Bab 2 Satelit Sebagai Benda Langit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2 Satelit Sebagai Benda Langit"

Transkripsi

1 Bab Satelit Sebagai Benda Langit Obit meupakan elemen dasa dalam setiap misi uang angkasa. Untuk mengeti bagaimana geak dan lintasan sebuah satellit, dipelukan bebeapa pengetahuan dasa tentang kalkulus dan geometi. Roket yang tebang ke angkasa lua, satelit yang begeak bebas dapat dijelaskan dai pesamaan geak yang telah dikembangkan oleh Copenicus, Keple dan Newton yang semuanya teangkum dalam pengetahuan mekanika benda langit. Sekali posisi dan kecepatan sebuah objek diketahui, yang meupakan fungsi dai medan gavitasi, oang dapat mempeediksi dengan tepat dimana posisi objek dalam bebeapa menit mendatang maupun tahun. Ada bebeapa jenis obit yang dapat diancang untuk meletakkan satelit pada posisinya. Obit dai satelit ini diagakan dalam Gamba - Gamba - Tahapan menempatkan satelit pada obitnya. Obit paking kedudukan oket untuk mengambil ancang-ancang(), ketika keadaan sudah siap oket begeak ke obit yang lebih besa dengan melakukan tansfe obit () obit ketika satelit dilontakan ke posisinya dan begeak dalam obit akhi (final obit). Kala hidup satelit dihitung ketika dia beada pada obit final (3). Kadang kala dipelukan bebeapa kali doongan sampai satelit menempati posisi yang dihaapkan. KK-Astonomi ITB Page -

2 . Pesamaan geak Pesamaan geak satelit dapat dipelajai dengan meninjau masalah dua benda yang memenuhi pesamaan; Dimana (-) (-) Meupakan vekto satuan sepanjang gais M-m, sedangkan = G(M+m) jika m << M maka pusat koodinat dapat dianggap titik M itu sendii sehingga pesamaan geak dapat ditulis dalam bentuk yang identik; Gamba - Koodinat katesis untuk sistem dua benda, m begeak elatif tehadap M. Dalam penuunan pesaman geak m dan M dinyatakan sebagai massa titik Dai pesamaan diatas dapat dituunkan bebeapa besaan antaa lain kecepatan dan pecepatan dai titk massa m elatif tehadap M v (-3) KK-Astonomi ITB Page -

3 Dan vekto pecepatannya adalah; a ( ) ˆ ( ) (-4) Dengan menggunakan kaedah Hukum Newton, tuunkan pesamaan (-) dua kali tehadap waktu t, membandingkan dengan pesamaan (-4) dipeoleh pesamaan geak satelit, a) untuk geak tanpa pengauh gaya gangguan (-5) (-6) b) untuk geak dengan pengauh gaya gangguan; f (, t) (-7) g(, t) (-8) dalam hal ini f (, t ) dan g(, t ) masing masing meupakan fungsi gangguan pada aah adial dan tangensial. Gaya gangguan dapat dibedakan dalam dua katagoi, yaitu yang besifat gavitasional dan non-gavitasional. Gaya ganggu gavitasional datang dai bentuk bumi yang tidak simeti dan apat massa yang yang bebeda disatu tempat dengan tempat yang lain. Untuk satelit yang obitnya jauh dai Bumi, gaya ganggu dai Bulan juga tuut bepean, demikian pula halnya dengan manuve wahana maupun meteo/asteoid yang mendekati Bumi. Sedangkan gaya ganggu non-gavitasional bisa datang dai pengeeman atmosfe maupun tekanan adiasi Matahai, yang bebeda pada saat satelit melintasi bayang-bayang Bumi dibandingkan ketiga ia meneima sina langsung dai Matahai. Apabila geak satelit dipengauhi oleh gaya hambatan atmosfe (atmospheic dag) maka gaya gangguan dapat dinyatakan dengan mempehatikan ilustasi beikut; Element massa udaa yang dipindahkan ketika satelit begeak dengan kecepatan V adalah; m AV t Peubahan momentum yang tejadi p V p mv AV t m KK-Astonomi ITB Page -3

4 Diketahui pula bahwa gaya dapat dinyatakan; p AV F AV ma AV a t m Gamba - 3 Menuunkan penyataan gaya hambat udaa. Penampang satelit bebentuk lingkaan. Disini a, menyatakan pecepatan atau gaya hambat pesatuan massa. Dalam bentuk yang umum dan aga penyataan ini lebih adaptasi untuk kepeluan selanjutnya. Pesamaan diatas dapat ditulis dalam fomat yang umum; F C Av vˆ C Av v (-9) D m D m D A = adalah luas penampang satelit = apat massa udaa v = kecepatan satelit m = massa satelit v vˆ meupakan vekto satuan dalam aah kecepatan v v C D koefisien gesek angkasa, dalam hal ini C D, untuk bola bulat sempuna dan bedimensi jauh lebih besa dai jalan bebas ata-ata molekul. Tetapi C D =, bila bedimensi jauh lebih kecil dai jalan bebas ata-ata molekul, nilai ini begantung juga dai kelentuan mateial yang diuji. Pada ketinggian < H < 5 kilomete gaya ganggu atmosfe cukup bepean. Koefisien C D ditentukan dai pecobaan dengan menguku asio setiap satuan massa m, untuk pofil yang ditinjau. C D FD F ˆ Av Av v D Beikut disampaikan bebeapa keofisien hambat untuk bemacam penampang. Tabel - Dafta koefisien hambat untuk bebagai penampang benda.disaikan dai bebeapa pecobaan. Dag Steamline Steam Long- Angle Shot Half Sphee Cube Cone Foce half body line body Cylinde cube cylinde Sphee,9,4,8,47,5,8,5,5,4 KK-Astonomi ITB Page -4

5 Kestabilan obit dan laju satelit sangat ditentukan oleh koefisien hambat udaa tesebut. Gaya hambat angkasa F D, menuut Pitchad et al (993) dapat juga ditulis dalam komponen adial dan tangensial dalam bentuk, f (, t) Bv (-) g(, t) Bv (-) B dalam penyataan (-) diatas disebut koefisien balistik dan didefinisikan sebagai, CD A B (-) m Gaya hambat atmosfe tidak boleh diabaikan untuk satelit yang begeak pada obit endah disekita Bumi ( kuang dai 5 km). Gaya ini mempunyai aah yang belawanan dengan aah vekto kecepatan dan secaa gadual akan menghilangkan enegi kinetis satelit. Bekuangnya enegi kinetis satelit, menyebabkan enegi potensial membesa, adius obit kemudian menjadi mengecil. Secaa gadual satelit akan jatuh ke Bumi. Gamba - 4 Ilustasi geak pojektil didekat pemukaan Bumi. Gaya gavitasi F g mg k mengaah ke pusat Bumi dan gaya gesek angkasa F d CD Av v belawanan aah dengan geak satelit, sedangkan gaya Newton m dalam hal ini, belaku F F g Fd, F d m dt KK-Astonomi ITB Page -5

6 Kaena vekto posisi x i y j z k dan vekto kecepatan v x i y j z k dan pecepatannya a x i y j z k Oleh sebab itu ada tiga komponen gaya yang bekeja disepanjang sumbu koodinat yang kita pilih gaya-gaya tesebut adalah; m x C A x x y z D m y C A y x y z D m z C A z x y z mg D Kita lihat hanya komponen gaya dalam aah sumbu -z yang mempunyai gaya beat, sebesa mg. Gamba - 5 Pesawat ulang-alik Atlantis. Fungsi wahana (space shuttle) melakukan tanspotasi angkasa lua temasuk menempatkan satelit pada obitnya menjaga ia tetap ada disana memuta dan memindahkannya bila dipelukan. Wahana mempunyai kemampuan untuk menambah ataupun menguangi kecepatan di angkasa bila dipelukan dan tetap beada pada obitnya. Space booste tedii dai bebeapa tingkat, fungsinya untuk menambah kecepatan dan kemudian melontakan satelit pada lintasan yang telah ditentukan. KK-Astonomi ITB Page -6

7 . Desain Obit Beikut diuaikan kajian teoitis caa meletakkan satelit pada bidang obit. Asumsi geak mengikuti mekanika Newton facto teknologi, gangguan gavitasional dan non-gavitasional diabaikan, semua kaedah Hukum Keple dapat digunakan untuk bahan telaah; Gamba - 6 Kajian geak dua benda untuk mendeskipsikan penempatan obit satelit dan jenis lintasan yang dihasilkan sebagai fungsi dai sudut lonta (injection angle), dan kecepatan lonta (injection speed) V o. Jai-jai Bumi R dan ketinggian satelit dai pemukaan Bumi adalah H. Jaak satelit dai pusat gaya sental (pusat Bumi) =R+H Dai pesamaan geak system dua-benda (two body poblem) kita ketahui sebuah patikel yang begeak dibawah gaya gavitasi akan memenuhi hukum beikut. Kecepatan Satelit pada obit elips memenuhi pesamaan; V a (-3) = R + H (-4) dai kaedah hukum Keple ke- kekekalan momentum sudut memenuhi penyataan; xv V Sin a( e ) (-5) Ubah bentuknya dengan menghilangkan tanda aka diuas kanan dipeoleh; V Sin e V (-6) KK-Astonomi ITB Page -7

8 Disamping itu diketahui bahwa kecepatan lepas (kecepatan paabola) pada jaak R dai pusat Bumi adalah V p (-7) R Definisikan asio kuadat kecepatan satelit dengan kecepatan lepas; V y V p H R jadi pesamaan diatas dapat ditulis sebagai, pebandingan tinggi satelit dengan jejai Bumi, x Sin, dan z = e (-8) z 4xy ( ) y (-) atau dapat disedehanakan menjadi 4 dalam hal ini z x y (-).3 Peluncuan dengan Sudut injeksi 9 deajad. x =Sin θ = jadi sudut pelontaan θ = π/ dan - π/ disebut hoizontal injection. z menjadi maksimum bila dipenuhi hubungan dz/dη = atau d 4 x ( (-) d nilai ini dipenuhi untuk; z(/) = atau e =, obit lingkaan dapat tebentuk..4 Peluncuan dengan sudut injeksi bukan 9 deajad Untuk kasus ini syaat yang haus dipenuhi x = Sin θ < nilai θ yang memenuhi adalah θ < π/ atau - π/ Nilai ini dipenuhi oleh z< atau e obit lingkaan tidak penah tebentuk KK-Astonomi ITB Page -8

9 .5 Syaat lain min = a(-e) > R untuk x = haus dipenuhi juga a > H + R (-3) dai pesamaan V dipeoleh a (-4) a V Substitusi y dan ε dipeoleh; a (-5) R dengan demikian aga satelit tidak jatuh ke Bumi hauslah a H (-6) R R atau (-7) 3 atau (-8) Asumsikan suku-suku fakto kuadatis dan seteusnya dapat kita abaikan tehadap bentuk linie. Aga penyataan (-8) dijamin tepenuhi maka pesyaatan tesebut dapat juga dinyatakan sebagai; (-9) Untuk nilai kitis y Selain itu kaena ; dipeoleh; (-3) KK-Astonomi ITB Page -9

10 V y V Vp Vp kecepatan ini meupakan kecepatan kitis, kecepatan ini dinyatakan dengan simbol V f. V f V p Dapat diambil kesimpulan; ) Dalam hal V V f maka satelit jatuh ke Bumi, begeak dalam pola obit ICM (Inte (-3) Continental Missile). Tahanan udaa dan gangguan gavitasional maupun non-gavitasional akan mempengauhi bentuk lintasan. ) Jika V V f satelit tidak akan jatuh dan mengobit mengelilingi Bumi dalam bentuk lintasan tetentu. Gamba -7 beikut meagakan bebagai kasus untuk bebeapa sudut lonta V sebagai fungsi asio kecepatan lonta kuadat dan kecepatan paabola kuadat, y V p Jadi jelas bahwa sudut lonta dan kecepatan lonta V haus dipehatikan dengan seksama aga satelit dapat mengobit dalam bentuk lintasan yang dikehendaki. Kesalahan yang tejadi pada saat menentukan sudut dan kecepatan lonta V akan menyebabkan tidak tebentuknya obit yang dihaapkan. KK-Astonomi ITB Page -

11 Gamba - 7 Lintasan lingkaan, elips, paabola dan hipebola. Lintasan lingkaan tidak penah tejadi bila x < (pehatikan legend), satelit akan jatuh bebas bila z =. Lintasan paabola tejadi bila nilai eta, η =. Sedangkan untuk hipebola tejadi bila η > Gafik diatas menunjukkan satelit masih bisa mengobit apabila < η <, satelit tidak akan jatuh ataupun lepas dai gavitasi Bumi. Untuk lingkaan hanya bisa tejadi bila x = atau sudut lonta = 9 dan haus pada nilai η =.5. Gamba diatas juga menunjukkan bahwa untuk, η <,5 gafik menunjukkan monoton naik sedangkan pada,5 < η gafik mempelihatkan pola monoton tuun. Pada nilai η = beapapun besanya sudut lonta, maka obit satelit akan selalu bebentuk paabola.. Gamba - 8 Keluaga lintasan dengan sudut pelontaan θ=π/ sebagai fungsi V. Segala macam bentuk obit bisa tejadi; lingkaan, elips, paabola, jatuh bebas dan hipebola Pengauh kecepatan lonta menunjukkan apabila ia telalu besa maka satelit akan lepas dai gaya gavitasi Bumi, bila kecepatannya telalu kecil maka ia akan jatuh ke Bumi. Untuk menempatkan satelit aga tetap mengobit Bumi dipelukan kecepatan lonta V yang memenuhi syaat V f < V < V p dalam hal ini sepeti biasanya V p adalah kecepatan paabola/kecepatan lepas dan V f kecepatan jatuh satelit. Syaat ini didaftakan dalam Tabel - Tabel - Batas bawah dan batas atas bagi kecepatan lonta V untuk bebagai ketinggian dai pemukaan Bumi No H [km] V f [km/det] V p [km/det] 7,9,9 KK-Astonomi ITB Page -

12 5 7,47,77 3 7,6, ,68,6 5 6,34 9,76 Gamba - 9 Keluaga lintasan dengan sudut pelontaan θ π/ sebagai fungsi V. Obit lingkaan tidak penah tejadi. Bentuk obit yang bisa tejadi adalah, elips, paabola, jatuh bebas dan hipebola. Dai Tabel. diatas dapat dilihat bahwa kecepatan jatuh sedikit lebih kecil dai kecepatan lingkaan. Dipemukaan Bumi kecepatan jatuh sama dengan kecepatan linie otasi Bumi. Selain itu telihat juga bahwa makin endah titik pelontaan makin besa pula V yang kita pelukan, hal ini dapat dimengeti kaena didekat Bumi pecepatan gavitasi yang menaik satelit menjadi lebih besa. Atau dengan pekataan lain enegi yang dipelukan untuk melontakan satelit bebanding tebalik dengan jaak satelit dai pemukaan Bumi. Setiap model satelit dibei nama bedasakan misi ataupun tipe obitnya biasanya, nama satelit meupakan singkatan dai pojek yang sedang diembannya. Beikut ini didaftakan bebeapa satelit buatan yang telah diketahui, misi utamanya dan tipe obitnya. Tabel - 3 Dafta satelit bedasakan misi yang diembannya No Satellite Nama Lengkap. ADEOS/RIS Advanced Eath Obseving Satellite/ Reflecto In Space. ADEOS- Advanced Eath Obseving Satellite 3. ALOS Advanced Land Obseving Satellite 4. ANDE Atmospheic Neutal Density Expeiment KK-Astonomi ITB Page -

13 5. ATEx Advanced Tethe Expeiment 6. BE-C Beacon Exploe C 7. CHAMP CHAllenging Micosatellite Payload 8. Envisat ENVIonmental SATellite 9. ERS-X Eath Remote Sensing Satellite X. ETS-VIII Engineeing Test Satellite VIII. FIZEAU METEOR -. GSTB-V/A Galileo System Test Bed V/A 3. GSTB-V/B Galileo System Test Bed V/AB 4. GEOS-X Geodetic Eath Obiting Satellite X 5. GFO- Geosat Follow-On 6. GFZ- GeoFoschungsZentum 7. GLONASS-X GLObal NAvigation Satellite System X 8. GOCE Gavity Field and Steady-State Ocean Ciculation Mission 9. GP-B Gavity Pobe B. GPS-X Global Positioning System X. GRACE Gavity Recovey and Climate Expeiment. HA-LRE Lase Retoeflecto Expeiment 3. ICESat Ice, Cloud, and land Elevation Satellite 4. IRS-P5 Indian Remote Sensing Satellite P5 5. Jason- TOPEX Follow-On 6. LAGEOS-X LAse GEOdynamics Satellite X 7. MSTI- Miniatue Senso Technology Integation 8. NPOESS National Pola-obiting Opeational Envionmental Satellite 9. OICETS Optical Inte-obit Communications Engineeing Satellite 3. STARSHINE-X Student-Tacked Atmospheic Reseach Satellite fo Heuistic Intenational Netwoking Expeiment-X 3. SUNSAT Stellenbosch UNivesity SATellite 3. TiPS Tethe Physics and Suvivability Mission 33. TOPEX/Poseidon TOPogaphy Expeiment 34. VCL Vegitation Canopy Lida 35. WESTPAC- WESTen PACific Lase Satellite KK-Astonomi ITB Page -3

14 Tabel - 4 Nama satelit, infomasi tentang obit, misi utama yang diemban dan instumen yang dibawa ( download 9 Febuai 8 dai No Satellite Pimay Application i e Peigee (km) Apogee (km) Peiod (min). ADEOS/RIS Eath Sensing ADEOS- Eath Sensing AJISAI Geodynamics 5.,485, Apollo Sea of Tanquility Apollo 4 Fa Mauo Apollo 5 Hadley Rille Luna Science ,4 46,7 Luna Science ,4 46,7 Luna Science ,4 46,7 7. BE-C Eath Sensing , days 9.53 days 9.53 days 8. DIADEM-C Geodynamics ,85 9. DIADEM-D Geodynamics , ERS- Eath Sensing ETALON- Space Expeiments ,5 9, ETALON- Geodynamics ,35 9, FIZEAU Eath Sensing GEOS- Eath Sensing ,8,77 5. GEOS- Eath Sensing ,77, GEOS-3 Eath Sensing GFO- Eath Sensing GFZ- Geodynamics GLONASS(49-97) Positioning 64. 9,4 9, GPS-35 Positioning 54..,95, GPS-36 Positioning 55..6,3, LAGEOS- Geodynamics ,85 5, LAGEOS- Geodynamics ,65 5,96 KK-Astonomi ITB Page -4

15 4. Luna 7 Sea of Rains Luna Science ,4 46, days 5. Luna Sea of Seenity Luna Science ,4 46, days 6. RESURS--3 Eath Sensing SEASAT Eath Sensing Stalette Geodynamics , Stella Geodynamics SUNSAT Eath Sensing TiPS 3. Tethe Science 63.4.,5,45 6 TOPEX/Poseidon Eath Sensing 66.,35, WESTPAC- Geodynamics ZEYA Satellite Tests Data dalam tabel diatas, masih teus beubah dengan cepat kaena hampi tiap bulan ada satelit bau yang diluncukan, pembaca yang mempunyai fasilitas intenet dapat mempebahaui infomasi ini dengan beselanca di situs Sebagaian dai data tesebut ditunjukkan pada Lampian.6 Tansfe Obit Skenaio TansfeAlih Obit (Obit Tansfe) KK-Astonomi ITB Page -5

16 Gamba - Pada titik A dibeikan impulse aga obit bepindah ke obit yang lebih besa (obit Tujuan) Diagam menjelaskan obit asal dan obit tujuan bebentuk ellips, V T dan V N adalah kecepatan dalam obit tansfe dan kecepatan pada obit tujuan di titik A, sedangkan T dan N masingmasing sudut kecepatan vekto V T dan V N tehadap adius vekto. Peubahan kecepatan yang dikehendaki adalah V I = V N - V T yang dapat dicai dai penyataan, V T sin T N VI VN VT V NVT cos T N dan tan N I V V cos I adalah sudut anta V I dengan adius vekto Peubahan kecepatan V Kecepatan lingkaan V c Kecepatan elips V e a Kecepatan paabola V p N T T N yang dibutuhkan untuk alih obit KK-Astonomi ITB Page -6

17 Kecepatan hipebola e Vh a e Peubahan kecepatan dai lingkaan ke paabola v V c Peubahan kecepatan dai paabola ke hipebola p, p ) vh e a e Definisi: Impulse adalah gaya yang bekeja dalam inteval waktu yang sangat singkat dai t sampai t dengan t t. Jadi dapat ditulis t I Fdt (-3) t Untuk t t t I lim Fdt = tt t dapat ditulis t dv lim m dt mv ( t) mv ( t) mv mv m V tt (-33) dt t Dalam gamba - dan - diagakan hubungan impulse I dan kecepatan V dan obit final Gamba - Hubungan antaa impulse I dan kecepatan awal Vo dan pekalian skala dua vekto, dapat ditentukan besanya sudut. Gamba - Akibat adanya impulse tejadi peubahan peiode dan eksentisitas obit dalam kasus ini kecepatan awal dan akhi selalu tangensial tehadap lintasan satelit. Gais tebal obit awal, gais putusputus obit akhi. KK-Astonomi ITB Page -7

18 Keubahan enegi pesatuan massa akibat adanya impulse ini dibeikan oleh pesamaan (-34) E mv V = m V V V V = I I. V I I Vcos (-34) Dalam hal ini kita lihat bahwa bila;. I tegak luus V maka E minimum. I sejaja V maka E menjadi maksimum 3. Momentum sudut L m v 4. Peubahan momentum sudut L L -Lo I Nom dai keubahan momentum sudut; Jadi dapat dilihat bila; L I I sin (-35). tegak luus I maka L maksimum. sejaja I maka L minimum Disamping itu untuk lintasan elips diketahui enegi total system adalah, m de m a E a E (-36) a da a m Jadi peubahan setengah sumbu panjang bebanding langsung dengan enegi total sistem, jika E membesa maka a juga membesa, demikian pula sebaliknya Akibat adanya impulse dapat mempengauhi obit dalam bentuk;. mengubah peiode. mengubah eksentisitas.7 Tansfe Hohmann Alih obit dai bentuk lingkaan ke bentuk lingkaan dikenal dengan nama tansfe Hohmann, ilustasi tansfe diagakan dalam Gamba. -. Cii dai tansfe Hohmann adalah begeak dai obit semula lingkaan ke obit lain yang bebentuk lingkaan pula, sedangkan obit tansfe bebentuk elips. Tansfe Hohmann meupakan caa yang paling seing digunakan untuk menempatkan satelit pada obitnya yang tetap (paking obit) KK-Astonomi ITB Page -8

19 Macam-macam Tansfe Hohmann Pinsip Alih Obit: Untuk mengubah obit dai lingkaan kecil () ke lingkaan besa(3) dilakukan dengan alih obit bebentuk elip. Dipelukan dua kali doongan dengan caa membeikan impulse.pada lingkaan (), atau titik peigee p =R pada obit alih dibeikan V dan di apogee a =R pada obit alih (menjadi jejai lingkaan (3))dibeikan impulse sebesa V Enegi total obit eliptik E Peubahan enegi total pada tansfe Hohmann. Impluse yang dibeikan pada titik peigee ( p ) dan apogee( a ) pada obit alih. Setengah sumbu panjang obit tansfe adalah a. KK-Astonomi ITB Page -9

20 Skenaio-:Tansfe Hohmann dai obit lingkaan yang kecil ke obit lingkaan yang lebih besa. Dibutuhkan dua kali impulse di peigee dan apogee obit alih Skenaio-:Tansfe ganda eliptik (Bielliptic tansfe) dai obit lingkaan yang kecil ke obit lingkaan yang lebih besa. Dilakukan tansfe dua kali apabila impulse belum mencukupi untuk mendapat jejai yang diinginkan. Skenaio-3:Tansfe dai obit lingkaan kecil ke obit lingkaan besa. Impulse dibeikan pada titik peigee dan titik sembaang pada obit alih. Skenaio-4:Tansfe dai obit lingkaan kecil ke obit lingkaan besa. Impulse dibeikan pada titik sembaang pada obit alih. Pesamaan geak Hohmann Untuk menganalisis poses tansfe pehatikan Gamba -3 beikut B A Gamba - 3 Tansfe obit model Hohmann dimulai dai lingkaan kecil ( = a o ) kemudian menjadi elips (a = a + a ) selanjutnya beubah lagi menjadi lingkaan besa ( = a ) KK-Astonomi ITB Page -

21 Dalam hal ini belaku penyataan; V j V j a sedangkan V j V j (-37) a Impulse pada titik A dan B dibeikan oleh; I A V V sedangkan IB V V (-38) Untuk tahap kedua obit elips; V a a a disini belaku a o Jadi kecepatan tansfe dititik A dan B adalah; V a a = a a aa a a a a = V a = a a (-39) V a a a a aa = = a a a a = V a a a (-4) Dalam bentuk vekto dapat ditulis a V V j dan a a Oleh sebab itu dipeoleh; a VV j a a (-4) / a I A V j a a / a I B V j a a (-4) (-43) KK-Astonomi ITB Page -

22 Impulse yang dipelukan untuk melakukan pepindahan obit dai lingkaan kecil ke lingkaan besa adalah; dipeoleh; I I A I B I I I (-44) / / a a a a a a I V V (-45) Peubahan enegi pada titik A dan B adalah E I I V awal (-46) Dengan menilik pada masing-masing titik dipeoleh; Manuve tunggal peubahan kecepatan pada titik A dan B membeikan peubahan enegi; a a a a EA V dan EB V (-47) a a a a Tanda (-) menunjukkan bahwa obitnya elips sedangkan (+) beubah ke segmen hipebolik. Sehingga enegi total yang dibutuhkan untuk melakukan tansfe Hohmann diambil nilai absolut jadi; a a ( E V V ) (-48) a a Pada dasanya ada dua tipe manuve untuk mengubah obit, yaitu manuve tunggal dan manuve ganda A A B (a) (b) Gamba - 4 Manuve tunggal (a) dan manuve ganda (b). Untuk manuve tunggal, tansfe obit dilakukan dai obit asal (paking obit) langsung ke obit tujuan, sedangkan manuve KK-Astonomi ITB Page -

23 ganda pepindahan obit dilakukan setelah satelit mengubah lintasan dai lingkaan menjadi elips, setelah melengkapi obit elips pada titik peige wahana memanfaatkan enegi kinetik maksimum untuk bepindah ke obit yang lebih besa..7 Untuk manuve tunggal (skenaio a) Peubahan kecepatan dilakukan pada titik A, yaitu kecepatan lingkaan diubah menjadi kecepatan hipebola. Va Vh Vl (-5) Dalam hal ini V l adalah kecepatan lingkaan dan V h kecepatan hipebola, bila kecepatan obit di definisikan pada titik tujuan kecepatannya adalah V dan V p meupakan kecepatan lepas/paabola maka belaku; / Vh V Vp Vh [ V ] (-53) V l A / A (-54) Enegi kinetis pada posisi adalah ; V V h (-55) A Dengan demikian peubahan kecepatan yang dipelukan untuk manuve tunggal adalah / Va [ V ] Vl (-56) A.8 Manuve ganda (skenaio b) Ada dua kali peubahan kecepatan yang dilakukan, pada titik B adalah kecepatan elips V B menjadi kecepatan lingkaan V l. Pada titik A kecepatan elips V A menjadi kecepatan hipebola V h, sehingga peubahan kecepatan untuk manuve ini adalah Peubahan kecepatan pada titik A; V V V V V (-57) b l B h A Kecepatan obit dititik A (kecepatan eliptik) VA Kecepatan eliptik di titik B A A B (-58) KK-Astonomi ITB Page -3

24 VB Peubahan kecepatan adalah; B A B B V B V b V l ( ) ( ) A V P A Definisikan efisiensi tansfe obit dengan paamete beikut; V, VP B A (-59) (-6) (-6) (-6) Peubahan kecepatan untuk manuve tunggal dapat juga dicai dengan mengambil A B pada pesamaan (-6) atau langsung dai penyataan (-56). Rasio manuve ganda dan tunggal dapat dinyatakan dalam paamete beikut; Vb ( ganda) 4 Q V ( tunggal) a, (-63) Besaan ini disebut efisiensi, selanjutnya tinjau bebeapa kasus V a) jika asio akibatnya V P jadi Q Nilai mutlak dai penyataan ini mempelihatkan akan membesa jika membesa Lim lim Q Q B 4 A b) sedangkan bila diambil ; B maka; A (-64) (-65) KK-Astonomi ITB Page -4

25 Lim lim Q B A Kesimpulan yang dapat diambil dai penyataan (-66) adalah efisiensi akan ditentukan oleh B asio semakin kecil peige semakin efisien pengalihan obit A Jika dibuat tetap sedangkan V V P maka (tidak mempunyai signifikasi fisik) (-66) Lim Q lim 4 (-67) Atau dapat juga ditulis dengan menggunakan teoema l Hospital bahwa penyatan (-67) identik dengan Lim Q lim lim = 4 4 Penyatan ini menunjukkan bahwa akan dicapai efisiensi sebesa % dengan kata lain manuve dengan kecepatan akhi mendekati kecepatan paabola V P dan obit alih yang mempunyai sekecil mungkin jaak peige akan lebih menguntungkan daipada manuve tunggal. Batasan lain juga haus dipehatikan yaitu semakin kecil jaak peige semakin besa pula hambatan udaa. Cai infomasi tentang Hohmann Tansfe Bola pengauh gavitasi sebuah planet (bola khayal dimana batas pengauh gaya gavitasi planetosentik dan heliosentik seimbang) dan efek pengeeman oleh angkasa sangat bepean dalam obit wahana lintas planet. Dalam mekanika benda langit ditunjukkan bahwa adius bola pengauh gavitasi sebuah planet mengikuti penyataan. 5 m Rm M Dalam hal ini R m jejai bola pengauh planet dengan massa m M massa Matahai m massa planet jaak planet dai Matahai KK-Astonomi ITB Page -5

26 Gamba - 5 Skenaio tetangkapnya satelit oleh medan gavitasi planet. Ilustasi untuk planet Mas. Ketika mendekati Mas geak wahana dipecepat, memasuki toposphe kecepatan menuun kembali secaa gadual. Pemanfaatan enegi potensial planet dapat dilakukan dengan teknik;. Taikan Gavitasi (Gavity Pull) Wahana melintas dengan aah membuntuti planet, kecepatan heliosentik wahana meupakan esultante kecepatan hipebolik planetosentik ditambah kecepatan geak heliosentik planet, akibatnya geak wahana dipecepat.. Tangkapan Gavitasi (Gavity Captue) Wahana melintas planet dengan aah mencegat, kecepatan wahana menjadi lebih kecil sebab enegi potensial membesa. Kemungkinan wahana akan mengobit planet atau wahana akan menumbuk planet. KK-Astonomi ITB Page -6

27 Gamba - 6 Efek pengeeman angkasa pada satelit Sputnik. Apogee mengecil dengan waktu. Gamba - 7 Rapat patikel pada lapisan atmosfe Bumi pada scala log-log. Pengeeman tebesa tejadi ketika satelit beada pada lapisan toposphe, sebab pada lapisan ini keapatan patikel maksimum. KK-Astonomi ITB Page -7

28 .9 Peubahan pusat gaya sental geak patikel Gamba - 8 Lintasan elips dan besaan geometinya. Mula-mula patikel beada pada posisi dengan pusat gaya titik A, kemudian begeak ke posisi lain dengan pusat gaya beada pada titik B Misalkan p, menyatakan peilotusectum pada saat pusat gaya ada di titik A dan p, menyatakan peilotusectum pada saat pusat gaya ada di B. Bedasakan kaedah hukum Keple pada kedua posisi ini belaku penyataan; p a( e ) h / (-68) (-69) p a( e ) h / Gaya dipindahkan dai fokus A ke B Misalkan AB=k maka c = c-k, c c e k c ( k ) e( k ) a a a c c (-7) Selain itu diketahui pula ; e ( e) kalikan besaan ini dengan c c k a a maka dipeoleh; (-7) KK-Astonomi ITB Page -8

29 Atau dapat dinyatakan dalam bentuk; a c a c kc k c c( a c) k ( a c) kc k k c( a c) a(3 c / a) e(3 c) e e e e c ( a c) c a( c / a) e (-7) (-73) (-74). Eksentisitas Geak Hipebola Sebuah patikel begeak dengan gaya epulsive F menjauhi titik asal, mula-mula geak obitnya bebentuk elips, pada titik yang bejaak c dai pusat gaya sental patikel tesebut dilempa dengan kecepatan V, akan ditentukan eksentisitas obit. Patikel yang begeak c dibawah gaya epulsive F memenuhi m (-75) mv E c pesamaan enegi ini mempelihatkan enegi total system patikel E, selalu benilai positif Dai teoi tentang poblem dua benda kita ketahui pesamaan enegi patikel yang begeak dibawah gaya taik gavitasi F untuk jaak =c enegi total system adalah, m mv E (-76) c misalkan h c h, u dan c V substitusi ketiga penyataan ini kedalam c c pesamaan enegi diatas kita peoleh pesamaan kuadat dalam bentuk u, mh u mu E (-77) sehingga kita peoleh aka pesamaan, u Eh h h m, KK-Astonomi ITB Page -9

30 nilai maksimum dan minimum memenuhi penyataan, u Eh dan h h m max u Eh (-78) h h m min Bandingkan bentuknya dalam koodinat pola dan kecepatan lonta V u ACos (-79) h Dalam bentuk ini nilai u maksimum dipeoleh bila Cos lain; Jadi selain itu diketahui juga atau dengan pekatan umax A (-8) h Eh A h m / (-8) e A (-8) h jadi eksentisitas hauslah memenuhi penyataan, / Ah Eh e (-83) m dai penyataan ini jelas bahwa nilai e akan sangat ditentukan oleh tanda aljaba dan besaan enegi E, yaitu jika E= maka lintasannya bebentuk paabola (e=) dan jika lintasannya bebentuk hipebola( e>) hauslah enegi E behaga positif, sedangkan untuk lintasan elips ( < e < ), E haus negatif. Selanjutnya pehatikan penyataan beikut, (-84) p a e h atau nyatakan h dalam bentuk pesamaan enegi / Eh Eh a h [ a e ] a (-85) m m dengan demikian enegi untuk lintasan yang bebentuk elips dapat ditulis sebagai, m E (-86) a masukkan kedalam pesamaan enegi KK-Astonomi ITB Page -3

31 m m mv V c a c a m Sedangkan untuk lintasan hipebola, E, dipeoleh a m m mv V c a c a Kaena patikel dilempa dengan kecepatan V kecepatan teoitis diatas, jadi c a c c a V Selain itu telah diketahui bahwa ( ) atau p a e (-87) (-88) kecepatan ini tentulah haus sama dengan c h (-89) e (-9) ac ganti a dengan c maka e (-9) c Dai penyataan (-9) tampak untuk obit bebentuk hipebola bahwa eksentisitas obit hanya begantung pada konstanta c saja.. Ilustasi Beikut disampaikan sebuah ilustasi sedehana tentang peubahan massa oket dan dampaknya pada kecepatan wahan besangkutan. Untuk menghitung beapa massa yang hilang setiap kali penembakan, pehatikanlah ilustasi beikut ini; KK-Astonomi ITB Page -3

32 Gamba - 9 Massa yang dilontakan oket membuat oket tedoong ke depan, kecepatan oket begantung pada kecepatan matei yang dilontakan Menuut hukum kekekalan momentum, pada kasus ini belaku, peubahan momentum sebelum, dan sesudah penembakan adalah tetap, dp + dp = (-9) Atau dapat ditulis kembali dalam bentuk dm dv dm Vg m dv Vg (-93) dt dt m Tinjau syaat batas t = oket masih mengobit dalam bentuk lingkaan kecepatan oket V l massa total m setelah didoong pada saat t, obit beubah menjadi paabola misalkan kecepatannya menjadi V p dan massanya m f Catatan, asio kecepatan paabola/kecepatan lingkaan = Jadi t mf dm dv = -V (-94) m g m Jadi asio massa final tehadap massa awal oket dapat ditulis kembali sebagai KK-Astonomi ITB Page -3

33 m f m dalam hal ini V Vp V V Vg e (-95) Kecepatan elatif oket tehadap kecepatan lingkaan adalah V V V, kaena kecepatan lepas adalah kali kecepatan melingka maka dapat dinyatakan p V V V,4 V (-96) Dengan demikian asio massa oket sebelum dan sesudah mengubah lintasannya dai lingkaan menjadi paabola adalah, m f m,4v l Vg e (-97) Pesamaan ini menyatakan bahwa bila; kecepatan doong, V g yang besa akan menyebabkan massa final semakin membesa, demikian pula sebaliknya kecepatan doong endah akan menyebabkan massa final semakin mengecil Gamba - Tajectoy oket Aiane 4 ketika diluncukan dai Kouu (Guyana, Ameika Selatan) dipelukan tiga kali penembakan untuk menempatkan satelit pada obitnya KK-Astonomi ITB Page -33

34 Semakin kecil V g semakin besa pula massa awal yang hilang demikian pula sebaliknya. Dalam hal kecepatan lonta V g =,8 km/det dan kecepatan wahana pada obit lingkaan, V l = 5 km/det maka asio massa final dan awal oket tesebut adalah; m f,5 m (-98) Atinya untuk mendapatkan kecepatan 5 km/det, maka setengah massa oket tadi akan hilang kalau kecepatan mateial yang disembukan melaju dengan kecepatan,8 km/det. Gamba beikut meagakan penempatan sebuah satelit (payload) pada oket Aiane 4 dan oket Titan. Gamba - Model oket Titan dan Aiane 4. Untuk Aiane 4 ada sembilan bagian utama yaitu;fist stage (L), () Solid stap on booste(pap), (3) Liquid stap-on booste(pal), (4) Inte-stage ½ skit, (5) Second stage (L33), (6)Thid stage (H), (7) Vehicle equipment bay KK-Astonomi ITB Page -34

35 (VEB), (8) Dual launch stuctue (SPELDA) dan (9) Faiing. Sebelah kii adalah pofil oket Titan yang membawa wahana Cassiny. Contoh : Sebuah oket mula-mula begeak dalam lintasan bebentuk lingkaan dengan kecepatan 5 km/det. Kemudian lintasan oket tesebut diubah menjadi paabola dengan kecepatan doong V g =,8 km/det. Beapa posen dai massa awal yang haus dipegunakan untuk membuat lintasan menjadi paabola? Penyelesaian Kecepatan lingkaan, jika h adalah jaak dai pemukaan Bumi maka; GM Vc R h Kecepatan paabola (kecepatan lepas) GM Ve R h Dalam hal ini M = M +m, kaena massa oket jauh lebih kecil dai massa Bumi, maka M = M sedangkan R dan h, masing-masing menyatakan adius Bumi dan tinggi objek dai pemukaan Bumi, kedua penyataan diatas jika digabung menjadi V V substitusi haga G dan M seta adius Bumi R maka V c dapat e c dihitung. Kaena dibeikan V c = 5 km/det, soal diatas dengan mudah dapat kita selesaikan, sebab telah diketahui; V VV Ve Vc ( ) Vc =,7 km/det dai penyataan (-97) dapat dilihat bahwa asio massa akhi dan massa awal oket tesebut adalah; m m f,7/,8 e mf.478m jadi massa yang dibuang adalah; m = m - m f =,5 m atau kia-kia 5,% dai massa awal. Dalam Tabel -5 dipelihatkan pebandingan massa m f /m untuk bebagai kecepatan doong, pada saat oket mengubah lintasan dai lingkaan ke bentuk paabola, sebagai fungsi ketinggian h. KK-Astonomi ITB Page -35

36 Tabel - 5 Rasio m f /m untuk bebagai kecepatan doong Vg dalam km/det, sebagai fungsi dai h/r. Kolom tiga menunjukkan kecepatan lingkaan Vc dalam km/det. Tabel ini meagakan bahwa oket yang diluncukan pada posisi ketinggian h<, R dai pemukaan Bumi akan kehilangan semua massanya walaupun kecepatan lontanya kita pebesa. Makin tinggi oket dai pemukaan Bumi massa yang haus dibuang semakin kecil. Untuk h= R dan V g = 4 km/det massa yang haus dilempakan oleh oket untuk membentuk lintasan paabola paling sedikit adalah 4% dai massa awal. Relasi antaa asio massa final dan massa awal vesus asio ketinggian satelit tehadap adius bumi untuk bebagai V g dipelihatkan pada gamba - beikut Penyataan m m f V Exp( ) membeikan bebeapa kesimpulan antaa lain; V g V a) Jika V maka m f << m atinya massa yang dibuang dm = m - m f m, g No h/r Vc Vg= Vg= 3 Vg= 4 Vg= tidak ada massa yang dibaka KK-Astonomi ITB Page -36

37 Mf/Mo Suyadi Siega V b) Jika V maka m f m atinya massa yangtinggal, dm = m - m f, g semua massa dibuang/tebaka untuk mendoong oket,9,8,7,6,5,4,3,, Vg km/det Vg km/det Vg 3 km/det Vg 4 km/det h/r Gamba - Jumlah massa yang hilang sebagai fungsi ketinggian satelit dai pemukaan Bumi untuk bebagai kecepatan doong Gafik diatas meagakan bahwa pada nilai Vg yang membesa maka asio antaa massa final dan massa awal semakin kecil dan gafik bekecendungan beimpit. Atinya pada kecepatan doong yang sangat besa pembahasan asio massa awal tehadap massa final tidak lagi signifikan. Pada jaak h 8R, gadient cendung mendekati nol, dengan pekataan lain titik stasione dicapai pada nilai h 8R Ilustasi Contoh : Sebuah pojektil dilempakan dai Planet X, pojektil dihaapkan tidak jatuh kembali ke Planet X. Bila tahanan udaa dan pengauh gavitasi dai benda langit yang lain diabaikan. Buktikanlah kecepatan pojektil tesebut pada jaak dai Planet X mengikuti penyataan beikut; KK-Astonomi ITB Page -37

38 gr v v gr Dalam hal ini R-Jejai Planet X. g-pecepatan gavitasi planet X dan v kecepatan pojektil di pemukaan (=R) planet X. Penyelesaian dilakukan dalam bebeapa langkah. Langkah : Pemodelan Bedasakan hukum gavitasi Newton, pecepatan pojektil tesebut adalah bebanding tebalik dengan jaak kuadat dv k a () dt () dalam hal ini v-kecepatan pojektil tesebut. t-waktu. k-konstanta pembanding dan -jaak dai pusat gaya Kaena a mengecil bila membesa maka pada patikel tesebut tejadi pelambatan, dengan demikian k< Bila = R maka a = - g (pecepatan gavitasi Planet X). Jadi; k R g a( R) k gr () Gabungkan () ke () gr a () (3) Selanjutnya diketahui ada hubungan; dv dv d dv a v akibatnya; dt d dt d dv gr v (4) d Langkah : Pecahkan pesamaan difeensial, pisahkan vaiabel lalu integasikan gr d gr vdv d vdv gr v C Langkah 3: Nyatakan C sebagai fungsi v dan besaan yang diketahui R dan g. Kaena untuk =R kecepatannya adalah v, jadi (5) gr C v (6) R KK-Astonomi ITB Page -38

39 Dengan memasukkan C kedalam penyataan (5) kita peoleh; gr v v gr Oleh kaena v maka dipelukan V yang memenuhi syaat lebih besa dai gr. Kecepatan minimal yang diizinkan adalah v gr. Untuk Bumi, ganti R= 637 km dan g=9,8 m/det (pecepatan gavitasi di ekuato) kita peoleh, v =, km/det Contoh Sebuah wahana antaiksa akan dijatuhkan di planet X. Pada saat paasut tebuka (t = ) wahana mempunyai kecepatan awal, v() = km/det. Tentukan kecepatan wahana tesebut pada waktu t sembaang v(t). Apakah kecepatan, v(t) akan menuju tak tehingga bila t menuju tak tehingga? [ caa Viking melakukan pendaatan di Mas] Gamba - 3 Skenaio pendaatan Viking di kawasan Chyse planetia planet Mas. Aga instument tidak mengalami bentuan kecepatan jatuh wahana dikuangi dengan menggunakan paasut.penyelesaian dilakukan dalam bebeapa langkah KK-Astonomi ITB Page -39

40 Langkah : Modeling dan asumsi-asumsi. Misalkan W-beat total dai wahana tesebut dan g-pecepatan gavitasi U-tahanan udaa, bebanding kuadat dengan kecepatan U=bv U Hukum Newton; F=ma W Langkah: Selesaikan pesamaan difeensial dv b gm b v v k dt m b m gm dalam hal ini; k b Dapat juga ditulis; dv b dt v k m Pehatikan bentuk A B v( A B) k( A B) v k ( v k)( v k) ( v k) ( v k) v k dengan demikan kita punya pesamaan; (A+B) = dan ( A+B)= /k dipeoleh A= -/k dan B= /k Integasikan pesamaan () dv dv b dv dt v k k ( v k) k ( v k) m atau ; () () KK-Astonomi ITB Page -4

41 v k b ln k t c v k m disedehanakan kita peoleh bentuk v k e v k b k tc m pt ce atau ; v k pt ce dalam hal ini; kb kc p dan c e m pt Kita lihat jika v k maka ce atinya t Hal lain yang menaik adalah tenyata v tidak begantung pada v Langkah 3: Menentukan konstanta c Untuk t= maka v= v jadi c v k v k c c v k Dengan demikian uutan pehitungan menjadi;. Hitung; W k b. Hitung; kb p m 3. Hitung; v k c v k 4. Hitung; v ce pt k pt ce gm b Langkah 4: Andaikan nilai numeik untuk wahana yang dijatuhkan di Bumi adalah sebagai beikut; KK-Astonomi ITB Page -4

42 W = 7 nt kecepatan awal v = km/det, pecepatan gavitasi g = 9,8 m/det dan b = 3 nt det /m akibatnya; gm W k 3, 7 m / det k 4,87 m / det b b ini adalah batas kecepatan minimal untuk nilai c =,345 untuk nilai p; kb.4,87.3 p 4, / det m 7,7 Akibatnya kita peoleh kecepatannya sebagai fungsi waktu;,345e e 4,t ( ) 4,87,345 4,t vt Dalam penyataan ini dapat dilihat bila t kita peoleh v = km/det sedangkan untuk t dipeoleh v = 4,87 km/det, bandingkan dengan kecepatan linie otasi Bumi v = 7,9 km/det KK-Astonomi ITB Page -4

43 Dafta Isi. Pesamaan geak.... Desain Obit Peluncuan dengan Sudut injeksi 9 deajad Peluncuan dengan sudut injeksi bukan 9 deajad Syaat lain Tansfe Obit Tansfe Hohmann Untuk manuve tunggal (skenaio a) Manuve ganda (skenaio b) Peubahan pusat gaya sental geak patikel...8. Eksentisitas Geak Hipebola...9. Ilustasi...3 Dafta Gamba Gamba - Bemacam tipe obit sepeti obit paking, tansfe obit dan final obit. Sebuah satelit umumnya memulai kala hidup pada lintasan paking, dai lintasan ini kemudian uppe stage oket digunakan sebagai booste untuk menempatkan satelit di obitnya. Bebeapa doongan dipelukan sampai satelit menempati posisi yang dihaapkan... Gamba - Koodinat katesis untuk sistem dua benda, m begeak elatif tehadap M. Dalam penuunan pesaman geak m dan M dinyatakan sebagai massa titik... Gamba - 3 Menuunkan penyataan gaya hambat udaa...4 Gamba - 4 Ilustasi geak pojektil didekat pemukaan Bumi....5 Gamba - 5 Pesawat ulang-alik Atlantis. Fungsi wahana (space shuttle) melakukan tanspotasi angkasa lua temasuk menempatkan satelit pada obitnya menjaga ia tetap ada disana memuta dan memindahkannya bila dipelukan. Wahana mempunyai kemampuan untuk menambah ataupun menguangi kecepatan di angkasa bila dipelukan dan tetap beada pada obitnya. Space booste tedii dai bebeapa tingkat, fungsinya untuk menambah kecepatan dan kemudian melontakan satelit pada lintasan yang telah ditentukan...6 Gamba - 6 Kajian geak dua benda untuk mendeskipsikan penempatan obit satelit dan jenis lintasan yang dihasilkan sebagai fungsi dai sudut lonta (injection angle), dan kecepatan lonta (injection speed) V o. Jai-jai Bumi R dan ketinggian satelit dai pemukaan Bumi adalah H. Jaak satelit dai pusat gaya sental (pusat Bumi) =R+H...7 KK-Astonomi ITB Page -43

44 Gamba - 7 Lintasan lingkaan,elips, paabola dan hipebola. Lintasan lingkaan tidak penah tejadi bila x < (pehatikan legend), satelit akan jatuh bebas bila z =. Lintasan paabola tejadi bila nilai eta, η =. Sedangkan untuk hipebola tejadi bila η >... Gamba -8 Keluaga lintasan dengan sudut pelontaan θ=π/ sebagai fungsi V. Segala macam bentuk obit bisa tejadi; lingkaan, elips, paabola, jatuh bebas dan hipebola... Gamba - 9 Keluaga lintasan dengan sudut pelontaan θ π/ sebagai fungsi V. Obit lingkaan tidak penah tejadi. Bentuk obit yang bisa tejadi adalah, elips, paabola, jatuh bebas dan hipebola.... Gamba - Hubungan antaa impulse I dan kecepatan awal V o dan pekalian skala dua vekto, dapat ditentukan besanya sudut.... Eo! Bookmak not defined. Gamba - Akibat adanya impulse tejadi peubahan peiode dan eksentisitas obit dalam kasus ini kecepatan awal dan akhi selalu tangensial tehadap lintasan satelit. Gais tebal obit awal, gais putus-putus obit akhi... Eo! Bookmak not defined. Gamba - Tansfe obit model Hohmann dimulai dai lingkaan kecil ( = a o ) kemudian menjadi elips ( a = a + a ) selanjutnya beubah lagi menjadi lingkaan besa ( = a )... Gamba - 3 Manuve tunggal (a) dan manuve ganda (b). Untuk manuve tunggal, tansfe obit dilakukan dai obit asal (paking obit) langsung ke obit tujuan, sedangkan manuve ganda pepindahan obit dilakukan setelah satelit mengubah lintasan dai lingkaan menjadi elips, setelah melengkapi obit elips pada titik peige wahana memanfaatkan enegi kinetik maksimum untuk bepindah ke obit yang lebih besa... Gamba - 4 Skenaio tetangkapnya satelit oleh medan gavitasi planet. Ilustasi untuk planet Mas. Ketika mendekati Mas geak wahana dipecepat, memasuki toposphe kecepatan menuun kembali secaa gadual...6 Gamba - 5 Efek pengeeman angkasa pada satelit Sputnik. Apogee mengecil dengan waktu...7 Gamba - 6 Rapat patikel pada lapisan atmosfe Bumi pada scala log-log. Pengeeman tebesa tejadi ketika satelit beada pada lapisan toposphe, sebab pada lapisan ini keapatan patikel maksimum...7 Gamba - 7 Lintasan elips dan besaan geometinya. Mula-mula patikel beada pada posisi dengan pusat gaya titik A, kemudian begeak ke posisi lain dengan pusat gaya beada pada titik B...8 Gamba - 8 Massa yang dilontakan oket membuat oket tedoong ke depan, kecepatan oket begantung pada kecepatan matei yang dilontakan...3 KK-Astonomi ITB Page -44

45 Gamba - 9 Tajectoy oket Aiane 4 ketika diluncukan dai Kouu (Guyana, Ameika Selatan) dipelukan tiga kali penembakan untuk menempatkan satelit pada obitnya...33 Gamba - Model oket Titan dan Aiane 4. Untuk Aiane 4 ada sembilan bagian utama yaitu;fist stage (L), () Solid stap on booste(pap), (3) Liquid stap-on booste(pal), (4) Inte-stage ½ skit, (5) Second stage (L33), (6)Thid stage (H), (7) Vehicle equipment bay (VEB), (8) Dual launch stuctue (SPELDA) dan (9) Faiing. Sebelah kii adalah pofil oket Titan yang membawa wahana Cassiny Gamba - Jumlah massa yang hilang sebagai fungsi ketinggian satelit dai pemukaan Bumi untuk bebagai kecepatan doong...37 Gamba - Skenaio pendaatan Viking di kawasan Chyse planetia planet Mas. Aga instument tidak mengalami bentuan kecepatan jatuh wahana dikuangi dengan menggunakan paasut.penyelesaian dilakukan dalam bebeapa langkah...39 Dafta Tabel Tabel - Dafta koefisien hambat untuk bebagai penampang benda....4 Tabel - Batas bawah dan batas atas bagi kecepatan lonta V untuk bebagai ketinggian dai pemukaan Bumi... Tabel - 3 Dafta satelit bedasakan misi yang diembannya... Tabel - 4 Nama satelit, infomasi tentang obit, misi utama yang diemban dan instumen yang dibawa ( download 9 Febuai 8 dai Tabel - 5 Rasio m f /m untuk bebagai kecepatan doong Vg dalam km/det,...36 KK-Astonomi ITB Page -45

Bab 2 Satelit Sebagai Benda Langit

Bab 2 Satelit Sebagai Benda Langit Bab Satelit Sebagai Benda Langit Obit meupakan elemen dasa dalam setiap misi uang angkasa. Untuk mengeti bagaimana geak dan lintasan sebuah satellit, dipelukan bebeapa pengetahuan dasa tentang kalkulus

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

Bab I Masalah Dua Benda

Bab I Masalah Dua Benda Bab I Masalah Dua Benda Geak planet mengitai Matahai. Satelit yang mengelilingi Bumi dan bintang-bintang yang mengitai pusat Galaksi, diatu oleh gaya sental yang bekeja sepanjang gais luus yang menghubungkan

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

2 a 3 GM. = 4 π ( ) 3/ 2 3/ 2 3/ 2 3/ a R. = 1 dengan kata lain periodanya tidak berubah.

2 a 3 GM. = 4 π ( ) 3/ 2 3/ 2 3/ 2 3/ a R. = 1 dengan kata lain periodanya tidak berubah. 1.109. Anggap kita memuat suatu model sistem tata suya dengan peandingan skala η. Anggap keapatan mateial planet dan matahai tidak euah. Apakah peioda evolusi planet ikut euah? Jawa: Menuut hukum Kepple

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,

Lebih terperinci

TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 2007 JAM

TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 2007 JAM TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 007 JAM 09.00-.30 PILIHAN GANDA Pilihlah jawab yang bena dan nyatakan keyakinanmu dengan mengisi () jika tidak yakin () kuang yakin (3) Agak yakin dan (4) Yakin

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal ii Dapublic BAB 7 Koodinat Pola Sampai dengan bahasan sebelumna kita membicaakan fungsi dengan kuva-kuva ang digambakan dalam koodinat

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA IPA Kelas 11

MODUL FISIKA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas 11 Mendeskipsikan gejala alam dan keteatuannya dalam cakupan mekanika benda titik. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tat susya bedasakan hukum Newton. Gesekan

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal oleh Sudaatno Sudiham i Dapublic Hak cipta pada penulis, 010 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Gafik, Difeensial dan Integal Oleh: Sudaatmo

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Gravitasi

Fisika Dasar I (FI-321) Gravitasi Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini Gavitasi Inteaksi (Gaya) Fundaental di ala 1. Inteaksi Kuat. Inteaksi lektoagnetik 3. Inteaksi Leah 4. Inteaksi Gavitasi Meupakan inteaksi yang paling Leah Tidak Bepengauh/Diabaikan

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb:

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb: Posisi dan Pepindahan Geak Dalam D/3D Posisi patikel dalam koodinat katesian diungkapkan sbb: xi ˆ + yj ˆ + zk ˆ :57:35 Koefisien x, y dan z meupakan lokasi paikel dalam koodinat katesian elatif tehadap

Lebih terperinci

HUKUM GRAVITASI NEWTON

HUKUM GRAVITASI NEWTON HUKU GVITSI NEWTON. Pesamaan Hukum Gavitasi Umum Newton Pehatikan kejadian beikut :. Kelapa yan sudah tua bisa jatuh ke tanah tanpa dipetik.. Penejun payun akan jatuh ke bawah setelah meloncat dai pesawat..

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

USAHA DAN ENERGI USAHA DAN ENERGI. Usaha. r r. Usaha dalam pengertian di Fisika sebanding dengan gaya dan perpindahan

USAHA DAN ENERGI USAHA DAN ENERGI. Usaha. r r. Usaha dalam pengertian di Fisika sebanding dengan gaya dan perpindahan USH DN ENERGI USH DN ENERGI Usaha dalam pengetian di Fisika sebanding dengan gaya dan pepindahan Usaha yang dilakukan makin besa jika gaya yang bekeja pada benda juga besa Jika gaya yang bekeja pada benda

Lebih terperinci

MAKALAH GRAVITASI UNIVERSAL. (Teori Geosentris dan Heliosentris, Hukum Kepler, Hukum Gravitasi Newton dan Tafsiran Newton Terhadap Hukum Kepler)

MAKALAH GRAVITASI UNIVERSAL. (Teori Geosentris dan Heliosentris, Hukum Kepler, Hukum Gravitasi Newton dan Tafsiran Newton Terhadap Hukum Kepler) MAKALAH GRAVITASI UNIVERSAL (Teoi Geosentis dan Heliosentis, Hukum Keple, Hukum Gavitasi Newton dan Tafsian Newton Tehadap Hukum Keple) Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

Penggunaan Hukum Newton

Penggunaan Hukum Newton Penggunaan Hukum Newton Asumsi Benda dipandang sebagai patikel Dapat mengabaikan geak otasi (untuk sekaang) Massa tali diabaikan Hanya ditinjau gaya yang bekeja pada benda Dapat mengabaikan gaya eaksi

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak

Lebih terperinci

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran)

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran) 9 Geometi nalitik idang Lingkaan) li Mahmudi Juusan Pendidikan Matematika FMIP UNY) KOMPETENSI Kompetensi ang dihaapkan dikuasai mahasiswa setelah mempelajai ab ini adalah sebagai beikut. Menjelaskan pengetian

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Mekanika 03

Xpedia Fisika. Mekanika 03 Xpedia Fisika Mekanika 03 halaan 1 01. Manakah diaga dai dua planet di bawah ini yang ewakili gaya gavitasi yang paling besa diantaa dua benda beassa? 0. Sebuah satelit beada pada obit engelilingi bui.

Lebih terperinci

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran Kuikulum 03 Kelas X matematika WAJIB IDENTITAS TRIGONOMETRI Tujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Memahami jenis-jenis identitas tigonometi.. Dapat

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Garis

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Garis Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integal Gais [MA] Integal Gais Definisi Integal gais Integal gais di bidang Misalkan pesamaan paamete kuva mulus ( di bidang (t (t ; a t b maka

Lebih terperinci

Dari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan

Dari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan Contact Peson : OSN Fisika 2017 Numbe 1 GERAKAN KUMBANG DI PINGGIR PIRINGAN Sebuah piingan lingkaan (massa M, jai-jai a) digantung pada engsel/sumbu simeti mendata tanpa gesekan yang melalui titik pusat

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Univesitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Kompute Teknik Infomatika Integal Gais Integal Gais Definisi Integal gais Integal gais di bidang Misalkan pesamaan paamete kuva mulus ( di bidang (t (t ; a

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK Contoh. Soal pemahaman konsep Anda mungkin mempehatikan bahwa pemukaan vetikal laya televisi anda sangat bedebu? Pengumpulan debu pada pemukaan vetikal televisi mungkin

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( ) Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb

Lebih terperinci

Masalah Dua Benda. SMA-BPK,Jakarta Barat, 16 Maret oleh Dr. Suryadi Siregar KK-Astronomi,ITB

Masalah Dua Benda. SMA-BPK,Jakarta Barat, 16 Maret oleh Dr. Suryadi Siregar KK-Astronomi,ITB Masalah Dua Benda oleh Dr. Suryadi Siregar KK-Astronomi,ITB SMA-BPK,Jakarta Barat, 6 Maret 007 6 Maret 007 S.Siregar, Pelatihan Astronomi Hukum Gravitasi G konstanta gravitasi mi massa ke i r jarak m ke

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan

Lebih terperinci

Soal-soal Responsi Semester Pendek Mekanika Gaya Sentral 2008

Soal-soal Responsi Semester Pendek Mekanika Gaya Sentral 2008 Sal-sal Respnsi Semeste Pendek Mekanika Gaya Sental 2008 1. Manakah penyataan yang bena tentang sifat gaya sental a. Gaya sental pasti gaya fungsi psisi tetapi belum tentu knsevatif b. Enegi ttal di apgee

Lebih terperinci

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r 4. USH 4.1 System yang beada dalam keadaan setimbang akan tetap mempetahanan keadan itu. Untuk mengubah keadaan seimbang ini dipelukan pengauh-pengauh dai lua; sistem haus beinteaksi dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI. K e l a s A. HUKUM GRAVITASI NEWTON

FIsika KTSP & K-13 HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI. K e l a s A. HUKUM GRAVITASI NEWTON KSP & K- FIsika K e l a s XI HUKUM NEWON ENANG GAVIASI ujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan mampu: menjelaskan hukum avitasi Newton; memahami konsep aya avitasi dan medan avitasi;

Lebih terperinci

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri tigonometi 4.1 Pebandingan Tigonometi 0 Y x P(x,y) y X x disebut absis y disebut odinat jai-jai sudut positif diuku dai sumbu X belawanan aah putaan jaum jam Definisi : = x + y sin = y cos = x tan = y

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelaai aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom dan fisika molekul yang mencakup: Fisika atom dan Fisika Molekul. Oleh kaena itu, sebelum mempelaai modul ini

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb :

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb : Knsep enegi ptensial elektstatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dai = ke = A Sepeti digambakan sbb : q + Enegi ptensial muatan q yang tepisah pada jaak A dai Q U( A ) = - A Fc d Fc = 4 Q q ˆ = -

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

PENERBIT ITB FISIKA DASAR I

PENERBIT ITB FISIKA DASAR I PENERBIT ITB CATATAN KULIAH FI-0 FISIKA DASAR I (Edisi Revisi) Oleh D.Eng. MIKRAJUDDIN ABDULLAH, M.Si. PROGRAM STUDI FISIKA Dafta Isi Bab Geak Dua Dimensi Bab Geak Peluu 7 Bab 3 Geak Melingka 36 Bab 4

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK STATIS

MEDAN LISTRIK STATIS Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS SMA Negei Maja LISTRIK STATIS KLISTRIKAN Fisikawan Du Fay menunjukkan adanya dua macam pelistikan (eletifikasi). Bebeapa isolato tetentu, bila digosok dalam keadaan tetentu, menyebabkan gaya tolak. Hasil

Lebih terperinci

uranus mars venus bumi yupiter saturnus

uranus mars venus bumi yupiter saturnus Bab II Gavitasi Tujuan Pembelajaan Anda dapat menganalisis keteatuan geak planet dalam tata suya bedasakan hukum-hukum Newton. uanus neptunus mekuius matahai mas venus bumi yupite satunus Sumbe: Encata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1 Pekuliahan Fisika Dasa II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hai ini (1 minggu): Muatan Listik Gaya Listik Medan Listik Dipol Distibusi Muatan Kontinu Oleh Endi Suhendi Muatan Listik Dua jenis muatan listik:

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP)

Gerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP) Geak Melingka Edisi Kedua Untuk SMA kelas XI (Telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokumen : Copyight 008 009 GuuMuda.Com Seluuh dokumen di GuuMuda.Com dapat digunakan dan disebakan secaa bebas untuk

Lebih terperinci

PASANG SURUT AIR LAUT DI PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto, Hj. Zulfah dan Mustaqim ABSTRAK

PASANG SURUT AIR LAUT DI PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto, Hj. Zulfah dan Mustaqim ABSTRAK PASANG SURUT AIR LAUT DI PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto, Hj. Zulah dan Mustaqim ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk menjawab keingintahuan peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala alam atau enomena alam yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

Solusi Persamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Bersimetri Bola

Solusi Persamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Bersimetri Bola Bab 3 Solusi Pesamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Besimeti Bola Bedasakan bentuk kanonik metik besimeti bola.18, dapat dibuat sebuah metik besimeti bola yang begantung paamete non-koodinat τ sebagai,

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran

Gerak Melingkar. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran Bab III Geak Melingka Tujuan Pembelajaan nda dapat menganalisis besaan fisika pada geak melingka dengan laju konstan. Sumbe: Jendela Iptek, Gaya dan Geak Pehatikan gamba di atas! Saat pengendaa sepeda

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola Bab Sumbe: www.contain.ca Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Sekolah Dasa, kamu telah mengenal bangun-bangun uang sepeti tabung, keucut, dan bola. Bangun-bangun uang tesebut akan kamu pelajai kembali pada bab

Lebih terperinci

Talk less... do more...!!!!!

Talk less... do more...!!!!! Talk less... do moe...!!!!! CLCULUS VEKTOR Difeensiasi fungsi VEKTOR Integasi fungsi Vekto Difeensiasi fungsi VEKTOR Difeensiasi Biasa dai fungsi vekto Jika i j zk Dan ( u); ( u); dan z z( u) Dimana u

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

BAB III. HUKUM GRAVITASI NEWTON F 21

BAB III. HUKUM GRAVITASI NEWTON F 21 A III. HUKU GAVITASI EWTO Gavitasi meupakan gaya inteaksi fundamental yang ada di alam. ewton menemukan ahwa inteaksi yang tejadi pada uah apel yang jatuh dai pohonnya mempunyai sifat-sifat yang sama dengan

Lebih terperinci

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL 6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II : Kajian Pustaka 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Mateial bedasakan sifat popetinya dibagi menjadi bebeapa jenis, yaitu:. Isotopik : mateial yang sifat popetinya sama ke segala aah, misalnya baja.. Othotopik

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut. Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan

Lebih terperinci