KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I - 21 Kantor Bank Indonesia Samarinda

2 RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN I-21 I. Gambaran Umum Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan I-21 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 4,72% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-29 yang sebesar 5,65%. Dari sisi permintaan, kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi pada triwulan I- 21 ini berasal komponen ekspor neto, yang berasal dari peningkatan laju pertumbuhan komponen ekspor akibat meningkatnya permintaan dunia. Dari sisi penawaran, laju pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan berasal dari sektor pertambangan dan penggalian, khususnya peningkatan produksi batubara sebagai respon atas permintaan yang meningkat dan disertai dengan kenaikan harga. Sementara itu, laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada periode berjalan ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan IV-29. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman dan meningkatnya harga komoditas di pasar dunia, seperti gula pasir, juga keterbatasan pasokan beberapa komoditas seperti beras dan ikan segar. Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan I- 21 ditandai dengan pertumbuhan yang positif pada bank umum di Kaltim dalam hal penghimpunan simpanan masyarakat (9,15%) dan penyaluran pinjaman baik kredit atas dasar lokasi kantor (22,55%) maupun kredit atas dasar lokasi proyek (26,59%). Pada triwulan II-21, perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan akan tumbuh positif dalam kisaran antara 4,5% sampai dengan 5,5% (yoy). Faktor yang diperkirakan akan menjadi pendorong pergerakan ekonomi triwulan II-21 dari sisi permintaan adalah meningkatnya permintaan pasar terhadap komoditas ekspor Kalimantan Timur seiring dengan pulihnya kondisi perekonomian global. Sedangkan dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, yang merupakan sektor dominan dalam perekonomian Kalimantan Timur, karena pengaruh meningkat produksi yang didorong oleh pertumbuhan permintaan. Laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan II-21 diperkirakan akan mengalami penurunan karena pengaruh menurunnya harga komoditas pangan di pasar dunia. 1

3 II. Asesmen Perekonomian Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan I-21 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 4,72% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya; lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-29 sebesar 5,65% (yoy). Dari sisi permintaan, kontributor terbesar laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-21 ini berasal dari komponen ekspor neto yaitu sebesar 3,77%, dengan pertumbuhan mencapai 5,75% (yoy), yang dipengaruhi oleh peningkatan ekspor karena meningkatnya permintaan untuk komoditas-komoditas unggulan Kalimantan Timur, seperti migas dan batubara. Dari sisi penawaran, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan terutama berasal dari pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian, yang tumbuh sebesar 8,44% (yoy), dengan kontribusi sebesar 2,94% terhadap pertumbuhan PDRB Kalimantan Timur triwulan I-21. Pertumbuhan pada sektor ini terutama dipengaruhi oleh meningkatnya produksi batubara karena meningkatnya permintaan. Sektor lainnya yang juga diperkirakan menjadi pendorong laju pertumbuhan triwulan berjalan adalah sektor pengangkutan yang diperkirakan menyumbang sebesar,26% terhadap laju pertumbuhan triwulan berjalan, dengan pertumbuhan 9,51% (yoy). III. Asesmen Inflasi Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan I- 21, yang ditunjukkan oleh pergerakan IHK, tercatat sebesar 5,96% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-29 tercatat sebesar 4,3%. Laju inflasi tahunan Kalimantan Timur ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 3,43%. Meningkatnya laju inflasi ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga komoditas, terutama gula pasir, meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman, serta keterbatasan pasokan beberapa komoditas seperti beras dan ikan segar. Laju inflasi tahunan Kota Samarinda triwulan I-21 mencapai 4,65% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-29 sebesar 4,6%. Laju inflasi tahunan tertinggi di Kota Samarinda terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 9,86% (yoy), terutama dipengaruhi oleh adanya kenaikan harga gula pasir. Kelompok komoditas lainnya yang memiliki laju inflasi cukup tinggi adalah kelompok komoditas kesehatan (6,13%), kelompok komoditas bahan makanan (6,52%) dan kelompok komoditas sandang (4,48%). Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan pada periode berjalan ini mencapai 6,21% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,6%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi di Kota Balikpapan terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 2,8% (yoy), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan; kemudian diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (8,48%). 2

4 Laju inflasi tahunan Kota Tarakan triwulan I-21 tercatat sebesar 9,73% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan IV-29 yang mencapai 7,21%. Kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi, yaitu sebesar 18,4% (yoy), diikuti oleh kelompok kelompok komoditas bahan makanan (14,69%). IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran 1. Perbankan Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan I-21 dari sisi penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 12,6% (yoy) sehingga posisinya menjadi Rp 46,58 miliar. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada triwulan laporan berasal dari tabungan yang meningkat sebesar 2,7% (yoy) menjadi Rp 18.7 miliar; sedangkan giro dan deposito juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 14,5% dan -2,2% (yoy) menjadi Rp miliar dan Rp miliar. Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan laporan mencapai Rp miliar atau mengalami peningkatan sebesar 22,54% (yoy). Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 26,59% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 33,16 triliun pada triwulan I-21 (s.d Februari). Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 81,91%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 55,27%. Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan I-21 menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan penghimpunan dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 14,93% dan 22,12% (yoy). Jumlah aset meningkat menjadi Rp 22,48 miliar dan DPK meningkat menjadi Rp 141,98 miliar. Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 8,9% (yoy); menjadi Rp 155,47 miliar. 2. Sistem Pembayaran Jumlah transaksi uang kartal antara perbankan di wilayah Kalimantan Timur dengan Bank Indonesia pada triwulan I-21 mencapai Rp 1.52 miliar, turun 51% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 637 miliar dan jumlah outflow sebesar Rp 414 miliar; sehingga pada triwulan I-21 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net inflow sebesar Rp 222 miliar. Meningkatnya jumlah peredaran uang kartal di wilayah Kalimantan Timur pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas penggunaan uang kartal oleh masyarakat. Sementara itu jumlah uang kartal yang dikategorikan dalam Pemberian Tanda Tidak Berharga 3

5 (PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 233 miliar atau naik 352% (yoy). Sedangkan jumlah transaksi kliring di Kalimantan Timur triwulan I-21 tercatat sebesar Rp miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 1,5% (yoy); dan transaksi RTGS mencapai Rp miliar, atau mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 15% (yoy). V. Outlook 1. Perekonomian Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-21 diperkirakan akan tumbuh positif, yaitu berkisar antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy). Berdasarkan PDRB sisi penggunaan, faktor pertumbuhan diperkirakan masih berasal dari meningkatnya ekspor Kalimantan Timur. Sedangkan dari PDRB sektoral, sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-21 dengan meningkatnya produksi batubara karena meningkatnya permintaan. 2. Inflasi Laju inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan II-21 diperkirakan akan mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan I-21. Hal ini terutama dipengaruhi oleh menurunnya harga komoditas bahan pangan, seperti beras dan gula pasir. 4

6 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.1 Gambaran Umum Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-21 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 4,72% (yoy), Namun lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV- 29 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,65%. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur ini diperkirakan lebih rendah dibandingkan perkiraan pertumbuhan PDB Nasional sebesar 5,5% (Grafik 1.1). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dipengaruhi oleh pertumbuhan komponen ekspor karena meningkatnya permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas ekspor Kalimantan Timur. Selain itu juga, pertumbuhan didorong oleh meningkatnya pengeluaran pemerintah. Berdasarkan PDRB sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh meningkatnya pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian akibat meningkatnya permintaan dunia dan membaiknya harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional. (%) Kaltim Nasional Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII QIV Q I Q II QIII QIV Q I* Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (YoY) 1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia Samarinda, diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan I-21 adalah sebesar 4,72% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan IV-29 5,65%. Kontribusi terbesar pertumbuhan pada periode berjalan diperkirakan berasal dari komponen ekspor netto, yang dipengaruhi oleh meningkatnya ekspor karena pulihnya permintaan negaranegara importir. Faktor pendorong lainnya diperkirakan berasal dari komponen pengeluaran pemerintah, yang dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi APBD dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara konsumsi masyarakat diperkirakan mengalami kontraksi dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh melambatnya permintaan masyarakat. Selain itu kegiatan investasi juga diperkirakan mengalami kontraksi pada triwulan awal 21 ini (Tabel 1.1). 5

7 Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur Jenis Penggunaan Pertumbuhan (YoY) Kontribusi Q III Q IV Q I* Q III Q IV QI* Konsumsi Rumah Tangga 2.94% 3.22% -9.61% Makanan 3.78% 3.68% -7.73% Non Makanan 2.12% 2.77% % Pengeluaran KLSN 13.24% 14.15% -5.22% Pengeluaran Pemerintah 6.44% 8.82% 5.7% Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 4.43% 4.12% -1.9% Perubahan Stok 1.12% 3.86% -3.2% Ekspor -4.98% 1.58% 11.9% Ekspor LN -6.25% 9.35% 11.25% Ekspor Antar Daerah -1.99% 13.43% 1.7% Impor -12.1% 15.44% 12.9% Impor LN % 21.32% 24.92% Impor Antar Daerah.26% 9.88%.7% Net Ekspor 2.27% 6.43% 5.75% PDRB 3.7% 5.65% 4.72% Sumber : BPS Kaltim & BI Samarinda (Perkiraan QI*) Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan I-21 diperkirakan mengalami kontraksi sebesar -9,61% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 3,22%. Menurunnya konsumsi rumah tangga pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh menurunnya permintaan masyarakat. Grafik 1.2 Indeks Keyakinan Konsumen IKK IKE IEK Garis 1 Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada triwulan I-21, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen Penghasilan Saat Ini Pembelian Durable Goods Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini Garis 1 Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja Garis 1 6

8 secara rata-rata triwulanan masih berada diatas level optimis 1, yaitu sebesar 111,67; namun lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV-29 yang sebesar 12,5 (Grafik 1.2). Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang berasal dari menurunnya penghasilan saat ini, pembelian barang tahan lama, dan ketersediaan lapangan kerja, serta menurunnya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang berasal dari menurunnya komponen ekspektasi terhadap penghasilan, kondisi ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang (Grafik 1.3 dan Grafik 1.4) Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran Pemerintah pada triwulan I- 21 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 5,7% (yoy), akan tetapi perlambatan dibandingkan mengalami jika dengan pertumbuhan triwulan IV- 21 yang tercatat sebesar 8,82%. Hal ini dipengaruhi oleh belanja pemerintah daerah untuk pembiayaan berbagai proyek pembangunan pada triwulan I baru memasuki tahap persiapan. Peningkatan konsumsi Pemda secara tahunan (Grafik 1.5) disebabkan oleh mulai dilakukannya pembangunan infrastruktur Kaltim seperti pembangunan freeway Balikpapan-Samarinda dan proyek lanjutan pembangunan bandara di beberapa kota besar di Kalimantan Timur. (Indeks) n Ja b F e Grafik 1.5 Konsumsi Pemda (APBD) a r t M r p A i e M n Ju Konsumsi Pemda l Ju g t A p S e k t O p o N s e D n Ja b F e g Konsumsi Pemda a r M (yoy) 29% 28% 27% 26% 25% Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) (Rp. Juta) Kredit Investasi g Kredit Investasi (YoY) 8,, 7% 7,, 6% 6,, 5% 5,, 4% 4,, 3% 3,, 2,, 2% 1,, 1% - % TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Investasi Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMDTB) Kalimantan Timur pada triwulan I-21 diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 1,9% (yoy), setelah tumbuh 4,12% pada triwulan IV-29. Dari sisi pembiayaan perbankan, penyaluran kredit investasi perbankan pada triwulan I-21 mencapai Rp 6,69 triliun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 25,73% (yoy). Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-29 yang sebesar 32,71% (yoy) (Grafik 1.6). 7

9 Sementara itu, faktor positif yang menjadi pendorong pertumbuhan PMDTB pada periode berjalan ini dapat terlihat dari Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri yang menunjukkan tren peningkatan meskipun mengalami sedikit perlambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan investasi (Index) 12 pada triwulan sebelumnya (Grafik 1.7) Realisasi Investasi Konsumsi Listrik Industri Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Grafik 1.7 Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri Ekspor dan Impor Laju pertumbuhan ekspor Kalimantan Timur pada triwulan I-21, diperkirakan pertumbuhan mengalami sebesar 11,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-29 yaitu sebesar 1,58%. Pertumbuhan tersebut terlihat juga dari pertumbuhan ekspor barang melalui Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan, yang pada triwulan I-21 tumbuh sebesar 58,32% (yoy) dengan volume ekspor pada triwulan laporan mencapai 15,5 juta ton (Grafik 1.8). Sementara itu berdasarkan data ekspor non migas yang berasal dari Ditjen. Bea dan Cukai yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan I- 29 mencapai USD juta (data Januari-Februari 21), mengalami ekspansi sebesar 24,71% dibanding Ton 18, 16, 14, 12, 1, 8, 6, 4, 2, - (Juta USD) 3,5 3, 2,5 2, 1,5 1, 5 Ekspor Ekspor (yoy) periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD juta. Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur, China memiliki pangsa terbesar yaitu 25,9%, diikuti Korea Selatan (16%) dan India Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Grafik 1.8 Perkembangan Ekspor Pelabuhan di Samarinda & Balikpapan Nilai Ekspor g Nilai Ekspor 1* * * * Grafik 1.9 Nilai Ekspor Nonmigas Kaltim % (yoy) 12% 1% 8% 6% 4% 24.71% 2% % -2% 8

10 Share 3% 2% 1% % MALAYSIA C. INDIA C. R.R.C C. SOUTH KOREA C. TAIWAN (1,66%) (Grafik 1.1). Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 9,31% dengan nilai USD 1.556,7 juta (Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas ini mengalami ekspansi sebesar 25,7% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, sehingga ekspansi ekspor komoditas ini memberikan kontribusi sebesar 23,23% terhadap pertumbuhan ekspor non migas Kalimantan Timur periode berjalan % 16.% 1.66% TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW Grafik 1.1 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim Tabel 1.2. Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan I-21 (HS2 digit, dalam USD) Komoditas Nilai (USD) Pangsa Growth (YoY) Kontribusi 27 - Bahan Bakar Mineral 1,556,736, % 25.72% 23.23% 44 - Kayu dan Barang dari Kayu 57,8, % 14.42% 3.45% 28 - Bahan Kimia Anorganik 3,933, % 88.25% 1.58% 15 - Lemak & Minyak Hewan/Nabati 26,287, % % 5.44% 3 - Ikan dan Udang 22,374,96 1.3% 11.12%.14% 29 - Bahan Kimia Organik 22,38, % % 1.94% Lainnya 8,337,8.48% % -.42% Total 1,723,716,516 1.% 24.71% 24.71% Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah Sementara itu, pertumbuhan impor Kalimantan Timur pada triwulan I- 21 diperkirakan tumbuh sebesar 12,9% (yoy); lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-29 yang mengalami pertumbuhan sebesar 15,44% (yoy). Perlambatan ini juga terlihat dari perkembangan impor melalui pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan yang pada triwulan I-21 mengalami penurunan volume 86 % (yoy) (Grafik 1.8). Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama triwulan I-21 berjumlah USD 224,22 juta atau mengalami kontraksi sebesar -4,1% (yoy). Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur pada Ton 2,5 2, 1,5 1, 5 - Impor Impor (yoy) Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Grafik 1.11 Perkembangan Impor di Pelabuhan Samarinda & Balikpapan triwulan I 21 adalah komoditas mesin-mesin/pesawat mekanik yaitu sebesar USD 62,8 juta (28%), diikuti oleh komoditas kapal laut dan bangunan terapung (yoy) %

11 sebesar USD 5,48 juta (22,5%) dan kendaraan USD 28,251 juta(12,6%). Sementara berdasarkan negara asal impor, mayoritas berasal dari Singapura yaitu sebesar USD 48,58 juta (21,67%) dan Amerika Serikat sebesar USD 31,25 juta (13,94%) (Grafik 1.12 ). Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan IV-29 (HS 2 Dijit, dalam USD) Komoditas Nilai (USD) Pangsa Grow th (YoY) Kontribusi 84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 62,81, % % % 89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 5,483, % % -6.71% 87 - Kendaraan dan Bagiannya 28,251, % 79.29% 9.99% 31 - Pupuk 18,823, % -35.9% -3.1% 4 - Karet dan Barang dari Karet 17,924, % 42.85% 3.43% 73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 13,154, % % -3.23% Lainnya 32,775, % -6.57% -8.85% Tot al 224,222,84 1.% -4.13% -4.13% Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah (Share) 5% 4% 3% 2% 1% % SINGAPORE C. USA C. JAPAN 21.67% TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW % Grafik 1.12 Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas Kaltim Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan I-21 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas Kaltim melebihi besar dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim) sebesar USD 1.165,2 juta. 1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim dari sisi penawaran pada periode laporan ini berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,92%, diikuti oleh kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar,44%. Peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian ini dipengaruhi oleh meningkatnya peningkatan produksi disebabkan oleh tren peningkatan harga beberapa komoditas hasil pertambangan seperti minyak dan batubara di pasar internasional. Selain itu faktor cuaca juga cukup mendukung terhadap kegiatan operasional pertambangan dengan curah hujan yang relatif rendah pada triwulan-i 21. Sektor industri pengolahan merupakan satu-satunya sektor yang diperkirakan mengalami pertumbuhan negatif pada triwulan-i 21. Sebagai sektor terbesar pembentuk PDRB Kalimantan Timur, industri pengolahan mengalami kontraksi sebesar - 1,45% (yoy), sehingga diperkirakan berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dari sisi penawaran sebesar -,66%. Beberapa hal penyebab penurunan pada sektor ini masih dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber gas, serta selain itu dipengaruhi juga oleh terbakarnya salah satu kilang minyak pertamina sehingga mempengaruhi produksi minyak pertamina yang mengalami penurunan. 1

12 . Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur PERTUMBUHAN (YoY) KONTRIBUSI LAPANGAN USAHA Q III Q IV Q I Q III Q IV Q I Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan -3.61% 11.1%.85% Pertambangan dan Penggalian 7.4% 8.62% 8.44% Industri Pengolahan -2.65% -1.58% -1.45% Listrik, Gas, dan Air Bersih 6.75% 7.65% 2.89% Bangunan 8.74% 12.11% 7.67% Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3.83% 6.6% 7.61% Pengangkutan dan Komunikasi 7.88% 1.38% 9.51% Keuangan, Persewaan, dan Jasa-jasa Perusahaan 7.7% 1.79% 7.79% Jasa-jasa 4.68% 6.34% 1.37% PDRB 3.7% 5.65% 4.72% PDRB TANPA MIGAS 6.85% 13.19% 5.88% Sumber : BPS Kaltim & BI Samarinda (Perkiraan QI*) Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan I-21 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar,85% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-29 yang mengalami kontraksi sebesar 11,1%. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya produksi pada sub sektor tanaman bahan makanan seperti padi sawah dan padi ladang serta indeks produksi subsektor perkebunan, seperti meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit, Karet, dan Lada. Hal ini terlihat pada indeks produksi tanaman bahan makanan padi sawah dan padi ladang (Grafik 1.13) dan indeks tanaman perkebunan yang menunjukkan adanya tren peningkatan (Grafik 1.14). (Index) 12 Padi Sawah Padi Ladang (Indeks) Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar 8 6 Produksi Kelapa Sawit (TBS) Produksi Karet Produksi Lada Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Grafik.1.13 Indeks Produksi Padi Grafik 1.14 Indeks Produksi Tanaman Perkebunan (Rp. Milyar) 1,2 1, Kredit Sektor Pertanian g Kredit Sektor Pertanian TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW Grafik 1.15 Perkembangan Kredit Sektor Pertanian Kaltim (YoY) 1% 8% 6% 4% 2% % -2% -4% Dari sisi pembiayaan perbankan, penyaluran kredit untuk sektor pertanian pada triwulan I-21 mencapai Rp 857,45 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 15,1% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan III-29 yang sebesar 24,22% (Grafik 1.13). 11

13 1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini pada triwulan I- 21 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu mencapai 8,44% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV-29 yang tumbuh sebesar 8,62% (yoy). Pertumbuhan positif pada sektor pertambangan dan penggalian ini didukung oleh peningkatan produksi batubara, minyak bumi dan gas alam, yang dipengaruhi oleh meningkatnya harga dan permintaan komoditas pertambangan dan penggalian tersebut. Pertumbuhan tersebut terlihat dari Indeks Produksi Batubara dan Indeks Produksi Gas Bumi yang menunjukkan adanya tren meningkat (Grafik 1.16). (Index) Produksi Batubara Produksi Minyak Mentah (kondensat) Produksi Gas Bumi Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Graf ik 1.16 Indeks Prod uksi Sekt or Pertam bangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor ini diperkirakan masih mengalami kontraksi pada triwulan I- 21, yaitu sebesar -1,45% (yoy), lebih rendah dibandingkan kontraksi yang terjadi pada triwulan IV-29 yang sebesar -1,58%. Kontraksi terutama dipengaruhi oleh rendahnya produksi LNG, yang memiliki pangsa terbesar industri pengolahan, karena % (yoy) Produksi Kilang Minyak Produksi LNG Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Grafik 1.17 Indeks Sub Sektor Industri Pengolahan Migas pasokan gas yang terbatas. Produksi pengilangan minyak yang sudah relatif mengalami peningkatan pada triwulan sebelumnya, diperkirakan akan mengalami sedikit penurunan yang disebabkan oleh terbakarnya salah satu kilang minyak pertamina Balikpapan sehingga menurunkan jumlah produksi pada bulan Februari dan Maret 21. Penurunan sektor industri pengolahan terlihat pada penurunan Indeks Produksi LNG dan Indeks Produksi Kilang Minyak (Grafik 1.17). (Rp. Milyar) Kredit Sektor Listrik, Gas & Air g Kredit Sektor Listrik, Gas & Air TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Sektor Listrik, Gas & Air Kaltim (YoY) 5% 4% 3% 2% 1% % -1% Sektor Listrik dan Air Bersih Sektor listrik dan air bersih pada periode laporan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 2,89% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 7,65%. Penyaluran kredit perbankan untuk sektor ini pada triwulan I-21 mencapai Rp 12

14 157,6 miliar atau mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 355% (Grafik 1.18) Sektor Bangunan Sektor bangunan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 7,67% (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-29 yang tumbuh sebesar 12,11%. Pertumbuhan tersebut dapat terlihat dari Indeks Nilai Bangunan Tempat Tinggal dan Indeks Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal yang sedikit melambat pada triwulan I-21 (Grafik 1.19). Dari sisi penyaluran kredit perbankan, kredit untuk sektor konstruksi yang disalurkan oleh perbankan di Kalimantan Timur triwulan I-21 mencapai Rp 2.514,89 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 4,2% (yoy) (Grafik 1.2). (Indeks) Nilai Bangunan Tempat Tinggal Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Grafik 1.19 Indeks Sektor Bangunan (Rp. Milyar) 3,5 3, ,5 2, 1,5 1, 5 Kredit Konstruksi g Kredit Konstruksi TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW Grafik 1.2 Perkembangan Kredit Konstruksi Kaltim (YoY) 5% 4% 3% 2% 1% % -1% Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan I-21 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 7,61% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan IV-29 yang tumbuh sebesar 6,6%. Pertumbuhan pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat terhadap hotel dan restoran yang dipengaruhi oleh pertumbuhan positif atau peningkatan kegiatan pada (Index) Indeks Harga Perdagangan Besar Malam Kamar Terjual (Hotel) Omzet Restoran 9 Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar (Rp. Milyar) Kredit Perdagangan g Kredit Perdagangan (YoY) 6, 35% 5, 3% 4, 25% 2% 3, 15% 2, 1% 1, 5% % TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW Grafik 1.21 Indeks Harga Perdagangan Besar, Hotel dan Restoran sektor lainnya. Peningkatan permintaan ini terlihat dari Indeks Malam Kamar Terjual (Hotel) dan Indeks Omzet Restoran yang menunjukkan tren meningkat (Grafik 1.21). Berdasarkan penyaluran kredit perbankan, penyaluran kredit untuk sektor perdagangan pada triwulan I-29 mencapai Rp miliar, mengalami peningkatan sebesar 8,19% (yoy)(grafik 1.22) Grafik 1.22 Perkembangan Kredit Perdagangan Kaltim 13

15 1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan & komunikasi pada triwulan I-21 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 9,51% (yoy), sedikit lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-21 yang sebesar 1,38%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh masih meningkatnya aktivitas perjalanan masyarakat yang disebabkan kegiatan pada sektor ekonomi lainnya yang juga diperkirakan mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan di sektor pengangkutan dan komunikasi terlihat dari perkembangan Indeks Indeks Jumlah Angkutan Darat, Laut dan Udara yang menunjukkan tren meningkat meskipun sedikit mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.23). Sementara itu, berdasarkan jumlah penumpang pesawat tujuan domestik yang melalui Bandara Sepinggan, Balikpapan, jumlah penumpang yang datang selama triwulan I-21 mencapai orang dengan pertumbuhan sebesar 2,16% (yoy); sementara jumlah penumpang yang berangkat mencapai orang, atau tumbuh sebesar 34,5% (yoy). Sehingga jumlah keseluruhan penumpang yang menggunakan Bandara Sepinggan adalah sebesar orang, mengalami pertumbuhan sebesar 27,26% (yoy) (Grafik 1.24). (Index) Jumlah Penumpang Angkutan Laut Jumlah Penumpang Angkutan Darat Jumlah Penumpang Angkutan Udara 9 Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Grafik 1.23 Indeks Sektor Angkutan Ribu Orang 1,6 1, Berangkat Datang Growth (y-o-y) Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Grafik 1.24 Perkembangan Arus Penumpang Domestik di Bandara Sepinggan (yoy) 4% 3% 2% 1% % Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor keuangan, persewaan (Rp. Milyar) Kredit g Kredit (YoY) 3, 4% 25, 3% 2, 15, 2% 1, 1% 5, % TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW Grafik 1.25 Perkembangan Kredit Kaltim dan jasa perusahaan pada triwulan I-21 ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan positif sebesar 7,79% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-29 sebesar 1,79%. Pertumbuhan positif pada triwulan I-21 ini dipengaruhi oleh penyaluran kredit perbankan yang masih mengalami pertumbuhan relatif sama dengan triwulan sebelumnya yaitu mencapai Rp 25,74 triliun atau tumbuh secara tahunan sebesar 22%(Grafik 1.25). 14

16 1.3.9 Sektor Jasa-jasa Sektor ini pada periode laporan diperkirakan mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,37% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-29 sebesar 6,34%. Salah satu indikator meningkatnya sektor jasa-jasa terlihat dari Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum yang masih menunjukkan tren peningkatan (Grafik 1.26). Index Upah Gaji Pemerintahan Umum (yoy) g Upah Gaji Pemerintahan Umum 5% 4% 3% 2% 1% % Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Grafik 1.26 Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum 15

17 Boks 1. Dampak ACFTA terhadap Pertambangan Batubara di Kalimantan Timur Kalimantan Timur merupakan provinsi yang kaya sumber daya alam, terutama di sektor pertambangan dan penggalian dengan produk utama minyak bumi, gas dan batubara. Batubara merupakan produk unggulan ekspor nonmigas Kaltim dengan pangsa sebesar 9% terhadap total ekspor nonmigas Kaltim. Sehubungan dengan berlakunya traktat ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) mulai 21, selama triwulan laporan telah dilakukan indepth interview mengenai prospek (peluang dan ancaman) sektor/produk unggulan Kaltim dalam menghadapi perdagangan bebas ASEAN-China ke beberapa perusahaan pertambangan batubara dan Distamben Kaltim. Adapun hasil analisis indepth interview yang dilakukan sebagai berikut : Aspek Input Sebagian besar bahan baku yang digunakan oleh perusahaan batubara merupakan produk domestik. Hal ini menyebabkan dampak ACFTA terhadap efisiensi biaya input perusahaan relatif tidak signifikan. Terkait dengan tenaga kerja, perusahaan menyatakan tidak ada dampak ACFTA terhadap jumlah tenaga kerja perusahaan, dikarenakan tidak ada perubahan target output produksi. Sebagian besar perusahaan meningkatkan target produksi pada tahun ini dengan memaksimalkan tenaga kerja yang ada (belum melakukan penambahan tenaga kerja). Aspek Pemodalan Aspek pemodalan terbesar perusahaan batubara berasal dari penanaman modal asing, diikuti oleh kredit perbankan dalam negeri. Sebagian besar perusahaan mengeluhkan tingkat suku bunga kredit perbankan saat ini, rata-rata 11-12% (terlalu tinggi), terutama bila dibandingkan dengan tingkat suku bunga negara-negara tetangga, seperti Thailand dan Malaysia, yang berkisar antara 6-7%. Hal ini menyebabkan biaya modal yang tinggi bagi para pengusaha lokal. Responden mengharapkan perbankan dapat menurunkan suku bunga kredit ke tingkat yang wajar yaitu di bawah 1%. Aspek Produksi dan Pasar Responden produsen batubara menyatakan bahwa diberlakukannya ACFTA relatif tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan oleh jenis komoditas yang sulit disubstitusi oleh produk impor, sehingga pasar domestik akan tetap dikuasai oleh produsen lokal. Hanya saja, peluang memanfaatkan turunnya tarif bahan baku impor relatif tidak termanfaatkan secara optimal, karena pangsa bahan baku impor terhadap produksi komoditas unggulan Kaltim ini relatif kecil. 16

18 Berdasarkan pangsa pasarnya, sebagian besar atau lebih dari 5% hasil produksi perusahaan diekspor ke luar negeri, terutama ke negara-negara seperti Cina, India, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Amerika Serikat dan Uni Eropa, Untuk komoditas batubara, negara pesaing ekspor utama adalah Australia. Adapun dampak dari diberlakukannya ACFTA terhadap kinerja industri sejenis secara umum dianggap positif oleh perusahaan produsen. Dapat dilihat pula pada Grafik B1.1 dan Grafik B1.2 perkembangan ekspor komoditas batubara Kaltim secara triwulanan menunjukkan tren kenaikan yang signifikan terutama dari sisi volume. Sejumlah responden perusahaan bahkan beranggapan China merupakan penyelamat saat terjadi krisis global tahun 28 karena menyerap sebanyak-banyaknya batubara yang ada di pasar. Hal ini didukung pula oleh kebijakan China untuk lebih memilih membeli batubara dari negara lain ketimbang mengeksploitasi batubaranya sendiri yang mayoritas berada di tengah daratan wilayah China. Oleh karenanya, China merupakan pasar yang masih potensial bagi komoditas non migas unggulan Kaltim tersebut. (Juta USD) Nilai Ekspor g Nilai Ekspor (yoy) 3,5 12% 3, 1% 2,5 8% 2, 6% 1,5 1, 4% 5 2% 1* * * * % Grafik B1.1 Perkembangan Ekspor Batubara Kaltim (Nilai) (Juta Ton) Volume Ekspor g Volume Ekspor (yoy) 5 6% 4 4% 3 2% 2 1 % 1* * * * -2% Graf ik B1.2 Perkembangan Volume Ekspor Bat ubara Kalt im 17

19 Rekomendasi Adapun sejumlah rekomendasi dari responden perusahaan batubara kepada pemerintah dalam rangka mengantisipasi diberlakukannya ACFTA secara umum adalah: - Meningkatkan kualitas dan ketersediaan infrastruktur. - Meningkatkan ketersediaan energi. - Memberikan alokasi dana yang lebih besar untuk pelatihan dan peningkatan kapabilitas (SDM, teknologi, permodalan) bagi UKM. - Membantu sarana dan prasarana ekspor yang dibutuhkan masyarakat pengusaha kecil dan menengah. - Menurunkan suku bunga pinjaman ke tingkat wajar, yaitu di bawah 1%. - Mempertegas regulasi, seperti kepastian perencanaan tata ruang (RTRWP). - Menyederhanakan birokrasi dan mempermudah perizinan usaha. - Membenahi masalah perpajakan. - Menjamin keamanan berusaha dan kepastian hukum. - Meningkatkan kampanye pemakaian produk dalam negeri. - Memberantas korupsi dan biaya-biaya siluman sehingga biaya produksi menjadi lebih efisien. 18

20 BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI 2.1 Gambaran Umum Laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan I- 21, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar 5,96% (yoy); lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-29 sebesar 4,3% (yoy). Laju Inflasi Kalimantan Timur ini juga masih lebih tinggi jika dibandingkan % (YoY) 16 dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 3,43% (yoy). Berdasarkan komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 1,41% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (1,39%), dan kelompok komoditas bahan makanan (7,39%). Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat inflasi terendah, yaitu sebesar 2,11% (Tabel 2.1) n Ja b F e a r M r p A Kaltim Nasional i e n M Ju J u l A ug S ep O ct N ov D ec J an F eb M ar A pr M ei J un J ul A ug S ep O ct N ov D ec J an F eb M ar A pr M ei J un J ul A ug S ep O ct N ov D ec J an F eb M ar Grafik 2.1 Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (YoY) Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I-21 Kelompok Inflasi (Q1-21) Qt Q YoY BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI U M U M Sumber : BPS Kaltim, diolah Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan terjadi di Tarakan yakni sebesar 9,73% (yoy), diikuti oleh Balikpapan dan Samarinda masing-masing sebesar 6,21% (yoy) dan 4,65% (yoy). Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan-i 21, antara lain : Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat yang didorong oleh pola konsumsi musiman karena adanya perayaan hari raya imlek dan maulid nabi yang 19

21 meningkatkan harga beberapa komoditas bahan makanan seperti beras dan daging ayam boiler. Dari sisi penawaran, terbatasnya pasokan beberapa komoditas seperti beras dan ikan segar hasil laut yang menyebabkan meningkatnya harga komoditas tersebut pada triwulan-i 21. Berdasarkan info dari Dinas Peternakan Provinsi Kaltim, pada awal triwulan I-21 sempat terjadi kekosongan DOC akibat adanya replacement/peremajaan breeding di Kaltim, akibatnya harga DOC naik sehingga harga ayam ikut naik tapi sifatnya sementara mengingat kemudian dilakukan pemasukan DOC dari luar Kaltim untuk menstabilkan pasokan DOC. 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda pada triwulan I-21 mencapai 2,7% (qtq), lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan IV-29 yang sebesar,29%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yaitu sebesar 5,13% (qtq), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan atas harga komoditas nasi; diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan (2,98%), yang dipengaruhi oleh meningkatnya harga beras karena terbatasnya pasokan Sementara itu, kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga merupakan kelompok komoditas yang mengalami inflasi terendah, yaitu sebesar,51% (qtq). Kelompok Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda Inflasi QtQ (%) Q2-9 Q3-9 Q4-9 Q1-1 BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI U M U M Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq) Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan I-21 tercatat sebesar 2,55% (qtq), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan IV-29 yang sebesar,69%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 8,24% (qtq) yang dipengaruhi oleh meningkatnya harga komoditas beras dan ikan segar karena terbatasnya pasokan komoditas tersebut, diikuti oleh kelompok komoditas makanan 2

22 jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,47% (qtq) yang disebabkan meningkatnya harga komoditas mie instant, serta diikuti oleh kelompok komoditas kesehatan sebesar,8% (qtq). Tabel 2.3 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan Kelompok Inflasi QtQ (%) Q2-9 Q3-9 Q4-9 Q1-1 BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI U M U M Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) Laju inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan I-21 mencapai 2,89% (qtq), merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Kalimantan Timur, juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan IV-29 yang mencapai 1,66%. Laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yang mencapai 6,38% (qtq), diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (2,16%) dan kelompok sandang (1,77%). Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan Kelompok Inflasi QtQ (%) Q2-9 Q3-9 Q4-9 Q1-1 BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI U M U M Sumber : BPS Kaltim, diolah Laju inflasi pada kelompok bahan makanan di kota Tarakan terutama dipengaruhi oleh meningkatnya harga ikan laut segar yang disebabkan oleh terbatasnya pasokan ikan laut segar sehingga tidak dapat memenuhi tingkat permintaan ikan laut di Tarakan yang tergolong cukup tinggi. Terbatasnya pasokan ikan segar di Tarakan disebabkan gangguan gelombang air laut yang tinggi sehingga nelayan tidak dapat melaut untuk mencari hasil tangkapan. Sementara deflasi 21

23 terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar -,25% (qtq). 2.3 Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Tahunan Kota Samarinda Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan I-21 tercatat sebesar 4,65% (yoy), atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 4,6%. Laju inflasi Kota Samarinda ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan secara nasional yang tercatat sebesar 3,43%. Tabel 2.5 Inflasi tahunan (yoy) Kota Samarinda menurut kelompok barang & jasa Kelompok Inflasi YoY (%) Q2-9 Q3-9 Q4-9 Q1-1 BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI U M U M Sumber : BPS Kaltim, diolah Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 9,86%, diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan (6,52%) dan kelompok komoditas kesehatan (6,13%). Laju inflasi bahan makanan dipengaruhi oleh meningkatnya harga beras yang disebabkan pergeseran musim panen yang akan baru dapat dilakukan pada awal bulan April 21 (Tabel 2.4) Sementara itu, inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (1,47%) Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 6,21% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan IV-29 yang mencapai 3,6%. Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 3,43%. Laju inflasi tertinggi di kota ini tercatat terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 2,8% (yoy), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan. Kelompok komoditas lainnya yang juga memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi pada triwulan I-21 adalah kelompok 22

24 komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (8,48%), yang dipengaruhi oleh meningkatnya harga mie instant; dan kelompok komoditas bahan makanan (5,81%). Sementara itu, inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas sandang, yaitu sebesar 1,97%. Tabel 2.6 Inflasi tahunan (yoy) Kota Balikpapan menurut kelompok barang & jasa Kelompok Inflasi YoY (%) Q2-9 Q3-9 Q4-9 Q1-1 BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI U M U M Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Tahunan Kota Tarakan Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan I-21 mencapai 9,73% (yoy), masih menjadi yang tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur. Laju inflasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan IV-29 yang sebesar 7,21%. Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok & tembakau merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 18,4% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan (14,69%). Tabel 2.7 Inflasi tahunan (yoy) Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa Kelompok Inflasi YoY (%) Q2-9 Q3-9 Q4-9 Q1-1 BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI U M U M Sumber : BPS Kaltim, diolah Faktor pendorong meningkatnya inflasi di Kota Tarakan dipengaruhi oleh ketergantungan yang tinggi terhadap suplai kebutuhan dari luar, dan tingginya preferensi masyarakat terhadap komoditas ikan laut yang tidak diimbangi dengan 23

25 peningkatan suplai kebutuhan ikan. Sementara inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar 1,11% (yoy). Apabila dilihat inflasi tahun kalender (Tabel 2.8), pada triwulan I tahun 21 inflasi kumulatif Kaltim telah mencapai 2,37%, lebih rendah dari inflasi kumulatif tahun 28 (3,87%) tetapi lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan I tahun 26 (1,94%), 27 (1,3%) dan 29 (,79%). Dibandingkan dengan inflasi kumulatif nasional triwulan I tahun 21 (,99%), maka inflasi kumulatif Kaltim jauh lebih tinggi. Dari ketiga kota di Kaltim, Kota Tarakan memiliki laju inflasi tertinggi (2,89%), diikuti oleh laju inflasi Balikpapan (2,55%), dan Samarinda (2,7%). Tabel 2.8 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim, dan Kota TAHUN INFLASI KALENDER JANUARI-MARET INFLASI KALENDER JANUARI-DESEMBER Samarinda Balikpapan Tarakan Kaltim Nasional Samarinda Balikpapan Tarakan Kaltim Nasional Sumber : BPS Kaltim, diolah 24

26 BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1. Gambaran Umum Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy). Hal ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit. % 2% 4% 6% 8% % 5% 1% 15% 2% 25% Aset 3.17% 8.38 Aset 7.1% 12.43% DPK 1.83% 6.6% DPK 8.14% 12.62% Nasional Kaltim Kredit 2.25% 3.9% Nasional Kaltim Kredit 9.45% 22.54% Grafik 3.1 Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq) Grafik 3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Februari 21) menurut pertumbuhan triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan di Kaltim dan nasional menunjukkan perkembangan yang searah. Jumlah aset, DPK, dan kredit bank umum secara nasional mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 3,17%, 1,83%, dan 2,25%. Sementara pada periode yang sama bank umum di Kaltim mengalami peningkatan aset, DPK dan kredit masing-masing sebesar 8,38%, 6,6%, dan 3,9%. Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy) menunjukkan perkembangan kinerja yang positif dimana jumlah aset, DPK dan kredit bank umum di Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing sebesar 12,43%, 12,62 dan 22,54%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 7,1%, 8,14% dan 9,45%. Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 14,93% (yoy). Demikian juga halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 22,12% (yoy), sementara kredit BPR juga mampu tumbuh sebesar 8,9% (yoy) atau mengalami sedikit 25

27 peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu mencapai pertumbuhan sebesar 8,73%. Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah, memperlihatkan terjadinya peningkatan risiko kredit, sedangkan risiko likuiditas dalam kondisi yang membaik dibandingkan triwulan sebelumnya Perkembangan Usaha Bank Umum Total Aset dan Aktiva Produktif Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan I-21 tercatat Rp milyar, mengalami peningkatan 8,38% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan jumlah aset bersih yang cukup signifikan dialami oleh bank pemerintah, yakni sebesar 1,51%(qtq) sedangkan bank swasta mencatat peningkatan aset bersih sebesar 3%(qtq). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan I-29, total aset perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 32,25% (yoy). Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi Pertumb. Tw1-1 Keterangan Tw3-9 Tw 4-9 Tw 1-1 Tw3-9 Tw4-9 Tw 1-1 qtq yoy Jumlah Aset Bersih 53,44 55,77 6,375 1.% 1.% 1.% 8.38% 32.25% Bank Pemerintah 39,883 39,883 44, % 71.59% 73.% 1.51% 38.39% Bank Swasta 13,521 15,824 16, % 28.41% 27.% 3.% 18.9% Aktiva Produktif 31,72 3,337 34,216 1.% 1.% 1.% 12.79% 11.92% Penempatan pada Bank Indonesia 6,616 2,369 1, % 7.81% 3.46% -5.8% % Penempatan pada Bank Lain 311 1,47 6,138.98% 4.85% 17.94% % % Surat berharga yang dimiliki 1,447 1,511 1, % 4.98% 3.32% % -12.4% Kredit yang diberikan 23,318 24,977 25, % 82.33% 75.26% 3.9% 22.54% Lainnya %.3%.3% 13.3% % Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi oleh aktiva kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 75,26%, sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan dengan triwulan-iv 29. Sementara itu penempatan pada Bank Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifkan sebesar 5,8% dibandingkan triwulan sebelumnya, atau dengan pangsa sebesar 3,46% pada triwulan-i 21. Suku bunga acuan (BI-rate) pada triwulan laporan yang bertahan pada level 6,5%, diperkirakan ikut berpengaruh terhadap penurunan penempatan pada BI dari Rp milyar pada triwulan IV-29 menjadi Rp milyar pada triwulan laporan Penghimpunan Dana Masyarakat Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan I-21 mencapai Rp milyar, atau meningkat 6,6% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan I-29, 26

28 penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) telah mengalami pertumbuhan sebesar 9,15% (yoy). Peningkatan dana pada triwulan laporan berasal dari giro dan deposito, sementara tabungan mengalami kontraksi. Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq), deposito mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 16,2%, giro mengalami pertumbuhan sebesar 14,5%; sedangkan tabungan mengalami kontraksi sebesar -4,2%. DPK (sumbu kiri) g (yoy) g (qtq) 5 4% 4 3% p ) R n3 2% (triliu 2 1% K P D1 % -1% Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q Grafik 3.3. Perkembangan Simpanan Masyarakat Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan terjadi pada bank pemerintah, yaknii sebesar 9,1% sedangkan bank milik swasta juga mengalami kenaikan meskipun kecil yaitu sebesar,8%. Simpanan dalam bentuk tabungan baik pada bank swasta maupun bank pemerintah mengalami penurunan masing-masing sebesar -1,7 dan 6,2% (qtq). Tabel 3.2 Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim Jenis Simpanan Posisi (dalam Rp Miliar) Komposisi Komposisi Pert. Tw1-1 Tw 3-9 Tw 4-9 Tw 1-1 Tw4-9 Tw1-1 qtq yoy Total DPK 42,948 43,72 46,588 1.% 1.% 6.6% 12.6% Giro 12,575 12,596 14, % 31.% 14.5% 14.5% Tabungan 16,69 18,92 18,7 43.3% 38.7% -4.8% 2.7% Deposito 14,33 12,185 14, % 3.4% 16.2% 2.2% Bank Pemerintah 3,934 3,441 33,226 1.% 1.% 9.1% 11.3% Giro 1,287 1,175 11, % 35.6% 16.1% 11.6% Tabungan 11,154 13,158 12, % 37.1% -6.2% 19.5% Deposito 9,493 7,17 9, % 27.3% 27.6% 1.4% Bank Sw asta 12,14 13,261 13,363 1.% 1.%.8% 16.% Giro 2,289 2,42 2, % 19.5% 7.9% 29.8% Tabungan 4,915 5,761 5, % 42.4% -1.7% 23.3% Deposito 4,81 5,78 5, % 38.1%.2% 3.6% Penyaluran Kredit Bank Umum Penyaluran kredit bank umum di Kaltim triwulan IV-29 menunjukkan pertumbuhan positif. Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut terjadi ditengah mulai turunnya tingkat bunga pinjaman. Akan tetapi, penurunan suku bunga simpanan tersebut masih relatif kecil seiring dengan BI-rate selama triwulan laporan yang tetap sebesar 6.5% (Grafik 3.4). ) (% a g n u B u k u S K. Inv K. Kons KMK BI-rate Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q Grafik 3.4. Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate 27

29 a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan I-21 mencapai Rp ,11 milyar (tabel 3.3). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit pada triwulan laporan tercatat 3,12% (qtq) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV- 29 sebesar 6,21%. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan I-29, penyaluran kredit pada triwulan I-21 telah tumbuh sebesar 22,55% (yoy) atau meningkat jika dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 21,96% (Grafik 3.5). Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp ,1 milyar (pangsa 64,3%) atau mengalami peningkatan 1,97% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada triwulan laporan meningkat sebesar 5,17%, menjadi Rp 9.23 milyar (pangsa 35,7%). Keterangan Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Posisi (dalam Rp Miliar) Komposisi Pert. Tw1-1 Tw 3-9 Tw 4-9 Tw1-1 Tw 1-1 q-t-q y-o-y Kredit 23, , , % 3.9% 22.54% Kelompok Bank Bank Pemerintah 15, , , % 1.97% 25.66% Bank Swasta 8, ,75.2 9, % 5.17% 17.31% Jenis Penggunaan Modal Kerja 1,25.5 1,31.6 9, % -3.18% 1.63% Investasi 5, , , %.27% 25.73% Konsumsi 7,35.7 7, , % 13.55% 36.13% Se ktor Ekonomi Pertanian 1, % % -6.38% Pertambangan % -9.45% 77.61% Perindustrian % 27.75% 34.42% Listrik, Gas dan Air % 18.63% % Konstruksi 3, % -14.5% -4.28% Perdagangan 5, % -8.23% 8.19% Angkutan 1, % 7.13% 49.79% Jasa Dunia Usaha 3, % % -25.2% Jasa Sosial % 189.6% % Lain-Lain 7, % 25.8% 49.85% LDR 54.78% 57.15% 55.27% ) p R n (triliu it d re K Kredit g (yoy) g (qtq) Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q % 3% 2% 1% % Grafik 3.5. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim 28

30 Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit investasi dan konsumsi mengalami pertumbuhan yang positif secara triwulanan (qtq). Kredit Konsumsi (pangsa 35,2%) mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 13,55% menjadi Rp 9.71,6 milyar. Selanjutnya kredit investasi (pangsa 26%) meningkat sebesar,27% menjadi Rp 6.694,4 milyar. Sementara itu kredit modal kerja (pangsa 38,8%) mengalami pertumbuhan negatif sebesar 3,18% menjadi Rp 9.983,2 milyar. Menurut sektor ekonomi, sama dengan triwulan sebelumnya pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan air (355%), diikuti sektor jasa sosial (238%), sektor pertambangan (77,61%), sektor angkutan (49,79%) dan sektor perindustrian (34,42%). Sementara itu kredit sektor pertanian dan konstruksi mengalami penurunan masing-masing sebesar -6,38% dan 4,28%. Beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan positif secara triwulanan antara lain sektor perindustrian (27,75%), Listrik, gas, dan air (18,63%), serta angkutan (7,13%). Nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami sedikit penurunan dari 57,15% pada triwulan IV-29 menjadi 55,27% pada triwulan laporan. b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d Februari 21) tercatat sebesar Rp milyar, mengalami peningkatan sebesar 4,78% (qtq) dibandingkan dengan posisi kredit pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.6). Begitu juga jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 29, kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami pertumbuhan sebesar 26,59% (yoy) atau mengalami kenaikan pertumbuhan dibanding triwulan sebelumnya sebesar 2,73% (Grafik 3.6). ) p R n iliu (tr it d re K Kredit (sb kanan) g (yoy) g (qtq) Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kalimantan Timur -1% -2% Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan triwulanan menunjukkan peningkatan yang cukup positif pada bank pemerintah yang mengalami peningkatan kredit cukup signifikan sebesar 34,8%. Sedangkan bank swasta justru mengalami penurunan sebesar 13,23%. Menurut sektor ekonomi, sebagian besar sektor ekonomi mengalami pertumbuhan kredit yang positif kecuali sektor listrik, gas, dan air yang mengalami penurunan sebesar 23,14%, sektor konstruksi (-28,45%), sektor perdagangan (-16,39%) dan jasa dunia usaha yang turun sebesar 28,52%. Pertumbuhan positif terjadi pada sektor jasa sosial (218,23%), sektor pertambangan (25,76%), sektor angkutan (19,55%), serta sektor pertanian dan perindustrian yang tumbuh dibawah 1%. 5% 4% 3% 2% 1% % 29

31 Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja memiliki pangsa yang tertinggi yaitu 46,7%, diikuti oleh kredit investasi sebesar 31,8%. Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah sektor perdagangan dan pertambangan dengan pangsa masing-masing sebesar 13,7% dan 19,8%. Keterangan Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Posisi (dalam Rp Miliar) Komposisi Pert. Tw1-1 Tw3-9 Tw4-9 Tw1-1 T w1-1 q-t-q y-o-y Kredit Lokasi Proyek 34, , , % 4.78% 26.59% Kelompok Ba nk Bank Pemerintah 17, , , % 34.8% 18.26% Bank Swasta 16, , , % % 35.67% Jenis Penggunaan Modal Kerja 15, , , % -1.15% 36.73% Investasi 11, , , % 5.28% 18.71% Konsumsi 7, , , % 16.85% 39.81% Se ktor Ekonomi Pertanian 3,87.9 3, , % 8.4% 56.74% Pertambangan 5, , , % 25.76% % Perindustrian 1,881. 2,8.41 2, % 6.94% 7.94% Listrik, Gas dan Air % % 9.67% Konstruksi 3, , , % % % Perdagangan 5, , , % % -3.58% Angkutan 1, , , % 19.55% 59.39% Jasa Dunia Usaha 4,54.2 4, , % % % Jasa Sosial % % % Lain-Lain 7, , , % 28.42% 52.15% LDR - loka si proyek 82.9% 87.94% 81.91% Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK Kabupaten/Kota di Kaltim Kabupaten/Kota Nominal* (Rp M) Pangsa Kredit DPK Kredit DPK LDR Kab. Kutai 4, , % 5.49% % Kab. Berau 1, , % 4.22% 77.61% Kab. Pasir 1, % 1.76% % Kab. Bulungan , % 3.93% 32.7% Kab. Kutai Barat %.86% 6.87% Kab. Kutai Timur 1, , % 4.79% 55.3% Kab. Malinau % 1.43% 16.11% Kab. Nunukan , % 1.41% 8.13% Kodya Samarinda 11, , % 25.88% 114.7% Kodya Balikpapan 1, , % 28.3% 91.33% Kodya Tarakan 1, , % 7.87% 42.3% Kodya Bontang 5, , % 6.19% % Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp milyar (pangsa 31,32%) dan di kota Balikpapan (termasuk 3

32 Kabupaten Penajam Paser Utara) sebesar Rp milyar (pangsa 27,16%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh Kabupaten Kutai Barat sebesar Rp 23,85 milyar (pangsa,6%).apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi terjadi di kota Bontang sebesar 215,42%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 211,33%, Kabupaten Pasir (145,26%) dan kota Balikpapan (91,33%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Nunukan dengan nisbah masing-masing sebesar 8,13% dan 6,87% (Tabel 3.5) Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim pada Triwulan I-21 mencapai Rp milyar atau dengan pangsa 64,7% terhadap total kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami kenaikan sebesar 4,64% (qtq) atau memiliki arah yang sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang naik sebesar 3,9%%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit berskala kecil kredit kredit berskala kecil (Rp. 5 juta s.d Rp. 5oo juta) yang tumbuh sebesar 14,46%. Sedangkan kredit berskala mikro mengalami penurunan sebesar 5,96% (qtq). Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit Posisi (miliar Rp) Komposisi Pert. Tw 1-1 Skala Kredit Tw3-9 Tw 4-9 TW1-1 TW1-1 q-t-q y-o-y Mikro (s.d Rp 5 jt) 3,932 3,981 3, % -5.96% 1.36% Kecil (Rp 5 jt s.d 5 jt) 5,89 5,492 6, % 14.46% 44.78% Menengah (Rp 5 jt s.d 5 miliar) 6,3 6,45 6, % 2.82% 15.77% Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar) 15,321 15,923 16, % 4.64% 21.5% Besar (> Rp 5 miliar) 8,27 9,53 9, %.38% 25.37% Total 23,528 24,976 25, % 3.9% 22.54% Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan laporan tercatat Rp milyar atau mengalami peningkatan sebesar 43,73% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta tercatat Rp milyar atau mengalami peningkatan sebesar 4,74% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7). Menurut jenis penggunaan, kurang dari separoh kredit MKM yang disalurkan untuk usaha produktif yang pangsanya mencapai 48%, terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi masing-masing berjumlah Rp 6.69 milyar (pangsa 36,4%) dan Rp 1.934,2 milyar (pangsa 11,6%). Sementara sisanya sebesar Rp 8.658,1 milyar (pangsa 52%) merupakan kredit konsumsi. Dilihat dari pertumbuhannya secara triwulanan (qtq), kredit konsumsi tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 11,6%. Sedangkan kredit investasi dan modal kerja mengalami penurunan sebesar 7,37% dan 1,41% secara triwulanan. 31

33 Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi Keterangan P osisi (dalam Rp miliar) Komposisi Pert. Tw 1-1 Tw 3-9 Tw 4-9 Tw1-1 Tw1-1 qtq yoy Kredit UMKM 15, ,2.1 16, % 4.12% 21.5% Kelompok Bank Bank Pemerintah 9, , , % 3.73% 28.13% Bank Swasta 5, ,22.9 6, % 4.74% 11.47% Jenis Penggunaan Modal Kerja 6, , , % -1.41% 12.78% Investasi 1,875. 2,88.1 1, % -7.37% 2.39% Konsumsi 7,42.5 7, , % 11.6% 33.34% Sektor Ekonomi. Pertanian % % % Pertambangan % 6.29% 73.67% Perindustrian % 45.2% 75.41% Listrik, Gas dan Air % 14.93% % Konstruksi 1, , % % -4.26% Perdagangan 3, ,4.2 3, % -1.61% 3.26% Angkutan % 1.93% 14.48% Jasa Dunia Usaha 1, , , % % -34.5% Jasa Sosial % 24.5% 38.73% Lain-Lain 7,64.7 7, , % 22.18% 45.89% Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 21,7%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 6,6%) dan sektor konstruksi (pangsa 5,5%). Dilihat dari pertumbuhan triwulanannya (qtq), pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor jasa sosial yang tumbuh sebesar 24%. Sedangkan, sektor yang mengalami penurunan cukup signifikan adalah sektor pertanian (-58,91%). Tabel 3.8 Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Sektor Ekonomi Keterangan Posisi (Rp miliar) Pert. Tw1-1 Nisbah NPL Tw 3-9 Tw4-9 Tw 1-1 q-t- q Tw4-9 Tw1-1 NPLs Kredit UMKM % 2.55% 2.41% Sektor Ekonomi Pertanian % 3.3% 5.2% Pertambangan % 5.% 6.2% Perindustrian % 2.53% 2.1% Listrik, Gas dan Air Konstruksi % 8.31% 5.8% Perdagangan % 2.55% 2.6% Angkutan % 2.67% 2.2% Jasa Dunia Usaha % 2.86% 2.2% Jasa Sosial %.62% 4.8% Lain-Lain % 1.64% 1.8% Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan laporan menunjukkan kinerja yang membaik seperti terlihat dari persentase kredit bermasalah bruto (gross-non performing loans/npls) yang sebesar 2,41% atau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan 32

34 sebelumnya yang sebesar 2,55%. Jika dilihat menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor konstruksi (5,8%), sektor pertanian (5,2%) dan sektor pertambangan (6,2%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5% pada periode triwulan laporan. 3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1 a. Perkembangan Aset BPR Rp Milyar Total Aset growth (yoy) YoY 25 5% 2 4% 15 3% 1 2% 5 1% - % Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I* Grafik 3.7 Perkembangan Aset BPR Jumlah aset BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan I-21 mengalami pertumbuhan sebesar 14,93% (yoy), dengan total nilai mencapai Rp 22,48 milyar. Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-29 yang sebesar 21,73% (yoy). Sementara secara triwulanan aset BPR mengalami penurunan sebesar,88% (qtq) dibandingkan dengan jumlah aset pada triwulan IV- 29. b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR Jumlah dana pihak ketiga (DPK) Deposito Tabungan growth DPK yoy Rp Milyar 16 4% % 1 8 2% 6 4 1% 2 - % Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I* Grafik 3.8 Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis BPR di Kalimantan Timur pada triwulan I-21 mengalami peningkatan sebesar 22,12% (yoy) dibandingkan triwulan I- 29, dengan nilai Rp 141,98 milyar. Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-29 yang naik sebesar 36,73%. Pertumbuhan DPK periode berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah deposito yang naik sebesar 21,6% (yoy) menjadi Rp 81,69 milyar, sedangkan tabungan mengalami pertumbuhan sebesar 26,16% (yoy) menjadi Rp 6,29 milyar. c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan laporan mencapai Rp 155,47 milyar, atau mengalami peningkatan sebesar 8,9% (yoy) dibandingkan triwulan I- 29. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV- 29 yang sebesar 8,73%. Peningkatan kredit periode berjalan ini dipengaruhi oleh 1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S) 33

35 Rp Milyar Investasi Konsumsi Modal Kerja growth Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I* Grafik 3.9 Perkembangan Kredit BPR (yoy) 6% 5% 4% 3% 2% 1% % pertumbuhan pada komponen kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 3,77% (yoy) menjadi Rp 55,44 milyar, kredit investasi tumbuh 13,21% (yoy) menjadi Rp. 14,85 milyar, sedangkan kredit modal kerja juga mengalami kenaikan 3,65% (yoy) menjadi Rp 85,18 milyar. Tabel 3.9. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur INDIKATOR Pertumbuhan Q III Q IV Q I* QtQ YoY MAKRO EKONOMI BPR: Total Aset (Rp miliar) % 19.32% DPK (Rp miliar) % 23.53% Tabungan % 26.16% Giro Deposito % 21.65% Kredit (Rp miliar) % 12.91% Modal Kerja % 3.65% Konsumsi % 3.77% Investasi % 13.21% LDR % 13.12% 19.5% 3.5. Asesmen Risiko Perbankan Risiko Kredit Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim dalam kondisi yang kurang baik, yaitu terdapat sedikit peningkatan persentase kredit bermasalah bruto (Gross-NPLs) pada jenis penggunaan kredit untuk modal kerja, investasi dan konsumsi, serta sebagian sektor ekonomi yang dibiayai. Tabel 3.1. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum Sektor Kolektibilitas (Rp M) Komposisi Pert. Tw 1-1 Tw 3-9 Tw4-9 Tw1-1 Tw 1-1 qtq y oy 1-Lancar 2, , , % 1.62% 24.45% 2-Dalam Perhatian Khusus 2,75.2 1, , % 1.99%.44% 3-Kurang lancar % 21.1% % 4-Diragukan % -4.13% 6.89% 5-Macet % -.43% 5.8% NPLs (3+4+5) % 38.58% 4.24% Total Kredit 23,528 24,976 25,749 1.% 3.9% 22.54% Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan mengalami sedikit penurunan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan I-21 34

36 sebesar 2,86% atau lebih tinggi jika dibandingkan nisbah NPLs triwulan IV-29 sebesar 2,13% (Tabel 3.1). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit bermasalah tercatat meningkat sebesar 38,58% (qtq) bila dibandingkan dengan posisi triwulan IV-29. Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis penggunaan relatif terjaga dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 3,46%. Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat masing-masing sebesar 1,89% dan 1,78%. Namun dilihat dari perkembangannya, keseluruhan komponen kredit mengalami peningkatan persentase NPLs jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan sektor ekonomi, keseluruhan sektor ekonomi mencatat nisbah NPLs yang relatif rendah (dibawah 5%), kecuali untuk sektor konstruksi yang mencapai nisbah NPLs tertinggi prosentase sebesar 6,46%. Tabel Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum Keterangan Nominal NPL (Rp M) Pert. Tw1-1 Nisbah NPL (%) Tw4-9 Tw 1-1 qtq Tw 4-9 Tw1-1 Jenis Penggunaan Modal Kerja % 1.28% 3.46% Investasi %.36% 1.89% Konsumsi %.5% 1.78% Sektor Ekonomi Pertanian %.5% 1.34% Pertambangan %.15% 3.3% Perindustrian %.2%.94% Listrik, Gas & Air - -.% Konstruksi %.61% 6.46% Perdagangan %.41% 2.72% Angkutan %.11%.93% Jasa Dunia Usaha %.26% 3.14% Jasa Sosial % % 1.81% Lain-Lain %.51% 1.66% Total % 2.13% 2.86% Risiko Likuiditas Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan. Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 92,85% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Akan tetapi prosentase ini menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya. 35

37 Jangka pendek Risiko Pasar Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Keterangan Posisi nominal (miliar Rp) Komposisi Tw3-9 Tw4-9 Tw1-1 Tw 4-9 Tw1-1 Giro 12,575 12,596 14, % 3.97% Tabungan 16,69 18,92 18, % 38.65% Simpanan berjangka s.d 3 bulan 11,823 9,381 1, % 23.23% Total DPK s.d 3 bulan 4,468 4,897 43, % 92.85% Jangka menengah panjang Total DPK > 3 bulan 2,48 2,84 3, % 7.15% Total DPK 42,948 43,72 46,588 1.% 1.% Berdasarkan analisis grafis yang menghubungkan antara suku bunga kredit dengan rasio NPLs dalam periode triwulan I-26 s.d triwulan I- 21 (Grafik 3.1), terlihat pergerakan yang searah antara nisbah NPLs dengan suku bunga kredit. Hal ini didukung oleh hasil penghitungan koefisien korelasi 2 kedua variabel Bunga Kredit (sum bu kiri) 1 Gross NPLs (sum bu kanan) Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q Grafik 3.1. tersebut yang hanya,6. Oleh Perkembangan bunga kredit dan rasio NPLs karenanya dapat dikatakan bahwa persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan tingkat bunga kredit. 2 Angka koefisen korelasi berkisar s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka menunjukkan hubungan yang makin lemah 36

38 BAB IV KEUANGAN DAERAH 4.1 Gambaran Umum Realisasi APBD Kalimantan Timur 29 mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi APBD 28. Baik komponen pendapatan maupun komponen belanja berada di bawah posisi realisasi APBD tahun 28. Komponen pendapatan pada realisasi APBD Kaltim tahun 29 secara total mencapai 5,28 trilliun atau mengalami penurunan 13,76% jika dibandingkan dengan komponen pendapatan pada realisasi APBD tahun 28 sebesar 6,12 trilliun. Apabila dilihat realisasi per komponen pendapatan, prosentase realisasi tertinggi dicapai oleh komponen lain-lain pendapatan yang sah dan pendapatan asli daerah dengan prosentase masingmasing sebesar 123,93% dan 17,84%. Sedangkan tingkat realisasi komponen pendapatan transfer yang berasal dari dana perimbangan sebesar 83,3% (Grafik 4.1). Grafik 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Kaltim 29 (%) LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH PENDAPATAN TRANSFER PENDAPATAN ASLI DAERAH PENDAPATAN Grafik 4.2 Realisasi Belanja APBD Kaltim 29 (%) TRANSFER BELANJA TAK TERDUGA BELANJA MODAL BELANJA OPERASI BELANJA

39 Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 29 secara total mencapai 6,24 trilliun atau mengalami penurunan sebesar 1,59% jika dibandingkan dengan realisasi belanja pada APBD 28 sebesar 6,34 trilliun. Apabila dilihat realisasi per komponen belanja, baik belanja modal, belanja operasi maupun transfer pendapatan menunjukkan prosentasi realisasi yang hampir sama yaitu sekitar 84%. Oleh karena itu jika dihitung prosentase realisasi keseluruhan belanja diperoleh hasil angka realisasi 83,81% dari total APBD Perubahan Kaltim Pendapatan Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada realisasi APBD tahun 29 tercatat sebesar 2,151 Trilliun (Tabel 4.1) atau mengalami peningkatan sebesar 4,7% jika dibandingkan realisasi APBD 28. Dari jumlah tersebut, kontribusi utama berasal dari pendapatan pajak daerah sebesar 1,539 trilliun (Grafik 4.3) dengan tingkat prosentase realisasi sebesar 13.27% dari jumlah pendapatan pajak daerah pada anggaran perubahan. Komponen pendapatan pajak daerah ini memiliki kontribusi sebesar 71,57% dari total keseluruhan pendapatan asli daerah. Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap pendapatan asli daerah adalah lain-lain PAD yang sah yang berasal dari optimalisasi pemanfaatan dana kas daerah, pendapatan dari denda pajak, denda retribusi dan denda pengembalian, serta pendapatan rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan dan Tarakan, dengan angka realisasi sebesar 484 milyar atau 126,29% dari yang direncanakan pada APBD-P 29. Sedangkan pada komponen yang berasal dari retribusi daerah, yang terdiri dari retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha dan perijinan memiliki tingkat prosentase realisasi yang cukup tinggi yaitu 114,8%. Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kalimantan Timur 29 NO. URAIAN JUMLAH (Rp Milyar) BERTAMBAH/KURANG APBD-P REALISASI (Rp Milyar) (%) 1 PENDAPATAN 5, , (468.1) PENDAPATAN ASLI DAERAH 1, , Pendapatan Pajak Daerah 1,491. 1, Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Di Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah PENDAPATAN TRANSFER 3, ,122.6 (625.97) Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan 3, , (626.26) Dana Bagi Hasil Pajak (66.15) Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 3, , (56.11) Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya Dana Penyesuaian LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Pendapatan Hibah Sumber : Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah 38

40 Grafik 4.3 Pendapatan Asli Daerah (Rp m illiar) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Pajak Daerah 1, , , 1,5 2, Komponen pendapatan transfer (dana perimbangan) memiliki tingkat realisasi sebesar 83,3%. Dana perimbangan ini mayoritas berasal dari komponen dana bagi hasil bukan pajak (dana bagi hasil SDA) dengan prosentase kontribusi sebesar 82,27% dari total keseluruhan dana perimbangan (Grafik 4.4). Bagi hasil pertambangan gas bumi/alam, bagi hasil pertambangan minyak bumi, dan iuran eksplorasi-eksploitasi (royalti) memiliki kontribusi yang sangat dominan pada dana bagi hasil bukan pajak (bagi hasil SDA). Grafik 4.4 Dana Perimbangan/Transfer dari Pem erintah Pusat (Rp milliar) Dana Penyesuaian.29 - Transfer Pemerintah Pusat Lainnya.29 - Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Umum Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 2, , Dana Bagi Hasil Pajak , 2, 3, 4, Belanja Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 29 menunjukkan angka realisasi mencapai 6,24 trilliun (83,81%) atau mengalami penurunan nilai jika dibandingkan dengan realisasi belanja APBD 28 yang mencapai 6,34 trilliun (85,54%). Komponen belanja operasi, belanja modal, dan transfer mencapai prosentase realisasi masing-masing sebesar 84,41%, 84,28%, dan 8,22% (Tabel 4.2). 39

41 Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kalimantan Timur 29 NO. URAIAN JUMLAH (Rp Milyar) BERTAMBAH/KURANG APBD-P REALISASI (Rp Milyar) (%) 2 BELANJA 7, , (1,26.74) BELANJA OPERASI 4, ,669. (677.42) Belanja Pegawai (224.4) Belanja Barang (25.87) Belanja Subsidi (7.64) Belanja Hibah (1.34) Belanja Bantuan Sosial (19.65) Belanja Bantuan Keuangan 1, ,65.63 (173.88) BELANJA MODAL 2, ,863.1 (347.63) Belanja Tanah (26.63) Belanja Peralatan dan Mesin (37.82) Belanja Bangunan dan Gedung (115.9) Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 1, (166.85) Belanja Aset Tetap Lainnya (1.25) BELANJA TAK TERDUGA 5..1 (4.99) Belanja Tak Terduga 5..1 (4.99) TRANSFER (176.71) Transfer Bagi Hasil Ke KAB/KOTA/DESA (176.71) Bagi Hasil Pajak (176.71) 8.22 Sumber : Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah Komponen Belanja Operasi APBD Kaltim 29 mencapai realisasi sebesar 3,66 trilliun atau mengalami penurunan sebesar 7,77% jika dibandingkan dengan realisasi APBD 28. Jika dilihat per-komponen belanja, belanja bantuan keuangan yang memiliki kontribusi terbesar (45%) pada belanja operasi mencapai realisasi sebesar 1,65 trilliun atau mencapai 9,47% dari total rencana pada APBD-P 29 (Grafik 4.5). Grafik 4.5 Belanja Operasi (Rp milliar) Belanja Bantuan Keuangan 1, , Belanja Bantuan Sosial Belanja Hibah , Belanja Subsidi - - Belanja Barang Belanja Pegawai ,2 1,6 2,

42 Jika dibandingkan dengan realisasi belanja modal pada APBD 28, realisasi komponen belanja modal APBD Kaltim 29 mengalami peningkatan 12,65% atau mencapai 1,86 trilliun. Belanja jalan, irigasi, dan jaringan memiliki kontribusi terbesar pada komponen belanja modal dengan tingkat realisasi mencapai 864,69 milyar atau secara prosentase mencapai 83,83% (Grafik 4.6). Kenaikan yang cukup signifikan pada realisasi belanja jalan, irigasi, dan jaringan APBD 29 yaitu 38% dibandingkan APBD 28 dapat mengindikasikan meningkatnya proyek pembangunan infrastruktur jalan, irigasi, dan jaringan di Kaltim pada tahun 29. Grafik 4.6 Belanja M odal (Rp milliar) Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Bangunan dan Gedung Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Tanah ,

43 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 5.1. Gambaran Umum Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur pada triwulan I-21 menunjukkan perkembangan yang bervariasi. Lalu lintas pembayaran tunai dilihat dari perkembangan peredaran uang kartal, yaitu jumlah uang kartal yang masuk dan keluar dari kas bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, menunjukkan adanya penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk dalam kategori PTTB mengalami peningkatan. Sementara itu perkembangan sistem pembayaran non tunai, yang dilihat dari perkembangan transaksi kliring dan RTGS di wilayah Kalimantan Timur, mengalami pertumbuhan positif dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Meningkatnya transaksi keuangan di Kalimantan Timur pada triwulan I-21, dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang semakin membaik dan adanya dorongan dari pola konsumsi musiman Perkembangan Transaksi Tunai Rp Milyar 4, 3, 2, 1, Perkembangan Pengedaran Uang Kartal Outflow Inflow Growth (y-o-y) Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Transaksi tunai antara perbankan di Kalimantan Timur dengan Kantor Bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan I-21 mencapai Rp 1.52 miliar atau mengalami penurunan sebesar 51% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Transaksi ini juga lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan IV-29 yang mengalami pertumbuhan positif 6% (grafik 5.1). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, perkembangan transaksi tunai di Kalimantan Timur mengalami penurunan sebesar 71% (qtq). Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang yang keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 414 miliar. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 59% (yoy). Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp 637 miliar atau turun sebesar - 43,19% (yoy). Secara keseluruhan, pada triwulan I-21 ini, Kalimantan Timur -59% Grafik 5.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal di Kaltim 15% 1% 5% % -5% -1% 42

44 mengalami net inflow (jumlah uang masuk lebih besar dibandingkan dengan uang yang keluar), yaitu sebesar Rp 222 miliar. Dari jumlah uang Rp Milyar PTTB Growth (yoy) kartal yang masuk ke kas 3 352% 4% Bank Indonesia di wilayah 3% Kalimantan Timur, terdapat 2 uang kartal yang masuk 2% dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu 1 1% % -1% uang yang menurut Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk menjadi alat pembayaran, Grafik 5.2 Perkembangan PTTB misalnya mengalami kelusuhan dalam tingkat yang parah atau rusak. Jenis uang yang termasuk dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk dalam kategori PTTB ini pada triwulan I-21 mencapai Rp 233 miliar atau mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan sebesar 352% (yoy) dibandingkan triwulan I-29 (grafik 5.2). Sedangkan secara triwulanan, jumlah PTTB ini mengalami peningkatan sebesar 2,75% (qtq). 5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai Perkembangan Transaksi Kliring Milyar Rp Nilai Growth (y-o-y) 5 8% 4 6% 3 4% 2 2% 1 % -2% Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Grafik 5.3 Perkembangan Perputaran Kliring di Kaltim Transaksi kliring di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan I-21 mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (grafik 5.3). Jumlah transaksi kliring triwulan I-29 mencapai Rp miliar atau tumbuh sebesar 1,5% (yoy); dengan jumlah volume transaksi sebesar transaksi atau tumbuh sebesar 2,32% (yoy). Sementara dibandingkan dengan periode triwulan IV-29, transaksi kliring juga mengalami penurunan yaitu sebesar -1,67% (qtq). Penurunan tersebut dipengaruhi oleh menurunnya transaksi masyarakat. 43

45 5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan I- 21 mencapai Rp miliar, atau mengalami pertumbuhan sebesar 15% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan transaksi RTGS periode berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan yang terjadi pada transaksi RTGS yang keluar dari Kalimantan Timur yaitu sebesar 1,2% (yoy), dan transaksi RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur juga mengalami pertumbuhan dari sisi jumlah sebesar 2% (yoy) (Tabel 5.1). Secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan I-21 mengalami penurunan sebesar 18% (qtq) dibandingkan dengan transaksi pada triwulan IV-29 yang sebesar Rp 4.57 miliar. Penurunan ini dipengaruhi oleh berkurangnya transaksi RTGS baik yang keluar dari Kalimantan Timur dengan pertumbuhan sebesar -23% (qtq), dan transaksi RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur dengan pertumbuhan sebesar -14% (qtq). Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) Transaksi RTGS Q I-21 Q IV Q I Q II Q III Q IV QI QtQ YoY Keluar Kaltim Jumlah (dlm Milyar Rupiah) 17,746 14,77 16,24 17,285 2,122 15, Volume 2,163 17,24 18,579 2,127 22,288 25, Masuk Ke Kaltim Jumlah (dlm Milyar Rupiah) 21,686 14,678 18,141 17,98 2,448 17, Volume 3,181 26,74 29,762 31,35 34,37 34, Total Jumlah 39,431 28,755 34,165 35,194 4,57 33, Volume 5,344 43,764 48,341 51,162 56,325 59, Trilliun Rp Jumlah Growth jumlah qtq Growth jumlah yoy 4% 2% % -2% -4% -6% Q IV Q I Q II Q III Q IV QI Grafik 5.4 Perkembangan Jumlah Transaksi RTGS di Kaltim Berdasarkan lokasi Kantor Bank Indonesia (KBI) di Kalimantan Timur, transaksi RTGS di wilayah kerja KBI Samarinda pada periode berjalan ini mencapai Rp miliar dengan volume transaksi sebesar transaksi. Jumlah transaksi RTGS di KBI Samarinda mengalami pertumbuhan sebesar 8,81% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara transaksi RTGS di Balikpapan tercatat sebesar Rp miliar atau tumbuh sebesar 32, 51% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 44

46 BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Perkembangan ketenagakerjaan di Kalimantan Timur dilihat dari angka pengangguran mengalami penurunan sebesar,28%. Data per 1 Desember 28, angkatan kerja di Kaltim berjumlah orang, sedangkan jumlah pengangguran tercatat sebanyak angkatan orang atau 11,11%. Sementara data 1 Desember 29 tercatat kerja di Kaltim berjumlah orang dan jumlah pengangguran tercatat orang atau 1,83%. Kaltim yang dikenal sebagai provinsi yang kaya sumber daya alam memang begitu menarik perhatian masyarakat luar Kaltim. Pergerakan penduduk tersebut setidaknya tergambar dari peningkatan jumlah penduduk dari jiwa pada 28 menjadi jiwa pada 29. Peningkatan jumlah penduduk tersebut secara langsung akan menambah penduduk usia kerja dan angkatan kerja di Kaltim. Ini pula yang akan menyebabkan tingginya tingkat pengangguran. Jumlah penganggur di Kalimantan Timur juga mengalami pertumbuhan, yaitu Tahun 21 ini angka pengangguran di Kaltim diproyeksi bertambah orang. Pada 29 lalu, angka pengangguran di Kaltim diproyeksi orang dan menjadi orang pada tahun ini. Berdasarkan data BPS, proyeksi ketenagakerjaan di Kaltim dari akan terus meningkat. Tabel 6.1 Data Pengangguran dan TKI yang Terdaftar di Kalimantan Timur NO JENIS DATA TAHUN 27 % 28 % 29 % 1 Pencari Kerja Yang Terdaftar Laki-Laki Perempuan Angkatan Kerja Pengangguran Prov. Kaltim E+5 2E+5 3 Proses calon TKI, Deportasi & Kepungan TKI Proses TKI Laki-Laki Perempuan Anak-anak Deportasi TKI Laki-Laki Perempuan Anak-anak Dipulangkan ke Daerah Asal Laki-Laki Perempuan Anak-anak Sumber: Disnakertrans Kalimatan Timur 45

47 Berdasarkan jenis kelamin, komposisi angkatan kerja di Kaltim didominasi oleh lakilaki sebesar 69,1%, sementara pangsa angkatan kerja perempuan sebesar 3,9%. Pertumbuhan penduduk usia 15 tahun ke atas tertinggi terjadi pada penduduk laki-laki, yaitu tumbuh sebesar 3% (yoy), sementara penduduk perempuan tumbuh 2,88%. Pertumbuhan jumlah angkatan kerja penduduk laki-laki mencapai 3,69% (yoy), sedangkan pada penduduk perempuan mengalami pertumbuhan sebesar 1,8% (yoy). Tabel 6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Kegiatan Utama Growth Agt 9 (Yoy) Agt Feb Agt Jumlah % Penduduk 15+ 2,23,411 2,242,398 2,268,23 64, Angkatan Kerja 1,416,963 1,488,456 1,46,996 44, Bekerja 1,259,587 1,323,369 1,32,772 43, Penganggur 157, ,87 158, Bukan Angkatan Kerja 786, ,942 87,234 2, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 64.31% 66.38% 64.41% Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 11.11% 11.9% 1.83% Sumber: BPS Kalimantan Timur 6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan berdasarkan Kabupaten/Kota Jika ditelaah kondisi pengangguran di kabupaten/kota berdasarkan prosentase dengan jumlah angkatan kerja, yang paling banyak berada di kota Bontang. Di kota ini, terdapat angkatan kerja orang, dengan jumlah pengangguran 8.78 orang (14,66%) dan Kutai Timur dengan jumlah angkatan kerja orang, terdapat jumlah pengangguran ada orang (14,59%). Grafik 6.1 Komposisi Penyerapan Tenaga Kerja per Sektor Ekonomi Tingginya tingkat pengangguran dikabupaten/kota yang menjadi sumber hambatan antara lain adalah tingkat kompetensi angkatan kerja yang belum sesuai kebutuhan kompetensi pasar kerja yang ada, belum tersedianya kesempatan kerja yang sesuaii kompetensi pencari kerja. Penghambat lainnya adalah tingkat pendidikan angkatan kerja yang masih rendah (lebih 6% berpendidikan sekolah dasar kebawah). Maka untuk 46

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur mulai memperlihatkan tanda pemulihan dari tekanan gejolak penurunan harga minyak mentah maupun harga pangan dunia (CPO) yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2010 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV 21 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunianya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009 BADAN PUSAT STATISTIK No. 72/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$11,88 miliar atau mengalami peningkatan sebesar

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triw u lan IV-2011 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00 SURVEI KONSUMEN Juli - 2010 Indeks 150.00 125.00 100.00 75.00 optimis pesimis 50.00 25.00 0.00 periode krisis ekonomi global 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 2007 2008 2009 2010 Indeks Keyakinan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011 BADAN PUSAT STATISTIK No. 66/11/Th.XIV, 1 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$17,82 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$17,82

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 No. 06/05/62/Th.V, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2011 dibanding Triwulan yang sama tahun 2010 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas tercatat sebesar 5,11% (yoy), atau meningkat dibanding triwulan lalu yang sebesar 4,4% (yoy). Seluruh sektor ekonomi pada triwulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008 BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/05/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET A. Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,90 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,96

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan IV-2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan i BAB I 2011 2012 2013 2014 1 10.00 8.00

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011 BADAN PUSAT STATISTIK No.40/07/Th.XIV, 1 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$18,33 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$18,33 miliar atau

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan V2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

Lebih terperinci

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M Kementerian Perdagangan 17 Oktober 2015 1 Neraca perdagangan Oktober 2015 kembali surplus Neraca

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan IV tahun sebesar 5,18% (yoy), sedikit mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,21% (yoy), namun masih

Lebih terperinci

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat Kementerian Perdagangan 5 Agustus 2014 1 Neraca perdagangan non migas bulan Juni 2014 masih surplus Neraca perdagangan Juni 2014 mengalami defisit USD 305,1 juta, dipicu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan I-9 Secara tahunan (yoy) perekonomian Indonesia triwulan I-9 tumbuh 4,37%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,18%). Sementara secara triwulanan

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-29 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan 01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013 No. 027/05/63/Th XVII, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013 Perekonomian Kalimantan Selatan triwulan 1-2013 dibandingkan triwulan 1- (yoy) tumbuh sebesar 5,56 persen, dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 No. 06/02/62/Th. VI, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tahun 2011 (kumulatif tw I s/d IV) sebesar 6,74 persen.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan

Lebih terperinci

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Prospek Ekspor

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV 2008 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii ... 48... 49... 56... 57... 59... 59... 60 iii iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GRAFIK vi vii viii RINGKASAN UU ix x xi xii BAB 1 EKONOI AKRO REGIONAL Pada triwulan II-2013, ekonomi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2012 No. 06/05/62/Th.VI, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2012 PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2012 dibanding Triwulan yang sama tahun 2011 (year on year) mengalami sebesar 6,26

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

Kata pengantar. Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka

Kata pengantar. Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka Kata pengantar Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun 2012 merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen data terhadap data-data yang sifatnya strategis, dalam

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

i

i i 2 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Indeks 250 200 150 100 50 0 Indeks SPE Growth mtm (%) Growth yoy (%)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011 No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)

Lebih terperinci

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga. No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2009 3 4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN KINERJA Periode: MARET 21 Jakarta, Mei 21 1 Neraca Perdagangan Indonesia Kondisi perdagangan Indonesia semakin menguat setelah mengalami kontraksi di tahun 29. Selama Triwulan I

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MARET 2017

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MARET 2017 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MARET 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Maret 2007 No.22/05/16/Th.XIX, 2 Mei PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MARET

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Tahun 2016 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro tahun 2016 sebagaimana yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Kaltim, sebelumnya

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juni No. 41/08/17/Th.IX, 1 Agustus PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 44/02/16/Th.XVII, 1 Februari 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III tahun 212 sebesar 5,21% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,9% (yoy), namun masih lebih

Lebih terperinci

KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 2018

KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 2018 KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 218 Peran Dunia Usaha Dalam Menggerakan Ekonomi Rakyat Samarinda, 14 Maret 217 STRUKTUR EKONOMI KALTIM Seiring dengan booming harga komoditas yang terjadi pada tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 No.37/07/32/Th.XVIII, 01 Juli 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2016 MENCAPAI US$ 2,08 MILYAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN I 2010 VISI BANK INDONESIA : Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci