinau 36,900 39,621 28,721 30,166 26,854 28,569 1,867 1,597 8,179 9,455 Bulungan 83,777 77,263 54,652 51,086 51,167 46,784 3,485 4,302 29,125 26,177 Nunukan 89,122 95,315 55,752 61,743 48,412 55,923 7,340 5,820 33,370 33,572 Penajam Paser Utara 93,915 95,285 60,131 61,059 53,671 54,421 6,460 6,638 33,784 34,226 Tana Tidung 9,945 6,286 5, ,659 Balikpapan 368, , , , , ,165 38,682 33, , ,728 Samarinda 434, , , , , ,680 32,938 28, , ,930 Tarakan 113, ,577 68,845 74,273 60,297 67,505 8,548 6,768 44,365 45,304 Bontang 87,167 90,050 52,069 55,111 43,573 47,033 8,496 8,078 35,098 34,939 TOTAL 2,194,411 2,268,230 1,416,963 1,460,996 1,180,835 1,302, , , , ,234 Sumber: BPS Kalimantan Timur 39

48 BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I-2010 Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2010 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 3,5% s.d. 4,5% (y-oy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan Januari 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 135. Hal ini dipengaruhi oleh komponen-komponen IEK yang seluruhnya berada di atas level optimis (Grafik 7.1). Hal ini dipengaruhi oleh ekspektasi meningkatnya penghasilan karena adanya kenaikan omzet usaha dan membaiknya kondisi perekonomian. Selain itu, berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda menunjukkan bahwa para pelaku usaha di Kalimantan Timur memiliki optimisme yang tinggi terhadap kelangsungan usaha mereka di triwulan I Hal ini ditunjukkan dengan angka Indeks Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Ekspektasi usaha yang berada di level positif 10,14. Sementara Indeks Ekspektasi Situasi Bisnis berada pada level 11,06 (Grafik 7.2). Indikator-indikator tersebut menunjukkan bahwa para pelaku usaha berekspektasi bahwa perekonomian ke depan akan berjalan dengan baik, dengan didukung oleh situasi yang relatif normal. Oleh karena itu, mereka berpotensi untuk meningkatkan produktivitasnya karena pasar memiliki potensi yang besar untuk menyerapnya. 7.2 Prospek Perkembangan Inflasi Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan I-2010 diperkirakan akan masih cukup tinggi, yang dipengaruhi oleh adanya peningkatan harga komoditas pangan di pasar dunia, terutama beras dan gula pasir. Pada pemantauan harga di bulan Januari, yang dilakukan oleh Disperindagkop Prov. Kalimantan Timur, kedua komoditas tersebut mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yaitu 40

49 Prospek perekonomian Daerah masing-masing sebesar 6,67% dan 19,11% (m-t-m) (Grafik 7.3). Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) di bulan Januari 2010, Indeks Perubahan Harga Umum 3 bulan yang akan datang berada di level 160,5 (Grafik 7.4). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen berekspektasi bahwa hargaharga umum akan mengalami kenaikan pada periode mendatang. 41

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I - 21 Kantor Bank Indonesia Samarinda RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN I-21 I. Gambaran

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur mulai memperlihatkan tanda pemulihan dari tekanan gejolak penurunan harga minyak mentah maupun harga pangan dunia (CPO) yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2010 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triw u lan IV-2011 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV 21 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunianya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV 2008 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN I 2010 VISI BANK INDONESIA : Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009 BADAN PUSAT STATISTIK No. 72/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$11,88 miliar atau mengalami peningkatan sebesar

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga. No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 No. 06/02/62/Th. VI, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tahun 2011 (kumulatif tw I s/d IV) sebesar 6,74 persen.

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN III 2009 VISI BANK INDONESIA : Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan V2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Visi, Misi Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan IV - 2008 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung i Visi, Misi Bank Indonesia Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas tercatat sebesar 5,11% (yoy), atau meningkat dibanding triwulan lalu yang sebesar 4,4% (yoy). Seluruh sektor ekonomi pada triwulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juni No. 41/08/17/Th.IX, 1 Agustus PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit

Lebih terperinci

Kata pengantar. Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka

Kata pengantar. Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka Kata pengantar Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun 2012 merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen data terhadap data-data yang sifatnya strategis, dalam

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN 24 BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III 2008 KANTOR 25 BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 2018

KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 2018 KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 218 Peran Dunia Usaha Dalam Menggerakan Ekonomi Rakyat Samarinda, 14 Maret 217 STRUKTUR EKONOMI KALTIM Seiring dengan booming harga komoditas yang terjadi pada tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 No.11/02/63/Th XVII, 5 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2012 tumbuh sebesar 5,73 persen, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor konstruksi

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan IV-2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan i BAB I 2011 2012 2013 2014 1 10.00 8.00

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global

Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global Oleh : Marsuki Disampaikan dalam Acara Raker Multi Niaga Group, dengan Tema : Tumbuh di Tengah Krisis keuangan Global. Graha Multi Niaga,

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2009 3 4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 44/02/16/Th.XVII, 1 Februari 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan I - 213 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Visi dan Misi Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011 BADAN PUSAT STATISTIK No. 66/11/Th.XIV, 1 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$17,82 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$17,82

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan IV - 2008 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada

Lebih terperinci