DETEKSI MULTI-KERUSAKAN PADA POMPA MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ARRAY
|
|
- Yandi Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DETEKSI MULTI-KERUSAKAN PADA POMPA MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ARRAY 1 Anisatul auziyah 1, dan Dr. Dhany Arifianto, ST., M.Eng Jurusan Teni isia, aultas Tenologi Industri, Institut Tenologi Sepuluh Nopember, ITS Jl. Arief Rahman Haim, Surabaya anisatul09@ep.its.ac.id 1, dhany@ep.its.ac.id Abstra Penguuran getaran umumnya dilauan pada mesin yang sedang beroperasi tetapi etia terdapat dua mesin atau lebih yang beroperasi dalam satu pondasi apaah hasil dari penguuran benar-benar menggambaran ondisi mesin. Sehingga diperluan detesi erusaan pompa yang dipengaruhi transmissibilitas getaran pompa lain dalam satu pondasi menggunaan accelerometer array. Detesi erusaan dilauan dengan menguur getaran pompa yang berada pada satu pondasi. Dari hasil penelitian membutian bahwa transmissibility dapat didetesi menggunaan accelerometer array dibutian dengan adanya perubahan diagnosa erusaan pompa yang dilihat pada spetrum ast fourier transform. Nilai transmissibility yang bernilai negatif menunjuan superposisi destrutif misalan pada pompa misalignment (yang dioperasian dengan pompa unbalance 7 ) dengan nilai transmissibility db. Sedangan transmissibility yang bernilai positif menunjuan superposisi onstrutif misalan pada pompa bearing fault (yang dioperasian dengan pompa unbalance 7 ) dengan nilai db. Kata Kunci Accelerometer array, erusaan pompa, ast ourier Transform, transmissibility dan superposisi. I. PENDAHULUAN alam proses industri, mesin-mesin yang digunaan mempunyai meanisme erja rumit serta bernilai mahal D sehingga etia terjadi erusaan pada mesin dan tda segera diperbaii, maa aan terjadi erusaan yang lebih parah. Banya efe negatif etia merusaan mesin terjadi yaitu terganggunya proses produsi, jam erja aryawan menjadi terbuang dan pengeluaran perbaian biaya yang mahal. Oleh arena itu diperluan teni perawatan mesin untu mengetahui ondisi performa inerja produsi. Predictive maintenance adalah salah satu teni perawatan mesin yang banya diapliasian diinsustri, hususnya mesin berputar. Metode perawatan ini dilauan berdasaran ondisi meani serta operasional yang dimonitoring secara periodi. Sehingga etia trend menunjuan penurunan performa mesin, dilauan penjadwalan untu melauan maintenance pada mesin. Tranduser yang sering digunaan untu menguur percepatan getaran adalah accelerometer. Penguuran dilauan pada sumbu artesian (x, y dan z) untu mengetahui arah rambat getaran. Maintenance mesin umunya dilauan dengan menguur getaran mesin saat mesin beroperasi. Tetapi etia terdapat lebih dari satu mesin beroperasi dalam satu pondasi maa terjadi transmisibilitas antar mesin. Sehingga hasil penguuran getaran mesin tida dapat menggambaran ondisi getaran mesin yang sebenarnya. Dari uraian tersebut muncul ide untu melauan detesi multierusaan antar pompa dalam satu pondasi menggunaan accelerometer array. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Predictive Maintenance Preditif maintenance merupaan jenis perawatan mesin dengan menjadwal ativitas maintenance etia terdetesi erusaan mesin. Perawatan ini menggunaan alat monitoring untu mendapat informasi langsung tanpa mengganggu operasi mesin. Perawatan jenis ini termasu condition based maintenance dimana maintenance aan dilauan etia terdetesi perubahan ondisi mesin dapat sehingga tindaan yang bersifat proatif dapat segera dilauan sebelum terjadinya erusaan mesin. Kondisi meani dan operasional mesin harus dimonitoring secara periodi dan etia trend menujuan adanya abnormal terjadi bagian erusaan pada mesin harus diidentifiasi dan dijadwalan untu maintenance. B. Superposisi Getaran Harmonis Superposisi pada getaran harmoni yaitu gabungan dari dua gera harmoni atau penjumlahan simpangan dari dua getaran harmoni dalam watu yang sama. Terdapat beberapa fator yang mempengaruhi hasil superposisi gelombang yaitu amplitudo, freuensi, fasa dan ecepatan sudut. Untu menentuan superposisi dari fungsi sinusoidal digunaan diagram fasor sehingga didapatan resultan dari perpaduan gelombang. dalam diagram fasor masing-masing fungsi dinyataan sebagai sebuah vetor. Sedangan resultan dari fungsi-fungsi sinusoidal tersebut sama dengan resultan vetor dari diagram fasor. Pada gambar 1 menunjuan Amplitudo dari hasil supeposisi dua gera harmoni dinyataan oleh Ar dimana panjang Ar sama dengan panjang vetor resultan Rr dari dua buah vetor R 1 dan R. Vetor R 1 dan R merepresentasian masing-masing gera harmoni yaitu X 1 dan X. Panjang vetor R 1 adalah A 1 dan panjang vetor R adalah A dimana A 1 dan A adalah amplitudo dari masing-masing gera harmoni. Gambar 1 Ilustrasi Superposisi Dua Gelombang Terdapat beberapa macam superposisi dari dua getaran dibedaan berdasaran parameter getaran, misalan perpaduan dua getaran dengan freuensi sudut yang sama. Jia terdapat
2 dua buah getaran yang mempunyai freuensi sudut ω yang sama tetapi mempunyai amplitudo R dan fasa. Sehingga superposisi edua getaran tersebut dapat dinyataan dalam persamaan : Y = R sin (ωt + 1 ) (1) dimana R = A 1 + A + A 1 A cos( 1 ) () tan = A 1 sin 1 + A sin A 1 cos 1 + A cos Persamaan dan 3 menyataan superposisi dari dua buah getaran yang berbeda amplitudo dan fasa tetapi mempunyai freuensi sudut yang sama. Contoh lain yaitu perpaduan banya getaran dengan freuensi sudut sama. Untu n buah getaran yang dipaduan dan mempunyai freuensi sudut sama, persamaan superposi getaran adalah : (3) beroperasi dengan stabil, sehingga data baseline berfungsi sebagai pembanding data penguuran untu menentuan ondisi mesin. sedangan untu mengetahui tingat erusaan atau eparahan dari mesin berputar digunaan standar untu mengevaluasi erusaan berdasaran elas dan tipe mesin, salah satu standar penguuran getaran yaitu International Organization for Standardization (ISO). D. Penguuran Getaran Menggunaan Accelerometer Accelerometer adalah sebuah perangat yang digunaan untu menguur percepatan getaran sebuah sistem. Secara umum accelerometer dipasang pada bagian stasioner (non rotating) pada sistem. Cara erja dari accelerometer yaitu dengan mengubah gera meani menjadi sinyal tegangan. Sinyal tegangan yang di onversi sebanding dengan percepatan getaran yang menggunaan prinsip piezo eletri. Accelerometers terdiri dari ristal piezoeletri ( terbuat dari bahan feroeletri), massa seismi yang dilapisi logam. Y = R sin (ωt + ) (4) dimana R = n 1 A n cos n n + 1 A n cos n (5) tan = A n sin n A n cos n persamaan diatas adalah persamaan untu mendapatan amplitudo dan sudut fase dari superposisi getaran. C. Analisa Vibrasi Analisa vibrasi adalah salah satu teni yang sering digunaan dalam melauan teni preditif mesin berputar. Teni ini memanfaatan arateristi getaran yang dibangitan oleh mesin berbutar. Beberapa erusaan yang sering muncul pada mesin berputar adalah bearing fault, unbalance dan misalignment, beberapa erusaan tersebut memilii arateristi husus dalam pola sinyal vibrasi yang dibangitan. Getaran mempunyai tiga parameter penting yang dapat dijadian sebagai tolo uur yaitu amplitudo, freuensi, dan fase. Amplitudo adalah uuran atau besarnya sinyal vibrasi yang dihasilan atau mengidentifiasian besarnya gaya yang dihasilan dari getaran. Main tinggi amplitudo yang ditunjuan, menandaan main besar gangguan yang terjadi. Besarnya amplitudonya bergantung pada tipe mesin dan erusaan. Kenaian amplitudo pada freuensi tertentu mengidentifiasi jenis-jenis gangguan yang terjadi pada bagian mesin. Dengan dietahuinya freuensi pada saat mesin mengalami vibrasi, maa penelitian atau pengamatan secara aurat dapat dilauan untu mengetahui penyebab atau sumber dari permasalahan. Kenaian tingat getaran mesin dapat dilihat melalui trend penguuran. Ketia tingat getaran mesin bertambah melampaui sinyal baseline maa perlu dilauan penanganan husus pada mesin. Data baseline merupaan seumpulan data yang didapatan melalui penguuran pada saat mesin (6) Gambar Accelerometer Tranduser getaran dipasang pada bagian-bagian mesin yang cuup au untu menghindari efe resonansi loal bagian tersebut. Pengambilan data-data dengan tranduser harus terlebih dahulu mengetahui bagian mesin yang paling tepat untu penguuran vibrasi. Tempat yang paling tepat tersebut adalah pada tempat yang deat dengan sumber vibrasi, misalnya pada erusaan bearing maa penempatan tranduser diletaan pada bearing caps (rumah bearing). Pengambilan data vibrasi dilauan dengan dua posisi yaitu dengan posisi axial dan posisi radial. Pengambilan data secara axial adalah menempatan alat tranduser pada arah axial atau searah dengan poros. Cara radial sendiri terbagi menjadi cara, yaitu penguuran secara horizontal dengan cara meletaan alat tranduser secara horizontal misalnya pada bagian atas pompa dan pengambilan data secara vertial, yaitu dengan menempatan alat tranduser pada posisi vertial atau berbanding 90 o dengan arah horizontal pada pompa. Gambar 3 Penguuran Getaran pada Sumbu Vertial, Horizontal dan Axial
3 3 Pengambilan data pada tiga sumbu berfungsi untu melihat ondisi vibrasi pada masing-masing sumbu, arena disetiap sumbu mempunyai vibrasi yang berbeda. Pada setiap ondisi mesin dapat ditentuan arateisti erusaan dengan melihat sinyal vibrasi dari masing-masing sumbu penguuran. E. Analisa Vibrasi dengan ast ourier Transform Analisis ourier merupaan cara untu mempresentasian gelombang edalam spetrum amplitudo dengan nilai freuensi. Analisis spetrum getaran yang umum digunaan menggunaan ast ourier Transform (T). Analisa fourier terbagi atas dua yani deret fourier untu sinyal periodi dan trasformasi fourier untu sinyal aperiodi. Setiap sinyal periodi dapat dinyataan oleh jumlahan atas omponen-omponen sinyal sinusoidal dengan freuensi berbeda. Jia ada sebuah fungsi f(t) yang ontinyu periodi dengan periode T, bernilai tunggal terbatas dalam suatu interval terbatas, memilii disontinyuitas yang terbatas jumlahnya dalam interval tersebut dan dapat diintegralan secara mutla, maa f(t) dapat dinyataan dengan deret fourier. Dengan menggunaan software omputer, omputasi T menjadi lebih mudah dan cepat. T merupaan elemen pemrosesan sinyal pada penguuran vibrasi. Pada penguuran vibrasi ada empat tahapan untu merubah sinyal vibrasi menjadi spetrumnya. Tahapan dalam algortima T untu analisa vibrasi dapat diilustrasian dengan gambar sebagai beriut : Dari diagram pada gambar.11 hubungan antara vetor dari gaya massa ( ), pegas () dan redaman (c) dapat di rumusan sebagai beriut: = (cy 0 ω) + y 0 my 0 ω 7 atau dalam betu lain dapat ditulis = y 0 1 m ω + c ω Karena vetor dari gaya yang melalui pegas dan redaman saling tega lurus, dengan mengetahui gaya yang melalui pegas (. y 0 ) dan gaya melalui redaman : c. ω. y 0 maa T dirumusan dengan : T = y 0 + cω 0 9 atau T = y c ω sehingga persamaan transmissibility adalah: Tr = T = y 0 y m ω c ω + c ω atau disederhanaan embali menjadi : Gambar 4 Proses pencacahan pada T [] getaran pada sistem dalam bentu displacement, ecepatan dan percepatan dimana etiga bentu tersebut dapat di presentasian dalam domain watu dan freuensi. representasi dalam domain watu menampilan perubahan fisis getaran berdasar watu. sedangan domain watu merupaan amplitudo yang ditampilan dalam gelombang sinus/cosinus. dimana mempunyai magnitud dan fasa yang berubah-ubah terhadap freuensi.. Konsep Transmissibility Transmissibility factor adalah rasio antara besarnya gaya dinamis dari mesin yang disaluran e penopang dengan gaya dinamis dari mesin. Besarnya gaya yang disaluran e penopang mesin merupaan penjumlahan gaya yang melalui redaman. (Wibowo, Eo Afdian.004) Gaya yang melalui pegas :. y 0 Gaya melalui redaman : c. ω. y 0 Tr = T = + ω c mω + ωc 1 Tetapi onsep tersebut digunaan pada pondasi sebagai penyalur getaran. Sehingga untu mengetahui transmisi getaran harus dietahui onstanta pegas () dan onstanta redaman (c). Sebagai contoh, terdapat satu sumber getaran dalam satu pondasi di illustrasian pada gambar 5 Gambar 5 Transmissibility dengan Sumber Getaran pada Titi A dan Penerima Getaran pada Titi B (AmirHossein, 013) Dari gambar.5 titi A adalah sumber getaran dan titi B adalah titi penerima getaran. Diasumsian pada titi A merupaan fungsi dari sinusoidal maa respon fungsi sinusoidal adalah pada titi B. Dimana rasio gaya yang diterima pada titi B adalah X 0. Jia freuensi esitasi pada titi A yang mana freuensi sudut (ω) terjadi perubahan, maa
4 4 rasio dari X 0.6 juga aan berubah. di illustrasian pada gambar Gambar 6 Renspons Transmissibility Dengan Perbedaan asa (AmirHossein, 013) Illustrasi pada gambar.6 merupaan onsep dasar transmissibility, yang mana pada penelitian ini untu titi penerima juga menghasilan getaran. Sehingga untu melihat nilai transmissibility rasio yang digunaan adalah Transmissibility = 10 log 10 (S/B) db Tabel 1 Penguuran Getaran Baseline (Satu Pompa masingmasing pompa Satu Kerusaan) (3.1) dengan eterangan : S : Getaran yang Tercampur Getaran Lain (m/s ) B: Baseline Getaran (m/s ). No Keadaan Pompa Perbedaan dari onsep tersebut arena pembaginya yaitu baseline getaran, sehingga hasilnya yaitu nilai yang menunjuan rambatan dari getaran pompa lain. analisis getaran menjadi menari etia freuensi esitasi pada titi A yang mana freuensi sudut (ω) terjadi perubahan mempunyai beda fasa dengan gaya esitasi pada titi B, maa rasio dari X 0 juga aan berubah. III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis membagi metodologi menjadi dua bagian yaitu pembuatan erusaan mesin pompa, pengambilan data getaran dan pengolahan data. Obje yang digunaan ada enam buah pompa air satu fasa dengan ecepatan sudut 3000 RPM (50 Hz). Kondisi Pompa yang digunaan adalah satu pompa normal dan lima pompa lain dengan erusaan berbeda. Kerusaan yang gunaan adalah unbalance 18 gram, unbalance 4 gram bearing fault dan misalignment dengan offset 1, dan 3. Jara antar pompa mengiuti dari penelitian sebelumnya yaitu 5 cm. Perangat penguuran yang digunaan antara lain enam buah accelerometer, sistem auisisi data menggunaan DAQ NI 934, compact cdaq 9178 dan laptop yang terinstal software Labview acoustic and vibration assistant. Pompa diletaan pada satu pondasi emudian accelerometer dipasang secara array pada masing-masing pompa yaitu peletaan di titi axial dan radial (vertical dan horizontal). Peletaan sensor arah vertical dan horizontal diletaan dengan jara 90 0 sedangan untu axial di letaan arah dengan posisi poros. penguuran dilauan selama lima deti dengan tiga ali pengulangan tiap pengambilan data. Gambar 7 Ilustrasi Penguuran Getaran A. Pengambilan Data Getaran Penguuran dibagi menjadi dua macam yaitu penguuran getaran baseline dan pengambilan data getaran yang telah diberi variasi. Pereaman sinyal baseline bertujuan sebagai pembanding penguuran lain yang telah di beri variasi. Sebagai contoh yang dicantuman adalah penguuran baseline dan penguuran pada dua pompa dengan masingmasing pompa satu erusaan. 1 Normal Unbalance 6 3 Unbalance 7 4 Bearing ault 5 Misalignment 1 6 Misalignment 7 Misalignment 3 Tabel Penguuran Getaran Pompa dengan 1 Kerusaan per Pompa No Kerusaan Pompa Pompa 1 Pompa 1 Unbalance 7 Misalignment 1 Unbalance 7 Misalignment 3 Unbalance 7 Misalignment 3 4 Unbalance 7 Bearing ault 5 Bearing ault Misalignment 1 6 Bearing ault Misalignment 7 Bearing ault Misalignment 3 C. Pengolahan Data Hasil penguuran percepatan getaran disimpan dengan format file.lvm emudian diolah menggunaan software Labview dengan algoritma ast ourier Transform untu melihat data dalam domain watu dan domain freuensi. Data waveform dengan format.lvm digunaan dalam perhitungann untu mengetahui transmissibility getaran dari pompa lain, maa digunaan persamaan sebagai beriut : db = 10 log ( S B ) (3.1) dengan eterangan : S : Getaran yang Tercampur Getaran Lain (m/s ) B: Baseline Getaran (m/s )
5 5 IV. PEMBAHASAN A. Sinyal Baseline Data baseline merupaan seumpulan data yang didapatan melalui penguuran pada saat mesin beroperasi tanpa ada fator pengganggu dari lingungan, sehingga data baseline berfungsi sebagai pembanding data penguuran untu menentuan ondisi mesin. Dari esperimen didapatan spetrum masing - masing pompa yang sesuai dengan ondisi erusaan. Sehingga data baseline dapat digunaan sebagai acuan pembanding data lain. Tabel dibawah ini menunjuan rata-rata amplitudo tertinggi pada pada etiga sumbu penguuran.dari masingmasing freuensi erusaan mesin. Nilai amplitudo tersebut didapatan dari hasil data waveform getaran. Sumbu penguuran dengan nilai amplitudo tertinggi aan menjadi sumbu tinjauan untu menganalisis getaran pompa etia diberi variasi. Tabel 7 Nilai Amplitudo Tertinggi pada Penguuran Baseline NO Kerusaan Amplitudo Getaran dari T vertial horizontal axial 1 Normal Unbalance 6 Unbalance bearing fault misalignment misalignment misalignment Gambar 6 perubahan spetrum baseline pompa unbalance 18 gram dibandingan dengan spetrum baseline pompa normal Pada gambar 6 merupaan perubahan amplitudo dari eadaan normal (iri) pompa menjadi unbalance (anan) dengan beban 18 gram yang dibandingan dengan baseline pompa normal pada sumbu vertial. Spetrum menunjuan enaian amplitudo pada freuensi erusaan di 1X freuensi yaitu 50 Hz. Kenaian ampllitudo di satu ali freuensi terjadi di etiga sumbu penguuran (vertial horizontal dan axial), tetapi amplitudo tertinggi didapatan pada sumbu vertial. Gaya getaran pengaruh dari penambahan beban di impeller mengaibatan getaran cenderung bergera vertial (nai turun). Dalam hal ini enaian amplitudo tersebut diaibatan arena saat shaft berputar pada sumbunya, impeller berputar tida tepat pada titi sumbu arena adanya beban tambahan. Pada pompa unbalance dengan beban 4 gram mempunyai amplitudo yang lebih ecil dibanding dengan pompa unbalance 18 gram, tetapi hasil penguuran menunjuan analisis yang sama yaitu arah getaran dominan pada sumbu vertial. B. Data Getaran dengan Variasi Jumlah Pompa dan Variasi Kerusaan Pompa Pengambilan getaran dengan berbagai variasi bertujuan untu mengetahui seberapa besar tingat transmissibility terhadap hasil penguuran getaran sebuah pompa. Sehingga terdapat hipotesa yang harus di butian melalui penelitian ini transmissibility dapat didetesi menggunaan accelerometer array, hipotesa tersebut dibutian melalui hasil perhitungan transmissibility getaran. Sebagai contoh pembutian hipotesa, diuraian hasil percobaan pada penguuran dua pompa dengan satu erusaan pada masing-masing pompa. tabel dibawah ini menunjuan nilai transmissibility tiap sumbu penguuran dua pompa dengan satu erusaan tiap pompa. Tabel 8 Nilai Transmissibility pada Penguuran Dua Pompa dengan Satu Kerusaan Tiap Pompa. No POMPA 1 1 Unb 7 Unb 7 3 Unb 7 4 Unb 7 5 Bearing 6 Bearing 7 Bearing SUMBU PENGUKURAN POMPA SUMBU PENGUKURAN V H A V H A Mis Mis Mis Bearing Mis Mis Mis Dari hasil perhitungan transmissibility pada tabel 8 menunjuan bahwa terjadi transmisibility antar pompa, dengan nilai yang dominan berada pada sumbu selain sumbu tinjauan (olom yang tida diarsir). Nilai transmissibility getaran yang terjadi pada sumbu tinjauan mempengaruhi analisis detesi erusaan pompa maa dari tabel 8 dilihat nilai transmissibility yang dominan pada sumbu tinjauan (olom biru). Nilai transmissibility yang besar (positif) menunjuan bahwa terjadi superposisi onstrutif pada range freuensi pompa. Sedangan nilai transmissibility yang ecil (negatif) menunjuan bahwa terjadi superposisi destrutif pada range freuensi pompa. Sehingga untu mengetahui apaah transmissibility berpengaruh pada pendetesian erusaan pompa, dibutian dengan melihat spetrum T pada masing-masing sumbu tinjauan yang memilii nilai transmissibility dominan. Sebagai contoh pada penguuran misalignment yang dioperasian dengan unbalance 18 gram (penguuran
6 6 nomor ) yang ditampilan pada gambar 7. Gambar 7 adalah hasil penguuran pompa misalignment yang dibandingan dengan baseline misalignment. Dari gambar tersebut menunjuan adanya superposisi destrutif arena penurunan amplitudo pada freuensi 50 Hz. Superposisi tersebut terjadi arena pada freuensi erusaan misalignment dan unbalance berada pada freuensi yang sama tetapi berbeda fasa. Gambar 7 Perubahan amplitudo baseline pompa misalignment (iri) dengan pompa misalignment yang di operasian dengan pompa unbalance 7 Superposisi destrutif juga terjadi pada spetrum pompa misalignment yang dioperasian dengan bearing fault yang ditunjuan pada gambar 8. Dari spetrum terlihat adanya penurunan amplitudo pada freuensi 50 Hz. Tetapi terdetesi hasil spetrum juga menunjuan erusaan bearing. DATAR PUSTAKA [1] Girdhar, Pares.004. Practical machinery vibration and analysis & Predictive Maintenance. Oxford: Newnes Inc. [] Hayati, Dian Nur Penerapan Independent Component Analysis (ICA) untu pemisahan Sinyal Suara Mesin Berputar di PT.Gresi Power Indonesia (TheLinde Group). ITS [3] Patil& Gaiwad., S.S Vibration analysis of electrical rotating machines using T: A method of predictive maintenance: Department of Instrumentation & Control Engineering, Vishwaarma Institute of technology. Pune, India [4] Tri P., Agung, 011. Pembelajaran Vibrasi Bengel Mesin asilitas Pemeliharaan Kapal Surabaya,LANTAMAL V. [5] atma Ridasari, Dhany Arifianto, dan Andi Rahmadiansyah, 01 Penerapan Time requency Independent Component Analysis (TICA) untu Mendetesi Multi Kerusaan Pada Mesin Putar. Jurnal Teni Pomits Vol. 1 Gambar 8 Spetrum T pompa misalignment yang di operasian dengan pompa unbalance 7 Dari edua spetrum pada gambar 7 dan gambar 8 menunjuan bahwa transmissibility mempengaruhi diagnosa erusaan pompa. V KESIMPULAN Dari hasil penelitian didapatan esimpulan yaitu transmissibility antar pompa dalam satu penopang dapat didetesi menggunaan accelerometer array, dibutian dengan adanya perubahan diagnosa erusaaan pompa pada spetrum ast ourier Transform. Nilai transmissibility yang bernilai negatif menunjuan superposisi destrutif misalan pada pompa misalignment (yang dioperasian dengan pompa unbalance 7 ) dengan nilai transmissibility db. Sedangan transmissibility yang bernilai positif menunjuan superposisi onstrutif misalan pada pompa bearing fault (yang dioperasian dengan pompa unbalance 7 gram. cm) dengan nilai db.
FISIKA. Kelas X GETARAN HARMONIS K-13. A. Getaran Harmonis Sederhana
K-13 Kelas X FISIKA GETARAN HARMONIS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, amu diharapan memilii emampuan sebagai beriut. 1. Memahami onsep getaran harmonis sederhana pada bandul dan pegas
Lebih terperinciPEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN MENGGUNAKAN ANALISIS KOMPONEN INDEPENDEN (ICA) UNTUK DETEKSI KERUSAKAN. B.T. Atmaja, A.S. Aisyah, dan D.
PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN MENGGUNAKAN ANALISIS KOMPONEN INDEPENDEN (ICA) UNUK DEEKSI KERUSAKAN B.. Atmaja, A.S. Aisyah, dan D. Arifianto Jurusan eni Fisia,Faultas enologi Industri, Institut enologi
Lebih terperinciKata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan
Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro
Lebih terperinciANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT
Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry
Lebih terperinciAnalisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor
Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509 Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi
Lebih terperinciBAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK
BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Relasi Dispersi Pada bagian ini aan dibahas relasi dispersi untu gelombang internal pada fluida dua-lapisan.tinjau lapisan fluida dengan ρ a dan ρ b berturut-turut merupaan
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING
Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan
Lebih terperinciKumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi:
Kumpulan soal-soal level selesi provinsi: 1. Sebuah bola A berjari-jari r menggelinding tanpa slip e bawah dari punca sebuah bola B berjarijari R. Anggap bola bawah tida bergera sama seali. Hitung ecepatan
Lebih terperinciMateri. Menggambar Garis. Menggambar Garis 9/26/2008. Menggambar garis Algoritma DDA Algoritma Bressenham
Materi IF37325P - Grafia Komputer Geometri Primitive Menggambar garis Irfan Malii Jurusan Teni Informatia FTIK - UNIKOM IF27325P Grafia Komputer 2008 IF27325P Grafia Komputer 2008 Halaman 2 Garis adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir
Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU
PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,
Lebih terperinciBAB III MODEL KANAL WIRELESS
BAB III MODEL KANAL WIRELESS Pemahaman mengenai anal wireless merupaan bagian poo dari pemahaman tentang operasi, desain dan analisis dari setiap sistem wireless secara eseluruhan, seperti pada sistem
Lebih terperinciTRY OUT UJIAN NASIONAL 2013 Mata Pelajaran : FISIKA
TRY OUT UJIN NSIONL 2013 Mata Pelajaran : FISIK 1. ndi menguur diameter sebuah lingaran dengan menggunaan janga sorong. Hasil penguurannya terlihat pada gambar. Diameter lingaran tersebut. 1,21 cm. 1,25
Lebih terperinciPendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535
Maalah Seminar Tugas Ahir Pendetesi Rotasi Menggunaan Gyroscope Berbasis Miroontroler ATmega8535 Asep Mubaro [1], Wahyudi, S.T, M.T [2], Iwan Setiawan, S.T, M.T [2] Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE SCHNABEL
BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN
BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa
Lebih terperinciBAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY)
BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY) 7.1 Pendahuluan. Rele jara merespon terhadap banya inputsebagai fungsi dari rangaian listri yang panjang (jauh) antara loasi rele dengan titi gangguan. Karena impedansi
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks.
Soal-Jawab Fisia OSN - ( poin) Sebuah pipa silinder yang sangat besar (dengan penampang lintang berbentu lingaran berjarijari R) terleta di atas tanah. Seorang ana ingin melempar sebuah bola tenis dari
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan
Lebih terperinciPenempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming
JURAL TEKIK POMITS Vol. 2, o. 2, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming Yunan Helmy Amrulloh, Rony Seto Wibowo, dan Sjamsjul
Lebih terperinciDESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL
DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut
Lebih terperinciKumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k
Kumpulan soal-soal level selesi Kabupaten: 1. Sebuah heliopter berusaha menolong seorang orban banjir. Dari suatu etinggian L, heliopter ini menurunan tangga tali bagi sang orban banjir. Karena etautan,
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau
Lebih terperinciEVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA Dhenok Ayu Setianingsih,
Lebih terperinciBAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas
BAB ELASTISITAS 4. Elastisitas Zat Padat Dibandingan dengan zat cair, zat padat lebih eras dan lebih berat. sifat zat padat yang seperti ini telah anda pelajari di elas SLTP. enapa Zat pada lebih eras?
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
e SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ANALISIS EKSPERIMENTAL GETARAN BALOK KAYU EBONI DENGAN METODE UNGSI TRANSER Naharuddin * Abstract The aim of the earch is to establish the characteristic of ebony beam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.
Lebih terperinciPenentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway
Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Elektroteknika Dasar
3 Analisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Eletrotenia Dasar Jamhir slami Pranata Laboratorium Pendidian (PLP) Ahli Muda Laboratorium Eletrotenia Dasar Faaultas
Lebih terperinciANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)
Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)
Lebih terperinciVARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS
Lebih terperinciOptimasi Non-Linier. Metode Numeris
Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran
Lebih terperinciPemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai
Pemodelan Dan Esperimen Untu enentuan Parameter Tumbuan Non Elasti Antara Benda Dengan Lantai Puspa onalisa,a), eda Cahya Fitriani,b), Ela Aliyani,c), Rizy aiza,d), Fii Taufi Abar 2,e) agister Pengajaran
Lebih terperincikhazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika
hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program
Lebih terperinciTanggapan Waktu Alih Orde Tinggi
Tanggapan Watu Alih Orde Tinggi Sistem Orde-3 : C(s) R(s) ω P ( < ζ (s + ζω s + ω )(s + p) Respons unit stepnya: c(t) βζ n n < n ζωn t e ( β ) + βζ [ ζ + { βζ ( β ) cos ( β ) + ] sin ζ ) ζ ζ ω ω n n t
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 BIDANG ILMU FISIKA
OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 BIDANG ILMU FISIKA SELEKSI TIM INDONESIA untu IPhO 2013 SOAL TES TEORI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH
Lebih terperinciAnalisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Parallel Interference Cancellation Multi Pengguna aktif Detection
Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Parallel Interference Cancellation Multi Pengguna atif Detection CDMA dengan Modulasi Quadrature Phase Shift Keying Berbasis Perangat Luna Saretta Nathaniatasha
Lebih terperinciPencitraan Tomografi Elektrik dengan Elektroda Planar di Permukaan
Abstra Pencitraan omografi Eletri dengan Eletroda Planar di Permuaan D. Kurniadi, D.A Zein & A. Samsi KK Instrumentasi & Kontrol, Institut enologi Bandung Jl. Ganesa no. 10 Bandung Received date : 22 November2010
Lebih terperinciBAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK
BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii
Lebih terperincikhazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika
hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen
Lebih terperinciANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK
ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK Nirma Priatama NRP. 2210100159 Dosen Pembimbing : Dimas Anton Asfani, ST.,
Lebih terperinciVariasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D
Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR)
Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self uning Regulator (SR) Oleh : Muhammad Fitriyanto e-mail : D_3_N2@yahoo.com Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii
Lebih terperinciBAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.
BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Ruang Vetor Nyata. Subruang. Kebebasan Linier 4. Basis dan Dimensi 5. Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul 6. Ran dan Nulitas
Lebih terperinci( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang
Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan
Lebih terperinciDETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI
DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI Ganong Zainal Abidin, I Wayan Sujana Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang Email : ganongzainal@outlook.com
Lebih terperinciAPLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID
APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas
Lebih terperinciPENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT
Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Data yang telah berhasil diumpulan oleh penulis di BB BIOGEN diperoleh hasil bobot biji edelai dengan jumlah varietas yang aan diuji terdiri dari 15
Lebih terperinciPENENTUAN ELEVASI PERMUKAAN AIR BERDASARKAN DATA SERIES TINGGI TEKANAN AIR
PENENTUAN ELEVASI PERMUKAAN AIR BERDASARKAN DATA SERIES TINGGI TEKANAN AIR Andi Rusdin* * Series data of sea surface elevation is required to determine the parameters of tidal and wave parameters. The
Lebih terperinciDesain Kontroler Tunggal Untuk Meredam Osilasi Multi Frekuensi Pada Sistem Skala Besar
J. of Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 1, No. 1 (2004), 1 7 Desain Kontroler Tunggal Untu Meredam Osilasi Multi Freuensi Pada Sistem Sala Besar Mardlijah Jurusan Matematia Institut Tenologi Sepuluh
Lebih terperinciPERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME MENGGUNAKAN PERSAMAAN SIMULTAN BERBASIS TRAJEKTORI KRITIS TANPA KONTROL YANG TERHUBUNG DENGAN INFINITE BUS
PROCEEDIG SEMIAR TUGAS AKHIR ELEKTRO ITS, (4) -6 PERHITUGA CRITICAL CLEARIG TIME MEGGUAKA PERSAMAA SIMULTA BERBASIS TRAJEKTORI KRITIS TAPA KOTROL YAG TERHUBUG DEGA IIITE BUS M. Abdul Aziz Al Haqim, Prof.
Lebih terperinciEstimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA
BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan
Lebih terperinciAplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov
J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan
Lebih terperinciBAB 2 TEORI PENUNJANG
BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3
MEKANIKA TANAH MODUL 3 HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Silus hidrologi AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat
Lebih terperinciBAB IV METODE BELAJAR HEBBIAN
BAB IV MEODE BELAJAR HEBBIAN - Aturan Hebb meruaan salah satu huum embelajaran jaringan neural yang ertama. Diemuaan oleh Donald Hebb (949). Hebb lahir di Chester, Nova Scotia, ada ergantian abad. - Isinya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur
Lebih terperinciDeret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII
Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA
BAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA. GEMPA BUMI Gempa bumi adalah suatu geraan tiba-tiba atau suatu rentetetan geraan tiba-tiba dari tanah dan bersifat transient yang berasal dari suatu daerah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Jadwal Secara Umum Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jadwal adalah pembagian watu berdasaran rencana pengaturan urutan erja, daftar atau tabel egiatan
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Sistem struktur yang mengalami problem dinamik mempunyai perbedaan
BAB II TEORI DASAR II. Umum Sistem strutur yang mengalami problem dinami mempunyai perbedaan yang signifian terhadap problem stati. Yaitu sistem strutur pembebanan dinami memerluan sejumlah oordinat bebas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupaan daerah pertemuan tiga lempeng tetoni besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific (gambar 1). Lempeng Indo-Australia bertabraan
Lebih terperinciPenggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler
Penggunaan Indusi Matematia untu Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Espresi Reguler Husni Munaya - 353022 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,
Lebih terperinciPENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )
PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursati (13507065) Program Studi Teni Informatia, Seolah Teni Eletro dan Informatia, Institut Tenologi Bandung Jalan Ganesha No. 10 Bandung, 40132
Lebih terperinciPEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA
PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA Iing Mutahiroh, Fajar Saptono, Nur Hasanah, Romi Wiryadinata Laboratorium Pemrograman dan Informatia
Lebih terperinciPENGARUH GAYA PADA SIFAT ELASTISITAS BAHAN
PENGARUH GAYA PADA SIAT ELASTISITAS BAHAN SMA Kelas XI Semester Standar Kompetensi. Menganalisis gejala alam dan eteraturannya dalam caupan meania benda titi Kompetensi Dasar.3 Menganalisis pengaruh gaya
Lebih terperinciSETTING RELAI JARAK PADA SISTEM 150 KV
TUGAS AKHIR SETTING RELAI JARAK PADA SISTEM 150 KV Disusun guna memenuhi persyaratan aademis dan untu mencapai gelar sarjana S-1 pada jurusan Teni Eletro Universitas Mercu Buana Disusun oleh SIGIT SUPRIYANTO
Lebih terperinciADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT
Jurnal Teni Eletro Vol. 3 No.1 Januari - Juni 1 6 ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoo Sumaryono ABSTRACT Noise is inevitable in communication
Lebih terperinciEstimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter
Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter eguh Herlambang 1, Denis Fidita 2, Puspandam Katias 2 1 Program Studi Sistem Informasi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Unusa Kampus B
Lebih terperinciKINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012
KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB Konsep Kinetia/ Laju Reasi Laju reasi menyataan laju perubahan onsentrasi zat-zat omponen reasi setiap satuan watu: V [ M ] t Laju pengurangan onsentrasi
Lebih terperinciStudi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya
Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SECARA SERENTAK KERUSAKAN MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS BERDASARKAN CONVOLUTIVE MIXTURE
IDENTIFIKASI SECARA SERENTAK KERUSAKAN MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS BERDASARKAN CONVOLUTIVE MIXTURE SEPTIAN FIRMANDA 2406100065 DOSEN PEMBIMBING Dr.Dhany Arifianto,ST., M.Eng JURUSAN
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY Tedy Rismawan dan Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teni
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur
Lebih terperinciPEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA
PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ragam (Anara) Untu menguji esamaan dari beberapa nilai tengah secara sealigus diperluan sebuah teni yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
Lebih terperinciPELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.
JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses
Lebih terperinciPENGENALAN KAPAL PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION
PENGENALAN KAPAL PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Sutino 1, Helmie Arif Wibawa 2, Priyo Sidi Sasongo 3 123 Jurusan Ilmu Komputer/Informatia, FSM,
Lebih terperinciPengembangan Sensor Koil Datar 3-D untuk Deteksi Gempa Dini di Wilayah Lombok
84 JNTETI, Vol. 6, No. 1, Februari 17 Pengembangan Sensor Koil Datar 3-D untu Detesi Gempa Dini di Wilayah Lombo Islahudin 1, Muhammad Nizaar Abstract In this study, a flat coil application as a threedimensional
Lebih terperinciALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER
ALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER Oleh: Supardi SEKOLAH PASCA SARJANA JURUSAN ILMU FISIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1 PENDAHULUAN Liquid Crystal elastomer (LCE
Lebih terperinciESTIMASI TRAJECTORY MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER SQUARE ROOT (ENKF-SR)
SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA SAL ESIMASI RAJECORY MOBILE ROBO MENGGUNAKAN MEODE ENSEMBLE KALMAN FILER SQUARE ROO (ENKF-SR) eguh Herlambang Zainatul Mufarrioh Firman Yudianto Program Studi Sistem Informasi
Lebih terperinciEstimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunakan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (16) 337-35 (31-98X Print) A-1 Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunaan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman Popy Febritasari, Erna Apriliani
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD
JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 17, hal. 13-11 ISSN 85-1456 IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR Gumgum Darmawan Statistia FMIPA UNPAD gumgum@unpad.ac.id Budhi Handoo Statistia
Lebih terperinciPEMICU 1 29 SEPT 2015
PEMICU 1 9 SEPT 015 Kumpul 06 Okt 015 Diketahui: Data eksperimental hasil pengukuran sinyal vibrasi sesuai soal. Ditanya: a. Hitung persamaan karakteristiknya. b. Dapatkan putaran kritisnya c. Simulasikan
Lebih terperinciPengaturan Suhu Ruangan Berbasis PID Menggunakan Mikrokontroler AT89S51
Pengaturan Suhu Ruangan Berbasis PID Menggunaan Miroontroler AT89S51 Edward Teguh Hartono 1, Trias Andromeda,ST. MT. 2, Sumardi,ST. MT. 2 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Jl.
Lebih terperinciTEORI KINETIKA REAKSI KIMIA
TORI KINTIK RKSI KII da (dua) pendeatan teoreti untu menjelasan ecepatan reasi, yaitu: () Teori tumbuan (collision theory) () Teori eadaan transisi (transition-state theory) atau teori omples atif atau
Lebih terperinciINTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh
INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON Maalah Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numeri yang dibimbing oleh Dr. Nur Shofianah Disusun oleh: M. Adib Jauhari Dwi Putra 146090400111001
Lebih terperinciPEMODELAN DAN ANALISA DINAMIKA (ENERGI TERDISIPASI) PADA GERAK VERTIKAL ANTARA BOGIE DAN GERBONG KERETA API
SIDANG TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN ANALISA DINAMIKA (ENERGI TERDISIPASI) PADA GERAK VERTIKAL ANTARA BOGIE DAN GERBONG KERETA API Disusun oleh Yohanes Dhani Kristianto (20800626) Dosen pembimbing Ir. YUNARKO
Lebih terperinciMODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM
MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract
Lebih terperinciKENNETH CHRISTIAN NATHANAEL
KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL. Sistem Bilang Real. Fungsi dan Grafi. Limit dan Keontinuan 4. Limit Ta Hingga 5. Turunan Fungsi 6. Turunan Fungsi Trigonometri 7. Teorema Rantai 8. Turunan Tingat Tinggi 9.
Lebih terperinciPERTEMUAN 02 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU
PERTEMUAN 2 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU 2. SISTEM WAKTU DISKRET Sebuah sistem watu-disret, secara abstra, adalah suatu hubungan antara barisan masuan dan barisan eluaran. Sebuah
Lebih terperinciPENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER
PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER Wiaria Gazali 1 ; Haryono Soeparno 2 1 Jurusan Matematia, Faultas Sains dan Tenologi, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,
Lebih terperinci