BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang"

Transkripsi

1 BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON Motivasi menonton menurut McQuail ada empat jenis, yaitu motivasi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang mengatakan bahwa perilaku adalah fungsi karakteristik individu dan lingkungan. Karakteritisk individu meliputi berbagai variabel seperti motivasi, nilai-nilai, sifat kepribadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain. Penelitian kali ini ingin melihat hubungan motivasi dengan perilaku menonton televisi publik. Motivasi yang dilihat pada penelitian kali ini adalah motivasi mendapatkan informasi, motivasi mendapatkan hiburan, motivasi akan identitas pribadi, motivasi akan integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi akan identitas kolektif. Perilaku yang dilihat pada penelitian kali ini adalah durasi menonton, frekuensi menonton, dan pilihan program. Masing-masing motivasi dipengaruhi oleh berbagai macam media tidak hanya televisi saja, melainkan internet, koran, radio, dan majalah. Responden dapat dengan bebas memilih media yang dapat memenuhi dari setiap motivasi. 5.1 Hubungan Motivasi dengan Durasi Menonton Motivasi yang merupakan dorongan atau alasan seseorang untuk melakukan sesuatu dapat mempengaruhi perilaku. Motivasi menonton, yaitu mendapatkan informasi, mendapatkan hiburan, motivasi akan identitas pribadi, motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dan motivasi identitas kolektif dapat mempengaruhi perilaku menonton yang mencakup durasi menonton, yaitu

2 70 lamanya seseorang menonton televisi, frekuensi menonton yang merupakan seberapa seringnya seseorang menonton televisi dan pilihan program. Durasi menonton adalah lamanya waktu yang dihabiskan penonton untuk menonton televisi. Durasi menonton responden dibagi menjadi dua yaitu untuk responden penonton TVRI dan responden penonton televisi swasta. Hasil persentase responden berdasarkan durasi menonton dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa durasi menonton penonton TVRI lebih besar dibandingkan penonton televisi swasta yaitu 60 % untuk penonton TVRI dengan durasi menonton tinggi dan 40 % untuk responden penonton televisi swasta yang memiliki durasi menonton yang tinggi. Kategori durasi menonton tinggi adalah responden dengan lama menonton 14, 5 jam sampai 41, 5 jam dalam seminggu, sedangkan untuk kategori rendah adalah responden dengan lama menonton kurang dari 14 jam dalam seminggu. Sebagian besar dari responden penonton TVRI adalah karyawan yang memiliki jam kerja sampai sore hari sehingga dapat menyaksikan TVRI Jawa Barat dan Banten yang mulai tayang pada pukul 15.00, sedangkan untuk penonton televisi swasta sebagian besar responden adalah mahasiswa yang sibuk dengan tugas dan kegiatan kampus sehingga waktu menonton mereka rendah. Tabel 3. Persentase Penonton Berdasarkan Durasi Menonton Televisi Durasi Menonton Penonton TVRI Swasta Tinggi Rendah (25 orang) 100 (25 orang)

3 71 Uji hubungan antara motivasi menonton dengan durasi menonton dilakukan dengan tabulasi silang dan crosstabs-chi Square. Hasil pengolahan data berdasarkan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, dan jika Approx. Sig. lebih kecil dari α (0,05) berarti Ho ditolak Hubungan Motivasi Mendapatkan Informasi dengan Durasi Menonton Motivasi mendapatkan informasi pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan alasan penonton untuk menonton televisi adalah ingin memperoleh informasi terbaru, ingin mencari tahu mengenai peristiwa nasional dan internasional, dan ingin memenuhi rasa ingin tahu. Motivasi mendapatkan informasi dapat mempengaruhi lamanya penonton dalam menonton televisi, untuk melihat hubungannya maka dilakukan uji hubungan dengan menggunakan tabulasi silang dan analisis Crosstabs Chi Square. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji. Sebelum melihat hubungan motivasi dengan durasi menonton, pada Tabel 4 disajikan persentase motivasi mendapatkan informasi menonton. Tabel 4 menggambarkan persentase motivasi mendapatkan informasi dalam menggunakan televisi baik untuk penonton TVRI maupun televisi swasta. Motivasi informasi timbul karena keinginan penonton untuk mengetahui mengenai berita terbaru baik nasional maupun internasional dan untuk memenuhi rasa ingin tahu responden mengenai berbagai hal.

4 72 Tabel 4. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi Mendapatkan Informasi pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi Mendapatkan Informasi Penonton TVRI Swasta Tinggi Rendah (25 orang) 100 (25 orang) Pada Tabel 4 terlihat perbedaan mencolok penonton TVRI dengan televisi swasta dalam memenuhi kebutuhan akan informasi melalui menonton televisi. Hampir semua penonton TVRI menunjukkan bahwa motivasi untuk mendapatkan informasi mereka tinggi, hanya 4% yang menyatakan bahwa motivasi mendapatkan informasi mereka rendah. Sebaliknya, pada penonton televisi swasta memang motivasi mendapatkan informasinya termasuk tinggi, akan tetapi proporsinya tidak setinggi pada penonton TVRI. Motivasi mendapatkan informasi pada penonton televisi swasta bukan merupakan alasan utama mereka untuk menonton televisi, karena itu juga proporsi tinggi dan rendahnya motivasi tidak signifikan seperti pada penonton TVRI. Tabel 5. Persentase Hubungan Motivasi Mendapatkan Informasi dengan Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi Mendapatkan Informasi Tinggi TVRI Rendah Durasi Menonton Tinggi 62,50 37, (24 orang) Tinggi Swasta Rendah 37,50 62, (16 orang) Rendah (1 orang) 44,40 55, (9 orang)

5 73 Tabel 5 memperlihatkan hubungan motivasi mendapatkan informasi dengan durasi menonton, dalam tabel tersebut dibagi menjadi dua kategori yaitu penonton TVRI dan penonton televisi swasta. Hubungan antara motivasi dengan durasi menonton antara penonton TVRI dengan televisi swasta memiliki perbedaan yang dapat dilihat melalui persentase pada Tabel 5. Penonton TVRI yang memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi ternyata juga memiliki durasi menonton yang tinggi. Sedangkan penonton televisi swasta yang memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi ternyata memiliki durasi menonton yang rendah. Perbedaan yang terlihat dapat dikarenakan, memang penonton TVRI yang memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi juga menggunakan waktu menonton dalam seminggu yang tinggi juga untuk menonton tayangan yang dapat memenuhi motivasi mendapatkan informasi, misalnya tayangan berita. Sedangkan penonton televisi swasta yang memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi bisa saja menggunakan waktu menontonnya dalam seminggu tidak hanya untuk menonton program yang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi. Hal ini bisa dikarenakan karena memang penonton TVRI lebih memilih untuk menonton TVRI karena tayangannya yang banyak berisi tayangan informatif dan edukatif yang dibutuhkan oleh penonton dan sulit didapat dari televisi swasta. Sehingga mereka menggunakan waktu menonton mereka untuk menonton tayangan yang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi. Sedangkan pada televisi swasta, mereka cenderung memilih tayangan yang sedang marak disiarkan yang minim akan pesan informatif dan edukasi. Hal tersebut juga didukung oleh televisi swasta yang terus menyajikan tayangan yang diinginkan penonton, sehingga dapat

6 74 meraup keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh penonton. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menunjukkan bahwa nilai Approx. Sig untuk hubungan antara motivasi mendapatkan informasi dengan durasi menonton untuk responden TVRI adalah 0,211. Approx. Sig lebih besar dari α (0.05) maka Ho diterima dan berarti bahwa tidak ada hubungan antara motivasi mendapatkan informasi dengan durasi menonton pada responden TVRI. Jika dilihat dari hasil uji Crosstabs-Chi Square memang terlihat tidak ada hubungan, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Durasi menonton merupakan lama waktu yang digunakan untuk menonton televisi dalam satu minggu, oleh karena itu, responden yang memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi belum tentu mencurahkan sebagian besar waktunya untuk menonton televisi dalam satu minggu. Faktor yang mempengaruhinya antara lain responden yang bekerja, hampir setengah hari digunakan untuk bekerja sehingga menonton televisi dilakukan pada waktu sebelum kerja atau sesudah kerja. Faktor lain yang mempengaruhi adalah bisa saja durasi waktu yang digunakan untuk menonton untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Selain itu, televisi bukanlah satu-satunya media yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan informasi. Tabel 6 memperlihatkan berbagai jenis media yang digunakan untuk memenuhi motivasi mendapatkan informasi.

7 75 Tabel 6. Persentase Pilihan Media dalam Memenuhi Motivasi Mendapatkan Informasi Penonton TVRI Pilihan Media Jumlah Penonton Persentase Audio visual Audio visual, audio, cetak Audio visual, cetak, internet Audio visual, internet Cetak, audio visual Tabel 6 memperlihatkan bahwa tidak hanya media audio visual, yaitu televisi yang menjadi satu-satunya alternatif responden mendapatkan informasi. Internet dan media cetak (koran dan majalah) menjadi alternatif lain dalam memenuhi motivasi mendapatkan informasi. Hal ini tentunya mempengaruhi durasi menonton responden, karena waktu luang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi melalui televisi juga terbagi untuk mendapatkan informasi melalui media lain yaitu internet dan koran. Hasil uji Crosstabs-Chi Square pada responden televisi swasta menunjukkan nilai Approx. Sig adalah 0, 734 dan berarti Ho diterima. Sama halnya dengan responden TVRI pada responden televisi swasta motivasi mendapatkan informasi tidak memiliki hubungan yang nyata dengan durasi menonton. Kedua hasil uji statistik menunjukkan hasil yang sama, bahwa tidak ada hubungan nyata antara motivasi mendapatkan informasi dengan durasi menonton televisi.

8 Hubungan Motivasi Mendapatkan Hiburan dengan Durasi Menonton Motivasi mendapatkan hiburan seringkali menjadi alasan utama seseorang menonton televisi baik televisi swasta maupun televisi publik. Motivasi mendapatkan hiburan pada penelitian kali ini diidentifikasi beradasarkan keinginan seseorang untuk mendapatkan hiburan, mengisi waktu luang, bersantai, dan melepas lelah dari kegiatan sehari-hari. Hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan durasi menonton dapat dilihat pada Tabel 8. Sebelum itu, pada Tabel 7 akan digambarkan persentase motivasi mendapatkan hiburan pada penonton TVRI dan televisi swasta. Motivasi untuk mendapatkan hiburan dengan menonton televisi timbul karena responden ingin menghabiskan waktu luang, bersantai, dan melepas lelah dari rutinitas sehari-hari. Motif untuk mendapatkan hiburan menurut Mc Quail (1987) adalah : a) Melepaskan diri atau terpisah dari masalah b) Bersantai c) Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis d) Mengisi waktu e) Penyaluran emosi Tabel 7. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi Mendapatkan Hiburan pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi Mendapatkan Hiburan Penonton TVRI Swasta Tinggi Rendah (25 orang) 100 (25 orang)

9 77 Motivasi mendapatkan hiburan baik pada penonton televisi swasta maupun TVRI sama-sama tinggi. Perbedaannya adalah pada program hiburan yang ditonton oleh penonton masing-masing kategori televisi. Penonton TVRI cenderung melihat program hiburan yang ditayangkan oelh TVRI khususnya TVRI Jawa Barat dan Banten adalah program hiburan kesenian yang masih kental akan seni budaya, seperti drama wayang-wayang Sunda, lagu-lagu Sunda, dan berkaitan dengan seni budaya Sunda. Tayangan hiburan lain seperti drama dan musik memang ada, akan tetapi porsinya lebih sedikit dan kurang diminati. Sedangkan tayangan hiburan yang ditonton oleh penonton televisi swasta adalah tayangan yang sifatnya menghibur tanpa ada pesan informatif. Kebanyakan tayangan yang disiarkan oleh televisi swasta adalah acara musik, sinetron, dan infotainment gossip. Tabel 8. Persentase Hubungan Motivasi Mendapatkan Hiburan dengan Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi Mendapatkan Hiburan Tinggi TVRI Rendah Durasi Menonton Tinggi 62,50 37, (24 orang) Tinggi Swasta Rendah 36,80 63, (19 orang) Rendah (1 orang) (6 orang) Dilihat dari Tabel 8 menunjukkan bahwa baik responden TVRI maupun responden televisi swasta menyatakan bahwa motivasi mendapatkan hiburan mereka adalah tinggi. Jika dilihat hubungannya dengan durasi menonton terdapat perbedaan antara penonton TVRI dan penonton televisi swasta. Penonton TVRI memiliki motivasi mendapatakan hiburan yang tinggi dengan durasi menonton

10 78 yang tinggi. Berbeda dengan penonton televisi swasta, mereka memang memiliki motivasi mendapatkan hiburan tinggi akan tetapi dengan durasi menonton yang rendah. Hal ini dapat disebabkan karena penonton televisi swasta yang memiliki motivasi mendapatkan hiburan tinggi tidak menghabiskan waktunya untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan hiburan dengan hanya menonton televisi. Seiring berkembangnya zaman, banyak media yang lebih praktis yang dapat digunakan untuk mengisi waktu luang seperti internet. Berbeda dengan penonton TVRI yang memiliki motivasi mendapatkan hiburan tinggi tetap memiliki waktu untuk menonton program yang dapat memenuhi kebutuhan mendapatkan hiburan. Tayangan hiburan yang ditayangkan oleh TVRI yang masih kental dengan seni budaya sulit didapatkan dari media lain, sehingga penonton menggunakan waktunya untuk menonton televisi. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji Crosstabs- Chi Square menunjukkan bahwa untuk penonton TVRI nilai Approx. Sig. adalah 0,211. Hal ini berarti bahwa Approx. Sig lebih besar dari α maka Ho diterima. Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara variabel motivasi mendapatkan hiburan dengan durasi menonton. Begitu juga hasil uji Crosstabs- Chi Square pada responden televisi swasta, nilai Approx. Sig adalah 0,556 yang berarti Ho diterima. Jadi, tidak ada hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan durasi menonton televisi pada responden televisi swasta. Tidak ada hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan durasi menonton bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti responden yang masih berstatus mahasiswa sebagian besar dari mereka meluangkan waktunya untuk kegiatan kampus dan mengerjakan tugas. Selain itu, ada beberapa dari responden mahasiswa berasal dari luar daerah

11 79 dan di tempat kostan mereka tidak ada televisi sehingga waktu untuk menonton terbatas. Faktor lain yang mempengaruhi kecilnya hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan durasi menonton adalah karena berkembangnya teknologi media, responden lebih memilih menggunakan internet untuk mendapatkan hiburan dengan membuka situs pertemanan, atau bermain game online. Tabel 9 akan memperlihatkan pemilihan media untuk memenuhi kebutuhan akan hiburan. Tabel 9. Persentase Piilihan Media dalam Memenuhi Motivasi Mendapatkan Hiburan Penonton TVRI Pilihan Media Jumlah Penonton Persentase Audio visual Audio visual,audio Audio visual,audio,cetak Audio visual,internet Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa media audio visual, yaitu televisi sebagai media utama dan terbanyak dipilih oleh responden untuk mendapatkan hiburan. Media audio visual akan tetapi bukan satu-satunya media yang digunakan untuk memenuhi motivasi mendapatkan hiburan. Media lain seperti audio (radio), cetak (koran dan majalah), serta internet juga dapat digunakan sebagai alternatif lain dalam memenuhi kebutuhan akan hiburan. Sehingga durasi menonton untuk memenuhi motivasi mendapatkan hiburan waktunya terbagi dengan penggunaan media lain untuk memenuhi motivasi tersebut. Jadi semakin tinggi motivasi

12 80 mendapatkan hiburan belum tentu durasi menontonnya tinggi, karena ada penggunaan durasi (waktu) untuk menggunakan media lainnya Hubungan Motivasi akan Identitas Pribadi dengan Durasi Menonton Motivasi akan identitas pribadi diidentifikasi berdasarkan keinginan responden untuk membandingkan perilakunya dengan perilaku tokoh panutan, dapat mengenal diri sendiri melalui media massa, ingin mengetahui tren gaya hidup dan mengetahui perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 11 memperlihatkan hubungan motivasi akan identitas pribadi dengan durasi menonton. Motif identitas pribadi menjadi salah satu motivasi dalam penggunaan media massa. Mc Quail (1987) menjabarkan bahwa motif yang termasuk dalam motivasi identitas pribadi adalah menentukan penunjang nilai-nilai pribadi, menentukan model perilaku, mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media), dan meningkatkan sebuah pemahaman tentang diri sendiri. Tabel 10 menjabarkan jumlah penonton menurut motivasi identitas pribadi pada penonton TVRI dan penonton televisi swasta. Tabel 10. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi Identitas Pribadi pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Identitas Pribadi Penonton TVRI Swasta Tinggi Rendah (25 orang) 100 (25 orang)

13 81 Perbedaan motivasi akan identitas pribadi pada penonton TVRI dan televisi swasta terlihat jelas dari persentase yang menunjukkan bahwa motivasi akan identitas pribadi penonton TVRI tinggi sedangkan penonton televisi swasta rendah. Rendahnya motivasi akan identitas pribadi pada penonton televisi swasta bisa jadi disebabkan oleh mereka tidak merasa bahwa motivasi akan identitas diri ini penting dan dapat dipenuhi melalui televisi. Identitas diri yang biasanya mereka cari dari media seperti gaya hidup, tren fashion lebih dapat mereka dapatkan melalui media yang lain seperti majalah. Sedangkan penonton TVRI merasa bahwa televisi masih dapat memenuhi kebutuhan akan identitas pribadi seperti menayangkan tokoh-tokoh daerah yang dapat menjadi panutan dan dapat dicontoh dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 11. Persentase Hubungan Motivasi akan Identitas Pribadi dengan Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Identitas Pribadi Tinggi TVRI Rendah Durasi Menonton Tinggi 52,90 47, (17 orang) Tinggi Swasta Rendah 36,40 63, (11 orang) Rendah (8 orang) 42,90 57, ( 14 orang) Tabel 11 menyajikan hubungan motivasi akan identitas pribadi dengan durasi menonton pada penonton TVRI dan televisi swasta. Perbedaan jelas terlihat, karena motivasi akan identitas pribadi penonton TVRI tinggi sedangkan pada penonton televisi swasta adalah rendah. hal itu pula terjadi pada durasi menonton, pada penonton TVRI didominasi oleh motivasi akan identitas pribadi tinggi dengan durasi menonton tinggi. Sedangkan pada penonton televisi swasta

14 82 motivasi akan identitas pribadi rendah dengan durasi menonton rendah yang lebih dominan. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh program tayangan televisi swasta yang tidak dapat memenuhi kebutuhan akan identitas pribadi, seperti tokoh panutan yang dapat dicontoh oleh penonton, nilai-nilai kepribadian yang baik seperti apa, sehingga penonton merasa menonton televisi tidak dapat memenuhi akan kebutuhan tersebut. Durasi menonton penonton televisi swasta juga rendah seiring dengan motivasi akan identitas pribadi yang rendah. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan model uji Crosstabs-Chi Square didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas pribadi dengan durasi menonton pada responden TVRI. Pernyataan tersebut didasarkan hasil nilai Approx. Sig. lebih dari α yaitu 0,294. Hasil Approx sig. yang lebih dari α menunjukkan bahwa Ho diterima yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas pribadi dengan durasi menonton pada responden TVRI. Hasil yang menunjukkan tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas pribadi dengan durasi menonton dapat disebabkan oleh pilihan media yang digunakan. Beberapa responden lebih memilih menggunakan majalah atau internet untuk mengetahui tren terbaru baik untuk fashion, dekorasi, dan lainlain. Dapat juga disebabkan waktu responden untuk menonton televisi terbatas karena separuh waktu mereka digunakan untuk bekerja ataupun untuk kuliah. Hasil uji Crosstabs- Chi Square untuk responden televisi swasta juga menunjukkan hal yang sama, nilai Approx. Sig adalah 0,742 yang berarti bahwa Ho diterima. Jadi, tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas pribadi dengan durasi menonton pada responden televisi swasta karena nilai Approx. Sig lebih dari α (0,05). Tabel 12 memperlihatkan pemilihan media untuk memenuhi

15 83 motivasi akan identitas pribadi yang menjadi salah satu faktor yang memepengaruhi hasil uji statistik. Tabel 12. Persentase Pilihan Media dalam Memenuhi Motivasi akan Identitas Pribadi pada Penonton TVRI Pilihan Media Jumlah Penonton Persentase Audio visual Audio visual,cetak Audio visual,cetak,audio Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa media audio visual dan cetak merupakan pilihan media terbanyak yang digunakan oleh responden untuk memenuhi motivasi akan identitas pribadi. Media audio visual yaitu televisi, dan cetak yang terdiri dari koran dan majalah dipilih responden untuk memenuhi motivasi akan identitas pribadi. Hasil uji statistik yang menunjukkan tidak ada hubungan dapat disebabkan oleh faktor pemilihan media tersebut. Durasi menonton yang merupakan waktu yang digunakan untuk menonton televisi terbagi oleh penggunaan media lain seperti media cetak maupun audio (radio) sebagai alternatif lain selain televisi untuk memenuhi motivasi akan identitas pribadi. Oleh karena itu, hasil uji statistik yang menunjukkan tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas pribadi pada responden TVRI dengan durasi menonton bukan berarti benar-benar tidak ada hubungan, akan tetapi hubungan yang terjadi rendah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh responden TVRI yang menggunakan media cetak selain audio visual.

16 Hubungan Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial dengan Durasi Menonton Salah satu motivasi dalam menggunakan media adalah motivasi akan integrasi dan interaksi sosial. Motivasi ini berhubungan dengan perilaku seseorang terhadap lingkungan sosialnya baik dengan manusia lain atau lingkungannya. Motivasi akan integrasi dan interaksi sosial responden diidentifikasi berdasarkan pernyataan bahwa responden ingin mengetahui mengenai kehidupan orang lain di sekitar lingkungan, mengetahui topik yang sedang ramai menjadi pembicaraan teman-temannya, dan keinginan untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Sub bab ini akan membahas mengenai hubungan motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton pada responden TVRI dan responden televisi swasta. Tabel 14 menunjukkan hubungan motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton. Tabel 13 mendeskripsikan mengenai jumlah penonton menurut motivasi akan integrasi dan interaksi sosial pada responden penonton TVRI dan televisi swasta. Mc Quail (1987) memaparkan mengenai motivasi menggunakan media, salah satunya adalah motivasi akan integrasi dan interaksi sosial. Motivasi akan integrasi dan interaksi sosial berhubungan dengan motif seseorang menggunakan media karena faktor lingkungan dan pergaulan. Menurut Mc Quail (1987) motif- motif akan integrasi dan interaksi sosial adalah: a) Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial b) Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki c) Menentukan bahan percakapan dan interaksi sosial

17 85 Tabel 13. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial Penonton TVRI Swasta Tinggi Rendah (25 orang) 100 (25 orang) Persentase motivasi akan integrasi dan interaksi sosial pada penonton TVRI dan televisi swasta menunjukkan bahwa motivasi mereka tinggi. Jika dilihat dari persentase, penonton TVRI memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan televisi swasta. Akan tetapi, pada motivasi akan integrasi dan interaksi sosial tidak terlihat perbedaan yang mencolok antara penonton televisi swasta dan TVRI. Kebutuhan akan berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain dirasa penting bagi kedua kategori penonton sehingga memiliki motivasi yang tinggi. Masing-masing televisi,baik TVRI maupun televisi swasta dapat memenuhi kebutuhan penontonnya akan kehidupan sosial mereka melalui tayangan televisi baik yang bersifat informatif, edukatif, maupun hiburan. Tabel 14. Persentase Hubungan Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial dengan Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial Tinggi TVRI Rendah Durasi Menonton Tinggi 63,60 36, (22 orang) Rendah 33,30 66, (3 orang) Tinggi Swasta Rendah 37,50 62, (16 orang) 44,40 55, (9 orang)

18 86 Sesuai dengan Tabel 14 dapat dilihat hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton televisi baik TVRI maupun televisi swasta. Pada responden TVRI motivasi akan integrasi dan interaksi sosial yang tinggi dengan durasi menonton yang tinggi lebih dominan,sedangkan pada responden televisi swasta yang lebih dominan adalah motivasi akan integrasi dan interaski sosial yang tinggi dengan durasi menonton yang rendah. Rendahnya durasi menonton pada penonton televisi swasta dapat disebabkan oleh waktu yang mereka gunakan untuk menonton televisi lebih sedikit dibandingkan penonton TVRI. Penonton televisi swasta tidak hanya menggunakan waktunya untuk menonton televisi dengan program yang dapat memenuhi kebutuhan akan integrasi dan interaksi sosial saja, masih banyak program lain yang dapat mereka tonton. Sebab lain juga bisa diakarenakan mereka menggunakan media lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hasil uji Crosstabs Chi Square untuk penonton TVRI menunjukkan bahwa nilai Approx sig adalah 0, 315. Nilai Approx sig yang lebih besar dari α (0,05) menyatakan bahwa Ho diterima, dan hal ini berarti tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton pada responden TVRI. Terdapat faktor yang mempengaruhi hasil uji Crosstabs Chi Square yang menyatakan tidak ada hubungan, salah satunya adalah motivasi akan itegrasi dan interaksi sosial tinggi belum tentu didukung oleh durasi menonton yang tinggi dan sebaliknya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh responden tidak memiliki waktu yang banyak untuk menonton televisi untuk memenuhi motivasi tersebut begitu pula responden yang meluangkan waktu untuk menonton televisi tidak hanya karena motivasi akan integrasi dan interaksi sosial tapi bisa saja

19 87 dikarenakan alasan yang lain. Begitu juga pilihan media yang digunakan dapat mempengaruhi durasi menonton pada responden yang ditunjukkan pada Tabel 15. Tabel 15. Persentase Pilihan Media dalam Memenuhi Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial Penonton TVRI Pilihan Media Jumlah Penonton Persentase Audio visual Audio visual,audio Audio visual,cetak Audio,cetak Tidak menggunakan media Tabel 15 memperlihatkan bahwa selain media audio visual atau televisi yang paling banyak digunakan oleh responden untuk memenuhi motivasi akan integrasi dan interaksi sosial yaitu sebesar 44 %, media audio visual dan media cetak menempati urutan kedua, yaitu sebesar 40 %. Hal ini berarti bahwa tidak hanya televisi yang digunakan untuk memenuhi motivasi akan integrasi dan interaksi sosial responden TVRI. Media cetak yang terdiri dari majalah dan koran juga banyak dipilih sebagai alternatif media lain yang digunakan untuk memenuhi motivasi tersebut. Alternatif media lain ini mempengaruhi hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton karena durasi (waktu) yang seharusnya digunakan untuk memenuhi motivasi akan integrasi dan interaksi sosial melalui televisi digunakan untuk menggunakan media lain seperti media cetak, yaitu koran dan majalah,audio yaitu radio, dan internet.

20 88 Berdasarkan hasil uji Crosstabs-Chi Square pada penonton televisi swasta menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton. Sesuai dengan nilai Approx sig yang lebih besar dari α (0,05) yaitu sebesar 0,734. Kedua responden baik TVRI maupun televisi swasta menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton Hubungan Motivasi akan Identitas Kolektif dengan Durasi Menonton Motivasi akan identitas kolektif sedikit berbeda dengan motivasi sebelumnya karena motivasi ini terlihat jelas pada penonton televisi publik dalam hal ini TVRI. Maka pada penelitian kali ini akan melihat hubungan motivasi akan identitas kolektif dengan durasi menonton baik pada responden TVRI maupun televisi swasta. Identitas kolektif yang dimaksud identitas kolektif adalah pemaknaan bersama yang terdapat di dalam suatu kelompok yang berasal dari ketertarikan yang sama akan suatu hal dan solidaritas yang dibangun bersama (Larana dkk, 1994). Konteks identitas kolektif dalam penelitian mengenai televisi publik ini berarti terdapat ketertarikan dan kesamaan kebutuhan dalam penonton televisi publik atau TVRI Jawa Barat dan Banten yaitu ingin melestarikan kebudayaan lokal serta mempertahankan wadah aspirasi masyarakat lokal. Motivasi akan identitas kolektif diidentifikasi berdasarkan keinginan responden mencari informasi mengenai Budaya Sunda, mengetahui mengenai tokoh masyarakat sekitar, menimbulkan rasa nasionalisme, dan mengetahui informasi mengenai kebijakan pemerintah daerah.

21 89 Motivasi identitas kolektif didasari akan pandangan Verta Taylor dan Nancy Whittier dalam Larana dkk (1994) bahwa identitas kolektif adalah pemaknaan bersama yang terdapat di dalam suatu kelompok yang berasal dari ketertarikan yang sama akan suatu hal dan solidaritas yang dibangun bersama. Konteks identitas kolektif dalam penelitian mengenai televisi publik ini berarti terdapat ketertarikan dan kesamaan kebutuhan dalam penonton televisi publik atau TVRI Jawa Barat dan Banten yaitu ingin melestarikan kebudayaan lokal serta mempertahankan wadah aspirasi masyarakat lokal. Tabel 16. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi akan Identitas Kolektif pada Responden Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Identitas Kolektif Penonton TVRI Swasta Tinggi Rendah (25 orang) 100 (25 orang) Tabel 16 menggambarkan persentase motivasi akan identitas kolektif pada penonton televisi swasta dan TVRI. Penonton TVRI 100 % menyatakan bahwa motivasi akan identitas kolektif mereka tinggi. Sesuai dengan tujuan TVRI Jawa Barat dan Banten yang mengedepankan sisi informatif, edukasi, dan budaya khususnya budaya lokal. Dengan adanya TVRI, penonton dapat memenuhi kebutuhan akan identitas kolektif mereka yang tertarik dengan seni budaya lokal khususnya Sunda yang jarang diperlihatkan di stasiun televisi yang lain. Berbeda dengan penonton televisi swasta yang menunjukkan bahwa motivasi akan identitas kolektif mereka rendah. Penonton televisi swasta tidak terlalu peduli,

22 90 atau perhatian akan identitas kolektif mereka, ditambah televisi swasta merupakan televisi nasional yang tidak menonjolkan identitas kolektif mereka. Hampir semua tayangan antara satu stasiun televisi swasta satu dengan yang lain sama, meerka menayangkan program yang sedang diinginkan oleh masyarakat tidak peduli apa dampak dari tayangan tersebut yang penting mendatangkan banyak keuntungan. Tabel 17. Persentase Hubungan Motivasi akan Identitas Kolektif dengan Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Identitas Kolektif Tinggi TVRI Rendah Durasi Menonton Tinggi (25 orang) Tinggi Swasta Rendah 18,20 81, (11 orang) Rendah (0 orang) 57,1 42, (14 orang) Tabel 17 memperlihatkan hubungan antara motivasi akan identitas kolektif dengan durasi menonton, dapat dilihat jelas bahwa responden TVRI memiliki motivasi akan identitas kolektif yang tinggi. Sebesar 100 % penonton TVRI menyatakan bahwa motivasi akan identitas kolektif mereka tinggi baik dengan durasi menonton tinggi ataupun rendah. sebaliknya, penonton televisi swasta menunjukkan bahwa motivasi akan identitas kolektif mereka rendah dengan durasi menonton yang juga rendah. Durasi menonton memiliki hubungan dengan motivasi identitas kolektif, maka jika motivasi akan identitas kolektif penonton swasta rendah maka durasi menonton pun juga rendah. Hasil uji statistik Crosstabs Chi Square tidak dapat dilakukan untuk hubungan motivasi akan identitas kolektif dengan durasi menonton penonton TVRI. Hal ini karena hasil tabulasi silang menunjukkan hasil yang konstan dan

23 91 hanya pada satu variabel sehingga tidak dapat dilakukan uji statistik. Sedangkan untuk hasil uji statistik responden televisi swasta, Approx sig menunjukkan angka 0,048 yang berarti Ho ditolak. Jadi ada hubungan antara motivasi akan identitas kolektif dengan durasi menonton. Dapat dilihat pada tabael bahwa identitas kolektif pada responden televisi swasta adalah rendah dan responden lebih memilih menggunakan media massa lain. Dapat disimpulkan bahwa motivasi akan identitas kolektif penonton televisi swasta rendah dan durasi menontonnya pun juga rendah karena mereka tidak begitu peduli akan kebijakan daerah, maupun budaya khususnya budaya Sunda. Responden juga lebih memilih media lain jika ingin mengetahui mengenai budaya Sunda, itu pun bukan karena mereka loyal dengan budaya tapi karena alasan lain seperti tugas. 5.2 Hubungan Motivasi Menonton dengan Frekuensi Menonton Motivasi yang merupakan dorongan atau alasan seseorang untuk melakukan sesuatu dapat mempengaruhi perilaku. Motivasi menonton, yaitu mendapatkan informasi, mendapatkan hiburan, motivasi akan identitas pribadi, motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dan motivasi identitas kolektif dapat mempengaruhi perilaku menonton yang mencakup durasi menonton, yaitu lamanya seseorang menonton televisi, frekuensi menonton yang merupakan seberapa seringnya seseorang menonton televisi dan pilihan program. Frekuensi menonton televisi adalah seberapa sering responden menonton televisi dalam seminggu. Dilihat pada Tabel 20, frekuensi menonton televisi baik responden penonton TVRI maupun responden penonton televisi swasta cukup rendah. Sebanyak 60 % dari masing-masing kategori responden menyatakan

24 92 bahwa frekuensi menonton mereka rendah, yaitu kurang dari 28 kali dalam seminggu. Perhitungan frekuensi berdasarkan pada setiap program tayangan dan berdurasi 30 menit. Jadi, kategori tinggi adalah mereka yang memiliki frekuensi menonton 28 sampai 83 kali dalam seminggu. Frekuensi menonton yang rendah dapat diakibatkan karena penonton tidak selalu memiliki jadwal menonton atau pola menonton yang sama. Umumnya, responden menonton televisi ketika memiliki waktu senggang dan ingin untuk menonton televisi. Tabel 18. Persentase Jumlah Penonton Berdasarkan Frekuensi Menonton Frekuensi Menonton Responden TVRI Swasta Tinggi Rendah (25 orang) 100 (25 orang) Uji hubungan antara motivasi menonton dengan frekuensi menonton dilakukan dengan crosstabs-chi Square. Hasil pengolahan data berdasarkan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, dan jika Approx. Sig. lebih kecil dari α (0,05) berarti Ho ditolak Hubungan Motivasi Mendapatkan Informasi dengan Frekuensi Menonton Motivasi mendapatkan informasi adalah alasan penonton menonton televisi atau menggunakan media lain adalah untuk mendapatkan informasi, pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan alasan responden untuk menonton televisi adalah responden ingin memperoleh informasi terbaru, ingin mencari tahu mengenai peristiwa nasional dan internasional, dan ingin memenuhi rasa ingin

25 93 tahu. Motivasi mendapatkan informasi dapat mempengaruhi seringnya responden dalam menonton televisi dalam seminggu, untuk melihat hubungannya maka dilakukan uji hubungan dengan menggunakan tabulasi silang dan analisis Crosstabs Chi Square. Tabel 19. Persentase Hubungan Motivasi Mendapatkan Informasi dengan Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi Mendapatkan Informasi Tinggi TVRI Rendah Frekuensi Menonton Tinggi 43,70 56, (16 orang) Tinggi Swasta Rendah 37,50 62, (16 orang) Rendah 33,30 66, (9 orang) 44,40 55, (9 orang) Tabel 19 memperlihatkan persentase hubungan antara motivasi mendapatkan informasi dengan frekuensi menonton. Penonton TVRI memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah lebih dominan, hal yang sama juga terjadi dengan penonton televisi swasta yang menunjukkan bahwa motivasi mendapatkan informasi tinggi dengan fekuensi menonton rendah yang lebih dominan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh penonton TVRI masih menunjukkan motivasi dan perilaku yang sejalan, sedangkan penonton televisi swasta memiliki motivasi mendapatkan informasi yang rendah dan sejalan dengan frekuensi menonton yang rendah pula.

26 94 Berdasarkan hasil uji statistik Crosstabs-Chi Square, hasil Approx sig. dari hubungan antara motivasi mendapatkan informasi dengan frekuensi menonton televisi pada responden TVRI adalah 0,610. Nilai Approx Sig yang lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima dan berarti tidak ada hubungan antara motivasi mendapatkan informasi dengan frekuensi menonton penonton TVRI. Nilai Approx sig. untuk uji statistik untuk responden televisi swasta adala 0, 734 maka Ho diterima. Hasil uji statistik Crosstabs-Chi Square yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan frekuensi menonton dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Frekuensi menonton memiliki arti berapa kali responden menonton televisi dalam satu minggu, maka tidak ada hubungan dapat dikarenakan responden tidak begitu sering menonton dalam satu minggu. Penonton yang bekerja tentu waktunya tersita untuk bekerja sehingga frekuensi menonton rendah dan ketika mereka menonton bukan karena alasan mendapatkan informasi tapi karena alasan yang lain. Selain itu dapat dikarenakan pemilihan media yang digunakan selain televisi seperti Koran atau internet Hubungan Motivasi Mendapatkan Hiburan dengan Frekuensi Menonton Motivasi mendapatkan hiburan seringkali menjadi alasan utama seseorang menonton televisi baik televisi swasta maupun televisi publik. Motivasi mendapatkan hiburan pada penelitian kali ini diidentifikasi beradasarkan keinginan seseorang untuk mendapatkan hiburan, mengisi waktu luang, bersantai, dan melepas lelah dari kegiatan sehari-hari. Hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan frekuensi menonton dapat dilihat pada Tabel 20

27 95 Tabel 20. Persentase Hubungan Motivasi Mendapatkan Hiburan dengan Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi Mendapatkan Hiburan Tinggi TVRI Rendah Frekuensi Menonton Tinggi 47,40 52, ( 19 orang) Tinggi Swasta Rendah 36,80 63, (19 orang) Rendah 16,70 83, (6 orang) (6 orang) Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa penonton TVRI memiliki motivasi mendapatkan hiburan tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah. Penonton televisi swasta juga menunjukkan bahwa motivasi mendapatkan hiburan tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah. Penonton TVRI maupun penonton televisi swasta memang memiliki motivasi mendapatkan hiburan yang tinggi akan tetapi, mereka tidak menghabiskan waktu dalam seminggu untuk menonton televisi saja. Frekuensi menonton yang rendah dapat dikarenakan penonton televisi swasta lebih memilih untuk menggunakan media lain untuk memenuhi kebutuhannya seperti internet. Sedangkan penonton TVRI tetap setia menonton TVRI untuk mendapatkan hiburan yang juga kental dengan seni budaya khususnya budaya Sunda, oleh karena itu frekuensi menonton mereka pun juga tinggi. Hasil uji statistik menggunakan Crosstabs-Chi Square memperlihatkan bahwa nilai Approx Sig adalah 0, 181 maka Ho diterima. Hasil uji statistik pada penonton televisi swasta dengan Crosstabs-Chi Square menunjukkan bahwa nilai Approx sig. adalah 0, 556 dan berarti Ho diterima. Jika Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara variabel motivasi mendapatkan hiburan dengan frekuensi

28 96 menonton penonton TVRI maupuan penonton televisi swasta. Tidak ada hubungan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kendala waktu luang bagi responden yang bekerja maupun yang kuliah. Selain itu, responden yang memiliki motivasi mendapatkan hiburan tinggi belum tentu frekuensi menontonnya tinggi karena waktu luang yang ada bisa saja digunakan responden untuk menonton acara yang lain, dapat juga motivasi hiburan yang tinggi mendorong responden untuk menggunakan media lain seperti internet atau majalah Hubungan Motivasi akan Identitas Pribadi dengan Frekuensi Menonton Motivasi akan identitas pribadi pada penelitian kali ini dikategorikan menjadi dua yaitu mempengaruhi dan tidak mempengaruhi. Mempengaruhi berarti motivasi akan identitas pribadi mendorong responden untuk menonton televisi, sedangkan tidak mempengaruhi berarti motivasi akan identitas pribadi tidak mendorong responden untuk menonton televisi aka tetapi menggunakan media lainnya seperti radio, Koran, majalah, dan internet. Motivasi akan identitas pribadi diidentifikasi berdasarkan keinginan responden untuk membandingkan perilakunya dengan perilaku tokoh panutan, dapat mengenal diri sendiri melalui media massa, ingin mengetahui tren gaya hidup dan mengetahui perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 21 memperlihatkan hubungan motivasi akan identitas pribadi dengan frekuensi menonton.

29 97 Tabel 21. Persentase Hubungan Motivasi akan Identitas Pribadi dengan Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Identitas Pribadi Tinggi TVRI Rendah Frekuensi Menonton Tinggi 46,40 63, (11 orang) Tinggi Swasta Rendah 36,36 63, (11 orang) Rendah 42,90 57, (14 orang) 42,90 57, (14 orang) Penonton TVRI memiliki motivasi akan identitas pribadi yang rendah dengan frekuensi menonton yang rendah lebih dominan, begitu juga pada penonton televisi swasta menunjukkan bahwa lebih dominan penonton yang memeiliki motivasi akan identitas pribadi rendah dengan frekuensi menonton yang rendah juga. Hasil uji statistik menggunakan Crosstabs-Chi Square untuk penonton TVRI menunjukkan bahwa nilai Approx Sig adalah 0,742, karena nilai tersebut lebih besar dari α maka Ho diterima. Hasil uji statistik pada penonton televisi swasta dengan Crosstabs-Chi Square menunjukkan bahwa nilai Approx sig. adalah 0, 556 dan berarti Ho diterima. Jika Ho diterima maka tidak ada hubungan antara variabel motivasi akan identitas pribadi dengan frekuensi menonton. Motivasi akan identitas pribadi menyangkut dengan nilai-nilai diri dan model perilaku diri sendiri, tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas pribadi dengan frekuensi menonton dapat disebabkan oleh responden lebih memilih media lain untuk melihat tren terbaru. Hal tersebut juga dapat disebabkan oleh frekuensi menonton televisi rendah karena alasan waktu atau responden lebih memilih untuk menonton tayangan yang lain.

30 Hubungan Motivasi akan Integrasi dan Interaksi sosial dengan Frekuensi Menonton Salah satu motivasi dalam menggunakan media adalah motivasi akan integrasi dan interaksi sosial. Motivasi ini berhubungan dengan perilaku seseorang terhadap lingkungan sosialnya baik dengan manusia lain atau lingkungannya. Motivasi akan integrasi dan interaksi sosial responden diidentifikasi berdasarkan pernyataan bahwa responden ingin mengetahui mengenai kehidupan orang lain di sekitar lingkungan, mengetahui topik yang sedang ramai menjadi pembicaraan teman-temannya, dan keinginan untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Sub bab ini akan membahas mengenai hubungan motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton pada responden TVRI dan responden televisi swasta. Tabel 22 menunjukkan hubungan motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton. Tabel 22. Persentase Hubungan Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial dengan Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial Tinggi TVRI Rendah Frekuensi Menonton Tinggi 43,70 56, (16 orang) Rendah 33,30 66, (9 orang) Tinggi Swasta Rendah 37,50 62, (16 orang) 44,40 55, (9 orang) Tabel 22 memperlihatkan penonton TVRI memiliki motivasi akan integrasi dan interaksi tinggi dengan frekuensi menonton rendah yang lebih dominan, begitu pula pada penonton televisi swasta terlihat bahwa motivasi akan integrasi dan interaksi sosial tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah.

31 99 Hasil uji statistik menggunakan Crosstabs Chi S quare pada responden TVRI menujukkan bahwa nilai Approx Sig adalah 0,610. Nilai Approx Sig lebih besar dari α maka Ho diterima dan berarti tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan frekuensi menonton. Hasil uji statistik yang menunjukkan tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan frekuensi menonton dapat disebabkan responden yang memiliki motivasi akan integrasi dan interaksi sosial tinggi tidak mempunyai waktu menonton yang banyak untuk memenuhi motivasi tersebut. Hal tersebut juga menyebabkan frekuensi menonton rendah, yang berarti dalam seminggu responden tidak sering menonton untuk memenuhi motivasi akan integrasi dan interaksi sosial. Nilai Approx sig untuk responden televisi swasta pada uji Crosstabs Chi Square menujukkan angka 0,734 maka Ho diterima dan berarti tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan frekuensi menonton Hubungan Motivasi akan Identitas Kolektif dengan Frekuensi Menonton Motivasi akan identitas kolektif sedikit berbeda dengan motivasi sebelumnya karena motivasi ini terlihat jelas pada penonton televisi publik dalam hal ini TVRI. Maka pada penelitian kali ini akan melihat hubungan motivasi akan identitas kolektif dengan durasi menonton baik pada responden TVRI maupun televisi swasta. Identitas kolektif yang dimaksud identitas kolektif adalah pemaknaan bersama yang terdapat di dalam suatu kelompok yang berasal dari ketertarikan yang sama akan suatu hal dan solidaritas yang dibangun bersama (Larana dkk,1994). Konteks identitas kolektif dalam penelitian mengenai televisi

32 100 publik ini berarti terdapat ketertarikan dan kesamaan kebutuhan dalam penonton televisi publik atau TVRI Jawa Barat dan Banten yaitu ingin melestarikan kebudayaan lokal serta mempertahankan wadah aspirasi masyarakat lokal. Motivasi akan identitas kolektif diidentifikasi berdasarkan keinginan responden mencari informasi mengenai Budaya Sunda, mengetahui mengenai tokoh masyarakat sekitar, menimbulkan rasa nasionalisme, dan mengetahui informasi mengenai kebijakan Pemerintah Daerah. Tabel 23 memperlihatkan hubungan antara motivasi akan identitas kolektif dengan frekuensi menonton. Tabel 23. Persentase Hubungan Motivasi akan Identitas Kolektif dengan Motivasi akan Identitas Kolektif Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Tinggi TVRI Rendah Frekuensi Menonton Tinggi 45,50 34, (11 orang) Tinggi Swasta Rendah 18,20 81, (11 orang) Rendah 28,60 71, (14 orang) 44,40 55, (14 orang) Berdasarkan Tabel 23 dapat dilihat bahwa penonton TVRI memiliki motivasi akan identita skolektif rendah dengan frekuensi menonton yang rendah lebih dominan. Sebaliknya, pada penonton televisi swasta, terlihat bahwa motivasi identitas kolektif tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah. Hasil uji statistik Crosstabs-Chi Square menunjukkan bahwa nilai Approx Sig untuk responden TVRI adalah 0,188. Nilai Approx Sig yang lebih besar dari α (0,05) memiliki arti bahwa Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas kolektif dengan frekuensi menonton

33 101 TVRI. Hal tersebut dapat disebabkan responden yang memiliki motivasi akan identitas kolektif tinggi tidak mempunyai waktu banyak sehingga frekuensi menonton rendah, dapat juga disebabkan ketika mempunyai waktu luang responden lebih memilih untuk menonton acara yang lain. Hasil uji statistik pada responden televisi swasta menggunakan Crosstabs Chi Square menunjukkan bahwa nilai Approx sig adalah 0,048 dan berarti Ho ditolak. Jadi ada hubungan antara motivasi akan identitas kolektif dengan frekuensi menonton televisi pada responden televisi swasta. Hal ini berarti bahwa identitas kolektif responden televisi swasta rendah dan frekuensi menonton televisi juga rendah dapat dilihat pada Tabel 24. Motivasi akan identitas kolektif pada responden televisi swasta rendah disebabkan oleh responden tidak terlalu memperhatikan mengenai budaya lokal (Sunda) dan pada televisi swasta juga jarang menayangkan tayangan yang bersifat lokal sehingga frekuensi menonton pun rendah karena tidak ada program yang ditonton. 5.3 Hubungan Motivasi Menonton dengan Pilihan Program Motivasi yang merupakan dorongan atau alasan seseorang untuk melakukan sesuatu dapat mempengaruhi perilaku. Motivasi menonton, yaitu mendapatkan informasi, mendapatkan hiburan, motivasi akan identitas pribadi, motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dan motivasi identitas kolektif dapat mempengaruhi perilaku menonton yang mencakup durasi menonton, yaitu lamanya seseorang menonton televisi, frekuensi menonton yang merupakan seberapa seringnya seseorang menonton televisi dan pilihan program.

34 102 Perilaku menonton yang ketiga adalah pilihan program, pilihan program merupakan program yang dipilih oleh penonton ketika menonton televisi. Pilihan program dibagi menjadi dua kategori yaitu non berita dan berita. Non berita adalah program yang bersifat hiburan, drama, dan reality show sedangkan berita adalah program yang bersifat informatif dan edukatif seperti berita, dokumenter, kebudayaan, dan pendidikan. Tabel 24. Persentase Jumlah Penonton Berdasarkan Pemilihan Program Pemilihan Program Penonton TVRI Swasta Non Berita Berita (25 orang) 100 (25 orang) Perbedaan minat pilihan program responden TVRI dan televisi swasta terlihat jelas pada Tabel 5, responden TVRI memiliki minat pada program berita yang informatif dan edukatif yaitu sebesar 60 %. Responden televisi swasta berminat pada program non berita yang bersifat menghibur yaitu sebesar 60 % dari total responden. Penonton TVRI menonton tayangan yang dikategorikan berita bukan berarti hanya menonton program berita hard news saja. Jenis acara kebudayaan dan mengenai pengetahuan kebijakan Pemerintahan Daerah juga termasuk dalam kategori program berita. Uji hubungan antara motivasi menonton dengan perilaku menonton dilakukan dengan tabulasi silang dan crosstabs-chi Square. Hasil pengolahan data berdasarkan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, dan jika Approx. Sig. lebih kecil dari α (0,05) berarti Ho ditolak.

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di jaman modern ini, masyarakat dapat dengan mudah dan menerima suatu informasi dari berbagai media massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. secara tetap dimulai tanggal 12 November 1962.

BAB IV GAMBARAN UMUM. secara tetap dimulai tanggal 12 November 1962. BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum TVRI 4.1.1 Sejarah TVRI TVRI resmi berdiri pada tanggal 24 Agustus 1962 dan beberapa kali mengalami perubahan status hukum institusinya sesuai dengan perkembangan

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka 5 PENDEKATAN TEORETIS Bab ini menjelaskan tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Bahan pustaka yang dirujuk berasal dari beberapa sumber berupa buku dan hasil

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI

HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI 69 HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI merupakan terpenuhinya kebutuhan individu. dapat diperoleh setelah seseorang melakukan sesuatu yang dapat mendukung dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, teknologi komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi komunikasi memudahkan setiap orang untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam jenis program televisi yang dihadirkan ke hadapan penonton di seluruh Indonesia melalui layar kaca setiap harinya, membuat setiap stasiun televisi baik

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Televisi merupakan satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Priyowidodo (2008) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut berkembang. Terutama di dunia penyiaran. Hal ini berdampak dalam bidang komunikasi. Kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Sekarang ini televisi bukan lagi barang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Uses and Gratification merupakan salah satu pendekatan yang menekankan pada penggunaan media bergantung pada kepuasan, kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 62 BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Berdasarkan hasil full enumeration survey, diketahui sebanyak 113 (49,6 persen)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai perkembangan televisi pastinya terdapat banyak program,dan tidak semua program terlihat menarik. Oleh karena itu, untuk menciptakan sebuah program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengertian komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa adalah proses media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada masa sekarang ini,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi mempunyai peran penting bagi manusia untuk berinteraksi dan saling berhubungan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keterdedahan Berita Kriminal di Televisi Keterdedahan berita kriminal di televisi merupakan beragam penerimaan khalayak remaja terhadap siaran berita kriminal di televisi, meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup hanya bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. Umumnya manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini, masyarakat modern dituntut untuk mendapatkan sebuah informasi yang aktual dan akurat. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui beberapa media penyiaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Era sekarang sering disebut sebagai era informasi, dimana manusiasangat memprioritaskan informasi. Manusia selalu merasa haus akan informasi. Informasi sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal terpenting dalam menunjukkan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula melibatkan sekian banyak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Stasiun televisi lokal merupakan stasiun yang mempunyai batasan ruang siar yang berskala daerah. Produk nyata yang dihasilkan adalah sebuah program siaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa merupakan alat yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi. Di era globalisasi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang setiap hari manusia lakukan dalam kehidupannya. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Banyak cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa, telepon, surat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan media paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang paling kuat pengaruhnya dalam pembentukan sikap dan kepribadian seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, bentuk, pola, dan peralatan komunikasi juga mengalami perubahan secara signifikan. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI

BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI 49 BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI Keterdedahan program JAM adalah sejauh mana program JAM ditonton oleh khalayak. Keterdedahan ini dilihat dari cara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam komunikasi, tentu kita mengenal tentang komunikasi massa. Dalam hal ini faktor keserempakan merupakan ciri utama dalam komunikasi massa. Adapun hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam berbagai konteks kehidupan. Komunikasi yang merupakan sebagai syarat dalam kehidupan manusia itu sangat penting, hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat kebersamaan antara dua orang

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat di artikan dengan interaksi sosial melalui pesan.

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin pesat. Terjadi juga dengan sebagian orang, yang selalu membuat tren-tren terbarunya. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan sumber informasi yang disajikan oleh media. Masyarakat menjadikan media sebagai subjek pembicaraan di

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 3 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Massa Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan informasi pun semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. akan informasi pun semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring perkembangan zaman dan tekhnologi komunikasi,maka kebutuhan akan informasi pun semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di dunia saat ini tidak dapat dibendung lagi. Banyaknya penemuan-penemuan, pada akhirnya memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas sosialnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan dan juga melakukan pembahasan berdasarkan atas data yang di peroleh dari 97

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran yang sangat penting. Setiap manusia yang hidup memerlukan media massa. Masyarakat mendapat informasi dengan membaca surat kabar, menonton

Lebih terperinci

Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03)

Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03) Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03) Utamy Mauludiyah 1200979713 PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Semakin berkembangnya media massa, masyarakat dapat semakin mudah untuk menjangkau informasi dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu jenis media komunikasi massa elektronik yang canggih. Salah satu keunggulan televisi adalah penyajian gambar dan suara secara bersamaan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi mempunyai peranan bagi kehidupan masyarakat, sebagai sarana mendapatkan informasi, hiburan, pendidikan dan referensi. Daya tarik utama televisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi informasi salah satunya televisi sebagai audio visual yang memanjakan pemirsa dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah suatu hal yang keberadaannya sangat penting untuk saling berhubungan dengan orang lain. Seseorang yang memiliki komunikasi yang baik, ia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media massa elektronik modern yang sangat efektif karena memiliki kandungan informasi yang jauh lebih besar dari pada media lain nya, baik itu media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Acara televisi saat ini didominasi oleh program acara hiburan yang hanya mengejar rating dan share yang berorientasi kepada keuntungan saja. Begitu banyaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berbagai kebutuhan mereka, salah satu industri yang berperan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berbagai kebutuhan mereka, salah satu industri yang berperan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri media massa telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sekarang ini orang dihadapkan kepada berbagai macam media massa yang sesuai dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini perkembangan dalam berbagai hal terjadi begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Opini Khalayak Langsung Acara Musik Derings Opini responden sebagai khalayak langsung acara musik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Kebutuhan akan informasi dan hiburan secara instan menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ditengah perkembangan teknologi komunikasi massa dewasa ini, masyarakat baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi (TV) merupakan salah satu media massa yang sangat penting bagi seluruh masyarakat di dunia. Ketika TV diciptakan, media massa seperti radio dan

Lebih terperinci

ANGKET. A. Identitas Responden 1.Nama :... 2.Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

ANGKET. A. Identitas Responden 1.Nama :... 2.Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 76 ANGKET Petunjuk Pengisian: Jawablah pertanyaan yang diajukan dengan mengisi titik-titik atau dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda pilih. No Kuesioner:... enumerator)

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Seperti kita ketahui, media adalah suatu alat yang menghubungkan kita dengan dunia luar. Tanpa media, kita akan sulit mengetahui apa yang terjadi di sekeliling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga saat menggunakan internet, orang dapat berkomunikasi melalui .

BAB I PENDAHULUAN. juga saat menggunakan internet, orang dapat berkomunikasi melalui  . BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan media massa telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Menurut Biagi (2010, 5) setiap hari manusia selalu menghabiskan sebagian waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Menurut Effendy (2003:254) teori Stimulus-Organism-Responses (S-O-R), respon yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Dalam hal ini, peneliti

BAB IV ANALISIS DATA. yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Dalam hal ini, peneliti BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Temuan penelitian berupa data lapangan diperoleh melalui penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil pertimbangan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kesadaran masyarakat akan kebutuhannya pada informasi membuat media massa saat ini dapat dikatakan sebagai Primadona pencarian informasi. Media massa adalah alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya saat ini. Mengakibatkan program tayangan di stasiun stasiun televisi mendapatkan tempat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami kemajuan, walaupun perkembangan tersebut dirasakan memiliki ketimpangan atau ketidakseimbangan pada pemerataan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam era informasi sekarang ini, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peran media. Dari zaman ke zaman media massa mengalami perkembangan yang pesat.

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dari 250 kuesioner yang dibagikan kepada responden, hanya 212 responden yang mengembalikan kuesioner dengan jawaban yang lengkap. Sebanyak 28 kuesioner tidak kembali, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi telah menjadi kebutuhan masyarakat di era modern. Informasi menambah pengetahuan masyarakat dan membantu mereka membuat keputusan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini manusia sangat bergantung dengan media massa. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini manusia sangat bergantung dengan media massa. Semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di zaman ini manusia sangat bergantung dengan media massa. Semua kegiatan manusia pada umumnya berpengaruh kepada media massa. Dengan adanya media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. Televisi adalah sebuah media elektronik yang menjadi benda warisan ciptaan manusia, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin cepat berubah dalam dua dasarwasa terakhir perkembangan teknologi sudah sangat pesatnya memberikan dampak yang menyentuh dalam kehidupan aspek

Lebih terperinci

PENGARUH PROGRAM SINETRON TELEVISI TERHADAP PERILAKU SISWA JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 GEGESIK KABUPATEN CIREBON SKRIPSI

PENGARUH PROGRAM SINETRON TELEVISI TERHADAP PERILAKU SISWA JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 GEGESIK KABUPATEN CIREBON SKRIPSI PENGARUH PROGRAM SINETRON TELEVISI TERHADAP PERILAKU SISWA JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 GEGESIK KABUPATEN CIREBON SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan zaman yang kian hari mendorong masyarakat akan hausnya informasi dan hiburan, salah satunya adalah tayangan yang televisi hadirkan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari

BAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari masyarakat karena memiliki daya tarik berupa program audio visualnya yang mampu menjangkau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. televisi tetap mendominasi komunikasi secara audio dan visual. mendapatkan apa-apa dari tayangan yang telah tersaji.

BAB I PENDAHULUAN. televisi tetap mendominasi komunikasi secara audio dan visual. mendapatkan apa-apa dari tayangan yang telah tersaji. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini banyak media yang bermunculan baik media elektronik maupun cetak. Seperti radio, televisi, internet, surat kabar, dan lain-lain. Mayoritas

Lebih terperinci