DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI"

Transkripsi

1 29 DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI Deskripsi Karakteristik Individu Petani Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa umur petani anggota gapoktan Mandiri Jaya di Desa Cikarawang memiliki rata-rata umur sebesar 48 tahun, dengan umur termuda berusia 25 tahun dan umur tertua berusia 90 tahun. Dengan rata-rata umur tersebut, maka dapat dideskripsikan bahwa sebagian besar petani yang tergabung dalam anggota gapoktan Mandiri Jaya tergolong dalam usia produktif. Desa Cikarawang memiliki jumlah petani terbanyak pada usia paruh baya (30 tahun-50 tahun) dan memiliki jumlah petani yang kecil untuk usia muda (30 tahun ke bawah). Petani muda yang tergabung dalam gapoktan semakin sedikit dan keterdedahan terhadap media komunikasinya pun kurang karena mereka enggan untuk mendalami pertanian sebagai pekerjaan utama. Petani muda yang tergabung dalam gapoktan biasanya terpaksa menggarap sawah karena tidak ada pekerjaan lain dan desakan pemenuhan kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat. Sedikitnya generasi penerus untuk pertanian di Desa Cikarawang, menyebabkan berkurangnya pengurus yang dapat melanjutkan kepengurusan organisasi maupun sistem pertanian yang ada di Desa Cikarawang. Hal tersebut terjadi karena, sebagian pemuda maupun pemudi desa lebih memilih untuk bekerja di luar sektor pertanian. Sementara itu, petani yang masih tersisa di Desa Cikarawang sudah semakin menua dan daya fisik serta kemampuan dalam mengelola pertanian semakin berkurang sehingga menyebabkan kurangnya produksi pertanian yang dihasilkan oleh petani dan tidak adanya regenerasi dalam kepengurusan gapoktan. Tabel 5 Deskripsi karakteristik individu petani menurut umur, lama bertani, penguasaan lahan pertanian dan akses terhadap media komunikasi Nilai Nilai Standar Karakteristik individu Rata-rata minimum maksimum deviasi Umur (tahun) Lama bertani (tahun) Penguasaan lahan pertanian (m ) Akses terhadap media komunikasi (media) Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa petani anggota gapoktan mempunyai rata-rata dalam lama bekerja menjadi petani sebesar 23 tahun. Hal tersebut berarti sebagian besar dari petani anggota gapoktan Mandiri Jaya memiliki pengalaman dalam mengelola pertanian yang cukup lama, sehingga informasi pertanian yang dimilikinya sudah sangat banyak. Lama bertani responden yang paling rendah adalah dua tahun dan lama bekerja sebagai petani paling tinggi adalah 67 tahun. Berdasarkan data tersebut, dapat dideskripsikan bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan sudah berpengalaman dalam bertani

2 30 Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa petani anggota gapoktan rata-rata memiliki luas lahan sebesar 3342 m 2. Berdasarkan data tersebut, dapat dideskripsikan bahwa petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya, sebagian besar mengarap lahan dengan luas lahan yang cukup luas. Dengan luas lahan yang cukup luas, pada umumnya petani menanam lebih dari satu jenis tanaman untuk memaksimalkan lahan pertanian agar menjadi efisien dan keuntungan yang didapatkan juga semakin besar. Sedangkan untuk lahan sempit, petani biasanya hanya menanam satu jenis tanaman saja misalnya tanaman ubi atau singkong. Lahan pertanian di Desa Cikarawang sebagian besar ditanami oleh sayuran, jambu kristal, padi, umbi-umbian dan biji-bijian. Sistem pertanian yang digunakan di Desa Cikarawang saat ini adalah sistem tanam dengan cara tumpang sari dan jajar legowo. Lahan pertanian tersempit yang digarap oleh responden adalah seluas 120 m 2 dan lahan terluas adalah lahan dengan luas m 2. Tanah dengan luas lahan yang sempit biasanya merupakan tanah milik pribadi dan diolah secara pribadi oleh pemilik tanah yaitu petani. Sementara itu, tanah dengan luas lahan yang cukup luas, ada yang milik pribadi petani dan biasanya peninggalan dari keluarga yang sudah digarap secara turun temurun, serta ada juga tanah dengan lahan luas yang merupakan lahan garapan dan memiliki hak bukan milik petani penggarap. Media komunikasi yang terdapat di Desa Cikarawang adalah televisi, radio, koran atau majalah pertanian, seminar pertanian, rapat gapoktan, bertemu dengan penyuluh dan internet. Responden di Desa Cikarawang, rata-rata dapat mengakses lima media komunikasi. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya memiliki akses yang cukup banyak terhadap media komunikasi. Akses media komunikasi tersedikit adalah sebanyak dua media komunikasi dan akses media komunikasi terbanyak yaitu tujuh media komunikasi. Menurut sebagian besar responden menyatakan bahwa jaringan media komunikasi di Desa Cikarawang sudah layak. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya sumber informasi yang dapat ditemui oleh petani dengan mudah dan jaringan serta fasilitas telekomunikasi yang cukup memadai, membuat petani di Desa Cikarawang dapat mudah dalam memperoleh informasi mengenai pertanian dan mereka dapat memilih media komunikasi yang dianggap dapat sesuai dengan kebutuhanya. Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan lebih sering mengakses media komunikasi yaitu televisi. Hal tersebut disebabkan, televisi merupakan media audio visual sehingga membuat petani lebih memahami informasi yang disampaikan melalui media tersebut, terutama informasi mengenai pertanian. Selain itu, petani anggota gapoktan sebagian besar telah memiliki televisi, sehingga akses terhadap televisi lebih mudah dibandingkan dengan akses terhadap media komunikasi lainnya. Media komunikasi yang paling sedikit diakses oleh petani anggota gapoktan adalah internet. Dalam hal ini, petani anggota gapoktan kurang dapat menggunakan internet, sehingga mereka hanya sebagian kecil yang mengaksesnya untuk mendapatkan informasi mengenai pertanian. Kurangnya akses petani anggota gapoktan disebabkan oleh petani anggota gapoktan tidak memiliki sarana untuk mengakses informasi melalui internet, petani tidak bisa menggunakan internet dan petani menganggap bahwa media lain cukup menambah informasi mengenai pertanian kepada mereka, sehingga internet dianggap kurang terlalu diperlukan oleh petani.

3 31 Tabel 6 Jenis-jenis media komunikasi yang digunakan oleh anggota gapoktan Mandiri Jaya Media komunikasi Jumlah (orang yang mengakses) Jumlah (%) TV Radio Koran Seminar Rapat Penyuluh Internet Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa terdapat sebanyak 57.1 persen anggota gapoktan berjenis kelamin laki-laki yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan anggota gapoktan perempuan yang memiliki jumlah 42.9 persen. Persentase petani lakilaki lebih tinggi dari pada petani perempuan dalam gapoktan, disebabkan oleh sebagian petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan di Desa Cikarawang sebagian besar tidak bekerja sebagai petani atau menjadi ibu rumah tangga yang memiliki tugas memasak, mengasuh anak, dan menyiapkan bekal makan siang suaminya di sawah. Selain itu, petani laki-laki di Desa Cikarawang lebih aktif dalam mencari informasi mengenai pertanian, sehingga mereka bergabung dalam gapoktan, sedangkan petani wanita tidak banyak tergabung di gapoktan seperti petani laki-laki karena mereka biasanya hanya membantu suaminya di sawah dan kurang aktif dalam mencari informasi mengenai pertanian. Petani laki-laki lebih banyak yang tergabung dalam gapoktan karena merekalah yang memiliki pekerjaan utama sebagai petani, sedangkan petani perempuan hanya bertugas untuk membantu suaminya di sawah. Sementara itu, petani perempuan pasif dalam mencari informasi karena mereka dapat memperoleh informasi dari suaminya. Status lahan adalah status dari kepemilikan lahan yang digarap oleh petani saat penelitian dilangsungkan. Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa sebanyak 80 persen tanah yang digarap oleh petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya merupakan tanah dengan status hak milik dan hanya 20 persen petani yang menggarap tanah milik orang lain atau tanah yang berstatus bukan milik pribadi. Tanah dengan status hak milik biasanya merupakan tanah peninggalan dari keluarga yang telah digarap secara turun temurun. Petani dengan status lahan hak milik, biasanya mengolah tanahnya sendiri dan hasil atau keuntungan yang didapatkanya dari mengolah sawah dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada umumnya, petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang bersifat subsisten, jadi jika hasil pertaniannya melimpah dan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar rumah tangganya, petani akan menjual hasil pertaniannya ke pasar. Sementara itu, petani dengan status lahan tidak hak milik, biasanya hanya menggarap lahan pertanian menggunakan sistem bagi hasil dengan pemilik lahan untuk membagi keuntungan dari hasil pertanian yang diolahnya. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa petani dengan status kepemilikan lahan pertanian milik pribadi banyak yang tergabung dalam Gapoktan Mandiri Jaya.

4 32 Tabel 7 Distribusi karakteristik individu petani menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status kepemilikan lahan Karakteristik Individu Jumlah (orang) Jumlah (%) Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Tingkat pendidikan Tidak tamat SD SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat Perguruan tinggi Status kepemilikan lahan Milik Bukan milik 7 20 Tingkat pendidikan merupakan jenjang responden dalam menempuh pendidikan formal saat pengisian kuesioner. Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya sebanyak 40 persen berpendidikan hingga SD dan sebanyak 34.4 persen petani yang berpendidikan sampai SMA. Selain itu, terdapat data bahwa terdapat 11.4 persen petani dengan pendidikan SMP, terdapat 5.7 persen petani yang berpendidikan sampai Perguruan Tinggi dan sebanyak 8.6 persen petani yang pendidikannya Tidak Tamat SD. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya masih memiliki pendidikan yang rendah dan hanya sedikit petani dengan pendidikan tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan data bahwa sebagian besar petani hanya tamatan SD dan hanya sedikit sekali petani yang mengenyam pendidikan hingga ke Perguruan Tinggi. Deskripsi Keterdedahan Petani Terhadap Media Komunikasi Keterdedahan Petani terhadap Media Komunikasi Berdasarkan Frekuensi dan Lama Petani dalam Mengakses Media Komunikasi Keterdedahan petani terhadap media komunikasi dapat dilihat dari frekuensi petani dalam mengakses media komunikasi dalam satu bulan saat penelitian, serta lama petani dalam mengakses media komunikasi dalam sekali akses. Dalam hal ini, keterdedahan media komunikasi yang akan dibahas adalah keterdedahan terhadap televisi, radio, koran atau majalah, seminar pertanian, rapat gapoktan, bertemu penyuluh dan mengakses internet. Semua informasi yang diakses melalui media tersebut, difokuskan kepada informasi mengenai pertanian. Jadi keterdedahan media yang dimaksud adalah mengakses media komunikasi untuk memperoleh informasi mengenai pertanian. Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa keterdedahan petani anggota gapoktan terhadap keseluruhan media komunikasi adalah jam. Akses terhadap

5 33 media komunikasi secara total memiliki akses terendah yaitu 0 jam dan akses tertinggi yaitu jam pada akses selama satu bulan saat penelitian. Hal tersebut menandakan bahwa akses sebagian besar petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang untuk keseluruhan media komunikasi memiliki banyak variasi. Keterdedahan terhadap media komunikasi dapat dipengaruhi oleh lama bertani petani. Pada umumnya, semakin lama pengalaman bertani, maka informasi yang petani punya semakin banyak dan komplek, oleh karena itu, mereka jarang mencari informasi karena sebagian informasi yang disampaikan oleh media komunikasi sudah mereka ketahui lewat pengalaman bertaninya. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan Bapak AND, salah satu anggota gapoktan yang mempunyai jabatan sebagai sekretaris dalam gapoktan Mandiri Jaya, mengatakan bahwa: Saat ini, petani yang sudah lama bertani tidak mudah begitu saja percaya dengan informasi yang disampaikan oleh media mana pun. Hal tersebut karena, apa yang disampaikan oleh media belum tentu benar dan dapat diterapkan dalam pertanian saya. Oleh karena itu, saya lebih percaya pada pengalaman saya selama ini menjadi petani. Saya bertani dengan cara yang diajarkan oleh keluarga saya dan selama ini hal tersebut masih berjalan dengan baik. Tabel 8 Deskripsi keterdedahan media komunikasi oleh petani Keterdedahan media Nilai Nilai Standar Rata-rata komunikasi minimum maksimum deviasi Keterdedahan terhadap televisi (jam) Keterdedahan terhadap radio (jam) Keterdedahan terhadap koran (jam) Keterdedahan terhadap seminar pertanian (jam) Keterdedahan terhadap rapat gapoktan (jam) Keterdedahan dalam bertemu penyuluh (jam) Keterdedahan terhadap internet (jam) Keterdedahan total (jam) Pada Tabel 8, dapat dilihat bahwa petani anggota gapoktan memiliki rata-rata keterdedahan terhadap televisi sebesar 9.54 jam. Selain itu, responden juga memiliki keterdedahan terhadap televisi dengan nilai terendah sebesar 0 jam dan nilai tertinggi sebesar 120 jam. Hal tersebut berarti sebagian besar petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang memiliki keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu televisi untuk mengakses informasi pertanian masih dalam taraf rendah. Rendahnya petani dalam mengakses media komunikasi disebabkan karena beberapa hal yaitu sebagian besar petani sibuk dengan pekerjaannya sebagai petani mau pun pekerjaan sampingan lainnya, waktu tayangan televisi yang membahas mengenai pertanian juga terkadang bentrok dengan waktu kerja petani. Selain itu, setelah bekerja umumnya petani kelelahan

6 34 sehingga tidak sempat menonton televisi dan semakin sedikitnya televisi yang menyiarkan program pertanian menyebaabkan petani kesulitan dalam memperoleh informasi pertanian, sehingga petani menggunakan televisi sebagai sarana hiburan. Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa rata-rata petani anggota gapoktan memiliki keterdedahan terhadap radio sebesar 1.27 jam. Nilai akses radio terendah adalah 0 jam dan nilai akses radio tertinggi adalah 10 jam. Hal tersebut berarti, keterdedahan petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang terhadap media komunikasi radio masih dalam taraf rendah. Rendahnya akses petani dalam mendengarkan radio disebabkan oleh beberapa hal yaitu, petani tidak mempunyai waktu untuk mendengarkan radio karena sibuk dengan pekerjaannya, petani sudah kelelahan dalam bekerja sehingga tidak bisa mendengarkan radio, sebagian besar petani tidak punya radio atau radionya sudah rusak sehingga tidak bisa dipakai, dan saat ini program radio yang menyiarkan informasi mengenai pertanian semakin sedikit jumlahnya sehingga petani kurang tertarik dalam mengakses media ini. Selain itu, radio hanya bisa di dengarkan dan petani tidak dapat melihat hasil dari penjelasan lewat radio sehingga sebagian besar petani menggunakan radio untuk hiburan seperti mendengarkan musik dan lainnya. Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa rata-rata keterdedahan terhadap koran atau majalah yang membahas informasi pertanian oleh petani anggota gapoktan sebesar 6.28 jam. Selain itu, nilai terendah dalam mengakses koran atau majalah mengenai informasi pertanian adalah 0 jam dan nilai tertinggi dalam akses terhadap koran adalah 36 jam. Berdasarkan data tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa keterdedahan petani di Desa Cikarawang terhadap koran masih pada taraf rendah. Rendahnya akses petani dalam membaca koran mengenai pertanian disebabkan oleh beberapa hal di antaranya adalah tidak adanya penjual koran di desa dan jika ingin membeli koran, petani harus ke kota terlebih dahulu sehingga, jarang petani yang membaca koran dan mendapatkan informasi pertanian dari koran. Selain itu, petani juga masih banyak yang buta huruf dan faktor usia yang menyebabkan petani kurang mampu dalam membaca koran dengan baik. Berdasarkan Tabel 8, petani anggota gapoktan memiliki rata-rata keterdedahan terhadap seminar pertanian sebesar 5.71 jam. Nilai terendah keterdedahan terhadap seminar pertanian yaitu 0 jam dan nilai tertinggi dalam keterdedahan terhadap seminar pertanian adalah 63 jam. Hal tersebut, menunjukkan bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang kurang terdedah terhadap seminar pertanian. Rendahnya keikutsertaan petani dalam seminar pertanian di sebabkan oleh sibuknya petani dalam pekerjaannya, waktu seminar yang sering kali bentrok dengan pekerjaan petani dan petani kurang dalam mendapatkan informasi mengenai penyelenggaraan acara seminar pertanian. Berdasarkan Tabel 8, keterdedahan terhadap rapat gapoktan oleh petani anggota gapoktan memiliki rata-rata sebesar 3.49 jam. Nilai terendah keterdedahan terhadap rapat gapoktan adalah 0 jam dan nilai tertinggi dalam keterdedahan terhadap rapat gapoktan adalah 10 jam. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang memiliki keterdedahan terhadap media komunikasi rapat gapoktan dengan taraf rendah. Hal tersebut disebabkan karena, rapat gapoktan lebih banyak dihadiri oleh penggurus saja, dan sedikit melibatkan anggota gapoktan. Anggota gapoktan dilibatkan dalam rapat gapoktan saat acara penting saja seperti persiapan lomba maupun acara besar lainnya. Selain itu, anggota

7 35 gapoktan juga tidak memperoleh informasi mengenai pelaksanaan rapat sehingga petani tidak tahu dan tidak menghadiri rapat gapoktan. Berdasarkan Tabel 8, rata-rata petani anggota gapoktan memiliki keterdedahan terhadap media komunikasi bertemu dengan penyuluh sebesar 2.79 jam. Nilai keterdedahan terhadap bertemu penyuluh terendah adalah 0 jam dan nilai keterdedahan terhadap penyuluh tertinggi adalah 24 jam. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterdedahan petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang terhadap pertemuan dengan penyuluh masih dalam taraf rendah. Rendahnya akses petani dalam bertemu dengan penyuluh disebabkan oleh penyuluh lapang untuk Desa Cikarawang yaitu Bapak Sulaiman meninggal dunia, sehingga tidak ada penyuluh lapang di desa dan belum ada pengganti penyuluh lapang dari pemerintah daerah. Kepergian penyuluh lapang meninggalkan kesedihan mendalam bagi petani karena selama ini, penyuluh tersebut sangat membantu petani dalam hal pertanian. Penyuluh pertanian melaksankan penyuluhan minimal dua kali dalam sebulan. Hal tersebut bisa jadi bertambah jika petani memerlukan bantuan dari penyuluh lapang. Waktu penyuluhan biasanya disesuaikan dengan petani melalui koordinasi antara gapoktan dengan penyuluh lapang. Saat ini belum ada penyuluh pengganti di Desa Cikarawang, oleh karena itu, petani memilih untuk bekerja secara mandiri menggarap sawahnya sambil menunggu adanya penyuuluh lapang yang baru. Berdasarkan Tabel 8, petani anggota gapoktan rata-rata memiliki keterdedahan terhadap internet sebesar 0.25 jam. Nilai keterdedahan terendah terhadap internet adalah 0 jam dan nilai keterdedahan tertinggi terhadap internet adalah 5 jam. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar petani di Desa Cikarawang jarang yang menggunakan media komunikasi internet untuk memperoleh informasi mengenai pertanian. Rendahnya akses petani dengan internet disebabkan oleh sebagian besar petani tidak merasa perlu mengakses internet dan belum mengetahui apa itu intenet, serta petani belum mempunyai pemahaman mengenai penggunaan internet. Petani lebih cenderung memilih media komunikasi lainnya karena mudah diakses oleh petani. Beberapa responden yang mengakses internet memiliki peralatan pendukung misalnya komputer, laptop dan modem. Situs yang pernah dikunjungi oleh responden yaitu situs mengenai buah naga dan okra, BP3K, dan situs mengenai gapoktan dari daerah lain. Informasi yang didapatkan dari internet adalah jenis-jenis buah naga dan manfaatnya dan manfaat okra sebagai obat darah tinggi. Keterdedahan terhadap Media Komunikasi Berdasarkan Penggunaan Media Komunikasi oleh Petani Keterdedahan petani terhadap media komunikasi selain dapat dilihat dari frekuensi petani dalam mengakses media komunikasi dalam satu bulan saat penelitian, serta lama petani dalam mengakses media komunikasi dalam sekali akses, juga dapat dilihat dari segi cara yang dilakukan petani dalam memperoleh informasi mengenai pertanian melalui media komunikasi. Dalam hal ini, keterdedahan media komunikasi yang akan dibahas adalah keterdedahan terhadap televisi, radio, koran atau majalah, seminar pertanian, rapat gapoktan, bertemu penyuluh dan mengakses internet. Semua informasi yang diakses melalui media tersebut, difokuskan kepada informasi mengenai pertanian. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan mengakses media komunikasi yaitu televisi untuk sarana hiburan dan

8 36 menambah informasi. Sementara itu, anggota gapoktan yang mengakses televisi dapat mendapatkan informasi mengenai sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses televisi, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya, mengakses media komunikasi lainnya serta ada juga yang tidak melakukan tindakan apapun yang mengindikasikan bahwa petani tersebut termasuk memiliki keterdedahan terhadap media komunikasi yang rendah karena tidak berusaha untuk mendapatkan informasi mengenai pertanian. Stasiun televisi yang banyak diakses oleh petani terbagi menjadi dua yaitu televisi lokal seperti Megaswara, Elshinta, mau pun televisi nasional seperti TVRI, Trans TV, TV ONE dan SCTV. Program siaran televisi yang biasa diakses oleh petani yaitu profil desa, lumbung padi, berita mengenai pertanian, penyuluhan dan pengendalian hama serta pengolahan produk pertanian. Petani menggunakan televisi untuk hiburan dan menambah pengetahuan petani seperti menambah pengetahuan mengenai pertanian. Petani lebih banyak menggunakan televisi sebagai media untuk hiburan karena saat ini, stasiun televisi di Indonesia sebagian besar menayangkan acara hiburan dan semakin sedikit stasiun televisi yang menayangkan acara untuk pertanian. Informasi yang disampaikan melalui media televisi sangat berguna bagi petani yaitu untuk menambah pengetahuan petani dalam hal pertanian seperti pengenalan varietas tanaman baru, pengolahan hasil pertanian dan pembibitan ikan. Beberapa kendala yang dihadapi petani untuk mengakses media komunikasi televisi yaitu mati listrik, cuaca buruk sehingga siaran terganggu, dan acara yang sebentar sehingga membuat petani sering kali ketinggalan untuk mengikuti acara yang disajikan dalam televisi. Hal yang dilakukan oleh sebagian besar petani jika tidak bisa memperoleh atau ketinggalan dalam menonton acara televisi mengenai program pertanian yaitu, dengan cara bertanya kepada teman sesama petani, ketua gapoktan dan mengakses media komunikasi lainnya untuk mendapatkan informasi. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan mengakses media komunikasi yaitu radio untuk sarana hiburan dan menambah pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari radio. Sementara itu, melalui radio, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses radio, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya, mengakses media komunikasi lainnya serta ada juga petani yang tidak melakukan tindakan apapun. Stasiun radio yang banyak didengarkan oleh petani di Desa Cikarawang yaitu Radio Ciawi, Radio Agri FM, Radio Elshinta dan Radio Megaswara FM. Program atau informasi yang banyak didengarkan oleh petani antara lain yaitu mengenai budidaya tanaman, pengenalan varietas tanaman baru, cara beternak hewan seperti ikan lele, sapi dan kambing, serta cara pemberantasan hama. Kendala yang dihadapi oleh petani dalam mengakses radio adalah cuaca buruk sehingga siaran terganggu dan siaran pertanian di radio waktunya bentrok dengan kegiatan petani, sehingga petani tidak sempat mendengarkan radio. Hal yang dilakukan petani agar tidak ketinggalan informasi pertanian dari radio adalah dengan cara bertanya kepada orang lain seperti teman sesama petani, ketua gapoktan maupun penyuluh pertanian serta menggunakan media komunikasi lain untuk memperoleh informasi pertanian yang dibutuhkan

9 37 Tabel 9 Fungsi media komunikasi, jenis-jenis informasi dan pemilihan media komunikasi lain anggota gapoktan Mandiri Jaya Media komunikasi (%) TV Radio Koran Seminar Gapoktan Penyuluh Internet Fungsi media komunikasi Hiburan Menambah pengetahuan Interaksi sosial (Silahturahmi) Jenis-jenis informasi berdasarkan sektor mengenai pertanian Pertanian (varietas baru dan budidaya tanaman) Peternakan Perikanan Pemilihan media komunikasi lain saat terjadi hambatan media komunikasi Bertanya kepada petani Mengakses media lain Tidak melakukan apapun Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan mengakses media komunikasi yaitu koran atau majalah pertanian untuk menambah pengetahuan melalui informasi pertanian. Sementara itu, melalui koran, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses koran, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya, mengakses media komunikasi lainnya serta ada juga petani yang tidak melakukan tindakan apapun. Koran atau majalah pertanian yang biasa dibaca oleh petani yaitu Sinar Tani, Lingkar Kampus, Radar Bogor, Trubus, Republika dan lainnya. Informasi yang biasa diperoleh petani melalui koran yaitu informasi keberhasilan petani di daerah lain, cara bercocok tanam, penemuan varietas baru, harga produk pertanian dan informasi lainnya. Kendala yang dihadapi untuk mengakses koran atau majalah mengenai pertanian yaitu keterbatasan waktu petani dan jauhnya lokasi pembelian koran. Hal yang dilakukan agar petani tidak ketinggalan informasi melaui koran yaitu bertanya dengan orang lain dan mengakses media komunikasi lainnya. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan mengakses media komunikasi yaitu seminar pertanian untuk menambah pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari seminar dan sarana untuk silaturahmi dengan petani dari daerah lain. Sementara itu, melalui seminar

10 38 pertanian, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sektor pertanian saja. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses seminar pertanian, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya dan ada juga petani yang tidak melakukan tindakan apapun. Seminar pertanian yang diikuti oleh petani sebagian besar berasal dari IPB, ada juga seminar pertanian dari P2KP, Forum Petani Muda Indonesia dan sebagainya. Informasi yang diperoleh antara lain yaitu pengenalan tanaman pangan, varietas bibit tanaman baru, pengolahan tanaman dengan cara jajar legowo, informasi mengenai modal awal bisnis jambu kristal dan cara dalam memasarkan jambu kristal, dan lainnya sebagainya. Kendala dalam mengikuti seminar pertanian adalah waktu seminar yang terkadang bentrok dengan kegiatan petani dan kurangnya informasi mengenai penyelenggaraan seminar. Hal yang dilakukan petani agar tidak ketinggalan informasi mengenai pertanian yaitu bertanya dengan penyuluh dan bertanya kepada teman sesama petani. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan mengakses media komunikasi yaitu rapat gapoktan untuk menambah pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari rapat gapoktan dan sarana untuk silaturahmi dengan sesama petani anggota gapoktan. Sementara itu, melalui rapat gapoktan, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sektor pertanian saja. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses rapat gapoktan, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya dan ada juga petani yang tidak melakukan tindakan apapun. Rapat anggota gapoktan dilaksanakan minimal empat kali dalam sebulan. Dalam rapat gapoktan pada bulan saat penelitian, hal yang dibicarakan adalah mengenai PUAP, tanaman obat di pekarangan dan sistem tanam jajar legowo. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan mengakses media komunikasi yaitu bertemu penyuluh pertanian untuk menambah pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari pertemuan dengan penyuluh dan sarana untuk silaturahmi dengan penyuluh pertanian. Sementara itu, melalui pertemuan dengan penyuluh pertanian, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sektor pertanian saja. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses penyuluh pertanian, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya, mengakses media komunikasi dan ada juga petani yang tidak melakukan tindakan apapun. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan mengakses media komunikasi yaitu internet untuk sarana hiburan dan menambah pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari internet. Sementara itu, melalui internet, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses internet, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya, mengakses media komunikasi lainnya serta ada juga petani yang tidak melakukan tindakan apapun.

11 39 Deskripsi Perilaku Komunikasi Petani Perilaku interpersonal petani dapat dilihat dari bagaimana cara petani dalam berinteraksi dengan orang lain seperti interaksi petani dengan keluarganya, interaksi petani dengan petani lainnya dan interaksi petani dengan penyuluh pertanian. Keaktifan dalam berkomunikasi tersebut dapat ditunjukkan dengan cara petani dalam memberikan penjelasan mengenai informasi pertanian; kepuasan dengan pendapat orang lain; penerimaan pendapat serta saran dari orang lain; memberikan informasi, saran dan pendapat kepada orang lain; meminta informasi, saran dan memberi pendapat kepada orang lain; pernyataan enggan untuk membantu menjelaskan mengenai informasi pertanian; meminta penjelasan kepada orang lain mengenai informasi pertanian; dan pembelaan terhadap pendapat sendiri. Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa perilaku komunikasi interpersonal petani anggota gapoktan memiliki skor rata-rata Skor terendah perilaku komunikasi interpersonal petani anggota gapoktan adalah 10 dan skor tertinggi perilaku komunikasi interpersonal petani adalah 132. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani anggota gapotan di Desa Cikarawang memiliki interaksi komunikasi interpersonal dengan orang lain dalam taraf sedang. Petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang termasuk dalam petani yang terbuka dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sebagian besar dari mereka, mau untuk mendengarkan, menjelaskan, memberi saran mau pun meminta saran atau pendapat kepada orang lain. Secara umum, petani di Desa Cikarawang termasuk aktif dalam berinteraksi dengan orang lain untuk membahs informasi mengenai pertanian yang didapatkan dari berbagai sumber informasi. Tabel 10 Deskripsi perilaku komunikasi petani secara interpersonal dan kelompok Klasifikasi Rata-rata Nilai minimum Nilai maksimum Perilaku komunikasi interpersonal petani Interaksi komunikasi dengan keluarga Interaksi komunikasi dengan petani lain Interaksi komunikasi dengan penyuluh Total Perilaku komunikasi kelompok petani Standar deviasi Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa, petani anggota gapoktan memiliki rata-rata skor interaksi komunikasi interpersonal dengan keluarga sebesar Skor minimum interaksi komunikasi dengan keluarga adalah 0 dan skor maksimum interaksi komunikasi dengan keluarga adalah 24. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa petani di Desa Cikarawang memiliki interaksi komunikasi dengan keluarga untuk membahas mengenai informasi pertanian masuk pada taraf rendah. Rendahnya interaksi petani dengan keluarga untuk membahas mengenai pertanian disebabkan karena dalam satu keluarga, biasanya hanya kepala rumah tangga yang bekerja sebagai petani dan dialah yang paling mengerti mengenai permasalahan pertanian, sedangkan keluarga yang lain seperti istri maupun anak kurang memahami mengenai pertanian. Sebagian

12 40 besar anak petani, jarang ada yang mau untuk meneruskan pekerjaan ayahnya sebagai petani. Sedangkan istri, bertugas untuk membereskan urusan rumah tangga. Petani di Desa Cikarawang sering berada di luar rumah untuk bekerja, sehingga mereka lebih banyak berkomunikasi dengan teman sesama petani untuk membahas masalah pertanian. Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa skor rata-rata interaksi komunikasi interpersonal petani anggota gapoktan dengan petani lain adalah Skor terendah untuk interaksi komunikasi dengan petani lain adalah dan skor tertinggi untuk interaksi komunikasi dengan petani lain adalah 44. Berdasarkan rata-rata tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani di Desa Cikarawang memiliki interaksi komunikasi dengan petani lain dalam taraf rendah. Rata-rata skor interaksi interpersonal petani dengan teman petani di Desa Cikarawang menempati skor tertinggi dari keseluruhan jenis interaksi. Hal tersebut menggambarkan bahwa, sebagian besar interaksi komunikasi interpersonal petani terjadi antar sesama petani untuk membahas masalah pertanian. Penyebab seringnya interaksi interpersonal antar sesama petani disebabkan oleh tingginya intensitas pertemuan antar petani misalnya di sawah dan di rapat gapoktan untuk membahas masalah pertanian. Seringnya petani bertemu, mereka banyak yang saling bercerita mengenai permasalahan yang dihadapinya saat bertani dan mereka saling bertukar informasi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Komunikasi interpersonal petani dengan petani lainnya dapat dikatakan paling sering diantara jenis interaksi komunikasi lainnya. Berdasarkan Tabel 10, petani anggota gapoktan memiliki skor rata-rata dalam interaksi komunikasi dengan penyuluh sebanyak 18. Skor tertinggi interaksi komunikasi interpersonal petani dengan penyuluh adalah 0 dan skor tertinggi untuk interaksi interpersonal petani dengan penyuluh adalah 66. Rendahnya interaksi komunikasi petani dengan penyuluh disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah saat penelitian penyuluh pertanian untuk Desa Cikarawang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, perilaku komunikasi petani dengan penyuluh saat sebulan saat penelitian dapat dikatakan rendah. Interaksi komunikasi yang terjadi antara petani dengan penyuluh pada saat penelitian adalah mengenai sekolah lapang tanaman pangan terpadu (SNPTT). Setelah meninggalnya penyuluh, dan belum tersedianya penyuluh pengganti, maka petani di Desa Cikaarawang mengerjakan pertaniannya secara mandiri. Jika, petani menemui hambatan atau kesulitan dalam bertani, biasanya mereka berkonsultasi dengan teman sesama petani maupun ketua gapoktan Mandiri Jaya guna mendapatkan solusi mengenai permasalahan pertanian yang dihadapinya. Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa petani anggota gapoktan memiliki skor rata-rata perilaku komunikasi dalam gapoktan sebesar Skor terendah untuk perilaku komunikasi dalam rapat gapoktan adalah 12 dan skor tertinggi perilaku komunikasi petani dalam rapat gapoktan adalah 24. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani di Desa Cikarawang memiliki interaksi komunikasi dengan orang lain saat berjalannya rapat gapoktan, berada pada taraf sedang. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani di Desa Cikarawang mempunyai keaktifan yang sedang dalam berkomunikasi dengan anggota gapoktan lain saat rapat gapoktan. Keaktifan komunikasi tersebut dapat ditunjukkan dengan cara petani dalam melengkapii informasi anggota lainnya saat menjelaskan mengenai informasi pertanian; membuat lelucon saat rapat, penerimaan pendapat dari anggota gapoktan; penolakan terhadap pendapat anggota gapoktan lainnya; memberikan informasi, saran dan pendapat kepada anggota gapoktan lainnya; meminta informasi,

13 saran dan memberi pendapat kepada anggota gapoktan lainnya; pernyataan mau membantu menjelaskan mengenai informasi pertanian kepada anggota gapoktan; dan pembelaan terhadap pendapat sendiri saat rapat gapoktan. Bapak AB selaku ketua gapoktan Mandiri Jaya mengatakan bahwa: Petani anggota gapoktan bersemangat mengikuti rapat anggota untuk mendapatkan informasi mengenai pertanian dan program-program pertanian yang diterapkan. Sebagian besar petani saat rapat aktif bertanya mengenai masalah PUAP. Ada sekitar 70 persen petani baik wanita maupun laki-laki yang aktif bertanya mengenai masalah PUAP. Saat rapat gapoktan, banyak petani yang saling bertukarr dan memberikan informasi mengenai informasi pertanian yang didapatkanya melalui berbagai sumber informasi dan saat berjalannya rapat, petani anggota gapoktan saling mendengarkan pendapat orang lain sehingga rapat dapat berjalan kondusif karena adanya rasa saling menghargai antar anggota gapoktan. 41

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Gandus terletak di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan Gandus merupakan salah satu kawasan agropolitan di mana

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani Identitas petani merupakan suatu tanda pengenal yang dimiliki petani untuk dapat diketahui latar belakangnya. Identitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Peternak Responden pada penelitian ini adalah peternak yang berdiam di Desa Dompu, Moyo Mekar dan Desa Sepakat Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat dengan karakteristik

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN

KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN 101 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN (Kasus Pemuda Di Desa Cipendawa dan Sukatani, Kecamatan

Lebih terperinci

Laki-laki Perempuan Jumlah

Laki-laki Perempuan Jumlah 30 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN KELOMPOK 5.1 Karakteristik Responden Pada bagian ini diuraikan karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Situ Udik Desa Situ Udik terletak dalam wilayah administratif Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Situ Udik terletak

Lebih terperinci

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR 62 BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR 6.1 Agenda Pendengar Agenda pendengar adalah tingkat perbedaan penonjolan suatu berita menurut opini pendengar dan pengetahuan mereka.

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI Volume 11, Nomor 1, Hal. 31-37 ISSN 0852-8349 Januari - Juni 2009 HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA Lampiran 1 Questioner ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA 1. Pertanyaan dalam Kuisioner ini tujuannya hanya semata-mata untuk penelitian

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN 5.1 Faktor Internal Responden Penelitian Faktor internal dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH 67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan )

Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan ) 87 Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan ) No:. Faktor Internal Petani Padi 1. Nama responden :.. 2. Kelompok Tani :..

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) 5.1 Karakteristik Karakteristik pendengar merupakan salah satu faktor yang diduga

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PETANI DALAM BERCOCOK TANAM PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PETANI DALAM BERCOCOK TANAM PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PETANI DALAM BERCOCOK TANAM PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Correlation of Interpersonal Communication to Farmers Behavior in

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Citapen 4.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Desa Citapen merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Ciawi.Secara geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran ada dimana-mana. Formal atau informal, orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah kegiatan yang dapat disebut pemasaran. Pemasaran yang

Lebih terperinci

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 No. 16/07/33/16/Th.I, 16 Juli 2017 STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 Pemuda adalah bagian dari penduduk usia produktif yaitu berumur 16-30 tahun. Jumlah pemuda di Kabupaten Blora adalah 167.881 jiwa atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) (Suatu Kasus di Desa Wanareja Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Oleh: Eni Edniyanti

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI USAHATANI OLEH PETANI SAYURAN DI DESA WAIHERU KOTA AMBON

PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI USAHATANI OLEH PETANI SAYURAN DI DESA WAIHERU KOTA AMBON PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI USAHATANI OLEH PETANI SAYURAN DI DESA WAIHERU KOTA AMBON Risyat Alberth Far-Far Staf Pengajar Prodi Agribisnis FAPERTA UNPATI-AMBON, e-mail: - ABSTRAK Perilaku pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki BAB V KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN RESPONDEN, DAN EKUITAS MEREK 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat pengetahuan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION 69 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION Aksesibilitas terhadap media komunikasi cyber extension adalah peluang memanfaatkan media komunikasi cyber

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden A. Umur Kisaran umur responden yakni perempuan pada Kasus LMDH Jati Agung III ini adalah 25-64 tahun dengan rata-rata umur 35,5 tahun. Distribusi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik Individu 6.1.1. Umur BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 30 orang dan berada pada rentang usia 40 sampai 67 tahun. Sebaran responden hampir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Limboto Barat Desa Daenaa selama ± 1 minggu. Sampel dihitung dengan menggunakan tabel penentuan besarnya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. keadaan penduduk dan keadaan pertanian yang ada di Desa Ambarketawang.

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. keadaan penduduk dan keadaan pertanian yang ada di Desa Ambarketawang. IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan umum wilayah penelitian menjelaskan tentang keadaan geografis, keadaan penduduk dan keadaan pertanian yang ada di Desa Ambarketawang. Keadaan geografis mencakup

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin  - Tempat tinggal  - HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Karakteristik siswa adalah ciri-ciri yang melekat pada diri siswa, yang terdiri dari jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, pendidikan

Lebih terperinci

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009 BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2 Sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 adalah kecenderungan seorang pemilih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian menjadi dasar dalam pemenuhan kebutuhan pokok nasional. Disamping produk pangan, produk pertanian lainnya seperti produk komoditas sayuran, sayuran, perikanan,

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 49 BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN Profil relawan PNPM-MP Kelurahan Situ Gede dalam penelitian ini akan dilihat dari dua faktor yaitu faktor internal dan

Lebih terperinci

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK KETERKAITAN PERSEPSI ANGGOTA KELOMPOK TANI DENGAN PERAN KELOMPOK TANI DALAM PEROLEHAN KREDIT USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Depok) Diarsi Eka Yani

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi data hasil pengamatan. data yang diperoleh melalui kuesioner.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi data hasil pengamatan. data yang diperoleh melalui kuesioner. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi data hasil pengamatan Berikut adalah deskripsi data hasil pengamatan yang sudah diolah dari data yang diperoleh melalui kuesioner. Pada Tabel 4.1 menunjukkan komposisi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Kabupaten Kupang dan Kecamatan Kupang Tengah

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Kabupaten Kupang dan Kecamatan Kupang Tengah HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Kabupaten Kupang dan Kecamatan Kupang Tengah Secara geografis kabupaten Kupang terletak antara 9 0 19 10 0 57 Lintang Selatan dan antara 121 0 30 124 0 11 Bujur Timur. Kabupten

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR.

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR. KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR Diarsi Eka Yani 1 Pepi Rospina Pertiwi 2 Program Studi Agribisnis, Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Demografi Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Desa Citeko merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cisarua. Desa Citeko memiliki potensi lahan

Lebih terperinci

BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI

BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI 49 BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI Keterdedahan program JAM adalah sejauh mana program JAM ditonton oleh khalayak. Keterdedahan ini dilihat dari cara,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016. 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Dalam penelitian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

KUESIONER. Tayangan Sinetron India dan Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan

KUESIONER. Tayangan Sinetron India dan Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan 100 KUESIONER Tayangan Sinetron India dan Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan (Studi Korelasional Pengaruh Sinetron India terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hiburan pada Ibu Rumah Tangga di Dusun V, Graha Tanjung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Cross sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI (Studi Kasus Pada Kelompok Wanita Tani Melati di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis)

Lebih terperinci

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 45 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 6.1. Faktor Individu Responden Penelitian Faktor individu dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT 41 BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT Responden dalam penelitian ini adalah petani anggota Gapoktan Jaya Tani yang berasal dari tiga kelompok tani

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

VI. PERKEMBANGAN PUAP DAN MEKANISME KREDIT GAPOKTAN

VI. PERKEMBANGAN PUAP DAN MEKANISME KREDIT GAPOKTAN VI. PERKEMBANGAN PUAP DAN MEKANISME KREDIT GAPOKTAN 6.1. Perkembangan Program PUAP Program PUAP berlangsung pada tahun 2008 Kabupaten Cianjur mendapatkan dana PUAP untuk 41 Gapoktan, sedangkan yang mendapatkan

Lebih terperinci

Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05)

Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05) 59 BAB VIII FAKTOR-FAKTOR YA G BERHUBU GA DE GA PERSEPSI KHALAYAK TE TA G PROGRAM ACARA REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI 8.1. Hubungan Faktor Intrinsik Khalayak dengan Persepsi Khalayak tentang Program Acara

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu metode pengamatan atau penyelidikan secara kritis untuk memperoleh

III. METODE PENELITIAN. yaitu metode pengamatan atau penyelidikan secara kritis untuk memperoleh III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yaitu metode pengamatan atau penyelidikan secara kritis untuk memperoleh keterangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION DALAM DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION DALAM DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN 45 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION DALAM DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN Efektivitas media komunikasi cyber extension dalam diseminasi informasi mengenai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran

Lebih terperinci

BAB V PROSES SOSIALISASI NILAI KERJA PERTANIAN. 5.1 Proses Sosialisasi Nilai Kerja Pertanian dalam Keluarga Mahasiswa Batak Toba di IPB

BAB V PROSES SOSIALISASI NILAI KERJA PERTANIAN. 5.1 Proses Sosialisasi Nilai Kerja Pertanian dalam Keluarga Mahasiswa Batak Toba di IPB BAB V PROSES SOSIALISASI NILAI KERJA PERTANIAN 5. Proses Sosialisasi Nilai Kerja Pertanian dalam Keluarga Mahasiswa Batak Toba di IPB Proses sosialisasi nilai kerja pertanian dilihat dari pernah tidaknya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Wilayah Penelitian dilakukan di Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur yaitu di Desa Pakusari Kecamatan Pakusari. Desa Pakusari memiliki lima Dusun yaitu Dusun

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa penelitian yaitu Desa Cihideung Ilir Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Data profil Desa Tahun 2009 menyebutkan luas persawahan 80 ha/m 2, sedangkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Petani Hutan Rakyat 5.1.1. Karakteristik Petani Hutan Rakyat Karakteristik petani hutan rakyat merupakan suatu karakter atau ciri-ciri yang terdapat pada responden.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA 6.1 Motif Dasar Kemitraan dan Peran Pelaku Kemitraan Lembaga Petanian Sehat Dompet Dhuafa Replubika

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON Motivasi menonton menurut McQuail ada empat jenis, yaitu motivasi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DAN ADOPSI TEKNOLOGI OLEH PETANI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DAN ADOPSI TEKNOLOGI OLEH PETANI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DAN ADOPSI TEKNOLOGI OLEH PETANI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA Oleh: Tri Ratna Saridewi 1 dan Amelia Nani Siregar 2 1 Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 53 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kedua desa tersebut merupakan desa sentra tanaman wortel dan kentang yang terletak di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Desa Cipendawa memiliki

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan.

III. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan. 26 III. METODE PENELITIAN A. dan 1. Umur Umur merupakan usia dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian ini dilakukan. Umur diukur dalam satuan tahun. Umur diklasifikasikan menjadi tiga kelas sesuai

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP. 8.1 Kesimpulan

BAB VIII PENUTUP. 8.1 Kesimpulan 8.1 Kesimpulan BAB VIII PENUTUP Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Bogor dibentuk pada bulan Maret 2009. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Televisi merupakan satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Priyowidodo (2008) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV 5.1 Profil Khalayak Langsung Acara Musik Derings Khalayak langsung acara musik Derings adalah khalayak yang berada dilokasi penayangan acara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Banjarsari terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang setiap hari manusia lakukan dalam kehidupannya. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendapatan rumahtangga petani adalah pendapatan yang diterima oleh rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga petani dapat berasal dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 32 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Sumedang Kabupaten Sumedang memiliki luas wilayah sebesar 155.871,98 ha yang terdiri dari 26 kecamatan dengan 272 desa dan 7 kelurahan.

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Keripik Buah Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar menjadi kelompokkelompok pembeli yang berbeda sesuai dengan kebutuhan karakteristik

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA

BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA 6.1 Karakteristik Responden Responden untuk penelitian ini berjumlah 90 responden yang terdiri dari 30 orang yang bergerak di sektor perdagangan, 30 orang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 165 LAMPIRAN 166 BIODATA Nama Jenis Kelamin : Esther I. Napitupulu : Perempuan Tempat/tanggal lahir : Medan, 27 Februari 1989 Agama Alamat E-mail : Kristen Protestan : Jl. Nyiur Raya 1 no. 1 Simalingkar,

Lebih terperinci