PENGARUH UKURAN KAP DAN SPESIALISASI INDUSTRI KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT: TINGKAT RISIKO LITIGASI PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH UKURAN KAP DAN SPESIALISASI INDUSTRI KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT: TINGKAT RISIKO LITIGASI PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI"

Transkripsi

1 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-15 hp://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accouning PENGARUH UKURAN KAP DAN SPESIALISASI INDUSTRI KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT: TINGKAT RISIKO LITIGASI PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI Diajeng Chrisnovenie, Surya Raharja 1 Jurusan Akunansi Fakulas Ekonomika dan Bisnis Universias Diponegoro Jl. Prof. Soedharo SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: ABSTRACT This sudy aims o analyze he influence of audi firm size and indusry specializaion audior on audi qualiy by he level of liigaion risk as a moderaing variable on he manufacuring companies lised on he Indonesia Sock Exchange in 2008 unil Audi firm size and audi firm indusry specializaion audior as he independen variables and he qualiy audi ha proxied by discreionary accrual as he dependen variable. Daa from his sudy were obained from financial saemens of manufacuring firms drawn from he Indonesia Sock Exchange and Indonesian Capial Marke Direcory. The populaion of his sudy are manufacuring companies lised on he Indonesia Sock Exchange during he years amouning o 450 companies. Deerminaion of he sample using purposive sampling mehod. Type of daa are secondary daa in he form of financial saemen as he media manufacuring companies. Daa analysis ool is analysis of Covariances wih he compuer program SPSS version 19. The resuls of his sudy indicae ha audi firm size ha proxied by BIG 4 audior, are moderaed by he level of liigaion risk provide higher audi qualiy han non BIG 4 audiors while audi firm indusry specializaion are no moderaed by he level of liigaion risk. Audi firm indusry specializaion do no necessarily provide higher audi qualiy han audi firm non indusry specializaion. Keywords: Audi Firm Size, Audi Firm Indusry Specializaion, Liigaion Risk, Discreionary Accrual, Audi Qualiy PENDAHULUAN Dalam suau perusahaan, laporan keuangan memiliki peran dan fungsi yang sanga pening baik inernal maupun eksernal. Unuk memperahankan kualias dalam laporan keuangan, peran audior sanga diperlukan unuk menjembaani anara kepeningan pihak prinsipal dengan pihak agen, yaiu manajer sebagai pengelola keuangan perusahaan. Menuru PSAk No. 2, Tujuan audi aas laporan keuangan oleh audior independen pada umumnya adalah unuk menyaakan pendapa enang kewajaran, dalam semua hal yang maerial, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuias, dan arus kas sesuai dengan prinsip akunansi yang berlaku umum di Indonesia. Oleh sebab iu kualias audi sanga dibuuhkan unuk memberikan opini yang berkualias. Berkaian dengan Deep Pocke Theory yang mengemukakan bahwa penerimaan kualias audi erkai dengan kemakmuran audior. Audior yang memiliki ingka risiko yang lebih inggi memiliki insenif yang lebih besar khususnya saa klien memiliki ingka risiko liigasi yang lebih inggi, secara efekif memonior sisem pelaporan keuangan unuk menghindari aau mengurangi kerugian moneer. Khurana dan Raman (2004) dan Francis dan Wang (2008) dalam Jerry Sun dan Guoping Liu (2011) menjelaskan bahwa perbedaan kualias audi anara Big N dan Non Big N secara posiif mempengaruhi ingka risiko liigasi suau negara, konsisen dengan penjelasan Deep Pocke Theory. Brown e al. (2005) mengkaji pengaruh dari risiko liigasi erhadap manajemen peramalan laba dan menemukan bahwa risiko liigasi secara posiif berhubungan dengan kemungkinan unuk menyampaikan ramalan yang berkaian dengan beria buruk. Laba yang inggi memiliki poensi risiko liigasi yang inggi pula. 1 Diajeng Chrisnovenie, Surya Raharja

2 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2 Jerry Sun dan Guoping Liu (2011) menelii hubungan anara risiko liigasi klien dan perbedaan kualias audi anara BIG N audior dan Non BIG N audior dengan manajemen laba sebagai proksi kualias audi. Hasil peneliian menunjukan bahwa BIG N audior lebih efekif dalam menghamba manajemen laba pada perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi. Rusmin (2010) menemukan bahwa KAP kelompok Big Four lebih memiliki kemampuan dalam mendeeksi adanya prakik manajemen laba dibandingkan KAP kelompok Non Big Four. Inen Meuia (2004) menyaakan bahwa KAP BIG 5 lebih berkualias dalam mendeeksi berlakunya manajemen laba dalam suau perusahaan. Rusmin Rusmin (2010) menemukan bahwa besarnya manajemen laba signifikan relaif lebih rendah anara perusahaan yang menggunakan Big 4 Spesialis daripada perusahaan yang menggunakan Non Big 4 spesialis. Hasil peneliian Jerry Sun dan Guping Liu, Rusmin, Meuia dan Rusmin -Rusmin berkonradiksi dengan peneliian yang dilakukan Choi e al (2008) dalam Jerry Sun dan Guoping Liu (2011) menemukan bahwa biaya Big 4 lebih rendah dalam rezim anggung jawab hukum yang kua daripada dalam rezim anggung jawab hukum yang lemah, idak konsisen dengan eori deep pocke. Luhgiano (2010) menemukan bahwa KAP Big Four idak berpengaruh erhadap prakik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO. Ali Abedalqader Al-Thuneiba, Ream Tawfiq Ibrahim Al Issa dan Rana Ahmad Aa Baker (2011) juga menyaakan bahwa Ukuran KAP idak berpengaruh erhadap kualias audi. Craswell (1995) dalam Luhgiano (2010) menyaakan bahwa repuasi KAP kurang bernilai dalam suau indusri yang juga erdapa KAP spesialis indusri. KAP spesialisasi indusri erenu memiliki pemahaman dan pengeahuan yang lebih baik mengenai kondisi lingkungan erenu. Unuk indusri yang memiliki eknologi akunansi khusus, KAP spesialisasi indusri akan memberikan jaminan kualias audi yang lebih inggi dibandingkan KAP yang idak spesialis. Mayangsari (2004) menyaakan bahwa audior yang berkualias inggi memberikan kepasian yang besar erhadap kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akunansi bererima umum. Sedangkan Balsam (2003) menyaakan bahwa audior spesialis berkonribusi pada kredibilias yang diawarkan audior. Hamersley (2006) dalam almuairi (2009) menyaakan bahwa audior spesialis lebih cakap dalam menginrepeasikan kesalahan pelaporan. Carcello dan Nagy (2004) berhasil menemukan hubungan anara spesialisasi audior dengan kecurangan pelaporan keuangan klien. Rusmin Rusmin (2010) menyaakan bahwa perusahaan yang melibakan jasa spesialis secara signifikan lebih rendah daripada perusahaan yang melibakan jasa non spesialis. Peneliian ersebu sejalan dengan peneliian Rusmin (2010) yang menemukan bahwa KAP spesialisasi indusri lebih memiliki kemampuan dalam mendeeksi adanya prakik manajemen laba dibandingkan KAP non spesialisasi indusri. Chen e al (2005) menemukan bahwa spesialisasi indusri audior idak berpengaruh erhadap besarnya manajemen laba. Luhgiano (2010) juga menemukan bahwa KAP spesialisasi indusri idak berpengaruh erhadap prakik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO. Berdasarkan laar belakang masalah diaas, peneliian ini berujuan unuk menganalisis apakah ukuran KAP BIG 4 dan spesialisasi indusri KAP memiliki kualias audi yang lebih inggi eruama unuk perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi pada perusahaan manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Teori Keagenan (Agency Theory) Penjelasan mengenai peningnya audior dalam mengaudi laporan keuangan erkai dengan eori keagenan. Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik hubungan anara pemilik (principal) dan manajemen (agen). Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah konrak anara sau orang aau lebih pemilik (principal) yang menyewa orang lain (agen) unuk melakukan beberapa jasa aas nama pemilik yang melipui pendelegasian wewenang pengambilan kepuusan kepada agen. Hal ersebu memicu masalah agensi (agency problem) karena manajemen memiliki kepeningan pribadi yang akan mengunungkannya berenangan dengan kepeningan pemilik perusahaan. Masalah agensi ersebu muncul karena adanya asymeric informaion. Asimeri informasi dapa berupa informasi yang erdisribusi dengan idak meraa dianara agen dan principal, sera idak mungkinnya principal unuk mengamai secara langsung usaha yang dilakukan oleh agen. Hal ini menyebabkan agen cenderung 2

3 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3 melakukan perilaku yang idak semesinya (disfuncional behaviour). Dalam upaya unuk menekan masalah agensi ini diperlukan adanya pihak independen unuk menjembaani konflik anara principal dan agen. Pihak independen adalah Kanor Akunan Publik aau audior independen. Proses pengaudian diharapkan dapa mengurangkan keidaksesuaian informasi yang wujud di anara manajemen dan pemegang saham dengan menggunakan pihak lain adalah audior unuk mengesahkan laporan keuangan (DeAngelo, 1981). Jadi, eori keagenan digunakan unuk membanu audior sebagai pihak keiga unuk memahami konflik kepeningan yang dapa muncul anara principal dan agen. Audior diharapkan memberikan kualias audi yang baik dengan mengurangi ingka manajemen laba suau perusahaan. Terkai dengan risiko liigasi dan eori keagenan suau perusahaan, perusahaan berupaya unuk menghindari unuan dan ancaman liigasi mendorong manajer (agen) mengungkapkan informasi yang cenderung mengarah pada: (i) pengungkapan beria buruk dengan segera dalam laporan keuangan, (ii) menunda beria baik, (iii) memilih kebijakan akunansi yang cenderung konservaif (Seeharaman e al. 2002). Lingkungan hukum yang berlaku pada suau wilayah erenu juga memiliki dampak yang signifikan erhadap kebijakan diskresioner manajer dalam melaporkan keuangannya (Ball e al dan 2000). Manajer (agen) akan melakukan penyeimbangan anara biaya liigasi yang akan imbul dengan keunungan yang diperoleh karena akunansi yang agresif. Teori Legiimasi (Legiimacy Theory) Teori legiimasi menyaakan bahwa perusahaan memiliki konrak dengan masyaraka. Dowling dan Pfeffer (1975) dalam A. Chariri dan I.Ghozali (2007) menyaakan karena legiimasi adalah hal yang pening bagi organisasi, baasan-baasan yang diekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan reaksi erhadap baasan ersebu mendorong peningnya analisis perilaku organisasi dengan memperhaikan lingkungan. Suau insiusi harus lolos uji legiimasi dan relevansi dengan cara menunjukan bahwa masyaraka memang memerlukan jasa perusahaan dan kelompok erenu yang memperoleh manfaa dari penghargaan (reward) yang dierimanya beulbeul mendapa perseujuan masyaraka. Tekai dengan kanor akunan publik, eori legiimasi memberi dasar bahwa seorang kanor akunan publik harus memiliki dasar norma dan eika yang selaras dengan kepercayaan masyaraka dalam menjalankan pekerjaannya. Terkai dengan kualias audi kanor akunan publik, eori ini mengasumsikan bahwa semua KAP baik BIG 4, Non BIG 4, spesialis aaupun idak spesialis memiliki poensi hukum jika idak berjalan sesuai norma, eika dan kepercayaan dari masyaraka. KAP BIG 4 dan Spesialis indusri menunjukan bahwa perusahaan memiliki legiimasi yang lebih besar dibandingkan dengan non BIG 4 dan non spesialis karena penerimaan dan kepercayaan masyaraka lebih besar. Teori Deep Pocke ( Deep Pocke Theory ) Teori deep pocke menunjukan bahwa penerimaan kualias audi berhubungan dengan kemakmuran audior karena audior BIG N memiliki lebih banyak kemakmuran dalam risiko. Mereka memiliki insenif yang lebih inggi, khususnya saa mereka memilih klien dengan ingka risiko liigasi yang inggi. Kasus kebangkruan yang erjadi seringkali membua audior membua audior memperanggungjawabkan kegagalan audinya. Tunuan hukum seringkali bukan daang kepada perusahaan melainkan kepada audior. Manajemen Laba Menuru Sugiri (1998) dalam Widyaningdyah (2001) membagi definisi manajemen laba menjadi dua, yaiu: 1. Definisi sempi Manajemen laba dalam hal ini hanya berkaian dengan pemilihan meode akunansi. Manajemen laba dalam arian sempi ini didefinisikan sebagai perilaku manajer unuk bermain dengan komponen discreionary accrual dalam menenukan besarnya laba. 2. Definisi luas Manajemen laba merupakan indakan manajer unuk meningkakan (mengurangi) laba yang dilaporkan saa ini aas suau uni usaha dimana manajer beranggung jawab, anpa mengakibakan peningkaan (penurunan) profiabilias ekonomi jangka panjang uni ersebu. 3

4 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4 Manajemen laba dapa erjadi karena penyusunan laporan keuangan menggunakan dasar akrual. Konsep model akrual memiliki dua komponen yaiu Discreionary Accrual dan Non Discreionary Accrual. Salah sau cara unuk mengukur adanya manajemen laba dalam suau perusahaan dengan menggunakan proksi Discreionary Accruals (DAC). Discreionary Accrual merupakan komponen akrual yang dapa diaur dan direkayasa sesuai kebijakan (discreion) manajerial karena manajerial memiliki kemampuan pengawasan dan indakan, semenara non discreionary accrual merupakan komponen akrual yang idak dapa diaur dan direkayasa sesuai kebijakan manajer. Manajer akan melakukan manajemen laba dengan memanipulasi akrual- akrual ersebu unuk mencapai ingka pendapaan yang diinginkan. Semakin besar manajemen laba dalam perusahaan, semakin inggi ingka discreionary accrual dalam perusahaan ersebu. Fakor-Fakor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Fakor- fakor yang mempengaruhi manajemen laba yang diajukan Wa dan Zimmerman (1996) dalam Sugiri (1998) adalah : 1. Bonus Plan Hypohesis 2. Deb o Equiy Hypohesis 3. Poliical Cos Hypohesis Kualias Audi DeAngelo (1981) dalam Alim, dkk (2007) menyaakan kualias audi adalah kebebasan yang inggi sebagai fakor kemungkinan audior dapa menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sisem akunansi klien. Penemuan pelanggaran merupakan ukuran kualias audi yang berkaian dengan pengeahuan, pengalaman dan kemampuan audior ersebu. DeAngelo (1981b) mendefinisikan kualias audi sebagai probabilias bahwa laporan keuangan mengandung kekeliruan maerial dan audior akan menemukan dan melaporkan kekeliruan maerial ersebu. Balsam (2003) menyaakan bahwa kualias audi yang inggi (dalam hal ini KAP BIG N) dapa mendeeksi manajemen laba karena pengeahuan superior mereka dan menekan manajemen laba opporuniis unuk menjaga repuasi mereka. Mayangsari (2004) menyaakan bahwa audior berkualias inggi memberikan kepasian yang besar erhadap kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip bererima umum. Klien yang berisiko lebih inggi dapa saja memilih unuk menggunakan audior dengan kualias yang lebih baik. Repuasi audior yang lebih baik pada masa lalu dapa digunakan oleh klien yang memiliki proyek beresiko inggi dan idak erlalu mengunungkan sebagai sinyal bahwa proyek perusahaan idak seberisiko yang erliha. Peneliian Daar, Felham, dan Hughes (1991) dalam Widiasui (2010) membukikan bahwa perusahaan yang menggunakan audior besar cenderung berisiko. Balsam (2003) menyaakan bahwa spesialisasi indusry audior berkonribusi pada kredibilias yang diawarkan audior. Hamersley (2006) dalam Almuairi (2009) menyaakan bahwa audior spesialis lebih cakap dalam menginrepeasikan kesalahan pelaporan. Pengeahuan yang harus dimiliki audior idak hanya pengeahuan mengenai pengaudian dan akunansi melainkan juga indusri klien. Meskipun mengaudi perusahaan pemanufakuran prinsipnya sama dengan mengaudi perusahaan asuransi, namun sifa bisnis, prinsip akunansi, sisem akunansi, dan perauran perpajakan yang berlaku mungkin berbeda. KAP yang mempunyai banyak klien dalam indusri yang sama (spesialisasi pada indusri erenu) akan lebih memahami risiko audi khas yang ada dalam indusri khusus ersebu. Risiko Liigasi ( Liigaion Risk ) Risiko liigasi diarikan sebagai risiko yang meleka pada perusahaan yang memungkinkan erjadinya ancaman liigasi oleh pihak-pihak yang berkepeningan dengan perusahaan yang merasa dirugikan. Pihak-pihak yang berkepeningan erhadap perusahaan melipui kredior, invesor, dan regulaor. Risiko liigasi dapa diukur dari berbagai indikaor keuangan yang menjadi deerminan kemungkinan erjadinya liigasi. Besar kecilnya risiko liigasi yang meleka pada perusahaan akan mempengaruhi dorongan aau perilaku manajer. Cao dan Narayanamoorhy (2005) dalam Juanda (2007) menyaakan bahwa dengan memperimbangkan adanya risiko liigasi, manajer lebih memungkinkan unuk mengungkapkan beria buruk. Demikian juga halnya dengan Skinner (1997) dalam Juanda (2007) 4

5 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5 menunjukan bahwa perusahaan yang secara sukarela menyampaikan informasi beria buruk lebih awal akan mengurangi risiko erjadinya unuan liigasi. Johnson e al. (2001) dalam Juanda (2007) menunjukan bahwa dengan adanya kewajiban hukum bagi perusahaan bereknologi inggi, mendorong mereka unuk mengungkapkan laporannya relaif lebih lengkap. Brown e al. (2005) mengkaji pengaruh dari risiko liigasi erhadap manajemen peramalan laba dan menemukan bahwa risiko liigasi secara posiif berhubungan dengan kemungkinan unuk menyampaikan ramalan yang berkaian dengan beria buruk. Liigasi Audior ( Audior Liigaion ) Tunuan hukum yang dihadapi oleh para audior meningka ajam dalam beberapa ahun erakhir. Peneliian yang dilakukan oleh Henninger (2001) menunjukan bahwa risiko liigasi berhubungan dengan suau ukuran dari earning managemen-abnormal accrual. Lys and Was (1994) menemukan bahwa gugaan erhadap audior lebih cenderung unuk klien dengan ukuran yang besar, peningkaan pendapaan akrual, kesulian keuangan, kinerja harga saham yang lemah aau laporan audi kualifikasi. Mereka juga menemukan bahwa gugaan yang lebih inggi jika audior mempekerjakan audi eknologi yang idak bersrukur dan jika klien merepresenasikan proporsi pendapaan audior yang relaif besar. Ukuran KAP, Risiko Liigasi dan Kualias Audi Becker e al, 1998 dan Francis e al, 1999 dalam Jerry Sun dan Guoping Liu, 2011 menemukan bahwa audior BIG N menyediakan kualias audi yang lebih inggi daripada audior Non-BIG N, karena BIG N audior memiliki insenif yang lebih besar unuk menyediakan kualias audi yang lebih inggi daripada NON-BIG N. Dye (1993) dalam Jerry Sun dan Guoping Liu (2011) menyaakan bahwa Perbedaan kualias audi adalah audior BIG N menderia kerugian dalam kasus liigasi karena memiliki kemakmuran dalam risiko. Francis dan Wang (2008) memberikan buki bahwa audior BIG N menyediakan kualias audi yang lebih inggi dalam yurisdiksi liigasi inggi eapi idak dalam yurisdiksi liigasi rendah. Perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi cenderung akan menurunkan laba unuk menghindari unuan hukum. Semakin inggi risiko klien, semakin inggi probabilias risiko liigasi yang dihadapi audior jika klien ersebu ernyaa idak mengungkapkan informasi yang benar. Audior yang berhadapan dengan klien yang berisiko jika harus menerimanya, akan mengenakan fee yang lebih inggi dan meningkakan jam audi agar bisa meningkakan kekuaan pemonioran (Wakins e al., 2004: 165). Keika berhadapan dengan klien yang berisiko inggi, kanor akunan besar cenderung lebih berhai-hai karena biaya liigasi poensial mereka lebih besar daripada biaya yang poensial dianggung oleh kanor akunan yang lebih kecil. H1: Kualias audi lebih inggi unuk perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi keika diaudi oleh audior BIG 4 Spesialisasi Indusri KAP, Risiko Liigasi dan Kualias Audi Balsam (2003) menyaakan bahwa spesialisasi audior berkonribusi pada kredibilias yang diawarkan audior. Hamersley (2006) dalam Almuairi (2009) menyaakan bahwa audior spesialis lebih cakap dalam menginrepeasikan kesalahan pelaporan. Carcello dan Nagy (2004) berhasil menemukan hubungan anara spesialisasi audior dengan kecurangan pelaporan keuangan klien akunan publik. Pengeahuan yang harus dimiliki audior idak hanya pengeahuan mengenai pengaudian dan akunansu melainkan juga indusri klien. Meskipun mengaudi perusahaan manufakur prinsipnya sama dengan mengaudi perusahaan asuransi, namun sifa bisnis, prinsip akunansi, sisem akunansi dan perauran perpajakan yang berlaku mungkin berbeda. Pengeahuan lebih dalam yang dimiliki oleh audior spesialis indusri memberikan kualias audi yang lebih baik pula. Kecenderungan perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi, memaksa audior spesialis unuk memberikan audi yang lebih berkualias unuk menghindari adanya unuan hukum dan kecurangan. H2: Kualias audi lebih inggi unuk perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi keika diaudi oleh spesialisasi indusri KAP 5

6 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6 METODE PENELITIAN Variabel Dependen/Terika Kualias audi direfleksikan dengan manajemen laba karena Heninger (2001) menemukan bahwa ingka manajemen laba mendorong ex-pos liigasi audior lebih inggi. Manajemen laba menggunakan proksi discreionary accrual. Dalam peneliian ini manajemen laba diukur menggunakan model yang dikembangkan Kohari e al. (2005) dalam A. Heruseya (2009 ) yaiu Linier Performance Maching Jones. Tahapan Linier Performance- Maching Jones: TACC / TA -1 = NDACC / TA -1 = α 0 + α 1 (1/ TA -1 ) + α 2 ((Δ REV - Δ REC ) / TA -1 ) + α 3 (PPE / TACC NDACC α 0 TA -1 ) + α 4 ( ROA -1 ) + є... (1) = oal accruals perusahaan i pada periode = nondiscreionary accruals pada ahun = konsana TA -1 = oal ase unuk sampel perusahaan i pada akhi ahun -1 Δ REV = perubahan laba perusahaan pada ahun Δ REC = perubahan piuang bersih (ne receivable)perusahaan pada ahun PPE = akiva eap (gross propery plan and equipmen) perusahaan ahun ROA -1 = Reurn on asses perusahaan i pada akhir ahun -1 є = Residual eror Discreionary accruals aau abnormal accruals merupakan selisih anara oal accrual dengan nondiscreionary accrual ( merupakan fied value ). Perusahaan dengan Discreionary accrual rendah menunjukan ingka manajemen laba rendah yang berari kualias audi inggi, sedangkan jika perusahaan memiliki discreionary accrual inggi menunjukan ingka manajemen laba inggi dan kualias audi rendah. Variabel Independen/Bebas Ukuran Kanor Akunan Publik Kaegori KAP BIG 4 di Indonesia yaiu : KAP Price Waerhouse Coopers, yang bekerjasama dengan KAP Drs.Haryano Sahari & Rekan, KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan; KAP KPMG (Klynveld Pea Marwick Goerdeler), yang bekerjasama dengan KAP Sidhara-Sidhara dan Widjaja; KAP Ernes dan Young, yang bekerjasama dengan KAP Purwanono, Sarwoko dan Sandjaja; KAP Deloie Touche Thomasu, yang bekerjasama dengan KAP Drs.Hans Tuanokaa & Musofa, Osman Bing Sario & Rekan. Pada peneliian ini ukuran KAP menggunakan variabel dummy, nilai 1 jika perusahaan diaudi oleh BIG 4 Audior dan 0 jika lainnya. Spesialisasi Indusri KAP Spesialisasi indusri audior diproksi dengan konsenrasi jasa audior pada bidang erenu. Peneapan spesialis indusri KAP dapa diliha melalui frekuensi penugasan yang dilakukan oleh KAP dalam melakukan pemeriksaan pada perusahaan sejenis menuru pengelompokan perusahaan oleh BEI. Spesialisasi indusri KAP pada peneliian ini adalah audior yang memiliki pangsa pasar minimal 20% dari jumlah klien yang dierima pada kelompok erenu (Rusmin 2010). Variabel Moderasi Risiko Liigasi Langkah meneapkan ingka risiko liigasi : LITSCORE=0,276*SIZE+1,153*INV+2,075*REC+1,251*ROA+1,501*LEV+ 0,301*GROWTH-0,371*RET+0,235*BETA+ 1,464*TURNOVER+1,060*DELIST+0,928*TECH+ 0,463*OPINION-10,049 LITSCORE = skor liigasi SIZE = log naural dari oal ase di akhir ahun INV = persediaan dibagi dengan oal ase di akhir ahun 6

7 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7 REC = piuang dibagi dengan oal ase di akhir ahun ROA = laba bersih pada ahun sample dibagi dengan oal ase di akhir ahun LEV = oal kewajiban pada ahun sample dibagi dengan oal ase pada akhir ahun GROWTH = perubahan penjualan -1 ke ahun dibagi dengan penjalan -1 RET = harga saham dari ahun dikurangi harga saham -1 dibagi harga saham -1 BETA = koefisien dari regresi reurn saham dengan hari reurn pasar TURNOVER = volume saham perusahaan dibagi dengan saham yang beredar DELIST = 1 jika perusahaan dinyaakan delis, 0 sebaliknya TECH = 1 jika perusahaan berada dalam kode SIC perusahaan dalam 2830s, 3570s, 7370s, 8730s dan anara 3825 dan 3839, 0 sebaliknya OPINION = 1 jika menerima opini going concern pada ahun sebelumnya dan 0 sebaliknya Perusahaan dengan skor liigasi diaas median menunjukan bahwa perusahaan ersebu mempunyai ingka risiko liigasi yang inggi, begiu sebaliknya. Variabel Konrol 1. Marke o Book Raio Skinner dan Sloan (2002) dalam Jerry Sun and Guoping Liu ( 2011) menyaakan bahwa manajemen laba lebih inggi unuk perusahaan dengan peluang perumbuhan yang inggi daripada perusahaan dengan peluang perumbuhan yang rendah. 2. Absolue value of Change in Ne Income Klein ( 2002 ) menemukan bahwa absolue value of change in ne income berhubungan posiif erhadap absolue value of discreionary accruals. 3. Deb Klein ( 2002 ) berpendapa bahwa perusahaan dengan leverage keuangan yang inggi mungkin mempunyai ingka discreionary accrual yang lebih inggi. Jensen and Meckling ( 2002 ) berpendapa bahwa Leverage keuangan dapa mengurangi agency cos. 4. Asse Perusahaan besar cenderung memiliki kualias laba yang lebih besar (Armsrong e al., 2010) 5. Loss Kualias laba cenderung lebih rendah keika perusahaan mengalami kerugian (Francis e al., 2004). Loss diukur dengan variabel dummy, 1 unuk laba bersih negaif dan 0 unuk sebaliknya. Populasi dan Sampel Pengambilan sampel dalam peneliian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling mehod. Krieria pemilihan sampel adalah emien berada pada indusri manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode , Emien mempublikasikan laporan keuangan ahunan unuk periode 31 Desember , Minimal harus ersedia 8 perusahaan dalam seiap indusri, dan daa daa mengenai variabel peneliian yang akan dielii ersedia lengkap dalam laporan keuangan perusahaan yang dierbikan ahun Meode Analisis Analysis of Covariance (ANCOVA) Analysis of Covariance adalah analysis variance (ANOVA) yang memasukan variabel independen merik sebagai covariae ke dalam model. Model linier yang dikembangkan unuk menguji hipoesis-hipoesis yang elah dirumuskan dalam peneliian ini adalah: 1. DAC = a + β LITRISK + β BIGAUD + β LITRISK*BIGAUD + β MB + β ACNI + β 5 6 DEBT + β ASSET + β LOSS + є DAC = a + β 1 LITRISK + β 2 AUDSPES + β 3 LITRISK*AUDSPES + β 4 MB + β 5 ACNI + a β 1,2,3,4,5,6,7,8 DAC β 6 DEBT + β 7 ASSET + β 8 LOSS + = konsana = koefisien variabel = nilai abnormal accrual 7

8 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8 LITRISK = risiko liigasi, 1 unuk perusahaan dengan risiko liigasi inggi dan 0 sebaliknya BIGAUD = BIG 4 Audior, 1 unuk BIG 4 audior dan 0 unuk NON BIG 4 Audior AUDSPES = spesialisasi indusri Audior, 1 unuk spesialisasi indusri audior, 0 sebaliknya MB = saham beredar dikali harga saham dibagi dengan oal ekuias ACNI = nilai absolu perubahan laba bersih dari ahun -1 ke ahun dibagi oal ase DEBT = rasio uang jangka panjang erhadap oal ase ASSET = Log Naural dari oal ase LOSS = 1 unuk laba bersih negaif, 0 sebaliknya HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek Peneliian Jenis Perusahaan Manufakur Tabel 1 Jumlah Sample Perusahaan Berdasarkan Sekor Usaha Jumlah Perusahaan Food and Beverage 11 Apparel and Oher Texile Produc 9 Plasic and Glass Produc 9 Meal and Allied Produc 9 Auomoive and Allied Produc 10 Jumlah sampel per ahun 48 Jumlah Sampel Tabel 2 Analisis Deskripif N Minimum Maximum Mean Sd. Deviaion DAC 144-5, , , , MB 144-8, , , , ACNI 144 0, , , , DEBT , , , ASSET , , , , Tabel 4 Analisis Deskripif Variabel Jumlah Prosenase Risiko Liigasi: Risiko rendah 84 58,3 Risiko inggi 60 41,7 Audior Big 4 KAP Big ,6 KAP non Big ,4 Spesialis Audior Audior spesialis 54 37,5 Audior non spesialis 90 62,5 Loss Laba posiif ,1 Laba negaive 20 13,9 8

9 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9 Hasil Uji Hipoesis Analisis Ancova Model 1 Analisis 1 digunakan unuk menguji pengaruh ukuran KAP (Big 4 aau non Big 4), risiko liigasi dan ineraksi keduanya erhadap kualias audi ADAC. Pola yang dibenuk oleh variabel BIGAUD, LITRISK maupun ineraksinya dapa diunjukkan pada gambar beriku : Gambar 1 Ineraksi BIGAUD dan LITRISK erhadap kualias audi Hasil peneliian menunjukan bahwa pada perusahaan yang diaudi oleh KAP Big 4 dengan ingka risiko liigasi yang inggi memiliki ingka discreionary accrual yang rendah maka kualias audi yang diperoleh adalah yang eringgi. Kualias audi akan menurun keika perusahaan yang diaudi oleh KAP Big 4 dengan risiko liigasi yang rendah. Dependen Variable:DAC Source Type III Sum of Squares Tabel 5 Hasil Ancova 1 Tess of Beween-Subjecs Effecs Df Mean Square F Sig. Correced Model a Inercep BIGAUD LITRISK BIGAUD * LITRISK MB ACNI DEBT ASSET LOSS a. R Squared =.185 (Adjused R Squared =.137) Pengaruh ukuran KAP (BIGAUD) erhadap kualias audi mendapakan nilai F sebesar dengan signifikansi sebesar 0,086. Nilai signifikansi ersebu lebih kecil dari 0,10. Hal ini berari bahwa BIGAUD secara signifikan membedakan ingka kualias audi. Pengaruh dari risiko liigasi erhadap kualias audi menunjukkan nilai saisik uji F sebesar 0,100 dengan signifikansi sebesar 0,752. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa risiko liigasi dapa membedakan ingka kualias audi. Hasil pengujian perbedaan kualias audi pada perusahaan yang diaudi oleh KAP Big4 dan KAP non Big 4 dengan adanya risiko liigasi rendah dan inggi diuji dengan uji Ancova. Unuk 9

10 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10 mengeahui apakah ingka risiko liigasi perusahaan merupakan variabel moderaing pada hubungan anara ukuran KAP dengan kualias audi, maka pengujian erhadap ineraksi BIGAUD*LITRISK digunakan sebagai dasar pengujian. Hasil pengujian unuk variabel BIGAUD*LITRISK diperoleh nilai F sebesar 8,006 dengan signifikansi sebesar 0,005. Nilai signifikansi ersebu lebih kecil dari 0,05. Hal ini berari bahwa ineraksi BIGAUD*LITRISK berpengaruh signifikan erhadap kualias audi. Hipoesis 1 yang diajukan adalah bahwa kualias audi akan lebih inggi unuk perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi keika diaudi oleh audior Big 4. Dengan demikian emuan hasil peneliian ini idak berbeda dengan Hipoesis 1 karena pola yang dibenuk dari peneliian ini adalah kualias audi lebih inggi unuk perusahaan dengan risiko liigasi yang inggi yang diaudi oleh audior Big 4. Hal ersebu erliha dari discreionary accrual yang semakin rendah unuk perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi. Dengan demikian Hipoesis 1 dierima. Analisis Ancova 2 Analisis 2 digunakan unuk menguji pengaruh Spesialisasi KAP, risiko liigasi dan ineraksi keduanya erhadap kualias audi DAC. Pola yang dibenuk oleh variabel AUDSPES, LITRISK maupun ineraksinya dapa diunjukkan pada gambar beriku : Gambar 4.2 Ineraksi AUDSPES dan LITRISK erhadap kualias audi Hasil peneliian mendapakan bahwa pada perusahaan yang diaudi oleh KAP Spesialisasi indusri dengan ingka risiko liigasi yang inggi maka kualias audi yang diperoleh adalah yang erendah karena ingka discreionary accrualnya semakin inggi dan selanjunya kualias audi akan meningka keika KAP spesialisasi indusri mengaudi perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang rendah. Tabel 6 Hasil Ancova 2 Dependen Variable:DAC Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Correced Model a Inercep AUDSPES LITRISK AUDSPES * LITRISK MB ACNI DEBT ASSET LOSS RSquared =.116 (Adjused R Squared =.064) 10

11 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 11 Pengaruh Spesialisasi KAP erhadap kualias audi mendapakan nilai F sebesar dengan signifikansi sebesar 0,500. Nilai signifikansi ersebu lebih besar dari 0,05. Hal ini berari bahwa spesialisasi KAP idak signifikan membedakan ingka kualias audi. Pengaruh dari risiko liigasi pada kualias audi menunjukkan nilai saisik uji F sebesar 0,689 dengan signifikansi sebesar 0,408. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa risiko liigasi dapa membedakan ingka kualias audi. Hasil pengujian perbedaan kualias audi pada perusahaan yang diaudi oleh KAP Spesialis non spesialis dengan adanya risiko liigasi rendah dan inggi diuji dengan uji ancova. Unuk mengeahui apakah ingka risiko liigasi perusahaan merupakan variabel moderaing pada hubungan anara spesialisasi KAP dengan kualias audi, maka pengujian erhadap ineraksi AUDSPES*LITRISK digunakan sebagai dasar pengujian. Hasil pengujian unuk variabel AUDSPES*LITRISK diperoleh nilai F sebesar 0,319 dengan signifikansi sebesar 0,573. Nilai signifikansi ersebu lebih besar dari 0,05. Hal ini berari bahwa ineraksi AUDSPES*LITRISK idak berpengaruh signifikan erhadap kualias audi. Dengan demikian Hipoesis 2 diolak. Variabel Konrol Marke o book value idak berpengaruh signifikan erhadap discreionary accruals, ACNI berpengaruh signifikan erhadap discreionary accruals, DEBT idak berpengaruh signifikan erhadap discreionary accruals, ase idak berpengaruh signifikan erhadap discreionary accruals,loss berpengaruh posiif dan signifikan erhadap discreionary accruals. Pembahasan Ukuran KAP yang diunjukkan oleh KAP Big 4 berpengaruh signifikan erhadap kualias audi yang diunjukkan oleh discreionary accruals. KAP Big 4 sebagai perusahaan audi yang memiliki pengalaman sera keahlian yang baik dalam audiing dapa mendeeksi discreionary accruals sera akan menekan erjadinya discreionary accruals unuk menjaga repuasi mereka. Oleh karena iu perusahaan yang menggunakan KAP Big 4 kualias labanya cenderung meningka. Risiko liigasi pada perusahaan memoderasi pengaruh ukuran perusahaan audi erhadap kualias audi. Audior BIG 4 yang memiliki klien dengan ingka risiko liigasi yang inggi akan meningkakan kualias audinya unuk menghindari unuan hukum yang berisiko pada repuasi mereka. Hasil ini sejalan dengan eori yang dikemukakan oleh Becker e al, 1998; Francis e al, 1999 bahwa audior BIG N menyediakan kualias audi yang lebih inggi daripada audior Non-BIG N, karena BIG N audior memiliki insenif yang lebih besar unuk menyediakan kualias audi yang lebih inggi daripada NON-BIG N. audior BIG N menyediakan kualias audi yang lebih inggi dalam yurisdiksi liigasi inggi eapi idak dalam yurisdiksi liigasi rendah (Francis dan Wang, 2008 ). Keika berhadapan dengan klien yang berisiko inggi, kanor akunan besar cenderung lebih berhai-hai karena biaya liigasi poensial mereka lebih besar daripada biaya yang poensial dianggung oleh kanor akunan yang lebih kecil. Spesialisasi indusri kanor akunan publik erbuki idak dipengaruhi oleh ingka risiko liigasi perusahaan sebagai variabel moderasi dan memiliki hubungan yang idak signifikan erhadap kualias audi. Perusahaan yang menggunakan audior dengan spesialisasi indusri idak selalu meningkakan kualias audi demikian sebaliknya dan perusahaan yang menggunakan audior non spesialisasi indusri idak selalu menurunkan kualias audi. Demikian pula risiko liigasi idak erbuki menjadi variabel moderasi dalam hubungan anara audior spesialis indusri dengan kualias audi. Hasil peneliian ini idak sejalan dengan eori yang dikemukakan oleh Balsam (2003) bahwa spesialisasi audior berkonribusi pada kredibilias yang diawarkan audior. Audior spesialis indusri dengan pengalamannya yang lebih baik diharapkan mampu mendeeksi discreionary accruals pada perusahaan yang diaudi, dengan demikian akan meningkakan kualias audi. Hasil peneliian ini juga idak mendukung hasil peneliian Carcello dan Nagy (2004) yang menemukan buki empiris pengaruh audior spesialis indusry erhadap kualias laba. Kecenderungan perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi idak mendorong audior spesialis unuk memberikan audi yang lebih berkualias. Audior spesialis juga idak menekankan pada repuasi mereka sehingga cenderung idak erpengaruh pada ingka risiko liigasi klien sehingga audior spesialis idak berusaha unuk meningkakan kualias audinya agar erhindar dari 11

12 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 12 unuan hukum. Peneliian ini sejalan dengan peneliian Luhgiano (2008) yang menyaakan bahwa spesialisasi indusri KAP bukan unuk mengurangi manajemen laba eapi unuk meningkakan kredibilias laporan keuangan dengan mengurangi gangguan di dalamnya. Fakor- fakor eksernal yang mendorong audior spesialis idak mampu meningkakan kualias audinya anara lain: Independensi, kurang jelasnya pengukuran peneapan spesialisasi indusri KAP di Indonesia dan ime-pressure. Variabel lain yang berpengaruh erhadap kualias audi adalah ACNI yaiu perubahan laba bersih. Semakin inggi perubahan laba bersih akan meningkakan discreionary accruals yang berari kualias audi cenderung menurun. Perubahan laba bersih yang inggi merupakan indikaor kinerja perusahaan yang baik, selanjunya invesor akan erarik unuk menginvesasikan modalnya ke perusahaan. Hal ini mendorong perusahaan unuk melakukan discreionary accrual sehingga perubahan laba bersih menjadi baik. LOSS berpengaruh signifikan erhadap kualias audi. Perusahaan yang mengalami laba negaif akan menurun kualias audinya. Hal ini erjadi keika perusahaan yang mengalami laba negaif cenderung unuk mengurangi kerugian agar kinerja perusahaan idak erlalu buruk. Tindakan ini dilakukan agar invesor eap memperimbangkan perusahaannya unuk berinvesasi. Variabel deb, marke o book value sera asse idak erbuki secara empiris berpengaruh signifikan erhadap kualias audi. Semakin inggi deb idak menurunkan kualias audi. Demikian pula semakin inggi marke o book raio maupun asse idak meningkakan kualias laba. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Peneliian ini berujuan unuk menganalisis pengaruh ukuran KAP dan spesialisasi indusri KAP erhadap kualias audi dengan ingka risiko liigasi perusahaan sebagai variabel moderasi. Hasil dari peneliian menunjukan bahwa Risiko liigasi perusahaan memoderasi pengaruh ukuran KAP erhadap kualias audi. Hal ini berari perusahaan yang menggunakan audior KAP Big 4 dan mempunyai risiko liigasi yang inggi akan meningkakan kualias audi. KAP Big 4 cenderung meningkakan kualias audinya karena memiliki insenif yang lebih besar daripada Non Big 4 dan memiliki risiko yang lebih inggi pula. KAP Big 4 akan lebih berhai-hai dalam audinya unuk menghindari unuan hukum yang berisiko pada repuasi mereka. Repuasi ersebu berhubungan pula dengan biaya liigasi poensial yang akan mereka anggung dibandingkan KAP Non Big 4. Risiko liigasi perusahaan idak memoderasi hubungan spesialisasi indusri kanor akunan publik erhadap kualias audi. Hal ini berari perusahaan yang menggunakan audior spesialis indusri dan mempunyai risiko liigasi yang inggi belum enu akan meningkakan kualias audi dan perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi belum enu akan menggunakan audior spesialis. Hal ersebu dikarenakan audior spesialis dalam mengaudi idak erpengaruh dengan ingka risiko ligasi klien. Audior spesialis idak menekankan pada repuasi mereka sehingga audior spesialis cenderung idak meningkakan kualias audinya meskipun kliennya memiliki risiko liigasi inggi. Audior spesialis juga erbuki idak berpengaruh erhadap kualias audi. Meskipun memiliki pemahaman yang sanga baik dalam indusri klien, belum enu mampu menekan discreionary accrual klien. Hal ersebu dipengaruhi pula oleh fakor- fakor seperi independensi, ime-pressure, dan peneapan pengukuran spesialisasi indusri KAP di Indonesia yang masih belum jelas. Marke o book value, Asse, dan Deb o Value idak berpengaruh signifikan erhadap kualias audi. Perubahan laba bersih berpengaruh signifikan dan posiif erhadap kualias audi. Kerugian juga berpengaruh signifikan erhadap kualias audi. Keerbaasan Ada beberapa keerbaasan dalam peneliian ini yang harus disempurnakan dalam peneliian selanjunya. Keerbaasan ersebu anara lain: periode peneliian erbaas hanya 3 ahun dan sample peneliian yang didapa berjumlah sediki. pengaruh variabel variabel bebas hanya dapa dibukikan sebesar 13% dan 6,4%. Sehingga kurang menjelaskan pengaruh erhadap variabel erika. 12

13 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 13 Saran Berdasarkan kesimpulan yang didapa sera keerbaasan peneliian yang ada, dapa diberikan saran sebagai beriku: bagi peneliian mendaang hendaknya dapa memperpanjang periode peneliian dan menambah jumlah indusri idak erbaas hanya pada perusahaan manufakur unuk mendapakan hasil yang lebih baik, menambah variabel konrol disamping variabel yang sudah digunakan dalam peneliian ini yang berpengaruh erhadap kualias audi, menggunakan ukuran spesialisasi indusri KAP lain dengan marke share lebih dari 15% aau menggunakan marke share audior yang paling inggi dalam suau indusri. 13

14 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 14 REFERENSI Ali Abedalqader Al-Thuneiba, Ream Tawfiq Ibrahim Al Issa, Rana Ahmad Aa Baker Do audi enure and firm size conribue o audi qualiy? Empirical evidence from Jordan. Managerial Audiing Journal, Vol. 26 No. 4. pp Alim, N.M., T. Hapsari, dan L. Purwani Pengaruh Kompeensi dan Independensi erhadap Kualias Audi dengan Eika Audior sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akunansi X. Almuairi, A.R., K. A. Dunn, and T. Skanz Audior Tenure, Audior Specializaion, and Informaion Asymmery. Managerial Audiing Journal Vol. 24 No. 7, pp Armsrong, C.S., Barh, M.E., Jagolinzer, A.D. and Riedl, E.J Marke reacion o he adopion of IFRS in Europe. The Accouning Review, Vol. 85, pp Ball, R., Kohari SP., and Robin A The Effec of Inernaional Insiuion Facors on Properies of Accouning Earnings. Journal of Accouning and Economics 29:1-51. Ball, R., Robin A., and Wu Y Incenives Versus Sandard: Properies of Accouning Income in Four Eas Asian Counries, and Implicaion for Accepance of IAS. Working Paper, Universiy of Chicago. Balsam, S., J. Krishnan, and Joon S. Yang Audior Indusry Specializaion and Earnings Qualiy. SSRN. Brown e. al Managemen forecass and liigaion risk.ssrn. Carcello, J and Nagy, A Clien size, audior specializaion and fraudulen financial reporing. Managerial Audiing Journal Vol. 19 No. 5, pp Chariri, A. dan I. Ghozali Teori Akunansi. Edisi 3. Semarang:Badan Penerbi Universias Diponegoro. Chen K.Y., K.L. Lin, and J. Zhou Audi qualiy and earnings managemen for Taiwan IPO firms. Managerial Audiing Journal Vol. 20 No. 1, pp Ghozali, I Aplikasi Analisis Mulivariae dengan Program IBM SPSS ed. Semarang:Badan Penerbi Universias Diponegoro. Heninger W The Associaion beween Audior Liigaion and abnormal Accruals. The Accouning Review Vol. 76 No.1, pp Heruseya, A Efekivias Pelaksanaan Corporae Governance dan Audi Eksernal- Audior dengan Spesialisasi Indusri dalam Menghamba Manajemen laba. JAAI Vol. 13 No. 2, pp Ikaan Akunan Indonesia Pernyaaan Sandar Akunansi Keuangan No.1 (revisi 2009) 14

15 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 15 Jensen M.C. and William H. Meckling Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Coss and Ownership Srucure.Journal of Financial Economics Vol. 3, No. 4, pp Juanda, A Pengaruh Risiko Liigasi dan Tipe Sraegi erhadap Hubungan anara Konflik Kepeningan dan Konservaisma.Simposium Nasional Akunansi X. Klein, A Audi commiee, board of direcor characerisics, and earnings managemen. Journal of Accouning and Economics, Vol. 33, pp Luhgiano Analisis Pengaruh Kualias Audi erhadap Manajemen Laba Sudi pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Indonesia. Fokus Ekonomi, Vol 5 No. 2. Hal Lys, T. and R.L. Was Lawsuis agains audiors. Journal of Accouning Research Vol. 32, pp Mayangsari, S Buki Empiris Pengaruh Spesialisasi Indusri Audior erhadap Earnings Response Coefficien.Jurnal Rise Akunansi Indonesia Vol.7, No.2.Hal Meuia, I Pengaruh Independensi Audior Terhadap Manajemen Laba unuk KAP Big 5 dan Non Big 5. Jurnal Rise Akunansi Indonesia Vol. 7 No. 3. Hal Rusmin Audior Qualiy and Discreionary Accruals: Case of Ausralian Lised Companies. JAAI, Vol. 14 No. 1, pp Rusmin, R Audior qualiy and earnings managemen: Singaporean evidence. Managerial Audiing Journal,Vol. 25 No. 7. pp Seeharaman e. al Liigaion Risk and Audi Fees: Evidence From UK Firms Cross-Lised on US Markes. Journal of Accouning and Economics Vol.33 pp Sugiri, Slame. (1998), Earnings Managemen: Teori, Model, dan Buki Empiris.Telaah, hal Sun, J. and Guoping L Clien-specific liigaion risk and audi qualiy differeniaion. Managerial Audiing Journal, Vol. 26 No. 4. pp Was, R. L. and Zimmerman J. L Posiive Accouning Theory. New York, Prenice Hall. Widiasuy, E. dan R. Febriano Pengukuran Kualias Audi: Sebuah Esai. Simposium Nasional Akunansi XIII. Widyaningdyah A.U Analisis Fakor- Fakor yang Berpengaruh erhadap Earning Managemen pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akunansi dan Keuangan Vol. 3, No. 2, hal www. idx.co.idhubungan Anara Kualias Audi 15

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA?

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? Dwi Ramono Universias Diponegoro Absrac This sudy examines wheher managemen of public companies in Indonesia engage

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 2 (1) (2013) Accouning Analysis Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN Dwi Mea Karuniasih Jurusan Akunansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba

Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Jurnal Akunansi dan Keuangan, Vol. 16, No. 1, Mei 2014, 52-62 ISSN 1411-0288 prin / ISSN 2338-8137 online DOI: 10.9744/jak.16.1.52-62 Pengaruh Kualias Audi Terhadap Manajemen Laba Ingrid Chrisiani 1 ;

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE. Kartika Hendra Titisari - Khara Alviana

PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE. Kartika Hendra Titisari - Khara Alviana PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE Karika Hendra Tiisari - Khara Alviana ABSTRACT This sudy examined he relaionship of environmenal performance agains he economic performance

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM)

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM) PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM) Anon Wijaya Jl. Indusri Sandang 1 Blok D No. 7A Kemanggisan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Sholawatun et al., Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Jenis Kelamin Auditor Terhadap...

Sholawatun et al., Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Jenis Kelamin Auditor Terhadap... 1 Pengaruh Kompeensi, Independensi dan Jenis Kelamin Audior Terhadap Kualias Audi dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Moderasi: Sudi Empiris pada Kanor Akunan Publik di Malang (The Effec Of Compeence,

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732 ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No. Agusus 016 Page 373 Sifa Asimeris Model Prediksi Generalized Auoregressive Condiional Heerocedasiciy (GARCH) dan Sochasic Volailiy Auoregressive

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, TINGKAT UTANG, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCES

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, TINGKAT UTANG, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCES PENGARUH ARUS KAS OPERASI, TINGKAT UTANG, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCES SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Sudi Empiris Pada Perusahaan Manufakur yang Terdafar di

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

Arus Kas, Kendala Pendanaan, Mispricing, Dan Investasi: Study Empiris Pada Bursa Efek Indonesia

Arus Kas, Kendala Pendanaan, Mispricing, Dan Investasi: Study Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Arus Kas, Kendala Pendanaan, Mispricing, Dan Invesasi: Sudy Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Risal Rinofah Saff Pengajar Fakulas Ekonomi Universias Sarjanawiyaa Tamansiswa Weny Firia Alumi Program Pascasarjana

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP EARNING MANAGEMENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP EARNING MANAGEMENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP EARNING MANAGEMENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) By: Dewi Arum Sari Edyanus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

PENGARUH RISIKO LITIGASI TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERATING

PENGARUH RISIKO LITIGASI TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERATING PENGARUH RISIKO LITIGASI TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERATING ABSTRACT Asymmetry of information between agency and principal, make the management have opportunity to

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

Agung Satmoko Sudarman Fakultas Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta

Agung Satmoko Sudarman Fakultas Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta Model Logisic Regression... Page 47-59 CBAM-FE Model Logisic Regression Dalam Penenuan Kebijakan Dividen Perusahaan Di Indonesia Sudi Emprik pada Perusahaan-Perusahaan Non Keuangan yang Terdafar di Bursa

Lebih terperinci

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010 JDA Jurnal Dinamika Akunansi Vol. 2, No. 2, Sepember 21, 83-91 ISSN 285-4277 hp://journal.unnes.ac.id/index.php/jda VOLATILITAS RELEVANSI NILAI INCREMENTAL DARI LAA DAN NILAI UKU. Linggar Yeki Nugraheni

Lebih terperinci

UTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

UTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.18, No.1 Januari 2014, hlm. 52 62 Terakrediasi SK. No. 040/P/2014 hp//jurkubank.wordpress.com UTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN Sri Isworo Ediningsih

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Firiyaun Niam firiyaunniam@yahoo.com Endang Dwi Renani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan Jurnal Teknik Indusri, Vol. 19, No. 1, Juni 17, 1- ISSN 111-5 prin / ISSN 7-739 online DOI: 1.97/ji.19.1.1- Konrol Opimal pada Model Economic Order Quaniy Inisiaif Tim Penjualan Abdul Laif Al Fauzi 1*,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pada umumnya adalah perubahan secara erus menerus yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperi yang erdapa pada rumusan GBHN, yaiu mewujudkan

Lebih terperinci