BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR"

Transkripsi

1 62 BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR 6.1 Agenda Pendengar Agenda pendengar adalah tingkat perbedaan penonjolan suatu berita menurut opini pendengar dan pengetahuan mereka. Setiap responden dalam penelitian ini memiliki penilaian yang berbeda-beda pada masing-masing topik yang dilihatnya. Sembilan topik yang ada diurutkan oleh pendengar dari peringkat satu hingga sembilan sesuai dengan pandangannya masing-masing. Sebanyak 48 responden menentukan prioritasnya dan selanjutnya dilakukan penghitungan rataan dari masing-masing topik untuk bisa menentukan topik mana yang paling banyak diprioritaskan oleh pendengar Agenda Pendengar Bogor Update tentang Topik Siaran Berita Susunan agenda pendengar Bogor Update dari rataan peingkat atau ranking seluruh pendengar selanjutnya akan disusun dari nilai rataan terkecil hingga nilai rataan terbesar. Hal ini dikarenakan nilai rataan terkecil menandakan bahwa rata-rata responden menempatkan topik tersebut pada prioritas awal. Semakin besar nilai rataannya, menandakan topik tersebut berada pada prioritas akhir. Tabel 8. Rataan Prioritas dan Peringkat Topik Informasi Pendengar Bogor Update Maret 2011 No. Topik Rataan Prioritas Peringkat 1. Sosial dan Budaya 2, Ekonomi 2, Politik 3, Pendidikan 4, Kesehatan 4, Hukum dan Kriminal 6, Pertanian 6, Olahraga 7, Seni dan Hiburan 7,97 9 Tabel 8 menunjukkan bahwa responden yang merupakan pendengar Bogor Update di bulan Maret 2011 lebih memprioritaskan berita dengan topik sosial

2 63 budaya, dilanjutkan dengan ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, hukum dan kriminal, pertanian, olahraga, sera seni dan hiburan. Responden lebih memprioritaskan topik sosial budaya karena topik tersebut berkenaan dengan kepentingan bersama. Pendengar menganggap bahwa masalah sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat seringkali dapat dicarikan solusinya dengan menyampaikan informasi, keluhan, serta aspirasi melalui media. Topik yang mendapat perhatian tertinggi kedua adalah topik ekonomi. Pendengar beranggapan bahwa topik ekonomi sangat dibutuhkan untuk membantu mengetahui kondisi perekonomian yang ada karena akan sangat berpengaruh terhadap kebutuhan rumah tangga Agenda Pendengar Bogor Update tentang Informasi Pertanian Agenda pendengar Bogor Update terhadap berita pertanian selanjutnya di urutkan kembali menurut prioritas pendengar dengan pembagian kategori budidaya, hama dan penyakit, lingkungan pertanian, sosial dan ekonomi pertanian, komoditas pertanian, produk pertanian, pangan dan gizi bisnis pertanian, sarana dan prasarana pertanian, komunikasi dan informasi pertanian, serta kehutanan. Topik pertanian apa yang menjadi agenda pendengar dapat dilihat dengan menghitung rataan dari peringkat yang diberikan oleh masingmasing responden. Tabel 9. Rataan Prioritas dan Peringkat Pokok Bahasan Informasi Pertanian Pendengar Bogor Update Maret 2011 No. Pokok Bahasan Rataan Prioritas Peringkat 1 Lingkungan Pertanian 2, Pangan dan Gizi 2, Hama dan Penyakit 2, Sosial dan Ekonomi Pertanian 4, Produk Pertanian 5, Komoditas Pertanian 5, Budidaya 7, Bisnis Pertanian 8, Komunikasi dan Informasi 8,71 9 Pertanian 10 Sarana dan Prasarana Pertanian 8, Kehutanan 9,67 11

3 64 Agenda pendengar Bogor Update memprioritaskan berita pertanian dengan pokok bahasan lingkungan pertanian yang paling utama. Hal ini dikarenakan masalah lingkungan yang terjadi di Indonesia pada umumnya dan di Bogor pada khususnya sudah sangat memprihatinkan. Responden menilai media dapat digunakan sebagai alat untuk menghubungkan aspirasi masyarakat untuk bisa meyampaikan apa yang dilihat dan dirasakannya. Isu mengenai pemanasan global, kerusakan lingkungan, penurunan jumlah lahan pertanian, banjir, pencemaran lingkungan, dan masalah lingkungan pertanian lainnya merupakan isu yang dianggap paling penting untuk bisa disampaikan kepada pemerintah melalui media agar pemerintah Bogor bisa menyelesaikan permasalahan yang ada. Pokok bahasan kehutanan menjadi prioritas terakhir karena responden menilai masalah kehutanan di wilayah Bogor bukan lah masalah yang dianggap penting. Wilayah Kota Bogor dianggap sudah tidak lagi mempunyai masalah besar dengan hutan sehingga topik kehutanan bukanlah hal yang menjadi prioritas untuk didiskusikan bersama di Program Bogor Update. Masih banyak pokok bahasan lain yang dianggap lebih penting untuk dibahas dan dicarikan solusinya dibandingkan dengan pokok bahasan kehutanan. 6.2 Kesesuaian Agenda Program Bogor Update dengan Agenda Pendengar Kesesuaian agenda media pada Program Bogor Update dengan agenda pendengar megaswara FM dapat dilihat dari urutan prioritas dari masing-masing agenda. Apabila peringkat dari urutan agenda media dengan agenda pendengar sama, maka dapat dikatakan agenda media Program Bogor Update telah sesuai dengan agenda pendengar. Namun apabila terdapat perbedaan agenda antara media dengan pendengar, maka dapat dikatakan belum terdapat kesesuaian antara media dengan pendengarnya.

4 65 Tabel 10. Agenda Program Bogor Update dengan Agenda Pendengar No Topik Agenda Bogor Update Peringkat Agenda Pendengar 1. Sosial dan Budaya 2. Ekonomi Politik Pendidikan Kesehatan 5,5 5 0,5 0,25 6. Hukum dan Kriminal D D 2 Penghitungan Hasil ρ s = 0,787 p = 0, Pertanian 5,5 7-1,5 2,25 8. Olahraga Seni dan Hiburan Total 18,5 Tabel 10 menunjukkan bahwa adanya sedikit perbedaan dalam prioritas topik yang dibahas dalam siaran Bogor Update antara agenda radio dan agenda pendengar. Beberapa topik yang telah sesuai antara agenda media dengan agenda pendengar yaitu pada topik satu dan topik dua. Selanjutnya peringkat dari masingmasing menunjukkan prioritas topik sedikit berbeda antara agenda media dengan agenda pendengar. Topik sosial dan budaya sama-sama menduduki prioritas pertama baik pada agenda media maupun agenda pendengar. Kesamaan kedudukan prioritas topik ini menunjukkan bahwa media sudah bisa menyesuaikan prioritas utamanya dengan kebutuhan pendengar. Topik ekonomi menduduki posisi ke dua baik pada agenda media maupun agenda pendengar. Berita dengan topik ekonomi berhubungan dengan berbagai macam kebutuhan rumah tangga pendengar yang akan berdampak secara lagsung kepada pendengar apabila terjadi perubahan. Oleh sebab itu topik ekonomi masih menduduki prioritas topik yang tinggi. Sedikit perbedaan topik siaran Bogor Update antara agenda media dan agenda khalayak tersebut diatas tidak cukup untuk menunjukkan ketidaksesuaian diantara keduanya. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman menunjukkan terdapat hubungan nyata (p=0,012 dengan p<0,1) yang kuat (0,787) antara agenda media dan agenda pendengar Bogor Update. Dapat dijelaskan bahwa terdapat kesesuaian

5 66 urutan topik yang kuat antara agenda program Bogor Update dan agenda pendengar di bulan Maret. Agenda radio Megaswara memuat prioritas topik-topik yang mempunyai kesamaan yang cukup kuat dengan agenda pendengar Bogor Update. Secara statistik agenda media dan agenda pendengar Bogor Update dapat dikatakan sesuai, walaupun masih berdapat beberapa urutan prioritas topik yang berbeda. Media memiliki kewenangan penuh terhadap program siaran yang akan dihadirkan. Penentuan prioritas dari masing-masing topik memang merupakan kebebasan dari pihak media. Namun pihak media harus mengusahakan agar prioritas tersebut sesuai dengan agenda pendengar. Kesesuaian tersebut, menunjukkan bahwa media telah bisa memenuhi kebutuhan pendengarnya akan topik-topik informasi dan telah mencapai tujuannya yaitu untuk didengar oleh khalayak. Hasil pengujian korelasi tersebut membuktikan bahwa hipotesis satu yang berbunyi, terdapat kesesuaian antara agenda Radio Megaswara FM dengan agenda pendengar Radio Megaswara FM dalam program Bogor Update, dapat diterima. Urutan prioitas topik untuk Program Bogor Update Radio Megaswara FM sudah sesuai dengan yang diharapkan khalayak. 6.3 Kesesuaian Agenda Informasi Pertanian Program Bogor Update dengan Agenda Informasi Pertanian Pendengar. Agenda media tentang informasi pertanian memiliki peringkat urutan yang sedikit berbeda dengan agenda pendengar. Terdapat tiga pokok bahasan yang prioritasnya sesuai antara agenda media dengan agenda pendengar (Tabel 11). Delapan pokok bahasan pertanian lainnya tidak sesuai. Peringkat pokok bahasan pertama pada agenda media dan agenda pendengar adalah mengenai lingkungan pertanian. Saat ini isu mengenai lingkungan memiliki perhatian yang sangat besar, mengingat kerusakan lingkungan sudah semakin parah. Perbedaan urutan pokok bahasan tentang informasi pertanian tersebut tidak berarti bahwa agenda radio tidak sesuai dengan agenda khalayak. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman yang dilakukan membuktikan terdapat hubungan nyata (p=0,015 dengan p<0,1) yang kuat (0,709) antara Agenda Media dan Agenda pendengar Bogor Update (Tabel 11). Hasil tersebut membuktikan terdapat kesesuaian urutan pokok bahasan yang kuat antara agenda program Bogor Update

6 67 dan agenda pendengar di bulan Maret. Hal ini berarti progam Bogor Update Radio Megaswara sudah mampu menyajikan informasi pertanian dalam urutan prioritas yang sesuai dengan keiginan dan kebutuhan pendengarnya. Tabel 11. Agenda Program Bogor Update dengan Agenda Pendengar tentang Informasi Pertanian No Pokok Peringkat Hasil Bahasan Agenda Agenda D D 2 Penghitungan Media Pendengar 1 Lingkungan Pertanian ρ s = 0,709 p = 0,015 2 Pangan dan Gizi 3 Hama dan Penyakit 4 Sosial dan Ekonomi Pertanian 5 Produk Pertanian 6 Komoditas Pertanian 7 Budidaya Bisnis Pertanian 9 Komunikasi dan Informasi Pertanian 10. Sarana dan Prasarana Pertanian 11. Kehutanan Total 64 Hasil pengujian korelasi tersebut membuktikan bahwa hipotesis dua yang berbunyi, terdapat kesesuaian antara agenda Radio Megaswara FM dengan agenda pendengar Radio Megaswara FM dalam program Bogor Update tentang informasi pertanian, dapat diterima.

7 68 BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG MENGARAHKAN AGENDA KHALAYAK 7.1. Deskripsi Karakteristik Pendengar Bogor Update Responden yang dipilih pada penelitian ini merupakan pendengar Program Bogor Update selama bulan Maret 2011 yang ditetukan berdasarkan pengambilan sampel acak sederhana menggunakan rumus Slovin dengan nilai kritis sebesar 10%. Karakteristik individu pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan formal yang telah ditamatkan, dan jenis pekerjaan. Tabel 12. Distribusi Pendengar Program Bogor Update Megaswara FM Berdasarkan Karakteristik Individu No Faktor-Faktor Indikator Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Jenis Kelamin Laki-laki 32 66,67 Perempuan 16 33,33 2 Umur tahun 32 66, tahun 16 33,33 3 Pendidikan Pendidikan Dasar 21 43,75 Pendidikan Tinggi 27 56,25 4 Pekerjaan Pegawai 22 45,83 Non pegawai 26 54,17 5 Motif Informasi/Edukasi 27 56,25 Lain-lain 21 43,75 Jenis Kelamin adalah pembagian responden berdasarkan pada faktor biologis dari responden. Pendengar Bogor Update Megaswara FM terbagi menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa jumlah responden laki-laki dua kali lebih banyak dibandingkan dengan responden perempuan. Hal ini dapat dipahami karena jumlah pendengar laki-laki memang lebih banyak dibandingkan jumlah pendengar perempuan dari data pendengar Program Bogor Update bulan Maret 2011 yang digunakan sebagai kerangka sampling. Penelitian ini mengkategorikan umur responden berdasarkan rata-rata umur responden. Umur responden berkisar dari yang paling muda 19 tahun sampai yang paling tua 50 tahun, dan rata-rata 35 tahun. Berdasarkan umur

8 69 responden dibedakan ke dalam dua kelompok umur dengan batas rataan. Kategori muda adalah tahun, kategori tua adalah tahun. Tabel 12 menunjukkan bahwa jumlah responden pada rentang umur pertama dua kali lebih besar dibandingkan responden pada rentang umur. Hal ini sesuai dengan target pendengar Program Bogor Update yang memang diarahkan kepada khalayak yang berumur antara 18 hingga 45 tahun. Tingkat pendidikan formal responden dikategorikan menjadi Pendidikan dasar, yang didalamnya termasuk siswa-siswi yang tamat dan tidak tamat SD dan sederajat (SD), SMP dan SMA dan sederajat (SMP, SMA). Kategori selanjutnya adalah Pendidikan tinggi digolongkan pada pendengar yang dan Pernah mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi (PT). Hasil survey pendengar Program Bogor Update berdasarkan tingkat pendidikan terdapat pada Tabel 12. Tabel 12 menunjukkan bahwa sebanyak lebih dari separuh responden memiliki latar belakang pendidikan Perguruan Tinggi. Sebanyak 43,75 persen berlatar belakang pendidikan dasar (SD, SMP dan SMA). Hal ini sangat memungkinkan karena mayoritas responden berdomisili di daerah perkotaan sehingga sudah mengenal pendidikan hingga perguruan tinggi. Khalayak Megaswara FM memiliki pekerjaan yang berbeda-beda. Pekerjaan responden dikelompokkan menjadi dua kategori dengan skala nominal. Pengelompokan pekerjaan pada penelitian ini adalah pegawai dan non pegawai. Tabel 12 menunjukkan bahwa pendengar Program Bogor Update Radio Megaswara separuhnya tidak bekerja sebagai pegawai pada suatu perusahaan. Banyak yang memiliki usaha sendiri atau tidak memiliki pekejaan tetap. Pendengar lainnya yang bekerja sebagai pegawai sejumlah 22 orang, hanya berselisih empat orang dari kelompok non pegawai. Motif mendengarkan adalah faktor yang menjadi pendorong bagi responden untuk mendengarkan radio. Motif tersebut diantaanya berupa kebutuhan akan informasi, keinginan untuk menyampaikan informasi atau keluhan atau aspiasi, hiburan, maupun karena pergaulan lingkungan responden atau sosialisasi. Tabel 12 menunjukkan sebanyak 56,25 persen pendengar Program Bogor Update memilih untuk mendapatkan atau menyampaikan informasi dan sebagai

9 70 pembelajaran atas kejadian-kejadian yang ada di sekitar. Berdasarkan penuturan responden diketahui bahwa khalayak menyukai informasi dari pogram Bogor Update tidak hanya karena informasinya tentang dunia di sekitar mereka, tetapi juga karena mereka menganggap penyampaian informasi pada Program Bogor Update yang akrab di telinga mereka. Hal ini tergambar antara lain dari penuturan beberapa responden sebagai berikut: Di bogor update kita bisa tahu apa yang sedang terjadi di Bogor, dan bisa menyampaikan juga apa yang kita tahu tentang kejadian di Bogor. Biar bisa ketemu solusinya kalau memang lagi ada masalah. (Bapak Ivn, 42 tahun, Laki-laki. Bogor) Saya sih senang dengar banyolan penyiarnya, jadi ga berat gitu beritanya. Bisa jadi hiburan pagi-pagi sekalian dapet informasi juga. Saya juga senang ikutan kuis, siapa tahu saya menang. (Bapak Bny, 30 tahun, Laki-laki. Tajur) Saya kalau berangkat ikut di antar orang tua yang dengerin siaran Bogor Update. Jadi ikut dengerin juga dan jadi ikut gabung juga kadang-kadang kalau memang ada informasi yang perlu disampaikan. (Nn. Rkz, 20 tahun, Perempuan. Pagelaran) 7.2. Keterdedahan Siaran Radio Megaswara Keterdedahan siaran radio megaswara dapat dilihat dari jenis siaran program Bogor Update Megaswara yang dibedakan antara siaran on air dan off air. Selain itu juga dilihat dari durasi dan frekuensi siaran Bogor Update. Tabel 13. Distribusi Pendengar Program Bogor Update Megaswara FM Berdasarkan Keterdedahan Siaran No. Pengukuran Indikator Jumlah Persentase (Orang) (%) 1 Jenis Siaran On air 36 75,00 Off air 12 25,00 2 Durasi Tidak Lengkap 28 58,33 Lengkap 20 41,67 3 Frekuensi Sering 36 75,00 Mendengarkan Sangat Sering 12 25,00 Jenis siaran adalah pembagian responden berdasarkan pada apa yang didengar oleh responden. Jenis siaran dibedakan menjadi dua, yaitu siaran on air

10 71 dan off air. Siaran on air adalah siaran yang langsung disisarkan. Siaran on air Program Bogor Update mula pada pukul 7.30 hingga 9.00 WIB, sedangkan siaran off air ditayangkan sebelumnya. Pada penelitian ini, durasi mendengarkan responden dikategorikan menjadi dua yaitu lengkap dan tidak lengkap. Kelengkapan mendengarkan siaran Bogor Update baru dapat dikatakan lengkap apabila mendengarkan siaran lebih dari 60 menit. Apabila mendengarkan dibawah 60 menit, dikategorikan tidak lengkap. Lebih dari separuh mendnengar mendengarkan siaran tidak lengkap. Hal ini dikarenakan padatnya aktivitas pendengar yang hanya bisa mendengarkan siaran ketika berada di perjalanan menuju kantor atau sebelum masuk jam kantor. Program Bogor Update tayang lima kali dalam satu minggu. Frekuensi mendengarkan pada setiap responden dikelompokkan pada kategori sering (2-3 kali dalam satu minggu) dan sangat sering (4-5 kali dalam satu minggu). Pendengar Bogor Update tergolong pendengar setia yang dalam satu minggunya minimal mendengarkan siaran Bogor Update sebanyak dua kali. Bahkan 75 persen pendengar Bogor Update mendengarkan hampir setiap tayangannya. 7.3 Hubungan Karakteristik Pendengar dan Agenda Khalayak Agenda khalayak tentang topik informasi bisa bervariasi karena masingmasing akan memprioritaskan sesuai dengan pendapat dan kepentingannya. Karekteristik pendengar merupakan faktor internal pendengar yang diuji untuk melihat hubungannya terhadap agenda khalayak. Karakteristik pendengar yang akan diuji adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, dan jenis pekerjaan pendengar. Hasil pengujian korelasi menunjukkan antara faktor internal dan agenda khalayak membuktikan bahwa hipotesis tiga yang berbunyi, terdapat kesesuaian antara pendengar yang berbeda faktor internal dalam susunan agenda Radio Megaswara FM dalam menerima siaran Bogor Update, dapat diterima. Faktor internal pada karakteristik pendengar yang berhubungan adalah umur, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan pendengar. Terdapat satu faktor internal yang tidak berhubungan yaitu tingkat pendidikan.

11 Hubungan Umur dan Agenda Pendengar Pendengar dari dua kelompok umur yang berbeda mengurutkan prioritas topik sedikit berbeda (Tabel 14). Pendengar berusia 19 hingga 35 tahun menempatkan topik sosial dan budaya pada prioritas pertama dan topik seni dan hiburan pada prioritas terakhir. Pendengar yang berusia 36 hingga 52 tahun memprioritaskan topik ekonomi pada prioritas pertama dan topik seni dan hiburan pada prioritas terakhir. Tabel 14. Agenda Pendengar Usia Muda dan Usia Tua Mengenai Topik Siaran Bogor Update No Topik Usia D D 2 Hasil Penghitungan 1 Pertanian ρ s = 0,976 2 Politik p = 0,000 3 Ekonomi Sosial dan Budaya 5 Olahraga Seni dan Hiburan 7 Pendidikan Hukum dan Kriminal 9 Kesehatan Total 4 Umur pendengar yang telah dikategorikan selanjutnya dilakukan pengkodean dan penghitungan rataan peringkat, kemudian diurutkan prioritas topik agenda berdasarkan dua kategori umur yang ada. Kategori umur dibedakan menjadi kategori muda (19-35 tahun) dan tua (36-52 tahun). Pada kategori usia muda prioritas topik yang menduduki peringkat pertama adalah topik sosial dan budaya, sedangkan pada kategori usia tua pioritas topik yang menduduki peringkat pertama adalah topik ekonomi. Kategori usia muda memiliki prioritas topik sosial dan budaya karena pada umunya sebagian besar pendengar pada usia tersebut masih memiliki perhatian lebih pada masalah sosial dan budaya yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas. Berbeda dengan pendengar pada usia tua, mereka lebih memprioritaskan kebutuhan rumah tangga yang berhubungan dengan topik ekonomi.

12 73 Sedikit perbedaan prioritas topik siaran Bogor Update berdasarkan karakteristik umur antara usia tua dan usia muda, tidak cukup untuk menunjukkan ketidaksesuaian antara keduanya. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman terbukti sangat nyata (p=0,000) ada kesesuaian yang sangat kuat (ρ s =0,976) antara dua kategori khalayak berdasarkan umur. Peringkat topik berita siaran Bogor Update di mata khalayak yang berusia tua dan muda memiliki kesesuaian. Hasil uji statistik pada kategori umur pendengar Bogor Update tidak mengarahkan agenda khalayak, baik usia muda ataupun tua prioritas agendanya tidak jauh berbeda. Hal ini berarti program Bogor Update radio Megaswara telah mampu menyajikan berita dalam urutan prioritas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pendengarnya baik usia tua ataupun muda Hubungan Jenis Kelamin dan Agenda Pendengar Pendengar dari dua kelompok jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) mengurutkan prioritas topik sedikit berbeda (Tabel 15). Pendengar laki-laki menempatkan topik sosial dan budaya pada prioritas pertama dan topik seni dan hiburan pada prioritas terakhir. Pendengar perempuan memprioritaskan topik ekonomi pada prioritas pertama dan topik seni dan hiburan pada prioritas terakhir. Tabel 15. Agenda Pendengar Laki-laki dan Perempuan Mengenai Topik Siaran Bogor Update No Topik Jenis Kelamin D D 2 Hasil Laki-laki Perempuan Penghitungan 1 Pertanian 5,5 6 0,5 0,25 ρs = 0,979 2 Politik p = 0,000 3 Ekonomi Sosial dan Budaya 5 Olahraga Seni dan Hiburan 7 Pendidikan Hukum dan Kriminal 9 Kesehatan 5,5 5 0,5 0,25 Total 2,5

13 74 Jenis kelamin pendengar yang telah dikategorikan selanjutnya dilakukan pengkodean dan penghitungan rataan peringkat. Lalu diurutkan prioritas topik agenda berdasarkan dua kategori jenis kelamin yang ada. Pendengar laki-laki memiliki prioritas utama yaitu topik sosial budaya, sedangkan pendengar perempuan lebih mementingkan topik ekonomi yang utama. Pendengar perempuan menganggap segala sesuatu yang berhubungan dengan rumah tangga jauh lebih penting. Mengenai harga-harga kebutuhan rumahtangga, atau mengenai perkembangan ekonomi yang akan berdampak pada pengaturan keuangan rumah tangga. Pendengar laki-laki lebih memiliki perhatian terhadap topik sosial dan budaya karena berhubungan langsung dengan kenyamanan penggunaan layanan umum yang ada di Bogor khususnya. Sedikit perbedaan prioritas topik siaran Bogor Update berdasarkan karakteristik jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, tidak cukup untuk menunjukkan ketidaksesuaian antara keduanya. Kesesuaian agenda antara dua kategori dilihat dengan Uji Korelasi Rank Spearman. Terbukti sangat nyata (p=0,000) ada kesesuaian yang sangat kuat (ρ s =0,979) antara dua kategori khalayak berdasarkan jenis kelamin. Peringkat topik berita siaran Bogor Update di mata khalayak baik laki-laki atau perempuan memiliki kesesuaian. Jenis kelamin pendengar Bogor Update tidak mengarahkan agenda khalayak, baik laki-laki atau perempuan prioritas agendanya tidak jauh berbeda. Hal ini berarti program Bogor Update radio Megaswara telah mampu menyajikan berita dalam urutan prioritas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pendengar baik laki-laki ataupun perempuan Hubungan Pendidikan dan Agenda Khalayak Pendengar dari dua kategori berdasarkan tingkat pendidikan (pendidikan dasar dan pendidikan tinggi) mengurutkan prioritas topik yang berbeda (Tabel 16). Pendengar yang berpendidikan dasar menempatkan topik ekonomi pada prioritas pertama dan topik seni dan hiburan pada prioritas terakhir. Pendengar yang berpendidikan tinggi memprioritaskan topik sosial dan budaya pada prioritas pertama dan topik politik pada prioritas terakhir. Pendengar yang berpendidikan dasar menganggap berita ekonomi merupakan berita yang paling berhubungan

14 75 dengan kebutuhan masyarakat luas, sedangkan pendengar yang berpendidikan tinggi beranggapan bahwa berita yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas, mengenai pelayanan umum misalnya, harus menjadi sorotan utama dalam siaran Bogor Update. Tabel 16. Agenda Pendengar Berpendidikan Dasar dan Berpendidikan Tinggi Mengenai Topik Siaran Bogor Update Pendidikan D D 2 Hasil No Topik Pendidikan Dasar Pendidikan Tinggi Penghitungan 1 Pertanian ρ s = -0,333 2 Politik p = 0,381 3 Ekonomi Sosial dan Budaya 5 Olahraga Seni dan Hiburan 7 Pendidikan Hukum dan Kriminal 9 Kesehatan Total 160 Tingkat pendidikan pendengar yang telah dikategorikan selanjutnya dilakukan pengkodean dan penghitungan rataan peringkat, lalu diurutkan prioritas topik agenda berdasarkan dua kategori tingkat pendidikan yang ada. Kesesuaian agenda antara dua kategori dilihat dengan melakukan Uji Korelasi Rank Spearman. Perbedaan prioritas topik siaran Bogor Update berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan antara pendengar dengan pendidikan dasar ataupun dengan pendidikan tinggi, tidak cukup untuk menunjukkan ketidaksesuaian antara keduanya. Terbukti terdapat hubungan yang tidak nyata (p=0,381) dengan kesesuaian yang tidak kuat (ρ s =-0,333) antara dua kategori khalayak berdasarkan tingkat pendidikan. Peringkat topik berita siaran Bogor Update di mata khalayak yang berpendidikan dasar dan berpendidikan tinggi tidak memiliki kesesuaian. Tingkat pendidikan pendengar Bogor Update mengarahkan agenda khalayak, pendengar yang berpendidikan tinggi memiliki urutan prioritas yang berbeda dengan pendengar yang berpendidikan dasar. Hal ini berarti program Bogor

15 76 Update radio Megaswara belum mampu menyajikan berita dalam urutan prioritas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pendengar yang berpendidikan dasar dan berpendidikan tinggi Hubungan Pekerjaan dan Agenda Khalayak Pendengar dari dua kategori berdasarkan berdasarkan jenis pekerjaan (pegawai dan non pegawai) mengurutkan prioritas topik yang sedikit berbeda (Tabel 17). Pendengar yang bekerja tidak sebagai pegawai (non pegawai) menempatkan topik sosial dan budaya pada prioritas pertama dan topik olahraga pada prioritas terakhir. Pendengar yang bekerja sebagai pegawai memprioritaskan topik ekonomi pada prioritas pertama dan topik politik pada prioritas terakhir. Jenis pekerjaan pendengar yang telah dikategorikan selanjutnya dilakukan pengkodean dan penghitungan rataan peringkat, lalu diurutkan prioritas topik agenda berdasarkan dua kategori jenis pekerjaan yang ada. Kesesuaian agenda antara dua kategori dilihat dengan Uji Korelasi Rank Spearman. Tabel 17. Agenda Pendengar yang Bekerja Sebagai Pegawai dan Non Pegawai Mengenai Topik Siaran Bogor Update Pekerjaan D D 2 Hasil No Topik Non Penghitungan Pegawai Pegawai 1 Pertanian ρ s = 0,933 2 Politik p = 0,000 3 Ekonomi Sosial dan Budaya 5 Olahraga Seni dan Hiburan 7 Pendidikan Hukum dan Kriminal 9 Kesehatan Total 6 Sedikit perbedaan prioritas topik siaran Bogor Update berdasarkan karakteristik jenis pekerjaan antara pendengar yang bekerja sebagai pegawai dan non pegawai, tidak cukup untuk menunjukkan ketidaksesuaian antara keduanya. Terbukti sangat nyata (p=0,000) ada kesesuaian yang sangat kuat (ρ s =0,933) antara

16 77 dua kategori khalayak. Peringkat topik berita siaran Bogor Update di mata khalayak baik yang bekerja sebagai pegawai ataupun non pegawai memiliki kesesuaian. Jenis pekerjaan pendengar Bogor Update tidak mengarahkan agenda khalayak, baik pegawai maupun non pegawai prioritas agendanya tidak berbeda. Hal ini berarti program Bogor Update radio Megaswara telah mampu menyajikan berita dalam urutan prioritas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pendengar baik pendengar yang bekerja sebagai pegawai atau non pegawai. 7.4 Hubungan Tingkat Keterdedahan dan Agenda Pendengar Agenda khalayak tentang topik informasi bisa bervariasi karena masingmasing akan memprioritaskan sesuai dengan pendapat dan kepentingannya pula. Faktor eksternal yang diuji untuk melihat hubungan keterdedahan terhadap agenda khalayak adalah jenis siaran, durasi mendengarkan, dan frekuensi mendengarkan. Hasil pengujian korelasi antara faktor eksternal dan agenda khalayak membuktikan bahwa hipotesis empat yang berbunyi, terdapat kesesuaian antara pendengar yang berbeda faktor eksternal dalam susunan agenda Radio Megswara FM dalam menerima siaran Bogor Update, dapat diterima. Faktor eksternal pada karakteristik pendengar yang berhubungan adalah durasi mendengarkan dan frekuensi mendengarkan. Faktor eksternal yang tidak berhubungan adalah jenis siaran Hubungan Jenis Siaran dan Agenda Pendengar Jenis siaran pada program Bogor Update dikategorikan dalam siaran on air dan off air. Pendengar yang mendengarkan siaran jenis on air dan off air menempatkan urutan topik yang berbeda-beda. Pendengar yang mendengarkan siaran on air memprioritaskan topik sosial dan budaya pada prioritas pertama dan topik olahraga pada prioritas terakhir. Pendengar yang mendengarkan siaran off air memprioritaskan topik ekonomi pada prioritas pertama dan topik seni dan budaya pada prioritas terakhir. Pendengar yang mendengarkan siaran secara on air lebih memprioritaskan topik sosial dan budaya, hal ini dikarenakan pendengar dapat melihat kebutuhan masyarakat di Bogor. Berbeda dengan pendengar yan mendengarkan siaran secara off air, mereka lebih memprioritaskan topik ekonomi,

17 78 karena topik tersebut dianggap lebih berhubungan langsung dengan dirinya masing-masing dari berita yang disiarkan. Jenis siaran yang didengarkan responden selanjutnya dilakukan pengategorian dan pengkodean serta penghitungan rataan peringkat, lalu diurutkan prioritas topik agenda berdasarkan dua kategori jenis siaran yang ada. Perbedaan prioritas topik siaran Bogor Update berdasarkan jenis siaran yang didengarkan antara pendengar yang mendengarkan secara on air dan pendengar yang mendengarkan secara off air, tidak cukup untuk menunjukkan ketidaksesuaian antara keduanya. Kesesuaian agenda antara dua kategori dilihat dengan melakukan Uji Korelasi Rank Spearman. Tabel 18. Agenda Pendengar yang Mendengarkan Siaran On air dan Off air mengenai Topik Siaran Bogor Update No Topik Jenis Siaran D D 2 Hasil On air Off air Penghitungan 1 Pertanian ρ s = 0,450 2 Politik p = 0,224 3 Ekonomi Sosial dan Budaya 5 Olahraga Seni dan Hiburan 7 Pendidikan Hukum dan Kriminal 9 Kesehatan Total 66 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman dan terbukti terdapat hubungan yang tidak nyata (p=0,450) dengan kesesuaian yang tidak kuat (ρ s =0,224) antara dua kategori khalayak. Peringkat topik berita siaran Bogor Update di mata khalayak yang mendengarkan secara on air dan off air tidak memiliki kesesuaian. Jenis siaran yang didengarkan pendengar Bogor Update mengarahkan agenda khalayak. Pendengar yang mendengarkan secara on air memiliki urutan prioritas yang berbeda dengan pendengar yang mendengarkan secara off air. Hal ini berarti program Bogor Update radio Megaswara belum mampu menyajikan berita dalam urutan prioritas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pendengar baik

18 79 pendengar yang mendengarkan secara on air dan pendengar yang mendengarkan secara off air Hubungan Durasi Mendengarkan dan Agenda Pendengar Durasi mendengarkan pada program Bogor Update dikategorikan menjadi dua yaitu lengkap dan tidak lengkap. Pendengar yang mendengarkan siaran secara lengkap dan tidak lengkap menempatkan urutan topik yang berbeda-beda. Pendengar yang mendengarkan siaran tidak secara lengkap memprioritaskan topik ekonomi pada prioritas pertama dan topik olahraga pada prioritas terakhir. Pendengar yang mendengarkan siaran secara lengkap memprioritaskan topik ekonomi pada prioritas pertama dan topik olahraga pada prioritas terakhir. Tabel 19. Agenda Pendengar yang Mendengarkan Secara Lengkap dan Tidak Lengkap Mengenai Topik Siaran Bogor Update Durasi D D 2 Hasil No Topik Tidak Penghitungan Lengkap Lengkap 1 Pertanian ρ s = 0,967 2 Politik p = 0,000 3 Ekonomi Sosial dan Budaya 5 Olahraga Seni dan Hiburan 7 Pendidikan Hukum dan Kriminal 9 Kesehatan Total 6 Durasi siaran selanjutnya dilakukan pengkodean dan penghitungan rataan peringkat, lalu diurutkan prioritas topik agenda berdasarkan dua kategori durasi siaran yang ada. Pendengar yang mendengarkan secara lengkap dan tidak lengkap sama-sama memprioritaskan topik ekonomi pada peringkat pertama. Sedikit perbedaan prioritas topik siaran Bogor Update berdasarkan durasi mendengarkan antara pendengar yang mendengarkan secara lengkap dan tidak lengkap, tidak cukup untuk menunjukkan ketidaksesuaian antara keduanya. Kesesuaian agenda antara dua kategori dilakukan Uji Korelasi Rank Spearman.

19 80 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman menunjukkan terbukti sangat nyata (p=0,000) ada kesesuaian yang sangat kuat (ρ s =0,967) antara dua kategori khalayak. Peringkat topik berita siaran Bogor Update di mata khalayak baik yang mendengarkan secara lengkap ataupun tidak lengkap memiliki kesesuaian. Durasi siaran pendengar Bogor Update tidak mengarahkan agenda khalayak. Hal ini berarti program Bogor Update radio Megaswara telah mampu menyajikan berita dalam urutan prioritas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pendengar baik pendengar yang mendengarkan secara lengkap dan pendengar yang mendengarkan secara tidak lengkap Hubungan Frekuensi Mendengarkan dan Agenda Pendengar Frekuensi mendengarkan pada program Bogor Update dikategorikan menjadi dua yaitu sering dan sangat sering. Pendengar yang sering dan sangat sering mendengarkan siaran Bogor Update menempatkan urutan topik yang berbeda-beda. Pendengar yang mendengarkan siaran secara sering memprioritaskan topik sosial dan budaya pada prioritas pertama dan topik seni dan hiburan pada prioritas terakhir. Pendengar yang mendengarkan siaran sangat sering juga memprioritaskan topik sosial dan budaya pada prioritas pertama dan topik seni dan hiburan pada prioritas terakhir. Siaran Bogor Update setiap harinya memang memiliki porsi tesendiri untuk membahas masalah sosial dan budaya, sehingga pendengar juga terarah untuk lebih memprioritaskan topik sosial dan budaya. Frekuensi mendengarkan selanjutnya dilakukan pengkodean dan penghitungan rataan peringkat, lalu diurutkan prioritas topik agenda berdasarkan dua kategori frekuensi mendengarkan yang ada. Kesesuaian agenda antara dua kategori dilihat dengan melakukan Uji Korelasi Rank Spearman. Terbukti sangat nyata (p=0,002) ada kesesuaian yang kuat (ρ s =0,867) antara dua kategori khalayak. Peringkat topik berita siaran Bogor Update di mata khalayak baik yang mendengarkan secara sering ataupun sangat sering memiliki kesesuaian. Frekuensi mendengarkan siaran pendengar Bogor Update tidak mengarahkan agenda khalayak. Hal ini berarti program Bogor Update radio Megaswara telah mampu menyajikan berita dalam urutan prioritas yang sesuai

20 81 dengan keinginan dan kebutuhan pendengar baik pendengar yang mendengarkan secara sering dan pendengar yang mendengarkan secara sangat sering. Tabel 20. Agenda Pendengar yang Mendengarkan Secara Sering dan Sangat Sering Mengenai Topik Siaran Bogor Update Fekuensi D D 2 Hasil No Topik Sangat Penghitungan Sering Sering 1 Pertanian ρ s =0,867 2 Politik p=0,002 3 Ekonomi Sosial dan Budaya 5 Olahraga Seni dan Hiburan 7 Pendidikan Hukum dan Kriminal 9 Kesehatan Total 16

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Metode utama yang digunakan dalam penelitian dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) 5.1 Karakteristik Karakteristik pendengar merupakan salah satu faktor yang diduga

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 62 BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Berdasarkan hasil full enumeration survey, diketahui sebanyak 113 (49,6 persen)

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 49 BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN Profil relawan PNPM-MP Kelurahan Situ Gede dalam penelitian ini akan dilihat dari dua faktor yaitu faktor internal dan

Lebih terperinci

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Dalam penelitian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keterdedahan Berita Kriminal di Televisi Keterdedahan berita kriminal di televisi merupakan beragam penerimaan khalayak remaja terhadap siaran berita kriminal di televisi, meliputi

Lebih terperinci

BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian

BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Obyek penelitian ini terdiri dari 15 program berita sore

Lebih terperinci

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Opini Khalayak Langsung Acara Musik Derings Opini responden sebagai khalayak langsung acara musik

Lebih terperinci

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB Tingkat perlindungan tenaga kerja dalam CV TKB dianalisis dengan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI 29 DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI Deskripsi Karakteristik Individu Petani Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa umur petani anggota

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN 55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Televisi merupakan satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Priyowidodo (2008) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan dan juga melakukan pembahasan berdasarkan atas data yang di peroleh dari 97

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Kuesioner 5.1.1 Uji validasi kuesioner Hasil pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi pada anak prasekolah di RA Sudirman

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION 69 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION Aksesibilitas terhadap media komunikasi cyber extension adalah peluang memanfaatkan media komunikasi cyber

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Identitas Responden Sebelumnya akan dijelaskan dahulu karakteristik responden yang meliputi usia, jumlah anak yang dimiliki, dan pendidikan terakhir.

Lebih terperinci

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009 BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2 Sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 adalah kecenderungan seorang pemilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki BAB V KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN RESPONDEN, DAN EKUITAS MEREK 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI 9.1 Keberhasilan BMT Swadaya Pribumi dalam Pemenuhan Kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis Gender Keberhasilan BMT Swadaya Pribumi pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON Motivasi menonton menurut McQuail ada empat jenis, yaitu motivasi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan.

Lebih terperinci

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Motivasi Khalayak Langsung Acara Musik Derings Motivasi merupakan suatu alasan atau dorongan yang

Lebih terperinci

BAB VII PERSEPSI KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI DI TRA S TV

BAB VII PERSEPSI KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI DI TRA S TV 54 BAB VII PERSEPSI KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI DI TRA S TV Untuk dapat bersaing dengan program-program yang disajikan televisi lain, berbagai cara

Lebih terperinci

POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA DI WILAYAH DESA

POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA DI WILAYAH DESA 6 POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA DI WILAYAH DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA DI PEDESAAN : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Membangun

Lebih terperinci

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian METODE Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR

BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR 54 BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR 6.1 Karakteristik Responden Penelitian ini memiliki responden sebanyak 30 orang, jumlah ini didapatkan dari banyaknya aparatur Desa Bantarjati, dari mulai anggota

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Alasan pemilihan lokasi karena pada wilayah Kecamatan Cibinong

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang memusatkan diri dalam meneliti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV 5.1 Profil Khalayak Langsung Acara Musik Derings Khalayak langsung acara musik Derings adalah khalayak yang berada dilokasi penayangan acara

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT 55 BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Berdasarkan efek yang ditimbulkannya, efek iklan yang menggunakan media massa terhadap khalayak dibedakan menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI UMUM PROGRAM DAN SMA NEGERI 1 DRAMAGA

BAB IV DESKRIPSI UMUM PROGRAM DAN SMA NEGERI 1 DRAMAGA 52 BAB IV DESKRIPSI UMUM PROGRAM DAN SMA NEGERI 1 DRAMAGA 4.1 Profil Tayangan Jika Aku Menjadi Jika Aku Menjadi adalah salah satu program Trans TV yang menayangkan informasi tentang lika-liku kehidupan

Lebih terperinci

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( )

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( ) MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN M. Jamal Muttaqin (1307 100 069) Latar Belakang Urgensi Pasar Tradisional Menyusutnya Pasar Tradisional Semakin banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

Tabel 5 Jumlah dan persentase responden berdasarkan usia

Tabel 5 Jumlah dan persentase responden berdasarkan usia BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1 Jenis Kelamin Hasil penelitian menunjukkan responden pelanggan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 59 persen dan perempuan sebanyak 41 persen. Menurut TG (26 Tahun)

Lebih terperinci

TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA Tingkat kesejahteraan dalam CV TKB dianalisis dengan analisis gender. Alat analisis gender

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN DAN EKUITAS MEREK

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN DAN EKUITAS MEREK BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN DAN EKUITAS MEREK 6.1 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Pengetahuan, Tingkat Kepedulian, dan Ekuitas Merek

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin  - Tempat tinggal  - HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Karakteristik siswa adalah ciri-ciri yang melekat pada diri siswa, yang terdiri dari jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, pendidikan

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan yang menjabarkan pernyataan singkat hasil temuan penelitian yang menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Kesimpulan penelitian akan dimulai

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan 18 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi antara ibu dengan anak. Desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

Persepsi Nelayan Tentang Profesi Nelayan Di Desa Sungai Selodang Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau. Oleh

Persepsi Nelayan Tentang Profesi Nelayan Di Desa Sungai Selodang Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau. Oleh Persepsi Nelayan Tentang Profesi Nelayan Di Desa Sungai Selodang Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau Oleh Ibas.boyz@yahoo.com Bastari 1), Kusai 2) dan Firman Nugroho 2) Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

ANGKET. A. Identitas Responden 1.Nama :... 2.Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

ANGKET. A. Identitas Responden 1.Nama :... 2.Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 76 ANGKET Petunjuk Pengisian: Jawablah pertanyaan yang diajukan dengan mengisi titik-titik atau dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda pilih. No Kuesioner:... enumerator)

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI Hubungan antara karakteristik peserta produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi dan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani karet dengan perilaku menabung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV Tayangan Berita Liputan 6 Siang merupakan salah satu program berita di SCTV. Liputan 6 Siang tayang pada pukul 12.00 12.30 WIB,

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Gandus terletak di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan Gandus merupakan salah satu kawasan agropolitan di mana

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani

Lebih terperinci

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 45 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 6.1. Faktor Individu Responden Penelitian Faktor individu dalam penelitian

Lebih terperinci

IV. DESKRIPSI UMUM 4.1 Deskripsi SMP Tamansiswa 4.2 Karakteristik Responden

IV. DESKRIPSI UMUM 4.1 Deskripsi SMP Tamansiswa 4.2 Karakteristik Responden IV. DESKRIPSI UMUM 4. Deskripsi SMP Tamansiswa Sekolah Menengah Pertama Tamansiswa berada di Kota Jakarta Pusat DKI Jakarta, terletak di Jl. Garuda No.5. Letak sekolah SMP Tamansiswa memiliki letak strategis

Lebih terperinci

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika KERANGKA PEMIKIRAN Pangan rekayasa genetika merupakan produk hasil pencangkokan dari satu gen ke gen yang lain. Pangan rekayasa genetika juga merupakan suatu produk yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Desain Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota Bogor, dengan sasaran adalah masyarakat Aceh yang ada di Bogor. Pengumpulan data dilakukan selama 3 bulan yakni, April - Juni

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik Individu 6.1.1. Umur BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 30 orang dan berada pada rentang usia 40 sampai 67 tahun. Sebaran responden hampir

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Acuan penarikan kesimpulan berasal dari pertanyaan penelitian penulis, agar masalah yang diteliti dapat menjadi jelas dan terarah, serta tidak terjadi kesalahpahaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah terjadi sejak dahulu kala. Kemiskinan sangat terkait dengan kepemilikan modal, kepemilikan lahan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eplanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Karakteristik setiap anggota koperasi berbeda satu sama lain. Karakteristik ini dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan,

Lebih terperinci

Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05)

Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05) 59 BAB VIII FAKTOR-FAKTOR YA G BERHUBU GA DE GA PERSEPSI KHALAYAK TE TA G PROGRAM ACARA REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI 8.1. Hubungan Faktor Intrinsik Khalayak dengan Persepsi Khalayak tentang Program Acara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI 50 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI 6.1 Hubungan antara Karakteristik Anggota Komunitas dengan Efektivitas Komunikasi Pemasaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebon Kopi 2 Bogor. Penentuan lokasi SDN Kebon Kopi

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS 22 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 200 - Juni 200 di DAS Cisadane Hulu, di lima Kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan.

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan. 23 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktorial 2x2 dengan pre test dan post test. Disain penelitian ini melibatkan dua

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11) METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini desain Cross Sectional Study yaitu mengumpulkan informasi dengan satu kali survei yang dilakukan di empat sekolah dasar dengan karakteristik mutu

Lebih terperinci

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN 5.1 Faktor Internal Responden Penelitian Faktor internal dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran umum sekolah SDN Kebon Kopi 2 adalah sekolah yang berada di jalan Kebon Kopi Rt.04/09 kelurahan Kebon Kelapa terletak di Kota Bogor Kecamatan Bogor Tengah. Berdiri pada

Lebih terperinci

HASIL. Karakteristik Remaja

HASIL. Karakteristik Remaja HASIL Karakteristik Remaja Jenis Kelamin dan Usia. Menurut Monks, Knoers dan Haditono (1992) kelompok usia remaja di bagi ke dalam empat kategori, yakni usia pra remaja (10-12 tahun), remaja awal (12-15

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode tradisional yang data penelitiannya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Efektivitas iklan layanan masyarakat adalah sejauh mana tujuan iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN

Lebih terperinci

No. 03/05/81/Th.XVIII, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU 2017 Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Maluku pada Februari 2017 mencapai 769.108 orang, bertambah sebanyak 35.771 orang dibanding angkatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian dijumpai 35 anak yang dirawat di bangsal

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian dijumpai 35 anak yang dirawat di bangsal BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Karakteristik subyek penelitian. Selama periode penelitian dijumpai 35 anak yang dirawat di bangsal gastroenterohepatologi yang sesuai dengan kriteria penelitian. Karakteristik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dala m penelitian ini adalah penduduk yang menonton iklan mie instant di dua lokasi wilayah Bogor. Lokasi penelitian dipilih secara purposive yaitu di urban

Lebih terperinci

4. HASIL DAN ANALISIS HASIL

4. HASIL DAN ANALISIS HASIL 4. HASIL DAN ANALISIS HASIL Pada bab ini, peneliti akan menguraikan hasil yang diperolah dari penelitian. Hasil ini penelitian diperoleh berdasarkan pengolahan data kuesioner dengan menggunakan program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah suatu hal yang keberadaannya sangat penting untuk saling berhubungan dengan orang lain. Seseorang yang memiliki komunikasi yang baik, ia akan

Lebih terperinci

MOTIVASI PELANGGAN DALAM MEMBACA MAJALAH BAHANA. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta 55281

MOTIVASI PELANGGAN DALAM MEMBACA MAJALAH BAHANA. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta 55281 MOTIVASI PELANGGAN DALAM MEMBACA MAJALAH BAHANA (Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Membaca Majalah Bahana Bagi Pelanggan di Yogyakarta) Nita Au Batuwael / Bonaventura Satya Bharata Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI 46 REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI Kesejahteraan Petani Reforma agraria merupakan suatu alat untuk menyejahterakan rakyat. Akan tetapi, tidak serta merta begitu saja kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek,

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek, V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek, Kanagarian Durian Gadang, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT 1 TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT (Kasus: Kampung Hijau Rawajati, RW 03, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Kotamadya Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta)

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 30/05/82/Th XVI, 05 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 557,1 ribu orang bertambah 32,6 ribu orang dibanding

Lebih terperinci