Studi Numerik dan Eksperimental Karakteristik Dinamik Model Sistem Suspensi
|
|
- Suhendra Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Studi Numeri dan Esperimenta Karateristi Dinami Mode Sistem Suspensi Asnawi Lubis *, Zuhendri Hasymi, Jurusan Teni Mesin Fautas Teni Universitas Lampung Jaan Professor Sumantri Brojonegoro No., Gedongmeneng, Bandar Lampung 3545 Emai: Abstra Karateristi dinami suatu strutur mesin sangat penting untu dietahui untu menghindari getaran yang berebihan pada strutur tersebut. Karateristi dinami tersebut ditentuan oeh freuensi pribadi, ampitudo dan modus getar. Getaran pada suatu strutur mesin dapat terjadi arena adanya esitasi bai yang berasa dari daam maupun dari uar sistem. Jia freuensi esitasi berada di seitar freuensi pribadi sistem maa dapat terjadi fenomena resonansi, yang aan mengaibatan ampitudo getaran yang tinggi. Ampitudo yang tinggi yang equivaent dengan defesi dapat mengaibatan egagaan pada suatu sistem mesin ataupun strutur. Tuisan ini meaporan hasi ajian secara numeri dan eperimenta terhadap arateristi dinami suatu mode sistim suspensi. Sistim suspensi dimodean dan dianaisis secara numeri menggunaan metode eemen hingga dan diuji secara eperimenta menggunaan perangat Universa Vibration System UVS untu memperoeh arateristi dinami yang meiputi freuensi pribadi dan ampitudo getaran. Hasi studi menunjuan bahwa ampitodo main besar pada noda atau posisi yang main jauh dari tumpuan pegas. Kata unci: Freuensi pribadi, arateristi dinami, ampitudo, resonansi. Abstract Dynamic characteristics of a structure are very important to be nown in order to avoid ecessive vibration on the structures. These characteristic are natura frequency, ampitude, and vibration modes. Vibration of a structure may resut from interna or eterna ecitation. If the vaue of ecitation frequency has the same or around the vaue of natura frequency, then resonance can occur that ead to higher and higher ampitude. The high ampitude that equivaent to high defection can ead to faiure of the structure. This paper reports resuts of numerica and eperimenta studies of dynamic characteristic of a mode suspension system. The system is modeed and anayzed using finite eement anaysis and verified eperimentay using Universa Vibration System UVS to obtain dynamic characteristic in terms of natura frequency and ampitude. The resuts confirm that ampitude becomes higher at the midde of the mode at the farthest distance from the spring support. Keywords: natura frequency, dynamic characteristic, ampitude, resonance. PENDAHULUAN Getaran yang terjadi pada mesin-mesin atau strutur biasanya menimbuan efe yang tida diehendai, seperti etidanyamanan, etidatepatan daam penguuran atau rusanya strutur mesin. Getaran terjadi arena adanya esitasi bai yang berasa dari daam maupun dari uar sistem dan efe getaran tersebut berhubungan dengan freuensi pribadi sistem yang bergetar. Jia freuensi esitasi berada di seitar freuensi pribadi sistem maa aan terjadi fenomena resonansi, yang aan mengaibatan ampitudo getaran yang paing besar. Ampitudo equivaent dengan defesi, sehingga resonansi dapat menyebaban terjadinya egagaan pada sistem ataupun strutur. Respons meani dapat mewaii periau meani sebuah strutur yang dienai gaya esitasi. Respons meani tersebut sangat dipengaruhi oeh parameter sistem dinami strutur tersebut. Pada suatu strutur meani terjadinya gejaa getaran tergantung pada massa, eauan dan fator redamannya, sedangan periau dinami dari strutur tersebut ditentuan oeh arateristi dinami yang berupa freuensi pribadi, ampitudo dan modus getar. Penentuan arateristi dinami tersebut dapat diauan meaui aji teoriti, numeri maupun esperimenta. Karateristi dinami suatu strutur sangat penting untu dietahui, arena dengan mengetahui arateristi dinami maa peristiwa getaran yang berebihan dapat dihindari. Sistem pegas-bao banya digunaan daam apiasi teni, misanya untu sistem tumpuan pada strutur mesin dan sistem suspensi pada otomotif. [7] meauan peneitian dengan menggunaan computer software Fortran77 untu menentuan arateristi dinami mode sistem pegas-peredam ejut-massa dengan perubahan harga onstanta peredaman. Parameter yang diuur adaah watu yang diperuan untu berosiasi t dan simpangan yang dihasiannya. Tuisan ini meaporan hasi simuasi numeri menggunaan metode eemen hingga untu mengetahui arateristi dinami sebuah mode sistim suspensi yang terdiri dari onfigurasi pegasmassa tanpa peredam dengan perubahan pada niai onstanta pegasnya. Sistem ini merupaan pemodean dari sistem suspensi pada endaraan mobi penumpang dan sistem tumpuan pada mesin. Parameter yang diuur adaah freuensi pribadi f n serta ampitudo getaran X. Untu vaidasi hasi numeri diauan eperimenta dengan menggunaan universa vibration system. * Penuis orespondensi, phone: , , Emai: asnawi-ubis@unia.ac.id Studi Numeri dan Esperimenta Asnawi Lubis, et a.
2 Jurna Energi dan Manufatur Vo.5, No., Otober : -97. METODE.. Mode Sistem Suspensi Gambar a menunjuan sebuah mode sistem suspensi yang umum dipaai pada apiasi endaraan mobi penumpang. Sistem suspensi tersebut terdiri dari sepasang pegas di bagian depan dan sepasang pegas di bagian beaang. Biasanya terdapat juga sepasang peredam bersama dengan pegas, namun pada anaisis ini ehadiran peredam diabaian dan mode sistem suspensi dimodean sebagai sistem pegas bao seperti pada Gambar b dan c. Persamaan gera untu sistim yang ditunjuan oeh Gambar b dan c dapat diturunan sebagai beriut: Dari eseimbangan gaya arah vertica, diperoeh: m m Dari eseimbangan momen terhadap titi G: J C 3 Jc 4 Persamaan dan 4 dapat dituis daam bentu matris sebagai beriut: Jc m q 5 Dimana, t sin t sin Gambar. Mode sistem suspensi pegas-bao Dengan memasuan niai-niai dan θ beserta dengan masing-masing turunan eduanya, maa diperoeh: J m c 6 Niai-niai freuensi natura dan dapat diperoeh dengan teori determinan... Pemodean Eemen Hingga Sistim Pegas Bao Strutur pegas-bao dibuat meaui noda-noda yang dibagi menjadi noda seperti pada Gambar 3. Noda 3, dan 6, adaah untu eemen pegas yang menggunaan tipe eemen COMBIN4 dari ANSYS eement ibrary. Eemen ini mempunyai apabiitas ongitudina dan torsiona bai daam apiasi D, D, maupun 3D. Noda,, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,,,, 4, 5, 7, 8, dan 9 adaah untu eemen bao yang menggunaan eemen BEAM4 dari ANSYS eemen ibrary. Eemen ini mempunyai 3 noda dan setiap noda mempunyai 6 derajat ebebasan, yaitu transasi pada arah sumbu-, -y, dan z, serta rotasi terhadap sumbu-, -
3 y, dan z. sedangan untu eiter yang didefinisian oeh eemen MASS, posisinya berubah-ubah pada noda,, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Gambar menunjuan tipe-tipe eemen yang dipaai pada pemodean sistem suspensi. Gambar. Tipe eemen untu mode sistim suspensi, a BEAM4, b MASS, c COBIN4 Gambar 3 menunjuan mode eemen hingga yang di anaisis. Kondisi batas boundary condition diterapan pada noda dan yang merupaan ujung pegas yang dijepit fu fied, sehingga pada bagian tersebut tida dapat bergera pada arah semua sumbu X, Y dan Z. Pada noda 3 dan 6 dimana ujung pegas menempe pada bao, constraint diauan untu perpindahan daam arah sumbu- UX dan arah sumbu-z UZ agar pegas hanya bergera pada arah sumbu Y. Beban yang diberian adaah beban harmoni dengan freuensi esitasi sampai dengan 5 Hz, dimana sumber esitasi berasa dari eiter yang diwaii oeh eemen mass. Posisi pembebanan pada noda,, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan respon dinaminya dievauasi pada masingmasing noda tersebut. Gambar 3. Mode eemen hingga sistem suspensi.3. Pengujian Esperimenta Gambar 4 menunjuan sema esperimenta untu menguji arateristi dinami mode sistim suspensi yang terdiri dari pegas-bao. Bao yang digunaan adaah bao seragam dengan tumpuan pegas pada masingmasing ujungnya. Sumber getaran berasa dari eiter. Keterangan untu Gambar 4:. Sensor photogate non-contact TM 5.. Pegas 3. Eciter 4. Bao baja 5. Frame UVS Universa Vibration System 6. Interface Bo TM Set Komputer 8. Duduan Gambar 4. Sema pengujian esperimenta mode sistem suspensi pegas bao Aat dan materia uji yang digunaan untu mode sistem suspensi adaah : Studi Numeri dan Esperimenta Asnawi Lubis, et a. 3
4 . Bao baja AISI 45.. Pegas dengan onstanta yang teah ditentuan. 3. UVS Universa Vibration System} TM 5. UVS digunaan untu menguur respon getaran pada sistem 4. Sensor getaran photogate non-contact TM 5.. Sensor ini digunaan untu menguur respon freuensi pada sistem 5. Interface Bo TM 5.. Aat ini berfungsi sebagai power suppy sensor, penguat sinya sensor dan socet interface sebagai penghubung e omputer. 6. Eiter. Aat ini berfungsi sebagai sumber gaya esitasi. 7. Duduan. Digunaan untu menopang pegas dan bao. Tabe menunjuan data materia dan dimensi pengujian. Tabe. Data teni mode pengujian Peraatan pengujian Dimensi Panjang bao 73-3 m Massa bao,6 g Lebar bao 5-3 m Tinggi bao -3 m Moduus eastisitas bao GPa Koefisien eauan pegas 9 N/m 4 N/m Massa jenis 735,936 Kg/m 3 Prosedur pengujian arateristi dinami mode sistem suspensi adaah sebagai beriut:. Aat uji disusun seperti Gambar 4. Variasi diauan pada onstanta pegas 9 N/m dan 4 N/m dan sensor disambungan dengan UVS dan omputer.. Kemudian omputer dan perangat UVS di-on-an 3. Bao dibagi menjadi 9 noda. 4. Pegas dengan onstanta = = 9 N/m, dipasang pada ujung bao dan eiter pada noda-, emudian freuensi esitasi diberian sampai terjadi resonansi pada sistem. Data respon dengan sensor pada noda- sampai noda-9 diambi dengan freuensi gangguan tetap, sehingga aan didapat grafi fungsi respon freuensi. 5. Prosedur 4 diuangi dengan posisi eiter di noda- sampai noda Pegas dengan = =4 N/m digantian pada ujung-ujung bao dan prosedur 4 dan 5 diuangi. Gambar 5. Sema prosedur pengujian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tuisan ini menyajian hasi dua studi terhadap arateristi dinami mode sistim suspensi, yaitu studi numeri dan esperimenta. Studi numeri diauan dengan metode eemen hingga menggunaan software ANSYS.. Studi esperimenta menggunaan perangat uji Universa Vibrating System. Pada studi numeri menggunaan metode eemen hingga strutur dibagi menjadi noda, namun data respon dinami yang diambi hanya pada noda,, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Bao dimodean dengan eemen BEAM4, eiter dimodean dengan eemen MASS dan pegas dimodean dengan eemen COMBIN4. Variasi diauan pada niai onstanta pegas, yaitu = = 9 N/m emudian diganti dengan = = 4 N/m. Kaji esperimenta diauan pada strutur uji dengan membagi bao menjadi 9 noda. Pegas menumpu bao pada edua ujungnya, dengan menggunaan camp sebagai penjepit. Konstanta pegas yang digunaan adaah = = 9 N/m dan = = 4 N/m. Pengambian data pada setiap noda diberi simbo H posisi eiter dan posisi noda. Freuensi eitasi diberian sebesar sampai dengan 5 Hz. H berarti pengambian Jurna Energi dan Manufatur Vo.5, No., Otober : -97 4
5 data pada saat posisi eiter di noda dan respon dinami di noda, demiian seterusnya. Setiap noda dicupi beberapa ai. Gambar 6 dan 7 menunjuan typica spetrum getaran, diambi untu H5 dan H5. a b Gambar 6. Spetrum getaran untu = = 9 N/m dan pada eiter di noda 5, a esperimenta, b metode eemen hingga Spetrum getaran dapat diperoeh untu seuruh ombinasi posisi noda eiter dan posisi noda respon. Ada 7 ombinasi posisi eciter dan titi pengambian respon seperti Tabe dimana spetrum getaran seperti ditunjuan oeh Gambar 6 dapat diperoeh. Spetrum getaran untu 7 ombinasi diperoeh untu niainiai onstanta pegas = = 9 N/m dan = = 4 N/m. Dengan demiian ada 44 grafi spetrum getaran yang diperoeh untu menentuan freuensi getaran sistem. Tabe. Kombinasi posisi eciter dan titi pengambian respon H H H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H3 H3 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H4 H4 H34 H43 H53 H63 H73 H83 H93 H5 H5 H35 H45 H54 H64 H74 H84 H95 H6 H6 H36 H46 H56 H65 H75 H85 H95 H7 H7 H37 H47 H57 H67 H76 H86 H96 H8 H8 H38 H48 H58 H68 H78 H88 H97 H9 H9 H39 H49 H59 H69 H79 H89 H98 a b Gambar 7. Spetrum getaran untu = = 9 N/m dan pada eiter di noda 5, a esperimenta, b metode eemen hingga Dari 44 spetrum getaran yang digambaran tida ditunjuan pada tuisan ini untu membatasi jumah haaman masimum, maa diperoeh bahwa freuensi pribadi sistem pegas bao yang ditinjau dapat diihat pada tabe 3. Studi Numeri dan Esperimenta Asnawi Lubis, et a. 5
6 Tabe 3 Freuensi pribadi sistim pegas-bao, Hz, N/m Studi esperimenta Metode Numeri f n f n f n3 f n f n f n3 9 3,698 7,39 4,95,8 3, 8, 4 6,4 3,7 47,74 3, 4,5 9, Pada studi esperimenta esitasi diberian berupa freuensi harmoni, freuensi yang dicupi sebagai freuensi esitasi adaah freuensi yang menyebaban terjadinya resonansi pada sistem. Peristiwa resonansi ini ditandai dengan sistem bergetar hebat, semain deat freuensi esitasi dengan freuensi pribadi sistem maa semain besar ampitudo yang ditimbuannya. Freuensi esitasi diberian meaui input pada perangat UVS yang emudian responnya ditampian daam bentu grafi Fungsi Respon Freuensi FRF. Grafi FRF ini menampian hubungan antara ampitudo X daam satuan meter pada sumbu Y dan freuensi f daam satuan Hz pada sumbu X. Pada setiap ai pencupian data respon ditampian sesuai dengan range yang ditentuan yaitu 5 Hz, sehingga f n yang muncu berada pada range tersebut. Punca-punca ampitudo pada grafi FRF menunjuan eta freuensi pribadi. Pada studi numeri freuensi esitasi diberian daam bentu command yang menunjuan range freuensi yang diberian pada sistem yaitu 5 Hz, sehingga tida dapat dietahui berapa besar freuensi esitasinya. Disini hanya freuensi pribadinya f n yang dapat ditentuan. Pada studi esperimenta dan numeri spetrum yang dihasian seperti terihat pada Gambar 6 dan 7, yang menunjuan bahwa sistem umumnya mempunyai tiga freuensi pribadi. Perbandingan freuensi pribadi hasi esperimenta dan numeri pada freuensi pribadi e- dan e- mempunyai seisih yang eci, sedangan freuensi pribadi e- 3 seisihnya cuup besar. Ha ini dapat terjadi arena urang sensitifnya sensor photogate yang digunaan pada saat esperimenta. Pada studi esperimenta ampitudo untu = = 4 N/m mempunyai niai yang ebih besar dibandingan dengan = = 9 N/m, ha ini disebaban arena freuensi esitasi untu = = 4 N/m ebih mendeati freuensi pribadi sistem. Respon ampitudo untu f n pada noda,, 3, 4, 6, 8 dan 9 untu setiap posisi eiter niainya ebih eci dibandingan respon ampitudo pada noda 5. Terjadi ecenderungan bahwa niai ampitudo noda yang terdeat dengan pegas aan berniai paing eci dan semain etengah ampitudonya semain besar, ha ini terjadi untu = = 9 N/m dan = = 4 N/m pada edua metode. Untu f n dan f n3 pada edua niai onstanta pegas, ampitudo yang terjadi mempunyai niai yang reatif eci dan mempunyai ecenderungan yang tida teratur. Besarnya niai ampitudo pada freuensi pribadi e- diarenaan esitasi yang diberian mendeati freuensi pribadi e-, apabia freuensi esitasi yang diberian mendeati freuensi pribadi e- dan e-3 penuis berasumsi bahwa ecenderungan yang terjadi aan reatif sama dengan yang terjadi pada freuensi pribadi e-. Perbedaan niai ampitudo antara hasi esperimenta dan numeri yang besar dimunginan arena pada saat pengujian esperimenta, penempatan posisi pegas agar tetap tega urus dengan bao cuup suit diauan, ha ini arena etia beresonansi sistem bergetar hebat sehingga terjadi pergeseran posisi antara pegas dengan bao. Seain itu juga urang sensitifnya sensor yang digunaan dapat menyebaban terjadinya perbedaan tersebut. 4. SIMPULAN Hasi studi yang teah diauan menunjuan bahwa freuensi pribadi yang diperoeh secara eperimenta dan numeri menunjuan niai yang berdeatan untu freuensi pribadi pertama. Perbedaan freuensi pribadi main besar untu freuensi edua dan etiga. Untu ontanta pegas = = 9 N/m, perbedaan freuensi pribadi pertama, edua, dan etiga, berturut-turut adaah 6.6%, 5.7%, dan 3%, sedangan untu = = 4 N/m, perbedaan ini berturut-turut adaah 8.3%,.7% dan 38.8%. Hasi studi juga mengonfirmasian bahwa noda yang terdeat dengan pegas mempunyai ampitudo paing eci dan semain e tengah eta noda ampitudonya semain besar. DAFTAR PUSTAKA [] ANSYS Inc., ANSYS Hep. Theory Reference [] Dimaragonas, A.D., Vibration for engineers. Prentice-Ha Inc., New Jersey, 99. [3] Miche, L., Berthier, P., dan Hagopian, J.D., Mechanica vibration for engineer. John Wiey & Sons Ltd. Northern Ireand, 983. [4] Moaveni, S., Finite Eement Anaysis, Theory and appication with ANSYS, 999. [5] Nash, D.H., Computer Aided Engineering Design. University of Stratchyde. Gasgow, Scotand [6] Shigey, J.E., dan Mitche, L.D., Perencanaan Teni Mesin edisi eempat jiid. Erangga. Jaarta, 984. [7] Soegiharjo, O. Simuasi omputer untu anaisa arateristi mode system pegas-peredam ejutmassa. Universitas Kristen Petra. [8] Thompson, W.T. Teori getaran dengan penerapan, edisi e. Erangga. Jaarta Jurna Energi dan Manufatur Vo.5, No., Otober : -97 6
Studi Numerik dan Eksperimental Karakteristik Dinamik Model Sistim Suspensi
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 5 No.. April (-5) Studi Numerik dan Eksperimental Karakteristik Dinamik Model Sistim Suspensi Asnawi Lubis (*) dan Zulhendri Hasymi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciAnalisis Sistem Pendulum Sederhana Teredam Dengan Simulasi Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7.0
naisis Sistem Penduum Sederhana Teredam Dengan Simuasi Menggunaan Bahasa Pemrograman Dephi 7.0 NLISIS SISTEM PENDULUM SEDERHN TEREDM DENGN SIMULSI MENGGUNKN BHS PEMROGRMN DELPHI 7.0 Nuri Mufidah S isia,
Lebih terperinciOptimasi Non-Linier. Metode Numeris
Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran
Lebih terperinciANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT
Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
e SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ANALISIS EKSPERIMENTAL GETARAN BALOK KAYU EBONI DENGAN METODE UNGSI TRANSER Naharuddin * Abstract The aim of the earch is to establish the characteristic of ebony beam
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GETARAN HARMONIS K-13. A. Getaran Harmonis Sederhana
K-13 Kelas X FISIKA GETARAN HARMONIS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, amu diharapan memilii emampuan sebagai beriut. 1. Memahami onsep getaran harmonis sederhana pada bandul dan pegas
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA
BAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA. GEMPA BUMI Gempa bumi adalah suatu geraan tiba-tiba atau suatu rentetetan geraan tiba-tiba dari tanah dan bersifat transient yang berasal dari suatu daerah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Sistem struktur yang mengalami problem dinamik mempunyai perbedaan
BAB II TEORI DASAR II. Umum Sistem strutur yang mengalami problem dinami mempunyai perbedaan yang signifian terhadap problem stati. Yaitu sistem strutur pembebanan dinami memerluan sejumlah oordinat bebas
Lebih terperinciFIXATION TEST UNTUK PENDIMENSIAN NODE HARDWARE PADA JARINGAN SDH (SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY)
UPN Veteran Yogyaarta, 23 Mei 29 FIXATION TEST UNTUK PENDIMENSIAN NODE HARDWARE PADA JARINGAN SDH (SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY) M. Zen Samsono Hadi 1), Aries Pratiarso 2), M. Agus Zainuddin 3) Jurusan
Lebih terperinciKumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi:
Kumpulan soal-soal level selesi provinsi: 1. Sebuah bola A berjari-jari r menggelinding tanpa slip e bawah dari punca sebuah bola B berjarijari R. Anggap bola bawah tida bergera sama seali. Hitung ecepatan
Lebih terperinciKumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k
Kumpulan soal-soal level selesi Kabupaten: 1. Sebuah heliopter berusaha menolong seorang orban banjir. Dari suatu etinggian L, heliopter ini menurunan tangga tali bagi sang orban banjir. Karena etautan,
Lebih terperinciANALISA GETARAN HASIL DESAIN SEPEDA LIPAT DENGAN PEMODELAN SOFTWARE
ANALISA GETARAN HASIL DESAIN SEPEDA LIPAT DENGAN PEMODELAN SOTWARE Rivanol Chadry (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teni Mesin, Politeni Negeri Padang ABSTRACT Analyses vibration at design folding bie as the
Lebih terperinciStudi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya
Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciMODIFIKASI MODEL PENJALARAN GELOMBANG MULTI ARAH. Marwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
MODIFIKASI MODEL PENJALARAN GELOMBANG MULTI ARAH Marwan Jurusan Matematia FMIPA Universitas Syiah Kuaa Banda Aceh Abstract In this paper we derived a modification of the mode of waves evoution in twodirectiona
Lebih terperinciKENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA. Thiang, Resmana, Wahyudi
KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA Thiang, Resmana, Wahyudi Jurusan Teni Eletro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalanerto 121-131 Surabaya Email : thiang@petra.ac.id,
Lebih terperinciFrekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*
Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan
Lebih terperinciPermeabilitas dan Rembesan
Permeabiitas dan Rembesan Meania Tana I Norma Puspita, ST.MT Airan Air Daam Tana Saa satu sumber utama air ini adaa air ujan yang meresap e daam tana ewat ruang pori diantara butiran tananya. Air biasanya
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau
Lebih terperinciBAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas
BAB ELASTISITAS 4. Elastisitas Zat Padat Dibandingan dengan zat cair, zat padat lebih eras dan lebih berat. sifat zat padat yang seperti ini telah anda pelajari di elas SLTP. enapa Zat pada lebih eras?
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR)
Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self uning Regulator (SR) Oleh : Muhammad Fitriyanto e-mail : D_3_N2@yahoo.com Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi
Lebih terperinciBAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY)
BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY) 7.1 Pendahuluan. Rele jara merespon terhadap banya inputsebagai fungsi dari rangaian listri yang panjang (jauh) antara loasi rele dengan titi gangguan. Karena impedansi
Lebih terperinciPENDUGAAN PARAMETER MODEL AMMI DENGAN KOMPUTASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYES GUSTI NGURAH ADHI WIBAWA
PENDUGAAN PARAMETER MODEL AMMI DENGAN KOMPUTASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYES GUSTI NGURAH ADHI WIBAWA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 01 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI
Lebih terperinciPencitraan Tomografi Elektrik dengan Elektroda Planar di Permukaan
Abstra Pencitraan omografi Eletri dengan Eletroda Planar di Permuaan D. Kurniadi, D.A Zein & A. Samsi KK Instrumentasi & Kontrol, Institut enologi Bandung Jl. Ganesa no. 10 Bandung Received date : 22 November2010
Lebih terperinciALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER
ALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER Oleh: Supardi SEKOLAH PASCA SARJANA JURUSAN ILMU FISIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1 PENDAHULUAN Liquid Crystal elastomer (LCE
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Elektroteknika Dasar
3 Analisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Eletrotenia Dasar Jamhir slami Pranata Laboratorium Pendidian (PLP) Ahli Muda Laboratorium Eletrotenia Dasar Faaultas
Lebih terperinciVariasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D
Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciPerhitungan Kehilangan Pratekan Total dengan Memakai Teori Kemungkinan ABSTRAK
Jurnal APLIKASI Volume 5, Nomor 1, Agustus 2008 Perhitungan Kehilangan Pratean Total dengan Memaai Teori Kemunginan M. Sigit Darmawan Dosen Jurusan Diploma Teni Sipil, FTSP - ITS Email: msdarmawan@ce.its.ac.id
Lebih terperinciAPLIKASI PEREDAM MASSA SELARAS UNTUK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI TAK SIMETRIK
Konferensi Nasional Teni Sipil I (KoNTeS I) Universitas Atma Jaya Yogyaarta Yogyaarta, Mei APLIKASI PEREDAM MASSA SELARAS UNTUK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI TAK SIMETRIK Yoyong Arfiadi, David Charles Dosen
Lebih terperinciDETEKSI MULTI-KERUSAKAN PADA POMPA MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ARRAY
DETEKSI MULTI-KERUSAKAN PADA POMPA MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ARRAY 1 Anisatul auziyah 1, dan Dr. Dhany Arifianto, ST., M.Eng Jurusan Teni isia, aultas Tenologi Industri, Institut Tenologi Sepuluh Nopember,
Lebih terperinciKata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan
Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro
Lebih terperinciMATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN
MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematia Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN 2301-9115 ANALISIS KESTABILAN SISTEM DINAMIK UNDERDAMPED PADA TABRAKAN KENDARAAN Siti Indarini Nur Faizah Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas
Lebih terperinciBAB III MODEL KANAL WIRELESS
BAB III MODEL KANAL WIRELESS Pemahaman mengenai anal wireless merupaan bagian poo dari pemahaman tentang operasi, desain dan analisis dari setiap sistem wireless secara eseluruhan, seperti pada sistem
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU
MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com
Lebih terperinciPENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )
PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursati (13507065) Program Studi Teni Informatia, Seolah Teni Eletro dan Informatia, Institut Tenologi Bandung Jalan Ganesha No. 10 Bandung, 40132
Lebih terperinciCAHAYA SEBAGAI GELOMBANG
Getaran, geobang dan Optia CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG. Tes ITB 976 Daa percobaan interferensi dua ceah (percobaan Young) dipaai sinar uning onoroatis, aa pada ayar terihat A. garis uning dan geap berseang-seing
Lebih terperinciREGISTRASI CITRA NON-ITERATIF DENGAN PSEUDO-POLAR FOURIER TRANSFORM
REGISTRASI CITRA O-ITERATIF DEGA PSEUDO-POLAR FOURIER TRASFORM Arya Yudhi Wijaya a,, Agus Zaina Arifin a,, Diana Purwitasari a,3 a Program Pasca Sarjana Jurusan Teni Informatia ITS Surabaya 60 arya@if.its.ac.id,
Lebih terperinciEstimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,
Lebih terperinciPEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA
PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang
Lebih terperinciDESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL
DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut
Lebih terperinciANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)
Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)
Lebih terperinciPENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.
36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupaan daerah pertemuan tiga lempeng tetoni besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific (gambar 1). Lempeng Indo-Australia bertabraan
Lebih terperinciKORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak
KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi
Lebih terperinciPenentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway
Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Relasi Dispersi Pada bagian ini aan dibahas relasi dispersi untu gelombang internal pada fluida dua-lapisan.tinjau lapisan fluida dengan ρ a dan ρ b berturut-turut merupaan
Lebih terperinciPENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK
PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK Nurul Khotimah *), Farida Hanum, Toni Bahtiar Departemen Matematia FMIPA, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor
Lebih terperinciPERHITUNGAN KEHILANGAN PRATEKAN (LOSS OF PRESTRESS) AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK PADA BETON DENGAN MEMPERHITUNGKAN VARIABILITAS SIFAT-SIFAT BETON
PERHITUNGAN KEHILANGAN PRATEKAN (LOSS OF PRESTRESS) AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK PADA BETON DENGAN MEMPERHITUNGKAN VARIABILITAS SIFAT-SIFAT BETON M. Sigit Darmawan Dosen Diploma Teni Sipil ITS Email: msdarmawan@ce.its.ac.id
Lebih terperinciPENGARUH GAYA PADA SIFAT ELASTISITAS BAHAN
PENGARUH GAYA PADA SIAT ELASTISITAS BAHAN SMA Kelas XI Semester Standar Kompetensi. Menganalisis gejala alam dan eteraturannya dalam caupan meania benda titi Kompetensi Dasar.3 Menganalisis pengaruh gaya
Lebih terperinciBAB III METODE SCHNABEL
BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU
PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,
Lebih terperinciT E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif
1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,
Lebih terperinciEstimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunakan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (16) 337-35 (31-98X Print) A-1 Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunaan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman Popy Febritasari, Erna Apriliani
Lebih terperinciKENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN
KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN Pardi Affandi, Faisal, Yuni Yulida Abstra: Banya permasalahan yang melibatan teori sistem dan teori ontrol serta apliasinya. Beberapa referensi
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN
BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa
Lebih terperinciIII DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT
III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT 3.1 Studi Literatur tentang Pengelolaan Sampah di Beberapa Kota di Dunia Kaian ilmiah dengan metode riset operasi tentang masalah
Lebih terperinciBAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK
BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama
Lebih terperincitidak mempunyai fixed mode terdesentralisasi, dapat dilakukan dengan memberikan kompensator terdesentralisasi. Fixed mode terdesentralisasi pertama
BB IV PENGENDLIN TERDESENTRLISSI Untu menstabilan sistem yang tida stabil, dengan syarat sistem tersebut tida mempunyai fixed mode terdesentralisasi, dapat dilauan dengan memberian ompensator terdesentralisasi.
Lebih terperinciINTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh
INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON Maalah Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numeri yang dibimbing oleh Dr. Nur Shofianah Disusun oleh: M. Adib Jauhari Dwi Putra 146090400111001
Lebih terperinciProceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013
Proceeding Seminar Nasiona Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, - Oktober PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN PADA OPERASI PEMOTONGAN MILLING
Lebih terperinciTanggapan Waktu Alih Orde Tinggi
Tanggapan Watu Alih Orde Tinggi Sistem Orde-3 : C(s) R(s) ω P ( < ζ (s + ζω s + ω )(s + p) Respons unit stepnya: c(t) βζ n n < n ζωn t e ( β ) + βζ [ ζ + { βζ ( β ) cos ( β ) + ] sin ζ ) ζ ζ ω ω n n t
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA
BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan
Lebih terperinciVARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas
Lebih terperinciPerbandingan Antara Algoritma Penghapusan Bising Adaptif LMS dan Adaptif RLS dalam Penghapusan Bising Kendaraan
Perbandingan Antara Algoritma Penghapusan Bising Adaptif LMS dan Adaptif RLS dalam Penghapusan Bising Kendaraan Sri Arttini Dwi Prasetyowati 1), Adhi Susanto ), homas Sriwidodo ), Jazi Eo Istiyanto 3)
Lebih terperinciEstimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter
Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter eguh Herlambang 1, Denis Fidita 2, Puspandam Katias 2 1 Program Studi Sistem Informasi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Unusa Kampus B
Lebih terperinciAPLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID
APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas
Lebih terperinciAplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov
J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan
Lebih terperinciVISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB
KARYA TULIS ILMIAH VISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB Oleh: Drs. Ida Bagus Alit Paramarta, M.Si. Dra. I.G.A. Ratnawati, M.Si. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciPemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai
Pemodelan Dan Esperimen Untu enentuan Parameter Tumbuan Non Elasti Antara Benda Dengan Lantai Puspa onalisa,a), eda Cahya Fitriani,b), Ela Aliyani,c), Rizy aiza,d), Fii Taufi Abar 2,e) agister Pengajaran
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY Tedy Rismawan dan Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teni
Lebih terperinciPROGRAM SIMULASI UNTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS INFINITE IMPULSE RESPONSE UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL SIGNAL PROCESSING
Konferensi asional Sistem dan Informatia 28; Bali, ovember 15, 28 KS&I8-44 PROGRAM SIMULASI UTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS IFIITE IMPULSE RESPOSE UTUK MEDIA PEMBELAJARA DIGITAL SIGAL PROCESSIG Damar Widjaja
Lebih terperinciADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT
Jurnal Teni Eletro Vol. 3 No.1 Januari - Juni 1 6 ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoo Sumaryono ABSTRACT Noise is inevitable in communication
Lebih terperinciPendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535
Maalah Seminar Tugas Ahir Pendetesi Rotasi Menggunaan Gyroscope Berbasis Miroontroler ATmega8535 Asep Mubaro [1], Wahyudi, S.T, M.T [2], Iwan Setiawan, S.T, M.T [2] Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING
Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks.
Soal-Jawab Fisia OSN - ( poin) Sebuah pipa silinder yang sangat besar (dengan penampang lintang berbentu lingaran berjarijari R) terleta di atas tanah. Seorang ana ingin melempar sebuah bola tenis dari
Lebih terperincikhazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika
hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program
Lebih terperinciSari, et al, Konsumsi Makanan dan Status Gizi Anak Balita (24 59 bulan) di Desa Nelayan...
Sari, et a, Maanan dan Status Ana Baita ( 9 buan) di Desa Neayan... Maanan dan Status Ana Baita ( 9 buan) di Desa Neayan Puger Wetan Kecamatan Puger Kabupaten Jember Food Consumption and Nutritiona Status
Lebih terperinciPENENTUAN ELEVASI PERMUKAAN AIR BERDASARKAN DATA SERIES TINGGI TEKANAN AIR
PENENTUAN ELEVASI PERMUKAAN AIR BERDASARKAN DATA SERIES TINGGI TEKANAN AIR Andi Rusdin* * Series data of sea surface elevation is required to determine the parameters of tidal and wave parameters. The
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir
Maalah Seminar ugas Ahir Simulasi Penapisan Kalman Dengan Kendala Persamaan Keadaan Pada Kasus Penelusuran Posisi Kendaraan (Vehicle racing Problem Iput Kasiyanto [], Budi Setiyono, S., M. [], Darjat,
Lebih terperinciPERTEMUAN 02 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU
PERTEMUAN 2 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU 2. SISTEM WAKTU DISKRET Sebuah sistem watu-disret, secara abstra, adalah suatu hubungan antara barisan masuan dan barisan eluaran. Sebuah
Lebih terperinciDesain Kontroler Tunggal Untuk Meredam Osilasi Multi Frekuensi Pada Sistem Skala Besar
J. of Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 1, No. 1 (2004), 1 7 Desain Kontroler Tunggal Untu Meredam Osilasi Multi Freuensi Pada Sistem Sala Besar Mardlijah Jurusan Matematia Institut Tenologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB 2 TEORI PENUNJANG
BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan
Lebih terperinciKeragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest
JMHT Vol. XIV, (2): 81-87, Agustus 28 ISSN: 215-157X Keragaman Strutur Tegaan Hutan Alam Seunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest Abstract Muhdin 1*, Endang Suhendang 1,
Lebih terperinciBAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.
BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Ruang Vetor Nyata. Subruang. Kebebasan Linier 4. Basis dan Dimensi 5. Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul 6. Ran dan Nulitas
Lebih terperinci(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif
BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,
Lebih terperinciBEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE. Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman
JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal. 271-278 BEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman trianisr@yahoo.com.au ABSTRACT.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.
Lebih terperinciDisain dan Implementasi Kontrol PID Model Reference Adaptive Control untuk Automatic Safe Landing Pada Pesawat UAV Quadcopter
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () 6 Disain dan Implementasi Kontrol PID Model Reference Adaptive Control untu Automatic Safe Landing Pada Pesawat UAV Quadcopter Teddy Sudewo, Ea Isandar, dan Katju Astrowulan
Lebih terperincikhazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika
hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen
Lebih terperinciPERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME MENGGUNAKAN PERSAMAAN SIMULTAN BERBASIS TRAJEKTORI KRITIS TANPA KONTROL YANG TERHUBUNG DENGAN INFINITE BUS
PROCEEDIG SEMIAR TUGAS AKHIR ELEKTRO ITS, (4) -6 PERHITUGA CRITICAL CLEARIG TIME MEGGUAKA PERSAMAA SIMULTA BERBASIS TRAJEKTORI KRITIS TAPA KOTROL YAG TERHUBUG DEGA IIITE BUS M. Abdul Aziz Al Haqim, Prof.
Lebih terperinciVI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice)
VI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice) 6.. UMUM Tujuan: Mengetahui proporsi pengaloasian perjalanan e berbagai moda transportasi. Ada dua emunginan situasi yang dihadapi dalam meramal pemilihan moda:
Lebih terperinciDesain Optimal PI based Power System Stabilizer Menggunakan Particle Swarm Optimization
Desain Optima PI based Power System Stabiizer Menggunaan Partice Swarm Optimization Chais Zamani NRP: 227153 Jurusan eni Eetro, FI, IS, Surabaya 6111 Abstra Paper ini menjeasan penggunaan apiasi dari optima
Lebih terperinciPEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN MENGGUNAKAN ANALISIS KOMPONEN INDEPENDEN (ICA) UNTUK DETEKSI KERUSAKAN. B.T. Atmaja, A.S. Aisyah, dan D.
PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN MENGGUNAKAN ANALISIS KOMPONEN INDEPENDEN (ICA) UNUK DEEKSI KERUSAKAN B.. Atmaja, A.S. Aisyah, dan D. Arifianto Jurusan eni Fisia,Faultas enologi Industri, Institut enologi
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp
Lebih terperinci