ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO"

Transkripsi

1 e SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ANALISIS EKSPERIMENTAL GETARAN BALOK KAYU EBONI DENGAN METODE UNGSI TRANSER Naharuddin * Abstract The aim of the earch is to establish the characteristic of ebony beam vibration by using simple beam, fixed-end beam, and cantilever beam. The dimension of the specimen are 850 mm long, 5 mm wide and varying thicness of 0 mm,,5 mm, and 5 mm. The woring load at the system in the form of motor exciter with unbalance saucer is placed in L/ of ebony beam. The data measurement are motor rotation and amplitude. The data analysis uses method of transfer function. The ult of the earch indicates the natural frequency value ωn, stiffness, and critical damping coefficient C for every support, have the maximum values for 5 mm thicness. Their values are as follows : simple beam (ωn = 99,4333 rad/s, = 309,495 N/m, and C = 65,448 Ns/m); ixed-and beam (ωn = 30,667 rad/s, = 74538,085 N/m, and C = 55,9430 Ns/m) and cantilever beam (ωn = 36,6333 rad/s, = 4398, N/m, and C = 37,397 Ns/m). Keywords: vibration, ebony beam, transfer function Abstra Tujuan penelitian ini adalah untu menentuan arateristi getaran balo ayu eboni yang menggunaan tumpuan sederhana, jepit-jepit, dan antilever. Dimensi spesimen yaitu panjang 850 mm, lebar 5 mm, dan tebalnya bervariasi 0 mm,,5 mm, dan 5 mm. Beban yang beerja pada sistem berupa motor esiter dengan piring etidaseimbangan yang diletaan pada L/ balo ayu eboni. Penguuran data adalah putaran motor dan amplitudo. Analisis data dengan metode fungsi transfer. Hasil penelitian menunjuan bahwa nilai freuensi pribadi ωn, eauan, dan oefisien redaman ritis C untu setiap jenis tumpuan, terbesar pada etebalan 5 mm. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai beriut : tumpuan sederhana (ωn = 99,4333 rad/s, = 309,495 N/m, and C = 65,448 Ns/m); tumpuan jepit-jepit (ωn = 30,667 rad/s, = 74538,085 N/m, and C = 55,9430 Ns/m) dan tumpuan antilever (ωn = 36,6333 rad/s, = 4398, N/m, and C = 37,397 Ns/m). Kata unci: Getaran, balo ayu eboni, fungsi transfer. Pendahuluan Didalam pemilihan dan penggunaan ayu untu suatu tujuan pemaaian, memerluan pengetahuan tentang sifat-sifat ayu. Pengujian tentang sifat-sifat ayu terutama sifatsifat fisi dan meani ayu sudah banya diteliti, namun sifat-sifat ayu yang mengalami beban dinamis masih sangat terbatas. Selama ini penelitian arateristi getaran suatu bahan masih lebih banya pada bahan logam, bai logam ferro maupun logam non ferro, sehingga informasi tentang bahan non logam masih urang. Hal ini disebaban oleh arena bahan logam masih memegang peranan penting, bai dalam permesinan maupun dalam dunia onstrusi. Kayu merupaan bahan non logam, hususnya ayu eboni tentang arateristi getarannya belum dietahui dengan jelas. Berdasaran sifat-sifat fisi ayu, berat jenis ayu erat hubungannya euatan ayu atau sifat meanisnya, main tinggi berat jenis ayu main tinggi pula euatan ayu. Kayu eboni yang mempunyai berat jenis rata-rata lebih tinggi dari jenis ayu yang lain. Dengan melihat sifat meanisnya perlu suatu penelitian lebih lanjut mengenai arateristi getaran dan besaran- * Staf Pengajar Program D3 Teni Mesin aultas Teni Universitas Tadulao, Palu

2 Jurnal SMARTe, Vol. 3, No. 3, Agustus 005 : besaran dinami dari balo ayu eboni yang mengalami pembebanan dinamis. Menurut Mohammad Muslich (997), Kayu eboni (diospyros celebica bah) termasu salah satu jenis ayu yang tergolong berat, dengan berat jenis rata-rata,05. Keawetan dan euatannya termasu elas satu. Berdasaran masalah diatas, perlu dilauan esperimen getaran balo ayu eboni dengan tujuan untu menentuan arateristi getarannya dengan cara etebalannya divariasian dan menggunaan berbagai jenis tumpuan.. Tinjauan Pustaa Kayu Ebony Kayu eboni adalah ayu yang dihasilan oleh pohon dari spesies diospyros celebica bah. Di Indonesia ayu ini secara alami tersebar di pulau sulawesi utamanya Poso, Donggala dan Parigi (Sulawesi Tengah), Gowa, Maros, Sidrap, Mamuju dan Luwu (Sulawesi Selatan), dan Gorontalo di Sulawesi Utara (Budi Santoso, 997). Menurut Budi Santoso (997) menyebutan eboni merupaan pohon yang tega lurus dapat mencapai tinggi 40 m, batang bebas cabang 0 m, diameter 00 cm, dan aar bumi dapat mencapai 4 m.. Getaran Setiap benda atau sistem yang memilii massa dan sifat elastisitas jia diberi gangguan (ransangan), maa benda atau sistem tersebut aan bergetar. Berdasaran gangguan yang diberian pada benda atau sistem, getaran yang timbul dapat dilasifiasian sebagai getaran bebas dan getaran pasa. Getaran bebas terjadi jia sistem berisolasi tanpa pengaruh gaya luar, sistem berisolasi disebaban oleh gaya yang berada dalam sistem itu sendiri. Jia suatu sistem diberi gangguan berupa gaya luar, maa aan bergetar pada freuensi esitasinya..3 ungsi Transfer Analisis arateristi getaran suatu sistem secara esperimntal dapat dilauan dengan menggunaan metode funsi transfer. Metode fungsi transfer menyataan hubungan antara eluaran (output) dengan masuan (input) dari suatu sistem getaran dengan cara esperimental, maa dapat diperoleh informasi berupa freuensi, onansi, eauan, massa, fator redaman, oefisien redaman, dan oefisien redaman ritis dari sistem yang bergetar. Secara matematis fungsi transfer adalah suatu fungsi yang menyataan hubungan antara output dan input. (t) (t) (t) Gambar. Hubungan Input-Output Sistem Linier Sederhana Yang dimasud fungsi transfer dalam domain freuensi H(f) adalah : H ( f ) = G (f )...() ( f ).3. ungsi transfer simpangan terhadap gaya esitasi Untu ungsi transfer simpangan berlau hubungan beriut ini: X =.. ξ ω ω ξ = ω =.() (3). X. ξ..(4) C =.m (5) m Ceq ω C = ξ.c =...(6) =...(7) 84

3 Analisis Esperimental Getaran Balo Kayu Eboni dengan Metode ungsi Transfer (Naharuddin) Dimana: = Keauan C =Koefisien redaman ritis ω = Kecepatan sudut m = massa ξ = ator peredam = Gaya Esitasi X = Amplitudo Kecepatan.3. ungsi transfer ecepatan terhadap gaya esitasi Dengan mempelajari fungsi transfer simpangan, maa untu fungsi transfer ecepatan berlau hubungan beriut ini : X = ω C...(8) ω ξ =.. (9). ω C = C (0) ξ m C. ω =...() C =.() 4.m 3. Metode Penelitian Penelitian dilauan di Laboratorium Meania Terpaai, Jurusan Teni Mesin, Universitas Hasanuddin Maassar. Bahan yang digunaan dalam penelitian ini adalah balo dari ayu eboni, dimana bahan baunya diambil dari perusahaan ayu eboni yang ada di Kota Palu. Uuran benda uji adalah terdiri dari 3 (tiga) variasi uuran etebalan, yaitu 0 mm,,5 mm dan 5 mm pada ondisi panjang dan lebar yang sama masingmasing 850 mm dan 5 mm. Penelitian ini menggunaan tumpuan sederhana, jepit-jepit, dan antilever. Posisi peletaan esiter sama dengan posisi peletaan alat uur getaran yaitu L/ dari tumpuan. Peralatan yang digunaan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : Vibrator meter untu penguuran amplitudo simpangan dan ecepatan, unit pengatur ecepatan, tachometer untu menguur ecepatan motor, dan motor penggera (Esiter). Pengambilan data dilauan dengan penguuran. Data penguuran berupa putaran (n), amplitudo simpangan (X), dan gaya esitasi () dengan = input dan X, X = output. Data hasil penguuran berupa putaran (n) diubah menjadi ecepatan sudut (ω), simpangan (X), dan amplitudo ecepatan ( X ) serta gaya esitasi. Hasil perubahan ini dibuat dalam bentu grafi. Dengan demiian aan diperoleh fator peredam ξ. Harga fator peredam yang diperoleh dimasuan dalam persamaan () sehingga diperoleh eauan persamaan (4). Selanjutnya oefisien redaman ritis C menggunaan persamaan (5), massa m dengan persamaan (6) dan oefisien redaman euivalen Ce persamaan (7). Pada fungsi ecepatan harga oefisien redaman euivalen Ce diperoleh dari peamaan (9). Dengan menggunaan fator peredam diperoleh oefisien redaman ritis C yang diperoleh dari persamaan (), emudian dihubungan dengan persamaan (), sedangan massa m diperoleh dengan menggunaan persamaan (3). 4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil Perhitungan Hasil perhitungan getaran balo ayu eboni dengan esperimental dapat dilauan dengan metode fungsi transfer simpangan dan ecepatan. Metode ini menggunaan grafi fungsi transfer yang dapat menentuan arateristi getaran dari sistem bergetar. Nilai arateristi getaran secara esperimental dapat disajian pada tabel sampai tabel 3 dengan 85

4 Jurnal SMARTe, Vol. 3, No. 3, Agustus 005 : variabel etebalan 0 mm,,5 mm, dan 5 mm yang menggunaan tumpuan sederhana, jepit-jepit, dan antilever. 4. ungsi transfer simpangan pada tumpuan sederhana reuensi pribadi untu sistem getaran balo ayu eboni pada tumpuan sederhana untu variabel etebalan 0 mm,,5 mm, dan 5 mm berturut-turut adalah 57,5667 rad/s, 78,5000 rad/s, dan 99,4333 rad/s. reuensi pribadi tergantung pada elastisitas, momen inersia, massa dan panjang. Spesimen yang mempunyai panjang dan lebar untu setiap etebalan sama, maa freuensi pribadi terbesar terjadi pada etebalan 5 mm, hal ini disebaban semain tebal suatu benda uji semain besar pula momen inersianya. Keauan sistem getaran pada tumpuan sederhana untu variabel etebalan 0 mm,,5 mm, dan 5 mm berturut-turut adalah 004,6437 N/m, 9506,6 N/m, dan 3530,5 N/m. Keauan tergantung pada massa dan freuensi pribadi, dimana pada etebalan 5 mm mempunyai freuensi pribadi tertinggi. Dari harga-harga eauan yang diperoleh untu masingmasing etebalan, dapat diataan bahwa semain tebal suatu benda uji, maa semain besar massa dan freuensi pribadi yang aan mempengaruhi sifat eauannya. Tabel. Karateristi getaran balo ayu eboni sistem tumpuan sederhana ungsi t ω m C No transfer (mm) (N) (rad/s) (N/m) (g) (Ns/m) 0, , ,64 3, ,039 0 ecep. 0, , ,38 3,069 35,065 0, , ,6 3, ,975,5 ecep. 0, , ,58 3, ,633, , ,5 3, ,0 3 5 ecep., , ,44 3,7 630,63 Tabel. Karateristi getaran balo ayu eboni sistem tumpuan jepit-jepit No 3 ungsi transfer t (mm) (N) ω (rad/s) (N/m) m (g) C (Ns/m),76 30, ,68 3,07 790,670 0 ecep.,76 30, ,07, ,735 5,07 77, ,36 3,606 4,765,5 ecep. 5,07 77, ,753 3,55,494 8, , ,0 3,34 530,95 5 ecep. 8, , ,6 3,59 500,96 Tabel 3. Karateristi getaran balo ayu eboni sistem tumpuan antilever ungsi t ω m C No transfer (mm) (N) (rad/s) (N/m) (g) (Ns/m) 0,0707 0, ,38,9548 3,687 0 ecep. 0,0707 0, ,96,9606 3,99 0,04 6,667 07,3 3,0770 6,048,5 ecep. 0,04 6,667 5,79 3,354 69,339 0,65 36, ,0 3,960 34, ecep. 0,65 36, , 3,780 40,43 86

5 Analisis Esperimental Getaran Balo Kayu Eboni dengan Metode ungsi Transfer (Naharuddin) Dengan metode fungsi transfer ini juga dapat dietahui massa sistem yang bergetar tanpa mengetahui dimensidimensi atau sifat-sifat sistem yang bergetar. Massa sistem ini dapat dihitung dengan cara nilai eauan dibagi dengan niali uadrat dari freuensi pribadi. Massa sistem getaran pada tumpuan sederhana pada etebalan 0 mm,,5 mm, dan 5 mm masing-masing adalah 3,0488 g, 3,654 g, dan 3,893 g. Redaman yang terdapat pada balo ayu eboni disebut redaman strutural atau redaman padat. Koefisien redaman ritis dari masingmasing etebalan adalah 35,0388 Ns/m, 496,9747 Ns/m, dan 634,0 Ns/m. Nilai redaman ritis dari etiga variabel etebalan tersebut, dapat dilihat bahwa pada etebalan 5 mm memilii harga terbesar dibanding etebalan lainnya. Hal ini menunjuan bahwa etebalan 5 mm lebih mampu menahan getaran dibanding dengan etebalan 0 mm, dan,5 mm. 4.3 ungsi transfer simpangan pada tumpuan jepit-jepit reuensi pribadi untu sistem getaran balo ayu eboni pada tumpuan jepit-jepit untu variabel etebalan berturut-turut adalah 30,8333 rad/s, 77,9333 rad/s, dan 30,667 rad/s. Nilai freuensi pribadi dari variabel etebalan, dapat diataan bahwa semain tebal suatu spesimen maa freuensi pribadi juga semain besar. reuensi pribadi terbesar terjadi pada etebalan 5 mm, emudian etebalan,5 mm, dan freuensi pribadi terecil terjadi pada etebalan 0 mm. Keauan sistem getaran balo ayu eboni untu tumpuan jepit-jepit pada etebalan 0 mm,,5 mm, dan 5 mm masing-masing adalah 57,68 N/m, 00066,36 N/m, dan 7663,0 N/m. Dari harga-harga eauan yang diperoleh untu masing-masing etebalan, dapat diataan bahwa semain tebal suatu benda uji, maa semain besar pula sifat eauannya. Pada tumpuan jepit-jepit, massa sistem terbesar terjadi pada etebalan 5 mm, emudian etebalan,5 mm, dan etebalan 0 mm dengan nilai masing-masing adalah 3,34 g, 3,606 g, dan 3,07 g. Koefisien redaman ritis tumpuan jepit-jepit masing-masing masing adalah 790,670 Ns/m 4,7645 Ns/m, dan 530,947 Ns/m. Dari harga-harga oefisien redaman ritis yang diperoleh untu masing-masing etebalan untu setiap jenis tumpuan, dapat diataan bahwa semain tebal suatu benda uji, maa semain besar pula oefisien redaman ritis. Nilai arateristi getaran pada tumpuan jepit-jepit lebih tinggi dari pada tumpuan sederhana. Hal ini menunjuan bahwa tumpuan jepit-jepit lebih mampu menahan getaran dibandingan dengan tumpuan sederhana. 4.4 ungsi transfer simpangan pada tumpuan antilever reuensi pribadi untu sistem getaran balo ayu eboni pada tumpuan antilever untu variabel etebalan berturut-turut adalah 0,9333 rad/s, 6,667 rad/s dan 39,6333 rad/s. Keauan sistem getaran balo ayu eboni untu tumpuan antilever etebalan 0 mm,,5 mm, dan 5 mm masing-masing dadalah 94,38 N/m, 07,3 N/m dan 4398,0 N/m. Massa sistem getaran balo ayu eboni pada etebalan 0 mm,,5 mm, dan 5 mm masing-masing adalah,9548 g, 3,0770 g dan 3,960 g. Koefisien redaman ritis tumpuan antilever masing-masing adalah 3,687 Ns/m, 65,048 Ns/m, dan 34,36 Ns/m. Seperti pada tumpuan sederhana dan tumpuan jepit-jepit, nilai freuensi pribadi, eauan, oefisien redaman, dan oefisien redaman ritis pada tumpuan antilever semain besar dengan bertambahnya etebalan spesimen. Nilai arateristi getaran pada tumpuan antilever lebih rendah dari pada tumpuan sederhana dan jepit-jepit. Hal ini menunjuan bahwa tumpuan jepit-jepit dan tumpuan 87

6 Jurnal SMARTe, Vol. 3, No. 3, Agustus 005 : sederhana lebih mampu menahan getaran dibandingan dengan tumpuan antilever. 4.5 ungsi transfer ecepatan Secara eseluruhan nilai arateristi getaran yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunaan fungsi transfer ecepatan untu sistem getaran balo ayu eboni dengan tumpuan sederhana, jepit-jepit, dan antilever pada prinsipnya sama dengan hasil yang diperoleh dengan menggunaan fungsi transfer simpangan. Adanya perbedaan-perbedaan yang terjadi dari hasil pengolahan data antara nilai arateristi dengan menggunaan fungsi transfer simpangan dan fungsi transfer ecepatan disebaban oleh beberapa fator antara lain adalah penentuan fator redaman yang diambil dari grafi fungsi transfer yang memberian nilai freuensi sudut (ω dan ω) berbeda. ator redaman ini aan mempengaruhi perhitungan arateristi getaran berupa eauan, massa, oefisien redaman ritis, dan oefisien redaman euivalen. Juga dapat diaibatan oleh tingat etelitian alat uur vibrator meter untu pembacaan simpangan maupun pada watu pembacaan data ecepatan, pengaruh putaran motor yang tida onstan, secara ideal dapat juga memperbesar perbedaan hasil yang diperoleh. 4.6 Pengaruh variabel etebalan Sebagaimana pembahasan pada fungsi transfer untu tumpuan sederhana, jepit-jepit, dan antilever memperlihatan bahwa variabel etebalan mempengaruhi arateristi getaran yaitu semain tebal suatu spesimen, maa semain besar pula nilai freuensi pribadi, eauan, dan oefisien redaman ritis. 4.7 Pengaruh jenis tumpuan Berdasaran jenis tumpuan (etebalan sama), freuensi pribadi terbesar terjadi pada tumpuan jepitjepit, emudian tumpuan sederhana, dan terecil pada tumpuan antilever. Tumpuan antilever dengan putaran motor rendah dari esiter dapat terjadi onansi, sehingga freuensi pribadinya rendah. Tumpuan jepit-jepit dimana edua ujungnya tida mengalami perputaran sudut, maa butuh putaran tinggi dari esiter untu terjadinya onansi. Resonansi pada tumpuan sederhana dapat terjadi dengan putaran motor esiter lebih rendah dari jepit-jepit dan lebih tinggi dari antilever. Pada variasi tumpuan untu etebalan yang sama, diperoleh eauan terbesar terhjadi pada tumpuan jepit-jepit, emudian tumpuan sederhana dan terecil terjadi pada tumpuan antilever. Keauan merupaan fungsi dari jenis tumpuan yang berlau pada sistem getaran. Tumpuan jepit-jepit timbul gaya vertial, asial dan momen pada masing-masing ujung-ujung balo mengaibatan eauannya lebih tinggi. Tumpuan sederhana tida terjadi momen, yang ada gaya vertial dan asial di engsel dan gaya vertial di roll mengaibatan eauannya lebih rendah dari jepitjepit. Tumpuan antilever yang memilii gaya vertial, asial dan momen diujung terjepit tetapi hanya memilii satu tumpuan, maa eauannya lebih rendah dari tumpuan engsel dan antilever. Nilai oefisien redaman dan oefisien redaman ritis antara etiga jenis tumpuan tersebut, dapat dilihat bahwa pada sistem getaran jenis tumnpuan jepit-jepit memilii harga terbesar dibanding dengan tumpuan sederhana dan antilever untu etebalan yang sama. Hal ini menunjuan bahwa sistem getaran balo ayu eboni tumpuan jepit-jepit lebih mampu menahan getaran daripada tumpuan sederhana dan antilever. Pernyataan ini juga berdasaran pada sistem getaran yang paling cepat mengalami ondisi onansi adalah tumpuan antilever dibandingan dengan tumpuan sederhana dan tumpuan jepit-jepit. 88

7 Analisis Esperimental Getaran Balo Kayu Eboni dengan Metode ungsi Transfer (Naharuddin) 5. Kesimpulan dan Saran 5. Kesimpulan Berdasaran hasil penelitian melalui analisis esperimental dengan variabel etebalan dan jenis tumpuan dapat disimpulan; Nilai freuensi pribadi ωn, eauan, dan oefisien redaman ritis C untu setiap jenis tumpuan terbesar pada etebalan 5 mm. Nilai-nilai tersebut adalah tumpuan sederhana (ωn = 99,4333 rad/s, = 309, 495 N/m dan C= 65,448 Ns/m); tumpuan jepit-jepit (ωn = 30,667 rad/s, = 74538,085 N/m dan C= 55,9430 Ns/m) dan tumpuan antilever (ωn = 36,6333 rad/s, = 4398, N/m dan C= 37,397 Ns/m). Pengaruh variabel etebalan terhadap sistem getaran yaitu semain tebal spesimen, maa semain besar pula nilai freuensi pribadi ωn, eauan, dan oefisien redaman ritis C. 5. Saran Perlu dilauan penelitian lebih lanjut, misalnya dengan meletaan esiter sepanjang L balo, panjang balo divariasian, dan lebar balo divariasian dengan menggunaan berbagai jenis tumpuan. 6. Daftar Pustaa Ali, Irsan Analisis Getaran Secara Teoritis dan Esperimental Bahan iber Glass dengan Berbgai Jenis Tumpuan. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin Ali, Ahmad Latuponu Analisis Karateristi Getaran Komponen Kelly pada onstrusi Rig Pengeboran Minya (Kasus Rig Pengeboran Minya Sistem Mobile Rig). Maassar. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Grover, G.K Mechanical Vibrations. Nem Chand & Bros Rooree. Mappaita, Abdullah. 00. Apliasi Metode ungsi Transfer pada Analisis Karateristi Getaran Balo Kayu. Maassar. Jurnal Penelitian Tenologi (INTEK) Tahun e-8 No.. Halaman Muslich, Muhammad Peranan Pengeringan dan Pengawetan dalam Ranga Efsiensi Pemaaian Kayu untu Mebeler dan Barang Kerajinan di Sulawesi. Maassar. Jurnal Penelitian. Badan Litbang Kehutanan dan Perebunan Balai Penelitian Kehutanan Maassar. Paz, Mario Dinamia Srutur (Teori dan Perhitungan). Edisi II. Jaarta. Penerbit Erlangga. Santoso, Budi Budi Daya Tanaman Eboni. Maassar. Badan Litbang Kehutanan dan Perebunan, Balai Penelitian Kehutanan Maassar. Thomson, W.T Theori of Vibration with Aplcation. New Delhi. Prentice Vierc, Robert K, d Analisis Getaran. Bandung. Eco William W. Seto.B.S Getaran Meanis. Seri Buu Schaum Teori dan Soal-Soal. Jaarta. Erlangga Halawar dan M. Bachtiar Mechaniques Des Vibration Linears. Paris Mossou 89

APLIKASI METODE FUNGSI TRANSFER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA

APLIKASI METODE FUNGSI TRANSFER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA APLIKASI METODE UNGSI TRANSER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA Naharuddin, Abdul Muis Laboratorium Bahan Teknik, Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

ANALISA GETARAN HASIL DESAIN SEPEDA LIPAT DENGAN PEMODELAN SOFTWARE

ANALISA GETARAN HASIL DESAIN SEPEDA LIPAT DENGAN PEMODELAN SOFTWARE ANALISA GETARAN HASIL DESAIN SEPEDA LIPAT DENGAN PEMODELAN SOTWARE Rivanol Chadry (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teni Mesin, Politeni Negeri Padang ABSTRACT Analyses vibration at design folding bie as the

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Relasi Dispersi Pada bagian ini aan dibahas relasi dispersi untu gelombang internal pada fluida dua-lapisan.tinjau lapisan fluida dengan ρ a dan ρ b berturut-turut merupaan

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GETARAN HARMONIS K-13. A. Getaran Harmonis Sederhana

FISIKA. Kelas X GETARAN HARMONIS K-13. A. Getaran Harmonis Sederhana K-13 Kelas X FISIKA GETARAN HARMONIS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, amu diharapan memilii emampuan sebagai beriut. 1. Memahami onsep getaran harmonis sederhana pada bandul dan pegas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA

BAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA BAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA. GEMPA BUMI Gempa bumi adalah suatu geraan tiba-tiba atau suatu rentetetan geraan tiba-tiba dari tanah dan bersifat transient yang berasal dari suatu daerah

Lebih terperinci

BAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas

BAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas BAB ELASTISITAS 4. Elastisitas Zat Padat Dibandingan dengan zat cair, zat padat lebih eras dan lebih berat. sifat zat padat yang seperti ini telah anda pelajari di elas SLTP. enapa Zat pada lebih eras?

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi:

Kumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi: Kumpulan soal-soal level selesi provinsi: 1. Sebuah bola A berjari-jari r menggelinding tanpa slip e bawah dari punca sebuah bola B berjarijari R. Anggap bola bawah tida bergera sama seali. Hitung ecepatan

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k

Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k Kumpulan soal-soal level selesi Kabupaten: 1. Sebuah heliopter berusaha menolong seorang orban banjir. Dari suatu etinggian L, heliopter ini menurunan tangga tali bagi sang orban banjir. Karena etautan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3

MEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3 MEKANIKA TANAH MODUL 3 HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Silus hidrologi AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

Pemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai

Pemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai Pemodelan Dan Esperimen Untu enentuan Parameter Tumbuan Non Elasti Antara Benda Dengan Lantai Puspa onalisa,a), eda Cahya Fitriani,b), Ela Aliyani,c), Rizy aiza,d), Fii Taufi Abar 2,e) agister Pengajaran

Lebih terperinci

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA PADA SIFAT ELASTISITAS BAHAN

PENGARUH GAYA PADA SIFAT ELASTISITAS BAHAN PENGARUH GAYA PADA SIAT ELASTISITAS BAHAN SMA Kelas XI Semester Standar Kompetensi. Menganalisis gejala alam dan eteraturannya dalam caupan meania benda titi Kompetensi Dasar.3 Menganalisis pengaruh gaya

Lebih terperinci

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Sistem struktur yang mengalami problem dinamik mempunyai perbedaan

BAB II TEORI DASAR. Sistem struktur yang mengalami problem dinamik mempunyai perbedaan BAB II TEORI DASAR II. Umum Sistem strutur yang mengalami problem dinami mempunyai perbedaan yang signifian terhadap problem stati. Yaitu sistem strutur pembebanan dinami memerluan sejumlah oordinat bebas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunaan adalah penelitian desriptif, yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subye

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupaan daerah pertemuan tiga lempeng tetoni besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific (gambar 1). Lempeng Indo-Australia bertabraan

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks.

Soal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks. Soal-Jawab Fisia OSN - ( poin) Sebuah pipa silinder yang sangat besar (dengan penampang lintang berbentu lingaran berjarijari R) terleta di atas tanah. Seorang ana ingin melempar sebuah bola tenis dari

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program

Lebih terperinci

SIMULASI FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI SUDUT DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GYROSCOPE

SIMULASI FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI SUDUT DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GYROSCOPE SIMULASI FILR KALMAN UNUK SIMASI SUDU DNGAN MNGGUNAKAN SNSOR GYROSCOP Wahyudi *), Adhi Susanto **), Sasongo Pramono **), Wahyu Widada ***) Abstact he Kalman filter is a recursive solution to the process

Lebih terperinci

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Prosiding Seminar Nasional Fisia dan Pendidian Fisia (SNFPF) Ke-6 205 30 9 Penentuan Kondutivitas Termal ogam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Dwi Astuti Universitas Indraprasta PGRI

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa

Lebih terperinci

Tanggapan Waktu Alih Orde Tinggi

Tanggapan Waktu Alih Orde Tinggi Tanggapan Watu Alih Orde Tinggi Sistem Orde-3 : C(s) R(s) ω P ( < ζ (s + ζω s + ω )(s + p) Respons unit stepnya: c(t) βζ n n < n ζωn t e ( β ) + βζ [ ζ + { βζ ( β ) cos ( β ) + ] sin ζ ) ζ ζ ω ω n n t

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu, Tempat dan Tahapan Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu, Tempat dan Tahapan Penelitian 36 BAHAN DAN METODE Watu, Tempat dan Tahapan Penelitian Penelitian dilasanaan seitar awal bulan Januari 2004 hingga bulan Maret 2005, dengan loasi utama di Laboratorium Karet Balai Penelitian Tenologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur

Lebih terperinci

METODE TAGUCHI UNTUK OPTIMALISASI PRODUK PADA RANCANGAN FAKTORIAL. Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

METODE TAGUCHI UNTUK OPTIMALISASI PRODUK PADA RANCANGAN FAKTORIAL. Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Optimalisasi Produ (Triastuti Wuryandari) METODE TAGUCHI UNTUK OPTIMALISASI PRODUK PADA RANCANGAN FAKTORIAL Triastuti Wuryandari 1, Tati Widiharih 2, Sayeti Dewi Anggraini 3 1,2 Staf Pengajar Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE SCHNABEL

BAB III METODE SCHNABEL BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan

Lebih terperinci

Analisis Struktur II

Analisis Struktur II nalisis Strutur II r.eng. chfas Zacoeb, ST., MT. Jurusan Teni Sipil Faultas Teni Universitas Brawijaya Keauan dan Flesibilitas Keauan (Stiffness) adalah gaya (force) yang diperluan untu menghasilan unit

Lebih terperinci

DETEKSI MULTI-KERUSAKAN PADA POMPA MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ARRAY

DETEKSI MULTI-KERUSAKAN PADA POMPA MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ARRAY DETEKSI MULTI-KERUSAKAN PADA POMPA MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ARRAY 1 Anisatul auziyah 1, dan Dr. Dhany Arifianto, ST., M.Eng Jurusan Teni isia, aultas Tenologi Industri, Institut Tenologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,

Lebih terperinci

MESIN DC. Prinsip operasi : Gaya. B : Kerapatan Fluks (N/A.m) i : arus (ampere) l : panjang (meter) Torka T (N.m) p Z. Dimana. Φ s

MESIN DC. Prinsip operasi : Gaya. B : Kerapatan Fluks (N/A.m) i : arus (ampere) l : panjang (meter) Torka T (N.m) p Z. Dimana. Φ s MESIN DC Mesin ini mempunyai sebuah lilitan (winding) DC atau magnet permanen pada bagian stator. otor (armature) di suplay dengan sebuah arus DC yang melalui omutator (commutator) dan siat (brushes).

Lebih terperinci

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii

Lebih terperinci

PENENTUAN ELEVASI PERMUKAAN AIR BERDASARKAN DATA SERIES TINGGI TEKANAN AIR

PENENTUAN ELEVASI PERMUKAAN AIR BERDASARKAN DATA SERIES TINGGI TEKANAN AIR PENENTUAN ELEVASI PERMUKAAN AIR BERDASARKAN DATA SERIES TINGGI TEKANAN AIR Andi Rusdin* * Series data of sea surface elevation is required to determine the parameters of tidal and wave parameters. The

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)

Lebih terperinci

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN SAMSUL ARIFIN 04/177414/PA/09899 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM YOGYAKARTA 2008 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

ANALISIS VARIANSI (ANOVA)

ANALISIS VARIANSI (ANOVA) ANALISIS VARIANSI (ANOVA) ANOVA = Analisis Varians (Anava) = Analisis Ragam = Sidi Ragam Diperenalan oleh R.A. Fisher (195) disebut uji F pengembangan dari uji t dua sampel bebas (independent samples t

Lebih terperinci

PROGRAM SIMULASI UNTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS INFINITE IMPULSE RESPONSE UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL SIGNAL PROCESSING

PROGRAM SIMULASI UNTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS INFINITE IMPULSE RESPONSE UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL SIGNAL PROCESSING Konferensi asional Sistem dan Informatia 28; Bali, ovember 15, 28 KS&I8-44 PROGRAM SIMULASI UTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS IFIITE IMPULSE RESPOSE UTUK MEDIA PEMBELAJARA DIGITAL SIGAL PROCESSIG Damar Widjaja

Lebih terperinci

Keragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest

Keragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest JMHT Vol. XIV, (2): 81-87, Agustus 28 ISSN: 215-157X Keragaman Strutur Tegaan Hutan Alam Seunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest Abstract Muhdin 1*, Endang Suhendang 1,

Lebih terperinci

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii

Lebih terperinci

KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA. Thiang, Resmana, Wahyudi

KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA. Thiang, Resmana, Wahyudi KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA Thiang, Resmana, Wahyudi Jurusan Teni Eletro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalanerto 121-131 Surabaya Email : thiang@petra.ac.id,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012

KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012 KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB Konsep Kinetia/ Laju Reasi Laju reasi menyataan laju perubahan onsentrasi zat-zat omponen reasi setiap satuan watu: V [ M ] t Laju pengurangan onsentrasi

Lebih terperinci

MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE

MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE Desfrianta Salmon Barus - 350807 Jurusan Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung Bandung e-mail: if807@students.itb.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III MODEL KANAL WIRELESS

BAB III MODEL KANAL WIRELESS BAB III MODEL KANAL WIRELESS Pemahaman mengenai anal wireless merupaan bagian poo dari pemahaman tentang operasi, desain dan analisis dari setiap sistem wireless secara eseluruhan, seperti pada sistem

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Wahyudi, Sorihi, dan Iwan Setiawan. Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Diponegoro Semarang e-mail : wahyuditinom@yahoo.com.

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR)

Makalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR) Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self uning Regulator (SR) Oleh : Muhammad Fitriyanto e-mail : D_3_N2@yahoo.com Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH REMBESAN DAN TEORI JARINGAN MODUL 4. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH REMBESAN DAN TEORI JARINGAN MODUL 4. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH MODUL 4 REMBESAN DAN TEORI JARINGAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 154 PENDAHULUAN Konsep pemaaian oefisien permeabilitas untu

Lebih terperinci

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT TUGAS AKHIR STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT 040803023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANTITATIF DALAM ANALISIS KANONIK

KORELASI ANTARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANTITATIF DALAM ANALISIS KANONIK Jurnal Pengaaran MIPA, Vol. 0 No. Desember 007 ISSN: -097 KORELASI ANARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANIAIF DALAM ANALISIS KANONIK Oleh : Dewi Rachmatin, S.Si., M.Si. Jurusan Pendidian Matematia FPMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut

Lebih terperinci

Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunakan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman

Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunakan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (16) 337-35 (31-98X Print) A-1 Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunaan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman Popy Febritasari, Erna Apriliani

Lebih terperinci

SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA

SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA I Nengah Suparta dan I. B. Wiasa Jurusan Pendidian MatematiaUniversitas Pendidian Ganesha E-mail: isuparta@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K3 Revisi Antiremed Kelas Kimia Persiapan Penilaian Ahir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK3ARKIM0PAS Version : 06- halaman 0. Untu memperoleh onsentrasi Cl - =0,0 M, maa 50 ml larutan CaCl 0,5 M harus

Lebih terperinci

Uji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Jonckheere Terpstra dan Modifikasinya Ridha Ferdhiana 1 Statistics Peer Group

Uji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Jonckheere Terpstra dan Modifikasinya Ridha Ferdhiana 1 Statistics Peer Group Uji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Joncheere Terpstra dan Modifiasinya Ridha Ferdhiana Statistics Peer Group Jurusan Matematia FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Aceh, 23 email:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN NEWTON BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGEMBANGAN BUKU KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN NEWTON BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PENGEMBANGAN BUKU KOMIK FISIKA POKOK BAHASAN NEWTON BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Farida Huriawati 1), Purwandari 1,2), Intan Permatasari 1,3) 1,2,3 Program Studi Pendidian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Data yang telah berhasil diumpulan oleh penulis di BB BIOGEN diperoleh hasil bobot biji edelai dengan jumlah varietas yang aan diuji terdiri dari 15

Lebih terperinci

TUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN BAB I

TUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN BAB I TUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN Nama : Dwi Shinta Marselina A. Pengertian Desain Esperimen BAB I Desain Esperimen Merupaan langah-langah lengap yang perlu di ambil jauh sebelum esperimen dilauan supaya data

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ragam (Anara) Untu menguji esamaan dari beberapa nilai tengah secara sealigus diperluan sebuah teni yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode

Lebih terperinci

Desain Kontroler Tunggal Untuk Meredam Osilasi Multi Frekuensi Pada Sistem Skala Besar

Desain Kontroler Tunggal Untuk Meredam Osilasi Multi Frekuensi Pada Sistem Skala Besar J. of Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 1, No. 1 (2004), 1 7 Desain Kontroler Tunggal Untu Meredam Osilasi Multi Freuensi Pada Sistem Sala Besar Mardlijah Jurusan Matematia Institut Tenologi Sepuluh

Lebih terperinci

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO 1 Selvia Hana, Tohap Manurung 1 Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Abstra Antrian merupaan

Lebih terperinci

Perhitungan Kehilangan Pratekan Total dengan Memakai Teori Kemungkinan ABSTRAK

Perhitungan Kehilangan Pratekan Total dengan Memakai Teori Kemungkinan ABSTRAK Jurnal APLIKASI Volume 5, Nomor 1, Agustus 2008 Perhitungan Kehilangan Pratean Total dengan Memaai Teori Kemunginan M. Sigit Darmawan Dosen Jurusan Diploma Teni Sipil, FTSP - ITS Email: msdarmawan@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

METODE WATERMARKING UNTUK PENYISIPAN INDEKS DATA PADA IMAGE MENGGUNAKAN HAAR TRANSFORMASI WAVELET

METODE WATERMARKING UNTUK PENYISIPAN INDEKS DATA PADA IMAGE MENGGUNAKAN HAAR TRANSFORMASI WAVELET METODE WATERMARKING UNTUK PENYISIPAN INDEKS DATA PADA IMAGE MENGGUNAKAN HAAR TRANSFORMASI WAVELET Maryanti 1, Nana Juhana, ST. 1, Manahan P.Siallagan S.Si, MT. 1 1) Jurusan Teni Informatia, FT, UNIKOM

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Jurnal Teni Industri, Vol.1, No., Juni 013, pp.96-101 ISSN 30-495X Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Apriyani 1, Shanti Kirana Anggaraeni,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN ANALISA DINAMIKA (ENERGI TERDISIPASI) PADA GERAK VERTIKAL ANTARA BOGIE DAN GERBONG KERETA API

PEMODELAN DAN ANALISA DINAMIKA (ENERGI TERDISIPASI) PADA GERAK VERTIKAL ANTARA BOGIE DAN GERBONG KERETA API SIDANG TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN ANALISA DINAMIKA (ENERGI TERDISIPASI) PADA GERAK VERTIKAL ANTARA BOGIE DAN GERBONG KERETA API Disusun oleh Yohanes Dhani Kristianto (20800626) Dosen pembimbing Ir. YUNARKO

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti

Lebih terperinci

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI PRIBADI PADA GETARAN BALOK KOMPOSIT DENGAN PENGUAT FIBERGLASS

PENENTUAN FREKUENSI PRIBADI PADA GETARAN BALOK KOMPOSIT DENGAN PENGUAT FIBERGLASS Jurnal Mekanikal, Vol. 2 No. 2: Juli 2011: 163-168 ISSN 2086-3403 PENENTUAN FREKUENSI PRIBADI PADA GETARAN BALOK KOMPOSIT DENGAN PENGUAT FIBERGLASS Mustafa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa 187 Modifiasi ACO untu Penentuan Rute Terpende e Kabupaten/Kota di Jawa Ahmad Jufri, Sunaryo, dan Purnomo Budi Santoso Abstract This research focused on modification ACO algorithm. The purpose of this

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Faultas Teni Informatia, Institut Tenologi Telom Jl. Teleomuniasi No.1 Bandung 40286 Telp. (022) 7564108

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY Tedy Rismawan dan Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang aan dilauan meruju epada beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilauan sebelumnya, diantaranya: 1. I Gst. Bgs. Wisuana (2009)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 ObjePenelitian Obje penelitian merupaan hal yang tida dapat dipisahan dari suatu penelitian. Obje penelitian merupaan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilauan.

Lebih terperinci

Aplikasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja

Aplikasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja Apliasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai BKKBN Provinsi Kalimantan Timur The Application of Somers d Correlation Analysis at Leadership

Lebih terperinci

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA Adam Husaien Faultas Eonomi Manajemen Unversitas 17 agustus 1945,Samarinda Indonesia

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 11 Kimia

Kurikulum 2013 Kelas 11 Kimia Kuriulum 03 Kelas Kimia Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K3ARKIM0UAS Version : 06-05 halaman 0. Untu memperoleh onsentrasi Cl - = 0,0 M, maa 50 ml larutan CaCl 0,5 M harus dienceran sampai 500 ml

Lebih terperinci

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Ruang Vetor Nyata. Subruang. Kebebasan Linier 4. Basis dan Dimensi 5. Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul 6. Ran dan Nulitas

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunakan Metode Beda Hingga dan Crank-Nicholson

Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunakan Metode Beda Hingga dan Crank-Nicholson 1 Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunaan Metode Beda Hingga dan Cran-Nicholson Durmin, Drs. Luman Hanafi, M.Sc Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Tenologi

Lebih terperinci

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam

Lebih terperinci

Materi. Menggambar Garis. Menggambar Garis 9/26/2008. Menggambar garis Algoritma DDA Algoritma Bressenham

Materi. Menggambar Garis. Menggambar Garis 9/26/2008. Menggambar garis Algoritma DDA Algoritma Bressenham Materi IF37325P - Grafia Komputer Geometri Primitive Menggambar garis Irfan Malii Jurusan Teni Informatia FTIK - UNIKOM IF27325P Grafia Komputer 2008 IF27325P Grafia Komputer 2008 Halaman 2 Garis adalah

Lebih terperinci

MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor

MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK [KODE/SKS : KD4 / SKS] Ruang Vetor FIELD: Ruang vetor V atas field salar K adalah himpunan ta osong dengan operasi penjumlahan vetor dan peralian salar. Himpunan ta osong

Lebih terperinci