BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)
|
|
- Vera Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani peserta Proyek Budidaya padi dengan sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), selanjutnya ditulis petani peserta PTT di Desa Ciruas dan karakteristik rumahtangga mereka. Dalam hal karakteristik individu, meliputi rata-rata jumlah anggota rumahtangga, jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan, status perkawinan, sementara pada karakteristik rumahtangganya meliputi tingkat kekayaan dan status kategori rumahtangga. Deskripsi karakteristik individu dan rumahtangga ini diperoleh melalui survey terhadap sejumlah 45 rumahtangga petani peserta PTT Karakteristik Individu Rata-rata Anggota Rumahtangga dan Jenis Kelamin Dari total rumahtangga contoh petani peserta PTT, terdapat sebanyak 271 anggota rumahtangga (ART). Dengan perkataan lain, rata-rata terdapat sekitar enam ART per rumahtangga petani. Kondisi ini sangat berbeda dibanding ratarata jumlah anggota rumahtangga di Desa Ciruas sebagaimana dikemukakan pada bab sebelumnya (kurang dari empat orang per rumahtangga). Diduga kondisi ini berhubungan dengan melemahnya Program Keluarga Berencana yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Serang. Selain itu, karena mayoritas rumahtangga bekerja di sektor pertanian yang masih tradisional, jumlah ART yang melebihi anjuran Program BKKBN ini kemungkinan disebabkan oleh masih kuatnya sistim nilai banyak anak banyak rezeki di kalangan mereka. Di pihak lain dimungkinkan sebagai tenaga kerja keluarga yang dibutuhkan dalam pengelolaan usahatani sawah. Menurut jenis kelaminnya, persentase ART laki-laki sekitar 51,3 persen atau 2,6 persen lebih tinggi dibanding ART perempuan. Hal ini tidak berbeda jauh dengan kondisi umum penduduk di Desa Ciruas, dimana persentase penduduk
2 59 laki-laki juga lebih tinggi sekitar satu persen dibanding penduduk perempuan (Tabel 8) Umur umur. Tabel 12 menyajikan data kondisi rumahtangga petani menurut kelompok Tabel 12. Anggota Rumahtangga Petani Peserta PTT Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Desa Ciruas, Tahun 2010 (dalam jumlah dan persen) Laki-laki Perempuan Total Kategori Umur (tahun) < , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,32 7 5,3 13 4, ,6 4 3,03 9 3, ,91 8 6, , ,6 8 6, , , , ,04 1 0,76 8 2,23 Total Meskipun data penduduk di Desa Ciruas (Tabel 8) menunjukkan persentase yang relatif tidak berbeda antara penduduk laki-laki dan perempuan pada kelompok umur bukan produktif (di bawah 15 tahun) - sekitar 25 persen -, namun pada rumahtangga contoh peserta PTT keadaannya tidak demikian. Sebagaimana terlihat pada Tabel 12, persentase ART perempuan yang bukan usia produktif lebih tinggi sekitar tujuh persen dibanding ART laki-laki. Yang menarik adalah laporan menunjukkan bahwa rata-rata umur harapan hidup (life expectancy) perempuan di Provinsi Banten pada tahun 2007 untuk perempuan 66,5 tahun, sementara pada laki-laki 62.4 tahun 3. Dengan demikian, tampaknya kondisi pada rumahtangga petani peserta PTT sangat berbeda karena persentase ART laki-laki 3 Pembangunan Manusia Berbasis Gender Tahun 2005 dan 2006, Kerjasama BPS dengan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (diakses dari data/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=4&itemid=65) tanggal 7 Juli 2010.
3 60 berumur 60 tahun dan di atasnya lebih tinggi sekitar 8,6 persen dibanding ART perempuan pada kelompok umur yang sama. Lebih lanjut, merujuk pada rumus Rusli (1995), diketahui bahwa rasio ketergantungan (dependency ratio) 4 pada rumahtangga petani PTT tergolong rendah yakni sekitar 0,33 atau kurang dari satu, yang artinya bahwa jumlah penduduk usia kerja lebih banyak daripada jumlah penduduk yang bukan usia kerja (penduduk usia muda dan tua atau lanjut usia) Jenis Pekerjaan Pada Tabel 13 disajikan data mengenai kondisi rumahtangga berdasarkan pekerjaannya. Tabel 13. Anggota Rumahtangga Petani Peserta PTT Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin, Desa Ciruas, Tahun 2010 (dalam jumlah dan persentase) Laki-laki Perempuan Total Jenis Pekerjaan Utama Tidak bekerja 48 34, , ,62 Petani Pemilik 7 5,04 1 0,76 8 2,23 Petani Penggarap 45 32, , ,10 Buruh tani 2 1,44 2 1,52 4 1,49 Buruh nontani 18 12, , ,91 Pedagang 11 7,91 9 6, ,20 Industri rumahtangga 3 2,16 0 0,00 3 0,74 Lainnya 5 3,60 9 6, ,71 Total , , ,00 Berdasarkan tabel di atas, secara umum lebih dari separuh dari ART petani menyatakan tidak bekerja. Jika dilihat menurut jenis kelaminnya, diketahui bahwa persentase ART perempuan yang tidak bekerja lebih tinggi sekitar 25 persen dibanding ART laki-laki. Hal ini dimungkinkan oleh karena selain relatif lebih tingginya persentase ART perempuan yang bukan tergolong usia produktif (usia balita dan usia sekolah). Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 12, juga karena pada umumnya ART perempuan dewasa pada rumahtangga petani mengaku hanya berstatus pekerja keluarga tidak diupah. Meskipun ART perempuan dan 4 Rumus dependency ratio= penduduk umur 0-14 tahun dan 65+ tahun penduduk umur tahun
4 61 laki-laki yang berstatus petani pemilik sama-sama relatif rendah, namun persentase ART perempuan berstatus tersebut jauh lebih rendah dibanding ART laki-laki. Tidak demikian halnya pada mereka yang berstatus petani penggarap dan buruh tani. tase ART perempuan berstatus petani penggarap sekitar lebih dari separuh persentase ART laki-laki; bahkan pada mereka yang bekerja sebagai buruh tani persentase keduanya tidak jauh berbeda (sekitar 1,5 persen). Meskipun demikian, upah buru tani berbeda menurut jenis kelamin yakni berturut-turut Rp15.000,- untuk laki-laki dan ,- rupiah untuk perempuan Status Perkawinan Pada Tabel 14 disajikan data mengenai profil ART petani peserta PTT menurut status perkawinannya. Tabel 14. Anggota Rumahtangga Petani Peserta PTT Menurut Kelompok Umur dan Status Perkawinan, Desa Ciruas, Tahun 2010 (dalam jumlah dan persen) Kategori Kawin Belum Kawin Janda/duda mati Total Umur (tahun) <15 0 0, ,51 0 0, , , ,81 0 0, , , ,71 0 0, , ,14 9 6,98 0 0, , ,25 0 0,00 0 0, , ,25 0 0, , , ,49 0 0,00 0 0, , ,57 0 0,00 0 0,00 9 3, ,41 0 0, , , ,76 0 0, , , ,38 0 0,00 0 0,00 6 2, ,11 0 0, ,00 8 2,95 Total , , , ,00 Sebagaimana terlihat pada Tabel 14, secara umum proporsi ART petani peserta PTT yang berstatus kawin dan belum kawin tidak berbeda jauh, berturutturut sebesar 50,5 persen dan 47,6 persen. Yang menarik adalah bahwa ART berstatus belum kawin seluruhnya ditemukan pada mereka yang berada pada kategori kelompok umur tahun. Di lain pihak, ternyata tidak seorangpun ART yang berstatus kawin berada pada kelompok umur di bawah 20 tahun. Ini
5 62 berarti, meskipun sebelumnya banyak temuan bahwa ART rumahtangga petani di pedesaan banyak menikah pada usia muda, maka sekarang hal tersebut sudah berubah Tingkat Pendidikan Formal Kondisi masyarakat pedesaan pada umumnya kurang akses terhadap pendidikan. Seperti halnya kondisi masyarakat Desa Ciruas pada umumnya, tingkat pendidikan mayoritas ART rumahtangga petani peserta PTT sebagain besar berpendidikan lulusan Sekolah Dasar. Data ART menurut tingkat pendidikan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Anggota Rumahtangga Petani Menurut Tingkat Pendidikan Formal serta Jenis Kelamin, Desa Ciruas, Tahun 2010 (dalam jumlah dan persen) Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Total Formal Tidak sekolah 1 0,4 1 0,4 2 0,8 Belum sekolah 9 3,3 9 3,3 18 6,6 Bersekolah di SD 10 3,7 20 7, ,1 Bersekolah di SLTP 6 2,2 6 2,2 12 4,4 Bersekolah di SMA 4 1,5 7 2,6 11 4,1 Tidak tamat SD 16 5,9 15 5, ,4 Tamat SD 61 22,5 25 9, ,7 Tamat SLTP , ,4 Tamat SMA 4 1, ,5 Total , , Tabel 15 memperlihatkan bahwa secara umum tingkat pendidikan ART petani peserta PTT mayoritas berpendidikan Tamat SD, diikuti oleh mereka yang berpendidikan SLTP dengan persentase sekitar 10 persen lebih rendah dibanding mereka yang berpendidikan Tamat SD. Gambaran ini memperkuat kecenderungan bahwa Program Wajib Belajar 12 tahun berdampak positif bagi rumahtangga petani. Namun demikian, sehubungan dengan fakta bahwa sebagian besar rumahtangga petani peserta PTT adalah petani penggarap dan buruh serta pedagang kecil; dan bersamaan dengan itu tidak ada fasilitas pendidikan SLTA di Desa Ciruas, maka persentase ART rumahtangga yang berpendidikan SLTA jauh
6 63 lebih rendah dibanding mereka yang berpendidikan SD dan SLTP; berturut-turut lebih sebesar 31,7 persen dan 21,4 persen. Kondisi ini sangat dimungkinkan, mengingat sebagian besar rumahtangga di Desa Ciruas tergolong miskin. Selain rendahnya kemampuan ekonomi, masih ditemukan adanya sebagian warga yang menganggap pendidikan bukan hal yang penting karena menurut mereka pendidikan tinggi belum tentu dapat menjamin masa depan anak-anak mereka. Itu sebabnya masih ada yang lebih memilih untuk mengalokasikan uang yang mereka miliki untuk modal usaha daripada untuk menyekolahkan anaknya. Hal lainnya adalah adanya kecenderungan anak-anak petani yang mengikuti kebiasaan orangtua mereka (yang miskin) untuk langsung bekerja setelah tamat dari Sekolah Dasar Karakteristik Rumahtangga Tingkat Kekayaan Tingkat kekayaan pada rumahtangga miskin dihitung berdasarkan nilai rupiah dari kepemilikan barang-barang berharga. Kepemilikan barang-barang berharga mencakup kepemilikan barang elektronik, kendaraan bermotor, meja kursi tamu, dan ternak. Dari keseluruhan kepemilikan barang berharga tersebut, kekayaan rata-rata rumahtangga petani peserta PTT sebesar Rp ,-. Dari total rumahtangga petani peserta, sebanyak 82,2 persen rumahtangga petani memiliki kekayaan dengan kisaran kurang dari Rp ,-, sementara sebanyak 11,1 persen diantaranya termasuk memiliki kekayaan dengan kisaran Rp ,- sampai dengan Rp ,-. Adapun sisanya, yaitu sebesar 6,7 persen memiliki harta kekayaan di atas Rp ,-. Meskipun sebagian besar tingkat kekayaan mereka tergolong rendah yaitu sebesar 83 persen (Lampiran 4), diketahui bahwa dari 45 rumahtangga petani responden di Desa Ciruas, sekitar 70 persen rumah mereka berstatus milik sendiri, berupa bangunan tunggal, berdinding tembok, berlantai keramik dan beratap dari genting dengan rata-rata luas bangunan 89,49 m 2 dan rata-rata luas kamar per individu 3m x 3m. Namun demikian, masyarakat di desa ini kurang memperhatikan fasilitas sanitasi seperti kamar mandi keperluan MCK. Sebanyak 15 rumahtangga atau 33,33 persen tidak memiliki MCK pribadi, sedangkan
7 64 selebihnya sudah memiliki MCK pribadi. Kondisi ini dimungkinkan karena letak rumah sangat berdekatan sehingga tidak memungkinkan untuk memilikinya karena akan mengganggu kualitas air sumur mereka. Meskipun demikian, yang menarik adalah bahwa hampir semua rumahtangga responden memiliki barangbarang elektronik seperti televisi, radio, kursi tamu dan lemari pajangan, sepeda dan kendaraan bermotor. 5 Dengan demikian, meskipun secara kategori tingkat kekayaan mereka tergolong rendah (Lampiran 4), namun tampaknya gaya hidup masyarakat desa ini hampir menyamai mereka yang kaya. Media elektronik ini dijadikan sebagian media hiburan bagi semua anggota rumahtangga. Dalam hal kepemilikan ternak, hanya sedikit diantara rumahtangga petani PTT yang memiliki kerbau atau sapi, Sebanyak dua rumahtangga memiliki satu hingga dua ekor kerbau, enam rumah tangga memiliki satu hingga lima kambing, dan selebihnya memelihara bebek dan ayam. Sebagian besar dari rumahtangga petani PTT memilih untuk memelihara bebek dan ayam. 6 Hal ini disebabkan karena mayoritas petani dengan tingkat kekayaan rendah tidak mampu membeli ternak besar, serta tidak memiliki lahan pekarangan bagi kandang kerbau atau sapinya karena rumah-rumah mereka juga berdempetan Status Kategori Rumahtangga Kategori rumahtangga miskin dalam studi ini menggunakan indikator yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yakni dengan memperhitungkan ciriciri: tempat tinggal, air minum, kepemilikan aset, aspek pangan, aspek sandang dan kegiatan sosial (Lampiran 3). Adapun keadaan rumahtangga petani peserta PTT menurut kategori kemiskinan BPS disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Status Rumahtangga Petani Miskin Menurut Indikator BPS, Desa Ciruas, Tahun 2010 (dalam jumlah rumahtangga dan persen) Status Kategori Rumahtangga Rumahtangga Miskin 40 88,89 Tidak Miskin 5 11,11 Total ,00 5 Harga taksiran rata-rata barang elektronik: televisi seharga Rp ; radio seharga Rp70.000; kursi tamu: Rp , sepeda: Rp Untuk kendaraan bermotor berkisar antara Rp hingga Rp Harga taksiran hewan ternak rata-rata untuk kambing sekitar Rp /ekor, sementara untuk bebek dan ayam berturutturut seharga Rp /ekor dan Rp /ekor
8 65 Berdasar Tabel 16, mayoritas rumahtangga tergolong rumahtangga miskin menurut kriteria miskin. Penyebab utama adalah belum terpenuhinya ciri-ciri atau kriteria rumahtangga miskin menurut BPS. Rata-rata petani memiliki luas lahan perkapita kurang dari 8 m 2, jenis lantai masih dari tanah dan beberapa meminum air dari sungai/bendungan. Sementara itu, walaupun beberapa rumahtangga memiliki aset berupa ternak, televisi, kendaraan bermotor akan tetapi aspek sandang, papan dan kegiatan sosial tidak mencukupi Luas Lahan Usaha Tani Luas lahan usahatani yang dikuasai rumahtangga petani peserta PTT berkisar antara 0,075-1,5 hektar, dengan rata-rata seluas 0,51 hektar. Untuk ratarata lahan sawah yang dimiliki petani pemilik adalah seluas 0,98 hektar, sementara rata-rata lahan sawah yang digarap oleh petani penggarap seluas 0,35 hektar. Dari hasil penelitian, diperoleh sebagian besar petani responden tergolong lapisan sedang menurut kriteria luas lahan usahatani Sayogyo (1990) yaitu pada kisaran 0,25-0,5 hektar. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Rumahtangga Petani Menurut Penguasaan Lahan Usahatani Sawah, Desa Ciruas, Tahun 2010 (dalam jumlah dan persen) Kategori Luas Lahan Penguasaan Lahan Petani Pemilik Petani Penggarap Total <0,25 2 4,4 6 13,3 8 17,8 0,25-0,5 1 2, , ,1 >0,5 5 11,1 9 20, ,1 Total 8 17, , ,0 Seperti yang diketahui dalam tabel, sebagian besar rumahtangga petani mempunyai rata-rata luas lahan garapan 0,25-0,5 hektar yaitu sebanyak 23 orang atau 51,1 persen yang didominasi oleh petani penggarap. Menjadi menarik adalah petani penggarap sebanyak 20 persen menggarap >0,5 hektar atau rata-rata luas lahan sekitar 0,98 hektar, ini berarti diduga petani memiliki luas garapan yang cukup luas.
BAB VI PROFIL RUMAHTANGGA PESERTA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DI DESA KEMANG
BAB VI PROFIL RUMAHTANGGA PESERTA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DI DESA KEMANG Bab ini mendeskripsikan profil rumahtangga peserta PNPM MP di Desa Kemang yang di survei
Lebih terperinciBAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU
BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut
Lebih terperinciDistribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran
Distribusi Variabel Berdasarkan, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran No 1. Individu Umur Umur dihitung berdasarkan ulang tahun Demografi yang terakhir (berdasarkan konsep demografi). Pencatatan
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENELITIAN
69 VI. ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini membahas hubungan antara realisasi target pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah terhadap ketimpangan gender di pasar tenaga kerja Indonesia. Pertama, dilakukan
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN
BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati
Lebih terperinciRINGKASAN. sistem kekerabatan dan segala aspek yang berkenaan dengan relasi gender dalam. pemilikan dan penguasaan sumberdaya agraria.
RINGKASAN FEBRI SASTIVIANI PUTRI CANTIKA. RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA. Kasus pada Rumahtangga Petani Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan manusia, kreativitas dan keterampilan serta kemampuan orang-orang dalam masyarakat. Pengembangan
Lebih terperinciRELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA
RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA (Kasus pada Rumahtangga Petani Desa Cipeuteuy Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat) Oleh FEBRI SATIVIANI PUTRI CANTIKA
Lebih terperinciKARAKTERISTIK RESPONDEN
18 KARAKTERISTIK RESPONDEN Bab ini menjelaskan mengenai karakteristik lansia yang menjadi responden. Adapun data karakteristik yang dimaksud meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status perkawinan,
Lebih terperinciLOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada
IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani
Lebih terperinciVI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH
59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR. Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika
LAPORAN AKHIR SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELALUI INOVASI DI KABUPATEN ENDE, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Karakter Demografi Petani Kedelai. mencakup jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan.
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Karakter Demografi Petani Kedelai Karakter demografi petani kedelai yang dibahas dalam penelitian ini mencakup jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Berdasarkan
Lebih terperinciNO RESPONDEN : PEWAWANCARA :
KUISIONER KULIAH LAPANGAN SOSIOLOGI PEDESAAN TAHUN 2011/2012 Kata Pengantar NO RESPONDEN : PEWAWANCARA : Kami adalah mahasiswa jurusan sosiologi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10
Lebih terperinciV. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA
63 V. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA Bab berikut membahas struktur pasar tenaga kerja yang ada di Indonesia. Tampak bahwa sebagian besar tenaga kerja Indonesia terserap di sektor jasa. Sektor jasa
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten
BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Sosial Ekonomi Daerah Pinggiran Perkotaan
57 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Sosial Ekonomi Daerah Pinggiran Perkotaan Karakteristik Demografis Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Kelurahan Andir secara administratif berada dalam
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan
Lebih terperinciVII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha
VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN 7. Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha Keberadaan pariwisata memberikan dampak postif bagi pengelola, pengunjung, pedagang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara sedang berkembang adalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
Lebih terperinciREFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI
46 REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI Kesejahteraan Petani Reforma agraria merupakan suatu alat untuk menyejahterakan rakyat. Akan tetapi, tidak serta merta begitu saja kesejahteraan
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis
27 BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis Desa Pasawahan merupakan salah satu dari tiga belas desa yang ada di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Bagian Utara berbatasan dengan Desa Kutajaya, bagian
Lebih terperinciBAB IX KESIMPULAN. bagaimana laki-laki dan perempuan diperlakukan dalam keluarga. Sistem nilai
163 BAB IX KESIMPULAN 9.1. Kesimpulan Status laki-laki dan perempuan dalam keluarga berkaitan dengan bagaimana laki-laki dan perempuan diperlakukan dalam keluarga. Sistem nilai mengenai status anak laki-laki
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
7 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Kesempatan Kerja Penduduk terbagi menjadi penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Penduduk usia kerja terdiri atas angkatan kerja(15-64 tahun) dan bukan angkatan kerja(
Lebih terperinciSeuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksikan akan meningkat cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. Indonesia sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Cilacap Selatan berada dipusat kota Cilacap
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015
No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah
Lebih terperinciVI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN
VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN 6.3. Gambaran Umum Petani Responden Gambaran umum petani sampel diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan para petani yang menerapkan usahatani padi sehat dan usahatani
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH
IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Keadaan Fisik Daerah Desa Karanganyar adalah salah satu wilayah di Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo yang dijadikan obyek dalam penelitian ini. Secara administratif Desa Karanganyar
Lebih terperinciTABEL FREKUENSI DAN HASIL UJI CROSSTABS
LAMPIRAN 89 TABEL FREKUENSI DAN HASIL UJI CROSSTABS Tabel Frekuensi Distribusi Penguasaan Lahan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 24 60.0 60.0 60.0 Sedang 11 27.5 27.5 87.5
Lebih terperinciPROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS
PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.
Lebih terperinciAnalisis Data Kesejahteraan Petani
Analisis Data Kesejahteraan Petani Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian 2014 ii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Analisis Data Kesejahteraan Petani Ukuran Buku : 10,12
Lebih terperinciVII. KEMISKINAN DI TINGKAT RUMAHTANGGA
VII. KEMISKINAN DI TINGKAT RUMAHTANGGA Sensus kemiskinan rumahtangga di wilayah desa merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota setempat atas dasar kebutuhan dan desakan
Lebih terperinciSIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN
55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciTabel 15. Hubungan Luas Lahan dengan Tingkat Pendapatan Tahun 2011
59 BAB VII HUBUNGAN PENGARUH TINGKAT PENGUASAAN LAHAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI 7.1 Hubungan Pengaruh Luas Lahan Terhadap Tingkat Pendapatan Pertanian Penguasaan lahan merupakan
Lebih terperinciVI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN
VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak dan Luas Desa Curug Desa Curug merupakan sebuah desa dengan luas 1.265 Ha yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
Penarikan kesimpulan yang mencakup verifikasi atas kesimpulan terhadap data yang dianalisis agar menjadi lebih rinci. Data kuantitatif diolah dengan proses editing, coding, scoring, entry, dan analisis
Lebih terperinciBAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK. A. Gambaran Status Gizi Baik Balita di Desa Pecuk
BAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK A. Gambaran Status Baik Balita di Desa Pecuk Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi,
Lebih terperinciBAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu
Lebih terperinciPENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI
29 PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI Bab berikut menganalisis pengaruh antara variabel ketimpangan gender dengan tingkat kemiskinan pada rumah tangga
Lebih terperinciCIRI-CIRI RUMAH TANGGA DEFISIT ENERGI DI PEDESAAN JAWA TENGAH
CIRI-CIRI RUMAH TANGGA DEFISIT ENERGI DI PEDESAAN JAWA TENGAH Oleh: Achmad Djauhari dan Supena Friyatno*) Abstrak Kelompok rumah tangga adalah sasaran utama dalam program peningkatan dan perbaikan tingkat
Lebih terperinci2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENABUNG MASYARAKAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabungan merupakan salah satu sarana penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga (Yasid, 2009:90). Tabungan berguna untuk menyiapkan kehidupan yang
Lebih terperinciLampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA HUTAN OLEH MASYARAKAT DESA BUNIWANGI KECAMATAN PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI
LAMPIRAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA HUTAN OLEH MASYARAKAT DESA BUNIWANGI KECAMATAN PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI A. Identitas Responden 1. Nama :... 2. Umur :. 3. Dusun/RT/RW
Lebih terperinciV. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu
V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu Berdasarkan hasil pendataan sosial ekonomi penduduk (PSEP) yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2005 diketahui jumlah keluarga miskin di Desa Sitemu 340 KK. Kriteria
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.
43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Purbolinggo Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Kecamatan Purbolinggo sebelum pemekaran kabupaten,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Peternak Responden pada penelitian ini adalah peternak yang berdiam di Desa Dompu, Moyo Mekar dan Desa Sepakat Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat dengan karakteristik
Lebih terperinciBAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG
27 BAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG 4.1 Kondisi Geografis dan Luas Wilayah Desa Desa Kemang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Desa
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Banjarsari terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah:
Lebih terperinci(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber
I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan
Lebih terperinciBAB IV PROFIL DESA BANJARWARU
BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Selain itu juga Indonesia merupakan negara agraris
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT
41 BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT Responden dalam penelitian ini adalah petani anggota Gapoktan Jaya Tani yang berasal dari tiga kelompok tani
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak
Lebih terperinciBAB IV PROFIL KEMISKINAN MASYARAKAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
BAB IV PROFIL KEMISKINAN MASYARAKAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Pendekatan kemiskinan oleh BPS melalui konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) sehingga dapat dihitung headcount
Lebih terperinciKATALOG BPS : 1101002.3502060 Goa Maria Fatima, Desa Klepu Sooko BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PONOROGO STATISTIK DAERAH KECAMATAN SOOKO 2015 No. Publikasi : 35020.1530 Katalog BPS : 1101002.3502060
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Kertamaya adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan, Provinsi Jawa Barat. Luas Kelurahan Kertamaya ialah 360 ha/m 2. Secara
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
BPS KABUPATEN GROBOGAN BADAN PUSAT STATISTIK No. 78/12/ Th. I, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 209.271 RUMAH TANGGA, TURUN 18,38
Lebih terperinciSensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciSensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015
No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei No. 67/11/82/Th XIV, 05 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS : Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (penduduk usia kerja) mencapai 773,18 ribu orang. Naik
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.
26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian 4.1.1 Kabupaten Subang Kabupaten Subang adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat terletak di antara 107 o 31 107 0 54 Bujur Timur dan
Lebih terperinciSensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh)
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR. Muhammad Iqbal Iwan Setiajie Anugrah Dewa Ketut Sadra Swastika
LAPORAN AKHIR SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELALUI INOVASI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Muhammad Iqbal Iwan Setiajie Anugrah Dewa
Lebih terperinciANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN Adi Setiyanto PENDAHULUAN Tenaga kerja merupakan motor penggerak dalam pembangunan ekonomi. Tenaga kerja sebagai sumber daya
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
BADAN PUSAT STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 01/02/ST13/32/78, 18 FEBRUARI 2014 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 18.405 RUMAH TANGGA, TURUN 48,43
Lebih terperinciTabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki
BAB V KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN RESPONDEN, DAN EKUITAS MEREK 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat pengetahuan,
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam melakukan kegiatan sehingga juga akan mempengaruhi banyaknya
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Responden 1. Umur Umur merupakan suatu ukuran lamanya hidup seseorang dalam satuan tahun. Umur akan berhubungan dengan kemampuan dan aktivitas seseorang dalam melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam
Lebih terperinciBAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa
Lebih terperinciVII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR
VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 7.1. Karakteristik Umum Responden Responden penelitian ini adalah anggota Koperasi Baytul Ikhtiar yang sedang memperoleh
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BLITAR
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BLITAR No. 02/06/3505/Th.I, 13 Juni 2017 PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 RINGKASAN Persentase penduduk miskin (P0) di Kabupaten Blitar pada tahun 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup. Upaya pemenuhan kebutuhan ini, pada dasarnya tak pernah berakhir, karena sifat kebutuhan
Lebih terperinciANALISIS RUMAH TANGGA, LAHAN, DAN USAHA PERTANIAN DI INDONESIA : SENSUS PERTANIAN 2013
Kementerian PPN/ Bappenas ANALISIS RUMAH TANGGA, LAHAN, DAN USAHA PERTANIAN DI INDONESIA : SENSUS PERTANIAN 2013 DIREKTORAT PANGAN DAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA
BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA 6.1 Karakteristik Responden Responden untuk penelitian ini berjumlah 90 responden yang terdiri dari 30 orang yang bergerak di sektor perdagangan, 30 orang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran
Lebih terperinciSENSUS PENDUDUK 1980
SP 80 - s TANPA RANGKAP DAFTAR RUMAH TANGGA REPUBLIK INDONESIA BIRO PUSAT STATISTIK SENSUS PENDUDUK 1980 PENCACAHAN SAMPLE RAHASIA I PENGENALAN TEMPAT KODE 1. Propinsi 1 2. Kabupaten / Kotamadya *) 3 3.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar penduduknya yang bekerja sebagai petani. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciIV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.
IV. METODOLOGI 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukahaji merupakan salah satu
Lebih terperinci