BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA"

Transkripsi

1 BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi keterdedahan responden pada siaran radio dan penilaiannya terhadap program siaran radio. Karakteristik responden terdiri dari lima variabel, yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, jenis pekerjaan, dan kepemilikan media massa. Umur responden dibagi menjadi tiga kategori yakni kategori responden yang berumur muda (kurang dari sama dengan 25 tahun), kategori responden yang berumur dewasa (26 sampai 37 tahun), dan kategori responden yang berumur tua (lebih dari sama dengan 38 tahun), sedangkan jenis kelamin digolongkan menjadi lakilaki dan perempuan. Variabel tingkat pendidikan di bagi menjadi empat kategori, yaitu tidak tamat SD, tamat SD, SMP, dan SMA. Sementara untuk variabel jenis pekerjaan dibagi menjadi dua kategori, yaitu responden yang bekerja di bidang pertanian dan responden yang bekerja di bidang non-pertanian. Variabel kepemilikan media massa dibagi menjadi tiga kategori yaitu responden yang memiliki televisi, responden yang memiliki koran, dan responden yang memiliki televisi dan koran. Data penjabaran dari karakteristik pendengar Radio Pertanian Ciawi (RPC) di Desa Cileungsi disajikan dalam Tabel 6. Sebagian besar responden yang merupakan pendengar RPC adalah responden yang tergolong pada kategori berumur dewasa (26 sampai 37 tahun), yakni sebesar 43,3 persen. Sementara responden yang tergolong kategori berumur muda (kurang dari sama dengan 25 tahun) yang menjadi pendengar RPC sebesar 30,0 persen, dan responden yang tergolong kategori berumur tua ( lebih dari sama dengan 38 tahun) yang menjadi pendengar RPC sebesar 26,7 persen. Berdasarkan hasil yang ditemui di lapangan menunjukkan bahwa responden yang berusia 26 sampai 37 tahun masih memiliki minat yang tinggi untuk mendengarkan radio. Selain itu hampir sebagian besar responden yang menjadi pendengar RPC adalah

2 41 responden laki laki yakni sebesar 70,0 persen, sementara responden perempuan yang menjadi pendengar RPC hanya sebesar 30,0 persen. Tabel 6. Jumlah dan Persentase Pendengar Radio Pertanian Ciawi (RPC) Menurut Karakteristik Individu di Desa Cileungsi Tahun 2011 Karakteristik Individu Jumlah (orang) Persentase (%) Umur Muda ( 25 tahun) 9 30,0 Dewasa (26-37 tahun) 13 43,3 Tua ( 38 tahun) 8 26,7 Jenis Kelamin Laki-laki 21 70,0 Perempuan 9 30,0 Tingkat Pendidikan Tidak Tamat SD 1 3,3 Tamat SD 11 36,7 SMP 8 26,7 SMA 10 33,3 Jenis Pekerjaan Pertanian 15 50,0 Non-pertanian 15 50,0 Kepemilikan Media Massa Televisi 25 83,3 Koran 2 6,7 Televisi dan Koran 3 10,0 Tingkat pendidikan sebagian besar responden adalah hanya sampai tamat SD, yakni sebesar 36,7 persen seperti yang terlihat pada Tabel 6. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar penduduk di Desa Cileungsi hanya mengenyam pendidikan hingga tamat SD sesuai dengan data yang diperoleh dari aparatur desa. Wilayah desa Cileungsi yang memiliki lahan pertanian paling luas di Kecamatan Ciawi menyebabkan hampir sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup di bidang pertanian, yaitu bekerja sebagai petani, buruh tani, ataupun ternak. Hal ini membuat masyarakat Desa Cileungsi merupakan

3 42 masyarakat yang bersifat homogen, yakni memiliki karakteristik yang hampir sama masyarakatnya. Sifat homogen ini terlihat dari jenis pekerjaan yang digeluti oleh masyarakat Desa Cileungsi. Sebagian besar masyarakat bekerja di bidang pertanian, yakni berkisar 60 persen dari seluruh masyarakat Desa Cileungsi. Meskipun demikian, tidak dipungkiri juga banyak warga yang bekerja di bidang non-pertanian. Hal ini terlihat pada Tabel 6 bahwa responden yang bermata pencaharian di bidang pertanian memiliki persentasi sebesar 50,0 persen dan responden yang bermata pencaharian di bidang non-pertanian juga memiliki persentase sebesar 50,0 persen. Sementara itu kepemilikan media massa merupakan jenis media massa yang dimiliki oleh responden dalam memperoleh suatu informasi selain dari radio. Berdasarkan Tabel 7 sebesar 83,3 persen responden memiliki televisi, 6,7 persen memiliki koran, dan 10,0 persen memiliki televisi dan koran. 5.2 Keterdedahan pada Siaran Radio Keterdedahan responden pada siaran radio yang dimaksud dalam penelitian ini adalah terdiri dari frekuensi mendengarkan dan lama mendengarkan siaran radio. Frekuensi mendengarkan adalah tingkat keseringan responden dalam mendengarkan program siaran radio RPC dalam satu minggu terakhir. Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Keterdedahan pada Siaran Radio di Desa Cileungsi Tahun 2011 Keterdedahan pada Siaran Radio Jumlah (orang) Persentase (%) Frekuensi Mendengarkan 1-2 kali/minggu 8 26,7 3-4 kali/minggu 18 60,0 Setiap hari 4 13,3 Lama Mendengarkan 1-2 jam / hari 21 70,0 3 4 jam/hari 6 20,0 > 4 jam/hari 3 10,0

4 43 Berdasarkan Tabel 13 sebagian besar responden mendengarkan RPC berkisar antara tiga sampai empat kali per minggu dan termasuk dalam kategori sedang, yakni sebanyak 60,0 persen. Sementara 26,7 persen responden mendengarkan RPC berkisar antara satu sampai dua kali per minggu dan termasuk dalam kategori rendah, dan 13,3 persen responden mengaku setiap hari mendengarkan RPC dan termasuk dalam kategori tinggi. Terkait mendengarkan siaran radio sebagian besar responden mengaku bahwa mereka tidak hanya mendengarkan siaran RPC saja, tetapi juga mendengarkan siaran dari radio lain seperti Megaswara FM, Elshinta FM, dan Fajri FM. Meskipun diakui mereka bahwa siaran RPC merupakan siaran favorit. Lama responden mendengarkan siaran radio sebagian besar berkisar antara satu sampai dua jam per hari, yakni sebesar 70,0 persen. Lama mendengarkan siaran radio oleh responden sebagaimana yang ditampilkan dalam Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar waktu yang diluangkan oleh responden adalah untuk bekerja maupun melakukan aktivitas yang lainnya. Biasanya responden mendengarkan siaran radio di pagi hari sebelum mereka beraktifitas atau di sore hari saat sebagian besar responden telah selesai melaksanakan kegiatan produktifnya. 5.3 Penilaian terhadap Program Siaran Radio Penilaian pendengar terhadap program siaran radio yang disajikan merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan oleh pihak stasiun radio. Hal tersebut akan menunjukkan tingkat keberhasilan pihak stasiun radio dalam menyajikan suatu program siaran bagi pendengarnya. Semakin baik penilaian pendengar terhadap program siaran yang disajikan, maka hal tersebut menandakan bahwa program yang disajikan berhasil menarik ketertarikan pendengar untuk mendengarkan program siaran tersebut. Penilaian pendengar terhadap program siaran radio terdiri atas penilaian terhadap materi siaran, bentuk/cara penyajian, penyiar, durasi siaran, dan waktu siaran.

5 44 Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Penilaiannya terhadap Program Siaran Radio di Desa Cileungsi Tahun 2011 Penilaian terhadap Program Siaran Jumlah (orang) Persentase (%) Materi Siaran Tidak baik 5 16,7 Cukup baik 19 63,3 Sangat baik 6 20,0 Cara Penyajian Tidak menarik 7 23,3 Cukup menarik 17 56,7 Sangat menarik 6 20,0 Penyiar Tidak interaktif 9 30,0 Cukup interaktif 13 43,3 Sangat interaktif 8 26,7 Durasi Siaran Tidak sesuai 11 36,7 Sesuai 19 63,3 Waktu Siaran Tidak sesuai 5 16,7 Cukup Sesuai 20 66,7 Sangat sesuai 5 16,7 Materi siaran yang disajikan harus mampu menarik ketertarikan pendengar untuk mendengarkan program siaran. Hal ini dapat terlihat dari daya tarik yang dimiliki materi siaran. Daya tarik materi siaran ini dapat dilihat melalui topik materi yang terkini, lengkap dan terperinci, mampu menjawab keingintahuan pendengar, sesuai dengan yang diharapkan pendengar, serta dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi pendengar. Sebesar 63,3 persen responden menilai bahwa materi siaran yang disajikan sudah cukup baik. Responden menilai materi siaran yang disajikan sudah cukup baik, karena materi dalam program siaran setiap hari disajikan dengan topik berbeda-beda dan terkadang materi yang disajikan sebelumnya tidak pernah mereka ketahui, sehingga dapat menjadi sumber informasi baru dan menambah wawasan mereka. Sementara responden

6 45 yang menilai materi disajikan tidak baik sebesar 16,7 persen dikarenakan responden menganggap bahwa materi siaran yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh mereka, dan topik yang disampaikan sudah mereka ketahui sebelumnya. Sebesar 20,0 persen responden menilai materi siaran sangat baik. Sebagian besar responden menilai bahwa cara penyajian yang dilakukan sudah cukup menarik, yaitu sebesar 56,7 persen. Cara penyajian program siaran yang dilakukan dilihat melalui cara penyajian program yang menggunakan pemutaran lagu-lagu di sela-sela pembahasan materi, selalu menghadirkan narasumber, melibatkan pendengar untuk ikut serta berpendapat mengenai materi siaran yang dibahas melalui telepon atau sms, serta program siaran disajikan dengan obrola santai. Responden menilai bahwa cara penyajian program siaran yang dilakukan saat ini ikut menambah ketertarikan mereka untuk mendengarkan program siaran. Sementara sebesar 23,3 persen responden menilai bahwa cara penyajian program siaran yang dilakukan tidak menarik dan 20,0 persen responden yang menilai cara penyajian program yang dilakukan sangat menarik. Penyiar yang menyajikan program siaran harus mampu menciptakan suasana interaktif dengan pendengar. Hal ini juga menjadi salah satu faktor kunci yang menyebabkan program siaran menarik atau tidak untuk didengarkan. Penyiar yang berhasil menyajikan program siaran dengan baik dapat dilihat melalui kualitas baik yang dimiliki, ramah dan santun dalam membawakan siaran, menciptakan suasana interaktif dan kedekatan dengan pendengar, memberikan kesempatan pendengar untuk bertanya atau ikut menyampaikan pendapat mengenai topik yang dibicarakan, serta ikut membantu pendengar lebih memahami materi siaran. Sebagian besar responden menilai bahwa penyiar RPC sudah cukup interaktif dalam menyajikan program siaran, yaitu sebesar 43,3 persen. Responden menilai penyiar RPC sudah cukup interaktif, karena dalam menyajikan program siaran penyiar memiliki kualitas yang cukup baik dalam menyampaikan materi siaran. Hal ini secara tidak langsung membuat responden cukup terbantu dalam memahami materi siaran yang dibawakannya. Bahkan di luar jam siaran penyiar terkadang berkunjung ke tempat responden untuk sekedar berbincang-bincang

7 46 atau mengisi waktu luang dengan mereka. Hal ini menandakan bahwa penyiar tidak hanya interaktif saat siaran saja dengan pendengar namun juga menjalin kedekatan dengan para pendengar RPC di luar jam siaran. Selain itu juga tak jarang penyiar memberikan kesempatan bagi mitra RPC untuk melakukan siaran bersama di studio dalam membahas suatu materi. Sementara sebesar 30,0 persen responden menilai penyiar tidak interaktif dalam menyajikan program siaran, dan sebesar 26,7 persen responden menilai sangat interaktif. Durasi siaran yang terlalu lama untuk menyajikan program siaran akan membuat pendengar bosan untuk mendengarkan program siaran tersebut, namun durasi yang terlalu singkat juga dinilai kurang menjawab keingintahuan pendengar tentang materi siaran yang disajikan. Kesesuaian durasi siaran penting untuk diperhatikan dalam menyajikan program siaran. Sebagian besar responden menilai durasi siaran yang digunakan sudah sesuai, yaitu sebesar 63,3 persen. Durasi satu jam yang digunakan untuk menyajikan program siaran mengenai informasi pertanian dinilai sudah sangat sesuai oleh responden. Responden menilai bahwa durasi siaran satu jam tidak membuat mereka bosan dan menganggap waktu satu jam merupakan waktu yang tepat untuk membahas semua materi hingga selesai. Sementara sebesar 36,7 persen responden menilai durasi siaran yang tidak sesuai. Menurut mereka durasi siaran selama satu jam tidak sesuai karena terkadang mereka tertinggal mengikuti program siaran, sehingga tidak dapat menyimak seluruh pembahasan materi. Pemilihan waktu siaran yang sesuai dalam menyajikan program siaran juga perlu diperhatikan oleh pihak stasiun radio. Waktu siaran yang digunakan dalam menyajikan program siaran harus disesuaikan dengan aktivitas pendengar, agar saat materi disampaikan pendengar berada pada keadaan yang nyaman untuk mendengarkan program siaran tersebut. Kesesuaian waktu siaran yang digunakan dilihat melalui penggunaan waktu siaran yang tidak menganggu aktivitas pendengar dan dapat dijadikan untuk menemani pendengar saat waktu beristirahat. Sebagian besar responden menilai bahwa waktu siaran yang digunakan dalam menyajikan program siaran sudah cukup sesuai, yaitu sebesar 66,7 persen. Program siaran yang disajikan setiap harinya dan pada waktu sore hari dinilai sebagian responden merupakan waktu yang ideal. Oleh karena

8 47 sebagian besar responden beraktivitas melakukan kegiatan produktif dari pagi hingga sore hari, maka mereka menyatakan bahwa waktu yang digunakan untuk mendengarkan radio adalah pada saat sore hari setelah mereka selesai beraktivitas. Waktu sore hari merupakan waktu santai mereka setelah lelah beraktifitas. Sementara responden yang menilai bahwa waktu siaran yang digunakan tidak sesuai sebesar 46,7 persen. Hal ini karena beberapa responden menyatakan bahwa mereka setiap harinya terkadang bekerja hingga larut malam sehingga tidak sempat untuk mendengarkan siaran radio. Sebesar 16,7 persen responden menilai sudah sangat sesuai. 5.4 Hubungan Karakteristik Responden dengan Keterdedahannya pada Siaran Radio Hubungan Umur dengan Frekuensi Mendengarkan Variabel umur yang dihubungkan dengan frekuensi mendengarkan bertujuan untuk melihat apakah umur dapat berpengaruh terhadap frekuensi mendengarkan responden dalam mendengarkan siaran RPC. Data hubungan antara umur responden dan frekuensi mendengarkan tersaji pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dan Frekuensi Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011 Frekuensi Mendengarkan Umur Rendah Sedang Tinggi Jumlah Muda ( 25 tahun) 1 11,1 7 77,8 1 11, ,0 Dewasa (26-37 tahun) 3 23,1 7 53,8 3 23, ,0 Tua ( 38 tahun) 4 50,0 4 50,0 0 0, ,0 Jumlah 8 26, ,0 4 13, ,0 Responden yang tergolong kategori umur muda (kurang dari sama dengan 25 tahun) dengan frekuensi mendengarkan yang rendah sebesar 11,1 persen, sebesar 77,8 persen dengan frekuensi mendengarkan sedang, dan sebesar 11,1 persen dengan frekuensi mendengarkan tinggi. Sebesar 23,1 persen responden yang tergolong kategori umur dewasa (26 sampai 37 tahun) memiliki frekuensi

9 48 mendengarkan yang rendah, sebesar 53,8 persen dengan frekuensi mendengarkan yang sedang, dan sebesar 23,1 persen dengan frekuensi mendengarkan tinggi. Sementara responden yang tergolong kategori umur tua (lebih dari sama dengan 38 tahun) dengan frekuensi mendengarkan yang rendah dan sedang adalah masing-masing sebesar 50,0 persen. Oleh karena nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank-Spearman 0,105 > 0,05 maka Ho diterima, atau menunjukkan bahwa antara umur responden dengan frekuensinya mendengarkan siaran radio tidak terdapat hubungan signifikan. Artinya kategori umur responden yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda pula pada frekuensinya mendengarkan radio. Pada Tabel 9 terlihat bahwa baik responden yang berasal dari kategori umur yang berbeda ternyata sama-sama memiliki frekuensi mendengarkan yang hampir sama, yakni frekuensi yang tergolong kategori sedang. Menurut penuturan responden hal ini dikarenakan terkadang dalam mendengarkan siaran radio mereka tidak hanya selalu mendengarkan siaran RPC setiap harinya, namun juga mendengarkan siaran radio lain untuk mendapatkan suatu informasi maupun hiburan. Terlebih bagi responden yang berumur tua untuk mendapatkan informasi mengenai keagamaan biasanya mendengarkan siaran radio Fajri FM yang merupakan siaran radio islami. Sementara bagi responden yang berumur muda untuk mendapatkan siaran hiburan biasanya mendengarkan siaran radio Megaswara FM, karena lebih banyak menyajikan program siaran hiburan Hubungan Umur dengan Lama Mendengarkan Pendengar yang mendengarkan siaran RPC terdiri dari berbagai kategori umur. Beragamnya program siaran yang disajikan oleh RPC menyebabkan pendengar yang menjadi segmentasi RPC adalah kategori semua umur. Oleh karena itu umur responden juga dilihat hubungannya dengan lama mendengarkan responden dalam mendengarkan siaran radio RPC. Kategori responden yang berumur muda (kurang dari sama dengan 25 tahun) dengan lama mendengarkan yang rendah dan sedang adalah masing-masing sebesar 44,4 persen dan sebesar 11,2 persen dengan lama mendengarkan yang tinggi. Kategori responden yang berumur dewasa (26 sampai 37 tahun) dengan

10 49 lama mendengarkan yang rendah adalah sebesar 76,9 persen, 7,7 persen dengan lama mendengarkan yang sedang, dan sebesar 15,4 persen dengan lama mendengarkan yang tinggi. Sementara kategori responden yang berumur tua (lebih dari sama dengan 38 tahun) dengan lama mendengarkan yang rendah sebesar 87,5 persen dan 12,5 persen dengan lama mendengarkan yang sedang. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dan Lama Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011 Lama Mendengarkan Umur Rendah Sedang Tinggi Jumlah Muda ( 25 tahun) 4 44,4 4 44,4 1 11, ,0 Dewasa (26-37 tahun) 10 76,9 1 7,7 2 15, ,0 Tua ( 38 tahun) 7 87,5 1 12,5 0 0, ,0 Jumlah 21 70,0 6 20,0 3 10, ,0 Oleh karena nilai siginifikansi dari analisis korelasi Rank-Spearman 0,062 > 0,05 maka Ho diterima, atau dengan kata lain antara umur dengan lama mendengarkan tidak terdapat hubungan yang signifikan. Artinya kategori umur responden tidak memberikan pengaruh yang berbeda dalam menentukan lamanya seseorang mendengarkan siaran radio. Responden dari masing-masing kategori umur menunjukkan lama mendengarkan yang tergolong kategori rendah sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 10. Hal ini dikarenakan biasanya responden mendengarkan siaran radio RPC pada waktu-waktu tertentu seperti di pagi hari sebelum mereka melakukan aktivitas produktifnya atau di waktu sore hari setelah mereka selesai beraktifitas, dan biasanya mereka mendengarkan radio sambil mengisi waktu luang saja. Sebagian besar responden bekerja pada waktu produktif yakni pada pukul pagi hingga pukul sore, sehingga waktu yang dimiliki untuk mendengarkan radio tidak begitu banyak dan hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja. Bahkan seringnya mereka lebih banyak mendengarkan radio di sore hari, namun tak jarang juga mereka lebih memilih untuk menonton televisi setelah selesai beraktivitas seharian.

11 Hubungan Jenis Kelamin dengan Frekuensi Mendengarkan Selain variabel umur, variabel jenis kelamin juga dilihat hubungannya dengan frekuensi mendengarkan. Hal ini untuk melihat apakah jenis kelamin tertentu berpengaruh terhadap frekuensi mendengarkan siaran radio. Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin dan Frekuensi Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011 Frekuensi Mendengarkan Jenis Kelamin Rendah Sedang Tinggi Jumlah Laki-laki 6 28, ,4 4 19, ,0 Perempuan 2 22,7 7 77,8 0 0, ,0 Jumlah 8 26, ,0 4 13,3 30,0 100,0 Kategori responden yang berjenis kelamin laki-laki dengan frekuensi mendengarkan yang rendah adalah sebesar 28,6 persen, 52,4 persen dengan frekuensi yang sedang, dan 19,0 dengan frekuensi mendengarkan yang tinggi. Sementara kategori responden yang berjenis kelamin perempuan dengan frekuensi mendengarkan yang rendah adalah sebesar 22,7 persen dan 77,8 persen dengan frekuensi mendengarkan yang sedang. Nilai p-value dari analisis uji Chi-Square 0,288 > 0,05 maka Ho diterima, atau dengan kata lain tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin responden dengan frekuensinya mendengarkan siaran RPC. Artinya jenis kelamin responden yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap frekuensi mendengarkan siaran radio RPC. Berdasarkan Tabel 11 baik responden yang berjenis kelamin laki-laki maupun responden yang berjenis kelamin perempuan sama-sama memiliki persentasi terbesar untuk frekuensi mendengarkan dalam kategori sedang. Menurut salah satu responden perempuan menuturkan bahwa dirinya mendengarkan radio dengan frekuensi tiga sampai empat kali per minggu untuk mendengarkan program siaran favoritnya. Tak jarang dengan tetangganya mereka mendengarkan siaran RPC bersama-sama dengan volume yang cukup keras. Sementara salah satu responden perempuan yang lain menyatakan bahwa hampir

12 51 setiap hari ia mendengarkan siaran RPC sambil menemaninya mengerjakan pekerjaan rumah Hubungan Jenis Kelamin dengan Lama Mendengarkan Data hubungan antara jenis kelamin responden dengan lama mendengarkan tersaji pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin dan Lama Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011 Lama Mendengarkan Jenis Kelamin Rendah Sedang Tinggi Jumlah Laki-laki 15 71,4 3 14,3 3 14, ,0 Perempuan 6 66,7 7 33,3 0 0, ,0 Jumlah 21 70,0 6 20,0 3 10, ,0 Kategori responden laki-laki yang lama mendengarkan termasuk kategori rendah sebesar 71,4 persen dan sebesar 14,3 persen termasuk masing-masing kategori sedang dan tinggi. Sementara kategori responden perempuan yang lama mendengarkan kategori rendah sebesar 66,7 persen dan 33,3 persen kategori sedang. Berdasarkan hasil tersebut baik responden laki-laki maupun responden perempuan sebagian besar berada pada kategori rendah dalam lama mendengarkan siaran radio. Oleh karena nilai p-value dari analisis uji Chi-Square 0,294 > 0,05 maka berarti Ho diterima, atau dapat disimpulkan bahwa antara variabel jenis kelamin responden tidak terdapat hubungan signifikan dengan lamanya responden dalam mendengarkan siaran radio RPC. Artinya jenis kelamin responden tidak memberikan pengaruh yang berbeda dalam menentukan lama mendengarkan responden untuk mendengarkan radio. Tersitanya waktu responden untuk melakukan aktifitas produktif dari pagi hingga sore hari menyebabkan mereka tidak terlalu lama meluangkan waktunya untuk sekedar mendengarkan siaran radio. Baik responden laki-laki maupun responden perempuan ternyata memiliki kesibukan yang sama. Setiap harinya

13 52 mereka disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Menurut penuturan salah satu responden menyatakan bahwa dalam sehari waktu yang diluangkan untuk mendengarkan siaran radio hanya berkisar satu atau dua jam setiap harinya. Hal ini dikarenakan biasanya apabila sudah lelah beraktifitas dari pagi hingga sore salah satu cara untuk beristirahat dan mencari hiburan tidak hanya melalui mendengarkan siaran radio. Biasanya responden memilih menonton televisi untuk mencari hiburan, karena menurutnya menonton hiburan di televisi lebih menarik dan tidak membuatnya bosan Hubungan Pendidikan dengan Frekuensi Mendengarkan Data hubungan antara pendidikan responden dengan frekuensi mendengarkan tersaji Pada Tabel 13. Seluruh responden berpendidikan tidak tamat SD memiliki frekuensi mendengarkan yang sedang yakni sebesar 100,0 persen. Responden yang berpendidikan SD dengan frekuensi mendengarkan yang rendah sebesar 45,5 persen dan 54,5 persen dengan frekuensi mendengarkan yang sedang. Sebesar 75,0 persen responden yang berpendidikan SMP dengan frekuensi mendengarkan yang sedang dan 25,0 persen dengan frekuensi mendengarkan yang tinggi. Sementara responden yang berpendidikan SMA dengan frekuensi mendengarkan yang rendah sebesar 30,0 persen, 50,0 persen dengan frekuensi mendengarkan yang sedang, dan 20,0 persen dengan frekuensi mendengarkan yang tinggi. Tabel 13. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendidikan dan Frekuensi Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011 Frekuensi Mendengarkan Pendidikan Rendah Sedang Tinggi Jumlah Tidak Tamat SD 0 0, ,0 0 0, ,0 SD 5 45,5 6 54,5 0 0, ,0 SMP 0 0,0 6 75,0 2 25, ,0 SMA 3 30,0 5 50,0 2 20, ,0 Jumlah 8 26, ,0 4 13, ,0

14 53 Nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank-Spearman 0,248 > 0,05 maka Ho diterima, atau dapat disimpulkan bahwa antara pendidikan dengan frekuensi mendengarkan tidak terdapat hubungan signifikan. Artinya tingkat pendidikan yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap frekuensi mendengarkan responden. Salah satu responden menyatakan bahwa biasanya ia mendengarkan siaran radio RPC saat salah satu program siaran yang disukainya sedang diputar. Program-program siaran yang disajikan oleh Radio Pertanian Ciawi banyak disukai oleh pendengarnya yang berasal dari beragam kategori. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh pihak RPC pada tahun 2006, khalayak aktual yang menjadi pendengar RPC menurut tingkat pendidikan yaitu berasal dari seluruh tingkatan pendidikan. Artinya khalayak dari jenis tingkat pendidikan apapun dapat menjadi pendengar RPC. Setiap program yang disiarkan oleh RPC memiliki kekhususan yang menarik sesuai dengan seleranya Hubungan Pendidikan dengan Lama Mendengarkan Antara variabel pendidikan dan lama mendengarkan juga dilihat hubungannya untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan seseorang yang dimiliki ikut berpengaruh dalam menentukan lama mendengarkan siaran radio. Data hubungan antara pendidikan responden dengan lama mendengarkan tersaji pada Tabel 14. Tabel 14. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendidikan dan Lama Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011 Lama Mendengarkan Pendidikan Rendah Sedang Tinggi Jumlah Tidak Tamat SD 1 100,0 0 0,0 0 0, ,0 SD 9 81,8 2 18,2 0 0, ,0 SMP 3 37,5 3 37,5 2 25, ,0 SMA 8 80,0 1 10,0 1 10, ,0 Jumlah 21 70,0 6 20,0 3 10, ,0

15 54 Sebesar 100,0 persen kategori responden yang berpendidikan tidak tamat SD memiliki lama mendengarkan rendah. Kategori responden yang berpendidikan SD juga memiliki lama mendengarkan rendah sebesar 81,8 persen dan sebesar 18,2 persen pada kategori sedang. Kategori responden yang berpendidikan SMP memiliki lama mendengarkan rendah dan sedang masing-masing sebesar 37,5 persen, dan 25,0 persen pada kategori tinggi. Sementara untuk kategori responden yang berpendidikan SMA memiliki lama mendengarkan rendah sebesar 80,0 persen dan masing-masing 10,0 persen pada kategori sedang dan tinggi. Nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank-Spearman 0,615 > 0,05 maka Ho diterima, atau dapat disimpulkan bahwa antara pendidikan dengan lama mendengarkan tidak terdapat hubungan signifikan. Artinya tingkat pendidikan yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda pula dalam menentukan lama responden mendengarkan siaran radio. Salah satu faktor yang menyebabkan responden lama atau tidaknya mendengarkan siaran radio adalah kesibukan yang dialami oleh masing-masing responden. Selain itu juga disebabkan oleh keputusan responden untuk lebih memilih memanfaatkan media massa lain untuk mengisi waktu kosong mereka, seperti menonton televisi Hubungan Pekerjaan dengan Frekuensi Mendengarkan Masyarakat Desa Cileungsi merupakan masyarakat yang bersifat homogen, yakni memiliki karakteristik yang hampir sama masyarakatnya. Sifat homogen ini terlihat dari jenis pekerjaan yang digeluti oleh masyarakat Desa Cileungsi. Sebagian besar masyarakat bekerja di bidang pertanian, yakni berkisar 60 persen dari seluruh masyarakat Desa Cileungsi. Hal ini didukung oleh luasnya lahan pertanian yang dimiliki Desa Cileungsi. Oleh karena itu penggolongan untuk kategori pekerjaan responden dibagi menjadi dua, yaitu responden yang bekerja di bidang pertanian dan responden yang bekerja di bidang non-pertanian. Responden yang bekerja di bidang pertanian dan non-pertanian sama-sama senang mendengarkan siaran radio RPC. Oleh karena itu antara pekerjaan dengan frekuensi mendengarkan dilihat hubungannya.

16 55 Tabel 15. Jumlah Responden Menurut Jenis Pekerjaan dan Frekuensi Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011 Jenis Pekerjaan Frekuensi Mendengarkan Rendah Sedang Tinggi Jumlah Pertanian 4 26,7 9 60,0 2 13, ,0 Non-pertanian 4 26,7 9 60,0 2 13, ,0 Jumlah 8 26, ,0 4 13, ,0 Kategori responden yang bekerja di bidang pertanian memiliki frekuensi mendengarkan rendah sebesar 26,7 persen, 60,0 persen memiliki frekuensi mendengarkan sedang, dan 13,3 persen memiliki frekuensi mendengarkan tinggi. Persentasi tersebut juga sama dengan kategori responden yang bekerja di bidang non-pertanian. Oleh karena nilai p-value dari analisis uji Chi-Square 1,00 > 0,05 maka Ho diterima, atau dengan kata lain antara pekerjaan dengan frekuensi mendengarkan tidak terdapat hubungan signifikan. Artinya jenis pekerjaan yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap frekuensi mendengarkan responden. Jenis pekerjaan tertentu yang dimiliki responden tidak ada yang lebih memberikan pengaruh besar dalam menentukan frekuensi mendengarkan. Baik responden yang bekerja di bidang pertanian maupun responden yang bekerja di bidang non-pertanian memiliki proporsi yang sama dalam setiap kategori frekuensi mendengarkan. Di antara kedua jenis kategori jenis pekerjaan tidak ada yang lebih tinggi persentasi dan pengaruhnya dalam menentukan frekuensi mendengarkan responden. Menurut responden yang bekerja di bidang non-pertanian dirinya sering mendengarkan siaran RPC, karena meskipun sebagian besar program siaran yang disajikan membahas mengenai pertanian namun tidak membuat pendengar yang berasal dari non-pertanian tidak dapat mendengarkannya. Banyak juga program-program siaran RPC yang menyajikan informasi lain, seperti hiburan, keagamaan, dan lain-lain. Meskipun segmentasi khalayak pendengar dari program siaran RPC yang menjadi sasaran RPC adalah masyarakat pertanian, namun hal ini tidak menyebabkan khalayak pendengar yang bukan berasal dari non-pertanian

17 56 tidak dapat mendengarkan program-program siaran yang disajikan. Khalayak pendengar yang berasal dari pekerjaan apapun dapat menjadi pendengar RPC, karena program-program siaran RPC yang disajikan tidak hanya selalu berupa program tentang informasi pertanian. Program siaran yang disajikan RPC terdiri dari beberapa kategori yakni pendidikan dan penyuluhan, hiburan, agama, dan budaya Hubungan Pekerjaan dengan Lama Mendengarkan Antara pekerjaan dengan lama mendengarkan dilihat juga hubungannya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah salah satu kategori jenis pekerjaan menentukan pengaruhnya terhadap lama mendengarkan seseorang dalam mendengarkan siaran radio. Data hubungan antara pekerjaan responden dengan lama mendengarkan tersaji pada Tabel 16. Berdasarkan Tabel 16 responden yang bekerja di bidang pertanian dan memiliki lama mendengarkan pada kategori rendah sebesar 80,0 persen, 13,3 persen pada kategori sedang, dan 6,7 persen pada kategori tinggi. Sementara responden yang bekerja di bidang non-pertanian memiliki lama mendengarkan pada kategori rendah sebesar 60,0 persen, 26,7 persen pada kategori sedang, dan 13,3 persen pada kategori tinggi. Tabel 16. Jumlah Responden Menurut Pekerjaan dan Lama Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011 Lama Mendengarkan Jenis Pekerjaan Rendah Sedang Tinggi Jumlah Pertanian 12 80,0 2 13,3 1 6, ,0 Non-pertanian 9 60,0 4 26,7 2 13, ,0 Jumlah 21 70,0 6 20,0 3 10, ,0 Oleh karena nilai p-value dari analisis uji Chi-Square 0,490 > 0,05 maka Ho diterima, atau dengan kata lain antara pekerjaan responden dengan lama mendengarkan tidak terdapat hubungan signifikan. Artinya kategori pekerjaan

18 57 responden yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap lama mendengarkannya. Ternyata responden yang bekerja di bidang pertanian ataupun non-pertanian tidak memiliki lama mendengarkan yang tinggi. Menurut salah satu responden yang bekerja di bidang pertanian biasanya apabila sudah lelah bekerja di sawah dirinya lebih memilih untuk beristirahat, sehingga waktu untuk mendengarkan radio menjadi berkurang. Selain itu penyebab cuaca juga menjadi pemicu dirinya tidak bisa mendengarkan siaran RPC. Menurutnya apabila turun hujan frekuensi siaran RPC terkadang hilang sehingga siarannya terputus. Persentase terbesar yang dimiliki oleh program siaran RPC adalah untuk program pendidikan (penyuluhan pertanian) yakni sebesar 45 persen. Hal ini sesuai dengan tujuan dari RPC yang ingin menjadi sebuah media dalam menyediakan informasi pertanian yang bermanfaat bagi masyarakat pertanian. Namun meskipun program siaran yang disajikan sebagian besar bernuansakan pertanian tidak menyebabkan responden yang bekerja di bidang pertanian memiliki lama mendengarkan yang tinggi Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Frekuensi Mendengarkan Variabel kepemilikan terhadap media massa dilihat hubungannya dengan frekuensi mendengarkan. Tujuannya adalah untuk melihat apakah kepemilikan media massa selain radio bagi responden turut berpengaruh dalam menentukan frekuensi mendengarkannya. Responden dalam mendapatkan suatu informasi baru terkadang tidak selalu didapatkan dari radio saja, namun mereka dapat memperolehnya dari televisi maupun koran. Responden yang memiliki media massa televisi sebagian besar berada pada kategori sedang untuk frekuensi mendengarkan siaran radio, yaitu sebesar 64,0 persen, 28,0 persen pada kategori rendah, dan 8,0 persen pada kategori tinggi. Sementara responden yang memiliki koran berada pada kategori rendah dan tinggi yakni masing-masing sebesar 50,0 persen, sedangkan responden yang memiliki televisi dan koran dengan frekuensi mendengarkan siaran radio pada kategori sedang sebesar 66,7 persen, dan 33,3 persen pada kategori tinggi.

19 58 Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kepemilikan Media Massa dan Frekuensi Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011 Kepemilikan Media Massa Frekuensi Mendengarkan Rendah Sedang Tinggi Jumlah Televisi 7 28, ,0 2 8, ,0 Koran 1 50,0 0 0,0 1 50, ,0 Televisi dan koran 0 0,0 2 66,7 1 33, ,0 Jumlah 8 26, ,0 4 13, ,0 Oleh karena nilai signifikansi 0,212 > 0,05 maka Ho diterima, atau dengan kata lain tidak terdapat hubungan antara kepemilikan media massa selain radio dengan frekuensi responden mendengarkan siaran radio. Artinya kepemilikan media massa yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap frekuensi mendengarkan responden dalam mendengarkan siaran radio. Salah satu responden menyatakan bahwa biasanya ia menonton televisi maupun membaca koran untuk mendapatkan informasi yang ter-update dan hiburan terutamanya, sementara untuk mendapatkan informasi mengenai bidang pertanian hanya ia dapatkan melalui siaran RPC. Saat ini ketersediaan informasiinformasi mengenai bidang pertanian tidak banyak didapatkan dari media massa, baik melalui televisi, surat kabar ataupun radio. Namun Radio Pertanian Ciawi merupakan satu-satunya radio pertanian di Bogor yang masih mempertahankan informasi pertanian sebagai fokus utamanya Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Lama Mendengarkan Antara variabel kepemilikan media massa dengan lama mendengarkan juga dilihat hubungannya. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah jenis media massa lain yang dimiliki responden selain radio akan berpengaruh terhadap lama mendengarkan responden.

20 59 Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kepemilikan Media Massa dan Lama Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011 Kepemilikan Media Massa Lama Mendengarkan Rendah Sedang Tinggi Jumlah Televisi 20 80,0 4 16,0 1 4, ,0 Koran 1 50,0 0 0,0 1 50, ,0 Televisi dan koran 0 0,0 2 66,7 1 33, ,0 Jumlah 21 70,0 6 20,0 3 10, ,0 Responden yang memiliki televisi dengan lama mendengarkan siaran radio yang rendah sebesar 80,0 persen, 16,0 persen dengan lama mendengarkan yang sedang, dan 4,0 persen dengan lama mendengarkan yang tinggi. Responden yang memiliki koran dengan lama mendengarkan siaran radio yang rendah dan tinggi adalah masing-masing sebesar 50,0 persen. Sementara responden yang memiliki televisi dan koran dengan lama mendengarkan siaran radio yang sedang sebesar 66,7 persen dan 33,3 persen dengan lama mendengarkan yang tinggi. Oleh karena nilai signifikansi 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak, atau dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kepemilikan media massa lain oleh responden dengan lama mendengarkan siaran radio. Artinya kepemilikan media massa lain yang berbeda oleh responden memberikan pengaruh terhadap lama mendengarkan siaran radio yang berbeda pula. Kepemilikan media massa selain radio oleh responden dapat menyebabkan responden menjadi lebih berkurang waktunya untuk mendengarkan radio. Terbaginya waktu untuk memanfaatkan seluruh jenis media massa yang responden miliki membuat lama untuk mendengarkan siaran radio menjadi rendah. Salah satu responden menyatakan bahwa terkadang ia lebih memilih untuk menonton televisi dibandingkan untuk mendengarkan radio, karena baginya televisi merupakan media massa yang paling menarik dibandingkan dengan media massa lain. Menurut alasannya bahwa televisi lebih lebih banyak memberikan sajian informasi dan hiburan yang lebih beragam dibandingkan media massa lain. Media massa televisi memang merupakan media massa yang paling banyak

21 60 disenangi oleh khalayak, mengingat fungsinya yang mengandalkan audio dan visual khalayak dibandingkan dengan media massa lain. 5.5 Hubungan Karakteristik Responden dengan Penilaiannya terhadap Program Siaran Hubungan Umur dengan Penilaian terhadap Program Siaran Penilaian pendengar terhadap program siaran terdiri dari penilaian terhadap materi siaran, cara penyajian, penyiar, durasi siaran, dan waktu siaran. Materi siaran yang disajikan oleh pihak stasiun radio memiliki ketertarikan tersendiri bagi pendengar dalam setiap kategori umur yang berbeda. Biasanya pendengar yang berumur tergolong muda tentunya memiliki kriteria tersendiri untuk menyukai materi siaran seperti apa yang menarik untuk didengar. Umur responden juga dilihat hubungannya dengan materi siaran. Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dan Penilaian terhadap Materi Siaran di Desa Cileungsi Tahun 2011 Umur Penilaian terhadap Materi Siaran Tidak Baik Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Muda ( 25 tahun) 1 11,1 6 66,7 2 22, ,0 Dewasa (26-37 tahun) 3 23,1 8 61,5 2 15, ,0 Tua ( 38 tahun) 1 12,5 5 62,5 2 25, ,0 Jumlah 5 16, ,3 6 20, ,0 Kategori responden yang berumur muda (kurang dari sama dengan 25 tahun ) menilai materi siaran tergolong tidak baik kualitasnya yakni sebesar 11,1 persen, 66,7 persen menilai cukup baik, dan 22,2 persen menilai sangat baik. Kategori responden yang berumur dewasa (26 sampai 37 tahun) dan menilai materi siaran tergolong tidak baik sebesar 23,1 persen, 61,5 persen menilai cukup baik, dan 15,4 persen menilai sangat baik. Sementara itu kategori responden yang berumur tua (lebih dari sama dengan 38 tahun) menilai materi siaran tidak baik sebesar 12,5 persen, 62,5 persen menilai cukup baik, dan 25,0 persen menilai sangat baik. Oleh karena nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank-Spearman 0,998 > 0,05 maka Ho diterima, atau dengan kata lain antara umur dengan

22 61 penilaian terhadap materi siaran tidak terdapat hubungan signifikan. Artinya umur responden yang berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap penilaian yang berbeda pula. Materi siaran yang disajikan dalam program siaran RPC disesuaikan berdasarkan dengan kebutuhan pendengar. Tidak jarang materi siaran yang disajikan dalam program siaran RPC ditentukan atas usulan dari pendengar yang kemudian didiskusikan oleh pihak RPC di meja evaluasi siaran. Bahkan narasumber yang akan mengisi siaran di RPC juga terkadang terjun langsung kepada pendengar untuk mengetahui informasi apa yang sedang dibutuhkan pendengar, sehingga dapat dirumuskan suatu materi siaran yang sesuai. Selain itu dilihat juga hubungan antara variabel umur dengan penilaian terhadap cara penyajian program siaran. Hal ini untuk melihat sejauh mana umur responden berpengaruh bagi penilaiannya terhadap cara penyajian program siaran. Tabel 20. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dan Penilaian terhadap Cara Penyajian di Desa Cileungsi Tahun 2011 Penilaian terhadap Cara Penyajian Umur Tidak Menarik Cukup Menarik Sangat Menarik Jumlah Muda ( 25 tahun) 1 11,1 5 55,6 3 33, ,0 Dewasa (26-37 tahun) 5 38,5 6 46,1 2 15, ,0 Tua ( 38 tahun) 1 12,5 6 75,0 1 12, ,0 Jumlah 7 23, , , ,0 Kategori responden berumur muda (kurang dari sama dengan 25 tahun) sebesar 11,1 persen menilai cara penyajian tidak menarik, sebesar 55,6 persen menilai cukup menarik, dan 33,3 persen menilai sangat menarik. Kategori responden berumur dewasa (26 sampai 37 tahun) sebesar 38,5 persen menilai cara penyajian tidak menarik, 46,1 persen menilai cukup menarik, dan 15,4 persen menilai sangat menarik. Sementara kategori responden berumur tua (lebih dari sama dengan 38 tahun) sebesar 12,5 persen menilai cara penyajian tidak menarik, 75,0 persen menilai cukup menarik dan 12,5 persen menilai sangat menarik. Oleh karena nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank-Spearman 0,465 > 0,05 maka

23 62 Ho diterima, atau dengan kata lain antara umur responden dan penilaiannya terhadap cara penyajian tidak terdapat hubungan signifikan. Artinya umur responden yang berbeda tidak berpengaruh dalam memberikan penilaian yang berbeda pula terhadap cara penyajian program. Sebagian besar responden dari setiap kategori umur menilai cara penyajian yang dilakukan oleh RPC sudah cukup menarik mengingat program siaran Karedok merupakan salah satu program unggulan RPC. Responden menyatakan bahwa program yang disajikan dalam bentuk obrolan ini sangat disukai oleh mereka karena terkesan lebih santai, sehingga materi siaran yang disajikan pun lebih menarik untuk didengar. Tak jarang saat penyajian program diselipkan candaan atau guyonan dari penyiar maupun narasumber dengan tujuan agar suasana siaran menjadi lebih hidup. Pada Tabel 21 tersaji data hubungan antara umur dengan penilaian terhadap penyiar. Antara variabel umur dengan penilaian terhadap penyiar dilihat hubungannya untuk mengetahui sejauh mana umur seseorang berpengaruh dalam menentukan penilaian kepada penyiar. Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dan Penilaian terhadap Penyiar di Desa Cileungsi Tahun 2011 Penilaian terhadap Penyiar Umur Tidak Interaktif Cukup Interaktif Sangat Interaktif Jumlah Muda ( 25 tahun) 2 22,3 4 44,4 3 33, ,0 Dewasa (26-37 tahun) 6 46,2 4 30,8 3 23, ,0 Tua ( 38 tahun) 1 12,5 5 62,5 2 25, ,0 Jumlah 9 30, ,3 8 26, ,0 Kategori responden yang berumur muda (kurang dari sama dengan 25 tahun) sebesar 22,3 persen menilai penyiar yang menyajikan program siaran tidak interaktif, 44,4 persen menilai cukup interaktif, dan 33,3 persen menilai sangat interaktif. Sementara kategori responden berumur dewasa (26 sampai 37 tahun) sebesar 46,2 persen menilai penyiar tidak interaktif, 30,8 persen menilai cukup interaktif dan 23,0 persen menilai sangat interaktif. Sebesar 12,5 persen kategori

24 63 responden berumur tua (lebih dari sama dengan 38 tahun) menilai penyiar tidak interaktif, 62,5 persen menilai cukup interaktif, dan 25,0 persen persen menilai sangat interaktif. Oleh karena nilai signifikansi 0,985 > 0,05 maka Ho diterima, atau dapat disimpulkan bahwa umur responden tidak berhubungan signifikan dengan penilaiannya terhadap penyiar RPC. Artinya kategori umur yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda pula bagi penilaian yang diberikan terhadap penyiar. Penyiar RPC merupakan penyiar yang memiliki kualitas baik dalam menyajikan program siaran. Terdapat satu divisi khusus di RPC yang menentukan penyiar yang cocok untuk siaran. Penyiar mampu menjalin kedekatan dengan pendengar baik di dalam studio maupun di luar studio siaran. Kegiatan siaran bersama pendengar, mitra tani, ataupun mitra RPC sering dilakukan dengan penyiar dalam membahas suatu topik tertentu. Penyiar terkadang sengaja mengundang mitra RPC ke dalam studio untuk siaran bersama. Hal ini mencerminkan kedekatan dan keakraban yang terjalin antara pihak RPC dengan pendengarnya. Hubungan antara umur dengan durasi siaran juga dilihat untuk mengetahui apakah umur responden yang dimiliki pada satu kategori tertentu berpengaruh terhadap penilaian durasi siaran yang digunakan saat ini oleh pihak RPC dalam menyajikan program siaran Karedok. Pada Tabel 22 tersaji data hubungan antara umur responden dengan penilaiannya terhadap durasi siaran. Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dan Penilaian Terhadap Durasi Siaran di Desa Cileungsi Tahun 2011 Penilaian Terhadap Durasi Siaran Umur Tidak Sesuai Sesuai Jumlah n % n % n % Muda ( 25 tahun) 3 33,3 6 66, ,0 Dewasa (26-37 tahun) 6 46,2 7 53, ,0 Tua ( 38 tahun) 2 25,0 6 75, ,0 Jumlah 11 36, , ,0

25 64 Kategori responden yang berumur muda (kurang dari sama dengan 25 tahun) sebesar 33,3 persen menilai durasi siaran tidak sesuai dan 66,7 persen menilai sudah sesuai. Sementara kategori responden yang berumur dewasa (26 sampai 37 tahun) sebesar 46,2 persen menilai durasi siaran tidak sesuai dan 53,8 persen menilai sudah sesuai. Kategori responden yang berumur tua (lebih dari sama dengan 38 tahun) sebesar 25,0 persen menilai tidak sesuai durasi siaran yang digunakan dan 75,0 persen menilai sudah sesuai. Oleh karena nilai signifikansi 0,771 > 0,05 maka Ho diterima, atau dengan kata lain antara umur responden dengan penilaian terhadap durasi siaran tidak terdapat hubungan signifikan. Artinya umur responden yang berbeda tidak mempengaruhi penilaian yang berbeda pula terhadap durasi siaran. Penetapan durasi siaran yang digunakan untuk menyajikan program siaran dilakukan oleh pihak RPC. Selain itu penetapan durasi siaran disesuaikan dengan jenis program. Setiap program memiliki durasi yang hampir sama pemutarannya yakni kurang lebih selama satu hingga dua jam. Selain itu antara variabel umur dengan penilaian terhadap waktu siaran yang digunakan juga dilihat hubungannya. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah kategori tertentu umur seseorang berpengaruh dalam memberikan penilaian terhadap waktu siaran. Pada Tabel 23 tersaji data hubungan antara umur responden dengan penilaiannya terhadap waktu siaran. Tabel 23. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dan Penilaian terhadap Waktu Siaran di Desa Cileungsi Tahun 2011 Penilaian terhadap Waktu Siaran Umur Tidak Sesuai Cukup Sesuai Sangat Sesuai Jumlah Muda ( 25 tahun) 0 0,0 5 55,6 4 44, ,0 Dewasa (26-37 tahun) 3 23, ,9 0 0, ,0 Tua ( 38 tahun) 2 25,0 5 62,5 1 12, ,0 Jumlah 5 16, ,7 5 16, ,0 Kategori responden berumur muda (kurang dari sama dengan 25 tahun) sebesar 55,6 persen menilai waktu siaran cukup sesuai penggunaannya dan 44,4 persen menilai sangat sesuai. Responden yang tergolong kategori berumur dewasa

26 65 (26 sampai 37 tahun) sebesar 23,1 persen menilai waktu siaran tidak sesuai dan 76,9 persen menilai cukup sesuai. Sebesar 25,0 persen kategori responden yang berumur dewasa (lebih dari sama dengan 38 tahun) menilai waktu siaran tidak sesuai, 62,5 persen menilai cukup sesuai, dan 12,5 persen menilai sangat sesuai. Nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank-Spearman 0,034 < 0,05 maka Ho ditolak, atau dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara umur responden dengan penilaiannya terhadap waktu siaran. Artinya kategori umur responden yang berbeda mempengaruhi penilaian yang berbeda pula terhadap waktu siaran. Ternyata responden yang tergolong kategori berumur muda memiliki persentasi terbesar dalam menilai kesesuaian waktu siaran. Hal ini dikarenakan responden yang masih tergolong berumur muda lebih banyak memiliki waktu luang dibandingkan dengan responden yang berumur dewasa ataupun berumur tua. Dengan demikian pada waktu sore hari saat pemutaran program siaran mereka dapat mendengarkannya. Sementara bagi responden yang tergolong kategori berumur dewasa ataupun tua terkadang pada waktu sore hari mereka masih bekerja, sehingga tidak dapat mendengarkan siaran radio dan menganggap waktu sore hari kurang sesuai untuk menyajikan program siaran Hubungan Jenis Kelamin dengan Penilaian terhadap Program Siaran Pendengar laki-laki dan pendengar perempuan biasanya memiliki selera yang berbeda dalam memilih program siaran radio untuk didengarkan. Umumnya pendengar laki-laki memilih untuk mendengarkan program siaran yang bersifat umum, sementara pendengar perempuan lebih memilih mendengarkan program siaran yang bernuansa hiburan dan program siaran yang dikhususkan untuk kaum perempuan, seperti program Juwita (Jendela Wanita). Oleh karena itu akan dilihat hubungan antara jenis kelamin dengan penilaian terhadap program siaran radio. Pada Tabel 24 tersaji data hubungan antara jenis kelamin responden dengan penilaiannya terhadap materi siaran.

27 66 Tabel 24. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin dan Penilaian terhadap Materi Siaran di Desa Cileungsi Tahun 2011 Jenis Kelamin Penilaian terhadap Materi Siaran Tidak Baik Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Laki-Laki 5 23, ,4 5 23, ,0 Perempuan 0 0,0 8 88,9 1 11, ,0 Jumlah 5 16, ,3 6 20, ,0 Kategori responden yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 23,8 persen menilai materi siaran yang disajikan tidak baik kualitasnya, 52,4 persen menilai cukup baik, dan 23,8 persen menilai sangat baik. Sementara responden yang berjenis kelamin perempuan sebesar 88,9 persen menilai cukup baik materi siaran yang disajikan persen dan 11,1 persen menilai sangat baik. Nilai p-value dari analisis uji Chi-square 0,137 > 0,05 maka Ho diterima, atau dengan kata lain antara jenis kelamin responden dengan penilaiannya terhadap materi siaran tidak terdapat hubungan signifikan. Artinya jenis kelamin responden yang berbeda tidak mempengaruhi penilaian yang berbeda pula terhadap materi siaran. Baik responden laki-laki maupun responden perempuan sama-sama menilai bahwa materi siaran yang disajikan sudah sangat baik dan mampu memberikan informasi baru bagi mereka. Program siaran Karedok RPC merupakan program yang menyajikan informasi mengenai teknologi pertanian dan permasalahan di bidang pertanian, peternakan, kehutanan, kehutanan, dan bidang lainnya. Materi siaran disajikan dengan segmentasi khususnya untuk pendengar mitra tani atau masyarakat pertanian dan masyarakat luas umumnya. Program siaran Karedok RPC dapat didengarkan oleh semua kategori pendengar, meskipun segmentasi khususnya untuk masyarakat pertanian. Begitupun juga baik pendengar laki-laki maupun pendengar perempuan dapat mendengarkan program tersebut, karena informasi yang disampaikan bersifat umum di bidang pertanian. Sama halnya dengan penilaian terhadap materi siaran, antara variabel jenis kelamin dengan penilaian terhadap cara penyajian juga dilihat hubungannya. Pada

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR 62 BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR 6.1 Agenda Pendengar Agenda pendengar adalah tingkat perbedaan penonjolan suatu berita menurut opini pendengar dan pengetahuan mereka.

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI 29 DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI Deskripsi Karakteristik Individu Petani Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa umur petani anggota

Lebih terperinci

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 62 BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Berdasarkan hasil full enumeration survey, diketahui sebanyak 113 (49,6 persen)

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN 55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keterdedahan Berita Kriminal di Televisi Keterdedahan berita kriminal di televisi merupakan beragam penerimaan khalayak remaja terhadap siaran berita kriminal di televisi, meliputi

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) 5.1 Karakteristik Karakteristik pendengar merupakan salah satu faktor yang diduga

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif korelasional yang didukung dengan penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan

Lebih terperinci

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Opini Khalayak Langsung Acara Musik Derings Opini responden sebagai khalayak langsung acara musik

Lebih terperinci

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05)

Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05) 59 BAB VIII FAKTOR-FAKTOR YA G BERHUBU GA DE GA PERSEPSI KHALAYAK TE TA G PROGRAM ACARA REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI 8.1. Hubungan Faktor Intrinsik Khalayak dengan Persepsi Khalayak tentang Program Acara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin  - Tempat tinggal  - HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Karakteristik siswa adalah ciri-ciri yang melekat pada diri siswa, yang terdiri dari jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, pendidikan

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESUKAAN PADA IKLAN MARJAN

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESUKAAN PADA IKLAN MARJAN BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESUKAAN PADA IKLAN MARJAN 7.1 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kesukaan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan dan juga melakukan pembahasan berdasarkan atas data yang di peroleh dari 97

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi yang modern, sehingga kebutuhan akan informasi dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM ARENA PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM ARENA PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM ARENA PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Wilayah Desa Cileungsi 4.1.1 Kondisi Geografi Cileungsi merupakan desa yang berada di wilayah Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, peranan dan pengaruh informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan didalam dan oleh masyarakat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Lebih terperinci

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009 BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2 Sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 adalah kecenderungan seorang pemilih

Lebih terperinci

PENILAIAN TERHADAP PELAYANAN YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

PENILAIAN TERHADAP PELAYANAN YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN 43 PENILAIAN TERHADAP PELAYANAN YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Penilaian terhadap Pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra Penilaian terhadap pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra,

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa lisan dapat digunakan dalam segala situasi, salah satu contoh adalah, bahasa lisan yang digunakan seseorang dengan sengaja untuk mengajak atau memancing

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016. 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON Motivasi menonton menurut McQuail ada empat jenis, yaitu motivasi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan.

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Televisi merupakan satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Priyowidodo (2008) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB Tingkat perlindungan tenaga kerja dalam CV TKB dianalisis dengan

Lebih terperinci

BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian

BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Obyek penelitian ini terdiri dari 15 program berita sore

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Peternak Responden pada penelitian ini adalah peternak yang berdiam di Desa Dompu, Moyo Mekar dan Desa Sepakat Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Identitas Responden Sebelumnya akan dijelaskan dahulu karakteristik responden yang meliputi usia, jumlah anak yang dimiliki, dan pendidikan terakhir.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI Volume 11, Nomor 1, Hal. 31-37 ISSN 0852-8349 Januari - Juni 2009 HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 49 BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN Profil relawan PNPM-MP Kelurahan Situ Gede dalam penelitian ini akan dilihat dari dua faktor yaitu faktor internal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan dan memiliki peran untuk menyampaikan apa yang disebut dengan pesan. Pesan bisa menjadi sebuah informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Limboto Barat Desa Daenaa selama ± 1 minggu. Sampel dihitung dengan menggunakan tabel penentuan besarnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION 69 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION Aksesibilitas terhadap media komunikasi cyber extension adalah peluang memanfaatkan media komunikasi cyber

Lebih terperinci

BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI

BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI 49 BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI Keterdedahan program JAM adalah sejauh mana program JAM ditonton oleh khalayak. Keterdedahan ini dilihat dari cara,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SEGMENTASI PENDENGAR RADIO DAIS FM SEMARANG

BAB IV ANALISIS SEGMENTASI PENDENGAR RADIO DAIS FM SEMARANG BAB IV ANALISIS SEGMENTASI PENDENGAR RADIO DAIS FM SEMARANG A. Analisis Data Penelitian Pada awal perkembangan industri penyiaran di Indonesia, pengelola media penyiaran pada umumnya membidik audien hanya

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI 50 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI 6.1 Hubungan antara Karakteristik Anggota Komunitas dengan Efektivitas Komunikasi Pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini perkembangan terjadi begitu cepat dalam berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki BAB V KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN RESPONDEN, DAN EKUITAS MEREK 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Uses and Gratification merupakan salah satu pendekatan yang menekankan pada penggunaan media bergantung pada kepuasan, kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu

Lebih terperinci

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK KETERKAITAN PERSEPSI ANGGOTA KELOMPOK TANI DENGAN PERAN KELOMPOK TANI DALAM PEROLEHAN KREDIT USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Depok) Diarsi Eka Yani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan surat kabar yang merupakan media cetak. Media televisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan surat kabar yang merupakan media cetak. Media televisi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi sangat dibutuhkan oleh seluruh umat manusia. Informasi merupakan kebutuhan pokok bagi manusia karena informasi dapat dijadikan sebagai petunjuk kemajuan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Karakteristik setiap anggota koperasi berbeda satu sama lain. Karakteristik ini dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan,

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SEKUNDER DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SEKUNDER DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SEKUNDER DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER 7.1 Hubungan Antara Tempat Tinggal dan Mahasiswa Terhadap Kesadaran Gender Berdasarkan tempat tinggal hampir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dilihat dari munculnya berbagai macam stasiun televisi swasta

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Sebanyak 125 mahasiswa STIS yang menjadi responden penelitian, 40 (32.00%) di antaranya laki-laki dan 85 (68.00%) lainnya perempuan. Rasio mahasiswa laki-laki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Radio merupakan salah satu media yang paling sering digunakan oleh masyarakat. Karena media yang diperlukan untuk mengakses radio sangat mudah didapatkan. Radio berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan informasi saat ini sangat tinggi. Informasi menjadi sebuah aspek yang sangat penting karena dapat memberikan perkembangan perkembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dala m penelitian ini adalah penduduk yang menonton iklan mie instant di dua lokasi wilayah Bogor. Lokasi penelitian dipilih secara purposive yaitu di urban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Keripik Buah Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar menjadi kelompokkelompok pembeli yang berbeda sesuai dengan kebutuhan karakteristik

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV 5.1 Profil Khalayak Langsung Acara Musik Derings Khalayak langsung acara musik Derings adalah khalayak yang berada dilokasi penayangan acara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pertanyaan. Kriteria keputusannya adalah dengan membandingkan nilai

BAB IV HASIL PENELITIAN. pertanyaan. Kriteria keputusannya adalah dengan membandingkan nilai BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data Penelitian 4.1.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui layak (sahih) dan tidaknya pertanyaan. Kriteria keputusannya adalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS

BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS KOMUNIKASI ORANG TUA & ANAK DENGAN PERILAKU PACARAN REMAJA Pada masa perkembangan teknologi seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah suatu hal yang keberadaannya sangat penting untuk saling berhubungan dengan orang lain. Seseorang yang memiliki komunikasi yang baik, ia akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah menyelesaikan tabel tunggal dan tabel silang, maka peneliti akan melakukan

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah menyelesaikan tabel tunggal dan tabel silang, maka peneliti akan melakukan 92 BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Setelah menyelesaikan tabel tunggal dan tabel silang, maka peneliti akan melakukan langkah selanjutnya, yaitu pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Motivasi Khalayak Langsung Acara Musik Derings Motivasi merupakan suatu alasan atau dorongan yang

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT 55 BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Berdasarkan efek yang ditimbulkannya, efek iklan yang menggunakan media massa terhadap khalayak dibedakan menjadi tiga

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Gandus terletak di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan Gandus merupakan salah satu kawasan agropolitan di mana

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI

HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI 69 HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI merupakan terpenuhinya kebutuhan individu. dapat diperoleh setelah seseorang melakukan sesuatu yang dapat mendukung dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radio, sebagai sebuah media komunikasi, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Seperti halnya media komunikasi massa pada umumnya, radio

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah sarana untuk menyebarkan pesan dari komunikator ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat membantu kita untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat belakangan ini. Berbagai media penyiaran saat ini dimungkinkan untuk dibuka. Industri penyiaran

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut berkembang. Terutama di dunia penyiaran. Hal ini berdampak dalam bidang komunikasi. Kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Register salah satu cabang kajian sosiolinguistik yang mempelajari bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas maupun bidang-bidang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN DAN EKUITAS MEREK

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN DAN EKUITAS MEREK BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN DAN EKUITAS MEREK 6.1 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Pengetahuan, Tingkat Kepedulian, dan Ekuitas Merek

Lebih terperinci

Laki-laki Perempuan Jumlah

Laki-laki Perempuan Jumlah 30 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN KELOMPOK 5.1 Karakteristik Responden Pada bagian ini diuraikan karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga,

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

PENGARUH USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MEDIA

PENGARUH USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MEDIA PENGARUH USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MEDIA Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 74 BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 4.1. Analisis Proses Siaran Dakwah Pada Program Acara Zona Religi di RRI (Radio Republik Indonesia) Pro 2 Semarang.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Bagaimana program Spirit Of Islam?

BAB V PENUTUP. 1. Bagaimana program Spirit Of Islam? 96 BAB V A. Kesimpulan PENUTUP Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menyebarkan kuesioner oleh peneliti mengenai variabel pengaruh program Spirit Of Islam Radio Republik Indonesia Pro 2 Yogyakarta

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 54 HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Keterdedahan Khalayak di Urban dan Semi Urban terhadap Tayangan Iklan Mie Instant di Televisi Iklan sebagai media promosi produk-produk yang ditawarkan produsen melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat umum. Baik ketika

BAB I PENDAHULUAN. Radio sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat umum. Baik ketika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radio sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat umum. Baik ketika didengar di rumah tinggal, di mobil, di rumah-rumah makan, maupun di pertokoan. Dengan keunggulannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini siapa yang tidak kenal Radio Gen FM? Radio Gen FM merupakan salah satu radio yang ternama di Jakarta, Radio Gen FM berdiri dibawah PT Radio Attahiriyah yang

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA NELAYAN DALAM MENGGUNAKAN MEDIA MASSA SEBAGAI SUMBER INFORMASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA NELAYAN DALAM MENGGUNAKAN MEDIA MASSA SEBAGAI SUMBER INFORMASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA NELAYAN DALAM MENGGUNAKAN MEDIA MASSA SEBAGAI SUMBER INFORMASI (Related Factors To Fisheries Housewife s Behavior In Using Mass Media As

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari semakin maju, hal ini dikarenakan mutu dari sumber daya manusia (SDM) itu sendiri memiliki tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi menjadi komponen penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT 41 BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT Responden dalam penelitian ini adalah petani anggota Gapoktan Jaya Tani yang berasal dari tiga kelompok tani

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN 5.1 Faktor Internal Responden Penelitian Faktor internal dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden A. Umur Kisaran umur responden yakni perempuan pada Kasus LMDH Jati Agung III ini adalah 25-64 tahun dengan rata-rata umur 35,5 tahun. Distribusi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( )

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( ) MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN M. Jamal Muttaqin (1307 100 069) Latar Belakang Urgensi Pasar Tradisional Menyusutnya Pasar Tradisional Semakin banyak

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Metode utama yang digunakan dalam penelitian dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan visual memiliki berbagai macam program yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu program

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN

KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN 101 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN (Kasus Pemuda Di Desa Cipendawa dan Sukatani, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, salah satu media massa yang sangat mudah di akses dan paling berpengaruh adalah televisi. Televisi ibarat kotak ajaib yang tanpa kita sadari mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat ini sangat menunjang mobilitas dan gaya hidup konsumen. Konsumen cenderung memiliki

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS

BAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS 86 BAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai hubungan perilaku konsumsi dengan sikap terhadap singkong, jagung, dan ubi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang manusiawi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tidak saja terjadi tanpa

Lebih terperinci