PENDUGA KEPEKATAN KERNEL BAGI FUNGSI KEPEKATAN PELUANG GAMMA. Oleh: MERYALDI G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDUGA KEPEKATAN KERNEL BAGI FUNGSI KEPEKATAN PELUANG GAMMA. Oleh: MERYALDI G"

Transkripsi

1 PENDUGA KEPEKATAN KERNEL BAGI FUNGSI KEPEKATAN PELUANG GAMMA Oleh: MERYALDI G5400 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 006

2 PENDUGA KEPEKATAN KERNEL BAGI FUNGSI KEPEKATAN PELUANG GAMMA Skripsi Sebagai salah satu syarat utuk memperoleh Sarjaa Sais pada Fakultas Matematika da Ilmu Pegetahua Alam Istitut Pertaia Bogor Oleh: MERYALDI G5400 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 006

3 RINGKASAN MERYALDI. Peduga Kepekata Kerel bagi Fugsi Kepekata Peluag. Dibimbig oleh SISWADI da I WAYAN MANGKU. Fugsi kepekata peluag yag sebearya dari suatu peubah acak sulit atau bahka tidak mugki utuk diketahui. Oleh karea itu dibuat suatu peduga bagi fugsi kepekata peluag sebagai pedekata sebara yag sebearya. Pedekata parametrik sebagai salah satu peduga kepekata peluag dirasa tidak cukup memadai megigat bayak cotoh yata di maa sebara parametrik tidak cocok. Oleh karea itu berkembag sejumlah tekik oparametrik utuk mejawab permasalaha tersebut. Peduga kepekata kerel sebagai salah satu peduga kepekata oparametrik merupaka geeralisasi yag dilakuka Parze (96) dari peduga shifted histogram yag dikembagka Roseblatt (956). Peduga kepekata kerel bergatug pada lebar pita da fugsi kerel yag diguaka, da merupaka peduga kosiste. Studi ii membahas pedugaa kepekata kerel bagi suatu data yag dibagkitka dari fugsi kepekata peluag (3,00) yag merupaka model sistem stadby di maa kompoe-kompoeya memiliki waktu ekspoesial utuk kepekata kegagala. Pedugaa dilakuka utuk ukura cotoh 5, 50, 75, da 00 yag masig-masig diulag dua puluh lima kali. Fugsi kerel yag diguaka ialah kerel seragam, segitiga, Epaechikov, da Gauss. Kualitas dari pedugaa dilihat dari mea squared error (MSE) yag dihasilka. Keempat ilai rata-rata MSE dari keempat fugsi kerel yag diguaka utuk setiap ukura cotoh tidak berbeda pada taraf yata 5%. Semaki besar ukura cotoh yag diguaka, semaki kecil ilai rata-rata MSE yag dihasilka dari keempat fugsi kerel tersebut. Grafik hasil dugaa memperlihatka bahwa kerel segitiga, Epaechikov, da Gauss meghasilka grafik yag halus. Sedagka grafik dugaa dega kerel seragam tidak halus. Dari keempat fugsi kerel yag diguaka, direkomedasika utuk megguaka fugsi kerel Epaechikov atau segitiga dalam meduga data yag dibagkitka dari sebara (3,00). Sebagai pembadig peduga kepekata kerel diguaka peduga kemugkia maksimum yag merupaka peduga parametrik. Hasil dugaa bagi fugsi kepekata peluag (3,00) dega megguaka kemugkia maksimum cederug lebih baik dibadigka hasil dugaa dega kepekata kerel. 3

4 Judul Nama NRP : Peduga Kepekata Kerel bagi Fugsi Kepekata Peluag : Meryaldi : G5400 Meyetujui : Pembimbig I, Pembimbig II, Dr. Ir. Siswadi, M.Sc. NIP Dr. Ir. I Waya Magku, M.Sc. NIP Megetahui : Deka Fakultas Matematika da Ilmu Pegetahua Alam Istitut Pertaia Bogor Dr. Ir. Yoy Koesmaryoo, MS NIP Taggal Lulus :.. 4

5 RIWAYAT HIDUP Peulis dilahirka di Jakarta pada taggal 9 Mei 98 dari ayah Azhar Mahmud da ibu Megawati. Peulis adalah aak pertama dari empat bersaudara. Peulis memulai pedidika formal di SD Negeri Kebayora Lama Utara Jakarta Selata da lulus pada tahu 995. Pedidika Sekolah Meegah Pertama ditempuh di SLTP Negeri 3 Jakarta da lulus pada tahu 998. Kemudia melajutka pedidika di SMU Negeri 47 Jakarta da lulus pada tahu 00. Pada tahu yag sama peulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Udaga Seleksi Masuk IPB. Peulis memilih Program Studi Matematika, Fakultas Matematika da Ilmu Pegetahua Alam. Selama megikuti perkuliaha, peulis perah aktif di Gugus Mahasiswa Matematika (Gumatika) pada periode 00-00, da juga di Dewa Perwakila Mahasiswa Fakultas Matematika da Ilmu Pegetahua Alam (DPM FMIPA) pada periode

6 PRAKATA Bismillahirrahmairrahim Puji da syukur peulis pajatka kehadirat Allah SWT yag telah memberika kekuata bagi peulis utuk meyelesaika skripsi ii sebagai syarat medapat gelar Sarjaa Sais di Departeme Matematika, Fakultas Matematika da Ilmu Pegetahua Alam, Istitut Pertaia Bogor. Sholawat serta salam tidak lupa peulis pajatka kepada Nabi Muhammad SAW, sahabat, keluarga serta para pegikutya sampai akhir zama. Peulis sagat meyadari bahwa skripsi ii, yag diberi judul Peduga Kepekata Kerel bagi Fugsi Kepekata Peluag, merupaka sebagia kecil dari teori megeai peduga kepekata kerel yag bahka masih terus dikembagka higga saat ii. Oleh karea itu, skripsi ii aka mejadi lagkah awal bagi peulis khususya utuk mempelajari lebih jauh lagi tetag peduga kepekata kerel. Dalam peyusua skripsi ii, peulis bayak medapatka batua, dukuga, da semagat dari berbagai pihak. Utuk itu dega hati yag tulus, peulis igi megucapka terima kasih kepada:. Bapak Dr. Ir. Siswadi, M.Sc. da Bapak Dr. Ir. I Waya Magku, M.Sc. selaku dose pembimbig.. Ibu Ir. Reto Budiarti, MS yag telah bersedia mejadi dose peguji. 3. Kedua oragtuaku tercita Mama da Bapak, serta adik-adikku Harmega, Rahmad, da Firma. 4. Seluruh dose da staf pegawai Departeme Matematika IPB. 5. Kawa-kawa di Matematika Agkata Seior di Matematika Agkata 35, 36, da 37 beserta Adik-adik di Matematika Agkata 39, 40, da Kawa-kawa di Wisma Galih da Lux Style 8. Kawa-kawa alumi SMUN 47 Jakarta. 9. Semua pihak yag telah membatu yag tidak dapat disebutka satu per satu. Sebagai mausia, peulis tetu tidak luput dari kesalaha da kekuraga. Oleh karea itu, sara da kritik yag membagu sagat peulis harapka. Akhirya, peulis berharap semoga skripsi ii dapat bermafaat. Ami. Bogor, Agustus 006 Meryaldi 6

7 DAFTAR ISI Halama DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... viii PENDAHULUAN Latar Belakag... Tujua... LANDASAN TEORI Sebara... Peduga Tak Bias da Peduga Kosiste... Small oh... 3 Peduga Kepekata Kerel... 3 Peduga Kemugkia Maksimum (MLE)... 5 BAHAN DAN METODE Alur Peelitia... 6 Sumber Data... 6 Metode Pedugaa... 7 Tahapa Pedugaa Kepekata Kerel dega Mathematica... 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Pedugaa Fugsi Kepekata Peluag dega Fugsi Kepekata Kerel... 9 Pedugaa Fugsi Kepekata Peluag dega Peduga Kemugkia Maksimum da Perbadigaya dega Fugsi Kepekata Kerel... 3 KESIMPULAN... 5 DAFTAR PUSTAKA... 5 LAMPIRAN

8 DAFTAR GAMBAR Halama Gambar. Sebuah sistem stadby... 6 Gambar. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Seragam yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 3. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Segitiga yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 4. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Epaechikov yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 5. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Gauss yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 6. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Seragam yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 7. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Segitiga yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 8. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Epaechikov yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 9. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Gauss yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 0. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Seragam yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Segitiga yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Epaechikov yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 3. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Gauss yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 4. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Seragam yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 5. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Segitiga yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 6. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Epaechikov yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 7. Grafik fkp (3,00) da dugaa kepekata kerel dega kerel Gauss yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 8. Grafik fkp (3,00) da dugaaya dega MLE yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 9. Grafik fkp (3,00) da dugaaya dega MLE yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 0. Grafik fkp (3,00) da dugaaya dega MLE yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar. Grafik fkp (3,00) da dugaaya dega MLE yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar. Boxplot data MSE dari ukura cotoh Gambar 3. Boxplot data MSE dari ukura cotoh Gambar 4. Boxplot data MSE dari ukura cotoh Gambar 5. Boxplot data MSE dari ukura cotoh

9 DAFTAR TABEL Halama Tabel. Beberapa fugsi kerel... 5 Tabel. Nilai rata-rata MSE, simpaga baku MSE dari dugaa kepekata kerel beserta rata-rata dugaa MLE parameter ˆα da ˆβ bagi fkp (3,00)... 9 Tabel 3. Nilai MSE miimum beserta lebar pita-ya utuk ukura cotoh Tabel 4. Nilai MSE miimum beserta lebar pita-ya utuk ukura cotoh Tabel 5. Nilai MSE miimum beserta lebar pita-ya utuk ukura cotoh Tabel 6. Nilai MSE miimum beserta lebar pita-ya utuk ukura cotoh Tabel 7. Nilai dugaa MLE parameter ˆα, ˆβ, da MSE dari ukura cotoh Tabel 8. Nilai dugaa MLE parameter ˆα, ˆβ, da MSE dari ukura cotoh Tabel 9. Nilai dugaa MLE parameter ˆα, ˆβ, da MSE dari ukura cotoh Tabel 0. Nilai dugaa MLE parameter ˆα, ˆβ, da MSE dari ukura cotoh DAFTAR LAMPIRAN Halama Lampira. Bukti Teorema... 7 Lampira. Bukti Teorema... 8 Lampira 3. Grafik Fugsi Kerel... 9 Lampira 4. Pembagkita Data... 5 Lampira 5. Peghituga MSE, Rata-rata MSE, da Simpaga Baku MSE Hasil Dugaa Kepekata Kerel... 6 Lampira 6. Pedugaa dega Kemugkia Maksimum Lampira 7. Nilai MSE Miimum dari setiap Cotoh beserta Lebar Pita-ya Lampira 8. Hasil Dugaa bagi Fkp (3,00) dega Megguaka Kemugkia Maksimum

10 PENDAHULUAN Latar Belakag Dalam realitas kehidupa sehari-hari bayak permasalaha atau feomea yag dimodelka secara matematik, yag disebut model matematik, gua medapatka solusi dari permasalaha tersebut. Berdasarka kepastia/ketakpastia dari eleme modelya, model matematik dibedaka mejadi dua, yaitu model determiistik da model probabilistik atau model stokastik. Perbedaa petig atara model determiistik da model stokastik adalah pada model stokastik tidak ada ilai tuggal. Model stokastik dapat direpresetasika atara lai dega sebara (distribusi), atau cukup dega ukura pemusata (rataa, media) da ukura peyebara (ragam, simpaga baku) dari suatu sebara (Puraba & Magku 003). Pada keyataaya fugsi kepekata peluag yag sebearya dari suatu peubah acak sulit atau bahka tidak mugki utuk diketahui. Oleh karea itu dibuat suatu peduga bagi fugsi kepekata peluag sebagai pedekata sebara yag sebearya. Ada dua pedekata yag dapat diguaka dalam merumuska peduga kepekata peluag, yaitu melalui pedekata parametrik da oparametrik. Peduga parametrik mempuyai struktur fugsi yag tetap, sehigga yag diduga adalah parameterparameter dari fugsiya. Sedagka peduga oparametrik tidak mempuyai struktur yag tetap, sehigga yag diduga adalah fugsiya. Pedekata parametrik di ataraya adalah fugsi sebara ormal, gamma, ekspoesial, da lai sebagaiya. Aka tetapi bayak cotoh yata di maa sebara ormal da juga sebara-sebara parametrik laiya tidak cocok. Akibat masalah ketidakcocoka model parametrik utuk cotoh-cotoh real, maka diperluka suatu pedekata oparametrik. Oleh karea itu berkembaglah sejumlah tekik oparametrik utuk mejawab permasalaha tersebut. Beberapa metode pedugaa oparametrik dijelaska secara sigkat oleh Silverma (986), yaitu histogram, peduga aif, peduga kerel, metode tetagga terdekat, metode variabel kerel, peduga deret ortogoal, da peduga kemugkia pealti maksimum. Dalam studi ii diguaka metode kepekata kerel utuk meduga fugsi kepekata peluag yag disebut peduga kepekata kerel. Metode ii diguaka karea merupaka metode yag palig berkembag secara teori da mempuyai literatur yag luas. Berkembagya peduga kepekata kerel dimotivasi oleh kelemaha histogram. Histogram merupaka salah satu peduga kepekata peluag oparametrik yag tertua. Ide dari histogram adalah utuk mewakili kerapata data dega meghitug jumlah observasi pada setiap sub-sub iterval beruruta dega titik awal iterval 0 x. Subsub iterval tersebut didapat dega membagi iterval yag meliputi seluruh ilai data dega lebar yag sama. Lebar dari sub-sub iterval disebut lebar pita. Dalam megkostruksi suatu histogram perlu mempertimbagka ukura lebar pita da titik awal iterval. Misalka dari data yag sama aka dikostruksi dua histogram dega ukura lebar pita yag sama tetapi titik awal yag berbeda, maka aka dihasilka dua betuk histogram yag berbeda. Begitu pula bila titik awalya sama tetapi lebar pitaya berbeda, betuk histogramya pu berbeda. Utuk lebar pita yag terlalu besar aka meghasilka blok-blok yag sagat besar da histogram sagat tak terstruktur, sedagka lebar pita yag terlalu kecil meghasilka perkiraa yag sagat berubahubah dega bayak pucak yag tidak berpegaruh (Härdle & Simar 003). Sehigga kelemaha dari histogram adalah tidak halus, tergatug pada ukura lebar pita, da tergatug pada titik awal iterval. Utuk megatasi kelemaha histogram, Roseblatt (956) megembagka peduga shifted histogram atau disebut juga peduga aif. Kemudia lebih rici dijelaska oleh Parze (96) dega me-geeralisasi peduga shifted histogram yag disebut peduga kepekata kerel. Pada peduga kepekata kerel terdapat fugsi kerel yag dapat memberika bobot yag berbeda pada data sesuai dega fugsi kerel yag dipilih. Betuk peduga shifted histogram merupaka peduga kepekata kerel dega fugsi kerel seragam. Selai fugsi kerel seragam, ada beberapa fugsi kerel laiya yaitu segitiga, Epaechikov, kuartik, Gauss, da lai sebagaiya. Dega megguaka peduga kepekata kerel, dua kelemaha dari histogram dapat teratasi. Pertama, dega megguaka fugsi kerel yag halus utuk 0

11 blok bagua maka aka didapat fugsi peduga kepekata yag halus. Kedua, utuk meghilagka ketergatuga titik awal iterval, peduga kepekata kerel memusatka fugsi kerel pada setiap titik data. Oleh karea itu kualitas dari peduga kepekata kerel dipegaruhi oleh ukura lebar pita da fugsi kerel yag dipilih. Peduga kepekata kerel merupaka peduga kosiste sehigga merupaka peduga yag baik diguaka utuk ukura cotoh yag sagat besar. Tetapi utuk memperoleh ukura cotoh yag sagat besar diperluka biaya yag besar pula. Sehigga yag mejadi permasalaha adalah bagaimaa jika ukura cotoh yag diguaka jumlahya tak terlalu besar. Dalam reliabilitas, data yag didapatka megarah pada suatu sebara tertetu. Sebara gamma adalah salah satu yag relatif bayak diguaka. Jika kompoe-kompoe dari suatu model sistem stadby memiliki waktu ekspoesial utuk kepekata kegagala-ya, maka kepekata kegagala model sistem stadby tersebut memiliki sebara. Tujua Tujua dari studi ii ialah utuk mempelajari pedugaa kepekata kerel bagi fugsi kepekata peluag gamma dega berbagai ukura cotoh da membadigkaya dega pedugaa parametrik. LANDASAN TEORI Sebara Defiisi (Sebara ) Suatu peubah acak X dikataka mempuyai sebara gamma dega parameter α da β, yag diotasika dega (α, β ), jika mempuyai fugsi kepekata peluag sebagai berikut: ( ) α x / β f x = x e I ( x> 0) α Γ( α) β di maa α > 0 da β > 0. (Hogg et al. 005) Peduga Tak Bias da Peduga Kosiste Defiisi (Statistik) Misalka peubah acak X, X,, X merupaka suatu cotoh acak dari sebara peubah acak X. Suatu fugsi T = T ( X, X,, X ) dari cotoh acak disebut statistik. (Hogg et al. 005) Defiisi 3 (Peduga) Misalka T = T ( X, X,, X ) adalah suatu statistik. T disebut peduga titik bagi θ jika T diguaka utuk meduga θ. (Hogg et al. 005) Defiisi 4 (Peduga Tak Bias) Misalka X adalah suatu peubah acak f x; θ, θ Ω. Da misalka dega fkp ( ) X, X,, X adalah cotoh acak dari sebara X da T adalah suatu statistik. T dikataka peduga tak-bias bagi θ jika ET [ ] = θ, utuk semuaθ Ω. (Hogg et al. 005) Jika lim ET [ ] = θ, maka peduga T disebut sebagai peduga tak bias asimtotik. Defiisi 5 (Koverge dalam Peluag) Misalka { X } adalah suatu barisa peubah acak da misalka X adalah suatu peubah acak yag terdefiisi pada ruag cotoh. X disebut koverge dalam peluag ke X jika utuk setiap ε > 0 lim Pr X X ε = 0, atau ( ) ( X X ε ) lim Pr < =, yag diotasika dega. X P X, utuk (Hogg et al. 005) Defiisi 6 (Peduga Kosiste) Misalka X adalah suatu peubah acak dega fugsi sebara kumulatif F( xθ ; ), θ Ω. Da misalka X, X,, X adalah cotoh acak dari sebara X da T adalah

12 suatu statistik. T disebut peduga kosiste bagi θ jika T P θ, utuk. (Hogg et al. 005) Defiisi 7 (Mea Squared Error) Mea Squared Error (MSE) dari suatu peduga ˆ θ didefiisika sebagai berikut: ( ˆ θ θ) MSE( ˆ θ) = E. Misalka θ = E ˆ θ, maka ( ˆ ( ) ( )) ( ˆ MSE θ) = E θ θ θ θ ( ˆ θ θ ) ( θ θ ) = E + = Var( ˆ θ) + ( Bias( ˆ θ) ). Bias ( ˆ θ ) didefiisika sebagai E ˆ θ θ = θ θ. Small oh { o (.) } (Rose & Smith 00) Defiisi 8 ( o (.) utuk fugsi real) Suatu fugsi f disebut oh ( ), h 0, jika f ( h) lim = 0. h 0 h Hal ii berarti f ( h) 0 lebih cepat dari h 0. (Ross 000) Defiisi 9 ( o (.) barisa bilaga real) Misalka a da b adalah barisa bilaga real. Dikataka a adalah small oh b, ditulis a = o( b ),, jika lim a / b = 0. (Wad & Joes 995) Catata bahwa a = o() meyataka a 0 utuk. Peduga Kepekata Kerel Peduga kepekata kerel merupaka suatu peduga bagi fugsi kepekata peluag suatu peubah acak kotiu. Peduga kepekata kerel termasuk ke dalam kelas peduga kepekata oparametrik. Misalka { } i adalah cotoh acak x i = yag bebas stokastik idetik dari suatu sebara dega kepekata peluag f. Dega megacu pada Parze (96) da Scott et al. (977), peduga kepekata kerel mempuyai betuk umum: ˆ x y f ( x ) = K df h h x xj = K h j= h di maa K( y) dy< Sup K ( y) < < y< lim yk ( y) = 0 y da K( y) 0 () () K ( ydy ) = (3) K (.) merupaka fugsi kerel, da h adalah lebar pita. Kedala () da (3) didasari oleh peduga kepekata kerel pada persamaa () utuk memeuhi sebagai peduga tak bias asimtotik. Utuk mejadi peduga tak bias asimtotik di maa h = h( ) dipilih sebagai fugsi dari sehigga lim h = 0, (4) maka haruslah lim E fˆ ( x) = f ( x), (5) sedagka ˆ ( ) x X E f x E K = h h (6) x y = K f( y) dy. h h Agar persamaa (5) terpeuhi, maka ekspresi pada bagia terakhir persamaa (6) harus meuju f ( x ). Kodisi di maa ii terjadi diberika oleh teorema berikut: Teorema : Misalka K ( y ) adalah suatu fugsi Borel yag memeuhi kodisi (). Da misalka pula g( y ) memeuhi g( y) dy <.

13 Jika ( ) y g x = K g ( x y ) dy h h dega { h } adalah barisa dari kostata positif yag memeuhi persamaa (4), maka utuk setiap titik x pada kekotiua g (.), lim g ( x) = g( x) K( y) dy. Bukti: Lihat Lampira. Akibat: Peduga yag didefiisika pada persamaa () merupaka peduga tak bias asimtotik pada semua titik x, di maa fugsi kepekata peluagya kotiu, jika kostata h memeuhi persamaa (4) da jika fugsi K( y ) memeuhi () da persamaa (3). Agar peduga kepekata kerel pada persamaa () mejadi peduga kosiste, diperluka kodisi tambaha yag diberika pada teorema berikut: Teorema : Peduga f ˆ pada persamaa () dega kedala () da (3) merupaka peduga kosiste jika ditambahka kedala lim h =. Bukti: Lihat Lampira. Utuk memperoleh lebar pita optimal secara asimtotik, seperti dalam Wad da Joes (995), diguaka kosep mea squared error (MSE). Pertama aka dituruka bias dari f ˆ ( x ). Misalka X adalah suatu peubah acak yag mempuyai fugsi kepekata peluag f, maka ˆ ( ) x X E f x E K = h h (7) x y = K f( y) dy. h h Dega melakuka trasformasi, di maa x y z =, sehigga y = x h h z da dy J = = h dz, maka persamaa (7) mejadi E fˆ ( x ) = K( z) f ( x hz ) dz. (8) Dega megekspresika f ( x h z) dalam betuk daret Taylor dalam selag sekitar x, didapatka f ( x hz) = f( x) hzf '( x) + h ''( ) ( ). z f x + o h Sehigga persamaa (8) mejadi E f ˆ ( ) x = K( z){ f ( x) h zf '( x) + h ''( ) ( )} z f x + o h dz = f ( x) K( z) dz h f '( x) zk( z) dz h f ''( x) z K( z) dz o( h) + + = f ( x) + h f ''( x) z K( z) dz+ o( h ), (9) di maa K( z) dz =, zk( z) dz = 0, da z K( z) dz <. Dari persamaa (9) didapatka ekspresi bias dari f ˆ ( x ) sebagai berikut: E ˆ f ( x ) f ( x ) = h f ''( x) z K( z) dz+ o( h ). (0) Sedagka utuk ragam dari fˆ ( x ) dituruka sebagai berikut: { ˆ ( ) } x X Var f x = Var K h h x X E K E K x X = h h h h { } x y = K f( y) dy E fˆ ( x) h h { Kz ( )} Kzfxhzdz ( ) ( ) { ( ) } E f x = ˆ h { K( z) } { f( x) o() } dz f( x) o() { } = h + + ( ) { ( )} ( ) = f ( x) K z dz o h h + () Dari persamaa (0) da () didapatka pedekata asimtotik bagi MSE dari f ˆ ( x ) sebagai berikut: 3

14 { ˆ ( ) } ( ) = { ( )} MSE f x f x K z dz h 4 { ''( )} ( ) ( ) 4 ( ) + h f x z K z dz 4 + o h + h...() Dega megitegralka MSE tersebut terhadap x didapatka mea itegrated squared error (MISE) sebagai berikut: { ˆ } { ˆ 4 MISE f(.) = AMISE f(.) } + o( ( h) + h)...(3) di maa AMISE { fˆ (.) } = { K ( z) } dz h 4 + h ( ) { ''( )} 4 z K z dz f x dx (4) (AMISE: Asymptotic MISE) Dega membuat turua pertama persamaa (4) terhadap h sama dega ol, didapatka lebar pita optimal secara asimtotik, diotasika h AMISE, sebagai berikut: Kz ( ) dz /5 hamise = zkzdz () [ f''() x] dx...(5) Fugsi kerel, K (.), pada peduga kepekata kerel mempuyai piliha yag bervariasi. Beberapa di ataraya, yag biasa diguaka, diberika pada Tabel. Grafik dari masig-masig fugsi kerel dalam Tabel dapat dilihat pada Lampira 3. /5 Peduga Kemugkia Maksimum (Maximum Likelihood Estimator/MLE) Perhatika suatu cotoh acak X, X,, X dari suatu sebara yag mempuyai fugsi kepekata peluag f ( x; θ ), θ Ω. Fugsi kepekata peluag bersama dari X, X,, X adalah f ( x; θ ) f ( x; θ) f ( x ; θ). Fugsi kepekata peluag bersama tersebut dapat diaggap sebagai suatu fugsi dalam θ da disebut fugsi likelihood (fugsi kemugkia) L, diotasika sebagai berikut: L( θ; x, x,, x ) = f ( x; θ) f ( x; θ) f ( x; θ), θ Ω....(6) Misalka dapat dicari suatu fugsi otrivial dalam x, x,, x, sebut saja u( x, x,, x ), sehigga ketika θ digatika oleh u( x, x,, x ), fugsi likelihood L dimaksimumka. Dega kata lai, L u x, x,, x ; x, x,, x palig kecil ( ( ) ) sama besarya dega L ( θ x x x ) ;,,, utuk setiap θ Ω. Maka statistik u( X, X,, X ) disebut peduga kemugkia maksimum (maximum likelihood estimator) utuk θ, da diotasika dega ˆ θ = u( X, X,, X ). (Hogg et al. 005) Tabel. Beberapa fugsi kerel Kerel K ( u ) Seragam ( ) I u Segitiga ( u ) I ( u ) Epaechikov 3 ( u ) I ( u ) 4 Kuartik (Biweight) 5 ( u ) I( u ) 6 Triweight 35 ( 3 u ) I ( u ) Gauss Cosius 3 exp ( u ) π π cos π 4 u I u ( ) ( ) 4

15 BAHAN DAN METODE Alur Peelitia Bagkitka sejumlah cotoh data dega ukura yag bervariasi. Duga fugsi kepekata peluag dega megguaka peduga kepekata kerel dega lebar pita yag ditetuka da fugsi kerel bervariasi utuk masigmasig cotoh. Badigka masig-masig hasil dugaa tersebut. Badigka hasil dugaa dega megguaka kepekata kerel da dugaa dega peduga parametrik. KP Sumber Data Data yag diguaka dalam studi ii adalah data yag dibagkitka dari sebara (3,00). Nilai parameter tersebut merupaka suatu cotoh dari sebuah sistem stadby dalam Hies da Motgomery (990). Uit Uit Uit 3 Gambar. Sebuah sistem stadby Pada sistem tersebut, ditujukka dalam Gambar, pada awalya uit o lie, semetara uit da uit 3 stadby. Jika uit rusak, maka keputusa peyambuga (KP) pada uit, da kalau uit juga rusak, kemudia baru disambugka pada uit 3. Keputusa peyambuga diasumsika sempura, sehigga sistem hidup X bisa ditujukka sebagai pejumlaha subsistem, X = X + X + X3. Jika subsistem berjala bebas satu sama lai, da jika subsistem mempuyai daya hidup X j, j =,, 3, da mempuyai kepekata x /00 g( x ) (/00) j j = e, x j 0, maka X aka mempuyai fugsi kepekata peluag (3,00). Dari sebara tersebut dibagkitka empat macam ukura cotoh, yaitu dega ukura 5, 50, 75, da 00. Pedugaa dilakuka utuk masig-masig ukura cotoh tersebut. Karea data yag dibagkitka utuk masigmasig ukura cotoh merupaka suatu cotoh dari populasi, maka diambil lebih bayak cotoh, sehigga memberika gambara yag lebih baik dari populasi tersebut. Utuk itu data dibagkitka dua puluh lima kali utuk masig-masig ukura cotoh. Data dibagkitka dega megguaka Mathematica 5.0 (lihat Lampira 4). 5

16 Metode Pedugaa Utuk meduga fugsi kepekata peluag diguaka peduga kepekata kerel sebagai peduga oparametrik, kemudia dibadigka dega peduga parametrik. Peduga kepekata kerel dipegaruhi oleh lebar pita da fugsi kerel. Utuk itu dilakuka simulasi dega memaika peraa lebar pita da fugsi kerel. Utuk meetuka ilai lebar pita, h, diguaka persamaaa berikut: MSE 00 = { ˆ ( ) ( ) 00 f x i f x i }, (7) i= fˆ x adalah fugsi dugaa da di maa ( i ) f ( x i ) adalah fugsi yag sebearya. Dalam hal ii, fˆ ( x ) merupaka fugsi dugaa i kepekata kerel da f ( x i ) merupaka fugsi kepekata peluag (3,00). Sehigga persamaa (7) mejadi x y xe MSE = 00 x /00 i j i i 00 K 6 i= h j= h 0...(8) di maa xi = + 0( i ), i =,,,00, merupaka titik-titik di maa ilai fugsi yag sebearya dega ilai fugsi yag diduga y adalah dihitug selisihya, da { j} = himpua cotoh acak bebas stokastik idetik dari sebara dega kepekata peluag (3,00). Persamaa tersebut megekspresika rata-rata galat kuadrat dari 00 titik x i. Jumlah 00 titik dipilih karea dilihat dari grafik fugsi sebara (3,00), pada titik berilai 000 grafik fugsiya sudah medekati ol, sehigga jika dibuat titik-titik dega lebar iterval 0 pada rage 0 sampai 000 aka ada 00 titik. Utuk suatu fugsi kerel yag telah ditetuka, substitusi y j dega data yag telah dibagkitka meghasilka fugsi dalam h. Karea igi didapatka peduga dega galat sekecil mugki, maka h haruslah suatu ilai yag memiimumka fugsi dalam h tersebut. Utuk meetuka h tersebut diguaka fugsi Miimize dalam Mathematica (lihat Lampira 5). Dari persamaa (8), dega dua puluh lima kali pegulaga diperoleh dua puluh lima ilai lebar pita da ilai MSE utuk j setiap ukura cotoh. Kemudia dari setiap ukura cotoh dihitug ilai rata-rata MSE (Average MSE/AMSE) dega persamaa berikut: 5 00 { ˆ AMSE = ( i; c) ( i) 5 f x y f x } c= 00 i=...(9) fˆ x ; y merupaka fugsi Dalam hal ii, ( ) i dugaa kepekata kerel dega megguaka himpua cotoh acak ke- c da f ( x i ) merupaka fugsi kepekata peluag (3,00). Sehigga persamaa (9) mejadi 5 00 /00 x x i y cj xe i i AMSE = K 5 6 c= 00 i= h c j= h c 0 c...(0) dimaa h c adalah ilai lebar pita yag memiimumka MSE utuk himpua cotoh y adalah himpua acak ke- c, da { cj} = cotoh acak ke- c yag bebas stokastik idetik dari sebara dega kepekata peluag (3,00) dega c =,,, 5. Fugsi kerel yag diguaka ialah kerel seragam, segitiga, Epaechikov, da Gauss. Dilihat dari grafikya, keempat fugsi kerel tersebut mempuyai betuk yag sagat berbeda satu sama lai. Kerel seragam, segitiga da Gauss masig-masig mempuyai betuk persegi pajag, segitiga, da loceg. Kerel Epaechikov mempuyai betuk hampir seperti segitiga tetapi lebih halus. Sedagka kerel laiya, seperti kerel kuartik, triweight, da cosius mempuyai betuk yag hampir sama dega Epaechikov haya saja masig-masig pucakya mempuyai ketiggia yag berbeda. Kerel kuartik mempuyai ketiggia pucak yag hampir sama dega segitiga, sehigga kuartik hampir sama seperti segitiga. Kerel cosius mempuyai betuk yag hampir sama dega Epaechikov dega pucak yag sedikit lebih tiggi. Kerel triweight mempuyai pucak sedikit lebih tiggi dibadigka segitiga (lihat Lampira 3). Utuk keempat fugsi kerel yag diguaka, dilakuka cara yag sama seperti di atas dalam mecari ilai lebar pita. Dega megguaka empat fugsi kerel aka didapatka empat ilai rata-rata MSE dari setiap ukura cotoh. Utuk membadigka keempat ilai rata-rata MSE tersebut diguaka uji beda yata terkecil (BNT) dega taraf yata 5%. j 6

17 Sebagai pembadig peduga kepekata kerel, diguaka peduga parametrik. Karea dataya dibagkitka dari sebara gamma, maka dalam pedugaa parametrikya yag diduga adalah parameter α da β. Utuk meduga parameter tersebut diguaka metode peduga kemugkia maksimum (maximum likelihood estimator/mle). Utuk suatu cotoh acak berukura dari suatu peubah acak X yag meyebar gamma, fugsi log-likelihood-ya adalah: x / l (, ) l i β α L α β = e i x α = i Γ( α) β i= = l Γ( α) αl β xi+ ( α ) l xi β i= i=...() Kemudia dicari ilai α da β yag memaksimumka fugsi log-likelihood tersebut, yaitu dega cara membuat turua pertama terhadap α da β sama dega ol. Tetapi turua pertamaya haya dapat dituruka terhadap β, yaitu l L( α, β ) = α + x i β β β i= i= α + xi = 0 β β i= α = xi β β () α = xi. β i= Oleh karea itu diguaka metode umerik utuk mecari solusiya. Dega mesubstitusika ˆ( α β) = x β i ke fugsi log-likelihoodya, didapatka i = i x x i xi ˆ i= i= i= l L( α( β), β) = l Γ ( l β+ ) + l xi. β β β i=...(3) Utuk mecari β yag memaksimumka persamaa tersebut, diguaka fugsi Maximize dalam Mathematica. Setelah β didapatka, dicari ilai α dega mesubstitusika β ke fugsi ˆ( α β ) (lihat Lampira 6). Utuk membadigka dega dugaa hasil peduga kepekata kerel, dihitug ilai MSE da rata-rata MSE dega megguaka persamaa (7) da (9) dimaa f ˆ ( x i ) merupaka fugsi kepekata peluag gamma dega ilai dugaa α da β yag diperoleh dari metode kemugkia maksimum da f ( x i ) merupaka fugsi kepekata peluag (3,00) (lihat Lampira 6). Tahapa Pedugaa Kepekata Kerel dega Mathematica Data Defiisi Peduga Kepekata Kerel (Fugsi kerel da lebar pita telah ditetuka) Plot ) Data Data yag merupaka iput didefiisika pada otebook Mathematica dalam betuk list. ) Defiisi Peduga Kepekata Kerel Setelah data disiapka, tahapa selajutya adalah medefiisika fugsi peduga kepekata kerel pada otebook Mathematica dega fugsi kerel da lebar pita yag telah ditetuka. Kemudia substitusika data pada fugsi peduga kepekata kerel yag telah didefiisika, sehigga dihasilka dugaa fugsi kepekata peluag utuk data tersebut. 3) Plot Dugaa fugsi kepekata peluag yag telah didapat, diplot utuk melihat sebara peluag yag terbetuk. 7

18 HASIL DAN PEMBAHASAN Pedugaa Fugsi Kepekata Peluag dega Fugsi Kepekata Kerel Dari perhituga yag dilakuka, didapatka ilai MSE terkecil dari setiap cotoh acak beserta lebar pita-ya yag dilampirka pada Lampira 7. Sedagka ilai rata-rata MSE da simpaga baku MSE diragkum pada Tabel. Kerel Tabel. Nilai rata-rata MSE, simpaga baku MSE dari dugaa kepekata kerel beserta ratarata dugaa MLE parameter ˆα da ˆβ bagi fkp (3,00) Ukura cotoh Rata-rata Simpaga Rata-rata Simpaga Rata-rata Simpaga Rata- rata Simpaga MSE Baku MSE MSE Baku MSE MSE Baku MSE MSE Baku MSE Seragam x x x x x x x x 0-8 Segitiga 8.83 x x x x x x x x 0-8 Epaechikov x x x x x x x x 0-8 Gauss x x x x x x x x 0-8 MLE Rata-rata Simpaga Rata-rata Simpaga Rata-rata Simpaga Rata-rata Simpaga Baku Baku Baku Baku MSE 7.03 x x x x x x x x 0-8 ˆα ˆβ Pada Tabel terlihat bahwa utuk ukura cotoh 5, 50, 75, maupu 00, dugaa dega metode kepekata kerel bagi fugsi kepekata peluag (3,00) dega megguaka fugsi kerel epaechikov mempuyai ilai rata-rata MSE terkecil. Sedagka dugaa dega megguaka fugsi kerel seragam mempuyai ilai ratarata MSE terbesar. Tetapi dega megguaka uji beda yata terkecil, utuk setiap ukura cotoh, keempat ilai rata-rata MSE yag didapatka tidak berbeda yata pada taraf 5%. Utuk ukura cotoh 5, dari dua puluh lima ilai MSE hasil dugaa bagi fugsi kepekata peluag (3,00) megguaka kepekata kerel dega fugsi kerel seragam, didapatka MSE terkecil berilai x 0-8 da MSE terbesar berilai.8779 x 0-7. Nilai MSE hasil dugaa bagi fugsi kepekata peluag (3,00) megguaka kepekata kerel dega fugsi kerel segitiga, didapatka MSE terkecil berilai.409 x 0-8 da MSE terbesar berilai x 0-7. Nilai MSE hasil dugaa bagi fugsi kepekata peluag (3,00) megguaka kepekata kerel dega fugsi kerel Epaechikov, didapatka MSE terkecil berilai x 0-8 da MSE terbesar berilai.8958 x 0-7. Da Nilai MSE hasil dugaa megguaka kepekata kerel dega fugsi kerel Gauss bagi fugsi kepekata peluag (3,00), didapatka MSE terkecil berilai x 0-8 da MSE terbesar berilai.806 x 0-7. Utuk memberika gambara, berikut ii diperlihatka tumpag tidih grafik fugsi kepekata peluag (3,00) dega grafik dugaa megguaka kepekata kerel dega fugsi kerel seragam, segitiga, Epaechikov, da Gauss yag mempuyai 8

19 ilai MSE terkecil da MSE terbesar dari ukura cotoh 5: Gambar. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel seragam yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 3. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel segitiga yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 4. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel Epaechikov yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Hasil dugaa bagi fugsi kepekata peluag (3,00) dari ukura cotoh 50 dega megguaka kepekata kerel dega fugsi kerel seragam, didapatka MSE terkecil berilai.543 x 0-8 da MSE terbesar berilai.777 x 0-7. Jika diguaka fugsi kerel segitiga, didapatka MSE terkecil berilai.048 x 0-8 da MSE terbesar berilai.89 x 0-7. Sedagka jika diguaka fugsi kerel Epaechikov, didapatka MSE terkecil berilai.693 x 0-8 da MSE terbesar berilai.987 x 0-7. Da jika diguaka fugsi kerel Gauss, didapatka MSE terkecil berilai.0437 x 0-8 da MSE terbesar berilai.446 x 0-7. Berikut ii diperlihatka tumpag tidih grafik fugsi kepekata peluag (3,00) dega grafik dugaa megguaka kepekata kerel dega fugsi kerel seragam, segitiga, Epaechikov, da Gauss yag mempuyai ilai MSE terkecil da MSE terbesar dari ukura cotoh 50: Gambar 6. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel seragam yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 7. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel segitiga yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 5. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel Gauss yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh 5 9

20 Gambar 8. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel Epaechikov yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 0. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel seragam yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 9. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel Gauss yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh 50 Hasil dugaa bagi fugsi kepekata peluag (3,00) dari ukura cotoh 75 dega megguaka kepekata kerel dega fugsi kerel seragam, didapatka MSE terkecil berilai.0573 x 0-8 da MSE terbesar berilai.805 x 0-7. Jika diguaka fugsi kerel segitiga, didapatka MSE terkecil berilai 7.87 x 0-9 da MSE terbesar berilai.3878 x 0-7. Sedagka jika diguaka fugsi kerel Epaechikov, didapatka MSE terkecil berilai x 0-9 da MSE terbesar berilai.306 x 0-7. Da jika diguaka fugsi kerel Gauss, didapatka MSE terkecil berilai 9.43 x 0-9 da MSE terbesar berilai.488 x 0-7. Berikut ii diperlihatka tumpag tidih grafik fugsi kepekata peluag (3,00) dega grafik dugaa megguaka kepekata kerel dega fugsi kerel seragam, segitiga, Epaechikov, da Gauss yag mempuyai ilai MSE terkecil da MSE terbesar dari ukura cotoh 75: Gambar. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel segitiga yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel Epaechikov yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 3. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel Gauss yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh 75 0

21 Hasil dugaa bagi fugsi kepekata peluag (3,00) dari ukura cotoh 00 dega megguaka kepekata kerel dega fugsi kerel seragam, didapatka MSE terkecil berilai.0786 x 0-8 da MSE terbesar berilai.86 x 0-7. Jika diguaka fugsi kerel segitiga, didapatka MSE terkecil berilai x 0-9 da MSE terbesar berilai.7359 x 0-7. Sedagka jika diguaka fugsi kerel Epaechikov, didapatka MSE terkecil berilai x 0-9 da MSE terbesar berilai.7534 x 0-7. Da jika diguaka fugsi kerel Gauss, didapatka MSE terkecil berilai x 0-9 da MSE terbesar berilai.6966 x 0-7. Berikut ii diperlihatka tumpag tidih grafik fugsi kepekata peluag (3,00) dega grafik dugaa megguaka kepekata kerel dega fugsi kerel seragam, segitiga, Epaechikov, da Gauss yag mempuyai ilai MSE terkecil da MSE terbesar dari ukura cotoh 00: Gambar 4. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel seragam yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 5. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel segitiga yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 6. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel Epaechikov yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 7. Grafik fkp (3,00) da dugaa megguaka kepekata kerel dega kerel Gauss yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh 00 Hasil grafik dari keempat fugsi kerel yag diguaka utuk setiap ukura cotoh terlihat tidak jauh berbeda, khususya grafik yag dihasilka dari kerel segitiga, Epaechikov, da Gauss. Ii sesuai dega hasil uji beda yata terkecil di maa keempat ilai rata-rata MSE yag didapatka tidak berbeda pada taraf yata 5%. Dari gambar di atas terlihat bahwa grafik yag dihasilka oleh dugaa dega megguaka fugsi kerel segitiga, Epaechikov, da Gauss merupaka grafik yag halus. Sedagka kerel seragam, walaupu fugsiya sederhaa, tetapi grafik hasil dugaaya tidak halus. Kerel segitiga da Epaechikov mempuyai fugsi yag lebih sederhaa dibadigka kerel gauss (lihat Tabel ). Dilihat pada Tabel, semaki besar ukura cotoh, semaki kecil ilai rata-rata MSE yag dihasilka dari keempat fugsi kerel tersebut. Begitu pula ilai simpaga baku MSE yag dihasilka semaki kecil dega bertambahya ukura cotoh. Ii berarti semaki besar ukura cotoh yag diguaka, hasil dugaa kepekata kerel, apapu fugsi kerelya dari keempat fugsi kerel tersebut, aka medekati fugsi kepekata peluag yag sebearya.

22 Pedugaa Fugsi Kepekata Peluag dega Peduga Kemugkia Maksimum da Perbadigaya dega Fugsi Kepekata Kerel Hasil pedugaa bagi fugsi kepekata peluag (3,00) dari ukura cotoh 5, 50, 75, da 00 dega peduga kemugkia maksimum dilampirka pada Lampira 8. Sedagka pada bagia bawah Tabel diperlihatka ilai rata-rata da simpaga baku dari dugaa parameter da MSE hasil pedugaa dega kemugkia maksimum. Pedugaa bagi fugsi kepekata peluag (3,00) dega ukura cotoh 5 dega megguaka kemugkia maksimum meghasilka dugaa dega MSE terkecil berilai.7 x 0-0 da MSE terbesar berilai x 0-7 dari dua puluh lima ilai MSE yag diperoleh. Utuk ukura cotoh 50, dari dua puluh lima ilai MSE yag didapatka, MSE terkecil berilai.6658 x 0-9 da MSE terbesar berilai.858 x 0-7. Utuk ukura cotoh 75, dari dua puluh lima ilai MSE yag didapatka, MSE terkecil berilai 7.34 x 0-0 da MSE terbesar berilai.4838 x 0-7. Da utuk ukura cotoh 00, dari dua puluh lima ilai MSE yag didapatka, MSE terkecil berilai x 0-0 da MSE terbesar berilai x 0-8. Berikut ii adalah grafik hasil dugaa MLE yag mempuyai MSE terkecil da terbesar utuk ukura cotoh 5, 50, 75, da 00: Gambar 8. Grafik fkp (3,00) da dugaaya dega MLE yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar 0. Grafik fkp (3,00) da dugaaya dega MLE yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh Gambar. Grafik fkp (3,00) da dugaaya dega MLE yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh 00 Nilai rata-rata MSE dari dugaa kemugkia maksimum semaki kecil dega semaki besarya ukura cotoh. Begitu pula dega simpaga baku MSE yag dihasilka. Semaki besar ukura cotoh, semaki kecil simpaga baku MSE yag dihasilka. Ii berarti hasil dugaa kemugkia maksimum aka medekati fugsi kepekata peluag yag sebearya dega memperbesar ukura cotoh. Utuk keempat ukura cotoh, hasil dugaa dega peduga kemugkia maksimum bagi fugsi kepekata peluag (3,00) mempuyai ilai rata-rata MSE lebih kecil dibadigka dega ilai rata-rata MSE hasil dugaa kepekata kerel. Begitu pula simpaga baku MSE yag dihasilka. Kecuali simpaga baku MSE utuk ukura cotoh 5, simpaga baku MSE hasil dugaa kemugkia maksimum lebih kecil dibadigka simpaga baku MSE hasil dugaa kepekata kerel. Utuk memberika gambara, data MSE dari masig-masig hasil dugaa dega megguaka kepekata kerel maupu kemugkia maksimum disajika dalam betuk boxplot sebagai berikut: Gambar Grafik fkp (3,00) da dugaaya dega MLE yag mempuyai MSE terkecil da terbesar dari ukura cotoh 50

23 , , , , , , , , ,000000, , , , , N = 5 Seragam 5 Segitiga 5 Epaechikov 5 Gauss 5 MLE Gambar. Boxplot data MSE dari ukura cotoh 5 -, N = 5 Seragam 5 Segitiga 5 Epaechikov 5 Gauss 5 MLE Gambar 5. Boxplot data MSE dari ukura cotoh 00, ,000000, , , N = 5 3 Seragam 5 3 Segitiga 5 3 Epaechikov 5 3 Gauss MLE Gambar 3. Boxplot data MSE dari ukura cotoh 50, ,000000, , , N = 5 9 Seragam 5 9 Segitiga 5 9 Epaechikov 5 9 Gauss 5 9 MLE Gambar 4. Boxplot data MSE dari ukura cotoh 75 Masig-masig gambar boxplot di atas terlihat bahwa data MSE hasil dugaa dega kepekata kerel utuk keempat fugsi kerel yag diguaka meghasilka boxplot yag hampir sama. Sedagka data MSE hasil dugaa dega kemugkia maksimum terlihat berbeda sediri. Dari boxplot utuk data MSE hasil dugaa dega kemugkia maksimum dega ukura cotoh 5, terlihat ada satu ilai ekstrim yag membuat ilai simpaga baku-ya lebih besar dibadigka keempat ilai simpaga baku MSE hasil dugaa dega kepekata kerel. Nilai ekstrim ii merupaka kotradiksi dari model yag sebearya. Karea cotoh acak yag diguaka dari peubah acak dega sebara yag telah diketahui yaitu (3,00), maka diharapka dugaa bagi fugsi kepekata peluag-ya meghasilka ilai MSE sekecil mugki. Tetapi ada satu himpua cotoh dega ukura cotoh 5 yag meghasilka dugaa dega ilai MSE yag ekstrim. Dalam keyataa yag sebearya, ii mugki saja terjadi karea kesalaha dalam pegukura, pecatata data, alat yag diperguaka ataupu kesalahakesalaha laiya, atau memag terjadi dega peluag kecil. Oleh karea itu, data ekstrim mugki saja tidak diguaka dalam aalisis lajuta. 3

24 KESIMPULAN Pedugaa fugsi kepekata peluag bagi suatu data yag dibagkitka dari sebara (3,00) dega megguaka peduga kepekata kerel dega kerel seragam, segitiga, epaechikov da gauss, dihasilka empat ilai rata-rata MSE yag tidak berbeda yata pada taraf 5% utuk setiap ukura cotoh 5, 50, 75, da 00. Utuk meduga fugsi kepekata peluag (3,00) dega megguaka peduga kepekata kerel, dari fugsi kerel seragam, segitiga, epaechikov, da gauss, direkomedasika megguaka fugsi kerel epaechikov atau segitiga yag meghasilka grafik yag halus da fugsi kerelya sederhaa. Hasil dugaa bagi fugsi kepekata peluag (3,00) dega peduga kemugkia maksimum lebih baik dibadigka hasil dugaa dega peduga kepekata kerel. Pada peduga kepekata kerel maupu peduga kemugkia maksimum, ukura cotoh mempegaruhi hasil dugaa. Semaki besar ukura cotoh, hasil dugaa semaki baik. DAFTAR PUSTAKA Härdle W, Simar L Applied Multivariate Statistical Aalysis. Berli: Spriger. Hies WW, Motgomery DC Probabilita da Statistik dalam Ilmu Rekayasa da Maajeme. Edisi ke-. Terjemaha Rudiasyah. Jakarta: UI-Press. Hogg RV, McKea JW, Craig AT Itroductio to Mathematical Statistics. Edisi ke-6. New Jersey: Pretice Hall. Scott DW, Tapia RA, Thompso JR Kerel desity estimatio revisited. Noliear Aalysis, Theory, Methods & Applicatios : Silverma BW Desity Estimatio for Statistics ad Data Aalysis. Lodo: Chapma ad Hall. Wad MP, Joes MC Kerel Smoothig. Lodo: Chapma ad Hall. Parze E. 96. O estimatio of a probability desity fuctio ad mode. A Math Statist 33: Puraba IGP, Magku IW Suatu pegatar ke pemodela stokastik. Di dalam: Buku II: Matematika dega Mathematica. Pelatiha Pemodela Matematika: Pegembaga da Implemetasiya dalam Komputer; Bogor, 4-6 Agu 003. Bogor: Jurusa Matematika FMIPA IPB & Bagpro PKSDM Ditje Dikti. Rose C, Smith MD. 00. Mathematical Statistics with Mathematica. New York: Spriger-Verlag Roseblatt M Remarks o some oparametric estimates of a desity fuctio. A Math Statist 7: Ross SM Itroductio to Probability Model. Edisi ke-7. Florida: Academic Press Ic. Orlado. 4

25 LAMPIRAN 4

26 Lampira. Bukti Teorema Teorema : Misalka K ( y ) adalah suatu fugsi Borel yag memeuhi kodisi (). Da misalka pula g( y ) memeuhi g( y) dy < Didefiisika ( ) y g x = K g ( x y ) dy h h dega { h ( )} adalah barisa dari kostata positif yag memeuhi persamaa (4). Maka utuk setiap titik x pada kekotiua g (.), lim g ( x) = g( x) K( y) dy. Bukti: (Parze 96) Perhatika bahwa { } ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) y g x g x K y dy = g x y g x K dy h h Utuk suatu δ > 0, pecah daerah itegral mejadi dua daerah, yaitu y δ da y > δ. Maka ( ) ( ) ( ) { ( ) ( )} y g x g x K y dy = g x y g x K dy h h g( x y) y y sup g( x y) g( x) z δ K( z) dz+ y δ K dy y δ h y h h ( ) y + g x y δ K dy h h sup g( x y) g( x) ( ) K z dz+ sup zk( z) g( y) dy δ y δ z h + g( x) δ K( z) dz z h Utuk, karea h 0, bagia kedua da ketiga meuju ke ol karea g( y) dy < da lim yk ( y) = 0. Da utuk δ 0, bagia pertama meuju ke ol karea K( y) dy < da x y adalah suatu titik pada kekotiua g. δ 43

27 Lampira. Bukti Teorema Teorema : Peduga f ˆ pada persamaa () dega kedala () da (3) merupaka peduga kosiste jika ditambahka kedala lim h =. Bukti: (Scott et al. 977) Karea Var( X) = Var( X), maka ˆ ( ) x X Var f x Var K = h h Kemudia x y Var K x X E K x X K f ( y) dy h h h h = h h h 0 jika lim h = Sedagka ( ) ( ) MSE fˆ ( ) ˆ ( ) ( ) ˆ ( ) ˆ x E f x f x Var f x = = + Bias f( x) Telah dibuktika bahwa ragamya meuju ke ol jika lim h bahwa biasya meuju ke ol. Sehigga didapat MSE fˆ ( x ) 0 =. Da dari Akibat telah ditujukka, yag berarti f ˆ ( x ) adalah peduga kosiste bagi f ( x ). 44

28 Lampira 7. Nilai MSE Miimum beserta Lebar Pita-ya Table 3. Nilai MSE miimum beserta lebar pita-ya utuk ukura cotoh 5 Seragam Segitiga Epaechikov Gauss Lebar Pita MSE Lebar Pita MSE Lebar Pita MSE Lebar Pita MSE x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x 0-7 Rata-rata x 0-8 Rata-rata 8.83 x 0-8 Rata-rata x 0-8 Rata-rata x 0-8 MSE MSE MSE MSE Simpaga x 0-8 Simpaga x 0-8 Simpaga x 0-8 Simpaga x 0-8 Baku Baku Baku Baku 45

29 Tabel 4. Nilai MSE miimum beserta lebar pita-ya utuk ukura cotoh 50 Seragam Segitiga Epaechikov Gauss Lebar Pita MSE Lebar Pita MSE Lebar Pita MSE Lebar Pita MSE x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x 0-8 Rata-rata x 0-8 Rata-rata x 0-8 Rata-rata x 0-8 Rata-rata x 0-8 MSE MSE MSE MSE Simpaga x 0-8 Simpaga x 0-8 Simpaga 4.90 x 0-8 Simpaga x 0-8 Baku Baku Baku Baku 46

LANDASAN TEORI. Secara umum, himpunan kejadian A i ; i I dikatakan saling bebas jika: Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang

LANDASAN TEORI. Secara umum, himpunan kejadian A i ; i I dikatakan saling bebas jika: Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang 2 LANDASAN TEORI Ruag Cotoh, Kejadia, da Peluag Percobaa acak adalah suatu percobaa yag dapat diulag dalam kodisi yag sama, yag hasilya tidak dapat diprediksi secara tepat tetapi dapat diketahui semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Salah satu pera da fugsi statistik dalam ilmu pegetahua adalah sebagai. alat aalisis da iterpretasi data kuatitatif ilmu pegetahua, sehigga didapatka suatu kesimpula

Lebih terperinci

Distribusi Pendekatan (Limiting Distributions)

Distribusi Pendekatan (Limiting Distributions) Distribusi Pedekata (Limitig Distributios) Ada 3 tekik utuk meetuka distribusi pedekata: 1. Tekik Fugsi Distribusi Cotoh 2. Tekik Fugsi Pembagkit Mome Cotoh 3. Tekik Teorema Limit Pusat Cotoh Fitriai Agustia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan asumsi bahwa telah diketahui bentuk fungsi regresinya. atau dalam bentuk matriks dapat ditulis dengan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan asumsi bahwa telah diketahui bentuk fungsi regresinya. atau dalam bentuk matriks dapat ditulis dengan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Regresi Parametrik Regresi parametrik merupaka metode statistika yag diguaka utuk megetahui pola hubuga atara variabel prediktor dega variabel respo, dega asumsi bahwa telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Ruag Cotoh, Kejadia da Peluag Defiisi.1 (Ruag cotoh da kejadia) Suatu percobaa yag dapat diulag dalam kodisi yag sama, yag hasilya tidak bisa diprediksi secara tepat tetapi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Distribusi Ekspoesial Fugsi ekspoesial adalah salah satu fugsi yag palig petig dalam matematika. Biasaya, fugsi ii ditulis dega otasi exp(x) atau e x, di maa e adalah basis logaritma

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Didalam melakuka kegiata suatu alat atau mesi yag bekerja, kita megeal adaya waktu hidup atau life time. Waktu hidup adalah lamaya waktu hidup suatu kompoe atau uit pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Itegral adalah salah satu kosep petig dalam Matematika yag dikemukaka pertama kali oleh Isac Newto da Gottfried Wilhelm Leibiz pada akhir abad ke-17. Selajutya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Statistika iferesi merupaka salah satu cabag statistika yag bergua utuk meaksir parameter. Peaksira dapat diartika sebagai dugaa atau perkiraa atas sesuatu yag aka terjadi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,

Lebih terperinci

9 Departemen Statistika FMIPA IPB

9 Departemen Statistika FMIPA IPB Supleme Resposi Pertemua ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351 9 Departeme Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasa Sub Pokok Bahasa Referesi Waktu Pegatar Aalisis utuk Data Respo Kategorik Data respo kategorik Sebara

Lebih terperinci

LIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n

LIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n LIMIT 4.. FUNGSI LIMIT Defiisi 4.. A R Titik c R adalah titik limit dari A, jika utuk setiap δ > 0 ada palig sedikit satu titik di A, c sedemikia sehigga c < δ. Defiisi diatas dapat disimpulka dega cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu: 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Model matematis da tahapa matematis Secara umum tahapa yag harus ditempuh dalam meyelesaika masalah matematika secara umerik da megguaka alat batu komputer, yaitu: 2.1.1 Tahap

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 34 TKE 315 ISYARAT DAN SISTEM B a b 1 I s y a r a t (bagia 3) Idah Susilawati, S.T., M.Eg. Program Studi Tekik Elektro Fakultas Tekik da Ilmu Komputer Uiversitas Mercu Buaa Yogyakarta 29 35 1.5.2. Isyarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya 5 BAB II LANDASAN TEORI Dalam tugas akhir ii aka dibahas megeai peaksira besarya koefisie korelasi atara dua variabel radom kotiu jika data yag teramati berupa data kategorik yag terbetuk dari kedua variabel

Lebih terperinci

ESTIMASI DENSITAS KERNEL ADJUSTED: STUDI SIMULASI. Novita Eka Chandra Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

ESTIMASI DENSITAS KERNEL ADJUSTED: STUDI SIMULASI. Novita Eka Chandra Universitas Islam Darul Ulum Lamongan JMP : Vol. 8 No., Des. 016, al. 33-40 ISSN 085-1456 ESTIMASI DENSITAS KERNEL ADJUSTED: STUDI SIMULASI Novita Eka Cadra Uiversitas Islam Darul Ulum Lamoga ovitaekacadra@gmail.com Masriai Mayuddi Uiversitas

Lebih terperinci

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real: BARISAN TAK HINGGA Secara umum, suatu barisa dapat diyataka sebagai susua terurut dari bilaga-bilaga real: u 1, u 2, u 3, Barisa tak higga merupaka suatu fugsi dega domai berupa himpua bilaga bulat positif

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN PENDUGA DAN SIFAT SIFAT STATISTIKNYA

BAB III PERUMUSAN PENDUGA DAN SIFAT SIFAT STATISTIKNYA BAB III PERUMUSAN PENDUGA DAN SIFAT SIFAT STATISTIKNYA 3. Perumusa Peduga Misalka N adala proses Poisso o omoge pada iterval [, dega fugsi itesitas yag tidak diketaui. Fugsi ii diasumsika teritegralka

Lebih terperinci

PENGGGUNAAN ALGORITMA GAUSS-NEWTON UNTUK MENENTUKAN SIFAT-SIFAT PENAKSIR PARAMETER DAN

PENGGGUNAAN ALGORITMA GAUSS-NEWTON UNTUK MENENTUKAN SIFAT-SIFAT PENAKSIR PARAMETER DAN PENGGGUNAAN ALGORITMA GAUSS-NEWTON UNTUK MENENTUKAN SIFAT-SIFAT PENAKSIR PARAMETER DAN DALAM SUATU MODEL NON-LINIER Abstrak Nur ei 1 1, Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Tadulako Jl. Sukaro-Hatta Palu,

Lebih terperinci

Selang Kepercayaan (Confidence Interval) Pengantar Penduga titik (point estimator) telah dibahas pada kuliah-kuliah sebelumnya. Walau statistikawan

Selang Kepercayaan (Confidence Interval) Pengantar Penduga titik (point estimator) telah dibahas pada kuliah-kuliah sebelumnya. Walau statistikawan Selag Kepercayaa (Cofidece Iterval) Pegatar Peduga titik (poit estimator) telah dibahas pada kuliah-kuliah sebelumya. Walau statistikawa telah berusaha memperoleh peduga titik yag baik, amu hampir bisa

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

mempunyai sebaran yang mendekati sebaran normal. Dalam hal ini adalah PKM (penduga kemungkinan maksimum) bagi, ˆ ˆ adalah simpangan baku dari.

mempunyai sebaran yang mendekati sebaran normal. Dalam hal ini adalah PKM (penduga kemungkinan maksimum) bagi, ˆ ˆ adalah simpangan baku dari. Selag Kepercayaa Cotoh Besar Jika ukura cotoh (sample size) besar, maka meurut Teorema Limit Pusat, bayak statistik megikuti/mempuyai sebara yag medekati ormal (dapat diaggap ormal). Artiya jika adalah

Lebih terperinci

BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI

BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI Utuk lebih memahami megeai etropi, pada bab ii aka diberika perhituga etropi utuk beberapa distribusi diskrit da kotiu. 3. Distribusi Diskrit Pada sub bab ii dibahas

Lebih terperinci

Range atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu

Range atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu BAB 4 UKURAN PENYEBARAN DATA Pada Bab sebelumya kita telah mempelajari beberapa ukura pemusata data, yaitu ukura yag memberika iformasi tetag bagaimaa data-data ii megumpul atau memusat Pada bagia Bab

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dibahas tentang teori-teori dasar yang. digunakan untuk dalam mengestimasi parameter model.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dibahas tentang teori-teori dasar yang. digunakan untuk dalam mengestimasi parameter model. BAB II LANDASAN TEORI Pada bagia ii aka dibahas tetag teori-teori dasar yag diguaka utuk dalam megestimasi parameter model.. MATRIKS DAN VEKTOR Defiisi : Trace dari matriks bujur sagkar A a adalah pejumlaha

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 77-85, Agustus 2003, ISSN : DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 77-85, Agustus 2003, ISSN : DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN JURAL MATEMATKA DA KOMPUTER Vol. 6. o., 77-85, Agustus 003, SS : 40-858 DSTRBUS WAKTU BERHET PADA PROSES PEMBAHARUA Sudaro Jurusa Matematika FMPA UDP Abstrak Dalam proses stokhastik yag maa kejadia dapat

Lebih terperinci

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP STATISTICS Haug N. Prasetyo Week 11 PENDAHULUAN Regresi da korelasi diguaka utuk megetahui hubuga dua atau lebih kejadia (variabel) yag dapat diukur secara matematis. Ada dua hal yag diukur atau diaalisis,

Lebih terperinci

METODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/2012 SUGENG2010. Copyright Dale Carnegie & Associates, Inc.

METODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/2012 SUGENG2010. Copyright Dale Carnegie & Associates, Inc. METODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/0 SUGENG00 Copyright 996-98 Dale Caregie & Associates, Ic. Kesalaha ERROR: Selisih atara ilai perkiraa dega ilai eksakilai

Lebih terperinci

Statistika dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Statistika Deskriftif 2. Statistik Inferensial Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

Statistika dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Statistika Deskriftif 2. Statistik Inferensial Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: Peaksira Parameter Statistika dibagi mejadi dua yaitu:. Statistika Deskriftif 2. Statistik Iferesial Pearika kesimpula dapat dilakuka dega dua cara yaitu:. Peaksira Parameter 2. Pegujia Hipotesis Peaksira

Lebih terperinci

Definisi Integral Tentu

Definisi Integral Tentu Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. X Y X Y X Y sampel

BAB I PENDAHULUAN. X Y X Y X Y sampel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Aalisis regresi merupaka metode aalisis data yag meggambarka hubuga atara variabel respo dega satu atau beberapa variabel prediktor. Aalisis regresi tersebut

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DARI DISTRIBUSI POISSON DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAXIMUM LIKEHOOD ESTIMATION (MLE) DAN METODE BAYES

PENDUGAAN PARAMETER DARI DISTRIBUSI POISSON DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAXIMUM LIKEHOOD ESTIMATION (MLE) DAN METODE BAYES Jural Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 52 59 ISSN : 233 29 c Jurusa Matematika FMIPA UNAND PENDUGAAN PARAMETER DARI DISTRIBUSI POISSON DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAXIMUM LIKEHOOD ESTIMATION (MLE) DAN

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret Program Perkuliaha Dasar Umum Sekolah Tiggi Tekologi Telkom Barisa da Deret Barisa Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) a Fugsi tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONVERGEN HAMPIR PASTI, KONVERGEN DALAM PELUANG, DAN KONVERGEN DALAM SEBARAN

HUBUNGAN ANTARA KONVERGEN HAMPIR PASTI, KONVERGEN DALAM PELUANG, DAN KONVERGEN DALAM SEBARAN Jural Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 0 6 ISSN : 2303 290 c Jurusa Matematika FMIPA UNAND HUBUNGAN ANTARA KONVERGEN HAMPIR PASTI, KONVERGEN DALAM PELUANG, DAN KONVERGEN DALAM SEBARAN VIRA AGUSTA, DODI

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 12 Februari 2014

Hendra Gunawan. 12 Februari 2014 MA1201 MATEMATIKA 2A Hedra Guawa Semester II, 2013/2014 12 Februari 2014 Bab Sebelumya 8. Betuk Tak Tetu da Itegral Tak Wajar 8.1 Betuk Tak Tetu 0/0 82 8.2 Betuk Tak Tetu Laiya 8.3 Itegral Tak Wajar dg

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen dari populasi yang

II. LANDASAN TEORI. Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen dari populasi yang II. LANDASAN TEORI Defiisi 2.1 Samplig Samplig adalah proses pegambila atau memilih buah eleme dari populasi yag berukura N (Lohr, 1999). Dalam melakuka samplig, terdapat teori dasar yag disebut teori

Lebih terperinci

Statistika Inferensia: Pendugaan Parameter. Dr. Kusman Sadik, M.Si Dept. Statistika IPB, 2015

Statistika Inferensia: Pendugaan Parameter. Dr. Kusman Sadik, M.Si Dept. Statistika IPB, 2015 Statistika Iferesia: Pedugaa Parameter Dr. Kusma Sadik, M.Si Dept. Statistika IPB, 05 Populasi : Parameter Sampel : Statistik Statistik merupaka PENDUGA bagi parameter populasi Pegetahua megeai distribusi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual Pedekata Nilai Logaritma da Iversya Secara Maual Moh. Affaf Program Studi Pedidika Matematika, STKIP PGRI BANGKALAN affafs.theorem@yahoo.com Abstrak Pada pegaplikasiaya, bayak peggua yag meggatugka masalah

Lebih terperinci

4.7 TRANSFORMASI UNTUK MENDEKATI KENORMALAN

4.7 TRANSFORMASI UNTUK MENDEKATI KENORMALAN 4.7 TRANSFORMASI UNTUK MENDEKATI KENORMALAN Saat asumsi keormala tidak dipuhi maka kesimpula yag kita buat berdasarka suatu metod statistik yag mesyaratka asumsi keormala meadi tidak baik, sehigga mucul

Lebih terperinci

Deret Fourier. Modul 1 PENDAHULUAN

Deret Fourier. Modul 1 PENDAHULUAN Modul Deret Fourier Prof. Dr. Bambag Soedijoo P PENDAHULUAN ada modul ii dibahas masalah ekspasi deret Fourier Sius osius utuk suatu fugsi periodik ataupu yag diaggap periodik, da dibahas pula trasformasi

Lebih terperinci

2 BARISAN BILANGAN REAL

2 BARISAN BILANGAN REAL 2 BARISAN BILANGAN REAL Di sekolah meegah barisa diperkealka sebagai kumpula bilaga yag disusu meurut "pola" tertetu, misalya barisa aritmatika da barisa geometri. Biasaya barisa da deret merupaka satu

Lebih terperinci

SEBARAN t dan SEBARAN F

SEBARAN t dan SEBARAN F SEBARAN t da SEBARAN F 1 Tabel uji t disebut juga tabel t studet. Sebara t pertama kali diperkealka oleh W.S. Gosset pada tahu 1908. Saat itu, Gosset bekerja pada perusahaa bir Irladia yag melarag peerbita

Lebih terperinci

BAB 4. METODE ESTIMASI PARAMETER DARI DISTRIBUSI WAKTU KERUSAKAN

BAB 4. METODE ESTIMASI PARAMETER DARI DISTRIBUSI WAKTU KERUSAKAN BAB 4 METODE ESTIMASI PARAMETER DARI DISTRIBUSI WAKTU KERUSAKAN Estimasi reliabilitas membutuhka pegetahua distribusi waktu kerusaka yag medasari dari kompoe atau sistem yag dimodelka Utuk memprediksi

Lebih terperinci

TRANSFORMASI BOX-COX PADA ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA

TRANSFORMASI BOX-COX PADA ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA Jural Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 115 122 ISSN : 2303 2910 c Jurusa Matematika FMIPA UNAND TRANSFORMASI BOX-COX PADA ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA ELVI YATI, DODI DEVIANTO, YUDIANTRI ASDI Program

Lebih terperinci

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi.

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi. Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel). Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

PENDUGA RASIO UNTUK RATA-RATA POPULASI MENGGUNAKAN KUARTIL VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA DAN PENGATURAN PERINGKAT MEDIAN

PENDUGA RASIO UNTUK RATA-RATA POPULASI MENGGUNAKAN KUARTIL VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA DAN PENGATURAN PERINGKAT MEDIAN PEDUGA RASIO UTUK RATA-RATA POPULASI MEGGUAKA KUARTIL VARIABEL BATU PADA PEGAMBILA SAMPEL ACAK SEDERHAA DA PEGATURA PERIGKAT MEDIA ur Khasaah, Etik Zukhroah, da Dewi Reto Sari S. Prodi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Model Pertumbuha Betuk ugsi pertumbuha satu jeis spesies pada umumya megguaka otasi ugsi aalitik yag diyataka dalam satu persamaa. Secara umum ugsi pertumbuha meyataka hubuga

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter. Debrina Puspita Andriani /

Pendugaan Parameter. Debrina Puspita Andriani    / Pedugaa Parameter 7 Debria Puspita Adriai E-mail : debria.ub@gmail.com / debria@ub.ac.id Outlie Pedahulua Pedugaa Titik Pedugaa Iterval Pedugaa Parameter: Kasus Sampel Rataa Populasi Pedugaa Parameter:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB ENDAHULUAN. Latar Belakag Masalah Dalam kehidupa yata, hampir seluruh feomea alam megadug ketidak pastia atau bersifat probabilistik, misalya pergeraka lempega bumi yag meyebabka gempa, aik turuya

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK ZAENAL ARIFIN

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK ZAENAL ARIFIN SEBARAN ASIMTOTI PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN EDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODI ZAENAL ARIFIN SEOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT)

BARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT) BARISAN DAN DERET Nurdiitya Athari (NDT) BARISAN Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) = a Fugsi tersebut dikeal sebagai barisa bilaga

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS REAL LANJUT. a b < a + A. b + B < A B.

TUGAS ANALISIS REAL LANJUT. a b < a + A. b + B < A B. TUGAS ANALISIS REAL LANJUT NOVEMBER 207 () (a) Jika b > 0, B > 0, da a b < A, buktika ab < ba. Kemudia buktika B a b < a + A b + B < A B. (b) Buktika [ 2 (a + b)] 2 2 (a2 + b 2 ). Kemudia tujukka bahwa

Lebih terperinci

BAB III TAKSIRAN KOEFISIEN KORELASI POLYCHORIC DUA TAHAP. Permasalahan dalam tugas akhir ini dibatasi hanya pada penaksiran

BAB III TAKSIRAN KOEFISIEN KORELASI POLYCHORIC DUA TAHAP. Permasalahan dalam tugas akhir ini dibatasi hanya pada penaksiran BAB III TAKSIRAN KOEFISIEN KORELASI POLYCHORIC DUA TAHAP Permasalaha dalam tugas akhir ii dibatasi haya pada peaksira besarya koefisie korelasi polychoric da tidak dilakuka peguia terhadap koefisie korelasi

Lebih terperinci

Solusi Numerik Persamaan Transport

Solusi Numerik Persamaan Transport Solusi Numerik Persamaa Trasport M. Jamhuri December 16, 2013 Diberika persamaa Trasport u t + 2u x = 0 1) Diberika persamaa Trasport u t + 2u x = 0 1) Diskretka persamaa trasport 1) dega megguaka persamaa

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3

PERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3 PERTEMUAN VEKTOR dalam R Pegertia Ruag Vektor Defiisi R Jika adalah sebuah bilaga bulat positif, maka tupel - - terorde (ordered--tuple) adalah sebuah uruta bilaga riil ( a ),a,..., a. Semua tupel - -terorde

Lebih terperinci

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi 6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN:

PROSIDING ISBN: S-6 Perlukah Cross Validatio dilakuka? Perbadiga atara Mea Square Predictio Error da Mea Square Error sebagai Peaksir Harapa Kuadrat Kekelirua Model Yusep Suparma (yusep.suparma@ upad.ac.id) Uiversitas

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN METODE EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION (EBLUP) PADA GENERAL LINEAR MIXED MODEL

BAB III PENGGUNAAN METODE EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION (EBLUP) PADA GENERAL LINEAR MIXED MODEL BAB III PENGGUNAAN MEODE EMPIRICAL BES LINEAR UNBIASED PREDICION (EBLUP PADA GENERAL LINEAR MIXED MODEL Pada Bab III ii aka dibahas megeai taksira parameter pada Geeral Liear Mixed Model berdasarka asumsi

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4 Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA1201 MATEMATIKA 2A Hedra Guawa Semester II, 2016/2017 3 Februari 2017 Bab Sebelumya 8. Betuk Tak Tetu da Itegral Tak Wajar 8.1 Betuk Tak Tetu 0/0 8.2 Betuk Tak Tetu Laiya 8.3 Itegral Tak Wajar dg Batas

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak: PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

Lebih terperinci

RESPONSI 2 STK 511 (ANALISIS STATISTIKA) JUMAT, 11 SEPTEMBER 2015

RESPONSI 2 STK 511 (ANALISIS STATISTIKA) JUMAT, 11 SEPTEMBER 2015 RESPONSI STK 511 (ANALISIS STATISTIKA) JUMAT, 11 SEPTEMBER 015 A. PENYAJIAN DAN PERINGKASAN DATA 1. PENYAJIAN DATA a. Sebutka tekik peyajia data utuk data kualitatif! Diagram kueh, diagram batag, distribusi

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2)

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2) Bab 6: Estimasi Parameter () BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (). ESTIMASI PROPORSI POPULASI Proporsi merupaka perbadiga atara terjadiya suatu peristiwa dega semua kemugkiaa peritiwa yag bisa terjadi. Besara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu

Lebih terperinci

REPRESENTASI KANONIK UNTUK FUNGSI KARAKTERISTIK DARI SEBARAN TERBAGI TAK HINGGA

REPRESENTASI KANONIK UNTUK FUNGSI KARAKTERISTIK DARI SEBARAN TERBAGI TAK HINGGA Jural Matematika UNAND Vol. 3 No. Hal. 7 34 ISSN : 33 9 c Jurusa Matematika FMIPA UNAND REPRESENTASI KANONIK UNTUK FUNGSI KARAKTERISTIK DARI SEBARAN TERBAGI TAK HINGGA EKA RAHMI KAHAR, DODI DEVIANTO Program

Lebih terperinci

1 Persamaan rekursif linier non homogen koefisien konstan tingkat satu

1 Persamaan rekursif linier non homogen koefisien konstan tingkat satu Secara umum persamaa rekursif liier tigkat-k bisa dituliska dalam betuk: dega C 0 0. C 0 x + C 1 x 1 + C 2 x 2 + + C k x k = b, Jika b = 0 maka persamaa rekursif tersebut diamaka persamaa rekursif liier

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SAMPLING. Oleh : Dewi Rachmatin

DISTRIBUSI SAMPLING. Oleh : Dewi Rachmatin DISTRIBUSI SAMPLING Oleh : Dewi Rachmati Distribusi Rata-rata Misalka sebuah populasi berukura higga N dega parameter rata-rata µ da simpaga baku. Dari populasi ii diambil sampel acak berukura, jika tapa

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada BAB III ini akan dibahas mengenai bentuk program linear fuzzy

BAB III PEMBAHASAN. Pada BAB III ini akan dibahas mengenai bentuk program linear fuzzy BAB III PEMBAHASAN Pada BAB III ii aka dibahas megeai betuk program liear fuzzy dega koefisie tekis kedala berbetuk bilaga fuzzy da pembahasa peyelesaia masalah optimasi studi kasus pada UD FIRDAUS Magelag

Lebih terperinci

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) Setiap peelitia selalu berkeaa dega sekelompok data. Yag dimaksud kelompok disii adalah: Satu orag mempuyai sekelompok data, atau sekelompok orag mempuyai satu

Lebih terperinci

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARA DAN FAKTOR DIKON 3.1 Ecoomic Order Quatity Ecoomic Order Quatity (EOQ) merupaka suatu metode yag diguaka utuk megedalika

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel.

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel. II. LANDASAN TEORI Defiisi 2.1 Distribusi Samplig Distribusi samplig adalah distribusi probibilitas dari suatu statistik. Distribusi tergatug dari ukura populasi, ukura sampel da metode memilih sampel.

Lebih terperinci

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut: Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SAMPLING (Distribusi Penarikan Sampel)

DISTRIBUSI SAMPLING (Distribusi Penarikan Sampel) DISTRIBUSI SAMPLING (Distribusi Pearika Sampel) I. PENDAHULUAN Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

Distribusi Sampel, Likelihood dan Penaksir

Distribusi Sampel, Likelihood dan Penaksir BAB 1 Distribusi Sampel, Likelihood da Peaksir 1.1 Sampel Acak Misalka X 1, X 2,..., X sampel acak berukura (radom sample of size ). Fugsi peluag -variat ya adalah f X1,X 2,,X (x 1, x 2,..., x ) = f Xi

Lebih terperinci

Barisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1

Barisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1 Barisa Barisa Tak Higga Kekovergea barisa tak higga Sifat sifat barisa Barisa Mooto 9/0/06 Matematika Barisa Tak Higga Secara sederhaa, barisa merupaka susua dari bilaga bilaga yag urutaya berdasarka bilaga

Lebih terperinci

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4007 Matematika III Fugsi Kompleks (Pertemua XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Brawijaya Pedahulua Persamaa x + 1 = 0 tidak memiliki akar dalam himpua bilaga real. Pertayaaya,

Lebih terperinci

BARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA

BARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA BARIAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA Bajar/Barisa Tak Higga Barisa tak higga { } adalah suatu fugsi dari dimaa daerah domaiya adalah himpua bilaga bulat positif (bilaga asli). Cotoh: Bila.. maka fugsi

Lebih terperinci

Statistika Matematika. Soal dan Pembahasan. M. Samy Baladram

Statistika Matematika. Soal dan Pembahasan. M. Samy Baladram Statistika Matematika Soal da embahasa M Samy Baladram Bab 4 Ubiasedess, Cosistecy, ad Limitig istributios Ubiasedess, Cosistecy, ad Limitig istributios 41 Ekspektasi Fugsi Key oits Ṫeorema 411 Jika T

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Pegatar Statistika Matematika II Metode Evaluasi Atia Ahdika, S.Si., M.Si. Prodi Statistika FMIPA Uiversitas Islam Idoesia April 11, 2017 atiaahdika.com Pegguaa metode estimasi yag berbeda dapat meghasilka

Lebih terperinci

Distribusi Sampel & Statistitik Terurut

Distribusi Sampel & Statistitik Terurut Distribusi Sampel & Statistitik Terurut Sampel Acak, Rataa sampel, X-bar, Variasi sampel, S, Teorema Limit Pusat, Distribusi t,, F Statistik Terurut MA 3181 Teori Peluag 11 November 014 Utriwei Mukhaiyar

Lebih terperinci

A. Pengertian Hipotesis

A. Pengertian Hipotesis PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pegertia Hipotesis Hipotesis statistik adalah suatu peryataa atau dugaa megeai satu atau lebih populasi Ada macam hipotesis:. Hipotesis ol (H 0 ), adalah suatu hipotesis dega harapa

Lebih terperinci

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel)

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel) Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel) 1. Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

PENAKSIR BAYES UNTUK PARAMETER DISTRIBUSI EKSPONENSIAL BERDASARKAN FUNGSI KERUGIAN KUADRATIK DAN FUNGSI KERUGIAN ENTROPI

PENAKSIR BAYES UNTUK PARAMETER DISTRIBUSI EKSPONENSIAL BERDASARKAN FUNGSI KERUGIAN KUADRATIK DAN FUNGSI KERUGIAN ENTROPI PENAKSIR BAYES UNTUK PARAMETER DISTRIBUSI EKSPONENSIAL BERDASARKAN FUNGSI KERUGIAN KUADRATIK DAN FUNGSI KERUGIAN ENTROPI Nadya Zulfa Negsih, Bustami Mahasiswa Program Studi S Matematika Dose Jurusa Matematika

Lebih terperinci

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2 Bab Bilaga kompleks BAB BILANGAN KOMPLEKS Defiisi Bilaga Kompleks Sebelum medefiisika bilaga kompleks, pembaca diigatka kembali pada permasalah dalam sistem bilaga yag telah dikeal sebelumya Yag pertama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

ISIAN SINGKAT! 1. Diberikan hasil kali digit digit dari n harus sama dengan 25

ISIAN SINGKAT! 1. Diberikan hasil kali digit digit dari n harus sama dengan 25 head office : Kompleks Sawaga Permai Blok A5 No.1A, Sawaga, Depok 16511 Telp.01-951 1160. cotact perso : 0-878787-1-8585 / 081-8691-10 Bidag Studi Kode Berkas Waktu : Matematika : MA-L01 (solusi) : 90

Lebih terperinci

oleh hasil kali Jika dan keduanya fungsi yang dapat didiferensialkan, maka

oleh hasil kali Jika dan keduanya fungsi yang dapat didiferensialkan, maka Itegral etu Jika fugsi kotiu yag didefiisika utuk, kita bagi selag mejadi selag bagia berlebar sama Misalka berupa titik ujug selag bagia ii da pilih titik sampel di dalam selag bagia ii, sehigga terletak

Lebih terperinci

Metode Bootstrap Persentil Pada Sensor Tipe II Berdistribusi Eksponensial

Metode Bootstrap Persentil Pada Sensor Tipe II Berdistribusi Eksponensial Statistika, Vol. 7 No. 1, 1 6 Mei 007 Metode Bootstrap Persetil Pada Sesor Tipe II Berdistribusi Ekspoesial Jurusa Statistika FMIPA Uiversitas Islam Idoesia Yogyakarta Abstrak Metode bootstrap adalah suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana f(x) adalah fungsi tujuan dan h(x) adalah fungsi pembatas.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana f(x) adalah fungsi tujuan dan h(x) adalah fungsi pembatas. BAB 1 PENDAHUUAN 1.1 atar Belakag Pada dasarya masalah optimisasi adalah suatu masalah utuk membuat ilai fugsi tujua mejadi maksimum atau miimum dega memperhatika pembatas pembatas yag ada. Dalam aplikasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum apabila a bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada tepat = +, 0 <

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum apabila a bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada tepat = +, 0 < II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keterbagia Secara umum apabila a bilaga bulat da b bilaga bulat positif, maka ada tepat satu bilaga bulat q da r sedemikia sehigga : = +, 0 < dalam hal ii b disebut hasil bagi

Lebih terperinci

III PERBANDINGAN MODEL-MODEL BINOMIAL. : harga saham : tingkat harapan pendapatan. yaitu

III PERBANDINGAN MODEL-MODEL BINOMIAL. : harga saham : tingkat harapan pendapatan. yaitu III PERBANDINGAN MODEL-MODEL BINOMIAL 3. Model Kotiu da Model Diskret Perkembaga Harga Saham Saham merupaka aset fiasial yag ilaiya berubah-ubah megikuti harga pasar, sehigga dalam jagka waktu tertetu

Lebih terperinci

Kalkulus Rekayasa Hayati DERET

Kalkulus Rekayasa Hayati DERET Kalkulus Rekayasa Hayati DERET 1 Isi Bab Pedahulua Barisa tak-higga Deret tak-higga Deret Positif : Uji kekovergea Deret Gati Tada Deret Pagkat Deret Taylor da Maclauri 2 Kompetesi Dasar Setelah megikuti

Lebih terperinci

Solusi Numerik PDP. ( Metode Beda Hingga ) December 9, 2013. Solusi Numerik PDP

Solusi Numerik PDP. ( Metode Beda Hingga ) December 9, 2013. Solusi Numerik PDP ( Metode Beda Higga ) December 9, 2013 Sebuah persamaa differesial apabila didiskritisasi dega metode beda higga aka mejadi sebuah persamaa beda. Jika persamaa differesial parsial mempuyai solusi eksak

Lebih terperinci