Agung Satmoko Sudarman Fakultas Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Agung Satmoko Sudarman Fakultas Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta"

Transkripsi

1 Model Logisic Regression... Page CBAM-FE Model Logisic Regression Dalam Penenuan Kebijakan Dividen Perusahaan Di Indonesia Sudi Emprik pada Perusahaan-Perusahaan Non Keuangan yang Terdafar di Bursa Efek Indonesia Agung Samoko Sudarman Fakulas Ekonomi UPN Veeran Yogyakara Vol. 1 No. 1 December 2012 Absrac This paper invesagaes dividend policy decision in Indonesian Sock Exchange (IDX) hrough sudying non-financial firms. Panel daa were obained from 1490 non-financial firms over he five year period from 2006 o 2010, where 310 firms pay dividend and 1180 firms were no. Logisic regression model were used o es he six research hypoheses. The resul revealed ha size of firms, deb equiy raio, and reurn on equiy increases he probabiliy of paying dividends, whereas he public ownership decreases he probabiliy of paying dividends. Two variables, free cash flow and growh of sales insignificanly affec o he probabiliy of paying dividends. Overall, research findings ha companies lis on Indonesian Sock Exchange (IDX) paid dividends o reduce agency conflic and enhance heir companies repuaion. Keywords: Dividend payou decision, Non-financial firms, Panel daa, Logisic regression model. PENDAHULUAN Apakah perusahaan harus membayar dividen aau idak? Peranyaan ersebu sampai sekarang eap menjadi konroversi sejak Modigliani dan Miller (MM) menyampaikan arikelnya. MM mengaakan bahwa nilai perusahaan dan kesejaheraan pemegang saham idak berhubungan dengan kepuusan apakah dividen dibayarkan oleh perusahaan aau idak. Di dalam eori manajemen keuangan hasil sudi MM ersebu dikenal dengan eori dividend irrelevance heory (DIT). Bagaimanapun pendapa MM ersebu didasarkan pada asumsi pada pasar modal sempurna (perfec capial marke) seperi semua pelaku pasar mendapakan informasi yang sama anpa biaya, idak ada pajak, idak ada biaya ransaksi, padahal dalam kenyaaannya pasar modal idak sempurna (imperfec capial marke). Unuk menjelaskan konroversi ersebu, banyak lieraur-lieraur manejemen keuangan mengilusrasikan mengapa perusahaan-perusahaan membayar dividen yang inggi dan mengapa perusahaanperusahaan membayar dividen yang rendah aau bahkan idak membayar dividen (Brigham dan Ehrhard, 2005). Dalam Conference In Business, Accouning and Managemen (CBAM)

2 Model Logisic Regression... he bird in he hand heory dijelaskan bahwa invesor lebih menyukai dividen yang inggi dibandingkan dengan capial gain, karena diasumsikan bahwa nilai kas yang dihasilkan dari penerimaan dividen lebih pasi dibandingkan nilai kas yang diharapkan dari capial gain. Sebaliknya dalam ax-preference heory dijelaskan bahwa invesor lebih menyukai penerimaan kas dari capial gain yang inggi dari pada penerimaan kas dari dividen yang inggi. Hal ini disebabkan pajak aas dividen pada umumnya lebih inggi dibandingkan dengan pajak aas capial gain. Clienele effec heory, menunjukkan perubahan komposisi kelompok invesor, dapa mengubah kebijakan dividen perusahaan. Teori lain yang dapa menjelaskan mengenai kebijakan dividen adalah signaling heory aau informaion conen heory. Teori ini menjelaskan bahwa kebijakan dividen mempunyai kandungan informasi dan dapa dijadikan anda bagi invesor aas aliran kas perusahaan di masa mendaang. Kebijakan perusahaan membayar dividen yang inggi mempunyai kandungan informasi posiif bagi invesor enang profiabilias dan aliran kas bebas (free cashflow) di masa mendaang. Hal di aas dapa erjadi karena adanya informasi asimeris anara perusahaan dalam hal ini manajer dengan invesor. Manajer menerima informasi enang profiabilias dan free cashflow masa depan, yang idak ersedia bagi invesor, sehingga invesor dapa mengembangkan analisisnya sendiri berdasarkan signal yang erkandung dari kebijakan dividen perusahaan. Teori keagenan (agency heory). didasarkan pada asumsi adanya konflik kepeningan anara manajer (perusahaan) Agung Samoko dan Sudarman dengan invesor aau pemegang saham. Adanya konflik keagenan ersebu dapa memicu imbulnya masalah keagenan dan imbulnya biaya keagenan. Pembayaran dividen dapa digunakan unuk mengurangi problem yang keagenan. Dalam koneks ini perusahaan dapa meneapkan pembayaran dividen yang inggi dan mendisribusikan free cashflow nya unuk mengurangi biaya keagenan (Brigham and Houson, 2006) Peneliian enang kebijakan dividen yang berkaian dengan eori-eori di aas pada umumnya dilakukan pada pasar modal kaegori developed markes. Brealey dan Myers (2005) menyaakan eori kebijakan dividen sebagai salah sau dari 10 (sepuluh) eori manajemen keuangan yang belum erdapa konsensus dari para penelii manajemen keuangan. Demikian juga Frakfurer, el al., (2002) menyaakan bahwa dalam 40 (empa puluh) ahun peneliian enang kebijakan dividen elah banyak dilakukan, namun sejauh ini juga eap idak ada kesimpulan yang sama. Allen dan Mikhaley (2003) menyarankan bahwa pening mengembangkan eori lebih lanju dan mencapai kesepakaan umum di anara para penelii. Peneliian-peneliian yang berkai dengan mengapa perusahaan-perusahaan membayar dividen beriku ini dapa menggambarkan dinamika peneliian enang kebijakan dividen, baik di pasar modal yang sudah maju maupun di pasar modal kaegori emerging markes. Lapora e al., (2000) melaporkan bahwa perusahaan-perusahaan yang mempunyai free cash flow dan profiabilias yang inggi cenderung menaikkan pembayaran dividennya. Dukungan erhadap peneliian ini diberikan oleh Fama dan French (2001); 48 Conference In Business, Accouning and Managemen (CBAM) 2012

3 Agung Samoko dan Sudarman Aivazian, e al., (2003) dan Al-Kuwari (2010). Dalam sudinya Fama dan French (2001) menunjukkan bahwa perusahaanperusahaan yang besar cenderung menaikkan payounya dalam rangka mengurangi masalah-masalah keagenan. Sudi ini juga didukung oleh peneliian Naser, e al., (2004) dan Al-Mulkawi (2008) yang meskipun berbeda, eapi memiliki nuansa yang sama. Mereka menyebukan bahwa perusahaan-perusahaan yang kepemilikan saham oleh pemerinahnya inggi (di Indonesia seperi BUMN) cenderung membayar dividen yang inggi. Peneliian yang dilakukan oleh Aivazian, e al., (2003) menunjukkan ingginya rasio huang perusahaan menyebabkan rendahnya dividend payou perusahaan dan peneliian Al-Kuwari (2010) yang menunjukkan ingka perumbuhan perusahaan yang inggi mempunyai pengaruh negaif erhadap pembayaran dividen. Kebijakan dividen di dalam pasar modal di negara berkembang enu saja berbeda dengan kebijakan dividen di negara maju yang sudah enu lebih esabilish aau lebih mapan. Pasar modal di negara berkembang pada umumnya dicirikan dengan kurangnya informasi. Peneliian yang dilakukan ini juga akan mencari kejelasan enang kebijakan dividen di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dapa dikaegorikan sebagai emerging marke, eapi meliha dari dimensi yang berbeda. Peneliian-peneliian enang kebijakan dividen pada umumnya hanya melibakan perusahaan-perusahaan yang membagi dividen. Peneliian ini melibakan perusahaan-perusahaan yang idak membagi dividen, karena ingin mengeahui mengapa perusahaan erenu membagi dividen, semenara perusahaanperusahaan lain idak membagi dividen. Peneliian ini diujukan unuk mengidenifikasi dan mengukur pengaruh besarnya ukuran perusahaan, proporsi kepemilikan saham publik, aliran kas bersih, ingka profiabilias perusahaan, rasio huang perusahaan, ingka perumbuhan dan kesempaan invesasi perusahaan, erhadap probabilias kebijakan pembayaran dividen. PENELITIAN EMPIRIK DAN PERUMUSAN HOPOTESIS Peneliian-peneliian empirik enang kebijakan dividen, beriku ini dideskripsikan sesuai dengan variabel peneliian yang akan diungkap dalam peneliian ini. Besarnya Ukuran Perusahaan (size of firm) dan Kepemilikan Publik (public Ownership) Model Logisic Regression... Peneliian yang berkaian dengan agency heory dan kepemilikan saham oleh pemerinah didokumenasikan oleh Fama dan French (2001); Naser dkk. (2004) dan Al-Mulkawi (2008). Mereka menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang besar dan perusahaan-perusahaan yang kepemilikan sahamnya sebagian besar dimiliki oleh pemerinah cenderung membayar dividen yang inggi, karena diujukan unuk mengurangi persoalanpersoalan keagenan (agency problems). Sebaliknya peneliian ini ingin meliha pengaruh kepemilikan publik erhadap probabilias kebijakan pembayaran dividen, diajukan hipoesis: Conference In Business, Accouning and Managemen (CBAM)

4 Model Logisic Regression... H1: Besarnya ukuran perusahaan (size of firm) berpengaruh posiif erhadap probabilias pembayaran dividen. H2: Proporsi kepemilikan saham publik (public ownership) berpengaruh negaif erhadap probabilias pembayaran dividen. Aliran Kas Bersih (free cash flow) dan Tingka Profiabilias Perusahaan (reurn on equiy) Peneliian enang kebijakan dividen yang berkaian dengan free cash flow dan profiabilias perusahaan dilakukan oleh Fama dan French (2001); Aviazian, dkk (2003) dan Al-Kuwari (2010). Mereka melaporkan bahwa perusahaan-perusahaan yang mempunyai free cash flow dan profiabilias yang inggi mempunyai kecenderungan unuk menaikkan pembayaran dividennya, diajukan hipoesis: H3: Aliran kas bersih (free cash flow) perusahaan berpengaruh posiif erhadap probabilias pembayaran dividen. H4: Tingka profiabilias perusahaan (reurn on equiy) berpengaruh posiif erhadap probabilias pembayaran dividen. Raio Huang Perusahaan (deb equiy raio) Peneliian yang mengkaikan kebijakan dividen dengan kemampuan perusahaan dalam membayar huang dilakukan oleh Aivazian dkk. (2003). Mereka menunjukkan bahwa besarnya ingka huang perusahaan yang diunjukkan oleh ingginya deb raio, menyebabkan rendahnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Agung Samoko dan Sudarman Siuasi ini sekaligus mencerminkan ingginya risiko perusahaan akan diikui oleh menurunnya kemampuan membayar dividen perusahaan, diajukan hipoesis: H5: Rasio huang perusahaan (deb equiy raio) berpengaruh negaif erhadap probabilias pembayaran dividen. Tingka Perumbuhan dan Kesempaan Invesasi (growh of sales) Peneliian yang mengkaikan kebijakan dividen dengan perumbuhan perusahaan yang sekaligus mencerminkan prospek invesasi perusahaan di masa depan diunjukkan oleh peneliian Al-Kuwari (2010). Dia menunjukkan bahwa keika ingka perumbuhan perusahaan inggi, aau dengan kaa lain perusahaan memerlukan dana unuk kebuuhan invesasi, maka perusahaan cenderung akan membayar dividen yang rendah, diajukan hipoesis: H6: Perumbuhan dan kesempaan invesasi perusahaan (growh of sales) berpengaruh negaif erhadap probabilias pembayaran dividen. METODE PENELITIAN Pendekaan Populasi Populasi arge dari peneliian ini adalah seluruh perusahaan yang lising di BEI, di luar Sekor Keuangan. Sekor Keuangan dikeluarkan dari populasi arge karena mempunyai srukur modal yang berbeda dengan sekor-sekor lain. Perusahaanperusahaan sekor keuangan pada umumnya mempunyai srukur modal yang sanga inggi, karena beroperasi dengan huang. Sebagai conoh bank beroperasi 50 Conference In Business, Accouning and Managemen (CBAM) 2012

5 Agung Samoko dan Sudarman dengan dana pihak keiga, yang merupakan pinjaman dari nasabah. Model Logisic Regression Free Cash Flow: (laba bersih perubahan modal kerja bersih)/ oal asse Variabel dan Operasionalisasi Variabel Unuk mencapai ujuan peneliian, variabel peneliian harus didefinisikan secara jelas. Variabel peneliian ini erdiri dari: Variabel Dependen Variabel dependen dalam peneliian ini adalah kebijakan dividen. Proksi dari kebijakan dividen digunakan dengan variabel dummy. Dummy 1, adalah perusahaan yang membayarkan dividen dan dummy 0, adalah perusahaan yang idak membayarkan dividen pada ahun yang bersangkuan. Dividen yang digunakan adalah dividend payou raio (Payou/DPR), yang diukur dengan membagi dividen per lembar saham (DPS) dengan laba per lembar saham (EPS). DPS DPR = EPS Variabel bebas Variabel bebas yang digunakan dalam peneliian ini adalah: 1. Size of firm adalah ukuran besarnya perusahan yang diukur dengan Log Naural Toal Asse (LN Toal. Asse ) 2. Proporsi kepemilikan saham publik (public ownership) adalah proporsi saham yang dimiliki oleh invesor publik, yang diukur dengan: KepemilikanPublik OWNERS = ToalSaham EAT d( CA CL FCF = Toal. Asse 4. Profiabiliy adalah keunungan perusahaan yang diukur dengan reurn on equiy yaiu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuanungan yang dihasilkan dari modal sendiri. EAT ROE = Equiy 5. Leverage adalah leverage keuangan proporsi modal yang dibiayai dengan huang. Leverage diukur dengan deb equiy raio: T D DER = Ekuias 6. Growh of sales adalah perumbuhan perusahaan yang diukur dengan perumbuhan penjualan: NeSales Growh = NeSales 0 ) 1 NeSales 0) Daa dan Meode Pengumpulan Daa Keseluruhan daa dalam peneliian ini adalah daa skunder yang dapa dicari melalui pendokumenasian dari Indonesian Capial Marke Direcory (ICMD). Periode dokumenasi daa adalah kinerja keuangan perusahaan ahun 2006 sampai dengan Conference In Business, Accouning and Managemen (CBAM)

6 Model Logisic Regression... Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam peneliian ini adalah dengan Logisic Regression Analyze. Logisic Regression sebenarnya idenik dengan analisis diskriminan, yaiu ingin menguji apakah probabilias erjadinya variabel dependen dapa diprediksi oleh variabel bebasnya. Probabilias kadang-kadang dinyaakan dalam isilah odds (Imam Ghozali, 2011). Persamaan Logisic Regression unuk sejumlah variabel bebas (k) dapa dinyaakan sebagai beriku: Ln [odds(k X1 X6)] = β 0 + β 1 FCF i, + β 2 LnTA + β GROWTH + β DER + β i, 3 i, 4 i, 5 ROE + Β i, 6 OWNERS + µ i, i,, aau: Ln p/(1-p) = β 0 + β 1 FCF i, + β 2 LnTA i, + β 3 GROWTH + β DER + β ROE + i, 4 i, 5 i, Β 6 OWNERS + µ i, i,, aau: p/(1-p) = e β0 + e β1fcfi, + e β2lnta i, + e β3 GROWTH i, + e β4 DER i, + e β5 ROE i, Β6 OWNERS i, + e + µ i, Berdasarkan keluaran program IBM SPSS, diliha nilai eksponensial koefisien regresi ((exp(β)) unuk menjelaskan probabilias erjadinya p, maupun probabilias erjadinya 1-p unuk seiap peningkaan 1 uni variabel bebas, sehingga persamaan menjadi: p/(1-p) = Exp(β 0 ) + Exp(β )FCFi +Exp( 1, β 2 )LnTA + Exp( β i, 3 ) GROWTH + i, Exp(β 4 ) DER + Exp(β )ROE + Exp i, 5 i, (Β 6 ) OWNERS + µ i, i, Agung Samoko dan Sudarman di mana: K = Kebijakan dividen Dummy 1: Perusahaan yang membayarkan dividen. Dummy 0: Perusahaan yang idak membayarkan dividen. p = Probabilias Perusahaan membagi dividen. (1-p) = Probabilias Perusahaan idak membagi dividen. e aau Exp. = Bilangan Ekxponensial. FCF i, = Free cash flow. LnTA i, = Ln Toal Asse. GROWTH i, = Perumbuhan penjualan perusahaan. DER i, = Deb equiy raio. ROE i, = Reurn on equiy. OWNERS i, = Proporsi kepemilikan saham publik. µ i, = Kesalahan acak aau variabel pengganggu. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sampel Peneliian Sesuai dengan yang dikemukakan di dalam meode peneliian, sampel peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah arge populasi, yaiu semua perusahaan Non Keuangan yang erdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil pengamaan selama 5 ahun, dari ahun 2006 sampai dengan 2010 diperoleh sebanyak 1520 sampel perusahaan. Unuk ujuan analisis dengan menggunakan logisic regression unuk penenuan kebijakan dividen, maka dipisahkan anara perusahaan yang melakukan kebijakan membayarkan dividen (dummy 1), dan perusahaan yang idak membayarkan dividen (dummy 0). Perusahaan yang melakukan kebijakan 52 Conference In Business, Accouning and Managemen (CBAM) 2012

7 Agung Samoko dan Sudarman membayarkan dividen sebanyak 338 sampel perusahaan, sedangkan yang idak membayarkan dividen sebanyak 1182 sampel perusahaan. Seelah dilakukan olah daa dengan logisic regression model erhadap 1520 sampel perusahaan, didapakan 30 sampel perusahaan yang mengalami oulier (casewise). Unuk memperbaiki oupu logisic regression, maka 30 sampel perusahaan ini dihilangkan dari sampel peneliian, sehingga sampel perusahaan yang digunakan menjadi 1490 sampel. Perusahaan yang melakukan kebijakan membayarkan dividen sebanyak 310 sampel perusahaan, sedangkan yang idak membayarkan dividen sebanyak 1180 sampel perusahaan. Hasil Logisic Regression Model Perbandingan oupu logisic regression model anara 1520 dengan 1490 sampel perusahaan disajikan dalam Tabel 4.1. Berdasarkan Tabel 4.1. dapa dijelaskan mengenai, penilaian keseluruhan model (overall model fi) dan konribusi logisic regression model, pengujian koefisien regresi, dan inerpreasi koefisien regresi. Penilaian Keseluruhan Model (overall model fi) dan Konribusi Model Unuk menilai keseluruhan model digunakan meode Maximum Log Likelihood. Apabila nilai -2 Log Likelihood pada ahap 0 (hanya memasukkan variabel konsana) lebih besar dari nilai -2 Log Likelihood pada ahap 1 (dengan menambahkan variabel bebas), maka model menjadi lebih baik. Logisic Regression Model pada 1520 sampel perusahaan diperoleh nilai -2 Log Likelihood sebesar 1610,683 (ahap 0) lebih besar dari 1471,026 (ahap 1), maka model menjadi lebih baik. Demikian juga, Logisic Regression Model pada 1490 sampel perusahaan nilai-2 Log Likelihood sebesar 1523,872 (ahap 0) lebih besar dari 1349,065 (ahap 1), maka model menjadi lebih baik. Perbandingan anara Logisic Regression Model pada 1520 sampel perusahaan dengan 1490 sampel perusahaan, menunjukkan bahwa Logisic Regression Model pada 1490 sampel perusahaan lebih baik. Diliha dari nilai Nagelkerke R 2, yang merupakan konribusi model erhadap variabilias probabilias kebijakan dividen (variabel dependen), maka nilai Nagelkerke R 2 pada Logisic Regression Model pada 1520 sampel perusahaan sebesar 0,135, sedangkan pada 1490 sampel perusahaan sebesar 0,173. Keadaan ini menunjukkan konribusi Logisic Regression Model pada 1490 sampel perusahaan lebih baik dibandingkan dengan pada 1520 sampel perusahaan. Pengujian Koefisien Regresi Model Logisic Regression... Unuk menguji koefisien regresi, dilakukan dengan meliha signifikansi koefisien regresi. Pada Logisic Regression Model pada 1520 sampel perusahaan, erdapa 3 variabel (consan, size of firm dan reurn on equiy) menunjukkan pengaruh yang signifikan, dengan ingka signifikansi kuran dari 0,05, sedangkan 4 variabel (free cash flow, growh of sales, deb equiy raio dan owners) menunjukkan pengaruh idak signifikan, dengan ingka signifikansi lebih besar 0,05. Pada Logisic Regression Model pada 1490 sampel perusahaan, erdapa 5 variabel (consan, size of firm, deb equiy raio, reurn on equiy dan public ownership) menunjukkan pengaruh Conference In Business, Accouning and Managemen (CBAM)

8 Model Logisic Regression... yang signifikan, dengan ingka signifikansi kurang dari 0,05, sedangkan 2 variabel (free cash flow dan growh of sales) menunjukkan pengaruh idak signifikan, dengan ingka signifikansi lebih besar 0,05. Agung Samoko dan Sudarman idak membayarkan dividen 0, Variabel public ownership menunjukkan pengaruh negaif signifikan dengan koefisien sebesar -0,012. Apabila ada Tabel 4.1. Hasil Logisic Regression Model Unuk 1520 dan 1490 Sampel Perusahaan Logisic Regression 1520 Sampel Perusahaan Logisic Regression 1490 Sampel Perusahaan Variabel Β Exp (β) Sign. Β Exp (β) Sign. Consan -11,700 0,000 0,000 *) -15,779 0,000 0,000 *) Free Cash Flow 0,001 1,001 0,583 0,001 1,001 0,289 Size of Firm 0,379 1,461 0,000 *) 0,529 1,697 0,000 *) Growh of Sales 0,000 1,000 0,253 0,000 1,000 0,210 Deb Equiy Raio 0,000 1,000 0,166 0,000 1,000 0,024 *) Reurn on Equiy 0,022 1,023 0,000*) 0,003 1,003 0,011 *) Owners -0,006 0,994 0,082-0,012 0,988 0,001 *) -2 Log Likelihood (sep 0) 1610, ,872-2 Log Likelihood (sep 1) 1471, ,065 Nagelkerke R 2 0,135 0,173 Keerangan: *) Signifikan α 0,05. Inerpreasi Koefisien Regresi 1. Nilai konsana sebesar -15,779, akan eapi nilai probabilias idak ada yang negaif, maka nilainya dianggap nol (0), yang berari bila idak ada perubahan variabel bebas, maka perusahaan melaksanakan kebijakan idak membayarkan dividen. 2. Variabel size of firm menunjukkan pengaruh posiif signifikan dengan koefisien sebesar 0,529. Apabila ada peningkaan size of firm sebesar 1%, maka akan meningkakan probabilias kebijakan membayarkan dividen, dengan variabel yang lain dianggap konsan. Nilai Exp(β) sebesar 1,697, menunjukkan probabilias kebijakan membayarkan dividen sebesar 1,697/2,697 = 0,62922, sedangkan probabilias kebijakan peningkaan owners sebesar 1%, maka akan menurunkan probabilias kebijakan membayarkan dividen. dengan variabel yang lain dianggap konsan. Nilai Exp(β) sebesar 0,988, menunjukkan probabilias kebijakan dividen membayarkan sebesar 0,988/1,988 = 0,49698, sedangkan probabilias kebijakan idak membayarkan dividen 0, Variabel free cash flow menunjukkan pengaruh posiif idak signifikan dengan koefisien sebesar 0,001. Apabila ada peningkaan free cash flow sebesar 1%, maka akan meningkakan probabilias kebijakan membayarkan dividen, dengan variabel yang lain dianggap konsan. Nilai Exp(β) sebesar 1,001, menunjukkan probabilias kebijakan membayarkan 54 Conference In Business, Accouning and Managemen (CBAM) 2012

9 Agung Samoko dan Sudarman dividen sebesar 1,001/2,001 = 0,50025, sedangkan probabilias kebijakan idak membayarkan dividen 0, Variabel reurn on equiy menunjukkan pengaruh posiif signifikan dengan koefisien sebesar 0,003. Apabila ada peningkaan reurn on equiy sebesar 1%, maka akan meningkakan probabilias kebijakan membayarkan dividen, dengan variabel yang lain dianggap konsan. Nilai Exp(β) sebesar 1,003, menunjukkan probabilias kebijakan dividen s membayarkan ebesar 1,003/2,003 = 0,50075, sedangkan probabilias kebijakan idak membayarkan dividen 0, Variabel deb equiy raio menunjukkan pengaruh posiif signifikan dengan koefisien sebesar 0,000. Apabila ada peningkaan deb equiy raio sebesar 1%, maka akan meningkakan probabilias kebijakan membayarkan dividen, dengan variable yang lain dianggap konsan. dengan variabel yang lain dianggap konsan. Nilai Exp(β) sebesar 1,000, menunjukkan probabilias kebijakan dividen se membayarkan besar 1,000/2,000 = 0,500, sedangkan probabilias kebijakan idak membayarkan dividen 0, Variabel growh of sales menunjukkan pengaruh posiif idak signifikan dengan koefisien sebesar 0,000. Apabila ada peningkaan growh of sales sebesar 1%, maka akan meningkakan probabilias kebijakan membayarkan dividen, dengan variabel yang lain dianggap konsan. dengan variable yang lain dianggap konsan. Nilai Exp(β) sebesar 1,000, menunjukkan probabilias kebijakan membayarkan dividen sebesar 1,000/2,000 = 0,500, sedangkan probabilias kebijakan idak membayarkan dividen 0,500. Pembahasan Model Logisic Regression... Berdasarkan hasil logisic regression model unuk penenuan probabilias kebijakan dividen pada Perusahaan Non Keuangan yang yang erdadafar di Bursa Efek Indonesia (BEI), variabel free cash flow dan growh of sales berpengaruh idak signifikan, sedangkan variabel size of firm, deb equiy raio, reurn on equiy dan public ownership berpengaruh signifikan (Tabel 4.1). Pengaruh variabel yang signifikan erhadap probabilias kebijakan dividen dapa dijelaskan sebagai beriku: 1. Size of firm Hasil peneliian menunjukkan erdapa pengaruh posiif signifikan anara size of firm erhadap probabilias kebijakan membayarkan dividen, pada perusahaan non keuangan yang erdafar di Bursa Efek Indonesia. Nilai eksponensial β sebesar 1,697 menunjukkan probabilias kebijakan membayarkan dividen sebesar 0,62422, berari seiap peningkaan size of firm akan meningkakan probabilias kebijakan membayarkan dividen. Hasil peneliian ini mendukung peneliian yang dilakukan oleh Fama and French (2001), Naser e al. (2004) dan Al-Kuwari (2010), yang menunjukkan bahwa perusahaanperusahaan besar cenderung meningkakan dividend payou-nya unuk mengurangi masalah keagenan dan enunya biaya keagenan. Di samping iu, perusahaan besar lebih mudah unuk akses ke pasar modal unuk mendapakan dana eksernal, sehingga meningkakan pembayaran dividen (Fama and French, 2001). Conference In Business, Accouning and Managemen (CBAM)

10 Model Logisic Regression Public ownership Hasil peneliian menunjukkan erdapa pengaruh negaif signifikan anara public ownership erhadap probabilias kebijakan pembayaran dividen, pada perusahaan non keuangan yang erdafar di Bursa Efek Indonesia. Nilai eksponensial β sebesar 0,988 menunjukkan probabilias kebijakan pembayaran dividen sebesar 0,49698, berari seiap peningkaan public ownership akan menurunkan probabilias kebijakan pembayaran dividen. Kepemilikan saham perusahaan biasanya dipegang oleh insiusi. Peneliian ini meniikberakan pada kepemilikan publik. Kepemilikan publik dapa dibedakan anara kelompok invesor spekulan dan kelompok invesor murni. Invesor spekulan berpegang pada eori yang dikemukakan oleh Miller dan Modigliani (Dividen Irrelevance Teory), yang beragumenasi bahwa dividen idak relevan unuk biaya modal dan nilai perusahaan, anpa pajak aau biaya ransaksi. Invesor ini berharap pada keunungan (capial gain) dari jual beli saham. Invesor murni berpegang pada eori yang dikemukakan oleh Gordon dan Linner (Bird on he Hand Theory), yang beragumenasi bahwa invesor menilai uang dari dividen yang diharapkan lebih inggi dari capial gain, karena dividen lebih idak berisiko dibandingkan dengan capial gain (Brigham dan Houson, 2006). Terjadi pengaruh negaif anara kepemilikan publik erhadap probabilias kebijakan pembayaran dividen, mengindikasikan invesor spekulan lebih dominan daripada invesor murni. Mereka lebih memikirkan capial gain, maka idak mempersoalkan masalah dividen. Berbeda dengan peneliian yang dilakukan oleh Al-Kuwari (2010), yang menekankan pada kepemilikan Agung Samoko dan Sudarman pemerinah (Governmen Ownership). Hasil peneliian menunjukkan adanya pengaruh posiif anara kepemilikan pemerinah erhadap kebijakan pembayaran dividen. Pemerinah memiliki peran pening dan kekuaan dalam kepuusan pembayaran dividen, sehingga peran pemegang saham di luar pemerinah menjadi kecil. Dengan demikian perusahaan mempunyai kekuaan membayar dividen yang inggi, sehingga masalah keagenan bisa dikurangi dan repuasi perusahaan dapa diperahankan. Hasil peneliian yang sama, dilakukan oleh Glen e al. (1995) dan Naser e al. (2004). 3. Reurn on equiy Hasil peneliian menunjukkan erdapa pengaruh posiif signifikan anara reurn on equiy erhadap probabilias kebijakan pembayaran dividen, pada perusahaan non keuangan yang erdafar di Bursa Efek Indonesia. Nilai eksponensial β sebesar 1,003 menunjukkan probabilias kebijakan pembayaran dividen sebesar 0,50075, berari seiap peningkaan reurn on equiy akan meningkakan probabilias kebijakan pembayaran dividen. Profiabilias perusahaan dalam peneliian ini diproksikan dengan reurn on equiy. Peneliian ini mendukung peneliian yang dilakukan oleh Aivazian e al. (2003) dan Al-Kuwari (2010). Profiabilias merupakan fakor pening yang mempengaruhi kebijakan dividen. Dengan profiabilias yang inggi dimungkinkan perusahaan dapa membayarkan dividen yang lebih besar. Hasil peneliian ini didukung oleh he signaling heory of dividend, aau dengan profiabilias perusahaan yang digunakan unuk membayar dividen menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang lebih baik. 56 Conference In Business, Accouning and Managemen (CBAM) 2012

11 Agung Samoko dan Sudarman 4. Deb equiy raio Hasil peneliian menunjukkan erdapa pengaruh posiif aau negaif signifikan anara deb equiy raio erhadap probabilias kebijakan pembayaran dividen, pada perusahaan non keuangan yang erdafar di Bursa Efek Indonesia. Nilai eksponensial β sebesar 1,000 menunjukkan probabilias kebijakan pembayaran dividen sebesar 0,500, berari probabilias kebijakan pembayaran dividen dengan probabilias kebijakan idak membayar dividen adalah sama. Peningkaan deb equiy raio akan meningkakan (posiif) aau menurunkan (negaif) probabilias kebijakan pembayaran dividen.. Unuk pengaruh negaif erhadap probabilias kebijakan pembayaran dividen mendukung peneliian yang dilakukan oleh Jensen e al. (1992) dan Aivazian e al. (2003), dimana rasio huang berpengaruh negaif erhadap pembayaran dividen, yang berari bahwa perusahaan dengan rasio huang yang rendah akan membayar dividen yang lebih besar. Firms wih relaively less deb and more angible asses have greaer financial slack and more able o pay and mainain heir dividends. Hasil ini didukung oleh eori biaya keagenan (agency cos heory). Kebalikannya, erdapa pengaruh posiif anara raio huang erhadap kebijakan dividen perusahaan. Hasil ini didukung oleh eori sinyal (signalling heory). Firms wih high payou raios end o deb financed, while firms wih low payou raios end o be equiy financed (Chang and Ree, 1990). Unuk dua variabel (free cash flow dan growh of sales) yang berpengaruh idak signifikan erhadap probabilias kebijakan pembayaran dividen dapa dijelaskan, bahwa kedua variabel ini berhubungan profiabilias perusahaan. Peningkaan penjualan idak menjamin peningkaan profiabilias perusahaan, sehingga idak dapa diperoleh aliran kas bebas yang dapa digunakan unuk membayar dividen. Jensen (1986) berpendapa bahwa perusahaan dengan ingka aliran kas bebas yang inggi cenderung meningkakan masalah keagenan, karena manajer mungkin akan menggunakannya unuk keunungan mereka sendiri daripada didisribusikan kepada pemegang saham. Pendapa Jensen didukung oleh Smih and Was (1992) dan La Pora e al. (2000), dengan ambahan aliran kas bebas dimungkinkan manajer memilih proyek-proyek lain, dan membaasi kepeningan invesor akan dividen. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Kesimpulan Model Logisic Regression... Peneliian ini berujuan unuk mengidenifikasi dan mengukur pengaruh size of firm, public ownership, free cash flow, reurn on equiy, deb equiy raio dan growh of sales erhadap probabilias kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan non keuangan di Bursa Efek Indonesia. Hasil peneliian dapa disimpulkan, ukuran perusahaan (size of firm) dan profiabilias perusahaan (reurn on equiy) berpengaruh posiif signifikan erhadap probabilias kebijakan pembayaran dividen, dengan probabilias lebih besar dari 0,5. Rasio huang perusahaan (deb equiy raio) berpengaruh posiif/negaif signifikan erhadap probabilias kebijakan pembayaran dividen, dengan probabilias yang sama anara membayarkan dengan idak membayarkan dividen (0,5). Proporsi kepemilikan saham publik (public Conference In Business, Accouning and Managemen (CBAM)

12 Model Logisic Regression... ownership) berpengaruh negaif sinifikan erhadap probabilias kebijakan pembayaran dividen, dengan probabilias kurang dari 0,5. Variabel aliran kas bersih (free cash flow), perumbuhan dan kesempaan invesasi perusahaan (growh of sales) berpengaruh idak signifikan erhadap probabilias kebijakan pembayaran dividen. Implikasi Peneliian Temuan dalam peneliian ini memberikan implikasi eoriis maupun prakis. Temuan bahwa aliran kas bebas (free cash flow) sera perumbuhan dan kesempaan invesasi perusahaan (growh of sales) berpengaruh idak signifikan erhadap probabilias kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan non keuangan di Bursa Efek Indonesia, memberikan informasi bahwa perumbuhan penjualan idak menjamin ersedianya aliran kas bebas yang dapa digunakan unuk membayarkan dividen, sehingga meningkakan masalah keagenan. Temuan ini idak memberikan dukungan erhadap eori keagenan (Agency Theory). Temuan bahwa Ukuran perusahaan (size of firm), Rasio huang perusahaan (deb equiy raio), ingka profiabilias perusahaan (reurn on equiy) dan Proporsi kepemilikan saham publik (public ownership), memberikan dukungan kepada agency heory maupun signaling heory aau informaion conen heory. Semakin besar ukuran perusahaan cenderung meningkakan dividend payou unuk mengurangi masalah keagenan. Semakin besar penggunaan huang unuk membayarkan dividen menunjukkan semakin besar risiko perusahaan dan memberikan sinyal negaif kepada pemegang saham. Semakin besar keunungan perusahaan perusahaan Agung Samoko dan Sudarman memberikan sinyal posiif kepada pemegang saham dan akhirnya semakin besar kepemilikan publik, akan akan meningkakan masalah keagenan. DAFTAR PUSTAKA Aivazian, V., L.Booh and S. Cleary, Do Emerging Marke Firms Follow Differen Dividend Policies from U.S. firms?, Journal of Financial Research 26, pp Allen, F. and R.Mikhaely., Payou Policy, Elsevier, Amserdam, pp Al-Kuwari, D., To Pay or No o Pay: Using Emerging Marke Panel Daa o Idenify Facors Influencing Corporae Dividend Payou Decisions, Inernaional Research Journal of Finance and Economics, pp Al-Malkawi, H., Facors Influencing Corporae Dividend Decision: Evidence from Jordania Panel Daa, Inernaional Journal of Business 13, pp Brealey, R., and Myers, S., Principle of Corporae Finance, 7 h Ediion, New York: McGraw Hill. Brigham E.F., and Ehrhard., M.C., Financial Managemen: Theory and Pracice, Inernaional Suden Ediion, Singapore: Souh-Wesern Cengage Learning. Brigham E.F., and Houson, JF., Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Jilid 2, Edisi 10, Terjemahan, Jakara:Salemba Empa. Chang, R.P., and Rhee, S.G., 1990, The 58 Conference In Business, Accouning and Managemen (CBAM) 2012

13 Agung Samoko dan Sudarman Impac of Personal Taxes on Corporae Dividend Policy and Capial Srucure Decisions, Financial Managemen (Financial Managemen Associaion), 19(2), pp Fama, E. and K. French, Disappearing Dividends: Changing Firms Characerisics or Lower Propenciy o Pay?, Journal of Financial Economics 60, pp Frankfurer, G. and Wood, B., Dividend Policy Theories and Their Empirical Tes, Inernaional Review of Financial Analysis 11, pp Glen, J., Karmokolias, R. Miller, and S. Shah, 1995, Dividend Policy and Behavior in Emerging Markes, Discussion Paper No. 26, Inernaional Financial Corporaion. Imam Ghozali, 2011, Aplikasi Analisis Mulivariae dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5, Semarang: Badan Penerbi Universias Diponegoro. Jensen, M., 1986, Agency Coss of Free Model Logisic Regression... Cash Flow, Corporae Finance, and Takeovers, American Economic Review 76(2), pp Jensen, G., Solberg, D., and Zorn, T., 1992, Simulaneous Deerminaion of Insider Ownership, Deb and Dividend Policies, Journal of Financial and Quaniaive Analysis 27, June, pp La Pora, R., F. Lopez-De-Silanes, A. Shleifer, and R. Vishny, 2000, Agency Problems and Dividend Policy Around he World, Journal of Finance 55, pp Naser, K., R. Nuseibeh and Al-Kuwari, Dividend Policy of Companies Lised on Emerging Sock Exchanges: Evidence from Banking Secor of he Gulf Cooperaion Council, Middle Eas Business and Economic Review 16, pp Smih, C., and R. Was, 1992, The Invesmen Opporuniy Se and Corporae Financing, Dividend and Compensaion Policies, Journal of Financial Economics 32(3), pp Conference In Business, Accouning and Managemen (CBAM)

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

UTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

UTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.18, No.1 Januari 2014, hlm. 52 62 Terakrediasi SK. No. 040/P/2014 hp//jurkubank.wordpress.com UTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN Sri Isworo Ediningsih

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

Arus Kas, Kendala Pendanaan, Mispricing, Dan Investasi: Study Empiris Pada Bursa Efek Indonesia

Arus Kas, Kendala Pendanaan, Mispricing, Dan Investasi: Study Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Arus Kas, Kendala Pendanaan, Mispricing, Dan Invesasi: Sudy Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Risal Rinofah Saff Pengajar Fakulas Ekonomi Universias Sarjanawiyaa Tamansiswa Weny Firia Alumi Program Pascasarjana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN Dalam desain peneliian in akan dijabarkan mengenai eknik pengambilan sampel, pengumpulan daa, dan model empiris yang digunakan, sera level signifikansi dalam peneliian ini. Di

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Firiyaun Niam firiyaunniam@yahoo.com Endang Dwi Renani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pada umumnya adalah perubahan secara erus menerus yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperi yang erdapa pada rumusan GBHN, yaiu mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732 ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No. Agusus 016 Page 373 Sifa Asimeris Model Prediksi Generalized Auoregressive Condiional Heerocedasiciy (GARCH) dan Sochasic Volailiy Auoregressive

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

Bab 11 Kebijakan Dividen

Bab 11 Kebijakan Dividen Bab 11 Kebijakan Dividen Pendahuluan Kepuusan pembayaran dividen harus dilakukan direksi perusahaan seiap ahunnya dan harus mempunyai peranggungjawabannya pada Rapa Umum Pemegang Saham (RUPS). Bila direksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA?

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? Dwi Ramono Universias Diponegoro Absrac This sudy examines wheher managemen of public companies in Indonesia engage

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

VALUASI COUPON BOND DENGAN COMPOUND OPTION CALL ON CALL

VALUASI COUPON BOND DENGAN COMPOUND OPTION CALL ON CALL PROSIING SEMINAR NASIONAL SAISIKA UNIVERSIAS IPONEGORO 03 ISBN: 978-60-4387-0- VALUASI COUPON BON ENGAN COMPOUN OPION CALL ON CALL i Asih I Maruddani, edi Rosadi, Gunardi 3, Abdurakhman 4 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Fama dan French (2001, dalam Naiborhu, 2014)

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA 1279 ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA Ni Komang Dian Trisnawai ¹ Ni Nyoman Ayu Dianini ² ¹ Fakulas Ekonomi Universias Dhyana Pura

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci