Intisari + Latihan Hitung Kalkulus Dan Fungsi Transeden (Tingkat Lanjut) Tanggal: 28 Maret Oleh: Tjandra Satria Gunawan
|
|
- Sugiarto Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Intisari + Latihan Hitung Kalkulus Dan Fungsi Transeden Tingkat Lanjut) Tanggal: 28 Maret 2010 Oleh: Tjandra Satria Gunawan
2 Materi kalkulus tingkat lanjut: Kalkulus merupakan salah satu bagian materi matematika yang mencangkup Limit, Turunan, dan Integral. Namun bagaimana dengan kalkulus fungsi exponen dan logaritma??? Apa dapat dihitung??? Tentu jawabannya adalah dapat setelah mengenal bilangan satu ini, yaitu bilangan e yang sesuai dengan nama penemunya, yaitu Euler Leonhard. Banyak definisi yang diturunkan untuk menemukan bilangan e yang merupakan suatu limit tak terhingga berikut ini:, menurut aturan binomial, limit tersebut dapat diekspansi menjadi berikut: Satu jika dipangkatkan berapapun adalah 1, sehingga: Menyederhanakan kombinasi dengan definisi faktorial: Sehingga didapat: Dengan memindahkan nilai n dari pembilang ke penyebut: Kemudian dikembalikan ke pembilang: Lalu disederhanakan dengan definisi pembagian bilangan berpangkat pangkat dikurangi 1): Lalu ditransformasi ke masing-masing pengali: Setelah itu disatukan menjadi: Lalu di pisah menjadi dua pecahan: Kemudian disederhanakan sehingga menjadi limit dalam bentuk:
3 Dengan memasukkan nilai limit n yang mendekati tak terhingga maka didapat: Karena berapapun jika dibagi tak terhingga adalah nol, maka: Sehingga didapat nilai e yang paling sederhana adalah: Kemudian karena 0! adalah1 persamaan tersebut dapat diubah dalam notasi sigma menjadi: Maka pada kesimpulannya nilai e adalah: Jika dihitung secara manual, nilai e adalah: Dalam bentuk desimal adalah: Setelah mengenal nilai e, mari kita telaah lebih dalam lagi, yaitu exponen x atau bisa ditulis dengan expx) atau e x. Nilai dari exponen tersebut adalah kaji ulang rumus diatas untuk mendapatkan nilai e x : ). Mari kita Tidak terlalu jauh berbeda dari yang tadi, namun ditambah satu variabel lagi, yaitu x. Karena e=, maka nilai e x adalah: ) ) maka didapat definisi baru, yaitu: e x =, menurut aturan binomial, limit tersebut dapat diekspansi menjadi berikut: Satu jika dipangkatkan berapapun adalah 1, sehingga: Menyederhanakan kombinasi dengan definisi faktorial: Sehingga didapat: Dengan memindahkan nilai n dari pembilang ke penyebut: Kemudian dikembalikan ke pembilang:
4 Lalu disederhanakan dengan definisi pembagian bilangan berpangkat pangkat dikurangi 1): Lalu ditransformasi ke masing-masing pengali: Setelah itu disatukan menjadi: Lalu di pisah menjadi dua pecahan: Kemudiang disederhanakan sehingga menjadi limit dalam bentuk: Dengan memasukkan nilai limit n yang mendekati tak terhingga maka didapat: Karena berapapun jika dibagi tak terhingga adalah nol, maka: Sehingga didapat nilai e x yang paling sederhana adalah: Kemudian karena 0! adalah1 persamaan tersebut dapat diubah dalam notasi sigma menjadi: Nah, sekarang, mari kita kaitkan dengan kalkulus, jika fx)=e x, berapakah nilai dari turunannya??? Perhatikan teknik berikut: Dengan menggunakan definisi turunan ax n ) berdasarkan x adalah nax n-1 ) maka persamaan setelah diturunkan menjadi:
5 Oleh karena itu, turunan dari e x adalah juga e x. Sekarang saya akan mengajak anda untuk mengenal turunan logaritma, masih ingatkah anda tentang logaritma dan sifat-sifatnya??? Jika belum, silahkan cari guru, atau beli buku logaritma di toko buku terdekat dan pelajari. Jika sudah, selamat! Saatnya mempelajari logaritma natural, apa beda logaritma natural dengan logaritma biasa??? Bedanya adalah pada bilangan pokoknya, karena logaritma natural adalah logaritma dengan bilangan pokok e. Dibeberapa kalkulator, terutama pada kalkulator scientific ada tombol bertulisan ln, nah apa itu ln??? Tidak lain adalah singkatan dari logaritma natural, jika anda mengetikkan suatu bilangan, sebut saja x pada kalkulator, lalu anda menekan tombol ln, itu berarti anda memasukkan perintah ln x pada kalkulator. Apa itu ln x, tidak lain adalah e log x. Biasanya 10 log x ditulis log x, namun ada lagi logaritma yang tidak biasa, yaitu e log x, yang ditulis ln x. Apakah turunan dari ln x??? Tentu anda akan dapat menghitungnya sendiri setelah mempelajari turunan logaritma. Dasar dari bentuk logaritma adalah m log n. Sekarang apabila fx)= p log x maka f x)-nya adalah berapa??? Untuk menghitungnya, mari kita telaah kembali definisi terdasar turunan yang berasal dari limit. Kita mengetahui bahwa: Kemudian kita masukkan nilai fx)= p log x ke dalam persamaan sehingga: Kemudian setelah disederhanakan didapat suatu limit yaitu: Kemudian karena x hanya berada dalam log, maka nilai limit dapat dipindah ke dalam log, sehingga persamaan menjadi: ) ) ) Jika dimisalkan adalah m, maka jika x mendekati nol, tentu nilai m juga mendekati nol, sehingga limit tersebut menjadi: ) Sekarang mari kita bandingkan dengan dengan limit bilangan e : ) Jika nilai n mendekati tak terhingga, maka nilai adalah mendekati nol sehingga jika dimisalkan =m, maka limit tersebut menjadi: Lalu kedua persamaan diatas yang dicetak tebal) disubtitusikan sehingga mendapat persamaan:
6 Sehingga dapat disimpulkan bahwa: Setelah mempelajari turunan logaritma, tentu anda akan dapat mencari turunan ln x, yaitu: Sehingga turunan dari ln x adalah Sekarang, karena kebalikan turunan adalah integral, maka integral dari adalah ln x. Jika kita mengintegralkan secara langsung menggunakan definisi ax n ): Kita tidak mendapat hasilnya karena tak terdefinisi. Sehingga dibutuhkan bilangan e untuk menyelesaikannya Seperti yang dijelaskan diatas). Jadi kesimpulannya adalah: Nah, saatnya untuk mempelajari kalkulus exsponen, pada pembahasat tadi, didapat turunan dari e x adalah e x juga. Sekarang, saatnya untuk mengembangkan rumus tersebut menjadi lebih kompleks. Bagaimana jika yang diturunkan adalah e 2x, e 4x, e 3x+7, e 2x-5??? Kini saatnya menggunakan aturan rantai, karena e 2x tersebut tidak diturunkan langsung berdasarkan pemangkatnya, yaitu 2x, tetapi diturunkan berdasarkan x, oleh karena itu, kita harus turunkan berdasarkan pemangkatnya, bagaimana caranya?? Gunakan aturan rantai. Contoh: tentukan turunan dari: e 2x-5 Secara aljabar, e fx) dengan fx) adalah suatu fungsi. Turunannya adalah: Jika teori diatas diterapkan untuk menurunkan e 2x-5 maka hasilnya akan sama. Dari soal tersebut, didapat fx)=2x-5, telah kita ketahui pula dengan menggunakan teorema turunan biasa bahwa turunan dari 2x-5 adalah 2 sehingga: Sama kan??? Catatan: adalah turunan dari fx) Ok, tadi adalah kalkulus exponen dengan bilangan e, namun bagaimana jika fungsi yang akan diturunkan adalah bilangan non- e seperti a x? Kunci dari menyelesaikannya adalah mengubahnya ke dalam bentuk e. Sekarang akan saya tunjukkan caranya: Contoh: jika fx)=a x ubahlah ke dalam bentuk e!
7 Untuk mengubahnya, mari kaji ulang aturan log berikut: e x =m, maka e log m =x atau ln m= x. Maka jika nilai x= ln m ini disubtitusukan kembali ke persamaan e x =m maka persamaan menjadi: e ln m =m. Oleh karena itu, jika m adalah suatu fungsi, sebut saja fx), maka fx)= e ln fx). Sekarang, mari kita terapkan pada soal, karena fx) adalah a x maka jika diubah dalam bentuk e menjadi: Sehingga bentuk e dari a x adalah e x.ln a. Catatan: ingat, aturan dalam logaritma natural sama dengan aturan log biasa, sehingga ln a x =x.ln a. Sekarang saatnya untuk mencari turunan dari fungsi a x. Perhatikan ilustrasi berikut ini: Langkah 1: ubah exponen menjadi bentuk e Langkah 2: gunakan aturan rantai pada turunan: Langkah 3: karena turunan bilangan e berpangkat oleh pangkat itu sendiri adalah kembali ke bilangan itu sendiri. Segingga. maka persamaan menjadi: Langkah 4: untuk mencari turunan x.ln a, gunakan turunan biasa, karena ln a tidak mengandung x maka ln a tidak ikut diturunkan sehingga: Langkah 5: kembalikan fungsi dari bentuk e kembali ke dalam bentuk exsponen jika memungkinkan) sehingga: Maka turunan dari a x adalah a x.ln a. Ok, Saatnya memasuki exsponen dengan tingkatan yang lebih kompleks, bagaimana turunan ax 2 +bx+c) px+q) atau 2x 2 +4x+3) 6x+8??? Jika dibahas satu per satu dengan menggunakan aturan rantai akan panjang dan memakan waktu agak lama, oleh karena itu, kita akan membuat rumus untuk menyelesaikan persamaan diatas: Masalah diatas merupakan suatu fungsi yang dipangkatkan dengan fungsi, sehingga kita ubah ke bentuk yang lebih sederhana miaslkan fx) gx). Maka turunan dari fungsi tersebut adalah: Karena pada aturan turunan perkalian: Misalkan hx)= ln fx), maka: Kemudian kedua persamaan diatas yang dicetak tebal) disubtitusikan, sehingga didapat:
8 ) Dengan mengubah kembali bentuk e menjadi non- e maka: ) ) Kemudian menggunakan aturan rantai untuk menurunkan ln fx) menjadi: ) Oleh karena turunan ln x oleh x adalah 1 per x, maka turunan ln fx) oleh fx) adalah 1 per fx), sehingga: ) Maka dapat disimpulkan bahwa turunan fx) gx) adalah: ) ) Sekarang untuk menyelesaikan soal-soal exponen yang rumit dan kompleks, dapat digunakan rumus berikut: ) Rumus ini juga berlaku untuk exponen sederhana seperti contoh a x tadi, perhatikan jika mencari turunan a x dengan menggunakan rumus diatas: Dari soal: a x =fx) gx), didapat fx)=a dan gx)=x, sehingga, dengan menggunakan aturan turunan biasa: turunan fx)=0 dan turunan gx)=1, sehingga: f x)=0 dan g x)=1. Karena fx);gx);f x);g x) telah diketahui, kita subtitusikan ke dalam rumus ini, sehingga didapat: Sama kan??? Catatan: Memang lebih efisien jika mengetahui rumus umumnya, namun akan jauh lebih baik jika mengetahui proses pembentukan rumusnya. Karena kita akan dapat mengembangkan rumus tersebut menjadi rumus baru yang lebih bermanfaat. Nah, gimana? Jika anda telah menguasai semua materi diatas, selanjutnya akan lebih mudah, karena kali ini saya hanya akan membahas integral dalam logaritma natural, dan materi selesai. Lanjut ke integral, sesungguhnya pada hitung kalkulus integral exponen, hanya merupakan sedikit modifikasi dan pengembangan dari turunan exponen. Misal: tentukan integral dari a x! telah kita ketahui, bahwa turunan dari a x adalah a x ln a, sehingga Pada soal, diminta Bentuk ini dapat diubah menjadi: Oleh karena ln a tidak menganding unsur x, maka ln a tidak ikut di integralkan, sehingga: Karena maka:
9 Untuk soal integral lainnya tidak jauh dari apa yang kita bahas baru ini. Untuk menyelesaikan integral exponen, yang perlu diingat hanyalah: integral e x adalah tetap e x dan integral a x adalah, teknik subtitusi dan integral adalah balikan dari turunan. Nah, akhirnya cukup sekian materi yang perlu kuberikan, sisanya mari kita bahas beberapa soal-soal kalkulus tingkat tinggi berikut ini: Penyederhanaan Limit Fungsi e : Contoh: Ubahlah ke dalam exponen bilangan e : Penyelesaian: ) ) ) Misalkan =n, maka persamaan menjadi: ) ) ) Karena e= maka: ) ) ) Sehingga jawaban dari soal tersebut adalah e 5. Contoh soal lainnya jawab sendiri & pake latihan): 1. Ubahlah ke dalam exponen bilangan e : 2. Ubahlah ke dalam exponen bilangan e : Turunan Berbasis Fungsi e : Contoh: Tentukan turunan dari: Penyelesaian:
10 Dengan menggunakan aturan rantai: Sehingga jawaban dari soal tersebut adalah:. Contoh soal lainnya jawab sendiri & pake latihan): 1. Tentukan turunan dari: fx)=e 2x fx)=x.e x fx)=ax+b).e px 2. Tentukan turunan pecahan beikut tips: kalikan dulu bentuk sekawan lalu sederhanakan dengan kreatif) Contoh: Tentukan integral dari: Penyelesaian: Integral Berbasis Fungsi e : Langkah pertama adalah cari turunan dari pangkatnya: Kemudian pada soal: Kemudian subtitusi nilai 2 dx menjadi: Oleh karena e 2x+3 di integralkan berdasarkan 2x+3, maka hasil integralnya adalah sama deangan sebelum diintegral, yaitu: e 2x+3 sehingga: Maka integral dari fungsi diatas adalah. Contoh soal lainnya jawab sendiri & pake latihan): Tentukan Integral dari: Integral Tidak Tentu natural): Contoh:
11 Tentukan integral dari: Penyelesaian: Langkah pertama adalah cari turunan penyebutnya: Kemudian pada soal: Kemudian subtitusi nilai 3x 2 +2) dx menjadi: Oleh karena 2 tidak mengandung unsur x, maka 2 dapat dikeluarkan dari integral, sehingga: Pada pembahasan materi tadi, kita mengetahui bahwa = ln x, maka jika nilai x diganti Menjadi x 2 +2x-3, maka hasil pengintegralannya adalah lnx 3 +2x-3). Sehingga: Maka integral dari fungsi diatas adalah: 2.lnx 3 +2x-3). Contoh soal lainnya jawab sendiri & pake latihan): Tentukan Integral dari: Turunan Fungsi Logaritma: Contoh: Tentukan turunan dari: Penyelesaian: Dengan menggunakan aturan rantai: Karena pada pambahasan materi tadi didapatkan rumus turunan dari p log x adalah maka: Maka turunan dari fungsi diatas adalah: Contoh soal lainnya jawab sendiri & pake latihan):
12 1. Tentukan turunan dari: fx)= 3 log 2x fx)=ln3x+5) fx)=2.ln2x+3) fx)=lnx 2-3x+2) fx)=lnx 3-3x 2 +6) fx)=x 2 ln4-x) Pembuktian Oprasi Hitung Turunan tingkat dasar): Sekarang kita mulai masuk ke permasalahan pembuktian rumus-rumus, segala rumus matematika pasti ada bukti secara nyata dan logis, karena matematika adalah ilmu eksak dan pasti, pada pembuktian ini saya akan mencoba membuktikan rumus pengoprasian turunan pembagian, berikut ini Permasalahannya: Buktikan: ) Untuk membuktikan kasus seperti ini, kita harus mengenal definisi dasar dari turunan, yaitu: Kemudian kita ubah dan sesuaikan bentuk limit turunan diatas sesuat dengan permasalahan, yaitu bentuk oprasi pembagian fungsi: sehingga bentuk limit diatas menjadi: ) Kemudian, untuk mengurangi dalam bentuk pecahan, samakan penyebutnya, didapat: Karena penyebut sudah sama bentuk tersebut dapat disederhanakan menjadi: ) Kemudian nilai dimasukkan dan kurung dibuka, menjadi: Sehingga didapat bentuk limit pembagian yang paling sederhana adalah: Apa permasalahan selesai??? Belum, karena limit diatas belum membuktikan hasil yang diminta. Nah, mulai dari tahap ini diperlukan kreatifitas yang tinggi, jika anda berpikir limit tersebut sudah dalam bentuk bentuk paling sederhana, bagaimana cara menyederhanakan lagi??? Setelah
13 dipikir dengan matang, permasalahan yang akan dibuktikan memiliki elemen f x) dan g x) yang juga merupakan suatu limit, yaitu: Lalu apa yang akan dilakukan pada bentuk limit tersederhana yang didapat tadi, yaitu: Bukan disederhanakan lagi, namun dikembangkan/diekspansi menjadi 2 bentuk limit diatas, yaitu f x) dan g x), caranya??? Perhatikan limit diatas, di sebelah kiri, terdapat pasangan fx+ x).gx) jika dibayangkan pasangan tersebut mendekati limit yang dimiliki f x) sehingga untuk mengubahnya menjadi ada bentuk fx+ x) fx) itu mungkin, karena mengandung unsur gx) maka setelah berubah akan menjadi gx). [fx+ x) fx)] yang diekspansi menjadi fx+ x).gx) fx).gx). Sehingga persamaan dikiri harus dikurangi fx).gx), lalu perhatikan juga persamaan dikanan, yaitu terdapat pasangan fx).gx+ x) jika dibayangkan pasangan tersebut mendekati limit yang dimiliki g x), sehingga untuk mengubahnya menjadi ada bentuk gx+ x) gx) itu mungkin, karena mengandung unsur fx) ingat tanda negatif maka setelah berubah akan menjadi fx). [gx+ x) - gx)] yang diekspansi menjadi fx).gx+ x) + fx).gx). Sehingga persamaan dikiri harus ditambah fx).gx), hal itu mungkin karena jika persamaan tersebut yang kiri dikurang fx).gx), sedangkan yang dikanan ditambah fx).gx) maka jika dijumlahkan adalah nol, atau netral) sehingga mungkin memberikan tambahan fx).gx) pada persamaan. Untuk jelasnya perhatikan langkah berikut: Kemudian nol tersebut diganti dengan fx).gx) fx).gx) sesuai dengan yang direncanakan tadi, sehingga: Kemudian sesuai dengan yang direncanakan, fx).gx) yang negatif pindah kekiri, sedangkan fx).gx) yang positif tetap dikanan, sehingga: Kemudian masing-masing diberi tanda kurung, hati-hati dengan perubahan tanda diruas kanan karena tanda kurung) sehingga limit tersebut menjadi: ) ) Kemudian nilai gx) pada bagian kiri dan nilai fx) di bagian kanan dikeluarkan dari tanda kurung, sehingga: ) )
14 Kemudian nilai x pada penyebut dipindah keatas, sehingga: ) ) Kemudian, dengan sedikit modifikasi, limit tersebut menjadi: ) ) Kemudian menurut aturan aljabar, limit tersebut dapat digandakan menjadi: ) ) fx) dan gx) dapat dikeluarkan dari limit karena limit tersebut hanya berdasarkan x, sedangkan fx) dan gx) tidak mengandung x, Catatan: x berbeda dengan x) sehingga: ) ) Kemudian, menurut definisi dasar dari turunan yang tadi kita bahas, telah didapat: Dengan mensubtitusi kedua persamaan tersebut, didapat: Kemudian, sudah saatnya nilai limit x mendekati nol dimasukkan ke persamaan, sehingga: Kemudian persamaan disederhanakan menjadi: Sehingga terbuktilah bahwa: ) ) Nah, sekarang saya kasi 1permasalahan lagi, yaitu membuktikan turunan perkalian. Silahkan coba diselesaikan, cara membuktiannya tidak jauh beda dengan cara yang diatas. Buktikan: Catatan: Berfikirlah secara kreatif untuk membuktikan permasalahan ini dan jangan terlalu terikat dengan rumus yang sudah ada, namun mengertilah konsep yang banyak, maka anda akan dapat membuktikan, bahkan menciptakan rumus baru dalam ilmu matematika.
15 Pembuktian limit bilangan e : Inilah dia klimaks dari kalkulus yang akan dibahas, yaitu adalah pembuktian oprasi limit bilangan e dan logaritma natural, selain membutuhkan kombinasi rumus yang banyak, hampir semua definisi yang diberikan pada materi ini, akan digunakan untuk pembuktian rumus-rumus, sering digunakan dalam metoda penelitian. Ok, saya akan mencoba memberikan satu masalah untuk dibuktikan dan dibahas langsung dalam materi ini, kemudian saya berikan 3 masalah lagi untuk dibuktikan sendiri. Yap, kita mulai saja, saya berikan satu masalah sebagai berikut: Buktikan: Pada kasus ini dibutuhkan daya kreatifitas yang tinggi. Sehingga langkah pertama adalah dengan mengubah bentuk p x menjadi bentuk e sehingga limit tersebut menjadi: Kemudian disubtitusikan nilai e dalam bentuk limit ke dalam persamaan tersebut, namun limit yang dimasukkan adalah sejenis sehingga karena limit diatas atas adalah mendekati nol, sedangkan limit bilangan e yang umum adalah tak hingga, kita akali agar limit tersebut menjadi mendekati nol. Karena hubungan nol dengan tak hingga adalah:, maka modifikasilah limit bilangan e menjadi: ) Setelah limmit menjadi sejenis, misalkan maka limit tersebut menjadi: ) Sehingga kesimpulannya: Sekarang karena kedua persamaan diatas yang bercetak tebal) sama sama mempunyai nilai limit x mendekati nol ) maka kedua persamaan tersebut dapat disubtitusikan. Dengan mengganti nilai e, maka didapat limit baru sebagai berikut: ) Kemudian menurut aturan binomial, limit tersebut dapat diekspansi menjadi berikut: ) Lalu karena 1 dipangkatkan berapa saja tetap 1, dan pengali 1 tak ditulis, maka bilangan 1 berpangkat sebagai pengali dalam limit tersebut dapat dihilangkan, sehingga: Kemudian kombinasi diubah ke dalam bentuk faktorial, sehingga menjadi:
16 Dan disederhanakan menjadi: ) ) Karena x pangkat 1 tidak ditulis; 0 dan 1 faktorial adalah 1, dan x pangkat nol x 0 ) adalah 1 maka limit dapat disederhanakan lagi menjadi: ) Kemudian, tanda kurung dibuka, maka: hati-hati dan ingat dengan perpindahan -1 ) Setelah tanda kurung pada -1 dibuka lagi: 1 dan 1 Dikurangkan: Penjumlahan dengan nol tak ditulis: Nilai x pada penyebut dikeluarkan dan disederhanakan: ) Setelah disederhanakan limit tersebut menjadi: ) Kemudian tanda kurung dibuka dan nilai x dikeluarkan lagi, sehingga: ) Setelah mendapat fungsi limit yang paling sederhana, masukkan nilai x -nya sehingga limit tersebut menjadi: ) Karena nol dikali berapapun adalah nol, maka: Sehingga terbuktilah bahwa
17 Itulah tujuan utama dalam menguasai logaritma natural, bilangan e, kalkulus, dll. Agar kita dapat membuktikan dan menemukan sesuatu rumus baru. Ok, sekarang saya akan memberikan lagi 3 permasalahan untuk dibuktikan: Permasalahan 1: Buktikan: Permasalahan 2: Buktikan: Permasalahan 3: Buktikan: Pada pembuktian rumus, anda harus membuat rumusan yang logis, pasti, dan berlaku untuk semua nilai, tidak boleh nebak-nebak. Karena pembuktian adalah sesuatu bagian matematika yang terrumit no 2, setelah penciptaan rumus. Tidak mesti harus panjang yang seperti saya contohkan tadi, namun harus nyata dan masuk akal, ada banyak jalan/cara dalam membuktikan suatu permasalahan matematika. Atasilah Permasalahan tersebut dengan kreativitas dan akal/jalan pikiran anda masing-masing. Ok, sekian dulu materi dan latihan yang kuberikan, semoga bermanfaat bagi kalian semua... ~Tjandra Satria Gunawan~
Bab 16. LIMIT dan TURUNAN. Motivasi. Limit Fungsi. Fungsi Turunan. Matematika SMK, Bab 16: Limit dan Turunan 1/35
Bab 16 Grafik LIMIT dan TURUNAN Matematika SMK, Bab 16: Limit dan 1/35 Grafik Pada dasarnya, konsep limit dikembangkan untuk mengerjakan perhitungan matematis yang melibatkan: nilai sangat kecil; Matematika
Lebih terperinciMATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri
MATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri MATEMATIKA LIMIT FUNGSI SMK NEGERI 1 SURABAYA Halaman 1 BAB LIMIT FUNGSI A. Limit Fungsi Aljabar PENGERTIAN
Lebih terperinciAyundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga
Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII April 29, 2015 Akar Barisan a 1, a 2, a 3, a 4,... adalah susunan bilangan-bilangan real yang teratur, satu untuk setiap bilangan bulat positif. adalah fungsi yang
Lebih terperinciBahan Ajar. Limit Fungsi Aljabar. (Edisi 1,00) Disusun Oleh : Fendi Alfi Fauzi
Bahan Ajar Limit Fungsi Aljabar (Edisi 1,00) Disusun Oleh : Fendi Alfi Fauzi Fendi Alfi Fauzi Bahan Ajar Limit Fungsi Aljabar (Edisi 1,00) Tulisan ini bebas dibaca dan disebarluaskan kepada siapapun dengan
Lebih terperinciFUNGSI-FUNGSI INVERS
FUNGSI-FUNGSI INVERS Logaritma, Eksponen, Trigonometri Invers Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 202 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 202 / 49 Topik Bahasan Fungsi Satu ke Satu 2
Lebih terperinciLIMIT FUNGSI. Standar kompetensi : Mengunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah
LIMIT FUNGSI Standar kompetensi : Mengunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : Menjelaskan secara intuitif arti limit fungsi di suatu titik dan di takhingga.
Lebih terperinciKED INTEGRAL JUMLAH PERTEMUAN : 2 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Materi : 7.1 Anti Turunan. 7.2 Sifat-sifat Integral Tak Tentu KALKULUS I
7 INTEGRAL JUMLAH PERTEMUAN : 2 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Memahami konsep dasar integral, teorema-teorema, sifat-sifat, notasi jumlah, fungsi transenden dan teknik-teknik pengintegralan. Materi
Lebih terperinciCatatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I
Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):
Lebih terperinci: 6. Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah.
Latar belakang penyusunan: Lembar kerja siswa ini kami susun sebagai salah satu sumber belajar untuk siswa agar dapat dipelajari dengan lebih mudah. Kami menyajikan materi dalam modul ini berusaha mengacu
Lebih terperinciKalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 3. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018
Kalkulus 2 Teknik Pengintegralan ke - 3 Tim Pengajar Kalkulus ITK Institut Teknologi Kalimantan Januari 2018 Tim Pengajar Kalkulus ITK (Institut Teknologi Kalimantan) Kalkulus 2 Januari 2018 1 / 27 Daftar
Lebih terperinciMODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS
MODUL 1 Teori Bilangan Bilangan merupakan sebuah alat bantu untuk menghitung, sehingga pengetahuan tentang bilangan, mutlak diperlukan. Pada modul pertama ini akan dibahas mengenai bilangan (terutama bilangan
Lebih terperinciMateri Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi
Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan linear dengan n peubah adalah persamaan dengan bentuk : dengan adalah bilangan- bilangan real, dan adalah peubah. Secara
Lebih terperinciBAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak
BAB IV PERTIDAKSAMAAN 1. Pertidaksamaan Kuadrat. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak 86 LEMBAR KERJA SISWA 1 Mata Pelajaran : Matematika Uraian Materi
Lebih terperinciPENGETAHUAN MATEMATIKA DASAR UNTUK ASURANSI UMUM
PENGETAHUAN MATEMATIKA DASAR UNTUK ASURANSI UMUM Ringkasan. Dalam tulisan ini akan diuraikan beberapa topik matematika yang diperlukan untuk menguasai pengetahuan asuransi umum. Kemudian sejumlah hasil
Lebih terperinciAnalisa Numerik. Teknik Sipil. 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah. 3x 2 x 3 + 2x 2 x + 1, f (n) (c) = n!
Analisa Numerik Teknik Sipil 1 PENDAHULUAN 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah Dalam matematika, dikenal adanya fungsi transenden (fungsi eksponen, logaritma natural, invers dan sebagainya),
Lebih terperinciMatematika
Fungsi dan Kekontinuan D3 Analis Kimia FMIPA Universitas Islam Indonesia Ilustrasi 1 Nol mutlak, yaitu temperatur T C di mana semua aktivitas molekular berhenti, dapat didekati namun tidak pernah dapat
Lebih terperinciPREDIKSI UN 2014 MATEMATIKA IPA
NAMA : KELAS : 1. Kisi-Kisi: Logika Matematika Diketahui 3 Premis, Premis Menggunakan kesetaraan, dan penarikan MP atau MT PREDIKSI UN 2014 MATEMATIKA IPA 3. Kisi-Kisi: Materi Ekponen Éksponen pecahan,3
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Pengembangan Produk Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan produk berupa Skema Pencapaian
Lebih terperinciModul 05 Persamaan Linear dan Persamaan Linear Simultan
Modul 05 Persamaan Linear dan Persamaan Linear Simultan 5.1. Persamaan Linear Persamaan adalah pernyataan kesamaan antara dua ekspresi aljabar yang cocok untuk bilangan nilai variable tertentu atau variable
Lebih terperinciII. FUNGSI. 2.1 Pendahuluan
II. FUNGSI. Pendahuluan A. Tujuan Setelah mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswa dapat:. menyebutkan definisi fungsi;. menyebutkan macam-macam variabel dalam fungsi; 3. membedakan antara variabel
Lebih terperinciMACLAURIN S SERIES. Ghifari Eka
MACLAURIN S SERIES Ghifari Eka Taylor Series Sebelum membahas mengenai Maclaurin s series alangkah lebih baiknya apabila kita mengetahui terlebih dahulu mengenai Taylor series. Misalkan terdapat fungsi
Lebih terperinciAyundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Uji Deret Positif. Ayundyah. Uji Integral. Uji Komparasi. Uji Rasio.
Uji Uji Deret Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII April 29, 2015 Uji Deret Uji Deret yang mempunyai suku-suku positif menjadi bahasan pada uji integral ini. Uji integral ini menggunakan ide dimana suatu
Lebih terperinci4 DIFERENSIAL. 4.1 Pengertian derivatif
Diferensial merupakan topik yang cukup 'baru' dalam matematika. Dimulai sekitar tahun 1630 an oleh Fermat ketika menghadapi masalah menentukan garis singgung kurva, dan juga masalah menentukan maksimum
Lebih terperinciLimit Fungsi. semua x bilangan real, kecuali x = 2
LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) LIMIT FUNGSI Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT VI DERAJAT MAHIR 2 SETARA KELAS XI Created By Ita Yuliana 27 Limit Fungsi Kompetensi Dasar
Lebih terperinciAsimtot.wordpress.com FUNGSI TRANSENDEN
FUNGSI TRANSENDEN 7.1 Fungsi Logaritma Asli 7.2 Fungsi-fungsi Balikan dan Turunannya 7.3 Fungsi-fungsi Eksponen Asli 7.4 Fungsi Eksponen dan Logaritma Umum 7.5 Pertumbuhan dan Peluruhan Eksponen 7.6 Persamaan
Lebih terperinciMA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world
Catatan Kuliah MA20 KALKULUS 2A Do maths and you see the world disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 203 Catatan kuliah ini ditulis
Lebih terperinciMODUL 11 FUNGSI EKSPONENSIAL & LOGARITMA
MODUL 11 FUNGSI EKSPONENSIAL & LOGARITMA 11.1. Ketentuan dan Sifat-Sifat KETENTUAN a P = a. a. a. a................. sampai p faktor (a dinamakan bilangan pokok, p dinamakan pangkat atau eksponen) SIFAT-SIFAT
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan XI IPA2 pada bulan April- Mei Pada bulan April 2014 peneliti
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Kasihan untuk kelas XI IPA1 dan XI IPA2 pada bulan April- Mei 2014. Pada bulan April 2014 peneliti melakukan
Lebih terperinciMA3231 Analisis Real
MA3231 Analisis Real Hendra Gunawan* *http://hgunawan82.wordpress.com Analysis and Geometry Group Bandung Institute of Technology Bandung, INDONESIA Program Studi S1 Matematika ITB, Semester II 2016/2017
Lebih terperinciBarisan dan Deret Agus Yodi Gunawan
Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan Barisan. Definisi. Barisan tak hingga adalah suatu fungsi dengan daerah asalnya himpunan bilangan bulat positif dan daerah kawannya himpunan bilangan real. Notasi untuk
Lebih terperinciKALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia
KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia BAB II. FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN Fungsi dan Operasi pada Fungsi Beberapa Fungsi Khusus Limit dan Limit
Lebih terperinciKALKULUS 1. Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI /
Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI 08125218506 / 082334051234 E-mail : sriestits2@gmail.com Bahan Bacaan / Refferensi : 1. Frank Ayres J. R., Calculus, Shcaum s Outline Series, Mc Graw-Hill Book Company.
Lebih terperinciTurunan. Ayundyah Kesumawati. January 8, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah Kesumawati (UII) Turunan January 8, / 15
Turunan Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII January 8, 2015 Ayundyah Kesumawati (UII) Turunan January 8, 2015 1 / 15 Sub Materi Turunan : a. Turunan Fungsi b. Turunan Tingkat Tinggi c. Teorema
Lebih terperinciArief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs
Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs ariefikhwanwicaksono@gmail.com masawik.blogspot.com @awik1212 Kalkulus (Bahasa Latin: calculus, artinya "batu kecil", untuk menghitung) adalah cabang ilmu matematika
Lebih terperinciSoal Ujian Komprehensif
Soal Ujian Komprehensif Bahan ujian komprehensif memuat konsep-konsep penting pada bidang: Kalkulus, dan Matriks / Aljabar Linear. Logika, Soal ujian disediakan secara terbuka, dapat diperoleh setiap saat
Lebih terperinciMA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 8: Bentuk Tak Tentu d
MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 8: dan Do maths and you see the world ? Pengantar Bentuk tak tentu? Bentuk apa? Bentuk tak tentu yang dimaksud adalah bentuk limit dengan nilai seolah-olah : 0 0 ; ; 0
Lebih terperinciSISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR
SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR Salah satu alat dalam kehidupan sehari-hari kita yang menggunakan sistem digital yang paling mudah ditemui adalah kalkulator. Alat yang kelihatannya
Lebih terperinciLIMIT DAN KEKONTINUAN
LIMIT DAN KEKONTINUAN Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 37 Topik Bahasan 1 Limit Fungsi 2 Hukum Limit 3 Kekontinuan Fungsi (Departemen
Lebih terperinciFUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya
FUNGSI dan LIMIT 1.1 Fungsi dan Grafiknya Fungsi : suatu aturan yang menghubungkan setiap elemen suatu himpunan pertama (daerah asal) tepat kepada satu elemen himpunan kedua (daerah hasil) fungsi Daerah
Lebih terperinciTugas Praktikum Matematika Dasar I Ringkasan Materi Maple
Tugas Praktikum Matematika Dasar I Ringkasan Materi Maple Nama : YULI ARDIKA PRIHATAMA NIM : K2308062 Prodi : Pendidikan Fisika Kelas/Angkatan : B/2008 PENDAHULUAN Maple adalah sebuah software yang biasa
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI BALONGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kode. Dok PBM.0 Edisi/Revisi A/0 Tanggal 7 Juli 207 Halaman dari RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Lebih terperinciB I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)
1 B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN Bilangan Kompleks Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner) Bilangan Rasional Bilangan Irrasional Bilangan Pecahan Bilangan Bulat Bilangan Bulat
Lebih terperinciBAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar
BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar Untuk materi ini mempunyai 3 Kompetensi Dasar yaitu: Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar 2. Melakukan operasi
Lebih terperinciKALKULUS MULTIVARIABEL II
Pada Bidang Bentuk Vektor dari KALKULUS MULTIVARIABEL II (Minggu ke-9) Andradi Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia Pada Bidang Bentuk Vektor dari 1 Definisi Daerah Sederhana x 2 Pada Bidang
Lebih terperinciSEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TEMON
TUGAS MANDIRI TIDAK TERSTUKTUR LIMIT DAN TURUNAN Disusun oleh : RADITYA AMARA BOJA 1037 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TEMON 1 KULON PROGO OKTOBER 2015 Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan kepada
Lebih terperinciMatematika
Fungsi dan Kekontinuan D3 Analis Kimia FMIPA Universitas Islam Indonesia Ilustrasi 1 Nol mutlak, yaitu temperatur T C di mana semua aktivitas molekular berhenti, dapat didekati namun tidak pernah dapat
Lebih terperinciMODUL MATEMATIKA SEKOLAH
1 MODUL MATEMATIKA SEKOLAH 1 Oleh: DIDIK HERMANTO, M. Pd. STKIP PGRI BANGKALAN PRODI S1PENDIDIKAN MATEMATIKA 2014 2 BAB I PENDAHULUAN I. PENGERTIAN Matematika sekolah adalah bagian matematika yang diberikan
Lebih terperinciSISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI
SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI Matematika Juni 2016 Dosen : Dadang Amir Hamzah MATEMATIKA Juni 2016 1 / 67 Outline 1 Sistem Bilangan Riil Dosen : Dadang Amir Hamzah MATEMATIKA Juni 2016 2 / 67 Outline
Lebih terperincimatematika LIMIT ALJABAR K e l a s A. Pengertian Limit Fungsi di Suatu Titik Kurikulum 2006/2013 Tujuan Pembelajaran
Kurikulum 6/1 matematika K e l a s XI LIMIT ALJABAR Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Dapat mendeskripsikan konsep it fungsi aljabar dengan
Lebih terperinciCatatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL
BAB V. INTEGRAL Anti-turunan dan Integral TakTentu Persamaan Diferensial Sederhana Notasi Sigma dan Luas Daerah di Bawah Kurva Integral Tentu Teorema Dasar Kalkulus Sifat-sifat Integral Tentu Lebih Lanjut
Lebih terperinciPOLINOM (SUKU BANYAK) Menggunakan aturan suku banyak dalam penyelesaian masalah.
POLINOM (SUKU BANYAK) Standar Kompetensi: Menggunakan aturan suku banyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar: 1. Menggunakan algoritma pembagian suku banyak untuk menentukan hasil bagi dan sisa
Lebih terperinciTeknik Pengintegralan
Jurusan Matematika 13 Nopember 2012 Review Rumus-rumus Integral yang Dikenal Pada beberapa subbab sebelumnya telah dijelaskan beberapa integral dari fungsi-fungsi tertentu. Berikut ini diberikan sebuah
Lebih terperinciLIMIT FUNGSI. A. Menentukan Limit Fungsi Aljabar A.1. Limit x a Contoh A.1: Contoh A.2 : 2 4)
LIMIT FUNGSI A. Menentukan Limit Fungsi Aljabar A.. Limit a Contoh A.:. ( ) 3 Contoh A. : 4 ( )( ) ( ) 4 Latihan. Hitunglah nilai it fungsi-fungsi berikut ini. a. (3 ) b. ( 4) c. ( 4) d. 0 . Hitunglah
Lebih terperinciMADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012
MODUL MATEMATIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 0 TAHUN AJARAN 0/0 MATERI PERSAMAAN KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT UNTUK KALANGAN MA AL-MU AWANAH MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 0 Jalan RH. Umar
Lebih terperinciTeknik pengintegralan: Integral fungsi pecah rasional (bagian 1)
Teknik pengintegralan: Integral fungsi pecah rasional (bagian 1) Kalkulus 2 Nanang Susyanto Departemen Matematika FMIPA UGM 07 Februari 2017 NS (FMIPA UGM) Teknik pengintegralan 07/02/2017 1 / 8 Pemeran-pemeran
Lebih terperinciFormat 1. ANALISIS STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) Tahun Pelajaran 2012/2013 Tim Matematika SMA Negeri 6 Malang
Format 1. ANALISIS STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) 01 Mata elajaran Matematika IPA Tahun Pelajaran 01/013 Pengembang Tim Matematika SMA Negeri 6 Malang KISI-KISI SKL 01 INDIKATOR KISI-KISI SKL SK KD 1.
Lebih terperinciMAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL)
MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL) KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
Lebih terperinciMATRIKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN
MATRIKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah Jurusan SKS Kode M. Kuliah : Kalkulus IA : Teknik Elektro : 2 SKS : KD-0420 Minggu ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran
Lebih terperincitidak terdefinisi ketika x = 1, tetapi dapat kita peroleh
Lecture 4. Limit A A. Definition of Limit Definisi 4.1 (a). Jika f adalah suatu fungsi, maka kita mengatakan bahwa jika nilai f(x) mendekati L saat x dipilih mendekati a. Dengan kata lain, bilangan L merupakan
Lebih terperinciLogaritma adalah operasi matematika yang merupakan kebalikan dari eksponen atau pemangkatan.
Logaritma adalah operasi matematika ang merupakan kebalikan dari eksponen atau pemangkatan. Rumus dasar logaritma: b c = a ditulis sebagai b log a = c (b disebut basis) Beberapa orang menuliskan b log
Lebih terperinciSedangkan bilangan real yang tidak dapat dinyatakan sebagai pembagian dua bilangan bulat adalah bilangan irasional, contohnya
BAB I A. SISTEM BILANGAN REAL Sistem bilangan real dan berbagai sifatnya merupakan basis dari kalkulus. Sistem bilangan real terdiri dari himpunan unsur yang dinamakan Bilangan Real yang sering dinyatakan
Lebih terperinciKalkulus Diferensial week 09. W. Rofianto, ST, MSi
Kalkulus Diferensial week 09 W. Rofianto, ST, MSi Tingkat Perubahan Rata-rata Jakarta Km 0 jam Bandung Km 140 Kecepatan rata-rata s t 140Km jam 70Km / jam Konsep Diferensiasi Bentuk y/ disebut difference
Lebih terperinciINTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use
INTISARI KALKULUS 2 Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Program Studi Matematika - FMIPA Institut Teknologi Bandung Januari 200 Pengantar Kalkulus & 2 merupakan matakuliah wajib tingkat pertama bagi semua
Lebih terperinciBAB 2 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR
BAB 2 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR MATERI A. Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak A. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN YANG MEMUAT NILAI MUTLAK Dalam matematika, sesuatu yang nilainya selalu positif
Lebih terperinciTurunan Fungsi Aljabar. , karena melengkung maka
A. Turunan sebagai Limit Fungsi Turunan Fungsi Aljabar f(t) t = t t jika dan hanya jika t = t + t m = f(t ) f(t ) t t = f( t+t ) f(t ) t = f( t+t ) f(t ) t f( t+t ) f(t ) t 0 t = f (t ) f(+x) f(x) m =
Lebih terperinci: Pramitha Surya Noerdyah NIM : A. Integral. ʃ f(x) dx =F(x) + c
Nama : Pramitha Surya Noerdyah NIM : 125100300111022 Kelas/Jur : L/TIP A. Integral Integral dilambangkan oleh ʃ yang merupakan lambang untuk menyatakan kembali F(X )dari F -1 (X). Hitung integral adalah
Lebih terperinciMA3231 Analisis Real
MA3231 Analisis Real Hendra Gunawan* *http://hgunawan82.wordpress.com Analysis and Geometry Group Bandung Institute of Technology Bandung, INDONESIA Program Studi S1 Matematika ITB, Semester II 2016/2017
Lebih terperinciKALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan
KALKULUS 1 HADI SUTRISNO 1 Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan BAB I PENDAHULUAN A. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus kita terlebih dahulu perlu memahami bahasan tentang sistem bilangan
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS
BAB. PENDAHULUAN KALKULUS (Himpunan,selang, pertaksamaan, dan nilai mutlak) Pembicaraan kalkulus didasarkan pada sistem bilangan nyata. Sebagaimana kita ketahui sistem bilangan nyata dapat diklasifikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belakangan ini, ilmu matematika telah berkembang pesat. Bukan hanya sebatas hitung menghitung menggunakan skala statistik, nilai, angka-angka real, kalkulus
Lebih terperinciEksponen dan Logaritma
Bab Eksponen dan Logaritma A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran eksponen dan logaritma siswa mampu: 1. menghayati pola hidup disiplin, kritis, bertanggungjawab,
Lebih terperinciUJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK
UJI KONVERGENSI Januari 208 Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK Uji Integral Teorema 3 Jika + k= u k adalah deret dengan suku-suku tak negatif, dan jika ada suatu konstanta M sedemikian hingga s n = u + u 2 +
Lebih terperinci10. Transformasi Fourier
10. Transformasi Fourier Dalam beberapa bab ke depan, kita akan membahas transformasi Fourier, sifatsifatnya, dan aplikasinya. Seperti halnya pada pembahasan deret Fourier, pendekatan yang diambil dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang Historis Fondasi dari integral pertama kali dideklarasikan oleh Cavalieri, seorang ahli matematika berkebangsaan Italia pada tahun 1635. Cavalieri menemukan bahwa
Lebih terperinci44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)
44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran
Lebih terperinciPERTEMUAN 6-7 LIMIT DAN KESINAMBUNGAN FUNGSI
PERTEMUAN 6-7 LIMIT DAN KESINAMBUNGAN FUNGSI LIMIT Limit menggambarkan seberapa jauh sebuah fungsi akan berkembang apabila variabel di dalam fungsi yang bersangkutan terus menerus berkembang mendekati
Lebih terperinciMAKALAH. Bantuan dalam Penghitungan Integral Tentu KALKULUS LANJUT Dosen Pengampu: Sugeng Riyadi S.Si M.Pd DISUSUN OLEH: Kelompok V
MAKALAH Bantuan dalam Penghitungan Integral Tentu KALKULUS LANJUT Dosen Pengampu: Sugeng Riyadi S.Si M.Pd DISUSUN OLEH: Kelompok V 1. NURVITA 2. ROSI LUSIANA 3. PUJI ASTUTI 4. SURTA MD PANGGABEAN 5. SUTRISNO
Lebih terperinci12. Teorema Inversi Fourier dan Transformasi Fourier di L 2 (R)
1. Teorema Inversi Fourier dan Transformasi Fourier di L (R) 1.1 Teorema Inversi Fourier Dari hasil hitung-hitungan kasar di awal bagian ke-10, kita ingin membuktikan bahwa, dalam kondisi tertentu, kita
Lebih terperinciSILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik. Tugas individu.
SILABUS NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : Matematika KELAS : X STANDAR KOMPETENSI : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan real. KODE KOMPETENSI : ALOKASI WAKTU : 57 x 45 Kompetensi
Lebih terperinciMatematika I : Limit. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 79
Matematika I : Limit Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 79 Outline 1 limit Introduction to Limit Rigorous Study of Limits Limit Theorem Limit Involving Trigonometric
Lebih terperinciLEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA
Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA Latihan 1 1. A. NOTASI SIGMA 1. Pengertian Notasi Sigma Misalkan jumlah n suku pertama deret aritmatika adalah S n = U 1 + U 2 + U 3 + + U
Lebih terperinciBAB I PERTIDAKSAMAAN RASIONAL, IRASIONAL & MUTLAK
Matematika Peminatan SMA kelas X Kurikulum 2013 BAB I PERTIDAKSAMAAN RASIONAL, IRASIONAL & MUTLAK I. Pertidaksamaan Rasional (Bentuk Pecahan) A. Pengertian Secara umum, terdapat empat macam bentuk umum
Lebih terperinciTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
PREVIEW KALKULUS TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mampu: menyebutkan konsep-konsep utama dalam kalkulus dan contoh masalah-masalah yang memotivasi konsep tersebut; menjelaskan menyebutkan konsep-konsep
Lebih terperinciPertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL
Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL A. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Dalam pelajaran kalkulus, kita telah berkenalan dan mengkaji berbagai macam metode untuk mendiferensialkan suatu
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Malang, 20 Januari 2015 Penulis. DR Suhartono M.Kom
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirabbil Alamin penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan ridha-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku
Lebih terperinciBAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK
BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK 4. Sebaran Asimtotik,, Teorema 4. (Sebaran Normal Asimtotik,, ) Misalkan fungsi intensitas seperti (3.2) dan terintegralkan lokal. Jika kernel K adalah
Lebih terperinciBAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR
3 BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR 4.. Sebaran asimtotik dari,, Teorema 4. ( Normalitas Asimtotik
Lebih terperinciMata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih
Mata Pelajaran Wajib Disusun Oleh: Ngapiningsih Disklaimer Daftar isi Disklaimer Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran. Materi powerpoint
Lebih terperinciSISTEM BILANGAN REAL
SISTEM BILANGAN REAL Materi : 1.1 Pendahuluan Sistem Bilangan Real adalah himpunan bilangan real yang disertai dengan operasi penjumlahan dan perkalian sehingga memenuhi aksioma tertentu, ini merupakan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Materi Pokok : Integral Pertemuan Ke- : 1 dan Alokasi Waktu : x pertemuan (4 x 45 menit) Standar Kompetensi : Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah
Lebih terperinciPengintegralan Fungsi Rasional
Pengintegralan Fungsi Rasional Ahmad Kamsyakawuni, M.Kom Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember 25 Maret 2014 Pengintegralan Fungsi Rasional 1 Pengintegralan Fungsi Rasional 2
Lebih terperinciPELATIHAN SUPERVISI PENGAJARAN UNTUK SEKOLAH DASAR
PELATIHAN SUPERVISI PENGAJARAN UNTUK SEKOLAH DASAR Tanggal 19 JUNI s.d 2 juli 2003 DI PPPG MATEMATIKA YOGYAKARTA KALKULATOR SEBAGAI ALAT BANTU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Disusun Oleh: Winarno, M. Sc.
Lebih terperinciBagian 2 Matriks dan Determinan
Bagian Matriks dan Determinan Materi mengenai fungsi, limit, dan kontinuitas akan kita pelajari dalam Bagian Fungsi dan Limit. Pada bagian Fungsi akan mempelajari tentang jenis-jenis fungsi dalam matematika
Lebih terperinci= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA-UPI BANDUNG HAND OUT TURUNAN DAN DIFERENSIASI OLEH: FIRDAUS-UPI 0716 1. GARIS SINGGUNG 1.1 Definisi Misalkan fungsi f kontinu di c. Garis singgung ( tangent line )
Lebih terperinciTransformasi Laplace Peninjauan kembali variabel kompleks dan fungsi kompleks Variabel kompleks Fungsi Kompleks
Transformasi Laplace Metode transformasi Laplace adalah suatu metode operasional yang dapat digunakan secara mudah untuk menyelesaikan persamaan diferensial linear. Dengan menggunakan transformasi Laplace,
Lebih terperinciFUNGSI TRANSENDEN J.M. TUWANKOTTA
FUNGSI TRANSENDEN J.M. TUWANKOTTA. Penekatan Kalkulus: menefinisikan fungsi logaritma natural sebagai integral Panang sebuah fungsi yang iefinisikan engan menggunakan integral: (.) L(x) = t t. Dari Teorema
Lebih terperinciBAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan
BAGIAN KEDUA Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan 51 52 Hendra Gunawan Pengantar Analisis Real 53 6. FUNGSI 6.1 Fungsi dan Grafiknya Konsep fungsi telah dipelajari oleh Gottfried Wilhelm von Leibniz
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester: XI Program IPA/2 Alokasi Waktu: 8 jam Pelajaran (4 Pertemuan) A. Standar Kompetensi Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian
Lebih terperinciTINJAUAN MATA KULIAH... MODUL 1: LOGIKA MATEMATIKA 1.1 Kegiatan Belajar 1: Latihan Rangkuman Tes Formatif
Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... i MODUL 1: LOGIKA MATEMATIKA 1.1 Pernyataan, Negasi, DAN, ATAU, dan Hukum De Morgan...... 1.3 Latihan... 1.18 Rangkuman... 1.20 Tes Formatif 1...... 1.20 Jaringan Logika
Lebih terperinci09. Mata Pelajaran Matematika
09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya
Lebih terperinci