BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009
|
|
- Susanti Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2 Sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 adalah kecenderungan seorang pemilih pemula terhadap kemungkinan yang dapat terjadi, belum merupakan tindakan atau aktivitas, melainkan berupa predisposisi tingkah laku. Sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 meliputi tiga komponen sikap, yaitu kognisi, afeksi dan konasi. Setiap komponen sikap dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu negatif, netral dan positif. Tingkatan masing-masing komponen sikap diketahui dengan melakukan statistika deskriptif terhadap skor jawaban responden yang terdapat di kuesioner. Data selengkapnya mengenai tingkatan masing-masing komponen sikap dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil Statistika Deskriptif Komponen Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Komponen Sikap N Mean Std. Deviasi Batas atas Batas bawah Kognisi 43, 4, ,162 38,838 Afeksi 4, , ,87 47,71 Konasi 24, , ,61 2,63 Sikap responden terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, juga dibedakan ke dalam tiga tingkatan, yaitu responden dengan sikap negatif, netral dan positif. Responden dengan sikap negatif adalah responden yang memiliki skor rata-rata kognisi, afeksi dan konasi rendah. Responden dengan sikap netral adalah responden yang memiliki skor rata-rata kognisi, afeksi dan konasi sedang.
2 Responden dengan sikap positif adalah responden yang memiliki skor rata-rata kognisi, afeksi dan konasi tinggi. Terdapat 1 responden yang memiliki skor rata-rata kognisi, afeksi dan konasi rendah, 67 responden dengan skor rata-rata kognisi, afeksi dan konasi sedang dan 14 responden dengan skor rata-rataa kognisi, afeksi dan konasi tinggi. Jika digambarkan dalam bentuk grafik (Gambar 14), maka persentase sikap pemilih pemula yang menjadi responden dalam penelitian ini, sebagian besar (74,4 persen), memiliki sikap netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan responden yang memiliki sikap negatif dan sikap positif. Hal ini dapat diinterpretasikan, bahwa sebagian besar pemilih pemula di pedesaan yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki skor rata-rata kognisi, afeksi dan konasi yang sedang terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. 8% 6% 4% 74.4% Negatif Netral Positif 2% 1% 1.% % Gambar 14. Sikap Responden terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Komponen Sikap Kognisi Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Kognisi adalah pengetahuan, persepsi, keyakinan dan ketersediaan informasi yang dimiliki pemilih pemula di pedesaan berkaitan dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Berdasarkan Tabel 17, responden dibagi ke dalam tiga
3 tingkatan kognisi, yaitu respondenn dengan kognisi negatif, netral dan positif. Responden dengan kognisi negatif adalah responden yang memiliki skor kognisi lebih kecil dari batas bawah kognisi. Responden dengan kognisi netral adalah responden yang memiliki skor kognisi antara batas bawah dan batas atas kognisi. Responden dengan kognisi positif adalah responden yang memiliki skor kognisi lebih besar dari batas atas kognisi. Terdapat 14 responden yang memiliki skor kognisi rendah, responden memiliki skor kognisi sedang dan 21 respondenn memiliki skor kognisi tinggi. Jika digambarkan dalam bentuk grafik ( Gambar 1) ), maka persentase kognisi pemilih pemula yang menjadi responden dalam penelitian ini, sebagian besar (61,1 persen), memiliki kognisi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan responden dengan kognisi negatif dan kognisi positif. Hal ini dapat diinterpretasikan, bahwa sebagian besar pemilih pemula yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan, persepsi, keyakinan dan ketersediaan informasi yang netral berkaitan dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. 8.% 6.% 4.% 2.% 1.6% 61.1% 23..3% Negatif Netral Positif.% Gambar 1. Kognisi Responden terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2
4 8.2 Komponen Sikap Afeksi Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Afeksi adalah perasaan emosional dan suasana hati yang dimiliki pemilih pemula terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Berdasarkan Tabel 17, responden dibagi ke dalam tiga tingkatann afeksi, yaitu responden dengan afeksi negatif, netral dan positif. Responden dengan afeksi negatif adalah responden yang memiliki skor afeksi lebih kecil dari batas bawah afeksi. Responden dengan afeksi netral adalah responden yang memiliki skor afeksi antara batas atas dan batas bawah afeksi. Responden dengan afeksi positif adalah responden yang memiliki skor afeksi lebih besar dari batas atas afeksi. Terdapat 11 responden yang memiliki skor afeksi rendah, 67 responden memiliki skor afeksi sedang dan 12 respondenn memiliki skor afeksi tinggi. Jika digambarkan dalam bentuk grafik (Gambar16), maka persentase afeksi pemilih pemula yang menjadi responden dalam penelitian ini, sebagian besar (74, persen), memiliki afeksi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hal ini dapat diinterpretasikan, bahwa sebagian besar pemilih pemula yang menjadi responden dalam penelitiann ini memiliki perasaan emosional dan suasana hati yang netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. 8.% 6.% 4.% 74.% Negatif Netral Positif 2.% 12.2% 13.3%.% Gambar 16. Afeksi Responden terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2
5 8.3 Komponen Sikap Konasi Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Konasi adalah kecenderungan pemilih pemula untuk melakukan suatu tindakan tertentu atau meniru. Dalam penelitian ini, konasi responden ditandai dengan pengambilan keputusan untuk ikut serta dalam kegiatan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dan pergi ke kelurahan. Berdasarkan Tabel 17, responden dibagi ke dalam tiga tingkatan konasi, yaitu responden dengan konasi negatif, netral dan positif. Responden dengan konasi negatif adalah responden yang memiliki skor konasi lebih kecil dari batas bawah konasi. Responden dengan konasi netral adalah responden yang memiliki skor konasi antara batas bawah dan batas atas konasi. Responden dengan konasi positif adalah responden yang memiliki skor konasi lebih besar dari batas atas konasi. Terdapat responden yang memiliki skor konasi rendah, 6 responden memiliki skor konasi sedang dan 16 responden memiliki skor konasi tinggi. Jika digambarkan dalam bentuk grafik (Gambar 17), maka persentase konasi pemilih pemula yang menjadi responden dalam penelitian ini, sebagian besar (72,2 persen), memiliki konasi netral terhadap pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hal ini dapat diinterpretasikan, bahwa sebagian besar pemilih pemula yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki kecenderungan yang netral untuk melakukan tindakan yang berkaitan dengan instruksi pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2.
6 8% 6% 4% 72.2% Negatif Netral Positif 2% % 1% 17.8% Gambar 17. Konasi Responden terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Karakteristik Individu Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Usia Sebanyak 48,8 persen responden yang berada dalam rentang usia antara 18 sampai 21 tahun, memiliki kognisii netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Sebanyak 61,2 persen responden yang berada dalam rentang usia antara 18 sampai 21 tahun, memiliki afeksi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Sebanyak 61 persen responden yang berada dalam rentang usia 18 sampai 21 tahun, memilikii konasi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. berada dalam rentang Hal ini dapat diinterpretasikan, bahwa responden yang usia 18 sampai 21 tahun memiliki sikap yang netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hasil tabulasi silang antara sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan usia dapat dilihat pada Tabel 18. Terlihat bahwa persentase sikap responden yang beradaa dalam rentang usia 18 sampai 21 tahun terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 lebih netral dibandingka an respondenn yang berusia 17 tahun.
7 Responden yang berada dalam rentang usia 18 sampai 21 tahun, memiliki pengetahuan atau ketersediaan informasi yang lebih banyak, berkaitan dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, dibandingkan responden yang berusia 17 tahun. Berdasarkan keadaan di lapangan, sebagian besar responden yang berusia 17 tahun, masih duduk di bangku kelas 3 SMA, sehingga mereka lebih konsentrasi kepada hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan akademik. Secara emosional, responden yang berada dalam rentang usia 18 sampai 21 tahun lebih stabil dibandingkan responden yang berusia 17 tahun, sehingga dapat mengambil keputusan dengan lebih rasional. Bila diuji dengan menggunakan Chi Square, diperoleh nilai Pvalue =,27 < taraf nyata =,2 maka tolak H. Artinya terdapat hubungan antara usia responden dengan sikap terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Responden yang berada dalam rentang usia 18 sampai 21 tahun, memiliki sikap yang lebih netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dibandingkan responden yang berusia 17 tahun.
8 Tabel 18. Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Usia Usia (Tahun) 17 Kognisi Afeksi Konasi Negatif Netral Positif Total Negatif Netral Positif Total Negatif Netral Positif Total n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % 1 1, ,3 6 6, , ,3 4, ,2 1 11,2, , , , ,1 61,2 18 7, , , Total 14 1,6 61, , , , 22 13, , ,8 1 Tabel 1. Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-Laki Kognisi Afeksi Konasi Negatif Netral Positif Total Negatif Netral Positif Total Negatif Netral Positif Total n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % 11 12, ,8 8 8, 3 8, 1 11, ,8 3 8, 8 8, , Perempuan 3 3, , , ,1 1 1, ,, 37 41,1 1 1,1 2 32,2 7 7, ,1 Total 14 1,6 61, , , , 22 13, , ,8 1
9 Hal ini serupa dengan hasil penelitian Rahayu (24), yang menyatakan bahwa khalayak pemilih yang berusia lebih tua, memiliki pengetahuan lebih baik dibandingkan dengan khalayak pemilih yang berusia lebih muda Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Jenis Kelamin Sebanyak 37,8 persen responden laki-laki, memiliki kognisi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Sebanyak 4 persen responden lakilaki, memiliki afeksi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Sebanyak 4 persen responden laki-laki, memiliki konasi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hal ini dapat diinterpretasikan, bahwa responden laki-laki memiliki sikap yang netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hasil tabulasi silang antara sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 1. Terlihat bahwa persentase sikap responden laki-laki lebih netral dibandingkan dengan responden perempuan. Bila diuji dengan menggunakan Chi Square, diperoleh nilai Pvalue =,22 > taraf nyata =,2 maka terima H. Artinya tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin responden dengan sikap terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Responden laki-laki dan responden perempuan memiliki sikap yang relatif sama terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hal ini serupa dengan hasil penelitian Rahayu (24), yang menyatakan bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi pengetahuan responden berkaitan
10 dengan Pemilu. Pengetahuan khalayak pemilih laki-laki sama dengan pengetahuan khalayak pemilih perempuan Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sebanyak 7,8 persen responden dengan tingkat pendidikan sedang, memiliki kognisi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Sebanyak 73,4 persen responden dengan tingkat pendidikan sedang, memiliki afeksi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Sebanyak 72,2 persen responden dengan tingkat pendidikan sedang, memiliki konasi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hal ini dapat diinterpretasikan, bahwa responden dengan tingkat pendidikan sedang memiliki sikap yang netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hasil tabulasi silang antara sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2. Terlihat bahwa persentase sikap reponden dengan tingkat pendidikan sedang lebih netral dibandingkan responden dengan tingkat pendidikan tinggi. Bila diuji dengan menggunakan Rank Spearman, diperoleh nilai Pvalue =,84 < taraf nyata =,2 maka tolak H. Artinya terdapat hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan sikap terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Koefisien korelasi sebesar -,11, sehingga korelasi yang terjadi bersifat berlawanan arah. Hal ini dapat diinterpretasi sebagai berikut, bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin negatif sikap mereka terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2.
11 Tabel 2. Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Rendah Kognisi Afeksi Konasi Negatif Netral Positif Total Negatif Netral Positif Total Negatif Netral Positif Total n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % Sedang 14 1,6 2 7, ,3 87 6,7 1 11, , ,2 87 6,7 8 8, 6 72,2 14 1,6 87 6,7 Tinggi 3 3,3 3 3,3 1 1,1 1 1,1 1 1,1 3 3,3 1 1,1 2 2,2 3 3,3 Total 14 1,6 61, , , , 22 13, , ,8 1 Tabel 21. Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Status Pekerjaan Status Pekerjaan Bekerja Kognisi Afeksi Konasi Negatif Netral Positif Total Negatif Netral Positif Total Negatif Netral Positif Total n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % 6, , ,4 1 22,3 3 3, ,1 22 2,6 3 3, Tidak 8, 37 41, ,8 48 2, , 43 46, , 64 7 Bekerja Total 14 1,6 61, , , , 22 13, , ,8 1
12 Responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki pengetahuan yang netral berkaitan dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, namun mereka memiliki kecenderungan untuk menghubungkan pengetahuan yang mereka miliki dengan pengalaman Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sebelumnya, sehingga membuat mereka memiliki perasaan emosional yang negatif terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Rahayu (24) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka pengetahuan yang dimiliki khalayak pemilih juga akan semakin tinggi, dan sebaliknya Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Status Pekerjaan Sebanyak 41,1 persen responden yang tidak bekerja, memiliki kognisi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Sebanyak 2,2 persen responden yang bekerja, memiliki afeksi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Sebanyak 46,6 persen responden yang tidak bekerja, memiliki konasi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hal ini dapat diinterpretasi, bahwa responden yang tidak bekerja memiliki sikap yang netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hasil tabulasi silang antara sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan status pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 21. Terlihat bahwa responden yang tidak bekerja memiliki sikap yang lebih netral dibandingkan dengan responden yang bekerja. Responden yang tidak bekerja memiliki lebih banyak waktu luang dibandingkan dengan responden yang bekerja. Waktu luang tersebut dapat digunakan responden yang tidak bekerja
13 untuk mencari informasi berkaitan dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Bila diuji dengan menggunakan Chi Square,diperoleh nilai Pvalue =,87 < taraf nyata =,2 maka tolak H. Artinya terdapat hubungan antara status pekerjaan responden dengan sikap terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Responden yang tidak bekerja, memiliki sikap yang lebih netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hal ini serupa dengan hasil penelitian Rahayu (24) yang menyatakan bahwa semakin tinggi curahan waktu bekerja khalayak pemilih, maka tingkat pengetahuan mengenai Pemilu akan semakin rendah. Semakin banyak waktu yang digunakan untuk bekerja akan menyebabkan kesempatan khalayak untuk memperoleh informasi menjadi semakin kecil. 8. Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Karakteristik Sosiologis 8..1 Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Lingkungan Keluarga Sebanyak 37,81 persen responden yang tidak pernah membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan keluarga, memiliki kognisi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Sebanyak 44,4 persen responden yang tidak pernah membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan keluarga, memiliki afeksi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Sebanyak 3,7 persen responden yang tidak pernah membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan keluarga, memiliki konasi netral terhadap
14 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hal ini dapat diinterpretasikan, bahwa responden yang tidak pernah membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan keluarga, memiliki sikap netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hasil tabulasi silang antara sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan lingkungan keluarga responden dapat dilihat pada Tabel 22. Terlihat bahwa persentase sikap responden yang tidak pernah membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan keluarga, lebih netral dibandingkan responden yang jarang dan sering membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Bila diuji dengan menggunakan Rank Spearman, diperoleh nilai Pvalue =,482 > taraf nyata =,2 maka terima H. Artinya tidak terdapat hubungan antara lingkungan keluarga responden dengan sikap terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Responden yang tidak pernah, jarang maupun sering membicarakan tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 memiliki sikap sikap yang relatif sama terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Menurut hipotesis, seharusnya terdapat hubungan antara lingkungan keluarga dengan sikap responden terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hal ini juga berbeda dengan hasil penelitian Rahayu (24), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara khalayak pemilih yang mempunyai saluran interpersonal lebih banyak dengan pengetahuan mengenai Pemilu. Khalayak pemilih yang menggunakan saluran interpersonal lebih banyak,
15 memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan khalayak yang menggunakan sedikit saluran interpersonal. Perbedaan ini disebabkan oleh kebiasaan pemilih pemula di Desa Rancabungur yang jarang menggunakan waktunya untuk berada di rumah. Kesempatan untuk berkumpul dan membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 bersama keluarga menjadi terbatas, sehingga tidak mempengaruhi sikap pemilih pemula terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Lingkungan Tempat Tinggal Sebanyak 3,4 persen responden yang jarang membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan tempat tinggal, memiliki kognisi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Sebanyak 1,1 persen responden yang jarang membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan tempat tinggal, memiliki afeksi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Sebanyak,4 persen responden yang jarang membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan tempat tinggal, memiliki konasi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hal ini dapat diinterpretasikan, bahwa responden yang jarang membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan tempat tinggal, memiliki sikap yang netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2.
16 Tabel 22. Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Lingkungan Keluarga Lingkungan Keluarga Kognisi Afeksi Konasi Negatif Netral Positif Total Negatif Netral Positif Total Negatif Netral Positif Total n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % Tidak Pernah, , ,1,6 3 3, ,4 7 7,78,6,7 36 3,7 1,2,6 Jarang 8 8, , ,78 8 8,8 23 2,6 3 3, ,78 4 4, ,7 7 7, ,78 Sering 1 1,11 4 4,44 1 1,11 6 6,66 4 4,44 2 2,22 6 6,66 6 6,66 6 6,66 Total 14 1,6 61, , , , 22 13, , ,8 1 Tabel 23. Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Lingkungan Tempat Tinggal Lingkungan Tempat Tinggal Kognisi Afeksi Konasi Negatif Netral Positif Total Negatif Netral Positif Total Negatif Netral Positif Total n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % Tidak Pernah,4 1,2 14 1,6 2 2, , ,6 3 3,33 1,1 2 2, ,6 Jarang 1,2 36 3,4 18 2, , 46 1, ,4,4 1, Sering 1 11,14 3 3, ,44 1 1, , ,44 2 2,22 6 6,6, ,44 Total 14 1,6 61, , , , 22 13, , ,8 1
17 Hasil tabulasi silang antara sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan lingkungan tempat tinggal responden dapat dilihat pada Tabel 23. Terlihat bahwa responden yang jarang membicarakan iklan layanan masyarakat di lingungan tempat tinggal memiliki sikap yang lebih netral dibandingkan responden yang tidak pernah membicarakan dan sering membicarakan. Hal ini menunjukkan bahwa, walaupun sebagian besar waktu yang dimiliki responden, digunakan untuk berkumpul bersama dengan temanteman di lingkungan tempat tinggalnya, pembicaraan yang mereka lakukan tidak selalu mengenai iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Bila diuji dengan menggunakan Rank Spearman, diperoleh nilai Pvalue =, < taraf nyata =,2 maka tolak H. Artinya terdapat hubungan antara lingkungan tempat tinggal responden dengan sikap terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Semakin sering responden membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan tempat tinggal, semakin tinggi pula sikap responden terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Serupa dengan hasil penelitian Rahayu (24), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara khalayak pemilih yang mempunyai saluran interpersonal lebih banyak dengan pengetahuan mengenai Pemilu. Khalayak pemilih yang banyak menggunakan saluran interpersonal lebih banyak, memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan khalayakk yang mengguunakan sedikit saluran interpersonal.
18 8..3 Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Lingkungan Pekerjaan Sebanyak 11,11 persen responden yang jarang membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan pekerjaan, memiliki kognisi sedang terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Sebanyak 11,11 persen responden yang jarang membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan pekerjaan, memiliki afeksi sedang terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Sebanyak 14,44 persen responden yang jarang membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan pekerjaan, memiliki konasi sedang terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hal ini dapat diinterpretasikan, bahwa responden yang jarang membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan pekerjaan memiliki sikap yang netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hasil tabulasi silang antara sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan lingkungan pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 24. Terlihat bahwa persentase sikap responden yang jarang membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan pekerjaan, lebih positif dibandingkan responden yang tidak pernah dan sering membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2.
19 Tabel 24. Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Lingkungan Pekerjaan Lingkungan Pekerjaan Kognisi Afeksi Konasi Negatif Netral Positif Total Negatif Netral Positif Total Negatif Netral Positif Total n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % n % Tidak Bekerja ,7 47 2, , , , Tidak Pernah 1 1,1 4 4,4,6 1 1,1 4 4,4,6 4 4,4 1 1,1,6 Jarang 4 4,4 1 11, 3 3, ,8 3 3, ,2 3 3, ,8 1 1, ,3 3 3, ,8 Sering,6,6,6,6,6,6 Total 14 1,6 61, , , , 22 13, , ,8 1
20 Bila diuji dengan menggunakan Rank Spearman, diperoleh nilai Pvalue =,481 > taraf nyata =,2 maka terima H. Artinya tidak terdapat hubungan antara lingkungan pekerjaan responden dengan sikap terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Rahayu (24), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara khalayak pemilih yang mempunyai saluran interpersonal lebih banyak dengan pengetahuan mengenai Pemilu. Khalayak pemilih yang banyak menggunakan saluran interpersonal lebih banyak, memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan khalayakk yang mengguunakan sedikit saluran interpersonal. Perbedaan ini disebabkan oleh keadaan di lingkungan pekerjaan pemilih pemula Desa Rancabungur, yang sebagian besar hanya dilakukan sendiri, sehingga tidak memungkinkan pemilih pemula untuk membicarakan iklan di lingkungan pekerjaan mereka. Responden yang memiliki kesempatan untuk membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di lingkungan pekerjaan, adalah responden yang membicarakan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan pelanggan.
21 BAB IX HUBUNGAN ANTARA KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TENTANG PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2 DENGAN SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN Responden dalam penelitian ini terdiri dari pemilih pemula yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan keterdedahan berbeda, serta memiliki sikap yang berbeda pula terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Hasil tabulasi silang antara keterdedahan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di televisi dan sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, dapat dilihat pada Tabel 2. Terlihat bahwa persentase jumlah responden terbanyak adalah responden dengan tingkat keterdedahan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 sedang yang memiliki sikap netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, yaitu sebanyak 8,8 persen. Tabel 2. Keterdedahan Iklan Layanan Masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dan Sikap Pemilih Pemula di Pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Keterdedahan Sikap Rendah Sedang Tinggi Total n % n % n % n % Negatif 1 1,11 6 6,67 2 2,22 1 Netral 8 8,8 3 8,8 6 6, ,4 Positif 2 2, , , Total 11 12, , ,22 1
22 Bila diuji dengan menggunakan Rank Spearman, diperoleh nilai Pvalue =,43 > taraf nyata =,2 maka terima H. Artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara keterdedahan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan sikap Pemilih Pemula di Pedesaan. Hal ini dapat diinterpretasi sebagai berikut, bahwa tidak terdapat perbedaan antara responden yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan keterdedahan rendah maupun tinggi dengan sikap mereka terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Responden yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan keterdedahan rendah maupun tinggi memiliki sikap yang relatif sama terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Koefisien korelasi sebesar,22 berarti bahwa jika terdapat korelasi, maka sifat korelasi tersebut bersifat searah. Berbeda dengan pernyataan Gerbner (173) yang dikutip McQuail (187), bahwa pendedahan khalayak terhadap informasi di televisi secara terus menerus, dapat menyebabkan penerimaan yang lebih tinggi pada diri khalayak, sehingga akan menimbulkan sikap yang semakin positif. Hubungan terjadi jika komponen sikap dan komponen keterdedahan diuji secara terpisah..1 Keterdedahan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Komponen Sikap Kognisi Pemilih Pemula di Pedesaan Sebanyak 48, persen responden yang memiliki kognisi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan frekuensi jarang. Sebanyak 36,6 persen responden yang memiliki kognisi netral terhadap
23 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan durasi panjang. Sebanyak 44, persen responden yang memiliki kognisi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, melihat isi pesan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan lengkap. Hal ini dapat diinterpretasikan, bahwa responden yang memiliki kognisi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, mengalami keterdedahan sedang terhadap tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hasil tabulasi silang antara tingkat keterdedahan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dan kognisi pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, dapat dilihat pada Tabel 26. Terlihat bahwa persentase keterdedahan responden yang memiliki kognisi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, lebih tinggi dibandingkan responden dengan kognisi negatif dan positif. Tabel 26. Keterdedahan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Kognisi Pemilih Pemula di Pedesaan Keterdedahan Kognisi Frekuensi Durasi Isi Pesan Jarang Sering Total Pendek Panjang Total Tidak Lengkap Lengkap Total n % n % n % n % n % n % n % n % n % Negatif 1 11,1 4 4, 14 1,6 6 6,7 8 8, 14 1,6, ,6 Netral 44 48, 11 12,2 61, , ,6 61,1 1 16,6 4 44, 61,1 Positif 11 12,2 1 11, , , ,3 7 7,8 14 1, 21 23,3 Total 6 72,2 2 27, ,11 3 8, Bila diuji dengan menggunakan Rank Spearman, diperoleh nilai Pvalue =,446 > taraf nyata =,2 maka terima H. Artinya tidak terdapat hubungan yang
24 nyata antara keterdedahan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan kognisi Pemilih Pemula di Pedesaan. Hal ini dapat diinterpretasi sebagai berikut, bahwa keterdedahan responden terhadap iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, tidak mempengaruhi kognisi mereka terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Berbeda dengan hasil penelitian Rahayu (24) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara keterdedahan terhadap iklan dengan pengetahuan khalayak pemilih. Semakin tinggi tingkat kejelasan iklan, semakin tinggi pula pengetahuan khalayak pemilih. Bila kognisi pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan frekuensi melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 diuji menggunakan Rank Spearman, diperoleh nilai Pvalue =,11 < taraf nyata =,2 maka tolak H. Artinya terdapat hubungan yang nyata antara frekuensi melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di televisi dengan kognisi pemilih pemula terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Koefisien korelasi sebesar,17 berarti bahwa korelasi yang terjadi bersifat searah. Semakin sering responden melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di televisi, maka akan semakin positif kognisi terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, dan sebaliknya. Lama waktu dan kelengkapan isi pesan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, tidak membuat pengetahuan responden
25 mengenai Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 menjadi bertambah. Pengetahuan responden mengenai Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 akan bertambah jika mereka sering melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di televisi. Serupa dengan hasil penelitian Andika (28) yang menyatakan bahwa semakin tinggi frekuensi melihat iklan di televisi, semakin tinggi pula pengetahuan mahasiswa mengenai kebijakan pemerintah tentang flu burung..2 Keterdedahan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Komponen Sikap Afeksi Pemilih Pemula di Pedesaan Sebanyak 3,3 persen responden yang memiliki afeksi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan frekuensi jarang. Sebanyak 4, persen responden yang memiliki afeksi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan durasi panjang. Sebanyak 3,4 persen responden yang memiliki afeksi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, melihat isi pesan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan lengkap. Hal ini dapat diinterpretasikan, bahwa responden yang memiliki afeksi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, mengalami keterdedahan sedang terhadap tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Hasil tabulasi silang antara tingkat keterdedahan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di televisi dan afeksi pemilih
26 pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, dapat dilihat pada Tabel 27. Terlihat bahwa persentase keterdedahan responden yang memiliki afeksi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, lebih tinggi dibandingkan responden dengan afeksi negatif dan positif. Tabel 27. Keterdedahan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Afeksi Pemilih Pemula di Pedesaan Keterdedahan Afeksi Negatif Netral Positif Frekuensi Durasi Isi Pesan Jarang Sering Total Pendek Panjang Total Tidak Lengkap Lengkap Total n % n % n % n % n % N % n % n % n % 1 11,1 48 3,3 7 7,8 1 1, ,2 1 21, ,, 12 13, ,4 28,1 7,8 7 7, ,2 41 4, 67 74,, 12 13, ,4 21,1, ,8 11 3,4 67 7, ,2 74, 13,3 Total 6 72,2 2 27, ,11 3 8, Bila diuji dengan menggunakan Rank Spearman, diperoleh nilai Pvalue =,166 < taraf nyata =,2 maka tolak H. Artinya terdapat hubungan yang nyata antara keterdedahan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan afeksi Pemilih Pemula di Pedesaan. Koefisien korelasi sebesar,11 berarti bahwa hubungan yang terjadi bersifat searah. Hal ini dapat diinterpretasi sebagai berikut, bahwa semakin tinggi keterdedahan responden terhadap iklan layanan masyarakat, semakin positif afeksi mereka terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Keterdedahan terhadap tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, membuat perasaan emosional responden terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 menjadi positif. Responden yang menyukai tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan
27 Wakil Presiden 2, juga akan menyukai kegiatan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hal ini serupa dengan hasil penelitian Rahayu (24) menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara keterdedahan terhadap iklan dengan sikap khalayak pemilih. Semakin tinggi tingkat kejelasan iklan, semakin tinggi pula perasaan suka khalayak pemilih terhadap Pemilu..3 Keterdedahan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Komponen Sikap Konasi Pemilih Pemula di Pedesaan Sebanyak 4,4 persen responden yang memiliki konasi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan frekuensi jarang. Sebanyak 42,18 persen responden yang memiliki konasi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan durasi panjang. Sebanyak persen responden yang memiliki konasi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, melihat isi pesan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan lengkap. Hal ini dapat diinterpretasikan, bahwa responden yang memiliki konasi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, mengalami keterdedahan sedang terhadap tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Hasil tabulasi silang antara tingkat keterdedahan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dan konasi pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, dapat dilihat pada
28 Tabel 28. Terlihat bahwa persentase keterdedahan responden yang memiliki konasi netral terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2, lebih tinggi dibandingkan responden yang memiliki konasi negatif dan positif. Tabel 28. Keterdedahan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 Berdasarkan Konasi Pemilih Pemula di Pedesaan Keterdedahan Konasi Negatif Netral Positif Frekuensi Durasi Isi Pesan Jarang Sering Total Pendek Panjang Total Tidak Lengkap Lengkap Total n % n % n % n % n % n % N % n % n % 7 7,8 4 4, ,2 17,8 7, ,2 17, ,3 3,1 7, ,7 42, ,2 17, ,2 22,2, ,8 12, ,2 17,8 Total 6 72,2 2 27, ,11 3 8, Bila diuji dengan menggunakan Rank Spearman, diperoleh nilai Pvalue =,4 > taraf nyata =,2 maka terima H. Artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara keterdedahan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dengan konasi Pemilih Pemula di Pedesaan. Hal ini dapat diinterpretasi sebagai berikut, bahwa keterdedahan responden terhadap iklan layanan masyarakat, tidak mempengaruhi konasi mereka terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Berbeda dengan hasil penelitian Rahayu (24) menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara keterdedahan terhadap iklan dengan penerapan khalayak pemilih. Semakin tinggi tingkat kejelasan iklan, penerapan khalayak pemilih semakin tepat. Bila konasi pemilih pemula terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 dan frekuensi melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 diuji dengan menggunakan Rank Spearman,
29 diperoleh nilai Pvalue =,148 < taraf nyata =,2 maka tolak H. Artinya terdapat hubungan yang nyata antara frekuensi melihat tayangan iklan layanan masyarakat di televisi dengan konasi terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Koefisien korelasi sebesar,163 berarti bahwa korelasi yang terjadi bersifat searah. Semakin sering frekuensi responden dalam melihat tayangan iklan layanan masyarakat di televisi, maka akan semakin tinggi konasi mengenai Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 yang ia miliki, dan sebaliknya. Lama waktu dan kelengkapan isi pesan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 yang dilihat oleh responden, tidak membuat mereka memiliki keinginan untuk pergi ke kelurahan maupun mengikuti Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Keinginan responden untuk pergi ke kelurahan maupun mengikuti Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 muncul pada saat mereka sering melihat tayangan iklan layanan masyarakat tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 di televisi. Serupa dengan hasil penelitian Surjadi (22) sebagaimana dikutip Andika (28) yang menyatakan bahwa semakin tinggi frekuensi penayangan iklan produk teh di televisi, semakin tinggi pula perilaku pembelian yang dilakukan oleh masyarakat.
BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN
47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan
Lebih terperinciBAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
55 BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Berdasarkan efek yang ditimbulkannya, efek iklan yang menggunakan media massa terhadap khalayak dibedakan menjadi tiga
Lebih terperinciKETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU
KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Dalam penelitian
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA RANCABUNGUR
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA RANCABUNGUR 4.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Rancabungur termasuk dalam wilayah Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini memiliki luas
Lebih terperinciKeterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05)
59 BAB VIII FAKTOR-FAKTOR YA G BERHUBU GA DE GA PERSEPSI KHALAYAK TE TA G PROGRAM ACARA REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI 8.1. Hubungan Faktor Intrinsik Khalayak dengan Persepsi Khalayak tentang Program Acara
Lebih terperinciBAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESUKAAN PADA IKLAN MARJAN
BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESUKAAN PADA IKLAN MARJAN 7.1 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kesukaan pada
Lebih terperinciMETODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian
METODE Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keterdedahan Berita Kriminal di Televisi Keterdedahan berita kriminal di televisi merupakan beragam penerimaan khalayak remaja terhadap siaran berita kriminal di televisi, meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang, terutama
Lebih terperinciBAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
62 BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Berdasarkan hasil full enumeration survey, diketahui sebanyak 113 (49,6 persen)
Lebih terperinciBAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Motivasi Khalayak Langsung Acara Musik Derings Motivasi merupakan suatu alasan atau dorongan yang
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR
BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Karakteristik setiap anggota koperasi berbeda satu sama lain. Karakteristik ini dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden Menurut Usia. responden adalah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Selanjutnya distribusi
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden Menurut Usia Karakteristik responden menurut usia diperoleh data usia terendah responden adalah 9 tahun dan tertinggi
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus
BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Profil Subjek Penelitian Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus University angkatan 2011 dan angkatan 2012 dengan hasil yang mengisi 124 orang.
Lebih terperinciBAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi
Lebih terperinciBAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI
BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI Hubungan antara karakteristik peserta produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi dan dalam
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran apakah terdapat hubungan antara dukungan orang tua dan self-esteem. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa/i SMP X Bandung
Lebih terperinciBAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi
47 BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian serta interpretasi dari hasil penelitian tersebut. Akan dijabarkan gambaran umum responden dan hasil dari analisa
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian. 4.1
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah pemirsa iklan obat bebas di televisi yang
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Responden penelitian ini adalah pemirsa iklan obat bebas di televisi yang berdomisili di kelurahan Perumnas Way Halim yang berjumlah 96 orang. Untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Dalam penelitian ini, responden yang digunakan adalah mahasiswa atau mahasiswi di Universitas X Jakarta yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Kriteria
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
54 HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Keterdedahan Khalayak di Urban dan Semi Urban terhadap Tayangan Iklan Mie Instant di Televisi Iklan sebagai media promosi produk-produk yang ditawarkan produsen melalui
Lebih terperinciEFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU
EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Efektivitas iklan layanan masyarakat adalah sejauh mana tujuan iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5 Ruang
Lebih terperinciSIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN
55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri
BAB 4 ANALISIS HASIL Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi profil responden, bagian kedua adalah hasil dan pembahasan penelitian.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada subyek dengan menggunakan teknik cluster sampling. Jumlah kuesioner
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION
69 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION Aksesibilitas terhadap media komunikasi cyber extension adalah peluang memanfaatkan media komunikasi cyber
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang menjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Menurut Kerlinger & Lee (2000: 599), survei digunakan pada populasi besar maupun
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.
BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi nonprofit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang
Lebih terperinciMETODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian
METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik
Lebih terperinciDAFTAR ISI. UCAPAN TERIMAKASIH... iv. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GRAFIK...
DAFTAR ISI UCAPAN TERIMAKASIH... iv ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GRAFIK... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciBAB V11 KESEJAHTERAAN KELUARGA PEKERJA PEREMPUAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
52 BAB V11 KESEJAHTERAAN KELUARGA PEKERJA PEREMPUAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Kontribusi Perempuan dalam Ekonomi Keluarga Pekerjaan dengan POS dianggap sebagai pekerjaan rumah tangga atau
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Karakteristik siswa adalah ciri-ciri yang melekat pada diri siswa, yang terdiri dari jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, pendidikan
Lebih terperinciBAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Opini Khalayak Langsung Acara Musik Derings Opini responden sebagai khalayak langsung acara musik
Lebih terperinciBAB VIII PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS
BAB VIII PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS Pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis dalam penelitian ini meliputi fungsi komunikasi, promosi dan riset yang dilakukan oleh responden dengan menggunakan
Lebih terperinciAbstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif mengenai derajat prokrastinasi akademik pada siswa kelas 8 SMP X Bandung. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik survei. Tujuan dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Penelitian kuantitatif dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III PENDEKATAN LAPANGAN
BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di dua lokasi. Lokasi pertama yaitu di kantor Unilever Indonesia Tbk, yaitu di Jl. Gatot Subroto kavling 15, Jakarta
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Dalam penelitian ini yang dipilih sebagai objek penelitian oleh peneliti adalah konsumen yang sudah menggunakan sepatu Converse. Peneliti memilih
Lebih terperinciBAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
50 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI 6.1 Hubungan antara Karakteristik Anggota Komunitas dengan Efektivitas Komunikasi Pemasaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
40 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Identitas Responden Sebelumnya akan dijelaskan dahulu karakteristik responden yang meliputi usia, jumlah anak yang dimiliki, dan pendidikan terakhir.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini pemaparan dari hasil penelitian hubungan kompetensi teori K3
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berikut ini pemaparan dari hasil penelitian hubungan kompetensi teori K3 dan motivasi menggunakan alat pelindung diri dengan sikap siswa dalam
Lebih terperinciBAB III PENDEKATAN LAPANG
BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di gedung stasiun televisi Trans TV. Pemilihan lokasi adalah secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa acara musik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang strategis bagi pendidikan karena jauh dari kebisingan dan
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek 1. Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo (MANSDA) terletak di Jalan Jenggolo No. 2 Sidoarjo. Lokasi MAN Sidoarjo
Lebih terperinci4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab 4 ini meliputi gambaran umum responden, ada tidaknya hubungan antara sikap terhadap
Lebih terperinciABSTRAK McClelland (1953) Ken & Kate Back (1982)
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara motif berprestasi dan perilaku asertif pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2002 Universitas X Bandung. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian bahwa dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh terpaan iklan Coffee Good Day Freeze
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).
BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Paparan Demografis Responden 4.1.1 Gambaran Usia Rentang usia responden pada penelitian ini adalah 21-39 tahun dengan mean usai 31,5 tahun. Jumlah responden terbanyak ada pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi pada anak prasekolah di RA Sudirman
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Bekasi yang beralamat di Jalan Belanak II, Perumnas II, Bekasi, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Keberhasilan sebuah organisasi atau perusahaan tidak akan pernah terlepas dari sumber daya yang dimilikinya, salah satu yang termasuk didalamnya adalah Sumber Daya Manusia. Karena Sumber Daya Manusia
Lebih terperinciBAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
45 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 6.1. Faktor Individu Responden Penelitian Faktor individu dalam penelitian
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai Adversity Quotient pada siswa/i SMP X kelas I di Bandung (Suatu Penelitian Survei yang dilakukan pada Siswa/i SMP Yayasan Badan Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil
49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian yang dilaksanakan, yaitu berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden.
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan
III.METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif dengan format eksplanasi. Format eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya
Lebih terperinci4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
36 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pembahasan dalam bagian empat ini meliputi gambaran umum partisipan, hasil penelitian, dan hasil analisis tambahan. Dalam bagian ini juga akan dijelaskan lebih lanjut
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
28 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Adapun deskripsi karakteristik responden dari penelitian ini meliputi jenis kelamin dan usia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
Lebih terperinciBAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI
BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI 9.1 Keberhasilan BMT Swadaya Pribumi dalam Pemenuhan Kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis Gender Keberhasilan BMT Swadaya Pribumi pada penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. a. Di mulai dengan perumusan masalah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Di mulai dengan perumusan masalah b. Menentukan variabel penelitian c. Melakukan studi kepustakaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Kelurahan Pekauman merupakan salah satu dari beberapa kelurahan yang
60 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pekauman Kabupaten Gresik, berikut gambaran umum Kelurahan Pekauman. 1) Letak Kelurahan Pekauman Kelurahan
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION DALAM DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN
45 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION DALAM DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN Efektivitas media komunikasi cyber extension dalam diseminasi informasi mengenai
Lebih terperinciV. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN
V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN PT. Sinar Pantja Djaja Sritex Group adalah perusahaan nasional yang bergerak di bidang spinning (pemintalan benang), yang menghasilkan benang tekstil
Lebih terperinciBAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU
68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : kemandirian dan motif berprestasi. iii
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian dan motif berprestasi pada siswa/i SMA X yang indekost di Kota Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah korelasional,
Lebih terperinciBAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN REPRESENTASI SOSIAL
66 BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN REPRESENTASI SOSIAL Bab ini akan membahas tentang hubungan antara karakteristik responden dengan representasi sosial melalui hasil uji statistika.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.
41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam
Lebih terperinci5. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
5. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Pada bab ini peneliti menjelaskan mengenai hasil penelitian yang diperoleh dan akan diuraikan ke dalam gambaran subjek, analisis data dan interpretasi hasil penelitian.
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini berjudul hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan dan loyalitas pengguna jasa kereta api argo gede di Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran hubungan
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. 1. Nilai tambah PDB menurut subsektor Tahun Daftar nama perusahaan teh celup Indonesia
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Nilai tambah PDB menurut subsektor Tahun 2010-2013... 1 2. Daftar nama perusahaan teh celup Indonesia 2013... 7 3. Kandungan kimia dalam daun teh per gram... 14 4. Kajian
Lebih terperinciPengaruh Tayangan Program Musik Dahsyat Terhadap Sikap Remaja. Yanti Trianita Ilmu Komunikasi
Pengaruh Tayangan Program Musik Dahsyat Terhadap Sikap Remaja Yanti Trianita 16809808 Ilmu Komunikasi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan musik di Indonesia Salah satu dari stasiun televisi yang
Lebih terperinciABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Dukungan peer group dan Motivasi Berprestasi pada siswa-siswi SMA X, Bandung. Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi yang
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status identity di bidang akademik dalam pemilihan jurusan pada mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2007 di Universitas X, Bandung. Metode yang
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini akan disajikan deskripsi data hasil penelitian terhadap variabelvariabel penelitian. Data hasil penelitian berupa skor yang diambil
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah
Lebih terperinciPenelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara dukungan rekan kerja dan sindroma burnout pada perawat ICU Rumah Sakit X Bandung.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara dukungan rekan kerja dan sindroma burnout pada perawat ICU Rumah Sakit X Bandung. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 16 orang. Rancangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Kejadian Miopia pada Anak di SDN Cemara Dua Surakarta telah dilakukan pada
BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian mengenai Hubungan Tinggi Badan menurut Umur dengan Kejadian Miopia pada Anak di SDN Cemara Dua Surakarta telah dilakukan pada akhir Mei 2013-Juni 2013. Screening miopia
Lebih terperinci4. HASIL DAN ANALISA
4. HASIL DAN ANALISA 4.1. Gambaran Umum Partisipan Jumlah partisipan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 32 orang dengan pembagian jenis kelamin berimbang yaitu 16 orang perempuan dan 16 orang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit kelas A, yaitu RSUD dr.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit kelas A, yaitu RSUD dr. Moewardi pada Juli sampai November 201 5 dengan subjek penelitian Pasien Rawat Jalan
Lebih terperinciBAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI
49 BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI Keterdedahan program JAM adalah sejauh mana program JAM ditonton oleh khalayak. Keterdedahan ini dilihat dari cara,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Bogor yang merupakan kawasan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah peristiwa komunikasi yang dilakukan melalui media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film
Lebih terperinciBAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS
86 BAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai hubungan perilaku konsumsi dengan sikap terhadap singkong, jagung, dan ubi.
Lebih terperinci5. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
5. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisis dan interpretasi dari hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. 5. 1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. UCAPAN TERIMA KASIH...ii. DAFTAR ISI...iv. DAFTAR TABEL...viii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR...i UCAPAN TERIMA KASIH...ii DAFTAR ISI...iv DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN...1
Lebih terperinciDAFTAR ISI Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GRAFIK... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penelitian...
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mulai dari tenaga, media pembelajaran bahkan kurikulum yang akan digunakan.
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Gambaran Umum Objek Penelitian SMA Negeri 1 Limboto dan SMA Negeri 2 Limboto merupakan sekolah unggulan di kabupaten Gorontalo. Lokasi kedua
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Kondisi Kesehatan dan Kondisi Sosial dengan Kemandirian Lanjut Usia di
Lebih terperinciTINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA Tingkat kesejahteraan dalam CV TKB dianalisis dengan analisis gender. Alat analisis gender
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI -------------- Error! Bookmark not ABSTRAK ---------------------------------------------------- Error! Bookmark not ABSTRACK ---------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA
BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini akan dideskripsikan mengenai data setiap variabel yang diukur dalam penelitian ini didasarkan hasil jawaban kuesioner yang telah diberikan kepada responden, yaitu para
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan subyek mahasiswa kedokteran gigi FKIK UMY tahun I yang sedang mengikuti Blok III (Kedokteran Gigi Dasar) sesuai dengan kriteria
Lebih terperinci5. ANALISIS HASIL PENELITIAN
5. ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bagian ini akan menguraikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Jawaban dari permasalahan penelitian diperoleh berdasarkan hasil pengolahan 55 data hasil Tes Kreativitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Hal tersebut dikarenakan berhasil atau tidaknya suatu penelitian akan dipengaruhi
Lebih terperinci