BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
|
|
- Suryadi Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Dalam ugas akhir ini, yang dibahas adalah permasalahan mengenai pencipaan pirani lunak yang mampu memanfaakan sumber daya kamera anpa menggunakan driver. III.1.1. Analisis Konsep Kerja JMF Java Media Framework (JMF) sebagai pake API yang memudahkan dalam pengelolahan media dengan Java, salah saunya yaiu sebagai adaper dalam mengakses sumber daya perangka mulimedia kamera. Berdasarkan lieraur yang diperolah dari websie resmi Oracle, secara umum cara kerja JMF adalah sebagai beriku: 1. Cari CapureDeviceInfo yang berada pada prookol vfw: aau vdm: 2. Jika erdapa device maka simpan lokasi ersebu ke dalam sebuah variabel MediaLocaor. 3. Panggil mehod creaerealizedplayer() dari class Manager kemudian simpan nilai kembalian kedalam variabel dari class Player. 4. ambahkan Player kedalam komponen SwingConainer. 5. Unuk menghenikan penggunaan regisry camera device panggil mehod sop() dan dealocae dari class Player. 22
2 23 III.1.2. Analisis Kebuuhan Sisem Pembuaan aplikasi pemampaan cira dengan meode Huffman ini membuuhkan serangkaian peralaan yang dapa mendukung kelancaran proses pembuaan dan pengujian aplikasi. Beriku ini aspek-aspek yang di buuhkan dalam pembuaan aplikasi : III Perangka Keras (Hardware) Hardware merupakan komponen yang erliha secara fisik, yang saling bekerjasama dalam pengolahan daa. Perangka keras (hardware) yang digunakan melipui : 1. Monior Processor Penium IV 3. Harddisk 80GB 4. Memori 1 GB 5. VGA Card AI 256 Mb 6. Keyboard dan mouse III Perangka Lunak (Sofware) Perangka lunak yang digunakan penulis unuk aplikasi perancangan aplikasi ini adalah: 1. Sisem Operasi Windows 7 2. Nebeans 7.3 Bea 3. Java SDK dan JRE.
3 24 III Unsur Manusia (Brainware) Brainware adalah manusia yang erliba dalam mengoperasikan sera mengaur sisem di dalam kompuer. Diarikan juga sebagai perangka inelekual yang mengoperasikan dan mengeksplorasi kemampuan dari Hardware maupun Sofware. III.2. Perancangan Perancangan yang dilakukan dalam pembangunan aplikasi webcam ini melipui perancangan user inerface dan logika program yang direpresenasikan dengan Flowchar. III.2.1 Perancangan Anarmuka III Anarmuka Uama Anarmuka uama menyediakan peralaan dan komponen yang dibuuhkan unuk mengonrol aplikasi, rancangan ersebu diliha pada gambar III.1 dibawah ini: Sar Camera Capure Save PlayerComponen Efek Foo Abou Exi Gambar III.1 Anarmuka Uama
4 25 Komponen-komponen yang digunakan unuk anarmuka diaas yaiu sebagai beriku: abel III.1 Komponen Anarmuka Uama No Nama Komponen Kegunaan 1. JFrame Unuk menampung semua komponen diaasnya 2. CameraPlayer Unuk menampilkan grafik yang di-sream 3. JBuon(Sar Camera) Unuk memulai CameraPlayer 4. JBuon(Capure) Unuk meng-grab cira CameraPlayer 5. JBuon(Save) Unuk menyimpan hasil grabbing 6. JBuon(Abou) Unuk menampilkan dialog Abou 7. JBuon(Exi) Unuk menghenikan CameraPlayer dan keluar III Anarmuka Efek Foo Anarmuka efek foo menyediakan peralaan dan komponen yang dibuuhkan unuk memanipulasi foo yang elah di-capure, rancangan ersebu diliha pada gambar III.2 dibawah ini: Semula Grayscal e Brighnes s Inver Blur Sharp Embos s Simpan uup Gambar III.2 Anarmuka Efek Foo
5 26 Komponen-komponen yang digunakan unuk anarmuka diaas yaiu sebagai beriku: abel III.2 Komponen Anarmuka Efek Foo No Nama Komponen Kegunaan 1. JDialog Unuk menampung semua komponen diaasnya 2. Unuk menampilkan foo 3. JBuon(Semula) Unuk mengembalikan ke foo semula 4. JBuon(Grayscale) Unuk menfiler hiam puih 5. JBuon(Brighness) Unuk menambah kecerahan 6. JBuon(Inver) Unuk membalikan warna 7. JBuon(Blur) Unuk melembukan permukaan foo 8. JBuon(Sharp) Unuk menajamkan foo 9. JBuon(Emboss) Unuk menambah cekungan epi foo 10. JBuon(Simpan) Unuk menyimpan foo 11. JBuon(uup) Unuk menuup jendela III Anarmuka Koak Dialog enang Program Anarmuka koak dialog enang program menyediakan anarmuka unuk menampilkan informasi enang program yang dibua, rancangan ersebu diliha pada gambar III.3 dibawah ini: enang Program <ile> Deskripsi Program Gambar III.3 Anarmuka Koak Dialog enang Program Komponen-komponen yang digunakan unuk anarmuka diaas yaiu sebagai beriku:
6 27 abel III.3 Komponen Anarmuka Uama No Nama Komponen Kegunaan 1. JLabel Unuk menampilkan ile Abou 2. JLabel Unuk menampilkan deskripsi program 3. JSeparaor Unuk memisahkan ile dengan deskripsi III.2.2 Daa Flow Diagram Daa Flow Diagram (DFD) adalah suau diagram yang menggunakan noasi-noasi unuk menggambarkan arus dari daa sisem, yang penggunaannya sanga membanu unuk memahami sisem secara logika, ersrukur dan jelas. DFD merupakan ala banu dalam menggambarkan aau menjelaskan sisem yang sedang berjalan logis. III Laar Belakang Daa Flow Diagram Suau yang lazim bahwa keika menggambarkan sebuah sisem koneksual daa flow diagram yang akan perama kali muncul adalah ineraksi anara sisem dan enias luar. DFD didisain unuk menunjukkan sebuah sisem yang erbagi-bagi menjadi suau bagian sub-sisem yang lebih kecil dan unuk menggaris bawahi arus daa anara kedua hal yang ersebu diaas. Diagram ini lalu "dikembangkan" unuk meliha lebih rinci sehingga dapa erliha modelmodel yang erdapa di dalamnya. DFD dari program aplikasi webcam ini dapa diliha pada gambar III.4 dibawah ini:
7 Gambar III.4 Daa Flow Diagram 28
8 29 III.2.3 Flowchar III Flowchar Uama Unuk mempermudah pengimplemenasian program, diperlukan sebuah logika kerja aplikasi yang dapa diliha pada Flowchar gambar III.5 dibawah ini: Sar Awal Pilih Menu Sar Camera y Camera.iniPlayer() Capure y Camera.sop() Grab=Camera.geImage() Save y Show Save Dialog Simpan(Grab) Efek Foo y EF Abou y Show Abou Dialog Exi y Camera.sop() Camera.dealocae() End Gambar III.5 Flowchar Sisem Pada Flowchar diaas erdapa beberapa decision yang membenuk percabangan logika program sebagai beriku: 1. Saa aplikasi dijalankan, pengguna akan disajikan beberapa pilihan aksi.
9 30 2. Jika pengguna mengklik ombol Sar Camera maka sisem akan mencari CameraDevice yang dapa digunakan kemudian memanggil mehod sar() dari variabel CameraPlayer. 3. Jika pengguna mengklik ombol Capure maka sisem akan menghenikan sreaming cira dengan memanggil mehod sop() dari CameraPlayer dan melakukan grabbing grafik yang selanjunya disimpan dalam sebuah variabel. 4. Jika pengguna mengklik ombol Save maka sisem akan menampilkan SaveDialog dari class JfileChooser kemudian menyimpan cira hasil grabbing sesuai dengan lokasi oupu sream yang dipilih pengguna. 5. Jika pengguna mengklik ombol Efek Foo maka sisem akan menampilkan koak dialog Efek Foo. 6. Jika pengguna mengklik ombol Abou maka sisem akan menampilkan koak dialog enang program. 7. Jika pengguna mengklik ombol Exi maka CameraPlayer akan dihenikan dengan memanggil mehod sop() dan mendealokasikan penggunaan memori dengan memanggil mehod dealocae(), selanjunya aplikasi dihenikan.
10 31 III Flowchar Efek Foo Beriku ini adalah rangkaian program unuk menambahkan efek pada foo yang elah di-capure dari aplikasi. Flowchar Efek Foo dapa diliha pada gambar III.6 di bawah ini: EF Semula = OriginalImage Grayscale CS=ColorSpace.Gray OP=Konvolusi(CS) = OP.filer() Brighness B=Kernel{1,1,1.1} OP=Konvolusi(B) = OP.filer() Inver I=ColorSpace.Inver OP=Konvolusi(I) = OP.filer() Blur BL=Kernel {1/9,1/9,1/9 1/9,1/9,1/9 1/9,1/9,1/9} OP=Konvolusi(BL) = OP.filer() Sharp S=Kernel {-1,-1,-1-1, 9,-1-1,-1,-1} OP=Konvolusi(S) = OP.filer() Emboss E=Kernel {-2,0,0 0,1,0 0,0,2} OP=Konvolusi(E) = OP.filer() Simpan ampilkan File Chooser F=FileChooser.geFile() ImageIO.wrie(image, JPG,F) uup uup Koa Dialog Efek Foo Awal Gambar III.6 Flowchar Efek Foo
11 32 EF merupakan nama penggani noasi referensi flowchar eksernal unuk flowchar Efek Foo, beriku ini adalah penjelasan dari gambar III.5 diaas: 1. Pada koa dialog EF erdapa beberapa ombol yang dapa diklik unuk memanipulasi foo sesuai keinginan, ombol ersebu yaiu ombol Semula, Grayscale, Brighness, Inver, Blur, Sharp, Emboss, Simpan dan uup. 2. Jika ombol Semula diekan maka akan menampilkan cira dari gambar original sebelum dilakukan manipulasi. 3. Jika ombol Grayscale diekan maka sisem akan membua sebuah variabel CS yang diinisialisasikan dari kelas ColorSpace. Kemudian sisem membua variabel operaor OP dengan parameer CS, OP memiliki behavior yaiu Filer dengan behavior ersebu akan menghasilkan cira dalam benuk grayscale. 4. Jika ombol Brighness diekan maka sisem akan membua sebuah variabel B yang diinisialisasikan dari kelas Kernel dengan nilai {1,1,1.1}. Kemudian sisem membua variabel operaor OP dengan parameer B, OP memiliki behavior yaiu Filer dengan behavior ersebu akan menghasilkan cira dengan kecerahan 10% dari cira semula. 5. Jika ombol Inver diekan maka sisem akan membua sebuah variabel CS yang diinisialisasikan dari kelas ColorSpace Inverer. Kemudian sisem membua variabel operaor OP dengan parameer CS, OP memiliki behavior yaiu Filer dengan behavior ersebu akan menghasilkan cira dalam benuk warna erbalik.
12 33 6. Jika ombol Blur diekan maka sisem akan membua sebuah variabel B yang diinisialisasikan dari kelas Kernel 3x3 dengan nilai [{1/9,1/9,1/9} {1/9,1/9,1/9} {1/9,1/9,1/9}]. Kemudian sisem membua variabel operaor OP dengan parameer B, OP memiliki behavior yaiu Filer dengan behavior ersebu akan menghasilkan cira yang elah dilembukan. 7. Jika ombol Sharp diekan maka sisem akan membua sebuah variabel S yang diinisialisasikan dari kelas Kernel 3x3 dengan nilai [{-1,-1,-1} {-1,9, -1} {-1,-1,-1}]. Kemudian sisem membua variabel operaor OP dengan parameer S, OP memiliki behavior yaiu Filer dengan behavior ersebu akan menghasilkan cira yang elah dilembukan. 8. Jika ombol Emboss diekan maka sisem akan membua sebuah variabel E yang diinisialisasikan dari kelas Kernel 3x3 dengan nilai [{-2,0,0} {0,1,0} {0,0,2}]. Kemudian sisem membua variabel operaor OP dengan parameer E, OP memiliki behavior yaiu Filer dengan behavior ersebu akan menghasilkan cira yang elah diajamkan. 9. Jika ombol Simpan diekan maka sisem akan menampilkan sebuah koak dialog unuk memilih lokasi penyimpanan cira. Seelah lokasi erpilih sisem akan membua file cira dari kelas ImageIO. 10. Jika ombol uup diekan maka sisem akan menuup koak dialog unuk menambah Efek Foo dan keadaan sisem akan dikembalikan pada keadaan semula seperi saa perama kali dijalankan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil IV.1.1 Tampilan Hasil Antarmuka Utama Hasil pengimplementasian rancangan antarmuka utama yang telah dilakukan sebelumnya dapat dilihat pada gambar IV.1
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI
BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3. Gambaran Umum Perusahaan 3.. Sejarah Perusahaan PT. Tri Dharma Wisesa merupakan perusahaan indusri yang didirikan pada anggal 3 Desember 98, yang berempa di Jalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras
BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perencanaan dan pembuaan Perangka Keras Dalam pembuaan kunci jarak jauh dengan menggunakan minimum sisem 8088, digunakan meode pemodelan. Sebab pemodelan lebih
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
44 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sisem ang berjalan Analisis Sisem adalah penguraian dari suau sisem Informasi ke dalam bagian-bagian, komponen-komponen, dengan maksud unuk mendefenisikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciAplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg
Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan
Lebih terperinciRelasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT
2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem merupakan tahap penguraian konsep menjadi lebih sederhana, sehingga struktur
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sisem Analisis sisem merupakan ahap penguraian konsep menjadi lebih sederhana, sehingga srukur logisnya menjadi lebih jelas. Analisis sisem erdiri dari beberapa
Lebih terperinciBAB 3PERANCANGAN SISTEM
16 BAB 3PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sensor Cahaa ATMEGA8535 DRIVER LAMPU LAMPU LED DC LCD Gambar 3.1.Diagram Blok Beriku deskripsi fungsi seiap blok : 1 Blok Sensor Cahaa (TSL2561) : sensor cahaa
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)
BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciMODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN
MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu
Lebih terperinciKLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK
KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciPRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER
PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER W. Kurniawan * Jurusan Pendidikan Fisika, IKIP PGRI SEMARANG Jl. Lonar no Semarang, Indonesia Tel: 8...88 ; Email: wawan.hiam@gmail.com ABSTRAK Arikel ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. sukoharjo. Permasalahan yang dibahas pada penelitian yang dilakukan Yuri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka Sisem persediaaan ini pernah dibua oleh Yuri Prasyo (27) yaiu dengan judul Kompuerisasi sysem persediaan barang pada grahadia compuer sukoharjo.
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciPENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F
PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F Zihaul Haq 1, Bowo Nurhadiono, S.Si, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika, Universias
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciGROUP DECISION SUPPORT SYSTEM METODE PROMETHE DAN METODE HARE SELEKSI PENERIMA BEASISWA POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
GROUP DECISION SUPPORT SYSTEM METODE PROMETHE DAN METODE HARE SELEKSI PENERIMA BEASISWA POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE Mahdi, ST., M.Cs. Saf pengajar Polieknik Negeri Lhokseumawe-Aceh, (email: mahdi@pnl.ac.id)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperinci1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
.4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA
Maa Kuliah : Algorima dan Pemrograman 3 Kode / SKS : IT012245 / 2 SKS Program Sudi : Sisem Kompuer Fakulas : Ilmu Kompuer & Teknologi Informasi Maa kuliah ini mempelajari enang bahasa pemrograman Java
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel
BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinci1. Pengertian Digital
Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciDESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA
DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA Arif Hermawan Jurusan Teknik Elekro FTI, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya 60111
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik
ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1
Lebih terperinciB a b. Aplikasi Dioda
Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model
Lebih terperinciAhmad Riyadi Sampurno 1, Erna Zuni Astutik, M.Kom 2
ANALISA DISTRIBUSI GAUSSE UNTUK PENGUJIAN STATISTIK Ahmad Riadi Sampurno 1, Erna Zuni Asuik, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika,
Lebih terperinciPERTEMUAN 4 DIAGRAM ALUR (FLOWCHART) Diagram Alur untuk Program Komputer.
PERTEMUAN 4 DIAGRAM ALUR (FLOWCHART) Flowchar adalah suau diagram ang menggambarkan susunan logika suau program. Simbol simbol ang digunakan adalah sebagai beriku : Proses/prosessing, sau aau beberapa
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK
AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. matematika, age-structured epidemic model, basic reproduction rate, teori interaksi
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penyaki demam berdarah, pemodelan maemaika, age-srucured epidemic model, basic reproducion rae, eori ineraksi manusia dan kompuer, rekayasa perangka
Lebih terperinciKeywords: Forecasting, Exponential Smoothing
RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PERMINTAAN BARANG PADA CV. KONVEKSI JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Kuncono 1) 1) S1/ Jurusan Sisem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informaika &
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciAbstak. Kata Kunci: Op-amp, Integrator, Differensiator,Inverter dan Non inverter.
Rangkaian Inegraor dan Differensiaor ELIS SUSILAWATI (1127030017) FISIKA SAINS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNGUNG DJATI BANUNG TAHUN 2014 e-mail : elissusilawai533@yahoo.com Absak Aplikasi Pengua Operasional
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciEKSTRAKSI KONTUR MATA PADA SKETSA WAJAH MENGGUNAKAN GRADIENT VECTOR FLOW SNAKE
EKSTRAKSI KONTUR MATA PADA SKETSA WAJAH MENGGUNAKAN GRADIENT VECTOR FLOW SNAKE SANGAP MULYADI 08 05 011 Augus 03 rd 010 Absrak Dunia modern dewasa ini memanaakan eknologi biomerik dalam pengenalan iur-iur
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciI. DASAR RANGKAIAN SEKUENSIAL
I. D NGKIN EKUENIL Tujuan :. Memahami perbedaan anara rangkaian kombinasional dan sekuensial 2. Mengeri ae Diagram 3. Mengeri maksud dan ujuan Elemen Penyimpan iner 4. Dapa membua Flip-flop dari gerbang
Lebih terperinciBAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheiden
17 BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 1920, Kanor Saisik perama kali didirikan oleh Direkur Peranian, Kerajinan dan Perdagangan (Direcure Vand Landbow
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian
Lebih terperinciPercobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)
Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan
Lebih terperinciDescription Indicators Verification Asssesstment P
Logical Framework Qualiy Enhancemen Research Iniiaive (QERI) Descripion Indicaors Verificaion Asssessmen P 1a. Meningkakan 2.a Kemampuan mahasiswa hubungan u kualias peneliian sudi inernasional dalam melakukan
Lebih terperinciJurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,
Lebih terperinciBab IV Pengembangan Model
Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini
Lebih terperinciJumlah penjualan bulanan Produk X
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Eksraksi Hasil Pengumpulan Daa Hasil pengumpulan daa yang didapa pada periode Januari 006 sampai dengan Desember 009 disajikan dalam benuk abel seperi di bawah ini. Daa yang
Lebih terperinciAnalisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1
Analisis Gerak Osilaor Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Meode Elemen Hingga Dewi Sarika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universias Hasanuddin, Makassar
Lebih terperinciPERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER
PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik
Lebih terperinciRANK DARI MATRIKS ATAS RING
Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias
Lebih terperinciLIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1
LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real
Lebih terperinciSISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi
S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciAPLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND
APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan
Lebih terperinciPENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP
Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN NUMERIK
BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan
Lebih terperinciVARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini dibahas mengenai hasil dan pembahasan perancangan animasi 3D simulasi proses pengurusan keanggotaan BPJS berbasis multimedia. Selain itu bab ini juga akan membahas
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Negamax dan Alpha Beta Pruning pada Permainan Othello
Jaisi, Vol. 2 No. 2 Mare 2016 181 Penerapan Algorima Negamax dan Alpha Bea Pruning pada Permainan Ohello William* 1, Regiza Giovanno 2, Daniel Udjulawa 3 1,2 Program Sudi eknik Informaika, SMIK GI MDP,
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF
BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a
Lebih terperinci