PERENCANAAN OPERASI JANGKA PENDEK PADA SISTEM JAWA BALI BERDASARKAN KRITERIA PROBABILISTIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN OPERASI JANGKA PENDEK PADA SISTEM JAWA BALI BERDASARKAN KRITERIA PROBABILISTIK"

Transkripsi

1 ISSN: Yogyakara, Juli CIEE PERENCANAAN OPERASI JANGKA PENDEK PADA SISEM JAWA BALI BERDASARKAN KRIERIA PROBABILISIK Sarjiya, Avrin Nur Widiasui, Muhammad Alfi Jurusan eknik Elekro dan eknologi Informasi, Fakulas eknik UGM Jl. Grafika Yogyakara 558 Absrak Sesuai dengan perecanaan pengembangan Sisem Jawa Bali yang elah dibua oleh P. PLN (Persero), akan dibangun buah uni PLU dengan kapasias masingmasing MW. Dengan masuknya uni ersebu maka akan mempengaruhi sraegi operasi penjadwalan pembangki secara keseluruhan, ermasuk kualias keandalan yang dimiliki sisem. Kualias keandalan ini direpresenasikan melalui indeks EUE (Expeced Unserved Energy) dan berkaian era dengan kapasias cadangan puar yang harus dibangkikan sisem. Pada makalah ini, besarnya cadangan berpuar dienukan dengan krieria probabilisik. Selain unuk mendapakan sraegi penjadwalan yang ekonomis, sudi ini berujuan unuk mengeahui hubungan besar ingka keandalan erhadap biaya oal operasi (Expeced oal Cos/) Sisem Jawa Bali dan mendapakan erbaik dengan erendah. Unuk iu dilakukan simulasi dengan memvariasikan parameer besarnya EUE, sandar deviasi, probabilias level beban dan biaya EUE. Hasil simulasi menunjukan bahwa erbaik selalu erjadi pada dengan level beban inggi, karena mampu menghasilkan cadangan puar erendah dan biaya pembangkian (Expeced Generaion Cos/EGC) erendah juga dicapai pada kondisi ini. Semenara iu, hasil simulasi menunjukkan bahwa lebih dipengaruhi oleh EGC dibanding ERC (Expeced Risk Cos). Kaa kunci: krieria probabilisik, cadangan berpuar, Expeced Unserved Energy, Expeced oal Cos, erbaik I. PENDAHULUAN Perkembangan yang ama signifikan dalam pemanfaaan energi lisrik dewasa ini, mengakibakan konsumsi energi umbuh dengan pesa. Berdasarkan laporan PLN di awal ahun, konsumsi lisrik nasional selama empa bulan perama naik,9% dibandingkan periode yang sama ahun yang lalu []. Unuk menanggulangi perumbuhan energi lisrik yang pesa ini perlu diimbangi dengan peningkaan kapasias pembangki, sehingga kebuuhan energi dapa erpenuhi secara meraa. Dalam rangka menganisipasi perkembangan kebuuhan energi lisrik ini P PLN elah merencanakan membangun pembangki baru di Jawa engah berkapasias x MW. Pembangki baru ini akan menjadi pembangki dengan kapasias erbesar yang erdapa pada sisem enaga lisrik 5 kv Sisem Jawa Bali, sehingga akan mempengaruhi sraegi penjadwalan secara keseluruhan, ermasuk kualias keandalan yang dimiliki sisem. Kualias keandalan operasi sisem direpresenasikan melalui indeks keandalan EUE. Indeks ini menunjukan besarnya ekspekasi oal energi yang idak akan erlayani oleh oal kapasias pembangkian. EUE berkaian era dengan besar cadangan puar yang dioperasikan pada sisem. Semakin besar cadangan puar maka akan menghasilkan EUE yang semakin rendah. Sedangkan dalam seiap operasi sisem diunu unuk menghasilkan biaya operasi yang minimal. Sisem operasi dengan cadangan puar yang erlalu besar mengakibakan operasi yang idak ekonomis, Namun disisi lain, keandalan harus diperhaikan dengan menyediakan cadangan puar. Unuk mencapai baasan ingka keandalan dan keekonomisan operasi ersebu maka penenuan cadangan berpuar digunakan krieria probabilisik yang memungkinkan penjadwalan cadangan puar disesuaikan dengan ingka keandalan yang diharapkan []. Peneliian enang penenuan sraegi penjadwalan pembangki dengan menggunakan krieria probabilisik elah dilakukan dan elah diuji dengan sisem sandar IEEE 6 bus dengan buah pembangki hermal [5]. Penjadwalan dilakukan dalam operasi jangka pendek yaiu dengan durasi selama hari (4 jam). Esimasi biaya operasi diperoleh dengan menghiung biaya pembangkian iap uni unuk memenuhi iap level beban, ermasuk biaya sar-up dan shu-down dalam sau inerval penjadwalan. Pada makalah ini akan disampaikan penenuan sraegi penjadwalan pembangki yang dierapkan pada sisem enaga lisrik yang nyaa yaiu Sisem enaga Lisrik Jawa Bali. Pada penjadwalan ini hanya melibakan pembangki ermal saja, sedangkan uni pembangki non hermal diabaikan. Diasumsikan bahwa pembangki non hermal seperi uni pembangki hidro dan geohermal dioperasikan sebagai penyuplai beban dasar (base load) sera idak diliba dalam perhiungan biaya oal [4]. Proses simulasi dilakukan dengan menggunakan perangka lunak opimasi komersial CPLEX v. dengan meode opimasi MILP (Mixed Ineger Linear Programming). Hasil akhir dari simulasi ini berupa yang merupakan oal anara EGC dan ERC. Selain iu, akan dienukan erbaik berdasarkan yang mampu menghasilkan biaya erendah. Beberapa aspek yang diperhaikan dalam proses penjadwalan operasi ini, anara lain : Aspek keidakpasian sisem, baik dari sisi beban (eror peramalan beban), maupun dari sisi pembangki. Aspek ekonomi, melalui evaluasi dari ekspekasi oal biaya yang diperoleh dalam iap penjadwalan. Perimbangan keandalan sisem, berdasarkan indeks EUE yang dienukan. 9 JEI, UGM - IEEE Comp. Soc. Ind. Chaper

2 CIEE Yogyakara, Juli ISSN: II. SKENARIO PENJADWALAN BERDASARKAN PROBABILISIC CRIERION Dengan memperhaikan keidakpasian beban akan erbenuk iga level beban [5], yaiu level beban rendah (Low Level/(LL), beban menengah (Medium Level/ML) dan beban inggi (High Level/HL), sehingga memungkinkan erdapa iga penjadwalan. Kemungkinan yang dapa dibangun dalam sudi ini diunjukan pada abel I. Skenario dengan UC (uni commimen) level rendah yang berari penenuan penjadwalan pembangki dienukan berdasarkan prediksi beban level rendah. Sedangkan pada beban yang dijadikan dasar dalam simulasi penjadwalan digunakan prediksi beban pada level menengah. Begiu pula pada digunakan level beban inggi unuk dasar simulasi penjadwalan. ABEL I. Skenario Penjadwalan Skenario Sraegi UC Level Beban UC level rendah LL UC Level menengah ML UC level inggi HL A. Diagram Alir Diagram alir peneliian diunjukkan oleh Gambar. III. FORMULASI PERMASALAHAN Baasan keandalan yang digunakan adalah sebagai beriku EUE o EUE max () EUE max merupakan baasan level keandalan yang ingin dicapai dalam meode ini. Sedangkan EUE o merupakan level keandalan yang dihasilkan oleh penjadwalan. Sehingga jika dalam sau ahap penjadwalan belum dicapai cadangan puar yang mampu menghasilkan EUE o yang lebih kecil aau sama dengan nilai EUE max, maka nilai cadangan puar akan diingkakan hingga mampu memenuhi baasan level keandalan yang dienukan (EUE max ). A. Formulai UC Berdasarkan meode MILP ) Fungsi Objekif Fungsi objekif dalam benuk mixed ineger linear programming (MILP) dapa diformulasikan sebagai beriku : min I = i= CP i + CU i Dimana CP i dan CU i merepresenasikan biaya produksi dan biaya sar-up. Biaya produksi Fungsi biaya bahan bakar diaproksimasikan dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus [6], sebagaimana diunjukan pada Gambar. Dalam sudi ini, digunakan segmen garis F i, F i, dan F i, merepresenasikan gradien (slop) dari segmen l=, l=, dan l= uni i [4]. Sedangkan δ merepresenasikan daya yang dibangkikan oleh masing-masing segmen, sehingga δ i merepresenasikan daya yang dibangkikan oleh uni i pada segmen l=, δ i pada segmen l=, dan δ i pada segmen l=. Konsana A i menunjukan biaya produksi pada saa daya keluaran minimum (P min,i ). Nilai A i dihiung dengan persamaan beriku () A i = a i + b i P min,i + c i P min,i $/ () Gambar. Skema Diagram Alir Simulasi Gambar. Segmen fungis biaya produksi Represenasi analiis unuk pendekaan linear diaas adalah NL CP i = A i U i F li δ li, i I, l= (4) JEI, UGM - IEEE Comp. Soc. Ind. Chaper 9

3 ISSN: Yogyakara, Juli CIEE P i = NL δ li l= + P min,i U i, i I, (5) P i P min,i U i, i I, (6) δ i δ i P i P i U i, i I, (7) δ i P max,i P i U i, i I, (8) δ li, i I, (9) Biaya Sar Biaya sar yang merupakan fungsi eksponensial diaproksimasikan dengan fungsi angga (sair wise funcion) sebagaimana diunjukan pada Gambar. CU i K q i U q r i U i r=, i I, () CU i, i I, () +MD i q = q = [ U q i ] MD i U i U i, i I, = W i U i q U i U i = MD i +, i I, = MD i + (7) (8) Dimana W i adalah jumah periode awal (iniial period) yang selama iu uni i mai. Secara maemais, W i dinyaakan dengan :W i = Min, MD i off,i ( U i ) ) Permodelan Keidakpasian Beban Dalam ugas akhir ini permasalahan keidakpasian beban direpresenasikan melalui fungsi disribusi normal diskre dengan iga level beban [5], yaiu rendah, sedang dan inggi. Fungsi ersebu diunjukan pada Gambar 4. Nilai raa-raa beban hasil peramalan pada waku sesaa diunjukan dengan FD() dan deviasi sandar diunjukan dengan σ(). Pada umumnya, semakin lama waku penjadwalan (lead ime) semakin besar error yang erjadi [7]. Gambar. Fungsi eksponensial dan angga unuk biaya sar K i q ini dapa didefinisikan sebagai beriku : K i q = HS i, jika q = cold,i + MD i CS i, jika q = cold,i + MD i + ND () ) Kekangan Minimum Up ime dan Minimum Down ime Formulasi minimum up ime dan minimum down ime berbasis MILP adalah sebagai beriku. V i = +MU i q = q = U i =, i I () U i q MU i U i U i, i I, = V i = MU i + U i q U i U i, i I, = MU i + (4) (5) Dimana V i adalah jumlah periode awal (iniial period) yang selama iu uni i hidup. Secara maemais, V i dinyaakan dengan :V i = Min, MU i on,i U i. Dengan analogi yang sama, minimum down ime dapa diformulasikan sebagai beriku : W i U (6) i =, i I = Gambar 4. Fungsi disribusi normal diskre Dengan asumsi bahwa sandard deviasi meningka secara linear dengan semakin lamanya waku, maka dapa dibua persamaan sebagai beriku : σ σ (9) σ = σ + = FD σ FD() () D LL D ML = FD () D HL = FD + σ FD() () Keseluruhan keiga level beban disimbolkan dalam FD σ FD(), FD, dan FD + σ FD(), yang secara beruru-uru merepresenasikan beban rendah, medium dan inggi dalam perhiungan UC. 4) Permodelan Keidakersediaan Uni Pembangki Dalam sudi ini, keidakersediaan uni pembangki dimodelkan dengan model Markov -sae [8][5][6] yang diampilkan dalam Gambar.4. Gambar 5 Model keersediaan uni pembangki 9 JEI, UGM - IEEE Comp. Soc. Ind. Chaper

4 CIEE Yogyakara, Juli ISSN: Probabilias sebuah uni pembangki berada down sae di akhir lead ime dinyaakan dengan persamaan ORR (ouage replacemen rae) sebagai beriku: P down = λ () B. Perhiungan Komponen Biaya ) Perhiungan Perkiraan Biaya Pembangki erbaik.5%.%.%.5% dalam milyar rupiah EGC k = j = PL j GC jk (4) EUEmax (% dari beban) ) Perhiungan Perkiraan Biaya Resiko EUE k,m,j = EUE k,m o = NS s= i= PR s LOSS s LOAD,j CR s k,m EUE,o (5) (6) ERC k = EUE k,m o x EUE arga (7) ) Perhiungan Perkiraan Biaya oal k = EGC k + ERC k, (8) Unuk mendapakan sekenario erbaik berdasarkan ermurah dengan memperimbangkan keidakpasian di sisi pembangki dan di sisi beban seperi dirumuskan pada Persamaan.4 beriku. Skenario erbaik = min { k } (9) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sensiifias Analisis sensiifias dimaksudkan unuk mengeahui pengaruh perubahan parameer yang ada erhadap biaya operasi oal. Beberapa parameer yang akan diuji dalam sudi ini anara lain level keandalan (EUE max ), sandard deviasi, akurasi peramalan beban dan harga EUE. Analisis sensiifias salah sau parameer dilakukan dengan membua parameer lainnya dalam keadaan konsan. ) Pengaruh Variasi Level Keandalan Perbandingan unuk iap erbaik diampilkan pada Gambar 6 beriku. Gambar 6 Grafik pengaruh variasi EUE max erhadap EGC dan erbaik Dari Gambar 6 erliha bahwa semakin kecil persenase EUE max dari beban oal menghasilkan biaya oal pembangkian () yang semakin besar. Hal ini dikarenakan unuk seiap penurunan persenase EUE max mengakibakan semakin ingginya nilai cadangan puar yang harus dibangkikan, sehingga membua biaya pembangkian EGC akan semakin meningka seperi yang erliha pada grafik. Sedangkan erbaik selalu erjadi pada dengan level beban inggi. Meskipun memiliki biaya ERC yang paling inggi, akan eapi selisih biaya ERC unuk iap idaklah signifikan dibandingkan selisih EGC, sehingga EGC lebih berpengaruh. Hal ini erliha pada grafik perbandingan selisih harga EGC dan ERC pada Gambar 7 beriku. selisih harga dalam milyar rupiah - - ERC EGC Gambar 7 Grafik perbandingan EGC dan ERC unuk iap ) Pengaruh Error Peramalan Beban Perbandingan nilai unuk iap erbaik diunjukan pada Gambar 8. Berdasarkan Gambar 8 erliha bahwa semakin besar sandard deviasi, maka harga cenderung semakin rendah unuk seiap erbaik. Sedangkan erbaik selalu berada pada keiga. Hal ini dipengaruhi oleh cadangan puar erendah erjadi pada sehingga biaya EGC semakin menurun. Selisih EGC anara iap memiliki nilai yang lebih signifikan dibanding selisih nilai ERC. Selisih biaya resiko (ERC) anar hanya mencapai orde puluhan jua, sedangkan selisih EGC mencapai orde rausan jua. Oleh karena iu, EGC lebih berpengaruh dalam biaya oal. JEI, UGM - IEEE Comp. Soc. Ind. Chaper 9

5 ISSN: Yogyakara, Juli CIEE Skenario erbaik dalam milyar rupiah erbaik (Rp milyar) -% -% -% -4% sandard deviasi biaya EUE (Rp jua/mwh) Gambar 8 Grafik pengaruh sandard deviasi erhadap EGC dan erbaik ) Pengaruh Akurasi Peramalan Beban Hasil simulasi unuk seiap erbaik seperi pada grafik Gambar 9. Grafik ersebu menunjukkan bahwa semakin baik akurasi peramalan beban maka semakin rendah. Hal ini disebabkan oleh semakin baiknya akurasi peramalan beban, maka mengakibakan semakin kecilnya kebuuhan cadangan puar. Dengan semakin kecilnya cadangan puar, maka EGC semakin kecil. Skenario erbaik erjadi pada keiga, disebabkan pada ini memiliki biaya EGC erkecil. Sedangkan dikeahui bahwa nilai EGC lebih berpengaruh erhadap, karena selisih EGC lebih signifikan dibanding dengan selisih ERC unuk iap nya. erbaik probabilias beban menengah Gambar 9 Grafik pengaruh probabilias beban menengah erhadap EGC dan erbaik 4) Pengaruh Biaya EUE Grafik Pengaruh biaya EUE erhadap dan sekenario erbaik unuk seiap biaya EUE seperi pada Gambar beriku dalam milyar rupiah Gambar Grafik pengaruh variasi biaya EUE erhadap EGC dan erbaik Biaya EUE merupakan biaya kompensasi yang muncul akiba adanya sejumlah beban/konsumen yang idak erlayani, sehingga menimbulkan kerugian pada sisi konsumen. Peningkaan nilai EUE merupakan sebuah nilai asumsi yang dilakukan, karena seiring dengan semakin ingginya nilai guna lisrik dan perkembangan dunia indusri memungkinkan biaya EUE yang semakin meningka. Hal ini dikarenakan jika erjadi pemadaman akan menimbulkan kerugian dan keidakpuasan pelanggan yang lebih besar sehingga berdampak kepada semakin ingginya biaya EUE. Kurva pada Gambar menunjukan bahwa bila biaya EUE mencapai nilai Rp jua/mwh, erliha peranan biaya ERC erhadap. Skenario erbaik beralih ke, karena pada kondisi ini menghasilkan EUE yang lebih rendah. ERC akan semakin mempengaruhi dengan semakin besarnya biaya EUE. Oleh karena iu, dengan semakin ingginya harga EUE, fakor ERC menjadi salah sau yang harus diperhaikan guna mencapai yang lebih ekonomis. Salah sau cara mengurangi nilai ERC adalah dengan meningkakan cadangan puar pada sisem, sehingga mampu menekan nilai EUE yang menjadi penenu besar kecilnya ERC. B. Pengaruh Sebelum dan Sesudah Masuknya Uni MW Dengan menggunakan daa pembebanan dalam periode 4 jam yang sama, dilakukan penjadwalan pada kondisi sebelum adanya ambahan buah uni MW. Dengan membandingkan Gambar dan, erliha bahwa komposisi penggunaan pembangki ermal HSD berkurang jauh pada kondisi seelah masuknya buah uni pembangki baru. Pada Gambar, pembangki ermal HSD hanya melayani,% dari oal beban selama 4 jam. Hal ini dikarenakan sisa beban sudah mampu dilayani oleh PLU dan PLGU yang berbahan bakar gas dengan oal mencapai 94% dari oal beban. Dengan minimnya penggunaan pembangki berbahan bakar HSD yang memiliki biaya bahan bakar yang inggi, maka mampu menekan biaya produksi oal (). Perbandingan, EGC, ERC dari kondisi sebelum dan sesudah masuknya uni pembangki MW diampilkan pada abel II. 94 JEI, UGM - IEEE Comp. Soc. Ind. Chaper

6 CIEE Yogyakara, Juli ISSN: Daya (MW) Gambar Komposisi bahan bakar uni pembangki sebelum masuknya uni MW beban (MW) waku penjadwalan (jam) waku penjadwalan (jam) Gambar Komposisi bahan bakar uni pembangki seelah masuknya uni MW Dari abel II erliha bahwa dengan masuknya buah pembangki MW mampu meminimumkan dan juga mampu meningkakan ingka keandalan sisem yang eramai melalui lebih rendahnya nilai ERC yang dihasilkan. abel II Perbandingan EGC, ERC,dan EGC (milyar rupiah) ERC (milyar rupiah) (milyar rupiah) kondisi sebelum masuknya MW (88 uni) 86,6 4,95 9,554 sesudah masuknya MW (9 uni) 84,7,755 85,96 V. KESIMPULAN HSD MFO gas alam bau bara HSD MFO gas alam baubara Penenuan sraegi penjadwalan dengan menggunakan krieria probabilisic menghasilkan penjadwalan operasi yang mampu mengikui ingka keandalan (EUE) yang diinginkan. Hasil analisis sensiivias menunjukkan bahwa: a. Semakin inggi ingka keandalan yang diinginkan maka konsekuensinya biaya operasi oal semakin inggi dan sraegi erbaik adalah. b. Semakin besar sandar deviasi maka oal biaya cenderung urun dan sraegi erbaik adalah. c. Semakin inggi akurasi peramalan beban menghasilkan biaya oal yang semakin kecil dan sraegi erbaik selalu jauh pada. d. Semakin inggi harga EUE maka biaya oal juga semakin meningka dan sraegi erbaik berubah seiring meningkakan harga EUE. VI. REFERENSI [] Laief, s. (, Mei 8). siapa pengguna lisrik erbesar di awal. Diambil kembali dari bisnis.vivanews.com: hp://bisnis.vivanews.com/news/read/475- siapa-pengguna-lisrik-erbesar-di-awal- [] Simopoulus, D. (5). Uni Commimen wih Probabilisic Spinning Reserve Assesmen Using Simulaed Annealing. Naional echnical Universiy of Ahens. [] Wood, A. J., & Woolenberg, B. F. (996). Power Generaion Operaion and Conrol. New York: John Wiley and Sons. [4] Budiman, F. N. (9). Penjadwalan Uni Pembangki ermal Dengan Memperhiungkan Kekangan Emisi Lingkungan dan Keidakpasian Sisem. Yogyakara: Universias Gadjah Mada. [5] Sarjiya. (7). Shor-erm Operaing Sraegy wih Consideraion of Bilaeral Conrac and Sysem Uncerainy. Chulalongkorn Universiy. [6] M, C., & M, A. J. (6). A compuaionally efficien mixed-ineger linear formulaion for he hermal uni commimen problem. Power Sysems, IEEE ransacions on., [7] Douglas, A. P., Briepohl, A. M., Lee, F. N., & Adapa, a. R. (998). he impac of emperaure Forecas Uncerainy on Bayesian Load Forecasing. Power Sysem, IEEE ransacion on, [8] Billinon, R., & Allan, R. N. (996). Reliabiliy Evaluaion of Power Sysem. New York: Plenum Press. JEI, UGM - IEEE Comp. Soc. Ind. Chaper 95

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED Wahyuda 1, Budi Sanosa 2, Nani Kurniai 3 1 Teknik Indusri Universias Mulawarman-Samarinda

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

1.1 Konsep Distribusi

1.1 Konsep Distribusi BAB DISTRIBUSI PELUANG DALAM EVALUASI KEANDALAN SISTEM. Konsep Disribusi P ada bab sebelumnya elah beberapa konsep enang disribusi peluang (probabiliy disribuion) seperi probabiliy mass funcion, probabiliy

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC)

PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC) PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC) Dian Reno 1), Anasasia Lidya 2), Linda 3) Jurusan Teknik Indusri Universias Kaolik Widya Mandala Surabaya1,2,3)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menentukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Studi Kasus PT. X)

Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menentukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Studi Kasus PT. X) Jurnal Gradien Vol.4 No. Juli 8 : 386-393 Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menenukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Sudi Kasus PT. X) Sugandi Yahdin, Endro SC, Nova Desmala Jurusan Maemaika, Fakulas

Lebih terperinci

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016) Prosiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-602-622-20-9 hal 935-950 November 206 hp://jurnal.fkip.uns.ac.id PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci