2 Aljabar Max-Plus, Graf Berarah dan Berbobot

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2 Aljabar Max-Plus, Graf Berarah dan Berbobot"

Transkripsi

1 Seminar Nasional dan Workshop Aljabar dan Pembelajarannya, 5-6 Mei 05, Universitas Mataram. Algoritma Iterasi Policy dalam Aljabar Max-Plus Subiono a dan Kistosil Fahim b a,b Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia subiono008@matematika.its.ac.id a dan kfahimt@gmail.com b Abstrak-Dalam paper ini dibahas suatu algoritma yang dinamakan Iterasi Policy. Algoritma ini tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan nilai-eigen dan vektor-eigen dari suatu matriks persegi dalam aljabar max-plus, tetapi juga dapat menentukan eigenmode tergeneralisasi. Untuk tujuan komputasi, algoritma yang diberikan diimplementasikan dalam suatu toolbox min-max-plus algebra menggunakan open source Scilab v Kata kunci: aljabar max-plus; iterasi policy; nilai dan vektor eigen; eigenmode Pendahuluan Peranan nilai eigen dan vektor eigen dalam aljabar max-plus sangat penting, khususnya untuk perancangan masalah penjadwalan yang teratur. Keteraturan suatu jadwal sangat dibutuhkan oleh pengguna, misalnya pengguna transportasi yang telah disediakan. Beberapa hasil penjadwalan sistem transportasi sudah dibahas. Khususnya masalah penjadwalan busway, analisis penjadwalan pesawat di suatu bandara dan penjadwalan terintegrasi monorail dan trem ([7, 8, 9] dan [0]). Selain itu masalah penjadwalan rantai pasok dan penjadwalan dari monorail dan train di kota Surabaya menggunakan aljabar max-plus telah dibahas di [] dan []. Keuntungan menggunakan aljabar max-plus adalah umumnya model matematika yang didapat berbentuk linier sedangkan dalam aljabar konvensional taklinier. Dalam paper ini dibahas beberapa algoritma untuk menentukan nilai eigen dan vektor eigen dari matriks persegi dalam aljabar max-plus. Berbagai power algoritma dibahas terlebih dahulu dan dilanjutkan pembahasan algoritma iterasi policy. Hasil pembahasan algoritma diimplementasikan dalam suatu toolbox min-max-plus algebra menggunakan open source Scilab v Aljabar Max-Plus, Graf Berarah dan Berbobot Dalam bagian ini secara ringkas dikenalkan pengertian aljabar max-plus dan beberapa notasi terkait yang digunakan dalam pebahasan. Pembahasan rinci tentang aljabar maxplus bisa didapat di [, ] dan [3].. Max-plus Algebra Aljabar max-plus didefinisikan sebagai R max = (R ε,, ), dimana R ε = R {ε} dengan R adalah himpunan bilangan riil, ε def =, x y def = max{x,y} dan x y def = x+y untuk setiap x,y R ε. Lagipula, dalam konteks aljabar max-plus pangkat a b = ab, adalah perkalian a dan b dalam aljabar konvensional. Struktur aljabar dari (R ε,, ) adalah semi-field idempoten yaitu, semi-ring komutatif idempoten dimana setiap elemen x ε

2 mempunyai invers x terhadapoperasi danuntuk setiapx R ε berlakux x = x([]). Untukringkasnya semi-ring komutatif idempoten (R ε,, ) ditulissebagai R max. Contoh, dalamr max ; 8 5 = max{8,5} = 8 dan4 6 = 4+6 = 0. Juga ε x = max{,x} = x dan 0 x = 0+x = x untuk setiap x di R ε dan 6 7 = 7(6) = 4.. Matriks atas R max Dalamsub-bagian ini dikenalkan matriks atas R max. Himpunan semua matriks berukuran m n dalam aljbar max-plus dinotasikan oleh R m n ε. Untuk n N dengan n 0, n def = {,,...,n}. Elemen baris ke-i kolom ke-j dari suatu matriks A R m n ε dinotasikan oleh a i,j untuk i m dan j n. Adakalanya elemen a i,j juga dinotasikan sebagai [A] i,j, i m, j n. Matriks identitas berukuran n n dalam R max dinotasikan oleh E, yaitu matriks yang elemen-elemen diagonal utamanya adalah 0 = (e) dan elemen yang lainnya sama dengan ε. Jumlahan dari matriks A,B R m n ε dalam aljabar max-plus dinotasikan sebagai A B dan didefinisikan oleh [A B] i,j = a i,j b i,j = max{a i,j,b i,j }. () Untuk A R m n ε dan skalar α R ε perkalian α A didefinisikan sebagai untuk i m dan j n. Bila A R m p ε didefinisikan oleh [A B] i,j = [α A] i,j def = α a i,j () p k= dan B R p n ε, perkalian matriks A B a i,k b k,j = max k p {a i,k +b k,j }, (3) untuk i m dan j n. Perkalian matriks dalam aljabar max-plus serupa dengan perkalian matriks dalam aljabar konvensional dimana masing-masing + dan diganti oleh dan..3 Max-Plus dan Graf Dalam sub-bagian ini dirangkum beberapa definisi dan pengertian terkait dari beberapa hasil-hasil yang didapat di [, ]. Definisi. Suatu graf berarah G adalah pasangan (N, D) dimana N adalah himpunan titik dari graf G dan D N N adalah himpunan simpul dari graf G. Definisi. Suatu lintasan (path) p dari titik i ke j dalam suatu graf adalah barisan simpul p = (i,i,...,i s+ ) dengan i = i dan i s+ = j sedemikian hingga masing-masing (i k,i k+ ) adalah suatu simpul dari graf tsb. Notasi p l = s menyatakan panjang dari lintasan p adalah s. Himpunan semua lintasan dari titik i ke j yang mempunyai panjang k dinotasikan oleh P(i,j,k). Definisi.3 Suatu graf berarah G(A) yang dikaitkan dengan suatu matriks A R n n ε adalah graf dimana himpunan titik adalah N = {,,...,n} dan himpunan simpul D = {(j,i) : a i,j ε}. Dalam hal ini dikatakan bahwa a i,j adalah bobot dari simpul (j,i) D. Definisi.4 Suatu titik j dikatakan dapat dicapai dari suatu titik i bila ada suatu lintasan dari i ke j. Suatu graf dikatakan strongly connected bila sebarang titik dalam graf tsb. dapat dicapai dari sebarang titik yang lainnya. Suatu matriks A Rε n n adalah taktereduksi bila G(A) adalah strongly connected.

3 Definisi.5 Suatu sirkuit dengan panjang s adalah suatu lintasan tertutup, yaitu suatu lintasan sedemikian hingga i = i s+. Suatu sirkuit yang hanya terdiri dari satu titik dinamakan loop. Suatu sirkuit elementer adalah sirkuit dimana semua titik yang termuat dalam sirkuit yaitu i,i,...,i s berbeda. Definisi.6 Untuk matriks A Rε n n, maka masing-masing matriks A + dan A adalah A + = k= Ak dan A = E A + = k 0 A k..4 Nilai-eigen dan Vektor-eigen Dalam sub-bagian ini diberikan pengertian dari nilai-eigen dan vektor-eigen dari suatu matriks A Rε n n dan diberikan beberapa power algoritma untuk menghitung nilai-eigen dan vektor-eigen dari matriks A. Definisi.7 Diberikan A Rε n n. Bila λ R ε dan vektor v R n ε satu elemen tidak sama dengan ε, dan setidaknya memuat A v = λ v maka λ dinamakan suatu nilai-eigen dari A dan v adalah vektor-eigen. Masalah untuk mendapatkan suatu nilai-eigen dan vektor eigen dalam aljabar max-plus banyak muncul dari model persamaan x(k +) = A x(k), k = 0,,,..., (4) dimana x(k) R n ε dan A Rε n n. Berikutnya diberikan beberapa Algorima Power yang dapat digunakan untuk menghitungnilai-eigendanvektor-eigendarisuatumatriksa Rε n n. Algoritma Power memiliki prosedur yang sederhana dan mudah dipahami. Algoritma Power pertama kali dikenalkan oleh Olsder dan diberikan contohnya tetapi pada saat itu belum ada teori pengembangannya ([4]). Pengembangan teori algoritma Power berturut-turut dilakukan oleh Braker ([5]) dan Subiono ([6]). Algoritma. ([4]). Ambil sebarang vektor awal x(0) ε.. Iterasi (4) sampai ada bilangan bulat p,q dimana p > q 0 dan bilangan riil c yang memenuhi x(p) = c x(q). Definisikan sebagai nilai-eigen λ = c p q. 4. Definisikan sebagai (calon) vektor-eigen v = p q p q x(q +i ). Contoh. Misalkan dalam sistem (4) matriks A adalah [ ] 3 5 A = dan vektor keadaan awal x(0) = 3 i= [ ]

4 Iterasi Persamaan (4) didapat x(0), x(), x() = 8 x(0)... [ ] [ ] [ ] [ ] ,, = 8, Dengan demikian digunakan Algoritma Power. didapat p =,q = 0 dan c = 8. Jadi sebagai nilai-eigen adalah λ = c = 8 = 4. Vektor v dari Algoritma. diberikan oleh p q v = (x(0)+x()) = [ ] [ ] [ ] 0 5 ( + ) = 0 3. Selanjutnya diselidiki apakah A v = λ v. [ ] [ ] [ ] 3 5 A v = 6 3 = 5 = 4 [ ] = λ v. Algoritma. tidak selalu memberikan vektor-eigen sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu diberikan dua algoritma power yang lainnya. Algoritma. ([5]). Gunakan Algoritma. untuk menyelidiki bahwa A v = λ v.. Bila A v = λ v, maka v adalah suatu vektor-eigen dari sistem (4) untuk nilaieigen λ, algoritma berhenti. Bila tidak, definisikan vektor baru v sebagai berikut { v i bila (A v) i = λ v i, v i = ε untuk yang lain. Ulangi lagi (4) dengan x(0) = v sampai ada beberapa bilangan bulat r 0 yang memenuhi x(r + ) = λ x(r). Maka x(r) adalah suatu vektor-eigen dari sistem (4) untuk nilai-eigen λ. Algoritma.3 ([6]). Ambil sebarang vektor awal x(0) ε.. Iterasi (4) sampai ada bilangan bulat p,q dimana p > q 0 dan bilangan riil c yang memenuhi x(p) = c x(q). Definisikan sebagai nilai-eigen λ = c p q. 4. Definisikan sebagai vektor-eigen p q ( ) v = λ (p q i) x(q +i ). i= 4

5 Contoh. Misalkan dalam sistem (4) matriks A adalah ε 3 ε 0 A = ε ε ε dan vektor keadaan awal x(0) = ε ε. ε ε ε ε Iterasi (4) didapat x(0) x() x() x(3) x(4) = 5 x() 0 ε ε 7 7 ε = 5 4. ε ε 5 7 Dengan demikian dalam tiga algoritma power didapat p = 4,q = dan c = 5. Jadi sebagai nilai-eigen adalah λ = c = 5 = p q. Vektor v dari Algoritma. diberikan oleh v = (x()+x(3)) = ( ) = Selanjutnya diselidiki apakah A v = λv. ε 3 ε 5 A v = ε ε ε 4 5 = ε ε ε = 4 5 = λ v. 6 Jadi vektor v yang dihasilkan oleh Algoritma. bukan suatu vektor-eigen dari matriks A untuk nilai-eigen λ =. Sekarang vektor v dihitung menggunakan Algoritma., hal ini menghasilkan vektor 5 v = 4 ε. Lakukan iterasi ulang dalam (4) dengan vektor awal x(0) = v sampai ada beberapa bilangan bulat r 0 yang memenuhi x(r +) = λ x(r), didapat x(0) x() x() x(3) = x() ε 6 9 = 9 9. ε Terlihat bahwa r = dan x() adalah vektor-eigen dari A untuk nilai-eigen λ =. Selanjutnya dari hasil iterasi awal yang telah dilakukan dalam(4) digunakan Algoritma

6 didapat vektor v yang diberikan oleh v = (λ x()) x(3) = = Dapat diselidiki bahwa v adalah vektor-eigen dari A untuk nilai-eigen λ = sebagai berikut: ε 3 ε A v = ε ε ε 7 6 = 9 9 = 7 6 = λ v. ε ε ε Algoritma Iterasi policy Algoritma yang efisien untuk menghitung komponen eigen dari sistem linier (max, +) adalah algoritma iterasi policy yang diuraikan oleh Cochet-Terrasson ([3]). Algoritma didapatkan dari algoritma iterasi multichain policy oleh Howard ([4]) yang mana telah diketahui secara umum merupakan teori dari Markov. Pada [3] diperkenalkan algoritma generalisasi eigenmode yaitu pasangan (η,v) dengan η,v R n. Jika ada M R sedemikian hingga 7 untuk m R,m M = D m v = A(D ) D m v, (5) dimana D adalah diag(η,η,...,η n ) T, D m adalah diag(m η,...,m η n ) dan A(λ) = l A t λ t. t=0 Jika A mempunyai nilai eigen yaitu λ 0 maka Persamaan 5 dapat dituliskan sebagai atau l t=0 v = A(λ 0 ) v A t λ t 0 v = v. Jika A tidak punya nilai eigen, maka algoritma iterasi policy menghitung vektor η = (η,η,...,η n ) T dimana setiap η i berhubungan dengan maksimum nilai eigen tergenalisir darikelasyangmengaksessimpulq i. Sepertihalnyaeigenvektortergenalisirv, Persamaan 5 dapat dituliskan sebagai (D m ) j,j v j = l t=0 n (((A t ) j,i (D t ) i,i ) (D m ) i,i v i ), i= atau m η j +v j = max t=0,,...,l max (((A t) j,i t η i )+(m η i ))+v i (6) i=,,...,n bagi kedua sisi Persamaan 6 dengan m, selanjutnya untuk m didapat η j = max η i, (i,t,j) E 6

7 dengan E = {(i,t,j) N N N (A t ) j,i ε} dengan (i,t,j) sisi dari simpul q i ke q j dengan t dapat dianggap sebagai banyaknya kendaraan yang melalui lintasan q i ke q j atau dalam istilah Petri net dinamakan banyaknya token dalam suatu place. Jika simpul i mempunyai akses terhadap simpul j maka η i sama dengan η j. Maka Persamaan 6 bisa dituliskan sebagai v j = max (τ ji µ ji η i +v i ) (i,t,j) Ē denganτ ji danµ ji berturut-turutadalahwaktu(bobot)danbanyaknya kendaraan(token) yang melalui lintasan dari i ke j. Sebelum dijelaskan algoritma iterasi policy, pertama diberikan asumsi berikut ini. Asumsi Diasumsikan bahwa matriks polinomial A(γ) = l t=0 A t γ t Rε n n mempunyai paling sedikit satu elemen berhingga pada tiap barisnya dan graf dengan bobot waktu A 0 yang dinotasikan sebagai G TM0 tidak memiliki sirkuit. Telah diketahui bahwa jika A memenuhi Asumsi didapat eigenmode tergeneralisir (η, v), maka cycle time vector dari A adalah χ(a) = η. Algoritma iterasi policy mengkonstruksi sebuah subgraf dari G TM sedemikian hingga setiap simpul (j) mempunyai tepat satu simpul (i) dengan (i, t, j) terdapat pada subgraf tersebut. Catatan bahwa subgraf ini memuat paling sedikit satu sirkuit. Himpunan simpul yang terhubung dengan setiap simpul dalam subgraf tersebut berkaitan dengan yang dinamakan policy. Untuk definisi yang lebih formal diberikan sebagai berikut. Algoritma iterasi policy biasanya berisi dua tahap untuk setiap iterasi ke-k. Bagian pertama, menghitung pasangan (η k,x k ) yang berhubungan dengan policy yang diberikan, tahap ini disebut sebagai tahap penentuan nilai. Bagian kedua adalah bagian untuk menentukan policy yang lebih baik berdasarkan sikel rata-rata dari sirkuit atau berdasarkan vektor x k yang berdasarkan pada subgraf, tahap ini disebut sebagai tahap perbaikan policy. Secara formal, policy adalah pemetaan π : V E (dengan V himpunan simpul) didefinisikan sebagai π(j) = (i,t,j) = p t j,i dimana i P j = {s p t j,s E} untuk semua j V. Dinotasikan input dari titik pada suatu policy dengan In(πj) dan bobot waktu dari sisi yang menghubungkan kedua simpul diberikan oleh τ(π(j)) := τ j,in(π(j)) dan inisialisasi banyaknya kendaraan diberikan oleh µ(π(j)) := µ j,in(π(j)). Selanjutnya policy π dikaitkan dengan matriks polinomial A π (γ) = l t=0 Aπ t γ t, dimana (A π t ) ji = τ(π(j)), jika i = In(π(j)) dan t = µ(π(j)) dan ε untuk lainnya. Matriks A π (γ) mempunyai tepat satu entri berhingga perbaris yang berhubungan terhadap output simpul dari simpul yang dipilih pada π. Timed marked Graph (TMG) GTM π yang berhubungan dengan Aπ (γ) adalah subgraf dari G TM dengan setiap simpul mempunyai simpul tunggal yang terhubung terhadapnya. Jelas bahwa GTM π memuat paling sedikit satu sirkuit. Padatahappenentuannilai,dihitungvektorη k danx k berdasarkanpolicy πsedemikian hingga n x k j = (A π ((ηi) k )) j,i x k i = i= n (A µ(π(j)) ) j,i (ηi k x k ) µ(π(j)) i i= = τ(π(j)) µ(π(j)) η k i +x In(π(j)) (7) 7

8 untuk semua j =,,...,n. Persamaan 7 berdasarkan definisi dari policy, untuk setiap simpul q j mempunyai hanya satu simpul yang terhubung dalam GTM π. Persamaan 7 diselesaikan untuk (η k,x k ). Pertama tentukan sirkuit dalam GTM π berdasarkan policy π yang diberikan. Selanjutnya hitung rata-rata sikel η dari sirkuit yang ditentukan. Pilih sebarang simpul q i pada sirkuit dan tentukan waktu sikel ηi k = η dan nilai untuk x k i = xk i. Setiap simpul q j yang terhubung terhadap path dari q i dalam GTM π ditentukan waktu sikel η dan nilai x k j dihitung sesuai Persamaan (7). Proses ini dilakukan untuk semua sirkuit dalam policy π. Pada tahap perbaikan policy, dilakukan perbaikan policy berdasarkan (η k,x k ) yang telah didapat pada tahap sebelumnya. Pertama, untuk setiap verteks q j periksa apakah ada sisi p t j,i dengan input simpul q i mempunyai waktu sikel yang lebih besar dari ηi. k Jika ada, policy π(j) dirubah ke sisi p t j,i yang menghubungkan q j ke sirkuit dengan sikel ratarata yang lebih besar. JIka policy tidak dapat diperbaiki dengan cara ini maka pilih x k yang bisa memperbaiki. Jika ada q j sedemikian hingga n (A((ηi) k )) j,i x k i > x k j, (8) i= maka policy π tidak optimal. Perbaikan policy yang ditentukan oleh pengubahan π(j) untuk setiap komponen j yang memenuhi (8) dan untuk sisi p t j,i yang mana bagian kiri dari Persamaan 8 maksimum. Untuk algoritma iterasi policy diberikan sebagai berikut. Algoritma Iterasi Policy Input:Polinomial matriks A memenuhi Asumsi. Output: Generalisasi eigenmode dari A. Inisialisasi Pilih sebarang policy π. Setting k = dan x 0 = (0,...,0) T R n. Tentukan pasangan (η,x ) menggunakan tahap 3 dari algoritma. Perbaikan Policy Misal J = {j maxη k i > η k j}, K(j) = arg max p j,i P ηk i,j =,,...,n, I = {j max p j,i K(j) (τ ji µ j,i τ k i +x k i ) > xk j }, L(j) = arg max p j,i K(j) (τ j,i µ j,i τ k i +x k i),j =,,...,n. jikai = J = makaberhenti. Generalisasi eigenmode diberikanoleh(η k,x k ). Lebih lanjut, jika J. Maka setting { pilih pj,i K(j) jika j J π k+ (j) = π k (j) jika j J, dan jika tidak (J = tetapi I ) setting { pilih pj,i L(j) jika j I π k+ (j) = π k (j) jika j I. 8

9 Penentuan Nilai Tentukan sirkuit ξ pada graf G π k TM dan misal p η = τ uv ξ uv p µ uv ξ uv pilih sebarang simpul q i ξ dan setting ηi k = η,x k i = xi k. Untuk simpul j yang terhubung terhadap path i pada G π k TM, setting η k j = η x k j = τ(π(j)) µ(π(j)) η+x k In(π(j)). Jika ada himpunan takkosong C dari simpul q i yang takterhubung dengan q i, maka lakukan kembali tahap 3 menggunakan sirkuit yang berbeda dari sebelumnya. 4. Iterasi Policy setting k = k + dan menuju ke tahap. Contoh.3 Diberikan matriks polinomial dengan A 0 = A(λ) = A 0 +A λ ε ε ε ε ε ε ε ε ε,a = ε ε 4 ε Tentukan nilai eigen dan vektor eigen dari matriks polinomial diatas. Penyelesaian Sebelum menggunakan algoritma iterasi policy terlebih dahulu digambarkan graf G TM dari matriks polinomial diatas.. q 3 q q 4 Gambar : Graf dari polinomial pada Contoh.3 selanjutnya diaplikasikan algoritma iterasi policy yaitu Tahap Inisialisasi pilih x 0 = (0,0,0) T dan π = {p,p,p 33} dapat digambar graf dari G π TM dilihat pada Gambar. Tahap Penentuan Nilai yaitu dapat Ambil sikel q q padag π TM sehingga η = = didapat x = 0 danη = η =. Karena tidak ada simpul lain yang terhubung ke q maka ambil sikel lain di G π TM yaitu q q 9

10 q 3 q q Gambar : Graf dari policy pada iterasi ke- sehingga didapat x = 0 dan η = selanjutnya dengan cara yang sama didapat x 3 = 0 dan η3 =, Dengan demikian pada tahap ini didapatkan x = (0,0,0) T,η = (,,) T. Perbaikan policy DariGambardannilaix danη didapatkanj = {}, K() = {}, K() = {3}, K(3) = {3}, I = {}, L() = {}, L() = {3}, L(3) = {3}. Karena J maka didapat π = {p,p,3,p 33} (untuk gambar graf dari G π TM dapat dilihat pada Gambar 3). q q q 3 4 Gambar 3: Graf dari policy pada iterasi ke- Tahap Penentuan Nilai Ambil sikel q q pada G π TM sehingga η = = sehingga didapat x = 0 dan η = η =. Karena tidak ada simpul lain yang terhubung ke q maka ambil sikel lain di G π TM yaitu q 3 q 3 sehingga didapat x 3 = 0 dan η 3 =. Karena q terhubung terhadap q 3 maka didapat η = dan x 3 = τ(p 3) µ(p 3) η + x 3 = =. Jadi x = (0,,0) T,η = (,,) T. Perbaikan policy DariGambardannilaix danη didapatkanj =, K() = {,}, K() = {,3}, K(3) = {,3}, I = {,3}, L() = {}, L() = {3}, L(3) = {}. Karena J = dan I maka didapat π 3 = {p,p 3,p 3} (untuk gambar graf dari G π 3 TM dapat dilihat pada Gambar 4). Tahap Penentuan Nilai Ambil sikel q q 3 q pada G π 3 4+ TM sehingga η = = kemudian ambil simpul q + 3 sehingga didapat x 3 3 = 0 dan η 3 3 = η = Karena q dan q terhubung terhadap q 3 maka didapat η 3 = 3, η3 = 3, x3 = τ(p 3 ) µ(p 3 ) η + x3 3 = = dan x 3 = τ(p ) µ(p ) η +x 3 = 3+ = 0. Jadi x = (0,,0) T,η = (3,3,3) T. 0

11 q 3 q q 4 Gambar 4: Graf dari policy pada iterasi ke-3 Perbaikan policy Dari Gambar dan nilai dari x dan η didapatkan J =, K() = {,}, K() = {,3}, K(3) = {,3}, I =, L() = {,}, L() = {3}, L(3) = {,3}. Karena J = dan I = maka iterasi berhenti. Sehingga didapat eigenmode tergeneralisir adalah 3 η = 3, x = 3 Algoritma ini telah diimplementasikan pada toolbox Scilab berikut ini contohnya. --> A=[,,-%inf;-%inf,,4;-%inf,,]; -->[eigvalmode,x] = policyiteration(a) Number Of Iteration x =.. eigvalmode = -->\\Atau kita bisa merubahnya kedalam bentuk polynomial sebagai berikut -->A0=maxpluszeros(3,3); -->A=[,,-%inf;-%inf,,4;-%inf,,]; -->A=A0; -->A(:,:,)=A A = (:,:,) 0 0.

12 - Inf - Inf - Inf - Inf - Inf - Inf - Inf - Inf - Inf (:,:,).. - Inf - Inf Inf.. -->[eigvalmode,x] = policyiteration(a) Number Of Iteration x =.. eigvalmode = Dari Contoh-contoh yang telah dibahas menunjukkan bahwa semua elemen vektor cycle mean adalah sama dengan λ. Berbeda dengan contoh-contoh sebelumnya, contoh berikut menghasilkan elemen vektor cycle mean ada yang berbeda. Contoh.4 Diberikan matriks A = 8 ε ε 3, ,5 5 5 Gunakan Algoritma Iterasi policy didapat eigenmode tergenaralisir (η, v) dimana 8 0 η = 5 dan v = 5,5. 5 5,5 Dapat ditunjukkan bahwa η dan v memenuhi. A (k η +v) = (k +) η +v, k 0. 3 Kesimpulan dan Penelian Berikutnya Telah dibahas beberapa Algoritma Power. Ada tiga Algoritma Power. Ketiga algoritma ini memberikan kondisi : untuk sebarang keadaan awal x(0) ε, iterasi (4) sampai ada bilangan bulat p,q dimana p > q 0 dan bilangan riil c yang memenuhi x(p) = c x(q). Kondisi ini ekivalen dengan semua elemen dari vektor cycle mean sama dengan λ = c. Bila kondisi ini tidak dipenuhi, maka Algoritma.,. dan Algoritma.3 p q

13 gagal memberikan hasil yang diharapkan. Walaupun Algoritma. memenuhi kondisi yang telah dibicarakan, adakalanya algoritma ini tidak menghasilkan vektor v sebagai vektor-eigen dari matriks A untuk nilai-eigen λ = c. Maka untuk menentukan vektor p q v sebagai vektor-eigen dari A untuk nilia-eigen λ = c digunakan Algoritma.. p q Berbeda dengan dua Algoritma. dan Algoritma.. Algoritma.3 dapat langsung digunakan tanpa menggunakan Algoritma. dan menghasilkan vektor v sebagai vektoreigen dari matriks A untuk nilai-eigen λ = c. p q Lain halnya dengan tiga Algoritma Power, Algoritma Iterasi Policy tidak perlu memenuhi syarat yang harus dipenuhi oleh Algoritma., Algoritma. dan Algoritma. Tetapi Algoritma Iterasi Policy memberikan hasil-hasil yang lebih general dari apa yang dihasilkan oleh tiga Algoritma Power. Apapun hal ini, dari pembahasan menunjukkan bahwa prosedur-prosedur yang dilakukan dalam Algoritma Iterasi Policy jauh lebih rumit dan kompleks dibandingkan tiga Algoritma Power. Oleh karena itu untuk penelitian berikutnya bila memungkinkan, maka Algoritma.3 akan dikembangkan dan diharapkan memberikan hasil-hasil yang sama dalam Algoritma Iterasi Policy. Daftar Pustaka [] Subiono, Aljabar Min-Max Plus dan Terapannya, Jurusan Matematika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 05. [] B. Heidergot, G.J.Olsder, J.Woude, Max Plus at Work, Princeton Universty Press, New Jersey, 006. [3] Baccelli F., Cohen G., Olsder G.J., Quadrat J.P., Synchronization and Linearity. An Algebra for Discrete Event Systems, Wiley, London, 489 pp, 99. Versi Web dapat didownload di [4] G.J. Olsder, Eigenvalues of dynamical min-max systems, Journal of Discrete Event Dynamical Systems, :77-07, (99). [5] J.G. Braker, Algorithms and Applications Timed Discrete Event Systems, Ph.D thesis, Department of Technical Mathematics and Informatics Delft University of Technology, (993). [6] Subiono, On classes of min-max-plus systems and their applications, Ph.D thesis, Department of Technical Mathematics and Informatics Delft University of Technology, (000). [7] Winarni and Subiono, On Scheduling City Bus Routes using Max Plus Algebra. Proceedings of The National Seminar on Mathematics IV, Sepuluh Nopember Institute of Technology, 008. [8] Nahlia Rakhmawati, Subiono and Subchan, Busway Schedule Planning In Surabaya Using Max-Plus Algebra. Proceedings of National Graduate Seminar XII - ITS, Surabaya, July, 0. [9] Dyah Arum Anggraeni, Subchan and Subiono, Analysis of Aircraft Transit Timetable in Airport Using Max-Plus Algebra, Journal POMITS Vol., No., (03), page: -5 3

14 [0] Fatma Ayu Nuning F.A., Modeling and Scheduling Integrated System of Monorail and Train in Surabaya City Using Max-Plus Algebra, Final Project, Mathematics Department Faculty of Mathematics and Science, Sepuluh Nopember Institute of Technology, 0 [] Ema Enggar Wati, Subiono, and Subchan, Analysis Scheduling of Supply Chain Using Max-Plus Algebra(Case Study Terminal Bahan Bakar Minyak(TBBM) Manggis, Bali), Journal POMITS Vol., No., (04), page: -6 [] Kistosil Fahim, Lukman Hanafi, Subiono, Fatma Ayu, Monorail and Tram Scheduling Which Integrated Surabaya Using Max-Plus Algebra. Proceedings of ISIM-MED 04, Yogyakarta, 04. [3] Cochet-Terrasson, J., Cohen, G., Gaubert, S., Mc Gettrick, M., Quadrat, J.P., Numerical Computation of Spectral Elements in (max,+) Algebra, IFAC Conference on System Structure and Control, Nantes, France, 998. [4] Howard, R.A., Dynamic Programming and Markov Processes, MIT Press/Wiley, New York,

Karakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dan Tereduksi dalam Aljabar Max-Plus

Karakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dan Tereduksi dalam Aljabar Max-Plus Karakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dan Tereduksi dalam Aljabar Max-Plus Himmatul Mursyidah (1213 201 001) Dosen Pembimbing : Dr. Subiono, M.S. Program Magister

Lebih terperinci

Aljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian

Aljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian J. Math. and Its Appl. ISSN: 829-605X Vol. 6, No., May 2009, 49 59 Aljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian Subiono Jurusan Matematika FMIPA ITS, Surabaya subiono2008@matematika.its.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS

ANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS ANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS Maria Ulfa Subiono 2 dan Mahmud Yunus 3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 23 e-mail: ulfawsrejo@yahoo.com subiono28@matematika.its.ac.id

Lebih terperinci

MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS

MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS Farida Suwaibah, Subiono, Mahmud Yunus Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,, e-mail: fsuwaibah@yahoo.com

Lebih terperinci

KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan

KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS Tri Anggoro Putro, Siswanto, Supriyadi Wibowo Program Studi Matematika FMIPA UNS Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DOSEN YUNOR

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DOSEN YUNOR HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DOSEN YUNOR. Judul Penelitian : Identifikasi Sifat-Sifat Nilai Eigen dan Vektor Eigen Matriks atas Aljabar Max-Plus..Ketua Pelaksana : a. Nama : Musthofa, M.Sc b.

Lebih terperinci

PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS

PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS PENJDWLN KEGITN BELJR MENGJR SEKOLH MENENGH TS MENGGUNKN LJBR MX-PLUS Yustinus Hari Suyanto 1, Subiono 2 Graduate of Student Department of Mathematic ITS, Surabaya 1 hari_yustinus@yahoo.co.id, 2 subiono2008@matematika.its.ac.id

Lebih terperinci

PERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

PERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL PERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL Siswanto Jurusan Matematika FMIPA UNS sis.mipauns@yahoo.co.id Abstrak Misalkan R himpunan bilangan real. Aljabar Max-Plus adalah himpunan

Lebih terperinci

Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter

Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter Kistosil Fahim, Subchan, Subiono Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR

MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika oleh DEVI SAFITRI 10654004470 FAKULTAS

Lebih terperinci

Nilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus

Nilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus Nilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus Fitri Aryani 1, Tri Novita Sari 2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau e-mail: khodijah_fitri@uin-suska.ac.id

Lebih terperinci

Implementasi Aljabar Max-Plus pada Pemolan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya)

Implementasi Aljabar Max-Plus pada Pemolan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya) Implementasi Aljabar Max-Plus pada Pemolan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya) Kresna Oktafianto, Subiono, Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter

SEMINAR TUGAS AKHIR. Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter SEMINAR TUGAS AKHIR Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter OLEH: Kistosil Fahim DOSEN PEMBIMBING: Dr. Subiono, M.Sc Subchan, M.Sc.,PhD

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dibahas penelitian-penelitian tentang aljabar maks-plus yang telah dilakukan dan teori-teori yang menunjang penelitian masalah nilai eigen dan vektor eigen yang diperumum

Lebih terperinci

Studi Penerapan Bus Sekolah di Jombang Menggunakan Aljabar Max-Plus

Studi Penerapan Bus Sekolah di Jombang Menggunakan Aljabar Max-Plus Studi Penerapan Bus Sekolah di Jombang Menggunakan Aljabar Max-Plus Nahlia Rakhmawati Dosen Pendidikan Matematika STKIP PGRI Jombang rakhmanahlia.stkipjb@gmail.com ABSTRAK Pada penelitian ini dirancang

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS

PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS Casilda Reva Kartika, Siswanto, dan Sutrima Program Studi Matematika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran. Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitan yang dilaksanakan dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya penelitian

Lebih terperinci

Pemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus

Pemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus Pemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus Dyah Arum Anggraeni 1, Subchan 2, Subiono 3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya dyaharumanggraeni@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem kejadian dinamik diskrit (discrete-event dynamic system) merupakan sistem yang keadaannya berubah hanya pada titik waktu diskrit untuk menanggapi terjadinya

Lebih terperinci

PENJADWALAN KEBERANGKATAN KERETA API DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS

PENJADWALAN KEBERANGKATAN KERETA API DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS PENJADWALAN KEBERANGKATAN KERETA API DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS AHMAD AFIF 1, SUBIONO 2 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS Maryatun, Siswanto, dan Santoso Budi Wiyono Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak Polinomial dalam aljabar maks-plus dapat dinotasikan sebagai

Lebih terperinci

Struktur Hirarkis Jalur Kereta Api SDT Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus

Struktur Hirarkis Jalur Kereta Api SDT Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Struktur Hirarkis Jalur Kereta Api SDT Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Tri Utomo 1, Subiono 2 1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Three1st@gmail.com 2 Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Kajian Aljabar Max-Plus pada Pemodelan dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya

Kajian Aljabar Max-Plus pada Pemodelan dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya Kajian Aljabar Max-Plus pada Pemodelan dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya Oleh: Fatma Ayu Nuning Farida Afiatna Dosen Pembimbing: Dr. Subiono, M.Sc Subchan, Ph.D Latar

Lebih terperinci

SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS PROSIDING ISBN : 978-979-16353-9-4 SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS Anita Nur Muslimah 1, Siswanto 2, Purnami Widyaningsih 3 A-1 Jurusan Matematika FMIPA UNS 1 anitanurmuslimah@yahoo.co.id, 2 sis.mipauns@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

Terapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Sederhana Serta Simulasinya Dengan Menggunakan Matlab

Terapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Sederhana Serta Simulasinya Dengan Menggunakan Matlab J. Math. and Its Appl. ISSN: 189-605X Vol. 1, No., Nov. 004, 1 7 Terapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Sederhana Serta Simulasinya Dengan Menggunakan Matlab Subiono Jurusan Matematika, FMIPA -

Lebih terperinci

Kajian Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya

Kajian Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya Kajian Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya Fatma Ayu Nuning Farida Afiatna, Subchan, Subiono Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS

PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS Galih Gusti Suryaning Akbar, Siswanto, dan Santoso Budi Wiyono Program Studi Matematika

Lebih terperinci

Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi

Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Shofiyatul Mufidah a, Subiono b a Program Studi Matematika FMIPA ITS Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat-sifat

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat-sifat BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat-sifat Aljabar Max-Plus, matriks atas Aljabar Max-Plus, matriks dan graf, nilai eigen dan vektor eigen Aljabar Max-Plus,

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG Mira Amalia, Siswanto, dan Bowo Winarno Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Aljabar merupakan cabang ilmu matematika

Lebih terperinci

POLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

POLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL POLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL A-4 Harry Nugroho 1, Effa Marta R 2, Ari Wardayani 3 1,2,3 Program Studi Matematika Universitas Jenderal Soedirman 1 harry_nugroho92@yahoo.com 2 marta_effa, 3

Lebih terperinci

KEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

KEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS KEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS Annisa Rahmawati, Siswanto, Muslich Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM

PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM βeta p-issn: 285-5893 / e-issn: 2541-458 http://jurnalbeta.ac.id Vol. 8 No. 1 (Mei) 215, Hal. 66-78 βeta 215 PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aljabar max-plus bersifat assosiatif, komutatif, dan distributif.

BAB I PENDAHULUAN. aljabar max-plus bersifat assosiatif, komutatif, dan distributif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aljabar max-plus adalah himpunan R := R { } dilengkapi dengan operasi a b := max(a,b) dan a b := a + b. Elemen identitas penjumlahan dan perkalian berturut-turut

Lebih terperinci

SISTEM MAKS-LINEAR DUA SISI ATAS ALJABAR MAKS-PLUS 1. PENDAHULUAN

SISTEM MAKS-LINEAR DUA SISI ATAS ALJABAR MAKS-PLUS 1. PENDAHULUAN SISTEM MAKS-LINEAR DUA SISI ATAS ALJABAR MAKS-PLUS Kiki Aprilia, Siswanto, dan Titin Sri Martini Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret ABSTRAK.

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA SISI DALAM ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN FUZZY

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA SISI DALAM ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN FUZZY PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA SISI DALAM ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN FUZZY Any Muanalifah August 9, 2010 Latar Belakang Latar Belakang Teori himpunan fuzzy berkembang pesat saat ini. Banyak sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem kejadian diskrit (Discrete-Event System) merupakan suatu sistem yang state space nya berbentuk diskret, sistem yang keadaannya berubah hanya pada waktu

Lebih terperinci

A-7 KEBEBASAN LINEAR DALAM ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

A-7 KEBEBASAN LINEAR DALAM ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL PROSIDING ISBN : 978-979-16353-9-4 A-7 KEBEBASAN LINEAR DALAM ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL Siswanto 1, Aditya NR 2, Supriyadi W 3 1,2,3 Jurusan Matematika FMIPA UNS 1 sismipauns@yahoocoid, 2 adityanurrochma@yahoocom,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai matriks (meliputi definisi matriks, operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas aljabar max-plus, dan penyelesaian

Lebih terperinci

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Permasalahan Penjadwalan Angkutan Perdesaan di Jombang

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Permasalahan Penjadwalan Angkutan Perdesaan di Jombang Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Permasalahan Penjadwalan Angkutan Perdesaan di Jombang Nahlia Rakhmawati, Ririn Febriyanti 2 STKIP PGRI Jombang, rakhmanahlia.stkipjb@gmail.com STKIP PGRI Jombang 2, ririn_febriyanti00@yahoo.com

Lebih terperinci

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS TESIS

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS TESIS UNIVERSITAS INDONESIA MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS TESIS DESSY 0906577324 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA DEPOK JULI

Lebih terperinci

Aljabar Min-Max Plus dan Terapannya

Aljabar Min-Max Plus dan Terapannya Aljabar Min-Max Plus dan Terapannya Version 3.. 11 Sepetember 215 Subiono * FMIPA Jurusan Matematika - M Matematika ITS, * Surabaya Subiono Email: subiono28@matematika.its.ac.id Alamat: Jurusan Matematika

Lebih terperinci

MENENTUKAN EIGEN PROBLEM ALJABAR MAX-PLUS

MENENTUKAN EIGEN PROBLEM ALJABAR MAX-PLUS MENENTUKAN EIGEN PROBLEM ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENJADWALAN JALUR BUS DALAM KOTA DENGAN ALJABAR MAX-PLUS

PENJADWALAN JALUR BUS DALAM KOTA DENGAN ALJABAR MAX-PLUS Seminar Nasional Matematika V nstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 13 Desember 2008 PENJADWALAN JALUR BUS DALAM KOTA DENGAN ALJABAR MAX-PLUS 1 Winarni, dan 2 Subiono 1,2 Jurusan Matematika FMPA

Lebih terperinci

KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS PLUS

KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS PLUS KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS PLUS oleh TRI ANGGORO PUTRO M0112100 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS

PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS oleh CASILDA REVA KARTIKA M0112021 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU PRODUKSI TERCEPAT PADA SISTEM MESIN PRODUKSI JAMU DI PT. PUTRO KINASIH DENGAN ALJABAR MAX-PLUS

PENENTUAN WAKTU PRODUKSI TERCEPAT PADA SISTEM MESIN PRODUKSI JAMU DI PT. PUTRO KINASIH DENGAN ALJABAR MAX-PLUS PENENTUAN WAKTU PRODUKSI TERCEPAT PADA SISTEM MESIN PRODUKSI JAMU DI PT. PUTRO KINASIH DENGAN ALJABAR MAX-PLUS oleh CAESAR ADHEK KHARISMA M0109017 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Invers Tergeneralisasi Matriks atas Z p

Invers Tergeneralisasi Matriks atas Z p SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Invers Tergeneralisasi Matriks atas Z p Evi Yuliza 1 1 Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya evibc3@yahoocom PM A-1 - Abstrak Sebuah matriks

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR SUPERTROPICAL

KARAKTERISASI PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR SUPERTROPICAL TESIS SM 142501 KARAKTERISASI PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR SUPERTROPICAL Dian Yuliati NRP. 1214 201 002 DOSEN PEMBIMBING Dr. Subiono, M.S. PROGRAM MAGISTER JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Aljabar Maxplus dan Terapannya

Aljabar Maxplus dan Terapannya Aljabar Maxplus dan Terapannya Version 1.1.1 1 Sepetember 213 Subiono * FMIPA Jurusan Matematika - M Matematika ITS, * Surabaya Subiono Email: subiono28@matematika.its.ac.id Alamat: Jurusan Matematika

Lebih terperinci

APLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA SISTEM PENJADWALAN KERETA REL LISTRIK (KRL) JABODETABEK

APLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA SISTEM PENJADWALAN KERETA REL LISTRIK (KRL) JABODETABEK APLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA SISTEM PENJADWALAN KERETA REL LISTRIK (KRL) JABODETABEK oleh AHMAD DIMYATHI M0111003 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DALAM ALJABAR MAX-PLUS TESIS RIDA NOVRIDA

UNIVERSITAS INDONESIA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DALAM ALJABAR MAX-PLUS TESIS RIDA NOVRIDA UNIVERSITAS INDONESIA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DALAM ALJABAR MAX-PLUS TESIS Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar magister sains RIDA NOVRIDA 1006786221 FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Penjadwalan Pelayanan di PLN dengan Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus

Penjadwalan Pelayanan di PLN dengan Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Prosiding Seminar Nasional FMIPA Universitas Negeri Surabaya ISBN : 978-62-17146--7 Surabaya 24 November 212 Penjadwalan Pelayanan di PLN dengan Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Abstrak 1 Dwina

Lebih terperinci

Rancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net

Rancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net Rancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Widdya P. Sierliawati, Subiono Widdya P. Sierliawati 1 *, Subiono 2 Institut

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MENGGU- NAKAN ALJABAR MAXPLUS (STUDI KASUS DI STMIK BUMIGORA MATARAM)

PEMODELAN SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MENGGU- NAKAN ALJABAR MAXPLUS (STUDI KASUS DI STMIK BUMIGORA MATARAM) PEMODELAN SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MENGGU- NAKAN ALJABAR MAXPLUS (STUDI KASUS DI STMIK BUMIGORA MATARAM) Uswatun Hasanah 1, Neny Sulistianingsih 2, 1,2 Dosen STMIK Bumigora, Jalan Ismail

Lebih terperinci

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains Tahun 2014 Inovasi Pendidikan Sains dalam Menyongsong Pelaksanaan Kurikulum 2013 Surabaya 18 Januari 2014 DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL

Lebih terperinci

ABSTRAK. . Dalam penelitian tesis ini dikonstruksi suatu model penjadwalan. menggunakan Aljabar Max-plus dimana dalam penjadwalan ini

ABSTRAK. . Dalam penelitian tesis ini dikonstruksi suatu model penjadwalan. menggunakan Aljabar Max-plus dimana dalam penjadwalan ini ABSTRAK. Dalam penelitian tesis ini dikonstruksi suatu model penjadwalan menggunakan Aljabar Max-plus dimana dalam penjadwalan ini dibuat sistim kelas moving, tiap ruang belajar yang ada dijadikan laboratorium

Lebih terperinci

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA oleh BUDI AGUNG PRASOJO M0105001 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS

PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS oleh GALIH GUSTI SURYANING AKBAR M0111039 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM

PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM Jurnal Pendidikan Matematika βeta Vol. 8 No.1 (Mei) 2015; Hal. 75-88; ISSN 2085-5893; Beta 2015 Beta tersedia online pada: http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/beta PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Modul 1 PENDAHULUAN

Konsep Dasar. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Konsep Dasar M PENDAHULUAN Drs. Suryo Guritno, M.Stats., Ph.D. ateri yang akan dibahas dalam modul ini adalah konsep-konsep dasar aljabar matriks yang meliputi pengertian matriks, vektor dan skalar;

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMANDU WISATA DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS

PENJADWALAN PEMANDU WISATA DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS PENJADWALAN PEMANDU WISATA DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS oleh ADITYA WENDHA WIJAYA M0109003 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT

KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT Nama Mahasiswa : Aprilliantiwi NRP : 1207100064 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : 1 Soleha, SSi, MSi 2 Dian Winda Setyawati,

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN REPRESENTASI GRAF MAKS-PLUS PADA SISTEM KEJADIAN DISKRET

LAPORAN PENELITIAN REPRESENTASI GRAF MAKS-PLUS PADA SISTEM KEJADIAN DISKRET LAPORAN PENELITIAN REPRESENTASI GRAF MAKS-PLUS PADA SISTEM KEJADIAN DISKRET Nilamsari Kusumastuti, M.Sc. Shantika Martha, S.Si, Evy Sulistyaningsih, S.Si. FAKULTAS MArE #ff ffix*tf ffiffi" ETAH'AN ALAM

Lebih terperinci

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

Matematika Teknik INVERS MATRIKS INVERS MATRIKS Dalam menentukan solusi suatu SPL selama ini kita dihadapkan kepada bentuk matriks diperbesar dari SPL. Cara lain yang akan dikenalkan disini adalah dengan melakukan OBE pada matriks koefisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem kejadian diskrit (SKD) adalah nama klasifikasi masalah tentang sistem dengan sumber daya berhingga yang digunakan oleh beberapa pengguna untuk mencapai

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 66, Nomor 1, 1 Juni 2016

ISSN WAHANA Volume 66, Nomor 1, 1 Juni 2016 PENENTUAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALJABAR MIN-PLUS. Studi Kasus : Distribusi Kentang Jalur Pangalengan, Bandung - Jakarta Rani Kurnia Putri Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

PEMODELAN JARINGAN DAN ANALISA PENJADWALAN KERETA API KOMUTER DI DAOP VI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI

PEMODELAN JARINGAN DAN ANALISA PENJADWALAN KERETA API KOMUTER DI DAOP VI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI PEMODELAN JARINGAN DAN ANALISA PENJADWALAN KERETA API KOMUTER DI DAOP VI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Semi Modul Interval [0,1] Atas Semi Ring Matriks Fuzzy Persegi

Semi Modul Interval [0,1] Atas Semi Ring Matriks Fuzzy Persegi SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Semi Modul Interval [0,1] Atas Semi Ring Matriks Fuzzy Persegi Subjudul (jika diperlukan) [TNR14, spasi 1] Suroto, Ari Wardayani Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Implementasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya)

Implementasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya) Implementasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya) Kresna Oktafianto 1, Subiono 2, Subchan 3 Jurusan Matematika Fakultas MIPA, Institut

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT GRAF DALAM ALJABAR LINIER DAN PENGGUNAANNYA DALAM SAGE

SIFAT-SIFAT GRAF DALAM ALJABAR LINIER DAN PENGGUNAANNYA DALAM SAGE J. Math. and Its Appl. ISSN: 829-605X Vol. 8, No. 2, November 20, 33 42 SIFAT-SIFAT GRAF DALAM ALJABAR LINIER DAN PENGGUNAANNYA DALAM SAGE Soleha Jurusan Matematika, FMIPA ITS Surabaya seha 07@matematika.its.ac.id

Lebih terperinci

STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR DISKRIT LINIER POSITIF

STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR DISKRIT LINIER POSITIF Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 83 89 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR DISKRIT LINIER POSITIF LILI ANDRIANI Program Studi Magister Matematika,

Lebih terperinci

Kode, GSR, dan Operasi Pada

Kode, GSR, dan Operasi Pada BAB 2 Kode, GSR, dan Operasi Pada Graf 2.1 Ruang Vektor Atas F 2 Ruang vektor V atas lapangan hingga F 2 = {0, 1} adalah suatu himpunan V yang berisi vektor-vektor, termasuk vektor nol, bersama dengan

Lebih terperinci

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR Disusun oleh: Dwi Lestari, M.Sc email: dwilestari@uny.ac.id JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BASIS RUANG VEKTOR EIGEN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS

BASIS RUANG VEKTOR EIGEN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS BASIS RUANG VEKTOR EIGEN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS oleh PUNDRA ANDRIYANTO M0109057 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS

Lebih terperinci

Pelabelan Total (a, d)-simpul Antimagic pada Digraf Matahari

Pelabelan Total (a, d)-simpul Antimagic pada Digraf Matahari Pelabelan Total (a, d)-simpul Antimagic pada Digraf Matahari Yuni Listiana, Darmaji Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

SOLUSI POSITIF DARI PERSAMAAN LEONTIEF DISKRIT

SOLUSI POSITIF DARI PERSAMAAN LEONTIEF DISKRIT Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 103 108 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND SOLUSI POSITIF DARI PERSAMAAN LEONTIEF DISKRIT RASITA ANAS Program Studi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENGHITUNGAN VEKTOR-KHARAKTERISTIK SECARA ITERATIF MENGGUNAKAN TITIK TETAP BROUWER

PENGHITUNGAN VEKTOR-KHARAKTERISTIK SECARA ITERATIF MENGGUNAKAN TITIK TETAP BROUWER J. Math. and Its Appl. ISSN: 829-65X Vol. 8, No. 2, November 2, 8 PENGHITUNGAN VEKTOR-KHARAKTERISTIK SECARA ITERATIF MENGGUNAKAN TITIK TETAP BROUWER Subiono Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi

Lebih terperinci

RESIDUATION OF MATRICES OVER DIOIDS

RESIDUATION OF MATRICES OVER DIOIDS RESIDUATION OF MATRICES OVER DIOIDS Musthofa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Ari Suparwanto Jurusan matematika FMIPA UGM Abstract A solution of A b in maplus linear system can be determined by

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH LINTASAN TERPENDEK FUZZY DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHUANG KUNG DAN ALGORITMA FLOYD

PENYELESAIAN MASALAH LINTASAN TERPENDEK FUZZY DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHUANG KUNG DAN ALGORITMA FLOYD PENYELESAIAN MASALAH LINTASAN TERPENDEK FUZZY DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHUANG KUNG DAN ALGORITMA FLOYD 1 Anik Musfiroh, 2 Lucia Ratnasari, 3 Siti Khabibah 1.2.3 Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS oleh MARYATUN M0112053 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf BAB 2 GRAF PRIMITIF Pada Bagian ini akan dijelaskan beberapa definisi dan teorema terkait graf, matriks adjency, terhubung, primitifitas, dan scrambling index sebagai landasan teori yang menjadi acuan

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG oleh MIRA AMALIA M0113030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

ABSTRACT. v(k + 1) = A v(k),

ABSTRACT. v(k + 1) = A v(k), ii ABSTRAK Dwi Setiawan, 2016. APLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA MASALAH PENJADWALAN PENGOPERASIAN BUS BATIK SOLO TRANS (BST) KORI- DOR SATU DI SURAKARTA. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas

Lebih terperinci

MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINIER WAKTU DISKRIT. Soleha, Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Surabaya

MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINIER WAKTU DISKRIT. Soleha, Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Surabaya MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINIER WAKTU DISKRIT Soleha, Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Surabaya Abstract. Matrix is diagonalizable (similar with matrix

Lebih terperinci

PENERAPAN ALJABAR MAKS-PLUS PADA PENJADWALAN SISTEM PRODUKSI HARIAN UMUM SOLOPOS DI PT. SOLO GRAFIKA UTAMA

PENERAPAN ALJABAR MAKS-PLUS PADA PENJADWALAN SISTEM PRODUKSI HARIAN UMUM SOLOPOS DI PT. SOLO GRAFIKA UTAMA PENERAPAN ALJABAR MAKS-PLUS PADA PENJADWALAN SISTEM PRODUKSI HARIAN UMUM SOLOPOS DI PT. SOLO GRAFIKA UTAMA oleh ARIF MUNTOHAR M0111012 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS STRUKTUR ALJABAR 1 Winita Sulandari FMIPA UNS Pengantar Struktur Aljabar Sistem Matematika terdiri dari Satu atau beberapa himpunan Satu atau beberapa operasi yg bekerja pada himpunan di atas Operasi-operasi

Lebih terperinci

BAB III SIFAT SIFAT LINE DIGRAPH. Bab ini khusus membahas mengenai definisi serta sifat sifat dari line

BAB III SIFAT SIFAT LINE DIGRAPH. Bab ini khusus membahas mengenai definisi serta sifat sifat dari line BAB III SIFAT SIFAT LINE DIGRAPH Bab ini khusus membahas mengenai definisi serta sifat sifat dari line digraph yang dapat digunakan untuk mengenali line digraph. Jika suatu graf memenuhi sifat sifat yang

Lebih terperinci

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Definisi Graf

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Definisi Graf Bab 2 Teori Dasar Pada bagian ini diberikan definisi-definisi dasar dalam teori graf berikut penjabaran mengenai kompleksitas algoritma beserta contohnya yang akan digunakan dalam tugas akhir ini. Berikut

Lebih terperinci

BAB 2 DIGRAPH DWIWARNA PRIMITIF

BAB 2 DIGRAPH DWIWARNA PRIMITIF BAB 2 DIGRAPH DWIWARNA PRIMITIF Pada bagian ini akan diberikan beberapa konsep dasar seperti teorema dan definisi sebagai landasan teori dalam penelitian ini. Konsep dasar tersebut berkaitan dengan definisi

Lebih terperinci

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan. 2. Grup Definisi 1.3 Suatu grup < G, > adalah himpunan tak-kosong G bersama-sama dengan operasi biner pada G sehingga memenuhi aksioma- aksioma berikut: a. operasi biner bersifat asosiatif, yaitu a, b,

Lebih terperinci

MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE

MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE Rini Pratiwi 1*, Rolan Pane 2, Asli Sirait 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aljabar Max-Plus Himpunan bilangan riil (R) dengan diberikan opersai max dan plus dengan mengikuti definisi berikut : Definisi II.A.1: Didefinisikan εε dan ee 0, dan untuk himpunan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta Bahan Ajar: BAB POKOK BAHASAN I MODUL ATAS RING Direncanakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Konvek Definisi 2.1.1. Suatu himpunan C di R n dikatakan konvek jika untuk setiap x, y C dan setiap bilangan real α, 0 < α < 1, titik αx + (1 - α)y C atau garis penghubung

Lebih terperinci

SISTEM PERSAMAAN LINEAR ( BAGIAN II )

SISTEM PERSAMAAN LINEAR ( BAGIAN II ) SISTEM PERSAMAAN LINEAR ( BAGIAN II ) D. FAKTORISASI MATRIKS D2 2. METODE ITERASI UNTUK MENYELESAIKAN SPL D3 3. NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN D4 4. POWER METHOD Beserta contoh soal untuk setiap subbab 2

Lebih terperinci

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS : BAB I MATRIKS DEFINISI : Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil atau kompleks) yang disusun/dijajarkan berbentuk persegi panjang (menurut baris dan kolom). Skalar-skalar itu disebut elemen matriks.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apabila ditinjau dari struktur aljabar, semiring S merupakan generalisasi dari ring. Sifat idempoten terhadap operasi penjumlahan yang diberikan pada semiring

Lebih terperinci

A-10 OPTIMISASI JADWAL PEMESANAN BAKPIA PATHOK JAYA 25 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN SISTEM LINEAR MAX-PLUS WAKTU INVARIANT

A-10 OPTIMISASI JADWAL PEMESANAN BAKPIA PATHOK JAYA 25 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN SISTEM LINEAR MAX-PLUS WAKTU INVARIANT A-10 OPIMISASI JADWAL PEMESANAN BAKPIA PAHOK JAYA 25 DAERAH ISIMEWA YOGYAKARA DENGAN SISEM LINEAR MAX-PLUS WAKU INVARIAN Mustofa Arifin 1 dan Musthofa 2 1 Mahasiswa Program Studi Matematika Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci