METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dala m penelitian ini adalah penduduk yang menonton iklan mie instant di dua lokasi wilayah Bogor. Lokasi penelitian dipilih secara purposive yaitu di urban dan semi urban. Sampel berjumlah 108 orang yang diambil secara cluster random sampling dengan cluster laki dan perempuan. Wilayah urban yaitu diwakili oleh RW 12 Kelurahan Gunung Batu dengan jumlah penduduk 1095 jiwa terdiri dari 4 RT dengan jumlah KK yaitu 287 KK. Sedangkan wilayah semi urban adalah RT 3 Desa Benteng terdiri dari 5 RT dan berjumlah 1725 jiwa. Oleh karena itu pengambilan sampel agar representative dan mewakili unit penelitian maka diambil jumlah sampel masing-masing RT dengan me ngambil secara random dengan klasifikasi seperti pada Tabel 1: Tabel 1. Kriteria dan Jumlah Pengambilan Sampel Khalayak di Masyarakat Urban dan Semi Urban No Lokasi Penelitian Laki-laki Perempuan 1. Urban (4 RT) a. Tokoh masyarakat, pegawai dan tokoh agama 8 8 b. Masyarakat biasa 8 8 c. Masyarakat yang belum menikah/pelajar/mahasiswa Semi Urban (5 RT) d. Tokoh masyarakat, pegawai dan tokoh agama e. Masyarakat biasa f. Masyarakat yang belum menikah/pelajar/mahasiswa Jumlah Disain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian survey. Variabel bebas yang diukur adalah karakteristik individu responden dan perilaku penggunaan media televisi, sedangkan variabel terikatnya adalah keterdedahan terhadap tayangan iklan, persepsi terhadap tayangan iklan mie instant dan perilaku khalayak terhadap produk mie instant.

2 37 Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dan informasi lain yang diperlukan digunakan tiga macam tekhnik yaitu: (1) pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden tentang segala hal yang berkaitan dengan masalah penelitian, (2) mencatat data yang telah ada pada Dinas/Instansi yang terkait dengan masalah penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer diambil atau diperoleh langsung berdasarkan wawancara yang berpedoman pada kue sioner yang telah dipersiapkan sebelumnya yang langsung dilakukan kepada responden. 2. Data Sekunder Data sekunder Pengumpulan data sekunder yaitu data -data pendukung yang diperoleh dari kantor Pemerintah Daerah Bogor dan dari kantor kelurahan setempat. Instrumentasi Pada metode penelitian atau analisis survey, instrumen penelitian yang digunakan dua jenis yaitu kuisioner dan wawancara. Untuk pengumpulan data digunakan instrumen utama berupa kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang relevan dengan peubah-peubah dan indikator yang diteliti. Instrumen yang digunakan berupa daftar pertanyaan tertutup dan terbuka, yaitu : 1. Data umum responden yang meliputi: usia, jenis kelamin, pengeluaran untuk konsumsi (tingkat konsumsi), tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan jumlah pendapatan. 2. Data perilaku penggunaan televisi meliputi motivasi menonton, ketersediaan waktu untuk menonton, preferensi menonton televisi dan frekuensi menonton TV. 3. Data tayangan iklan produk mie instant di televisi meliputi; frekuensi keterdedahan dan lama keterdedahan tayangan iklan mie instant.

3 38 4. Data mengenai persepsi responden terhadap tayangan iklan mie instant 5. Data perilaku responden yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tindakan. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Agar diperoleh validitas instrumen, daftar pertanyaan disusun dengan cara sebagai berikut : 1. Menyesuaikan isi pertanyaan dengan keadaan responden 2. Menyesuaikan dengan apa yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu untuk memperoleh data yang sama 3. Mempertimbangkan teori dan kenyataan yang telah diungkapkan para ahli dari berbagai pustaka empiris 4. Memperhatikan nasihat-nasihat para ahli dan dosen pembimbing Untuk menentukan reliabilitas instrumen maka terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen pada responden yang memiliki karakteristik relatif sama dengan karakteristik obyek penelitian. Lalu dihitung tingkat reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha dimana pengukuran dilakukan hanya satu kali. Metoda tersebut digunakan untuk kuisioner yang memiliki lebih banyak pilihan jawaban serta bukan merupakan skor 1 dan 0, melainkan dalam bentuk kategori dan uraian (Arikunto, 2003), sehingga melahirkan bentuk kategori dan uraian. Adapun rumus tersebut adalah: r k = σ 2 b ( ) 2 k 1 σ t 11 1 Keterangan : r 11 K 2 S s b s 1 2 = Reliabilitas instrument = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = Jumlah varians butir = Varians total

4 39 Nilai r11 diperoleh dibandingkan dengan nilai koefisien r dari tabel korelasi. Bila r 11 > r tabel maka instrumen dinyatakan relia bel sedangkan bila lebih kecil maka perlu ada perbaikan atau dilakukan uji ulang terhadap pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, reliabilitas instrumen diuji pada awal pelaksanaan penelitian. Untuk instrumen motivasi menonton diperoleh nilai R = hitung sebesar 0,625 lebih besar dari nilai R kritis sebesar 0,377. Untuk instrumen persepsi terhadap iklan diperoleh nilai nilai R hitung sebesar 0,860 lebih besar dari nilai R kritis sebesar 0,377. Untuk instrumen perilaku responden terhadap iklan diperoleh nilai R hitung sebesar 0,702 lebih besar dari nilai R kritis sebesar 0,377. Sesuai dengan kriteria perbandingan untuk menemukan reliabilitas variabel, maka alat ukur yang dipergunakan dalam penelitian ini sudah andal dan layak dipakai. Analisis Data Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif (rataan, simpangan baku untuk data skala rasio), distribusifrekuensi dan analisis hubungan. Dengan bantuan analisis seperti ini dapat dilihat sebaran masing-masing kategori dari keadaan variabel yang diamati. Untuk memudahkan pengolahan data digunakan program SPSS versi 12. Hubungan antar variabel yang menjadi kerangka kerja analisis penelitian ini akan diukur korelasinya dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Diharapkan analisis ini akan dapat memberikan gambaran yang tepat pada hubungan antar variabel. Analisisnya menggunakan rumus sebagai berikut: r s 2 6 b i = 1 2 n( n 1) Keterangan: rs = Koefisien korelasi Rank Spearman N = Banyaknya jenjang di = Selisih jenjang

5 40 Definisi Operasional Definisi operasional adalah penjelasan pengertian tentang beberapa variabel yang diukur yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Untuk memudahkan pengumpulan data, masing-masing variabel dikelompokkan ke dalam kategori-kategori yang sesuai dengan skala pengukuran sebagai berikut : 1. Keefektivan tayangan iklan di televisi adalah tingkat penerimaan responden terhadap produk mie instant yang ditayangkan pada iklan televisi yang diterima oleh responden tersebut, yang diukur dari tiga indikator utama sebagai berikut: a. Pengetahuan tentang produk yaitu tingkat pemahaman responden terhadap produk mie instant yang diiklankan. Pada tahapan ini dikategorikan dengan (1) rendah, (2) sedang dan (3) tinggi b. Sikap terhadap produk adalah tingkat ketertarikan dan sikap yang ditunjukkan responden terhadap produk mie instant yang ditonton. Sub indikatornya adalah sikap positif dan sikap negatif. Pada tahapan ini dikategorikan dengan (1) rendah, (2) sedang dan (3) tinggi c. Tindakan terhadap produk adalah tingkat selanjutnya dari responden yaitu pengambilan keputusan responden untuk mengkonsumsi produk mie instant yang diiklankan. Sub indikatornya adalah frekuensi pembelian dan voluem pembelian. Dikategorikan dengan (1) rendah, (2) sedang dan (3) tinggi 2. Keterdedahan tayangan iklan mie instant di televisi adalah intensitas responden menonton iklan mie instant di televisi yang diukur dalam data rasio dengan dua indikator utama sebagai berikut: a. Frekuensi keterdedahan adalah jumlah intensitas responden menonton iklan setiap hari dalam rentang waktu seminggu yang telah ditentukan sebelumnya. Diukur dengan menggunakan distribusi frekuensi dalam hitungan jumlah waktu/frekuensi. Dikategorikan dengan (1) jarang, (2) kurang sering dan (3) sering. b. Lama keterdedahan adalah lamanya waktu khalayak urban dan semi menonton iklan mie instant dalam satu hari dihitung setiap hari dalam

6 41 rentang waktu seminggu. Diukur dalam jumlah hitungan detik. Dikategorikan dengan (1) tidak lama, (2) kurang lama dan (3) lama. Selanjutnya untuk keperluan penelitian ini maka variabel keterdedahan terhadap tayangan iklan mie instant ini dilakuka n dengan distribusi frekuensi dimana akan mendapatkan jumlah waktu yang digunakan oleh responden ketika terdedah oleh tayangan iklan mie instant dalam jangka waktu seminggu pada bulan februari Frekuensi yang diperoleh akan membantu mengklasifikasikan variabel terpaan terhadap tayangan iklan mie instant tersebut. 3. Persepsi terhadap tayangan iklan adalah tanggapan responden terhadap tayangan iklan mie instant yang ditayangkan di televisi, yang diukur dalam skala ordinal dilihat dari aspek VISUAL (visible/dapat dilihat, interested /menarik, simple/sederhana, utility /kegunaan, accurate/tepat dan legitimate/terpercaya). Dikategorikan dengan (1) rendah, (2) kurang baik dan (3) agak baik (4) baik dengan tiga indikator sebagai berikut: a. Kemudahan dipahami adala h tanggapan responden terhadap iklan dilihat dari pengertian responden terhadap maksud dan tujuan iklan mie instant yang ditonton. Dilihat dari sub indikator ketepatan, bisa dilihat, kesederhanaan, cerita iklan. b. Daya tarik adalah tingkat keindahan dan tingkat persuasivitas iklan yang ditayangkan dan yang dirasakan responden ketika terdedah oleh tayangan iklan mie instant tersebut. Daya tarik dilihat dari aspek musik iklan, model iklan, slogan iklan, penyajian gambar/visual. c. Dorongan membeli adalah efek daya bujuk iklan terhadap responden. Dilihat dari sub indikator antara lain kepercayaan dan kepraktisan. 4. Karakteristik individu adalah variabel identitas individu responden yang diamati dalam penelitian. Untuk menerjemahkan data pada seluruh variabel ini selanjutnya digunakan analisis distribusi frekuens i. Terdiri dari: a. Umur adalah lamanya tahun hidup responden yang dihitung sejak lahir sampai penelitian ini dilakukan. Diukur dalam tahun. b. Jenis kelamin adalah perbedaan status biologis responden. Terdiri dari a) Laki-laki, b) Perempuan

7 42 c. Jumlah anggota keluarga, adalah semua orang yang mendiami satu rumah (tempat tinggal) dengan responden. Diukur dala m jumlah jiwa dan disajikan dalam skala interval. d. Status perkawinan, keadaan responden dalam berumah tangga, dikategorikan : a. Kawin; b. Belum kawin; c. Duda/janda e. Tingkat pendidikan adalah lamanya responden menempuh jenjang sekolah formal tertinggi yang telah diselesaikan oleh responden, terdiri dari lulusan: SD (1), SLTP (2), SLTA (3), So (4), dan S1 (4) dan S2 ( 5). f. Jenis pekerjaan adalah kegiatan ekonomis yang dilakukan oleh responden setiap hari. Untuk data ini dilakukan pengkodean terhadap jenis pekerjaan dan selanjutnya dianalisis dalam tabel distribusi frekuensi. g. Tingkat konsumsi adalah besarnya pengeluaran untuk konsumsi produkproduk pangan per bulan. Untuk data ini dilakukan pengkodean terhadap jenis pekerjaan dan selanjutnya dianalisis dalam tabel distribusi frekuensi. h. Jumlah pendapatan keluarga adalah banyaknya penghasilan yang diperoleh responden dan anggota keluarga dalam satu bulan terakhir, baik yang dihasilkan dari pekerjaan pokok maupun dari pekerjaan sampingan. Dinyatakan dalam rupiah. i. Status sosial adalah hirarki jabatan responden dalam struktur kemasyarakatan baik secara formal maupun non formal. Digunakan dalam 3 kategori yaitu ulama, cendikiawan, pemerintahan/swasta dan masyarakat biasa serta masyarakat biasa yang belum menikah 5. Perilaku penggunaan media TV adalah cara yang terpola dari responden dalam menonton siaran televisi yang diukur dengan me nggunakan indikator sebagai berikut: a. Motivasi menonton adalah dorongan yang berasal dari dalam (intrinsik) maupun dari luar (ektrinsik) diri responden untuk menonton televisi. Motivasi dilihat dari beberapa aspek seperti hiburan, informasi kriminal, berita dalam negeri, berita luar negeri, berita dunia selebritis, mengisi waktu luang, faktor kebiasaan keluarga, perkembangan model, mengetahui perkembangan musik, sambil beristirahat. Semua item pada variabel ini akan dituangkan dalam

8 43 kuisioner dan dilakukan pengskoran kemudian untuk dikategorikan menjadi (1) tinggi, (2) sedang dan (3) rendah. b. Ketersediaan waktu untuk menonton adalah lamanya waktu menonton televisi responden dihitung dalam jumlah jam/hari dalam rentang waktu yang telah ditentukan. Dikategorikan menjadi (1) tinggi, (2) sedang dan (3) rendah. c. Preferensi menonton adalah perilaku responden menonton stasiun televisi setiap hari dalam rentang waktu yang telah ditentukan. Variabel ini dituangkan dalam panduan kuisioner yang meliputi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut; jumlah stasiun televisi, acara televisi yang ditonton, suasana dan tempat menonton. Dianalisis dengan menggunakan pengkodean dan tabulasi distribusi frekuensi. d. Frekuensi menonton TV adalah jumlah seringnya masyarakat menonton televisi dalam satu minggu pada waktu yang telah ditentukan. Dianalisis dengan menggunakan tabulasi distribusi frekuensi. Secara rinci variabel-variabel pene litian ini dan pengukurannya disajikan dalam tabel berikut: Tabel 2. Kerangka Teoritis dalam Penyusunan Definisi Operasional No Variabel Teori Indikator Sub Indikator Kategori/Keterangan 1 Perilaku Pengetahuan Khalayak tentang produk Tingkat penerimaan responden terhadap produk mie instant yang ditayangkan pada televisi yang diterima oleh responden tersebut Sikap terhadap produk Pengetahuan positif Pengetahuan negatif Sikap positif Sikap negatif Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Tindakan terhadap produk Frekuensi pembelian Volume pembelian Rendah Sedang Tinggi 2 Persepsi Tanggapan responden terhadap tayangan iklan mie instant yang ditayangkan di televisi 3 Keterdedah an tayangan iklan mie instant Intensitas responden menonton iklan mie instant di televisi Kemudahan dipahami Daya Tarik Dorongan membeli Frekuensi keterdedahan Rendah Sedang Tinggi Jarang Kurang sering Sering

9 44 No Variabel Teori Indikator Sub Indikator Kategori/Keterangan Lama keterdedahan Kurang lama (1) Agak lama (2) Lama (3) 4 Perilaku penggunaan media televisi Cara yang terpola dari responden dalam menonton siaran televisi Motivasi menonton Ketersediaan waktu untuk menonton Pagi, siang, sore, malam Rendah (1) Sedang (2) Tinggi (3) Rendah(1) Sedang (2) Tinggi (3) Preferensi menonton televisi Frekuensi menonton TV Stasiun televisi Acara televisi Suasana menonton Tempat menonton Sedikit (1) Sedang(2) Banyak (3) Frekuensi Rendah (1) Sedang (2) Tinggi (3) 5 Karakteristi k individu Variabel identitas individu responden yang diamati dalam penelitian Umur Jumlah anggota keluarga Status perkawinan Muda Dewasa Tua Sedikit Sedang Banyak Kawin (1) Tidak kawin (2) Janda/duda (3) Tingkat pendidikan Distribusi frekuensi Tidak Sekolah (1) SD (2) SLTP (3) SLTA (4) PT (5) Jenis pekerjaan Tingkat konsumsi PNS Swasta Pedagang Buruh Petani Pelajar Ibu RT Tidak Bekerja Rendah Sedang Tinggi Jumlah Pendapatan keluarga Rendah Sedang Tinggi Status sosial 1. Masyarakat biasa/belum menikah 2. Keanggotaan masyarakat biasa 3. Tokoh masyarakat

10 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian dilaksanakan pada dua wilayah yang mewakili dua karakteristik masyarakat urban dan semi urban di Bogor. Dua wilayah tersebut adalah Kelurahan Gunung Batu RW 12 dan Desa Benteng RW 3. Karakteristik dan gambaran wilayah dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut : Tabel 3. Gambaran Umum Masyarakat di Urban dan Semi Urban No Profil Lokasi Urban Semi Urban 1 Luas (Ha 2 ) , 5 2 Populasi (jiwa) Laki -laki Perempuan Populasi berdasarkan umur Laki -laki Perempuan Kepala Keluarga (KK) Tingkat pendidikan (Jiwa) Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat akademi (D 1-D3) Tamat PT (S1-S3) Sarana Informasi (Unit) TV milik Pribadi Radio Sumber: Data primer Profil Kelurahan Gunung Batu dan Desa Benteng Kondisi kedua wilayah penelitian sangat berbeda mulai dari karakteristik geografis dan penduduknya. Kelurahan Gunung Batu sebagai salah satu wilayah urban yang berada kurang lebih 4 km dari Kota Bogor dan kurang lebih 124 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat. Posisi kelurahan ini berbatasan sebelah utara dengan Kelurahan Kebun Kelapa, Kelurahan Pasir Jaya sebelah selatan, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pasir Mulya serta sebelah barat dengan Kelurahan Loji. Kelurahan Gunung Batu terletak pada ketinggian 250m dpl

11 46 dengan curah hujan rata-rata mm/tahun dengan keadaan suhu rata -rata C. Kelurahan Gunung Batu merupakan daerah perkotaan yang cukup padat dengan penduduk heterogen. Jumlah penduduk Kelurahan Gunung Batu seluruhnya adalah orang terdiri dari 14 RW. Kelurahan Gunung Batu yang cukup luas dengan jumlah ha digunakan untuk lahan pemukiman ha dengan ketinggian 350 m diatas permukaan laut. Dari komposisi penduduk sebagaimana tampak pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa jumlah angkatan kerja produktif dan anak-anak cukup besar. Penduduk usia produktif dalam hal ini adalah pada usia tahun. Apabila dilihat dari struktur dan komposisi penduduk maka sebagian besar penduduk berpendidikan SD sampai SLTA. Lebih jauh dapat diketahui penduduk tidak tamat SD dengan proporsi terkecil yaitu 1.80 %. Tabel 2 menunjukkan tingkat pendidikan penduduk dilihat dari jumlah angkatan kerja yang ada. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa proporsi jumlah penduduk usia produktif hampir berimbang dengan penduduk berusia tidak produktif. Kondisi ini tentunya berpengaruh terhadap beban tanggungan yang diterima penduduk usia produktif yang bekerja. Artinya jumlah penduduk yang menggantungkan diri kepada penduduk yang bekerja sebenarnya tidak hanya penduduk dengan usia tidak produktif akan tetapi juga penduduk usia produktif yang belum bekerja. Namun karena Kelurahan Gunung Batu yang terletak dekat dengan pusat informasi dan pasar membuat mobilitas dan akses masyarakat lebih mudah terhadap dunia luar. Sehingga kondisi ini menjadi kesempatan unt uk masyarakat mengembangkan dirinya baik dalam pendidikan maupun ekonomi. Jaringan telepon baik untuk telepon pribadi maupun telepon umum menjadi sarana komunikasi yang sangat memadai. Beberapa warnet yang ada memungkinkan masyarakat mengenal lebih jauh dunia maya internet sehingga dapat dipastikan kesempatan untuk memperoleh informasi menjadi cepat dan mudah. Desa Benteng terletak pada Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Posisi Desa Benteng ini terletak kurang lebih 1 km dari Ibukota Kecamatan dan 40 km ke Kabupaten Bogor dan kurang lebih 133 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat.

12 47 Posisi Desa Benteng ini berbatasan sebelah utara dengan Desa Ranca Bungur, Desa Cibanteng sebelah selatan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Ciampea serta sebelah barat dengan Desa Bojong Rangkas. Desa Benteng terletak pada ketinggian 300m dpl dengan curah hujan ratarata mm/tahun dengan keadaan suhu rata-rata 37 0 C. Desa Benteng cukup luas dengan jumlah 248, 5 ha dengan sebagian besar merupakan daerah sangat subur ya itu sebanyak 107 ha. Desa Benteng merupakan desa yang cukup padat penduduknya dan mayoritas penduduknya adalah dari sektor pertanian, buruh dan pedagang. Desa Benteng masih sangat homogen karena sebagian besar penduduknya adalah masyarakat asli dan sehari-hari menggunakan bahasa sunda sebagai bahasa pengantar. Jumlah penduduk Desa Benteng seluruhnya adalah orang terdiri dari 8 RW dan jumlah kepala keluarga KK. Komposisi penduduk Desa Benteng dengan kisaran antara tahun lebih sedikit daripada penduduk Kelurahan Gunung Batu. Apabila dilihat dari struktur dan komposisi penduduk maka sebagian besar penduduk berpendidikan SD sampai SLTA. Lebih jauh dapat diketahui penduduk tidak tamat SD dengan proporsi terkecil yaitu 1.80 %. Tabel 2 menunjukkan tingkat pendidikan penduduk dilihat dari jumlah angkatan kerja yang ada. Struktur dan komposisi penduduk adalah sebagian besar berpendidikan SD dengan proporsi terbesar yaitu 50,41 persen. Lebih jauh dapat diketahui penduduk dengan pendidikan tinggi ya itu dengan proporsi terkecil sebesar 0,24 persen dari keseluruhan. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan masih rendah pada Desa Benteng. Melihat dari tingkat pendidikan yang rendah maka sumber daya manusia yang ada juga rendah karena kurang mampu bersaing ketika masuk dalam dunia kerja, terlebih lagi letaknya yang jauh dari pusat kota dan informasi sehingga sarana informasi yang paling berpotensi diperoleh penduduk adalah hanya dari media televisi dan radio. Penduduk sudah cukup memadai untuk akses informasi terhadap media. Hampir semua kepala keluarga memiliki satu pesawat televisi. Berdasarkan wawancara informal dilapangan dengan masyarakat desa diperoleh informasi

13 48 bahwa penduduk menjadikan pesawat televisi sebagai sarana informasi dan diadopsi baik dalam perilaku konsumsi dan gaya hidup perkotaan, serta menjadikan televisi sebagai sarana acara keluarga. Sebagai masyarakat desa yang masih homogen kehidupan masyarakat cukup dinamis dan kekerabatan yang masih dekat. Televisi digunakan untuk sarana berkumpul dan bersosialisasi dengan saudara dan kerabat. Tidak jauh berbeda penduduk Kelurahan Gunung Batu juga menjadikan televisi sebagai sarana untuk berkumpul dengan keluarga. Karakteristik Individu Khalayak pada Masyarakat Urban dan Semi Urban Jumla h responden penelitian ini adalah seluruhnya 108 responden yang mewakili keluarga yaitu sebanyak 48 di Kelurahan Gunung Batu tepatnya pada RW 12 dan di Desa Benteng adalah pada RW 3 dengan jumlah 5 RT sehingga jumlah responden adalah 60 orang mewakili ruma h tangga masing-masing. Pengambilan sampel didasarkan pada beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Kepemilikan terhadap pesawat TV 2. Pernah menonton iklan mie instant di televisi 3. Mewakili unsur status sosial yaitu tokoh keagamaan, tokoh berpendidikan, status keanggotaan masyarakat biasa, keanggotaan masyarakat yang belum berkeluarga. 4. Mewakili unsur tersebut pada tiap RT pada RW yang bersangkutan dengan jumlah jenis kelamin yang sama. Faktor umur merupakan hal yang penting dalam suatu kegiatan dan tindakan manusia, karena umur berkaitan dengan semangat, kondisi fisik seseorang dan motivasi melakukan suatu pekerjaan. Orang membeli barang dan jasa yang berbeda -beda sepanjang hidupnya (Kotler, 2005). Dalam penelitian ini usia responden dihitung berdasarkan jumlah wakt u dilahirkan sampai saat penelitian dilakukan. Satuan waktu untuk mengukur usia khalayak yang menjadi responden adalah tahun. Khalayak di masyarakat urban berada pada kisaran umur 30 sampai 55 tahun. Khalayak di masyarakat semi urban dengan kisaran umur yang tidak jauh

14 49 berbeda dengan persentase terbesar adalah pada kisaran umur yang sama. Pada kategori usia tersebut adalah termasuk usia produktif dan umumnya banyak membutuhkan informasi. Rata-rata jumlah anggota keluarga khalayak urban dan semi urban sebanyak lima orang. Menurut BPS (2005) yang termasuk kategori keluarga kecil adalah jika dalam satu keluarga berjumlah maksimal empat orang. Namun pada persentase terbanyak pada kategori empat sampai enam orang anggota keluarga sebesar 63,9 persen. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 4. Karakteristik Khalayak di Masyarakat Urban dan Semi Urban No Karakteristik Urban Semi Urban Seluruh Responden Individu 1 Umur Rataan (th) 36,6 34,5 35,4 Sebaran (th) Jum lah ang kel Rataan (jiwa) Sebaran (jiwa) Pendidikan (%) - Tidak Sekolah 0 1,7 0,9 - SD 6,3 21,7 14,8 - SLTP 12,5 20,0 16,6 - SLTA 58,3 40,0 48,1 - PT 22,9 16,7 19,4 4 Pekerjaan (%) - PNS 33,3 13,0 24,1 - Swasta 24,2 15,0 21,3 - Pedagang 6,1 16,7 11,1 - Buruh 6,1 10,0 7,4 - Petani 0,0 1,7 0,9 - Pelajar 12,1 15,0 13,0 - Ibu RT 15,2 20,0 17,6 - Tidak bekerja 13,8 6,7 4,6 5 T konsumsi Rataan (Rp/bln) , , ,00 Sebaran (Rp/bln) , , , , , ,00 6 Pendapatan Rataan (Rp/bln) , ,00 Sebaran(Rp/bln) , , , , ,00 Pada khalayak semi urban ternyata masih ada yang tidak pernah menempuh pendidikan. Latar belakang pendidikan khalayak urban dan semi urban tidak jauh berbeda yaitu SLTA dengan persentase sebesar 48,1 persen. Pada Tabel 3 terlihat sebaran responden pada khalayak di masyarakat urba n berurutan dari

15 50 yang terbanyak adalah PNS, swasta, ibu rumah tangga, tidak bekerja, pelajar, pedagang dan buruh. Sebanyak 1,7 persen khalayak di masyarakat semi urban masih bekerja sebagai petani sawah. Secara umum tingkat konsumsi khalayak di masyarakat urban dan semi urban termasuk rendah walaupun tidak termasuk kategori masyarakat miskin yaitu antara ,00 sampai ,00 dengan persentase sebesar 55,6 persen. Sesuai dengan kriteria masyarakat miskin pada BPS (2005) adalah masyarakat dengan konsumsi dibawah Rp ,00 perbulan dengan jumlah anggota keluarga empat orang. Pada masyarakat semi urban persentase terbesar adalah pada kategori antara Rp ,00 sampai Rp ,00. Dilihat dari jumlah anggota keluarga masyarakat maka tingkat konsumsi yang seperti itu termasuk rendah dan tidak mencukupi memenuhi gizi keluarga. Tingkat konsumsi pada masyarakat urban lebih bervariasi karena sesuai dengan kondisi masyarakatnya yang heterogen sehingga mencakup semua lapisan. Pendapatan keluarga dan tingkat konsumsi keluarga mencerminkan kondisi kesejahteraan keluarga tersebut. Sesuai dengan kebutuhan hidup minimum/khm dari BPS (2005) berasumsi bahwa masyarakat dengan pendapatan di bawah Rp ,00 perbulan sudah termasuk kategori keluarga miskin. Distribusi terbesar di khalayak urban adalah pada pendapatan Rp ,00 - Rp ,00 yang termasuk kategori sedang. Sedangkan pada khalayak semi urban distribusi terbesar adalah pada kategori rendah yaitu berkisar antara Rp ,00 - Rp ,00 Tingkat pendapatan khalayak di masyarakat urban dan semi urban yang bervariasi sejalan dengan variasi pekerjaan masing-masing.

16 51 Perilaku Penggunaan Televisi Khalayak di Masyarakat Urban dan Semi Urban Motivasi masyarakat untuk menonton televisi masih rendah dengan ratarata 46 dalam skor 100 persen. Motivasi menonton televisi terdiri dari motivasi untuk menambah informasi dan pengetahuan dengan rata -rata 54 dalam skor 100 persen. Motivasi khalayak menonton televisi untuk mencari hiburan termasuk rendah dengan rata-rata 40 dalam skor 100 persen, sedangkan motivasi menonton televisi dalam hal mengisi waktu masih kurang tinggi dengan rata -rata 51 dalam skor 100 persen. Motivasi yang berkaitan dengan untuk menjaga kebersamaan dengan keluarga juga masih kurang tinggi dengan nilai rata-rata 43 dalam skor 100 persen. Ketersediaan waktu khalayak di masyarakat urban dan semi urban untuk menonton TV terkait dengan kesibukan masing-masing sesuai dengan jenis pekerjaan. Tabel 4 terlihat sebagian besar (58,3 persen) khalayak urban maupun semi urban menonton TV sampai menit perminggu, rata -rata tiga sampai empat jam perhari. Data selengkapnya terkait dengan hal ini dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 5. Perilaku Penggunaan Televisi oleh Khala yak di Urban dan Semi Urban No Perilaku Penggunaan Urban Semi Urban Seluruh Responden TV Rataan Sebaran Rataan Sebaran Rataan Sebaran Motivasi menonton TV (skor dalam persen) *) 2 Ketersediaan waktu (menit/minggu) 3 Jumlah stasiun TV yang ditonton (macam) 4 Jumlah acara yang ditonton (macam) 5 Jumlah tempat menonton TV (tempat) 6 Suasana menonton (macam ) 7 Frekuensi menonton (Kali/minggu) Keterangan : *) Rataan skor dikonversikan ke persentase Tingkat preferensi menonton khalayak ditunjang oleh banyaknya pilihan acara. Setelah acara TV tidak lagi dimonopoli pemerintah (TVRI), banyak

17 52 bermunculan stasiun televisi swasta diikuti oleh tayangan iklan yang semakin bersaing menawarkan produk-produknya. Banyaknya channel/stasiun televisi yang ditonton tampaknya kesempatan untuk terdedah oleh taya ngan iklan khususnya produk mie instant semakin besar. Adanya kecenderungan pemirsa televisi memindahkan stasiun televisi ketika ada jeda tayangan iklan sehingga banyak tayangan iklan yang terlewatkan termasuk tayangan iklan mie instant. Namun jika pada salah satu acara yang disukai dan tidak menayangkan banyak iklan biasanya penonton membiarkan saja tayangan iklan komersial tersebut. Setiap harinya sekitar empat sampai sembilan jumlah stasiun televisi yang ditonton oleh 77,8 persen masyarakat urban dan semi urban. Berbagai pilihan stasiun televisi yang dapat diakses tersebut adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Indosiar Visual Mandiri, Surya Citra Televisi (SCTV), TPI, Global TV, TV 7, Trans TV, Anteve, TVRI, O-channel, Space Toon, Metro TV, Lativi, Jak TV. Banyaknya pilihan televisi swasta tersebut memberikan peran aktif khalayak untuk memilih acara yang disenangi dan dibutuhkannya. Masyarakat urban memiliki lebih dari tiga acara televisi ya ng disukai dengan persentase 56,3 persen. Sedangkan masyarakat semi urban sebagian besar hanya menyukai dua sampai tiga jenis acara televisi (76,7 persen). Dari hasil pengamatan di lapangan, masyarakat semi urban cenderung memilih acara televisi dengan versi yang sama seperti menyukai film bertema agama. Pada masyarakat urban, khalayak tampaknya lebih dituntut untuk kosmopolit sehingga mengimbanginya dengan banyak mencari informasi dan menonton banyak kategori acara televisi. Masyarakat tidak fanatik pada satu stasiun televisi, tetapi hanya menyukai beberapa acara tertentu saja. Ada tiga kategori acara yang disukai khalayak di masyarakat urban, sedangkan ada dua kategori acara yang disukai khalayak di semi urban. Masyarakat cenderung menonton pada tempat dan suasana menonton yang sama setiap harinya. Lazimnya dalam sebuah keluarga ada satu pesawat televisi diruang keluarga. Standar ekonomi dan kesejahteraan yang tidak terlalu jauh berbeda antara masyarakat urban dan semi urban, tampak dari pesawat televisi digunakan sebagai sarana informasi untuk seluruh keluarga. Berdasarkan

18 53 pengamatan di lapangan masyarakat lebih menyukai menonton televisi di ruang keluarga dan bersama anggota keluarga yang lain. Sebagian masyarakat (38,9 persen) menonton televisi sembilan sampai 17 kali setiap minggu atau tiga kali setiap hari. Frekuensi menonton televisi ini terkait dengan kesibukan khalayak seperti dalam hal pekerjaan dimana khalayak umumnya memiliki rutinitas tertentu setiap harinya termasuk untuk menonton televisi. Khalayak urban dan semi urban umumnya bekerja pada pagi hari dan pulang pada sore atau malam hari atau bagi yang bekerja paruh waktu lebih sering menonton televisi. Sedangkan bagi khalayak yang tidak bekerja cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton televisi. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa khalayak yang tidak bekerja lebih sering di rumah dan mencari hiburan dengan menonton televisi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 54 HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Keterdedahan Khalayak di Urban dan Semi Urban terhadap Tayangan Iklan Mie Instant di Televisi Iklan sebagai media promosi produk-produk yang ditawarkan produsen melalui

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin  - Tempat tinggal  - HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Karakteristik siswa adalah ciri-ciri yang melekat pada diri siswa, yang terdiri dari jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, pendidikan

Lebih terperinci

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai metode penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yang menggambarkan dan menjelaskan strategi komunikasi pedagang kaki

Lebih terperinci

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR 62 BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR 6.1 Agenda Pendengar Agenda pendengar adalah tingkat perbedaan penonjolan suatu berita menurut opini pendengar dan pengetahuan mereka.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian METODE Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menyebar kuisioner terhadap RTS-PM. Jenis data yang diperlukan dari. a. Data tentang ketepatan sasaran penerima beras RASKIN.

III. METODE PENELITIAN. menyebar kuisioner terhadap RTS-PM. Jenis data yang diperlukan dari. a. Data tentang ketepatan sasaran penerima beras RASKIN. III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data diperoleh dari penelitian lapangan melalui wawancara langsung terhadap petugas Kelurahan Sukabumi Indah mengenai Pendistribusian RASKIN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 32 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi suami istri. Variabel yang diteliti pada penelitian interaksi

Lebih terperinci

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Opini Khalayak Langsung Acara Musik Derings Opini responden sebagai khalayak langsung acara musik

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di gedung stasiun televisi Trans TV. Pemilihan lokasi adalah secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa acara musik

Lebih terperinci

Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05)

Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05) 59 BAB VIII FAKTOR-FAKTOR YA G BERHUBU GA DE GA PERSEPSI KHALAYAK TE TA G PROGRAM ACARA REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI 8.1. Hubungan Faktor Intrinsik Khalayak dengan Persepsi Khalayak tentang Program Acara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian BAB III PENYAJIAN DATA A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah responden yang memberikan jawaban melalui angket. Adapun yang menjadi responden

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Gandus terletak di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan Gandus merupakan salah satu kawasan agropolitan di mana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terpaan pesan pencegahan bahaya demam berdarah dan sikap ibu-ibu rumah tangga dilakukan di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan dan juga melakukan pembahasan berdasarkan atas data yang di peroleh dari 97

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 39 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di wilayah pertanian hortikulutra di Desa Cipendawa dan Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur dengan pertimbangan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Televisi merupakan satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Priyowidodo (2008) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan.

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan. 23 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktorial 2x2 dengan pre test dan post test. Disain penelitian ini melibatkan dua

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 62 BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Berdasarkan hasil full enumeration survey, diketahui sebanyak 113 (49,6 persen)

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI 29 DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI Deskripsi Karakteristik Individu Petani Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa umur petani anggota

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 35 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Sumber data primer pada penelitian ini adalah masyarakat penerima bantuan langsung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian.

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian. METODE PENELITIAN Disain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey bersifat explanatory, yaitu penelitian yang ditujukan untuk memperoleh kejelasan tentang sesuatu yang terjadi di masyarakat,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah menengah atas yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan: 23 KERANGKA PEMIKIRAN Menurut Suhardjo (1989), latar belakang sosial budaya mempengaruhi pemilihan jenis pangan melalui dua cara yaitu informasi mengenai gizi dan preferensi berdasarkan konteks dua karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui televisi akan selalu menjadi salah satu yang mudah diterima khalayak. Ini

BAB I PENDAHULUAN. melalui televisi akan selalu menjadi salah satu yang mudah diterima khalayak. Ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari berbagai macam media massa yang ada saat ini, televisi merupakan salah satu yang menyita perhatian banyak audiens. Dengan begitu informasi yang disiarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada era informasi ini seakan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Media massa memberikan arti yang sangat penting bagi masyarakat. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran media massa sangat membantu masyarakat dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran media massa sangat membantu masyarakat dalam memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran media massa sangat membantu masyarakat dalam memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan, sehingga media massa memiliki peran penting bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 25 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran ada dimana-mana. Formal atau informal, orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah kegiatan yang dapat disebut pemasaran. Pemasaran yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV 5.1 Profil Khalayak Langsung Acara Musik Derings Khalayak langsung acara musik Derings adalah khalayak yang berada dilokasi penayangan acara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan 18 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi antara ibu dengan anak. Desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai 32 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan psikologis

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilaksanakan di Desa Karang Song, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yaitu tempat yang ditetapkan pemerintah sebagai lahan pemukiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016. 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode tradisional yang data penelitiannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu Desa Parbuluan I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keterdedahan Berita Kriminal di Televisi Keterdedahan berita kriminal di televisi merupakan beragam penerimaan khalayak remaja terhadap siaran berita kriminal di televisi, meliputi

Lebih terperinci

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Motivasi Khalayak Langsung Acara Musik Derings Motivasi merupakan suatu alasan atau dorongan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebagai penelitian deskriptif korelasional dengan melakukan analisis terhadap semua peubah dan hubungan antar peubah. Penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON Motivasi menonton menurut McQuail ada empat jenis, yaitu motivasi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 14 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu penelitian yang titik beratnya diletakkan pada penelitian relasional: yakni mempelajari hubungan variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009 BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2 Sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 adalah kecenderungan seorang pemilih

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor 12 KERANGKA PEMIKIRAN Preferensi terhadap makanan didefinisikan sebagai derajat kesukaan atau ketidaksukaan terhadap makanan dan preferensi akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan (Suhardjo 1989). Preferensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 2 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study, yaitu suatu penelitian dengan teknik pengambilan data melalui survei lapang dalam satu titik

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN 55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Tinggi : memiliki kartu ASKES, berobat di puskesmas atau mempuyai dokter pribadi. 2. Rendah : tidak memiliki ASKES, berobat di dukun. 14. Tingkat Kepemilikan aset adalah jumlah barang berharga yang

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kluting Jaya Kecamatan Weda Selatan, yang merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam remote area lingkaran

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah merupakan wilayah, pengembangan kakao yang cukup potensial. Komoditi ini merupakan sumber mata pencaharian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai suatu penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian survai adalah penelitian

Lebih terperinci

PROSEDUR PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Desain Penelitian

PROSEDUR PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Desain Penelitian PROSEDUR PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini adalah berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dibidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 165 LAMPIRAN 166 BIODATA Nama Jenis Kelamin : Esther I. Napitupulu : Perempuan Tempat/tanggal lahir : Medan, 27 Februari 1989 Agama Alamat E-mail : Kristen Protestan : Jl. Nyiur Raya 1 no. 1 Simalingkar,

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143 ABSTRAKSI Judul Tugas Akhir Nama NIM : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C00543 Televisi lokal memiliki kekuatan pada kedekatannya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban baru yang mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta meningkatkan mobilitas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi data hasil pengamatan. data yang diperoleh melalui kuesioner.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi data hasil pengamatan. data yang diperoleh melalui kuesioner. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi data hasil pengamatan Berikut adalah deskripsi data hasil pengamatan yang sudah diolah dari data yang diperoleh melalui kuesioner. Pada Tabel 4.1 menunjukkan komposisi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Semakin berkembangnya media massa, masyarakat dapat semakin mudah untuk menjangkau informasi dan memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER TELEPON SELULER DI MEDIA TELEVISI

ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER TELEPON SELULER DI MEDIA TELEVISI ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER TELEPON SELULER DI MEDIA TELEVISI Maya Evayani Gurning 1308 030 013 Dosen Pembimbing : Dra. Destri Susilaningrum, M.Si LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Empang 1 Bogor. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Program Kejar Paket B memiliki sasaran untuk memberikan pendidikan bagi siswa lulus SD dan sederajat yang tidak melanjutkan ke SLTP, serta siswa putus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika KERANGKA PEMIKIRAN Pangan rekayasa genetika merupakan produk hasil pencangkokan dari satu gen ke gen yang lain. Pangan rekayasa genetika juga merupakan suatu produk yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi

Lebih terperinci