METODE KORELASI BARU PADA PENYETELAN PENGENDALI PID DENGAN PENDEKATAN MODEL EMPIRIK FOPDT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE KORELASI BARU PADA PENYETELAN PENGENDALI PID DENGAN PENDEKATAN MODEL EMPIRIK FOPDT"

Transkripsi

1 ISSN METODE KORELASI BARU PADA PENYETELAN PENGENDALI PID DENGAN PENDEKATAN MODEL EMPIRIK FOPDT Abdul Wahd dan Rudy Gunawan 2 Laboratorum Sstem Proses Kma Departemen Teknk Gas dan Petrokma Progam Stud Teknk Kma Fakultas Teknk Unverstas Indonesa Kampus UI Depok, Depok 6424 Telp. (2) , E-mal: 2 wahd@che.u.edu rudeng_pm@yahoo.com Abstrak Untuk mendapatkan knerja pengendal PID yang optmum dperlukan metode tunng yang dapat memberkan respon lup tertutup yang optmum. Knerja optmum dapat dnyatakan dengan jumlah luas error mutlak, IAE, yang mnmum dar respon lup tertutup. Metode Korelas Baru dapat dperoleh dengan mengkorelaskan hasl tunng tral error dengan IAE mnmum, dengan parameter lup terbuka sstem dengan model emprk FOPDT. Korelas yang dperoleh memberkan IAE rata-rata dar 2 model fungs yang dpaka sebesar (IAE metode Cohencoon = , metode Lopez =.9923, metode Dahln = , metode Zegler Nchols = 7.66). Salah satu contoh penerapan tunng Metode Korelas Baru pada alat Pressure Control (Laboratorum Dasar Proses Operas Departemen Teknk Gas dan Petrokma, FTUI) juga memberkan knerja pengendal yang lebh bak. Abstract In order to obtan optmum PID controller performance, tunng method that able to perform optmum close loop response s needed. Optmum performance can be stated by the mnmum close loop response area of Integrated Absolute area of Error, IAE. The New Correlaton tunng method can be obtaned by correlatng the result of tral error tunng method wth mnmum IAE, along wth open loop parameters wth FOPDT emprcal method. The acqured correlaton gves average IAE of from 2 transfer functon model. (Cohen Coon tunng method gves IAE = , Lopez tunng method gves IAE =.9923, Dahln tunng method gves IAE = , Zegler Nchols tunng method gves IAE = 7.66). One of the applcaton of New Correlaton tunng method on Pressure Control (Basc Unt Operaton Laboratory, Departemen Gas and Petrochemcal Faculty of Engneerng Unversty of Indonesa) shows better controller performance.. Pendahuluan Pada sebuah proses kma dalam sebuah pabrk atau laboratorum, banyak terdapat fenomena yang terjad bak secara fss maupun secara kma, sepert alran yang bergelombang dar satu tabung bejana ke bejana lannya, caran yang menddh dan bergelembung, dan fenomena lan yang selalu berubah secara terus menerus, terkadang dengan fluktuas yang kecl dan kadang dengan akbat perubahan yang besar. Kesmpulannya bahwa segala fenomena yang ada d duna n merupakan sesuatu yang dnams. Kalmat n mengandung pengertan yang menjad kunc pentng untuk pengendalan proses, yatu adanya gangguan atau perubahan yang tdak dngnkan sehngga varabel-varabel tertentu dapat kta kendalkan. Pengendalan sebuah sstem sangat pentng bag suatu proses, karena sfat proses yang dnamk (berubah dar waktu ke waktu). Dalam pengendalan berumpan balk (feedback controller) dkenal jens-jens pengendal antara lan: P (proporsonal), I (Integral), D (Dervatf), yang masng-masng memlk aks berbeda terhadap respon sstem. Masng-masng aks dpengaruh oleh konstanta-konstanta pengendal (K C,, D ). Pengendal PID tetap merupakan pendekatan sstem kendal yang banyak dgunakan pada proses ndustr karena kelebhannya yang dapat terus berkembang dalam teor kendal. Fakta lan adalah lebh dar 9 % lup pengendal adalah pengendal PID tdak hanya karena strukturnya yang sederhana tap juga kemampuannya untuk dterapkan pada aplkas proses ndustr [] Penentuan konstanta pengendal yang merupakan suatu hal yang pentng untuk mendapatkan knerja pengendal yang optmum dantaranya, IAE atau Integral Absolute Error-nya mnmum. IAE (Integral Absolute Error) menunjukkan luas daerah antara perbedaan grafk varabel yang dkontrol dengan grafk nput dalam hal

2 ISSN n perubahan set pont, dengan demkan IAE mnmum juga menunjukkan oslas, overshoot, settlng tme, dan rse tme yang mnmum juga, sepert dtunjukkan pada Gambar. Krtera pengendal yang bak [2] yatu pengendal yang memberkan respon dengan: Oslas Overshoot (puncak grafk respon) Settlng Tme (waktu untuk mencapa ±5 % dar nla kestablan) Rse Tme (waktu untuk mencapa set pont). yang mnmum serta tdak memlk offset pada waktu kestablan tercapa. Gambar. Contoh Respon Lup Tertutup Luas daerah pada Gambar tergantung pada knerja pengendal yang dpaka, sehngga tergantung pada metode korelas yang dpaka untuk melakukan tunng untuk menentukan parameter parameter pengendal. Korelas untuk menentukan parameter-parameter pengen-dal yang dperoleh setelah pendekatan sstem dengan model emprk FOPDT (frst order plus dead tme) yang ada, mash memlk nla error yang cukup besar sehngga dperlukan suatu korelas baru yang lebh bak dalam menentukan nla parameter-parameter pengendal yang akan dpaka. Tral error merupakan salah satu pendekatan yang dapat dgunakan untuk menghaslkan parameter PID yang dapat memberkan kestablan pada sstem [3]. Hasl korelas n dapat lebh doptmalkan dengan mencar korelas baru yang berdasarkan pada model emprk FOPDT. Dengan demkan akan dcapa pengendalan proses yang bak sesua dengan yang dngnkan pada suatu proses. Untuk mendapatkan penyetelan pengendal yang lebh bak penelt mencar suatu korelas baru untuk sstem kendal dengan pendekatan model emprk FOPDT, agar dperoleh nla konstanta pengendal PID yang memberkan kesalahan lebh kecl. 2. Metode Pembuatan Korelas Baru Metode yang dgunakan untuk menghaslkan korelas baru n, menggunakan langkah-langkah sebaga berkut:. Melakukan permodelan sstem proses (Plant, valve, sensor, dll) untuk banyak sstem, yang menghaslkan banyak fungs alh, dengan berbaga karakterstk hasl dar persamaan konsekutf [4]. 2. Membuat respon sstem lup terbuka dengan menggunakan masukkan step 3. Membuat FOPDT dar hasl respon lup terbuka dengan menggunakan metode PRC, untuk mendapatkan parameter-parameter dalam penyetelan (Kc,, D ). 4. Menentukan nla-nla konstanta yang memberkan nla IAE mnmum dengan cara tral and error. 5. Mengkorelaskan parameter-parameter penyetelan (K,, θ) dengan konstanta-konstanta pengendal yang dperoleh dengan metode tral and error untuk setap model. 6. Menguj fttng kurva yang dhaslkan dar korelas parameter penyetelan dan konstanta pengendal dengan menggunakan beberapa sembarang model yang tdak (belum) dgunakan sebelumnya. Peneltan n menggunakan 26 model proses yatu fungs alh proses dengan orde satu. Kemudan model tersebut dgunakan sebaga model yang akan dtentukan konstanta pengendalnya yatu dengan pendekatan emprk FODPT dengan fungs alh G dmana θ s Ke G = s + () 2

3 ISSN dengan metode FOPDT yang dgunakan yatu PRC Cecl L Smth [5] dengan menggunakan: K = / δ (2) =.5 ( t63% t28% ) (3) θ = t 63% (4) dengan = besarnya perubahan varabel keluaran dan δ = besarnya perubahan varabel masukkan yang mempengaruh varabel keluaran, t 63% dan t 28% masng-masng adalah waktu respon keluaran saat mencapa 63% dan 28% nla akhr dar varabel keluaran. Sedangkan bentuk fungs alh pengendal PID yang dgunakan (Junxa Mu, Davd Rees, Cer Evans and Neophytos Chras, Desgn of Optmum Controllers for Gas Turbne Engnes The 4th Asan Control Conference, September 25-27, Sngapore, 22.) 2 Kc(.. D s + s + ) GC = (5) s dengan dagram block yang dgunakan sebaga sstem kendal sepert Gambar 2. SP(s) + E(s) G C(s) MV(s) - G v(s) G P(s) CV(s) CV m(s) G S(s) Gambar 2. Blok Dagram Fungs Alh Sstem Kendal 3. Menguj Hasl Korelas Hasl yang dperoleh dar pengkorelasan sebelumnya dgunakan kembal untuk melakukan penyetelan sebuah model sstem kendal. Hasl dar penyetelan n kemudan duj dengan menghtung nla IAE (error) atau kesalahan dar perubahan pada varbel yang dkendalkan setelah nla konstanta pengendal dmasukkan pada sstem kendal lup tertutup. IAE = SP ( t ) CV ( t ) dt (6) Jka nla IAE yang dhaslkan bernla kecl maka model dapat danggap cukup vald dengan demkan korelas antara parameter penyetelan dan konstanta pengendal hasl tral and error bsa danggap vald. Jka nla IAE mash besar maka korelas yang dhaslkan mash salah dan perlu dbuat suatu model korelas lan. Untuk menguj model persamaan yang ddapat dgunakan sstem dengan fungs alh sebaga berkut: 5 GP () s = (7) 3s +.6 GV () s = (8) 3s + GS () s = (9) s + dmana dagram blok sstem pengendalannya adalah sepert Gambar 2, yang merupakan suatu sstem lup tertutup. Hasl FOPDT dengan menggunakan Metode Cecl L Smth dperoleh parameter-parameter FOPDT sepert pada Tabel. Tabel. Parameter FOPDT untuk Pengujan Korelas K θ Parameter FOPDT n kemudan dgunakan oleh metode metode yang akan dbandngkan (metode yang sudah ada dan metode usulan atau baru). 4. Penentuan Korelas Untuk menentukan korelas baru yang dhaslkan perlu dbuat suatu pendekatan-pendekatan yang berasal dar metode tunng yang sudah ada. Metode tunng yang dambl sebaga pendekatan untuk menghaslkan korelas antara lan: 3

4 ISSN Metode Lopez 2. Metode Cancone 3. Metode Zegler Nchols Selan tu juga dgunakan sebuah pendekatan metode baru yang berbeda dar model persamaan yang ada dar metode tunng yang sudah ada. 4. Penentuan Korelas Bedasarkan MetodeLopez Pendekatan pertama yang dlakukan adalah dar Metode Lopez dmana bentuk persamaan untuk memperoleh K C merupakan persamaan pangkat, dmana blangan yang dpangkatkan yatu raso waktu tunda dengan konstanta waktu. Korelas berdasarkan metode Lopez yang dhaslkan adalah sebaga berkut: Korelas Kc dengan bentuk persamaan b a θ KC = () K dmana a =.86 dan b = untuk metode Lopez sedangkan dar hasl regres dperoleh a =.8587 dan b = -.954, dengan R 2 =.78 (R =.884). Berbeda dengan persamaan untuk mendapatkan K C persamaan untuk merupakan persamaan pecahan dengan pemblang konstanta waktu FOPDT, dan penyebut raso waktu tunda dengan konstanta waktu. Korelas dengan bentuk persamaan = a + b 2 2 ( θ ) dmana a 2 =.74 dan b 2 = -.3 untuk metode Lopez sedangkan dar hasl regres dperoleh a 2 =.9479 dan b 2 = , dengan R 2 =.574 (R =.757). Persamaan untuk D mrp dengan KC, berbeda pada hubungan K dengan KC yang berbandng terbalk, D dengan pada persamaan n sebandng. Korelas D dengan bentuk persamaan b θ 3 D = a3 (2) dmana a 3 =.348 dan b 3 =.94 untuk metode Lopez sedangkan dar hasl regres dperoleh a 3 =.8267 dan b 3 =.958, dengan R 2 =.839 (R =.96). () 4

5 ISSN Step Response.5 Step Response Ampltude.5 Metode Cancone Metode Cohen-Coon Metode Dahln Metode Lopez Metode Zegler Nchols Metode Modfed Lopez Ampltude.5 Metode Cohen-Coon Metode Dahln Metode Lopez Metode Zegler Nchols Metode Cancone Metode Modfed Cancone a Tme (sec) Step Response 4 6 b Tme (sec) Step Response 4 6 Ampltude.5 Metode Cohen-Coon Metode Dahln Metode Lopez Metode Zegler Nchols Metode Cancone Metode Modfed Zegler Nchols Ampltude.5 Metode Korelas Baru Metode Modfed Cancone Metode Modfed Zegler Ncols Metode Modfed Lopez Tme (sec) Tme (sec) c d Gambar 3. Perbandngan Respon Berbaga Metode Tunng dengan (a) Modfkas Metode Lopez (b) Modfkas Metode Cancone (c) Modfkas Metode Zegler Nchols (d) berbaga Pendekatan Korelas Baru Gambar 3a menunjukkan bahwa respon metode Lopez yang telah dmodfkas menunjukkan hasl knerja pengendal yang lebh bak. Karakter respon yang dperoleh berbeda dengan Metode Lopez. Namun dbandngkan dengan Metode Lopez respon hasl tunng dengan korelas modfkas Lopez lebh bak. 4.2 Penentuan Korelas Bedasarkan Metode Cancone Korelas berdasarkan Metode Cancone yang dhaslkan adalah sebaga berkut: Korelas Kc dengan bentuk persamaan a θ + b θ+ KC = (3) K Untuk metode Cancone tdak terdapat nla a dan b, karena metode n menggunakan grafk. θ Pendekatan yang dpaka n manggunakan varabel θ + K dan CK, agar dhaslkan sebuah persamaan. Hasl regres dperoleh a = dan b =.589, dengan R 2 =.666 (R =.863). Korelas dengan bentuk persamaan θ = a2 + b2 ( θ + ) (4) θ + Untuk metode Cancone tdak terdapat nla a 2 dan b 2, karena metode n menggunakan grafk (Marln, Thomas E. Process Control: Desgnng Process and control systems for Dynamc Performance. 2 ed. US θ McGraw Hll. 2.. Pendekatan yang dpaka n manggunakan varabel θ + dan θ +, agar dhaslkan sebuah persamaan. Hasl regres dperoleh a 2 = dan b 2 =.439, dengan R 2 =.4988 (R =.76). Korelas D dengan bentuk persamaan

6 ISSN θ D = a3 + b3 ( θ + ) (5) θ + Untuk metode Cancone tdak terdapat nla a 3 dan b 3, karena metode n menggunakan grafk. θ D Pendekatan yang dpaka n manggunakan varabel θ + dan θ +, agar dhaslkan sebuah persamaan. Hasl regres dperoleh a 3 =.7748 dan b 3 =.26, dengan R 2 =.752 (R =.867). Gambar 3b menunjukkan bahwa res-pon metode Lopez yang telah dmodfkas menunjukkan hasl knerja pengendal yang lebh bak. Karakter respon yang dperoleh berbeda dengan Metode Cancone, tetap sama-sama tdak ada overshoot. Namun dbandngkan dengan Metode Cancone respon hasl tunng dengan korelas modfkas Cancone lebh bak. 4.3 Penentuan Korelas Bedasarkan Metode Zegler Nchols Korelas berdasarkan metode Zegler Nchols untuk KC sama dengan yang dhaslkan Metode Lopez adalah sebaga berkut: Korelas Kc dengan bentuk persamaan b a θ KC = (6) K dmana a =.2 dan b = - untuk metode Zegler Nchols sedangkan dar hasl regres dperoleh a =.8587 dan b = -.954, dengan R 2 =.78 (R =.884). Korelas dengan bentuk persamaan = a 2 θ (7) dmana a 2 = 2 untuk metode Zegler Nchols sedangkan dar hasl regres dperoleh a 2 = 5.9, dengan R 2 =.596 (R =.772). Korelas D dengan bentuk persamaan = θ (8) D a 3 dmana a 3 =.5 untuk metode Zegler Nchols sedangkan dar hasl regres dperoleh a 3 =.835, dengan R 2 =.825 (R =.94). Sama sepert modfkas sebelumnya terlhat pada Gambar 3c menunjukkan bahwa respon metode Lopez yang telah dmodfkas menunjukkan hasl knerja pengendal yang lebh bak. 4.4 Korelas Bentuk Baru Hasl fttng dengan R yang terbak menghaslkan tga buah persamaan yang kemudan dpaka untuk tunng pada pengendal sstem kendal dengan lup tertutup. Persamaan yang dperoleh yatu tga buah persamaan lner yang menghubungkan konstanta pengendal PID hasl tral and error dengan parameter model emprk orde satu dengan waktu tunda hasl FOPDT dar Metode PRC..679* K C = (9) K =.2* (2) D =.649* θ (2) Hasl pengujan terhadap perhtungan IAE dperoleh besarnya IAE yang palng kecl jka menggunakan korelas baru dbandngkan korelas lannya (lhat Gambar 3d dan Tabel 2). Tabel 2 Perbandngan Hasl Tunng Berbaga Metode Metode IAE Overshoot Cohen-coon dahln Lopez Zegler-Nchols Cancone Modfed Zegler Nchols Modfed Cancone Modfed Lopez Korelas Baru

7 ISSN Penerapan Hasl Korelas Untuk lebh membuktkan Metode Korelas Baru memberkan knerja yang lebh bak maka salah satu contoh penerapan dlakukan dengan memaka alat pressure control yang ada pada Laboratorum Dasar Proses Operas Departemen Teknk Gas dan Petrokma FTUI. FOPDT yang dlakukan sebelum tunng dlakukan dengan menggunakan Metode Cecl L Smth dmana parameter FOPDT (K,, θ) yang dhaslkan sepert dtunjukkan pada Tabel 3. Model n d-peroleh ketka alat (sstem) d set manual tanpa kontrol. Tabel 3. Parameter FOPDT untuk Pengujan pada Pressure Control K θ Dalam melakukan FOPDT keteltan pada grafk sangat pentng karena kecepatan pencatatan respon yang berupa grafk yang lambat (6 mm/jam), sehngga akan besarnya parameter FOPDT akan senstf. Grafk open loop menunjukkan bahwa pada sstem dengan lup terbuka kebsngan (nose) mash cukup besar (± %). Dengan menggunakan FOPDT yang telah dlakukan, kemudan dlakukan tunng dengan berbaga metode untuk menghaslkan parameter penyetelan. Tabel 4 menunjukkan parameter-parameter pengendalan hasl penyetelan dengan berbaga metode termasuk metode korelas baru. Metode Tabel 4. Hasl Tunng pada Alat Pressure Control Parameter Penyetelan K C D Cohen-coon Dahln Lopez Zegler-Nchols Metode Korelas Baru Hasl korelas yang telah dhaslkan menunjukkan knerja pengendal yang bak, hal n dapat dtunjukkan dar Error! Reference source not found. 4 yang menggambarkan respon sstem pressure control. Gambar 4 menunjukkan respon hasl tunng menggunakan masng-masng dengan Metode Lopez, Metode Zegler Nchols, Metode Dahln, Metode Cohen Coon, dan Metode Korelas Baru, jka set pont dubah dar,2 kg/cm 2 menjad,3 kg/cm 2 secara tba-tba (step). 7

8 ISSN a b c d e Gambar 4. Respon Hasl Tunng pada Alat Pressure Contol dengan (a) Metode Cohen Coon (b) Metode Dahln (c) Metode Lopez (d) Metode Zegler Nchols (e) Metode Korelas Baru Perhtungan IAE (dalam mm 2 ) dar Gambar 4 menghaslkan besarnya IAE untuk masng-masng metode dtunjukkan pada Tabel 5. Dmana metode Korelas Baru memberkan IAE yang lebh kecl (IAE = 93) atau hasl knerja pengendal yang lebh optmum dbandngkan dengan metode lan. Tabel 5. IAE Hasl Penerapan pada Sstem Pressure Control Metode tunng IAE (dalam mm 2 ) Cohen-coon 2 Dahln 26 Lopez 277 Zegler-Nchols 248 Metode Korelas Baru 93 Error yang dtunjukkan dar besarnya IAE menunjukkan bahwa metode korelas baru yang dhaslkan dapat memberkan knerja yang lebh optmum. Respon yang dhaslkan oleh metode korelas baru memlk persen maksmum overshoot sebesar ± 5 % sedangkan persen maksmum overshoot yan dhaslkan oleh metode Cohen Coon sebesar ± 2,5 %. Untuk respon yang mengalam overdamped akan memlk rse tme yang lebh lama dbandngkan dengan rse tme pada sstem yang mengalam underdamped, karena sstem yang mengalam overdamped tdak memlk overshoot. Sedangkan sstem yang mengalam underdamped mengalam overshoot sehngga waktu naknya menjad cepat akan tetap mempunya kesalahan (melewat nla yang dngnkan) sehngga terjad yang dsebut dengan overshoot. 5. Kesmpulan. Model FOPDT yang dgunakan untuk melakukan penyetelan sangat mempengaruh knerja pengendal yang akan dlakukan penyetelan, semakn dekat dengan aslnya semakn bak. Model FOPDT yang palng bak adalah Metode Dr. Cecl L. Smth. 2. Semua Korelas yang merupakan modfkas dar Metode Lopez, Metode Cancone dan Metode Zegler Nchols, lebh bak dar semua korelas awalnya karena memberkan IAE yang lebh kecl, tetap mash lebh besar IAE-nya dbandngkan dengan Metode Korelas Baru. 3. Korelas Baru yang menghubungkan parameter pengendal (K C,, D ) dan parameter FOPDT (K,, θ) yang dperoleh, yang menghaslkan knerja yang optmum adalah: 8

9 ISSN * K C = =.2* D =.649* θ K 4. Rata-rata IAE yang dhaslkan untuk 2 percobaan (model sstem) sebesar (IAE metode Cohencoon = , metode Lopez =.9923, metode Dahln = , metode Zegler Nchols = 7.66). 5. Contoh penerapan Metode Korelas Baru pada alat pressure control memberkan respon yang menunjukkan knerja pengendal yang lebh bak. Karakterstk respon underdamp dan persen maksmum overshoot sebesar 5%. Daftar Pustaka [] Junxa Mu, Davd Rees, Cer Evans and Neophytos Chras, Desgn of Optmum Controllers for Gas Turbne Engnes The 4th Asan Control Conference, September 25-27, Sngapore, 22. [2] Marln, Thomas E. Process Control: Desgnng Process and control systems for Dynamc Performance. 2 ed. US McGraw Hll. 2. [3] Chng-Hung Lee, A Survey of PID Controller Desgn Based on Gan and Phase Margns(Invted Paper), Internatonal Journal of Computatonal Cognton ( Volume 2, Number 3, Pages 63, September 24. [4] Bequette, B. Wayne. Process Dynamcs: Modellng, Analyss, and Smulaton. New Jersey. Prentce Hall [5] Smth, Carlos A. & Armando B. Corrpo. Prncples and Practce of Automatc Process Control. US, John Wley & Sons Inc

Perbaikan Unjuk Kerja Sistem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB

Perbaikan Unjuk Kerja Sistem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB Perbakan Unjuk Kerja Sstem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB Endryansyah Penddkan Teknk Elektro, Jurusan Teknk Elektro,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK 34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai II. TEORI DASAR.1 Transormas Laplace Ogata (1984) mengemukakan bahwa transormas Laplace adalah suatu metode operasonal ang dapat dgunakan untuk menelesakan persamaan derensal lnear. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

Dalam sistem pengendalian berhirarki 2 level, maka optimasi dapat. dilakukan pada level pertama yaitu pengambil keputusan level pertama yang

Dalam sistem pengendalian berhirarki 2 level, maka optimasi dapat. dilakukan pada level pertama yaitu pengambil keputusan level pertama yang LARGE SCALE SYSEM Course by Dr. Ars rwyatno, S, M Dept. of Electrcal Engneerng Dponegoro Unversty BAB V OPIMASI SISEM Dalam sstem pengendalan berhrark level, maka optmas dapat dlakukan pada level pertama

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Semnar Nasonal Aplkas Teknolog Informas 004 Yogyakarta, 19 Jun 004 Aplkas Pemrograman Komputer Dalam Bdang Teknk Kma Arf Hdayat Program Stud Teknk Kma Fakultas Teknolog Industr, Unverstas Islam Indonesa

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Eksistensi Bifurkasi Mundur pada Model Penyebaran Penyakit Menular dengan Vaksinasi

Eksistensi Bifurkasi Mundur pada Model Penyebaran Penyakit Menular dengan Vaksinasi 1 Eksstens Bfurkas Mundur pada Model Penyebaran Penyakt Menular dengan Vaksnas Intan Putr Lestar, Drs. M. Setjo Wnarko, M.S Jurusan Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Insttut Teknolog

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel PRAKTIKUM 6 Penyelesaan Persamaan Non Lner Metode Newton Raphson Dengan Modfkas Tabel Tujuan : Mempelajar metode Newton Raphson dengan modfkas tabel untuk penyelesaan persamaan non lner Dasar Teor : Permasalahan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

Pengendalian Kecepatan Motor Induksi Melalui Inverter Altivar 18 Berdasarkan Kendali Fuzi Berbasis PLC

Pengendalian Kecepatan Motor Induksi Melalui Inverter Altivar 18 Berdasarkan Kendali Fuzi Berbasis PLC Sgt Budh Santoso dan Ars Rakhmad, Pengendalan Kecepatan Motor Induks Melalu Inverter Altvar 18 Pengendalan Kecepatan Motor Induks Melalu Inverter Altvar 18 Berdasarkan Kendal Fuz Berbass PLC Sgt Budh Santoso,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

Referensi: 1) Smith Van Ness Introduction to Chemical Engineering Thermodynamic, 6th ed. 2) Sandler Chemical, Biochemical adn

Referensi: 1) Smith Van Ness Introduction to Chemical Engineering Thermodynamic, 6th ed. 2) Sandler Chemical, Biochemical adn Referens: 1) Smth Van Ness. 2001. Introducton to Chemcal Engneerng Thermodynamc, 6th ed. 2) Sandler. 2006. Chemcal, Bochemcal adn Engneerng Thermodynamcs, 4th ed. 3) Prausntz. 1999. Molecular Thermodynamcs

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci