KREATIF Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang Vol. 1, No.2, April 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KREATIF Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang Vol. 1, No.2, April 2014"

Transkripsi

1

2

3

4 74

5 PENGARUH PENGGUNAAN E-TICKET TERHADAP PERILAKU KONSUMEN PADA PT. MATAHARI GRAHA FANTASI JAKARTA (TIMEZONE) Oleh: Theobaldus Boro Tura ABSTRAK Dalam menghadapi era globalisasi, pola perkembangan eknologi begiu pesa yang serba canggih dan modern, enu akan mempengaruhi pola kehidupan juga baik secara individual maupun organisasional unuk erus berubah dari waku ke waku. Hal inilah yang kemudian menjadi suau unuan seiring gejolak persaingan yang semakin kea eruama dalam dunia bisnis. Hampir semua lini manajemen perusahaan dengan ujuan jangka panjang, mengeluarkan biaya besar unuk membidik sraegi jiu dalam upaya mencipakan berbagai keunggulan bersaing dan kompeiif erhadap produk aau jasa yang diawarkan. Dalam kaian dengan peneliian enang e-icke yang merupakan salah sau inovasi secara eknologi sudah seyogyanya perusahaan dalam hal ini Timezone dapa mengimplemenasikannya secara proakif berdasarkan sudu-pandang pelanggan, sebagai upaya memenuhi keinginan, kebuuhan, dan harapan pelanggan. Dengan ujuan agar mampu mencipakan kepuasan konsumen dan menjadikan perusahaan senaniasa di benak konsumen, sebagai empa dan pilihan konsumen unuk eap bermain, mengeksplorasi kegemaran. Tujuan dari peneliian ini adalah unuk mengeahui ada aau idaknya pengaruh dan besar pengaruh penggunaan e-icke erhadap perilaku konsumen dalam bermain, mengeksplorasi kegemaran pada PT. Maahari Graha Fanasi (Timezone)-Jakara. Penarikan sampel dengan eknik area sampling erhadap 100 responden yang ersebar pada 4 (empa) gerai imezone wilayah Jakara dan Tangerang. Meode pengumpulan daa melalui penyebaran kuesioner dan meode analisis pengolahan daa, menggunakan uji validias, uji reliabilias, uji korelasi produc momen (korelasi pearson), uji koefisien deerminasi, dan uji signifikansi koefisien korelasi (uji ). Berdasarkan hasil analisis saisik inferensif paramerik dalam pengujian hipoesis asosiaif ini melalui uji korelasi produc momen (korelasi pearson) dengan skala pengukuran inerval, menunjukkan adanya pengaruh posiif dan signifikan anara penggunaan e-icke erhadap perilaku konsumen dalam bermain, mengeksplorasi kegemaran. Besarnya pengaruh penggunaan e-icke erhadap perilaku konsumen yang diperoleh sebesar 0,68 dengan ingka hubungan yang kua, maka besarnya sumbangan aau konribusi penggunaan e-icke erhadap perilaku konsumen diperoleh sebesar 46,24%. Kaa kunci: Penggunaan e-icke erhadap perilaku konsumen. 74

6 PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Pesanya eknologi yang serba canggih membua PT. Maahari Graha Fanasi aau dikenal dengan nama Timezone yang bergerak dalam dunia bisnis enerainmen harus mengikui pola perkembangan dan inovaif dalam mencipakan pengalaman bermain yang menyenangkan sekaligus mempermudah akses pelayanan dalam bermain. Salah saunya menyediakan mesin-mesin permainan yang sebelumnya dapa mengeluarkan kupon secara manual (icke redempion) beralih menjadi Elecronic Ticke (E-Ticke) dimana kupon aau icke yang diperoleh dari sebuah permainan idak lagi dikumpulkan secara fisik melainkan ersimpan langsung secara oomais dalam karu (powercard) milik pelanggan. Dan selanjunya dapa menukar souvenirnya sesuai selera berdasarkan nilai icke, berlaku selama powercard masih akif dua belas bulan aau seahun erakhir sejak berransaksi. Menuru Koler dalam Purba (2008:50), Inovasi produk adalah suau ide baru yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Dalam kaian dengan ini maka ruang lingkup dari inovasi ini lebih kepada inovasi eknologi yang merubah icke redempion menjadi elecronic icke. Meskipun e-icke ini belum semua gerai imezone di seluruh Indonesia menggunakannya namun paling idak sudah menjadi olak ukur unuk sebuah kemajuan berari. Secara finansial, sisem permainan game dengan menggunakan e-icke ini oleh perusahaan merupakan langkah efisiensi yang epa karena dapa menekan biaya operasional mulai dari proses pengadaan, pendisribusian sampai dengan ingka pemakaiannya jika dibandingkan dengan ingka penggunaan icke redempion sebelumnya. Sebagai gambaran bahwa penggunaan kupon aau icke redempion iu sendiri, dalam proses pengadaannya harus diimpor karena produksi dalam negeri sering bermasalah. Hal ini erkai dengan imbulnya serbukserbuk kupon yang renan dengan komponen-komponen mesin sehingga banyak menimbulkan kerusakan erhadap mesin-mesin permainan. Dan iu berari idak sediki biaya yang harus dikeluarkan unuk membiayai perbaikan mesin yang rusak dan aau harus membeli mesin baru yang bukan merupakan ujuan invesasi mesin. Disamping iu pula, biaya unuk pengiriman kupon ersebu ke semua gerai imezone di seluruh Indonesia cukup besar karena pemakaiannya ruin seiap hari sehingga ingka perminaan sanga signifikan. Semenara pendisribusian 75

7 disesuaikan dengan jadwal pengiriman secara regulasi maka unuk memenuhi perminaan urgensi harus menggunakan jasa pengiriman udara dan aau express sehingga sanga mempengaruhi biaya pengiriman karena beban barang aau kupon ersebu dalam sauan packing per uni cukup bera. Dengan demikian, upaya perusahaan menggunakan e-icke merupakan solusi epa, menjadi sebuah erobosan baru aau inovaif erhadap kemajuan eknologi sekaligus secara idak langsung perusahaan uru berperan sebagai upaya mendukung program pemerinah dalam gerakan sadar lingkungan yakni gerakkan hijau (Go Green) yang sedang digiakan secara nasional. Relevansinya adalah bahwa bahan baku dari kupon yang digunakan sebelumnya adalah dari keras, semenara keras iu sendiri bahan bakunya berasal serbuk-serbuk kayu dan pada akhirnya semua iu bersumber dari pohon dalam proses produksinya. Dengan mengikui pola perkembangan dan kemudahan-kemudahan yang diperoleh erhadap suau permainan enu memiliki efek dan pengaruh erhadap para pengguna dan yang erkai lainnya. Selain dapa membanu para cusomer service dalam pelayanannya, menjadi lebih prakis, aman dan nyaman bagi pelanggan dalam bermain. Prakis karena kupon yang diperoleh secara oomais ersimpan dalam powercard; Aman karena kupon idak mudah ercecer aau pun rusak dan erakumulasi dengan baik dalam powercard; Nyaman karena kupon idak ada baas kedaluarsa penukaran souvenir (selama powercard masih akif dua belas bulan erakhir sejak berransaksi) dan idak repo membawa kupon dalam jumlah banyak. Khusus para pengguna aau konsumen, nilai suau perubahan seperi e-icke ini enu membawa dampak yang bisa erkadang baik dan juga dapa berakiba buruk, sama-sama mempengaruhi perilaku dan nilai dari uang yang dibayarkan pelanggan dalam sebuah permainan. Menuru Koler dalam Chrisian Universiy Library (2008:7), memaparkan perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan ekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan dan pembuangan barang dan jasa yang berujuan unuk memuaskan kebuuhan dan keinginan pribadi. Aas dasar inilah penulis erarik unuk melakukan peneliian mengenai perilaku konsumen erhadap suau perubahan aau inovasi suau produk yang merupakan salah sau dasar dalam menerapkan sraegi pemasaran unuk mencapai ujuan, yakni memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga diharapkan dapa membawa kepada peningkaan penjualan yang 76

8 berakiba langsung pada peningkaan pasar. B. Perumusan Masalah Sesuai idenifikasi dan pembaasan yang elah dikemukakan dalam laar belakang masalah maka dapa dirumuskan sebagai beriku: 1. Apakah sisem e-icke yang mempermudah akses pelayanan, dapa lebih banyak menarik simpai konsumen unuk bermain sehingga dapa meningkakan penjualan karu permainan? 2. Apakah sisem e-icke lebih efisien dan mengunungkan perusahaan secara finansial jika dibanding penggunaannya bagi konsumen sebagai pemakai? 3. Apakah penggunaan e-icke yang prakis, aman dan nyaman, dapa berpengaruh pada perilaku konsumen unuk eap bermain, mengeksplorasi kegemaran? Dalam kaiannya dengan salah sau bagian dari misi perusahaan ini yakni melakukan inovasi yang proakif berdasarkan sudu pandang pelanggan maka dari rumusan masalah di aas, penulis dalam peneliian ini, hanya berfokus pada baasan aau ruang lingkup masalah penggunaan e-icke dari aspek pelayanan, inovasi sisem dan fasilias yang ersedia yang dapa mempengaruhi perilaku konsumen dalam bermain sekaligus mengukur ingka penerimaan konsumen akan perubahan aau inovasi e-icke ini dari aspek kogniif dan afekif. C. Kerangka Berpikir Merupakan susunan menjawab fenomena erjadi dari alur pangkal pikir (premis) berdasarkan paokan pikir (posula/asumsi/aksioma) sampai ke pemikiran (hasil pikir/deduksi/ hipoesis) sesuai kerangka logis aau logical consruc (Daio, 2007:20). 77

9 Fenomena: - Teknologi semakin canggih dan modern - Persaingan pelanggan semakin selekif - Pesaing semakin kompeen - Kualias produk/jasa (differeniaion) - Kepuasan pelanggan (kunci menang di pasar bisnis) Harapan Middle Theory: - Freddy Rangkui Manajemen Pemasaran Diimplemenasikan pada PT. Maahari Graha Fanasi-Jakara (Timezone) Grand Theory: - Philips Koler F a k a Judul: Pengaruh Penggunaan E-Ticke erhadap Perilaku Konsumen pada PT. Maahari Graha Fanasi-Jakara (Timezone) Variabel Bebas (Independen): Penggunaan E-Ticke Variabel Terika (Dependen): Perilaku Konsumen Model Maemaik: - Uji Validias - Uji Reliabilias - Koefisien Korelasi Produc Momen - Koefisien Deerminasi - Uji Signifikansi Koefisien Korelasi (Uji ) D e d u k i f Uji Hipoesis: Terdapa pengaruh posiip anara penggunaan e-icke dengan perilaku konsumen Hasil peneliian yang diharapkan: Penggunaan e-icke berpengaruh posiip erhadap perilaku konsumen I n d u k i f Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berpikir 78

10 G. Hipoesis Peneliian Menuru Apollo (2007:56) menandaskan bahwa hipoesis merupakan proposisi hasil pemikiran. Maka hipoesis aau jawaban semenara dalam peneliian ini berdasarkan permasalahan adalah sebagai beriku: 1) Penggunaan e-icke yang prakis, aman dan nyaman idak berpengaruh posiif dan signifikan erhadap perilaku konsumen dalam mengeksplorasi kegemaran bermain pada PT. Maahari Graha Fanasi (Timezone)-Jakara. 2) Penggunaan e-icke yang prakis, aman dan nyaman berpengaruh posiif dan signifikan erhadap perilaku konsumen dalam mengeksplorasi kegemaran bermain pada PT. Maahari Graha Fanasi (Timezone)-Jakara. TINJAUAN PUSTAKA A. Bauran Pemasaran Upaya suau perusahaan agar eap hidup, berkembang dan mampu bersaing, senaniasa meneapkan sraegi dan mekanisme pelaksanaan akivias pemasarannya. Salah sau unsur dalam sraegi pemasaran erpadu adalah sraegi bauran pemasaran (markeing mix). Sraegi ersebu dijalankan perusahaan yang berkaian dengan penenuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar erenu yang merupakan sasaran pasarnya. Menuru Koler (2005:17), mengaakan bahwa yang dimaksud dengan bauran pemasaran (markeing mix) adalah seperangka ala pemasaran yang digunakan perusahaan unuk erusmenerus mencapai ujuan pemasarannya di pasar sasaran. Unsur-unsur bauran pemasaran menuru Koler (2005:17), menjelaskan bahwa bauran pemasaran dalam produk barang berbeda dengan bauran pemasaran pada produk jasa. Hal ini disebabkan karena ada perbedaan karakerisik produk barang dan produk jasa. Variabel bauran pemasaran dalam produk barang erdiri dari empa variabel yang dikenal dengan sebuan 4P yakni produk (Produc), harga (Price), promosi (Promoion) dan empa/disribusi (Place). Sedangkan menuru Boom dan Biner dalam Effendi (2010:349), menjelaskan bahwa variabel bauran pemasaran pada produk jasa menambahkan iga variabel lagi yaiu 79

11 orang (People), buki fisik (Physical Evidence), dan proses (Process). B. Inovasi Produk 1. Pengerian Inovasi Produk Menuru Engel dalam Chrisian Universiy Library (2008:13), mengaakan inovasi produk adalah gabungan dari berbagai macam proses yang saling mempengaruhi anara sau dengan yang lain. Jadi inovasi bukanlah sebuah konsep dari suau ide baru, penemuan baru aau juga bukan merupakan suau perkembangan dari suau pasar yang baru saja, eapi inovasi merupakan gabungan dari semua prosesproses ersebu. Semenara Koler dalam Purba (2008:96), juga berpendapa bahwa inovasi produk adalah suau ide baru yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. 2. Proses Penerimaan Inovasi Produk. Menuru Koler (2005:405), mengemukakan bahwa proses penerimaan konsumen erhadap suau inovasi produk memerlukan waku. Oleh karena iu, perusahaan harus memahami proses penerimaan konsumen (consumer adopion process) unuk membangun suau sraegi yang efekif sebagai penerasi awal. Proses penerimaan konsumen ini kemudian diikui dengan proses keseiaan konsumen (consumer loyaly process), yang menjadi perhaian bagi perusahaan yang mapan. Proses penerimaan konsumen berfokus pada proses menal yang dilalui seseorang mulai dari saa perama mendengar informasi ersebu sampai memakainya. Penerimaan produk baru melalui 5 (lima) ahap, anara lain: a. Kesadaran (awareness): b. Mina (ineres): c. Evaluasi (evaluaion): d. Percobaan (rial): e. Penerimaan (adopion): Menuru Koler (2005:406), menguarakan bahwa ada 4 (empa) fakor yang mempengaruhi proses penerimaan, yakni: a. Kesiapan orang-orang unuk mencoba produk baru sanga berbeda. b. Pengaruh pribadi yang lebih dominan dalam penerimaan produk baru. c. Karakerisik inovasi mempengaruhi penerimaannya. Beberapa produk dapa langsung disukai, sedangkan produk yang lain memerlukan waku yang lama unuk dierima. Ada 5 (lima) karakerisik pening yang sanga mempengaruhi ingka penerimaan suau inovasi, yakni: 1) Keunggulan relaif (relaive advanage): 2) Kesesuaian (compaibiliy): 3) Kerumian (complexiy): 4) Kemampuan unuk dibagibagi (divisibiliy): 80

12 5) Kemampuan erkomunikasi (communicabiliy): d. Perbedaan kesiapan organisasi unuk mencoba produk baru. C. Perilaku Konsumen 1. Pengerian Perilaku Konsumen Menuru Engel dalam Chrisian Universiy Library (2008:7), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suau akivias seseorang saa mendapakan, mengkonsumsi, dan membuang barang aau jasa. Dalam kaa lain, perilaku konsumen mengiku-serakan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saa proses konsumsi. Ineraksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan perukaran aspek hidupnya. 2. Sifa-sifa Perilaku Konsumen Menuru Rangkui (2006:59), mengelompokkan sifa-sifa perilaku konsumen dalam beberapa bagian, anara lain: a. Consumer Behavior is Dynamic: Perilaku dikaakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari seiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konsan. Sifa yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan sraegi pemasaran menjadi sanga menanang sekaligus suli. Suau sraegi dapa berhasil pada suau saa dan empa erenu api gagal pada saa dan empa lain. Karena iu suau perusahaan harus senaniasa melakukan inovasiinovasi secara berkala unuk meraih konsumennya. b. Consumer Behavior Involves Ineracions: Dalam perilaku konsumen erdapa ineraksi anara pemikiran, perasaan, dan indakan manusia sera lingkungan. Semakin dalam suau perusahaan memahami bagaimana ineraksi ersebu mempengaruhi konsumen, semakin baik perusahaan ersebu dalam memuaskan kebuuhan dan keinginan konsumen sera memberikan nilai (value) bagi konsumen. c. Consumer Behavior Involves Exchange: Perilaku konsumen melibakan perukaran anara manusia. Dalam kaa lain seseorang memberikan sesuau unuk orang lain dan menerima sesuau sebagai ganinya. 3. Fakor-fakor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Menuru Peer & Olson dalam Rangkui (2006:60), mengaakan bahwa fakorfakor yang mempengaruhi perilaku konsumen iu dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, anara lain: a. Individual Deerminans of Consumer Behavior: 1) Demografis, psikografis, dan kepribadian. 81

13 Demografis berhubungan dengan ukuran, srukur, dan pendisribusian populasi. Demografis berperan pening dalam pemasaran. Demografis membanu peramalan rend suau produk berahunahun di masa mendaang sera perubahan perminaan dan pola konsumsi. Psikografis menjadi sebuah eknik operasional unuk mengukur gaya hidup. Dalam kaa lain, psikografis merupakan peneliian mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara kuaniaif maupun kualiaif. Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suau produk, psikografis menekankan pada penjelasan mengapa produk ersebu dibeli. Sanga pening unuk menelii fakor psikografis ermasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan indusri organik akan berganung pada ingka kemampuan memobilisasi konsumen unuk menerima produk organik. Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki ari sebagai respon yang konsisen erhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian menjadi ampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsisen bagaimana seseorang merespon lingkungannya. 2) Moivasi konsumen. Dalam menjawab peranyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk erenu, hal ini berhubungan dengan moivasi seorang konsumen. Moivasi konsumen mewakili dorongan unuk memuaskan kebuuhan baik bersifa fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan penggunaan suau produk. 3) Pengeahuan konsumen. Pengeahuan konsumen dapa diarikan sebagai himpunan dari jumlah oal aas informasi yang dimemori dan relevan dengan pembelian dan penggunaan produk. Misalnya, apakah makanan organik iu, kandungan nurisi yang erdapa di dalamnya, manfaanya bagi kesehaan, dan lain-lain. 4) Inensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen. Inensi adalah pendapa subyekif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Sikap mewakili apa yang disukai maupun idak disukai oleh seseorang. Sikap seorang konsumen mendorong konsumen unuk melakukan pemilihan erhadap beberapa produk. Sehingga sikap erkadang diukur dalam benuk preferensi aau pilihan konsumen. Preferensi iu sendiri dapa dikaakan sebagai suau sikap erhadap sebuah obyek dan relasinya erhadap obyek lain. Kepercayaan dapa didefinisikan sebagai penilaian subyekif mengenai hubungan anara dua aau lebih suau benda. Kepercayaan dibenuk dari pengeahuan. Apa yang elah seseorang pelajari mengenai suau produk mendorong 82

14 imbulnya kepercayaan erenu mengenai produk ersebu. Perasaan merupakan suau keadaan yang memiliki pengaruh (seperi mood seseorang) aau reaksi. Perasaan dapa bersifa posiif maupun negaif erganung kepada seiap indivdu. Perasaan juga memiliki pengaruh erhadap penenuan sikap seorang konsumen. b. Environmenal Influences on Consumer Behavior: 1) Budaya, enisias, dan kelas sosial. Budaya merupakan kumpulan nilai, ide, arefak, dan simbol-simbol lain yang membanu seseorang unuk berkomunikasi, mengarikan, dan mengevaluasi sebagai bagian dari suau lingkungan. Budaya erbagi menjadi dua elemen yaiu absrak dan maerial yang memberikan kemampuan bagi seseorang unuk mendefinisikan, mengevaluasi, dan membedakan anar budaya. Elemen absrak erdiri aas nilai-nilai, sikap, ide, ipe kepribadian, dan kesimpulan gagasan seperi agama aau poliik. Sedangkan elemen maerial erdiri aas benda-benda seperi buku, kompuer, gedung, peralaan, dan lain-lain. Enisias menjadi suau elemen pening dalam menenukan suau budaya dan memprediksi keinginan sera perilaku konsumen. Perilaku konsumen menjadi suau fungsi dari perasaan enisias sebagaimana dengan idenias budaya, keadaan sosial, dan ipe produk. Kelas sosial dapa didefinisikan sebagai divisi yang bersifa relaif permanen dan homogenus dalam suau kumpulan sosial dimana individual aau keluarga saling berukar nilai, gaya hidup, keerarikan, kekayaan, saus, pendidikan, posisi ekonomi, dan perilaku yang sama. Peneliian pemasaran seringkali berfokus pada variabel-variabel kelas sosial karena penenuan produk apa yang akan dibeli oleh konsumen dienukan oleh kelas sosial. 2) Keluarga dan pengaruh rumahangga. Secara ilmiah keluarga dapa diarikan sebagai kelompok yang erdiri dari dua aau lebih individu yang berhubungan darah, pernikahan, aau adopsi yang inggal berdampingan. Sedangkan rumahangga adalah semua orang, baik yang berelasi maupun idak berelasi yang menempai sebuah uni rumah. Baik keluarga maupun pengaruh rumahangga, sama-sama mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suau keluarga unuk menambah peraboan, bahan makanan bayi, dan lain-lain. 3) Kelompok dan pengaruh personal. 83

15 Suau perilaku konsumen ak lepas dari pengaruh kelompok dan personal yang dianunya. Reference group adalah seseorang aau sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku individu secara signifikan. Reference group dapa berupa aris, ale, okoh poliik, kelompok musik, parai poliik, dan lain-lain. Reference group berpengaruh dalam beberapa cara, seperi mencipakan sosialisasi aas individu, berperan pening dalam membangun dan mengevaluasi konsep seseorang dan membandingkannya dengan orang lain sera menjadi ala unuk mendapakan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial. 4. Proses yang Mempengaruhi Kepuusan Pembelian aau Penggunaan Produk/Jasa Menuru Koler dan Keller dalam Rangkui (2006:60), mengelompokkan proses kepuusan pembelian dalam 5 (lima) ahapan, anara lain: a. Pengenalan masalah (Problem recognaion): b. Pencarian informasi (Informaion search): c. Evaluasi alernaif (Evaluaion alernaives): d. Kepuusan pembelian (Purchase deciion): e. Perilaku purna pembelian (Pos purchase behavior): D. Konsep Kepuasan Pelanggan Menuru Koler dalam Gunur (2010:69), menandaskan bahwa kepuasan pelanggan adalah ingka perasaan seseorang seelah membandingkan kinerja aau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Semenara Wilkie dalam Gunur (2010:69), menjelaskan juga bahwa kepuasan pelanggan merupakan suau anggapan emosional pada evaluasi erhadap pengalaman konsumsi suau produk aau jasa. Dengan demikian, dapa disimpulkan bahwa pada dasarnya pengerian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan anara harapan dan kinerja aau hasil yang dirasakan. Peppard dan Rowland dalam Gunur (2010:71), menjelaskan bahwa dalam mengevaluasi kepuasan erhadap suau produk dan jasa, konsumen umumnya mengacu pada berbagai fakor aau dimensi. Fakor yang sering digunakan dalam mengevaluasi kepuasan erhadap suau produk manufakur, melipui: 1. Kinerja (Performance) karakerisik operasi pokok dan produk ini (Core Produc) yang dibeli. 2. Ciri-ciri aau keisimewaan ambahan (Feaures), yaiu karakerisik sekunder aau pelengkap. 3. Kehandalan (Reliabiliy), yaiu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan aau gagal dipakai. 84

16 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance o Specificaions), yaiu sejauh mana karakerisik desain dan operasi memenuhi sandar-sandar yang elah dieapkan sebelumnya. 5. Daya ahan (Durabiliy), berkaian dengan berapa lama produk ersebu dapa erus digunakan. 6. Pelayanan (Serviceabiliy), melipui kecepaan, kompeensi, kenyamanan, mudah direparasi sera penanganan keluhan yang memuaskan. 7. Eseika, yaiu daya arik produk erhadap panca indra. 8. Kualias yang dipersepsikan (Perceived Qualiy), yaiu cira dan repuasi produk sera anggungjawab perusahaan erhadapnya. Semenara iu, dalam mengevaluasi jasa yang bersifa inangible, konsumen umumnya menggunakan beberapa aribu aau fakor beriku: 1. Buki langsung (angibles), melipui fasilias fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. 2. Kehandalan (reliabiliy), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akura, dan memuaskan. 3. Daya anggap (responsivennes), yaiu keinginan para saf aau karyawan unuk membanu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan anggap. 4. Jaminan (assurance), mencakup pengeahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifa dapa dipercaya yang dimiliki para saf, bebas dan bahaya, risiko aau keraguan. 5. Empai (emphay), melipui kemudahan erhadap suau hubungan, komunikasi yang baik, perhaian pribadi, dan memahami kebuuhan para pelanggan. Menuru Gunur (2010:76), mengemukakan bahwa berdasarkan perspekif psikologi, erdapa dua model kepuasan pelanggan, yaiu: 1. Model kogniif (Cogniive) Pada model ini pelanggan didasarkan pada perbedaan anara suau kumpulan dan kombinasi aribu yang dipandang ideal unuk individu dan persepsinya enang kombinasi dan aribu yang sebenarnya. Dengan kaa lain, penilaian ersebu mengacu pada selisih aau perbedaan anara yang ideal dan dengan yang akual. Apabila yang ideal sama dengan yang sebenarnya (persepsinya aau yang dirasakannya), maka pelanggan akan sanga puas erhadap produk/jasa ersebu. Sebaliknya, bila perbedaan anara yang ideal dan yang sebenarnya (dipersepsikan) iu semakin besar, maka semakin idak puas pelanggan ersebu. Jika 85

17 perbedaannya ersebu semakin kecil, maka besar kemungkinannya pelanggan yang bersangkuan akan mencapai kepuasan. Persepsi individu erhadap kombinasi dan aribu yang ideal erganung pada daur hidupnya, pengalaman aas produk aau jasa, dan harapan sera kebuuhannya. Jadi indeks kepuasan pelanggan dalam model kogniif mengukur perbedaan anara apa yang ingin diwujudkan oleh pelanggan dalam membeli suau produk aau jasa dan apa yang sesungguhnya yang diawarkan oleh perusahaan. 2. Model Afekif (Affekive) Model afekif ini mencakup penilaian pelanggan individual erhadap suau produk aau jasa idak semaa-maa berdasarkan perhiungan rasional, namun juga berdasarkan kebuuhan subyekif, aspirasi, dan pengalaman. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Peneliian Sugiyono (2005:72), menyaakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang erdiri aas obyek aau subyek yang mempunyai kualias dan karakerisik erenu yang dieapkan oleh penelii unuk dipelajari dan kemudian diarik kesimpulannya. Populasi dalam peneliian ini adalah konsumen akif pada masing-masing gerai imezone khususnya wilayah aau daerah Jakara dan Tangerang yang sudah menggunakan e-icke. Adapun cakupan gerai imezone yang sudah menggunakan e- icke, anara lain: Wilayah DKI Jakara melipui imezone Kelapa Gading Mal 3, Kelapa Gading Mal 2, Kelapa Gading Disney, Plui Village, Emporium Mal, Taman Anggrek L 3, Taman Anggrek 2 New, Senayan Ciy, Pondok Indah Mal, Town Square Cilandak, dan Tamini Square. Wilayah Tangerang melipui imezone Gading Serpong dan Supermal Karawaci. 2. Sampel Peneliian a. Teknik Pengambilan Sampel Menuru Sugiyono (2005:74), mengemukakan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakerisik yang dimiliki oleh populasi. Semenara Hariwijaya dan Trion (2007:68), mengungkapkan bahwa eknik area sampling pada prinsipnya memakai perwakilan beringka. Populasi dibagi aas beberapa bagian populasi dan bagian populasi dibagi-bagi lagi. Dari bagian populasi ini dapa dijadikan sampel mewakili populasi. Terkai dengan keerbaasan waku, enaga, dan biaya maka eknik pengambilan sampel dalam peneliian ini menggunakan eknik area sampling. 86

18 Dalam hal ini penelii mengambil sampel dengan memilih 4 (empa) oko berdasarkan kelas sosial yang oleh perusahaan membaginya dalam beberapa kaegori yakni, flagship, major, sandard, dan saelie mewakili populasi erhadap segmen-segmen yang elah menggunakan e-icke. Adapun oko-oko pilihan yang dijadikan sampel mewakili populasi suau wilayah aau daerah yakni responden pada gerai imezone wilayah DKI Jakara yang mencakup gerai imezone Kelapa Gading Mal 3, dan Town Square Cilandak (kelas flagship), sera Tamini Square (kelas sandard) sedangkan unuk wilayah Tangerang dipilih gerai imezone Gading Serpong (kelas major). b. Ukuran Sampel Menuru Arikuno (2002:85), mengaakan bahwa jika populasi lebih dari 100 orang maka sampel diambil sekiar 5%-10% aau 20%-30% dari jumlah populasi. Sedangkan menuru Guildford dalam Hariwijaya dan Trion (2007:69), memaparkan mengenai penenuan sampel dari populasi yang dielii, digunakan meode Slovin dengan rumus: N n = 1 + Ne 2 Keerangan: N = Jumlah populasi n = Jumlah sampel e = Kesalahan dalam mengambil sampel yang dieapkan sebesar 10 % Karena jumlah populasi yang erlalu besar maka dalam peneliian ini populasi dihiung berdasarkan jumlah raaraa konsumen yang bermain pada masingmasing area aau ingka wilayah mewakili populasi yang dijadikan pilihan pengambilan sampel pada 4 (empa) oko ersebu. Dan berdasarkan daa perusahaan dan informasi pada masing-masing oko yang dijadikan pilihan pengambilan sampel, minimum jumlah pelanggan yang bermain per hari mencapai 50 orang unuk hari biasa dan maksimal mencapai 200 orang unuk hari Sabu dan Minggu aau hari libur nasional. Maka raa-raa yang bermain per hari mencapai 125 orang per oko. Dengan demikian, dari 4 (empa) oko ersebu secara keseluruhan diperoleh 500 orang aau konsumen sebagai populasi dalam melakukan peneliian ini. Sehingga sampel yang diperoleh adalah: 500 n = (0.1) n = (0.01) 500 n =

19 n = 83,333 = 83 responden/orang Unuk mempermudah penghiungan dan pengambilan sampel secara meraa pada masing-masing oko maka dari 83 responden, akan dinaikkan menjadi 100 responden sehingga keempa oko ersebu, masing-masing diambil 25 responden sebagai sampel. Jadi sampel dalam peneliian ini dieapkan sebanyak 100 orang/responden. B. Variabel Peneliian dan Operasionalisasi 1. Definisi Variabel Peneliian Menuru Sugiyono (2005:32), menjelaskan bahwa variabel peneliian merupakan aribu aau sifa aau nilai dari orang, obyek aau kegiaan yang mempunyai variasi erenu yang dieapkan oleh penelii unuk dipelajari dan diarik kesimpulannya. Dengan demikian, yang menjadi variabel dalam peneliian ini adalah penggunaan e- icke sebagai variabel independen dan perilaku konsumen sebagai variabel dependen pada PT. Maahari Graha Fanasi (Timezone)-Jakara. 2. Operasional Variabel Peneliian Dari berbagai macam variabel unuk menyaakan hubungan anar variabel, dalam peneliian ini menggunakan variabel: a. Variabel Bebas (X) Menuru Muhidin dan Abdurahman (2009:14), menjelaskan bahwa variabel bebas (independen, eksogenus) adalah variabel yang menjadi sebab erjadinya (erpengaruhnya) variabel erika. Variabel ini sering disebu variabel simulus, predikor, aneceden (variabel yang menjadi sebab perubahan). Hubungan variabel ini dalam fungsinya dinyaakan sebagai variabel X. Dalam peneliian ini, sebagai variabel X adalah penggunaan e- icke pada gerai imezone. b. Variabel Terika (Y) Menuru Muhidin dan Abdurahman (2009:14), menjelaskan bahwa variabel erika (dependen, endogenus) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel ini juga disebu sebagai variabel oupu, krieria, aau variabel konsekuen. Hubungan variabel ini dalam fungsinya dinyaakan sebagai variabel Y. Dalam peneliian ini, unuk variabel Y adalah perilaku konsumen sebagai pengguna e-icke pada gerai imezone. c. Dimensi dan Indikaor Variabel Sesuai kamus besar bahasa Indonesia dalam Muhidin dan Abdurahman (2009:28), menyaakan bahwa dimensi merupakan urunan dari variabel. Dimensi arinya ruang aau sudu pandang unuk memperjelas konsep dari variabel. Sedangkan indikaor merupakan urunan 88

20 dari dimensi. Indikaor adalah sesuau yang dapa memberikan (menjadi) peunjuk aau keerangan. Dengan demikian, adanya indikaor unuk memperjelas dimensi. Dalam peneliian ini, dimensi dan indikaor masing-masing variabel X dan Y dapa dijabarkan seperi pada abel dibawah ini: Tabel 1.1 Operasional Variabel Peneliian Variabel Dimensi Indikaor Penggunaan E-Ticke (X) Perilaku Konsumen (Y) Inovasi sisem Pelayanan Fasilias Kogniif Afekif Sumber: Konsep Muhidin dan Abdurahman (2009:28) - Tersimpan oomais dalam powercard. - Tidak mudah rusak dalam powercard. - Akumulasi nilai e-icke dan perolehannya dalam suau jenis permainan. - Display nilai e-icke dan saldo pulsa dalam powercard. - Pemoongan aau pengurangan nilai e-icke dengan nilai suau penukaran souvenir. - Akses pelayanan dan komunikasi yang dilakukan saf/karyawan. - Pengeahuan, keanggapan, sikap dan cara penyelesaian masalah yang dilakukan karyawan. - Persediaan jenis permainan menggunakan e- icke - Ala pengecek saldo. - Pengeahuan konsumen enang informasi e- icke. - Persepsi enang e-icke secara eknologi. - Persepsi enang ekspansi e-icke. - Menyukai dan senang menggunakan e- icke. - Penilaian e-icke dengan sebelumnya masih manual. - Pilihan bermain pada gerai imezone yang ada e-icke. - Aman dan nyaman dalam bermain menggunakan e-icke. - Kemudahan e-icke dalam bermain dapa memacu selera unuk bermain lebih sering. - E-icke dijadikan pilihan unuk eap mengeksplorasi kegemaran bermain di imezone. C. Skala Pengukuran Daa Menuru Sugiyono (2005:84-85), menyaakan bahwa skala pengukuran merupakan kesepakaan yang digunakan sebagai acuan unuk menenukan panjang pendeknya inerval yang ada dalam ala ukur sehingga bila digunakan dapa menghasilkan daa kuaniaif. 89

21 1. Skala Liker Menuru Sugiyono (2005:6), Skala Liker merupakan skala yang digunakan unuk mengukur sikap, pendapa dan persepsi seseorang aau kelompok orang enang fenomena sosial. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan insrumen erenu dapa dinyaakan dalam benuk angka sehingga lebih akura, efisien dan komunikaif. Skala Liker dan nilai (scoring) yang digunakan seperi pada abel ini: Tabel 1,2 Skala Liker Penggunaan E-Ticke Disingka Perilaku Konsumen Disingka Skala Nilai Sanga Seuju SS Sanga Seuju SS 5 Seuju S Seuju S 4 Neral N Neral N 3 Tidak Seuju TS Tidak Seuju TS 2 Sanga Tidak Seuju STS Sanga Tidak Seuju STS 1 Sumber: Sugiyono (2005:88) 2. Skala Inerval Dalam peneliian ini unuk menenukan panjang kelas inerval, menuru Sudjana (2005:47), digunakan rumus sebagai beriku: Renang P = Banyak Kelas Di mana: P : Panjang Kelas Inerval Renang : Daa Terbesar-Daa Terkecil Banyak Kelas : 5 (lima) Sehingga inervalnya dalam peneliian ini adalah sebagai beriku: 5-1 P = 5 4 P = 5 P = 0,8 Dengan demikian, inerval dan krieria penilaian raa-raa dalam peneliian ini adalah sebagai beriku: Tabel 1.3 Skala Inerval Penggunaan E Ticke Disingka Perilaku Konsumen Disingka Skala Nilai Sanga Seuju SS Sanga Seuju SS

22 Seuju S Seuju S Neral N Neral N Tidak Seuju TS Tidak Seuju TS Sanga Tidak Seuju STS Sanga Tidak Seuju STS Sumber: Sudjana (2005:47) HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Pengaruh Penggunaan E-Ticke erhadap Perilaku Konsumen 1. Analisis Uji Validias Uji validias yang diolah dengan menggunakan sofware SPSS (Saisical Program for Social Science) versi 19.0 for window, memperlihakan insrumeninsrumen kuesioner yang dilakukan adalah valid semua, dimana r hiung > r abel. Hal ini berari bahwa insrumen-insrumen kuesioner ersebu sudah layak dijadikan sebagai ala ukur pada variabel penggunaan e-icke dan variabel perilaku konsumen. Oupu uji validias 18 (delapan belas) iem pernyaaan dapa diliha dalam abel Iem-Toal Saisics, kolom Correced Iem-Toal Corelaion, pada lampirannya. Hasil uji validias dapa diampilkan pada abel di bawah ini, sebagai beriku: No Pernyaaan Dimensi Tabel 1.4 Hasil Uji Validias Koefisien Korelasi ( r hiung) Produc Momen ( r abel ) Keerangan 1 Inovasi sysem Valid 2 Inovasi sisem Valid 3 Inovasi sisem Valid 4 Inovasi sisem Valid 5 Inovasi sisem Valid 6 Pelayanan Valid 7 Pelayanan Valid 8 Fasilias Valid 9 Fasilias Valid 91

23 10 Kogniif Valid 11 Kogniif Valid 12 Kogniif Valid 13 Afekif Valid 14 Afekif Valid 15 Afekif Valid 16 Afekif Valid 17 Afekif Valid 18 Afekif Valid Sumber: Daa primer yang sudah diolah SPSS versi 19.0 Unuk mengeahui nilai r dapa 2. Analisis Uji Reliabilias abel abel diperoleh melalui deraja bebas aau df (degree of freedom) = n 2, dimana n merupakan jumlah responden. Taraf nyaa Unuk mengolah uji reliabilias, penulis menggunakan sofware SPSS (Saisical Program for Social Science) versi 19.0 for aau Alpha (α) dieapkan sebesar 5%. windows. Oupu uji reliabilias SPSS Maka df = = 98. Tabel produc dapa diliha dalam abel Reliabiliy momen (wo ailed es) menunjukkan Saisics pada lampirannya. bahwa pada df 98 dengan alpha ( ) 5%, Hasil uji reliabilias dapa diampilkan diperoleh r sebesar 0,197. dalam abel di bawah ini sebagai beriku: Nilai Alpha Cronbach s Produc Momen Tabel 1.5 Hasil Uji Reliabilias Jumlah Pernyaaan Keerangan Reliable Sumber: Daa primer yang diolah SPSS versi 19.0 Unuk menenukan insrumen kuesioner reliabel aau idak dengan cara r alpha abel alpha ersebu reliabel. Sebaliknya jika nilai r alpha negaif dan lebih kecil aau kurang membandingkan nilai r dengan nilai dari nilai r maka insrumen ersebu abel yang sudah dikeahui pada uji dinyaakan idak reliabel. validias. Jika nilai r besar dari nilai r posiif dan lebih maka insrumen abel Berdasarkan daa pada abel di aas yang merupakan hasil uji reliabilias melalui 92

24 SPSS ersebu dimana uji r (0,886) > Tujuan uji korelasi adalah unuk r alpha abel (0,197) maka insrumen kuesioner dari 18 pernyaaan dinyaakan reliable dan dapa dijadikan ala ukur pada variabel penggunaan e-icke dan variabel perilaku konsumen. 3. Analisis Koefisien Korelasi Produc Momen mengeahui ada idaknya hubungan dan berapa besarnya hubungan anara variabel X dan Y. Unuk iu perlu adanya daa-daa yang dapa dihiung dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Produc Momen. Adapun daa-daa ersebu seperi pada abel di bawah ini: Tabel Hasil Perhiungan Variabel X dan Y No X Y X 2 Y 2 XY Σ Sumber: Daa primer yang diolah Berdasarkan daa-daa ersebu di aas, maka unuk mengeahui adanya hubungan dan besarnya pengaruh penggunaan e-icke erhadap perilaku konsumen, maka penulis melakukan uji manual menggunakan rumus Koefisien Korelasi Produc Momen, sebagai beriku: n XY - X Y r = [n X 2 - ( X ) 2 ] [n Y 2 - ( Y) 2 ] 100(1657,39) (416,39)(395,82) r = [100(1747,15) - (416,39) 2 ] [100(1580,45) - (395,82) 2 ] , ,49 r = (174715, ,63) (158045, ,47) 923,51 r = (1334,37) (1371,53) 93

25 923,51 923,51 r = = (36,53) (37,03) 1352,71 r = 0,6827 aau dibulakan menjadi 0,68 Nilai koefisien deerminasi (R) sebesar Berdasarkan inerpresasi koefisien korelasi maka perhiungan koefisien korelasi yang sebesar 0,68 ersebu berada pada inerval 0,60 0,79 dengan inerpresasi kua. Dengan demikian, dapa dikaakan bahwa: a. Pengunaan e-icke erhadap perilaku konsumen pada PT. Maahari Graha Fanasi (Timezone)-Jakara memiliki pengaruh aau ada hubungan yang posiip. b. Besarnya pengaruh pengunaan e- icke erhadap perilaku konsumen pada PT. Maahari Graha Fanasi (Timezone)-Jakara menunjukkan ingka hubungan yang kua. 4. Analisis Koefisien Deerminasi Unuk mengeahui seberapa besar persenase konribusi anara penggu-naan e-icke erhadap perilaku konsumen, maka digunakan rumus uji koefisien deerminasi sebagai beriku: R = r 2 x 100% = (0,68) 2 x 100% = 0,4624 x 100% = 46,24% 46,24% ini menunjukkan bahwa konribusi penggunaan e-icke erhadap perilaku konsumen pada PT. Maahari Graha Fanasi (Timezone)-Jakara sebesar 46,24%, semenara nilai selebihnya sebesar 53,76% dipengaruhi oleh fakorfakor lain yang idak masuk dalam peneliian ini. 5. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Unuk menguji analisis uji signifikansi (uji ), ada beberapa ahap yang perlu dilakukan, anara lain: a. Perumusan Hipoesis H0 : r 0, berari idak erdapa pengaruh posiip dan signifikan anara penggunaan e-icke sebagai variabel X dengan perilaku konsumen sebagai variabel Y. H1 : r>0, berari erdapa pengaruh posiip dan signifikan anara penggunaan e-icke sebagai variabel X dengan perilaku konsumen sebagai variabel Y. Krieria uji: 1) Jika hiung abel, berari H0 dierima, H1 diolak 94

26 2) Jika hiung > diolak, H1 dierima abel berari H0 Inerpresasi araf signifikan: 1) Apabila hiung > abel pada araf signifikansi 1%, berari hubungan anar variabel sanga signifikan. 2) Apabila hiung > abel pada araf signifikansi 5%, berari hubungan anar variabel signifikan. b. Menenukan Taraf Nyaa aau ingka kesalahan (α) dengan deraja bebas (df)=100-2=98. c. Menenukan Uji Saisika (nilai uji ) Unuk menenukan nilai dipergunakan rumus sebagai beriku: r n hiung = Di mana: r = Nilai -hiung aau -observasi = Nilai koefisien = Jumlah daa pengamaan hiung Maka proses perhiungannya adalah sebagai beriku: r n-2 2 hiung = 1-r 2 0, hiung = 1-(0,68) 2 0,68 98 hiung = 1-0,4624 0,68(9,90) hiung = 0,5376 6,732 hiung = 0,733 hiung = 9,184 d. Menenukan daerah kepuusan Taraf nyaa aau ingka kesalahan (α) = 5% Deraja bebas (df) = n-k aau df = n-2 df = = 98 abel = (α;dk) = (0,05;98) = aau dibulakan menjadi 1,661 Maka nilai abel (0.05;98) adalah 1,661 yang diperoleh berdasarkan nilai abel disribusi, sehingga daerah kepuusan seperi pada gambar dibawah ini: 95

27 Daerah penerimaan H0 Daerah penerimaan H1 Gambar Uji signifikansi dengan sau pihak kanan 1,661 9,184 e. Menenukan kepuusan uji saisika unuk koefisien korelasi (r) Dari perhiungan dan gambar ersebu di aas, maka dapa dikeahui bahwa hiung (9,184) lebih besar dari abel (1,661), pada araf signifikansi 5% berada pada daerah penerimaan H1 (unuk uji pihak kanan). Hal ini berari H0 diolak dan H1 dierima. Dengan demikian, hipoesis pada peneliian ini yang dapa dierima adalah penggunaan e-icke yang prakis, aman dan nyaman berpengaruh posiip dan signifikan erhadap perilaku konsumen dalam mengeksplorasi kegemaran bermain pada PT. Maahari Graha Fanasi (Timezone)-Jakara. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil peneliian dan pembahasan yang elah dilakukan mengenai Pengaruh Penggunaan E-Ticke erhadap Perilaku Konsumen pada PT. Maahari Graha Fanasi (Timezone)- Jakara, penulis dapa membua beberapa kesimpulan, anara lain: 1. Adanya pengaruh yang posiip anara penggunaan e-icke erhadap perilaku konsumen pada PT. Maahari Graha Fanasi (Timezone)-Jakara, yaiu nilai koefisien korelasi produc momen (r) posiif sebesar 0,68. Pengaruh posiip ini melingkupi aspek kemudahan dalam pelayanan, efisiensi bagi perusahaan dan konsumen sebagai pengguna dalam mengeksplorasi kegemaran bermain karena prakis, aman, dan nyaman. 2. Besarnya pengaruh penggunaan e- icke erhadap perilaku konsumen pada PT. Maahari Graha Fanasi Timezone-Jakara menunjukkan 96

28 ingka hubungan yang kua, dimana nilai r yang sebesar 0,68 berada pada inerval 0,60 0,79 dengan inerpresasi kua. Sehingga dapa dikeahui konribusi penggunaan e- icke erhadap perilaku konsumen yang dinyaakan dalam nilai deerminasi (R) sebesar 46,24%. Semenara nilai selebihnya sebesar 53,76% dipengaruhi oleh fakor-fakor lain yang idak masuk dalam peneliian ini. 3. Pengaruh dan signifikansi penggunaan e-icke erhadap perilaku konsumen berpengaruh posiif dan signifikan berdasarkan perhiungan uji signifikansi sau sisi aau sau pihak ke kanan dengan ingka kesalahan aau Alpha (α) sebesar 5%. Dari perhiungan uji saisika (uji ) diperoleh hasil hiung sebesar 9,184 lebih besar dari nilai abel sebesar 1,661, dimana perolehannya berada pada daerah penolakan H0 aau daerah penerimaan H1 sehingga nilai koefesien korelasi produc momen (r) sebesar 0,68 berlaku unuk populasi. Dengan demikian, hipoesis dalam peneliian, Pengaruh Penggunaan E- Ticke erhadap Perilaku Konsumen pada PT. Maahari Graha Fanasi (Timezone)-Jakara, dapa dierima. B. Saran-saran Berdasarkan hasil peneliian dan kesimpulan di aas, maka penulis dapa membua caaan pening aau memaparkan beberapa hal sebagai sumbang saran dengan harapan dapa bermanfaa dalam upaya peningkaan sraegi jiu khususnya implemenasi inovasi eknologi erkai penggunaan e- icke erhadap perilaku konsumen pada PT. Maahari Graha Fanasi (Timezone)- Jakara sekaligus menjadi bahan aau acuan mengevaluasi sisem penerapannya. Adapun saran-saran dimaksud, anara lain: 1. Implemenasi penggunaan e-icke yang diberlakukan saa ini di beberapa gerai imezone harus dievaluasi secara berkala dan koninyu eruama pada sisem e-icke iu sendiri. Tujuannya adalah unuk meminimalisir seiap benuk risiko baik secara langsung maupun idak langsung yang berdampak pada konsumen sebagai pemakai sekaligus menjaga eksisensi dari penggunaan e-icke iu sendiri erhadap konsumen sesuai ujuan awal penerapan sisem e-icke oleh manajemen perusahaan. 2. Penawaran e-icke sebagai inovasi eknologi yang menunjukkan suau kemajuan berari dan mengunungkan dalam beberapa aspek yang diilik perusahaan secara inernal, eapi juga memperhiungkan aspek-aspek 97

29 eksernal yang berkaian langsung dengan konsumen seperi penanganan operasional e-icke, masalah pelayanan, fasilias dan sarana pendukung lainnya melalui observasi. 3. Secara umum, deerminan kualias jasa pada perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis enerainmen ini agar selalu memperhaikan hal-hal erkai pengunaan e-icke. Misalnya kehandalan (reliabiliy) dari e-icke iu sendiri harus lebih mampu memberikan jasa sesuai yang diawarkan, akurasi, konsisen dan kesesuaian pelayanan; daya anggap (responsivennes) erhadap keluhan pelanggan, memberikan kepasian (assurance) erhadap apa yang elah dijanjikan dan menunjukkan empai (emphay) aau kepedulian erhadap masalah e-icke yang dihadapi konsumen ermasuk upaya penyelesaian aau solusi yang diawarkan sera berwujud (angible) baik dalam penampilan pelayanan yang dilakukan saf aau karyawan maupun fasilias dan maeri komunikasi yang diberikan. DAFTAR PUSTAKA Arikuno, Suharsimi, Prosedur Peneliian, Edisi Revisi V, Rineka Cipa, Jakara, Daio, Apollo, Meodologi Peneliian Penyusunan Skipsi/Tesisi/Diserasi, Edisi Perdana, Fakulas Ekonomi Universias Budiluhur, Jakara, Hardi Purba, Humiras, Inovasi Nilai Pelanggan Dalam Perencanaan & Pengembangan Produk, Edisi Perama, Graha Ilmu, Jakara, Hariwijaya dan Trion, Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis, Ceakan Perama, Oryza, Yogyakara, Koler, Philip, Manajemen Pemasaran (erjemahan), Edisi Millenium, Jilid Perama, Prenhallindo, Jakara, M Gunur, Effendi, Transformasi Manajemen Pemasaran & Membangun Cira Negara, Edisi Perama, CV. Sagung Seo, Jakara, Muhidin, A. Sambas dan Abdurahman, Maman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Peneliian, Ceakan Perama, CV Pusaka Seia, Bandung, Rangkui, Freddy, Business Plan. Teknik Membua Perencanaan Bisnis & Analisis Kasus, Ceakan Keiga, Gramedia Pusaka Uama, Jakara, Sius hp://digilib.pera.ac.id/search/label/c hrisian Universiy Library. 98

30 Sudjana, Meoda Saisika, Edisi Keenam, Trasio, Bandung, Sugiyono, Meode Peneliian Bisnis, Ceakan Kedelapan, CV Alfabea, Bandung, 2005, 99

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci