Karakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dan Tereduksi dalam Aljabar Max-Plus
|
|
- Sri Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Karakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dan Tereduksi dalam Aljabar Max-Plus Himmatul Mursyidah ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Subiono, M.S. Program Magister Matematika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya / 70
2 Latar Belakang 2 / 70
3 3 / 70
4 Perumusan Masalah Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah 1 Bagaimana karakterisasi nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode dari matriks tak tereduksi dalam aljabar max-plus? 2 Bagaimana karakterisasi nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode dari matriks tereduksi dalam aljabar max-plus? 3 Bagaimana contoh penerapan hasil karakterisasi yang diperoleh dalam masalah sistem transportasi dan antrian? 4 / 70
5 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah 1 Karakter yang dibahas meliputi eksistensi, ketunggalan, dan nilai dari ketiga komponen. 2 Sistem transportasi dan sistem antrian yang digunakan sebagai contoh masing-masing memiliki matriks representasi berdimensi / 70
6 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1 Mendapatkan hasil karakterisasi nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode dari matriks tak tereduksi dalam aljabar max-plus, berupa analisa karakter dari ketiga komponen yang diberikan dalam bentuk teori dan contoh. 2 Mendapatkan hasil karakterisasi nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode dari matriks tereduksi dalam aljabar max-plus, berupa analisa karakter dari ketiga komponen yang diberikan dalam bentuk teori dan contoh. 3 Memberikan contoh penerapan hasil karakterisasi yang diperoleh dalam masalah sistem transportasi dan antrian. 6 / 70
7 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah 1 Sebagai penerapan ilmu dari mata kuliah aljabar max-plus. 2 Sebagai tambahan wawasan dan referensi dalam penerapan aljabar max-plus untuk menyelesaikan permasalahan, terutama yang berkaitan dengan masalah penjadwalan. 3 Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode dalam aljabar max-plus. 7 / 70
8 Kontribusi Hasil Penelitian Kontribusi hasil penelitian ini terhadap pengembangan ilmu adalah sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode dalam aljabar max-plus. Selain itu, hasil karakterisasi yang telah diperoleh dapat diterapkan dalam proses penjadwalan sistem menggunakan aljabar max-plus. 8 / 70
9 Aljabar Max-Plus Definisi (2.1.1) Aljabar max-plus adalah suatu himpunan tidak kosong def Rε = R {ε} dengan R adalah himpunan bilangan real dan def ε =, disertai dua operasi biner yang didefinisikan sebagai berikut: i. operasi biner, yaitu x, y Rε berlaku def x y = max{x, y }, ii. operasi biner, yaitu x, y Rε berlaku def x y = x + y. (Baccelli dkk, 2001) 9 / 70
10 Suatu matriks A Rn m max dinamakan reguler jika setiap baris A memuat setidaknya satu elemen tidak sama dengan ε. Matriks E(n, m) adalah matriks berukuran n m dengan semua elemen sama dengan ε. Matriks E (n, m) yaitu matriks berukuran n m dengan e untuk i = j, def [E (n, m)]i,j = ε untuk i 6= j, dengan e = 0. Jika m = n, maka E adalah matriks persegi dan dinamakan matriks identitas. Vektor di Rnmax dengan seluruh elemen sama dengan e disebut vektor satuan, dan dinotasikan dengan u. 10 / 70
11 Graf dalam Aljabar Max-Plus Aplikasi aljabar max-plus erat kaitannya dengan graf berarah G = (N, D) Gambar 2.1. Graf Komunikasi G(A) Graf kritis dari G(A) dinotasikan G c (A) = (N c (A), Dc (A)) adalah graf yang terdiri dari himpunan titik dan arc yang berada pada sirkuit kritis dari graf G(A). 11 / 70
12 Misal diberikan graf G = (N, D), untuk i, j N titik i dikatakan reachable dari titik j dinotasikan dengan jri, jika terdapat suatu path dari j ke i, titik i dikatakan communicate dengan titik j dinotasikan dengan jci, jika dan hanya jika i = j atau jri dan irj. Relasi C adalah relasi ekivalen pada N. Dua jenis graf berdasarkan sifat keterhubungannya: Graf strongly connected apabila seluruh titik pada graf tersebut saling communicate. Matriks representasi dari graf strongly connected disebut matriks tak tereduksi. Graf tidak strongly connected apabila tidak semua titik pada graf saling communicate satu sama lain. Matriks representasi dari graf tidak strongly connected disebut matriks tereduksi. 12 / 70
13 Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dalam Aljabar Max-Plus Definisi (2.3.1) Diberikan A Rn n max suatu matriks persegi. Jika µ Rmax adalah suatu skalar dan v Rnmax adalah suatu vektor yang paling sedikit memuat satu elemen berhingga, sedemikian hingga A v = µ v, maka µ disebut nilai eigen dari A dan v adalah vektor eigen dari A yang bersesuaian dengan nilai eigen µ. (Heidergott dkk, 2006) 13 / 70
14 Dalam menyelesaikan masalah penjadwalan erat kaitannya dengan upaya untuk mendapatkan barisan {x(k) : k N} dari model persamaan linear x(k + 1) = A x(k), (1) n untuk k 0, dengan A Rn n max dan x(0) = x0 Rmax adalah kondisi awal. Dengan induksi, Persamaan (1) menjadi x(k) = A k x0, untuk setiap k / 70
15 Definisi (2.3.3) Suatu pasangan vektor (η, v) Rn Rn disebut eigenmode tergeneralisasi dari matriks reguler A jika untuk setiap k 0 memenuhi A (k η + v) = (k + 1) η + v. (Heidergott dkk, 2006) 15 / 70
16 Algoritma untuk Menentukan Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dalam Aljabar Max-Plus Beberapa algoritma yang digunakan dalam proses penelitian adalah Algoritma Power digunakan untuk mencari nilai eigen sekaligus vektor eigen dari matriks tak tereduksi maupun matriks tereduksi. Algoritma Eigenmode Tergeneralisasi untuk Matriks Tereduksi Reguler. 16 / 70
17 Tahapan Penelitian Menguraikan dasar teori. Melakukan karakterisasi nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode dari matriks tak tereduksi dalam aljabar max-plus. Melakukan karakterisasi nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode dari matriks tereduksi dalam aljabar max-plus. Membuat contoh sistem dan menganalisa nilai eigen, vektor eigen, serta eigenmode dari sistem tersebut. Membuat kesimpulan. 17 / 70
18 Karakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dalam Aljabar-Maxplus Eksistensi Nilai Eigen dari Matriks Tak Tereduksi Teorema (4.1.1) Jika A Rn n max adalah matriks tak tereduksi, maka terdapat sirkuit rata-rata maksimum berhingga λ yang merupakan nilai eigen dari matriks A. 18 / 70
19 Ketunggalan dan Nilai dari Nilai Eigen Matriks Tak Tereduksi Teorema (4.1.2) Untuk setiap matriks tak tereduksi A Rn n max memiliki satu dan hanya satu nilai eigen. Nilai eigen tersebut dinotasikan dengan λ(a), merupakan suatu nilai berhingga dan sama dengan sirkuit rata-rata maksimum pada G(A), yaitu γ w. γ C(A) γ ` λ(a) = max (Heidergott dkk, 2006) 19 / 70
20 Eksistensi Vektor Eigen dari Matriks Tak Tereduksi Teorema (4.1.3) Jika A Rn n max adalah matriks tak tereduksi dengan nilai eigen λ, maka vektor kolom [A λ ].,η untuk setiap titik η N c (A) merupakan vektor eigen dari matriks A yang bersesuaian dengan nilai eigen λ. 20 / 70
21 Ketidaktunggalan Vektor Eigen dari Matriks Tak Tereduksi Teorema (4.1.4) Untuk setiap matriks tak tereduksi A Rn n max memiliki vektor n eigen tidak tunggal, yaitu jika v Rmax adalah vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen λ, maka α v juga merupakan vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen λ untuk sebarang α R. Ketidaktunggalan vektor eigen dari matriks tak tereduksi juga dapat diperoleh dari vektor-vektor eigen yang bukan merupakan hasil operasi sebarang skalar elemen bilangan real dengan suatu vektor eigen. 21 / 70
22 Gambar 4.4. Graf G(B) Contoh Matriks representasi dari graf G(B) adalah 3 1 matriks tak tereduksi B =. Matriks B jelas 2 3 memiliki nilai eigen tunggal, yaitu: λ(b) = 2 M tr(b k ) k=1 k tr(b) tr(b 2 ) = = = / 70
23 Graf kritis dari G(B) adalah Gambar 4.5.Graf G c (B) Berikutnya, dihitung vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen λ(b) = 3. Pertama, dilakukan perhitungan Bλ sebagai berikut: Bλ = λ B 3 1 = = / 70
24 Selanjutnya, dihitung matriks Bλ+ Bλ+ = 2 M Bλ k k=1 = = Terakhir, dihitung matriks Bλ yaitu Bλ = E Bλ+ 0 ε 0 2 = ε = / 70
25 Berdasarkan graf kritis G c (B) diketahui bahwa titik 1 dan titik 2 merupakan elemen dari N c (B), sehingga kolom ke-1 dan kolom ke-2 dari matriks Bλ merupakan vektor eigen dari matriks B yang bersesuaian dengan nilai eigen λ(b) = 3, yaitu 0 2 [Bλ ].,1 = dan [Bλ ].,2 =. Dapat dicermati 1 0 bahwa vektor eigen [Bλ ].,1 bukan merupakan hasil operasi sebarang bilangan real dengan vektor eigen [Bλ ].,2, begitu pula sebaliknya. 25 / 70
26 Nilai dari Elemen Vektor Eigen Matriks Tak Tereduksi Teorema (4.1.5) Untuk setiap matriks tak tereduksi A Rn n max hanya memiliki vektor-vektor eigen dengan elemen berhingga. 26 / 70
27 Eigenmode sebagai Perluasan Nilai eigen dan Vektor Eigen Lemma (4.1.1) Jika pasangan vektor (η, v) adalah eigenmode tergeneralisasi dari matriks reguler A, maka vektor η merupakan perluasan nilai eigen dari matriks A dan vektor v adalah vektor eigennya. Lebih lanjut, vektor η = lim x(k). k k (Heidergott dkk, 2006) 27 / 70
28 Eksistensi Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi Teorema (4.1.6) Jika A Rn n max adalah matriks tak tereduksi dengan nilai eigen λ dan vektor eigen v, maka terdapat pasangan vektor (η, v) yang merupakan eigenmode dari matriks tak tereduksi A. 28 / 70
29 Ketidaktunggalan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi Teorema (4.1.7) Untuk setiap matriks tak tereduksi A Rn n max memiliki eigenmode yang tidak tunggal. 29 / 70
30 Nilai dari Elemen Vektor dalam Eigenmode Matriks Tak Tereduksi Teorema (4.1.8) Untuk setiap matriks tak tereduksi A Rn n max memiliki eigenmode berupa pasangan vektor dengan semua elemen vektor berhingga. 30 / 70
31 Karakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tereduksi dalam Aljabar-Maxplus Relasi C adalah relasi ekivalen pada N. Akibatnya, relasi C dapat mempartisi N ke dalam kelas ekivalen yang saling asing, misal N = N1... Nq. Matriks tereduksi A selalu dapat dijadikan suatu bentuk matriks blok segitiga atas sebagai berikut: A1,1 A1, A1,q E A2, A2,q.. E E A., (2) 3, E E... E Aq,q 31 / 70
32 Matriks Ai,i merupakan matriks tak tereduksi atau Ai,i = ε, untuk setiap i q. Setiap elemen berhingga dari matriks As,r, 1 s < r q merupakan bobot arc dari suatu titik elemen Nr ke suatu titik elemen Ns. Bentuk matriks blok segitiga atas tidak tunggal. Untuk mendapatkan nilai eigen dan vektor eigen dari matriks A Rn n max, algoritma dilakukan secara berulang dari bentuk persamaan linear x(k + 1) = A x(k), k = 0, 1, 2,.... (3) 32 / 70
33 Eksistensi Nilai Eigen dan Vektor Eigen dari Matriks Tereduksi Teorema (4.2.1) Jika untuk sebarang keadaan awal x(0) 6= ε sistem Persamaan (3) memenuhi x(p) = c x(q) untuk beberapa bilangan bulat p dan q dengan p > q 0 dan beberapa bilangan real c, maka x(k) = k k lim λ λ... λ T, c. Selanjutnya, λ adalah suatu nilai eigen dari dengan λ = p q matriks A dengan vektor eigen diberikan oleh v= p q M λ (p q i) x(q + i 1). i=1 (Subiono, 2012) 33 / 70
34 Suatu matriks tereduksi belum tentu memiliki nilai eigen yang tunggal Contoh Diberikan matriks tereduksi representasi graf tidak strongly connected G(A) sebagai berikut: 1 ε A=. ε 3 Nilai eigen dari matriks A tidak tunggal. Hal tersebut tampak dari uraian berikut: 1 ε = =1, ε 3 ε ε ε dan 1 ε ε 3 ε 0 = ε 3 =3 ε 0. Jadi 1 dan 3 adalah nilai eigen dari matriks A. 34 / 70
35 Contoh Diberikan matriks tereduksi representasi graf tidak strongly connected G(B) sebagai berikut: 1 0 B=. ε 0 Nilai eigen dari matriks B tunggal. Hal tersebut tampak dari uraian berikut: = =1. ε 0 ε ε ε Sedangkan untuk a a 1 0 =λ, ε (4) 35 / 70
36 Dari Persamaan (4) didapatkan max{1 + a, 0} = λ + a, (5) max{ε, 0} = λ. (6) dan Dari Persamaan (6) diperoleh λ = 0, sehingga apabila λ = 0 disubstitusikan pada Persamaan (5) didapatkan max{1 + a, 0} = a. (7) Jadi tidak dapat ditemukan a yang memenuhi Persamaan (7). 36 / 70
37 Ketidaktunggalan Vektor Eigen dari Matriks Tereduksi Teorema (4.2.2) Untuk setiap matriks tereduksi A Rn n max yang memiliki nilai eigen, mempunyai vektor eigen tidak tunggal. Jika v Rnmax adalah vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen λ, maka α v juga merupakan vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen λ untuk sebarang α R. 37 / 70
38 Nilai dari Nilai Eigen Matriks Tereduksi Teorema (4.2.3) Jika matriks tereduksi A Rn n max memiliki nilai eigen, maka nilai eigen tersebut memiliki nilai berhingga elemen bilangan real. Nilai dari Elemen Vektor Eigen Matriks Tereduksi Berdasarkan Contoh 4.2.3, dan Definisi mengenai nilai eigen dan vektor eigen dalam aljabar max-plus, didapatkan vektor eigen dari matriks tereduksi memuat paling sedikit satu elemen berhingga. 38 / 70
39 Penyelesaian dari persamaan x = (A x) b Teorema (4.2.4) n Misalkan A Rn n max dan b Rmax. Jika bobot rata-rata sirkuit graf G(A) kurang dari atau sama dengan 0, maka x = A b L def dengan A = E A+ = A i adalah penyelesaian dari i=0 x = (A x) b. Lebih lanjut, jika bobot sirkuit dalam G(A) adalah negatif, maka penyelesaiannya tunggal. (Subiono, 2012) 39 / 70
40 Persamaan Rekurensi Nonhomogen Teorema (4.2.5) Perhatikan persamaan rekurensi nonhomogen berikut x(k + 1) = A x(k) m M Bj uj (k), (8) j=1 dengan A Rn n max adalah matriks tak tereduksi yang memiliki n m nilai eigen λ atau A = ε dengan λ = ε, matriks Bj Rmax j mj dengan mj 1 memenuhi Bj 6= E, sedangkan uj (k) Rmax m j memenuhi uj (k) = τjk wl j (k), k 0 dengan wj Rmax dan τj R. Untuk suatu τ = τj terdapat bilangan bulat K 0 j m dan vektor v R sedemikian hingga barisan x(k) = µ k v, dengan µ = λ τ memenuhi persamaan rekurensi (8) untuk setiap k K. (Ko nigsberg, 2009) n 40 / 70
41 Matriks tereduksi A dapat disajikan dalam bentuk matriks blok segitiga atas (2), dengan blok matriks Ai,i adalah matriks tak tereduksi sehingga λi = λ(ai,i ) atau Ai,i = ε sehingga λi = ε. Selanjutnya, misal diambil vektor x(k) yang bersesuaian dengan matriks blok segitiga atas (2), yaitu x1 (k) x2 (k) x(k) =.... xq (k) Matriks blok segitiga atas dari matriks tereduksi A memenuhi Persamaan rekurensi (8), yaitu: xi (k + 1) = Ai,i xi (k) q M Ai,j xj (k); i q, k 0. (9) j=i+1 41 / 70
42 Teorema (4.2.6) Jika dalam Persamaan (9) matriks Aq,q adalah matriks tak tereduksi, dan untuk i q 1 matriks Ai,i adalah matriks tak tereduksi atau Ai,i = ε, maka terdapat skalar ξ1, ξ2,..., ξq R dan vektor v1, v2,..., vq dengan seluruh elemen vektor berhingga sedemikian hingga xi (k) = ξi k vi, i q memenuhi Persamaan rekurensi (9) untuk setiap k 0. Skalar ξ1, ξ2,..., ξq ditentukan dengan M ξj λi, ξi = j Hi dengan Hi = {j q : j > i, Ai,j 6= E}. (Ko nigsberg, 2009) 42 / 70
43 Eksistensi Eigenmode dari Matriks Tereduksi Akibat (4.2.1) Jika A Rn n max adalah matriks tereduksi reguler, maka terdapat pasangan vektor (η, v) Rn Rn yang merupakan eigenmode tergeneralisasi dari matriks A, sedemikian hingga untuk setiap k 0: A (k η + v) = (k + 1) η + v. (Ko nigsberg, 2009) 43 / 70
44 Ketidaktunggalan Eigenmode dari Matriks Tereduksi Teorema (4.2.7) Untuk setiap matriks tereduksi reguler A Rn n max memiliki eigenmode yang tidak tunggal, yaitu jika (η, v) adalah eigenmode dari matriks A, maka (η, α v) dengan α R juga merupakan eigenmode dari matriks A. 44 / 70
45 Nilai dari Elemen Vektor dalam Eigenmode Matriks Tereduksi Teorema (4.2.8) Untuk setiap matriks tereduksi reguler A Rn n max memiliki eigenmode berupa pasangan vektor dengan semua elemen vektor berhingga. 45 / 70
46 Contoh Penerapan Hasil Karakterisasi dalam Masalah Sistem Transportasi dan Antrian Contoh Sinkronisasi jadwal keberangkatan sistem transportasi umum busway transjakarta. Tabel 4.1. Waktu Tempuh Tiga Halte Busway Transjakarta dari Dua Koridor. Sumber: Winarni, / 70
47 Graf rute busway berdasarkan data Tabel 4.1 diberikan sebagai berikut: Gambar 4.8. Graf Rute Busway Transjakarta dari Dua Koridor dan Tiga Halte. 47 / 70
48 Proses sinkronisasi jadwal membutuhkan nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode dari matriks representasi graf. Oleh karena itu, terlebih dahulu dilakukan analisa ketiga komponen tersebut. Tahapan analisa diawali dengan identifikasi jenis graf, misal graf rute busway diberi nama graf G(A), maka graf G(A) adalah graf strongly connected. Matriks representasi dari graf G(A) adalah ε 8, 63 ε ε 43, 14, A = 10, 31 ε 52, 81 ε yang merupakan matriks tak tereduksi. 48 / 70
49 Nilai Eigen dari Matriks A Berdasarkan karakterisasi nilai eigen, diketahui bahwa matriks tak tereduksi memiliki nilai eigen tunggal berhingga, sehingga jelas pada contoh kasus ini didapatkan nilai eigen tunggal berhingga, yaitu λ(a) = 47, / 70
50 Vektor Eigen dari Matriks A Berdasarkan karakterisasi vektor eigen, diketahui bahwa matriks tak tereduksi memiliki vektor eigen yang tidak tunggal dengan semua elemen berhingga untuk setiap vektor eigen tersebut. Dalam contoh kasus ini, didapatkan vektor eigen yang tidak tunggal, yaitu 39, 345, e α v =α 4, 835 untuk setiap α R. Karena setiap entri vektor eigen adalah elemen R, sehingga jelas semua elemen vektor eigen berhingga. 50 / 70
51 Eigenmode dari Matriks A Eigenmode dari matriks tak tereduksi juga tidak tunggal dengan semua elemen vektor dalam eigenmode berhingga, sehingga dalam kasus ini eigenmode yang diperoleh adalah tidak tunggal, yaitu 47, , 345, e (η, α v) = 47, 975, α 47, 975 4, 835 untuk setiap α R. 51 / 70
52 Sinkronisasi Jadwal Busway Transjakarta untuk 3 Halte dan 2 Koridor Tabel 4.2. Jadwal Keberangkatan Awal Busway Transjakarta untuk Tiap Halte. dengan keperiodikan sama dengan 47 menit 58,5 detik. 52 / 70
53 Contoh Analisa sistem antrian pelayanan pergantian jenis tabungan customer pada satu petugas customer service. Gambar Petri Net Antrian Pelayanan Pergantian Jenis Tabungan pada Satu Petugas Customer Service. 53 / 70
54 Petri net terdiri dari 7 transisi: t1 : customer datang ke bank, t2 : customer mengambil nomor antrian, t3 : costumer dilayani oleh customer service, t4 : customer service membawa berkas customer pada (teller), t5 : berkas customer selesai diproses teller, t6 : customer selesai dilayani oleh customer service, t7 : customer meninggalkan bank, 54 / 70
55 Petri net terdiri dari 6 place: p1 : customer yang sedang menunggu giliran mengambil nomor antrian, p2 : customer yang sedang menunggu giliran dilayani customer service, p3 : customer yang sedang dilayani customer service, p4 : customer yang sedang menunggu pemrosesan berkas oleh teller, p5 : Idle atau customer service sedang tidak sibuk, p6 : customer yang sudah selesai dilayani oleh customer service. 55 / 70
56 Model antrian pelayanan pergantian jenis tabungan bank pada satu petugas customer service: vt1,k t1 (k) t5 (k) = vt5,k vt2,k vt1,k t6 (k) vt6,k vt5,k vt2,k vt1,k ε vt5,k vt6,k vt5,k ε t1 (k 1) t5 (k 1). vt5,k t6 (k 1) vt6,k vt5,k Lama masing-masing proses diberikan pada tabel berikut: Tabel 4.3. Daftar Proses Pelayanan Pergantian Jenis Tabungan Bank. 56 / 70
57 Dengan data pada Tabel 4.3 diperoleh model antrian pelayanan pergantian jenis tabungan bank pada satu petugas customer service sebagain berikut: t1 (k) 8 ε ε t1 (k 1) t5 (k) = 13, t5 (k 1). t6 (k) 33, t6 (k 1) Selanjutnya, akan dianalisa nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode dari matriks tereduksi 8 ε ε B = 13, , / 70
58 matriks tereduksi belum tentu memiliki nilai eigen. Oleh karena itu, berikut akan dicari nilai eigen dari matriks tereduksi B dengan menggunakan Power. Misal dengan Algoritma 0 keadaan awal x(0) = 0, diperoleh evolusi keadaan , 13, 5, 38, 5, , 5 33, 5 0 Tidak dapat ditemukan bilangan bulat p > q 0 dan bilangan real c yang memenuhi x(p) = c x(q). Jadi B tidak memiliki nilai eigen. Meskipun demikian, karena B adalah matriks tereduksi reguler maka dapat dicari eigenmode berupa pasangan vektor dengan semua elemen vektor berhingga. 58 / 70
59 Langkah untuk mendapatkan eigenmode dari matriks B: Ditentukan bentuk matriks blok segitiga atas dari matriks B, yaitu: , 5 A = , 5. ε ε 8 Dihitung nilai eigen dari matriks A2,2, yaitu λ2 sehingga dapat diambil ξ2 = λ2 = 8 dan misal v2 = 0. 5 Dihitung nilai eigen dari matriks A1,1 = 25 Didapatkan λ1 = 25. = 8, diambil / 70
60 Karena λ1 > ξ2, maka ξ1 = λ1 = 25 dan dihitung vektor v1 : ξ1 v1 = (A1,1 v1 ) (A1,2 v2 ) v1 5 5 v1 13, 5 25 = 0. v v2 33, 5 Dari persamaan di atas didapatkan 25 + v1 = max{5 + v1, 5 + v2, 13, 5} 25 + v1 = 13, 5 v1 = 11, 5. dan 25 + v v v2 v2 = = = = max{25 + v1, 25 + v2, 33, 5} max{13, 5, 25 + v2, 33, 5} 33, 5 8, / 70
61 11, 5 Jadi, didapatkan v1 =. Oleh karena itu, pasangan 8, 5 T vektor (η, v) dengan η = dan T v = 11, 5 8, 5 0 adalah eigenmode dari matriks A sebab untuk k = 0, memenuhi: T A (0 η + v) = 13, 5 33, 5 8 = 1 η + v, untuk k = 1, memenuhi: A (1 η + v) = 38, 5 58, 5 16 T = 2 η + v, dan seterusnya, vektor η dan v untuk k = 0, 1, 2,... memenuhi A (k η + v) = (k + 1) η + v. 61 / 70
62 Dari hasil eigenmode, dapat diketahui waktu berakhirnya tiap proses pelayanan customer saat ke-k. Misal waktu paling awal terjadi pada pukul 08.00, maka untuk k sama dengan 0 dan 1 didapatkan hasil seperti pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Waktu Proses Pelayanan Customer Pertama dan Kedua. 62 / 70
63 Kesimpulan 1. Berdasarkan karakterisasi nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode dari matriks tak tereduksi diperoleh: a. Matriks tak tereduksi memiliki nilai eigen tunggal berupa suatu nilai berhingga. b. Vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen dari matriks tak tereduksi tidak tunggal dengan semua elemen berhingga. c. Matriks tak tereduksi memiliki eigenmode yang tidak tunggal dengan semua elemen vektor dalam eigenmode berhingga. 63 / 70
64 2. Berdasarkan karakterisasi nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode dari matriks tereduksi diperoleh: a. Matriks tereduksi belum tentu memiliki nilai eigen. Jika matriks tereduksi memiliki nilai eigen, maka nilai eigen tersebut belum tentu tunggal dan memiliki nilai berhingga. b. Vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen dari matriks tereduksi tidak tunggal, dan vektor eigen paling sedikit memuat satu elemen berhingga. c. Matriks tereduksi reguler memiliki eigenmode yang tidak tunggal dengan semua elemen vektor dalam eigenmode berhingga. 64 / 70
65 3. Hasil karakterisasi nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode dari matriks tak tereduksi maupun tereduksi dapat diterapkan dalam proses penyelesaian masalah sistem transportasi dan antrian. 65 / 70
66 Saran Penelitian mengenai karakterisasi nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode baik dari matriks tak tereduksi maupun matriks tereduksi dapat dilanjutkan untuk mencari jumlah maupun pola dari ketiga komponen yang diketahui memiliki karakter tidak tunggal. Selain itu, penelitian nilai eigen, vektor eigen, dan eigenmode dapat dikembangkan untuk karakter-karakter lain selain eksistensi, ketunggalan, dan nilai dari ketiga komponen tersebut. 66 / 70
67 Daftar Pustaka Baccelli, F., Cohen, G., Olsder, G.J., dan Quadrat, J.P. (2001), Synchronization and Linearity, An Algebra for Discrete Event System, Wiley-Interscience, New York. Heidergott, B., Olsder, G. J., dan van der Woude, J. (2006), Max Plus at Work, Modelling and Analysis of Synchronized System: A Course on Max-Plus Algebra and Its Applications, Princeton University Press, United Kingdom. Ko nigsberg, Z.R. (2009), A Generalized Eigenmode Algorithm for Reducible Regular Matrices over the Max-Plus Algebra, Chinese Control and Decision Conference, Chines, hal / 70
68 Shofianah, N. (2009), Analisis kedinamikan Sistem pada Penjadwalan Flow Shop Menggunakan Aljabar Max-Plus, Tesis Magister Matematika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Subiono (2012), Aljabar Maxplus dan Terapannya, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Suyanto, Y.H. (2011), Penjadwalan Kegiatan Belajar Mengajar Di Sekolah Menengah Atas (SMAK) St. Louis 1 Surabaya Menggunakan Aljabar Max-Plus, Tesis Magister Matematika, Institut Tekonologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 68 / 70
69 Telehala, M.M. (2010), Model Penjadwalan Kegiatan Pembelajaran Sekolah pada Kelas Moving dengan Menggunakan Aljabar Max-Plus, Tesis Magister Matematika, Institut Tekonologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Winarni (2009), Penjadwalan Jalur Bus Dalam Kota dengan Aljabar Max-Plus, Tesis Magister Matematika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Zuliyanto, A., Siswanto, dan Muslich (2012), Algoritma Eigenmode Tergeneralisasi untuk Matriks Tereduksi Reguler Di Dalam Aljabar Max-Plus, Prosiding Seminar Nasional Matematika / 70
70 70 / 70
ANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS
ANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS Maria Ulfa Subiono 2 dan Mahmud Yunus 3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 23 e-mail: ulfawsrejo@yahoo.com subiono28@matematika.its.ac.id
Lebih terperinciAljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian
J. Math. and Its Appl. ISSN: 829-605X Vol. 6, No., May 2009, 49 59 Aljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian Subiono Jurusan Matematika FMIPA ITS, Surabaya subiono2008@matematika.its.ac.id
Lebih terperinciMASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS
MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS Farida Suwaibah, Subiono, Mahmud Yunus Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,, e-mail: fsuwaibah@yahoo.com
Lebih terperinciPENJADWALAN KEBERANGKATAN KERETA API DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS
PENJADWALAN KEBERANGKATAN KERETA API DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS AHMAD AFIF 1, SUBIONO 2 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dibahas penelitian-penelitian tentang aljabar maks-plus yang telah dilakukan dan teori-teori yang menunjang penelitian masalah nilai eigen dan vektor eigen yang diperumum
Lebih terperinciKETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan
KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS Tri Anggoro Putro, Siswanto, Supriyadi Wibowo Program Studi Matematika FMIPA UNS Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas
Lebih terperinciAplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter Kistosil Fahim, Subchan, Subiono Jurusan Matematika,
Lebih terperinciImplementasi Aljabar Max-Plus pada Pemolan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya)
Implementasi Aljabar Max-Plus pada Pemolan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya) Kresna Oktafianto, Subiono, Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciMENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR
MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika oleh DEVI SAFITRI 10654004470 FAKULTAS
Lebih terperinciStudi Penerapan Bus Sekolah di Jombang Menggunakan Aljabar Max-Plus
Studi Penerapan Bus Sekolah di Jombang Menggunakan Aljabar Max-Plus Nahlia Rakhmawati Dosen Pendidikan Matematika STKIP PGRI Jombang rakhmanahlia.stkipjb@gmail.com ABSTRAK Pada penelitian ini dirancang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem kejadian diskrit (SKD) adalah nama klasifikasi masalah tentang sistem dengan sumber daya berhingga yang digunakan oleh beberapa pengguna untuk mencapai
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR. Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter
SEMINAR TUGAS AKHIR Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter OLEH: Kistosil Fahim DOSEN PEMBIMBING: Dr. Subiono, M.Sc Subchan, M.Sc.,PhD
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DOSEN YUNOR
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DOSEN YUNOR. Judul Penelitian : Identifikasi Sifat-Sifat Nilai Eigen dan Vektor Eigen Matriks atas Aljabar Max-Plus..Ketua Pelaksana : a. Nama : Musthofa, M.Sc b.
Lebih terperinciStruktur Hirarkis Jalur Kereta Api SDT Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus
Struktur Hirarkis Jalur Kereta Api SDT Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Tri Utomo 1, Subiono 2 1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Three1st@gmail.com 2 Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciPERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL
PERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL Siswanto Jurusan Matematika FMIPA UNS sis.mipauns@yahoo.co.id Abstrak Misalkan R himpunan bilangan real. Aljabar Max-Plus adalah himpunan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran. Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitan yang dilaksanakan dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya penelitian
Lebih terperinciKajian Aljabar Max-Plus pada Pemodelan dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya
Kajian Aljabar Max-Plus pada Pemodelan dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya Oleh: Fatma Ayu Nuning Farida Afiatna Dosen Pembimbing: Dr. Subiono, M.Sc Subchan, Ph.D Latar
Lebih terperinciPemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus
Pemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus Dyah Arum Anggraeni 1, Subchan 2, Subiono 3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya dyaharumanggraeni@gmail.com
Lebih terperinciTerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Sederhana Serta Simulasinya Dengan Menggunakan Matlab
J. Math. and Its Appl. ISSN: 189-605X Vol. 1, No., Nov. 004, 1 7 Terapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Sederhana Serta Simulasinya Dengan Menggunakan Matlab Subiono Jurusan Matematika, FMIPA -
Lebih terperinciSISTEM MAKS-LINEAR DUA SISI ATAS ALJABAR MAKS-PLUS 1. PENDAHULUAN
SISTEM MAKS-LINEAR DUA SISI ATAS ALJABAR MAKS-PLUS Kiki Aprilia, Siswanto, dan Titin Sri Martini Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret ABSTRAK.
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM
βeta p-issn: 285-5893 / e-issn: 2541-458 http://jurnalbeta.ac.id Vol. 8 No. 1 (Mei) 215, Hal. 66-78 βeta 215 PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM
Lebih terperinciPenjadwalan Pelayanan di PLN dengan Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus
Prosiding Seminar Nasional FMIPA Universitas Negeri Surabaya ISBN : 978-62-17146--7 Surabaya 24 November 212 Penjadwalan Pelayanan di PLN dengan Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Abstrak 1 Dwina
Lebih terperinciABSTRAK. . Dalam penelitian tesis ini dikonstruksi suatu model penjadwalan. menggunakan Aljabar Max-plus dimana dalam penjadwalan ini
ABSTRAK. Dalam penelitian tesis ini dikonstruksi suatu model penjadwalan menggunakan Aljabar Max-plus dimana dalam penjadwalan ini dibuat sistim kelas moving, tiap ruang belajar yang ada dijadikan laboratorium
Lebih terperinciKajian Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya
Kajian Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya Fatma Ayu Nuning Farida Afiatna, Subchan, Subiono Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciPENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS
PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS Galih Gusti Suryaning Akbar, Siswanto, dan Santoso Budi Wiyono Program Studi Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem kejadian diskrit (Discrete-Event System) merupakan suatu sistem yang state space nya berbentuk diskret, sistem yang keadaannya berubah hanya pada waktu
Lebih terperinciPENJADWALAN JALUR BUS DALAM KOTA DENGAN ALJABAR MAX-PLUS
Seminar Nasional Matematika V nstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 13 Desember 2008 PENJADWALAN JALUR BUS DALAM KOTA DENGAN ALJABAR MAX-PLUS 1 Winarni, dan 2 Subiono 1,2 Jurusan Matematika FMPA
Lebih terperinciNilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus
Nilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus Fitri Aryani 1, Tri Novita Sari 2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau e-mail: khodijah_fitri@uin-suska.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem kejadian dinamik diskrit (discrete-event dynamic system) merupakan sistem yang keadaannya berubah hanya pada titik waktu diskrit untuk menanggapi terjadinya
Lebih terperinciPENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS
PENJDWLN KEGITN BELJR MENGJR SEKOLH MENENGH TS MENGGUNKN LJBR MX-PLUS Yustinus Hari Suyanto 1, Subiono 2 Graduate of Student Department of Mathematic ITS, Surabaya 1 hari_yustinus@yahoo.co.id, 2 subiono2008@matematika.its.ac.id
Lebih terperinciModel Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi
Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Shofiyatul Mufidah a, Subiono b a Program Studi Matematika FMIPA ITS Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim,
Lebih terperinciKEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS
KEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS Annisa Rahmawati, Siswanto, Muslich Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS
PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS Casilda Reva Kartika, Siswanto, dan Sutrima Program Studi Matematika
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG
PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG Mira Amalia, Siswanto, dan Bowo Winarno Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Aljabar merupakan cabang ilmu matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aljabar max-plus bersifat assosiatif, komutatif, dan distributif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aljabar max-plus adalah himpunan R := R { } dilengkapi dengan operasi a b := max(a,b) dan a b := a + b. Elemen identitas penjumlahan dan perkalian berturut-turut
Lebih terperinciSISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-9-4 SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS Anita Nur Muslimah 1, Siswanto 2, Purnami Widyaningsih 3 A-1 Jurusan Matematika FMIPA UNS 1 anitanurmuslimah@yahoo.co.id, 2 sis.mipauns@yahoo.co.id,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat-sifat
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat-sifat Aljabar Max-Plus, matriks atas Aljabar Max-Plus, matriks dan graf, nilai eigen dan vektor eigen Aljabar Max-Plus,
Lebih terperinciPOLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL
POLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL A-4 Harry Nugroho 1, Effa Marta R 2, Ari Wardayani 3 1,2,3 Program Studi Matematika Universitas Jenderal Soedirman 1 harry_nugroho92@yahoo.com 2 marta_effa, 3
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai matriks (meliputi definisi matriks, operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas aljabar max-plus, dan penyelesaian
Lebih terperinciMASALAH NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN YANG DIPERUMUM MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS
MASALAH NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN YANG DIPERUMUM MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS oleh DIAN RIZKI NURAINI M0111021 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciA-7 KEBEBASAN LINEAR DALAM ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-9-4 A-7 KEBEBASAN LINEAR DALAM ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL Siswanto 1, Aditya NR 2, Supriyadi W 3 1,2,3 Jurusan Matematika FMIPA UNS 1 sismipauns@yahoocoid, 2 adityanurrochma@yahoocom,
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM
Jurnal Pendidikan Matematika βeta Vol. 8 No.1 (Mei) 2015; Hal. 75-88; ISSN 2085-5893; Beta 2015 Beta tersedia online pada: http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/beta PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM
Lebih terperinciImplementasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya)
Implementasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya) Kresna Oktafianto 1, Subiono 2, Subchan 3 Jurusan Matematika Fakultas MIPA, Institut
Lebih terperinciPOLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan
POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS Maryatun, Siswanto, dan Santoso Budi Wiyono Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak Polinomial dalam aljabar maks-plus dapat dinotasikan sebagai
Lebih terperinciKETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS PLUS
KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS PLUS oleh TRI ANGGORO PUTRO M0112100 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DALAM ALJABAR MAX-PLUS TESIS RIDA NOVRIDA
UNIVERSITAS INDONESIA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DALAM ALJABAR MAX-PLUS TESIS Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar magister sains RIDA NOVRIDA 1006786221 FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Matriks 1 Pengertian Matriks Definisi 21 Matriks adalah kumpulan bilangan bilangan yang disusun secara khusus dalam bentuk baris kolom sehingga membentuk empat persegi panjang
Lebih terperinci2 Aljabar Max-Plus, Graf Berarah dan Berbobot
Seminar Nasional dan Workshop Aljabar dan Pembelajarannya, 5-6 Mei 05, Universitas Mataram. Algoritma Iterasi Policy dalam Aljabar Max-Plus Subiono a dan Kistosil Fahim b a,b Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN REPRESENTASI GRAF MAKS-PLUS PADA SISTEM KEJADIAN DISKRET
LAPORAN PENELITIAN REPRESENTASI GRAF MAKS-PLUS PADA SISTEM KEJADIAN DISKRET Nilamsari Kusumastuti, M.Sc. Shantika Martha, S.Si, Evy Sulistyaningsih, S.Si. FAKULTAS MArE #ff ffix*tf ffiffi" ETAH'AN ALAM
Lebih terperinciKonstruksi Matriks NonNegatif Simetri dengan Spektrum Bilangan Real
J. Math. and Its Appl. ISSN: 189-605X Vol. 4, No. 1, May 007, 17 5 Konstruksi Matriks NonNegatif Simetri dengan Spektrum Bilangan Real Bambang Sugandi 1 dan Erna Apriliani 1 Jurusan Matematika, FMIPA Unibraw,
Lebih terperinciSISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS
SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS oleh ANITA NUR MUSLIMAH M01009009 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciYustinus Hari Suyanto Dosen Pembimbing Dr. Subiono M.S
Sidang Tesis 11 Juli 2011 Yustinus Hari Suyanto 1209201003 Dosen Pembimbing Dr. Subiono M.S Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciKEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS
KEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS oleh ANNISA RAHMAWATI M0112010 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika
Lebih terperinciAljabar Min-Max Plus dan Terapannya
Aljabar Min-Max Plus dan Terapannya Version 3.. 11 Sepetember 215 Subiono * FMIPA Jurusan Matematika - M Matematika ITS, * Surabaya Subiono Email: subiono28@matematika.its.ac.id Alamat: Jurusan Matematika
Lebih terperinciA 10 Diagonalisasi Matriks Atas Ring Komutatif
A 10 Diagonalisasi Matriks Atas Ring Komutatif Joko Harianto 1, Puguh Wahyu Prasetyo 2, Vika Yugi Kurniawan 3, Sri Wahyuni 4 1 Mahasiswa S2 Matematika FMIPA UGM, 2 Mahasiswa S2 Matematika FMIPA UGM, 3
Lebih terperinciPENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA SISI DALAM ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN FUZZY
PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA SISI DALAM ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN FUZZY Any Muanalifah August 9, 2010 Latar Belakang Latar Belakang Teori himpunan fuzzy berkembang pesat saat ini. Banyak sekali
Lebih terperinciNILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA
NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA oleh BUDI AGUNG PRASOJO M0105001 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
Lebih terperinciRancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net
Rancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Widdya P. Sierliawati, Subiono Widdya P. Sierliawati 1 *, Subiono 2 Institut
Lebih terperinciG a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.
2. Grup Definisi 1.3 Suatu grup < G, > adalah himpunan tak-kosong G bersama-sama dengan operasi biner pada G sehingga memenuhi aksioma- aksioma berikut: a. operasi biner bersifat asosiatif, yaitu a, b,
Lebih terperinciPenerapan Aljabar Max-Plus Pada Permasalahan Penjadwalan Angkutan Perdesaan di Jombang
Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Permasalahan Penjadwalan Angkutan Perdesaan di Jombang Nahlia Rakhmawati, Ririn Febriyanti 2 STKIP PGRI Jombang, rakhmanahlia.stkipjb@gmail.com STKIP PGRI Jombang 2, ririn_febriyanti00@yahoo.com
Lebih terperinciKARAKTERISASI PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR SUPERTROPICAL
TESIS SM 142501 KARAKTERISASI PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR SUPERTROPICAL Dian Yuliati NRP. 1214 201 002 DOSEN PEMBIMBING Dr. Subiono, M.S. PROGRAM MAGISTER JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciA-10 OPTIMISASI JADWAL PEMESANAN BAKPIA PATHOK JAYA 25 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN SISTEM LINEAR MAX-PLUS WAKTU INVARIANT
A-10 OPIMISASI JADWAL PEMESANAN BAKPIA PAHOK JAYA 25 DAERAH ISIMEWA YOGYAKARA DENGAN SISEM LINEAR MAX-PLUS WAKU INVARIAN Mustofa Arifin 1 dan Musthofa 2 1 Mahasiswa Program Studi Matematika Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciKAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT
KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT Nama Mahasiswa : Aprilliantiwi NRP : 1207100064 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : 1 Soleha, SSi, MSi 2 Dian Winda Setyawati,
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG
PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG oleh MIRA AMALIA M0113030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MENGGU- NAKAN ALJABAR MAXPLUS (STUDI KASUS DI STMIK BUMIGORA MATARAM)
PEMODELAN SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MENGGU- NAKAN ALJABAR MAXPLUS (STUDI KASUS DI STMIK BUMIGORA MATARAM) Uswatun Hasanah 1, Neny Sulistianingsih 2, 1,2 Dosen STMIK Bumigora, Jalan Ismail
Lebih terperinciMASALAH NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN YANG DIPERUMUM MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS
MASALAH NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN YANG DIPERUMUM MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS oleh DIAN RIZKI NURAINI M0111021 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciMENENTUKAN EIGEN PROBLEM ALJABAR MAX-PLUS
MENENTUKAN EIGEN PROBLEM ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPENERAPAN ALJABAR MAKS-PLUS PADA PENJADWALAN SISTEM PRODUKSI HARIAN UMUM SOLOPOS DI PT. SOLO GRAFIKA UTAMA
PENERAPAN ALJABAR MAKS-PLUS PADA PENJADWALAN SISTEM PRODUKSI HARIAN UMUM SOLOPOS DI PT. SOLO GRAFIKA UTAMA oleh ARIF MUNTOHAR M0111012 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
Lebih terperinciAPLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA SISTEM PENJADWALAN KERETA REL LISTRIK (KRL) JABODETABEK
APLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA SISTEM PENJADWALAN KERETA REL LISTRIK (KRL) JABODETABEK oleh AHMAD DIMYATHI M0111003 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciPENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS
PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS oleh GALIH GUSTI SURYANING AKBAR M0111039 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciDIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains Tahun 2014 Inovasi Pendidikan Sains dalam Menyongsong Pelaksanaan Kurikulum 2013 Surabaya 18 Januari 2014 DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL
Lebih terperinciBASIS RUANG VEKTOR EIGEN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS
BASIS RUANG VEKTOR EIGEN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS oleh PUNDRA ANDRIYANTO M0109057 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU PRODUKSI TERCEPAT PADA SISTEM MESIN PRODUKSI JAMU DI PT. PUTRO KINASIH DENGAN ALJABAR MAX-PLUS
PENENTUAN WAKTU PRODUKSI TERCEPAT PADA SISTEM MESIN PRODUKSI JAMU DI PT. PUTRO KINASIH DENGAN ALJABAR MAX-PLUS oleh CAESAR ADHEK KHARISMA M0109017 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciMATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR
MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR Disusun oleh: Dwi Lestari, M.Sc email: dwilestari@uny.ac.id JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori untuk menunjang penulisan skripsi ini. Uraian ini terdiri dari beberapa bagian yang akan dipaparkan secara terperinci
Lebih terperinci(MS.3) SUBRUANG CONINVARIAN DARI MATRIKS KUADRAT KOMPLEKS
Seminar Nasional Statistika 2 November 20 Vol 2, November 20 (MS.3) SUBRUANG CONINVARIAN DARI MATRIKS KUADRAT KOMPLEKS Euis Hartini Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciMENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS TESIS DESSY 0906577324 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA DEPOK JULI
Lebih terperinciInvers Tergeneralisasi Matriks atas Z p
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Invers Tergeneralisasi Matriks atas Z p Evi Yuliza 1 1 Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya evibc3@yahoocom PM A-1 - Abstrak Sebuah matriks
Lebih terperinciISSN WAHANA Volume 66, Nomor 1, 1 Juni 2016
PENENTUAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALJABAR MIN-PLUS. Studi Kasus : Distribusi Kentang Jalur Pangalengan, Bandung - Jakarta Rani Kurnia Putri Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciPEMODELAN JARINGAN DAN ANALISA PENJADWALAN KERETA API KOMUTER DI DAOP VI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI
PEMODELAN JARINGAN DAN ANALISA PENJADWALAN KERETA API KOMUTER DI DAOP VI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciKARAKTERISASI ALJABAR PADA GRAF BIPARTIT. Soleha, Dian W. Setyawati Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
KARAKTERISASI ALJABAR PADA GRAF BIPARTIT Soleha, Dian W. Setyawati Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya ABSTRAK. Pada artikel ini dibahas penggunaan teknik aljabar linier untuk mempelajari graf
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan permasalahan, seperti definisi dan teorema yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. 2.1 Graf Graf
Lebih terperinciPENGHITUNGAN VEKTOR-KHARAKTERISTIK SECARA ITERATIF MENGGUNAKAN TITIK TETAP BROUWER
J. Math. and Its Appl. ISSN: 829-65X Vol. 8, No. 2, November 2, 8 PENGHITUNGAN VEKTOR-KHARAKTERISTIK SECARA ITERATIF MENGGUNAKAN TITIK TETAP BROUWER Subiono Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi
Lebih terperinciABSTRACT. v(k + 1) = A v(k),
ii ABSTRAK Dwi Setiawan, 2016. APLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA MASALAH PENJADWALAN PENGOPERASIAN BUS BATIK SOLO TRANS (BST) KORI- DOR SATU DI SURAKARTA. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Lebih terperinciSPECTRUM DETOUR GRAF n-partisi KOMPLIT
SPECTRUM DETOUR GRAF n-partisi KOMPLIT Desy Norma Puspita Dewi Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail:phyta_3@yahoo.co.id ABSTRAK Matriks detour dari graf G adalah matriks yang elemen
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH... 1 B. PEMBATASAN MASALAH... 2 C.
Lebih terperinciKode, GSR, dan Operasi Pada
BAB 2 Kode, GSR, dan Operasi Pada Graf 2.1 Ruang Vektor Atas F 2 Ruang vektor V atas lapangan hingga F 2 = {0, 1} adalah suatu himpunan V yang berisi vektor-vektor, termasuk vektor nol, bersama dengan
Lebih terperinciPerluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks
Vol. 8, No.1, 1-11, Juli 2011 Perluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks Nur Erawati, Azmimy Basis Panrita Abstrak Teorema Cayley-Hamilton menyatakan bahwa setiap matriks bujur sangkar memenuhi persamaan
Lebih terperinciRESIDUATION OF MATRICES OVER DIOIDS
RESIDUATION OF MATRICES OVER DIOIDS Musthofa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Ari Suparwanto Jurusan matematika FMIPA UGM Abstract A solution of A b in maplus linear system can be determined by
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diperlihatkan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diperlihatkan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dalam melakukan penelitian ini dan akan mempermudah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diberikan beberapa materi yang akan diperlukan di dalam pembahasan, seperti: matriks secara umum; matriks yang dipartisi; matriks tereduksi dan taktereduksi; matriks
Lebih terperinciMATRIKS BENTUK KANONIK RASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN PEMBAGI ELEMENTER INTISARI
Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. (17), hal 7 34. MATRIKS BENTUK KANONIK RASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN PEMBAGI ELEMENTER Ardiansyah, Helmi, Fransiskus Fran INTISARI Pada
Lebih terperinciON SOLUTIONS OF THE DISCRETE-TIME ALGEBRAIC RICCATI EQUATION. Soleha Jurusan Matematika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ON SOLUTIONS OF THE DISCRETE-TIME ALGEBRAIC RICCATI EQUATION Soleha Jurusan Matematika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Abstract. On solving the optimal control for the linear discrete-time
Lebih terperinciNILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN disebut vektor eigen dari matriks A =
NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN >> DEFINISI NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Jika A adalah sebuah matriks n n, maka sebuah vektor taknol x pada R n disebut vektor eigen (vektor karakteristik) dari A jika Ax adalah
Lebih terperinciMATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINIER WAKTU DISKRIT. Soleha, Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Surabaya
MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINIER WAKTU DISKRIT Soleha, Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Surabaya Abstract. Matrix is diagonalizable (similar with matrix
Lebih terperinciBAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN
BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN Pada bab 1 ini akan dibahas definisi kode, khususnya kode linier atas dan pencacah bobot Hammingnya. Di samping itu, akan dijelaskanan invarian, ring invarian dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori-teori yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta teorema-teorema
Lebih terperinciAljabar Maxplus dan Terapannya
Aljabar Maxplus dan Terapannya Version 1.1.1 1 Sepetember 213 Subiono * FMIPA Jurusan Matematika - M Matematika ITS, * Surabaya Subiono Email: subiono28@matematika.its.ac.id Alamat: Jurusan Matematika
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta Bahan Ajar: BAB POKOK BAHASAN I MODUL ATAS RING Direncanakan
Lebih terperinciAplikasi Matriks Circulant Untuk Menentukan Nilai Eigen Dari Graf Sikel (Cn)
Aplikasi Matriks Circulant Untuk Menentukan Nilai Eigen Dari Graf Sikel (Cn) T 24 Siti Rahmah Nurshiami dan Triyani Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal soedirman, Purwokerto
Lebih terperinci