ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 Analss Portofolo Optmal 5 ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA ALMUNFARIJAH Program Stud Manajemen Unverstas Selamet Sr Kendal Jawa Tengah Emal: almunfarjah@gmal.com Abstrak Ratonal nvestors nvest n effcent stocks, the stocks that have hgh return wth mnmum rsk. The sample n ths study usng the stocks n the group LQ- 45 ndex durng the perod February 013-July 013. The purpose of the study was to establsh the optmal portfolo and to know the dfference between stock returns and the rsk of canddate and non-canddate portfolrn On Equty (ROE). The results showed there were 15 stocks that become canddate n a portfolo out of 45 stocks studed wth the cut of pont value Optmal portfolo s formed by 15 stocks that have excess returns to beta (ERB) whch s greater than the rsk-free return (Rf).The largest proporton of funds owned by PT Kalbe FarmaTbk.e 16, %, and the smallest proporton of the funds owned by PT Bank Central Asa Tbk.e 0,110188%. Ratonal nvestor would prortze to nvest n securtes that have a the largest proporton of the funds, because of that large proporton of funds so we wll be gettng hgher proft wth the certan rsks as well. Investors that wll nvest thers funds nto these 15 companes that have formes ths optmal portfolo would get portfolo proft,1-7 and portfolo rsk That portfolo proft s not far dfferent wth the expected return of each ndvdual stock. So despte usng LQ-45 stocks that have the bggest marketng captalzaton and the most lqud nfact t has not guarante that nvestors would gan ther expectaton of gettng portfolo return as what they expected. Rsk portfolo of,1-7 s smaller than the rsk level of each ndvdual stock. Although the establshment of the optmal portfolo yeld expected return of portfolo whch s not much dfferent wth thereturn of ndvdual stock,but stll provde the beneft of dversfcaton that s benefcal for reducng the rsk of each ndvdual stock. Kata kunc: optmal portofolo, sngle ndex model, expected return, varance, excess return to beta, cut-off pont. Jurnal Perlaku Dan Strateg bsns Vol.5 No., 017 Hal PENDAHULUAN Investas adalah komtmen atas sejumlah dana pada masa sekarang atau beberapa perode waktu dengan maksud untuk mendapatkan pembayaran dmasa depan yang akan memuaskan para nvestor (Relly dan Brown, 003). Salah satu sarana bernvestas yang JPSB Vol.5 No., 017

2 Analss Portofolo Optmal 53 menark bag nvestor adalah pasar modal. Hal n dsebabkan pasar modal menjanjkan pengembalan yang lebh besar kepada nvestor. Pasar modal memberkan kesempatan kepada nvestor untuk dapat memlh secara bebas sekurtas sekurtas yang dperdagangkan d pasar modal sesua dengan preferens rsko, ketersedaan dana dan jangka waktu nvestas. Indeks saham yang terdapat d pasar modal Indonesa sangat beragam dantaranya Indeks Sektoral, Indeks LQ-45, Indeks Kompas 100, Indeks BISNIS-7, Indeks PEFINDO5, Indeks Sr-Kehat, Indeks Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan dan Indeks Indvdual. Dar kesemuanya tu yang palng bak knerjanya yatu kategor Indeks LQ-45, karena merupakan kumpulan saham plhan yang memenuh krtera-krtera tertentu. Yang termasuk ke dalam krtera saham Indeks LQ-45 yatu saham yang memenuh krtera rankng tngg pada total transaks, nla transaks, dan frekuens transaks. Karakterstk saham LQ-45 n dapat mewakl knerja portofolo saham, dmana penlaan knerja portofolo dlhat dar ss yatu hasl pengembalan dan resko (Sartono dan Zulahat, 1998). Kelebhan kelompok saham yang termasuk dalam Indek LQ-45 dbandngkan dengan ndeks saham lannya yatu tdak bersfat tetap, artnya setap enam bulan sekal ada penetapan kembal saham yang memenuh krtera serta mengelmnas saham yang tdak lag memenuh krtera yang sudah dtetapkan. Poss saham yang terelmnas akan ds oleh saham pada rankng berkutnya, dan setap tga bulan sekal ada evaluas. Saham-saham yang cenderung stabl karena saham-saham tersebut termasuk saham-saham LQ-45 mudah dperjual-belkan bak dalam konds pasar lemah maupun kuat. Sehngga saham-saham yang masuk pada kategor ndek LQ-45 tergolong saham plhan yang bak dan akan dapat menunjukkan suatu portofolo yang optmal. Kehadran pasar modal memberkan peluang nvestas yang semakn besar kepada para nvestor yang menganggap bahwa pasar modal mampu memberkan manfaat sebaga sarana pengalokasan dana yang produktf untuk jangka panjang (Chung, 1998). Begtu juga d Indonesa dan n dperlhatkan dengan knerja perdagangan d Bursa Efek Indonesa yang juga menunjukkan hasl yang postf. Dengan maraknya nvestas yang semakn memberkan peluang tersebut akan menjadkan kebutuhan akan analss sekurtas juga menngkat. Investor menyadar bahwa setap nvestas yang dlakukan untuk mendapatkan return mengandung konsekuens adanya rsko (John Hancock Investmen). Return merupakan salah satu faktor yang memotvas nvestor bernvestas dan merupakan mbalan atas keberanan nvestor menanggung rsko nvestas yang dlakukan (Jogyanto, 1998). Hubungan tngkat rsko dan return yang dharapkan merupakan hubungan yang bersfat postf, artnya semakn besar rsko suatu sekurtas, semakn besar pula return yang dharapkan (hgh yeld means hgh rsk), demkan sebalknya (Rose, 01). Para nvestor pada umumnya merupakan phak yang sangat tdak menyuka rsko tetap mengngnkan return yang maksmal (Kempf, 01). Untuk memaksmalkan return yang dharapkan dengan tngkat rsko tertentu, basanya para nvestor menyasat dengan melakukan portofolo saham. Salah satu cara untuk mengurang rsko nvestas saham bsa dlakukan dengan melakukan dversfkas portofolo (Oder dan Solnk, 1993), yatu dengan mengkombnaskan berbaga saham dalam nvestasnya dengan menempatkan sejumlah dana pada berbaga alternatf nvestas yang berkorelas negatf agar dana dapat menghaslkan pengembalan yang optmal (Abdn et al., 004). JPSB Vol.5 No., 017

3 Analss Portofolo Optmal 54 Pembentukan portofolo optmal yang dbutuhkan adalah membentuk portofolo yang efsen. Portofolo yang efsen (effcent portofolo) merupakan portofolo yang memberkan return ekspektas terbesar dengan rsko yang sudah tertentu atau memberkan rsko yang terkecl dengan return ekspektas yang sudah tertentu (Taneja dan Bansal, 011). Portofolo yang efsen n dapat dtentukan dengan memlh tngkat return ekspektas tertentu kemudan memnmumkan rskonya atau dengan menentukan tngkat rsko tertentu kemudan memaksmalkan return ekspektasnya. Sedangkan portofolo optmal merupakan portofolo yang dplh seseorang nvestor dar sekan banyak plhan yang ada pada kumpulan portofolo yang efsen (Tandelln, 001). Penentuan portofolo yang optmal merupakan sesuatu yang sangat pentng bag nvestor. Portofolo yang optmal akan menghaslkan return yang optmal dengan rsko moderat yang dapat dpertanggungjawabkan. Masalah yang serng terjad adalah nvestor berhadapan dengan ketdakpastan ketka harus memlh saham-saham untuk dbentuk menjad portofolo plhannya. Hal tersebut tergantung dengan preferens rsko para nvestor tu sendr. Para nvestor berhadapan dengan banyak kombnas saham dalam portofolonya. Pada akhrnya harus mengambl keputusan portofolo mana yang akan dplh oleh nvestor. Seorang nvestor yang rasonal, tentu akan memlh portofolo yang optmal (Joganto, 1998). Dversfkas adalah strateg nvestas yang secara luas danut yang membantu mengurang ketdakpastan pasar bag para nvestor (Fronter Investng Management LPP). Madura dan Soenen (199) menympulkan bahwa keuntungan dar dversfkas terus ekss. Dversfkas memlk manfaat utama mengurang kerugan portofolo dan volatltas dan sangat pentng selama waktu menngkatnya rsko akbat ketdakpastan (Fronter Investng Management LPP). Hal n ddukung oleh Fosberg dan Madura (1991) yang menemukan bahwa sektar 90 % dar rsko saham ndvdu dapat ddversfkas jka nvestor memegang portofolo sedktnya 10 saham. Berbeda dengan Rose (01) yang menyatakan bahwa dversfkas tdak menjamn keuntungan atau melndung terhadap kerugan. Tetap hakkat dar pembentukan portofolo yang efsen dan optmal adalah untuk mengurang rsko tetap dengan cara dversfkas saham, yatu mengkombnaskan berbaga saham dalam nvestasnya dengan menempatkan sejumlah dana pada berbaga alternatf nvestas yang berkorelas negatf agar dana dapat menghaslkan pengembalan yang optmal (Abdn et al., 004). Berbaga metode telah daplkaskan dalam upaya untuk menentukan portofolo yang optmal salah satu dantaranya adalah penggunaan metode sngle ndek model. Model ndeks tunggal dkembangkan oleh Sharpe (1963) yang dapat dgunakan untuk menyederhanakan perhtungan dmodel Markowtz dengan menyedakan parameter parameter nput yang dbutuhkan ddalam perhtungan model Markowtz. Dsampng tu, model ndeks tunggal dapat juga dgunakan untuk menghtung return ekspektas dan rsko portofolo (Jogyanto, 1998). Analss portofolo optmal dengan model ndeks tunggal memerlukan sejumlah prosedur perhtungan melalu sejumlah data sebaga nput tentang struktur portofolo. Analss atas sekurtas dlakukan dengan membandngkan excess return to beta (ERB) dar masngmasng saham dengan Cut-off pont-nya (C*). Excess return to beta (ERB) merupakan kelebhan pengembalan atas tngkat keuntungan bebas rsko pada aset lan dan cut-off JPSB Vol.5 No., 017

4 Analss Portofolo Optmal 55 pont (C*) tu sendr tdak lan merupakan nla terbesar dar berbaga saham calon kanddat yang ddapat dar perbandngan antara varan return pasar dengan senstvtas return saham ndvdu terhadap varance error saham. Saham yang memlk ERB lebh besar dar C* djadkan kanddat portofolo, demkan sebalknya yatu C* lebh besar dar ERB tdak dkutkan dalam portofolo (Jogyanto, 1998). Hal n ddukung oleh Sartono dan Setawan (006) yang mengatakan bahwa pertungan ERB dapat menghaslkan lebh bak dalam menentukan rsko terhadap return. Pemlhan saham dan penentuan portofolo optmal yang dlakukan oleh Sharpe (1963) ddasar oleh pendahulunya Markowtz (1959) yang dmula dar data hstors atas saham ndvdual yang djadkan nput, dan danalss untuk menjadkan keluaran yang menggambarkan knerja setap portofolo, apakah tergolong portofolo optmal atau sebalknya (Jogyanto, 1998). Peneltan terdahulu tentang analss pembentukan portofolo optmal ndeks LQ-45 dengan model ndeks tunggal dlakukan oleh Sartono dan Zulahat (1998) yang haslnya mengatakan bahwa model ndeks tunggal dapat djadkan salah satu cara memlh saham dan menentukan portofolo optmal d BEJ, walaupun saham yang masuk sebaga faktor penghtung menggunakan ndeks LQ-45 belum menjamn tercapanya harapan nvestor akan perolehan return yang dngnkannya namun nvestor cukup rasonal dalam melakukan transaks perdagangan d BEJ. Musyarofah (007) yang menggunakan data harga saham mngguan, menympulkan bahwa pembentukan portofolo optmal dengan ndeks LQ-45 belum menjamn hasl yang sepert dngnkan yatu dar 38 saham perusahaan dperoleh hanya 5 saham perusahaan yang masuk dalam portofolo optmal atau 13,16% dar sampel. Hal n berbandng dengan peneltan Trstana (008) yang menggunakan data harga saham bulanan haslnya bahwa dar 44 saham perusahaan dperoleh 3 saham perusahaan yang masuk dalam kombnas portofolo optmal atau 7,73% dar sampel dan memperoleh return yang dharapkan dengan rsko yang sudah past lebh rendah dbandngkan dengan rsko masng-masng saham ndvdual. Rasonaltas nvestor dukur sejauh mana nvestor melakukan prosedur pemlhan saham dan pembentukan portofolo optmal dar data hstors pada saham-saham yang lsted d Bursa Efek Indonesa. Permasalahan n dapat djawab melalu dua pendekatan, pertama dengan melakukan perhtungan untuk memlh saham dan menentukan portofolo optmal dengan model ndeks tunggal, kedua menguj return dan rsko antara saham yang masuk dalam kanddat portofolo dan tdak masuk kanddat portofolo. PENELITIAN TERDAHULU Beberapa peneltan yang mengkaj tentang pemlhan saham dan portofolo optmal dantaranya adalah Wdantoro (01) menggunakan Cut-off pont (C*) dalam memlh saham untuk membentuk portofolo optmal dengan batas efsens C*. Hasl peneltannya menunjukkan bahwa lebh dar 50% saham yang dtelt mempunya nla ERB lebh besar dar C* (cut off pont). Rasonaltas nvestor dlhat dar cara mereka menentukaan portofolo optmal, yang dpengaruh oleh preferens nvestor terhadap return dan rsko. Musyarofah (007) yang menggunakan data harga saham mngguan yang juga menggunakan Cut-off pont (C*) dalam memlh saham untuk membentuk portofolo optmal dengan batas efsens C* menympulkan bahwa hanya 13,16%% saham yang mempunya nla ERB lebh besar JPSB Vol.5 No., 017

5 Analss Portofolo Optmal 56 dar C* (cut off pont). Hal n berart dampak ekonom dar efek berjangka mnm dan lebh kepada polts. Sartono dan Zulahat (1998) yang menggunakan model ndeks tunggal untuk memlh saham dan menentukan portofolo optmal. Dengan menggunakan saham bluechps atau LQ-45 untuk membentuk portofolo, ternyata return yang dhaslkan belum menjamn tercapanya expected return nvestor. Rata-rata frekuens perdagangan saham yang masuk dalam portofolo optmal lebh tngg (1183,94) dbandngkan rata-rata frekuens perdagangan saham yang tdak masuk dalam portofolo (880,01). Hal n membuktkan bahwa nvestor cukup rasonal melakukan prosedur analss pemlhan saham dan bertransaks BEJ. Musnad dan Sulaman (001), menganalss manfaat dversfkas portofolo saham antar ndustr d Bursa Efek Jakarta (BEJ) berdasarkan pada besarnya koefsen korelas return antar saham. Dar hasl analss dapat dsmpulkan bahwa dversfkas saham antar ndustr d Bursa Efek Jakarta (BEJ) memberkan manfaat yang sgnfkan bag nvestor. Rsko yang dtanggung nvestor menurun 0%-87, 1% apabla nvestor melakukan nvestas saham d berbaga ndustr. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang datas, maka dapat drumuskan: 1. Saham-saham mana saja yang terbentuk dalam portofolo optmal dengan Model Indeks Tunggal pada saham Indeks LQ-45 d Bursa Efek Indonesa?. Berapa besarnya propors dana untuk masng masng saham Indeks LQ-45 yang terbentuk dalam portofolo optmal? 3. Berapa besarnya tngkat keuntungan portofolo dan rsko portofolo pada saham Indeks LQ-45 yang telah membentuk portofolo optmal? 4. Apakah terdapat perbedaan antara return saham yang masuk kanddat portofolo dengan return saham yang tdak masuk kanddat portofolo? 5. Apakah terdapat perbedaan antara rsko saham yang masuk kanddat portofolo dengan rsko saham yang tdak masuk kanddat portofolo? TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Investas Tujuan bernvestas yatu untuk mendapatkan kehdupan yang lebh layak d masa depan. Djokopranoto (011), mendefnskan nvestas sebaga suatu kesepakatan pada pasar dana dar satu atau lebh asset yang akan dperoleh untuk perode yang akan datang. Relly dan Brown (003) menyatakan bahwa nvestas adalah komtmen atas sejumlah dana pada masa sekarang atau beberapa perode waktu dengan maksud untuk mendapatkan pembayaran dmasa depan yang akan memuaskan para nvestor. Menurut Bode et al. (006), an nvestment s the current commtment of money or other resorces n the expectaton of reapng future benefts. Dar beberapa defns tersebut dapat dsmpulkan bahwa nvestas adalah kegatan yang dlangsungkan dengan memanfaatkan aset berwujud maupun tdak berwujud pada masa sekarang n, dengan tujuan untuk menghaslkan keuntungan d masa yang akan datang. Return JPSB Vol.5 No., 017

6 Analss Portofolo Optmal 57 Investor selalu mengharapkan tngkat return yang sesua atas setap rsko nvestas yang dhadapnya. Horne dan Wachowcz (01) mendefnskan return sebaga manfaat yang terkat dengan pemlk yang melput dvden tuna dan captal gan yang merupakan realsas pada akhr tahun. Menurut Koch et al. (008), return adalah selsh antara jumlah uang yang akan dkeluarkan har n dengan jumlah uang yang akan dperoleh d akhr perode nvestas. Menurut Djokopranoto (011), return merupakan yeld dan captal gan (loss). Yeld yatu cash flow yang dbayarkan secara perodk kepada pemegang saham (dalam bentuk dvden) sedangkan Captal gan (loss) yatu selsh antara harga saham pada saat pembelan dengan harga saham pada saat penjualan. Berdasarkan pendapat yang telah dkemukakan, dapat dambl kesmpulan bahwa return adalah keuntungan yang dperoleh dar kepemlkan saham nvestor atas nvestas yang dlakukannya yang terdr dar dvden dan captal gan/loss. Rsko Konsep return tdak terlepas katannya dengan rsko karena dalam bernvestas selalu terdapat hal yang tdak dapat dhndar yatu adanya rsko. Menurut Relly dan Brown (003), rsko merupakan ketdaktentuan atas nvestas yang akan dperoleh terhadap mbal hasl yang dharapkan. Sedangkan Koch et al. (008), rsko ddefnskan sebaga kemungknan terjadnya kehlangan modal maupun kerusakan modal secara permanen. Menurut Djokopranoto (011), rsko merupakan perubahan dmana return aktual dar nvestas akan berbeda-beda terhadap mbal hasl yang dharapkan. Dar beberapa pengertan dapat dsmpulkan bahwa rsko adalah penympangan yang terjad antara actual return dar yang telah dperkrakan sebelumnya dengan mbal hasl yang dharapkan (expected return). Hubungan Tngkat Rsko Dan Return yang Dharapkan Hubungan tngkat resko dan return ekspektas yang dharapkan merupakan hubungan yang bersfat postf. Artnya semakn besar rsko suatu sekurtas, semakn besar pula return yang dharapkan, (hgh yeld means hgh rsk), demkan sebalknya (Rose, 01). Hal tersebut dapat dlhat pada Gambar 1. Expected return Saham Waran Ops R BR Oblgas Perusahaan Rsko Gambar 1 Hubungan Antara Tngkat Rsko dan Return yang dharapkan (Jogyanto,1998) Rsko Gambar 1 Hubungan Antara Tngkat Rsko dan Return yang dharapkan (Jogyanto,1998) Gambar datas menunjukan adanya hubungan postf antara return ekspektas dengan rsko. Gars vertkal dalam gambar menunjukan besarnya tngkat hasl yang dharapkan yang layak, sedangkan gars horzontal memperlhatkan rsko yang dtanggung nvestor. Ttk RBR pada gambar menunjukan return bebas rsko (rsk-free rate). RBR pada gambar d atas JPSB Vol.5 No., 017

7 Analss Portofolo Optmal 58 menunjukan satu plhan nvestas yang menawarkan return sebesar RBR dengan rsko sebesar nol (0). Portofolo Teor portofolo merupakan teor modern mengena pengamblan keputusan dalam stuas ketdakpastan (Weston dan Copeland, 1997). Makowtz (195) mendefnskan bahwa teor portofolo berkatan dengan estmas nvestor tehadap ekspektas rsko dan return, yang dukur secara statstk untuk membuat portofolo nvestasnya. Markowtz menjabarkan cara mengkombnaskan aset ke dalam dversfkas portofolo yang efsen. Dalam portofolo n, rsko dapat dkurang dengan menambah jumlah jens aset ke dalam portofolo dan tngkat expected return dapat nak jka nvestasnya terdapat perbedaan pergerakan harga dar aset-aset yang dkombnas tersebut. Menurut Koch et al. (008), portofolo merupakan stlah yang dgunakan untuk menjelaskan sekumpulan aset. Portofolo dapat mencakup saham, oblgas, saham reksadana, mnyak, emas, kartu bsbol, karya sen atau benda lannya yang memlk nla. Model Indeks Tunggal Model ndeks tunggal n dcptakan oleh Wllam Sharpe (1963). Model n dapat dgunakan untuk menyederhanakan perhtungan d model Markowts dengan menyedakan parameterparameter nput yang dbutuhkan d dalam perhtungan model Markowts. Model ndeks tunggal juga dapat dgunakan untuk menghtung return ekspektas dan rsko portofolo (Jogyanto, 1998). Model n mengkatkan perhtungan return setap aset pada return ndeks pasar. Model ndeks tunggal ddasarkan pada pengamatan bahwa harga dar suatu sekurtas berfluktuas searah dengan ndeks harga pasar. Secara khusus dapat damat bahwa kebanyakan saham cenderung mengalam kenakan harga jka ndeks harga saham turun. Hal n menyarankan bahwa return-return dar sekurtas kemungknan berkoleras dengan adanya reaks umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nla pasar (Jogyanto, 1998). Dengan dasar n, return dar suatu sekurtas dan return dar ndeks pasar yang umum dapat dtulskan sebaga berkut: R = a + β. Rm Dmana: R = return sekurtas a = suatu varabel acak yang menunjukkan komponen dar return sekurtas ke- yang ndependen terhadap knerja pasar β = ukuran kepekaan return sekurtas terhadap perubahan return pasar Rm= tngkat return dar ndeks pasar yang juga merupakan suatu varabel acak Varabel a merupakan komponen return yang tdak tergantung dar return pasar. Varabel α dapat dpecahkan menjad nla yang dekspektaskan (expected value) dan kesalahan resdu (resdual error) e sebaga berkut: a = α. e Dengan mensubttuskan kedua persamaan datas maka akan ddapatkan persamaan model ndeks tunggal adalah sebaga berkut: R = α + β. Rm + e Dmana: α =nla ekspektas dar return sekurtas yang ndependen terhadap return pasar JPSB Vol.5 No., 017

8 Analss Portofolo Optmal 59 e =kesalahan resdu yang merupakan varabel acak dengan nla ekspektasnya sama dengan nol atau E (e) = 0 Perhtungan return sekurtas dalam model ndeks tunggal melbatkan dua komponen utama yatu (Jogyanto, 1998): Komponen return yang terkat dengan keunkan perusahaan, dlambangkan dengan α. Komponen return yang terkat dengan pasar, dlambangkan dengan β.rm. Komponen keunkan perusahaan berkatan dengan kejadan-kejadan mkro yang hanya mempengaruh perusahaan bersangkutan, sepert adanya ekspans operas perusahaan atau rencana pengurangan tenaga kerja. Sedangkan komponen yang terkat dengan pasar menyangkut kejadan-kejadan makro yang mempengaruh seluruh perusahaan, sepert kenakan suku bunga dan penngkatan nflas. Model ndeks tunggal juga dapat dnyatakan dalam bentuk return ekspektas (expected return). Return ekspektas dapat dnyatakan: E(R) = α + β. E(Rm) Model ndeks tunggal menggunakan asums-asums yang merupakan karakterstk model n sehngga menjad berbeda dengan model-model lannya. Asums utama dar model ndeks tunggal adalah kesalahan resdu dar sekurtas ke- tdak berkovaran dengan kesalahan resdu sekurtas ke-j atau e tdak bekovaran (berkoleras) dengan ej untuk semua nla dar dan j. Asums n secara sstemats dapat dtuls sebaga berkut (Jogyanto, 1998) Cov(e,ej)=0 atau Cov(e,ej)=E([e-E(e)].[ej-E(ej)]) Portofolo Optmal Berdasarkan Model Indeks Tunggal Perhtungan untuk menentukan portofolo optmal akan sangat dmudahkan jka hanya menentukan apakah suatu sekurtas dapat dmasukkan ke dalam portofolo optmal tersebut. Angka tersebut adalah raso antara ekses return dengan beta (excess return to beta rato) secara matemats raso antara ekses return to beta rato dapat dhtung dengan rumus (Jogyanto, 1998): a. Urutkan sekurtas-sekurtas berdasarkan nla ERB terbesar ke nla ERB terkecl. Nla ERB yang masuk sebaga kanddat portofolo sebelumnya harus dbangngkan dengan nla R BR (Return Bebas Rsko). Sekurtas-sekurtas dengan nla ERB terbesar yang nlanya lebh dar nla R BR (Return Bebas Rsko) merupakan kanddat untuk dmasukkan ke portofolo optmal. b. Htung nla A dan B untuk masng-masng sekurtas ke- A [ ( ) ]. E R R BR j dan B e e e = varan dar kesalahan resdu sekurtas ke- yang juga merupakan rsko unk atau rsko tdak sstemats. c. Htung nla C yatu nla C untuk sekurtas ke- yang dhtung dar kumulas nla-nla A 1 sampa dengan A dan nla-nla B 1 sampa dengan B. Secara sstemats dapat dtuls dengan rumus: m Aj j C I 1 m Dengan mensubstuskan nal A dan B maka rumus C menjad: j JPSB Vol.5 No., 017

9 Analss Portofolo Optmal 60 C m j E ( R) ( R 1 m e j BR e. ) d. Besarnya cut-off pont (C*) adalah nla C dmana nla ERB terakhr kal mash lebh besar dar nla C e. Sekurtas-sekurtas yang membentuk portofolo optmal adalah sekurtas-sekurtas yang mempunya nla ERB lebh besar atau sama dengan nla ERB d ttk C*. Sekurtas-sekurtas yang mempunya ERB lebh kecl dengan ERB ttk C* tdak dkutsertakan dalam pembentukan portofolo optmal. f. Menentukan propors masng-masng sekurtas d dalam portofolo. Setelah sekurtas-sekurtas yang membentuk portofolo optmal telah dapat dtentukan, maka dlakukan perhtungan mengena berapa porpors masng-masng sekurtas tersebut d dalam portofolo optmal dengan rumus: Dengan nla Z adalah sebesar: Keterangan: = propors dana sekurtas ke- W Z Z j Z W e K Z j I ( Z ERB C = skala dar tmbangan atas tap tap saham = total skala dar tmbangan atas tap tap saham ERB = excess return to beta sekurtas ke- C* = nla Cut Off Pont yang nerupakan nla C terbesar β = beta sekurtas ke- = varan dar kesalahan resdual sekurtas ke- e g. Menentukan Tngkat Keuntungan yang dharapkan (return ekspektas) dan Rsko Portofolo. 1) Menghtung tngkat keuntungan portofolo Return ekspektas dar suatu portofolo merupakan rata-rata tertmbang dar return sekurtas ekspektas ndvdual sekurtas. Adapun formulasnya adalah sebaga berkut (Jogyanto, 000): ( ) ( ) Model ndeks tunggal mempunya beberapa karakterstk sebaga berkut: a) Beta dar portofolo (β p ) merupakan rata-rata tertmbang dar beta masngmasng sekurtas (β ). n p W 1 b) Alpha dar portofolo (α p ) merupakan rata-rata tertmbang dar alpha tap-tap sekurtas (α ). j *) JPSB Vol.5 No., 017

10 Analss Portofolo Optmal 61 n p W 1 Dengan mensubttuskan (β p ) dan (α p ) maka return ekspektas portofolo menjad sebaga berkut: E. E R p p p R m ) Menghtung rsko portofolo Rsko portofolo merupakan varan dar suatu sekurtas yang dhtung berdasarkan model ndeks tunggal adalah sebaga berkut (Jogyanto, 000): α = β. σ m + σ e Varan dar portofolonya adalah sebesar: n.. m W e 1 n W p 1 Dengan menggunakan karakterstk beta, maka varan dar portofolo dapat dtuls sebaga berkut: n p e p m W 1 Berdasarkan empat pertanyaan peneltan yang terdapat pada rumusan masalah yang sudah durakan hanya hpotess alternatf yang dajukan dalam peneltan n, yatu: H1: Dduga ada perbedaan return antara saham yang masuk kanddat dengan yang tdak masuk kanddat portofolo. H: Dduga ada perbedaan rsko antara saham yang masuk kanddat dengan yang tdak masuk kanddat portofolo METODE PENELITIAN Populas dalam peneltan n adalah semua emten yang masuk dalam perhtungan Indeks LQ-45 perode Februar 013 Jul 013. Sedangkan Sampel yang dambl dalam peneltan n adalah seluruh dar populas yatu semua emten yang masuk dalam perhtungan Indeks LQ- 45 perode Februar 013 Jul 013. Semua jens data bersfat kuanttatf dan sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data dperoleh dar Pusat Referens Pasar Modal d BEJ yang melput harga saham ndvdual bulanan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan tngkat suku bunga SBI perode Februar 013 Jul 013. Selan tu data yang dgunakan dalam peneltan n juga berasal dar berbaga lteratur, sepert peneltan lan, referens pasar modal Indonesa, buku-buku tentang manajemen keuangan dan nvestas. Varabel dan skala pengukuran dalam peneltan n dapat dlhat pada tabel berkut: Tabel 1 Varabel dan Skala Pengukuran Varabel Keterangan Indkator Skala Return realsas Return yang telah terjad yang P Rupah t Pt1 telah dperoleh nvestor pada masa R sekarang atau masa yang lalu Pt1 Return Return yang dharapkan akan R ekspektas dperoleh nvestor dmasa ER Rupah mendatang n Varance Indkator yang menunjukkan rsko σ ²= ( ) Rupah dar return saham JPSB Vol.5 No., 017

11 Analss Portofolo Optmal 6 Varabel Keterangan Indkator Skala Return bebas rsko (R BR ) Aktva yang mempunya return ekspektas tertentu dengan varan return (rsko) yang sama dengan nol R BR = Rupah Beta Rsko unk dar saham ndvdual ( ) β= Rupah ( ) yang dgunakan untuk menghtung keserongan (slope) realzed return suatu saham dengan realzed return pasar Alpha Perbandngkan perhtungan realzed return saham dengan realzed return pasar Varan resdual error Excess return to beta Varan dar kesalahan resdu sekurtas ke- (e) yang merupakan rsko unk atau rsko tdak sstematk Dgunakan untuk mengukur kelebhan return relatf terhadap satu unt rsko yang tdak dapat d dversfkaskan yang dukur dengan beta Nla A dan B Nla A dhtung untuk mendapatkan nla A j dan B dhtung untuk mendapatkan nla B j, keduanya dperlukan untuk menghtung C Ttk Pembatas (C) C merupakan nla C untuk saham ke- yang dhtung dar akumulas nla-nla A 1 sampa dengan A dan nla-nla B 1 sampa dengan B. C A α= ( ) ( ) σ e =σ (β.σm ) E ERB [ E ( B R R ) dan R BR e e. m C 1. m m. j1 1 atau [ E( m j1 A j1 R ) BR ]. j B R RBR j ej j j1 ej. j ]. Rupah Rupah Rupah Rupah Rupah Nla W Propors dana untuk masngmasng saham dalam portofolo optmal W k j1 j Prosentase JPSB Vol.5 No., 017

12 Analss Portofolo Optmal 63 Varabel Keterangan Indkator Skala Expected return portofolo Rata-rata tertmbang dar return ekspektas masng-masng saham pembentuk portofolo Rsko portofolo Varan return sekurtas sekurtas yang membentuk portofolo optmal p dmana ERB C * e E R ER p. p m p m p Rupah n Rupah W e 1 HASIL PENELITIAN Penentuan saham mana yang akan masuk sebaga calon portofolo optmal yatu dengan membandngkan antara return ekspektas saham [E(R)] dengan return bebas rsko (RBR). Saham yang mempunya nla E(R) lebh besar dar (RBR) [E(R)>RBR] maka saham tersebut masuk sebaga calon kanddat portofolo optmal dan dapat dlhat dalam tabel IV.1 berkut n: Tabel. Hasl Penentuan Calon Portofolo Optmal No Kode E(R) σ RBR E(Rm) Penentuan 1 ALII , Non Kaddat ADRO , Non Kaddat 3 ANTM , Non Kaddat 4 ASII , Non Kaddat 5 AKRA , Calon Kanddat 6 ASRI , Non Kaddat 7 BBCA , Calon Kanddat 8 BBNI , Non Kaddat 9 BBRI , Calon Kanddat 10 BBTN , Non Kaddat 11 BDMN , Non Kaddat 1 BHIT , Non Kaddat 13 BKSL , Non Kaddat 14 BMRI , Non Kaddat 15 BMTR , Calon Kanddat 16 BSDE , Calon Kanddat 17 BUMI , Non Kaddat 18 BWPT , Non Kaddat 19 CPIN , Calon Kanddat 0 EXCL , Non Kaddat 1 GGRM , Non Kaddat GIAA , Non Kaddat 3 HRUM , Non Kaddat 4 ICBP , Calon Kanddat JPSB Vol.5 No., 017

13 Analss Portofolo Optmal 64 No Kode E(R) σ RBR E(Rm) Penentuan 5 IMAS , Non Kaddat 6 INCO , Non Kaddat 7 INDF , Calon Kanddat 8 INDY , Non Kaddat 9 INTP , Non Kaddat 30 ITMG , Non Kaddat 31 JSMR , Non Kaddat 3 KLBF , Calon Kanddat 33 LPKR , Calon Kanddat 34 LSIP , Non Kaddat 35 MAIN , Calon Kanddat 36 MAPI , Non Kaddat 37 MNCN , Calon Kanddat 38 PGAS , Calon Kanddat 39 PTBA , Non Kaddat 40 SMCB , Non Kaddat 41 SMGR , Non Kaddat 4 SSIA , Non Kaddat 43 TLKM , Calon Kanddat 44 UNTR , Non Kaddat 45 UNVR , Calon Kanddat Tabel datas menunjukkan bahwa yang masuk sebaga calon kanddat portofolo optmal dar 45 perusahaan ada 15 perusahaan yang mempunya nla E(R) lebh besar dar (RBR) [E(R)>RBR]. Tabel 3 Hasl Perhtungan Alpha, Beta, Varan Resdual Erorr, Excess Return to Beta, Cut off Pont, dan Propors dana. Saham-saham yang masuk portofolo optmal adalah saham-saham yang memlk nla ERB lebh besar atau sama dengan nla C* akan dkutsertakan dalam pembentukan portofolo optmal dan saham-saham yang memlk nla ERB lebh kecl dar C* tdak dkutsertakan dalam pembentukan portofolo optmal. Cut-off pont (C*) merupakan nla C terbesar dar sederetan nla C yatu sebesar tabel datas memperlhatkan bahwa ke-15 calon kanddat portofolo optmal masuk semua sebaga kanddat portofolo optmal. Tabel 4. Hasl Perhtungan Return Ekspektas dan Rsko Portofolo. No KODE W αp βp σe² W.σe² 1 BBCA ICBP UNVR PGAS LPKR MAIN KLBF JPSB Vol.5 No., 017

14 Analss Portofolo Optmal 65 No KODE W αp βp σe² W.σe² 8 MNCN TLKM AKRA BSDE CPIN INDF BMTR BBRI TOTAL E(Rp) = σp² = Pengujan normaltas dlakukan untuk mengetahu apakah populas data berdstrbus normal atau tdak (Pryatno, 008). Dalam pembahasan n akan dgunakan yatu uj normaltas dengan kolmogorov-smrnov test dengan menggunakan taraf sgnfkans 0,05. Data dnyatakan berdstrbus normal jka sgnfkans lebh besar dar 5% atau 0,05. Tabel 5. Output SPSS Uj Normaltas dengan Kolmogorov-Smrnov Test Sebelum d Transformaskan. Tests of Normalty Return Rsko Kolmogorov- Statstc Smrnov a df Sg Shapro-Wlk Statstc a. Lllefors Sgnfcance Correcton df Sg Tabel datas memperlhatkan bahwa nla sgnfkans untuk return sebesar 0,007 dan rsko sebesar 0,000. Tngkat sgnfkans (-taled) untuk return dan rsko lebh kecl dar 0,05 (Sg.<0,005) maka data return maupun rsko tdak berdstrbus secara normal. Walaupun dengan data yang tdak berdstrbus normal bsa dlanjutkan uj hpotess dengan metode statstk non parametrk, tetap dsn penelt berusaha melakukan transformas data agar data dapat berdstrbus secara normal dan dapat melanjutkan ke metode statstk parametrk. Kemudan setelah tu penelt berusaha membandngkan pengujan mana yang lebh bak dan tepat untuk dgunakan yatu dengan metode statstk parametrk atau metode statstk non parametrk. Tujuan utama dar transformas data n adalah untuk mengubah skala pengukuran data asl menjad bentuk lan sehngga data dapat memenuh asums-asums yang mendasar analss ragam. Transformas data dlakukan dengan transformas reverse score. Transformas n dlakukan apabla dalam data terdapat nla negatf dan ngn menggunakan transformas berkutnya sepert transformas square root atau transformas logartma. Cara melakukan transformas n adalah dengan mengurang nla terbesar atau maksmal dalam varabel JPSB Vol.5 No., 017

15 Analss Portofolo Optmal 66 dengan data asl. Hasl uj normaltas menggunakan data transformas reverse score terlhat pada tabel berkut n: Tabel 6. Output SPSS Uj Normaltas dengan Kolmogorov-Smrnov Test Sesudah d Transformas Reverse Score. Tests of Normalty Transformas Reverse Score Return Transformas Reverse Score Rsko Kolmogorov- Statstc Smrnov a df Sg Shapro-Wlk Statstc df Sg Pada tabel datas memperlhat bahwa data mash belum berdstrbus normal karena haslnya sama sepert uj data sebelum dtransformaskan. Maka dar tu dlakukan transformas square root. Tabel 7. Output SPSS Uj Normaltas dengan Kolmogorov-Smrnov Test Sesudah d Transformas Square Root. Kolmogorov- Smrnov Tests of Normalty Transformas Square Root Return Transformas Square Root Rsko Statstc df Sg..00 *.000 Shapro-Wlk Statstc df Sg Pada tabel datas memperlhatkan bahwa nla sgnfkans untuk return sebesar 0,00 dan rsko sebesar 0,000. Tngkat sgnfkans (-taled) untuk return lebh besar dar 0,05 (Sg.>0,005) maka data return telah berdstrbus normal. Sedangkan tngkat sgnfkans untuk rsko lebh kecl dar 0,05 (Sg.<0,005) maka data rsko belum berdstrbus secara normal. Kemudan dlakukan transformas lag yatu transformas logartma. Tabel 8. Output SPSS Uj Normaltas dengan Kolmogorov-Smrnov Test Sesudah d Transformas Logartma. JPSB Vol.5 No., 017

16 Analss Portofolo Optmal 67 One-Sample Kolmogorov-Smrnov Test Transformas Logartma Return Transformas Logartma Rsko N Normal Parameters a Mean Most Extreme Dfferences Std. Devaton Absolute Postve Negatve Kolmogorov-Smrnov Z Asymp. Sg. (-taled) a. Test dstrbuton s Normal. Pada tabel datas memperlhatkan bahwa nla sgnfkans untuk return sebesar 0,63 dan rsko sebesar 0,48. Karena tngkat sgnfkans (-taled) untuk kedua data lebh besar dar 0,05 (Sg.>0,05) maka data return dan rsko sudah berdstrbus secara normal. Uj homogentas dlakukan untuk mengetahu apakah beberapa varan populas adalah sama atau tdak (Pryatno, 008). Taraf sgnfkans yang dgunakan sebesar 0,05. Jka nla sgnfkans lebh dar 0,05 maka dapat dkatakan bahwa varan dar dua atau lebh kelompok data adalah sama. Tabel 9. Output SPSS Uj Homogentas Dengan Data Sesudah d Transformas Logartma. Test of Homogenety of Varances Transformas Logartma Return Transformas Logartma Rsko Levene Statstc df1 1 1 df 4 4 Sg Pada tabel datas memperlhatkan bahwa nla sgnfkans untuk return sebesar 0,180 dan rsko sebesar 0,931. Karena tngkat sgnfkans (-taled) untuk kedua data lebh besar dar 0,05 (Sg.>0,05) maka kedua kelompok data return dan rsko mempunya varan yang sama. Pada bagan n, uj beda dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya perbedaan return dan rsko antara yang masuk kanddat dengan yang tdak masuk kanddat portofolo yatu jka data tersebut berdstrbus normal maka menggunakan statstk parametrk sedangkan jka data tersebut tdak berdstrbus normal maka menggunakan statstk non parametrk. Uj beda menggunakan statstk parametrk dlakukan dengan uj ndependent sample t-test sedangkan uj hpotess menggunakan statstk non parametrk dlakukan dengan uj mannwhtney u test. JPSB Vol.5 No., 017

17 Analss Portofolo Optmal 68 Hasl uj beda menggunakan uj ndependent sample t-test terhadap data yang telah dtransformaskan sehngga data berdstrbus normal dan homogen terlhat pada tabel berkut n: Tabel 10. Output SPSS Uj Independent Sample T-Test Dengan Data Sesudah d Transforams Logartma. Levene's Test for Equalty of Varances t-test for Equalty of Means Independent Samples Test Transformas Logartma Return Equal varances assumed Equal varances not assumed Transformas Logartma Rsko Equal varances assumed F Sg Equal varances not assumed t df Sg. (-taled) Mean Dfference Std. Error Dfference % Confdence Interval of the Dfference Low er Uppe r Sedangkan hasl uj beda menggunakan uj mann-whtney u test data asl yang tdak berdstrbus normal melalu program SPSS (Statstkal Product and Servce Solutons) vers 16.0 for wndows terlhat pada tabel V.17 berkut n: Tabel 11. Output SPSS Uj Mann-Whtney U Test Dengan Data Sebelum d Transformas Ranks Grup N Mean Rank Sum of Ranks Return Kanddat Non Kanddat Total 45 Rsko Kanddat Non Kanddat Total 45 JPSB Vol.5 No., 017

18 Analss Portofolo Optmal 69 Test Statstcs a Return Rsko Mann-Whtney U Wlcoxon W Z Asymp. Sg. (- taled) a. Groupng Varable: Kanddat dan Non Kanddat Krtera pengujan dalam pembahasan n berdasarkan probabltas yatu sebaga berkut: Ho dterma dan Ha dtolak jka P-value > 0,05 Ho dtolak dan Ha dterma jka P-value < 0,05 Hasl pengujan hpotess dengan uj ndependent sample t-test pada tabel IV.9 dapat dketahu bahwa nla P-value untuk return sebesar 0,000. Karena P-value lebh kecl dar 0,05 (0,000 < 0,05) maka Ho dtolak dan Ha dterma, artnya bahwa ada perbedaan antara return saham yang masuk kanddat portofolo dengan return saham yang tdak masuk kanddat portofolo. Kemudan nla nla P-value untuk rsko sebesar 0,114. Karena nla P- value lebh kecl dar 0,05 (0,114 > 0,05) maka Ho dterma dan Ha dtolak, artnya bahwa tdak ada perbedaan antara rsko saham yang masuk kanddat portofolo dengan rsko saham yang tdak masuk kanddat portofolo. PEMBAHASAN Berdasarkan hasl pengujan dua hpotess alternatf yang dajukan dengan uj ndependent sample t-test dapat dsmpulkan bahwa hpotess pertama atau H1 yang menyatakan ada perbedaan return antara saham yang masuk kanddat dengan saham yang tdak masuk kanddat portofolo dapat dterma. Hpotess kedua atau H yang menyatakan terdapat perbedaan rsko antara saham yang masuk kanddat dengan saham yang tdak masuk kanddat portofolo tdak dapat dterma. Hal n mengndkaskan bahwa perbedaan saham yang masuk kanddat portofolo dengan yang tdak masuk kanddat tdak dpengaruh oleh rsko saham tetap dpengaruh oleh return saham. Rata-rata return saham kanddat (-,8117) lebh tngg dbandngkan rata-rata return saham non kanddat (-,75). Sedangkan rata-rata rsko relatf saham sama untuk seluruh saham anggota sampel (-,436 untuk kanddat dan -,31 untuk non kanddat). Hasl pengujan hpotess dengan uj mann-whtney u test pada tabel IV.10 dapat dketahu bahwa nla P-value untuk return sebesar 0,000 dan rsko sebesar 0,036. Karena P-value untuk kedua kelompok data lebh kecl dar 0,05 lebh besar dar 0,05 (P-value < 0,05) maka Ho dtolak dan Ha dterma, artnya bahwa ada perbedaan return dan rsko antara saham yang masuk kanddat portofolo dengan saham yang tdak masuk kanddat portofolo. Berdasarkan hasl pengujan dua hpotess dengan uj mann-whtney u test dapat dsmpulkan bahwa hpotess pertama atau H1 yang menyatakan ada perbedaan return antara saham yang masuk kanddat dengan saham yang tdak masuk kanddat portofolo dapat dterma. Hpotess kedua atau H yang menyatakan ada perbedaan rsko antara saham yang masuk kanddat dengan saham yang tdak masuk kanddat portofolo dapat dterma. Hal n menunjukkan bahwa perbedaan saham yang masuk kanddat portofolo JPSB Vol.5 No., 017

19 Analss Portofolo Optmal 70 dengan yang tdak masuk kanddat dpengaruh oleh return dan rsko saham. Rata-rata return saham kanddat (38,00) lebh tngg dbandngkan rata-rata return saham non kanddat (15,50). Begtu juga dengan rata-rata rsko saham kanddat (8,80) lebh tngg dbandngkan rata-rata rsko saham non kanddat (0,10). Ke- alat uj beda tersebut, uj mann-whtney u test danggap palng sahh (bak) dbandngkan uj ndependent sample t-test. Karena uj mann-whtney u test menggunakan data asl return dan rsko saham yang tdak berdstrbus secara normal sehngga tdak merubah kadah teor yang ada dan tdak merubah model aslnya. Sedangkan uj ndependent sample t-test dsn menggunakan model lannya sepert tranformas reverse score, square root dan logartma untuk membuat data menjad berdstrbus normal dan homogen. Oleh karena tulah, kemudan penelt menggunakan uj mann-whtney u test sebaga model yang palng bak. Excess return to beta (ERB) merupakan kelebhan pengembalan atas tngkat keuntungan bebas rsko pada aset lan. Cut-off pont (C*) tu sendr tdak lan merupakan nla terbesar dar berbaga saham calon kanddat yang ddapat dar perbandngan antara varan return pasar dengan senstvtas return saham ndvdu terhadap varance error saham. Saham yang memlk ERB lebh besar dar C* djadkan kanddat portofolo, demkan sebalknya yatu C* lebh besar dar ERB tdak dkutkan dalam portofolo. Lma belas perusahaan yang membentuk portofolo optmal tersebut adalah PT Bank Central Asa Tbk, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Unlever Indonesa Tbk, PT Tambang Batubara Bukt Asam Tbk, PT Lppo Karawac Tbk, Malndo Feedmll Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, Meda Nusantara Ctra Tbk, PT Telekomunkas Indonesa Tbk, PT AKR Corporndo Tbk, PT. Bum Serpong Dama Tbk, PT Charoen Pokphand Indonesa Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Global Medacom Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesa Tbk. Saham-saham yang masuk dalam portofolo optmal sebanyak 15 perusahaan tersebut yang mempunya propors dana terbesar dmlk oleh PT Kalbe Farma Tbk sebesar 0, atau 16, % dan propors dana palng kecl dmlk oleh PT Bank Central Asa Tbk sebesar 0, atau 0,110188%. Tentunya sebaga seorang nvestor yang rasonal akan memprortaskan untuk menanamkan modalnya pada sekurtas yang mempunya dana palng besar, karena dar stu dapat dlhat dengan propors dana yang ada akan ddapat tngkat keuntungan yang besar dengan rsko yang sudah past. Para nvestor yang akan mengnvestaskan dananya ke-15 perusahaan yang membentuk portofolo optmal n akan mendapatkan tngkat keuntungan portofolo sebesar 0, dan rsko portofolo sebesar 0, Artnya nvestor tersebut akan memperoleh keuntungan sebesar 0,107085% per har dar jumlah dana yang dnvestaskannya dengan tngkat rsko sebesar 0,09777%. Tngkat keuntungan portofolo tersebut tdak jauh berbeda dengan expected return (keuntungan yang dharapkan) masng-masng saham ndvdual. Berart meskpun menggunakan saham-saham LQ-45 yang memlk kaptalsas pasar terbesar dan palng lkud dalam hal frekuens perdagangannya ternyata belum menjamn tercapanya harapan nvestor akan perolehan return ekspektas portofolo yang dngnkannya. Hal n ddukung dengan peneltan Sartono dan Zulahat (1998) yang menggunakan model ndeks tunggal untuk memlh saham dan menentukan portofolo optmal dengan menggunakan saham bluechps atau LQ-45 untuk membentuk portofolo, ternyata return yang dhaslkan belum menjamn tercapanya expected return nvestor. JPSB Vol.5 No., 017

20 Analss Portofolo Optmal 71 Tngkat rsko portofolo sebesar 0, n lebh kecl dbandngkan dengan tngkat rsko masng-masng saham ndvdual. Meskpun pembentukan portofolo optmal n menghaslkan tngkat return ekspektas portofolo tdak jauh berbeda dengan tngkat return masng-masng saham ndvdual tetap tetap memberkan manfaat dengan adanya dversfkas n yatu bermanfaat untuk mengurang rsko dar masng-masng saham ndvdual. Selaras dengan Fronter Investng Management LPP yang menyatakan bahwa dversfkas adalah strateg nvestas yang secara luas danut yang membantu mengurang ketdakpastan pasar bag para nvestor. Dversfkas memlk manfaat utama mengurang kerugan portofolo dan volatltas dan sangat pentng selama waktu menngkatnya rsko akbat ketdakpastan. Kemudan juga ddukung dengan peneltan yang dlakukan oleh Musnad dan Sulaman (001) menympulkan bahwa dversfkas memberkan manfaat yang sgnfkan bag nvestor. Rsko yang dtanggung nvestor menurun 0% - 87, 1% apabla nvestor melakukan nvestas saham d berbaga ndustr. Madura dan Soenen (199) juga menympulkan bahwa keuntungan dar dversfkas terus ekss, serta Fosberg dan Madura (1991) yang menemukan bahwa sektar 90% dar rsko saham ndvdual dapat ddversfkas jka nvestor memegang portofolo sedktnya 10 saham. Dengan demkan, hakkat dar pembentukan portofolo yang efsen dan optmal adalah untuk mengurang rsko tetap dengan cara dversfkas saham, yatu mengkombnaskan berbaga saham dalam nvestasnya dengan menempatkan sejumlah dana pada berbaga alternatf nvestas yang berkorelas negatf agar dana dapat menghaslkan pengembalan yang optmal (Abdn et al., 004). Adanya tngkat keuntungan portofolo yang tdak jauh berbeda dengan expected return (keuntungan yang dharapkan) masng-masng saham ndvdual meskpun telah menggunakan saham-saham LQ-45 yang memlk kaptalsas pasar terbesar dan palng lkud dalam hal frekuens perdagangan ternyata belum menjamn tercapanya harapan nvestor akan perolehan return yang dngnkan sedangkan rsko portofolo menunjukkan bahwa dengan dversfkas memberkan manfaat dapat mengurang rsko lebh rendah dar pada rsko masng-masng saham ndvdual, maka dlakukan uj perbedaan return dan rsko antara saham yang masuk kanddat dengan yang tdak masuk kanddat portofolo. Hasl pengujan dua hpotess alternatf yang dajukan ddapat bahwa hpotess pertama atau H1 yang menyatakan ada perbedaan return antara saham yang masuk kanddat dengan saham yang tdak masuk kanddat portofolo dapat dterma dan hpotess kedua atau H yang menyatakan terdapat perbedaan rsko antara saham yang masuk kanddat dengan saham yang tdak masuk kanddat portofolo dapat dterma. Hal n menunjukkan bahwa perbedaan saham yang masuk kanddat portofolo dengan yang tdak masuk kanddat dpengaruh oleh return dan rsko saham. Rata-rata return saham kanddat (38,00) lebh tngg dbandngkan rata-rata return saham non kanddat (15,50). Begtu juga dengan ratarata rsko saham kanddat (8,80) lebh tngg dbandngkan rata-rata rsko saham non kanddat (0,10). Rata-rata return saham kanddat (38,00) yang lebh tngg dbandngkan rata-rata return saham non kanddat (15,50) terjad karena saham-saham yang dmasukkan sebaga kanddat portofolo optmal yatu saham yang mempunya nla return ekspektas lebh besar dar return bebas rsko [E(R) > (RBR)] (Jogyanto, 1998). Return merupakan salah satu JPSB Vol.5 No., 017

21 Analss Portofolo Optmal 7 faktor yang memotvas nvestor bernvestas dan merupakan mbalan atas keberanan nvestor menanggung rsko nvestas yang dlakukan. Investor yang rasonal seharusnya memlh saham yang mempunya return tngg yatu saham-saham yang masuk kanddat (Jogyanto, 1998). Dalam peneltan n terdapat 15 saham kanddat dengan return tngg yang bsa dplh oleh nvestor untuk membentuk portofolonya. Rata-rata return saham kanddat yang tngg juga drng dengan tnggnya rata-rata rsko saham yang masuk kanddat portofolo. rata-rata rsko saham kanddat (8,80) lebh tngg dbandngkan rata-rata rsko saham non kanddat (0,10). Hal n memperlhatkan bahwa semakn tngg return yang dperoleh maka rskonya pun juga semakn tngg (hgh rsk, hgh return). Selaras dengan Rose (01) yang menyatakan bahwa hubungan tngkat rsko dan return yang dharapkan merupakan hubungan yang bersfat postf, artnya semakn besar rsko suatu sekurtas, semakn besar pula return yang dharapkan (hgh yeld means hgh rsk), demkan sebalknya. KESIMPULAN Berdasarkan analss data yang telah dlakukan, dar 45 (empat puluh lma) emten LQ-45 yang menjad sampel dalam peneltan, terdapat 15 perusahaan yang masuk sebaga kanddat pembentukan portofolo optmal atau 33,33% dar sampel karena perusahaanperusahaan tersebut memlk nla excess return to beta lebh besar atau sama dengan nla ttk pembatas (ERB C*) dan sebanyak 30 perusahaan yang tdak masuk sebaga kanddat pembentukan portofolo optmal atau 66,67% dar sampel karena perusahaan-perusahaan tersebut memlk nla excess return to beta lebh kecl dar ttk pembatas (ERB C*). Sesua dengan Jogyanto (1998) yang menyatakan bahwa saham-saham yang optmal yatu saham yang memlk nla excess return to beta lebh besar atau sama dengan nla ttk pembatas (ERB C*). SARAN PENELITIAN YANG AKAN DATANG Investor atau masyarakat umum sebaknya tdak hanya menanamkan dananya hanya pada satu sekurtas saja, namun dtanamkan pada lebh dar satu sekurtas mengngat bahwa rsko nvestas tdak dapat dhlangkan melankan hanya dapat dkurang dengan cara pembentukan portofolo optmal. Sehngga nvestor dapat memnmalkan rsko yang dtanggungnya dalam nvestas yang akan dlakukannya. Tetap yang perlu dngat bahwa tdak semua saham dapat membentuk portofolo optmal. Harga saham yang mahal atau perusahaan yang besar tdak menjamn bahwa semua tu bsa memberkan tngkat keuntungan yang maksmal. Kemudan bag nvestor yang ngn menanamkan modalnya kedalam saham-saham yang membentuk portofolo optmal, sebaknya urutan propors dana yang dnvestaskan pada masng-masng saham dmula dar urutan propors dana yang terbesar ke propors dana terkecl karena semakn besar propors dana yang ada pada saham yang membentuk portofolo optmal maka semakn besar pula return yang akan ddapatkan dengan tngkat rsko yang sudah dapat dpastkan. Dengan demkan kedua hpotess yang dajukan dapat dterma yatu terdapat perbedaan return dan rsko antara yang masuk kanddat portofolo dengan yang tdak masuk kanddat portofolo. JPSB Vol.5 No., 017

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Analss Model Indeks Tunggal Portofolo Saham d Bursa Efek Indonesa (BEI) Perode 009-011 Mrah (mrah_vezmle@ymal.com) Trsnad Wjaya (trsnad@mdp.ac.d) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL Calyptra: Jurnal Ilmah Mahasswa Unverstas Surabaya Vol.3 No.1 (014) OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL INTISARI Yulant Panjaya Manajemen

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011 PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 010-NOVEMBER 011 Lulu Ul Jannah Fakultas Ekonom Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia

Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-150 1 Analss Portofolo yang Optmal pada Indeks Kompas100 d Bursa Efek Indonesa Yuvta Sar Harun *1, Ervta Saftr, Trsnad Wjaya 3 Jurusan Manajemen, STIE MDP,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-15

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-15 DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 1-15 http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/dbr ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) AALISIS ODEL IDEKS TUGGAL POTOFOLIO SAHA PADA PEUSAHAA AUFAKTU IDOESIA YAG TEDAFTA DI BUSA EFEK IDOESIA (BEI) Apryan Wdya Turangga luphyaya@ymal.com Dnnul Alfan Akbar dnnul_alfan_akbar@yahoo.com Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK OTIMAL ORTFOLIO ANALYSIS ASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK Key words: stock portfolo. Septyarn, Drs. Tjahjo Dwnurt, MM. Undergraduate rogram, Faculty of Economy, 009 Gunadarma Unversty http://www.gunadarma.ac.d

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Landasan Peneltan Terdahulu Tabel.1 Tabel Penelt Terdahulu PENELITI JUDUL ALAT ANALISIS HASIL Rosta (008) Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah: 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI ANAJEEN PORTOFOLIO anajemen portofolo berkatan erat dengan nvestas. enurut Relly dan Brown, nvestas adalah komtmen untuk menyshkan uang (pendapatan) dalam suatu perode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Jurnal Ilmu dan Rset Manajemen Volume, Nomor 8, Agustus 0 Analss Model Indeks Tunggal...-Farand, Ray ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Ray Farand uda.rand7@gmal.com

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19 Paramtasar, Mulyono Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal 19 Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal dan Rsko Mnmal pada Saham Perusahaan Telekomunkas yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 POTOFOLIO DEGA MEGGUAKA MODEL IDEKS TUGGAL DA METODE Z Oleh: Werner. Murhad Unverstas Surabaya Abstract: Ths study amed to establsh the optmal portfolo usng a sngle

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA

IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Halmatus S *) A. Yusuf Imam Suja **) Bud Wahono

Lebih terperinci

PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya,

PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya, PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Werner R. Murhad Unverstas Surabaya, emal: Werner@staff.ubaya.ac.d Intsar Peneltan n bertujuan untuk membentuk portfollo optmal dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA Et,SE,MM Dosen Unverstas Bunda Mula e-mal: Mgdln11@yahoo.co.d ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci