PENGGUNAAN METODE AUTO REGRESI, AUTO KORELASI SERTA METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DENGAN APLIKASI MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 DALAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN METODE AUTO REGRESI, AUTO KORELASI SERTA METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DENGAN APLIKASI MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 DALAM"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN METODE AUTO REGRESI, AUTO KORELASI SERTA METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DENGAN APLIKASI MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 DALAM MERAMALKAN PRODUKSI ROKOK DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2009 TUGAS AKHIR Diajukan dalam rangka penyusunan Tugas Akhir Disusun Oleh : Nama : Nelly Wulandari Nim : Program Sudi : D3 Saisika Terapan dan Kompuasi Jurusan : Maemaika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

2 PENGESAHAN Tugas Akhir yang berjudul Penggunaan Meode Auo Regresi, Auo Korelasi sera Meode Exponenial Smoohing dengan Aplikasi Microsof Visual Basic 6.0 dalam Meramalkan Produksi Rokok di Kabupaen Kudus Tahun disusun oleh Nama : Nelly Wulandari NIM : elah diperahankan di hadapan sidang Paniia Ujian Tugas Akhir FMIPA Unnes pada anggal 23 Sepember 2010 Paniia Ujian Keua, Sekrearis, Dr. Kasmadi Imam S., M.S NIP Drs. Edy Soedjoko, M.Pd NIP Penguji II/ Pembimbing I, Penguji I/ Pembimbing II, Dra. Rahayu Budhiai V., M.Si NIP Dr. Iwan Junaedi, S.Si., M.Pd NIP ii

3 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Hidup ak berarah anpa peunjuk dan perolongan Allah Jangan pernah meremehkan kelemahan orang lain, karena suau saa anda akan membuuhkannya. Orang yang bahagia adalah orang yang dapa berkaa cukup. Hai-hai dengan orang yang idak mencari kebenaran melainkan pembenaran. Berjuanglah unuk hidup, karena hidup iu layak unuk diperjuangkan. PERSEMBAHAN Bapak ibu ercina erima kasih aas doanya Mba ku Ibawai ersayang Mas April erima kasih aas semanganya Mba Tari, Lilik, Febri, Ishi, Ria, Agus erima kasih aas dukungan dan banuannya Teman-eman Saerkom 07 iii

4 ABSTRAK Wulandari, Nelly Penggunaan Meode Auo Regresi, Auo Korelasi sera Meode Exponenial Smoohing dengan Aplikasi Microsof Visual Basic 6.0 dalam Meramalkan Produksi Rokok di Kabupaen Kudus Tahun Saisika Terapan dan Kompuasi D3. Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Negeri Semarang. Kaa kunci : peramalan, Microsof Visual Basic 6.0. Penenuan ingka produksi unuk periode yang akan daang merupakan salah sau kepuusan pening yang harus dilakukan perusahaan. Oleh karena iu, agar kepuusan yang naninya akan diambil mempunyai nilai yang opimal diperlukan suau meode yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau meode yang diperlukan oleh perusahaan dalam proses pengambilan kepuusan unuk menenukan besarnya hasil produksi yakni meode peramalan. Permasalahan yang dikaji melalui meode Auo Regresi, Auo Korelasi sera meode Exponenial Smoohing adalah (1)Berapakah hasil peramalan produksi rokok pada ahun 2009 di Kabupaen Kudus dengan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi sera Double Exponenial Smoohing dengan menggunakan aplikasi Microsof Visual Basic 6.0, (2)Meode manakah yang cocok unuk meramalkan hasil produksi rokok ahun 2009 di Kabupaen Kudus. Meode yang digunakan dalam kegiaan adalah meode dokumenasi dan meode kepusakaan. Sedangkan variable yang digunakan adalah jumlah produksi rokok di Kabupaen Kudus dari ahun 1996 sampai dengan ahun Hasil peramalan yang diperoleh melalui aplikasi Microsof Visual Basic 6.0 dengan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi menunjukkan bahwa hasil produksi rokok di Kabupaen Kudus ahun 2009 adalah sebesar ,375. Dengan besar hubungan anara hasil produksi rokok ahun 2008 dengan hasil produksi rokok ahun 2009 sebesar 94,13%, dan sisanya sebesar 5,87% dipengaruhi oleh fakor lain. Penggunaan aplikasi Microsof Visual Basic 6.0 yang digunakan unuk meramal hasil produksi rokok ini, juga dapa digunakan unuk meramalkan periode-periode berikunya. Seiap ahun produksi rokok di Kabupaen Kudus mengalami peningkaan, sera mampu memberikan konribusi yang cukup besar erhadap Kabupaen Kudus. Selain iu, indusri rokok merupakan indusri yang paling mendominasi dan mampu menyerap enaga kerja yang cukup banyak, maka seharusnya pemerinah Kabupaen Kudus lebih memperhaikan lagi keberadaan perusahaanperusahaan rokok agar semakin berkembang. Namun disisi lain, pemerinah Kabupaen Kudus juga harus memperhaikan kesehaan masyaraka akan bahaya merokok. iv

5 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjakan kehadira Allah SWT aas ersusunnya laporan Tugas Akhir yang berjudul "PENGGUNAAN METODE AUTO REGRESI, AUTO KORELASI SERTA METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DENGAN APLIKASI MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 DALAM MERAMALKAN PRODUKSI ROKOK DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2009". Dalam proses penyusunan laporan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapakan banuan, pengarahan sera bimbingan dari berbagai pihak. Unuk iu pada kesempaan ini penulis bermaksud unuk menyampaikan ucapan erima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sasroamodjo, M.Si., Rekor UNNES; 2. Dr. Kasmadi Imam S.MS, Dekan Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam UNNES; 3. Drs. Edy Soedjoko, M.Pd., Keua Jurusan Maemaika FMIPA; 4. Drs. Arief Agoesano, M.Si, Keua Prodi Saerkom; 5. Dra. Rahayu Budhiai V, M.Si, dosen pembimbing I; 6. Dr. Iwan Junaedi, S. Si, M.Pd., dosen pembimbing II; 7. Drs. Sugia, Kepala Badan Pusa Saisik Kabupaen Kudus; 8. Bapak dan ibu ercina yang elah memberikan dorongan baik secara maerial maupun spiriual; v

6 9. Teman-eman Saerkom 07 dan semua pihak yang elah membanu penulis dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang elah membanu penulis menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Dengan kerendahan hai penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna. Akhirnya penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapa berguna sera bermanfaa bagi pihak-pihak yang membuuhkannya, Amin. Semarang, Sepember 2010 Penulis vi

7 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..... PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i ii iii iv v vii DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN x xi BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang B. Rumusan Masalah... 4 C. Pembaasan Masalah... 5 D. Tujuan dan Manfaa E. Sisemaika Tugas Akhir BAB II LANDASAN TEORI A. Peramalan B. Meode Auo Regresi dan Auo Korelasi C. Meode Exponenial Smoohing D. Microsof Visual Basic E. Rokok vii

8 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup B. Variabel Kegiaan C. Meode Pengumpulan Daa D. Analisis Daa E. Penarikan Kesimpulan BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN A. Hasil Peneliian B. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

9 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Skema hubungan nilai suau variabel anara yang erjadi pada suau periode dengan yang erjadi pada 1 periode berikunya Tabel 2. Daa produksi rokok di Kabupaen Kudus dari ahun Tabel 3. Hasil peramalan dengan menggunakan meode Double Exponenial Smoohing ix

10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Koak dialog New Projec Gambar 2. Tampilan bidang kerja Visual Basic Gambar 3. Menu-menu pada menu Bar Gambar 4. Benuk Toolbar sandar Gambar 5. Kumpulan konrol pada Toolbox Gambar 6. Benuk dari Form window Gambar 7. Suau prosedur dalam Code window Gambar 8. Projec Explorer Gambar 9. Tab alphabeic pada Properies window Gambar 10. Form Layou window Gambar 11. Grafik Produksi Rokok x

11 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Hasil oupu peramalan dengan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi Lampiran 2. Hasil oupu peramalan dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha Lampiran 3. Hasil oupu peramalan dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha Lampiran 4. Hasil oupu peramalan dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha Lampiran 5. Hasil oupu peramalan dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha Lampiran 6. Hasil oupu peramalan dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha Lampiran 7. Hasil oupu peramalan dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha Lampiran 8. Hasil oupu peramalan dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha Lampiran 9. Hasil oupu peramalan dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha Lampiran 10. Hasil oupu peramalan dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha xi

12 Lampiran 11. Kode program pada meode Auo Regresi dan Auo Korelasi Lampiran 12. Kode program pada meode Double Exponenial Smoohing Lampiran 13. Tabel nilai xii

13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keberadaan Indusri rokok idak dapa dipisahkan dari Kabupaen Kudus yang disebu sebagai Koa Kreek. Indusri rokok dimulai sekiar ahun 1909 oleh pengusaha rokok bernama Nii Semio yang memproduksi rokok merek "BAL TIGA". Saa ini di Kabupaen Kudus erdapa beberapa perusahaan rokok yang cukup erkenal anara lain Perusahaan Rokok Djarum, Perusahaan Rokok Nojorono, Perusahaan Rokok Sukun, Perusahaan Rokok Jambu Bol dan masih banyak lagi perusahaan rokok yang berskala sedang dan kecil. Dari daa Persauan Perusahaan Rokok Kudus (PPRK), seidaknya erdapa enaga kerja di Kudus yang mengganungkan usahanya di sekor indusri rokok. Jumlah enaga kerja sebanyak iu erserap pada lima pabrik rokok besar dan sejumlah pabrik kecil yang ergabung dalam perserikaan Persauan Perusahaan Rokok Kudus (PPRK). Tenaga kerja iu erdiri aas orang enaga harian, orang enaga borongan dan enaga bahil. Belum emasuk enaga kerja bulanan. Perusahaan yang paling banyak menampung enaga kerja dalam sekor indusri rokok dianaranya adalah PT Djarum sebanyak orang, disusul PT Nojorono sebanyak orang, Perusahaan rokok Sukun 1

14 2 sebanyak orang, Djambu Bol sebanyak orang, dan Genong Gori sebanyak orang. Sedangkan enaga kerja di perusahaan rokok lain diperkirakan orang. Dari seluruh jumlah produksi rokok yang sudah diproduksi oleh perusahaan rokok ersebu di aas, jenis yang menjadi andalan bagi pengusaha rokok adalah sigare kreek angan (SKT). Produksi SKT unuk ahun 2008 mencapai baang. Unuk jenis lainnya, sigare kreek mesin (SKM) diproduksi baang, dan jenis rokok klobo (Klb) menghasilkan baang. Menuru daa Persauan Perusahaan Rokok Kudus (PPRK), produksi rokok (SKT, SKM, dan Klobo) di Kabupaen Kudus ahun 2008 mengalami peningkaan sebesar 8,12 persen dibandingkan ahun sebelumnya. Penenuan ingka produksi dari barang aau jasa unuk periode yang akan daang merupakan salah sau kepuusan pening yang harus dilakukan perusahaan. Besarnya ingka produksi yang juga merupakan suau penawaran dipengaruhi oleh seberapa besar ingka perminaan pasar yang naninya akan dipenuhi perusahaan. Oleh karena iu, agar kepuusan yang naninya akan diambil mempunyai nilai yang opimal diperlukan suau meode yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau meode yang diperlukan oleh perusahaan dalam proses pengambilan kepuusan unuk menenukan besarnya jumlah produksi yakni meode peramalan. Peramalan adalah suau perkiraan ingka perminaan yang diharapkan unuk suau produk aau beberapa produk dalam periode

15 3 waku erenu di masa yang akan daang. Unuk membua suau peramalan banyak mempunyai ari, maka peramalan ersebu perlu direncanakan dan dijadwalkan sehingga akan diperlukan suau periode waku paling sediki dalam periode waku yang dibuuhkan unuk membua suau kebijaksanaan dan meneapkan beberapa hal yang mempengaruhi kebijakan ersebu. Dengan menggunakan meode ini diharapkan perusahaan dapa menenukan seberapa besar ingka produksi pada periode yang akan daang. Karena dengan cara ini perusahaan dapa menekan biaya produksi maupun biaya penyimpanan yang diakibakan erjadinya kelebihan produksi sera perusahaan idak akan kehilangan pelanggan yang dikarenakan perusahaan idak dapa memenuhi perminaan yang ada. Dalam memilih meode peramalan diperlukan keepaan guna meminimalkan kesalahan dalam meramal. Tujuannya agar peramalan memiliki keakuraan yang inggi. Salah sau meode peramalan yang dapa digunakan unuk meramal produksi rokok adalah meode Auo Regresi dan Auo Korelasi sera meode Exponenial Smoohing. Meode Auo Regresi, Auo Korelasi sera meode Exponenial Smoohing akan memudahkan peramalan. Meode ersebu ermasuk model regresi linear, jadi meode ersebu cocok apabila digunakan unuk meramal produksi rokok pada ahun Perkembangan ilmu eknologi juga banyak membanu dalam penghiungan berbagai macam problemaika ekonomi. Teknologi kompuer yang sekarang elah

16 4 menjadi sener ala komunikasi sekaligus sebagai pemberi solusi dalam suau masalah, merupakan salah sau benuk dari eknologi yang dapa digunakan dalam proses peramalan. Kemajuan eknologi yang sekarang elah mendunia, seharusnya menjadi sebuah jendela baru bagi perkembangan dunia informasi dan penyajian daa. Kenyaaan yang ada di Kabupaen Kudus dalam pengolahan daa masih menggunakan meode manual, yaiu penghiungan dengan salah sau sofware kompuer Microsof excel. Penggunaan sofware ini sebenarnya memberi kemudahan namun bila diliha dari efisiennya maka program ini banyak sekali memiliki kekurangan, dianaranya adalah lama dalam melakukan proses penghiungan karena membuuhan banyak bahasa logika, sehingga kurang prakis. Berdasarkan uraian diaas penulis membua Tugas Akhir dengan judul "PENGGUNAAN METODE AUTO REGRESI, AUTO KORELASI SERTA METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DENGAN APLIKASI MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 DALAM MERAMALKAN PRODUKSI ROKOK DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2009".

17 Rumusan Masalah Berdasarkan laar belakang, maka permasalahan yang akan dikaji adalah sebagai beriku Berapakah hasil peramalan produksi rokok pada ahun 2009 di Kabupaen Kudus dengan meode Auo Regresi, Auo Korelasi sera meode Exponenial Smoohing dengan menggunakan aplikasi Microsof Visual Basic 6.0? Meode manakah yang cocok unuk meramalkan hasil produksi rokok ahun 2009 di Kabupaen Kudus? 1.3. Pembaasan masalah Penulisan ugas akhir ini hanya akan membahas enang penggunaan meode Auo Regresi, Auo Korelasi sera meode Exponenial Smoohing unuk meramalkan hasil produksi rokok pada ahun 2009 di Kabupaen Kudus Tujuan dan Manfaa Tujuan Unuk mengeahui hasil peramalan produksi rokok pada ahun 2009 di Kabupaen Kudus dengan meode Auo Regresi, Auo Korelasi sera meode Exponenial Smoohing dengan menggunakan aplikasi Microsof Visual Basic 6.0.

18 Unuk mengeahui meode manakah yang cocok unuk meramalkan hasil produksi rokok ahun 2009 di Kabupaen Kudus Manfaa Bagi Penulis Dapa melakukan pengamaan enang hasil produksi rokok di Kabupaen Kudus Mahasiswa dapa menerapkan Ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan Dapa mengeahui sisem kerja Badan Pusa Saisik Kabupaen Kudus Mahasiswa dapa mengeahui dan mengenal dunia kerja Mahasiswa dapa menambah Pengeahuan dan Pengalaman di dunia kerja Mahasiswa dapa mengeahui permasalahanpermasalahan yang mungkin muncul di dunia kerja dan cara mengaasinya Bagi Jurusan Dapa dijadikan sebagai bahan sudi kasus bagi pembaca dan acuan bagi mahasiswa.

19 Sebagai bahan referensi bagi pihak perpusakaan sebagai bahan bacaan yang dapa menambah ilmu pengeahuan bagi pembaca Bagi Badan Pusa Saisik Kabupaen Kudus Sebagai bahan aau kajian dalam melakukan peramalan produksi rokok unuk ahun yang akan daang di Kabupaen Kudus Sebagai wacana unuk mengeahui perubahan yang erjadi pada produksi rokok Sisemaika Tugas Akhir Secara garis besar sisemaika Tugas Akhir ini dibagi menjadi 3 bagian, yaiu bagian awal, bagian ini, dan bagian akhir. Bagian pendahuluan Tugas Akhir memua halaman judul, pengesahan, moo dan persembahan, absrak, kaa penganar, dan dafar isi. Bagian isi dibagi menjadi 5 bab, yaiu sebagai beriku Bab 1 Pendahuluan Pada bab pendahuluan ini dikemukakan enang alasan pemilihan judul, permasalahan, pembaasan masalah, ujuan dan manfaa peneliian, dan sisemaika ugas akhir Bab 2 Landasan Teori Landasan eori berisi enang eori-eori yang digunakan sebagai pedoman dalam memecahkan permasalahan dalam ugas akhir ini. Teori-eori ini melipui eori peramalan, meode Auo Regresi dan

20 8 Auo Korelasi, meode Exponenial Smoohing, Microsof Visual Basic 6.0, dan pengerian rokok Bab 3 Meode Peneliian Pada bab ini berisi enang ruang lingkup, variabel kegiaan, meode pengumpulan daa, dan Analisis Daa, dan penarikan kesimpulan Bab 4 Hasil Peneliian dan Pembahasan Bab ini berisi enang hasil peneliian dan pembahasan, sebagai jawaban dari permasalahan Bab 5 Penuup Penuup berisi simpulan yang diperoleh dari hasil peneliian dan saran. Bagian akhir dari ugas akhir ini adalah dafar pusaka dan lampiran-lampiran.

21 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Definisi Ramalan (forecass) adalah suau prediksi mengenai kejadian-kejadian aau kondisi-kondisi yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan kegiaan dalam memprediksi kejadiankejadian aau kondisi-kondisi yang akan erjadi di masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Peramalan aau yang sering disebu dengan forecasing adalah suau bagian yang harus diperimbangkan unuk membua perencanaan. Salah sau aspek pening perencanaan adalah pembuaan kepuusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiaan unuk memecahkan masalah. Di dalam suau perencanaan, selain diperlukan daa masa lampau dan masa sekarang, juga daa hasil ramalan yang menggambarkan kemampuan unuk masa yang akan daang. Peramalan merupakan dugaan aau perkiraan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan daang. 9

22 10 Ada beberapa meode peramalan (Subagyo, 1986:6) anara lain: a). Peramalan dengan meode Exponenial Smoohing yaiu mengambil raa-raa dari nilai-nilai pada beberapa ahun unuk menaksir nilai pada suau ahun. b). Peramalan dengan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi. Auo regresi yaiu unuk mengeahui besarnya pengaruh, sedangkan auo korelasi yaiu unuk mengeahui kua idaknya hubungan. Disebu dengan isilah auo karena variabel yang menjadi dependen variabel sama dengan yang menjadi independen variabel. Tidak ada meode peramalan yang paling baik dan selalu cocok digunakan unuk membua ramalan mengenai suau hal, api idak cocok unuk bisa meminimumkan kesalahan meramal (Subagyo, 1986:5-6). Unuk iu, dalam meramalkan jumlah produksi rokok di Kabupaen Kudus, penulis menggunakan meode peramalan dengan menggunakan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi, selain iu penulis juga akan menggunakan meode Exponenial Smoohing yaiu Double Exponenial Smoohing unuk membandingkan meode mana yang lebih cocok digunakan unuk meramal produksi rokok ahun 2009 di Kabupaen Kudus.

23 Jenis peramalan Berdasarkan sifanya, peramalan dapa dibagi dalam dua kaegori, yaiu. a). Peramalan kualiaif adalah peramalan yang didasarkan aas daa kualiaif pada masa lalu. Hasil peramalan ini sanga berganung pada orang yang menyusunnya. Hal ini pening karena hasil peramalan ersebu dienukan berdasarkan pemikiran yang bersifa insuisi, pendapa dan pengeahuan sera pengalaman dari orang orang yang menyusunnya. b). Peramalan kuaniaif adalah peramalan yang didasarkan aas daa kuaniaif pada masa lalu. Hasil peramalan ini sanga berganung pada meode yang dipergunakan dalam peramalan ersebu. Karena dengan meode yang dipergunakan dalam peramalan yang berbeda pula. Baik idaknya meode yang dipergunakan dienukan oleh perbedaan aau penyimpangan anara hasil ramalan dengan keyakinan yang erjadi. Semakin kecil penyimpangan anara hasil ramalan dengan hasil ramalan dengan kenyaaan yang erjadi berari meode yang digunakan semakin baik Meode Auo Regresi dan Auo Korelasi. Auo Regresi digunakan unuk mengeahui besarnya pengaruh nilai suau variabel, anara yang elah erjadi pada suau peride dan yang erjadi

24 12 pada periode berikunya. Sedangkan Auo Korelasi digunakan unuk mengukur ingka hubungan nilai suau variabel, anara yang elah erjadi pada suau periode dan yang erjadi pada periode berikunya. Disebu dengan isilah auo karena variabel yang menjadi dependen variable sama dengan yang menjadi independen variable. Kalau nilai suau variabel erganung nilai yang erjadi sau periode (ahun) yang lalu adalah. X = f(x -1 ) Unuk lebih menjelaskan hubungan anara dependen dan independen variable ini liha pada Tabel 1. Pada Tabel 1 erliha bahwa nilai pada periode 1 berpengaruh pada nilai periode 2, nilai periode 2 berpengaruh pada periode 3 dan seerusnya. Tabel 1 Skema hubungan nilai suau variabel anara yang erjadi pada suau periode dengan yang erjadi pada 1 periode berikunya Dependen Variable X (Y dalam regresi sederhana) Nilai Periode 1 Nilai Periode 2 Nilai Periode 3 Nilai Periode Nilai Periode Independen Variable X -n (X dalam regresi sederhana) - Nilai Periode 1 Nilai Periode 2 Nilai Periode Nilai Periode -n Seelah daa ersusun dalam abel, maka selanjunya unuk meramalkan daa ersebu dengan menggunakan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi, maka langkah-langkahnya adalah sebagai beriku.

25 Mencari persamaan Auo Regresi dan Koefisien Auo Korelasi dengan rumus: X X s Dengan nilai dan berdasarkan rumus di bawah ini. N ( X s X N ( X 2 ) s) ( X ( X ) ( X ) 2 ) s s Keerangan: N = Banyaknya pasangan daa s = Selisih waku anara dependen dan independen variable. aau dapa juga menggunakan rumus sebagai beriku. ( x ( x s 2 x ) s) x s x ) = ( X s X ) - 1/n ( X s )( X ) ( ( 2 2 x ) = ( X ) - 1/n X )( X ) ( = X - X s menghiung (mencari) koefisien auo korelasi digunakan rumus sebagai beriku. r = [ N X N 2 s X ( s X X s ( X s )( 2 ) ][ N X X 2 ) ( X ) 2 ] aau dapa juga menggunakan rumus sebagai beriku: x s x r = 2 2 x s )( x ) (

26 Tes Terhadap, dan nilai r Sebelum menggunakan persamaan regresi, sebaiknya diadakan es erhadap dan. Hal ini unuk meliha apakah nilai dan iu cukup signifikan, dengan kaa lain apakah nilai dan iu idak diperoleh fakor kebeulan saja Tes Terhadap Langkah-langkah unuk melakukan esing erhadap adalah sebagai beriku. a. Menenukan hipoesis : H 0 : H 1 : = 0 (nilai α idak signifikan) 0 (nilai α signifikan) b. Menenukan krieria penerimaan aau penolakan hipoesis. Cari dulu abel, misalnya dengan ingka resiko kesalahan 5%, maka ( 2 1, N-2). Kia olak 0 apabila hiung sama aau lebih besar dari ( 2 1, N-2) c. Hiung dari daa: Unuk menghiung dilakukan dengan rumus sebagai beriku: S dimana, S S e n dimana, S e ( X N Xˆ ) 2 2

27 15 Keerangan: S e = Sandard error of esimae (sandar penyimpangan daa dari garis Auo Regresinya). d. Menarik kesimpulan Jika H o diolak berari nilai cukup signifikan, dan sebaliknya jika H o dierima maka nilai idak signifikan Tes Terhadap Langkah unuk melakukan esing erhadap sama dengan langkah-langkah unuk mengees, perbedaannya hanya dalam menghiung nilai, yaiu dengan menggunakan rumus sebagai beriku: Se dimana, S 2 S ( X X s) s aau S S e 2 ( x s ) Tes kua idaknya Auo Korelasi. a. Menenukan hipoesis dan alernaive hipoesis. 0 0 r (idak ada hubungan secara signifikan anara jumlah produksi rokok pada suau periode dengan periode sebelumnya) 0 1 r (ada hubungan secara signifikan anara jumlah produksi rokok pada suau periode dengan periode sebelumnya)

28 16 b. Menenukan krieria penolakan dan penerimaan hipoesis. Dengan nilai erenu maka mencari nilai abel dengan degrees of freedom = N-2. Unuk lebih menjelaskan biasanya diserai dengan gambar. c. Hiung nilai dari daa yang dikeahui, dengan rumus sebagai beriku: r 1 N r 2 2 d. Kalau yang dihiung lebih kecil aau sama dengan dari baas erendah aau lebih besar aau sama dengan baas eringgi maka H 0 diolak dan H 1 dierima, berari ada korelasi yang kua. Demikian pula sebaliknya kalau yang dihiung lebih besar dari baas erendah aau lebih kecil dari baas eringgi maka H 0 dierima dan H 1 diolak, berari ada korelasi yang lemah. e. Menarik kesimpulan Jika H 0 diolak berari erdapa korelasi yang kua anara dua variabel. Dalam hal ini adalah independen variable yaiu variabel yang erjadi lebih dulu dari dependen variable. Jika korelasi anara dua variabel kua, maka bisa melakukan forecas dependen variable berdasarkan independen variable dengan persamaan yang elah dicari melalui persamaan auo regresi.

29 Meode Exponenial Smoohing. Meode Exponenial Smoohing adalah meode peramalan dengan cara mengambil raa-raa dari nilai erenu unuk menghasilkan nilai yang diramalkan. Smoohing adalah mengambil raa-raa dari nilai-nilai pada beberapa ahun unuk menaksir nilai pada suau ahun (Subagyo, 1986:7). Teknik Smoohing dilakukan jika daa yang ada memiliki mean yang berubah secara idak sisemais. Arinya mean dapa lebih besar aau lebih kecil dibandingkan dengan masa lalu eapi secara idak konsisen naik urun dengan berlalunya waku (daanya naik urun). Pada meode Exponenial Smoohing, erdapa 3 cara yaiu Single Exponenial Smoohing, Double Exponenial Smoohing, dan Triple Exponenial Smoohing. Naninya salah sau dari keiga meode ersebu akan penulis bandingkan dengan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi. peramalan yang paling mendekai yang akan sanga berguna dalam meramal daa hasil produksi rokok ahun 2009 di kabupaen Kudus. Adapun cara meramal dengan menggunakan keiga eknik Smoohing ersebu adalah sebagai beriku Meode Single Exponenial Smoohing. Meode Single Exponenial Smoohing lebih cocok digunakan unuk meramal hal-hal yang flukuasinya secara random aau idak eraur (Subagyo, 1986:22). Pada meode ini bobo yang diberikan pada daa yang ada adalah sebesar unuk daa yang erbaru, (1- ) unuk daa yang lama, (1- ) 2 unuk daa yang lebih lama,

30 18 dan seerusnya. Besarnya adalah anara 0-1. semakin mendekai 1 berari daa erakhir lebih diperhaikan daripada daa-daa sebelumnya. Secara sisemais besarnya forecas adalah : F 1 = αx +(1-α)F Dimana : F 1 : ramalan unuk periode ke +1 X : nilai riil periode ke- F : ramalan unuk periode ke- Dalam melakukan peramalan dengan meode Single Exponenial Smoohing, besarnya α dapa dienukan secara bebas Meode Double Exponenial Smoohing. Meode Double Exponenial Smoohing cocok digunakan pada daa yang memperlihakan pola linier. Meode ini biasanya lebih epa unuk meramal daa yang mengalami rend kenaikan (Subagyo, 1986:25). Pada meode ini proses penenuan ramalan dimulai dengan menenukan α, dan dilanjukan dengan ahap-ahap sebagai beriku. a. menenukan Smoohing perama (S ) S = αx +(1-α)S 1 Dengan S : smoohing perama periode ke- X : nilai riil periode S 1 : smoohing perama periode -1

31 19 b. menenukan Smoohing kedua (S ) S = αs +(1-α)S 1 Dengan S : smoohing kedua periode -1 c. menenukan besarnya konsana (a) a = 2S -S d. menenukan besarnya slope (b) b = 1 1 (S -S ) e. menenukan besarnya forecas (F m ) F m = a +b (m), dimana m adalah jangka waku forecas Meode Triple Exponenial Smoohing. Meode Triple Exponenial Smoohing lebih cocok jika digunakan unuk meramal daa yang mengalami gelombang pasang suru aau berflukuasi (Subagyo, 1986:26). Dengan kaa lain meode ini lebih cocok jika digunakan unuk meramal daa yang benuk kecenderungan daa yang naik urun. Unuk menghiung forecas dengan meode ini, rumus yang digunakan adalah sebagai beriku. 1 F m = a +b m+ c m 2 2 Dimana: a =3S -3S +S b = 2 2(1 ) [(6-5α)S -(10-8α)S +(4-3α)S ]

32 20 2 c = 2 1 (S -2S +S ) Dimana: S = αx +(1-α)S 1 S = αs +(1-α)S 1 S = αs +(1-α)S Menghiung kesalahan ramalan Unuk mengukur error (kesalahan) forecas digunakan mean absolue error (MAE) dan mean squared error(mse). a. Mean Absolue Error (MAE) adalah raa-raa nilai absolue dari kesalahan meramal (idak dihiraukan anda posiif aau negaifnya). MAE dirumuskan sebagai beriku. MAE = x n F Dengan x : daa sebenarnya F : ramalan periode ke- N : banyaknya daa hasil ramalan b. Mean Squared Error (MSE) adalah kuadra raa-raa kesalahan forecas. Rumusnya adalah sebagai beriku. MSE = x n F 2 Aau biasa diulis MSE=MAE 2

33 Microsof Visual Basic 6.0. Visual Basic merupakan sebuah bahasa pemrograman kompuer yang berjalan pada sisem operasi Windows. Bahasa pemrograman adalah sekumpulan perinah aau insruksi yang dimengeri oleh kompuer unuk mengerjakan ugas-ugas erenu. Visual Basic selain disebu sebagai bahasa pemrograman, juga sering disebu sebagai sarana (Tool) unuk menghasilkan program-program aplikasi berbasis Windows. Secara umum ada beberapa manfaa yang diperoleh dari pemakaian program Visual Basic, dianaranya: a. Dipakai dalam membua program aplikasi berbasis Windows. b. Dipakai dalam membua obyek-obyek pembanu program. c. Digunakan unuk menguji program (Debugging) dan menghasilkan program akhir EXE yang bersifa Execuable, aau dapa langsung dijalankan. Banyak fasilias baru yang diawarkan oleh Visual Basic 6.0, dianaranya penambahan koleksi fungsi, fasilias Naive Code, penambahan Inerface baru, dan lain-lain. Selain menyediakan ipe daa sendiri yang berupa argumen aau properi dan meode publik, Visual Basic 6.0 juga bisa menghasilkan array dari suau fungsi aau properi suau prosedur. Terdapa fasilias Naive Code unuk mengkompilasi source code agar dihasilkan aplikasi dengan waku eksekusi yang lebih cepa. Selain iu Visual Basic 6.0 menyediakan 3 macam inerface yang digunakan unuk merancang aplikasi sesuai kebuuhan, yaiu MDI (Muliple Documen

34 22 Inerface), SDI (Single Documen Inerface), dan EDI (Explorer Documen Inerface) Memulai program Visual Basic 6.0. Program Visual Basic 6.0 berjalan pada sisem operasi Windows, maka sebelum memulai mengoperasikan program ersebu, harus mengakifkan erlebih dahulu sisem operasi Windows, dengan langkah-langkah sebagai beriku : Klik ombol mouse sebelah kiri pada Sar pada Taskbar Pilih menu Program, Microsof Visual Basic Selanjunya sebuah koak dialog New Projec akan diampilkan. Gambar 1. koak dialog New Projec Dari ampilan ersebu pilih aplikasi Sandar EXE.

35 Tampilan dasar Visual Basic 6.0. Layar program Visual Basic 6.0 merupakan suau lingkungan besar yang erdiri dari beberapa bagian kecil yang ersusun sedemikian rupa dan mempunyai sifa sifa sebagai beriku : Docking, berfungsi sebagai empa peleakan bagian IDE (Inegraed Developmen Inegraion) sehingga dapa menempel dengan bagian lain yang berdekaan Floaing, elemen-elemennya dapa digeser-geser ke posisi mana saja Sizable, elemen aau jendela dapa diubah-ubah ukurannya. Dari sifa-sifa yang ada, maka dapa dengan mudah memindahkan, menggeser, memperbesar aau memperkecil ukuran suau komponen layar Visual Basic 6.0. Gambar 2. ampilan bidang kerja Visual Basic 6.0

36 24 a. Menu Bar Menu Bar merupakan kumpulan perinah-perinah yang dikelompokan dalam krieria operasinya. b. Toolbar Gambar 3. menu-menu pada Menu Bar Toolbar merupakan sekumpulan ombol yang mewakili suau perinah erenu pada Visual Basic. Gambar 4. benuk Toolbar sandar c. Toolbox Toolbox merupakan sebuah jendela dimana obyek aau konrol diempakan yang dibuuhkan unuk membenuk suau program, dengan cara dipasang pada form. Gambar 5. kumpulan konrol pada Toolbox

37 25 d. Form Window Form Window (jendela form) merupakan area kerja unuk merancang suau program aplikasi Visual Basic. Pada jendela form ini dapa meleakkan konrol seperi command buon, exbox, label, checkbox, dan lainnya. Gambar 6. benuk dari Form window e. Code Window Code Window merupakan area unuk menuliskan kodekode program Visual Basic. Suau kode-kode program merupakan kumpulan dari insruksi unuk menjalankan obyek yang berupa konrol maupun form sera logika program. Gambar 7. suau prosedur dalam Code Window

38 26 f. Projec Explorer Projec Explorer merupakan area yang berisi semua file program aplikasi Visual Basic. Suau aplikasi Visual Basic disebu dengan Projec dan seiap proyek bisa erdiri dari sau aau lebih file. Gambar 8. Projec Explorer g. Properies Window Properies Window merupakan area yang berisi semua informasi mengenai konrol yang dibua, dan berugas menyiapkan segala properi dari konrol yang diperlukan dalam perancangan user inerface maupun pemrograman. Gambar 9. ab alphabeic pada Properies Window

39 27 h. Form Layou Window Form Layou Window merupakan jendela yang menunjukkan aa leak form saa diampilkan pada layar monior. Gambar 10. Benuk dari form pada Layou Window 2.5. Rokok Definisi rokok Rokok adalah silinder dari keras berukuran panjang anara 70 hingga 120 mm (bervariasi erganung negara) dengan diameer sekiar 10 mm yang berisi daun-daun embakau yang elah dicacah. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbenuk koak aau kemasan keras yang dapa dimasukkan dengan mudah ke dalam kanong. Sejak beberapa ahun erakhir, bungkusan-bungkusan ersebu juga umumnya diserai pesan kesehaan yang memperingakan perokok akan bahaya kesehaan yang dapa diimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru aau serangan janung.

40 28 Manusia di dunia yang merokok unuk perama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, unuk keperluan riual seperi memuja dewa aau roh. Pada abad 16, Keika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa iu iku mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa embakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok unuk keperluan riual, di Eropa orang merokok hanya unuk kesenangan semaa-maa. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saa iu kebiasaan merokok mulai masuk negaranegara Islam Jenis rokok Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan aas bahan pembungkus rokok, bahan baku aau isi rokok, proses pembuaan rokok, dan penggunaan filer pada rokok. 1. Rokok berdasarkan bahan pembungkus. 1.a). Klobo yaiu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung. 1.b). Kawung yaiu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. 1.c). Sigare yaiu rokok yang bahan pembungkusnya berupa keras.

41 29 1.d). Ceruu yaiu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun embakau. 2. Rokok berdasarkan bahan baku aau isi. 2.a). Rokok Puih yaiu rokok yang bahan baku aau isinya hanya daun embakau yang diberi saus unuk mendapakan efek rasa dan aroma erenu. 2.b). Rokok Kreek yaiu rokok yang bahan baku aau isinya berupa daun embakau dan cengkeh yang diberi saus unuk mendapakan efek rasa dan aroma erenu. 2.c). Rokok Klembak yaiu rokok yang bahan baku aau isinya berupa daun embakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus unuk mendapakan efek rasa dan aroma erenu. 3. Rokok berdasarkan proses pembuaannya. 3.a). Sigare Kreek Tangan (SKT) yaiu rokok yang proses pembuaannya dengan cara digiling aau dilining dengan menggunakan angan dan aau ala banu sederhana. 3.b). Sigare Kreek Mesin (SKM) yaiu rokok yang proses pembuaannya menggunakan mesin. Sederhananya, maerial rokok dimasukkan ke dalam mesin pembua rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembua rokok berupa rokok baangan. Saa ini mesin pembua rokok elah mampu menghasilkan keluaran sekiar enam ribu sampai delapan ribu baang rokok per meni. Mesin pembua rokok, biasanya,

42 30 dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok baangan namun elah dalam benuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, sau pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum diemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena erdapa perbedaan diameer pangkal dengan diameer ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar. Sigare Kreek Mesin sendiri dapa dikaegorikan kedalam 2 bagian. i). Sigare Kreek Mesin Full Flavor (SKM FF) yaiu rokok yang dalam proses pembuaannya diambahkan aroma rasa yang khas. ii). Sigare Kreek Mesin Ligh Mild (SKM LM) yaiu rokok mesin yang menggunakan kandungan ar dan nikoin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. 4. Rokok berdasarkan penggunaan filer. 4.a). Rokok Filer (RF) yaiu rokok yang pada bagian pangkalnya erdapa gabus. 4.b). Rokok Non Filer (RNF) yaiu rokok yang pada bagian pangkalnya idak erdapa gabus.

43 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiaan dalam laporan ugas akhir ini adalah enang jumlah produksi rokok di Kabupaen Kudus dari ahun 1996 sampai dengan ahun Dalam hal ini daa ersebu akan diolah dengan mnggunakan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi unuk mengeahui hasil peramalan produksi rokok pada ahun Selain iu, unuk membandingkan hasil peramalan dengan menggunakan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi, maka penulis menggunakan meode Exponenial Smoohing yaiu Double Exponenial Smoohing. Penggunaan meode Double Exponenial Smoohing karena daa produksi rokok berpola linier dan cenderung mengalami kenaikan, sehingga lebih cocok jika menggunakan meode Double Exponenial Smoohing. Hasil dari kedua meode peramalan yang digunakan akan dibandingkan unuk mendapakan peramalan yang lebih cocok. Hal ersebu dilakukan guna meminimumkan kesalahan peramalan Variabel Kegiaan Variabel dalam penyusunan laporan ugas akhir ini adalah jumlah produksi rokok di Kabupaen Kudus pada ahun 1996 sampai dengan

44 32 Dalam meode Auo Regresi dan Auo Korelasi, variabel yang digunakan adalah dependen variable ( ) yaiu hasil produksi rokok pada ahun 2009, dan independen variable ( 1 ) yaiu hasil produksi rokok pada 1 ahun sebelum ahun 2009 yaiu ahun Sedangkan pada meode Double Exponenial Smoohing, variabel yang digunakan adalah daa jumlah produksi rokok di Kabupaen Kudus pada ahun 1996 sampai dengan 2008 dan daa ersebu diolah dan dianalisis dengan menggunakan meode Double Eksponenial Smoohing unuk mendapakan peramalan yang lebih cocok dengan daanya Meode Pengumpulan Daa Meode Dokumenasi Meode ini merupakan pengumpulan daa unuk memperoleh daa dan informasi eruama daa produksi rokok di Kabupaen Kudus Meode Kepusakaan Merupakan penelaahan akan sumber pusaka yang relevan dan digunakan unuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam peneliian yaiu berupa lieraur dari buku-buku baik dari BPS maupun dari sumber lain.

45 Analisis Daa Dalam ahap ini dilakukan pengkajian daa yang diperoleh berdasarkan eori yang ada, khususnya yang berkaian dengan penggunaan meode Auo regresi dan Auo Korelasi sera meode Double Exponenial Smoohing unuk peramalan produksi rokok ahun 2009 di Kabupaen Kudus. Hasil peramalan dari kedua meode ersebu akan dibandingkan guna mendapakan peramalan dengan ingka kesalahan yang minimum. Adapun langkah-langkah unuk meramalkan hasil produksi rokok sebagai beriku Meode Auo Regresi dan Auo Korelasi. a). Pengumpulan daa produksi rokok yang ada di Kabupaen Kudus dari ahun 1996 hingga ahun b). Unuk uji pengaruh, menenukan persamaan regresi dengan cara mencari nilai dengan rumus = X - X s dan dengan N ( X s X ) ( X s) ( X ) rumus 2 2 N ( X s) ( X ) s, Maka persamaan auo regresinya adalah X X s c). Unuk menghiung koefisien auo korelasi digunakan rumus sebagai beriku. r = [ N X N 2 s X ( s X X s ( X s )( 2 ) ][ N X X 2 ) (, seelah koefisien r 2 X ) ] diperoleh, maka harus dies apakah ada korelasi anara variabel

46 34 X -s (produksi rokok pada ahun sebelumnya) dan variabel X (produksi rokok pada suau ahun) Meode Double Exponenial Smoohing. a). Pengumpulan daa produksi rokok yang ada di Kabupaen Kudus dari ahun 1996 hingga ahun b). Menenukan smoohing perama (S ) S = α +(1-α)S 1 Dengan S : Smoohing perama periode ke- : nilai riil periode ke- S 1 : Smoohing perama periode ke -1 c). Menenukan smoohing kedua (S ) S = αs +(1-α)S 1 Dengan S : Smoohing kedua periode ke -1 d). Menenukan besarnya konsana (a ) a = 2 S - S e). Menenukan besarnya slope (b ) b = 1 1 ( S - S )

47 35 f). Menenukan besarnya forecas (F m ) F m = a +b (m), dimana m adalah jangka waku forecas Penarikan Kesimpulan Langkah ini merupakan bagian erakhir dari peneliian. Penarikan simpulan didasarkan pada pembahasan rumusan permasalahan dengan menggunakan sudi pusaka. Simpulan yang diperoleh merupakan hasil peneliian.

48 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Peneliian Beriku adalah daa produksi rokok di Kabupaen Kudus yang diambil dari Badan Pusa Saisik Kabupaen Kudus dari ahun 1996 hingga ahun 2008 dalam benuk baang. Tabel 2 Produksi Rokok di Kudus Tahun () Jumlah Produksi Sebelum melakukan perhiungan unuk meramalkan hasil produksi rokok ahun 2009, maka yang perama dilakukan adalah membua grafik yang menunjukan bahwa daa produksi rokok ersebu benar- benar linear. Karena dalam menghiung dengan menggunakan meode peramalan ersebu daa harus menunjukan pola linear. Beriku ini adalah benuk grafik dari daa produksi rokok diaas. 36

49 produksi 37 grafik produksi rokok 7,00E+10 6,00E+10 5,00E+10 4,00E+10 3,00E+10 2,00E+10 1,00E+10 0,00E+00 ahun rokok (baang) Gambar 11. grafik produksi rokok Dari grafik ersebu erliha bahwa daa cenderung mengalami rend kenaikan, karena meode Auo Regresi dan Auo Korelasi sera Double Exponenial Smoohing ermasuk model linear, maka meode ersebu dapa digunakan unuk meramalkan hasil produksi rokok ahun Berdasarkan daa ersebu, dengan menggunakan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi dapa diperoleh persaman auo regresi, dan juga bisa menghiung koefisien auo korelasi sera bisa melakukan es aau uji unuk mengeahui kua aau idaknya hubungan daa produksi rokok pada suau ahun dengan daa produksi rokok pada ahun sebelumnya. Sedangkan dengan menggunakan meode Exponenial Smoohing maka dapa diperoleh mean absolue error dan mean square error. Selanjunya yang akan dilakukan adalah menghiung dengan menggunakan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi dengan selisih waku

50 38 1 periode. Kemudian menghiung peramalan dengan menggunakan meode Double Exponenial Smoohing unuk selanjunya dibandingkan dengan meode Regresi dan Auo Korelasi. Peramalan dengan menggunakan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi. Persamaan auo regresi dengan waku 1 periode yaiu Y= , , n, dan koefisien Auo Korelasi adalah 0, aau 94,1336%, hal ini menunjukan bahwa erdapa hubungan yang era anara produksi rokok pada suau periode dengan produksi rokok 1 periode sebelumnya, dengan sandar error sebesar , Tes Terhadap Menenukan hipoesis: H 0 : H 1 : = 0 (nilai α idak signifikan) 0 (nilai α signifikan) Dengan ingka resiko kesalahan 5%, maka ( 2 1 0,05, 12-2), uji es α menyaakan bahwa hiung 2,71344 abel(0,025;10) 2,228. Jadi H 0 diolak hal ini berari menunjukkan nilai α cukup signifikan Tes Terhadap Menenukan hipoesis: H 0 : = 0 (nilai idak signifikan)

51 39 H 1 : 0 (nilai signifikan) Dengan ingka resiko kesalahan 5%, maka ( 2 1 0,05, 12-2), uji es β menyaakan bahwa hiung 8, abel(0,025;10) 2,228, hal ini berari menunjukkan nilai β cukup signifikan Tes kua idaknya Auo Korelasi. Menenukan hipoesis: 0 r 0 (idak ada hubungan secara signifikan anara hasil produksi rokok pada suau periode dengan periode sebelumnya) 0 1 r (ada hubungan secara signifikan anara hasil produksi rokok pada suau periode dengan periode sebelumnya) Dengan nilai erenu maka mencari nilai abel dengan degrees of freedom = Uji es kua idaknya auo korelasi menyaakan bahwa nilai dari hiung korelasi 8,82081 abel(0,025;10) 2,228, hal ini berari menunjukkan nilai r cukup signifikan, maka ada hubungan yang signifikan anara produksi rokok pada suau periode dengan 1 periode sebelumnya.

52 40 Oleh karena iu keepaan persamaan regresi ersebu bisa diperanggung jawabkan. Peramalan hasil produksi rokok ahun 2009 yaiu ,375 Pembuaan Program dengan Menggunakan Program Microsof Visual Basic 6.0, unuk memudahkan peramalan hasil produksi rokok Kabupaen Kudus ahun Dalam pembuaan program ini hanya dijabarkan mengenai penghiungan dengan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi. Beriku ini adalah langkah-langkah dalam menggunakan program Microsof Visual Basic 6.0 yang dibua unuk meramalkan daa produksi rokok Kabupaen Kudus ahun Buka file yang akan digunakan unuk meramalkan daa dengan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi, maka yang perama kali erliha adalah ampilan seperi dibawah ini.

53 41 Lalu isi banyaknya daa dan periode Auo Regresi, seelah iu klik ombol isi daa, maka ampilan yang muncul adalah sebagai beriku. Seelah semua daa dimasukkan, maka selanjunya unuk memproses hasil peramalan produksi rokok ahun 2009 di Kabupaen Kudus, maka klik ombol Run, maka yang akan ampil adalah sebagai beriku.

54 Peramalan dengan menggunakan meode Double Exponenial Smoohing. Dari perhiungan dengan menggunakan meode Double Exponenial Smoohing maka hasil peramalan yang diperoleh adalah sebagai beriku. Tabel. 3 Hasil peramalan Alpha MAE MSE Forecas 0, , , E ,1449 0, , , E ,0198 0, , , E ,9136 0, , , E ,6649 0, , , E ,5955 0, , , E ,124 0, , , E ,2844 0, , , E ,7707 0, ,5612 1, E ,7637 Pada peramalan dengan menggunakan meode Double Exponenial Smoohing berdasarkan nilai alpha dari 0,1 hingga alpha 0,9 ernyaa yang memiliki mean square error erkecil yaiu pada alpha 0,4 yaiu dengan nilai MSE sebesar 8, E+18, dengan hasil peramalan sebesar ,6649. Pembuaan Program dengan Menggunakan Program Microsof Visual Basic 6.0, unuk memudahkan peramalan hasil produksi rokok Kabupaen Kudus ahun Pada program ini hanya dijabarkan mengenai penghiungan dengan meode Double Exponenial Smoohing

55 43 Beriku ini adalah langkah-langkah dalam menggunakan program Microsof Visual Basic 6.0 yang dibua unuk meramalkan daa produksi rokok Kabupaen Kudus ahun a. Buka file yang akan digunakan unuk meramalkan daa dengan meode Double Exponenial Smoohing, maka yang perama kali erliha adalah ampilan seperi dibawah ini. b. Lalu isi banyaknya daa dan pilih alpha, seelah iu klik ombol isi daa, maka ampilan yang muncul adalah sebagai beriku. c. Seelah semua daa dimasukkan, maka selanjunya unuk memproses hasil peramalan produksi rokok ahun 2009 di

56 44 Kabupaen Kudus, maka klik ombol Run, maka ampilan yang muncul adalah sebagai beriku Pembahasan Fasilias yang dapa diberikan oleh Microsof Visual Basic 6.0 anara lain adalah efisiennya waku perhiungan, hema enaga, banyak aplikasi yang dapa disajikan dan lain sebagainya. Unuk iu, dengan dibuanya program Microsof Visual Basic 6.0, diharapkan mampu mempermudah dalam meramalkan hasil produksi rokok ahun 2009 di Kabupaen Kudus. Berdasarkan hasil peneliian di aas melalui program Microsof Visual Basic 6.0 yang elah dibua, akan dilakukan peramalan hasil produksi rokok ahun 2009 di Kabupaen Kudus dengan menggunakan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi, maka diperoleh hasil sebagai beriku. Persamaan Auo Regresi : Y = , , X-1 Koefisien Auo Korelasi : r = 0, aau 94,1336%. Dari persamaan Auo Regresi ersebu dapa digunakan unuk mengeahui besar pengaruh yang signifikan anara hasil produksi rokok

57 45 ahun 2008 erhadap hasil produksi rokok pada ahun Dengan persamaan Auo Regresi iu pula dapa digunakan unuk meramalkan hasil produksi rokok ahun 2009, dengan hasil produksi rokok pada ahun 2008 sebesar sebagai variabel independen, maka peramalan hasil produksi rokok ahun 2009 sebesar ,375. Sedangkan koefisien Auo Korelasi sebesar 94,13% menunjukkan bahwa produksi rokok pada ahun 2009 dengan produksi rokok pada ahun 2008 erdapa hubungan yang era, dan sisanya sebesar 5,87% dipengaruhi oleh fakor lain. Pemilihan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi dalam meramalkan hasil produksi rokok sanga beralasan, karena pemilihan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi berdasarkan nilai sandar error yang jauh dibawah nilai sandar error pada meode Double Exponenial Smoohing. Hal ini berari sandar penyimpangan daa dari garis auo regresinya sebesar ,30225, maka penggunaan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi lebih cocok apabila digunakan unuk meramalkan hasil produksi rokok ahun 2009 di Kabupaen Kudus.

58 BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil peneliian, maka dapa diperoleh simpulan sebagai beriku Peramalan hasil produksi rokok ahun 2009 dengan menggunakan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi sebesar ,375. Sedangkan peramalan hasil produksi rokok ahun 2009 dengan menggunakan meode Double Exponenial Smoohing sebesar , Peramalan dengan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi mempunyai sandar error sebesar , Sedangkan peramalan dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha 0,4 mempunyai mean square error sebesar 8, E+18. Ternyaa yang memiliki kesalahan minimum adalah peramalan dengan menggunakan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi. Maka meode Auo Regresi dan Auo Korelasi lebih cocok digunakan unuk meramalkan hasil produksi rokok ahun 2009 di Kabupaen Kudus. 46

59 Saran Seiap ahun produksi rokok di Kabupaen Kudus mengalami peningkaan, sera mampu memberikan konribusi yang cukup besar erhadap Kabupaen Kudus. Selain iu, indusri rokok merupakan indusri yang paling mendominasi dan mampu menyerap enaga kerja yang cukup banyak, maka seharusnya pemerinah Kabupaen Kudus lebih memperhaikan lagi keberadaan perusahaan-perusahaan rokok agar semakin berkembang. Selain iu, pemerinah juga perlu memperhaikan dampak kesehaan masyaraka yang diakibakan oleh rokok.

60 48 DAFTAR PUSTAKA Aderafiansyah Mengenal Meode Peramalan Forecasing. hp://aderafiansyah.blogspo.com/ (diunduh pada 8/05/10 19:36) BPS Kabupaen Kudus, Kabupaen Kudus dalam Angka. Kudus : BPS Kabupaen Kudus Makridakis, S., Wheelwrigh, S.C., and McGee, V.E Forecasing : Mehods and Applicaion. New York: John Wiley & Sons. Makridakis, S., Wheelwrigh, S.C., 1989, Forecasing Mehods for Managemen, fifh ediion, John Wiley & Sons, Inc., Canada. Online, Kudus Indusri Rokok. hp://kudus-online.blogspo.com/ (diunduh pada 15/03/10 15:25) Suprano, J Saisik Teori dan Aplikasi. Jakara: Erlangga Subagyo, P Forecasing Konsep dan Aplikasi. Yogyakara: BPFE Uami, Nurina Forum-Pembaca-Kompas. hp://nurinauami.muliply.com/ (diunduh pada 17/11/09 16:15) Yuswano Pemrograman Dasar Microsof Visual Basic 6.0. Surabaya: Presasi Pusaka

61 49 Lampiran 1 Hasil forecas produksi rokok ahun 2009 dengan meode Auo Regresi dan Auo Korelasi

62 50 Lampiran 2 Hasil forecas produksi rokok ahun 2009 dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha 0,1

63 51 Lampiran 3 Hasil forecas produksi rokok ahun 2009 dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha 0,2

64 52 Lampiran 4 Hasil forecas produksi rokok ahun 2009 dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha 0,3

65 53 Lampiran 5 Hasil forecas produksi rokok ahun 2009 dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha 0,4

66 54 Lampiran 6 Hasil forecas produksi rokok ahun 2009 dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha 0,5

67 55 Lampiran 7 Hasil forecas produksi rokok ahun 2009 dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha 0,6

68 56 Lampiran 8 Hasil forecas produksi rokok ahun 2009 dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha 0,7

69 57 Lampiran 9 Hasil forecas produksi rokok ahun 2009 dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha 0,8

70 58 Lampiran 10 Hasil forecas produksi rokok ahun 2009 dengan meode Double Exponenial Smoohing dengan alpha 0,9

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan Unuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syara Mencapai Gelar Ahli Madya ENDANG SUSANTI PURBA 062407040 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR 052407082 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti PROYEKSI BISNIS Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakulas Ekonomi Universias Wiyana Muki PENDAHULUAN Teknik Proyeksi Bisnis merupakan suau cara/pendekaan u menenukan ramalan (perkiraan) mengenai sesuau di masa

Lebih terperinci

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED Wahyuda 1, Budi Sanosa 2, Nani Kurniai 3 1 Teknik Indusri Universias Mulawarman-Samarinda

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,,)(0,,) 2 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci