HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION"

Transkripsi

1 69 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION Aksesibilitas terhadap media komunikasi cyber extension adalah peluang memanfaatkan media komunikasi cyber extension yang meliputi beberapa aspek yaitu: persepsi, ketersediaan teknologi informasi, ketersediaan infrastruktur jaringan komunikasi, dan keterjangkauan fasilitas training. Data diperoleh dari petani pengguna dan non pengguna cyber extension. Data yang akan diolah adalah hubungan antara karakteristik individu dengan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif, tingkat kerumitan, dan tingkat keterjangkauan fasilitas training. Hal ini disebabkan oleh petani non pengguna cyber extension tidak menggunakan media komunikasi cyber extension dalam mencari informasi mengenai teknologi pertanian, sehingga tidak dapat dihubungkan dengan efektivitas media komunikasi cyber extension. Karakteristik individu yang diidentifikasi, yaitu: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, dan tingkat pendapatan, sedangkan aksesibilitas terhadap media komunikasi cyber extension yang diidentifikasi, yaitu: persepsi tentang tingkat keuntungan relatif media komunikasi cyber extension, persepsi tentang tingkat kerumitan media komunikasi cyber extension, dan tingkat keterjangkauan fasilitas training. Untuk variabel aksesibilitas terhadap media komunikasi lainnya tidak dihubungkan dengan karakteristik individu. Hal ini dikarenakan data/kuesioner pengguna dan non pengguna tidak sama. Uji tabulasi silang dan Rank Spearman untuk melihat apakah terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan aksesibilitas media komunikasi cyber extension. Namun, hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif, tingkat kerumitan, dan tingkat keterjangkauan fasilitas training dilakukan dengan tabulasi silang dan uji Chi- Square. Hubungan Usia dengan Persepsi tentang Media Komunikasi Cyber Extension Hubungan Usia dengan Persepsi tentang Tingkat Keuntungan Relatif Media Komunikasi Cyber Extension Tabel 49 menyajikan data persentase hubungan usia dengan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif media komunikasi cyber extension. Terdapat 50.0 persen petani usia muda menilai tingkat keuntungan relatif rendah dan tinggi seimbang. Sebagian besar petani usia tua (55.0%) menilai tingkat keuntungan relatif tinggi.

2 70 Tabel 49 Persentase petani berdasarkan usia dan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif Tingkat keuntungan relatif Usia Muda Tua Rendah Tinggi Catatan : rs = 0.05 nilai p = Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa baik petani usia muda dan tua menilai tingkat keuntungan relatif tinggi. Hal ini dikarenakan baik petani usia muda dan tua sama-sama menilai manfaat menggunakan media komunikasi cyber extension yang lebih besar dibandingkan media komunikasi interpersonal dan media massa. Manfaat media komunikasi cyber extension antara lain: ketersediaan informasi tanpa batas, sehingga mempermudah petani dalam mencari informasi, dan biaya untuk mengakses internet terjangkau. Berikut pernyataan salah satu petani pengguna media komunikasi cyber extension pada usia tua yang menilai tingkat keuntungan relatif tinggi: Internet sangat bermanfaat untuk saya, selain untuk mencari informasi dengan internet, saya juga dapat berinteraksi dengan petani lainnya untuk bertukar informasi. Media massa tidak memberikan informasi yang lengkap mengenai tanaman hias, dengan internet saya dapat mencari infomasi mengenai bagaimana cara budidaya anggrek, medianya apa, bridging, dan mencari literatur mengenai jenis-jenis anggrek terbaru (Bpk KSM, 67 tahun) Berikut pernyataan salah satu petani non pengguna media komunikasi cyber extension pada usia tua yang menilai tingkat keuntungan relatif rendah: Kalau saya ya neng, bukan saya yang mencari informasi tetapi pemain-pemain baru malah yang bertanya kepada saya, karena saya sudah lama terjun di tanaman hias, jadi sudah banyak pengalaman. Biasanya kalau saya tidak tau informasi mengenai nama ilmiah tanaman hias saya langsung tanya lewat teman-teman, kalau bisa ketemu, saya ketemu, kalau tidak lewat hp neng. Jadi lebih mudah ketemu langsung dan telpon temen neng, dari pada lewat internet, apalagi saya tidak bisa menggunakan, maklum cuma lulus SMP (Bpk SLH, 62 tahun) Hasil tabulasi silang sejalan dengan hasil uji statistik menggunakan Rank Spearman yang menunjukkan bahwa p-value = > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan persepsi tentang tingkat

3 keuntungan relatif pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan Hubungan Usia dengan Persepsi tentang Tingkat Kerumitan Media Komunikasi Cyber Extension Tabel 50 menyajikan data persentase hubungan usia dengan persepsi tentang tingkat kerumitan media komunikasi cyber extension. Terdapat 50.0 persen petani usia muda menilai tingkat kerumitan rendah dan tinggi seimbang. Terdapat 70.0 persen petani usia tua menilai tingkat kerumitan tinggi. Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa baik petani usia muda dan tua menilai tingkat kerumitan tinggi. Artinya media komunikasi cyber extension semakin tidak rumit diakses. Dengan demikian, dapat terlihat bahwa pada usia tua tidak menyebabkan petani menilai tingkat kerumitan rendah. Tabel 50 Persentase petani berdasarkan usia dan persepsi tentang tingkat kerumitan Tingkat kerumitan Usia Muda Tua Rendah Tinggi Catatan : rs = nilai p = Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan persepsi tentang tingkat kerumitan. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa untuk mengakses media komunikasi cyber extension cukup memiliki fasilitas telepon genggam yang memiliki aplikasi internet, dan komputer berinternet. Hal ini diperkuat oleh pernyataan salah satu petani pada usia tua yang menilai tingkat kerumitan tinggi: Mencari informasi mengenai tanaman hias melalui internet sangat mudah mbak, tinggal cari di google aja mbak, selain itu untuk mencari informasi lewat internet selain melalui laptop juga bisa melalui telepon genggam, jadi kapan dan dimana saja saya bisa mengakses informasi melalui internet mbak (Ibu EKA, 50 tahun) Hasil uji korelasi Rank Spearman membuktikan bahwa p-value = > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan persepsi tentang tingkat kerumitan pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan

4 72 Hubungan Usia dengan Tingkat Keterjangkauan Fasilitas Training Tabel 51 menyajikan data persentase hubungan usia dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training. Sebagian besar petani usia muda (56.2%) dengan tingkat keterjangkaun fasilitas training rendah, sedangkan sebagian besar petani usia tua (60.0%) dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training tinggi. Dengan demikian, dapat terlihat bahwa semakin tua usia, maka semakin tinggi tingkat keterjangkauan fasilitas training. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi bahwa beberapa petani pada usia muda sudah dapat menggunakan komputer untuk pengolahan data dan akses informasi, pemanfaatan telepon genggam untuk akses informasi, pemanfaatan dan pengelolaan informasi melalui internet, sehingga sebagian besar petani usia muda tidak perlu lagi mengikuti training yang mendukung penggunaan media komunikasi cyber extension. Tabel 51 Persentase petani berdasarkan usia dan tingkat keterjangkauan fasilitas training Tingkat keterjangkauan fasilitas training Usia Muda Tua Rendah Tinggi Catatan : rs = nilai p = Hasil uji korelasi Rank Spearman membuktikan bahwa p (0.346) > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training, pada selang kepercayaan Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi tentang Media Komunikasi Cyber Extension Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi tentang Tingkat Keuntungan Relatif Media Komunikasi Cyber Extension Tabel 52 menyajikan data persentase petani secara keseluruhan berdasarkan jenis kelamin dan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif. Sebagian besar petani laki-laki (53.8%) menilai tingkat keuntungan relatif tinggi. Terdapat 50.0 persen petani laki-laki dan perempuan menilai tingkat keuntungan relatif rendah dan tinggi. Hasil dari tabulasi silang tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar petani baik petani laki-laki dan responden perempuan menilai tingkat keuntungan relatif tinggi pada media komunikasi cyber extension. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif. Hal ini disebabkan karena baik petani laki-laki dan petani perempuan memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk mencari informasi, memiliki kepentingan dan kebutuhan yang sama terkait dengan usaha tanaman hias.

5 73 Tabel 52 Persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif Tingkat keuntungan relatif Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Rendah Tinggi Hasil tabulasi silang sejalan dengan hasil uji statistik menggunakan Chi- Square yang menunjukkan bahwa p-value = > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan Petani laki-laki dan perempuan menilai tingkat keuntungan relatif tinggi, karena media komunikasi cyber extension dalam menyebarkan informasi mengenai teknologi pertanian (tanaman hias) lebih baik dibandingkan media komunikasi interpersonal dan media massa. Berikut pernyataan petani laki-laki dan perempuan yang menilai tingkat keuntungan relatif tinggi: Lebih mudah mencari informasi melalui internet mbak dibandingkan media massa. Kalau internet kapanpun kita butuh informasi mengenai tanaman hias, langsung kita cari saja mbak melalui internet, jadi informasi di internet itu tersedia setiap saat. Kalau radio informasi yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan kita (Ibu HSI, 46 tahun) Mencari infomasi mengenai tanaman hias melalui komunikasi interpersonal terkendala waktu mbak, karena harus mengatur jadwal untuk bertemu. Kalau menghubungi melalui telepon, terkadang informasi yang disampaikan tidak tertangkap semuanya, apalagi kalau kartunya beda mbak, pulsanya mahal mbak (Bpk UJG, 42 tahun) Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi tentang Tingkat Kerumitan Media Komunikasi Cyber Extension Tabel 53 menyajikan data persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan persepsi tentang tingkat kerumitan. Sebagian besar petani laki-laki (57.7%) menilai tingkat kerumitan tinggi. Sebagian besar petani perempuan (70.0%) menilai tingkat kerumitan tinggi. Hasil dari tabulasi silang tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar petani baik petani laki-laki dan perempuan memberikan penilaian tingkat kerumitan tinggi pada media komunikasi cyber extension. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan persepsi tentang tingkat kerumitan. Dari hasil penelitian sebagian besar petani non pengguna baik laki-laki dan perempuan menilai tingkat kerumitan rendah, artinya media komunikasi semakin rumit di akses dibandingkan media komunikasi interpersonal dan media massa, hal ini dikarenakan petani tidak mau belajar bagaimana mengakses informasi melalui media komunikasi cyber

6 74 extension, dan menilai lebih mudah menggunakan media komunikasi interpersonal. Tabel 53 Persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan persepsi tentang tingkat kerumitan Tingkat Kerumitan Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Rendah Tinggi Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square yang menunjukkan bahwa p- value = > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan persepsi tentang tingkat kerumitan pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat Keterjangkauan Fasilitas Training Tabel 54 menyajikan data persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan tingkat keterjangkauan fasilitas training. Sebagian besar petani laki-laki (53.8%) dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training rendah, sedangkan sebagian besar petani perempuan (70.0%) dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training tinggi. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa sebagian besar petani laki-laki dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training rendah. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan, petani laki-laki sering keluar untuk mencari jenis-jenis tanaman hias, mengikuti pameran, sehingga waktu untuk mengikuti pelatihan semakin berkurang, sedangkan petani perempuan lebih banyak bertugas menjaga dan mengurus tanaman hias, sehingga waktu yang tersedia untuk pelatihan lebih banyak. Tabel 54 Persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan tingkat keterjangkauan fasilitas training Tingkat keterjangkauan fasilitas training Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Rendah Tinggi Hasil tabulasi silang sejalan dengan hasil uji statistik menggunakan Chi- Square yang menunjukkan bahwa p-value = > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan persepsi tentang tingkat keterjangkauan fasilitas training, pada selang kepercayaan 0.05.

7 75 Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Persepsi tentang Media Komunikasi Cyber Extension Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Persepsi tentang Tingkat Keuntungan Relatif Media Komunikasi Cyber Extension Tabel 55 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif. Sebagian besar petani dengan tingkat pendidikan formal tinggi (76.9%) menilai tingkat keuntungan relatif tinggi, sedangkan sebagian besar petani dengan tingkat pendidikan formal rendah (60.9%) menilai tingkat keuntungan relatif rendah pada media komunikasi cyber extension. Tabel 55 Persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif Tingkat keuntungan relatif Tingkat pendidikan formal Tinggi Rendah Rendah Tinggi Catatan : rs = nilai ρ = Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan formal, maka akan semakin tinggi penilaian tingkat keuntungan relatif media komunikasi cyber extension. Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan formal, maka akan semakin aktif dalam mencari informasi mengenai manfaat menggunakan media komunikasi cyber extension dibandingkan media komunikasi interpersonal dan media massa. Petani dengan tingkat pendidikan formal yang menilai tingkat keuntungan relatif tinggi tidak menggunakan media komunikasi cyber extension dalam mencari informasi mengenai teknologi pertanian (tanaman hias), hal ini dikarenakan bukan karena petani tidak mengetahui manfaat menggunakan media komunikasi cyber extension, dan bukan karena tidak mengerti menggunakan media komunikas cyber extension, akan tetapi terdapat faktor lain yang mempengaruhi. Hal ini diperkuat oleh pernyataan salah satu petani berikut ini: Saya di rumah punya komputer berinternet mbak, tapi saya tidak pernah menggunakannya untuk mencari informasi mengenai tanaman hias di internet. Saya malas mbak, padahal saya tahu mbak bahwa internet memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan menggunakan media komunikasi interpersonal dan media massa, dan saya mengerti bagaimana menggunakan internet (Ibu TNI, 48 tahun) Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa p-value = < 0.05, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan formal dan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan 0.05.

8 76 Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Persepsi tentang Tingkat Kerumitan Media Komunikasi Cyber Extension Tabel 56 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dan persepsi tentang tingkat kerumitan. Sebagian besar petani dengan tingkat pendidikan formal tinggi (69.2%) menilai tingkat kerumitan tinggi. Sebagian besar petani dengan tingkat pendidikan formal rendah (56.5%) menilai tingkat kerumitan tinggi pada media komunikasi cyber extension. Tabel 56 Persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dan persepsi tentang tingkat kerumitan Tingkat kerumitan Tingkat pendidikan formal Tinggi Rendah Rendah Tinggi Catatan : rs = p = Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa baik petani dengan tingkat pendidikan formal rendah dan tinggi menilai tingkat kerumitan tinggi pada media komunikasi cyber extension. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan formal tidak berhubungan dengan persepsi tentang tingkat kerumitan. Petani non pengguna cyber extension dengan tingkat pendidikan formal rendah menilai tingkat kerumitan tinggi berdasarkan informasi yang didapatkan dari teman yang sudah menggunakan media komunikasi cyber extension. Hasil uji korelasi Rank Spearman yang menunjukkan p-value = > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara tingkat pendidikan formal dengan persepsi tentang tingkat kerumitan dari media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Tingkat Keterjangkauan Fasilitas Training Tabel 57 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dan tingkat keterjangkauan fasilitas training. Sebagian besar petani dengan tingkat pendidikan formal tinggi (53.9%) memiliki tingkat keterjangkauan fasilitas training tinggi. Sebagian besar petani dengan tingkat pendidikan formal rendah (52.2%) memiliki tingkat keterjangkauan fasilitas training tinggi.

9 77 Tabel 57 Persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dan tingkat keterjangkauan fasilitas training Tingkat keterjangkauan fasilitas training Tingkat pendidikan formal Tinggi Rendah Rendah Tinggi Catatan : rs = 0.16 p = Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa baik petani dengan tingkat pendidikan formal rendah dan tinggi memiliki tingkat keterjangkauan fasilitas training yang hampir sama. Hal ini karena setiap training yang diadakan oleh suatu lembaga, seperti: Dinas Pertanian Kota Bogor dan Penyuluhan dihadiri oleh petani dari tingkatan pendidikan formal, mulai dari tingkat pendidikan formal rendah sampai dengan tingkat pendidikan formal tinggi. Hasil uji korelasi Rank Spearman membuktikan bahwa p-value (0.926) > 0.05, maka disimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training, pada selang kepercayaan Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Persepsi tentang Media Komunikasi Cyber Extension Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Persepsi tentang Tingkat Keuntungan Relatif dari Media Komunikasi Cyber Extension Tabel 58 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif. Sebagian besar petani dengan tingkat pendapatan tinggi (69.2%) menilai tingkat keuntungan relatif tinggi pada media komunikasi cyber extension, sedangkan sebagian besar petani dengan tingkat pendapatan rendah (56.5%) menilai tingkat keuntungan relatif tinggi pada media komunikasi cyber extension. Tabel 58 Persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dan tingkat keuntungan relatif dari media komunikasi cyber extension Tingkat keuntungan relatif Tingkat pendapatan Tinggi Rendah Rendah Tinggi Catatan : rs = p = Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi persepsi tentang tingkat keuntungan relatif pada media komunikasi cyber extension. Petani dengan tingkat pendapatan rendah menilai media komunikasi cyber extension memberikan keuntungan relatif tinggi dikarenakan menurut beberapa petani biaya yang harus dikeluarkan untuk

10 78 mengakses informasi mengenai teknologi pertanian (tanaman hias) masih terjangkau dan lebih murah dibandingkan menggunakan media cetak dan telepon genggam. Hasil tabulasi silang ini tidak sejalan dengan hasil uji Rank Spearman. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa p-value = > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Persepsi tentang Tingkat Kerumitan dari Media Komunikasi Cyber Extension Tabel 59 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dan persepsi tentang tingkat kerumitan. Terdapat 76.9 persen petani dengan tingkat pendapatan tinggi menilai tingkat kerumitan tinggi. Terdapat 52.1 persen petani dengan tingkat pendapatan rendah menilai tingkat kerumitan tinggi pada media komunikasi cyber extension. Tabel 59 Persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dan tingkat kerumitan dari media komunikasi cyber extension Tingkat kerumitan Tingkat pendapatan Tinggi Rendah Rendah Tinggi Catatan : rs = p = Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa baik petani dengan tingkat pendapatan tinggi dan rendah menilai tingkat kerumitan tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan tidak berhubungan dengan persepsi tentang tingkat kerumitan. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa petani dengan tingkat pendapatan tinggi menilai tingkat kerumitan lebih tinggi dibandingkan petani dengan tingkat pendapatan rendah. Berdasarkan hasil observasi di lapangan petani dengan tingkat pendapatan tinggi memiliki teknologi informasi yang lebih modern dibandingkan dengan tingkat pendapatan rendah, sehingga petani dengan tingkat pendapatan tinggi menilai mengakses informasi mengenai teknologi informasi semakin tidak rumit diakses. Hasil tabulasi silang sejalan dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa p-value = > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat kerumitan pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Tingkat Keterjangkauan Fasilitas Training Tabel 60 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training. Sebagian besar petani dengan tingkat pendapatan tinggi (61.5%) memiliki tingkat keterjangkauan fasilitas

11 training tinggi. Sebagian besar petani dengan tingkat pendapatan rendah (52.1%) memiliki tingkat keterjangkauan fasilitas training rendah. Tabel 60 Persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dan tingkat keterjangkauan fasilitas training Tingkat keterjangkauan fasilitas training Tingkat pendapatan Tinggi Rendah Rendah Tinggi Catatan : rs = p = Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi tingkat keterjangkauan fasilitas training. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan, petani dengan tingkat pendapatan tinggi aktif dalam mencari dan mengikuti training yang diadakan oleh berbagai pihak untuk memajukan usaha tanaman hiasnya. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa p-value = > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan formal dan tingkat keuntungan relatif pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan Petani non pengguna cyber extension tidak menggunakan media komunikasi cyber extension dalam mencari informasi mengenai teknologi pertanian disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: ketidakmampuan menggunakan media komunikasi cyber extension, ketidaktersediaan teknologi informasi untuk menggunakan media komunikasi cyber extension, dan keterbatasan biaya dalam menggunakan media komunikasi cyber extension. Petani pengguna cyber extension kurang optimal dalam memanfaatkan media komunikasi cyber extension. Sebagian besar petani mencari informasi mengenai jenis-jenis tanaman hias terbaru, sedangkan untuk informasi mengenai teknik budi daya tanaman hias lebih sedikit. Sebagian besar petani tidak membangun networking melalui media komunikasi cyber extension, hal ini disebabkan petani menilai lebih efektif dan efisien membangun networking melalui media komunikasi interpersonal dan media massa dibandingkan dengan membangun networking melalui media komunikasi cyber extension, dan petani tidak mengerti bagaimana membangun networking melalui media komunikasi cyber extension. 79

AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION Aksesibilitas terhadap media komunikasi cyber extension adalah peluang memanfaatkan media komunikasi cyber extension yang meliputi beberapa aspek,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION DALAM DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION DALAM DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN 45 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION DALAM DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN Efektivitas media komunikasi cyber extension dalam diseminasi informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Karakteristik setiap anggota koperasi berbeda satu sama lain. Karakteristik ini dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan,

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SEKUNDER DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SEKUNDER DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SEKUNDER DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER 7.1 Hubungan Antara Tempat Tinggal dan Mahasiswa Terhadap Kesadaran Gender Berdasarkan tempat tinggal hampir

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009 BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2 Sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 adalah kecenderungan seorang pemilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Penelitian kuantitatif dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Kondisi Kesehatan dan Kondisi Sosial dengan Kemandirian Lanjut Usia di

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran apakah terdapat hubungan antara dukungan orang tua dan self-esteem. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa/i SMP X Bandung

Lebih terperinci

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB Tingkat perlindungan tenaga kerja dalam CV TKB dianalisis dengan

Lebih terperinci

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 45 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 6.1. Faktor Individu Responden Penelitian Faktor individu dalam penelitian

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN 55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung

Lebih terperinci

Oleh : DWI ERNAWATI A

Oleh : DWI ERNAWATI A ANALISIS SISTEM PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN POTENSI MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH Oleh : DWI ERNAWATI A 14102523 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA Tingkat kesejahteraan dalam CV TKB dianalisis dengan analisis gender. Alat analisis gender

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI Hubungan antara karakteristik peserta produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi dan dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5 Ruang

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT 41 BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT Responden dalam penelitian ini adalah petani anggota Gapoktan Jaya Tani yang berasal dari tiga kelompok tani

Lebih terperinci

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Dalam penelitian

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Alasan pemilihan lokasi karena pada wilayah Kecamatan Cibinong

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Metode kuantitatif yang digunakan adalah dengan metode survai,

Lebih terperinci

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR 62 BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR 6.1 Agenda Pendengar Agenda pendengar adalah tingkat perbedaan penonjolan suatu berita menurut opini pendengar dan pengetahuan mereka.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Menurut Kerlinger & Lee (2000: 599), survei digunakan pada populasi besar maupun

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

BAB VI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 67 BAB VI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Proses pendidikan melalui pembelajaran menurut Sudjana (2006) adalah interaksi edukatif antara masukan (input) sarana dengan

Lebih terperinci

BAB VI KONFLIK PERAN WANITA BEKERJA

BAB VI KONFLIK PERAN WANITA BEKERJA BAB VI KONFLIK PERAN WANITA BEKERJA 6.1 Konflik Peran Konflik peran ganda merupakan kesulitan-kesulitan yang dirasakan dalam menjalankan kewajiban atau tuntutan peran yang berbeda secara bersamaan. Konflik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK HUBUNGAN KARAKTERISTIK WANITA TANI DENGAN PENGETAHUAN WANITA TANI PADA USAHATANI SAYURAN (Kasus Wanita Tani Sayuran di Desa Mekarbakti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung) Diarsi Eka Yani 1, Pepi

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif korelasional yang didukung dengan penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental merupakan penelitian

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT 1 TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT (Kasus: Kampung Hijau Rawajati, RW 03, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Kotamadya Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta)

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sekolah Dasar Islam Tunas Harapan Semarang dan Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sekolah Dasar Islam Tunas Harapan Semarang dan Sekolah Dasar BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada siswa sekolah dasar di wilayah Semarang. Ada 2 sekolah dasar yang menjadi lokasi penelitian yaitu Sekolah Dasar Islam

Lebih terperinci

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK KETERKAITAN PERSEPSI ANGGOTA KELOMPOK TANI DENGAN PERAN KELOMPOK TANI DALAM PEROLEHAN KREDIT USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Depok) Diarsi Eka Yani

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT

HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (Kasus pada peternakan sapi perah anggota KPSBU di TPK Ciater, Kabupaten Subang) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Mantingan adalah sebuah desa di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Desa ini adalah asal mula ukiran jepara yang sangat terkenal itu berasal dan kegiatan

Lebih terperinci

Nisa khoiriah INTISARI

Nisa khoiriah INTISARI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 2 TAHUN DI DESA TURSINO KECAMATAN KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO Nisa khoiriah INTISARI

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 57 BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Persepsi Relawan terhadap PNPM-MP Persepsi responden dalam penelitian ini akan dilihat dari tiga aspek yaitu persepsi terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi.

Lampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi. LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Pernyataan Dengan ini saya bersedia secara sukarela untuk mengisi kuesioner dengan ketentuanketentuan yang ada dibawah ini. Nama : 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan

Lebih terperinci

BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR

BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR 54 BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR 6.1 Karakteristik Responden Penelitian ini memiliki responden sebanyak 30 orang, jumlah ini didapatkan dari banyaknya aparatur Desa Bantarjati, dari mulai anggota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Gamping merupakan rumah sakit pendidikan Universitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Gamping merupakan rumah sakit pendidikan Universitas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik yayasan Muhammadiyah yang terletak di jalan Wates KM 5,5,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. dinyatakan bahwa pembahasan yang akan diuraikan meliputi: pembahasan hasil. penelitian, temuan teoritis dan keterbatasan penelitian.

BAB V PEMBAHASAN. dinyatakan bahwa pembahasan yang akan diuraikan meliputi: pembahasan hasil. penelitian, temuan teoritis dan keterbatasan penelitian. BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan pembahasan tentang pengaruh biaya sewa tempat terhadap minat nasabah dalam memilih produk gadai emas syariah di BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng

Lebih terperinci

Kuesioner. Sebelumnya, saya mohon maaf telah menggangu waktu anda untuk mengisi. untuk memenuhi syarat kelulusan program studi S-1.

Kuesioner. Sebelumnya, saya mohon maaf telah menggangu waktu anda untuk mengisi. untuk memenuhi syarat kelulusan program studi S-1. Kuesioner No.Responden: Sebelumnya, saya mohon maaf telah menggangu waktu anda untuk mengisi kuesioner dari saya. Saya mahasiswa yang sedang melakukan penelitian skripsi untuk memenuhi syarat kelulusan

Lebih terperinci

g9 HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP CITRA PEREMPUAN DALAM MAJALAH WANlTA DENGAN GAYA HlDUP

g9 HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP CITRA PEREMPUAN DALAM MAJALAH WANlTA DENGAN GAYA HlDUP Ajsq a.o(l? g9 HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP CITRA PEREMPUAN DALAM MAJALAH WANlTA DENGAN GAYA HlDUP (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama, Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2006/2007) Oleh:

Lebih terperinci

Tabel 5 Jumlah dan persentase responden berdasarkan usia

Tabel 5 Jumlah dan persentase responden berdasarkan usia BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1 Jenis Kelamin Hasil penelitian menunjukkan responden pelanggan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 59 persen dan perempuan sebanyak 41 persen. Menurut TG (26 Tahun)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Limboto Barat Desa Daenaa selama ± 1 minggu. Sampel dihitung dengan menggunakan tabel penentuan besarnya

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI 29 DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI Deskripsi Karakteristik Individu Petani Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa umur petani anggota

Lebih terperinci

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 69 BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Motivasi Relawan dalam Pelaksanaan PNPM-MP Motivasi responden dalam penelitian ini diartikan sebagai dorongan atau kehendak yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini termasuk penelitian Explanatory research yaitu penjelasan yang dilakukan untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya

Lebih terperinci

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian METODE Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

BAB VIII PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS

BAB VIII PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS BAB VIII PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS Pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis dalam penelitian ini meliputi fungsi komunikasi, promosi dan riset yang dilakukan oleh responden dengan menggunakan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEGIATAN P-LDPM

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEGIATAN P-LDPM 73 EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEGIATAN P-LDPM Efektivitas komunikasi dilihat dari tiga aspek meliputi tingkat pengetahuan, tingkat afektif dan tingkat pengetahuan. Melihat tingkat pengetahuan dengan cara memberi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman, III. METODE PENELITIAN Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY. Penelitian ini berlangsung pada bulan April sampai dengan Mei 2017. Kecamatan Sayegan berada pada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai Adversity Quotient pada siswa/i SMP X kelas I di Bandung (Suatu Penelitian Survei yang dilakukan pada Siswa/i SMP Yayasan Badan Pendidikan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Kuesioner Penelitian HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ONAN HASANG KECAMATAN PAHAE JULU TAPANULI UTARA TAHUN 2013 1. KARAKTERISTIKRESPONDEN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Sejarah Earth Hour

GAMBARAN UMUM. Sejarah Earth Hour 20 GAMBARAN UMUM Bab ini memaparkan tentang gambaran umum Earth Hour Indonesia, yaitu sejarah gerakan Earth Hour, gerakan Earth Hour Indonesia, data-data terkait akun Twitter @EHIndonesia, kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENINGKATAN MUTU PELATIHAN TENAGA KERJA WANITA UNTUK DITEMPATKAN DI NEGARA-NEGARA KAWASAN TIMUR-TENGAH

ANALISIS PENINGKATAN MUTU PELATIHAN TENAGA KERJA WANITA UNTUK DITEMPATKAN DI NEGARA-NEGARA KAWASAN TIMUR-TENGAH ANALISIS PENINGKATAN MUTU PELATIHAN TENAGA KERJA WANITA UNTUK DITEMPATKAN DI NEGARA-NEGARA KAWASAN TIMUR-TENGAH (Kasus: BLKLN Putra Alwini, Jalan Perkutut No. 19, Bukit Duri, Jakarta Timur ) MULYANI RENDHASARI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Bekasi yang beralamat di Jalan Belanak II, Perumnas II, Bekasi, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja ialah suatu waktu kritis seseorang dihadapkan pada berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan menyangkut moral, etika, agama,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Desa dengan pola hutan rakyat yang berbeda dimana, desa tersebut terletak di kecamatan yang berbeda juga, yaitu:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian penerapan model dss untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap produk telekomunikasi ini secara garis besar akan dijelaskan dalam dua bagian

Lebih terperinci

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 59 BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 8.1 Pengambilan Keputusan Inovasi Prima Tani oleh Petani Pengambilan keputusan inovasi Prima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu secara rasional, empiris dan sistematis. Adapun metodologi penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Bogor yang merupakan kawasan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan subyek mahasiswa kedokteran gigi FKIK UMY tahun I yang sedang mengikuti Blok III (Kedokteran Gigi Dasar) sesuai dengan kriteria

Lebih terperinci

EKUITAS DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN (Studi Pada Ibu Pengguna Jampersal dan Non-Jampersal di Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Kota Surabaya)

EKUITAS DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN (Studi Pada Ibu Pengguna Jampersal dan Non-Jampersal di Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Kota Surabaya) EKUITAS DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN (Studi Pada Ibu Pengguna dan Non- di Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Kota Surabaya) Oleh: INTAN NINA SARI FKM Universitas Airlangga Surabaya, 19-20 September 2012

Lebih terperinci

QUESTIONER. 6. Jumlah Anak a. Belum ada. Universitas Sumatera Utara

QUESTIONER. 6. Jumlah Anak a. Belum ada. Universitas Sumatera Utara QUESTIONER I. Petunjuk Pengisian a. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan dan pilihlah jawabannya, apabila ada yang kurang jelas tanyakan kepada peneliti b. Beri tanda (X) pada jawaban yang anda pilih c.

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Program Kejar Paket B memiliki sasaran untuk memberikan pendidikan bagi siswa lulus SD dan sederajat yang tidak melanjutkan ke SLTP, serta siswa putus

Lebih terperinci

ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER TELEPON SELULER DI MEDIA TELEVISI

ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER TELEPON SELULER DI MEDIA TELEVISI ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER TELEPON SELULER DI MEDIA TELEVISI Maya Evayani Gurning 1308 030 013 Dosen Pembimbing : Dra. Destri Susilaningrum, M.Si LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif mengenai derajat prokrastinasi akademik pada siswa kelas 8 SMP X Bandung. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik survei. Tujuan dari

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak 16 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. 3.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 No. 16/07/33/16/Th.I, 16 Juli 2017 STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 Pemuda adalah bagian dari penduduk usia produktif yaitu berumur 16-30 tahun. Jumlah pemuda di Kabupaten Blora adalah 167.881 jiwa atau

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik Individu 6.1.1. Umur BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 30 orang dan berada pada rentang usia 40 sampai 67 tahun. Sebaran responden hampir

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Syarat Rumah Sehat secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Syarat Rumah Sehat secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian. BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menyajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data lembar isian dengan judul Pengetahuan Masyarakat Tentang Syarat Rumah Sehat secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan.

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan. 27 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka 5 PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Cyber Extension dan Diseminasi Teknologi Pertanian Definisi teknologi menurut (Mangunwidjaja dan Sailah 2009) adalah teknologi terdiri atas unsur yang terkandung

Lebih terperinci

Angket Penelitian Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Dalam Rangka Otonomi Daerah

Angket Penelitian Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Dalam Rangka Otonomi Daerah Angket Penelitian Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Dalam Rangka Otonomi Daerah Petunjuk Pengisian : 1. Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Mina Padi 1. Umur Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan berfikir petani dalam melaksanakan usaha taninya, hal tersebut juga berkaitan

Lebih terperinci

Lampiran A Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran A Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas LAMPIRAN Lampiran A Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lanjutan Lampiran A Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran C Rekapitulasi Data Jawaban Responden untuk Cross-tabulations Lanjutan Lampiran

Lebih terperinci

Rina Indah Agustina ABSTRAK

Rina Indah Agustina ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERSEPSI PERILAKU SEKSUAL MAHASISWASEMESTER II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Rina Indah Agustina ABSTRAK Remaja merupakan

Lebih terperinci

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Motivasi Khalayak Langsung Acara Musik Derings Motivasi merupakan suatu alasan atau dorongan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan Juli tahun 2016 di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 49 BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN Profil relawan PNPM-MP Kelurahan Situ Gede dalam penelitian ini akan dilihat dari dua faktor yaitu faktor internal dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mempunyai luas 4.051,92 km². Sebelah Barat berbatasan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mempunyai luas 4.051,92 km². Sebelah Barat berbatasan dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Sumba Barat beribukota Waikabubak, mempunyai luas 4.051,92 km². Sebelah Barat berbatasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. UCAPAN TERIMAKASIH... iv. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI. UCAPAN TERIMAKASIH... iv. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI UCAPAN TERIMAKASIH... iv ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GRAFIK... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di wilayah DKI Jakarta, yang meliputi daerah Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, serta Jakarta Pusat.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian explanatory yaitu menjelaskan hubungan beberapa faktor pengaruh terhadap keadaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Desain Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota Bogor, dengan sasaran adalah masyarakat Aceh yang ada di Bogor. Pengumpulan data dilakukan selama 3 bulan yakni, April - Juni

Lebih terperinci

Tabel 4.16 Sikap jujur terhadap konsumen PT. Cahaya Medika Healthcare Bandung Tabel 4.17 Keamanan dari jasa yang diberikan PT.

Tabel 4.16 Sikap jujur terhadap konsumen PT. Cahaya Medika Healthcare Bandung Tabel 4.17 Keamanan dari jasa yang diberikan PT. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Operasional Variabel... 55 Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Jawaban Responden... 62 Tabel 3.3 Interval Koefisien... 64 Tabel 4.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 72

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin berkembang dewasa ini. Dengan memanfaatkan IPTEK yang semakin maju, manusia mulai membuat inovasi-inovasi baru yang bermanfaat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan, mendeskripsikan dan memaparkan fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI 50 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI 6.1 Hubungan antara Karakteristik Anggota Komunitas dengan Efektivitas Komunikasi Pemasaran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Peternak Responden pada penelitian ini adalah peternak yang berdiam di Desa Dompu, Moyo Mekar dan Desa Sepakat Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat dengan karakteristik

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT BERMUKIM DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) RAWA KUCING

IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT BERMUKIM DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) RAWA KUCING LAMPIRAN I LEMBAR KUESIONER MASYARAKAT IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT BERMUKIM DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) RAWA KUCING Kuesioner ini semata-mata digunakan untuk keperluan

Lebih terperinci

REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI 46 REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI Kesejahteraan Petani Reforma agraria merupakan suatu alat untuk menyejahterakan rakyat. Akan tetapi, tidak serta merta begitu saja kesejahteraan

Lebih terperinci