JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOLUME VI NO. 1, APRIL 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOLUME VI NO. 1, APRIL 2015"

Transkripsi

1 FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DENGAN KONFLIK KOGNITIF SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI KABUPATEN MERAUKE Caecilia Henny Seya Wai Universias Musamus Merauke Semuel Balajery Universias Musamus Merauke ABSTRAK Fakor keperilakuan organisasi erhadap kegunaan sisem akunansi keuangan daerah dengan konflik kogniif sebagai variabel inervening di kabupaen merauke Tujuan dalam peneliian ini adalah Unuk menguji pengaruh fakor organisasional seperi dukungan aasan, kejelasan ujuan dan pelaihan akan meningkakan kegunaan Sisem Akunansi Keuangan Daerah kabupaen Merauke dan unuk menguji pengaruh fakor organisasional seperi dukungan aasan, kejelasan ujuan dan pelaihan dapa meningkakan konflik kogniif yang pada gilirannya akan meningkakan kegunaan Sisem Akunansi Keuangan Daerah Kabupaen Merauke. Hasil peneliian menunjukkan bahwa hanya pengguna dukungan aasan dan konflik kogneif memiliki pengaruh posiif pada Kegunaan Sisem Akunansi Keuangan Daerah (SAKD). Pelaihan dan kejlasan ujuan memiliki pengaruh posiif pada konflik kogneif. Konflik kogneif berpengaruh posiif pada kegunaan Sisem Akunansi Keuangan Daerah (SAKD) dan konflik kogneif sebagai inervening variabel anara fakor perilaku organisasi dengan Sisem Akunansi Keuangan Daerah (SAKD), menunjukkan bahwab fakor perilaku organisasi memiliki hubungan posiif erhadap kegunaan Sisem Akunansi Keuangan Daerah (SAKD) yang dimediasi oleh konflik kogneif. Keywords: Fakor keperilakuan organisasi erhadap kegunaan SAKD PENDAHULUAN Organisasi sekor publik keberadaannya dapa kia liha disekiar kia seperi misalnya parai poliik, insansi pemerinahan, sekolah-sekolah, rumah saki, dan puskesmas. Organisasi secor public ini menyediakan pelayanan bagi masyaraka, dimana mereka menyediakan jasa-jasa dan pelayanan lainyan yang berhubungan dengan kepeningan masyaraka. Dengan meliha kepeningan dan kebuuhan masyaraka maka pemerinah pusa memberikan oonomi daerah, dimana daerah punya wewenang khusus unuk mengaur daerahnya sendiri. Oonomi daerah merupakan bagian dari demokrasi dalam mencipakan sysem dimana seiap pemerinahan diunu kemandirian dalam manajemen di daerah. Dalam mengelola keuangan daerah diperlukan sysem akunansi keuangan daerah (SAKD). Banyak peneliian enang akunansi keperilakuakn yang sudah dihasilkan seperi misalnya peneliian yang dilakukan oleh Sabeni (2007) memberikan hasil yaiu Berdasarkan hasil analisis daa dan pengujian hipoesis, maka dapa diarik kesimpulan bahwa dari fakor organisasional yang diuji, hanya dukungan aasan yang berpengaruh unuk meningkakan kegunaan SAKD. Pengaruh pelaihan dan kejelasan ujuan erhadap kegunaan SAKD idak berhasil dibukikan. Konflik kogniif idak berhubungan posiif dengan kegunaan SAKD. Konflik afekif berhubungan negaif dengan kegunaan SAKD, 44

2 sehingga penulis erarik unuk mengambil judul fakor keperilakuan organisasi erhadap kegunaan sysem akunansi keuangan daerah dengan konflik kogneif sebagai variabel inervening di kabupaen Merauke. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada laar belakang di aas, maka masalah dalam peneliian ini adalah: 1. Apakah fakor organisasional seperi dukungan aasan, kejelasan ujuan dan pelaihan akan meningkakan kegunaan Sisem Akunansi Keuangan Daerah Kabupaen Merauke? 2. Apakah fakor organisasional seperi dukungan aasan, kejelasan ujuan dan pelaihan dapa meningkakan konflik kogniif yang pada gilirannya akan meningkakan kegunaan Sisem Akunansi Keuangan Daerah Kabupaen Merauke? TUJUAN PENELITIAN Adapun ujuan dalam peneliian ini adalah: 1. Unuk menguji pengaruh fakor organisasional seperi dukungan aasan, kejelasan ujuan dan pelaihan akan meningkakan kegunaan Sisem Akunansi Keuangan Daerah kabupaen Merauke. 2. Unuk menguji pengaruh fakor organisasional seperi dukungan aasan, kejelasan ujuan dan pelaihan dapa meningkakan konflik kogniif yang pada gilirannya akan meningkakan kegunaan Sisem Akunansi Keuangan Daerah Kabupaen Merauke. MANFAAT PENELITIAN Manfaa yang diharapkan dari peneliian ini adalah: 1. Bagi pemerinah daerah hasil peneliian ini diharapkan bisa dijadikan masukan bagi organisasi khususnya Pemerinah Daerah kabupaen Merauke agar memperhaikan fakor-fakor perilaku dalam implemenasi Sisem Akunansi Keuangan Daerah guna meningkakan kegunaan sisem yang ada pada pemerinah daerah ersebu. 2. Bagi para akademisi, hasil peneliian ini diharapkan dapa menjadi bahan informasi dan referensi unuk peneliian selanjunya dengan menambah fakor-fakor lain yang dinilai perlu ke dalam model peneliian yang erkai enang akunansi keperilakuan. LANDASAN TEORI TEORY COGNITIVE Social Cogniif Theory (SCT) menjelaskan funsgi psychososial dalam iga hal yang berhubungan imbalbalik yaiu perilaku, fakor personal yang melipui (kogniif, afekif dan biological evens) sera lingkungan eksernal. Dalam seiap orang merespon suau inovasi seperi implemenasi dalam sysem akunansi keuangan daerah berbeda-beda, halini disebabkan karena pengaruh lingkungan di dalam organisasi dan fakor personal yang melipui afekif dan kogniif. Fakor lingkungan organisasi disini yang dibahasdalam peneliian ini melipui pelaihan, kejelasan ujuan sera dukungan aasan. IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH (SAKD) Pemerinah daerah sebagai pengelola keuangan dana secor public harus mampu menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara akura, relevan, epa waku dan dapa dipercaya. 45

3 Sesuai keenuan perauran perundangan yang elah dieapkan, pemerinah daerah berkewajiban unuk membua Laporan Peranggung Jawaban Keuangan yang erdiri dari Laporan Perhiungan Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Noa Perhiungan Anggaran. Maka Pemerinah Daerah diunu memiliki sisem informasi yang andal. Sisem ini diperlukan unuk memenuhi kewajiban pemerinah daerah dalam membua Laporan Peranggung Jawaban Keuangan daerah yang bersangkuan (Tim Pokja, 2001). Unuk lebih memanapkan oonomi khusus daerah, pemerinah daerah harus sidah mulai memikirkan invesasi unuk mengembangkan sysem informasi. Pemerinah sudah harus meninggalkan sysem informasi yang lama yaiu Manual Adminisrasi Keuangan Daerah (MAKUDA) yang dierapkan mulai 1981 dengan mengganikan sysem informasi akunansi yang baru. HUBUNGAN ANTARA FAKTOR ORGANISASI DENGAN KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH (SAKD) Ada beberapa peneliian yang menunjukkan bahwa fakor organisasional seperi pelaihan, kejelasan ujuan sera dukungan aasan, berpengaruh erhadap implemenasi suau inovasi sysem maupun perubahan model akunansi manajemen (Krumweida,1998). Unuk kejelasan ujuan hal ini dapa meneukan hasil akhir aau menenukan keberhasilan. Peneliian yang dilakukan oleh Chenhall (2004) enang peran kogniif dan afekif dalam implemenasi ABCM menunjukkan bahwa fakor perilaku selama implemenasi sanga berpengaruh signifikan erhadap ABCM pada perusahaan. Menuru peneliian yang dilakukan oleh Sabeni (2007) hasil peneliian yang diperoleh fakor organisasi yang diuji, hanya dukungan aasan yang berpengaruh unuk meningkakan kegunaan SAKD. Pengaruh pelaihan dan kejelasan ujuan erhadap kegunaan SAKD idak berhasil dibukikan. Konflik kogniif idak berhubungan posiif dengan kegunaan SAKD. Hubungan idak langsung anara fakor organisasi dengan kegunaan sysem yang dimediasi dengan konflik kogniif ada perbedaan yang sanga kecil.dari beberapapeneliian ersebu penulis merumuskan hipoesis: H1a: pelaihan berhubungan posiif erhadap kegunaan SAKD H1b: Kejelasan ujuan berhubungan posiif dengan kegunaan SAKD H1c: Dukungan aasan berhubungan posiif dengan kegunaan SAKD HUBUNGAN FAKTOR ORGANISASI DALAM IMPLEMENTASI DENGAN KONFLIK KEGNITIF Fakor organisasi dalam hal ini akan diuji dengan menggunakan iga dimensi yaiu dukungan aasan, kejelasan kerja, kejelasan ujuan dan pelaihan (Sabeni, 2007). Perhaian erhadap fakor organisasi dapa mengembangkan kondisi keiga hal ersebu yaiu (1) erdapa keanekaragaman kemampuan dan orienasi, (2) didukung oleh suau komimen dan yang ke (3) dibangun hubungan yang baik dalam im unuk bekerjasama seiap waku. Hasil peneliian Chenhall (2004) menunjukkan bahwa pelaihan dan kejelasan ujuan mempengaruhi konflik kogniif sedangkan dukungan manajemen puncak idak berpengaruh signifikan. Berdasarkan hasil peneliian-peneliian ersebu di aas maka hipoesis yang dikembangkan adalah sebagai beriku: H2a: pelaihan berhubungan posiif dengan konflik kogniif H2b: Kejelasan ujuan berhubungan posiif dengan konflik kogniif H2c: Dukungan aasan berhubungan posiif dengan konflik kogniif KONFLIK KOGNITIF SEBAGAI VARIABEL INTERVENING 46

4 Manfaa yang bisa diperoleh dengan adanya konflik kogniif adalah unuk memecahkan masalah dan mendorong kearah perbaikan unuk pengambilan suau kepuusan yang akan diambil. Dalam peneliian ini variabel konflik kogniif ini sebagai variabel inervening. Dapa diambil Hipoesis sebagai beriku: H3: Konflik kogniif berpengaruh posiif erhadap kegunaan SAKD H4: Fakor keperilakuan organisasi seperi pelaihan, kejelasan ujuan dan dukungan aasan dapa meningkakan konflik kofniif yang akan mempengaruhi kegunaan Sysem Akunansi Keuangan Daerah METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan enang meodologi peneliian yang digunakan. Deskripsi bab ini mencakup krieria responden dan penenuan sampel, eknik pengumpulan daa, pengukuran variabel, eknik pengujian daa dan model uji saisik unuk analisis daa. LOKASI DAN WAKTU Peneliian ini dilakukan pada kabupaen Merauke di koa Merauke. Peneliian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan. Peneliian ini dimulai dengan cara membua proposal peneliian sebagai kerangka eoriis, menyusun insrumen peneliian sampai dengan pengumpulan daa dan analisis daa yang diperoleh. POPULASI DAN TEHIK PENGAMBILAN SAMPEL Populasi adalah seluruh elemen aau individu yang akan dielii. Menuru Riduwan (2010) populasi merupakan objek aau subjek yang berada pada suau wilayah dan memenuhi syara-syara erenu berkaian dengan masalah peneliian. Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh manajer aau pimpinan perusahaan BUMN di koa Merauke. Meode pengambilan sampel yaiu dengan menggunakan eknik purposive sampling. Menuru Sugiyono (2010) eknik purposive sampling ini merupakan penenuan sampel dengan perimbangan erenu. TEKNIK PENGUJIAN DATA 1. Saisik Deskripif Menuru Sugiyono (2010) saisis deskripif adalah saisik yang digunakan unuk menganalisis daa dengan cara mendeskripsikan aau menggambarkan daa yang elah erkumpul sebagaimana adanya anpa bermaksud memberi kesimpulan yang berlaku umum aau generalisasi. Analisis ini unuk memberi gambaran enang demografi responden peneliian dan deskripif mengenai variabel-variabel peneliia. Perhiungan yang digunakan dalam analisis peneliian ini adalah Analisis Parial Squares (PLS). Analisis PLS (Analisis Parial Squares) merupakan eknik saisika mulivariae yang melakukan perbandingan anara variabel dependen berganda dan variabel independen berganda. PLS adalah salah sau meode saisic SEM berbasis varian yang di sesain unuk menyelesaikan regresi berganda keika erjadi permasalahan spesifik pada daa, seperi ukuran sampel peneliian kecil, adanya daa yang hilang (missing values) dan mulikolinearias (jogiyano, 2009: 11) Tujuan PLS adalah memprediksi pengaruh variabel X erhadap Y dan menjelaskan hubungan eoriikal di anara kedua variabel. PLS merupakan meode regresi yang dapa digunakan unuk idenifikasi facor yang merupakan kombinasi variabel X sebagai penjelas dan variabel Y sebagai respon (Talbo, 1997). 2. Uji Kualias Daa 47

5 Variabel yang akan diukur dalam peneliian ini adalah parisipasi anggaran, informasi asimeris, penekanan anggaran dan komimen organisasi erhadap senjangan anggaran. Sebelum daa diolah dan dianalisis, maka erlebih dahulu harus dilakukan pengujian erhadap kualias daa guna mengeahui kesungguhan para responden dalam mengisi kuesioner, yaiu uji validias (es of iy) dan uji reliabilias (es of reliabiliy). 1) Uji ias Konsruk Pengujian validias konsruk secara umum dapa diukur dengan parameer skor loding di model peneliian (Rule of Thumbs> 0,7) dan menggunakan parameer AVE, Communaliy, dan Redundancy. Skor AVE harus > 0,5, Communaliy > 0,5, dan Redundancy mendekai 1. Jika skor loding < 0,5, indikaor ini dapa dihapus dari konsruknya karena indikaor ini idak dimua (load) ke konsrukyang mewakilinya. Jika skor loading anara 0,5-0,7, sebaiknya penelii idak menghapus indikaor yang memiliki skor loading ersebu sepanjang skor AVE dan Communaliy indikaor ersebu >0,5 (Jogiyano, 2009:79-70). a. Uji ias Konvergen Parameer uji validias konvergen diliha dari skor AVE dan Communaliy, masingmasing harus bernilai di aas 0,5. Arinya probabilias indikaor di suau konsruk masuk ke variabel lain lebih rendah (kurang 0,5) sehingga probabiliasnya indikaor ersebu konvergen dan masuk di konsruk yang dimaksud lebih besar, yaiu di aas 50 persen (Jogiyano, 2009:128). b. ias Diskriminan Pengukuran validias diskriminan dari model pengukuran dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konsruknya aau dengan membandingkan akar AVE unuk seiap konsruk dengan korelasi anar konsruk dengan konsruk lainnya dalam model. mempunyai validiaas diskriminan yang cukup jika akar AVE unuk seiap konsruk lebih besar dari pada korelasi anara konsruk dengan konsruk lainya dalam model. Beriku ini rumus unuk menghiung AVE: ( ) AVE = ( ) Dimana adalah componen loading ke indikaor ke var ( ) = 1-. Jika semua indikaor di sandardized, maka ukuran ini sama dengan Average Communaliies dalam blok. Composie reliabiliy blok indikaor yang mengukur suau konsruk dapa dievaluasi dengan dua macam ukuran yaiu inernal consisency yang dikembangkan oleh Wer e al. (1979) dalam Jogiyano (2009: 167) dengan menggunakan oupu yang dihasilkan PLS maka Composie reliabiliy dapa dihiung dengan rumus: Pc ( ) ( ) ( ) Dimana adalah componen loading ke indikaor dan var ( ) = 1-. Dibanding dengan Cronbach Alpha, ukuran ini idak mengasumsikan au equivalence anar pengukuran dengan asumsi semua indikaor diberi bobo sama. Sehingga Cronbach Alpha cenderung lower bound esimae reliabiliy, sedangkan ρc merupakan closer approximaion dengan asumsi esimae parameer adalah akura. ρc sebagai ukuran inernal consisence hanya dapa digunakan unuk kosruk reflekif indikaor. 2) Uji Reliabilias Selain uji validias PLS juga melakukan uji reliabilias unuk mengukur konsisensi inernal ala ukur. Uji reliabilias dimaksudkan unuk mengukur kuesioner yang merupakan indikaor dari variabel aau konsruk. Suau kuesioner dikaakan reliabel aau handal jika 48

6 jawaban seseorang erhadap peranyaan adalah konsisen aau sabil dari waku ke waku (Ghozali, 2009: 46). Uji reliabilias dalam peneliian ini menggunakan Cronbach s Alpha dan Composie Reabiliy. Cronbach s Alpha unuk mengukur baas bawah nilai reliabilias suau konsruk, sedangkan Composie Reabiliy mengukur nilai sesungguhnya reliabilias suau konsruk. Rule of humb nilai alpha aau Composie Reabiliy harus lebih besar dari 0,7 meskipun niali 0,6 masih dapa dierima pada sudi yang sifanya eksplorasi (Jogiyano, 2009: 132). 3) Pengujian Srukural (Inner ) Pengujian inner model aau model srukural dilakukan unuk meliha hubungan anara variabel, nilai signifikansi dan R-square dari model peneliian. Penilaian model dengan PLS dimulai dengan meliha R-square unuk seiap variabel laen dependen. Perubahan nilai R- square dapa digunakan unuk menilai pengaruh variabel laen independen erenu erhadap variabel laen dependen apakah menpunyai pengaruh yang subsanif. 4) Pengujian Hipoesis dengan Parial Leas Square (PLS) Peneliian ini mempunyai 6 hipoesis yang diuji dengan menggunakan eknik parh analysis. Analisis jalur ini merupakan perluasan dari analisis regresi unuk hubungan kausalias anar variabel yang elah dieapkan sebelumnya berdasarkan eori. srucural dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan unuk variabel dependen dan nilai koefisien pada pah (β) unuk variabel independen yangn kemudian dinilai signifikansinya berdasarkan nilai T-saisic seiap pah. Krieria penerimaan aau penolakan hipoesis pada peneliian ini adalah dengan menilai nilai -saisik dan R-square. Nilai -saisik (-hiung) diperbandingkan dengan nilai -abel. Nilai -abel yang dienukan dalam peneliian ini adalah sebesar 1,645 dengan ingka signifikasi 0,05 (one-ailed). Selanjunya nilai -abel ersebu di jadikan sebagai nilai cuoff unuk penerimaan aau penolakan hipoesis yang diajukan. Krieria penerimaan aau penolakan hipoesis dengan keenuan sebagai beriku: 1. Jika nilai -saisik < -abel dengan araf signifikasi sebesar 0,05 (one-ailed), maka menolak H0 dan menerima Ha. 2. Jika nilai -saisik > -abel dengan araf signifikasi sebesar 0,05 (one-ailed), maka menerima H0 dan menolak Ha. HASIL PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi dalam peneliian ini adalah Sauan Kerja Perangka Daerah (SKPD) Kabupaen merauke. Kabupaen Merauke memiliki luas wilayah secara giografis Kabupaen Merauke disebelah uara berbaasan langsung dengan kabupaen Mappi dan Kabupaen Boven Digoel, sebelah imur berbaasan dengan Papua New Guinea (PNG), di sebelah selaan dan bara berbaasan dengan Lau Arafura. ANALISIS DATA 1. Uji ias Pengujian validias insrumen dengan menggunakan sofware SPSS, nilai validias dapa diliha pada kolom Correced Iem-Toal Correlaion. Uji validias menunjukkan seberapa jauh suau es dari operasi-operasi mengukur apa yang seharusnya diukur (Jogiyano, 2004). Suau pengukuran dikaakan valid jika dapa mengukur ujuannya dengan nyaa aau benar. ias berhubungan dengan keepaan ala ukur unuk melakukan ugasnya mencapai sasarannya. 49

7 Insrumen yang digunakan dalam peneliian ini berbenuk kuesioner, sehingga pengujian validias yang digunakan berupa conen validiy. Uji validias dilakukan unuk meliha nilai korelasi produc momen (produc momen pearson correlaion). Suau insrumen dinyaakan valid apabila koefisien korelasi berada pada araf signifikasi 5%;10%. Hasil pengujian validias yang dilakukan pada seluruh iem-iem peranyaan pada seiap variabel sebagai beriku. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kriik (r hiung > r abel) maka insrumen ersebu dikaakan valid. Berdasarkan hasil uji validias dapa disimpulkan bahwa seluruh iem peranyaan unuk mengukur masing-masing variabel peneliian dinyaakan valid. Tabel 4.3 Uji ias Variabel Variabel Buir Pearson Ke Insrumen Correlaion Dukungan Aasan Pelaihan Kejeasan Tujuan Kogneif Sysem Akunansi Keuangan Daerah DA1 DA2 DA3 DA4 DA5 DA6 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 KT1 KT2 KT3 KT4 KT5 K1 K2 K3 K4 SAKD1 SAKD2 SAKD3 SAKD4 SAKD5 SAKD6 SAKD Sumber: daa primer diolah 2014 Apa bila angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kriik (r hiung > r abel) dan siginifikan pada level p=0,01, maka insrumen ersebu dikaakan valid. Berdasarkan hasil uji validias dapa disimpulkan bahwa seluruh iem peranyaan unuk mengukur masing-masing variabel peneliian dinyaakan valid.

8 2. Uji Reliabilias Unuk pengujian reliabilias dimaksudkan unuk mengeahui sejauh mana hasil pengukuran eap konsisen apabila dilakukan pengukuran dua kali aau lebih erhadap peranyaan yang sama menggunakan ala ukur yang sama pula. Reliabilias menunjukkan akurasi dan keepaan dari pengukurnya. Besarnya ingka reliabilias diunjukkan oleh nilai koefisiennya, yaiu koefisien reliabilias (Jogiyano, 2004). Uji reliabilias dalam peneliian ini menggunakan Cronbach s Alpha dengan banuan program SPSS. Hasil uji reliabilias pada seiap variabel dapa diliha pada hasil perhiungan pada abel beriku : Tabel 4.4 Uji Reliabilias Variabel Variabel Alpha Cronbach s Baas Reliabel Ke Dukungan Aasan Reliabel Pelaihan Reliabel Kejeasan Tujuan ,6 Reliabel Kogneif ,6 Reliabel Sysem Akunansi Keuangan Daerah ,6 Reliabel Sumber: daa primer diolah 2014 Dari abel 4.4 diperoleh angka reliabilias (ri) unuk iem seluruh peranyaan berada pada kisaran 0,765 0,799. Pada uji reliabilias konsisensi inernal koefisien Cronbach s Alpha unuk semua variabel berada pada ingka yang dapa dierima di aas 0,60. PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN 1. Pengengujian Hipoesis Pengaruh Fakor Organisasi Terhadap Kegunaan SAKD Pengujian hipoesis 1 dilaukan unuk menguji pengaruh dukungan aasan erhadap kegunaan siaen akunansi keuangan daerah (SAKD) yaiu: dukungan aasan berpengaruh posiif dan signifikan erhadap kegunaan siaen akunansi keuangan daerah (SAKD). Hasil pengujian regresi dapa diliha pada abel dibawah ini: Tabel 4.5 Pengaruh Variabel Dukungan Aasan Terhadap SAKD Coefficiens a Unsandardized Coefficiens Sandardized Coefficiens 1 (Consan) DA a. Dependen Variable: SAKD 51

9 Hasil pengujian pengaruh langsung ini variabel dukungan aasan erhadap kegunaan siaen akunansi keuangan daerah (SAKD) menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar dan nilai hiungnya dengan demikian hipoesis perama dapa dierima yaiu bahwa dukungan aasan erhadap kegunaan siaen akunansi keuangan daerah (SAKD) mempunyai pengaruh yang posiif dan signifikan. Pengujian hipoesis 2 dilaukan unuk menguji pengaruh pelaihan erhadap kegunaan siaen akunansi keuangan daerah (SAKD) yaiu: Pelaihan berpengaruh posiif dan signifikan erhadap kegunaan siaen akunansi keuangan daerah (SAKD). Hasil pengujian regresi dapa diliha pada abel dibawah ini: Tabel 4.6 Pengaruh Variabel Pelaihan Terhadap SAKD Coefficiens a Unsandardized Coefficiens 52 Sandardized Coefficiens 1 (Consan) P a. Dependen Variable: SAKD Hasil pengujian pengaruh langsung ini variabel Pelaihan erhadap kegunaan sisen akunansi keuangan daerah (SAKD) menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar dan nilai hiungnya dengan demikian hipoesis kedua dapa dierima yaiu bahwa pelaihan pengaruh berpengaruh posiif dan signifikan erhadap kegunaan siaen akunansi keuangan daerah (SAKD). Pengujian hipoesis 3 dilakukan unuk menguji pengaruh kejelasan ujuan erhadap kegunaan siaen akunansi keuangan daerah (SAKD) yaiu: kejelasan ujuan berpengaruh posiif dan signifikan erhadap kegunaan siaen akunansi keuangan daerah (SAKD). Hasil pengujian regresi dapa diliha pada abel dibawah ini: Tabel 4.6 Pengaruh Variabel Kejelasan Tujuan Terhadap SAKD Coefficiens a Unsandardized Coefficiens Sandardized Coefficiens 1 (Consan) KT a. Dependen Variable: SAKD Hasil pengujian pengaruh langsung ini variabel kejelasan ujuan erhadap kegunaan sisen akunansi keuangan daerah (SAKD) menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar dan nilai hiungnya dengan demikian hipoesis keiga dapa dierima yaiu bahwa kejelasan ujuan pengaruh berpengaruh posiif dan signifikan erhadap kegunaan siaen akunansi keuangan daerah (SAKD). 2. Pengengujian Hipoesis Pengaruh Fakor Organisasi Terhadap Konflik Kogneif

10 Pengujian hipoesis 4 dilakukan unuk menguji pengaruh dukungan aasan erhadap konflik kogneif yaiu: dukungan aasan berpengaruh posiif dan signifikan erhadap konflik kogneif. Hasil pengujian regresi dapa diliha pada abel dibawah ini: Tabel 4.7 Pengaruh Variabel Dukungan Aasan Terhadap Konflik Kogneif Coefficiens a Unsandardized Coefficiens Sandardized Coefficiens 1 (Consan) DA a. Dependen Variable: K Hasil pengujian pengaruh langsung variabel dukungan aasan erhadap konflik kogneif menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar dan nilai hiungnya dengan demikian hipoesis keempa dapa dierima yaiu bahwa dukungan aasan pengaruh berpengaruh posiif dan signifikan erhadap konflik kogneif. Pengujian hipoesis 5 dilakukan unuk menguji pengaruh pelaihan erhadap konflik kogneif yaiu: pelaihan berpengaruh posiif dan signifikan erhadap konflik kogneif. Hasil pengujian regresi dapa diliha pada abel dibawah ini: Tabel. 4.7 Pengaruh Variabel Pelaihan Terhadap Konflik Kogneif Coefficiens a Unsandardized Coefficiens Sandardized Coefficiens 1(Consan) P a. Dependen Variable: K Hasil pengujian pengaruh langsung variabel pelaihan erhadap konflik kogneif menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar dan nilai hiungnya dengan demikian hipoesis kelima dapa dierima yaiu bahwa pelaihan berpengaruh posiif dan signifikan erhadap konflik kogneif. Pengujian hipoesis 6 dilakukan unuk menguji pengaruh kejelasan ujuan erhadap konflik kogneif yaiu: kejelasan ujuan berpengaruh posiif dan signifikan erhadap konflik kogneif. Hasil pengujian regresi dapa diliha pada abel dibawah ini: Tabel. 4.7 Pengaruh Variabel Kejelasan Tujuan Terhadap Konflik Kogneif Coefficiens a 53

11 Unsandardized Coefficiens Sandardized Coefficiens 1 (Consan) KT a. Dependen Variable: K Hasil pengujian pengaruh langsung variabel kejelasan ujuan erhadap konflik kogneif menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar dan nilai hiungnya dengan demikian hipoesis keenam dapa dierima yaiu bahwa pelaihan berpengaruh posiif dan signifikan erhadap konflik kogneif. 3. Pengengujian Hipoesis Pengaruh Konflik Kogneif Terhadap Kegunaan Sisem Akunansi Keuangan Daerah Pengujian hipoesis 7 dilakukan unuk menguji pengaruh konflik kogneif erhadap SAKD yaiu: konflik kogneif berpengaruh posiif dan signifikan erhadap SAKD. Hasil pengujian regresi dapa diliha pada abel dibawah ini: Tabel. 4.8 Pengaruh Variabel Konflik Kogneif Terhadap SAKD Coefficiens a Unsandardized Coefficiens Sandardized Coefficiens 1(Consan) K a. Dependen Variable: SAKD Hasil pengujian pengaruh langsung variabel konflik kogneif erhadap sysem akunansi keuangan daerah menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar dan nilai hiungnya dengan demikian hipoesis keujuh dapa dierima yaiu bahwa konflik kogneif berpengaruh posiif dan signifikan erhadap penggunaan sisen akunansi keuangan daerah. 4. Pengengujian Hipoesis Pengaruh Fakor Organisasi Terhadap Kegunaan Sisem Akunansi Keuangan Daerah Yang Dimediasi Dengan Konflik Kogneif Pengujian hipoesis ke 8 ini menunjukkan bahwa besaran efek idak langsung (indirec effec) konflik kogneif sebagai variabel penyela (inervening) di anara fakor organisasional dengan penguanaan SAKD. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai indirec effec lebih besar dari direc effec. Dengan demikian erdapa pengaruh yang posiif fakor organisasional erhadap kegunaan SAKD jika dimediasi oleh konflik kogneif. KESIMPULAN 54

12 Berdasarkan hasil analisis daa dan pengujian hipoesis, maka dapa diarik kesimpulan bahwa fakor organisasi yang diuji yaiu dukungan aasan, pelaihan dan kejelasan ujuan berpengaruh erhadap penggunaan sysem akunansi keuangan daerah. Konflik kogneif berpengaruh posiif erhadap SAKD hipoesis ersebu dapa dierima. KETERBATASAN Respon responden erbaas pada wilayah di kabupaen Merauke, sehingga kemungkinan akan menghasilkan hasil yang berbeda, maka perlu diperluas ke kabupaenkabupaen lain yang ada di Papua. Peneliian ini hanya dilakukan sau waku (cross secional), sehingga ada kemungkinan perilaku individu berubah dari waku kewaku. Sarana program akan digunakan dalam pengolahan daa pada proposal idak sesuai dikarenakan kesulian mendapakan program PLS. REFERENSI Chenhanll, (2004). The Role of Cogniif and Affecive Cobflic in early implemenaion of Aciviy Based Cos Managemen. Behavioral reaserch in accouning 16. Tim. Pokja (2001), sysem akunansi Keuangan Daerah. im Evaluasi dan percepaan perimbangan pusa dan daerah: Jakara Nurlela, sii dan rahmawai (2010), Fakor keprilakuan organisasi erhadap sysem akunansi keuangan daerah jurnal symposium nasional Sugiyono, Meode Peneliian Bisnis. Alfabea. Bandung 55

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

3 METODE UMUM PENELITIAN

3 METODE UMUM PENELITIAN 3 METODE UMUM PENELITIAN 3. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Kabupaen Cirebon dan Kabupaen Indramayu, Provinsi Jawa Bara (Lampiran dan 2). Pemilihan lokasi didasari oleh: ) bahwa kedua

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM)

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM) PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM) Anon Wijaya Jl. Indusri Sandang 1 Blok D No. 7A Kemanggisan,

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F Zihaul Haq 1, Bowo Nurhadiono, S.Si, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika, Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN BIJAK Volume 14, No. 02, Sepember 2017 Majalah Ilmiah Insiu STIAMI PENGARUH BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BAGIAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo l: l,' Benarkah Banuan Luar Negeri Berdampak Negaif erhadap Perumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo Hubungan anara huang luar negeri pemerinah dengan perumbuhan ekonomi dapa negaif aau posiif. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci