Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertaniandi Kabupaten Lamongan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertaniandi Kabupaten Lamongan"

Transkripsi

1 JRNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: ( Prnt) C-119 Faktor - Faktor yang Mempengaruh Alh Fungs Lahan Pertanan Sebaga paya Predks Perkembangan Lahan Pertanand Kabupaten Lamongan Mersa Kurnasar dan Putu Gde Arastta Jurusan Perencanaan Wlayah dan Kota, Fakultas Teknk Spl dan Perencanaan, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Aref Rahman Hakm, Surabaya Indonesa e-mal: arastta@gmal.com Abstrak Kabupaten Lamongan sebaga Lumbung Pangan Jawa Tmur mengalam penurunan luas lahan pertanan akbat alh fungs lahan pada perode Dss lan sebaga kawasan yang termasuk dalam Gerbangkertasusla Plus, Kabupaten Lamongan dtuntut untuk terus membenah pertumbuhan ekonom melalu sektor non pertanan. Sehngga peneltan n membahas mengena predks perkembangan lahan pertanan sebaga upaya mempertahankan lahan pertanan d Kabupaten Lamongan serng dengan perkembangan wlayah. Artkel n merupakan bagan dar peneltan mengena predks perkembangan lahan pertanan berdasarkan kecenderungan alh fungs lahan pertanan (sawah) d Kabupaten Lamongan. Melalu teknk analss GWR (Geographcally Weghted Regresson), dapat dketahu faktor yang berpengaruh terhadap alh fungs lahan pertanan, kemudan dtransformas kedalam analss deskrptf kualtatf. Hasl peneltan menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap alh fungs lahan pertanan adalah raso harga lahan dan raso aksesbltas wlayah. Dmana dhaslkan kelompok-kelompok kecamatan sesua dengan faktor alh fungs yang mempengaruhnya. Kata Kunc alh fungs lahan, predks lahan, faktor yang berpengaruh. I. PENDAHLAN Perkembangan kegatan masyarakat yang membutuhkan lahan sebaga wadahnya menngkat dengan sangat cepat sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonom. Akbatnya terjad persangan pemanfaatan lahan, terutama pada kawasan-kawasan yang telah berkembang dmana sedaan lahan relatf sangat terbatas [1]. Pada penggunaan lahan pertanan meskpun lebh lestar kemampuannya dalam menjamn kehdupan petan, tetap hanya dapat memberkan sedkt keuntungan mater atau fnansal dbandngkan sektor ndustr, permukman dan jasa lannya, sehngga adanya konvers lahan pertanan ke penggunaan lannya tdak dapat dcegah [1].Persangan pemanfaatan lahan n juga terjad d Kabupaten Lamongan dengan adanya alh fungs lahan pertanan menjad lahan terbangun dengan jumlah pemohon perubahan penggunaan tanah mencapa luasan 7,61 m pada tahun 010 []. Kabupaten Lamongan merupakan salah satu Lumbung Pangan yang dmlk Jawa Tmur dlhat dengan kontrbus produks pad Kabupaten Lamongan sebesar 7,1% terhadap Jawa Tmur, dan merupakan yang terbesar kedua setelah Kabupaten Jember yang mampu mencapa 7,9% [3]. Selan tu Kabupaten Lamongan juga dtetapkan sebaga kawasan pusat pertumbuhan bag Jawa Tmur yatu kawasan Gerbangkertasusla Plus dengan adanya perubahan struktur ekonom tahun 008 sampa tahun 01 dar sektor prmer yang cenderung mengalam penurunan ke sektor terser yang mengalam penngkatan [4]. Dperlukan alokas lahan potensal untuk penyedaan lahan pertanan pangan sehngga varabltas sumberdaya pertanan khususnya lahan potensal tetap terjaga dan stok lahan potensal tercukup [5]. Pengalokasan lahan potensal pertanan n yang dkenal dengan konsep lahan sawah abad, yatu lahan sawah berkelanjutan yang tdak boleh dalh fungskan, bak lahan tersebut statusnya mlk negara, mlk badan hukum, tanah adat, atau bahkan mlk ndvdu. ntuk mendukung konsep lahan sawah abad tersebut, pemerntah membuat No. 41 tahun 009 tentang Perlndungan Lahan Pertanan Pangan Berkelanjutan yang menyatakan bahwa pelaksanaan kegatan pertanan dalokaskan d kawasan pedesaan dengan menetapkan lahan pertanan berdasarkan krterakrtera yang sudah dtetapkan sehngga terdapat adanya alokas lahan pertanan sawah yang jelas dalam suatu daerah. ntuk tu dlakukan peneltan yang mempredkskan luas lahan pertanan berdasarkan kecenderungan alh fungs lahan sawah d Kabupaten Lamongan. Sebaga langkah penentu dalam proses peneltan, dperlukan dentfkas terhadap faktor-faktor yang mempengaruh alh fungs lahan sawah. Alh fungs lahan sangat mungkn dpengaruh oleh lokas dar tap kecamatan terhadap kecamatan lan maka penggunaan analss GWR (Geographcally Weghted Regresson) adalah analss yang danggap tepat sebaga upaya pendekatan analss yang melbatkan unsur lokas

2 JRNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: ( Prnt) C-10 (faktor geografs) untuk mengolah data-data terkat alh fungs lahan sawah d Kabupaten Lamongan. II. METODE PENELITIAN A. Metode Pengumpulan Data Dalam peneltan n metode pengumpulan data dlakukan dengan menggunakan teknk surve data sekunder. Surve data sekunder terdr atas surve nstansonal untuk memperoleh data sekunder yang memlk relevans dengan pembahasan dalam peneltan serta surve lteratur. B. Metode Analss ntuk memperoleh faktor-faktor yang mempengaruh alh fungs lahan sawah Kabupaten Lamongan dlakukan beberapa tahapan analss berkut: 1. Identfkas Karakterstk Alh Fungs Lahan Sawah Dalam mengdentfkas karakterstk alh fungs lahan dlakukan melalu overlay dengan tujuan mendapatkan peta jens alh fungs lahan d Kabupaten Lamongan yang tdak sesua dengan dokumen Rencana Tata Ruang Kabupaten Lamongan. Penggunaan Lahan Tahun 009 Penggunaan Lahan Tahun 01 Gambar 1. Proses Overlay Luas Penggunaan Lahan Pertanan Tahun 009 Overlay Luas Penggunaan Lahan Pertanan Tahun 01 Luas Konvers Lahan Pertanan Sawah Karakterst k Konvers Lahan Pertanan Sawah. Analss Faktor-Faktor yang Mempengaruh Alh FungsLahan Sawah Sebelum menggunakan analss GWR terlebh dahulu mencar nla raso dar varabel yang dtentukan dantaranya raso harga lahan, raso nla produks dan raso aksesbltas wlayah. Keterangan: Nla produks non pertanan ( sektor ndustr, perdagangan dan jasa, perumahan/konstruks) Setelah mengetahu nla-nla dar varabel datas kemudan dlakukan analss faktor-faktor yang mempengaruh alh fungs lahan sawah dengan teknk GWR dengan beberapa tahapan [6] : 1. Regres Lner Dlakukan uj serentak dan uj parsal untuk mengetahu sgnfkans parameter terhadap varabel respon secara bersama-sama dan parsal dengan menggunakan taraf sgnfkans 0% (α = 0%). Regres Stepwse Menyeleks varabel predktor yang masuk ke dalam model sesua dengan krtera. Varabel yang danggap menganggu kebakan model akan delmnas, sehngga menghaslkan varabel-varabel predktor yang sgnfkan berpengaruh terhadap pelayanan dstrbus ar bersh. 3. Pengujan Asums Klask Pengujan asums klask terdr dar 3 (tga), yatu: a. j Heteroskedaststas Meregreskan absolut resdual terhadap varabelvarabel predktor dengan menggunakan j Glejser. Jka ada varabel predktor yang sgnfkan maka varans resdual cenderung tdak homogen yang artnya terdapat kecenderungan awal spasal ttk. Daerah penolakan : Tolak H 0, jka F htung > F α(p,n-p-1) b. j Autokorelas j autokorelas dlakukan dengan menggunakan j Durbn Watson dengan hpotess sebaga berkut: H 0 : 0 (Resdual Independen) H 1 : 0 (Resdual Tdak Independen) Keputusan: Membandngkan d hasl pengujan dengan nla d (nla batas bawah dar tabel Durbn-Watson) dan nla d L (nla batas atas dar tabel Durbn-Watson). H 0 dtolak apabla nla d htung berada pada selang 4 atau d d 4 d ). d dan d ( c. j Asums Berdstrbus Normal Pengujan asums resdual berdstrbus normal pada peneltan n dlakukan dengan menggunakan uj Kolmogorov-Smrnov. 4. j Efek Spasal Pengujan efek spasal melput pengujan dependens spasal dan heterogentas spasal. Pengujan dependens spasal dlakukan dengan menggunakan statstk uj Moran s I. Jka terjad efek dependens spasal maka kasus tersebut dapat dselesakan dengan menggunakan pendekatan area. Hpotess yang dgunakan adalah: H 0 : I 0 (tdak ada dependens spasal) H 1 : I 0 (ada dependens spasal) Sem entara pengujan heterogentas spasal dlakukan dengan menggunakan statstk uj Breusch-Pagan Test (BP test). Jka terdapat efek heterogentas spasal maka pendekatan ttk (analss GWR) tepat dgunakan untuk melakukan permodelan secara spasal. Hpotess yang dgunakan adalah: H 0 :... 1 n (homokedaststas) H 1 : (heterokedaststas) j

3 JRNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: ( Prnt) C-11 Statstk uj : BP 1 T T 1 f A( A A) Daerah penolakan : tolak H 0 jka BP> A p T f atau p-value< α 5. GWR (Geographcally Weghted Regresson) GWR memungknkan parameter bag masng-masng lokas dalam pengamatan untuk dduga dan dpetakan, sehngga hal n akan membantu dalam pembentukan model regres yang lebh tepat bla dbandngkan dengan analss regres basa. Pada analss GWR, setap parameter dhtung pada setap ttk lokas, sehngga setap ttk lokas geografs mempunya nla parameter regres yang berbeda-beda. GWR dtuls sebaga berkut. y p 0 ( u, v ) k ( u, v ) k 1 x k 11 Pucuk (105) 1 Sukodad (67) 13 Lamongan (61) 14 Tkung (111) 15 Sarrejo (5) 16 Deket (9) 17 Glagah (80) 18 Karangbnangun (6) 19 Tur (63) 0 Kaltengah (6) 1 Karanggeneng (7) Sekaran (9) 3 Maduran () 4 Laren (4) 5 Solokuro (5) 6 Pacran (116) 7 Brondong (8) Jumlah Sumber : Hasl analsa, 014 ( u, v ) adalah ttk koordnat longtude dan latttude lokas ke-, u, v ) merupakan koefsen regres varabel k ( predktor ke-k untuk lokas ke-. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identfkas Karakterstk Alh Fungs Lahan Sawah Karakterstk alh fungs lahan dapat dlhat dar jens perubahan penggunaan lahannya [7]. Terdapat 4 jens alh fungs lahan pertanan sawah yang ada d Kabupaten Lamongan selama tahun , yatu: 1. Alh fungs lahan pertanan sawah terhadap permukman. Alh fungs lahan pertanan sawah terhadap ndustr 3. Alh fungs lahan pertanan sawah terhadap perdagangan dan jasa Dalam peneltan n, analsa untuk melhat adanya alh fungs lahan pertanan sawah d Kabupaten Lamongan menggunakan analsa ctra dan overlay dar peta penggunaan lahan dan rencana penggunaan lahan yang terdapat dalam RTRW Kabupaten Lamongan, dengan mengkhususkan melhat perubahan fungs lahan sawah ke penggunaan lahan terbangun pada tahun 009 sampa tahun 01. Tabel 1. Luas Lahan Sawah Teralhfungs No Luas Lahan Pertanan Sawah (Ha) Luas Lahan Terkonvers (Ha) Sukorame (9) Bluluk (3) 3 Ngmbang (4) 4 Sambeng (36) 5 Mantup (15) 6 Kembangbahu (15) 7 Sugo (108) 8 Kedungprng (39) 9 Modo (145) 10 Babat (154) Gambar. Peta Letak Alh Fungs Lahan Sawah d Kabupaten Lamongan Keterangan : ttk merah B. Analss Faktor-Faktor yang Mempengaruh Alh Fungs Lahan Sawah Dalam menganalss faktor-faktor yang mempengaruh alh fungs lahan sawah d Kabupaten Lamongan selan menggunakan analss GWR melalu mntab juga menggunakan software R yang dlakukan untuk memperoleh varabel penentu yang sgnfkan mempengaruh alh fungs lahan sawah pada tap kecamatan d wlayah peneltan. Varabel yang dgunakan telah dtentukan berdasarkan kajan pustaka yang terdr dar: Tabel. Varabel yang dduga Mempengaruh Alh Fungs LahanSawah Varabel Varabel yang dduga Mempengaruh Alh Respon dan Fungs Lahan Pertanan Sawah Predktor Y 1 Luas lahan pertanan sawah teralh fungs (Ha) X 1 Kepadatan penduduk (jwa/km) X Raso harga lahan pertanan dan non pertanan X 3 Raso nla produks pertanan dan non pertanan Raso aksesbltas wlayah X 4 Sumber: Hasl analsa, 014

4 JRNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: ( Prnt) C-1 Tabel 3. Varabel Peneltan No (Y) (X1) (X) (X3) (X4) 1 Sukorame 9 485,1 1,7 1,5 Bluluk ,34 1,7 3 Ngmbang ,7 0,94,1 4 Sambeng ,77 0,8 1,6 5 Mantup ,54 1,1,13 6 Kembangbahu ,35 1,06 1,64 7 Sugo ,68 1,09 1,76 8 Kedungprng ,74 1,61, 9 Modo ,08 1,1 1,73 10 Babat ,14 4,46 1,9 11 Pucuk ,38 1,1,0 1 Sukodad ,96 1,67 1,77 13 Lamongan ,50 3,43, 14 Tkung ,86 0,95,14 15 Sarrejo 5 475,14 0,85 1,6 16 Deket ,9 1,58 1,75 17 Glagah ,3 1,35 1,8 18 Karangbnangun ,8 1,41 1,83 19 Tur ,95 1,3 1,75 0 Kaltengah ,3,13 1,79 1 Karanggeneng ,88 1,45 1,77 Sekaran ,6 1,1 1,76 3 Maduran 866,1 1,54 1,59 4 Laren ,49 1,63 5 Solokuro 5 451, 1,1 1,5 6 Pacran ,4 1,8 7 Brondong ,3 0,16 1,64 Sumber : Hasl analsa, 014 Varabel harga lahan berdasarkan data kecamatan serta nformas dar pegawa pemerntahan d masng-masng kecamatan sehngga ddapatkan rata-rata harga lahan pasar (bukan NJOP) d Kabupaten Lamongan. Sedangkan varabel raso nla produks merupakan perbandngan antara varabel produks dar sektor pertanan dan sektor non pertanan (perumahan, perdagangan, hotel dan restoran serta ndustr). Data yang dgunakan untuk varabel n adalah menggunakan data PDRB Kabupaten Lamongan per kecamatan, karena dalam PDRB mampu melhat besaran nla produks yang dhaslkan dar masng-masng sektor dalam Jutaan Rupah. Sektor perumahan tdak dsebutkan secara spesfk dalam PDRB per kecamatan, sehngga menggunakan sektor konstruks bak untuk bangunan gedung maupun perumahan. Sektor perdagangan dan jasa komersl menggunakan sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor ndustr menggunakan sektor ndustr. Varabel Raso aksesbltas wlayah merupakan perbandngan antara data total luas panjang jalan masngmasng kecamatan (km) dengan total luas wlayah (km ). Kepadatan penduduk Kabupaten Lamongan cenderung mengalam penurunan dalam kurun waktu lma tahun, dan kepadatan penduduk tertngg berada pada kecamatan Lamongan dan terendah pada kecamatan Sambeng. Raso harga lahan d Kabupaten Lamongan berksar antara 1,6 4 yang berart rata-rata harga tanah non pertanan lebh tngg (empat kal lpat) dar rata-rata harga tanah pertanan dmana kecamatan dengan raso tertngg adalah Pacran hal n karena d Pacran akan dbangun sentra ndutr bag Kabupaten Lamongan bak ndustr kecl, sedang maupun ndustr besar dan yang terendah berada pada Sekaran. ntuk Raso nla produks berksar antara 0,16 4,46; raso terkecl terdapat pada Brondong hal n dsebabkan aktvtas penduduk Brondong mayortas berada pada sektor perkanan tangkap sebaga kawasan Mnapoltan Kabupaten Lamongan dan raso nla produks tertngg terdapat pada Babat sebaga salah satu kawasan perkotaan Kabupaten Lamongan dan lokasnya yang juga berdekatan dengan Ibukota Kabupaten. Sedangkan dalam Raso aksesbltas wlayah berksar antara 1,5, dengan kecamatan raso terendah berada pada Solokuro sebaga kawasan pedesaan yang ddomnas kegatan pertanan dan tngkat aksesbltas tertngg adalah d lamongan sebaga Ibukota Kabupaten. 1. Regres Lner/Regres OLS Setelah dlakukan pengujan secara serentak, terdapat tga varabel predktor yang berpengaruh secara sgnfkan pada model dengan menggunakan α sebesar 0% hanya X yatu Raso harga lahan. Hasl dar regres stepwse mendapatkan (dua) varabel predktor yang berpengaruh terhadap varabel respon, yatu X (Raso harga lahan) dan X4 (Raso aksesbltas wlayah).. Pengujan Asums Klask Hasl analss menyatakan bahwa dar varabel predktor, X dan X4 (Raso harga lahan dan Raso aksesbltas wlayah) terdapat 1 varabel predktor yang berpengaruh nyata (Tolak H 0 ) terhadap absolute resdual pada taraf α = 0% dengan nla sgnfkans sebesar 0,01.Dengan terdapatnya varabel yang berpengaruh nyata maka H 0 dtolak sehngga resdual bersfat heterogentas (tdak dentk), dengan demkan asums resdual dentk tdak terpenuh.hasl perhtungan statstk uj durbn watson adalah sebesar.03340, nla dl = 1,56 (untuk n=7, varabel bebas=, dan alpha=0%) yang berart bahwa nla statstk uj durbn watson lebh besar dar d L menandakan bahwa H 0 gagal dtolak atau tdak ada korelas antar resdual atau resdual telah memenuh asums ndependen.nla KS sebesar 0,14 dan nla sgnfkans lebh besar dar 0,150 (>15%), sehngga H 0 dtolak. Oleh karena tu, dapat dsmpulkan bahwa resdual telah memenuh asums kenormalan. 3. j Efek Spasal Pada peneltan n menggunakan pengujan heterogentas spasal menggunakan statstk uj Breusch- Pagan. Hasl uj spasal dengan taraf sgnfkans 0% menunjukkan bahwa luas alh fungs lahan sawah d Kabupaten Lamongan memlk pengaruh ttk atau bsa dkatakan pengaruh lokas dengan bass heterogentas, yang artnya pengaruh ttk ataupun heterogentas tersebut untuk masng-masng kecamatan berbeda satu sama lan. 4. GWR Fungs pembobot dgunakan adalah fungs pembobot yang dperoleh dar Bsquare yatu pada AIC 93,368 karena terkat dengan eror yang dhaslkan mnmum dan nla R yang dhaslkan maksmum yatu 0,83. Dar hasl GWR yang dperoleh varabel yang sgnfkan berpengaruh terkat dengan lahan pertanan sawah teralh fungs dengan membandngkan t htung masng-masng varabel yang

5 JRNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: ( Prnt) C-13 berpengaruh untuk tap kecamatan dengan t tabel jka t ht t 0,1;16857 = 1,33 artnya parameter tersebut t / ; 1 / sgnfkan d kabupaten yang duj. Berdasarkan hasl perhtungan GWR dperoleh varabel secara lokal yang sgnfkan berpengaruh yang terdr dar Raso harga lahan (X) dan Raso aksesbltas wlayah (X4). Hasl analsa GWR melalu faktor pembobot Bsquare dperoleh persamaan model untuk tap-tap kecamatan dan dar persamaan model tersebut secara ndvdu menghaslkan kelompok-kelompok dengan varabel yang berpengaruh secara spasal. selanjutnya dgunakan sebaga nput dalam menganalsa kecenderungan perkembangan alh fungs lahan pertanan sawah d Kabupaten Lamongan pada tahapan lan dalam rangkaan peneltan. Berdasarkan perhtungan GWR menghaslkan kelompok-kelompok model yang terdr dar beberapa kecamatan, antara lan : Tabel 4. Varabel Sgnfkan dalam GWR per Kelompok Faktor Berpengaruh Faktor Berpengaruh Kelompok A Kelompok C Sukorame X Sarrejo X,X4 Bluluk X Deket X,X4 Ngmbang X Babat X,X4 Sambeng X Pucuk X,X4 Kedungprng X Tur X, X4 Kelompok B Lamongan X,X4 Kembangbahu X4 Tkung X,X4 Sugo X4 Sekaran X, X4 Mantup X4 Kelompok C. Modo X4 Kaltengah X, X4 Sukodad X4 Solokuro X,X4 Karanggeneng X4 Pacran X,X4 Maduran X4 Glagah X, X4 Laren X4 Karangbnangun X, X4 Brondong X4 Sumber : Hasl analsa, 014 Kelompok A (X) Kelompok n adalah kelompok yang luas alh fungs lahan sawahnya dpengaruh oleh raso aksesbltas wlayah. Kelompok n terdr dar 9 kecamatan yatu Mantup, Kembangbahu, Sugo, Modo, Sukodad, Karanggeneng, Maduran, Laren, dan Solokuro merupakan kawasan perdesaan yang memlk fungs kegatan kurang lebh adalah pertanan, permukman, perdagangan dan jasa, serta perkebunan. Pada 9 kecamatan tersebut aksesbltas wlayah cukup bagus dengan dlalunya jalan kolektor sekunder sebaga aksesbltas utama antar kecamatan, selan tu untuk Modo juga dlalu oleh jalan kolektor prmer sebaga perlntasan jalan antar Kabupaten sedangkan pada Sukodad dlalu jalan arter prmer yang merupakan perlntasan jalan Nasonal antar provns. Sukorame Bluluk Ngmbang Sambeng Kedungprng Tabel 5. Kelompok A Sumber : Hasl analsa, 014 Kelompok B (X4) Y = 40, ,817 X Y = 31, ,413 X Y = 50,17 + 3,16 X Y = 85, ,07 X Y = 30, ,417 X Kelompok n adalah kelompok yang luas alh fungs lahan sawahnya dpengaruh oleh raso harga lahan pasar d masng-masng kecamatan yang terdr dar Sukorame, Bluluk, Ngmbang, Sambeng, dan Kedungprng merupakan kawasan perdesaan yang memlk fungs kegatan kurang lebh adalah pertanan, permukman, perdagangan dan jasa, perkebunan serta kehutanan. Lma kecamatan n berada pada bagan selatan Kabupaten Lamongan. Dalam RTRW Kabupaten Lamongan dsebutkan bahwa arahan pengembangan wlayah Lamongan bagan selatan adalah sektor ndustr sepert ndustr pabrk rokok yang akan dbangun d Ngmbang serta pengembangan ndustr agropoltan. Hal n dlakukan karena masng-masng kecamatan penggunaan lahannya mash belum beragam sedangkan wlayahnya relatf luas. Jka harga lahan menngkat dalam asums sebesar Rp 1 maka akan memberkan nla tambah terhadap alh fungs lahan sawah sekan Ha. Mantup Kembangbahu Sugo Modo Sukodad Karanggeneng Maduran Laren Solokuro Tabel 6. Kelompok B Sumber : Hasl analsa, 014 Kelompok C (X, X4) Y = 40,873 0,160 X4 Y = 18,66 0,159 X4 Y = 87,3 0,177 X4 Y = 44,778 0,147 X4 Y = 194,68 0,315 X4 Y = 189,786 0,17 X4 Y = 43,41 0,360 X4 Y = 44,38 0,344 X4 Y = 5,517 0,347 X4 Kelompok n terdr dar kecamatan-kecamatan yang berada pada kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan antara lan Babat, Pucuk, Lamongan, Tkung, Sarrejo, Deket, Tur dan Sekaran. Secara geografs, letak kecamatan n salng berdekatan dan masng-masng dlalu oleh jalan arter prmer. Sehngga pada nterpretas nla pengaruh model, hasl dar Y lebh besar dar kelompok selanjutnya yang berart luas alh fungs lahan d kecamatan dalam kelompok n lebh besar dar kecamatan-kecamatan pada kelompok selanjutnya.

6 JRNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: ( Prnt) C-14 Babat Pucuk Lamongan Tkung Sarrejo Deket Tur Sekaran Tabel 7. Kelompok C Y = 7, ,776 X 0,150 X4 Y = 155, ,07 X 0,97 X4 Y = 156, ,97 X 0,9 X4 Y = 16, ,44 X 0,95 X4 Y = 17, ,1 X 0,313 X4 Y = 89, ,85 X 0,68 X4 Y = 13, ,568 X 0,33 X4 Y = 168,83 + 4,459 X 0,313 X4 Sumber : Hasl analsa, 014 Kelompok C. (X, X4) Perbedaan dengan kelompok sebelumnya terletak pada jumlah luasan/besaran nla pengaruh terhadap luasan alh fungs lahan sawah ke lahan terbangun yang nantnya mempengaruh kecenderungan perkembangan alh fungs lahan sawah d Kabupaten Lamongan. Pada kelompok n terdr dar Glagah, Karangbnangun, Kaltengah, Brondong, dan Pacran. Secara letak kelma kecamatan n berada dekat dengan kawasan perkotaan dan kecamatan Brondong serta Pacran merupakan kawasan perkotaan. Sedangkan Karangbnangun dan Kaltengah merupakan kawasan perbatasan antara Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresk. Glagah Karangbnangun Kaltengah Brondong Pacran Tabel 8. Kelompok C. Sumber : Hasl analsa, 014 Y = 79,119 X 0,48 X4 Y = 7,65 X 0,173 X4 Y = 43,570 X 0,177 X4 Y = 4,057 X 0,04 X4 Y = 30,939 X 0,164 X4 wlayah peneltan, yatu raso harga lahan (X) dan raso aksesbltas wlayah (X4). Pada dua varabel yang sgnfkan mempengaruh alh fungs lahan sawah d kabupaten Lamongan menghasl kelompok-kelompok kecamatan yang mempunya kesamaan karakterstk yang bsa mempengaruh nla penambahan luas alh fungs lahan sawah d Kabupaten Lamongan. CAPAN TERIMA KASIH Penuls Mersa Kurnasar mengucapkan terma kash kepada bapak Putu Gde Arastta, ST., MT., yang telah membmbng penelt hngga mampu menyelesakan peneltan n hngga akhr. Terma kash pula kepada phakphak terkat yang menjad sumber dan/atau responden yang membantu menyukseskan peneltan n. DAFTAR PSTAKA [1] Arsyad, Stanala, dkk Penyelamatan Tanah, Ar dan Lngkungan. Jakarta : Crespent Press dan Yayasan Obor Indonesa [] Kantor Pertanahan Kabupaten Lamongan. 01. Data Ijn Lokas Kabupaten Lamongan. [3] Badan Pusat Statstk Kabupaten Lamongan Surve Pertanan Produks Pad dan Palawja. [4] Badan Pusat Statstk Kabupaten Lamongan PDRB Lamongan menurut lapangan saha. [5] Ra, dkk Persangan Pemanfaatan Lahan dan Ar, Perspektf Keberlanjutan Pertanan dan Kelestaran Lngkungan. Denpasar : dayana nversty Press [6] Brundsdon, C., Fotherngham, A. S. dan Charlton, M. E Geographcally Weghted Regresson: A Method for Explorng Spatal Nonstatonarty, Geographcal Analyss, 8, hal [7] Soemarno, 013. Konvers Lahan. Bahan Ajar Mata Kulah Landuse Plannng & Land Management. Malang : nverstas Brawjaya IV. KESIMPLAN Berdasarkan hasl analsa dan pembahasan yang telah dlakukan pada peneltan n, maka dapat dsmpulkan bahwa: 1) Jens alh fungs lahan sawah d Kabupaten Lamongan pada tahun antara lan Alh fungs lahan pertanan sawah terhadap permukman; Alh fungs lahan pertanan sawah terhadap ndustr; Alh fungs lahan pertanan sawah terhadap perdagangan dan jasa ) Melalu analss GWR, proses analss faktor-faktor yang mempengaruh alh fungs lahan sawah d Kabupaten Lamongan dapat memunculkan hasl yang lebh spesfk terkat faktor yangbersfat lokal pada masng-masng lokas dengan melhat keragaman antar wlayah pada masng-masng kecamatan tersebut yang kemudan dhaslkan suatu model per kecamatan sebaga nput pada analss peneltan selanjutnya yatu kecenderungan perkembangan alh fungs lahan sawah. 3) Terdapat varabel yang berpengaruhdalam mempengaruh luasan alh fungs lahan sawah d

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertanian di Kabupaten Lamongan

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertanian di Kabupaten Lamongan JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) 1 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertanian di Kabupaten Lamongan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur

Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur D-414 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Prnt) Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruh Produks Pad d Jawa Tmur Ajeng D. P. Sar dan Wwek Setya Wnahju Jurusan Statstka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR Andyono; Rokhana Dw Bekt; Edy Irwansyah Computer Scence Department, School

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENEITIAN Peneltan n merupakan peneltan deskrptf, yang dalam penulsannya dmaksudkan untuk menjabarkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan konds wlayah peneltan. Analss dlakukan secara kualtatf

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB 73 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan n adalah nla tambah sektor pertanan untuk PDRB Jawa Barat berupa data tme seres perode 1985-005. selan tu penuls memlh varabel yang mempengaruhnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian 58 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan merupakan varabel-varabel yang menjad perhatan penelt. Peneltan n terdr dar dua varabel yatu ndependent varable/varabel bebas (X)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneltan n penuls bermaksud untuk menelt bagamana pengaruh perubahan kebjakan moneter terhadap jumlah kredt yang dberkan oleh bank pada beberapa kelompok bank berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

Pemodelan Jumlah Kasus Penyakit Tetanus Neonatorum di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Geographically Weighted Zero-Inflated Poisson Regression (GWZIPR)

Pemodelan Jumlah Kasus Penyakit Tetanus Neonatorum di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Geographically Weighted Zero-Inflated Poisson Regression (GWZIPR) JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol., No., () (98X Prnt) D9 Pemodelan Jumlah Kasus Penyakt etanus Neonatorum d Jawa mur ahun dengan Geographcally Weghted ZeroInflated Posson Regresson (GWZIPR) Rath Kumala Puspa

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB IV TRIP GENERATION

BAB IV TRIP GENERATION BAB IV TRIP GENERATION 4.1 PENDAHULUAN Trp Generaton td : 1. Trp Producton 2. Trp Attracton j Generator Attractor - Setap tempat mempunya fktor untuk membangktkan dan menark pergerakan - Bangktan, Tarkan

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Studi Kasus Data PDRB per Kapita di Provinsi Jawa Timur)

ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Studi Kasus Data PDRB per Kapita di Provinsi Jawa Timur) ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Stud Kasus Data PDRB per Kapta d Provns Jawa Tmur) Wahyu Sr Lestar ), Gandh Pawtan ), Mndra Jaya 3) ) Mahasswa Program Magster

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

Pemodelan Geographically Weighted Regression (GWR) Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

Pemodelan Geographically Weighted Regression (GWR) Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Statstka, Vol. 3, No., November 015 Pemodelan Geographcally Weghted Regresson (GWR) Pada Tngkat Kemsknan d Provns Jawa Tengah Monca Frda Agustna 1, Rochd Wasono, Moh. Yamn Darsyah 3 1,,3) Program Stud

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

Pemodelan Tingkat Kesejahteraan Penduduk Propinsi Kalimantan Selatan dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR)

Pemodelan Tingkat Kesejahteraan Penduduk Propinsi Kalimantan Selatan dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR) Prosdng Semnar Nasonal MIPA 06 Peran Peneltan Ilmu Dasar dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan Jatnangor, 7-8 8 Oktober 06 ISBN 978-60 60-76 76-- Pemodelan Tngkat Kesejahteraan Penduduk Propns Kalmantan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel atau lebih dari dua variabel independen X 1, X 2, X 3,...,X i terhadap satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel atau lebih dari dua variabel independen X 1, X 2, X 3,...,X i terhadap satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analss Regres Berganda Analss regres berganda adalah suatu metode untuk meramalkan nla pengaruh dua varabel ndependen atau lebh terhadap satu varabel dependen. Lebh mudahnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci