RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN Jalan Unung Surapai Nomor 2 Semarapura Telp. (0366) 21382, Fax (0366) baperlibang@klungkungkab.go.id

2

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjakan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, aas berka rahmanya kami dapa menyusun dokumen Rencana Sraegis Ba Perencanaan Peneliian Pengembangan Kabupaen Tahun Rensra Kabupaen Tahun merupakan perubahan dari Rensra Kabupaen Tahun Perubahan dilakukan sebagai indak lanju demi konsisensi perencanaan aas perubahan RPJMD Kabupaen Hal ini mulak dilakukan unuk dapa mengopimalkan ugas fungsi Kabupaen dalam mendukung pencapaian ujuan sasaran RPJMD Kabupaen Tahun Dokumen Rensra ini menguraikan enang ujuan, sasaran, sraegi kebijakan dalam benuk program kegiaan besera indikaor kinerja, kelompok sasaran penaan indikaif selama 5 (lima) ahun unuk mencapai ujuan sasaran Kabupaen dari ahun Penyusunan Rensra Kabupaen Tahun dimaksudkan unuk menyediakan pedoman pokok acuan dalam penyusunan rencana kerja Ba Perencanaan Peneliian Pengembangan Kabupaen selama 5 (lima) ahun dalam mewujudkan ar pembangunan daerah yang menjadi ugas pokok fungsi Kabupaen. Semarapura, 10 Januari 2018 Rensra Kabupaen Tahun i

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v BAB I...1 PENDAHULUAN Laar Belakang Landasan Hukum Maksud Tujuan Maksud Tujuan Sisemaika Penulisan...3 BAB II...4 GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH Tugas, Fungsi Srukur Organisasi Perangka Daerah Sumber Daya Perangka Daerah Sumber Daya Manusia Sarana Prasarana Kinerja Pelayanan Tanangan Peluang Pengembangan Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Idenifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Fungsi Pelayanan Telaahan Visi, Misi Program Kepala Daerah Wakil Kepala Daerah Terpilih Telaahan Rensra Provinsi Bali Telaahan Rencana Taa Ruang Wilayah Kajian Lingkungan Hidup Sraegis Penenuan Isu-Isu Sraegis BAB IV HUBUNGAN TUJUAN DAN SASARAN RPJMD DENGAN RENSTRA BAPERLITBANG Tujuan Sasaran RPJMD yang erkai dengan Tugas Fungsi Tujuan Sasaran Jangka Menengah Tujuan Sasaran Sraegi Kebijakan Rensra Kabupaen Tahun ii

5 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Hubungan Tujuan Sasaran Jangka Menengah dengan Program Kegiaan Program, Kegiaan, Indikaor Kinerja Pagu Indikaif BAB VI PENUTUP Rensra Kabupaen Tahun iii

6 Tabel DAFTAR TABEL 2.1 SDM Ba Perencanaan, Peneliian Pengembangan berdasarkan Golongan Ruang Pendidikan Tahun Perbandingan Jumlah Jabaan Srukural dengan Pejaba Srukural pada Ba Perencanaan, Peneliian Pengembangan ahun Disribusi SDM Ba Perencanaan Peneliian Pengembangan ahun Perbandingan kebuuhan dengan keadaan minimum sarana prasarana Ba Perencanaan, Peneliian Dan Pengembangan ahun Halaman 2.5 Perkembangan komponen IPM Kabupaen Capaian Kinerja Sasaran Tahun Perbandingan Konsisensi Program Kegiaan RKPD dengan APBD Tahun 2014, Hasil Telaahan Srukur Ruang Wilayah Kabupaen Misi, Tujuan, Sasaran Indikaor Kinerja Sasaran RPJMD yang erkai Tugas Fungsi Tujuan, Indikaor Kinerja Tujuan Baperlibang Kabupaen. 4.3 Tujuan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Kabupaen. 4.4 Tujuan, Sasaran, Sraegi Arah Kebijakan Tahun Hubungan Tujuan Sasaran Jangka Menengah dengan Program. 5.2 Tujuan, Sasaran, Program Kegiaan, Indikaor Kinerja Indikaif Penaan Tahun Rensra Kabupaen Tahun iv

7 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Srukur Organisasi Perkembangan IPM Kabupaen Perbandingannya denga IPM Provinsi Bali. 2.3 Perbandingan Capaian IPM dengan Kabupaen/Koa lain di Provinsi Bali Tahun PDRB Kabupaen Tahun Perumbuhan Ekonomi Kabupaen ahun Tingka Kemiskinan Kabupaen Tahun Tingka serapan APBD Tahun Perkembangan Nilai Komponen Perencanaan Hasil Evaluasi AKIP Kabupaen 2.9 Keersediaan daa perencanaan pembangunan ahun Rensra Kabupaen Tahun v

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Pemberlakuan Ung-Ung Nomor 23 Tahun 2014 enang Pemerinahan Daerah membawa konsekuensi perubahan pada penyelenggaraan pemerinahan daerah, khususnya dalam penyelenggaraan urusan kewenangan daerah organisasi perangka daerah. Unuk mengimplemenasikan perubahan ersebu, elah dieapkan Perauran Daerah Kabupaen Nomor 9 Tahun 2016 enang Pembenukan Susunan Perangka Daerah Kabupaen yang yang menjadi landasan perubahan nomenklaur perangka daerah urusan yang menjadi kewenangannya. Perubahan ersebu melipui semua perangka daerah ermasuk perangka daerah yang memiliki ugas fungsi perencanaan pembangunan daerah. Sebelumnya, berdasarkan Perda Kabupaen Nomor 3 ahun 2014 Perda Nomor 8 Tahun 2008, Ba Perencanaan Pembangunan Daerah () melaksanakan iga urusan yaiu Perencanaan Pembangunan, Penaaan Ruang Saisik. Segkan dalam Perda Kabupaen Nomor 9 Tahun 2016, dibenuk Ba Perencanaan, Peneliian Pengembangan () yang menyelenggarakan dua big urusan penunjang yaiu perencanaan pembangunan peneliian pengembangan, sehingga perlu dilaksanakan perubahan erhadap perencanaan sraegis (Rensra), ermasuk Rensra Kabupaen Tahun menjadi Rensra. Perubahan Rensra Kabupaen wajib dilaksanakan sebagai konsekuensi pemberlakuan Perauran Daerah Nomor 9 Tahun 2016 enang Pembenukan Susunan Perangka Daerah yang berdampak pada hal-hal sebagai beriku : a. dieapkannya yang mempunyai ugas membanu Bupai dalam melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerinahan big urusan perencanaan big urusan peneliian pengembangan yang sebelumnya berdasarkan Perda Kabupaen Nomor 8 Tahun 2008 membenuk yang berugas melaksanakan ugas mengoordinasikan perencanaan. b. erjadi perubahan big urusan yang menjadi lingkup ugas dibandingkan dengan yang melaksanakan iga big urusan wajib yaiu big penaaan ruang, perencanaan pembangunan big saisik. menjadi penyelenggara penunjang urusan big perencanaan big peneliian pengembangan. Segkan big urusan penaaan ruang big urusan saisik, sesuai diaur dalam Ung-Ung Nomor 23 Tahun 2014 enang Pemerinahan Daerah merupakan bagian urusan wajib bukan pelayanan dasar, dieapkan dilaksanakan oleh Dinas erkai. Perubahan Rensra Kabupaen juga sebagai indak lanju aas perubahan RPJMD Kabupaen Tahun yang dilakukan berdasarkan pasal 282 aya (1) aya (2) demi menjaga konsisensi mengadopsi perkembangan yang ada Landasan Hukum Rensra Kabupaen disusun berdasarkan pada landasan hukum sebagai beriku : 1. Ung-Ung Nomor 25 Tahun 2004 enang Sisem Perencanaan Pembangunan Nasional; 2. Ung-Ung Nomor 23 Tahun 2014 enang Pemerinahan Daerah sebagaimana elah diubah beberapa kali, erakhir dengan Ung-Ung Nomor 9 Tahun 2015 Rensra Kabupaen Tahun

9 enang Perubahan Kedua aas Ung-Ung Nomor 23 Tahun 2014 enang Pemerinahan Daerah; 3. Ung-Ung Nomor 33 Tahun 2004 enang Perimbangan Keuangan anara Pemerinah Pusa Pemerinah Daerah; 4. Ung-Ung Nomor 17 Tahun 2007 enang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun ; 5. Perauran Pemerinah Nomor 58 Tahun 2005 enang Pengelolaan Keuangan Daerah; 6. Perauran Pemerinah Nomor 6 Tahun 2008 enang Pedoman, Evaluasi Penyelenggaraan Pemerinahan Daerah; 7. Perauran Pemerinah Nomor 8 Tahun 2008 enang Tahapan, Taa Cara Penyusunan, Pengendalian Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 8. Perauran Meneri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 enang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah beberapa kali erakhir dengan Perauran Meneri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 enang Perubahan Kedua Aas Perauran Meneri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 enang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Perauran Meneri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 enang Pelaksanaan Perauran Pemerinah Nomor 8 Tahun 2008 enang Tahapan, Taa Cara Penyusunan, Pengendalian Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 10. Perauran Daerah Kabupaen Nomor 6 Tahun 2010 Tenang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaen Tahun ; 11. Perauran Daerah Kabupaen Nomor 1 Tahun 2013 enang Rencana Taa Ruang Wilayah Kabupaen Tahun ; 12. Perauran Daerah Kabupaen Nomor 3 Tahun 2014 enang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaen Tahun sebagaimana elah diubah dengan Perauran Daerah Kabupaen Nomor 15 Tahun 2017 enang Perubahan Aas Perauran Daerah Kabupaen Nomor 3 Tahun 2014 enang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaen Tahun ; 13. Perauran Daerah Kabupaen Nomor 9 Tahun 2016 enang Pembenukan Susunan Perangka Daerah Kabupaen ; 14. Perauran Bupai Nomor 35 Tahun 2016 enang Susunan Organisasi Taa Kerja Perangka Daerah Kabupaen Maksud Tujuan Maksud Penyusunan Perubahan Rensra Ba Perencanaan, Peneliian Pengembangan Kabupaen Tahun dimaksudkan unuk menyediakan perencanaan sraegis yang menjadi pedoman penyusunan rencana kerja Ba Perencanaan Peneliian Pengembangan Kabupaen seiap ahun dalam mewujudkan ar pembangunan daerah yang menjadi ugas fungsinya sebagai dasar pelaksanaan evaluasi pencapaian kinerja Ba Perencanaan Peneliian Pengembangan Kabupaen Tujuan Segkan unuk ujuan penyusunan perubahan Rensra Ba Perencanaan Peneliian Pengembangan Kabupaen Tahun adalah unuk: Rensra Kabupaen Tahun

10 a) menyediakan sraegi arah kebijakan, ar kinerja pada Tahun 2014 sampai dengan b) menyediakan program kegiaan pagu indikaif sebagai pedoman dalam penyusunan perencanaan pembangunan Sisemaika Penulisan Rencana Sraegis Ba Perencanaan Pembangunan Kabupaen ahun secara garis besar disusun dengan sisemaika sebagai beriku: a. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi laar belakang penyusunan Rensra, landasan hukum penyusunan Rensra, maksud ujuan penyusunan Rensra sisemaika penulisan dokumen Rensra. b. BAB II GAMBARAN PELAYANAN,TUGAS DAN FUNGSI Memua ugas, fungsi srukur organisasi ; sumber daya yang dimiliki oleh, kinerja pelayanan sampai saa ini, anangan peluang pengembangan pelayanan. c. BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Bab ini memua idenifikasi permasalahan berdasarkan ugas fungsi pelayanan ; elaahan visi, misi program kepala daerah wakil kepala daerah; elaahan rensra Provinsi Bali; sera penenuan isu-isu sraegis. d. BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Bab ini berisi visi misi, ujuan sasaran jangka menengah, sera sraegi kebijakan dalam menjabarkan sasaran jangka menengah. e. BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Memua rencana program kegiaan selama 5 (lima) ahun kedepan yang dilengkapi dengan indikaor kinerja, kelompok sasaran penaan indikaif. f. BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Bab ini memua indikaor kinerja Kabupaen yang erkai langsung aau mendukung pencapaian ujuan sasaran RPJMD Kabupaen. g. BAB VII PENUTUP Berisi ringkasan singka dari maksud ujuan penyusunan dokumen Rensra, diserai dengan harapan bahwa dokumen ini mampu menjadi pedoman pembangunan 5 (lima) ahun kedepan oleh. Rensra Kabupaen Tahun

11 BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH 2.1. Tugas, Fungsi Srukur Organisasi Perangka Daerah Ba Perencanaan, Peneliian Pengembangan Kabupaen, berdasarkan Perauran Daerah Kabupaen Nomor 9 Tahun 2016 enang Pembenukan Susunan Perangka Daerah Kabupaen, melaksanakan fungsi penunjang perencanaan fungsi penunjang peneliian pengembangan. Dalam melaksanakan fungsi ersebu, Ba Perencanaan Peneliian Pengembangan memiliki ugas sebagai beriku : a. Mengoordinasikan penyusunan, pengendalian evaluasi hasil pelaksanaaan rencana pembangunan daerah; b. Melaksanakan kebijakan daerah di big peneliian pengembangan. Adapun srukur organisasi Ba Perencanaan Peneliian Pengembangan Kabupaen berdasarkan Perauran Bupai Nomor 35 Tahun 2016 enang Susunan Organisasi Taa Kerja Perangka Daerah Kabupaen adalah sebagaimana dalam gambar di bawah ini. Kepala Ba Sekrearis Kelompok Jafung Kasubag Kasubag Kasubag Perencanaan Keuangan Umum & Kepeg. Kabid. Kabid.Pemerinahan Kabid.Perekonomian Kabid. Peneliian Perencanaan, Pengendalian Pembangunan SDA, Infrasrukur Pengembangan Evaluasi Manusia Kewilayahan Kasubid. Kasubid. Kasubid. Kasubid. Perencanaan Pendidikan Perekonomian Sosial Penaan Kesehaan Pemerinahan Kasubid. Kasubid. Kesejahe Kasubid. Peranian Kasubid. Ekonomi Pengendalian raan Sosial Pem Perikanan Pembangunan Evaluasi berdayaan Masy. Lingkungan Hidup Kasubid. Daa Kasubid. Pemerin Kasubid. Penaaan Kasubid. Pelaporan ahan, Kebudayaan Ruang Inovasi Kependudukan Infrasrukur Teknologi Gambar 2.1. Srukur Organisasi 2.2. Sumber Daya Perangka Daerah Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan sumber daya pening dalam penyelenggaraan ugas fungsi Ba Perencanaan, Peneliian Pengembangan Kabupaen. Kualias SDM sanga mempengaruhi keberhasilan pencapaian ugas. Adapun gambaran SDM pada Ba Perencanaan, Peneliian Pengembangan Kabupaen per 1 Januari 2017 adalah sebagaimana dalam abel di bawah ini. Rensra Kabupaen Tahun

12 Tabel 2.1 SDM Ba Perencanaan, Peneliian Pengembangan berdasarkan Golongan Ruang Pendidikan Tahun 2017 Jenis Kelamin Golongan Ruang Pendidikan No Usia L P Jumlah I I III IV Jumlah SMA Diploma/S1 S2 S3 Jumlah Jumlah SDM berdasarkan abel di aas memiliki kualias pendidikan yang cukup baik didominasi oleh perguruan inggi. Diliha dari umur, erliha SDM didominasi enaga produkif usia anara 31 ahun sampai dengan 50 ahun. Segkan diliha dari jabaan srukural, dari 21 jabaan srukural berdasarkan pengisian jabaan srukural erakhir pada anggal 17 Mei 2017 elah erpenuhi semuanya. Tabel 2.2 Perbandingan Jumlah Jabaan Srukural dengan Pejaba Srukural pada Ba Perencanaan, Peneliian, Pengembangan Tahun 2017 No Eselon Jumlah Yang Ada Belum Terisi 1 Eselon IIb Eselon IIIa Eselon IIIb Eselon Iva Sumber daa : Laporan DSP per 31 Desember 2017 Segkan disribusi SDM menuru uni kerja di adalah sebagaimana dalam abel di bawah ini. GOLONGA N / RUANG Tabel 2.3 Disribusi SDM Ba Perencanaan Peneliian Pengembangan Tahun 2017 SEKRET A RIAT BIDANG PPE BIDANG PPM BIDANG PSDAIK BIDANG LITBANG JUMLA H L P L P L P L P L P L P II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a TO TA L Rensra Kabupaen Tahun

13 IV/b IV/c IV/d IV/e Honorer/ Konrak JUMLAH TOTAL Sumber : Subbag Umum & Kepegawaian Sarana Prasarana Unuk mendukung pelaksanaan kegiaan yang menjadi ugas Ba Perencanaan, Peneliian Pengembangan perlu disediakan sarana prasarana yang memadai. Adapun kondisi sarana prasarana pada Ba Perencanaan, Peneliian Pengembangan adalah sebagai beriku : Tabel 2.4 Perbandingan Kebuuhan dengan Keadaan Minimum Sarana Prasarana Ba Perencanaan, Peneliian Pengembangan Tahun 2017 Jenis Sarana Kebuuhan Kondisi Saa Ini No Prasarana Minimum/Ideal Baik Rusak 1. Gedung Kanor 1 uni 1 2 Ruang rapa 3 ruangan 1 3 Ruang kerja 12 ruangan 10 4 Ruang Arsip 1 ruangan 0 5 Jaringan lisrik, elepon inerne 1 jaringan 1 6 Meja kerja 40 uni 40 7 Kursi kerja 40 uni 40 8 Kompuer PC 34 uni 28 9 Lapop/Noebook 12 uni AC 14 uni Priner biasa 25 uni Priner muli fungsi 8 uni 7 13 Filling Cabine 17 uni Rak Arsip 5 uni 0 15 Mobil Pimpinan 1 uni 1 16 Mobil Operasional 2 uni 1 17 Sepeda Moor 24 uni Jumlah Keerangan Berdasarkan abel di aas, maka erliha dari segi gedung ruangan, belum memadai sesuai kebuuhan minimun yang diperlukan dalam penyelenggaraan ugas-ugas. Rensra Kabupaen Tahun

14 membuuhkan ruang rapa yang memadai seidaknya 3 ruangan rapa yaiu sau ruangan rapa besar yang berkapasias 100 orang 2 ruang rapa kecil yang dapa dipergunakan sebagai ruangan pelaksanaan workshop maupun inhouse rainning. Ruangan kerja dari segi luasan dirasa kurang memadai unuk kebuuhan kenyamanan aa laksana kerja. Sarana prasarana pening lainnya adalah masih kurangnya kompuer PC aaupun lapop unuk menunjang pelaksanaan kegiaan. Idealnya seiap orang pegawai mendapa kompuer PC masing-masing. Unuk kondisi mobilias, seperi sepeda moor kebuuhan minimum yang dirancang adalah semua eselon III IV sebanyak 20 uni, para sopir sebanyak 2 uni, bendahara pengeluaran 1 uni, caraka 1 uni Kinerja Pelayanan merupakan lembaga eknis daerah yang memiliki ugas mengoordinasikan perencanaan pembangunan daerah. Dalam pelaksanaan ugasnya ersebu, capaian kinerja Kabupaen dapa dijelaskan dalam beberapa komponen yaiu sebagai beriku : 1) Kompenen perama adalah capaian kinerja pembangunan Kabupaen pada dua ahun pelaksanaan RPJMD Kabupaen Tahun Capaian kinerja merupakan indikasi kualias perencanaan daerah Adapun daa capaian kinerja ersebu dapa diliha dari beberapa indikaor yaiu seperi Indeks Pembangunan Manusia, Perumbuhan Ekonomi, PDRB, Kemiskinan Daerah, Kondisi Infrasrukur. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaen dalam iga ahun erakhir erus mengalami peningkaan sebagaimana dijelaskan dalam gambar di bawah ini. 70,1 66,01 70,87 71,62 72,09 72,48 73,27 73,65 67,01 67,64 68,08 68,3 68,98 69, Bali Gambar 2.2 Perkembangan IPM Kabupaen perbandingannya dengan IPM Provinsi Bali Segkan dibandingkan dengan IPM Kabupaen/Koa di Bali lainnya maka posisi IPM Kabupaen berada di posisi 7 dari 9 Kabupaen/Koa lainnya. 70,38 74,19 79,8 75,7 69,31 67,03 65,23 70,65 82,58 73,65 Sumber : BPS Provinsi Bali, 2017 Gambar 2.3. Perbandingan Capaian IPM dengan Kabupaen/Koa lain di Provinsi Bali Tahun 2016 Rensra Kabupaen Tahun

15 IPM didukung oleh komponen yang mengukur kualias kesehaan, pendidikan ekonomi masyaraka. Capaian indikaor pembenuk IPM Kabupaen dalam lima ahun erakhir adalah sebagaimana dalam abel di bawah ini. Tabel 2.5 Perkembangan Komponen IPM Kabupaen Uraian Angka Harapan Hidup 69,26 69,45 69,66 69,84 69,91 70,11 70,28 (Tahun) Angka Harapan Lama 11,55 12,17 12,30 12,43 12,57 12,85 12,86 Sekolah (Tahun) Raa-raa Lama Sekolah (Tahun) 6,60 6,68 6,81 6,88 6,90 6,98 7,06 Pengeluaran yang disesuaikan (000) Sumber : BPS Kabupaen, 2016 Segkan diliha dari capaian PDRB Kabupaen dalam lima ahun erakhir adalah sebagaimana gambar di bawah ini. 5,676 6,412 7,119 4,899 4,397 3,969 3,58 5,114 4,813 4,536 4,28 4,036 3, PDRB ADHB ( rilyun) PDRB ADHK ( rilyun) Gambar 2.4. PDRB Kabupaen Tahun Kualias pembangunan juga dapa diliha dari capaian perumbuhan ekonominya. Perkembangan perumbuhan ekonomi Kabupaen Tahun adalah sebagaimana dalam gambar di bawah ini. 7,5 7 6,5 6 5,5 5 4,5 6,96 6,66 6,69 6,73 6,4 6,17 6,25 6,05 6,26 5,98 6,1 6,22 6,11 5,58 6,24 6,03 5,19 6,03 5,01 4,88 5, Nasional (%) Bali (%) (%) Gambar 2.5. Perumbuhan Ekonomi Kabupaen Tahun Pembangunan daerah pada hakekanya memiliki ujuan peningkaan kesejaheraan masyarakanya. Oleh karenanya capaian pembangunan daerah juga dapa diliha dari indikaor kemiskinan suau daerah. Berdasarkan hasil Susenas oleh BPS Kabupaen, maka angka kemiskinan Kabupaen adalah sebagaimana dalam gambar di bawah ini. Rensra Kabupaen Tahun

16 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 1, ,96 1 0,77 0,79 0,78 0,66 0,26 0,11 0,16 0,14 0,21 0,22 0, Indeks Keparahan Kemiskinan (P1) Garis Kemiskinan () Indeks Kedalaman Kemiskinan (P2) Gambar 2.6. Tingka Kemiskinan Kabupaen Tahun ) ingka keberhasilan pelaksanaan kegiaan yang diindikasikan oleh serapan anggaran ingka kegagalan pelaksanaan kegiaan. Unuk serapan anggaran dalam 3 ahun pelaksanaan RPJMD Kabupaen adalah sebagaimana dalam gambar di bawah ini ,4 85,91 83,19 94,72 88,74 87,61 87,4 85,64 79, Serapan Belanja Tidak Langsung (%) Serapan Belanja Langsung (%)2 Persenase Serapan APBD Gambar 2.7. Tingka Serapan APBD Tahun Relaif belum opimalnya serapan anggaran, disamping sebagai bagian upaya efisiensi anggaran juga banyak disebabkan oleh kegagalan pelaksanaan kegiaan perencanaan pembangunan daerah Kabupaen. Pada ahun erdapa beberapa kegiaan yang idak dapa dilaksanakan dianaranya seperi pembangunan balai penyuluhan KB, pelaksanaan pake DAK saniasi beberapa kegiaan lainnya. Banyaknya pake kegiaan idak erlaksana salah saunya diakibakan pada kelemahan perencanaan. Kelemahan ersebu dianaranya seperi belum jelasnya saus lahan lokasi kegiaan, belum jelasnya perencanaan kegiaan idak dierimanya kegiaan oleh masyaraka yang menjadi sasaran pelaksanaan kegiaan. Kualias Perencanaan Pembangunan Daerah juga dapa diukur dari nilai komponen perencanaan dalam evaluasi Akunabilias Kinerja Insansi Pemerinah. Adapun ingka capaian penilaian komponen perencanaan dalam evaluasi AKIP adalah sebagaimana dalam gambar di bawah ini. Rensra Kabupaen Tahun

17 ,08 37,81 15, ,73 Nilai komponen Perencanaan Nilai Kinerja SAKIP Kab Gambar Perkembangan Nilai Komponen Perencanaan Hasil Evaluasi AKIP Kabupaen Capaian kinerja sasaran Kabupaen Tahun , khususnya pada pelaksanaan urusan penunjang big perencanaan big peneliian pengembangan adalah sebagaimana dalam abel di bawah ini. Tabel 2.6 Capaian Kinerja Sasaran Tahun Sasaran Terlaksana nya Pem bangunan sesuai dengan Peren canaan Indikaor Sasaran Persenase konsisensi perencana an dari RPJMD sampai dengan DPA Reali sasi Capaia n (%) g e Reali sasi Capaia n (%) Reali sasi Capaia n (%) 50 72,46 144, ,81 130, ,57 117,48 Konsisensi, meski elah melampaui ar yang elah dieapkan eapi dalam realisasinya dalam 3 ahun erus cenderung menurun. Pada ahun 2014 realisasi konsisensi perencanaan mencapai 72,46 persen, menurun di ahun 2015 menjadi 71,81 persen di ahun 2016 kembli menurun menjadi hanya 70,57%. Kondisi ersebu diakibakan oleh aya perbedaan program kegiaan di RKPD Renja dengan APBD DPA sebagaimana diunjukkan dalam abel di bawah ini. Tabel 2.7 Perbandingan Konsisensi Program Kegiaan RKPD dengan APBD Tahun 2014, Uraian Jumlah Konsien % Jumlah Konsisen % Jumlah Konsisen % Program , ,17 Kegiaan , , ,93 Raa-raa 99,85 97,99 96,55 Berdasarkan abel di aas maka erjadi penurunan jumlah program kegiaan pada ahun 2016 dibandingkan ahun Konsisensi program kegiaan RKPD dengan APBD di Tahun 2016 sebesar 96,55% lebih rendah dibandingkan dengan Tahun 2015 yang mencapai 97,99% Tahun 2014 mencapai 99,85%. Rensra Kabupaen Tahun

18 Unuk mencapai sasaran ersebu, elah dilaksanakan pembenahan, dianaranya adalah meningkakan keersediaan daa perencanaan pembangunan daerah. Selama ini, kurang maksimalnya keersediaan daa perencanaan pembangunan elah menyulikan idenifikasi permasalahan pembangunan unuk merumuskan isu-isu sraegis daerah. Adapun capaian keersediaan daa perencanaan pembangunan daerah dalam iga ahun pelaksanaan Rensra adalah sebagaimana dalam gambar di bawah ini Aspek Kesejaheraan Masyaraka Aspek Pelayanan Umum Aspek Daya Saing Daerah Jumlah Toal Kebuuhan Daa Keersediaan Daa Tahun 2014 Keersediaan Daa Tahun 2015 Keersediaan Daa Tahun 2016 Jumlah Kebuuhan Gambar 2.9. Keersediaan daa perencanaan pembangunan Tahun Dari oal kebuuhan daa perencanaan sebanyak 108 jenis daa, pada ahun 2014 baru ersedia 55 jenis daa (50,93%), ahun 2015 sebanyak 71 jenis (65,74%) ahun 2016 meningka menjadi 76 jenis daa (70,37%) sehingga masih erdapa 32 jenis daa (29,63%) yang belum ersedia Tanangan Peluang Pengembangan Pelayanan Tanangan dalam pengembangan pelaksanaan ugas Kabupaen adalah sebagai beriku : a. Perubahan perauran perung-ungan berakiba pada perubahan kebijakan yang melandasi penyusunan perencanaan. b. Penerapan pendekaan perencanaan baru yaiu money follow prioriy programs pendekaan emaik-holisik, inegraif spasial belum opimal karena konsep ersebu kurang dipahami oleh perangka daerah dalam penyusunan rencana pembangunan daerah masih didominasi pemahaman secoral kurang berorienasi hasil. c. Kapabilias Kompeensi SDM perencana di pada Perangka Daerah belum opimal sehingga persepsi pemahaman masih berbeda yang menyulikan dalam penyusunan, pengendalian evaluasi rencana pembangunan daerah. Paradigma sekoral mengganggap bahwa perencanaan adalah ugas kesekreariaan sehingga kurang didukung oleh big-big/unsur lini perangka daerah. Segkan peluang pengembangan pelaksanaan ugas Kabupaen adalah : a. Kuanya poliical will pimpinan daerah unuk meningkakan kualias pembangunan dalam mempercepa ercapainya ujuan akhir pembangunan yaiu kesejaheraan masyaraka. b. Penerapan eknologi informasi dalam pelaksanaan Sisem Informasi Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah diharapkan menjadikan perencanaan pembangunan daerah dapa dilaksanakan secara erukur, konsisen erkelola dengan baik. Rensra Kabupaen Tahun

19 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Idenifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Fungsi Pelayanan Dalam iga ahun pelaksanaan RPJMD Kabupaen Tahun Rensra Kabupaen Tahun , maka dapa diidenifikasi permasalahan pelaksanaan ugas fungsi adalah rendahnya kualias perencanaan belum opimalnya indaklanju rekomendasi hasil kelibangan. Adapun rincian permasalahan pelaksanaan ugas fungsi adalah sebagaimana dijelaskan di bawah ini : a. Belum opimalnya kualias perencanaan pembangunan daerah disebabkan oleh - Belum memadainya keersediaan daa perencanaan pembangunan. Minimnya keersediaan daa menyulikan idenifikasi permasalahan pembangunan unuk merumuskan isu-isu sraegis daerah. Dari oal kebuuhan daa perencanaan sebanyak 108 jenis daa, pada ahun 2014 baru ersedia 55 jenis daa (50,93%), ahun 2015 sebanyak 71 jenis (65,74%) ahun 2016 meningka menjadi 76 jenis daa (70,37%) sehingga masih erdapa 32 jenis daa (29,63%) yang belum ersedia. - Kualias dokumen perencanaan yang disusun belum opimal karena belum menenukan priorias pembangunan daerah yang jelas, indikaor kinerja yang belum memenuhi krieria SMART ahapan pelaksanaan penyusunan masih erlamba dari ahapan yang dienukan dalam perauran perung-ungan. Disamping iu, masih diemukannya inkonsisensi perencanaan penganggaran. Seiap ahun masih diemukan inkonsisensi anara dokumen perencanaan penganggaran. - Kesiapan pelaksanaan perencanaan belum opimal sehingga dalam pelaksanaannya banyak diemukan hambaan/kegagalan. Conohnya adalah aya kegiaan yang di rescehdule karena belum siap kejelasan kepemilikan anah, DED yang belum selesai lainnya. - Realisasi kegiaan serapan anggaran pelaksanaan rencana pembangunan daerah masih belum opimal yang erliha dari raa-raa capaian oupu kegiaan yang masih belum opimal (80-90%) masih ingginya SILPA pada akhir ahun. Realisasi Silpa dalam 3 ahun erakhir semakin meningka yang sebagian besar disumbangkan oleh banyaknya kegiaan yang idak erlaksana. Kegagalan pada pelaksanaan rencana pembangunan daerah banyak disebabkan peneapan kegiaan yang belum didasarkan kajian yang lengkap erhadap kesiapan pelaksanaan kegiaan. Akibanya kegiaan idak dapa segera dieksekusi karena harus melengkapi kesiapan pelaksanaan. - Evaluasi hasil pelaksanaan rencana pembangunan daerah belum erlaksana dengan baik berkala di ingka. Evaluasi masih dipersepsi sebagai benuk laporan semaa bukan sebagai sebuah upaya pening dalam meningkakan kinerja. Evaluasi hasil pelaksanaan renja sebagai dasar penyusunan laporan evaluasi hasil pelaksanaan RKPD belum dilaksanakan secara baik karena masih aya inkonsisensi perencanaan penganggaran, baru sebaas mengukur capaian kinerja program kegiaan sehingga belum mampu menjelaskan permasalahan pelaksanaan perencanaan yang menjadi dasar rekomendasi perbaikan b. Belum opimalnya indaklanju rekomendasi hasil kelibangan yang anara lain disebabkan oleh : Rensra Kabupaen Tahun

20 - Hasil kelibangan yang dilaksanakan dianggap belum secara langsung menyenuh akar permasalahan kesejaheraan masyaraka sehingga idak dijadikan priorias dalam pelaksanaannya. - Kapasias kapabilias SDM kelibangan yang belum memadai mengakibakan hasil kelibangan yang dilaksanakan belum opimal Telaahan Visi, Misi Program Kepala Daerah Wakil Kepala Daerah Terpilih Visi Pembangunan Kabupaen yang dieapkan dalam RPJMD Kabupaen Tahun adalah Terwujudnya yang Unggul Sejahera. Unuk mencapai visi ersebu elah dieapkan misi daerah yaiu sebagai beriku : 1. Menguakan Meningkakan Eksisensi Ada Budaya Bali. 2. Meningkakan Kualias Daya Saing SDM Kabupaen. 3. Meningkakan Kesejaheraan Sosial melalui Pemberdayaan Ekonomi Masyaraka. 4. Meningkakan Perekonomian Berbasis Kerakyaan dengan Mengedepankan Konsepsi Kemiraan. 5. Mencipakan Kepasian Hukum agar Terwujud Keenraman Keeriban. 6. Mewujudkan Pemerinahan yang Baik berdasarkan Good Corporae Governance. 7. Mengembangkan Jasa Layanan Kepada Masyaraka yang Baik. 8. Mewujudkan Pembangunan yang Selaras Seimbang. 9. Melesarikan SDA Lingkungan Hidup dalam Pemanfaaan yang Berkelanjuan. 10. Penyediaan Sarana Prasarana Wilayah yang Mengakomodir Perkembangan Wilayah Kebuuhan Masyaraka. 11. Menguakan Sabilias Poliik Keamanan di Seluruh Wilayah Kabupaen. Berpedoman dengan ugas dalam mengoordinasikan perencanaan pembangunan daerah, maka sesungguhnya erliba dalam semua pelaksanaan misi daerah melalui upaya penyusunan pengendalian evaluasi rencana pembangunan daerah. Teapi dikaikan dengan sasaran yang hendak dicapai, maka dalam pelaksanaan ugas fungsinya eruama mendukung pelaksanaan misi 6 yaiu mewujudkan pemerinahan yang baik berdasarkan good corporae governance. Misi 6 memiliki ujuan unuk unuk meningkakan kualias penyelenggaraan pemerinah daerah melalui prinsip-prinsip good governance uamanya pada akunabilias kinerja. Akunabilias Kinerja Pemerinah Daerah sebagai implemenasi Sisem Akunabilias Kinerja Insansi Pemerinah (SAKIP) melipui perencanaan sraegis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan daa kinerja, pelaporan kinerja reviu evaluasi kinerja. Semua komponen pelaksanaan SAKIP sanga erkai dengan fungsi dalam mengoordinasikan penyusunan, pengendalian evaluasi rencana pembangunan daerah. Unuk mendukung ar capaian akunabilias kinerja pemerinah daerah menjadi baik, maka daya ungkinya erleak pada perencanaan pembangunan daerah Telaahan Rensra Provinsi Bali Permasalahan perencanaan pada Libang Provinsi Bali hampir sama dengan yang dihadapi oleh Kabupaen. Permasalahan uama yang dihadapi Libang Provinsi Bali dianaranya adalah : Rensra Kabupaen Tahun

21 a. Belum opimalnya pengembangan sisem informasi manajemen perencanaan pembangunan dengan akar permasalahan dianaranya adalah : 1) Belum opimalnya sinergi perencanaan pembangunan 2) Belum opimalnya kesesuaian anar dokumen perencanaan; 3) Belum opimalnya pemanfaaan pengendalian evaluasi; 4) Belum opimalnya pemenuhan pemanfaaan daa informasi kebuuhan perencanaan pembangunan. 5) Belum opimalnya hasil kajian big peneliian pengembangan dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah b. Belum opimalnya kapasias kelembagaan 3.4. Telaahan Rencana Taa Ruang Wilayah Kajian Lingkungan Hidup Sraegis Kondisi geomorfologi geografis Kabupaen yang erbagi menjadi daraan Kepulauan, mulak memerlukan rencana aa ruang. Penaaan ruang perlu dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan sehingga pembangunan Penanaman Modal selaras dengan srukur pola ruang. Dokumen Rencana Taa Ruang Wilayah (RTRW) yang saa ini sudah disahkan menjadi Perauran daerah Nomor 1 Tahun 2013, harus dijadikan pedoman dalam perumusan program kegiaan pada dokumen Rensra ini. RTRW Kabupaen yang berisi arahan pengendalian pemanfaaan ruang wilayah berisi indikasi arahan perauran zonasi, arahan perizinan, arahan inensif desinif, sera arahan sanksi, arahan pengendalian pemanfaaan ruang Kabupaen. Hasil elaahan srukur ruang wilayah Kabupaen berdasarkan dokumen Perda RTRW Kabupaen Tahun dapa disampaikan sebagai beriku: Tabel 3.1 Hasil Telaahan Srukur Ruang Wilayah Kabupaen No Rencana Srukur Ruang Srukur Ruang Saa Ini Indikasi Program Pemanfaaan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Srukur Ruang erhadap Kebuuhan Pelayanan Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pusa-pusa kegiaan a. Pusa Kegiaan Wilayah (PKW) Belum opimalnya pemanapan kawasan perkoaan semarapura sebagai pusa kegiaan wilayah Pemanapan Kawasan Perkoaan Semarapura sebagai Pusa Kegiaan Wilayah, pusa pemerinahan Kabupaen, pusa perdagangan jasa skala regional, kegiaan pariwisaa, kegiaan sosialbudaya kesenian, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehaan skala regional, kegiaan peranian, permukiman, kegiaan penghijauan, penyediaan unuk ruang erbuka non hijau koa, penyediaan prasarana Sebagai Pusa Kegiaan Wilayah Kabupaen Kawasan Perkoaan Semarapura, melipui kawasan perkoaan pada seluruh wilayah Kelurahan Rensra Kabupaen Tahun

22 No Rencana Srukur Ruang Srukur Ruang Saa Ini Indikasi Program Pemanfaaan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Srukur Ruang erhadap Kebuuhan Pelayanan Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) sarana pejalan kaki, penyediaan prasarana sarana angkuan umum, penyediaan prasarana sarana kegiaan sekor informal ruang evakuasi bencana, kegiaan peningkaan kuanias kualias jaringan jalan kawasan perkoaan, pelayanan jaringan air minum, jaringan drainase, pengelolaan persampahan, pengolahan air limbah, pelayanan energi lisrik, pelayanan elekomunikasi uilias perkoaan lainnya; kegiaan yang dapa mendukung pelesarian bangunan yang memiliki nilai-nilai sejarah, budaya, kawasan suci, empa suci, pola-pola permukiman radisional seempa b. Pusa Kegiaan Lokal Promosi (PKLP) Belum opimalnya pemanapan kawasan perkoaan sampalan sebagai PKL Promosi Pemanapan Kawasan Perkoaan Sampalan sebagai PKL Promosi melipui pusa pemerinahan kecamaan, kegiaan pelabuhan pendukungnya, pusa perdagangan jasa skala kawasan, kegiaan pariwisaa, kegiaan sosialbudaya kesenian, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehaan, kegiaan peranian, permukiman, kegiaan penghijauan, penyediaan unuk ruang erbuka non hijau koa, penyediaan prasarana sarana pejalan kaki, penyediaan prasarana sarana angkuan umum, penyediaan prasarana sarana kegiaan sekor informal ruang evakuasi bencana, pelayanan jaringan air minum, jaringan drainase, pengelolaan persampahan, pengolahan air limbah, pelayanan energi lisrik Perlu perencanaan pendeailan PKL Promosi khususnya di Nusa Penida Kawasan Perkoaan Sampalan melipui kawasan perkoaan Desa Baununggul Desa Kuampi Kaler Rensra Kabupaen Tahun

23 No Rencana Srukur Ruang Srukur Ruang Saa Ini Indikasi Program Pemanfaaan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Srukur Ruang erhadap Kebuuhan Pelayanan Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) c. Pusa Pelayanan Kawasan (PPK) Belum opimalnya pusapusa perkoaan di masingmasing kecamaan sebagai poensi perekonomian yang bisa dikembangkan Pusa pemerinahan kecamaan, pusa perdagangan jasa skala kawasan, kegiaan pariwisaa, kegiaan sosialbudaya kesenian, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehaan, kegiaan peranian, permukiman, kegiaan penghijauan, penyediaan unuk ruang erbuka non hijau koa, penyediaan prasarana sarana pejalan kaki, penyediaan prasarana sarana angkuan umum, penyediaan prasarana sarana kegiaan sekor informal ruang evakuasi bencana, pelayanan jaringan air minum, jaringan drainase, pengelolaan persampahan, pengolahan air limbah, pelayanan energi lisrik Perlu perencanaan PPK a) Kawasan Perkoaan Banjarangkan b) Kawasan Perkoaan Dawan c) Kawasan perkoaan Gunaksa rencana kawasan pengembangan baru; d) Kawasan perkoaan Toyapakeh Ped e) Kawasan perkoaan Jungubau - Lembongan, d. Pusa Pelayanan Lingkungan (PPL) Belum opimalnya PPL di masing-masing kecamaan sebagai produsen penyuplai bahan-bahan pokok koa/lingk. Di sekiarnya Pusa pemerinahan desa, pusa perdagangan jasa skala desa anar desa, kegiaan desa wisaa, kegiaan sosial-budaya kesenian, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehaan, kegiaan peranian, permukiman perdesaan, kegiaan penghijauan, pelayanan jaringan air minum, jaringan drainase, pengelolaan persampahan, pengolahan air limbah, pelayanan energi lisrik Sebagai produsen penyuplai bahan pokok koa/lingk. Sekiarnya PPL di Kecamaan Banjarangkan erdiri aas : a) PPL Negari b) PPL Bakas c) PPL Timuhun d) PPL Bungbungan e) PPL Tihingan a. PPL Sela b. PPL Akah c. PPL Kamasan d. PPL Gelgel e. PPL Tojan f. PPL di Kecamaan Dawan erdiri aas : a. PPL Paksebali; b. PPL Sampalan Tengah c. PPL Pesinggahan PPL di Kecamaan Nusa Penida erdiri aas : a. PPL Kuampi b. PPL Suana c. PPL Tanglad; d. PPL Saki e. PPL Klumpu f. PPL Jungubau Rensra Kabupaen Tahun

24 No Rencana Srukur Ruang Srukur Ruang Saa Ini Indikasi Program Pemanfaaan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Srukur Ruang erhadap Kebuuhan Pelayanan Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) g. PPL Lembongan 2 Sisem jaringan prasarana uama a. sisem jaringan ransporasi dara b. sisem jaringan ransporasi lau c. sisem jaringan perkereaapian d. sisem jaringan ransporasi udara 3. Sisem jaringan a) Pembangunan jalan baru idak mampu mengimbangi peningkaan jumlah kendaraan yang sanga pesa hingga mencapai 12% per ahun, segkan pembangunan jalan baru hanya ± 1% per ahun. b) Kemampuan jalan masih erbaas, unuk di beberapa ruas jalan masih dilalui oleh kendaraan yang melebihi kemampuan jalan. c) Penggunaan prasarana jalan banyak yang idak sesuai dengan fungsinya, akiba pengembangan di sekiar aau sepanjang jalan idak sesuai dengan perunukan pemanfaaannya. a) Pembangunan infrasrukur pelabuhan penyebrangan/dermaga sandingan di Gunaksa ( Daraan) belum erealisasi. b) Terjadinya anrian kendaraan pada hari-hari erenu pada pelabuhan penyebrangan c) Terbaasnya fasilias baik sarana maupun prasarana penyeberangan lau sehingga pada saa-saa erenu erjadi anrian yang panjang Lokasi/lahan belum ersedia secara pasi a) Pengembangan jalan areri primer Tohpai Kusamba b) Peningkaan jalan-jalan lokal c) Pengembangan erminal d) Menyiapkan rencana lokasi, pembangunanpengembanganpengelolaanpemeliharaan fisik empa parkir jembaan a) Pengembangan fasilias Pelabuhan Kusamba, Pelabuhan Sampalan Pelabuhan Jungubau b) Pengembangan akses fasilias angkuan penumpang khusus barang penumpang Peneapan priorias kegiaan sesuai kebuuhan priorias daerah Peningkaan kwalias pelayanan jaringan ransporasi lau pengembangan maserplan sudi kelayakan pengembangan bandara khusus sesuai keenuan Peningkaan kwalias pelayanan jaringan ransporasi udara Di kecamaan Kecamaan, Kecamaan Dawan Kecamaan Nusa Penida Kecamaan Nusa Penida Rensra Kabupaen Tahun

25 No Rencana Srukur Ruang Srukur Ruang Saa Ini Indikasi Program Pemanfaaan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Srukur Ruang erhadap Kebuuhan Pelayanan Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) prasarana lainnya a. sisem jaringan energi Wilayah Kecamaan Nusa Penida belum seluruh desa menikmai lisrik a) Peningkaan daya lisrik b) Sudi kelayakan pengembangan pembangki baru (air, maahari, uap, dll) c) Peningkaan jaringan lisrik sampai ke ingka lingkungan a) Peningkaan kapasias senral (STO) b) Peningkaan kapasias jaringan pelayanan elepon unuk koa-koa kecamaan desadesa poensial c) Pengembangan sarana prasana elekomunikasi pada daerah-daerah yang erisolir d) pengembangan pelayanan pusa jaringan erpadu sampai dengan ingka desa/kelurahan e) Sudi kelayakan pengembangan unuk daerah eringgal erisolir f) Sudi/rencana penyebaran menara pemancar/penerima g) Pengawasan, pembinaan pengendalian pembangunan menara elekomunikasi a) Memperluas pelayanan jaringan air bersih sampai ke ingka lingkungan b) Meningkakan memulihkan keersediaan air c) Penanggulangan kebocoran disribusi air bersih d) Meningkakan efisiensi pengelolaan air bersih e) Melesarikan sumber daya guna keberlanjuan keersediaan air f) Sudi peningkaan sumber air baku Peningkaan kwalias pelayanan jaringan energy/lisrik Kecamaan Nusa Penida khususnya Kecamaan di daraan umunya b. sisem jaringan elekomunikasi a) Masih rendahnya kemampuan SDM aparaur pemerinah dalam penguasaan Teknologi Informasi (TI) b) Keberadaan jumlah menara elekomunikasi (ower) yang ada di sudah melebihi kebuuhan sehingga sanga mengganggu keserasian keamanan lingkungan. Peningkaan kwalias pelayanan jaringan elekomunikasi Seluruh kecamaan di Kabupaen c. sisem jaringan sumberdaya air a) pelayanan air bersih baik di perkoaan perdesaan belum erpenuhi, b) Belum opimalnya pelibaan swasa dalam pengelolaan pelayanan air bersih. Peningkaan kwalias pelayanan jaringan air bersih Seluruh kecamaan di Kabupaen Rensra Kabupaen Tahun

26 No Rencana Srukur Ruang Srukur Ruang Saa Ini Indikasi Program Pemanfaaan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Srukur Ruang erhadap Kebuuhan Pelayanan Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) g) Sudi enang kinerja insansi pengelola air bersih h) Sudi enang poensi air anah dalam i) Sudi enang cara aau sisem pemanauan pengendalian pemakaian air anah dalam j) Pembangunan cubang k) Pembangunan waduk/bendungan l) Perbaikan peningkaan jaringan irigasi m) Peningkaan fungsi waduk/bendung unuk mendukung kegiaan peranian, perikanan, wisaa ira, angkuan au n) Peningkaan air waduk/bendung unuk kebuuhan air irigasi aau air bersih a) Pengembangan sisem Pengelolaan sampah b) Pegembangan pengolahan air limbah c) Pengendalian polusi udara d) Penyusunan daa, informasi & perpeaan di big peranahan e) Penyusunan mekanisme perijinan pemanfaaan ruang f) Penyusunan sudi mengenai dampak lingkungan g) Peneriban pemakaian air bawah anah h) Pengendalian pemanfaan ruang udara d. sisem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan a) Kapasias ampung TPA sanga erbaas, pembebasan lahan unuk TPA makin suli, pengelolaan sampah dengan meoda saniarylandfill idak erlaksana dengan baik. b) Pengelolaan limbah rumah angga unuk memenuhi perkembangan penduduk pembangunan yang pesa sanga erbaas, menginga pembuangan limbah secara erpusa berupa sewerage/lagoon belum memadai. c) Rencana aa ruang belum sepenuhnya dipahami sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pembangunan sera oleh pelaku pembangunan dalam melaksanakan program pembangunan. d) Kualias kuanias erumbu karang menurun akiba fakor alam akivias manusia e) Degradasi huan mangrove akiba Peningkaan kwalias sisem penaaan pengelolaan lingkungan Seluruh kecamaan di Kabupaen Rensra Kabupaen Tahun

27 No Rencana Srukur Ruang Srukur Ruang Saa Ini Indikasi Program Pemanfaaan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Srukur Ruang erhadap Kebuuhan Pelayanan Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) perambahan, pembuangan sampah plasik logam. f) Abrasi panai Hasil elaahan srukur ruang wilayah Kabupaen berdasarkan dokumen Perda RTRW Kabupaen Tahun dapa disampaikan sebagai beriku: Tabel 3.1 Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Kabupaen No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saa Ini Indikasi Program Pemanfaaan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Pola Ruang erhadap Kebuuhan Pelayanan Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 kawasan lindung a) kawasan huan lindung b) kawasan yang memberikan perlindungan erhadap kawasan bawahannya c) kawasan perlindungan seempa d) kawasan suaka alam, pelesarian alam cagar budaya e) kawasan rawan bencana alam f) kawasan lindung geologi Terjadi Penyimpangan, alih fungsi, pemanfaaan yang idak sesuai Abrasi panai melipui seluruh kawasan pesisir panai a) Pengendalian pemanfaaan Kawasan Lindung b) Pemanauan kondisi kawasan huan c) Peneapan Baas Kawasan Lindung (Zonasi kawasan lindung) d) Pengendalian kegiaan di Kawasan konservasi resapan air e) Pemanapan fungsi kawasan konservasi resapan air f) Pelesarian kawasan cagar budaya g) Pengawasan Pengendalian kegiaan budidaya h) Pelesarian kawasan Suaka Alam i) Pengawasan Pengendalian kegiaan budidaya j) Pengawasan peneriban kegiaan Memperahankan Kawasan Huan Lindung (Luasan Pemanfaaan) Pemulihan Pasca Bencana Penanggulangan Bencana Pencegahan Bencana a) Huan Lindung Suana b) Huan Lindung Saki c) Huan Lindung Lembongan a) Kawasan Buki Abah di bagian uara imur b) Kawasan Kepulauan Nusa Penida ersebar eruama di bagian selaan sebagian di bagian engah pulau Seluruh kecamaan di Kabupaen Seluruh kecamaan di Kabupaen Seluruh kecamaan di Kabupaen Seluruh kecamaan di Kabupaen Rensra Kabupaen Tahun

28 No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saa Ini Indikasi Program Pemanfaaan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Pola Ruang erhadap Kebuuhan Pelayanan Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) g) kawasan lindung lainnya budidaya di kawasan jalur hijau k) Pengawasan peneriban kegiaan budidaya l) Rehabilias lahan konservasi anah m) Pengawasan Peneriban kegiaan budidaya n) Idenifikasi kawasan rawan bencana o) Pengawasan Pengendalian kegiaan budidaya p) Pengauran ruang erbuka/ruas bebas sepanjang jalur insalasi lisrik egangan ingg Kecamaan nusa penida 2 Kawasan Budidaya a) kawasan perunukan huan produksi b) kawasan huan rakya c) kawasan perunukan peranian Terjadi Penyimpangan, alih fungsi, pemanfaaan yang idak sesuai a) Pemanapan lahan sawah yang beririgasi eknis b) Peningkaan produivias peranian c) Pemeliharaan peningkaan prasarana pengairan d) Pengembangan kegiaan peranian e) Peningkaan produkifias f) Pengembangan sekor peranian lahan kering Memperahankan pelesarian kawasan Kawasan Huan Tanjung Bakung, di Desa Tanglad, Kecamaan Nusa Penida Kecamaan Nusa Penida Seluruh kecamaan di Kabupaen d) kawasan perunukan perkebunan a) penerapan sisem usaha agribisnis belum berkembang b) produksi/produkivias masing-masing komodii masih berada di bawah kapasias eknis c) flukuasi harga produk yang ajam ranai pasar yang erlalu panjang d) luas areal perkebunan mengalami penurunan, e) erbaasnya sarana prasarana pengolahan yang dimiliki oleh kelompok ani a) Pengembangan sekor perkebunan b) Peningkaan produkifias c) Pengendalian alih fungsi lahan Memperahankan pelesarian kawasan Seluruh kecamaan di Kabupaen Rensra Kabupaen Tahun

29 No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saa Ini Indikasi Program Pemanfaaan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Pola Ruang erhadap Kebuuhan Pelayanan Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) e) kawasan perunukan perikanan f) kawasan perunukan perambangan g) kawasan perunukan indusri h) kawasan perunukan pariwisaa i) kawasan perunukan permukiman j) kawasan perunukan perahanan a) belum opimalnya pemanfaaan sumber daya perikanan kelauan b) masih aya penangkapan ikan yang merusak sumber daya ikan lingkungan (Disrucive Fishing), c) belum aya rencana umum aa ruang wilayah pesisir, lau pulau-pulau kecil a) Lemahnya daya saing muu produk komodii ekspor daerah Bali sehingga belum mampu bersaing di pasar inernasional. b) Kebuuhan modal kerja semakin besar akiba peningkaan biaya produksi. c) Belum erdafarnya hasil produk/desain dalam HAKI merk. a) Belum opimalnya sinergi pembangunan pariwisaa dengan pembangunan sosial budaya. b) Belum manapnya keamanan kenyamanan pada daerah ujuan wisaa. c) Belum meraanya penyebaran sarana prasarana pariwisaa yang memadai. d) Belum efekifnya promosi pariwisaa, baik dalam maupun luar negeri a) Masih rendahnya penegakan supremasi hukum secara konsekuen. b) Masih seringnya erjadi bencana sosial yang diimbulkan oleh a) Pengembangan kegiaan perikanan b) Pembangunan & pembinaan perikanan c) Pengawasan pengendalian yang dapa merusak kelesarian bioa lau d) Pengawasan pengendalian e) Pengembangan kegiaan peernakan a) Pengendalian kegiaan perambangan b) Pengembangan perambangan a) Pengendalian kegiaan indusri b) Pengembangan kegiaan indusri kecil kerajinan rumah angga a) Pengembangan pariwisaa b) Pemanapan Kawasan Pariwisaa c) Pemanapan pengembangan obyekobyek wisaa d) Pengendalian pembangunan sarana pariwisaa a) Pengembangan Pembangunan perumahan & permukiman b) Pengendalian permukiman yang Memperahankan pelesarian kawasan Memperahankan pelesarian kawasan Memperahankan pelesarian kawasan Memperahankan pelesarian kawasan Memperahankan pelesarian kawasan Memperahankan pelesarian kawasan Seluruh kecamaan di Kabupaen Seluruh kecamaan di Kabupaen Desa Kusamba Kampung Kusamba Desa Kamasan Desa Gelgel Desa Manduang Desa Sampalan Desa Tanglad Desa Jumpai Desa Tihinga Seluruh kecamaan di Kabupaen Seluruh kecamaan di Kabupaen Seluruh kecamaan di Kabupaen Rensra Kabupaen Tahun

30 No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saa Ini Indikasi Program Pemanfaaan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Pola Ruang erhadap Kebuuhan Pelayanan Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) keamanan k) kawasan perunukan lainnya aya indakanindakan kriminal, konflik sosial yang dapa mengganggu sabilias keamanan. c) Masih rendahnya kewaspadaan dalam pengawasan erhadap penduduk pendaang yang berdampak pada gangguan keenraman keeriban masyaraka. d) Belum maksimalnya pemahaman masyaraka erhadap peningnya dokumen kependudukan dalam mencipakan keeriban keenraman masyaraka e) Perumbuhan penduduk yang idak erkendali; f) Pengangguran yang masih cukup inggi g) Jumlah rumah angga miskin yang masih cukup inggi; berbaasan dengan baas kawasan lindung c) Pengembangan wilayah pesisir d) Rehabiliasi sumber daya lau, panai pulau-pulau kecil e) Pengauran sera pengelolaan kawasan pesisir lau secara erpadu f) Pengembangan kegiaan pariwisaa g) Pengendalian pemanfaan ruang h) Pengendalian pemanfaaan ruang i) Penyusunan daa informasi pembangunan perkoaan j) Pengembangan pusapusa permukiman perdesaan k) Penyusunan daa informasi pembangunan perdesaan l) Pengembangan kegiaan perkoaan Memperahankan pelesarian kawasan Seluruh kecamaan di Kabupaen Sumber : Perda Kabupaen No. 1 Tahun 2013 enang RTRW Kabupaen Penenuan Isu-Isu Sraegis Berdasarkan idenifikasi permasalahan hasil elaahan erhadap visi-misi RPJMD Kabupaen Tahun , Rensra Provinsi Bali RTRW maka dapa dirumuskan isu-isu sraegis perencanaan adalah sebagai beriku : a. Masih lemahnya kualias perencanaan yang dihasilkan proses penyusunan perencanaan. Lemahnya kualias hasil penyusunan diindikasikan oleh rendahnya hasil evaluasi AKIP yang dikeluarkan oleh Kemenpan RB. Masalah pada kualias erdapa pada lemahnya perumusan ujuan sasaran perencanaan pembangunan daerah yang belum memenuhi krieria SMART keselarasan anara ujuan, sasaran, program kegiaan. Kelemahan lainnya, perencanaan belum jelas memberikan keerangan argumenasi priorias kegiaan yang dirancang sebagai dampak lemahnya keersediaan daa ugas fungsi. Kelemahan dalam penyusunan adalah belum sinerginya pemahaman paradigma birokrasi bahkan cenderung proses penyusunan perencanaan masih dibebankan kepada Kepala Sub Bagian Perencanaan seorang bukan hasil proses kajian bersama semua komponen ersebu. Saa ini, perencanaan didasari oleh pemahaman paradigma penyusunan perencanaan yang menekankan pendekaan emaik, holisik, inegraif berbasis spasial sera perencanaan berbasis program priorias dengan kinerja yang erukur. Rensra Kabupaen Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG RENCANA KERJA TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG RENCANA KERJA TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG RENCANA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LUMAJANG Jl. LANGSEP NO. 15 Telp./Fax. (0334) 888358 e-mail : lingkungan@lumajang.go.id websie : blhlumajang.ppejawa.com 1 KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 18 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mengemukakan beberapa isu strategis yang krusial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DIREKTORAT PRASARANA DAN SARANA BUDIDAYA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

PORTOFOLIO DIREKTORAT PRASARANA DAN SARANA BUDIDAYA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PORTOFOLIO DIREKTORAT PRASARANA DAN SARANA BUDIDAYA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA Tugas pokok dan fungsi : Direkora Prasarana dan Sarana Budidaya mempunyai ugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SAMARINDA Gambar Kota Samarinda diambil dari photo udara

RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SAMARINDA Gambar Kota Samarinda diambil dari photo udara DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SAMARINDA RENCANA STRATEGIS 2016-2021 Gambar Koa Samarinda diambil dari phoo udara Dinas Lingkungan Hidup Koa Samarinda Jalan Lejend MT. Haryono, Samarinda Telp. (0541) 743450

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2012-2017 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BANTEN Jl. Brigjen K.H. Syam un No. 5, Pendopo Gubernur Lama, Serang Telp. (0254) 8243073. Fax. (0254) 8243072.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Pahlawan No. 4 Telp. 831178, 841761,841767, 831173 Fax. (24) 831177, 831174, 831179, 831171 S E M A R A N G 5241 KEPUTUSAN KEPALA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan .. Laar Belakang.2. Maksud, Tujuan, Manfaa dan Sasaran.3. Ruang Lingkup Kegiaan.4. Sisemaika Penulisan Penyusunan Incremenal Capial Oupu Raio Kabupaen Sinang 2008-203 PENDAHULUAN.. Laar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT Agus Purwoko Absrak Peneliian ini berujuan unuk unuk mengkaji dampak yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR : 188/80/ /2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR : 188/80/ /2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jalan Jokoole Nomor 5 Pamekasan Telp(Fax): (0324) 322828 email : ceo.bappeda.pamekasan@gmail.com KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN PAMEKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pada umumnya adalah perubahan secara erus menerus yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperi yang erdapa pada rumusan GBHN, yaiu mewujudkan

Lebih terperinci

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan Unuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syara Mencapai Gelar Ahli Madya ENDANG SUSANTI PURBA 062407040 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS RSUD dr.iskak TULUNGAGUNG

MATRIKS RENCANA STRATEGIS RSUD dr.iskak TULUNGAGUNG MATRIKS RENCANA STRATEGIS 2014-2018 RSUD dr.iskak TULUNGAGUNG VISI MISI 1 TUJUAN 1 : Terwujudnya Rumah Saki Rujukan Yang Handal Terjangkau Dalam Pelayanan : Meningkakan Muu Akses Pelayanan Kesehaan : Meningkakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Ekosisem lau memiliki banyak manfaa ekonomi, baik yang selama ini elah erkuanifikasikan maupun manfaa-manfaa yang belum erhiung, dikarenakan nilainya

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Pedesaan di Indonesia biasanya memiliki ciri agak eringgal bila dibandingkan dengan perkoaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal aspek lainnya, seperi: pembangunan,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

LAMPIRAN : BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN : BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA DINAS KESEHATAN NOMOR : 050 / 1638.c / 2013 TANGGAL : 23 Mei 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehaan adalah bagian dari pembangunan nasional yang berujuan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUAT TATITIK 3.. ejarah ingka BP (Badan Pusa aisik) A. Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 920, Kanor aisik perama kali didirikan oleh Direkur peranian, Kerajinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT

INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT Dian Firdaus dan Saefudin Balai Pengkajian Teknologi Peranian Jawa Bara, Jalan Kayuambon No. 80, Lembang 40391 ABSTRAK Program Rinisan dan Akselerasi Pemasyarakaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 29 III. KERANGKA PEMIKIRAN Dalam usaha unuk memenuhi kebuuhan hidupnya manusia berupaya mengeksploiasi sumberdaya alam yang ada di sekiarnya. Keerganungan manusia erhadap sumberdaya alam elah erjadi sejak

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo l: l,' Benarkah Banuan Luar Negeri Berdampak Negaif erhadap Perumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo Hubungan anara huang luar negeri pemerinah dengan perumbuhan ekonomi dapa negaif aau posiif. Bagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ANALYSIS OF LEADING ECONOMIC SECTOR BY SECTOR APPROACH BENGKALIS DISTRICTS FORMING

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Sektor Perekonomian Di Kabupaten Muaro Jambi

Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Sektor Perekonomian Di Kabupaten Muaro Jambi ELASTISITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR SEKTOR PEREKONOMIAN DI KABUPATEN MUARO JAMBI Azizah 1 Absrac Regional economic developmen has he main purpose of ha is o increase and expand job opporuniies

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

Description Indicators Verification Asssesstment P

Description Indicators Verification Asssesstment P Logical Framework Qualiy Enhancemen Research Iniiaive (QERI) Descripion Indicaors Verificaion Asssessmen P 1a. Meningkakan 2.a Kemampuan mahasiswa hubungan u kualias peneliian sudi inernasional dalam melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

ANALISIS INTEGRASI VERTIKAL PADA INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA OLEH HENI SULISTYOWATI H

ANALISIS INTEGRASI VERTIKAL PADA INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA OLEH HENI SULISTYOWATI H ANALISIS INTEGRASI VERTIKAL PADA INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA OLEH HENI SULISTYOWATI H14104084 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN Agustus, September 2014 dan dilanjutkan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN Agustus, September 2014 dan dilanjutkan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1. Waku dan Tempa Peneliian ini dilakukan lebih kurang 1 bulan di lapangan yaiu anggal 01 15 Agusus, 01 15 Sepember 2014 dan dilanjukan di Laboraorium Pembangunan Ekonomi Perikanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheiden

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheiden 17 BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 1920, Kanor Saisik perama kali didirikan oleh Direkur Peranian, Kerajinan dan Perdagangan (Direcure Vand Landbow

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 54 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di kabupaen Siubondo, Lumajang dan Jember di Jawa Timur. Pemilihan Jawa Timur dilakukan secara purposive dengan perimbangan bahwa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan barang jadi yang ada dalam sistem produksi pada suatu waktu tertentu. (Elsayed,

BAB II LANDASAN TEORI. dan barang jadi yang ada dalam sistem produksi pada suatu waktu tertentu. (Elsayed, BAB II LANDASAN TEORI.1. Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai bahan baku, barang dalam proses dan perakian, dan barang jadi yang ada dalam sisem produksi pada suau waku erenu. (Elsayed, 1994, p63).

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR 052407082 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci