KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III Kantor Bank Indonesia Samarinda

2 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan III-2010 dapat terselesaikan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kalimantan Timur. Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan III-2010, adalah sebagai berikut: 1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 4,17% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,57% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut juga lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,8% (yoy). 2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan III-2010 mencapai 7,45% (yoy), menunjukkan peningkatan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 5,84% (yoy). Laju inflasi tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 5,05% (yoy). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, masing-masing sebesar sebesar 6,51% (yoy), 8,35% (yoy) dan 8,12% (yoy). 3. Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum se-kaltim selama periode laporan mencapai Rp milyar, mengalami peningkatan sebesar 3,22%(qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama triwulan III-2010 mencapai sebesar Rp milyar atau sebesar 6.61% (qtq) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada Triwulan II sebesar 9,27%. Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 13,13%(qtq) dibandingkan dengan posisi kredit pada Triwulan sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp milyar pada triwulan III-2010 (s.d Agustus). c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 94,16%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 60,76%. d) Pembiayaan berskala mikro, kecil, dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 65,81% atau Rp milyar dari total kredit sebesar Rp triliun. Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami peningkatan 8,11% (qtq) atau memiliki arah yang sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang naik sebesar 6,61%. i

3 4. Dengan mencermati berbagai faktor, perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy). Pertumbuhan positif perekonomian Kalimantan Timur pada akhir tahun 2010 ini berasal dari semakin meningkatnya perekonomian negara-negara di berbagai belahan dunia, yang kemudian sebagai implikasinya adalah meningkatnya kebutuhan akan energi. Kalimantan Timur sebagai daerah penghasil komoditas energi meraih keuntungan dari hal ini, yang menyebabkan perekonomiannya bergerak dan tumbuh lebih cepat. Namun ketergantungan perekonomian Kalimantan Timur pada sektor-sektor yang berbasi Sumber Daya Alam (SDA) tidak terbarui tersebut harus mendapatkan perhatian khusus dengan menyiapkan pengembangan pada sektor lainnya yang lebih sustainable dan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat secara luas. Oleh karena itu tepatlah bahwa prioritas pembangunan Kalimantan Timur diarahkan pada sektor-sektor yang terbarukan, dengan didukung oleh pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung iklim investasi yang memadai sebagai prasyarat utama percepatan pembangunan yang berkesinambungan. Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun serta umpan balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Dalam penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Samarinda, November 2010 BANK INDONESIA SAMARINDA Androecia Darwis Pemimpin ii

4 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. Gambaran Umum. II. Asesmen Perekonomian... III. Asesmen Inflasi IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran Perbankan Sistem Pembayaran... V. Perkiraan.. i iii vi vii BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Gambaran Umum Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Ekspor dan Impor Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor Listrik dan Air Bersih Sektor Bangunan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor Jasa-jasa... Boks. 1 Pembangunan PLTU Mulut Tambang Sangatta BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI. 2.1 Gambaran Umum Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq) iii

5 2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) 2.3. Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Tahunan Kota Samarinda Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Inflasi Tahunan Kota Tarakan BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH. 3.1 Gambaran Umum 3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum Total Aset dan Aktiva Produktif Penghimpunan Dana Masyarakat Penyaluran Kredit Bank Umum. a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim... b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim 3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) 3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) a. Perkembangan Aset BPR b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR Asesmen Risiko Perbankan Risiko Kredit Risiko Likuiditas Risiko Pasar BAB IV KEUANGAN DAERAH Gambaran Umum Pendapatan Belanja.. Boks. 2 Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN. 5.1 Gambaran Umum. 5.2 Perkembangan Transaksi Tunai Perkembangan Peredaran Uang Kartal 5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai Perkembangan Transaksi Kliring Perkembangan Transaksi BI-RTGS BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Kesejahteraan iv

6 BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I Prospek Perkembangan Inflasi... LAMPIRAN v

7 DAFTAR TABEL Halaman Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur... Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2010 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2010 (HS 2 Dijit, dalam juta USD)... Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda... Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan... Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan.. Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan Inflasi tahunan kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa Inflasi tahunan kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa Inflasi tahunan kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim & Kota. Perkembangan Jumlah aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Jumlah kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK Kab/Kota.. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs). Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur Perkembangan Kolekbilitas Kredit Bank Umum Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum.. Struktur Jangka Waktu DPK Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Triwulan III-2010 Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Triwulan III-2010 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur.. Perkembangan Ketenagakerjaan di kalimantan Timur Perkembangan Sex Ratio Kaltim Hasil Sensus Penduduk vi

8 DAFTAR GRAFIK Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (yoy).. Indeks Kenyakinan Konsumen... Indeks Kondisi Ekonomi Indeks Ekspektasi Konsumen... Kredit Konsumsi... Pengeluaran Pemerintah... Realisasi Investasi & Konsumsi Listrik Kredit & Investasi... Nilai Ekspor Non Migas Kaltim.. Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim Nilai Impor Non Migas Kaltim. Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas Kaltim. Indeks Produksi Padi Indeks Produksi Sawit... Kredit Sektor Pertanian... Indeks Produksi Pertambangan Kredit Sektor Pertambangan Indeks Industri Pengolahan Produksi Kilang Minyak. Kredit Sektor Listrik dan Air Kredit Sektor Bangunan.. Indeks Sektor Perdagangan Kredit Perdagangan. Indeks Jumlah Penumpang.. Perkembangan Kredit Kaltim Indeks Upah Gaji Pemerintah Umum Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy) Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy).. Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm).. Kinerja Triwulan Kegiatan Usaha Perbankan (qtq) Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) Perkembangan Simpanan Masyarakat Suku Bungan Kredit Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Perkembangan Aset BPR Perkembangan DPK BPR Perkembangan Kredit/Pembiayaan BPR. Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs. Pendapatan APBD Kalimantan Timur Triwulan III-2010 Belanja APBD Kalimantan Timur Triwulan III Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kalimantan Timur Triwulan III-2010 Pendapatan Transfer Kalimantan Timur Triwulan III-2010 Belanja Operasi (RP Miliar) Triwulan III vii

9 Belanja Modal (RP Miliar) Triwulan III Peredaran Uang Kartal di Kaltim Perkembangan PTTB... Perkembangan Perputaran Kliring di Kaltim... Perkembangan Transaksi RTGS di Kaltim... Perkembangan RTGS per wilayah kerja KBI... Perkembangan Jaminan Hari Tua Jamsostek... Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan... Indeks Ekspektasi Konsumen... Harga Komoditas Minyak dan Batubara... Harga Komoditas Pangan Dunia... Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1)... Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2) vi ii

10 RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN III-2010 I. Gambaran Umum Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan III-2010 mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 4,17% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang sebesar 7,57%. Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara tahunan pada triwulan III-2010 dipengaruhi oleh peningkatan ekspor neto Kaltim karena masih tingginya permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas ekspor primer Kaltim yang dipicu oleh perekonomian global yang terus membaik. Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong oleh faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan III Sementara itu, laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada periode laporan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan II Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor musiman berakhirnya masa liburan dan hari raya Idul Fitri. Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 mengalami peningkatan 3,47% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya dan penyaluran pinjaman baik kredit atas dasar lokasi kantor (27,48%) maupun kredit atas dasar lokasi proyek (36,06%). Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan Oktober 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 147,50. Hal ini dipengaruhi oleh komponen-komponen IEK yang seluruhnya meningkat dan berada di atas level optimis, terutama disebabkan ekspektasi membaiknya kondisi perekonomian dan ketersediaan lapangan kerja. Dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Kaltim masih didukung oleh perkembangan positif di sektor pertambangan dan penggalian yang diperkirakan masih tinggi karena stabilnya permintaan dan harga komoditas unggulan Kaltim yaitu batubara dan minyak mentah di pasar internasional. Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh adanya tren penurunan beberapa harga komoditas pangan di pasar dunia seperti jagung 1

11 Perkembangan Ekonomi Makro Regional dan kedelai, meskipun harga gula mengalami peningkatan. Selain itu dari data pemantauan harga Disperindagkop Provinsi Kalimantan Timur mayoritas bahan makanan kebutuhan pokok mengalami penurunan. II. Asesmen Perekonomian Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 tumbuh secara positif, yaitu sebesar 4,17% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,57%(yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan laporan disumbangkan secara positif oleh semua komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasal dari ekspor neto sebesar 2,51%, diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 0,73%, serta investasi sebesar 0,64%. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada periode laporan ini berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,95%, diikuti oleh kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,92%, dan sektor pertanian 0,51%. Peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor yang paling dominan dalam perekonomian Kaltim (pangsa 49,91%) dipengaruhi oleh masih tingginya produksi tambang yang disebabkan oleh meningkatnya harga beberapa komoditas hasil pertambangan seperti minyak dan batubara di pasar internasional. Selain itu faktor cuaca juga masih cukup mendukung terhadap kegiatan operasional pertambangan pada triwulan-iii III. Asesmen Inflasi Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan III- 2010, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar 7,45% (yoy); lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2010 sebesar 5,84% (yoy). Laju Inflasi Kaltim ini juga masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 5,05% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 13,66% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 11,69%, dan kelompok komoditas sandang sebesar 7,64%. Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat inflasi terendah, yaitu sebesar 2,42%. Laju inflasi triwulanan di Kota Samarinda triwulan III-2010 mencapai 3,28% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II-2010 yang sebesar 0,74%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 7,68% (qtq), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan komoditas beras, cabe rawit, dan daging ayam; diikuti oleh kelompok komoditas sandang (2,90%) karena peningkatan harga emas perhiasan yang terjadi pada bulan September

12 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan III-2010 tercatat sebesar 4,14% (qtq), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang sebesar 0,76%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga yaitu sebesar 17,59% (qtq) yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan SLTA, Akademi/Perguruan Tinggi, Sekolah Dasar, dan SLTP pada bulan Juli 2010 sebagai bulan pergantian tahun ajaran baru. Laju Inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan III-2010 mengalami kenaikan 5,23% (qtq), juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II yang mengalami deflasi sebesar 1,77%. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yang mencapai 11,19% (qtq) karena meningkatnya harga beberapa komoditas bahan makanan seperti cabe rawit, bawang merah, bawang putih, ikan layang, dan daging ayam ras, diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (4,68%) yang disebabkan oleh kenaikan harga rokok kretek dan rokok kretek filter di Tarakan. IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran 1. Perbankan Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan III-2010 dari sisi penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 14,94% (yoy) sehingga posisinya menjadi Rp 49,36 miliar. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada triwulan laporan berasal dari tabungan yang meningkat sebesar 5,12%; deposito tumbuh sebesar 4,68%; sedangkan giro mengalami kontraksi sebesar 1,12%. Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan laporan mencapai Rp miliar atau mengalami peningkatan sebesar 27,48% (yoy). Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 36,06% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (s.d Agustus). Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 94,16%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 60,76%. Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan penghimpunan dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 18,68% dan 17,96% (yoy). Jumlah aset meningkat menjadi Rp 239,78 miliar dan DPK meningkat menjadi Rp 152,71 miliar. Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 13,02% (yoy); menjadi Rp 166,7 miliar. 3

13 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 2. Sistem Pembayaran Transaksi tunai antara perbankan di Kalimantan Timur dengan Kantor Bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan III-2010 mencapai Rp milyar atau mengalami pertumbuhan yang relatif tajam sebesar 160,88% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 910 miliar dan jumlah outflow sebesar Rp miliar; sehingga pada triwulan III-2010 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net outflow sebesar Rp miliar. Meningkatnya jumlah peredaran uang kartal di wilayah Kalimantan Timur pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas penggunaan uang kartal oleh masyarakat. Sementara itu jumlah uang kartal yang dikategorikan dalam Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 365 miliar atau naik 209,49% (yoy). Sedangkan jumlah transaksi kliring di Kalimantan Timur triwulan III-2010 tercatat sebesar Rp miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 7,94% (yoy); dan transaksi RTGS mencapai Rp miliar, atau mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 29,58% (yoy). V. Outlook 1. Perekonomian Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan Oktober 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 147,50. Hal ini dipengaruhi oleh komponen-komponen IEK yang seluruhnya meningkat dan berada di atas level optimis, terutama disebabkan ekspektasi membaiknya kondisi perekonomian dan ketersediaan lapangan kerja. 2. Inflasi Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh adanya tren penurunan beberapa harga komoditas pangan di pasar dunia seperti jagung dan kedelai, meskipun harga gula mengalami peningkatan. Selain itu dari data pemantauan harga Disperindagkop Provinsi Kalimantan Timur mayoritas bahan makanan kebutuhan pokok mengalami penurunan. 4

14 BAB I PERKEM BANGAN EKONOM I M AKRO REGIONAL 1.1 Gambaran Umum Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 tumbuh secara positif, yaitu sebesar 4,17% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,57% dan PDB Nasional yang tumbuh sebesar 5,8% (Grafik 1.1). Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan III tumbuh sebesar 0,38% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,74%. Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara tahunan pada triwulan III-2010 dipengaruhi oleh peningkatan ekspor neto Kaltim karena masih tingginya permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas ekspor primer Kaltim yang dipicu oleh perekonomian global yang terus membaik. Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong oleh faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan III (% yoy) Kaltim Nasional Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII QIV Q I Q II QIII QIV Q I Q II QIII Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah 1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan disumbangkan secara positif oleh semua komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasal dari ekspor neto sebesar 2,51%, diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 0,73%, serta investasi sebesar 0,64% (Tabel 1.1). 5

15 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur Jenis Penggunaan Pertumbuhan (% yoy) Kontribusi Q IV Q I QII QIII Q IV QI Q II QIII Konsumsi Rumah Tangga Makanan Non Makanan Pengeluaran KLSN Pengeluaran Pemerintah Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok Ekspor Ekspor LN Ekspor Antar Daerah Impor Impor LN Impor Antar Daerah Ekspor Neto PDRB Sumber : BPS Kaltim, diolah Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 mengalami ekspansi sebesar 5,40% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 4,93%. Meningkatnya konsumsi rumah tangga pada periode laporan inii dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena bulan ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada triwulan III tahun 2010, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara rata-rata triwulanan masih berada diatas level optimis 100, yaitu sebesar 116,33 (Grafik 1.2). 160 Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen Garis 100 Indeks Kondisi Ekonomi Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia Indeks keyakinan konsumen yang optimis pada periode laporan ini masih didudkung oleh Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang berasal dari relatif stabilnya penghasilan saat ini, sedangkan dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) berasal dari relatif stabilnya ekspektasi terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan pekerjaan sebagaimana ditunjukkan pada Grafik 1.3 dan Grafik

16 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 160 Penghasilan Saat Ini Pembelian Durable Goods Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini Garis Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja Garis Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia (Rp. Trilliun) Kredit Konsumsi g Kredit Konsumsi Grafik 1.5 Kredit Konsumsi Sumber : LBU Bank Indonesia (YoY) 50% 40% 30% 20% 10% 0% Peningkatan kegiatan konsumsi ini didorong oleh meningkatnya kredit konsumsi pada triwulan III-2010 yang mengalami peningkatan pertumbuhan secara tahunan sebesar 42,63%, atau meningkat dari 7,35 trilyun pada triwulan III-2009 menjadi 10,48 trilyun pada triwulan III-2010 (Grafik 1.5). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 40,97%. (Indeks) Pengeluaran Pemerintah Konsumsi Pemda (APBD) Pengeluaran Pemerintah pada triwulan III-2010 mengalami pertumbuhan sebesar 3,64% (yoy), sedikit meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II yang tercatat sebesar 3,07%. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan belanja pemerintah daerah selama triwulan III-2010 sebagaimana dapat dilihat pada peningkatan konsumsi Pemda secara tahunan (Grafik 1.6) yang disebabkan oleh peningkatan realisasi belanja operasi dalam bentuk belanja pegawai dan belanja barang pada triwulan III Sedangkan belanja modal belum menunjukkan peningkatan realisasi keuangan dan fisik yang signifikan, yang disebabkan mayoritas kegiatan proyek pembangunan infrastruktur fisik yang dilakukan pada triwulan III-2010 baru memasuki tahap lelang pekerjaan dan persiapan pekerjaan lainnya. g Konsumsi Pemda Grafik 1.6 Pengeluaran Pemerintah Sumber : Prompt Indicator BPS (yoy) 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 7

17 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 diperkirakan mengalami ekspansi sebesar 4,45% (yoy), setelah tumbuh 4,14% pada triwulan II Faktor positif yang turut menjadi pendorong pertumbuhan PMTDB pada periode berjalan ini dapat terlihat dari Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri yang menunjukkan tren peningkatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan realisasi investasi pada triwulan sebelumnya (Grafik 1.7). Dari sisi pembiayaan perbankan, penyaluran kredit investasi perbankan pada triwulan III-2010 mencapai Rp 7,75 trilyun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 30,72 (yoy) dari Rp. 5,93 trilyun pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Akan tetapi pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan II-2010 yang meningkat sebesar 38,53% (yoy) (Grafik 1.7). Berbeda halnya dengan peran perbankan dalam pembiayaan investasi yang mengalami perlambatan, peran investasi yang dilakukan oleh swasta diperkirakan mengalami peningkatan diantaranya adalah pembukaan beberapa pabrik CPO serta pembangunan beberapa infrastruktur perhubungan yang melibatkan swasta nasional dan asing. 130 (Rp. Trilliun) 9 Kredit Investasi g Kredit Investasi (YoY) 70% % 50% 40% % 90 Realisasi Investasi Konsumsi Listrik Industri % 10% 80-0% Grafik 1.7 Realisasi Investasi dan Konsumsi Listrik Sumber : LBU Bank Indonesia Grafik 1.8 Kredit Investasi Sumber : LBU Bank Indonesia Ekspor dan Impor Laju pertumbuhan ekspor Kalimantan Timur pada triwulan III-2010, diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu 8,72% (yoy), tumbuh lebih rendah jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor triwulan II-2010 yaitu sebesar 13,93%. Perlambatan tersebut terlihat juga dari perkembangan ekspor Pelabuhan Samarinda, yang pada triwulan III-2010 tumbuh sebesar 41% (yoy) dengan volume ekspor pada triwulan laporan mencapai 13,97 juta ton atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 66% (yoy). Berdasarkan data ekspor non migas yang berasal dari Ditjen Bea dan Cukai yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan III-2010 mencapai USD juta, mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 29,89% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD juta. Pertumbuhan ini mengalami perlambatan jika dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang mencapai 35,34% (yoy). 8

18 Perkembangan Ekonomi Makro Regional (Juta USD) 3,500 Nilai Ekspor g Nilai Ekspor (yoy) 140% 3,000 2, % 100% 80% 2,000 60% 1,500 40% 1, % 0% -20% % Grafik 1.9 Nilai Ekspor Nonmigas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah Share 30% MALAYSIA C. INDIA C. R.R.C C. SOUTH KOREA C. TAIWAN C.JAPAN 20% 10% 0% Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur pada triwulan laporan, China memiliki pangsa terbesar yaitu 21,56%, diikuti oleh Korea Selatan (15,85%), dan Jepang (15,00%) (Grafik 1.10). Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 90,19% dengan nilai USD juta (Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas ini mengalami ekspansi sebesar 32,36% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, sehingga ekspansi ekspor komoditas ini memberikan kontribusi sebesar 29,19% terhadap pertumbuhan ekspor non migas Kaltim pada triwulan laporan Grafik 1.10 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah 9

19 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.2 Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2010 (HS2 digit, dalam USD) Komodit as Nil ai (USD) Pangsa Grow th (YoY) Kont ribusi 27 - Mineral fuels, minaral oil products 2,944,841, Wood and articles of wood 81,259, Inorganic chemicals 67,945, Animal or vegt. fats and oils 59,849, Fish,crustaceans,moluscs,oth.invert 43,393, Organic chemicals 30,469, lainnya 37,369, Total 3,265,129, Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah Sementara itu, pertumbuhan impor Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 mengalami penurunan sebesar 14,34% (yoy); lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang mengalami penurunan sebesar 18,81% (yoy). Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama triwulan III-2010 berjumlah USD 394,37 juta, atau mengalami penurunan 26,70% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun 20,48%(yoy) (Grafik 1.11). Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 adalah komoditas nuclear react., boilers, dan mechanical appl. (pangsa 29,47%) dengan impor sebesar USD 116,23 juta atau menurun 15,28% (yoy), diikuti oleh komoditas ships, boats, and floating structures dengan nilai 67,09 juta (pangsa 17,01%) atau turun 58,90% (yoy) (Tabel 1.3). Sementara berdasarkan negara asal impor, mayorita berasal dari Amerika Serikat yaitu sebesar USD 87,91 juta (pangsa 22,29%), diikuti oleh Singapura yaitu sebesar USD 73,68 juta (18,68%), dan Jepang sebesar USD 58,27 juta (14,78%) sebagaimana dapat dilihat pada Grafik (Juta USD) 800 Nilai Impor g Nilai Impor (yoy) 250% % % % % 200 0% % % Grafik 1.11 Nilai Impor Nonmigas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah 10

20 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2010 (HS 2 Dijit, dalam USD) Komodit as Nilai (USD) Pangsa Growt h (YoY) Kontribusi 84 - Nuclear react.,boilers,mech. appli. 116,232, Ships,boats and floating structures 67,094, Fertilizers 54,418, Vehicles other than railway 35,119, Articles of iron and steel 28,304, Rubber and articles thereof 24,901, lainnya 68,300, Total 394,371, Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan II-2010 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas Kaltim melebihi besar dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim) sebesar USD 1.244,3 juta, atau mengalami penurunan sebesar -5,05% (yoy). (Share) 60% SINGAPORE C. USA C. JAPAN C. R.R.C GERMANY 40% 20% 0% % Grafik 1.12 Perkembangan Share Negara2x Asal Utama Impor Nonmigas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah 1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim dari sisi penawaran pada periode laporan ini berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,95%, diikuti oleh kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,92%, dan sektor pertanian 0,51%. Peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor yang paling dominan dalam perekonomian Kaltim (pangsa 49,91%) dipengaruhi oleh masih tingginya produksi tambang yang disebabkan oleh meningkatnya harga beberapa komoditas hasil pertambangan seperti minyak dan batubara di pasar internasional. Selain itu faktor cuaca juga masih cukup mendukung terhadap kegiatan operasional pertambangan pada triwulan-iii

21 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur LAPANGAN USAHA Pertumbuhan (% yoy) Kontribusi Q IV Q I Q II QIII Q IV Q I Q II QIII Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan (1.58) (0.41) Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa-jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB PDRB TANPA MIGAS Sumber : BPS Kaltim, diolah Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kaltim, sektor industri pengolahan (pangsa 23,13%) mengalami penurunan pada triwulan III-2010 yaitu sebesar 3,52% (yoy), sehingga berkontribusi negatif terhadap terhadap pertumbuhan ekonomi dari sisi penawaran sebesar -0,81%. Beberapa hal penyebab penurunan kinerja pada sektor ini masih dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber gas, sehingga produksi LNG mengalami penurunan serta produksi kilang minyak yang juga mengalami penurunan produksi Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan III-2010 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 8,74% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 9,28%. Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh menurunnya produktivitas pada sub sektor tanaman bahan makanan seperti padi sawah dan padi ladang (Grafik 1.13) dikarenakan terjadi penurunan luas panen karena bergesernya masa tanam yang biasa terjadi pada bulan Agustus dan September bergeser ke bulan November dan Desember dan alih fungsi lahan pertanian menjadi area kegiatan tambang Padi Sawah Padi Ladang Produksi Kelapa Sawit (TBS) Produksi Karet Produksi Lada Grafik 1.13 Indeks Produksi Padi Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.14 Indeks Produksi Sawit Sumber : Prompt Indicator BPS 12

22 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sementara itu dari subsektor perkebunan (Rp. Milyar) 1,200 Kredit Sektor Pertanian g Kredit Sektor Pertanian (YoY) 100% terjadi peningkatan produksi Tandan 1, % 60% 40% 20% 0% -20% Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit. Hal ini terlihat pada indeks produksi sawit (Grafik 1.14). Pertumbuhan sektor pertanian cukup didorong dari % pembiayaan perbankan, dimana Grafik 1.15 Pertanian Kaltim Grafik 1.15 Kredit Sektor Pertanian Sumber : LBU Bank Indonesia penyaluran kredit pada sektor pertanian di triwulan III-2010 mencapai Rp miliar atau meningkat sebesar 7,81% dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu (Grafik 1.15) Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini pada triwulan III-2010 mengalami pertumbuhan yang melambat, yaitu mencapai 5,91% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 11,26% (yoy). Faktor pendorong pertumbuhan positif pada sektor pertambangan dan penggalian ini didukung oleh peningkatan produksi batubara dan minyak bumi yang dipengaruhi oleh masih tingginya harga dan permintaan komoditas pertambangan dan penggalian tersebut di pasar internasional. Hal ini sebagaimana terlihat dari Indeks Produksi Batubara yang menunjukkan adanya tren meningkat (Grafik 1.16). Faktor penghambat sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan laporan adalah curah hujan yang terus berada pada tingkat menengah level atas ( mm) di kawasan Kaltim selama bulan Juli sampai dengan September 2010, sehingga mengganggu aktivitas atau operasional kegiatan pertambangan. Selain itu perkembangan sektor ini juga kurang didukung dengan kinerja kredit sektor pertambangan yang secara tahunan mencapai 34,32% (yoy) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan peningkatan kredit pertambangan secara tahunan pada triwulan sebelumnya sebesar 65,84% (yoy) (Grafik 1.17). 160 Rp. Milyar) Kredit Pertambangan g Kredit Pertambangan (YoY) 140 1, % 120 1,400 1,200 1, % 80% Produksi Batubara Produksi Minyak Mentah (kondensat) Produksi Gas Bumi % 0% -40% Grafik 1.16 Indeks Produksi Pertambangan Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.17 Kredit Sektor Pertambangan Sumber : LBU Bank Indonesia 13

23 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Industri Pengolahan Sektor ini diperkirakan tumbuh negatif pada triwulan III-2010, yaitu sebesar 3,52% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan yang terjadi pada triwulan II yang sebesar 0,11%. Penurunan yang terjadi pada sektor ini terutama dipengaruhi oleh menurunnya produksi LNG, yang memiliki pangsa terbesar dalam industri pengolahan (pangsa 69% terhadap industri pengolahan), karena jumlah pasokan gas yang semakin terbatas. Selain itu produksi pengilangan minyak pada triwulan laporan ini juga mengalami penurunan produksi sebagaimana dialami oleh produksi kilang minyak Pertamina Balikpapan yang turun 9,7% (yoy). Penurunan sektor industri pengolahan ditunjukkan oleh penurunan Indeks Produksi LNG dan Perkembangan Produksi Kilang Minyak Pertamina Balikpapan (Grafik 1.18 dan Grafik 1.19) Juta barrel Vol.Produksi (barrel) g. Produksi yoy % 10% 0% Produksi Kilang Minyak Produksi LNG Produksi Pupuk % -20% Grafik 1.18 Indeks Industri Pengolahan Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.19 Produksi Kilang Minyak Sumber : Pertamina UPV Balikpapan Sektor Listrik dan Air Bersih Sektor listrik dan air bersih pada periode laporan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 5,36% (yoy), masih relatif sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor ini pada triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 5,36%. Faktor pendukung pada sektor ini adalah penyaluran kredit perbankan pada triwulan II-2010 mencapai Rp 163,71 miliar atau mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 103,44%. Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 323,55% (yoy) (Grafik 1.20). (Rp. Milyar) Kredit Sektor Listrik, Gas & Air g Kredit Sektor Listrik, Gas & Air Grafik 1.20 Kredit Sektor Listrik dan Air Sumber : LBU Bank Indonesia (YoY) 500% 400% 300% 200% 100% 0% -100% 14

24 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Bangunan Sektor bangunan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 8,78% (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang mampu (Rp. Milyar) Kredit Konstruksi g Kredit Konstruksi 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Grafik 1.21 Kredit Sektor Bangunan Sumber : LBU Bank Indonesia (YoY) 50% 40% 30% 20% 10% 0% -10% -20% -30% tumbuh sebesar 10%. Perlambatan pertumbuhan tersebut dapat terlihat dari sisi penyaluran kredit perbankan, dimana kredit untuk sektor konstruksi yang disalurkan oleh perbankan di Kalimantan Timur triwulan III-2010 mencapai Rp miliar, atau mengalami penurunan sebesar 17,37% secara tahunan (Grafik 1.21) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan III-2010 mengalami pertumbuhan yang positif yaitu mencapai 11,14%, relatif sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 11,83%. Faktor pendorong pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, restoran pada triwulan ini adalah meningkatnya permintaan masyarakat terhadap perdagangan besar, hotel, dan restoran akibat faktor musiman berakhirnya masa liburan dan hari raya Idul Fitri. Peningkatan permintaan ini terlihat dari Indeks Sektor Perdagangan yang menunjukkan tren meningkat pada trwiulan III-2010 (Grafik 1.22). Selain itu beberapa even berskala nasional dan internasional di Kaltim seperti penyelenggaraan kejuaraan bulutangkis internasional Indonesia Grandprix Gold yang digelar di Kaltim pada periode triwulan laporan juga mendukung pertumbuhan pada sektor ini. Berdasarkan penyaluran kredit perbankan, penyaluran kredit untuk sektor perdagangan pada triwulan III-2010 mencapai Rp miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 16,19% (yoy) atau lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 7,07% secara tahunan (Grafik 1.23) (Rp. Milyar) 8,000 Kredit Perdagangan g Kredit Perdagangan (YoY) 40% 120 6,000 30% 110 4,000 20% 100 Indeks Harga Perdagangan Besar Malam Kamar Terjual (Hotel) 2,000 10% 90 Omzet Restoran % Grafik 1.22 Indeks Sektor Perdagangan Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.23 Kredit Perdagangan Sumber : LBU Bank Indonesia 15

25 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Jumlah Penumpang Angkutan Laut Jumlah Penumpang Angkutan Darat Jumlah Penumpang Angkutan Udara Grafik 1.24 Indeks Jumlah Penumpang Sumber : Prompt Indicator BPS Sektor pengangkutan & komunikasi pada triwulan III-2010 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 9,38% (yoy), relatif masih sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang sebesar 10,00%. Faktor pendorong pertumbuhan sektor ini dipengaruhi oleh semakin meningkatnya aktivitas perjalanan masyarakat yang disebabkan oleh meningkatnya kegiatan perekonomian di Kaltim, yang didukung pula oleh perkembangan fasilitas perhubungan dan moda transportasi di Kaltim terutama moda transportasi udara. Perkembangan positif sektor pengangkutan dan komunikasi terlihat dari perkembangan Indeks Jumlah Angkutan Laut, Darat, dan Udara yang menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya (Grafik 1.24) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan III-2010 ini mengalami pertumbuhan positif sebesar 9,79% (yoy), relatif sama jika dibandingkan (Rp. Milyar) Kredit g Kredit 40,000 30,000 20,000 10, Sektor Jasa-jasa (Indeks) Upah gaji Pemerintahan Umum g Upah Gaji Pemerintahan Umum Grafik 1.26 Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum Sumber : Prompt Indicator BPS (YoY) 40% Grafik 1.25 Perkembangan Kredit Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia 30% 20% 10% 0% (yoy) 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% 0% dengan pertumbuhan pada triwulan I sebesar 10,42%. Pertumbuhan positif sektor ini pada triwulan III-2010 ini dipengaruhi oleh penyaluran kredit perbankan yang mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu mencapai Rp milyar, tumbuh secara tahunan sebesar 27,49% atau lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 26,17% (yoy) (Grafik 1.25). Sektor ini pada periode laporan mengalami pertumbuhan positif sebesar 8,46% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2010 sebesar 7,86%. Salah satu indikator pertumbuhan pada sektor ini adalah meningkatnya Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum terutama pada akhir triwulan III-2010 (Grafik 1.26). 16

26 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Boks 1. PEMBANGUNAN PLTU MULUT TAMBANG SANGATTA Tujuan dan Manfaat Pembangunan PLTU Mulut Tambang Bagi Masyarakat dan Daerah Kalimantan Timur Dengan adanya investasi baru akan memberikan nilai tambah atas pemanfaatan sumber daya alam dan meningkatkan pendapatan dan perekonomian daerah. Meningkatkan pendapatan dan kualitas SDM khususnya penduduk setempat. Membuka lapangan kerja baru selama masa konstruksi dan masa operasi. Menumbuhkan dan mendukung industri baru dan bidang usaha lainnya yang akan menyerap tenaga kerja, terutama di daerah bagian utara. Bagi Sektor Ketenagalistrikan dan Kepentingan Nasional Memenuhi kebutuhan dan menanggulangi kekurangan kebutuhan listrik. Meningkatkan kualitas dan keandalan pasokan listrik. Melaksanakan program diversifikasi energi nasional. Mendukung sistem baru di Kalimantan Timur bagian utara dan memperkuat sistem kelistrikan di pulau Kalimantan melalui jaringan interkoneksi. Kebutuhan dan Pertumbuhan Kelistrikan Kebutuhan listrik Kalimantan Timur pada saat ini 250 MW dan diperkirakan pada tahun 2013 sebesar 434 MW serta di tahun 2019 menjadi sebesar 810 MW Pertumbuhan rata-rata sebesar 11% per tahun, tertinggi di tahun 2011 dan 2012 sebesar 20%. Cadangan (reserve margin) yang dibutuhkan umumnya sebesar 20 25% Dari tahun ini sampai 2013 dibutuhkan tambahan pembangkit sekitar 300 MW Dari tahun 2013 sampai 2019 dibutuhkan tambahan pembangkit sekitar 450 MW Dibutuhkan tambahan minimal 200 MW untuk mendukung pengembangan kawasan industri dan bidang usaha lainnya di Kalimantan Timur bagian utara. Sistem Kelistrikan dan Interkoneksi Penyaluran daya dan energi listrik dari PLTU Mulut Tambang ke sistem jaringan; Melalui transmisi 150 kv disalurkan ke pusat beban di Maloy, Bengalon Disalurkan ke sistem jaringan melalui Gardu Induk Sangatta, yang akan terinterkoneksi dengan jaringan Kalimantan Timur, Selatan dan Tengah Pembangunan Pembangkit dan jaringan terkaitnya harus terintegrasi Sinkronisasi Jadwal Pembangunan Pembangkit dan Jaringan Transmisi Terkait Jaringan transmisi 150 kv dari PLTU Mulut Tambang ke beban industri, pelabuhan, coal terminal diperlukan jadwal yang terintegrasi. Interkoneksi jaringan 150 kv dari Samarinda Bontang Sangatta sangat diperlukan untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan energi listrik di Kalimantan Timur. 17

27 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Schedule Proyek PLTU Fase Pra-Konstruksi : 12 bulan Feasibility Study, Engineering Design, Pemilihan dan penunjukan kontraktor EPC, Kontrak Supply Batubara, AMDAL, PPA dengan PLN dan Negosiasi dengan Bank Fase Konstruksi : 36 bulan Fase Operasi : umur ekonomis dari PLTU pada umumnya diperkirakan 30 tahun Keunggulan Aspek Teknik Dekat dengan konsesi tambang batubara dengan cadangan yang cukup untuk menjalankan PLTU 2 x 100 MW selama 30 tahun Dekat dengan pasokan air Dihubungkan dengan jaringan 150 kv ke pusat beban dan bagian dari interkoneksi pulau Kalimantan Transportasi peralatan PLTU dapat dilakukan melalui jalan darat yang ada atau sungai Lokasi PLTU MT datar dan sesuai untuk konstruksi Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang Tipe Boiler : CFB atau PCB Electrostatic Precipitators (ESP) untuk meminimalisasi emisi debu gas buang Sistem pendinginan menggunakan cooling tower Teknologi untuk PLTU low rank coal sudah terbukti dan tersedia Kinerja pembangkit dapat diperkirakan bahkan dapat dijamin, serta dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan lingkungan Pengendalian Dampak Lingkungan Dilakukan dengan cara sebagai berikut, antara lain: Debu, emisi gas buang dapat dikendalikan dengan elektrostatic precipitator Sulphur pada emisi gas buang tidak berpengaruh karena menggunakan batubara dengan kandungan sulphur rendah Temperatur air di Sungai Bengalon tidak terpengaruh dengan kenaikan suhu air pendingin PLTU karena menggunakan Cooling Tower Debit air Sungai Bengalon relatif tidak terpengaruh karena pemakaian oleh PLTU hanya untuk make up water saja Batubara Untuk PLTU Mulut Tambang Kaltim Kebutuhan untuk kapasitas 2x100 MW diperkirakan sebesar satu juta ton per tahun Cadangan low rank coal dari tambang terdekat, diperkirakan sekitar 100 juta ton Cadangan lebih dari cukup untuk operasi selama 30 tahun Mempunyai potensi untuk memperbesar kapasitas PLTU 18

28 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Kualitas Batubara dan Air Air untuk keperluan make up air pendingin, boiler dan keperluan lain diambil dari sungai Bengalon : Kebutuhan air : 600 m 3 /jam Untuk antisipasi pada waktu debit sungai sangat rendah, dibuat reservoir sebesar 80 m x 50 m sedalam 6 m (± 20,000 m 3 ) Sumber Daya Manusia Dalam tahap pembangunan, 4 tahun proyek ini akan menyerap lebih dari 2000 orang tenaga kerja Dalam tahap operasi selama 30 tahun proyek ini akan menyerap 150 orang tenaga untuk kegiatan operasi, pemeliharaan, technical services dan administrasi, serta 200 orang : jasa/kontrak lokal. Skema PLTU Gambar Skema PLTU Mulut Tambang Sumber: Rapat Kerja Gubernur Beserta Bupati/Walikot a, Instansi Vertikal, SKPD Se Kalimantan Timur 19

29 BAB II EVALUASI PERKEM BA NGAN INFLASI 2.1 Gambaran Umum Laju perkembangan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2010, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar 7,45% (yoy); lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2010 sebesar 5,84% (yoy). Laju Inflasi Kaltim ini juga masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 5,05% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 13,66% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 11,69%, dan kelompok komoditas sandang sebesar 7,64%. Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat inflasi terendah, yaitu sebesar 2,42% (Tabel 2.1). % (YoY) Kaltim Nasional Grafik 2.1 Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2010 KELOM POK In f lasi (Q1-2010) Inf lasi (Q2-2010) Inf lasi (Q3-2010) Qt Q YoY Qt Q YoY Qt Q YoY BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI U M U M Sumber : BPS Kaltim, diolah 20

30 Evaluasi Perkembangan Inflasi (% yoy) Administered Volatile Foods Core Grafik 2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah Identifikasi awal terhadap peningkatan laju inflasi tahunan di Kaltim menunjukkan bahwa kelompok volatile food mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada triwulan III-2010, dengan laju inflasi secara tahunan 13,91%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi volatile food pada triwulan sebelumnya sebesar 8,57% (yoy) (Grafik 2.2). Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food pada triwulan III, dipicu oleh kenaikan inflasi bulanan yang cukup tinggi pada bulan Juli 2010 yang mengalami peningkatan sebesar 5,07% atau lebih tinggi dibandingkan bulan Juni 2010 (akhir triwulan sebelumnya yaitu sebesar 1,44%(mtm) (Grafik 2.3). Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan harga cabe, bawang merah, dan beberapa komoditi ikan di kota Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan. (% mtm) 6 Core Volatile Foods Administered Grafik 2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm) Sumber : BPS Kaltim, diolah Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan terjadi di Balikpapan yakni sebesar 8,35% (yoy), diikuti oleh kota Tarakan dan Samarinda masing-masing sebesar 8,12% (yoy) dan 6,51% (yoy). Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan-iii 2010 dari sisi permintaan dan penawaran, antara lain : Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat yang didorong oleh pola konsumsi musiman karena masa akhir musim liburan, tingginya konsumsi pada bulan puasa dan perayaan hari raya Idul Fitri pada triwulan III Selain itu pembayaran 21

31 Evaluasi Perkembangan Inflasi gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil, TNI, POLRI serta tahun ajaran baru pendidikan pada bulan Juli 2010 juga menambah tekanan inflasi dari sisi permintaan. Dari sisi penawaran, terbatasnya pasokan beberapa komoditas seperti bawang merah, cabe merah yang disebabkan oleh gagal panen akibat curah hujan yang tidak menentu dan banjir di beberapa daerah sentra penghasil komoditas tersebut di Jawa menyebabkan meningkatnya harga komoditas tersebut pada triwulan-iii Selain itu kenaikan tarif dasar listrik (TDL) mulai Juli 2010 diperkirakan meningkatkan harga dari sisi supply terutama untuk biaya sewa rumah dan kenaikan harga beberapa komoditas makanan jadi produk manufaktur. 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda pada triwulan III-2010 mencapai 3,28% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II-2010 yang sebesar 0,74%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 7,68% (qtq), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan komoditas beras, cabe rawit, dan daging ayam; diikuti oleh kelompok komoditas sandang (2,90%) karena peningkatan harga emas perhiasan yang terjadi pada bulan September 2010 (Tabel 2.2 dan Tabel 2.3). Sementara itu, kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, serta kelompok transportasi dan komunikasi merupakan kelompok komoditas yang mengalami laju inflasi terendah yaitu sebesar 0,88% (qtq). Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda Inf l asi Qt Q (%) KELOM POK Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10 BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI U M U M Sumber : BPS Kaltim, diolah Tabel 2.3 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda NO JULI AGUSTUS SEPTEMBER KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDI L KOMODITI ANDIL 1 BERAS 0.40 TARIP LISTRIK 0.36 DAGING AYAM RAS BAWANG PUTIH 0.22 SEWA RUMAH 0.07 LAYANG JASA PERPANJANGAN STNK 0.14 CABE RAWIT 0.05 DAGING AYAM KAMPUNG CABE RAWIT 0.13 PASTA GIGI 0.05 EMAS PERHIASAN UDANG BASAH 0.11 GULA PASIR 0.04 JAGUNG MANIS BAWANG MERAH 0.10 BERAS 0.04 BIAWAN DAGING AYAM RAS 0.09 MIE KERING INSTANT 0.04 BAHAN BAKAR RMH TANGGA CABE MERAH 0.08 CABE MERAH 0.03 KEMBUNG/GEMBUNG KEMBUNG/GEMBUNG 0.07 GABUS 0.03 GABUS SLTP 0.06 SABUN DETERGEN BUBUK 0.02 BAWAL 0.02 Sumber : BPS Kaltim, diolah 22

32 Evaluasi Perkembangan Inflasi Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq) Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan III-2010 tercatat sebesar 4,14% (qtq), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang sebesar 0,76%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga yaitu sebesar 17,59% (qtq) yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan SLTA, Akademi/Perguruan Tinggi, Sekolah Dasar, dan SLTP pada bulan Juli 2010 sebagai bulan pergantian tahun ajaran baru. Sub kelompok komoditas bahan makanan memiliki peningkatan inflasi terbesar kedua yaitu 7,73% (qtq) yang bersumber pada laju inflasi yang terjadi pada beberapa jenis komoditas ikan antara lain ikan layang, bandeng, tongkol, dan gembung pada bulan Agustus dan September akibat terbatasnya jumlah pasokan akibat cuaca yang tidak menentu sehingga mengurangi jumlah tangkapan nelayan (Tabel 2.4 dan Tabel 2.5). Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan KELOM POK Inf lasi Qt Q (% ) Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10 BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI U M U M Sumber : BPS Kaltim, diolah Tabel 2.5 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan NO JULI AGUSTUS SEPTEMBER KOMODI TI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL 1 SLTA 0.40 TARIP LISTRIK 0.42 LAYANG AKADEMI/PERGURUAN TINGGI 0.36 LAYANG 0.20 DAGING AYAM RAS SEKOLAH DASAR 0.32 BERAS 0.18 TONGKOL DAGING AYAM RAS 0.30 BANDENG 0.07 BAJU KAOS/T-SHIRT GULA PASIR 0.17 UDANG BASAH 0.06 BANDENG SLTP 0.16 CABE RAWIT 0.05 PASIR BAWANG PUTIH 0.12 GULA PASIR 0.05 KENTANG KANGKUNG 0.12 JAGUNG MANIS 0.05 TRAKULU BERAS 0.11 KEMBUNG/GEMBUNG 0.05 DAGING SAPI JASA PERPANJANGAN STNK 0.11 TELUR AYAM RAS 0.05 SELAR 0.02 Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) Inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan III-2010 mengalami kenaikan 5,23% (qtq), juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II-2010 yang mengalami deflasi sebesar 1,77%. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yang mencapai 11,19% (qtq) karena meningkatnya harga beberapa komoditas bahan makanan seperti cabe rawit, bawang merah, bawang putih, ikan layang, dan daging ayam ras, diikuti oleh kelompok komoditas 23

33 Evaluasi Perkembangan Inflasi makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (4,68%) yang disebabkan oleh kenaikan harga rokok kretek dan rokok kretek filter di Tarakan. Sedangkan pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami deflasi sebesar 0.21% (qtq). Tabel 2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan KELOM POK Inf l asi Qt Q (% ) Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10 BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI U M U M Sumber : BPS Kaltim, diolah Tabel 2.7 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan NO JULI AGUSTUS SEPTEMBER KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL 1 JASA PERPANJANGAN STNK 0.12 TARIP LISTRIK 0.46 CABE RAWIT LAYANG 0.10 TELUR AYAM RAS 0.26 ROKOK KRETEK FILTER BERAS 0.08 CABE RAWIT 0.25 LAYANG TELUR AYAM RAS 0.07 BAWANG PUTIH 0.19 ROKOK KRETEK BAWANG MERAH 0.05 ROKOK KRETEK FILTER 0.17 KANGKUNG BAWANG PUTIH 0.04 BAWANG MERAH 0.14 CABE MERAH KENTANG 0.03 NASI 0.13 DAGING SAPI DAGING AYAM RAS 0.02 PEPAYA 0.11 BAWANG MERAH PAPAN 0.02 BANDENG 0.10 KACANG PANJANG KETIMUN 0.02 KANGKUNG 0.09 BAWANG PUTIH 0.08 Sumber : BPS Kaltim, diolah 2.3 Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Tahunan Kota Samarinda Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan III-2010 tercatat sebesar 6,51% (yoy), atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 4,99%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas bahan makanan (11,88%), diikuti kelompok komoditas sandang yaitu sebesar 10,09%, diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (6,52%). Laju inflasi pada bahan makanan dipengaruhi oleh meningkatnya harga beras yang disebabkan pergeseran musim panen padi, serta meningkatnya harga komoditas sayuran/tanaman holtikultura dan bumbu-bumbuan yang disebabkan gagal panen pada beberapa sentra penghasil komoditas tersebut akibat cuaca yang kurang baik. Sementara itu, inflasi tahunan terendah terjadi pada kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga masingmasing sebesar 1,70% dan 3,57%. 24

34 Evaluasi Perkembangan Inflasi Tabel 2.8 Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut Kelompok Barang & Jasa KELOM POK In f lasi Yo Y (%) Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10 BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI U M U M Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 8,35% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan II-2010 yang mencapai 6,70%. Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional sebesar 5,05%. Laju inflasi tertinggi di kota ini tercatat terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 21,72% (yoy), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan pada tahun ajaran baru Kelompok komoditas lainnya yang juga memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi pada triwulan III-2010 adalah kelompok komoditas bahan makanan (16,42%) dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (5,67%). Sementara itu, inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas kesehatan, yaitu sebesar 2,61%. Tabel 2.9 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa KELOM POK In f lasi Yo Y (%) Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10 BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI U M U M Sumber : BPS Kaltim, diolah Inflasi Tahunan Kota Tarakan Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan III-2010 mencapai 8,12% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan II-2010 yang sebesar 6,37%. Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok komoditas bahan makanan merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 12,37% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok & tembakau (10,38%). Faktor pendorong meningkatnya inflasi di Kota Tarakan secara 25

35 Evaluasi Perkembangan Inflasi tahunan masih dipengaruhi oleh ketergantungan terhadap suplai kebutuhan beberapa barang dari luar daerah dan tingginya tingkat permintaan masyarakat. Sementara inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas pendidikan rekreasi, dan olahraga yaitu sebesar 0,27% (yoy). Tabel 2.10 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa KELOM POK Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10 BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA TRANSPORT & KOMUNIKASI U M U M Sumber : BPS Kaltim, diolah Inf lasi Yo Y (%) Apabila dilihat inflasi tahun kalender (Tabel 2.11) pada triwulan III tahun 2010 inflasi kumulatif Kaltim telah mencapai 6,77%, lebih tinggi dari inflasi kumulatif tahun 2009 yang sebesar 3,64% (ytd). Dibandingkan dengan inflasi kumulatif nasional triwulan III tahun 2010 yang tercatat 5,28% (ytd), inflasi kumulatif Kaltim juga masih lebih tinggi. Dari ketiga kota di Kaltim, Kota Balikpapan memiliki laju inflasi tertinggi (7,61%), diikuti oleh laju inflasi Tarakan (6,36%), dan Samarinda (6,20%). TAHUN Tabel 2.11 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim, dan Kota INFLASI KALENDER JANUARI-SEPTEMBER Smr Bpp Trk Kaltim Nas Smr Bpp Trk Kaltim Nas Sumber : BPS Kaltim, diolah INFLASI KALENDER JANUARI-DESEMBER 26

36 BAB III PERKEM BANGAN PERBANKAN DA ERAH 3.1. Gambaran Umum Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum masih menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun secara tahunan (yoy). Hal ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan. -2% 0% 2% 4% 6% 8% 0% 10% 20% 30% As et 0.82% 3.47% N asional Kaltim Aset 13.23% 14.86% N asional Kaltim -0.16% DPK 3.22% DPK 13.30% 14.94% Kred it 3.40% 6.61% Kred it 20.10% 27.58% (Pertum buh an qtq) Grafik 3.1 Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq) Sumber: LBU Bank Indonesia (Pertumbuhan yoy) Grafik 3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) Sumber: LBU Bank Indonesia Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Agustus 2010) menurut pertumbuhan triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan dari sisi pertumbuhan aset dan penyaluran kredit di Kaltim dan nasional menunjukkan perkembangan yang searah. Jumlah aset dan kredit yang disalurkan bank umum secara nasional mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 0,82% dan 3,40%, dimana pada periode yang sama bank umum di Kaltim mengalami peningkatan aset dan pertumbuhan kredit masing-masing sebesar 3,47% dan 6,61%. Sementara itu dari sisi penghimpunan DPK secara nasional mengalami penurunan 0.16%, berbeda dengan penghimpunan DPK di Kaltim yang secara triwulanan mengalami kenaikan 3,22%. Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy) menunjukkan perkembangan kinerja yang positif dan searah dimana jumlah aset, DPK dan kredit bank umum di Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing sebesar 14,86%, 14,94% dan 27,68%, lebih tinggi jika dibandingkan 27

37 Perkembangan Perbankan Daerah dengan pertumbuhan nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 13,23%, 13,30% dan 20,10%. Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 18,68% (yoy). Demikian juga halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 17,96% (yoy), sementara kredit BPR juga mampu tumbuh sebesar 13,02% (yoy) meskipun mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu mencapai pertumbuhan sebesar 14,52%. Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah, memperlihatkan terjadinya peningkatan risiko kredit, begitu pula dengan risiko likuiditas dalam kondisi yang sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya Perkembangan Usaha Bank Umum Total Aset dan Aktiva Produktif Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan III-2010 tercatat Rp milyar, mengalami peningkatan 3,47% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan jumlah aset bersih yang cukup signifikan dialami oleh bank swasta, yakni sebesar 8,74%(qtq) sedangkan bank pemerintah mencatat peningkatan aset bersih sebesar 1,43%(qtq). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III-2009, total aset perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 19,76% (yoy). Keterangan Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim Pertumb. Tw 3-10 Tw1-10 Tw 2-10 Tw3-10 Tw2-10 Tw 3-10 qt q yoy Jumlah Aset Bersih 60,375 61,816 63, % % 3.47% 19.76% Bank Pemerintah 44,076 44,614 45, % 70.75% 1.43% 13.46% Bank Swasta 16,299 17,202 18, % 29.25% 8.74% 38.34% Aktiva Produktif 34,216 35,931 37, % % 5.47% 19.54% Penempatan pada Bank Indonesia 1,183 5,936 5, % 15.41% -1.61% % Penempatan pada Bank Lain 6,138 1,102 1, % 3.73% 28.19% % Surat berharga yang dimiliki 1, % 1.68% % % Kredit yang diberikan 25,749 28,135 29, % 79.15% 6.61% 28.63% Lainnya % 0.03% -1.75% 30.00% Sumber : LBU Bank Indonesia Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi oleh kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 79,15%, sedikit meningkat jika dibandingkan dengan triwulan-ii Sementara itu penempatan pada Bank Indonesia sedikit mengalami penurunan sebesar 1,61% dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan pangsa sebesar 15,41% pada triwulan-iii

38 Perkembangan Perbankan Daerah Penghimpunan Dana Masyarakat Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan III-2010 mencapai Rp milyar, atau meningkat 3,22% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III-2009, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 14,94% (yoy). Peningkatan dana pada triwulan laporan berasal dari tabungan dan deposito, sementara giro mengalami kontraksi. Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq), tabungan mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 5,12%, deposito tumbuh sebesar 4,68%; sedangkan giro mengalami kontraksi sebesar 1,12%. Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan terjadi pada bank pemerintah, yaitu sebesar 2,19% dengan peningkatan terbesar pada deposito, sedangkan bank milik swasta meningkat sebesar 5,84% dengan peningkatan terbesar pada tabungan. Jenis Simpanan Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim Posisi (dalam Rp Miliar) Komposisi Pert.Tw 3-10 Tw 1-10 Tw 2-10 tw3-10 Tw 2-10 Tw 3-10 qtq yoy Total DPK 46,588 47,825 49, % % 3.22% 14.94% Giro 14,428 13,456 13, % 26.95% -1.12% 5.80% Tabungan 18,007 18,646 19, % 39.71% 5.12% 21.98% Deposito 14,153 15,724 16, % 33.34% 4.68% 15.08% Bank Pemerintah 33,226 34,341 35, % % 2.19% 13.45% Giro 11,818 10,915 10, % 30.26% -2.69% 3.25% Tabungan 12,343 12,814 13, % 37.83% 3.60% 19.01% Deposito 9,065 10,611 11, % 31.91% 5.53% 17.96% Bank Swasta 13,363 13,485 14, % % 5.84% 18.79% Giro 2,610 2,541 2, % 18.81% 5.63% 17.27% Tabungan 5,664 5,831 6, % 44.32% 8.48% 28.71% Deposito 5,088 5,113 5, % 36.87% 2.92% 9.39% Sumber : LBU Bank Indonesia ) p R40 n iliu 30 ( tr K P20 D 10 0 DPK (sumbu kiri) g (yoy) g (qtq) Grafik 3.3 Perkembangan Simpanan Masyarakat Sumber: LBU Bank Indonesia 40% 30% 20% 10% 0% -10% 29

39 Perkembangan Perbankan Daerah Penyaluran Kredit Bank Umum Penyaluran kredit bank umum di Kaltim triwulan III-2010 menunjukkan pertumbuhan positif. Peningkatan pertumbuhan kredit diperkirakan disebabkan oleh menurunnya tingkat bunga pinjaman. Akan tetapi, penurunan suku bunga pinjaman tersebut masih relatif kecil seiring dengan suku bunga BI-rate selama triwulan laporan yang dipertahankan tetap sebesar 6.5% (Grafik 3.4). a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan III-2010 mencapai Rp milyar (tabel 3.3). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit pada triwulan laporan tercatat 6,61% (qtq) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 sebesar 9,27%. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III- 2009, penyaluran kredit pada triwulan III-2010 telah tumbuh sebesar 27,48% (yoy) atau meningkat jika dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 26,46% (Grafik 3.5). Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp milyar (pangsa 62,30%) atau mengalami peningkatan 4,46% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada triwulan laporan mencapai Rp milyar atau meningkat sebesar 10,36% dibandingkan triwulan sebelumnya. 18 ) (% 16 a g n 14 u B 12 u k u S 10 Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi mengalami pertumbuhan yang positif secara triwulanan (qtq). Kredit Modal Kerja (pangsa terbesar 39,22%) mencatat pertumbuhan triwulanan tertinggi yaitu sebesar 10,18% menjadi Rp milyar. Selanjutnya kredit konsumsi (pangsa 34,96%) meningkat sebesar 6,59% menjadi Rp milyar. Sementara itu kredit investasi (pangsa 27,09%) mengalami pertumbuhan terkecil yaitu sebesar 1,64% menjadi Rp milyar. ) p R n iliu ( t r it d re 10 K 0 K. Inv K. Kons KMK BI-rate Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q Grafik 3.4 Suku Bunga Kredit Sumber: LBU Bank Indonesia Kredit g (yoy) g (qtq) Grafik 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Sumber: LBU Bank Indonesia Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor pertanian (24,03%), diikuti sektor perdagangan (12,77%), sektor jasa dunia 40% 30% 20% 10% 0% 30

40 Perkembangan Perbankan Daerah usaha (12,49%) dan sektor angkutan (1,66%). Sementara itu kredit sektor perindustrian, sektor listrik, gas dan air, sektor pertambangan, serta sektor konstruksi mengalami penurunan masing-masing sebesar -4,66%, -4,64%, - 2,97%, dan -2,50%. Keterangan Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Tw1-10 Tw 2-10 Tw 3-10 Tw2-10 Tw 3-10 q-t -q y-o-y Kredit 25,749 28,135 29, % % 6.61% 27.48% Kelompok Bank Bank Pemerintah 16,546 17,889 18, % 62.30% 4.46% 21.40% Bank Swasta 9,203 10,247 11, % 37.70% 10.36% 39.00% Jenis Penggunaan Modal Kerja 9,983 10,677 11, % 39.22% 10.18% 14.76% Investasi 6,694 7,622 7, % 25.83% 1.64% 30.72% Konsumsi 9,072 9,836 10, % 34.96% 6.59% 42.63% Sektor Ekonomi Posisi (dalam Rp M iliar) Pertanian , % 3.78% 24.03% 7.80% Pertambangan 1,209 1,274 1, % 4.12% -2.97% 34.32% Perindustrian 1,056 1,119 1, % 3.56% -4.66% 31.32% Listrik, Gas dan Air % 0.55% -4.64% % Konstruksi 2,515 2,757 2, % 8.96% -2.50% % Perdagangan 5,162 5,396 6, % 20.29% 12.77% 16.19% Angkutan 1,423 1,589 1, % 5.39% 1.66% 56.47% Jasa Dunia Usaha 2,482 2,736 3, % 10.26% 12.49% % Jasa Sosial 883 1,511 1, % 4.99% -1.02% % Lain-Lain 10,002 10,620 11, % 38.12% 7.67% 55.28% LDR 55.27% 58.77% 60.76% Sumber : LBU Bank Indonesia Komposisi Pert. Tw 3-10 Beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan positif dan cukup tinggi secara tahunan antara lain sektor listrik, gas, dan air (103,44%), sektor angkutan (56,47%), sektor pertambangan (34,32), sektor perindustrian (31,32%), serta sektor perdagangan (16,19%). Nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim sedikit meningkat dari 58,77% pada triwulan II tahun 2010 menjadi 60,76% pada triwulan III b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim ) p R n iliu ( tr it d r e K Kredit (sb kanan) g (yoy) g (qtq) Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek di Kaltim Sumber: LBU Bank Indonesia 50% 40% 30% 20% 10% 0% -10% -20% Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d Agustus 2010) tercatat sebesar Rp milyar, mengalami peningkatan sebesar 13,13% (qtq) dibandingkan dengan posisi kredit 31

41 Perkembangan Perbankan Daerah pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.6). Begitu juga jika dibandingkan dengan triwulan III tahun 2009, kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami pertumbuhan sebesar 36,06% (yoy) atau mengalami kenaikan pertumbuhan dibanding triwulan sebelumnya yang meningkat sebesar 33,50% (Grafik 3.6). Berdasarkan kelompok bank (Tabel 3.4), pertumbuhan secara triwulanan menunjukkan peningkatan yang cukup positif pada bank swasta yang mengalami peningkatan kredit sebesar 5,03%. Sedangkan bank pemerintah juga mengalami peningkatan meskipun relatif kecil sebesar 1,77%. Menurut sektor ekonomi, beberapa sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan kredit yang positif yaitu sektor pertanian sebesar 19,67%, sektor perdagangan (15,91%), sektor jasa sosial (11,27%), dan sektor angkutan (3,77%). Pertumbuhan negatif terjadi pada sektor perindustrian (-12,97%), sektor listrik, gas, dan air bersih (-8,49%), sektor konstruksi (-3,38%), serta sektor pertambangan (-1,04%). Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja memiliki pangsa yang tertinggi yaitu sebesar 48,32%, diikuti oleh kredit investasi sebesar 29,20%, dan kredit konsumsi 22,4%. Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah kredit pada sektor pertambangan dan perdagangan dengan pangsa masing-masing sebesar 19,79% dan 15,22%. Keterangan Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Tw 1-10 Tw2-10 Tw 3-10* Tw2-10 Tw 3-10* q-t-q y-o-y Kredit Lokasi Proyek 39,808 41,086 46, % % 13.13% 36.06% Kelompok Bank Bank Pemerintah 18,595 21,054 21, % 46.10% 1.77% 20.79% Bank Swasta 21,214 23,854 25, % 53.90% 5.03% 52.56% Jenis Penggunaan Modal Kerja 18,365 21,098 22, % 48.32% 6.46% 43.54% Investasi 12,271 13,862 13, % 29.20% -2.08% 21.79% Konsumsi 9,172 10,000 10, % 22.47% 4.46% 41.78% Sektor Ekonomi Pertanian 4,031 4,410 5, % 11.36% 19.67% 70.93% Pertambangan 7,827 9,294 9, % 19.79% -1.04% 68.96% Perindustrian 2,231 3,318 2, % 6.21% % 53.53% Listrik, Gas dan Air % 0.59% -8.49% % Konstruksi 2,774 2,819 2, % 5.86% -3.38% % Perdagangan 5,798 6,105 7, % 15.22% 15.91% 19.99% Angkutan 2,314 2,482 2, % 5.54% 3.77% 59.89% Jasa Dunia Usaha 3,364 3,794 3, % 7.64% -6.37% % Jasa Sosial 876 1,503 1, % 3.60% 11.27% % Lain-Lain 10,231 10,933 11, % 24.18% 2.81% 51.97% LDR - lokasi proyek 85.45% 85.91% 94.16% Sumber : LBU Bank Indonesia Posisi (dalam Rp Miliar) Komposisi Pert. Tw 3-10* 32

42 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim Kabupaten/Kota Nominal* (Rp M) Pangsa Kredit DPK Kredit DPK Kab. Kutai 5, , % 6.63% % Kab. Berau 1, , % 4.15% 86.62% Kab. Pasir 1, , % 2.18% % Kab. Bulungan , % 3.96% 33.80% Kab. Kutai Barat % 0.67% % Kab. Kutai Timur 1, , % 2.87% % Kab. Malinau % 1.48% 20.68% Kab. Nunukan % 1.10% 61.74% Kodya Samarinda 13, , % 37.99% 74.30% Kodya Balikpapan 12, , % 24.71% % Kodya Tarakan 1, , % 8.42% 32.60% Kodya Bontang 6, , % 5.85% % Sumber : LBU Bank Indonesia LDR Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp milyar (pangsa 29,98%) dan di kota Balikpapan (termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara) sebesar Rp milyar (pangsa 26,73%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh Kabupaten Malinau sebesar Rp. 150,66 milyar (pangsa 0,32%).Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi terjadi di kota Bontang sebesar 229,29%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Barat (175,72%), Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 172,58%, Kabupaten Pasir (123,35%) dan kota Balikpapan (101,83%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau, Bulungan dan Tarakan dengan nisbah masing-masing sebesar 20,68%, 33,80% dan 32,60% (Tabel 3.5) Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim pada Triwulan III-2010 mencapai Rp milyar atau dengan pangsa 58,23% terhadap total kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar -4,34% (qtq) atau memiliki arah yang berbeda jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang naik sebesar 6,61%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi kredit MKM terjadi pada kredit berskala menengah (Rp. 500 juta s.d Rp. 5 milyar) yang tumbuh sebesar 7,01%. Sedangkan kredit berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 500 juta) mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar -22,25%(qtq). 33

43 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit di Kaltim Posisi (miliar Rp) Komposisi Pert. Tw3-10 Skala Kredit TW1-10 TW2-10 Tw 3-10 TW2-10 Tw 3-10 q-t-q y-o-y Mikro (s.d Rp 50 jt) 3,744 4,027 4, % 14.34% 6.82% 9.40% Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt) 6,286 7,056 5, % 18.29% % 7.81% Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) 6,632 7,177 7, % 25.60% 7.01% 21.90% Kredit MKM (s.d Rp 5 miliar) 16,661 18,260 17, % 58.23% -4.34% 14.01% Besar (> Rp 5 miliar) 9,088 9,875 12, % 41.77% 26.86% 52.65% Total 25,749 28,135 29, % % 6.61% 27.49% Sumber : LBU Bank Indonesia Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan laporan tercatat Rp milyar atau mengalami peningkatan sebesar 6,20% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta yang tercatat Rp milyar atau mengalami peningkatan sebesar 11,05% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7). Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Kaltim Keterangan Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi Pert. Tw 3-10 Tw 1-10 Tw2-10 Tw 3-10 Tw 2-10 Tw 3-10 q-t-q y-o-y Kredit MKM 16,661 18,260 19, % % 8.11% 30.40% Kelompok Bank Bank Pemerintah 10,146 11,045 11, % 59.41% 6.20% 25.27% Bank Swasta 6,516 7,215 8, % 40.59% 11.05% 38.72% Jenis Penggunaan Modal Kerja 6,069 6,434 7, % 36.10% 10.75% 14.53% Investasi 1,934 2,187 2, % 11.70% 5.63% 23.20% Konsumsi 8,658 9,639 10, % 52.20% 6.92% 46.34% Sektor Ekonomi Pertanian % 1.15% 28.92% % Pertambangan % 1.22% 17.44% 30.53% Perindustrian % 1.88% 8.65% 99.21% Listrik, Gas dan Air % 0.12% % % Konstruksi , % 5.44% 9.58% % Perdagangan 3,611 3,890 4, % 22.54% 14.39% 15.99% Angkutan % 2.49% 3.93% 40.18% Jasa Dunia Usaha 1,096 1,039 1, % 5.64% 7.20% % Jasa Sosial % 4.03% 3.10% % Lain-Lain 9,488 10,372 10, % 55.49% 5.62% 55.07% Sumber : LBU Bank Indonesia Menurut jenis penggunaan, kredit modal kerja dan kredit investasi yang telah disalurkan masing-masing berjumlah Rp milyar (pangsa 36,1%) dan Rp milyar (pangsa 11,70%). Dilihat dari pertumbuhan secara triwulanan, kredit modal kerja tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 10,75%. Sedangkan kredit investasi mengalami peningkatan yang lebih kecil yaitu sebesar 5,63% (qtq). 34

44 Perkembangan Perbankan Daerah Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 22,54%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 5,64%) dan sektor konstruksi (pangsa 5,44%). Dilihat dari pertumbuhan secara triwulanan, pertumbuhan tertinggi pada sektor listrik, gas, dan air yang tumbuh sebesar 104,41%, diikuti oleh sektor pertanian (28,92%) dan sektor pertambangan (17,44%). Sedangkan sektor angkutan, sektor jasa sosial, dan sektor perindustrian mengalami pertumbuhan terkecil masing-masing sebesar 3,93%, 3,10%, dan 8,65% (qtq). Tabel 3.8. Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Sektor Ekonomi Kaltim Keterangan Posisi (Rp miliar) q-t-q Nisbah NPL Tw 1-10 Tw2-10 Tw3-10 Tw2-10 Tw3-10 Tw 2-10 Tw 3-10 NPLs Kredit UM KM % 7.86% 2.64% 2.64% Sektor Ekonomi Pertanian % 52.20% 3.39% 4.00% Pertambangan % % 3.64% 2.10% Perindustrian % % 2.54% 5.42% Listrik, Gas dan Air Konstruksi % % 9.34% 6.11% Perdagangan % 26.75% 2.86% 3.17% Angkutan % 51.29% 3.47% 5.05% Jasa Dunia Usaha % 22.34% 2.70% 3.08% Jasa Sosial % -9.71% 5.70% 4.99% Lain-Lain % 6.84% 1.63% 1.65% Sumber : LBU Bank Indonesia Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan III 2010 menunjukkan kinerja yang tetap seperti terlihat dari persentase kredit bermasalah bruto (gross-non performing loans/npls) yang sebesar 2,64% atau tetap jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,64%. Jika dilihat menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor konstruksi (6,11%), sektor perindustrian (5,42%) dan sektor angkutan (5,05%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5 % pada triwulan III-2010 (Tabel 3.8). 35

45 Perkembangan Perbankan Daerah 3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1 a. Perkembangan Aset BPR di Kaltim Rp Milyar Total Aset growth (yoy) Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII Grafik 3.7 Perkembangan Aset BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia YoY 50% 40% 30% 20% 10% 0% Jumlah aset BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 mengalami pertumbuhan sebesar 18,68% (yoy), dengan total nilai mencapai Rp. 239,78 milyar (Grafik 3.7). Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang sebesar 15,93% (yoy). Sementara secara triwulanan, aset BPR sedikit meningkat dibandingkan dengan jumlah aset pada triwulan II yang mencapai Rp. 234,23 milyar atau meningkat sebesar 2,37% (qtq). Rp Milyar b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim Deposito Tabungan growth DPK Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII Grafik 3.8 Perkembangan DPK BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia yoy 40% 30% 20% 10% 0% Jumlah dana pihak ketiga (DPK) BPR di Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 mengalami pertumbuhan sebesar 17,96% (yoy), dengan nilai Rp 152,71 milyar (Grafik 3.8). Akan tetapi pertumbuhan ini mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 29,75%. Perlambatan pertumbuhan DPK pada triwulan III-2010 dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan jumlah deposito yang hanya meningkat sebesar 23,52% menjadi Rp 97,82 milyar setelah triwulan sebelumnya tumbuh 33,09% (yoy), begitu pula tabungan yang tumbuh sebesar 9,19% (yoy) menjadi Rp 54,89 milyar setelah triwulan sebelumnya tumbuh 24,81% (yoy) c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR di Kaltim Rp Milyar Investasi Konsum si Modal Kerja growth Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII Grafik 3.9 Perkembangan Kredit BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia (yoy) 60% 40% 20% 0% Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan III-2010 mencapai Rp 166,17 milyar, atau mengalami pertumbuhan sebesar 13,02% (yoy) dibandingkan triwulan III-2009 (Grafik 3.9). Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 14,52%. 1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S) 36

46 Perkembangan Perbankan Daerah Perlambatan pertumbuhan kredit ini terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan pada komponen kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 13,28% (yoy) menjadi Rp. 54,70 milyar, setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 22,23% (yoy) atau mencapai Rp. 56,09 milyar. Tabel 3.9. Perkembangan Usaha BPR di Kaltim INDIKATOR TW Q IV Q I Q II QIII qtq yoy Total Aset (Rp M iliar) % 18.68% DPK (Rp Miliar) % 17.96% Tabungan % 9.19% Giro Deposito % 23.52% Kredit (Rp Miliar) % 13.02% Modal Kerja % 11.23% Konsumsi % 13.28% Investasi % 22.81% Rasio NPL Gross (%) LDR Sumber : Simwas BPR Bank Indonesia 3.5. Asesmen Risiko Perbankan Risiko Kredit Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim meningkat karena terdapat sedikit peningkatan persentase kredit bermasalah bruto (Gross-NPLs) untuk jenis penggunaan kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi, serta sebagian sektor ekonomi yang dibiayai. Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan mengalami sedikit penurunan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan III-2010 sebesar 2,55% atau lebih tinggi jika dibandingkan nisbah NPLs triwulan II-2010 sebesar 2,44% (Tabel 3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit bermasalah tercatat mengalami peningkatan sebesar 11,18% (qtq) bila dibandingkan dengan posisi triwulan II Tabel Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum di Kaltim Kolektibilit as (Rp Milliar) Komposisi Pert. Tw 3-10 Sektor Tw 1-10 Tw2-10 Tw 3-10 Tw2-10 Tw3-10 qtq yoy 1-Lancar 22,987 25,045 26, % 88.80% 6.35% 30.38% 2-Dalam Perhatian Khusus 2,025 2,403 2, % 8.66% 8.04% 25.12% 3-Kurang lancar % 0.69% 33.95% % 4-Diragukan % 0.47% % 23.59% 5-Macet % 1.39% 21.60% -1.10% NPLs (3+4+5) % 2.55% 11.18% 20.47% Total Kredit 25,749 28,135 29, % % 6.61% 27.49% Sumber : LBU Bank Indonesia 37

47 Perkembangan Perbankan Daerah Risiko kredit menurut jenis penggunaan masih tercatat pada rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 3,49%. Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat masing-masing sebesar 2,31% dan 1,66%. Namun kredit investasi mengalami peningkatan persentase NPLs jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 1,60%. Berdasarkan sektor ekonomi, nisbah NPLs tercatat relatif rendah (dibawah 5%), kecuali untuk sektor angkutan yang mencapai nisbah NPLs tertinggi prosentase sebesar 5,25% (Tabel 3.11). Jenis Penggunaan Tabel Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum di Kaltim Tw1-10 Tw 2-10 Tw3-10 +/- (Rp M) qtq Tw2-10 Tw 3-10 Modal Kerja % 3.71% 3.49% Investasi % 1.60% 2.31% Konsumsi % 1.71% 1.66% Sekt or Ekonomi Total Keterangan Nominal NPL (Rp Miliar) Pert. Tw 3-10 Nisbah NPL (%) Pertanian % 0.65% 0.80% Pertambangan % 3.90% 3.82% Perindustrian % 0.77% 1.88% Listrik, Gas & Air % 0.00% Konstruksi % 6.48% 4.93% Perdagangan % 2.15% 2.53% Angkutan % 2.58% 5.25% Jasa Dunia Usaha % 1.89% 2.32% Jasa Sosial % 3.38% 3.77% Lain-Lain % 1.73% 1.64% Sumber : LBU Bank Indonesia % 2.45% 2.55% Risiko Likuiditas Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan. Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 93,66% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Prosentase simpanan jangka pendek pada triwulan III-2010 ini masih relatif sama jika dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 93,15%. 38

48 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim Keterangan Posisi Nominal (miliar Rp) Komposisi Tw1-10 Tw 2-10 Tw 3-10 Tw1-10 Tw 2-10 Tw3-10 Jangka pendek Giro 14,428 13,456 13, % 28.14% 26.96% Tabungan 18,007 18,646 19, % 38.99% 39.70% Simpanan berjangka s.d 3 bulan 10,823 12,450 13, % 26.03% 27.01% Total DPK s.d 3 bulan 43,258 44,552 46, % 93.15% 93.66% Jangka menengah panjang Total DPK > 3 bulan 3,330 3,274 3, % 6.85% 6.34% Total DPK Sumber : LBU Bank Indonesia 46,588 47,825 49, % % % Risiko Pasar Berdasarkan analisis grafis yang menghubungkan antara suku bunga kredit dengan rasio NPLs dalam periode triwulan I-2006 s.d triwulan III-2010 (Grafik 3.10), terlihat pergerakan yang searah antara nisbah Bunga Kredit (sumbu kiri) Gross NPLs (sumbu kanan) NPLs dengan suku bunga kredit. Hal ini didukung oleh hasil penghitungan koefisien korelasi 2 kedua variabel tersebut yang hanya 0,6308. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa Grafik 3.10 Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs Sumber: LBU Bank Indonesia persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan tingkat bunga kredit. 2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah 39

49 BAB IV KEUANGAN DAERAH 4.1 Gambaran Umum Realisasi pendapatan daerah provinsi Kalimantan Timur Triwulan III-2010 secara total mencapai Rp. 5,24 trilyun atau secara prosentase sebesar 83,14% dari total keseluruhan pendapatan pada APBD Kaltim Dilihat dari realisasi pendapatan, kontribusi pendapatan tertinggi berasal dari pendapatan transfer dan pendapatan asli daerah dengan nilai realisasi masing-masing sebesar Rp. 3,28 trilyun dan Rp. 1,93 trilyun. Grafik 4.1 Pendapatan APBD Kaltim TW III 2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah Realisasi Belanja APBD Kaltim Triwulan III-2010 mencapai Rp. 2,62 trilyun atau 39,03% dari total rencana belanja APBD Kaltim Realisasi belanja tertinggi berasal dari belanja operasi sebesar Rp. 1,36 trilyun atau mencapai 35,52%. Sedangkan belanja modal mencapai realisasi yang lebih rendah dari belanja operasi yaitu sebesar Rp. 0,60 trilyun atau 30,88% dari total APBD Grafik 4.2 Belanja APBD Kaltim TW III 2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah 40

50 Keuangan Daerah 4.2 Pendapatan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sampai dengan Triwulan III-2010 telah mencapai Rp. 1,93 trilyun atau 86,98% dari rencana PAD APBD Kaltim 2010 (Tabel 4.1). Dari jumlah tersebut kontribusi utama berasal dari komponen pendapatan pajak daerah sebesar Rp. 1,43 trilyun dengan tingkat prosentasi realisasi sebesar 86,41% dari total pendapatan pajak daerah pada rencana APBD Kaltim 2010 (Rp. 1,65 trilyun). Komponen pendapatan pajak daerah ini memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap total keseluruhan PAD yaitu sebesar 73,86%. Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah lain-lain PAD yang sah yang berasal dari optimalisasi pemanfaatan dana kas daerah, pendapatan dari denda pajak, denda retribusi dan denda pengembalian, serta pendapatan rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan dan Tarakan, dengan nilai realisasi sampai dengan TW III-2010 sebesar 362 milyar atau 75,05% dari rencana APBD Sedangkan komponen yang berasal dari Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar 107,94%. Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim TW III 2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah 41

51 Keuangan Daerah Lain-lain PAD Hasil Pengelolaan Kekayaan Rencana APBD 2010 Realisasi s.d. Tw Retribusi Daerah 13 7 Pajak Daerah 1,657 1,432 PAD 2,280 1,984 (Rp. Miliar) 0 1,000 2,000 3,000 Grafik 4.3 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kaltim s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah DAK Rencana APBD 2010 Realisasi s.d.tw Bagi Hasil SDA 2,789 3,352 Bagi Hasil Pajak Pendapatan Transfer 3,285 4,015 (Rp. Miliar) 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 Grafik 4.4 Realisasi Pendapatan Transfer Kaltim s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah Realisasi komponen Pendapatan Transfer (Dana Perimbangan) APBD Kaltim sdampai dengan triwulan III-2010 tercatat sebesar Rp. 3,28 trilyun atau secara prosentase telah mencapai 81,81%. Dana perimbangan ini mayoritas berasal dari komponen dana Bagi Hasil Bukan Pajak (dana bagi hasil SDA) dengan nilai Rp. 2,78 trilyun atau prosentase kontribusi sebesar 84,88% dari total Dana Perimbangan realisasi sampai dengan triwulan III Bagi hasil pertambangan gas bumi/alam, bagi hasil pertambangan minyak bumi dan iuran eksploitasi-eksploitasi (royalti) memiliki kontribusi yang sangat dominan pada komponen dana Bagi Hasil SDA APBD Kaltim. 42

52 Keuangan Daerah 4.3 Belanja Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2010 menunjukkan nilai realisasi mencapai Rp. 2,62 trilyun atau prosentase realisasi sebesar 39,03%. Komponen belanja operasi, belanja modal, dan transfer yang menca[ai prosentase realisasi masing-masing sebesar 35,52%, 30,88%, dan 72,15%(Tabel 4.2). Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim TW III 2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah Komponen Belanja Operasi APBD Kaltim TW III-2010 mencapai realisasi sebesar Rp. 1,36 trilyun atau 35,52%. Jika dilihat per-komponen Belanja Operasi, Belanja Pegawai yang memiliki kontribusi terbesar (37,35%) dengan nilai realisasi sampai dengan triwulan III 2010 sebesar Rp. 509 milyar atau mencapai 48,80% dari total rencana Belanja Pegawai APBD Kaltim Belanja Barang memiliki kontribusi terbesar kedua setelah Belanja Pegawai, dengan realisasi sampai dengan triwulan III-2010 mencapai Rp. 387 milyar atau secara prosentase mencapai 37,36% dari total rencana Belanja Barang APBD Kaltim Jika dibandingkan dengan realisasi Belanja Operasi, realisasi komponen Belanja Modal APBD Kaltim TW III 2010 memiliki pencapaian realisasi yang lebih kecil yaitu sebesar Rp. 605 milyar atau hanya mencapai prosentase sebesar 30,88%. Belanja jalan, irigasi, dan jaringan memiliki kontribusi terbesar (49,37%) pada komponen belanja modal tersebut, dengan tingkat realisasi mencapai Rp.372 milyar atau hanya sebesar 38,42%. Kecilnya tingkat realisasi belanja modal pada triwulan III-2010 disebabkan karena beberapa proyek pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, dan fasilitas perhubungan besar di Kaltim masih dalam tahap lelang pekerjaan dan persiapan lainnya. Beberapa proyek infrastruktur 43

53 Keuangan Daerah tersebut antara lain pembangunan jalan freeway Balikpapan-Samarinda yang diperkirakan akan menyerap anggaran Rp. 163 milyar pada APBD 2010, sampai dengan akhir triwulan III-2010 penyerapan keuangan baru mencapai 15,19% karena masih dalam lelang kontraktor tahap kedua yaitu survey lokasi untuk selanjutnya menyusun metode kerja. Realisasi keuangan yang cukup kecil juga ditunjukkan oleh pembangunan bentang pendek jembatan pulau Balang yang baru mencapai 39,84%, serta realisasi keuangan pembangunan bandara Juwata Tarakan dan Pembangunan TPK Kariangau yang masih kecil. B. Bantuan Keuangan 358 1,196 Rencana APBD 2010 B. Bantuan Sosial Realisasi s.d. Tw B. Hibah B. Barang 388 1,038 B. Pegawai 509 1,044 B. Operasi 1,363 3,839 (Rp. Miliar) 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 Grafik 4.5 Belanja Operasi s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah B. Aset Tetap lainnya 20 0 Rencana APBD 2010 B. Jalan, Irigasi, Jaringan Realisasi s.d. Tw B. Bangunan dan Gedung B. Peralatan dan Mesin B. Tanah B. Modal 606 1,962 (Rp. Miliar) 0 1,000 2,000 3,000 Grafik 4.6 Realisasi Belanja Modal s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah 44

54 Boks.2 SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (SIPPD) Upaya Membangun APBD yang Akuntabel, Efisien, Efektif dan Transparan Norma Anggaran Anggaran Daerah pada hakekatnya merupakan perwujudan amanat rakyat kepada eksekutif dan legeslatif untuk mewujudkan pelayanan dan kemakmuran rakyat. Anggaran Daerah harus mencerminkan kebutuhan riil masyarakat. Perencanaan Pembangunan Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun Dengan beberapa problema yang di hadapi adalah : 1. Lemahnya koordinasi perencanaan nasional, propinsi, kabupaten/kota 2. Kurangnya kesamaan pemahaman & persepsi Visi dan Misi Pembangunan 3. Perencanaan tidak didasarkan atas Visi dan Sasaran Pembangunan 4. Perencanaan tidak realistis dengan anggaran yang tersedia (result oriented) 5. Benturan ruang/wilayah dan kepentingan 6. Dokumen perencanaan tidak digunakan sebagai acuan SIPPD Suatu sistem yang diharapkan mampu memaduserasikan dan mensinkronkan program prioritas Pembangunan antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, konsistensi alokasi anggaran dan program prioritas, menjelaskan hubungan antara alokasi anggaran dengan output kegiatan dan outcome program, serta dapat digunakan untuk sebagai baseline dalam pengendalian dan evaluasi pembangunan dalam memastikan pencapaian sasaran pembangunan daerah, sehingga belanja negara/daerah efektif sebagai instrumen fiscal untuk semata-mata pelayanan dan kemakmuran rakyat. Dasar Hukum 1. UU 25/2004: SPPN 2. PP 8/2008: Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 3. PP 39/2006: Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan 4. Permendagri 37/2010: Pedoman Penyusunan APBD Peraturan Bersama (Menteri Dalam Negeri 28/2010, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas 0199/M PPN/2010 dan Menteri Keuangan PMK 95/2010: Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

55 Substansi Materi SIPPD 1. Usulan Program atau Kegiatan Kabupaten/Kota dan sumber pendanaannya (APBD Kab/Kota, APBD Prov, APBN/PHLN, dan lainnya) 2. Usulan Program SKPD Provinsi dan sumber pendanaannya (APBD prov, APBN/PHLN, dan lainnya) dan Bahan Rancangan Awal RKPD Prov. 3. Keselarasan Program/Kegiatan Kabupaten/Kota VS SKPD Provinsi untuk bahan Forum SKPD Prov, Rakor Bidang Pembangunan, Musrenbang RKPD dan Musrenbang Nasional, Bilateral Bappeda dengan SKPD Prov dan Kementerian/Lembaga 4. Bahan Rancangan Akhir RKPD, KUA dan PPAS 5. Hasil Akhir Pra RKA sebagai bahan input di SIMDA 6. Baseline dalam Sistem Pengendalian dan Evaluasi berbasis GIS dan WEB. Mekanisme Proses SIPPD APBD sebagai Refleksi Kebijakan dan Program Prioritas Pembangunan

56 Baseline dalam Sistem Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Sumber : Bahan Raker Gubernur bersama Bupati Walikota dan Kepala SKPD se Kaltim Sept 2010

57 BAB V PERKEM BA NGAN SISTEM PEM BAYARAN 5.1. Gambaran Umum Perkembangan sistem pembayaran pada triwulan III-2010, yang terdiri dari transaksi tunai melalui uang kartal dan transaksi non tunai melalui kliring dan RTGS menunjukkan menunjukkan perkembangan yang beragam. Transaksi tunai (uang kartal) mengalami peningkatan yang relatif tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dan mengalami net inflow karena meningkatnya jumlah setoran uang kartal dari perbankan di wilayah Kalimantan Timur. Sedangkan jumlah uang kartal yang termasuk dalam kategori Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) mengalami pertumbuhan yang negatif. Sementara itu, transaksi non tunai melalui kliring pada periode berjalan ini masih mengalami pertumbuhan yang positif, namun relatif melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, sedangkan transaksi melalui RTGS mengalami pertumbuhan yang positif Perkembangan Transaksi Tunai Perkembangan Pengedaran Uang Kartal (Rp Milyar) 8,000 6,000 4,000 2,000 - Outflow Inflow Growth (yoy) Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Transaksi tunai antara perbankan di Kalimantan Timur dengan Kantor Bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan III-2010 mencapai Rp milyar atau mengalami pertumbuhan yang relatif tajam sebesar 160,88% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Transaksi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II-2010 yang mengalami penurunan 10,42%(yoy). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, perkembangan transaksi tunai di Kaltim Triwulan III-2010 mengalami peningkatan sebesar 363,43% (qtq). 200% 100% 0% -100% Grafik 5.1 Peredaran Uang Kartal di Kaltim Sumber: Bank Indonesia Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang yang keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp milyar. Jumlah ini mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi sebesar 153,17% (y-o-y). Sedangkan uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp 910 milyar atau naik sebesar 234,82% (y-o-y). Secara keseluruhan, 48

58 Perkembangan Sistem Pembayaran pada triwulan III-2010, Kalimantan Timur mengalami net outflow (jumlah uang keluar lebih besar dibandingkan dengan uang yang masuk), yaitu sebesar Rp milyar. (Rp Milyar) PTTB Growth (yoy) Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Grafik 5.2 Perkembangan PTTB Sumber: Bank Indonesia 400% 300% 200% 100% Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk menjadi alat pembayaran karena mengalami kelusuhan atau rusak. Jenis uang yang termasuk dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk dalam kategori PTTB ini pada triwulan III-2010 mencapai Rp 365 milyar atau mengalami pertumbuhan sebesar 209,49% (y-o-y) dibandingkan triwulan II Sedangkan secara triwulanan, jumlah PTTB ini mengalami pertumbuhan sebesar 118,59%. 0% -100% 5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai Perkembangan Transaksi Kliring (Rp Milyar) Nilai Growth yoy 5,200 4,800 4,400 4,000 3,600 QI QII QIII QIV QI QII QIII QIV QI QII QIII Grafik 5.3 Perkembangan Transaksi Kliring Sumber: Bank Indonesia -10% Transaksi Kliring di Wilayah Kalimantan Timur pada Triwulan III mencapai Rp milyar, bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mengalami pertumbuhan 7,94% (yoy).volume transaksi pada triwulan III-2010 yang mencapai 182,761 bilyet dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2009 mengalami pertumbuhan transaksi sebesar 0,39% (yoy), namun apabila dibandingkan pada triwulan sebelumnya volume transaksi kliring di Kaltim pada triwulan III-2010 mengalami penurunan sebesar 2,13% (qtq). 40% 30% 20% 10% 0% Perkembangan Transaksi BI-RTGS Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) di Kalimantan Timur pada Triwulan III 2010 mencapai Rp miliar dengan Volume transaksi atau 49

59 Perkembangan Sistem Pembayaran mengalami pertumbuhan sebesar 29,58% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan nilai transaksi RTGS periode berjalan dipengaruhi oleh peningkatan nilai transaksi yang masuk ke Kaltim sebesar 34,07%, dan pertumbuhan nilai transaksi keluar dari Kaltim yang mengalami peningkatan sebesar 24,92%. Secara volume, transaksi RTGS pada Triwulan III-2010 mengalami penurunan sebesar 7,87% (yoy), meskipun volume transaksi keluar dari Kaltim mengalami peningkatan sebesar 0,50%. Penurunan volume transaksi RTGS pada periode berjalan dipengaruhi oleh penurunan volume transaksi yang masuk ke Kaltim sebesar 13,30%. Secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan III 2010 mengalami peningkatan sebesar 11,43%. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan nilai transaksi yang masuk ke Kaltim sebesar 7,99% dan Nilai transaksi keluar Kaltim sebesar 15,53%. Volume transaksi RTGS pada triwulan berjalan dibandingkan pada triwulan II 2010 mengalami penurunan 25,52%. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan volume transaksi yang masuk ke Kaltim sebesar 26,62% dan penurunan volume transaksi keluar Kaltim sebesar 24,01%. Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS Kaltim (Rp milyar) Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.4 Perkembangan Transaksi RTGS di Kaltim Sumber: Bank Indonesia 50

60 Perkembangan Sistem Pembayaran Berdasarkan lokasi Kantor Bank Indonesia (KBI) di Kalimantan Timur, di wilayah kerja KBI Samarinda pada periode Triwulan III 2010 mencapai Rp milyar atau tumbuh sebesar 25.95% (yoy) dibandingkan pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara nilai transaksi RTGS di wilayah kerja KBI Balikpapan tercatat sebesar Rp milyar atau mengalami peningkatan 40.30% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Grafik 5.5 Perkembangan RTGS per Wilker KBI Sumber: Bank Indonesia 51

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV 21 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunianya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triw u lan IV-2011 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I - 21 Kantor Bank Indonesia Samarinda RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN I-21 I. Gambaran

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur mulai memperlihatkan tanda pemulihan dari tekanan gejolak penurunan harga minyak mentah maupun harga pangan dunia (CPO) yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga. No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan 01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 i Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Kata Pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011 No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN II-2011 KANTOR BANK INDONESIA PONTIANAK Penanggung Jawab: Kelompok Kajian, Statistik dan Survey (KKSS) Kantor Bank Indonesia Pontianak Jl. Ahmad

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 No. 06/05/62/Th.V, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2011 dibanding Triwulan yang sama tahun 2010 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 No. 06/02/62/Th. VI, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tahun 2011 (kumulatif tw I s/d IV) sebesar 6,74 persen.

Lebih terperinci

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

Kata pengantar. Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka

Kata pengantar. Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka Kata pengantar Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun 2012 merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen data terhadap data-data yang sifatnya strategis, dalam

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 YOGYAKARTA VISI BANK INDONESIA Menjadi KBI yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 2018

KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 2018 KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 218 Peran Dunia Usaha Dalam Menggerakan Ekonomi Rakyat Samarinda, 14 Maret 217 STRUKTUR EKONOMI KALTIM Seiring dengan booming harga komoditas yang terjadi pada tahun

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA MEDAN 2011 Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2009 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2009 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian Misi Bank Indonesia kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-nya sehingga

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1. PERKEMBANGAN 7 BAB 1. PERKEMBANGAN KAJIAN EKONOMI PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I 2008 KANTOR 8 BAB 1. PERKEMBANGAN Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN III 2009 VISI BANK INDONESIA : Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global

Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global Oleh : Marsuki Disampaikan dalam Acara Raker Multi Niaga Group, dengan Tema : Tumbuh di Tengah Krisis keuangan Global. Graha Multi Niaga,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Lampung Triwulan IV - 2007 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional

Lebih terperinci