BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Obyek Obyek yang akan dideeksi pada peneliian ini mempunyai benuk dan warna yang elah dienukan. Obyek pada peneliian ini diunjukkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Bola Tenis Beriku ini adalah spesifikasi bola enis yang akan dijadikan obyek peneliian ini: a. Warna : Hijau b. Diameer : 65,4 68,8 mm c. Bera : 56,7 58,5 gram d. Bahan : Kare Fel 7

2 8 2.2 Objec Deecion Deeksi obyek adalah proses pendeeksian dari obyek yang elah dienukan. Pendeeksian obyek pada peneliian ini menggunakan meode Hough Transform. Hough ransform merupakan sebuah eknik eksraksi fiur yang digunakan dalam pengolahan cira. Transformasi klasik mengidenifikasi gari-garis dalam sebuah cira, kemudian akhirnya digunakan unuk idenifikasi posisi pada benuk yang berubah-ubah. Eksraksi fiur dari cira digial, sanga berguna unuk mencari garis yang lurus, lingkaran, dan elips. Hough ransform berdasarkan pada poin-poin fiur yang dieksrak dari cira asli, dan biasanya epi digunakan sebagai poin-poin fiurnya. Berbagai macam meode deeksi epi digunakan unuk aplikasi-aplikasi yang berbeda. Meode-meode yang erkenal unuk mendeeksi benuk lingkaran aaupun benuk elips adalah CHT (Circle Hough Transform) dan EHT (Ellipical Hough Transform). Gambar 2.2 merupakan meode Circle Hough Transform. Gambar 2.2. Meode Circle Hough Transform

3 9 Meode Circle Hough Transform digunakan unuk mendeeksi keberadaan karakerisik dari lingkaran yang elah diulis. Pada lingkaran dilakukan pemberian nilai hreshold erenu yang dapa digunakan dalam ahap pengenalan cira yang diuji. Pada lingkaran dapa digambarkan dalam ruang parameer sehingga sumbu x adalah nilai a dan sumbu y adalah nilai b. Sedangkan sumbu z adalah jari-jari (Velenine Y. C., Erin, Angreni, & Alamsyah, 2016). Sebuah pola lingkaran berdasarkan pada persamaan : ( x a) + ( y b) = r (2.1) Dimana a dan b adalah koordina pusa dalam arah x dan y sesuai dengan r yang adalah radius dari lingkaran. x = a + r cosθ (2.2) y = b + r sinθ (2.3) Sebuah lingkaran didefinisikan oleh 3 parameer : koordina pusa (a,b) dan radius/jari-jari (r), ruang hough adalah ruang 3 dimensi, dengan Z- axis sebagai lingkaran (Derek, 2014). Meode Circle Hough Transform bisa digunakan dalam mendeeksi kemunculan bulan sabi. Pendeeksian ersebu diujukan unuk memudahkan masyaraka muslim dalam menenukan awal bulan Hijriyah. Mengamai bulan sabi bukanlah pekerjaan yang ringan, sebab meskipun bulan sabi berada diaas ufuk saa maahari erbenam eapi bulan sabi belum enu bisa diamai. Hasil dari pendeeksian kemunculan bulan sabi diunjukkan pada Gambar 2.3.

4 10 Gambar 2.3. Circle Hough Transform 2.3 Model Warna HSV Model warna HSV mendefiniskan warna dalam erminologi Hue, Sauraion, dan Value. Hue menyaakan warna sebenarnya, seperi merah, viole, dan kuning. Hue digunakan unuk membedakan warna-warna dan menenukan kemerahan (redness), Kehijauan (greenness), dsb dari cahaya. Hue berasosiasi dengan panjang gelombang cahaya. Sauraion menyaakan ingka kemurnian suau warna, yaiu mengindikasikan seberapa banyak warna puih diberikan pada warna. Value adalah aribu yang menyaakan banyaknya cahaya yang dierima oleh maa anpa memperdulikan warna. Selain iu jarak warna HSV adalah murni dan konsepnya yang hampir seragam maka proses kuaniasi pada HSV dapa dihasilkan dari mengumpulkan warna yang pada dan lengkap. Nilai hue anara 0 sampai 1 berari warna anara merah melewai kuning, hijau, cyan, biru dan magena dan kembali menjadi merah. Nilai sauraion anara 0 sampai 1 berari dari idak ersaurasi (keabuan) sampai

5 11 ersaurasi penuh (idak puih). Nilai value aau brighness anara 0 sampai 1 berari warna semakin cerah seperi diunjukkan pada Gambar 2.4. Gambar 2.4. Model warna HSV Karena model warna HSV merupakan model warna yang diurunkan dari model warna RGB, maka unuk mendapakan warna HSV ini kia harus melakukan proses konversi warna dari RGB ke HSV. HSV merupakan salah sau cara unuk mendefinisikan warna yang didasarkan pada roda warna. Hue merupakan variable yang menyaakan warna dari merah hingga viole,. Hue mengukur sudu sekiar roda warna (merah pada 0, 120 di hijau, dan biru di 240 ). Nilai dari Hue berkisar anara 0 sampai dengan 360. Skala Hue diunjukkan pada Gambar 2.5. Gambar 2.5. Skala Hue

6 12 Sauraion merupakan variable yang menyaakan vibrancy dari suau warna, sauraion bisa disebu juga dengan puriy. Semakin kecil nilai dari Sauraion, maka warna yang diampilkan condong ke warna abu-abu. Skala nilai dari Sauraion berkisar anara 0% hingga 100%. Value menunjukkan nilai kecerahan dari suau warna. Skala dari value berkisar anara 0% hingga 100%. Perhiungan konversi RGB menjadi HSV dapa dirumuskan sebagai beriku: H S V 3( G B) ( ) ( ) R G + R B = an (2.4) ( R, G, B) min = 1 (2.5) V R + G + B = (2.6) 3 Pada rumus di aas, apabila S = 0, maka H idak dapa dienukan. Unuk iu diperlukan normalisasi RGB erlebih dahulu dengan rumus beriku: R r = R + G + B (2.7) G g = R + G + B (2.8) B b = R + G + B (2.9) Seelah nilai r, g, dan b sudah dinormalisasi, maka rumus unuk ransformasi RGB ke HSV sebagai beriku: V = max( r, g, b) (2.10)

7 13 0 S = min( r, g, b) V V Jika V = 0 Jika V > 0 (2.11) H 60*( 0 g b) S * V = ( b r) 60* 2 + S * V ( r g) 60* 4 + S * V Jika S = 0 Jika V = r Jika V = g Jika V = b (2.12) H = H Jika H < 0 (2.13) Model memisahkan komponen inensias dari cira warna, sehingga model ini merupakan model yang ideal unuk mengembangkan algorima pemrosesan cira yang inuiif dan naural (Rakhmawai, 2013). 2.4 Objec Tracking dengan Kalman Filer Pelacakan obyek pada peneliian ini menggunakan meode Kalman filer. Kalman filer merupakan esimaor rekursif. Unuk menggunakan Kalman filer, pergerakan obyek anarframe diasumsikan konsan. Saus dari obyek yang dilacak dapa dinyaakan dengan aribu-aribu seperi posisi, kecepaan, aau ukuran obyek ersebu. Meode Kalman filer menggunakan informasi dari obyek yang erdeeksi di suau frame dan saus obyek ersebu dari frame sebelumnya unuk mendapakan saus yang baru dari obyek ersebu (Amrullah, 2011). Komponen dasar dari Kalman filer adalah vekor sae, model dinamis dan model observasi, yang diunjukkan pada Gambar 2.6.

8 14 Gambar 2.6. Komponen Dasar Kalman Filer Vekor sae menggambarkan sae dari sisem dinamis dan menunjukkan deraja kebebasan. Variabel di vekor sae idak dapa diukur secara langsung, eapi dapa disimpulkan dari nilai-nilai yang erukur. Elemen dari vekor sae dapa diposisikan, kecepaan, orienasi sudu, dan lain-lain. Vekor sae memiliki dua nilai pada saa yang sama; salah saunya adalah nilai yang diprediksi sebelum diupdae dan nilai poserior seelah diupdae. Proses Kalman filer merupakan proses yang menggunakan benuk konrol umpan balik: Filer memperkirakan sae proses pada beberapa waku dan kemudian memperoleh umpan balik dalam benuk pengukuran. Seperi erliha pada Gambar 2.7.

9 15 Gambar 2.7 Proses Kalman Filer Dengan demikian, persamaan unuk filer Kalman erbagi dalam dua kelompok: persamaan updae waku dan persamaan updae pengukuran. Persamaanupdae waku berfungsi unuk memproyeksikan kedepan (dalam waku) sae saa ini dan kovarian error berfungsi memperkirakan waku berikunya. Persamaan updae pengukuran merupakan proses umpan balik unuk menggabungkan pengukuran baru kedalam perkiraan yang mengandung perkiraan poserior yang elah diperbaiki. Persamaan updae waku juga dapa dianggap sebagai persamaan predikor, semenara persamaan updaepengukuran dapa dianggap sebagai persamaan korekor. Kalman filer digunakan unuk memperkirakan sae dari suau sisem linear dimana sae diasumsikan didisribusikan oleh Gaussian. Kalman filer adalah filer prediksi rekursif yang didasarkan pada penggunaan eknik saespace dan algorima rekursif. Sae diperkirakan dari suau sisem yang dinamik. Sisem yang dinamik ini dapa didisribusikan oleh beberapa noise, sebagian besar diasumsikan sebagai noise puih. Unuk meningkakan esimasi saekalman filer menggunakan pengukuran yang berkaian dengan

10 16 sae, eapi erganggu juga. Filering Kalman erdiri dari 2 langkah, yaiu prediksi dan koreksi. Pada langkah perama sae diprediksi dengan model dinamik. Langkah prediksi menggunakan model sae unuk memprediksi sae baru dari variabel. X = DX 1 + W (2.14) 1 D D + = Q (2.15) Dimana XX dan Σ adalah sae dan prediksi kovarian pada waku. D adalah mariks ransisi sae yang didefinisikan relasi anara variabel sae pada waku dan -1. Q adalah kovarian dari noise W. Demikian pula unuk nilai koreksi menggunakan observasi ZZ saa ini unuk memperbarui sae obyek. K X = M M M + R [ Z MX ] 1 (2.16) = X + K (2.17) = K M (2.18) Dimana M adalah mariks pengukuran, K adalah penguaan Kalman yang disebu sebagai persamaan Riccai digunakan unuk propagasi dari sae model. Sae XX yang diperbarui didisribusikan oleh Gaussian. Demikian pula Kalman filer dan Kalman filer exended berasumsi bahwa sae didisribusikan oleh Gaussian.

11 17 Pada ahap kedua ini dikoreksi dengan model observasi, jadi kovarian error dari esimaor diminimalkan. Dalam ari ini sebuah esimaor yang opimal. Kalman filer elah banyak digunakan di komunias vision unuk pelacakan. Exenden Kalman Filer (EKF) memungkinkan ransisi non-linear, bersama-sama dengan hubungan pengukuran non-linear. Unuk sandar Kalman filer, ransisi sae dari ke + 1 dapa dinyaakan dengan persamaan X +1 = Ax + W (2.19) Dimana A disebu sebagai mariks ransisi sae dan w adalah isilah noise. Isilah noise ini adalah variabel acak Gaussian dengan raa-raa nol dan mariks kovarian Q, sehingga disribusi probabiliasnya adalah ( w) N( O Q) p ~, (2.20) Kovarians mariks Q disebu sebagai kovarians mariks proses noise dalam. Hal ini membua perubahan pada proses anara dan + 1 yang belum diperhiungkan dalam mariks ransisi sae. Diasusikan bahwa w adalah independen dari xx sae. Pengukuran diambil, node y: y = Cx + w (2.21) Dimana C adalah sebuah mm nn mariks yang berelasi ke pengukuran sae. Kalman filer memperkirakan proses menggunakan benuk konrol umpan balik: filer memperkirakan proses sae pada beberapa waku dan kemudian memperoleh umpan balik dalam benuk pengukuran. Dengan

12 18 demikian persamaan Kalman filer erbagi dalam dua kelompok, yaiu persamaan updae waku dan persamaan updae pengukuran. a. Persamaan updae waku Pada Kalman Filer, persamaan ini berfungsi unuk memproyeksikan kedepan (dalam waku) sae saa ini dan kovarian error berfungsi memperkirakan waku berikunya. Persamaan updae waku bisa juga dianggap sebagai persamaan predikor. Persamaan khusus unuk updae waku diunjukkan persamaan di bawah ini. Kalman filer persamaan updae waku: X (2.22) k = Axk 1 + Buk 1 Keerangan: XX kk = Nilai diskri sae AAAA kk 1 =Mariks ransisi sae BBBB kk 1 = Kovarian error PP kk = Persamaan Predicor AAAA kk 1 = Marik A awal AA TT = Marik A ranspose QQ = Nilai Kovarian P T = AP 1 A Q (2.23) k k +

13 19 b. Persamaan updae pengukuran Pada Kalman Filer, persamaan updae pengukuran merupakan proses umpan balik unuk menggabungkan pengukuran baru kedalam perkiraan yang mengandung perkiraan poserior yang elah diperbaiki. korekor: Persamaan updae pengukuran dapa dianggap sebagai persamaan K T k = Pk H + Pk H + R (2.24) X k = X k H ^ x k (2.25) Keerangan: KK kk = Kalman Gain PP kk = Persamaan Predicor inverse HH TT = Mariks H ranspose PP kk = Persamaan Predicor H = Mariks H RR = Mariks R inverse XX kk = Nilai diskri sae XX kk = Nilai diskri sae inverse xx kk = Nilai sae ke-k

14 20 Sifa rekursif ini adalah salah sau fiur yang sanga menarik dari Kalman filer unuk membua implemenasi prakis jauh lebih layak. Kalman filer membalik kondisi rekursif perkiraan saa ini pada semua pengukuran yang lalu(rou, 2013). Conoh penerapan meode Kalman filer yaiu dapa digunakan unuk pengenalan benda di jalan raya. Sebagai perumpamaan, mengeahui posisi dan kecepaan dari suau mobil pada frame sebelumnya bisa digunakan unuk mendapakan perkiraan kasar dari posisi mobil di frame seelahnya. Visualisasi skema pelacakan obyek diunjukkan pada Gambar 2.8. Gambar 2.8. Visualisasi Pelacakan Obyek Pada gambar di aas, seiap lingkaran mewakili obyek-obyek erdeeksi. Idenias obyek pada frame di gambar ersebu dikeahui dengan mengamai frame sebelumnya yaiu frame -1. Pada frame erbaru +1, idenias dari obyek idak dikeahui dan harus dienukan dengan mengamai obyek pada frame sebelumnya (Amrullah, 2011).

15 OpenCV OpenCV adalah Open Source Compuer Vision. OpenCV merupakan sebuah sofware yang digunakan unuk pengolahan cira compuer vision dan machine learning. Compuer vision sendiri merupakan salah sau cabang bidang ilmu pengolahan cira yang memungkinkan kompuer dapa meliha layaknya manusia. Dengan vision ersebu kompuer dapa mengambil kepuusan, melakukan aksi, dan mengenali sera melacak suau obyek. Beberapa pengimplemenasian/penerapan daricompuer Vision sendiri adalah sebagai beriku: a. Face Recogniion Face Recogniionmerupakan eknologi pengenalan reina maa, iris maa aau bagian-bagian dari wajah, seperi hidung dan mulu. Teknologi ini biasa diimplemenasikan aau digunakan pada sisem keamanan suau perusahaan. Conohnya keika masuk ke ruangan seseorang dimana yang bisa memasuki ruangan ersebu hanya pemilik ruangan iu, naninya sebelum masuk ke ruangan ersebu akan dilakukan scan erlebih dahulu pada wajah orang yang akan masuk ke ruangan iu. Kemudian reina dan iris maa dari orang ersebu akan dicocokkan dengan reina dan iris maa pemilik ruangan ersebu. Jika cocok, maka orang ersebu bisa masuk kedalam ruangan iu. Jika idak cocok, maka orang ersebu idak

16 22 akan bisa masuk kedalam ruangan iu. Conoh pendeeksian sera pelacakan Face Recogniion diunjukkan pada Gambar 2.9. Gambar 2.9. Face Recogniion b. Face Deecion/Tracking Face Deecion/Tracking merupakan eknologi pendeeksi sera pelacak wajah seseorang dengan menggunakan lensa kamera. Keika wajah dari seseorang erdeeksi oleh kamera, kamera akan menangkap wajah orang ersebu dan akan mengikui kemana wajah orang ersebu bergerak. Conoh pengimplemenasian face deecion/racking yaiu bisa digunakan unuk keamanan lapop. Keika ingin login kedalam lapop, webcam dari lapop akan mendeeksi wajah orang yang pada saa iu berada didepan lapop. Jika orang yang berada didepan lapop ersebu bukan pemilik dari lapop iu sendiri, orang ersebu idak akan bisa login kedalam

17 23 lapop ersebu. Conoh pendeeksian sera pelacakan dari Face Deecion/Tracking diunjukkan pada Gambar Gambar Face Deecion/Tracking OpenCV didesain unuk aplikasi real-ime sera memiliki fungsifungsi akuisisi yang baik unuk image/video. OpenCV dapa dierapkan pada pemrograman C++/C, Pyhon, Java dan Malab. OpenCV juga mendukung sisem operasi Windows, Linux, dan Mac OS. Beriku adalah beberapa library yang ada di OpenCV: a. CV : unuk algorima Image processing dan Vision. b. ML : unuk machine learning library c. Highgui : unuk GUI, Image dan Video I/O. d. CXCORE : unuk srukur daa, suppor XML dan fungsi-fungsi grafis.

18 Webcam Logiech C170 Kamera yang digunakan dalam peneliian ini adalah webcam Logiech C170. Benuk fisik dari webcam Logiech C170 diunjukkan pada Gambar Beriku spesifikasi sebagai dari webcam Logiech C170: a) Panggilan video (640 x 480 piksel) dengan sisem yang direkomendasikan b) Merekam video: Hingga 1024 x 768 piksel c) Teknologi Logiech Fluid Crysal * d) Foo: Hingga 5 megapiksel (diingkakan menggunakan perangka lunak) e) Mikrofon bawaan dengan pengurangan noise f) Berserifika Hi-Speed USB 2.0 (direkomendasikan) g) Klip universal cocok dengan berbagai lapop, monior LCD aau CRT Kebuuhan sisem dari webcam Logiech C170: a) 1 GHz (Direkomendasikan 1.6 GHz) b) RAM 512 MB aau lebih c) Kapasias hard drive 200 MB d) Por USB 1.1 (direkomendasikan 2.0)

19 25 Gambar Webcam Logiech C170 (Sumber : Raspberry Pi 3 Raspberry pi merupakan sebuah eknologi baru di bidang IT. Raspberry pi adalah sebuah mini kompuer yang mempunyai por inpu dan oupu. Versi erbaru dari raspberry pi adalah raspberry pi 3. Pada versi ini raspberry sudah dilengkapi dengan WiFi n dan Blueooh versi 4.1. Sedangkan, pada versi sebelumnya raspberry pi yaiu raspberry pi 2 hanya dilengkapi slo RJ45 unuk erhubung ke jaringan inerne. Raspberry Pi 3 menggunakan prosesor ARM Corex-A53 dari Broadcom, dengan spesifikasi 64-bi Quad-Core dan berkecepaan 1,2 Ghz. Ini merupakan peningkaan dari prosesor 32-bi (Suranaa, 2016) 900Mhz di versi sebelumnya. Unuk kapasias RAM pada raspberry Pi 3 idak mengalami perubahan dari versi sebelumnya. Benuk fisik dari Raspberry Pi 3 diunjukkan pada Gambar 2.12.

20 26 Gambar Raspberry Pi 3 (Sumber : Beriku adalah spesifikasi dari Raspberry Pi 3: a. SoC: Broadcom BCM2837 b. CPU: 4 ARM Corex-A53, 1.2GHz c. GPU: Broadcom VideoCore IV d. RAM: 1GB LPDDR2 (900 MHz) e. Neworking: 10/100 Eherne, 2.4GHz n wireless f. Blueooh: Blueooh 4.1 Classic, Blueooh Low Energy g. Sorage: microsd h. GPIO: 40-pin header, populaed i. Pors: HDMI, 3.5mm analogue audio-video jack, 4 USB 2.0, Eherne, j. Camera Serial Inerface (CSI), Display Serial Inerface (DSI)

21 27 Radio Nirkabel Bagian ini ukurannya sanga kecil, hanya bisa diliha dengan menggunakan mikroskop aau kaca pembesar, chip Broadcom BCM43438 menyediakan LAN nirkabel sandar 2,4GHz n, Blueooh rendah daya, dan dukungan Blueooh 4.1. Bagian ini diunjukkan pada Gambar Gambar Radio Nirkabel Raspberry Pi 3 (Sumber : Anena Pada Raspi 3 idak perlu menggunakan anena eksernal lagi. Chip radionya sudah erhubung dengan chip anenna ini yang disolder langsung ke board, unuk menjaga ukurannya eap ramping dan minimum. Meskipun benuknya kurang meyakinkan, eapi anenna ini mesinya lebih dari cukup unuk bisa menangkap sinyal Wi-Fi dan Blueooh meskipun erhalang dinding. Bagian ini diunjukkan pada Gambar 2.14.

22 28 Gambar Anena Raspberry Pi 3 (Sumber : SoC (Sysem on Chip) Sysem-on-chip (Soc) pada Raspi 3 menggunakan Broadcom BCM2837 dengan prosesor berperforma inggi ARM Corex-A53 yang memiliki empa core berkecepaan 1.2GHz dengan cache memory Level 1 sebesar 32kB dan Level 2 512kB, sebuah prosesor grafis VideoCore IV, dan erhubung dengan modul memory 1GB LPDDR2 pada bagian belakang board. Bagian ini diunjukkan pada Gambar Gambar SoC (Sysem on Chip) Raspberry Pi 3 (Sumber :

23 29 GPIO Raspberry Pi 3 menggunakan pin header general-purpose-inpu-oupu (GPIO) yang sama dengan versi sebelumnya. Raspberry pi 3 mempunyai pin GPIO sebanyak 40 pin. GPIO digunakan unuk menghubungkan anara Raspberry Pi dengan ala lain. Conohnya seperi sensor-sensor aaupun dengan kompuer lain. Seperi erliha pada Gambar Gambar GPIO Raspberry Pi 3 (Sumber : Chip USB Raspberry Pi 3 menggunakan chip SMSC LAN9514 yang sama dengan versi sebelumnya Raspberry Pi 2, yang mendukung konekifias Eherne dan USB empa channel pada board. Seperi sebelumnya, chip SMSC erhubung ke SoC melalui sau channel USB, beroperasi sebagai adapor USB-ke-Eherne dan USB hub. Seperi erliha pada Gambar 2.17.

24 30 Gambar Chip USB Raspberry Pi 3 (Sumber :

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Apa saja yang terbaru dari Raspberry Pi

Apa saja yang terbaru dari Raspberry Pi Apa saja yang terbaru dari Raspberry Pi Nama : Tamara samudra Tamara@raharja.info Abstrak Masih ingat dengan apa itu Raspberry Pi? Mulai Senin (29/2), komputer mungil yang dijual dengan harga US$35 (sekitar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem merupakan tahap penguraian konsep menjadi lebih sederhana, sehingga struktur

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem merupakan tahap penguraian konsep menjadi lebih sederhana, sehingga struktur BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sisem Analisis sisem merupakan ahap penguraian konsep menjadi lebih sederhana, sehingga srukur logisnya menjadi lebih jelas. Analisis sisem erdiri dari beberapa

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK Jurnal Maemaika Murni dan Terapan εpsilon Vol.9 No.2 (215) Hal. 15-24 SIMULASI PEGEAKAN TINGKAT BUNGA BEDASAKAN MODEL VASICEK Shanika Marha, Dadan Kusnandar, Naomi N. Debaaraja Fakulas MIPA Universias

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Dalam ugas akhir ini, yang dibahas adalah permasalahan mengenai pencipaan pirani lunak yang mampu memanfaakan sumber daya kamera anpa menggunakan driver.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Encoder 2B1Q Berbasis FPGA

Desain dan Implementasi Encoder 2B1Q Berbasis FPGA Desain dan Implemenasi Encoder Berbasis FPGA Sahbuddin Abdul Kadir 1 1 Teknik Elekro, Polieknik Negeri Ujung Pandang Sahbuddin.ak@poliupg.ac.id Absrak Pada sisem komunikasi digial, daa diransmisikan dalam

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perencanaan dan pembuaan Perangka Keras Dalam pembuaan kunci jarak jauh dengan menggunakan minimum sisem 8088, digunakan meode pemodelan. Sebab pemodelan lebih

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Satu Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 50. Soal : Pendahuluan Komputer Grafik

Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Satu Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 50. Soal : Pendahuluan Komputer Grafik Maa Kuliah : Kompuer Grafik Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Sau Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 5 Soal : Pendahuluan Kompuer Grafik. Salah sau conoh aplikasi Grafika Kompuer adalah Virual Reali. Yang

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi

Lebih terperinci

EKSTRAKSI KONTUR MATA PADA SKETSA WAJAH MENGGUNAKAN GRADIENT VECTOR FLOW SNAKE

EKSTRAKSI KONTUR MATA PADA SKETSA WAJAH MENGGUNAKAN GRADIENT VECTOR FLOW SNAKE EKSTRAKSI KONTUR MATA PADA SKETSA WAJAH MENGGUNAKAN GRADIENT VECTOR FLOW SNAKE SANGAP MULYADI 08 05 011 Augus 03 rd 010 Absrak Dunia modern dewasa ini memanaakan eknologi biomerik dalam pengenalan iur-iur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET 8 III EMODELAN HARGA ENGGUNAAN INTERNET 3 Asumsi dan Model ada peneliian ini diperhaikan beberapa asumsi yaiu sebagai beriku: Waku anarkedaangan menyebar eksponensial dengan raaan λ - (laju kedaangan adalah

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar eori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaiu model regresi dua level, meode penaksiran maximum likelihood, mariks parisi, kronecker

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA Arif Hermawan Jurusan Teknik Elekro FTI, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya 60111

Lebih terperinci

Jumlah penjualan bulanan Produk X

Jumlah penjualan bulanan Produk X BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Eksraksi Hasil Pengumpulan Daa Hasil pengumpulan daa yang didapa pada periode Januari 006 sampai dengan Desember 009 disajikan dalam benuk abel seperi di bawah ini. Daa yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Indikator Ketercapaian Kompetensi Merumuskan. Alokas i Waktu 8x45. Tingkat Ranah. Tingkat Ranah. Materi Pembelajaran

Indikator Ketercapaian Kompetensi Merumuskan. Alokas i Waktu 8x45. Tingkat Ranah. Tingkat Ranah. Materi Pembelajaran SILABUS Nama Sekolah : SMA N 78 JAKARTA Maa Pelajaran : MATEMATIKA LANJUTAN Beban Belajar : 2 sks STANDAR KOMPETENSI: 1. Menyusun lingkaran dan garis singgungnya. Dasar 1.1 Menyusun lingkaran yang memenuhi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Laar Belakang PENDAHULUAN Basis daa saa ini elah berkembang sanga cepa. Di dalam umpukan daa ersebu mungkin erdapa informasi ersembunyi yang sanga pening aau menjadi pening pada saa dibuuhkan. Penumpukan

Lebih terperinci

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita MODUL 2 MODUL 2 Gerak Berbagai Benda di Sekiar Kia i Kaa Penganar Dafar Isi Pendidikan kesearaan sebagai pendidikan alernaif memberikan layanan kepada mayaraka yang karena kondisi geografis, sosial budaya,

Lebih terperinci