BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Winarno Surakhmad (1982:131) mengemukakan bahwa metode adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Winarno Surakhmad (1982:131) mengemukakan bahwa metode adalah"

Transkripsi

1 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan dpeluan untu mencapa tujuan peneltan. Wnano Suahmad (98:3) mengemuaan bahwa metode adalah meupaan caa utama yang dpegunaan untu mencapa tujuan. Bedasaan batasan tesebut, jelaslah bahwa metode peneltan adalah caa lmah untu memaham suatu obje dalam suatu egatan peneltan. Mempehatan dentfas masalah, peumusan peneltan dan petanyaan peneltan yang telah penuls emuaan dmua, maa metode yang aan dgunaan dalam peneltan n adalah metode desptf analss oelasonal, dengan petmbangan bahwa peneltan yang dlauan beusaha untu melhat apaah ada hubungan antaa dua vaabel. Pendeatan yang dlauan adalah analss eges, teat dengan:. Adanya nfomas tentang eadaan yang lalu. Infomas tesebut dapat duantfasan dalam bentu data. 3. Dapat danggap/dasumsan bahwa pola hubungan yang ada da data yang telah lalu aan beelanjutan d masa yang aan datang. 3

2 3 B. Vaabel. Vaabel Bebas () Adalah vaabel yang dseld pengauhnya (pedto) tehadap vaabel teat, dalam peneltan n vaabel bebasnya adalah nla ata-ata apo semeste & tap-tap mata Dlat pasyaat Pogam Keahlan Ten Gamba Mesn d tngat I, yatu: : Nla ata-ata mata Dlat Gamba : Nla ata-ata mata Dlat PDTM 3 : Nla ata-ata mata Dlat Matemata 4 : Nla ata-ata mata Dlat KKPI 5 : Nla ata-ata mata Dlat Bahasa Inggs. Vaabel Teat (Y) Basa dsebut juga vaabel dependen, meupaan vaabel yang damalan aan tmbul sebaga abat dalam hubungannya dengan vaabel bebas. D sn yang menjad vaabel teatnya adalah nla ata-ata da pestas belaja ompetens gamba d tngat II, yatu; Menggamba Detal Secaa Rnc dan Menggamba Dmens dengan Sstem CAD yang dpeoleh da nstumen (alat uj) beupa soal uaan, dengan mengambl poo bahasan mate yang aan dujan:. Untu Pestas belaja ompetens Menggamba Detal Secaa Rnc, dambl sub ompetens Mempesapan peatan, tata leta dan ancangan gamba secaa nc dengan poo bahasan tentang Toleans, tngat easaan dan tanda pengejaan.

3 33. Untu Pestas belaja ompetens Menggamba Dmens dengan Sstem CAD, dambl sub ompetens Membuat gamba Dmens dengan poo bahasan tentang dasa-dasa penggambaan dmens. C. Paadgma Peneltan Paadgma atau eanga bep yang dgunaan untu mengungapan atau membean penjelasan da masalah peneltan n adalah sebaga beut:. Aan dca pengauh langsung da lma mata dlat syaat (,, 3, 4, dan 5 ) tehadap ompetens Menggamba Detal (Y ) dan tehadap ompetens Menggamba D dengan Sstem CAD (Y ).. Aan dca hubungan elma mata dlat syaat tesebut antaa satu dengan lannya. Da dua eanga bep tesebut apabla dgambaan aan dpeoleh sepet beut n: 3 Y 3 Y Pengauh tehadap Y Pengauh tehadap Y Hubungan anta vaabel Gamba 3. Paadgma Peneltan

4 34 D. Data dan Sumbe Data Menuut Suhasm Aunto (998:9), yang dmasud dengan data yatu Segala fata dan anga yang dapat djadan bahan untu menyusun suatu nfomas, sedangan nfomas adalah hasl pengolahan data yang dpaa untu suatu epeluan, dengan meuju pada pengetan d atas, data yang dpaa dalam peneltan n adalah:. Nla apot ata-ata da semeste & untu masng-masng mata Dlat Gamba, PDTM, Matemata, KKPI dan Bahasa Inggs.. Nla hasl uj soal tes nstumen untu ompetens Menggamba Detal Secaa Rnc dan Menggamba Dmens dengan Sstem CAD. Menuut Suhasm Aunto (998:0) Sumbe data meupaan subje da mana data tu dpeoleh, dalam peneltan n dgunaan dua sumbe data, yatu sumbe data manusa dan sumbe data doumentas. Sumbe data manusa teutama adalah peseta Dlat Bdang Keahlan Ten Mesn Pogam Keahlan Ten Gamba Mesn, Waase Kuulum, guu mata Dlat Gamba (d tngat I), mata Dlat Gamba (d tngat II) dan mata Dlat CAD D dan 3D SMK Nege Bandung tahun ajaan 005/006 semeste genap. Sumbe data beupa doumentas adalah nla apot, dan nla tes uj peseta Dlat d Pogam Keahlan Ten Gamba Mesn tahun ajaan 005/006 semeste genap. Hal-hal lan yang teat dengan data dan sumbe data yang dolah dalam peneltan n, yatu:

5 35. Populas Peseta Dlat tngat II Pogam Keahlan Ten Gamba Mesn tahun ajaan 005/006, yatu ada seanya 65 oang tebag dalam elas, yatu elas Ten Gamba (TG) dan TG.. Sampel Sampel peneltan dambl da sebagan populas secaa aca sebanya 3 peseta dlat (sejumlah elas) da total 65 peseta dlat yatu TG. 3. Ten Pengamblan Data Ten pengamblan data dlauan dengan ten doumentas, pengujan d lapangan, seta ten wawancaa (untu nfomas-nfomas yang dpeluan seputa elengapan data). E. Pengolahan dan Analss Data. Posedu Pengolahan dan Analss Data Posedu yang aan dtempuh dalam menganalss data dalam peneltan n adalah ten analss eges, sepet yang dungap Sudjana (98:96) yatu sebaga beut: Ja ta mempunya data yang td da dua atau lebh vaabel, sewajanya untu menca suatu caa bagamana vaabel-vaabel tu behubungan. Hubungan yang ddapat pada umumnya dnyataan dalam bentu pesamaan matemata yang menyataan hubungan fungsonal antaa vaabel-vaabel. Stud yang menyangut masalah n denal dengan analss eges. Poses pengolahannya menggunaan pogam SPSS (Statstcal Poduct and Sevce Solutons) ves.

6 36 Analss eges meupaan alat analss yang temasu statst paamet. Sebaga alat statst paamet, analss eges membutuhan asums-asums yang pelu dpenuh sebelum dlauannya analss. Beut langah-langah pengujan asums dan poses analss eges dalam pengujannya. a. Uj Homogentas Uj homogentas (homosedasts) dmasudan untu melhat apaah data yang aan danalss mempunya esamaan vaan antaa elompo atau tda. Untu melauan uj homogentas n dapat dlauan dengan melhat heteosedaststasnya (teumpulnya sebaan data d satu bagan). Dalam peneltan n dgunaan oelas Speaman. Ktea uj adalah apabla nla oefsen oelas Speaman mempunya oelas yang sgnfan (Sg. < 0.05) tehadap nla esdualnya maa dataan data teena heteosedasts (tda homogen). b. Uj Nomaltas Uj nomaltas n dlauan tehadap vaabel Y dan Y. Uj n dmasudan untu menguj enomalan dstbus data, atau dengan ata lan apaah data sampel yang dambl telah mengut sebaan dstbus nomal atau tda, sebagamana dsyaatan untu pehtungan analss eges dan jalu (Kusnend, 005:4). Ktea yang dgunaan adalah Ja taaf sgnfans > 0.05 beat nomal oleh dstbus. Seanda data tda nomal beat haus dgunaan statst non paamets.

7 37 Ada bebeapa metode yang bsa dgunaan untu menguj nomaltas n, msalnya uj statst Ch-Squae, Kolmogoov-Smnov, Llefos dan Shapo-Wl. D sn aan dgunaan salah satunya yatu uj statst Kolmogoov-smnov. c. Analss Reges Setelah angaan pengujan-pengujan tesebut d atas dapat dlalu, pengujan dlanjutan dengan analss eges ganda. Analss eges n beguna untu mengetahu pengauh antaa vaabel bebas dengan vaabel teat. ebepengauhan tesebut bsa dua aah, sejauh mana nla vaabel teat aan dapat dpedsan oleh vaabel bebasnya atau beapa nla ebepengauhan vaabel bebas tesebut tehadap vaabel teatnya. Dataan analss eges ganda aena vaabel bebasnya lebh da satu. Posedu analssnya adalah sebaga beut: ). Menentuan pesamaan eges beganda. Untu 5 vaabel bebas dan vaabel teat yang aan duj secaa tepsah maa pesamaan egesnya adalah:. Y = a0 + a + a + a3 3 + a4 4 + a5 5. Y = b0 + b + b + b3 3 + b4 4 + b5 5 Secaa manual selanjutnya untu masng-masng pesamaan eges dlengap dan dselesaan dengan pehtungan-pehtungan sebaga beut: ). Membuat tabel bantu untu masng-masng pehtungan anaeg dengan dlengap mat [6 x 6] untu menghtung nla-nla oefsen eges.

8 38 3). Menentuan nla oefsen eges (a 0, a, a, a 3, a 4 dan a 5 ) untu pesamaan eges dan (b 0, b, b, b 3, b 4 dan b 5 ) untu pesamaan eges da pehtungan mat tesebut, untu melengap pesamaan eges masng-masng pola hubungan. 4). Menentuan Jumlah Kuadat (JK untu,, 3, 4 dan 5 ) Dmana: JK = ( n ) dan JK Y = y n Y 5). Menentuan JK eg dan JK es, dengan umus: JK eg = Y c Y + d 3Y + e 4Y + f b 5 + Y JK es = JK JK JK Y eg (Syafaudn S. 00: 98) 6). Menentuan oefsen detemnas (R = JK eg ), JK Y 7). Koefsen oelas total ( = Y R ) 8). Koefsen eo (R ε = - R ) dan 9). Koefsen oelas pasal () untu,, 3, 4 dan 5 Dmana: Y Y (Syafaudn S. 00: 99) Setelah pehtungan-pehtungan n dlauan, maa pola hubungan untu untu masng-masng pengauh lma mata dlat syaat tehadap ompetens Menggamba Detal dan Menggamba D dengan CAD yang dajuan adalah sebaga beut:

9 39. Y Y Y3 Y e Y Y 5 5 Gamba 3. Ajuan Pola Hubungan anta Vaabel dalam eges Y atas. Y.3 Y Y 3 Y e Y Y5 5 Gamba 3.3 Ajuan Pola Hubungan anta Vaabel dalam eges Y atas Untu selanjutnya dlauan pengujan, yang melput: - Pengujan oefsen bentu hubungan, dengan umus: R / (Syafaudn S. 00: 00) F = ( R ) /( n ) dengan taaf sgnfans bla > 0.05 beat Ho dtema

10 40 Dengan pengujan bentu hubungan n aan detahu apaah model eges dapat dtema atau dtola. - Pengujan oefsen oelas R, dengan umus: n (Syafaudn S. 00: 0) t = R R yatu untu menentuan ontbus secaa besama-sama,, 3, 4 dan 5 dan tehadap vaabel teatnya. - Menentuan besa sumbangan elatve dan sumbangan efetf untu tap vaabel bebas tehadap vaabel teat, dengan umus: Sumbangan elatf SRx b = x Y JK eg Y n (Syafaudn S. 00: 0) Sumbangan efetf SE = SR ( R ) Pengujan sumbangan efetf dan elatve n dlauan untu mengetahu sebeapa besa posentase pengauh/sumbangan da tap vaabel tehadap vaabel teatnya. Behubung sangat omplenya pehtungan secaa manual n, maa sepet dungapan d awal, dalam peneltan n untu pengolahan datanya menggunaan bantuan softwae SPSS. Sehngga untu pehtunganpehtungan d atas dapat langsung dpeoleh da hasl output pehtungan SPSS.

11 4 0). Uj Lnetas Uj lnetas dlauan untu memastan apaah data sampel sesua dengan gas lne atau tda, apabla sebaan data tda sesua dengan gas lne maa dgunaan analss eges non lne. Lnetas n dapat detahu dengan menca nla Devaton fom lnety da uj F lnenya. ). Uj Multolnetas Uj n dlauan untu menguj apaah sesama pedto (vaabel ndependen) mempunya hubungan yang besa atau tda. Hal n pelu detahu sebab analss eges mensyaatan tda ada multolnetas yang sempuna anta vaabel. Pengujan multolnetas dapat dlauan dengan meegesan pedto (vaabel ) secaa begantan. Ktea untu dapat dataan sebuah model tda teena multolnetas sempuna adalah ja nla R (oefsen detemnas) untu masng-masng pedto tda melebh nla R model utama (djelasan lebh lanjut d bab IV). ). Analss Jalu Setelah analss eges beganda n dselesaan, analss selanjutnya adalah analss jalu yang meupaan peluasan da analss eges. Peluasan n teleta pada elengapan penelusuan ausal, dengan analss n tda hanya bsa detahu besanya pengauh, namun juga vaabel mana yang meupaan pengauh langsung ataupun ta langsung. Selan tu, tentunya alasan penggunaan analss n adalah untu menjawab hpotess mengena hubungan sebab abat sepet yang dajuan pada bab II. Dengan analss jalu juga pengauh anta vaabel peneltan dapat detahu.

12 4. Teo Dasa Analss Jalu (path analyss) Analss jalu dembangan oleh Sewall Wgh (934) dengan tujuan meneangan abat langsung dan tda langsung sepeangat vaabel, sebaga vaabel penyebab (ndependent vaable) tehadap sepeangat vaabel lannya yang meupaan vaabel abat (dependent vaable) (Nwana SK Stepu, Analss Jalu, UNPAD, 994). Dalam analss jalu denal stlah vaabel esogenus (exogenous vaable) dalam hal n dsebut juga pedto atau vaabel penyebab (). Vaabel endogenus (endogenous vaable) adalah vaabel abat (Y), juga ada yang dnamaan vaabel esdu (esdual vaable). Vaabel esdu n menyataan adanya vaabel lan dlua vaabel penyebab yang dtelt, yang mempengauh vaabel abat yang tda tedentfasan oleh teo, atau eeluan penguuan (eo of measuement), atau omponen yang sfatnya tda menentu (andom component). Langah awal peneapan model analss jalu adalah meumusan pesamaan stutual dan dagam jalu. Bedasaan ajan teots tetentu msalnya sepeangat hubungan ausal anta vaabel yang dagaan oleh vaabel Y,,, 3 dan 4 sebaga vaabel-vaabel yang dtelt. Sebelum melauan analss jalu, dlauan penggambaan secaa dagamat telebh dahulu stutu hubungan ausal anta vaabel penyebab dan vaabel abat. Dagam n dsebut dagam jalu (path dagam), dan bentunya dtentuan oleh poposs teoet yang beasal da eanga bef yang telah dtetapan.

13 43 Dalam penggambaan dagam jalu dsesuaan dengan poposs teoet dalam eanga bef. Ba yang menggambaan hubungan langsung, hubungan tda langsung yang meupaan hubungan ausal, maupun hubungan oelasonal anta vaabel. Contoh dagam jalu antaa Y,,, 3 dan 4 adalah sebaga beut :. 4 Y Y4 Y 3 Y 3 e Gamba 3.4. contoh dagam jalu Da gamba telhat bahwa tejad hubungan ausal langsung antaa e vaabel, 3 dan 4 dan Y, hubungan ausal langsung, dan 3 e 4 dan hubungan ausal ta langsung, dan 3, e Y. Semua hubungan ausal tesebut dtanda dengan tanda panah satu aah. Sementaa tu tanda panah dua aah menjelasan hubungan ausal oelasonal vaabel dan, dan 3, seta dan 3 Bentu pesamaan stutual untu dagam jalu pada gamba tesebut adalah sebaga beut : 4 = ρ Y = ρ 4 Y + ρ + ρ Y ρ + ρ Y e 3 + e dengan ρ.. menyataan besaan nume oefsen jalu untu masng-masng vaabel tehadap vaabel lannya. Sedangan oefsen oelas dnyataan oleh.. sebaga besanya oelas antaa vaabel.

14 44 a. Langah Penyelesaan Menghtung Koefsen Jalu Untu menentuan besanya oefsen jalu setap vaabel dlauan langah-langah beut: Gambaan dengan jelas dagam jalu yang mencemnan poposs hpotess yang dajuan, sehngga tampa jelas vaabel apa saja yang meupaan vaabel esogenus (vaabel bebas) dan vaabel endogenus (vaabel teat). Htung mats oelas anta vaabel, dalam bentu sebaga beut : R = Y Y Untu menghtung.. (oelas anta vaabel) adalah dengan umusan oelas pasal sebaga beut: j. q+. p = s s. q+. p j. q+.. p s jj. q+. p dengan j q. p. + adalah oelas pasal antaa dan j dengan q+.p tetap dan s menyataan vaan-covaan anta vaabel. Identfasan sub-stutu dan pesamaan yang aan dhtung oefsen jalunya. Msalan telah ddentfas ada n buah vaabel esogenus dan ada sebuah (selalu hanya sebuah) vaabel endogenus Y, yang dnyataan oleh umusan : Y = ρ Y + ρy + + ρyn n + e

15 45 Htung mats oelas anta vaabel esogenus yang menyusun sub stutu tesebut, sebaga beut : R = n n untu pehtungan mat ataupun mat nves dapat menggunaan bantuan pogam matlab atau SPSS. Htung mats nves langah empat atau htung R, sebaga beut : R C = C C C n C n Cnn Htung oefsen jalu ρ Y dengan =,,,n melalu umusan : P P P Y Y ny C = C C C n C n Cnn Y Y ny Htung oefsen R yang menyataan Detemnas Total, Y (,,.. n),,n tehadap Y, dengan umusan sebaga beut : R = [ ρ ρ ] Y (,,.. n) Y Y ρyn Y Y Yn

16 46 Htung ρ Ye yang meupaan oefsen jalu untu vaabel esdu bedasaan umus sebaga beut : ρ Ye = R Y (,,.. n) b. Uj Koefsen Jalu dan Tmmng Menguj oefsen jalu dawal dengan pengujan secaa eseluuhan dengan masud untu mengetahu apaah nantnya hasl peneltan tesebut laya duj secaa ndvdu aga dpeoleh hasl-hasl peneltan yang dapat dtejemahan lebh lanjut atau cuup sampa dsn saja. Apabla dalam uj secaa eseluuhan n laya untu dteusan maa dlanjutan dengan pengujan secaa ndvdual untu setap oefsen jalu yang dpeoleh. Posedu pengujan tesebut adalah sebaga beut: Pengujan secaa eseluuhan Hpotess statst uj oefsen jalu secaa eseluuhan dumusan sebaga beut : H H : ρ = ρ 0 Y Y =. = ρ = 0 : seuang uangnya ada sebuah ρ Y Y 0 994:5): Statst uj yang dgunaan adalah uj F dengan umus (Stepu, F = ( n ) Σ ρy Y ( n ) Σ = = ρ Y Y = R ( R ) Y Y ; =,,.., Ktea uj H 0 dtola ja nla F htung lebh besa atau sama dengan nla F tabel untu deajat bebas (df = v = dan v = n--) dan tngat

17 47 esalahan (α) tetentu, atau ja nla P htung (tngat pobabltas membuat esalahan) lebh ecl atau sama dengan tngat α yang telah dtentuan. Apabla tda deman, maa H 0 tda dapat dtola. Pengujan secaa ndvdual Ja hasl pengujan secaa eseluuhan menunjuan H 0 dtola, maa langah selanjutnya adalah menguj secaa ndvdual ebemanaan setap oefsen jalu yang dpeoleh. Oleh aena yang duj oleh analss jalu adalah hubungan ausaltas, maa uj secaa ndvdual untu setap oefsen jalu yang dpeoleh aan selalu besfat uj satu aah. Dengan deman hpotess statst untu uj ndvdual dumusan sebaga beut : H H 0 : ρ : ρ Y Y = 0 : Y tda dpengauh > 0 : Y dpengauh secaa postf oleh Statst uj yang dgunaan adalah uj t, dengan umus sepet yang dutf da Schumace & Lomax, (996, dalam Kusnend 005:): t ρ = ; se ρ ( df = n ) atau t = ρ Y ( R Y ( ) ).. n. ( n ) C dmana ρ adalah oefsen jalu yang aan duj, t adalah nla t htung untu setap oefsen jalu vaabel, menunjuan jumlah vaabel esogen yang tedapat dalam sub stutu yang sedang duj, n adalah jumlah pengamatan, se ρ adalah standad eo oefsen jalu yang besesuaan dan df adalah degee of feedom atau deajat bebas.

18 48 Ktea uj adalah tola H 0 apabla nla t htung nla t tabel untu deajat bebas (df = n ) dan tngat α tetentu, atau nla P tngat α yang telah dtentuan. Dalam hal lannya H 0 tda dapat dtola. Keta oefsen jalu yang duj ada yang tda sgnfan maa langah yang haus dambl adalah melauan pebaan tehadap model yang telah dajuan. Metode yang dgunaan untu mempeba model n adalah mengulang pehtungan oefsen jalu dengan mendop atau mengeluaan vaabel esogen yang meml oefsen jalu yang tda sgnfan sepet dsampaan Stepu (994, dalam Kusnend 005:). Metode sepet n dsebut Tmmng. Pengujan esesuan model Uj esesuaan model (goodens-of-ft test) masudnya adalah menguj apaah model ah yang dusulan (setelah dlauan tmmng eta ada oefsen jalu yang tda sgnfan) meml esesuaan (ft) dengan data atau tda. Dalam eanga analss jalu, suatu model yang dusulan dataan ft dengan data apabla mats oelas sampel tda jauh bebeda dengan mats oelas estmas atau oelas yang dhaapan (Schumace & Lomax, 996; L, 997: dalam Kusnend, 005: 9). Rumusan hpotess statst uj esesuaan model analss jalu tesebut dumusan sebaga beut (Bachudn & Tobng, 003:37 dalam Kusnend, 005: 9): H 0 : R = R (φ ) : mats oelas sampel tda bebeda dengan mats oelas estmas H : R R (φ ) : mats oelas sampel bebeda dengan mats oelas estmas

19 49 Untu mengj esesuaan model analss jalu tesebut menuut Phedazu yang dutp Schumace & Lomax (996 dalam Kusnend 005 : 9) dapat menggunaan statst Q yang dumusan sebaga beut: Rm Q = M R = R R. R M ( )( ) ( p ) m = R m setelah dlauan tmmng Ja Q = mengndasan model ft sempuna. Ja Q<, untu menentuan ft tdanya model, maa statst Q pelu duj dengan statst W yang dhtung dengan umus: W = ( N d ) lnq dmana N menunjuan uuan sampel, d adalah banyanya oefsen jalu yang sama dengan nol atau yang tda sgnfan, Rm adalah oefsen detemnas multpel untu model yang dusulan awal, dan M adalah menunjuan oefsen detemnas multpel ( yang benla nol atau tda sgnfan ddop. R m ) setelah oefsen jalu Ktea uj adalah, model dataan ft atau H 0 tda dapat dtola ja mats oelas sampel tda bebeda dengan mats oelas estmas yang dtunjuan oleh nla: W < χ ( df ;α ) dmana df (degee of feedom, deajat bebas) = d ja tda deman beat model dndasan tda ft.

20 50 c. Pehtungan dengan SPSS Apabla pehtungan dlauan dengan pogam SPSS maa poses pehtungan da mula menghtung penyelesaan pesamaan eges, mat oelas, oefsen jalu, uj oefsen jalu sampa dengan tmmng dapat dlauan sealgus. Adapun langahnya adalah sebaga beut:. Bua pogam SPSS sehngga d monto muncul tamplan Unttled Data Edto.. Copy data yang aan dolah da tabel yang telah dsusun sebelumnya dan smpan d SPSS Data Edto. 3. Membean nama pada vaable vew sesua data peneltan. 4. Mengubah data mentah vaabel menjad data yang bsa dtejemahan selanjutnya, dengan poses analyze. Da poses n aan dpoleh tabeltabel data hasl pehtungan SPSS secaa otomats yang sap untu dtejemahan. 5. Menejemahan hasl-hasl pehtungan dan mena esmpulan peneltan bedasaan tabel-tabel data tesebut. Uutan langah dalam poses n adalah : b. Pengujan oefsen jalu c. Pengujan esesuaan model d. Penaan esmpulan Poses yang dlauan adalah sama dengan langah-langah sepet tesebut d atas, hanya nla-nla yang dpeluannya bsa langsung dbaca da tabel-tabel yang dpeoleh secaa otomats.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetan Reges dan Koelas.. Pengetan Reges Paa lmuan, eonom, psolog, dan sosolog selalu beepentngan dengan masalah peamalan. Peamalan matematyang memungnan ta meamalan nla-nla suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.. Populas dan Sampel Populas adalah eseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngup yang ngn dtelt. Banyanya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut uuran populas, sedangan suatu nla

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Untu mengetahu pla perubahan nla suatu varabel yang dsebaban leh varabel lan dperluan alat analss yang memungnan ta unut membuat perraan nla varabel tersebut pada nla

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengetan Koelas Koelas adalah stlah statstk yang menyatakan deajat hubungan lnea antaa dua vaabel atau lebh, yang dtemukan oleh Kal Peason pada awal 1900. Oleh sebab tu tekenal dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Masalah Analss regres merupaan lmu peramalan dalam statst. Analss regres dapat dataan sebaga usaha mempreds atau meramalan perubahan. Regres mengemuaan tentang engntahuan

Lebih terperinci

Bab 4 ANALISIS KORELASI

Bab 4 ANALISIS KORELASI Bab 4 ANALISIS KORELASI PENDAHULUAN Koelas adalah suatu alat analss yang dpegunakan untuk menca hubungan antaa vaabel ndependen/bebas dengan vaabel dpenden/takbebas. Apabla bebeapa vaabel ndependen/bebas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Varans Peneltan 3.1.1 Varabel Peneltan Peneltan n mengenal dua macam varabel yatu : 1. Varabel bebas (X) yatu : Berpr formal. Varabel terat (Y) yatu : Hasl belajar Sejarah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Pengendalan Kualtas Statst Pengendalan Kualtas statst merupaan suatu metode pengumpulan dan analss data ualtas, serta penentuan dan nterpretas penguuran-penguuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka diperlukan suatu metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka diperlukan suatu metode yang 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desan Peneltan Untuk mencapa tujuan peneltan, maka dpelukan suatu metode yang tepat aga peneltan dapat dlaksanakan dengan bak. Sebagamana yang dkemukakan oleh Mohammad

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok BAB II TORI DASAR II.. Analss Kelompo Istlah analss elompo pertama al dperenalan oleh Tryon (939). Ia memperenalan beberapa metode untu mengelompoan obye yang meml esamaan araterst (statsoft, 004). Kesamaan

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Nilai tukar Rupiah terhadap $US dari tahun 1998 s/ d 2005 (Sumber: Bank of Canada 21 Agustus 2005)

Gambar 1.1 Nilai tukar Rupiah terhadap $US dari tahun 1998 s/ d 2005 (Sumber: Bank of Canada 21 Agustus 2005) JMA, VOL 4, O2, DESEMBER, 25, 3-9 3 PEMODELA ILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MEGGUAKA HIDDE MARKOV* BERLIA SETIAWATY dan DEWI OVIYATI SARI Depatemen Matemata Faultas Matemata dan Ilmu Pengetahuan Alam Insttut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Analss dsrmnan merupaan ten menganalss data, dmana varabel dependen merupaan data ategor ( nomnal dan ordnal ) sedangan varabel ndependen berupa data nterval atau raso.msalnya

Lebih terperinci

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2) BB 0 Mengnterpretasan Populas arabel Kanon arabel anon secara umumnya artfsal. Ja varabel awal X ( dan X ( dgunaan oefsen anon a dan b mempunya unt propors dar hmpunan X ( dan X (. Ja varabel awal yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata Probabltas dan Statsta Dsrt Adam Hendra Brata Unform Bernoull Multnomal Setap perstwa aan mempunya peluangnya masng-masng, dan peluang terjadnya perstwa tu aan mempunya penyebaran yang mengut suatu pola

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada tanggal 12 Juni 1991 yang terletak di Km. 12 Jl. Manyar Sakti Simpang Baru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada tanggal 12 Juni 1991 yang terletak di Km. 12 Jl. Manyar Sakti Simpang Baru BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d MTs Daul Hkmah Pekanbau yang bed kokoh pada tanggal 1 Jun 1991 yang teletak d Km. 1 Jl. Manya Sakt Smpang Bau Panam-Pekanbau

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal n aan dbahas beberapa macam uuran yang dhtung berdasaran espetas dar satu peubah aca, ba dsrt maupun ontnu, yatu nla espetas, rataan, varans, momen, fungs pembangt

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS. Fitriani A/09/2009 Jurusan Pendidikan Matematika UPI

METODE SIMPLEKS. Fitriani A/09/2009 Jurusan Pendidikan Matematika UPI METODE SIMPLEKS A Bentu Standa Model Pogam Lnea Pelu dngatan embal bahwa pemasalahan model pogam lnea dapat meml pembatas-pembatas lnea yang betanda,,, dan peubah-peubah eputusannya dapat meupaan peubah

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER MODEL HIDDEN MARKOV *

PENDUGAAN PARAMETER MODEL HIDDEN MARKOV * PEDUGAA PARAMETER MODEL HIDDE MARKOV * BERLIA SETIAWATY DA LIDA KRISTIA Depatemen Matemata Faultas Matemata dan Ilmu Pengetahuan Alam Insttut Petanan Bogo Jl Meant, Kampus IPB Damaga, Bogo 6680 Indonesa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode Peneltan yang Dgunakan Dalam peneltan n dlakukan poses pengumpulan data yang kemudan dlakukan analss dengan melukskan keadaan obyek peneltan pada saat sekaang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) BAB TINJAUAN TEORITIS. Knsep Dasar Infes, Saluran Pernafasan, Infes Aut, dan Infes Saluran Pernafasan Aut (ISPA.. Infes Infes adalah masunya uman atau mrrgansme e dalam tubuh manusan dan berembang ba sehngga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penyusunan laporan tugas ahr n dlauan sesua dengan langahlangah peneltan yang aan dperlhatan pada dagram d bawah n, agar peneltan n dapat berjalan secara ba dan terarah. Sehngga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Watu Peneltan. Tempat Peneltan Obje dalam peneltan n adalah Kelas VIII M.Ts. Neger onang yang terleta d Kecamatan onang Kabupaten Dema.. Watu Peneltan Peneltan dlasanaan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI UNTUK MODEL BLACK - SCHOLES MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

PENENTUAN HARGA OPSI UNTUK MODEL BLACK - SCHOLES MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON PEETUA HARGA OPI UTUK MODEL BLACK - CHOLE MEGGUAKA METODE BEDA HIGGA CRAK-ICOLO Rully Chatas Inda Pahmana dan Ds. umad, M. Absta Ops meupaan suatu onta antaa penual ops dengan pembel ops, dmana penual

Lebih terperinci

4 Departemen Statistika FMIPA IPB

4 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Petemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 4 Depatemen Statistia FMIPA IPB Poo Bahasan Sub Poo Bahasan Refeensi Watu Ui Hipotesis Tiga Contoh atau Lebih Ui Fiedman (analisis agam dua-aah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS JALUR

BAB III ANALISIS JALUR BAB III ANALISIS JALUR. Pendahuluan Analisis Jalu adalah suatu eluasan dai model egesi yang digunaan untu menguji ecocoan dai matis oelasi tehada dua atau lebih model ausal yang sedang dibandingan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Semnar Nasonal Aplas Tenolog Informas 00 (SNATI 00) ISSN: 0-0 Yogyaarta, Jun 00 FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Sr Kusumadew Jurusan Ten Informata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III BAGAN CUSUM Dasar statistik bagan kendali Cumulative Sum untuk rata-rata

BAB III BAGAN CUSUM Dasar statistik bagan kendali Cumulative Sum untuk rata-rata 3 BAB III BAGAN CUSUM 3.. Dasa statstk bagan kendal Cumulatve Sum untuk ata-ata Bagan Cusum dgunakan untuk mendeteks pegesean kecl pada mean atau vaans dalam poses oleh kaena adanya penyebab khusus secaa

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE Dew Arfanty Azm, Dra.Madu Ratna,M.S. dan 3 Prof. Dr.

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP US DOLLAR MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV. Oleh: DEWI NOVIYANTI SARI G

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP US DOLLAR MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV. Oleh: DEWI NOVIYANTI SARI G PEMODELA ILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP US DOLLAR MEGGUAKA HIDDE MARKOV Oleh: DEWI OVIYATI SARI G5444 DEPARTEME MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM ISTITUT PERTAIA BOGOR 6 PEMODELA ILAI TUKAR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN ORI. Aljabar Matrs.. Defns Matrs Matrs adalah suatu umpulan anga-anga yang juga serng dsebut elemen-elemen yang dsusun secara teratur menurut bars dan olom sehngga berbentu perseg panjang,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum Bab III Plant Nonlnear Dengan Fase Nonmnmum Pada bagan n dbahas mengena penurunan learnng controller untu sstem nonlnear dengan derajat relatf yang detahu Dalam hal n hanya dperhatan pada sstem-sstem nonlnear

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD ORBITH Vl. 7 N. 3 Nvember 11: 366-37 ENGUJIAN ROORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN ENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADA DISTRIBUSI NORMAL STANDARD Oleh: Endang Tryan Staf engajar

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK PENGGUNAAN MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PROGRAM PENGGEMUKAN SAPI PO ( PERANAKAN ONGOLE) SERTA ANALISIS BCR ( BENEFIT COST RATIO ) PENGGUNAAN PAKAN BAHAN KERING Eman Lesmana, Raman Jurusan Matemata

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

P(A S) = P(A S) = P(B A) = dengan P(A) > 0.

P(A S) = P(A S) = P(B A) = dengan P(A) > 0. 0 3.5. PELUANG BERSYARAT Jka kta menghtung peluang sebuah pestwa, maka penghtungannya selalu ddasakan pada uang sampel ekspemen. Apabla A adalah sebuah pestwa, maka penghtungan peluang da pestwa A selalu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN Buletn Ilmah ath. Stat. dan erapannya (Bmaster) Volume 5, No. 3 (6), hal 8. INVERS DRAZIN DARI SUAU ARIKS DENGAN ENGGUNAKAN BENUK KANNIK JRDAN Eo Sulstyono, Shanta artha, Ea Wulan Ramadhan INISARI Suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum Fska Dasa I (FI-3) Topk ha n (mnggu 6) Sstem Patkel dan Kekekalan Momentum Pesoalan Dnamka Konsep Gaya Gaya bekatan dengan peubahan geak (Hukum ewton) Konsep Eneg Lebh mudah pemecahannya kaena kta hanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINIER MENGGUNAKAN ANALISIS SVD. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang

MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINIER MENGGUNAKAN ANALISIS SVD. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINIER MENGGUNAKAN ANALISIS SVD Idam Had Ahmad dan Luca Ratnasa, Juusan Matemata, FMIPA UNDIP Jl. Pof. H. Soedato, S.H., Tembalang, Semaang Abstact. Lnea equaton system,

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Usulan Penerapan Teor Marov Dalam Pengamblan Keputusan Perawatan Tahunan Pada Pt. Pupu Kujang USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Nof Ern,

Lebih terperinci

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga Jurnal Graden Vol No Januar 006 : 34-38 Karatersas Matr Lesle Ordo Tga Mudn Smanhuru, Hartanto Jurusan Matemata, Faultas Matemata dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Bengulu, Indonesa Dterma Desember

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Created by Smpo PDF Creator Pro (unregstered verson) http://www.smpopd.com Statst Bsns : BAB IV. UKURA PEMUSATA DATA. Pendahuluan Untu mendapatan gambaran yang lebh jelas tentang seumpulan data mengena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

SIFAT - SIFAT MATRIKS UNITER, MATRIKS NORMAL, DAN MATRIKS HERMITIAN

SIFAT - SIFAT MATRIKS UNITER, MATRIKS NORMAL, DAN MATRIKS HERMITIAN SFT - SFT MTRKS UNTER, MTRKS NORML, DN MTRKS HERMTN Tasa bstak : Tujuan peneltan n adalah untuk mengetahu pengetan dan sfat sfat da matks unte, matks nomal, dan matks hemtan. Metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

Penaksiran Parameter dari Variansi Vektor pada Pengujian Hipotesis Kesamaan Matriks Kovariansi

Penaksiran Parameter dari Variansi Vektor pada Pengujian Hipotesis Kesamaan Matriks Kovariansi Vol. 3 No. 7-77 Jul 06 Penasan Paaete da Vaans Veto ada Pengujan Hotess Kesaaan Mats Kovaans Nasah Sajang Absta Vaans veto euaan salah satu uuan dses data yang ddefnsan sebaga julah da seua eleen dagonal

Lebih terperinci

Pengolahan lanjut data gravitasi

Pengolahan lanjut data gravitasi Modul 6 Pengolahan lanjut data gravtas 1. Transformas/proyes e bdang datar (metode Damney atau Euvalen Tt Massa). Pemsahan Anomal Loal/Resdual dan Anomal Regonal a. Kontnuas b. Movng average c. Polynomal

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diuaian bebeapa metode ang digunaan penulis dalam menelesaian tugas ahi ini. Adapun metode ang digunaan adalah analisis jalu, asumsi analisis jalu, deomposisi hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab n aan dpaparan beberapa teor tentang analss dsrmnan dar berbaga sumber sepert: buu, jurnal dan prosdng. Analss dsrmnan adalah salah satu metode dependens dar analss multvarat.

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Matematika

Prinsip Dasar Matematika Modul Pnsp Dasa Matemata Ds. Gatot Muhsetyo, M.Sc. P PENDAHULUAN nsp dasa matemata meupaan onsep-onsep utama yang dapat dgunaan sebaga model peman dalam menjawab atau menyelesaan masalah yang seupa, yatu

Lebih terperinci

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA BAB V MOEL SEERHANA ISTRIBUSI TEMPERATUR AN SIMULASINYA Model matemata yang terdapat pada bab sebelumnya merupaan model umum untu njes uap pada reservor dengan bottom water. Model tersebut merupaan model

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

Koefisien Determinasi dan Korelasi Berganda

Koefisien Determinasi dan Korelasi Berganda Koefsen Detemnas dan Koelas Beganda Y = 1 + X + 3 X 3 + + k X k + u PowePont Sldes byyana Rohmana Educaton Unvesty of Indonesan 007 Laboatoum Ekonom & Kopeas Publshng Jl. D. Setabud 9 Bandung, Telp. 0

Lebih terperinci

PEMODELAN TINGKAT KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION

PEMODELAN TINGKAT KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION PEMODELAN INGKA KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPAEN LAMONGAN DENGAN PENDEKAAN GEOGRAPHICALLY WEIGHED ORDINAL LOGISIC REGRESSION Marsa Rfada 1, Purhad 1) Mahasswa Magster Jurusan Statsta, Insttut

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar VI. KETIDAKPASTIAN 12 Dalam enyataan sehar-har banya masalah dduna n tda dapat dmodelan secara lengap dan onssten. Suatu penalaran dmana adanya penambahan fata baru mengabatan etdaonsstenan, dengan cr-cr

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci