BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheiden

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheiden"

Transkripsi

1 17 BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 1920, Kanor Saisik perama kali didirikan oleh Direkur Peranian, Kerajinan dan Perdagangan (Direcure Vand Landbow Nijeverheiden Handend) dan berkedudukan di Bogor. Kanor ini diserahi ugas unuk mengolah dan mempublikasikan daa saisik. Pada bulan Mare 1923, dibenuk suau komisi unuk saisik yang anggoanya merupakan wakil dari iap-iap deparemen. Komisi ersebu diberi ugas unuk merencanakan indakan-indakan yang mengarah sejauh mungkin unuk mencapai kesauan dalam kegiaan di bidang saiik di Indonesia. Pada anggal 24 Sepember 1924, nama lembaga ersebu digani dengan nama Cenral Kanor Voor de Saisik (CKS) aau kanor pusa saisik dan dipindahkan ke Jakara. Bersamaan dengan iu beralih pula pekerjaan mekanisme saisik perdagangan yang semula dilakukan oleh kanor Invoer Vivoer en Accijensen (IUA) yang sekarang diisebu kanor Bea dan Cukai. 3.2 Masa Pemerinahan Jepang Pada bulan Juni 1942, pemerinah Jepang baru mengakifkan kembali kegiaan Saisik yang uamanya diarahkan unuk memenuhi kebuuhan perang aau milier. Pada masa ini Cenral Kanor Voor de Saisik digani namanya menjadi Shomubu Chasasisu Gunseikanbu. 3.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia Universias Sumaera Uara

2 18 Seelah Proklamasi kemerdekaan RI anggal 17 Agusus 1945, kegiaan Saisik diangani oleh lembaga aau insansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaiu KAPPURI (Kanor Pusa Perangka Umum Republik Indonesia) dipindahkan ke Yogyakara sebagai sekuens dari perjanjian Linggarjai. Semenara iu pemerinah Belanda (NICA) di Jakara mengakifkan kembali Cenral Kanor Voor de Saisik. Berdasarkan sura edaran kemenerian kemakmuran anggal 12 Juni 1950 Nomor 219/S.C,KAPURRI (Kanor Pusa Perangka Umum Republik Indonesia) dan Cenral Voor de Saisik dilebur menjadi Kanor Pusa Saisik (KPS) dan berada di bawah dan beranggung jawab kepada Meneri Kemakmuran. Dengan sura Meneri Perekonomian anggal 1 Mare 1952 Nomor p/44, Lembaga Kanor Pusa Saisik berada dibawah dan beranggung jawab kepada Meneri Perekonomian. Selanjunya kepuusan Meneri Perekonomian anggal 24 Desember 1953 Nomor:18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaiu bagian Research yang disebu Afdeling A dan bagian penyelenggaraan aa usaha yang disebu Afdeling B. Dengan kepuusan Presiden RI Nomor 131 ahun 1957, kemerdekaan Perekonomian dipecah menjadi kemenerian Perdagangan dan kemenerian Perindusrian. Unuk selanjunya kepuusan Presiden RI Nomor 172,erhiung anggal 1 Juni 1957 Kanor Pusa Saisik diubah menjadi Biro Pusa Saisik yang semula menjadi anggung jawab dan wewenang berada di bawah Perdana Meneri. 3.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang Perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka unuk mendapakan saisik yang handal, lengkap, epa, akura, dan erpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi Biro Pusa Saisik. Universias Sumaera Uara

3 19 Dalam masa orde baru Badan Pusa Saisik elah mengalami empa kali perubahan srukur organisasi: 1. Perauran Pemerinah Nomor 16 ahun 1969 enang organisasi Badan Pusa Saisik. 2. Perauran Pemerinah Nomor 6 ahun 1980 enang organisasi Badan Pusa Saisik. 3. Perauran Pemerinah Nomor 2 ahun 1992 enang organisasi Badan Pusa Saisik dan Kepuusan Presiden Nomor 6 ahun 1992 enang kedudukan, ugas, fungsi, reorganisasi, susunan dan aa Kerja Biro Pusa Saisik. 4. Undang-undang Nomor 16 ahun 1917 enang Saisik. 5. Kepuusan Presiden RI Nomor 86 ahun1998 enang Badan Pusa Saisik. 6. Kepuusan Pemerinah Nomor 51 ahun 1999 enang penyelenggaraan Saisik. Tahun 1968, dieapkan perauran Pemerinah Nomor 16 ahun 1968 yaiu yang mengaur organisasi dan aa kerja di pusa dan di daerah. Tahun 1980 perauran pemerinah nomor 6 ahun 1980 enang organisasi sebagai penggani perauran pemerinah Nomor 16 ahun Berdasarkan perauran Pemerinah Nomor 6 ahun 1980 di iap propinsi erdapa perwakilan BPS (Badan Pusa Saisik). Pada anggal 17 Juni 1998 dengan kepuusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 ahun1998 dieapkan Badan Pusa Saisik, sekaligus mengaur aa kerja dan srukur organisasi BPS (Badan Pusa Saisik) yang baru. Universias Sumaera Uara

4 Logo Badan Pusa Saisik Gambar 2.1 Logo BPS Logo BPS erdiri dari 3 warna yang masing-masing mempunyai makna. Adapun makna yang dimaksud adalah : 1. Biru Memiliki makna enang Sensus Penduduk yang dilakukan oleh pihak BPS seiap 10 ahun sekali (ahun berakhiran angka 0) yang mencakup index pembangunan manusia, kemiskinan, kependudukan, kesehaan, keahanan sosial, konsumsi dan pagelaran, pendidikan, perumahan, sosial budaya, enaga kerja. 2. Hijau Memiliki makna enang Sensus Peranian yang dilakukan seiap 10 ahun sekali (ahun berakhiran angka 3) yang mencakup index anaman pangan, horikulura, kehuanan, perkebunan, perikanan dan peernakan. 3. Orange Memiki makna enang Sensus Ekonomi yang dilakukan seiap 10 ahun sekali (ahun berakhiran angka 6) yang mencakup index kegiaan ekspor-impor, indusri, inflasi, harga produsen, harga perdagangan, keuangan, komunikasi, konsruksi, neraca arus dana, nilai ukar peani, pariwisaa, produk domesik bruo, produk domesik regional bruo, ransporasi, upah buruh, dan usaha mikro kecil. Universias Sumaera Uara

5 Visi dan Misi Badan Pusa Saisik Visi Badan Pusa Saisik mempunyai visi menjadikan informasi saisik sebagai ulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung Sumber Daya Manusia yang berkualias, ilmu pengeahuan dan eknologi informasi yang muakhir. Misi Dalam menunjuk pembangunan nasional Badan Pusa Saisik mengemban misi mengarahkan pembangunan saisik pada penyediaan daa saisik yang bermuu, handal, efekif, dan efisien, peningkaan kesadaran masyaraka akan ari dan kegunaan saisik sera pengembanan ilmu pengeahuan saisik. 3.7 Srukur Organisasi Badan Pusa Saisik Seiap perusahaan baik perusahaan pemerinah maupun swasa mempunyai srukur organisasi, karena perusahaan juga merupakan organisasi. Organisasi adalah suau sisem dari akivias kerjasama yang erorganisir, yang dilaksanakan oleh sejumlah orang unuk mencapai ujuan bersama. Dalam srukur organisasi dieapkan ugas-ugas, wewenang dan anggung jawab seiap orang dalam mencapai ujuan yang elah dieapkan sera bagaimana hubungannya yang sau dengan yang lain. Dengan adanya srukur organisasi perusahaan yang baik, maka dapa dikeahui pembagian ugas anara para pegawai dalam rangka pencapaian ujuan. Adapun srukur organisasi yang dipakai oleh Badan Pusa Saisik Propinsi Sumaera Uara adalah srukur organisasi berbenuk Lini dan saff. 1. Bagian Taa Usaha. 2. Bidang Saisik Produksi. Universias Sumaera Uara

6 22 3. Bidang Saisik Disribusi. 4. Bidang Saisik Kependudukan. 5. Bidang Pengolahan, Penyajian, dan Pelayanan Saisik. 6. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Saisik. STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI Universias Sumaera Uara

7 23 BAB 4 PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Daa Pengambilan daa di lakukan di Kanor Badan Pusa Saisik Sumaera Uara, daa yang diambil adalah daa jumlah wisaawan mancanegara yang berkunjung ke koa Medan melalui pinu masuk Bandar Udara Polonia Medan dan Pelabuhan Lau Belawan ahun Tabel 4.1 Daa Jumlah wisaawan mancanegara yang Berkunjung ke koa Medan Tahun 2004 sampai 2015 Tahun Pinu Masuk Wisaawan Jumlah Bandara Polonia Medan Pelabuhan Lau Belawan Sumber : Badan Pusa Saisik Sumaera Uara 4.2 Pengolahan Daa Unuk menganalisis daa di aas, unuk memperoleh nilai n periode kedepan sebagai perbandingan erhadap daa ahun berikunya. Dalam hal ini digunakan daa jumlah wisaawan mancanegara yang di peroleh dari BPS Sumaera Uara. Adapun daa yang diambil adalah jumlah wisaawan mancanegara yang masuk melalui Bandar udara Polonia Medan dan pelabuhan lau Belawan dari ahun 2004 sampai Universias Sumaera Uara

8 24 Pengolahan ini berujuan unuk mendapakan nilai peramalan 3 periode kedepan dari periode erakhir daa yang diperoleh, sehingga daa ersebu dapa diabulasikan ke benuk grafik 3.1 beriku: Penyajian Daa Dalam Benuk Grafik Jumlah Wisaawan Jumlah Wisaawan Mancanegara Ke Koa Medan Tahun Periode Jumlah Wisaawan Gambar 4.1 Grafik Jumlah Wisaawan Mancanegara yang Berkunjung Ke Koa Medan Meode Smoohing Eksponensial Linier Sau Parameer dari Brown Adapun peramalan jumlah penduduk ersebu adalah sebagai beriku: Tahun ke-1 (2004): a. S = dienukan jumlah wisaawan mancanegara ahun perama (2004), yaiu sebesar b. S = dienukan jumlah penduduk ahun perama(2004), yaiu , karena unuk daa -1, belum diperoleh c. a, d. b = belum dienukan = belum dienukan Universias Sumaera Uara

9 25 e. F m = peramalan ahun kedua (F2) dienukan sebesar produksi ahun perama yaiu sebesar Tahun ke 2(2005) = a. S = + = 0,1( )+(1-0,1)( ) = 0,1( )+(0,9)( ) = ,1 b. S = S (1 ) S 1 = 0,1( ,1)+(0,9)( ) = ,81 c. a = S ( S S ) 2 S S = 2( ,1)-( ,81) = ,39 d. b = ( S S ) 1 = ( , ,81) = 88,59 e. Forecas ahun ke 3 dengan m=1 F m = a b (m) = + = ,39+ 88,59 = ,98 Universias Sumaera Uara

10 26 Tahun ke 3 (2006) = a. S = + = 0,1( )+(1-0,1)( ,1) = 0,1( )+(0,9)( ,1) = ,59 b. S = S (1 ) S 1 = 0,1( ,59)+(0,9)( ,81) = ,288 c. a = S ( S S ) 2 S S = 2( ,59)-( ,288) = ,892 d. b = ( S S ) 1 = ( , ,288) = 241,478 e. Forecas ahun ke 4 dengan m=1 F m = a b (m) = + = , ,478 = ,37 Tahun ke 4 (2007) = Universias Sumaera Uara

11 27 a. S = + = 0,1( )+(1-0,1)( ,59) = 0,1( )+(0,9)( ,59) = ,131 b. S = S (1 ) S 1 = 0,1( ,131)+(0,9)( ,288) = ,9723 c. a = S ( S S ) 2 S S = 2( ,131)-( ,9723) = ,2897 d. b = ( S S ) 1 = ( , ,9723) = 735,3686 e. Forecas ahun ke 5 dengan m=1 F m = a b (m) = + = , = ,6583 Tahun ke 5 (2008) = a. S = + = 0,1( )+(1-0,1)( ,131) Universias Sumaera Uara

12 28 = 0,1( )+(0,9)( ,131) = ,9179 b. S = S (1 ) S 1 = 0,1( ,9179)+(0,9)( ,9723) = ,567 c. a = S ( S S ) 2 S S = 2( ,9179)-( ,567) = ,269 d. b = ( S S ) 1 = ( , ,567) = 552,5945 e. Forecas ahun ke 6 dengan m=1 F m = a b (m) = + = , ,5945 = ,8636 Tahun ke 6 (2009) = a. S = + = 0,1( )+(1-0,1)( ,9179) = 0,1( )+(0,9)( ,9179) = ,5262 Universias Sumaera Uara

13 29 b. S = S (1 ) S 1 = 0,1( ,5262)+(0,9)( ,567) = ,76292 c. a = S ( S S ) 2 S S = 2( ,5262)-( ,76292) = ,28948 d. b = ( S S ) 1 = ( , ,76292) = 894,19592 e. Forecas ahun ke 7 dengan m=1 F m = a b (m) = + = , ,19592 = ,4854 Tahun ke 7 (2010) = a. S = + = 0,1( )+(1-0,1)( ,5262) = 0,1( )+(0,9)( ,5262) = ,27358 b. S = S (1 ) S 1 = 0,1( ,27358)+(0,9)( ,76292) Universias Sumaera Uara

14 30 = ,61436 c. a = S ( S S ) 2 S S = 2( ,27358)-( ,61436) = ,9328 d. b = ( S S ) 1 = ( , ,61436) = 1.407,851 e. Forecas ahun ke 8 dengan m=1 F m = a b (m) = + = , ,851 = ,7838 Tahun ke 8 (2011) = a. S = + = 0,1( )+(1-0,1)( ,27358) = 0,1( )+(0,9)( ,27358) = ,0463 b. S = S (1 ) S 1 = 0,1( ,0463)+(0,9)( ,61436) = ,56 c. a = S ( S S ) 2 S S Universias Sumaera Uara

15 31 = 2( ,0463)-( ,56) = ,5326 d. b = ( S S ) 1 = ( , ,56) = 2.249,94293 e. Forecas ahun ke 9 dengan m=1 F m = a b (m) = + = , ,94293 = ,476 Tahun ke 9 (2012) = a. S = + = 0,1( )+(1-0,1)( ,0463) = 0,1( )+(0,9)( ,0463) = ,3 b. S = S (1 ) S 1 = 0,1( ,3)+(0,9)( ,56) = ,534 c. a = S ( S S ) 2 S S = 2( ,3)-( ,534) = Universias Sumaera Uara

16 32 d. b = ( S S ) 1 = ( , ,534) = 2.886,9740 e. Forecas ahun ke 10 dengan m=1 F m = a b (m) = + = ,9740 = ,974 Tahun ke 10 (2013) = a. S = + = 0,1( )+(1-0,1)( ,3) = 0,1( )+(0,9)( ,3) = ,97 b. S = S (1 ) S 1 = 0,1( ,97)+(0,9)( ,534) = c. a = S ( S S ) 2 S S = 2( ,97)-( ) = ,94 d. b = ( S S ) 1 Universias Sumaera Uara

17 33 = ( , ) = 3.891,553 e. Forecas ahun ke 11 dengan m=1 F m = a b (m) = + = , ,553 = ,193 Tahun ke 11 (2014) = a. S = + = 0,1( )+(1-0,1)( ,97) = 0,1( )+(0,9)( ,97) = ,973 b. S = S (1 ) S 1 = 0,1( ,973)+(0,9)( ) = ,4273 c. a = S ( S S ) 2 S S = 2( ,273)-( ,4273) = ,1187 d. b = ( S S ) 1 = ( , ,4273) = 4.557,42730 Universias Sumaera Uara

18 34 e. Forecas ahun ke 12 dengan m=1 F m = a b (m) = + = , ,42730 = ,546 Tahun ke 12 (2015) = a. S = + = 0,1( )+(1-0,1)( ,273) = 0,1( )+(0,9)( ,273) = ,3457 b. S = S (1 ) S 1 = 0,1( ,3457)+(0,9)( ,4273) = c. a = S ( S S ) 2 S S = 2( ,3457)-( ) = ,6914 d. b = ( S S ) 1 = ( , ) = 4.643,59397 Perhiungan forecas unuk pemulusan eksponensial ganda α=0,1 dibua dalam benuk abel dibawah Universias Sumaera Uara

19 35 Tabel 4.2 forecas Unuk Pemulusan Eksponensial Ganda (α=0,1) Tahun Periode Jumlah S' S'' a b F+m , , ,39 99, , , ,69 271, , , , ,91 413, , , , ,43 622, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , forecas unuk pemulusan eksponensial ganda = 0,1 Jumlah Wisaawan F+m Jumlah Periode Tahun Gambar 4.2 Grafik Forecas unuk pemulusan eksponensian ganda α=0,1 Dari abel diaas dapa dicari nilai kesalahan ramalan dengan menggunakan MSE dengan formula sebagai beriku: Tahun MSE N i 1 e N 2 Dimana unuk mendapakan nilai harus erlebih dahulu memperoleh nilai, ini diperoleh dengan rumus sebagai beriku: Universias Sumaera Uara

20 36 = e unuk periode ke-3(ahun 2006) = = ,58 = e unuk periode ke-4(ahun 2007) = = ,76 = e unuk periode ke 5 (ahun 2008) = = ,62 = e unuk periode ke 6 (ahun 2009) = = ,47 = e unuk periode ke 7 (ahun 2010) = = ,55 = e unuk periode ke 8 (ahun 2011) = = ,63 = Universias Sumaera Uara

21 37 e unuk periode ke 9 (ahun 2012) = = ,32 = e unuk periode ke 10 (ahun 2013) = = ,85 = e unuk periode ke 11 (ahun 2014) = = ,66 = e unuk periode ke 12 (ahun 2015) = = ,36 = Hasil forecas dan mean square error dengan α=0,1 dibua dalam benuk abel di bawah Universias Sumaera Uara

22 38 Tabel 4.3 forecas dan Mean Square Error dengan (α=0,1) Tahun Periode Jumlah F+m e e , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,266 Jumlah , ,9 Universias Sumaera Uara

23 39 Forecas dan Mean square error dengan 0, jumlah Millions e2 e F+m Jumlah Tahun Tahun Gambar 4.3 Grafik forecas dan mean square error dengan α=0,1 Dengan menggunakan perhiungan yang sama maka dapa dienukan nilai smoohing eksponensial Tunggal, Ganda dan ramalan yang akan daang unuk α= 0,2 sampai dengan α=0,9 Nilai perhiungannya dapa diliha pada abel 4.4 sampai dengan 4.12 di halaman berikunya. Universias Sumaera Uara

24 Pengolahan Daa Dalam Benuk Tabel Tabel 4.4 Peramalan Jumlah Wisaawan mancanegara dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan,1 Tahun Periode Jumlah S' S'' a b F+m e e , , ,39 99, , , ,69 271, , , , , , ,91 413, , , , , , ,43 622, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,266 Jumlah Unuk = 0,1; N=12, maka: Universias Sumaera Uara

25 48 Tabel 4.5 Peramalan Jumlah Wisaawan mancanegara dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan,2 Tahun Periode Jumlah S' S" a b F+m e e , , ,16 355, , , ,22 895, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah , Unuk α = 0,2 ; N = 12, maka: Universias Sumaera Uara

26 49 Tabel 4.6 Peramalan Jumlah Wisaawan mancanegara dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan,3 Tahun Periode Jumlah S' S'' a b F+m e e , , ,3 799, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah Unuk α = 0,3 ; N = 12, maka: Universias Sumaera Uara

27 50 Tabel 4.7 Peramalan Jumlah Wisaawan mancanegara dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan,4 Tahun Periode Jumlah S' S'' a b F+m e e , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah , Unuk α = 0,4 ; N = 12, maka: Universias Sumaera Uara

28 Tabel 4.8 Peramalan Jumlah Wisaawan mancanegara dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan,5 Tahun Periode Jumlah S' S" a b F+m e e , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Unuk α = 0,5 ; N = 12, maka: Universias Sumaera Uara

29 Tabel 4.9 Peramalan Jumlah Wisaawan mancanegara dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan,6 Tahun Periode Jumlah S' S" a b F+m e e , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah , Unuk α = 0,6 ; N = 12, maka: Universias Sumaera Uara

30 Tabel 4.10 Peramalan Jumlah Wisaawan mancanegara dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan,7 Tahun Periode Jumlah S' S'' a b F+m e e , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah Unuk α = 0,7 ; N = 12, maka: Universias Sumaera Uara

31 54 Tabel 4.11 Peramalan Jumlah Wisaawan mancanegara dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan,8 Tahun Periode Jumlah S' S" a b F+m e e , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah , Unuk α = 0,8 ; N = 12, maka: Universias Sumaera Uara

32 55 Tabel 4.12 Peramalan Jumlah Wisaawan mancanegara dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan,9 Tahun Periode Jumlah S' S" a b F+m e e , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah , Unuk α = 0,9 ; N = 12, maka: Universias Sumaera Uara

33 56 1. Kolom 4 merupakan raa-raa 2 ahun erakhir dari daa X pada kolom 3, kemudian dimasukkan pada kolom 4 pada ahun erakhir, dihiung dengan menggunakan rumus: S = (3-1) 2. Kolom 5 adalah raa-raa 2 ahun erakhir dalam kolom 4, kemudian dimasukkan pada kolom ke 5 pada ahun erakhir. Dihiung dengan menggunakan rumus: S (3-2) = 3. Kolom 6 adalah a (konsana) unuk persamaan yang akan dibua. Daa dihiung dengan rumus: a = S ( S S ) 2 S S Tiap perganian ahun peramalan, nilai a selalu berubah (3-3) 4. Kolom 7 adalah b (slope) unuk persamaan peramalan. Dapa dihiung dengan rumus: b = S S (3-4) v = jangka waku moving average 5. Kolom 8 adalah ramalan yang dihiung dengan rumus: F m a = b (m) (3-5) m = jangka waku peramalan kedepan Kemudian dari nilai nilai MSE yang elah diperoleh dapa diliha nilai α yang memberikan nilai MSE yang paling kecil. Perbandingan ukuran keepaan meode Universias Sumaera Uara

34 57 peramalan jumlah pengunjung wisaawan mancanegara ke koa Medan dengan meliha MSE adalah sebagai beriku: Table 4.13 Perbandingan Ukuran Keepaan Meode Peramalan α MSE 0, , , , , , , , , Dengan perkaaan lain meode peramalan yang baik adalah meode yang menghasilkan penyimpangan anara hasil ramalan dan nilai kenyaaan sekecil mungkin. Dari able 3.11 di aas, dapa diliha bahwa MSE yang paling kecil erdapa pada α = 0,9, yaiu dengan MSE = Penenuan Benuk Persamaan Peramalan Melalui cara rial and error dengan 0 < α < 1, elah diperoleh Hasil Perhiungan peramalan pemulusan eksponensial linier sau parameer dari Brown dengan α = 0,9, sehingga dapa dienukan benuk persamaan peramalan unuk periodeperiode berikunya. Berdasarkan Hasil Perhiungan pada α = 0,9, dapa diperoleh persamaan peramalan unuk periode berikunya yaiu: Universias Sumaera Uara

35 ,5 + ( ,1) (m) 4.6 Peramalan Jumlah Penduuduk unuk Tahun 2016, 2017 dan Seelah diperoleh persamaan peramalan nilai jumlah pengunjung wisaawan asing ke koa Medan, maka dapa dihiung nilai jumlah pendudk unuk dua periode berikunya, yaiu unuk ahun 2016, 2017 dan 2018 Perhiungannya adalah: a. Ramalan unuk ahun 2016 dari ahun 2015 dengan α= 0,9 F +m = ,5 + ( ,1) (m) F = ,5 + ( ,1) (1) F 2016 = ,4 b. Ramalan unuk ahun 2017 dari ahun 2015 dengan α= 0,9 F +m = ,5 + ( ,1) (m) F = ,5 + ( ,1) (2) F 2017 = ,3 c. Ramalan unuk ahun 2018 dari ahun 2015 dengan α= 0,9 F +m = ,5 + ( ,1) (m) F = ,5 + ( ,1) (3) F 2018 = ,2 Universias Sumaera Uara

36 59 Tabel 4.14 Peramalan Jumlah Wisaawan Mancanegara yang berkunjung ke koa Medan Unuk Tahun 2016, 2017 dan 2018 Tahun Periode peramalan , , ,2 Dari hasil peramalan dapa diliha grafik Jumlah Wisaawan Mancanegara yang berkunjung ke koa Medan dari ahun sebagai beriku: Jumlah Jumlah Wisaawan Mancanegara yang berkunjung ke koa Medan Tahun Jumlah Periode Tahun Gambar 4.4 Grafik Peramalan Jumlah Wisaawan Mancanegara yang Berkunjung Ke Koa Medan ahun Universias Sumaera Uara

37 60 BAB 5 IMPLEMENTASI SISTIM 5.1 Pengerian Implemenasi Sisim Implemenasi sisim adalah prosedur yang dilakukan unuk menyelesaikan desain sisem yang ada dalam desain yang diseujui, menginsal, dan memulai sisem baru aau sisem yang akan diperbaiki. Tahapan implemenasi merupakan ahapan penerapan hasil desain erulis ke dalam progamming (coding). dalam pengolahan daa pada karya ulis ini penulis menggunakan sau perangka lunak sebagai implemenasi sisem yaiu Microsof Excel dalam menyelesaikan masalah unuk memperoleh hasil perhiungan. Dalam hal pengolahan daa, kompuer mempunyai kelebihan dari manusia yaiu kecepaan, keepaan, dan keandalan dalam memproses daa. Dengan adanya perangka lunak kompuer ersebu kia sanga erbanu karena memang ada kalanya daa yang sanga rumi dan banyak idak dapa dikerjakan secara manual aau dengan menggunakan enaga manusia yang enunya membuuhkan waku dan enaga yang sanga banyak unuk mengolah daa ersebu, disamping iu fakor kesalahan yang dilakukan manusia relaif besar. Selain iu, dengan adanya perangka lunak kompuer, diharapkan pekerjaan ersebu dapa dilakukan dengan cepa dan epa, dan dengan ingka kesalahan yang relaif kecil. Universias Sumaera Uara

38 Microsof Office Excel Microsof Office Excel merupakan program aplikasi lembar kerja elekronik (spread shee) dari program pake Microsof Office. Excel merupakan salah sau sofware pengolahan angka yang cukup banyak digunakan di dunia. Excel merupakan produk unggulan dari Microsof Corporaion yang banyak berperan dalam pengolahan informasi khususnya daa yang berbenuk angka, dihiung, diproyeksikan, dianalisis, dan dipresenasikan daa pada lembar kerja. Microsof elah mengeluarkan Excel dalam berbagai dari versi 4, versi 5, versi 97, versi 200, versi 2002, versi 2003, versi 2007,versi 2010 dan Shee (Lembar Kerja) Excel erdiri dari 256 kolom dan baris. Seiap kolom di beri nama dengan huruf mulai dari A, B, C,..., Z kemudian dilanjukan AA, AB, AC,..., sampai kolom IV. Sedangkan kolom baris diandai dengan angka mulai dari 1, 2, 3,..., Langkah Langkah Memulai Pengolahan Daa dengan Microsof Office Excel 2010 Tahap perama yang dilakukan adalah mengakifkan windows dan pasikan microsof Excel berada dalam jaringan Microsof Windows, kemudian ikui langkah- langkah sebagai beriku : 1. Dari Windows, klik sar pada askbar, lalu klik program maka iem menu program aplikasi yang elah diinsalasi akan ampil. 2. Klik Microsof Excel. Universias Sumaera Uara

39 62 Gambar 5.1 Cara membuka Microsof Office Excel 5.4 Lembar Kerja Microsof Excel Seelah pengakifan akan ampil lembar kerja Excel yang sudah siap unuk dipergunakan, lembar kerja Excel ersebu dapa diliha pada gambar dibawah ini : Gambar 5.2 Tampilan Microsof Office Excel Universias Sumaera Uara

40 63 Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom beruruan dari aas kebawah sedangkan baris beruruan dari kiri ke kanan yang erdiri aas 256 kolom dan baris pada seiap lembar kerja. Pada seiap kolom dan baris erdapa sel dan ini diidenifikasikan dengan alama yang merupakan kombinasi anara abjad unuk kolom dan angka unuk baris, disamping iu lembar kerja Excel erdapa banyak elemen yang memiliki fungsi ersendiri. 5.5 Pengisian Daa Pengisian daa kedalam lembar kerja Excel adalah sama dengan memasukkan aau pengeikan daa kedalamnya. Ada dua alernaif pengisian daa, yakni menggunakan keyboard compuer aau melalui submenu yang erdapa pada menu Excel. Dalam pengisian daa kedalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai beriku : 1. Leakkan poiner pada sel yang ingin diisi daa 2. Keik daa yang diinginkan 3. Tekan ener aau klik ombol kiri mouse pada sel lain unuk konfirmasi aau mengakhirinya, sedangkan alernaif kedua dalam mengisi daa adalah menggunakan submenu pada menu edi di Excel. Dengan alernaif ini, akan memiliki banyak pilihan yaiu : down,up,righ,lef, dan series (auofill). Universias Sumaera Uara

41 Pembuaan grafik Grafik pada Excel dapa dibua menjadi sau dengan daa aau erpisah pada lembar grafik ersendiri, namun masih berada pada file yang sama. Unuk membua grafik pada Excel, bias menggunakan icon char wizard yang erdapa pada oolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah : 1. Soro sel aau range sel yang ingin dibua grafik. 2. Klik inser, lalu pilih aau kilk char, maka akan ampil koak dialog char ipe. Gambar 5.3 Tampilan Koak Dialog Char Tipe. 3. Klik ipe grafik yang diinginkan, dan klik nex maka koak dialog char source daa akan ampil. Universias Sumaera Uara

42 65 4. Pada ampilan akan erliha range daa yang elah disoro dan klik radio buuon rows aau kolom yang diinginkan, klik nex maka akan ampil koak dialog char opions. 5. Pada char opion, keik judul grafik. Seelah iu klik nex, maka koak dialog char akan ampil. 6. Anda dapa memilih empa unuk meleekkan grafik ini, kemudian klik finish. Maka grafik analisis daa akan diempakan dilembar kerja yang dipilih. Gambar 5.4 Tampilan Grafik Analisis Daa. Universias Sumaera Uara

43 66 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil peneliian dan pembahasan di aas dapa diperoleh kesimpulan sebagai beriku: Dari hasil peramalan jumlah wisaawan mancanegara yang berkunjung ke koa Medan ahun 2018 sebesar , dapa diliha bahwa erjadi penurunan pengunjung wisaawan mancanegara yang berkunjung ke koa Medan dari ahun 2015 hingga ahun SARAN Meliha poensi pariwisaa di koa Medan sanga besar dan jumlah wisaawan mancanegara yang iap ahun semakin menurun, maka pemerinah koa Medan seidaknya memberikan perhaian yang khusus pada muu pelayanan erhadap wisaawan mancanegara dan pelesarian alam sebagai objek parawisaa. Unuk iu pula diperlukan daa saisik yang lebih lengkap, akura dan lebih bermuu agar dapa mengikui dan mengeahui perkembangan jumlah wisaawan mancanegara ersebu. Memperbaharui infrasrukur jalan yang ada di kawasan daerah erpencil yang memiliki poensi parawisaa yang lumayan menambah pendapaan daerah ersebu. Sebagian wilayah Indonesia yang memiliki poensi parawisaa masih membuuhkan campur angan pemerinah, mulai dari infrasrukur jalan, ransporasi, dan pengembagan fasilias yg mendukung dalam kengiaan berwisaa. Universias Sumaera Uara

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUAT TATITIK 3.. ejarah ingka BP (Badan Pusa aisik) A. Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 920, Kanor aisik perama kali didirikan oleh Direkur peranian, Kerajinan

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET Latar Belakang Terbentuknya Kabupaten Simalungun. dengan Bupati yang pertama yaitu Madja Purba.

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET Latar Belakang Terbentuknya Kabupaten Simalungun. dengan Bupati yang pertama yaitu Madja Purba. BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singka Kabupaen Simalungun 3.1.1 Laar Belakang Terbenuknya Kabupaen Simalungun Pada ahun 1999, Pemerinah Republik Indonesia meneapkan Undang-undang No.70

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 23 BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusa Saisik (BPS) 3.1.1 Masa Pemerinahan Hindia Belanda 1. Pada bulan Februari 1920 di kanor Saisik unuk perama kalinya didirikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

PERAMALAN PENDAPATAN KECAMATAN BERASTAGI DARI SEKTOR PAJAK HOTEL UNTUK TAHUN 2009 TUGAS AKHIR RILPI BISMA GINTING SUKA

PERAMALAN PENDAPATAN KECAMATAN BERASTAGI DARI SEKTOR PAJAK HOTEL UNTUK TAHUN 2009 TUGAS AKHIR RILPI BISMA GINTING SUKA PERAMALAN PENDAPATAN KECAMATAN BERASTAGI DARI SEKTOR PAJAK HOTEL UNTUK TAHUN 2009 TUGAS AKHIR RILPI BISMA GINTING SUKA 062407095 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan Unuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syara Mencapai Gelar Ahli Madya ENDANG SUSANTI PURBA 062407040 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR 052407082 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci