Kajian Aljabar Max-Plus pada Pemodelan dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya
|
|
- Yulia Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kajian Aljabar Max-Plus pada Pemodelan dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya Oleh: Fatma Ayu Nuning Farida Afiatna Dosen Pembimbing: Dr. Subiono, M.Sc Subchan, Ph.D
2 Latar Belakang Latar Belakang Rencana pembangunan monorel dan trem di kota Surabaya. Figure: Rencana Pembangunan Transportasi Kota Surabaya
3 Latar Belakang Latar Belakang Rencana pembangunan monorel dan trem di kota Surabaya. Figure: Rencana Pembangunan Transportasi Kota Surabaya Sistem transportasi yang terintegrasi.
4 Rumusan Masalah Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah:
5 Rumusan Masalah Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah: a. Bagaimana pemodelan jalur monorel dan trem yang terintegrasi menggunakan aljabar max-plus?
6 Rumusan Masalah Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah: a. Bagaimana pemodelan jalur monorel dan trem yang terintegrasi menggunakan aljabar max-plus? b. Bagaimana analisis desain penjadwalan monorel dan trem yang terintegrasi menggunakan aljabar max-plus?
7 Batasan Masalah Batasan Masalah Tugas akhir ini ruang lingkup pembahasannya dibatasi oleh :
8 Batasan Masalah Batasan Masalah Tugas akhir ini ruang lingkup pembahasannya dibatasi oleh : a. Jalur monerel dan trem yang akan dikaji yaitu sesuai dengan rencana pembangunan monorel dan trem di Kota Surabaya.
9 Batasan Masalah Batasan Masalah Tugas akhir ini ruang lingkup pembahasannya dibatasi oleh : a. Jalur monerel dan trem yang akan dikaji yaitu sesuai dengan rencana pembangunan monorel dan trem di Kota Surabaya. b. Jumlah monorel yang beroperasi adalah 18 buah dan trem yang beroperasi adalah 21 buah (sesuai dengan rencana pembangunan monorel dan trem).
10 Batasan Masalah Batasan Masalah Tugas akhir ini ruang lingkup pembahasannya dibatasi oleh : a. Jalur monerel dan trem yang akan dikaji yaitu sesuai dengan rencana pembangunan monorel dan trem di Kota Surabaya. b. Jumlah monorel yang beroperasi adalah 18 buah dan trem yang beroperasi adalah 21 buah (sesuai dengan rencana pembangunan monorel dan trem). c. Intermoda (pemberhentian yang bisa digunakan untuk beralih moda transportasi dari monorel ke trem terdapat pada 2 pemberhentian (stasiun), yaitu stasiun yang berada di Joyoboyo dan stasiun yang berada di Keputran dengan stasiun yang berada di Jl.Irian Barat.
11 Batasan Masalah Batasan Masalah Tugas akhir ini ruang lingkup pembahasannya dibatasi oleh : a. Jalur monerel dan trem yang akan dikaji yaitu sesuai dengan rencana pembangunan monorel dan trem di Kota Surabaya. b. Jumlah monorel yang beroperasi adalah 18 buah dan trem yang beroperasi adalah 21 buah (sesuai dengan rencana pembangunan monorel dan trem). c. Intermoda (pemberhentian yang bisa digunakan untuk beralih moda transportasi dari monorel ke trem terdapat pada 2 pemberhentian (stasiun), yaitu stasiun yang berada di Joyoboyo dan stasiun yang berada di Keputran dengan stasiun yang berada di Jl.Irian Barat. d. Waktu tempuh monorel dan trem dihitung sebagai waktu tempuh rata-rata masing-masing moda transportasi.
12 Tujuan Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah :
13 Tujuan Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah : a. Mengkaji bentuk pemodelan jalur monorel dan trem yang terintegrasi menggunakan aljabar max-plus.
14 Tujuan Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah : a. Mengkaji bentuk pemodelan jalur monorel dan trem yang terintegrasi menggunakan aljabar max-plus. b. Mendesain penjadwalan monorel dan trem yang terintegrasi menggunakan aljabar max-plus.
15 Manfaat Manfaat Manfaat yang diharapkan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah :
16 Manfaat Manfaat Manfaat yang diharapkan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah : a. Sebagai kajian ilmu matematika yang bisa memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan transportasi.
17 Manfaat Manfaat Manfaat yang diharapkan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah : a. Sebagai kajian ilmu matematika yang bisa memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan transportasi. b. Sebagai bahan masukan perumusan kebijakan bagi Pemerintah Kota Surabaya dalam pengembangan pembangunan transportasi khususnya dalam pemodelan dan penjadwalan.
18 Manfaat Manfaat Manfaat yang diharapkan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah : a. Sebagai kajian ilmu matematika yang bisa memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan transportasi. b. Sebagai bahan masukan perumusan kebijakan bagi Pemerintah Kota Surabaya dalam pengembangan pembangunan transportasi khususnya dalam pemodelan dan penjadwalan. c. Hasil pemodelan dan penjadwalan yang terintegrasi menghasilkan sistem transportasi yang memudahkan dalam melakukan mobilitas penumpang dan distribusi barang dari suatu moda ke moda lain maupun dari suatu titik ke titik lain secara efisien.
19 Manfaat Manfaat Manfaat yang diharapkan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah : a. Sebagai kajian ilmu matematika yang bisa memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan transportasi. b. Sebagai bahan masukan perumusan kebijakan bagi Pemerintah Kota Surabaya dalam pengembangan pembangunan transportasi khususnya dalam pemodelan dan penjadwalan. c. Hasil pemodelan dan penjadwalan yang terintegrasi menghasilkan sistem transportasi yang memudahkan dalam melakukan mobilitas penumpang dan distribusi barang dari suatu moda ke moda lain maupun dari suatu titik ke titik lain secara efisien. d. Sebagai solusi dalam menyelesaikan permasalahan dan kebutuhan transportasi kota Surabaya dimasa depan.
20 Penelitian Sebelumnya Penelitian Sebelumnya Sebelum penelitian ini dibuat, telah ada beberapa penelitian mengenai pemodelan dan penjadwalan transportsi dengan menggunakan metode aljabar max-plus yang selanjutkan akan digunakan sebagai studi literatur.
21 Penelitian Sebelumnya Penelitian Sebelumnya Sebelum penelitian ini dibuat, telah ada beberapa penelitian mengenai pemodelan dan penjadwalan transportsi dengan menggunakan metode aljabar max-plus yang selanjutkan akan digunakan sebagai studi literatur. Analisis Pemodelan dan Penjadwalan Busway di Surabaya menggunakan Aljabar Max-Plus[6].
22 Penelitian Sebelumnya Penelitian Sebelumnya Sebelum penelitian ini dibuat, telah ada beberapa penelitian mengenai pemodelan dan penjadwalan transportsi dengan menggunakan metode aljabar max-plus yang selanjutkan akan digunakan sebagai studi literatur. Analisis Pemodelan dan Penjadwalan Busway di Surabaya menggunakan Aljabar Max-Plus[6]. Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter[7].
23 Penelitian Sebelumnya Penelitian Sebelumnya Sebelum penelitian ini dibuat, telah ada beberapa penelitian mengenai pemodelan dan penjadwalan transportsi dengan menggunakan metode aljabar max-plus yang selanjutkan akan digunakan sebagai studi literatur. Analisis Pemodelan dan Penjadwalan Busway di Surabaya menggunakan Aljabar Max-Plus[6]. Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter[7]. Implementasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota Damri(Studi Kasus di Surabaya)[8]
24 Rencana Pengembangan Transportasi Kota Surabaya Rencana Pengembangan Transportasi Kota Surabaya Ada dua moda transpotrasi massal yang sedang direncanakan Bapeko (Balai Perencanaan Kota) Surabaya yakni monorel dan trem. Figure: Rencana Pembangunan Monorel dan Trem Kota Surabaya
25 Landasan Teori Aljabar Max-Plus Definisi Operasi O-plus ( ) dan O-times ( )[9] def Diberikan R ε = R {ε} dengan R adalah himpunan semua bilangan real dan ε def =. Pada R ε didefinisikan operasi berikut: x, y R ε, x y def = max{x, y} dan x y def = x + y
26 Landasan Teori Matriks dalam Aljabar Maxplus Penjumlahan Matriks dalam Aljabar Max-Plus[9] Penjumlahan matriks A, B R n m max didefinisikan oleh dinotasikan oleh A B [A B] i,j = a i,j b i,j = max{a i,j, b i,j } untuk i n dan j m. Untuk A, B R n m max berlaku bahwa A B = B A sebab [A B] i,j = max{a i,j, b i,j } = max{b i,j, a i,j } = [B A] i,j, untuk i n dan j m.
27 Landasan Teori Matriks dalam Aljabar Maxplus Perkalian dalam Aljabar Max-Plus[9] Untuk A R n m max dan skalar α R max perkalian α A didefinisikan sebagai [α A] i,j def = α a i,j untuk i n dan j m. Untuk matriks A Rmax n p dan B R p m max perkalian matriks A B didefinisikan sebagai [A B] i,j = p k=1 untuk i n dan j m. a i,k b k,j = max k p {a i,k + b k,j }
28 Landasan Teori Nilai Eigen dan Vektor Eigen dalam Aljabar Max-Plus Pengertian dari nilai eigen dan vektor eigen yang bersesuaian dari suatu matriks persegi A berukuran n n dalam aljabar linear biasa juga dijumpai dalam Aljabar Maxplus, yaitu bila diberikan suatu persamaan: A x = λ x. dalam hal ini masing-masing vektor x R n n max dan λ R dinamakan vektor eigen dan nilai eigen dari matriks A dengan vektor x (ɛ, ɛ,..., ɛ) T [9].
29 Landasan Teori Algoritma Power untuk mendapatkan nilai eigen sekaligus vektor eigen dari suatu matriks persegi yang dikenal dengan algoritma power[9], yaitu sebagai berikut:
30 Landasan Teori Algoritma Power untuk mendapatkan nilai eigen sekaligus vektor eigen dari suatu matriks persegi yang dikenal dengan algoritma power[9], yaitu sebagai berikut: 1 Mulai dari sebarang vektor awal x(0) ε
31 Landasan Teori Algoritma Power untuk mendapatkan nilai eigen sekaligus vektor eigen dari suatu matriks persegi yang dikenal dengan algoritma power[9], yaitu sebagai berikut: 1 Mulai dari sebarang vektor awal x(0) ε 2 Iterasi Persamaan x(k + 1) = A x(k) sampai ada bilangan bulat p > q 0 dan bilangan real c sehingga suatu perilaku periodik terjadi, yaitu x(p) = c x(q).
32 Landasan Teori Algoritma Power untuk mendapatkan nilai eigen sekaligus vektor eigen dari suatu matriks persegi yang dikenal dengan algoritma power[9], yaitu sebagai berikut: 1 Mulai dari sebarang vektor awal x(0) ε 2 Iterasi Persamaan x(k + 1) = A x(k) sampai ada bilangan bulat p > q 0 dan bilangan real c sehingga suatu perilaku periodik terjadi, yaitu x(p) = c x(q). 3 Hitung nilai eigen λ = c p q
33 Landasan Teori Algoritma Power untuk mendapatkan nilai eigen sekaligus vektor eigen dari suatu matriks persegi yang dikenal dengan algoritma power[9], yaitu sebagai berikut: 1 Mulai dari sebarang vektor awal x(0) ε 2 Iterasi Persamaan x(k + 1) = A x(k) sampai ada bilangan bulat p > q 0 dan bilangan real c sehingga suatu perilaku periodik terjadi, yaitu x(p) = c x(q). 3 Hitung nilai eigen λ = c p q p q ( ) 4 Hitung vektor eigen v = λ (p q i) x(q + i 1) i=1
34 Landasan Teori Algoritma Power untuk mendapatkan nilai eigen sekaligus vektor eigen dari suatu matriks persegi yang dikenal dengan algoritma power[9], yaitu sebagai berikut: 1 Mulai dari sebarang vektor awal x(0) ε 2 Iterasi Persamaan x(k + 1) = A x(k) sampai ada bilangan bulat p > q 0 dan bilangan real c sehingga suatu perilaku periodik terjadi, yaitu x(p) = c x(q). 3 Hitung nilai eigen λ = c p q p q ( ) 4 Hitung vektor eigen v = λ (p q i) x(q + i 1) i=1 Algoritma tersebut sudah diimplementasikan dengan Scilab dalam Max Plus Toolbox[10]
35 Jalur Monorel dan Trem di Surabaya Koridor Satu East Coast Mulyosari ITS GOR Kertajaya Indah Galaxy Mall Unair Kampus C Dharmahusada RS Dr.Sutomo Stasiun Gubeng Jl. Raya Gubeng Jl.Irian Barat Jl.Bung Tomo (Marvel City) Ngagel (Novotel) Wonokromo (DTC) Joyoboyo Sutos Ciputra World Dukuh Kupang Bundaran Satelit HR.Muhammad Simpang Darmo Permai Simpang PTC Lenmark Unesa Citraland Unesa Simpang PTC Lenmark Simpang Darmo Permai HR.Muhammad undaran Satelit Dukuh Kupang Ciputra World Sutos Joyoboyo Wonokromo (DTC) Ngagel(Novotel) Jl.Bung Tomo Jl.Irian Barat Jl.Raya Gubeng Stasiun Gubeng RS Dr.Sutomo Dharmahusada Unair Kampus C Galaxy Mall GOR Kertajaya Indah ITS Mulyosari Kejawan (East Coast).
36 Jalur Monorel dan Trem di Surabaya Koridor Dua Joyoboyo Kebun Binatang Taman Bungkul Bintoro Pandegiling Urip Sumoharjo/Keputran Kombespol M.Duryat Tegalsari Embong Malang Kedungdoro Pasar Blauran Bubutan Pasar Turi Kemayoran Indrapura Rajawali Jembatan Merah Veteran Tugu Pahlawan Baliwerti Siola Genteng Pasar Tunjungan Gubernur Suryo Bambu Runcing Sonokembang Urip Sumoharjo/Keputran Pandegiling Bintoro Taman Bungkul Bonbin Joyoboyo.
37 Jalur Monorel dan Trem di Surabaya Tabel Pelabelan vertex pada stasiun No Nama Tempat Label No Nama Tempat Label 1 Kejawan(East Coast) SM 1 26 KBS ST 2 2 Mulyosari SM 2 27 Taman Bungkul ST 3 3 ITS SM 3 28 Bintoro ST 4 4 Gor Kertajaya Indah SM 4 29 Pandegiling ST 5 5 Darmahusada Indah SM 5 30 Urip Sumoharjo/ ST 6 Timur(Galaxy Mall) Keputran 6 Unair Kampus C SM 6 31 Kombespol M.Duryat ST 7 7 Darmahusada SM 7 32 Tegalsari ST 8 8 RS Dr.Sutomo SM 8 33 Embong Malang ST 9 9 Stasiun Gubeng SM 9 34 Kedungdoro ST Jl.Raya Gubeng SM Pasar Blauran ST Jl.Irian Barat SM Bubutan ST Jl.Bung Tomo SM Pasar Turi ST Ngagel(Novotel) SM Kemayoran ST Wonokromo(DTC) SM Indrapura ST Joyoboyo SM Rajawali ST Sutos SM Jembatan Merah ST Ciputra World SM Veteran ST Dukuh Kupang SM Tugu Pahlawan ST Bundaran Satelit SM Baliwerti ST HR.Muhammad SM Siola ST Simpang Darmo Permai SM Genteng ST Simpang PTC Lenmark SM Pasar Tunjungan ST Unesa SM Gubernur Suryo ST Citraland SM Bambu Runcing ST Joyoboyo ST 1 50 Sonokembang ST 26
38 Penyusunan Graf Berarah dari Jalur Monorel dan Trem di Surabaya Jarak titik pemberhentian, waktu tempuh antar stasiun yang berurutan, dan alokasi jumlah moda yang beroprasi untuk monorel Koridor Dari Ke Jarak Waktu tempuh Label waktu Jumlah (km) rata-rata tempuh Monorel (menit) rata-rata 1 SM 1 SM 2 0,90 1,54 t SM 2 SM 3 1,00 1,71 t SM 3 SM 4 1,10 1,89 t SM 4 SM 5 0,60 1,03 t SM 5 SM 6 0,60 1,03 t SM 6 SM 7 1,70 2,91 t SM 7 SM 8 1,10 1,89 t SM 8 SM 9 0,80 1,37 t SM 9 SM 10 0,80 1,37 t SM 10 SM 11 0,80 1,37 t SM 11 SM 12 1,60 2,74 t SM 12 SM 13 0,70 1,20 t SM 13 SM 14 0,90 1,54 t SM 14 SM 15 0,40 0,69 t SM 15 SM 16 0,90 1,54 t SM 16 SM 17 1,10 1,89 t SM 17 SM 18 0,74 1,29 t SM 18 SM 19 0,90 1,54 t SM 19 SM 20 1,24 2,13 t SM 20 SM 21 1,32 2,26 t SM 21 SM 22 1,10 1,89 t SM 22 SM 23 1,12 1,92 t SM 23 SM 24 1,58 2,70 t 23 0
39 Penyusunan Graf Berarah dari Jalur Monorel dan Trem di Surabaya Jarak titik pemberhentian, waktu tempuh antar stasiun yang berurutan, dan alokasi jumlah moda yang beroprasi untuk monorel(2) Koridor Dari Ke Jarak Waktu tempuh Label waktu Jumlah (km) rata-rata tempuh Monorel (menit) rata-rata 1 SM 24 SM 23 1,58 2,70 t SM 23 SM 22 1,12 1,92 t SM 22 SM 21 1,10 1,89 t SM 21 SM 20 1,32 2,26 t SM 20 SM 19 1,24 2,13 t SM 19 SM 18 0,90 1,54 t SM 18 SM 17 0,74 1,29 t SM 17 SM 16 1,10 1,89 t SM 16 SM 15 0,90 1,54 t SM 15 SM 14 0,40 0,69 t SM 14 SM 13 0,90 1,54 t SM 13 SM 12 0,70 1,20 t SM 12 SM 11 1,60 2,74 t SM 11 SM 10 0,80 1,37 t SM 10 SM 9 0,80 1,37 t SM 9 SM 8 0,80 1,37 t SM 8 SM 7 1,10 1,89 t SM 7 SM 6 1,70 2,91 t SM 6 SM 5 0,60 1,03 t SM 5 SM 4 0,60 1,03 t SM 4 SM 3 1,10 1,89 t SM 3 SM 2 1,00 1,71 t SM 2 SM 1 0,80 1,54 t 46 0
40 Penyusunan Graf Berarah dari Jalur Monorel dan Trem di Surabaya Jarak titik pemberhentian, waktu tempuh antar stasiun yang berurutan, dan alokasi jumlah moda yang beroprasi untuk trem(1) Koridor Dari Ke Jarak Waktu tempuh Label waktu Jumlah (km) rata-rata tempuh Trem (menit) rata-rata 2 ST 1 ST 2 0,53 1,59 t ST 2 ST 3 0,58 1,74 t ST 3 ST 4 0,60 1,80 t ST 4 ST 5 0,65 1,95 t ST 5 ST 6 0,45 1,35 t ST 6 ST 7 0,48 1,44 t ST 7 ST 8 0,58 1,74 t ST 8 ST 9 0,49 1,47 t ST 9 ST 10 0,69 2,07 t ST 10 ST 11 0,45 1,35 t ST 11 ST 12 0,45 1,35 t ST 12 ST 13 0,55 1,65 t ST 13 ST 14 0,40 1,20 t ST 14 ST 15 0,75 2,25 t ST 15 ST 16 0,65 1,95 t ST 16 ST 17 0,62 1,86 t ST 17 ST 18 0,58 1,74 t ST 18 ST 19 0,55 1,65 t ST 19 ST 20 0,60 1,80 t ST 20 ST 21 0,40 1,20 t 66 0
41 Penyusunan Graf Berarah dari Jalur Monorel dan Trem di Surabaya Jarak titik pemberhentian, waktu tempuh antar stasiun yang berurutan, dan alokasi jumlah moda yang beroprasi untuk trem(2) Koridor Dari Ke Jarak Waktu tempuh Label waktu Jumlah (km) rata-rata tempuh Trem (menit) rata-rata 2 ST 21 ST 22 0,40 1,20 t ST 22 ST 23 0,40 1,20 t ST 23 ST 24 0,50 1,50 t ST 24 ST 25 0,50 1,50 t ST 25 ST 26 0,60 1,80 t ST 26 ST 6 0,35 1,05 t ST 6 ST 5 0,50 1,50 t ST 5 ST 4 0,65 1,95 t ST 4 ST 3 0,60 1,80 t ST 3 ST 2 0,60 1,80 t ST 2 ST 1 0,55 1,65 t 77 1 Dari data yang diperoleh dapat digambarkan graf berarah dimana vertex-vertexnya merupakan stasiun sedangkan garis (edge) yang menghubungkan vertex-vertex tersebut dinamakan path dengan bobot pada setiap edge adalah waktu tempuh rata-rata antar stasiun.
42 Penyusunan Graf Berarah dari Jalur Monorel dan Trem di Surabaya Gambar Graf Berarah
43 Aturan Sinkronisasi Sinkronisasi Sebelum melakukan penyusunan model monorel dan trem yang terintegrasi terlebih dahulu ditentukan aturan sinkronisasi. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin penumpang dapat berpindah dari suatu moda dari jalur tertentu ke moda lainnya dengan jalur yang berbeda dengan sesegera mungkin sesuai graf berarah. Misalnya: Keberangkatan monorel ke-(k + 1) dari SM 15 menuju SM 16 menunggu kedatangan monorel yang berangkat ke-k dari SM 14 menuju SM 15, menunggu kedatangan monorel yang berangkat ke-k dari ST 16 menuju ST 15, dan menunggu kedatangan trem yang berangkat ke-k dari ST 2 menuju ST 1
44 Penyusunan Model Pendefinisian variable Waktu Keberangkatan pada saat ke k Dari Ke Variabel Dari ke Variabel SM 1 SM 2 x 1 (k) SM 8 SM 7 x 40 (k) SM 2 SM 3 x 2 (k) SM 7 SM 6 x 41 (k) SM 3 SM 4 x 3 (k) SM 6 SM 5 x 42 (k) SM 4 SM 5 x 4 (k) SM 5 SM 4 x 43 (k) SM 5 SM 6 x 5 (k) SM 4 SM 3 x 44 (k) SM 6 SM 7 x 6 (k) SM 3 SM 2 x 45 (k) SM 7 SM 8 x 7 (k) SM 2 SM 1 x 46 (k) SM 8 SM 9 x 8 (k) ST 1 ST 2 x 47 (k) SM 9 SM 10 x 9 (k) ST 2 ST 3 x 48 (k) SM 10 SM 11 x 10 (k) ST 3 ST 4 x 49 (k) SM 11 SM 12 x 11 (k) ST 4 ST 5 x 50 (k) SM 12 SM 13 x 12 (k) ST 5 ST 6 x 51 (k) SM 13 SM 14 x 13 (k) ST 6 ST 7 x 52 (k) SM 14 SM 15 x 14 (k) ST 7 ST 8 x 53 (k) SM 15 SM 16 x 15 (k) ST 8 ST 9 x 54 (k) SM 16 SM 17 x 16 (k) ST 9 ST 10 x 55 (k) SM 17 SM 18 x 17 (k) ST 10 ST 11 x 56 (k) SM 18 SM 19 x 18 (k) ST 11 ST 12 x 57 (k) SM 19 SM 20 x 19 (k) ST 12 ST 13 x 58 (k) SM 20 SM 21 x 20 (k) ST 13 ST 14 x 59 (k) SM 21 SM 22 x 21 (k) ST 14 ST 15 x 60 (k) SM 22 SM 23 x 22 (k) ST 15 ST 16 x 61 (k) SM 23 SM 24 x 23 (k) ST 16 ST 17 x 62 (k) SM 24 SM 23 x 24 (k) ST 17 ST 18 x 63 (k) SM 23 SM 22 x 25 (k) ST 18 ST 19 x 64 (k) SM 22 SM 21 x 26 (k) ST 19 ST 20 x 65 (k)
45 Penyusunan Model Pendefinisian variable Waktu Keberangkatan pada saat ke k Dari Ke Variabel Dari ke Variabel SM 21 SM 20 x 27 (k) ST 20 ST 21 x 66 (k) SM 20 SM 19 x 28 (k) ST 21 ST 22 x 67 (k) SM 19 SM 18 x 29 (k) ST 22 ST 23 x 68 (k) SM 18 SM 17 x 30 (k) ST 23 ST 24 x 69 (k) SM 17 SM 16 x 31 (k) ST 24 ST 25 x 70 (k) SM 16 SM 15 x 32 (k) ST 25 ST 26 x 71 (k) SM 15 SM 14 x 33 (k) ST 26 ST 6 x 72 (k) SM 14 SM 13 x 34 (k) ST 6 ST 5 x 73 (k) SM 13 SM 12 x 35 (k) ST 5 ST 4 x 74 (k) SM 12 SM 11 x 36 (k) ST 4 ST 3 x 75 (k) SM 11 SM 10 x 37 (k) ST 3 ST 2 x 76 (k) SM 10 SM 9 x 38 (k) ST 2 ST 1 x 77 (k) SM 9 SM 8 x 39 (k) Berdasarkan data monorel dan trem dan aturan sinkronisasi, maka model aljabar max-plus didapatkan persamaan sebagai berikut:
46 Penyusunan Model Model Aljabar Max-Plus x 1 (k + 1) = t 46 t 45 t 44 x 44 (k) (1) x 4 (k + 1) = t 3 t 2 t 1 x 1 (k) (2) x 7 (k + 1) = t 6 t 5 t 4 x 4 (k) (3) x 10 (k + 1) = t 9 t 8 t 7 x 7 (k) (4) x 12 (k + 1) = t 11 t 10 x 10 (k) t 36 (5) x 36 (k) t 51 t 50 x 50 (k) t 72 t 71 x 71 (k) x 15 (k + 1) = t 14 t 13 t 12 x 12 (k) (6) t 32 t 31 t 30 x 30 (k) t 77 x 77 (k) x 18 (k + 1) = t 17 t 16 t 15 x 15 (k) (7) x 20 (k + 1) = t 19 t 18 x 18 (k) (8)
47 Penyusunan Model Model Aljabar Max-Plus x 24 (k + 1) = t 23 t 22 x 22 (k) (10) x 26 (k + 1) = t 25 t 24 x 24 (k) (11) x 28 (k + 1) = t 27 t 26 x 26 (k) (12) x 30 (k + 1) = t 29 t 28 x 28 (k) (13) x 33 (k + 1) = t 14 t 13 t 12 x 12 (k) (14) t 32 t 31 t 30 x 30 (k) t 77 x 77 (k) x 36 (k + 1) = t 35 t 34 t 33 x 33 (k) (15) x 38 (k + 1) = t 37 t 10 x 10 (k) t 37 (16) t 36 x 36 (k) t 51 t 50 x 50 (k) t 72 t 71 x 71 (k) x 41 (k + 1) = t 40 t 39 t 38 x 38 (k) (17)
48 Penyusunan Model Model Aljabar Max-Plus x 47 (k + 1) = t 14 t 13 t 12 x 12 (k) (19) t 32 t 31 t 30 x 30 (k) t 77 x 77 (k) x 49 (k + 1) = t 48 t 47 x 47 (k) (20) x 50 (k + 1) = t 49 x 49 (k) (21) x 52 (k + 1) = t 10 x 10 (k) t 36 x 36 (k) (22) t 51 t 50 x 50 (k) t 72 t 71 x 71 (k) x 53 (k + 1) = t 52 x 52 (k) (23) x 55 (k + 1) = t 54 t 53 x 53 (k) t 68 (24) t 67 x 67 (k) x 56 (k + 1) = t 55 x 55 (k) (25)
49 Penyusunan Model Model Aljabar Max-Plus x 60 (k + 1) = t 59 t 58 x 58 (k) (27) x 61 (k + 1) = t 60 x 60 (k) (28) x 62 (k + 1) = t 61 x 61 (k) (29) x 63 (k + 1) = t 62 x 62 (k) (30) x 65 (k + 1) = t 64 t 63 x 63 (k) (31) x 67 (k + 1) = t 66 t 65 x 65 (k) (32) x 71 (k + 1) = t 70 t 69 x 69 (k) (33) x 69 (k + 1) = t 54 t 53 x 53 (k) t 67 x 67 (k) (34) x 73 (k + 1) = t 10 x 10 (k) t 36 x 36 (k) (35) t 51 t 50 x 50 (k) t 72 t 71 x 71 (k) x 74 (k + 1) = t 73 x 73 (k) (36)
50 Penyusunan Model Model Aljabar Max-Plus x 75 (k + 1) = t 74 x 74 (k) (37) x 76 (k + 1) = t 75 x 75 (k) (38) x 77 (k + 1) = t 76 x 76 (k) (39) x 2 (k) = t 1 x 1 (k) (40) x 3 (k) = t 2 t 1 x 1 (k) (41) x 5 (k) = t 4 x 4 (k) (42) x 6 (k) = t 5 t 4 x 4 (k) (43) x 8 (k) = t 7 x 7 (k) (44) x 9 (k) = t 8 t 7 x 7 (k) (45) x 11 (k) = t 1 0 x 10 (k) t 36 x 36 (k) (46) t 51 t 50 x 50 (k) t 72 t 71 x 71 (k)
51 Penyusunan Model Model Aljabar Max-Plus x 13 (k) = t 12 x 12 (k) (47) x 14 (k) = t 13 t 12 x 12 (k) (48) x 16 (k) = t 15 x 15 (k) (49) x 17 (k) = t 16 t 15 x 15 (k) (50) x 19 (k) = t 18 x 18 (k) (51) x 21 (k) = t 20 x 20 (k) (52) x 23 (k) = t 22 x 22 (k) (53) x 25 (k) = t 24 x 24 (k) (54) x 27 (k) = t 26 x 26 (k) (55) x 29 (k) = t 28 x 28 (k) (56) x 31 (k) = t 30 x 30 (k) (57) x 32 (k) = t 31 t 30 x 30 (k) (58)
52 Penyusunan Model Model Aljabar Max-Plus x 34 (k) = t 33 x 33 (k) (59) x 35 (k) = t 34 t 33 x 33 (k) (60) x 37 (k) = t 10 x 10 (k) t 3 6 x 36 (k) (61) t x 50 (k) t 7 2 t 71 x 71 (k) x 39 (k) = t 38 x 38 (k) (62) x 40 (k) = t 39 t 38 x 38 (k) (63) x 42 (k) = t 41 x 41 (k) (64) x 43 (k) = t 42 t 41 x 41 (k) (65) x 45 (k) = t 44 x 44 (k) (66) x 46 (k) = t 45 t 44 x 44 (k) (67)
53 Penyusunan Model Model Aljabar Max-Plus x 48 (k) = t 47 x 47 (k) (68) x 51 (k) = t 50 x 50 (k) (69) x 54 (k) = t 53 x 53 (k) (70) x 57 (k) = t 56 x 56 (k) (71) x 59 (k) = t 58 x 58 (k) (72) x 64 (k) = t 63 x 63 (k) (73) x 66 (k) = t 65 x 65 (k) (74) x 68 (k) = t 67 x 67 (k) (75) x 70 (k) = t 69 x 69 (k) (76) x 72 (k) = t 71 x 71 (k) (77)
54 Penyusunan Model Model Aljabar Max-Plus Dari (1) sampai (39) dapat dinyatakan dalam bentuk sistem matriks aljabar max-plus: x(k + 1) = A x(k) (78) dengan matriks A berukuran dan x berukuran 39 1 Dari (40) sampai (77) dinyatakan dalam bentuk sistem matriks aljabar max-plus sebagai berikut: x (k) = B x(k) (79) dengan matriks B berukuran dan x berukuran 38 1
55 Desain Penjadwalan Desain Penjadwalan Tahapan desain penjadwalan
56 Desain Penjadwalan Desain Penjadwalan Tahapan desain penjadwalan 1 Penentuan nilai eigen sebagai periode keberangkatan (λ(a))dan vektor eigen (v = x(0)) matriks A
57 Desain Penjadwalan Desain Penjadwalan Tahapan desain penjadwalan 1 Penentuan nilai eigen sebagai periode keberangkatan (λ(a))dan vektor eigen (v = x(0)) matriks A 2 Penentuan (x (0)) dengan mensubtitusikan x(k) dengan x(0) kepersamaan (79)
58 Desain Penjadwalan Desain Penjadwalan Tahapan desain penjadwalan 1 Penentuan nilai eigen sebagai periode keberangkatan (λ(a))dan vektor eigen (v = x(0)) matriks A 2 Penentuan (x (0)) dengan mensubtitusikan x(k) dengan x(0) kepersamaan (79) 3 Definisikan v 0 = (x(0) x (0)) T
59 Desain Penjadwalan Desain Penjadwalan Tahapan desain penjadwalan 1 Penentuan nilai eigen sebagai periode keberangkatan (λ(a))dan vektor eigen (v = x(0)) matriks A 2 Penentuan (x (0)) dengan mensubtitusikan x(k) dengan x(0) kepersamaan (79) 3 Definisikan v 0 = (x(0) x (0)) T 4 Definisikan vektor keberangkatan awal v 0 = v 0 ( min(v 0 ))
60 Desain Penjadwalan Desain Penjadwalan Tahapan desain penjadwalan 1 Penentuan nilai eigen sebagai periode keberangkatan (λ(a))dan vektor eigen (v = x(0)) matriks A 2 Penentuan (x (0)) dengan mensubtitusikan x(k) dengan x(0) kepersamaan (79) 3 Definisikan v 0 = (x(0) x (0)) T 4 Definisikan vektor keberangkatan awal v 0 = v 0 ( min(v 0 )) Dengan bantuan aplikasi Scilab dan Maxplus Toolbox diperoleh λ(a) = 4.6 dan vektor eigen sebagai keberangkatan awal.
61 Desain Penjadwalan Jadwal keberangkatan monorel dan trem ke-1 s/d ke-3 No Tempat Keberangkatan Keberangkatan Keberangkatan Keberangkatan ke-1 ke-2 ke-3 1 SM 1 ke SM 2 5:00:43 5:05:19 5:09:55 2 SM 2 ke SM 3 5:02:15 5:06:51 5:11:27 3 SM 3 ke SM 4 5:03:58 5:08:34 5:13:10 4 SM 4 ke SM 5 5:01:15 5:05:51 5:10:27 5 SM 5 ke SM 6 5:02:17 5:06:53 5:11:29 6 SM 6 ke SM 7 5:03:19 5:07:55 5:12:31 7 SM 7 ke SM 8 5:01:37 5:06:13 5:10:49 8 SM 8 ke SM 9 5:03:31 5:08:07 5:12:43 9 SM 9 ke SM 10 5:05:53 5:10:29 5:15:05 10 SM 10 ke SM 11 5:01:39 5:06:15 5:10:51 11 SM 11 ke SM 12 5:03:01 5:07:37 5:12:13 12 SM 12 ke SM 13 5:01:10 5:05:46 5:10:22 13 SM 13 ke SM 14 5:02:22 5:06:58 5:11:34 14 SM 14 ke SM 15 5:04:54 5:09:30 5:14:06 15 SM 15 ke SM 16 5:00:00 5:04:36 5:09:12 16 SM 16 ke SM 17 5:01:32 5:06:08 5:10:44 17 SM 17 ke SM 18 5:03:25 5:08:01 5:12:37 18 SM 18 ke SM 19 5:00:06 5:04:42 5:09:18 19 SM 19 ke SM 20 5:01:38 5:06:14 5:10:50 20 SM 20 ke SM 21 4:59:10 5:03:46 5:08:22 21 SM 21 ke SM 22 5:01:25 5:06:01 5:10:37 22 SM 22 ke SM 23 4:58:43 5:03:19 5:07:55 23 SM 23 ke SM 24 5:00:38 5:05:14 5:09:50 24 SM 24 ke SM 23 4:56:44 5:01:20 5:05:56 25 SM 23 ke SM 22 4:57:26 5:02:02 5:06:38 26 SM 22 ke SM 21 4:54:45 4:59:21 5:03:57
62 Desain Penjadwalan Jadwal keberangkatan monorel dan trem ke-1 s/d ke-3 No Tempat Keberangkatan Keberangkatan Keberangkatan Keberangkatan ke-1 ke-2 ke-3 27 SM 21 ke SM 20 4:56:39 5:01:15 5:05:51 28 SM 20 ke SM 19 4:54:18 4:58:54 5:03:30 29 SM 19 ke SM 18 4:56:53 5:01:29 5:06:05 30 SM 18 ke SM 17 4:53:22 4:57:58 5:02:34 31 SM 17 ke SM 16 4:54:39 4:59:15 5:03:51 32 SM 16 ke SM 15 4:56:33 5:01:09 5:05:45 33 SM 15 ke SM 14 5:00:00 5:04:36 5:09:12 34 SM 14 ke SM 13 5:00:41 5:05:17 5:09:53 35 SM 13 ke SM 12 5:02:13 5:06:49 5:11:25 36 SM 12 ke SM 11 4:59:49 5:04:25 5:09:01 37 SM 11 ke SM 10 5:01:34 5:06:10 5:10:46 38 SM 10 ke SM 9 5:00:48 5:05:24 5:10:00 39 SM 9 ke SM 8 5:01:10 5:05:46 5:10:22 40 SM 8 ke SM 7 5:02:32 5:07:08 5:11:44 41 SM 7 ke SM 6 5:00:49 5:05:25 5:10:01 42 SM 6 ke SM 5 5:02:44 5:07:20 5:11:56 43 SM 5 ke SM 4 5:03:46 5:08:22 5:12:58 44 SM 4 ke SM 3 5:00:10 5:04:46 5:09:22 45 SM 3 ke SM 2 5:02:04 5:06:40 5:11:16 46 SM 2 ke SM 1 5:03:46 5:08:22 5:12:58 47 ST 1 ke ST 2 5:00:00 5:04:36 5:09:12 48 ST 2 ke ST 3 5:01:35 5:06:11 5:10:47 49 ST 3 ke ST 4 4:58:43 5:03:19 5:07:55 50 ST 4 ke ST 5 4:56:55 5:01:31 5:06:07 51 ST 5 ke ST 6 5:00:40 5:05:16 5:09:52 52 ST 6 ke ST 7 4:58:25 5:03:01 5:07:37
63 Desain Penjadwalan Jadwal keberangkatan monorel dan trem ke-1 s/d ke-3 No Tempat Keberangkatan Keberangkatan Keberangkatan Keberangkatan ke-1 ke-2 ke-3 53 ST 7 ke ST 8 4:55:16 4:59:52 5:04:28 54 ST 8 ke ST 9 5:01:54 5:06:30 5:11:06 55 ST 9 ke ST 10 4:54:52 4:59:28 5:04:04 56 ST 10 ke ST 11 4:51:21 4:55:57 5:00:33 57 ST 11 ke ST 12 4:52:42 4:57:18 5:01:54 58 ST 12 ke ST 13 4:49:27 4:54:03 4:58:39 59 ST 13 ke ST 14 4:51:06 4:55:42 5:00:18 60 ST 14 ke ST 15 4:47:42 4:52:18 4:56:54 61 ST 15 ke ST 16 4:45:21 4:49:57 4:54:33 62 ST 16 ke ST 17 4:42:42 4:47:18 4:51:54 63 ST 17 ke ST 18 4:39:59 4:44:35 4:49:11 64 ST 18 ke ST 19 4:41:42 4:46:18 4:50:54 65 ST 19 ke ST 20 4:38:45 4:43:21 4:47:57 66 ST 20 ke ST 21 4:40:33 4:45:09 4:49:45 67 ST 21 ke ST 22 4:35:57 4:40:33 4:45:09 68 ST 22 ke ST 23 4:37:09 4:41:45 4:46:21 69 ST 23 ke ST 24 4:54:52 4:59:28 5:04:04 70 ST 24 ke ST 25 4:55:22 4:59:58 5:04:34 71 ST 25 ke ST 26 4:52:16 4:56:52 5:01:28 72 ST 26 ke ST 6 4:54:04 4:58:40 5:03:16 73 ST 6 ke ST 5 4:58:25 5:03:01 5:07:37 74 ST 5 ke ST 4 4:55:19 4:59:55 5:04:31 75 ST 4 ke ST 3 4:52:40 4:57:16 5:01:52 76 ST 3 ke ST 2 4 4:50:52 4:55:28 5:00:04 77 ST 2 ke ST 1 4:47:04 4:51:40 4:56:16
64 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1 Dalam penelitian ini diperoleh model jalur monorel dan trem yang terintegrasi di kota Surabaya menggunakan aljabar max-plus bentuk model x(k + 1) = A x(k) dan x = B x(k).
65 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1 Dalam penelitian ini diperoleh model jalur monorel dan trem yang terintegrasi di kota Surabaya menggunakan aljabar max-plus bentuk model x(k + 1) = A x(k) dan x = B x(k). 2 Desain penjadwalan monorel dan trem yang terintegrasi disusun berdasarkan periode keberangkatan monorel dan trem yang didapatkan dari nilai eigen λ(a) = 4.6 dan waktu keberangkatan awal monorel dan trem yang didapatkan dari vektor eigen. Desain penjadwalan yang dilakukan dipengaruhi oleh jumlah moda yang beroperasi, waktu tempuh, dan aturan sinkronisasi.
66 Kesimpulan dan Saran Saran Kajian aljabar max-plus pada pemodelan dan penjadwalan ini berdasarkan rencana pembangunan monorel dan trem di kota Surabaya. Pada penelitian ini belum memperhitungkan waktu melakukan perpindahan moda, dan faktor lain yang bisa mempengaruhi monorel dan trem dalam beroperasi yang berakibat dalam penjadwalan yang kurang sempurna sehingga perlu adanya penelitian yang mengkaji lebih dalam. Diharapkan nantinya dari penelitian ini sebagai acuan penelitian-penelitian berikutnya dan dapat dimanfaatkan oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya sehingga dapat memenuhi kebutuhan transportasi kota Surabaya.
67 Daftar Pustaka Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan - Republik Indonesia Rencana Pembangunan Jangka Panjang Departemen Perhubungan <URL: > Aminah,Siti Transportasi public dan aksesbilitas Masyarakat Perkotaan.Artikel Media Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol No. 1 / Surabaya.go.id Demografi. <URL: index.php?id=22> BKKPM Surabaya Akan Bangun Trem dan Monorel. <URL: content&view=article&id=146:surabaya akan bangun-trem-dan-monorel&catid=34:berita-media-massa&itemid=66&lang=in> Jawa Pos.Rabu, 23 Januari 2013 Transportasi masal. Jawa Pos halaman 26. Rahmawati, N Analisis Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Di Surabaya dengan Aljabar Max-Plus, Tesis Magister Matematika ITS Surabaya Fahim, K Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter, Tugas Akhir Matematika ITS Surabaya Oktavianto, K Implementasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota Damri(Studi Kasus di Surabaya Tugas Akhir Matematika ITS Subiono Aljabar Maxplus dan Terapannya.Buku Ajar Kuliah Pasca Sarjana Matematika, ITS, Surabaya. Subiono,Fahim.K., dan Adzkiya,D.2013.Maxplus Algebra And Petrinet Toolbox. < org/toolboxes/maxplus_etrinet>
Kajian Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya
Kajian Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya Fatma Ayu Nuning Farida Afiatna, Subchan, Subiono Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR. Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter
SEMINAR TUGAS AKHIR Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter OLEH: Kistosil Fahim DOSEN PEMBIMBING: Dr. Subiono, M.Sc Subchan, M.Sc.,PhD
Lebih terperinciAplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter Kistosil Fahim, Subchan, Subiono Jurusan Matematika,
Lebih terperinciImplementasi Aljabar Max-Plus pada Pemolan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya)
Implementasi Aljabar Max-Plus pada Pemolan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya) Kresna Oktafianto, Subiono, Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciImplementasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya)
Implementasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya) Kresna Oktafianto 1, Subiono 2, Subchan 3 Jurusan Matematika Fakultas MIPA, Institut
Lebih terperinciPENJADWALAN KEBERANGKATAN KERETA API DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS
PENJADWALAN KEBERANGKATAN KERETA API DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS AHMAD AFIF 1, SUBIONO 2 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciStudi Penerapan Bus Sekolah di Jombang Menggunakan Aljabar Max-Plus
Studi Penerapan Bus Sekolah di Jombang Menggunakan Aljabar Max-Plus Nahlia Rakhmawati Dosen Pendidikan Matematika STKIP PGRI Jombang rakhmanahlia.stkipjb@gmail.com ABSTRAK Pada penelitian ini dirancang
Lebih terperinciPemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus
Pemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus Dyah Arum Anggraeni 1, Subchan 2, Subiono 3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya dyaharumanggraeni@gmail.com
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM
βeta p-issn: 285-5893 / e-issn: 2541-458 http://jurnalbeta.ac.id Vol. 8 No. 1 (Mei) 215, Hal. 66-78 βeta 215 PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dibahas penelitian-penelitian tentang aljabar maks-plus yang telah dilakukan dan teori-teori yang menunjang penelitian masalah nilai eigen dan vektor eigen yang diperumum
Lebih terperinciKarakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dan Tereduksi dalam Aljabar Max-Plus
Karakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dan Tereduksi dalam Aljabar Max-Plus Himmatul Mursyidah (1213 201 001) Dosen Pembimbing : Dr. Subiono, M.S. Program Magister
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem kejadian diskrit (SKD) adalah nama klasifikasi masalah tentang sistem dengan sumber daya berhingga yang digunakan oleh beberapa pengguna untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem kejadian diskrit (Discrete-Event System) merupakan suatu sistem yang state space nya berbentuk diskret, sistem yang keadaannya berubah hanya pada waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aljabar max-plus bersifat assosiatif, komutatif, dan distributif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aljabar max-plus adalah himpunan R := R { } dilengkapi dengan operasi a b := max(a,b) dan a b := a + b. Elemen identitas penjumlahan dan perkalian berturut-turut
Lebih terperinciPerencanaan Trase Tram Sebagai Moda Transportasi Terintegrasi Untuk Surabaya Pusat
Perencanaan Trase Tram Sebagai Moda Transportasi Terintegrasi Untuk Surabaya Pusat Ryan Faza Prasetyo, Ir. Wahyu Herijanto, MT Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran. Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitan yang dilaksanakan dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya penelitian
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM
Jurnal Pendidikan Matematika βeta Vol. 8 No.1 (Mei) 2015; Hal. 75-88; ISSN 2085-5893; Beta 2015 Beta tersedia online pada: http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/beta PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM
Lebih terperinciStruktur Hirarkis Jalur Kereta Api SDT Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus
Struktur Hirarkis Jalur Kereta Api SDT Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Tri Utomo 1, Subiono 2 1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Three1st@gmail.com 2 Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciAljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian
J. Math. and Its Appl. ISSN: 829-605X Vol. 6, No., May 2009, 49 59 Aljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian Subiono Jurusan Matematika FMIPA ITS, Surabaya subiono2008@matematika.its.ac.id
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DOSEN YUNOR
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DOSEN YUNOR. Judul Penelitian : Identifikasi Sifat-Sifat Nilai Eigen dan Vektor Eigen Matriks atas Aljabar Max-Plus..Ketua Pelaksana : a. Nama : Musthofa, M.Sc b.
Lebih terperinciMENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR
MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika oleh DEVI SAFITRI 10654004470 FAKULTAS
Lebih terperinciPenerapan Aljabar Max-Plus Pada Permasalahan Penjadwalan Angkutan Perdesaan di Jombang
Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Permasalahan Penjadwalan Angkutan Perdesaan di Jombang Nahlia Rakhmawati, Ririn Febriyanti 2 STKIP PGRI Jombang, rakhmanahlia.stkipjb@gmail.com STKIP PGRI Jombang 2, ririn_febriyanti00@yahoo.com
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI DAN JUMLAH HALTE TREM DI SURABAYA DENGAN MODEL SET COVERING PROBLEM
TUGAS AKHIR SM-141501 PENENTUAN LOKASI DAN JUMLAH HALTE TREM DI SURABAYA DENGAN MODEL SET COVERING PROBLEM ANDIKA ARDIANSYAH NRP 1211 100 121 Dosen Pembimbing Dr. Mardlijah, MT JURUSAN MATEMATIKA Fakultas
Lebih terperinciPENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA SISI DALAM ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN FUZZY
PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA SISI DALAM ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN FUZZY Any Muanalifah August 9, 2010 Latar Belakang Latar Belakang Teori himpunan fuzzy berkembang pesat saat ini. Banyak sekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem kejadian dinamik diskrit (discrete-event dynamic system) merupakan sistem yang keadaannya berubah hanya pada titik waktu diskrit untuk menanggapi terjadinya
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) DENGAN PEMBANGUNAN BUSLANE PARSIAL PADA KORIDOR UTARA-SELATAN KOTA SURABAYA
ANALISIS PENERAPAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) DENGAN PEMBANGUNAN BUSLANE PARSIAL PADA KORIDOR UTARA-SELATAN KOTA SURABAYA Fitra Hapsari dan Wahju Herijanto Manajemen dan Rekayasa Transportasi Fakultas Teknik
Lebih terperinciTerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Sederhana Serta Simulasinya Dengan Menggunakan Matlab
J. Math. and Its Appl. ISSN: 189-605X Vol. 1, No., Nov. 004, 1 7 Terapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Sederhana Serta Simulasinya Dengan Menggunakan Matlab Subiono Jurusan Matematika, FMIPA -
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat-sifat
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat-sifat Aljabar Max-Plus, matriks atas Aljabar Max-Plus, matriks dan graf, nilai eigen dan vektor eigen Aljabar Max-Plus,
Lebih terperinciABSTRAK. . Dalam penelitian tesis ini dikonstruksi suatu model penjadwalan. menggunakan Aljabar Max-plus dimana dalam penjadwalan ini
ABSTRAK. Dalam penelitian tesis ini dikonstruksi suatu model penjadwalan menggunakan Aljabar Max-plus dimana dalam penjadwalan ini dibuat sistim kelas moving, tiap ruang belajar yang ada dijadikan laboratorium
Lebih terperinciKETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan
KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS Tri Anggoro Putro, Siswanto, Supriyadi Wibowo Program Studi Matematika FMIPA UNS Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas
Lebih terperinciNilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus
Nilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus Fitri Aryani 1, Tri Novita Sari 2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau e-mail: khodijah_fitri@uin-suska.ac.id
Lebih terperinciPEMODELAN JARINGAN DAN ANALISA PENJADWALAN KERETA API KOMUTER DI DAOP VI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI
PEMODELAN JARINGAN DAN ANALISA PENJADWALAN KERETA API KOMUTER DI DAOP VI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciISSN WAHANA Volume 66, Nomor 1, 1 Juni 2016
PENENTUAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALJABAR MIN-PLUS. Studi Kasus : Distribusi Kentang Jalur Pangalengan, Bandung - Jakarta Rani Kurnia Putri Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciPanitia Pengarah (Steering Committee):
Panitia Pengarah (Steering Committee):.S niversitas umatera tara (Universitas Padjadjaran) nstitut eknologi andung niversitas endidikan ndonesia PANITIA PELAKSANA Reviewer Extended Abstrak i ii TIM PROSIDING
Lebih terperinciPenjadwalan Pelayanan di PLN dengan Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus
Prosiding Seminar Nasional FMIPA Universitas Negeri Surabaya ISBN : 978-62-17146--7 Surabaya 24 November 212 Penjadwalan Pelayanan di PLN dengan Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Abstrak 1 Dwina
Lebih terperinciManajemen Lalu Lintas Akibat Trem Di Jalan Raya Darmo Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-37 Akibat Di Jalan Raya Darmo Surabaya Zuhri Muhis dan Wahju Herijanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciPOLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN
POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN Achmad Miftahur Rozak 3609 100 052 Pembimbing Putu Gde Ariastita ST. MT Program Studi Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciTestbed Komunikasi Terintegrasi untuk Angkutan Massal Cepat Surabaya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A147 Testbed Komunikasi Terintegrasi untuk Angkutan Massal Cepat Surabaya Tiffany Maliati Khumairoh Afandi, Dr. Ir. Achmad Affandi,
Lebih terperinciANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS
ANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS Maria Ulfa Subiono 2 dan Mahmud Yunus 3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 23 e-mail: ulfawsrejo@yahoo.com subiono28@matematika.its.ac.id
Lebih terperinciYustinus Hari Suyanto Dosen Pembimbing Dr. Subiono M.S
Sidang Tesis 11 Juli 2011 Yustinus Hari Suyanto 1209201003 Dosen Pembimbing Dr. Subiono M.S Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciDesain Petri-Net untuk Mengintegrasikan Tiga Moda Transportasi yang Menghubungkan Surabaya-Denpasar
Desain Petri-Net untuk Mengintegrasikan Tiga Moda Transportasi yang Menghubungkan Surabaya-Denpasar Rani Kurnia Putri 1, Sari Cahyaningtias Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 1, 1 rani@unipasby.ac.id
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG
PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG Mira Amalia, Siswanto, dan Bowo Winarno Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Aljabar merupakan cabang ilmu matematika
Lebih terperinci2 Aljabar Max-Plus, Graf Berarah dan Berbobot
Seminar Nasional dan Workshop Aljabar dan Pembelajarannya, 5-6 Mei 05, Universitas Mataram. Algoritma Iterasi Policy dalam Aljabar Max-Plus Subiono a dan Kistosil Fahim b a,b Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciAPLIKASI PETRI NET DAN ALJABAR MAX-PLUS PADA SISTEM JARINGAN KERETA API DI JAWA TIMUR
TESIS SM 142501 APLIKASI PETRI NET DAN ALJABAR MAX-PLUS PADA SISTEM JARINGAN KERETA API DI JAWA TIMUR AHMAD AFIF NRP. 1212 201 202 DOSEN PEMBIMBING Dr. SUBIONO, M.Sc PROGRAM MAGISTER JURUSAN MATEMATIKA
Lebih terperinciIndikator pengukuran kinerja jalan perkotaan
Indikator pengukuran kinerja jalan perkotaan (MKJI, 1997 ; Khisty, 1990) Kapasitas (Capacity) Kapasitas adalah arus lalu lintas (stabil) maksimum yang dapat dipertahankan pada kondisi tertentu (geometri,
Lebih terperinciNILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA
NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA oleh BUDI AGUNG PRASOJO M0105001 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
Lebih terperinciSTUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA Ratih Sekartadji 1, Hera Widyastuti 2, Wahju Herijanto 3 Jurusan Teknik
Lebih terperinciAPLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA SISTEM PENJADWALAN KERETA REL LISTRIK (KRL) JABODETABEK
APLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA SISTEM PENJADWALAN KERETA REL LISTRIK (KRL) JABODETABEK oleh AHMAD DIMYATHI M0111003 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciPENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS
PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS oleh GALIH GUSTI SURYANING AKBAR M0111039 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciPENJADWALAN PEMANDU WISATA DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS
PENJADWALAN PEMANDU WISATA DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS oleh ADITYA WENDHA WIJAYA M0109003 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG
PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG oleh MIRA AMALIA M0113030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciMENENTUKAN EIGEN PROBLEM ALJABAR MAX-PLUS
MENENTUKAN EIGEN PROBLEM ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MENGGU- NAKAN ALJABAR MAXPLUS (STUDI KASUS DI STMIK BUMIGORA MATARAM)
PEMODELAN SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MENGGU- NAKAN ALJABAR MAXPLUS (STUDI KASUS DI STMIK BUMIGORA MATARAM) Uswatun Hasanah 1, Neny Sulistianingsih 2, 1,2 Dosen STMIK Bumigora, Jalan Ismail
Lebih terperinciPENJADWALAN JALUR BUS DALAM KOTA DENGAN ALJABAR MAX-PLUS
Seminar Nasional Matematika V nstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 13 Desember 2008 PENJADWALAN JALUR BUS DALAM KOTA DENGAN ALJABAR MAX-PLUS 1 Winarni, dan 2 Subiono 1,2 Jurusan Matematika FMPA
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan
BAB IV PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan teori aljabar max-plus dalam pengaturan lampu lalu lintas di simpang empat Beran Kabupaten Sleman Provinsi Daerah
Lebih terperinciKEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS
KEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS oleh ANNISA RAHMAWATI M0112010 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika
Lebih terperinciPENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS
PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS Galih Gusti Suryaning Akbar, Siswanto, dan Santoso Budi Wiyono Program Studi Matematika
Lebih terperinciABSTRACT. v(k + 1) = A v(k),
ii ABSTRAK Dwi Setiawan, 2016. APLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA MASALAH PENJADWALAN PENGOPERASIAN BUS BATIK SOLO TRANS (BST) KORI- DOR SATU DI SURAKARTA. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Lebih terperinciPENERAPAN ALJABAR MAKS-PLUS PADA PENJADWALAN SISTEM PRODUKSI HARIAN UMUM SOLOPOS DI PT. SOLO GRAFIKA UTAMA
PENERAPAN ALJABAR MAKS-PLUS PADA PENJADWALAN SISTEM PRODUKSI HARIAN UMUM SOLOPOS DI PT. SOLO GRAFIKA UTAMA oleh ARIF MUNTOHAR M0111012 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
Lebih terperinciKARAKTERISASI PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR SUPERTROPICAL
TESIS SM 142501 KARAKTERISASI PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR SUPERTROPICAL Dian Yuliati NRP. 1214 201 002 DOSEN PEMBIMBING Dr. Subiono, M.S. PROGRAM MAGISTER JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG PERHITUNGAN NILAI SEWA REKLAME TERBATAS PADA KAWASAN KHUSUS DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciMASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS
MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS Farida Suwaibah, Subiono, Mahmud Yunus Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,, e-mail: fsuwaibah@yahoo.com
Lebih terperinciStudi Alternatif Pemilihan Trase Transportasi Massal Surabaya Timur dengan Surabaya Barat
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 E-58 Studi Alternatif Pemilihan Trase Transportasi Massal Surabaya Timur dengan Surabaya Barat Nirwan Prinanto, Wahju Herijanto Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciModel Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi
Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Shofiyatul Mufidah a, Subiono b a Program Studi Matematika FMIPA ITS Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim,
Lebih terperinciPENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS
PENJDWLN KEGITN BELJR MENGJR SEKOLH MENENGH TS MENGGUNKN LJBR MX-PLUS Yustinus Hari Suyanto 1, Subiono 2 Graduate of Student Department of Mathematic ITS, Surabaya 1 hari_yustinus@yahoo.co.id, 2 subiono2008@matematika.its.ac.id
Lebih terperinciMENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS TESIS DESSY 0906577324 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA DEPOK JULI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai matriks (meliputi definisi matriks, operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas aljabar max-plus, dan penyelesaian
Lebih terperinciPanitia Pengarah (Steering Committee):
Panitia Pengarah (Steering Committee:.S niversitas umatera tara (Universitas Padjadjaran nstitut eknologi andung niversitas endidikan ndonesia PANITIA PELAKSANA Reviewer Extended Abstrak i ii TIM PROSIDING
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS
PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS oleh CASILDA REVA KARTIKA M0112021 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Menurut Khisma (2016: 9) kemacetan kendaraan bermotor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan kota dengan tingkat kemacetan lau lintas yang semakin meningkat. Menurut Khisma (2016: 9) kemacetan kendaraan bermotor menyebabkan banyak
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori dan terminologi graph, yaitu bentukbentuk khusus suatu graph dan juga akan diuraikan penjelasan mengenai shortest path. 2.1 Konsep Dasar
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS
PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS Casilda Reva Kartika, Siswanto, dan Sutrima Program Studi Matematika
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG PERHITUNGAN NILAI SEWA REKLAME TERBATAS PADA KAWASAN KHUSUS DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa sebagai
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL MATEMATIKA Menyiapakan Pendidikan Matematika dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Surabaya, Sabtu 14 Mei 2016
i Adi Buana University Press SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA 2016 Menyiapakan Pendidikan Matematika dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Surabaya, Sabtu 14 Mei 2016 Editor: 1. H. Sunyoto Hadi Prayitno,
Lebih terperinciPENENTUAN RUTE ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN DI SURABAYA BARAT
PENENTUAN RUTE ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN DI SURABAYA BARAT STUDI KASUS: JOYOBOYO-MANUKAN KAMIS, 7 JULI 2011 RIZKY FARANDY, 3607100053 OUTLINE PENDAHULUAN KAJIAN TEORI METODOLOGI PENELITIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang proses kehidupan manusia sebagai penunjang media perpindahan arus barang, orang, jasa serta informasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan rencana pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai pembangunan Bandar Udara baru di kecamatan Temon, Kulon Progo, akan menyebabkan kebutuhan transportasi
Lebih terperinciPENGHITUNGAN VEKTOR-KHARAKTERISTIK SECARA ITERATIF MENGGUNAKAN TITIK TETAP BROUWER
J. Math. and Its Appl. ISSN: 829-65X Vol. 8, No. 2, November 2, 8 PENGHITUNGAN VEKTOR-KHARAKTERISTIK SECARA ITERATIF MENGGUNAKAN TITIK TETAP BROUWER Subiono Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi
Lebih terperinciMATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR
MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR Disusun oleh: Dwi Lestari, M.Sc email: dwilestari@uny.ac.id JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Lebih terperinciAljabar Maxplus dan Terapannya
Aljabar Maxplus dan Terapannya Version 1.1.1 1 Sepetember 213 Subiono * FMIPA Jurusan Matematika - M Matematika ITS, * Surabaya Subiono Email: subiono28@matematika.its.ac.id Alamat: Jurusan Matematika
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN LAMPIRAN-LAMPIRAN 85 LAMPIRAN 1 Script Editor Matlab % Program Matlab Menghitung NILAI EIGEN Max-Plus Maksimum dan VEKTOR EIGEN yang bersesuaian untuk suatu Matriks Max-plus A % input : Matriks
Lebih terperinciPERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR
PERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik Sipil (S-1) Diajukan
Lebih terperinciKonstruksi Matriks NonNegatif Simetri dengan Spektrum Bilangan Real
J. Math. and Its Appl. ISSN: 189-605X Vol. 4, No. 1, May 007, 17 5 Konstruksi Matriks NonNegatif Simetri dengan Spektrum Bilangan Real Bambang Sugandi 1 dan Erna Apriliani 1 Jurusan Matematika, FMIPA Unibraw,
Lebih terperinciRencana Pengembangan Jaringan Jalan No. RencanaJaringanJalan Keterangan RencanaTahap I RencanaTahap II 1 Fungsi Arteri Primer Jl. Lingkar Luar Barat
LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR : TANGGAL : Rencana Pengembangan Jaringan Jalan No. RencanaJaringanJalan Keterangan RencanaTahap I RencanaTahap II 1 Fungsi Arteri Primer Jl. Lingkar Luar
Lebih terperinciPenerapan Exhaustive Search dan Algoritma A Star untuk Menentukan Rute Terbaik dari KRL Commuter Line dan Bus Transjakarta
Penerapan Exhaustive Search dan Algoritma A Star untuk Menentukan Rute Terbaik dari KRL Commuter Line dan Bus Transjakarta Jeremia Kavin Raja Parluhutan / 13514060 Program Studi Teknik Informatika Sekolah
Lebih terperinciPENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE ALJABAR MAX-PLUS: STUDI KASUS PADA PEMASANGAN PENGOLAH AIR PDAM KOTA SEMARANG ARPI MEDIAN LAVANDI NOOR
PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE ALJABAR MAX-PLUS: STUDI KASUS PADA PEMASANGAN PENGOLAH AIR PDAM KOTA SEMARANG ARPI MEDIAN LAVANDI NOOR DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RUTE WISATA TERPENDEK BERBASIS ALGORITMA FLOYD-WARSHALL
Sistem Prediksi Penyakit Diabetes Berbasis Decision Tree RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RUTE WISATA TERPENDEK BERBASIS ALGORITMA FLOYD-WARSHALL Anik Andriani Manajemen Informatika AMIK BSI Jakarta Jl.
Lebih terperinciPEMODELAN MANAJEMEN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN MENGGUNAKAN NETWORK FLOW
PEMODELAN MANAJEMEN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN MENGGUNAKAN NETWORK FLOW Carter Mumu *), I Ketut Eddy Purnam dan Yoyon Kusnendar Suprapto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciKEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS
KEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS Annisa Rahmawati, Siswanto, Muslich Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA Nomor: 0243 /WM01/Q/2017. tentang
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA Nomor: 0243 /WM01/Q/2017 tentang HASIL SELEKSI CALON MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN AKADEMIK 2017/2018 TAHAP 1 GELOMBANG I REKTOR UNIVERSITAS
Lebih terperinciMANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT TREM DI JALAN RAYA DARMO SURABAYA
MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT TREM DI JALAN RAYA DARMO SURABAYA OLEH : ZUHRI MUHIS (3111106020) DOSEN PEMBIMBING : WAHJU HERIJANTO, Ir., MT. LATAR BELAKANG TUJUAN BATASAN MASALAH LOKASI KAJIAN DASAR TEORI
Lebih terperinci.: PENETAPAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA
.: PENETAPAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA No Kecamatan SK 1996 SK 1998 SK 2009 SK 2010 SK 2011 SK 2012 SK 2013 SK 2014 Jumlah 1 KECAMATAN KREMBANGAN 10 35 - - 1-1 47 2 KECAMATAN BUBUTAN 11 13 - - - - 1 2 27 3
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus mengalami kemajuan. Salah satunya adalah cabang ilmu matematika yang sampai saat ini mengalami perkembangan
Lebih terperinciMASALAH NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN YANG DIPERUMUM MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS
MASALAH NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN YANG DIPERUMUM MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS oleh DIAN RIZKI NURAINI M0111021 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciPenentuan Lokasi lokasi Potensial Pembangunan Bangunan Tinggi di Surabaya Pusat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Penentuan Lokasi lokasi Potensial Pembangunan Bangunan Tinggi di Surabaya Pusat Brian Biondy, Heru Purwadio Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Lebih terperinciAljabar Min-Max Plus dan Terapannya
Aljabar Min-Max Plus dan Terapannya Version 3.. 11 Sepetember 215 Subiono * FMIPA Jurusan Matematika - M Matematika ITS, * Surabaya Subiono Email: subiono28@matematika.its.ac.id Alamat: Jurusan Matematika
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. elektrik yang berfungsi mengatur kendaraan-kendaraan agar berhenti atau
BAB II KAJIAN TEORI A. Lampu Lalu Lintas Lampu lalu lintas ialah peralatan yang dioperasikan secara mekanis atau elektrik yang berfungsi mengatur kendaraan-kendaraan agar berhenti atau berjalan. Peralatan
Lebih terperinciBAB I BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Yogyakarta adalah Ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Yogyakarta 2005-2025,
Lebih terperinciKETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS PLUS
KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS PLUS oleh TRI ANGGORO PUTRO M0112100 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS
Lebih terperinciAplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan. Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman
Aplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh: Arifudin Prabowo Kurniawan 13305144011 ABSTRAK
Lebih terperinci