LANDASAN TEORI. ketahui, dimana dalam pasar ini ada penjual dan pembeli yang melakukan tawar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LANDASAN TEORI. ketahui, dimana dalam pasar ini ada penjual dan pembeli yang melakukan tawar"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tnjauan Teor Pengertan dan Peranan Pasar Modal Pasar modal pada hakekatnya sama dengan pasar tradsonal yang selama n kta ketahu, dmana dalam pasar n ada penjual dan pembel yang melakukan tawar menawar, namun yang dtawarkan dalam pasar n bukanlah barang fsk sepert yang dtawarkan d pasar tradsonal. Menurut Darmadj, Fakhruddn (2011:1) pasar modal merupakan pasar untuk berbaga nstrumen keuangan jangka panjang yang bsa dperjual-belkan, bak dalam bentuk utang, ekutas (saham), nstrumen dervatf, maupun nstrument lannya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bag perusahaan maupun nsttus lan (msalnya pemerntah) dan sarana bag kegatan nvestas. Pasar modal mempunya poss yang strategs dalam pembangunan ekonom nasonal. Negara-negara yang menganut sstem ekonom pasar, menjadkan pasar modal sebaga salah satu sumber kemajuan ekonom. Pasar modal menjad sumber dana alternatf bag perusahaan-perusahaan. Dengan adanya modal dar pasar modal, perusahaan dapat melakukan kegatan produks. Kegatan produks perusahaan akan membentuk gross domestc product (GDP) nasonal. Jad dengan berkembangnya pasar modal, maka akan menunjang penngkatan GDP. Pertumbuhan suatu pasar modal sangat tergantung dar knerja perusahaan efek. Untuk mengkoordnaskan modal, dukungan tekns, dan sumber daya manusa dalam pengembangan pasar modal dperlukan suatu kepemmpnan yang efektf. Perusahaan- 13

2 perusahaan harus menjaln kerja sama yang erat untuk mencptakan pasar yang mampu menyedakan berbaga jens produk dan alternatf nvestas bag masyarakat. Pasar modal yang efsen dasumskan bers nvestor yang selalu berusaha mengejar keuntungan sebesar-besarnya, tdak mau melewatkan kesempatan sekecl apapun untuk memperoleh laba, serta cukup pntar dalam mengolah dan mengakses data perusahaan sehngga apabla ada nformas yang dapat dpergunakan untuk memperoleh keuntungan maka segera akan drealsaskan. Menurut Suad Husnan (2005:260), pasar modal yang efsen ddefnskan sebaga pasar yang harga sekurtas-sekurtasnya telah mencermnkan semua nformas yang relevan. Terdapat empat konds yang merupakan syarat agar pasar modal efsen: a. Informas dapat dperoleh tanpa baya dan terseda bag semua pelaku pasar modal; b. Tdak ada baya transaks dan pajak; c. Partspas secara ndvdu tdak akan mampu mempengaruh harga saham; d. Semua partspan modal dapat bersfat rasonal (expected return). Tngkatan efsens pasar modal dhubungkan dengan relevans antara berbaga tpe nformas yang danggap relevan oleh pasar dengan perubahan harga sebaga konsekuens penyesuaan munculnya nformas tersebut. Berdasarkan jens nformas yang dgunakan, Fama membedakan nformas berdasarkan bentuk efsens pasar modal menjad tga bentuk: 14

3 a. Efsens pasar bentuk lemah (weak form effcency). Bentuk n menunjukkan keadaan dmana harga-harga mencermnkan semua nformas yang ada pada catatan harga d masa lalu. Bentuk efsens pasar lemah berkatan dengan teor langkah acak (random walk theory), yang menyatakan bahwa data masa lalu tdak berhubungan dengan nla sekarang. Apabla suatu pasar dkatakan dalam bentuk efsen secara lemah, maka nla-nla masa lalu dar sekurtasnya tdak dapat dgunakan untuk mempredks harga saat n. Dalam keadaan n, nvestor tdak dapat memperoleh tngkat keuntungan d atas normal dengan menggunakan nformas harga d masa lalu tersebut. b. Efsens pasar bentuk setengah kuat (sem strong effcency). Bentuk n menunjukkan keadaan dmana harga-harga bukan hanya mencermnkan hargaharga d masa lalu, tetap semua nformas yang dpublkaskan. Informas yang dpublkaskan msalnya pembagan laba, pembagan dvden, pengumuman merger atau akuss, dan sebaganya. Jka pasar dalam bentuk efsens setengah kuat, maka nvestor tdak dapat menggunakan nformas yang dpublkaskan untuk memperoleh tngkat keuntungan d atas normal. c. Efsens pasar bentuk kuat (strong form effcency). Bentuk n menunjukkan keadaan dmana harga tdak hanya mencermnkan semua nformas yang dpublkaskan, tetap juga nformas yang dapat dperoleh dar analsa fundamental tentang perusahaan dan perekonoman. Jka pasar dalam konds efsen, harga akan selalu wajar dan nvestor tdak dapat memperoleh tngkat pengembalan d atas normal. 15

4 2.1.2 Indeks dan Jens Indeks d BEI Sebaga pelaku pasar, kata ndeks bag nvestor merupakan hal yang tdak dapat dpsahkan dalam mengambl keputusan bernvestas. Dengan mengetahu nformas pergerakan harga ndeks, maka nvestor dapat memperkrakan tndakan yang harus dambl apakah menjual, membel atau menahan saham yang mereka nvestaskan. Dengan adanya ndeks, pelaku pasar dapat mengetahu trend pergerakan pasar saham, apakah sedang nak, turun atau stabl. Pengertan dar ndeks harga saham adalah suatu ndkator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks mempunya fungs sebaga ndkator trend pasar, artnya pergerakan ndeks menggambarkan konds pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktf atau lesu (Bursa Efek Indonesa). Pada dasarnya, setap pasar modal dsetap negara memlk satu atau lebh ndeks harga saham. Indeks harga saham selan berfungs sebaga ndkator tren pasar, juga memlk fungs lan dantaranya: a. Sebaga ndkator tngkat keuntungan; b. Sebaga tolok ukur (benchmark) knerja suatu portofolo; c. Memfasltas pembentukan portofolo dengan strateg pasf; d. Memfasltas berkembangnya produk dervatf. D Bursa Efek Indonesa terdapat beberapa jens ndeks, antara lan: 16

5 1. Indeks Indvdual, merupakan ndeks masng-masng saham yang tercatat d Bursa Efek Indonesa, ndeks n menggunakan harga masng-masng saham terhadap harga dasarnya. 2. Indeks Harga Saham Sektoral, merupakan ndeks yang membag saham menjad beberapa sektor sesua dengan sektor perusahaan yang tercatat d Bursa Efek Indonesa. Indeks Sektoral d BEI antara lan : pertanan, pertambangan, ndustr dasar, aneka ndustr, konsums, propert, nfrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur. 3. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composte Stock Prce Index), ndeks yang menggunakan semua saham yang tercatat sebaga komponen perhtungan ndeks. 4. Indeks LQ45, yatu ndeks yang terbentuk oleh 45 saham plhan yang dtentukan oleh dua hal yatu lkudtas perdagangan dan kaptalsas pasar. Setap enam bulan sekal komponen ndeks LQ45 dperbaharu dengan keluarnya saham yang lama dan masuknya saham yang baru. 5. Indeks Syarah atau JII (Jakarta Islamc Index), merupakan ndeks yang terdr 30 saham mengakomodas syarat nvestas dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan syarah Islam. Syarat emten yang masuk ddalam ndeks n memlk krtera usaha yang tdak bertentangan dengan syarat sebaga berkut: - Usaha perjudan dan permanan yang tergolong jud atau perdagangan yang dlarang. - Usaha lembaga keuangan konvensonal (rbaw) termasuk perbankan dan asurans konvensonal. 17

6 - Usaha yang memproduks, mendstrbus serta memperdagangkan makanan dan mnuman yang tergolong haram. - Usaha yang memproduks, mendstrbus atau menyedakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersfat mudarat. 6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, yatu ndeks harga saham yang secara khusus ddasarkan pada kelompok saham yang tercatat d BEI yatu kelompok papan utama dan papan pengembangan. 7. Indeks KOMPAS 100, merupakan hasl kerja sama antara Bursa Efek Indonesa dengan haran KOMPAS. Indeks n melput 100 saham dan dperbaharu setap 6 bulan tepatnya pada bulan Februar dan Agustus. 8. Indeks IDX 30 merupakan ndeks yang terdr dar 30 saham yang merupakan saham yang tercatat pada ndeks LQ Indeks FTSE ASEAN 40 ASEAN (Assocaton South East Asa Natons) adalah suatu asosas yang ddrkan oleh lma negara pemrakarsa, yatu Indonesa, Malaysa, Flpna, Sngapura dan Thaland d Bangkok melalu Deklaras Bangkok. Asosas n bekerjasama dberbaga bdang sepert sosal, poltk, hukum, budaya, keamanan dan ekonom. Sebaga suatu kawasan regonal yang strategs, pertumbuhan negara-negara ASEAN dalam bdang ekonom sangat pesat. Hal n ddorong dengan adanya pasar yang terus berkembang dan stuas regonal yang dama sehngga tetap menark sebaga tempat bsns dan nvestas. 18

7 Perkembangan terakhr kerjasama ASEAN berupa pembentukan ASEAN Economc Communty (AEC). Vs n lebh dpertegas dalam KTT ASEAN Oktober 2003 d Bal dalam Deklaras ASEAN Concord II (Bal Concord II). AEC merupakan realsas dar aspras ASEAN sebaga kawasan yang stabl, makmur, mempunya daya kompettf yang tngg. AEC akan berfungs sebaga pasar tunggal dan wlayah bass produks pada tahun Program yang dtujukan d AEC tdak saja melput kebebasan alran barang, tenaga kerja, alran modal, namun juga untuk mengurang kemsknan serta kesenjangan sosal ekonom. Untuk memfasltas pencapaan AEC sesua dengan target maka dlakukan pertemuan tngkat menter keuangan ASEAN, Agustus 2003 d Makat Cty Flpna. Pertemuan tersebut menyepakat Roadmap Integraton ASEAN (RIA) bdang fnansal (RIA-Fn) yang melput empat sektor, yatu: a. pengembangan pasar modal; b. lberalsas neraca modal; c. lberalsas jasa keuangan; d. kerja sama nla tukar. Roadmap kerjasama pasar modal bertujuan untuk mewujudkan kerjasama pasar modal yang lebh erat untuk menngkatkan perdagangan ntra kawasan dan memperdalam ntegras ekonom regonal. Integras ekonom akan menjad semakn kuat apabla dlakukan ntegras pasar modal. Terntegrasnya pasar modal ASEAN akan menngkatkan peran pasar modal dalam pembangunan ekonom negara-negara ASEAN. 19

8 Wujud konkrt yang sudah terlhat saat n adalah dbentuknya ndeks khusus negara-negara ASEAN yang terdr dar saham-saham perusahaan yang berasal dar Indonesa, Malaysa, Thaland, Sngapura dan Flpna oleh FTSE pada tahun Komponen dar ndeks n dperbaharu setap enam bulan sekal tepatnya pada bulan Maret dan September. Pada tanggal 18 September 2012, ASEAN Exchanges meluncurkan jarngan perdagangan saham antar negara ASEAN untuk mempermudah nvestor melakukan perdagangan yatu berupa stus yang menghubungkan tujuh pasar modal yang ada d ASEAN yatu Bursa Malaysa, Bursa Efek Indonesa, Bursa Efek Sngapura, Bursa Efek Flpna dan Bursa Efek Vetnam (HNX dan HOSE). Selan tu melalu stus n, terdapat nformas mengena ndeks FTSE ASEAN 40 yang merupakan ndeks saham-saham bluechp dar Indonesa, Sngapura, Malaysa, Thaland dan Flpna. Hal n mempermudah para nvestor global mendapatkan nformas mengena ndeks saham bluechp (FTSE ASEAN 40) serta komtmen bersama untuk menuju pengntegrasan pasar modal pada tahun Dengan adanya pasar modal yang terntegraskan sepenuhnya, artnya tdak ada hambatan apapun untuk memlk sekurtas d setap pasar modal, dan juga tdak ada hambatan dalam captal nflow/outflow. Hal tersebut dharapkan dapat mencptakan baya modal yang lebh rendah darpada seandanya pasar modal tdak terntegras. Menurunnya baya modal tentu akan membuat nvestas makn menguntungkan, n berart bahwa nvestas akan banyak dlakukan sehngga memberkan manfaat yang besar msalnya penyerapan tenaga kerja makn besar dan seterusnya. Integras pasar 20

9 modal n dapat membantu negara-negara ASEAN untuk mengembangkan ekonom negara yang berntegras Saham Defns Saham Saham merupakan salah satu nstrumen yang dperjual-belkan d pasar modal selan oblgas, surat utang negara dan sebaganya. Menurut Darmadj dan Fakhruddn (2011:5), Saham (stock atau share) menyatakan kepemlkan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Saham berupa selembar kertas yang menerangkan bahwa pemlk kertas tersebut adalah pemlk perusahaan yang menerbtkan surat berharga tersebut. Menurut Suad Husnan (1998:36), pengertan saham adalah Tanda bukt kepemlkan atas suatu perusahaan. Keuntungan yang dnkmat oleh pemegang saham berasal dar pembayaran devden dan kenakan harga saham. Dar kedua uraan datas, dapat dsmpulkan bahwa saham adalah tanda bukt kepemlkan ndvdu atau badan atas suatu perusahaan untuk memperoleh bagan keuntungan dar perusahaan yang dnvestaskan Jens Jens saham a. Saham basa (common stock), yatu saham yang memlk poss palng bawah dalam pembagan devden dan hak atas kekayaan perusahaan. Saham n basanya banyak dperjual-belkan d pasar bursa. 21

10 b. Saham preferen (preferred stock) yatu saham yang memlk karakterstk sepert oblgas. Pembagan devden pada saham n lebh dutamakan dbandngkan dengan saham basa. Devden saham n berupa pendapatan tetap (sepert bunga oblgas), tetap juga bsa tdak mendatangkan hasl sepert yang dkehendak nvestor. c. Saham Treasur (treasury stock) merupakan saham mlk perusahaan yang sudah pernah dkeluarkan dan beredar yang kemudan dbel kembal oleh perusahaan untuk dsmpan sebaga treasur yang nantnya dapat djual kembal, selan djual kembal saham treasur basanya dgunakan untuk pemberan kompensas kepada karyawan. Dlhat dar ss knerja perdagangan, maka saham dapat dkategorkan atas: a. Saham Unggulan (blue-chp stock), Saham dar suatu perusahaan yang menjad pemmpn dalam suatu jens ndustr dmana saham n memlk konsstens dalam membayar devden serta memlk pendapatan yang stabl. b. Saham pendapatan (ncome stock), yatu saham dar suatu emten yang memlk kemampuan membayar devden lebh tngg dar rata-rata devden yang dbayarkan pada tahun sebelumnya sehngga mampu mencptakan pendapatan yang lebh tngg dan secara teratur membagkan devden tuna. c. Saham Spekulatf (speculatve stock), yatu saham suatu perusahaan yang tdak bsa secara konssten memperoleh penghaslan dar tahun ke tahun, akan tetap memlk kemungknan penghaslan yang tngg d masa mendatang, meskpun belum past. 22

11 d. Saham sklkal (cyclcal stock), yatu saham yang tdak terpengaruh oleh konds ekonom makro maupun stuas bsns secara umum. Pada saat krss, harga saham tetap tngg, dan pembagan devden tetap dberkan. Emten sepert n basanya bergerak dalam ndustr yang produknya selalu dbutuhkan oleh masyarakat luas (consumer goods) Investas Menurut Bode, Kane, Marcus (2009:1) mengatakan nvestas sebaga berkut current comtment of money or other resources n the expectaton of reapng future benefts Menurut Darmadj dan Fakhruddn (2009:111) Investas dapat dartkan sebaga suatu komtmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek nvestas dengan harapan akan mendapatkan keuntungan d masa mendatang. Dar kedua defns datas dapat dsmpulkan bahwa nvestas merupakan suatu komtmen untuk menanam dana pada satu atau beberapa objek nvestas dengan jangka waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan d masa yang akan datang. Investas dkenal memlk dua alternatf utama yatu real nvestment dan fnancal nvestment. Real Investment (nvestas rll) berupa penempatan sejumlah dana pada aset berwujud sepert tanah, bangunan, mesn, logam mula dan pabrk. Sedangkan fnancal nvestment (nvestas asset keuangan) yatu jens nvestas dmana nvestor mengalokaskan dana tertentu dalam bentuk deposto, saham, reksadana, oblgas, atau surat utang negara lannya. 23

12 Sementara tu, Tandelln (2010) mengatakan bahwa nvestas memlk tujuan sepert berkut: a. Tercptanya keuntungan dalam nvestas yang berkesnambungan (contnuty); b. Mendapat kesejahteraan atau kehdupan yang lebh bak dmasa yang akan datang; c. Dapat membantu untuk mengurang tekanan nflas; d. Dorongan untuk menghemat pajak Proses Investas Proses keputusan nvestas merupakan proses keputusan yang berjalan secara terus menerus sampa dengan dcapanya suatu hasl nvestas yang terbak. Secara umum proses nvestas melput lma tahap keputusan yatu (Tandelln 2010): a. Menetapkan sasaran nvestas Pada tahap n nvestor menetapkan tujuan nvestasnya yang dkut dengan penetapan seberapa besar aset yang akan dalokaskan. Tujuan nvestas masng-masng nvestor berbeda-beda tergantung pada keputusan dan arahan nvestas yang dtetapkan. b. Menentukan kebjakan nvestas Kebjakan nvestas mencakup tugas pendstrbusan dana yang dmlk ke berbaga kelas aset yang terseda sepert saham, oblgas, real estate, atau pada surat-surat berharga lannya. Investor perlu memperhatkan batasanbatasan yang dapat mempengaruh kebjakan nvestas. 24

13 Investor tdak hanya menetapkan bahwa tujuan nvestas yang dlakukan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, karena adanya korelas postf antara besarnya return yang dharapkan dengan resko yang harus dtanggung. Sehngga dalam nvestas bsa saja tmbul kerugan yang sebandng dengan return yang dhaslkan. c. Menetapkan strateg portofolo Terdapat dua strateg yang dapat dplh yatu strateg portofolo aktf dan pasf. Strateg portofolo aktf mencakup kegatan pemanfaatan nformas dan melakukan peramalan untuk mendapatkan kombnas portofolo yang lebh bak. Strateg portofolo pasf mencakup kegatan nvestas yang sejalan dengan knerja ndeks pasar (Sartono, 2006). d. Memlh aset Tahap n bertujuan untuk mencar kombnas portofolo yang efsen. Portofolo yang efsen dhaslkan dar portofolo yang menawarkan harapan return tertngg, dengan tngkat resko tertentu atau sebalknya menawarkan harapan return tertentu dengan tngkat resko yang rendah. e. Mengukur dan mengevaluas knerja Tahap n mencakup penetapan metode pengukuran knerja portofolo dan pembandngan hasl dengan knerja portofolo lannya melalu proses benchmarkng. Proses benchmarkng basanya dlakukan terhadap ndeks portofolo pasar dbandngkan dengan capaan knerja portofolo yang dhaslkan secara aktual. 25

14 2.1.7 Tngkat Pengembalan (Return) Tujuan dlakukannya nvestas adalah untuk mendapatkan tngkat pengembalan yang tngg. Return merupakan salah satu faktor yang memotvas nvestor untuk bernvestas karena dapat menggambarkan secara nyata perubahan harga. Komponen dar return adalah yeld dan captal gan (loss), Yeld dartkan sebaga persentase penermaan kas perodk terhadap harga nvestas perode tertentu dar suatu nvestas.yeld dapat berupa nterest atau dvden. Sedangkan captal gan (loss) merupakan keuntungan atau kerugan yang dterma nvestor akbat perubahan pada nla sekurtas yang dmlk pada waktu tertentu. Dapat dsmpulkan bahwa return adalah suatu mbalan atau sejumlah hasl yang dapat dperoleh nvestor d masa yang akan datang untuk mendapatkan tngkat pengembalan, yang dapat dcar dengan menggunakan rumus: R = P P t P t 1 t 1 Dmana: R : return saham perusahaan Pt : harga saham penutupan pada perode t Pt- 1 : harga saham penutupan pada perode t-1 Return yang dperoleh dar nvestas berupa captal gan dan dvden. Return yang dharapkan adalah nla return yang dharapkan oleh nvestor saat melakukan nvestas 26

15 pada masa yang akan datang yang sfatnya belum past. Pada dasarnya tngkat pengembalan yang dharapkan merupakan rata-rata tertmbang dar berbaga return hstors, tercermn dar rata-rata dstrbus probabltas tngkat keuntungan Resko Secara umum, resko adalah tngkat ketdakpastan akan terjadnya sesuatu atau tdak terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau perode waktu tertentu (tme perod). Dalam bdang fnansal, resko serng dhubungkan dengan volatltas atau penympangan/devas dar hasl nvestas yang akan dterma dengan keuntungan yang dharapkan. Volatltas merupakan besarnya harga fluktuas dar sebuah asset. Menurut Jones (2004), terdapat beberapa sumber resko yang menyebabkan aset keuangan beresko. Resko tersebut antara lan: a. Resko pasar (Market Rsk) Merupakan resko kerugan yang dakbatkan perubahan secara keseluruhan atas konds pasar. Resko n mencakup : - Resko harga ekutas, yatu resko yang dtmbulkan oleh perubahan perolehan laba sebaga akbat atas fluktuas harga dan perubahan konds/faktor makro. - Resko suku bunga, yatu resko yang tmbul akbat penlaan pasar terhadap supply dan demand pada pasar uang atau dengan kata lan adanya perubahan tngkat suku bunga. 27

16 - Resko nla tukar, yatu resko akbat perubahan nla tukar mata uang asng. - Resko harga, yatu resko yang terjad akbat perubahan harga komodtas. b. Resko Pembayaan (Fnancal Rsk) Resko yang dakbatkan oleh penggunaan hutang dalam membaya operas perusahaan. c. Resko Inflas (Inflaton Rsk) Inflas akan mempengaruh daya bel konsumen. Resko nflas berkatan erat dengan resko tngkat bunga karena pada umumnya suku bunga akan menngkat sesua dengan penngkatan nflas. d. Resko usaha (Busness Rsk) Resko usaha merupakan resko yang harus dhadap pada ndustr atau lngkungan tertentu. e. Resko lkudtas (Lqudty Rsk) Resko lkudtas merupakan bagan dar resko keuangan dmana resko n dhubungkan dengan pasar sekunder dmana nvestas akan danggap lkud jka dapat djual dan dbel dengan mudah. 28

17 f. Country Rsks Country rsk tmbul akbat konds ekonom suatu negara. Konds ekonom suatu negara akan menjad pertmbangan nvestor luar neger sebelum melakukan nvestas. Resko n mencakup resko hukum dan resko poltk. g. Resko Operasonal Adalah resko yang tmbul akbat kesalahan manusa, sstem dan teknolog sepert kesalahan tata kelola, prosedur dan kesalahan tekns Tngkat pengembalan harapan (Expected Return) Expected return merupakan keuntungan yang dharapkan oleh seorang nvestor d kemudan har terhadap sejumlah dana yang dtempatkannya. Besarnya return suatu nvestas hanya dapat dtetapkan dengan metode pengestmasan (Bode, Kane, Marcus,2009). Expected return pada dasarnya adalah nla return rata-rata. Jka nla dstrbus probabltas return suatu sekurtas dketahu, maka nla expected return dapat dhtung dengan cara menentukan nla rata-rata tertmbang dstrbus return-nya. Rumus untuk menghtung tngkat pengembalan dar suatu saham adalah sebaga berkut : E( R ) = n = 1 P R Dmana: P R : Return Probabltas : return saham 29

18 Sedangkan rumus untuk tngkat pengembalan suatu portofolo E( R port ) = n = 1 W R W : bobot saham Mean Varance Effcent Portofolo (MVEP) Portofolo merupakan suatu strateg dalam nvestas bag nvestor dengan cara melakukan dversfkas saham. Dversfkas dalam art, ada pembedaan yang dlakukan oleh nvestor dalam bernvestas, sehngga dharapkan dapat memnmalkan resko. Dalam pembentukan portofolo, seorang nvestor berusaha memaksmumkan return yang dharapkan (expected return) dar nvestas dengan tngkat resko tertentu. Dengan kata lan, portofolo yang dbentuk dapat memberkan tngkat resko terendah dengan return ekspektas tertentu. Portofolo yang dapat mencapa tujuan tersebut dkenal dengan portofolo yang efsen (effcent portofolo). Dalam pembentukan portofolo efsen, perlaku nvestor yang wajar terjad dalam keputusan nvestas adalah nvestor yang cenderung menghndar resko (rsk averse). Rsk averse adalah nvestor yang cenderung memlh nvestas dengan tngkat resko yang lebh rendah. Jka seorang nvestor memlk beberapa plhan portofolo yang efsen, maka portofolo yang optmal yang akan menjad plhan. Portofolo yang optmal adalah portofolo yang dplh nvestor dar sekan banyak plhan yang ada pada kumpulan portofolo yang efsen. Efsens suatu portofolo yang 30

19 dplh adalah portofolo yang sesua dengan preferens nvestor bersangkutan terhadap return maupun resko yang berseda dtanggungnya. Mean Varance effcent portofolo (MVEP) ddefnskan sebaga portofolo yang memlk varan mnmum dantara keseluruhan kemungknan portofolo yang dapat dbentuk. Jka dasumskan preferens nvestor terhadap resko adalah rsk averse (menghndar resko), maka portofolo yang memlk mean varance efsen adalah portofolo yang memlk varance mnmum dar mean return Hubungan antara resko dan tngkat pengembalan (return) Investas selalu dkatkan dengan resko. Investor berusaha untuk mendapatkan nvestas yang mendapatkan return tngg dan resko yang rendah. Return saham terdr dar return saham yang dterma (aktual) dan return saham yang dharapkan. Return saham yang dharapkan dapat dhtung dengan rumus sebaga berkut: R = P P t P t 1 t 1 Dmana: R : return saham perusahaan Pt : harga saham penutupan pada perode t Pt-1 : harga saham penutupan pada perode t-1 Return rata-rata kemudan dgunakan untuk mengestmas varan tap perode yatu kuadrat standar devas per perode: 31

20 2 Varance(σ ) = n = 1 P [ R E( R )] 2 n : jumlah observas return saham pada perode tertentu R : Return saham E(R ) : Return saham yang dharapkan P : probabltas return Untuk varance portofolo dapat dhtung dengan cara: Σ n 2 2 n n = 1 W σ + Σ= 1Σ j= 1 WW ρ j j Dmana: 2 σ : varance return sekurtas ρ j W : covarance antara return sekurtas dan j : bobot atau pors dana yang dnvestaskan pada sekurtas Σ n n = 1 Σ j = 1 : angka n 2 akan dtambahkan secara bersamaan (pada semua pasangan dan j yang mungkn dpasangkan). Markowtz (1952) menyatakan varance n sama dengan resko suatu nvestas. Secara khusus Markowtz mengkuantfsr resko sebaga varance return yang dharapkan dar aktva. Varance adalah ukuran penympangan dar nla yang dharapkan. Dalam katannya dengan return suatu aktva, varance adalah ukuran penympangan dar return 32

21 yang dharapkan. Varance portofolo merupakan jumlah varance tertmbang dan masng-masng aktva dtambah covarance tertmbang aktva. Semakn banyak jens saham yang dmasukkan dalam portofolo, akan menyebabkan semakn berkurangnya resko portofolo. Covarance atau korelas adalah tngkat hubungan antara return dua aktva yang berbeda mengalam perubahan atau memlk pengaruh secara bersamaan. Covarance adalah suatu ukuran absolute yang menjumlahkan sejauh mana return dar dua sekurtas mempunya kecenderungan bergerak bersama-sama. Covarance dapat dcar dengan rumus sebaga berkut: ρ IJ [ R E R )][ R E ( R )] n = Σ = 1 I, ( I, I, J, ρ j : covarance antara sekurtas dan j R I, R J,I E(R I ) E(R J ) n : return sekurtas I pada saat : return sekurtas J pada saat : nla yang dharapkan dar return sekurtas I : nla yang dharapkan dar return sekurtas J : jumlah hasl sekurtas yang mungkn terjad pada perode tertentu Koefsen korelas adalah suatu ukuran statstk yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatf (relatve co-movements) antara dua varabel. Dalam konteks dversfkas, ukuran n akan menjelaskan sejauh mana return suatu sekurtas terkat satu dengan yang lannya. Ukuran tu basanya dlambangkan dengan ( ρj ) dan bergerak (berkorelas) antara +1,0 sampa -1,0, dmana: 33

22 Jka ρ j Jka ρ j Jka ρ j : +1,0 ; berart korelas postf sempurna : -1,0 ; berart korelas negatf sempurna : 0 ; berart tdak ada korelas Penggabungan dua sekurtas yang berkorelas postf sempurna tdak akan memberkan manfaat pengurangan resko. Sedangkan penggabungan dua sekurtas yang berkorelas nol akan mengurang resko portofolo secara sgnfkan. Sementara tu penggabungan dua sekurtas yang berkorelas negatf akan menghlangkan kedua sekurtas tersebut. Sekurtas basanya akan mempunya korelas postf atau negatf meskpun tdak sempurna. Investor tdak dapat menghlangkan resko portofolo sama sekal, hal yang dapat dlakukan adalah mengurang resko portofolo. yatu: Akar dar varan (standar devas) merupakan estmas resko dar harga saham Sedangkan standar devas untuk portofolo dapat dhtung dengan cara: n 2 2 n n W σ + = 1 = j= 1 1 WWj ρj Dmana: 2 σ : varance return sekurtas ρ j : covarance antara return sekurtas dan j 34

23 W : bobot atau pors dana yang dnvestaskan pada sekurtas n n Σ = 1 Σ j = 1 : angka n 2 akan dtambahkan secara bersamaan (pada semua pasangan dan j yang mungkn dpasangkan). (2009:232): Ada tga jens perlaku nvestor dalam menghadap resko menurut Gtman 1. Rsk taker, nvestor jens n tdak takut untuk mengambl resko walaupun tngkat ketdakpastan yang dhadap tngg. 2. Rsk averter, nvestor jens n berusaha untuk menyembangkan rsk dengan return. 3. Rsk Indfferent, nvestor jens n mengngnkan return dar nvestas mereka tdak berubah meskpun rsk berubah. Semakn besar tngkat pengembalan yang dperoleh nvestor maka rsko yang akan dhadap nvestor akan semakn besar. Dengan kata lan, apabla suatu nvestas memlk resko tngg, maka tngkat pengembalan dar nvestas tersebut juga harus lebh tngg (Hgh rsk hgh return). Para nvestor akan memlh suatu nvestas yang memberkan tngkat pengembalan yang lebh tngg dengan tngkat rsko yang sama atau tngkat pengembalan yang sama dengan rsko yang lebh kecl. 35

24 Evaluas Portofolo Salah satu cara untuk mengukur capaan knerja portofolo adalah evaluas menggunakan Sharpe, Treynor dan Jensen untuk memastkan portofolo yang terbentuk memberkan return yang tngg dbandngkan dengan pasar Sharpe Portofolo Performance Measure Sharpe rato adalah pengukuran dar kelebhan return per unt resko dalam sebuah nvestas aset atau strateg dalam perdagangan. Semakn tngg raso n berart portofolo tersebut semakn bak mengkompensas resko. Berkut rumus dar Sharpe menurut Brown, Relly (2009:943) R : rata-rata return dar portofolo RFR : rsk free rate (suku bunga BI) σ : standar devas dar portofolo Treynor Portofolo Performance Measures Treynor rato mempunya fungs mengukur kelebhan return dbandngkan jka nvestor memlh bernvestas pada produk yang lebh tdak beresko sepert surat utang negara (Brown, Relly 2009). 36

25 R : rata-rata return daru portofolo RFR : rsk free rate (suku bunga BI) β : beta dar portofolo Jensen Portofolo Performance Measure Jensen Alpha dgunakan untuk menentukan kelebhan tngkat pengembalan (excess return) dar sekurtas atau portofolo apabla dbandngkan dengan expected return teortsnya. Apabla return suatu aset lebh tngg darpada rsk adjusted return, maka dapat dkatakan portofolo tersebut memlk postve alpha atau excess return. Portofolo yang menghaslkan return tngg dtunjukkan dengan a j yang bernla postf. R jt : Tngkat pengembalan yang dapat drealsaskan. RFR t : Tngkat rsk free rate a j : Jensen alpha β : beta portofolo Rmt : resko pasar ejt : random error term 37

26 Konsep Value at Rsk Penurunan harga saham d pasar keuangan (market rsk) akan menyebabkan kerugan atau berkurangnya nla asset. Oleh karena tu, perlu dlakukan perhtungan potens kerugan atas saham yang dmlk. Rekomendas untuk melakukan perhtungan resko pasar dpublkaskan oleh G-30 best practce report (Joron, 2001:43). Dalam publkas tersebut, drekomendaskan untuk melakukan pengukuran resko pasar yang konssten secara haran dengan pendekatan VaR. Value at Rsk merupakan metodolog untuk mengukur resko pada perode tertentu dalam keadaan pasar normal pada tngkat kepercayaan (confdence level) tertentu. Nla VaR sebaga besaran resko atau expected loss dukur dalam nla absolute mata uang. Selan tu, VaR juga dapat dgunakan untuk melakukan predks estmas terhadap kemungknan resko yang mungkn terjad. VaR merupakan ukuran statstk dalam blangan tunggal yang menyatakan besarnya potens kerugan maksmum yang dpredks terjad akbat kepemlkan suatu sekurtas atau exposure nstrumen keuangan. Sementara tu, (Joron 2001:22) memberkan defns VaR sebaga berkut : Value at Rsk summarzes the worst loss over a target horzon that wll not be exceeded wth a gven level of confdence. Defns lan mengatakan VaR merupakan jumlah kerugan besar yang dharapkan akan terjad atas portofolo yang dmlk pada perode waktu tertentu dan pada kepercayaan tertentu (Crouhy & Gala, 2001) Dar beberapa defns datas dapat dsmpulkan bahwa pada dasarnya value at rsk merupakan kegatan untuk melakukan peramalan volatltas yang merupakan 38

27 perubahan nla nstrument dmasa yang akan datang berdasarkan data-data masa lampau. VaR selalu dkut dengan sebuah probablta yang mengatakan berapa kemungknan bahwa kerugan akan lebh kecl dar jumlah yang dtetapkan. Pada prnspnya resko memlk dua komponen yatu eksposure dan ketdakpastan. Pengukuran resko dlakukan dengan menerapkan ukuran-ukuran yang ada kedalam resko dengan menggunakan rsk metrc. Istlah rsk metrc menjad popular setelah JP Morgan (Joron, 2001:44) mengemukakan dalam berbaga hasl peneltan yang dkenal dengan nama rsk metrc terkat dengan pengukuran resko Teknk Pengukuran VaR Dalam pengukuran VaR suatu saham dperlukan persyaratan dan langkah tertentu. Joron (2001:108) menyatakan bahwa VaR merupakan jumlah kerugan maksmum yang dpredks akan terjad dalam jangka waktu (horson) tertentu dengan tngkat kepercayaan tertentu. Jad perhtungan faktor kuanttatf dperlukan dalam menghtung nla VaR pada horzon waktu tertentu dan pada tngkat kepercayaan tertentu yang telah dtetapkan sebelumnya. Langkah-Langkah perhtungan nla VaR yang dperlukan untuk menetapkan nla rsko nvestas adalah sebaga berkut: a. Mark to Market dar nla portofolo yang ada saat n sesua dengan nla pasar yang berlaku pada waktu tertentu. b. Mengukur varabltas faktor resko dalam satuan persen per satuan waktu. 39

28 c. Menetapkan horson waktu atau basa dsebut sebaga holdng perod, pada langkah n dtentukan tngkat rsko nvestas sesua dengan perode pengukuran resko yang akan dnla. d. Tentukan tngkat kepercayaan yang dkehendak sesua dengan rencana peneltan bsns yang akan dketahu reskonya, msalnya pada tngkat kepercayaan 95% atau 99% e. Melaporkan nla potens kerugan maksmum dan dkut dengan hasl analss yang mudah dpaham secara prakts sebaga solus nvestas. Gambar 2.1 Langkah-Langkah Menghtung Nla VaR Terdapat tga pendekatan dalam menghtung VaR yatu metode Varance Covarance, Hstorcal Smulaton, dan Monte Carlo Metode Varance Covarance Pendekatan n menggunakan nla volatltas return aset dan nla aset untuk menghtung nla VaR dan untuk menghtung nla VaR portofolo perlu dperhtungkan korelas antar aset tunggal (sngle asset). Metode n membutuhkan asums return yang 40

29 dhaslkan oleh suatu saham atau portofolo tersebut berdstrbus normal dan mengabakan kejadan ekstrm. Menurut Joron (2007), VaR untuk aset tunggal dhtung dengan menggunakan rumus sebaga berkut: VaR = α.σ.p. t Dmana: α : nla Z dstrbus normal, standar berdasarkan level of confndence. σ : nla volatltas (standar devas) asset t : holdng perod, atau tme horzon, atau tme aggregaton p : market value suatu aset, beberapa penuls yang menulskan p= Vo Nla Z pada dstrbus normal tergantung pada tngkat kepercayaan yang dtetapkan, semakn besar tngkat kepercayaan dan semakn lama perode waktu yang dgunakan, maka akan menghaslkan nla VaR yang semakn tngg. Tngkat kepercayaan atau confdence level merupakan suatu nla probabltas yang mencermnkan tngkat kepercayaan bahwa nla kerugan/loss yang tdak akan melampau nla VaR. Holdng perod merupakan lamanya waktu sebuah nvestas dpegang. Dalam VaR, holdng perod juga memlk makna jangka waktu kedepan dalam htungan satuan har nla VaR dhtung. Dengan demkan, semakn lama holdng perod, maka semakn besar nla VaR-nya. Pemlhan penetapan holdng perod bersfat sangat subjektf 41

30 tergantung pada jens portofolo yang dkuasa, karakter nvestas yang dlaksanakan dan kebutuhan yang ngn dcapa dalam melakukan analss. Idealnya holdng perod, dkatkan dengan kebutuhan untuk melkudas portofolo tertentu. Perhtungan resko untuk suatu portofolo atau dversfed VaR dapat dgunakan rumus sebaga berkut: VaR p = α.σ p. P. t Untuk menghtung volatltas suatu portofolo yang terdr dar dua aset atau lebh dapat dgunakan rumus varance portfolo sebaga berkut: σ 2 p = n n n 2 2 w σ + = 1 = 1 j = 1 w w Cov ( R, R ) j j Dmana: W = bobot aset W j = bobot aset j 2 σ = varance dar asset Cov R, R ) = Covarance antara aset dan j ( j Metode Hstorcal Smulaton Pendekatan n merupakan model perhtungan nla VaR yang dtentukan oleh nla masa lalu (hstors) atas return aset yang dhaslkan. Model n tdak membutuhkan asums mengena normaltas data tme seres-nya. Cara yang dgunakan relatf sederhana 42

31 dan mudah dterapkan, karena data return durutkan dalam urutan tertentu yang dbag dalam percentle. Rumus yang dapat dpergunakan dalam menghtung VaR adalah sebaga berkut: VAR = Vo Percentle 5 % t Dmana: VaR = Nla besarnya potens kerugan maksmal yang terjad Vo = Besarnya nla eksposur Percentle 5% = Data return ke 1% dar data hstors t = Horzon waktu yang dtetapkan. Metode n membutuhkan data return hstors dengan rentang waktu yang panjang. Selan tu, metode n mencakup nla-nla return pada saat konds pasar yang sedang mengalam gangguan atau tdak normal, konds semacam n akan tercermn dalam gambaran data return hstors Metode Monte Carlo Pendekatan n menghtung nla VaR berdasarkan sejumlah skenaro yang dbuat untuk mengestmas nla aset yang mungkn terjad. Terdapat dua tahapan dalam metode n (Kahar, 2009) : a. Proses stochastc terhadap data hstors yang dgunakan untuk menghtung volatltas, nla korelas, kemudan harga pasar dsmulaskan secara acak untuk menentukan kerugan atau keuntungan pada tap smulas yang dlakukan. 43

32 b. Hasl perhtungan kerugan dan keuntungan drekaptulaskan untuk mendapatkan pola dstrbus. Kemudan nla VaR dhtung berdasarkan nla persentl dan hasl dstrbus tersebut Uj Backtestng Back Testng (Realty Check) adalah suatu proses untuk menguj apakah valdtas model VaR yang dgunakan sudah akurat atau belum. Hal n pentng dlakukan untuk menguj kelayakan model VaR yang dgunakan (Joron, 2007). Langkah yang dlakukan alah membandngkan kerugan sebenarnya dengan kerugan yang dpredks oleh model VaR. Uj Valdtas n dlakukan dengan falure rate test (Kupec Test) yatu dengan membandngkan setap VaR yang telah dhtung dengan proft atau loss yang sebenarnya dan kemudan mencatat tngkat kegagalan (falure rate) yang terjad. Rumus untuk menghtung Falure rate model backtestng adalah sebaga berkut (Hull, 2012): m k = 0 n! k! ( n k )! p k (1 p ) n k Dmana: p = hasl pengurangan 1 dengan tngkat kepercayaan VaR yang akan duj. n = jumlah har yang dgunakan. k = jumlah kegagalan yang terjad. 44

33 Tabel 2.1 Falure Rate Model Backtestng Probablty Level P VaR Confdence Level Nonrejecton Regon For Number Of Falures N 255 Days 510 Days 1000 Days % N<7 1<N<11 4<N< % 2<N<21 6<N<11 15<N< % 6<N<21 16<N<36 59<N< % 11<N<28 27<N<51 60<N< % 16<N<36 36<N<65 81<N<120 Tabel datas memberkan acuan untuk menolak atau menerma model setelah dlakukan backtestng. Backtestng dalam peneltan n ddasarkan pada kegagalan (falure) antar waktu dengan tngkat kepercayaan/convdence level yang dpergunakan adalah 95% dan 99% dlakukan dengan data 260 transaks selama 1 tahun. Untuk tngkat kepercayaan VaR 95%, jka falure rate berjumlah dantara 6<N<21 maka model VaR danggap vald untuk mengukur potens kerugan. Tetap jka N 6 maka model danggap terlalu konservatf, sedangkan jka N 21 maka model danggap terlalu moderat. (Joron, 2007). Untuk memperkuat uj backtestng n maka dlakukan perhtungan bnomdst dengan hpotess sebaga berkut. H 0 : Nla resko kerugan maksmum memlk nla yang vald atau dapat dgunakan sebaga patokan menentukan nla resko 45

34 H A : Nla resko kerugan maksmum memlk nla yang tdak vald atau tdak dapat dgunakan sebaga patokan menentukan nla resko Dasar pengamblan keputusan menggunakan uj n yatu: Dengan melhat angka probabltas yang dtunjukkan oleh nla sg, Jka nla probabltas lebh besar dar 0,05, maka Ho dterma. Jka nla probabltas kurang dar 0,05, maka Ho dtolak. 46

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah: 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI ANAJEEN PORTOFOLIO anajemen portofolo berkatan erat dengan nvestas. enurut Relly dan Brown, nvestas adalah komtmen untuk menyshkan uang (pendapatan) dalam suatu perode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investas II.1.1 Pengertan Investas Mengacu pada Sunaryah (2011, h4) Investas dapat dartkan sebaga suatu usaha seseorang untuk menanamkan modalnya pada 1 atau lebh aktva dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Landasan Peneltan Terdahulu Tabel.1 Tabel Penelt Terdahulu PENELITI JUDUL ALAT ANALISIS HASIL Rosta (008) Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

CAPITAL ASSET PRICING MODEL CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Konsep Penting dalam Investasi

Konsep Penting dalam Investasi Mater 3 Konsep Pentng dalam Investas Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.S. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTOFOLIO PENGERTIAN RETURN DAN RISIKO ESTIMASI RETURN DAN RISIKO ASET TUNGGAL ANALISIS RISIKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pemodelan Persamaan Struktural Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equaton Modelng (SEM) merupakan analss multvarat yang dapat menganalss hubungan varabel secara

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Analss Model Indeks Tunggal Portofolo Saham d Bursa Efek Indonesa (BEI) Perode 009-011 Mrah (mrah_vezmle@ymal.com) Trsnad Wjaya (trsnad@mdp.ac.d) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci