ANALSISI PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEPUTUSAN MENGUNJUNGI DESTINASI WISATA SYARIAH DI SUMATERA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALSISI PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEPUTUSAN MENGUNJUNGI DESTINASI WISATA SYARIAH DI SUMATERA BARAT"

Transkripsi

1 ANALSISI PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEPUTUSAN MENGUNJUNGI DESTINASI WISATA SYARIAH DI SUMATERA BARAT Ainun Mardiah Fakulas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Suska Riau Herlinda Fakulas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Suska Riau Absrac This sudy aims o deermine he influence of consumer behavior consising of culural, social, individual, and psychological facors which have simulaneous and parial influence on he decision o visi he Shariah ourism desinaion in Wes Sumara. The number of sample is 100 respondens. The research variables consis of independen variables are culure (X1), social (X2), individual (X3), psychological (X4) as well as he dependen variable (Y) is he decision o visi he desinaion of sharia ourism. Daa analysis used muliple linear regression analysis. The resul of research indicae ha culure has significan influence o he decision o visi shariah ourism desinaion, social has significan effec o he decision o visi he shariah ourism desinaion, he individual has a significan effec on he decision o visi he sharia ourism desinaion, he psychology has significan effec o he decision o visi he sharia ouris desinaion. Based on F es, i is found ha culural, social, individual and psychological variables influence ogeher o he decision o visi he Shariah ourism desinaion in Wes Sumaera. Keywords: shariah ourism, culure, social, individual, psychological. PENDAHULUAN Indonesia mempunyai populasi muslim erbesar di dunia sehingga sanga berpeluang sekali dalam menyambu wisaawan muslim. Kemudian didukung pula oleh faka bahwa indusri dan perdagangan syariah di Indonesia yang meningka sehingga jaminan halal dan sharia compliance pun makin meningka. Selain iu elah hadir pelaku-pelaku indusri pariwisaa syariah yang cukup mapan dan profesional. Salah sau benuk pariwisaa syariah yang dipersepsikan sanga meleka adalah wisaa religi, wisaa spiriual dan wisaa pengenalan Islam unuk umum sera peninggalan sejarah dan bangunan masjid yang ersebar hampir di seluruh pelosok nusanara. Kemenparekraf RI elah mengembangkan dan mempromosikan usaha jasa di bidang perhoelan, resoran, biro perjalanan wisaa dan spa di 12 desinasi wisaa syariah. Pengembangan ersebu dilakukan di sejumlah koa yaiu Aceh, Sumaera Bara, Riau, Lampung, Banen, Jakara, Jawa Bara, Jawa Tengah, Yogyakara, Jawa Timur, NTB sera Sulawesi Selaan. Sumaera Bara merupakan salah sau desinasi wisaa syariah yang mempunyai banyak objek-objek wisaa menarik unuk dikunjungi. Didukung dengan ransporasi yang memadai, objek-objek wisaa ersebu sanga mudah dijangkau. Selain iu, derdapa juga beberapa penghargaan yang dapa menjadi indikaor keberhasilan Sumaera Bara dalam mempersiapkan desinasi wisaa syaraiah. Pada ahun 2016 dalam World Halal Tourism Award (WHTA) yang diadakan di Abu Dhabi Uni Emira Arab, Sumaera Bara mendapakan iga gelar yaiu World's Bes Halal Tour Operaor melalui Ero Tour, World's Bes Halal Desinaion, dan World's Bes Halal Culinary Desinaion. Keberhasilan Sumaera Bara dalam World Halal Tourism Award WHTA 2016 ini merupakan langkah yang baik dalam pengembangan wisaa halal di Sumaera Bara. Sosial Budaya (e-issn p-issn ) Vol. 14, No. 2, Desember 2017

2 Sosial Budaya, Volume 14, Nomor 02, Desember 2017, pp Oleh karena iu unuk dapa mewujudkan Sumaera Bara sebagai salah sau desinasi wisaa syariah adalah perlunya dukungan dari masyaraka erhadap pengembangan kepariwisaaan di Sumaera Bara. Perilaku masyaraka erhadap kepuusan unuk mengunjungi desinasi wisaa halal di Sumaera Bara haruslah dikeahui dan dipahami oleh para pelaku usaha jasa pariwisaa sehingga usaha unuk memenuhi kebuuhan wisaawan dapa ercapai. Permasalahan yang dikemukakan dalam peneliian ini adalah apakah fakor budaya, sosial, individu dan psikoligis berpengaruh secara simulan maupun parsial erhadap kepuusan masyaraka dalam mengunjungi desinasi wisaa syaraiah di Sumaera Bara. Sangalah pening bagi pemerinah daerah dan pelaku usaha pariwisaa Sumaera Bara unuk mengidenifikasi dan menganalisa perilaku masyaraka dalam memuuskan unuk mengunjungi wisaa syariah di Sumaera Bara. Semua pihak di Sumaera Bara harus berusaha menarik perhaian masyaraka muslim maupun yang non muslim dengan cara memenuhi kebuuhan dan keinginan para wisaawan. Beberapa fakor yang mempengaruhi perilaku seorang konsumen dianaranya adalah lingkungan keluarga, kelompok sosial, empa kerja, agama, siuasi yang erjadi, norma-norma yang berlaku dan lain-lain. Menuru Koler (2001), fakor-fakor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah. Budaya, sosial, individu dan psikologis. Peneliian ini berujuan unuk menganalisis dan mengeahui pengaruh perilaku konsumen yang erdiri dari fakor budaya, sosial, individu, dan psikologis mempunyai pengaruh simulan maupun parsial erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah di Sumaera Bara. Pariwisaa syariah merupakan pariwisaa yang mengedepankan nilai-nilai Islami dalam seiap akiviasnya. Namun, isilah pariwisaa yang mengedepankan nilai-nilai Islami dalam seiap akiviasnya. Namun isilah pariwisaa syariah secara definisi di kalangan pelaku wisaa masih cenderung asing. Pariwisaa syariah lebih dimaknai sebagai wisaa religius, yaiu kunjungan-kungjungan ke empa ibadah unuk berziarah aau empa-empa ibadah lainnya. Padahal, wisaa syariah idak erfokus pada objek saja, eapi adab perjalanan dan fasilias lainnya (Chookaew, 2015). Kepariwisaaan berbasis syariah dipahami sebagai produk-produk kepariwisaaan yang menyediakan layanan keramahamahan yang memenuhi persyaraan syar i (Romli, 2011). Hal ini berari orang yang sedang berwisaa, harus memauhi laranganlarangan agama seperi berasik-asik di panai dan kolam renang, makan dan minum di hoel aau resoran dengan menu hidangan yang mengandung alkohol aau babi dan makanan lain nya yang haram. Menuru Salama (2013), pada ahun 2011 belanja para wisaawan muslim di berbagai ujuan wisaa di seluruh negara diperkirakan mencapai USD 126 miliar dan jumlah ini diharapkan naik hingga USD 192 miliar pada ahun Oleh karena iu sejumlah negara berinisiaif unuk menarik para wisaawan muslim agar berkunjung ke negaranya dengan mempersiapkan hoel yang berbasis syariah. Segmen pasar produk dan jasa berbasis syariah bukan hanya unuk kaum muslimin, namun juga non muslim. Hal ini karena konsumsi produk dan jasa berbasis syariah berefek baik, seha dan mengangka gaya hidup (Ramli, 2011). Produk-produk wisaa berbasis syariah dapa mencakup kunjungan akivias seperi shopping, raveling, aman hiburan, koa-koa yang sanga pada, warisan budaya islami, hoel dan resor berbasis syariah yang idak menawarkan minuman beralkohol, makanan yang mengandung babi dan semua produk urunannya, empa dan jadwal shola, anda arah kibla di kamar, kolam renang dan spa sera fasilias lainnya yang memisahkan konsumen perempuan dan laki-laki, dan lainlain. Jadi objek pariwisaa syariah idak mesi harus objek yang bernuansa Islam, seperi masjid dan peninggalan sejarah Islam. Objek pariwisaa syariah berlaku unuk semua 201

3 Hasbullah: Dimensi Misik Dalam... empa, kecuali empa ibadah agama lain. Pariwisaa syariah memberikan makna bahwa masyaraka muslim harus berislam dimanapun dan kapanpun. Pemaknaan yang kurang epa erkai pariwisaa syariah disebabkan karena edukasi yang kurang. Dari sudu pandang wisaawan, keersediaan informasi yang kurang adalah penyebab uama keidakpahaman enang pariwisaa syariah. Dari sudu pandang pelaku bisnis, pariwisaa syariah belum dikenal karena belum adanya panduan-panduan jelas erkai pariwisaa syariah. Beberapa prinsip pengembangan wisaa berbasis syariah mencakup (1) pengembangan fasilias wisaa berbasis syariah dalam skala besar aau kecil besera pelayanan di luar dan di dalam aau deka lokasi wisaa, (2) fasilias dan pelayanan berbasis syariah ersebu dimiliki dan dikerjakan oleh masyaraka seempa, yang dilakukan dengan bekerja sama aau dilakukan secara individual oleh yang memiliki, (3) pengembangan wisaa berbasis syariah didasarkan pada salah sau sifa budaya radisional yang leka pada suau lingkungan religius aau sifa araksi berbasis syariah yang deka dengan alam dimana pengembangan lingkungan sebagai pusa pelayanan berbasis syariah bagi wisaawan yang mengunjungi kedua araksi ersebu. METODE Pendekaan dalam peneliian ini menggunakan penndekaan kuaniaif. Dalam hal ini penelii menggunakan variabel-variabel peneliian berdasarkan eori perilaku konsumen oleh Koler (2009) yang erdiri dari variabel bebasnya adalah budaya (X 1 ), sosial (X 2 ), individu (X 3 ), psikologis (X 4 ) sera variabel erika (Y) nya adalah kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah. Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh masyaraka Sumaera Bara yang berjumlah jiwa (BPS Padang, 2017). Jumlah sampel adalah sebanyak 100 orang responden. Meode pengambilan sampel yang digunakan unuk menenukan sampel adalah meode accidenal sampling. Kemudian pengumpulan daa dilakukan dengan memberikan kuesioner aau dafar peranyaan kepada responden. Kuesioner berisi variabel-variabel perilaku dan kepuusan masyaraka dalam mengunjungi desinasi wisaa syariah di Sumaera Bara. Seiap peranyaan dalam kuesioner erdiri dari lima alernaif jawaban dan masing-masing diberi skor yaiu Sanga Seuju (skor 5), Seuju (skor 4), Neral (3), Tidak Seuju (skor 2) dan Sanga Tidak Seuju (skor 1). Teknik analisa daa menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan persamaan Y = a +b1x1 + b2x2 + b3x3 + b 4 X 4 + e. Dimana Y adalah kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah, X 1 adalah budaya, X 2 adalah sosial, X 3 adalah individu, X 4 adalah psikologis, e adalah error, a adalah konsana, b 1 b 2 b 3 b 4 adalah koefisien regresi. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel descripive saisics menunjukkan angka minimum, maksimum, mean dan sandar deviasi dari penyebaran daa hasil rekap kuesioner mengenai variabel budaya, sosial, individu psikologis dan kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah, yaiu : Tabel 1. Saisik Deskripif Descripive Saisics N Min Max Mean Sd. Deviaion Y_Kepuusan X1_Budaya X2_Sosial X3_Individu X4_Psikologis Sumber : Oupu SPSS (daa diolah) Berdasarkan pengujian saisik dikeahui bahwa nilai minimum variabel budaya sebesar 1 nilai maksimum 5 dan nilai raa-raa (mean) sebesar 3,2100 dengan sandar deviasi sebesar 0, Nilai raaraa dan nilai sandar deviasi budaya ini menunjukkan bahwa erdapa penyebaran daa yang baik karena nilai raa-raanya lebih besar dari pada nilai sandar deviasinya. 202

4 Sosial Budaya, Volume 14, Nomor 02, Desember 2017, pp Kemudian variabel sosial memperoleh nilai minimum sebesar 1, nilai maksimum 5 dan nilai raa-raa (mean) sebesar 3,2600 dengan sandar deviasi sebesar 1, Nilai raa-raa dan nilai sandar deviasi sosial ini menunjukkan bahwa erdapa penyebaran daa yang baik karena nilai raa-raanya lebih besar dari pada nilai sandar deviasinya. Variabel individu memperoleh nilai minimum sebesar 1 nilai maksimum 5 dan nilai raa-raa (mean) sebesar 3,5500 dengan sandar deviasi sebesar 1, Nilai raaraa dan nilai sandar deviasi individu ini menunjukkan bahwa erdapa penyebaran daa yang baik karena nilai raa-raanya lebih besar dari pada nilai sandar deviasinya. Variabel psikologis memperoleh nilai minimum sebesar 1 nilai maksimum 5 dan nilai raa-raa (mean) sebesar 3,6900 dengan sandar deviasi sebesar 0, Nilai raaraa dan nilai sandar deviasi psikologis ini menunjukkan bahwa erdapa penyebaran daa yang baik karena nilai raa-raanya lebih besar dari pada nilai sandar deviasinya. Variabel kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah memperoleh nilai minimum sebesar 2, nilai maksimum 5 dan nilai raa-raa (mean) sebesar 3,5400 dengan sandar deviasi sebesar 0,7023. Nilai raa-raa dan nilai sandar deviasi kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah ini menunjukkan bahwa erdapa penyebaran daa yang baik karena nilai raa-raanya lebih besar dari pada nilai sandar deviasinya. Dari saisik deskrpif ersebu, dapa disimpulkan bahwa secara keseluruhan nilai raa-raa variabel budaya, sosial, individu, psikologis dan kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah lebih besar dari besar dari pada sandar deviasinya. Kemudian unuk uji normalias yang berujuan unuk mengeahui apakah disribusi sebuah daa mengikui aau mendekai disribusi normal, daa yang baik adalah yang mempunyai pola seperi disribusi normal (idak melenceng ke kiri dan ke kanan). Dari hasil pengolahan daa dengan meode SPSS dapa dikemukakan bahwa nilai-nilai sebaran daa erleak di sekiar garis lurus, sehingga persyaraan normalias dapa dipenuhi seperi erliha pada lampiran. Pada uji validias peneliian ini, dafar peranyaan dilakukan dengan ujuan unuk mengeahui kehandalan angke. Kehandalan angke mempunyai ari bahwa angke mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dari hasil pengolahan daa mengenai indikaorindikaor yang dielii, diperoleh hasil bahwa semua buir peranyaan adalah valid karena lebih besar dari r abel. Seelah dilakukan uji validiasnya kemudian perlu dikeahui uji reliabilias. Uji reliabilias ini diunjukkan dari hasil koefisien Alpha Cronmbach dengan hasil. Nilai Alpha ini >0,6 yang dapa dikaakan bahwa dari seluruh indikaor memiliki reliabilias yang inggi. Uji mulikolinearias berujuan unuk menguji apakah dalam suau model regresi diemukan adanya korelasi anar variabel bebas peneliian. Model regresi yang baik seharusnya idak erjadi korelasi dianara variabel bebas. Ada idaknya korelasi anar variabel ersebu dapa dideeksi dengan meliha nilai variance Inflaion Facor (VIF). VIF merupakan kebalikan dari olerance jika nilai olerance yang rendah sama dengan nilai VIF inggi (karena VIF = olerance). Cara umum yang dipakai unuk menunjukkan mulikolinearias adalah jika nilai olerance < 0,10 aau sama dengan VIF > 10,00 maka erjadi mulikolinearias dalam peneliian ini. Hasil uji mulikolinearias dapa diliha abel beriku : Tabel 2. Hasil Uji Mulikolinearias Model Colineariy Saisics Tolerance VIF Keerangan Budaya 0,631 1,586 Bebas mulikolinearias Sosial 0,591 1,693 Bebas mulikolinearias Individu 0,860 1,163 Bebas mulikolinearias psikologis 0,819 1,220 Bebas mulikolinearias Sumber : Oupu SPSS (daa diolah) Berdasarkan hasil pada abel di aas dapa dikeahui bahwa hasil uji mulikolinearias seluruh variabel memiliki nilai olerance berada di aas aau > 0,10 dan nilai VIF di bawah aau < 10,00. Jadi disimpulkan bahwa model regresi bebas dari pengaruh mulikolinearias. 203

5 Hasbullah: Dimensi Misik Dalam... Uji auokorelasi adalah hubungan aau korelasi anara daa yang sau dengan daa yang lainnya dalam sau variabel. Auokorelasi ini dapa erjadi pada variabel dependen aau variabel independen (karena erdapa dalam sau lajur). Teknik pengujian auokorelasi adalah Durbin-Wason Tes. Uji auokorelasi berujuan menguji apakah model regresi linier ada korelasi anara kesalahan pengganggu pada periode dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya ( 1). Jika erjadi korelasi, maka dalam hal ini erdapa problem auokorelasi. Hasil pengujian auokorelasi dari peneliian ini dapa diliha dari abel beriku : Tabel 3. Hasil Uji Auokorelasi Durbin-Wason n Keerangan 1, Tidak erdapa auokorelasi Sumber : Oupu SPSS (daa diolah) Dari hasil perhiungan dengan SPSS, diperoleh nilai d hiung sebesar 1,888. Dengan menggunakan persamaan du<d<4- dl, dumana jika angka d-hiung berada di aas baas (du) dengan kurang dari 4-dl, maka idak erdapa auokorelasi posiif aau negaif. Unuk meliha abel, maka digunakan k = 4, α = 5% dan n = 100, maka du = 1, 7582, dl (baas bawah) = 1,5922, nilai DW sebesar 1,888 lebih besar dari baas aas (du) 1,7582 dan kurang dari 4-1,5922 (4-dl), maka dapa disimpulkan idak erdapa auokorelasi. Pengujian adanya heerokedasisias dilakukan dengan menggunakan scaerplo yang diperoleh dengan banuan sofware SPSS. Heerokedasisias adalah keidaksamaan varian residual dari suau model regresi. Uji heerokedasisias menguji apakah dalam model regresi erjadi keidaksamaan varian residual dari sau observasi dengan yang lain. Model regresi berganda berujuan unuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan daa variabel independen yang sudah dikeahui besarnya. Adapun hasil analisis regresi berganda sebagai beriku : Model Tabel 4. Analisis Regresi Berganda Coefficiens a Unsandardiz ed Coefficiens B Sd. Error Sandar dized Coeffici ens Bea Sig. 1 (Consan) X1_Budaya X2_Sosial X3_Individu X4_Psikologis a. Dependen Variable: Y_Kepuusan Sumber : Daa Primer Berdasarkan kepada abel diaas maka diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai beriku : Y = 0, ,399X 1 + 0,109X 2 + 0,060X 3 + 0,380X 4. Persamaan di aas menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel budaya (X 1 ) = 0,399 ini menunjukkan besarnya pengaruh variabel ersebu erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah. Tanda posiif menunjukkan koefisien arah hubungan yang posiif. Dengan ari seiap ada kenaikan sau sauan variabel budaya maka kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah akan naik sebesar 0,399 kali dengan anggapan fakor yang lain konsan (ceeris paribus). Koefisen regresi variabel sosial (X 2 ) = 0,109. ini menunjukkan besarnya pengaruh variabel ersebu erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah. Tanda posiif menunjukkan koefisien arah hubungan yang posiif. Dengan ari seiap ada kenaikan sau sauan variabel sosial, maka kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah akan naik sebesar 0,109 kali dengan anggapan fakor yang lain konsan (ceeris paribus). Koefisen regresi variabel individu (X 3 ) = 0,060. ini menunjukkan besarnya pengaruh variabel ersebu erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah. Tanda posiif menunjukkan koefisien arah hubungan yang posiif. Dengan ari seiap ada kenaikan sau sauan variabel individu, maka kepuusan mengunjungi desinasi wisaa 204

6 Sosial Budaya, Volume 14, Nomor 02, Desember 2017, pp syariah akan naik sebesar 0,060 kali dengan anggapan fakor yang lain konsan (ceeris paribus). Koefisen regresi variabel psikologis (X 4 ) = 0,380. ini menunjukkan besarnya pengaruh variabel ersebu erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah. Tanda posiif menunjukkan koefisien arah hubungan yang posiif. Dengan ari seiap ada kenaikan sau sauan variabel psikologis, maka kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah akan naik sebesar 0,380 kali dengan anggapan fakor yang lain konsan (ceeris paribus). Pembukian hipoesis digunakan unuk meliha pengaruh variabel independen erhadap variabel erikanya dalam hal ini adalah kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah. Unuk meliha pengaruh budaya erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah digunakan uji saisik. Uji saisik berujuan unuk menguji pengaruh secara parsial anar variabel independen erhadap variabel dependen yang membandingkan hiung dengan abel sera meliha nilai signifikansinya. Hasil pengujian hipoesis perama pada peneliian ini dapa diliha pada abel beriku : Tabel 5. Pembukian Hipoesis Perama Variabel Independen hiung abel Sig. Keerangan Budaya (X 1) 12,631 1,984 0,000 Berpengaruh Sumber : Oupu SPSS (daa diolah) Berdasarkan uji regresi, menghasilkan nilai hiung variabel budaya sebesar 12,631 dengan nilai siginifikansi sebesar 0,000. Dengan demikian, hiung 12,631 > abel 1,984 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa budaya berpengaruh posiif erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah. Unuk meliha pengaruh sosial erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah digunakan uji saisik. Uji saisik berujuan unuk menguji pengaruh secara parsial anar variabel independen erhadap variabel dependen yang membandingkan hiung dengan abel sera meliha nilai signifikansinya. Hasil pengujian hipoesis kedua pada peneliian ini dapa diliha pada abel 6 beriku: Tabel 6. Pembukian Hipoesis Kedua Variabel Independen hiung abel Sig. Keerangan Sosial (X 2) 3,576 1, 984 0,001 Berpengaruh Sumber : Oupu SPSS (daa diolah) Berdasarkan uji regresi, menghasilkan nilai hiung variabel sosial sebesar 3,576 dengan nilai siginifikansi sebesar 0,001. Dengan demikian, hiung 3,576 > abel 1,984 dengan signifikansi 0,001 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sosial berpengaruh posiif erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah. Unuk meliha pengaruh individu erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah digunakan uji saisik. Uji saisik berujuan unuk menguji pengaruh secara parsial anar variabel independen erhadap variabel dependen yang membandingkan hiung dengan abel sera meliha nilai signifikansinya. Hasil pengujian hipoesis keiga pada peneliian ini dapa diliha pada abel 7 beriku Tabel 7. Pembukian Hipoesis Keiga Variabel Independen hiung abel Sig. Keerangan Individu (X 3) 2,375 1,984 0,020 Berpengaruh Sumber : Oupu SPSS (daa diolah) Berdasarkan uji regresi, menghasilkan nilai hiung variabel individu sebesar 2,375 dengan nilai siginifikansi sebesar 0,020. Dengan demikian, hiung 2,675 > abel 1,984 dengan signifikansi 0,020 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa individu berpengaruh posiif erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah. Unuk meliha pengaruh psikologis erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah digunakan uji saisik. Uji saisik berujuan unuk menguji pengaruh secara parsial anar variabel independen erhadap variabel dependen yang membandingkan hiung dengan abel sera meliha nilai signifikansinya. 205

7 Hasbullah: Dimensi Misik Dalam... Hasil pengujian hipoesis keempa pada peneliian ini dapa diliha pada abel 8 beriku Tabel 8. Pembukian Hipoesis Keempa Variabel Independen Psikologis (X 4) hiung abel Sig. Keerangan 11,540 1,984 0,000 Berpengaruh Sumber : Oupu SPSS (daa diolah) Berdasarkan uji regresi, menghasilkan nilai hiung variabel individu sebesar 11,540 dengan nilai siginifikansi sebesar 0,000. Dengan demikian, hiung 11,540 > abel 1,984 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa psikologis berpengaruh posiif erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah. Selanjunya hipoesis di aas di uji dengan menggunakan uji-f yang diperoleh melalui abel Analisis Varians (Anova) seperi yang dijelaskan pada abel 9 beriku : Tabel 9. Pengujian Koefisien Regresi secara Simulan (Uji F) ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Toal a. Predicors: (Consan), X4_Psikologis, X3_Individu, X1_Budaya, X2_Sosial b. Dependen Variable: Y_Kepuusan Sumber : Daa Olahan Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai F- hiung adalah 186,109 dengan signifikan 0,000. Semenara iu diperoleh nilai F-abel unuk = 0,05 sebesar 2,46. Dengan demikian karena F-hiung > F- abel, hal ini berari dapa disimpulkan bahwa variabel variabel budaya, sosial, individu dan psikologis secara bersama-sama berpengaruh erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah di Sumaera Bara. Sebelumnya elah dilakukan pembukian erhadap hipoesis dengan menghimpun daa yang diperoleh dari para responden dan diolah dengan banuan kompuer yaiu program SPSS sehingga dapa dijelaskan pengaruh fakor-fakor perilaku yang erdiri dari budaya, sosial, individu dan psikologis erhadap kepuusan kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah, beriku ini dilanjukan dengan pembahasan hasil analisis. Fakor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Para pelaku usaha jasa pariwisaa harus mengeahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial masyaraka. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Dimensi dari budaya yan mempengaruhi kepuusan masyaraka mengunjungi desinasi wisaa syariah melipui pengeahuan masyaraka enang wisaa syariah, kebiasaan masyaraka mengunjungi empa-empa wisaa, fakor lingkungan sekiar, ingka penghasilan dan ingka pendidikan masyaraka. Hal ini juga konsisen dengan pendapa Mas Oearjo (2015) yang menyaakan bahwa dimensi budaya dalam perilaku konsumen adalah pengeahuan, kebiasaan, lingkungan, penghasilan, pendidikan. Selain fakor budaya, perilaku seorang konsumen aau masyaraka dipengaruhi oleh fakor-fakor sosial seperi kelompok acuan, keluarga sera saus sosial. Adapun indikaor variabel sosial dalam peneliian ini erdiri dari adanya pengaruh dari orang lain, kondisi aau kebiasaan yang dilakukan oleh keluarga, keinginan seseorang unuk mengunjungi desinasi wisaa syariah. Fakor pribadi aau individu yang memberikan konribusi erhadap perilaku konsumen erdiri dari: usia dan ahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Adapun indikaor dari variabel individu pada peneliian ini adalah usia responden dan gaya hidup. Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empa fakor psikologis uama yaiu moivasi, persepsi, pembelajaran, sera keyakinan dan pendirian. Adapun indikaor dari variabel psikologis pada peneliian ini adalah melipui kebuuhan mengunjungi desinasi wisaa syariah sera persepsi masyaraka erhadap wisaa syariah di Sumaera Bara. 206

8 Sosial Budaya, Volume 14, Nomor 02, Desember 2017, pp PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, mnaka dapa dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai beriku: (1) hasil pengujian hipoesis perama menunjukkan bahwa budaya berpengaruh posiif erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah arinya hipoesis perama dierima, (2) hasil pengujian hipoesis kedua menunjukkan bahwa sosial berpengaruh posiif erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah arinya hipoesis kedua dierima, (3) hasil pengujian hipoesis keiga menunjukkan bahwa individu berpengaruh posiif erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah arinya hipoesis keiga dierima, (4) hasil pengujian keempa menunjukkan bahwa psikologis berpengaruh posiif erhadap kepuusan mengunjungi desinasi wisaa syariah arinya hipoesis keempa dierima. Saran Berdasarkan hasil peneliian, maka dapa dikemukan saran yaiu diharapkan kepada pemerinah unuk dapa melakukan sosialisasi mengenai konsep dan ujuan pengembangan wisaa syariah kepada masyaraka dan pelaku indusri pariwisaa di Sumaera Bara. DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan Meodologi Peneliian Sosial, Surabaya: Airlangga Universiy Press. Hamzah, Maulana.Mdan Yudiana, Yudi Analisis Komparaif Poensi Indusri Halal dalam Wisaa Syariah dengan Konvensional Global Muslim Travel Index (GMTI) Kempar Jumlah Kunjungan Wisaawan Mancanegara Menuru Pinu Masuk dan Kebangsaan. Jakara: Kemenerian Pariwisaa. Koler, Philip, dan Kevin L. Keller Manajemen Pemasaran jilid1. Alih Bahasa: Benyamin Molan. Edisi Keiga Belas. Alih Bahasa : Bob Sabran. Jakara: Erlangga. Koler, Philip, dan Kevin L. Keller Manajemen Pemasaran jilid 2. Alih Bahasa: Benyamin Molan. Edisi Keiga Belas. Alih Bahasa : Bob Sabran. Jakara: Erlangga. Kuncoro, Mudjarad. 2007, Meode Kuaniaif Teori dan Aplikasi unuk Bisnis dan Ekonomi. Yogjakara : IPD STIM YKPN. Moleong, Lexy.J. 2005, Meodologi Peneliian Kualiaif, Bandung : Remaja Rosdakarya. Narbuko. Chalil, Abu Achmadi, 2004, Meodologi Peneliian, Jakara : Penerbi Bumi Askara. Sarwono. J Saisik Iu Mudah. Yogyakara: CV Andi Offse. Seiadi Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Unuk Sraegi dan Peneliian Pemasaran. Sofyan, Riyano Prospek Bisnis Pariwisaa Syariah. Jakara : Republika. Sugiyono Meode Peneliian Bisnis, Bandung : Alfabea Suharso, Puguh Model Analisis Kuaniaif. Jakara : Indeks. Unggul Priyadi Pariwisaa Syariah, Prospek dan Pengembangan. Yogyakara: Penerbi UPP STIM YKPN. 207

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM)

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM) PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM) Anon Wijaya Jl. Indusri Sandang 1 Blok D No. 7A Kemanggisan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Asri, Marwan (2002). Marketing.Yogyakarta. UPP-AMP YKPN. Buchari, Alma (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung :

DAFTAR PUSTAKA. Asri, Marwan (2002). Marketing.Yogyakarta. UPP-AMP YKPN. Buchari, Alma (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung : DAFTAR PUSTAKA Asri, Marwan (2002). Markeing.Yogyakara. UPP-AMP YKPN Buchari, Alma (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung : Alfabea, Buchari, Alma (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

Keywords; job performance; job satisfaction; career development; work environment

Keywords; job performance; job satisfaction; career development; work environment Media Sudi Ekonomi ISSN 2502-6690 (Online) ISSN 14104814 (Paper) Vol.20 No.1, Januari Juni 2017 www.journal.ua45jakara.ac.id Jurnal Online Inernasional & Nasional Universias 17 Agusus 1945 Jakara ===================================================================

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN BIJAK Volume 14, No. 02, Sepember 2017 Majalah Ilmiah Insiu STIAMI PENGARUH BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BAGIAN

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci